SEJARAH SOSIOLINGUISTIK DAN PERKEMBANGANNYA

6
SEJARAH & PERKEMBANGAN SOSIOLINGUISTIK Guna memenuhi tugas mata kuliah sosiolinguistik Pengampu: Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M., M.Hum. Oleh: Laila udhori A!"#"!##"$ %ndah &et'a(ati A!"#"!##$# )ri &antoso A!"#"!##*$ PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 A. PENDAHULUAN +ahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia tidak han'a seka sebagai alat komunikasi 'ang merupakan fungsi bahasa itu sendiri b

description

.

Transcript of SEJARAH SOSIOLINGUISTIK DAN PERKEMBANGANNYA

SEJARAH & PERKEMBANGAN SOSIOLINGUISTIKGuna memenuhi tugas mata kuliah sosiolinguistikPengampu: Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M., M.Hum.

Oleh:Laila QudhoriA310130012

Indah SetyawatiA310130020

Tri SantosoA310130042

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015A. PENDAHULUAN Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia tidak hanya sekadar sebagai alat komunikasi yang merupakan fungsi bahasa itu sendiri bahasa juga memiliki fungsi untuk menjadi petanda kepada sebuah tanda. Saussure juga mengatakan bahwa bahasa adalah sebuah lembaga di masyarakat layaknya lembaga-lembaga yang lain. Bahasa juga merupakan objek pembelajaran ilmiah, oleh sebab itu ada sebuah kajian mengenai bahasa yang kemudian disebut sebagai linguistik.Linguistik adalah sebuah kajian mengenai bahasa yang digunakan oleh manusia. Linguistik secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu linguistik teoritik adalah linguistik yang menekuni penyusunan model atau teori bahasa dan menerangkan struktur-strukturnya. Kemudian ada yang disebut sebagai linguistik terapan yaitu linguistik yang memanfaatkan teori temuan linguistik teoritik untuk digunakan dalam pengajaran bahasa, penyusunan kamus, atau terapi gangguan berbahasa.Salah satu linguistik terapan adalah sosiolinguistik. Sosiolinguistik adalah ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yaitu sosiologi dan linguistik. Untuk memahami apa itu sosiolinguistik maka terlebih dahulu mempelajari sosiologi dan linguistik. Sosiolinguistik juga mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.

B. LANDASAN TEORISecara umum sosiolinguistik membahas hubungan bahasa dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Hal ini mengaitkan fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat komunikasi. Sosiolingistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana, 1978:94), Fishman (1972) dalam Chaer dan Agustina (2004:3) mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena ketiga unsur ini berinteraksi dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur, identitas sosial dari penutur, lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi serta tingkatan variasi dan ragam linguistik. Berdasarkan teori Platt dalam (Siregar dkk 1998:54) berpendapat bahwa dimensi identitas sosial merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa di dalam masyarakat yang multilingual, dimensi ini mencakup kesukaran, umur, jenis kelamin, tingkat dan sarana pendidikan dan latar sosial ekonomi. Sedangkan Nababan (1994:2) mengatakan bahwa pengkajian-pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut sosiolinguistik. Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor- faktor sosial itu dengan variasi bahasa. Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang erat kaitannya dengan sosiologi, hubungan antara bahasa dengan faktor- faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur serta mengkaji tentang ragam dan variasi bahasa. Selanjutnya ada tujuh dimensi yang merupakan penelitian sosiolinguistik yaitu: (1) identitas sosial dari penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi (4) analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam linguistik, (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik. (Chaer, 2004:5).

