Sejarah Tentang Mutu

8
SEJARAH MANAJEMEN MUTU DI USA DAN JEPANG USA Awal Abad 19 Pengendalian mutu pertama kali diperkenalkan oleh Ellias Whitney pada awal abad 19. Ia memperkenalkan pengendalian mutu dalam bentuk pengecekan barang-barang yang akan disampaikan pada pelanggan dengan cara memisahkan barang cacat dan barang yang tidak cacat baik dari segi penampilan dan karakteristik agar konsumen merasa puas karena mendapatkan barang kualitas baik (tidak cacat). Pendekatan ini disebut sebagai pengendalian mutu tradisional. Tahun 1924 Konsep mutu modern dimulai pada tahun 1920-an kelompok mutu utama adalah inspector yang mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi kemudian melapor ke pabrik. Tokohnya : Walter A.sewhart (1924), H.P.Dodge & H.G. Romig (1920). Dr. Walter Shewhart memperkenalkan bagan kendali control (control chart)dalam proses pengendalian mutu.Bagan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu produk yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki. Ia berpendapat bahwa dengan menggunakan statistic control (dalam bentuk bagan) dapat mengurangi kegiatan inspeksi. Inspeksi dilakukan hanya pada sampel barang sehingga dapat mengurangi biaya pengendalian mutu/inspeksi. Fungsi pengendalian mutu ini mulai dikembangkan dalam berbagai perusahaan. Tahun 1950 Dr. W. Edward Deming memperkenalkan konsep pengendalian mutu menyeluruh dalam perusahaan. Deming menekankan pentingnya statistic control dalam proses produksi dan perbaikan mutu produksi. Deming memberikan kontribusi dengan teori “14 Butir Untuk Manajemen” Deming 14 Butir untuk Manajemen:

description

Tugas Manajemen Mutu

Transcript of Sejarah Tentang Mutu

SEJARAH MANAJEMEN MUTU DI USA DAN JEPANG

USA

Awal Abad 19

Pengendalian mutu pertama kali diperkenalkan oleh Ellias Whitney pada awal abad 19. Ia memperkenalkan pengendalian mutu dalam bentuk pengecekan barang-barang yang akan disampaikan pada pelanggan dengan cara memisahkan barang cacat dan barang yang tidak cacat baik dari segi penampilan dan karakteristik agar konsumen merasa puas karena mendapatkan barang kualitas baik (tidak cacat). Pendekatan ini disebut sebagai pengendalian mutu tradisional.

Tahun 1924

Konsep mutu modern dimulai pada tahun 1920-an kelompok mutu utama adalah inspector yang mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi kemudian melapor ke pabrik. Tokohnya : Walter A.sewhart (1924), H.P.Dodge & H.G. Romig (1920).

Dr. Walter Shewhart memperkenalkan bagan kendali control (control chart)dalam proses pengendalian mutu.Bagan ini bermanfaat untuk mengetahui apakah mutu produk yang dihasilkan berada pada batas yang dikehendaki. Ia berpendapat bahwa dengan menggunakan statistic control (dalam bentuk bagan) dapat mengurangi kegiatan inspeksi. Inspeksi dilakukan hanya pada sampel barang sehingga dapat mengurangi biaya pengendalian mutu/inspeksi. Fungsi pengendalian mutu ini mulai dikembangkan dalam berbagai perusahaan. 

Tahun 1950

Dr. W. Edward Deming memperkenalkan konsep pengendalian mutu menyeluruh dalam perusahaan. Deming menekankan pentingnya statistic control dalam proses produksi dan perbaikan mutu produksi. Deming memberikan kontribusi dengan teori “14 Butir Untuk Manajemen”

Deming 14 Butir untuk Manajemen:1. Menciptakan komitmen terhadap peningkatan produk dengan tujuan menjadi

kompetitif, tetap dalam bisnis dan menyediakan pekerjaan.2. Mengadopsi filosofi baru.3. Menghentikan ketergantungan pada inspeksi masal untuk peningkatan mutu.4. Mengakhiri praktek menghargai kerjasama bisnis berdasarkan harga.5. Meningkatkan sistem produksi secara konstan dan selamanya untuk peningkatan

mutu dan produktivitas.6. Memberikan pelatihan yang sesuai bagi karyawan.7. Meningkatkan kepemimpinan.8. Mengusir ketakutan sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif bagi

perusahaan.9. Menghilangkan hambatan antar departemen.10. Menghapuskan semboyan, desakan, dan target bagi karyawan.11. Menghapuskan tujuan berdasarkan angka.12. Menghilangkan hambatan terhadap kebanggaan atas hasil kerja.13. Membangun program untuk pendidikandan pengembangan diri.

14. Melakukan tindakan dalam menghadapi perubahan/transformasi.

Deming dan Schewart mengembangkan konsep siklus PDCA (plan-do-check-action). Plan meliputi identifikasi masalah, memperoleh data, dan mengembangkan rekomendasi. Do meliputi penerapan solusi berbagai percobaan. Check berupa pengamatan setelah penerapan untuk memastikan apakah hasil yang diperoleh sesuai rencana. Act melibatkan kegiatan perubahan permanen jika hasilnya efektif bagi peningkatan atau kembali pada kondisi sebelumnya jika penerapannya bermasalah.

Pertengahan 1950-an

Pada tahun 1955 Peter Drucker mengembangkan Manajement By Objective (MBO) yang memberikan penekanan pada “Strategic Planning Management Development

Selain itu, Dr. Joseph M. Juran memperkenalkan Statistics Process Control. Juran menekankan pentingnya pendekatan keseimbangan menggunakan manajerial, statistic, konsep teknologi dan mutu. Juran juga menemukan diagram pareto. Diagram pareto adalah sebuah cara menggunakan diagram untuk mengidentifikasi masalah yang sedikit tetapi kritis tertentu dibandingkan dengan masalah yang banyak tetapi tidak penting. Dan memopulerkan pekerjaan paretodengan menyatakan bahwa 80% permasalahan perusahaan merupakan hasil dari penyebab yang hanya 20%. Selain itu, Juran mengemukakan “Trilogi Proses Mutu”, yang terdiri dari perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu. 

Tahun 1961

Dr. AV Feigenbaum memperkenalkan konsep make it right at the first time .Konsep ini akan berkembang dan menjadi salah satu dasar Total Quality Management (TQM).

Tahun 1979

Phillips B. Crosby menekankan pentingnya pimpinan puncak untuk menciptakan iklim kerja yang nyaman dan meyakinkan bahwa mutu adalah misi pokok yang harus dicapai oleh organisasi. Dan bahwa karyawan di semua tingkatan dapat dimotivasi untuk mengejar peningkatan tetapi motivassi tersebut tidak akan berhasil kecuali disediakan alat untuk meningkatkannya.

Tahun 1987,

Lahir suatu standar tentang sistem manajemen mutu yaitu ISO 9000, Quality Management System. ISO 9000 merupakan suatu rangkaian standar yang terdiri dari:

o ISO 9000:2000, menguraikan dasar-dasar sistem manajemen mutu dan merincikan istilah bagi sistem manajemen mutu.

o ISO 9001:2000, erinci persyaratan dalam sistem manajemen mutu, bila organisasi perlu menunjukkan kemampuannya dalm menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelangan dan peraturan yang berlaku serta meningkatkan kepuasan pelanggan.

o ISO 9004:2000, menyediakan panduan yang mempertimbangkan baik keefektifan maupun efisiensi sistem manajemen mutu.

o ISO 19011:2002, member panduan tentang pengauditan sistem manajemen mutu dan lingkungan

JEPANG

Tahun 1945

Prof Juran Mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu “management process” yang terpadu. Juran mendemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy Juran yaitu, Finance Planning, Financial control, financial improvement.