C. PEMBAHASAN1. Sejarah LingusitikPanini (500 SM) diyakini oleh banyak linguis sebagai pelopor pengkaji sosiolinguistik. Dalam karyanya yang berjudul Astadhayayi suatu buku yang berisi tentang stilistika bahasa. Pengkajian sosiolinguistik mulai mendapat perhatian. Baru beberapa abad kemudian, tepatnya pada abad 19, Schuchardt, Hasseling, dan Van Name (1869-1897) untuk pertama kalinya memulai kajian tentang dialek bahasa pedalaman Eropa dan kontak bahasa yang menghasilkan bahasa campuran. Perkembangan kajian sosiolinguistik semakin menemukan titik cerah setelah de Saussure (1857-1913) berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah fakta sosial yang terdapat dalam masyarakat. Dalam hal ini, terdapat dua istilah yang masih populer hingga saat ini yaitu langue dan parole. Langue adalah pengetahuan yang dimiliki seorang penutur sehingga dapat membedakan gramatikal tidaknya suatu kalimat dalam bahasa yang ia gunakan, sementara parole adalah perilaku bahasa atau ujaran yang diucapkan oleh penutur. Langkah de Saussure ini ditindaklanjuti oleh beberapa sarjana bahasa Amerika Serikat, seperti Franz Boas, Edward Sapir, dan Leonard Bloomfield yang melakukan beberapa kajian bahasa, budaya, dan kognisi. Istilah sosiolinguistik digunakan pertama sekali oleh Harver Currie pada tahun 1952. Tokoh ini sebelumnya melihat kajian linguistik tidak memiliki perhatian terhadap realitas sosial. Setahun berikutnya, Weinreich (1953) menulis Language in Contact, yang diikuti dengan kemunculan karya-karya besar lain dalam bidang ini sehingga mulai saat itu sosiolinguistik menjadi ilmu yang mantap dan menarik perhatian banyak orang. Dua hal yang menjadi fokus kajian linguistik yaitu bahasa dan dimensi kemasyarakatan. Secara garis besar kajian mengenai sosiolinguistik muncul karena para ahlli bahasa menemukan tidak adanya korelasi antara linguistik dengan keadaan sosial masyarakat.Konferensi sosiolinguistik yang pertama dilaksanakan di University of California, Los Angles pada tahun 1964. Koferensi tersebut merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian linguistik. Ketujuh dimensi tersebut yaitu:.1. Identitas sosial dari penutur2. Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi3. Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi4. Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial5. Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran6. Tingkatan variasi dan ragam linguistik7. Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik (Dittmar 1976:128)Analisis sinkronik adalah analisis yang mengkaji kronologi suatu bahasa yang terdapat pada suatu masa tertentu tanpa adanya interval waktu. Sedangkan analisis diakronik adalah analisis yang mengkaji perubahan perubahan pada suatu bahasa yang terjadi antara 2 waktu.Istilah sosiolinguistik sebagai judul tulisan, baru dijumpai secara kongkrit pada buku yang berjudul Two Types Of Linguistic Relativy dalam Wm. Bright (Ed.). Sociolinguistict karya Hymes (1966). Setelah itu terbitlah artikel yang berjudul Sociolinguistics and The Language Problems Of Developing Nations, International, Social, Science Journal karya Fishman (1968).