Tahun 1950

Kekalahan Jepang pada perang dunia II, membangkitkan budaya Jepang dalam membangun sistem kualitas modern. Hadirnya pakar kualitas W. Edward Deming di Jepang pada tahun 1950 membuat para ilmuwan dan insinyur Jepang lebih bersemangat dalam membangun dan memperbaiki sistem kualitas. Keberhasilan yang cukup pesat perusahaan Jepang di bidang kualitas me jadi perhatian perusahaan-perusahaan di negara maju lainnya. Perusahaan kelas dunia kemudian mempelajari apa yang pemah diraih oleh perusahaan Jepang dalam mengembangkan konsep kualitas. Hasil studi perusahaan-perusahaan industri kelas dunia ini menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan Jepang ini salah satunya menerapkan apa yang dikenal dengan Total Quality Management (TQM).

Tokoh yang di kenal luas dalam TQM ini adalah Edward Deming. Beliau mengajarkan teknik-teknik pengendalian kualitas di U.S. War Department, serta mengajarkan mata kuliah mengenai kualitas kepada ilmuan, insinyur, dan eksekutif perusahaan Jepang. Berawal dari sinilah TQM berkembang pesat di negara Sakura ini.

Pada awalnya orang Jepang memperhatikan tentang perilaku pelanggan. Pelanggan suka sekali memilih dan mengeluh terhadap hal-hal yang sepele, mereka berharap sesuatunya sempuma. Sebagai contoh, seorang pelanggan membeli kendaraan bermotor. Kebetulan asesori kendaraan motor kurang tepat pemasanganya yang sebenamya ia dapat memasangnya sendiri, dan hal tersebut tidak periu diributkan.

Hanya sayangnya mereka tidak terbiasa dengan hal itu, dan mereka akan senang jika kejadian semacam itu dapat dicegah. Berawal dari situlah orang Jepangdalam memproduksi barang sangat memperhatikan pelanggan. Produk barang/jasa yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan sama persis seperti yang dilaporkan penjual.

Sekarang telah menjadi kenyataan, bahwa produk dari Jepang yangdulunya dikenal sebagai produk rongsokan dan imitasi murahan dari produk Barat, kini justru sebaliknya menjadi produk-produk yang berkualitas tinggi dan berkembang pesat di dimia. Perusahaan-perusahaan Jepang menyadari bahwa pada masa mendatang adalah kualitas. Dilakukannya antara lain dengan menciptakan infra-

kualitas, yaitu aspek manusia, proses, dan Upaya perbaikan dilakukan dengan mengirimkan tim ke luar untuk mempelajari pendekatan-pendekatan dilakukan perusahaan asing dan mengundang dosen-dosen datang ke Jepang untuk memberikan kursus pelatihan kepada para manajer. Hasil dari semua upaya tadi adalah banyak ditemukannya strategi-strategi baru untuk menciptakan revolusi.

Sejak pertengahan tahun 70-an, barang-barang manufaktur Jepang,seperti mobil dan produk-produk elektronika mulai mendominasi perdagangan dunia karena kualitas yang dihasilkan sudah melampaui kualitas yang dihasilkan pesaingnya dari Amerika dan Eropa. Begitu pula dalam beberapa industri kunci, misal mesin industri, baja, otomotif, industri Barat mulai tergeser. Aspek perhatian atau penekanan Amerika sejak Perang Dunia II, yakni pada aspek kuantitas dan kurang memperhatikan kualitas menjadi penyebab kegagalan bersaing dengan perusahaan Jepang.

Dalam era ini, keterlibatan manajemen puncak sangat besar dan menentukan dalam menjadikan kualitas untuk menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif. System ini dapat didefinisikan sebagai system manajemen strategis dan integrative yang melibatkan semua manajer dan karyawan, serta menggunakan metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan proses-proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan.

TQM mencakup semua fungsi dalam manajemen. Desain, perencanaan, produksi, pemasaran, pengembangan sumber daya, pengelolaan keuangan yang baik, distribusi, dan pelayanan. Ukuran keberhasilan TQM merupakan kepuasan pelanggan, dan cara mencapainya terutama melalui desain system dan peningkatan terus-menerus. TQM pada prinsipnya adalah cara mengorganisasi dan mengerahkan seluruh organisasi, setiap departemen, setiap aktifitas, dan setiap individu untuk mencapai kualitas.