2. Perkembangan SoiolinguistikPerkembangan kajian sosiolinguistik di dunia berawal pada tahun 1970 setelah Fishman menerbitkan buku kajian The Sociology Of Language, lalu diikuti oleh penulis seperti Hudson pada tahun 1980 yang berhasil menerbitkan buku yang berjudul Sociolinguistics (Sosiolinguistik). Di dalam buku tersebut diuraikan tentang sosiolinguistik dan sosiologi bahasa (Sociolinguistics and The Sociology Of Language), variasi bahasa (Parieties Of Language), Alih kode (Code Switching), pinjaman (Borrowing), fungsi turunan (The function of speech), dan sebagainya. Setelah itu pada tahun 1986 terbit buku yang berjudul The Introdution Of Sociolinguistics karya Ronald Wardhaugh.Selanjutnya diikuti oleh para sosiolinguis lain yang berupaya mengembangkan dengan menerbitkan buku seperti yang telah dilakukan oleh Holmes yang berjudul An Introduction To Sociolinguistics, cetakan 1 yang terbit pada tahun 1972. Didalam buku tersebut telah dimuat uraian mengenai jawaban What do sociolinguist study ? Bab 1 Multilingual Speech Communities (Komunitas Penutur Multilingual). Satu bab ini dirinci menjadi empat subbab. Empat subbab meliputi Language Choice In Multilingual Communities (Pemilihan Bahasa dalam Komunikasi Multingual) Di Indonesia pada tahun 1979, Poedjosoedamo menjadi salah satu perintis berkembangnya sosiolinguistik dengan menerbitkan buku yang berjudul Tingkat Tutur Bahasa jawa. Judul tersebut memang tidak secara langsung menyebutkan kata sosiolinguistik, namun tindak tutur (Undha usuk) merupakan salahsatu pokok bahasan yang dikaji dalam sosiolinguistik. Berikutnya, pada tahun 1983 Suwito menerbitkan buku yang berjudul Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema. Buku tersebut samapi saat ini banyak dijadikan sebagai salah satu referensi pengkajian sosiolinguistik. Satu tahun kemudian (1984) Nababan menerbitkan bukunya yang berjudul Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Setelah itu diikuti oleh penulis lain seperti Mansur Pateda (1987) menerbitkan buku sosiolinguistik tentang Abdul Chaer dan Leonie Agustin (1987) menerbitkan buku sosiolinguistik yang berjudul Perkenalan awal (Edisi Revisi). Buku-buku tersebut tidak secara langsung menyebut kata sosiolinguistik namun substansinya dominan berupa unsur sosiolinguistik.

Secara umum, bahasa dipahami sebagai sistem tanda arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara satu sama lain. Dengan demikian, konteks sosial dalam penggunaan bahasa menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Menurut Chomsky, sosiolinguistik menyoroti segala yang dapat diperoleh dari bahasa, dengan cara apa pendekatan sosial dapat menjelaskan segala yang dikatakan dengan bahasa, oleh siapa, kepada siapa, pada saat kehadiran siapa, kapan dan di mana, atas alasan apa, dan dalam keadaan bagaimana. Sementara menurut Hymes (1971), perhatian sosiolinguistik tertuju pada kecakapan manusia dalam menggunakan bahasa dengan tepat dalam latar yang berbeda.Pendapat Chomsky dan Hymes secara garis besar sama hanya saja Chomsky lebih memperinci perhatian sosiolinguistik. Perkembangan sosiolinguistik menghasilkan ilmu yang bisa diperoleh dari mempelajari sosiolinguistik. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari linguistik yaitu:1. Konsep dasar tentang guyub tutur2. Variasi dan perubahan bahasa (dialek dan kelompok sosial)3. Kontak bahasa4. Bahasa, kekuasaan, dan ketidaksetimbangan5. Perencanaan, kebijakan, dan praktek bahasa6. Bahasa dan pendidikan7. Metode penelitian sosiolinguistik8. Sosiolinguistik sebagai profesi.

D. KESIMPULANSosiolinguistik menyentil fokus kajian ahli bahasa. Ahli bahasa pada abad ke 13 hanya memfokuskan kajian linguistik dalam ranah internal dalam artian mengkaji bahasa dan unsur-unsur atau kajian-kajian yang bersifat teoritis. Mulai abad ke 19 linguistik mula menelaah kajian yang bersifat interdisipliner karena para ilmuwan mulai menyadari kajian linguistik secara teoritis tidak menyinggung ranah sosial. Pada abad ini muncul kajian mengenai linguistik sebuah kajian antardisiplin yang mengkaji hubungan sosiologi atau keadaan masyarakat dengan linguistik.Perkembangan sosiolinguistik diawali dengan kajian sosiolinguistik yang mengkaji keadaan sosial masyarakat suatu daerah. Kajian mengenai keadaan sosial suatu kelompok masyarakat kemudian diikuti dengan bagaimana bahsa yang digunakan dalam kelompok masyarakat tersebut. Seiring berkembangnya waktu kajian mengenai sosiolinguistik mampu menghasilkan beberapa manfaat.

DAFTAR PUSTAKA