Tahun 1962

Prof. DR. Kaoru Ishikawa memperkenalkan Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle). TQM sangat mengutamakan adanya Gugus Kendali Mutu ( Quality Control Circle ), yaitu sebuah mekanisme dan dinamika yang menjamin adanya evaluasi terhadap berbagai hasil yang diperoleh secara kontinyu, dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok melakukan hal tersebut dengan motivasi dan kesadaran yang mendalam akan tanggung jawabnya sebagi anggota organisasi, yang hidup matinya tergantung dari kondisi orgnasasi tempat ia bekerja tersebut. Setiap kelompok biasanya terdiri dari 3 – 8 orang, yang secara sukarela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di tempat ia bekerja.

Tahun 1980Dr. Genichi Taguchi memperkenalkan model Taguchi. Metode ini bermanfaat

dalam meningkatkan mutu karena memberikan: 

a. Suatu dasar dalam menentukan hubungan fungsionaldiantara produk yang dapat dikendalikan atau factor perencanaan jasa dan hasil dari suatu proses.

b. Suatu metode penyesuaian tujuan suatu proses dengan mengoptimalkan variable yang dapat dikendalikan

c. Suatu prosedur untuk menguji hubungan diantara kesalahan acak dalam proses dan varibilitas produk.

Taguchi juga memperkenalkan konsep robust design dan fungsi kehilangan dalam mutu. Konsep robust design menyebutkan bahwa produk harus dirancang untuk meningkatkan kinerja dengan meminimalkan efek dari penyebab variasi tanpa menghilangkan penyebabnya. Fungsi Kehilangan mutumenyatakan bahwa setiap produk harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, setiap penyimpangan dalam target merupakan kehilangan.

Analisis:

Manajemen mutu pada awalnya berkembang di Amerika Serikat dan banyak tokoh yang bermunculan yang mengembangkan pandangannya tentang manajemen mutu. Sementara itu, sebelumnya produk Jepang dikenal sebagai yang berkualitas rendah, akan tetapi sejak kedatangan Juran dan Deming ke Jepang, Jepang menjadi salah satu negara yang terus menerapkan dan mengembangkan manajemen mutu secara konsisten. Bahkan dengan usahanya untuk terus mengembangkan mutu, Jepang saat dikenal sebagai negara yang mampu menghasilkan produk dengan mutu yang baik. Produk-produk Jepang bahkan bisa bersaing dengan produk buatan Amerika Serikat, sebaga contoh:

Dari 10 bank terbesar di dunia, empat buah diantaranya adalah bank Jepang DAICHI KANGYOM BANK

Dalam teknologi pembuatan salah satu jenis suku cadang mobil, perusahaan Jepang hanya memerlukan 1 jam untuk pembuatannya sedangkan perusahaan AS memerlukan waktu 14 hari.

Penggantian Fuel Control Unit mesin Boeing 747 di pabrik pembuatannya di AS memerlukan 14 jam, di Jepang Airlines hanya 6 jam

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa Jepang mampu memproduksi suatu produk dalam waktu yang lebih singkat daripada Amerika Serikat dan bahan bakar untuk produk Jepang pun lebih irit dibandingkan dengan produk Amerika Serikat. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa penerapan dan pengembangan mutu di Jepang lebih unggul karena meskipun Jepang bukan sebagai negara yang mengembangkan mutu pertama kali, Jepang mampu mengugguli produk-produk buatan Amerika Serikat dan mengangkat nama Jepang yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang memproduksi produk dengan kualitas rendah menjadi negara yang terkenal akan kualitas produknya.

Sumber:

http://ireztia.wordpress.com/2008/09/19/perkembangan-mutu-dan-tokoh-tokohnya/

http://intan88-intan.blogspot.com/2009/03/sejarah-manajemen-mutu.html

http://www.docstoc.com/docs/18499772/TOTAL-QUALITY-MANAGEMEN-%28MANAJEMEN-MUTU-TOTAL%29-TQM

http://r3ib0304.blogspot.com/2008/11/kualitas-evolusi-manajemen_28.html