Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

32
SEJARAH SAK DAN LEMBAGA YANG MENGATUR, FASB, FRAMEWORK, IFRS Disusun Oleh : 1. Henny Susanti (08.0102.0068) 2. Devi Nuria Sejati (08.0102.0113) 3. Tomy Surya Baskara (08.0102.0121) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

Transcript of Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Page 1: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

SEJARAH SAK DAN LEMBAGA YANG MENGATUR,

FASB, FRAMEWORK, IFRS

Disusun Oleh :

1. Henny Susanti (08.0102.0068)

2. Devi Nuria Sejati (08.0102.0113)

3. Tomy Surya Baskara (08.0102.0121)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2011

A. Sejarah SAK dan Lembaga Yang Mengatur

Page 2: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh

negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi

komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala

bidang. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana penting

untuk mewujudkan transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan

sebagai sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi

praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan

yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang ini.

Terkait hal tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi

di Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal

yang memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari dinamika

kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini.

Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan

di Indonesia.

1. Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada

tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi

prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip

Akuntansi Indonesia (PAI).”

2. Tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Komite PAI melakukan revisi secara

mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip

Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi

dengan perkembangan dunia usaha.

3. Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984

dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1

Oktober 1994.” Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan

harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi,

kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial

Reporting Standards (IFRS).

Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara

berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak

tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1

Page 3: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku ”Standar

Akuntansi Keuangan per 1 September 2007” ini di dalamnya sudah bertambah dibandingkan

revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi.

Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 ISAK.

Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan

penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan. Awalnya,

cikal bakal badan penyusun standar akuntansi adalah Panitia Penghimpunan Bahan-bahan

dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk pada tahun 1973. Pada tahun 1974

dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan

mengembangkan standar akuntansi keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat

periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus

diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI

diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK).

Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite

SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan

diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah

dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi

Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18 Oktober 2005

untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan perlakuan

akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan DKSAK yang

anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan, yang mewakili para

pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK di

Indonesia.

Due Process Prosedur penyusunan SAK

1. Due Process Prosedur penyusunan SAK sebagai berikut :

a. Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar;

b. Konsultasikan issue dengan DKSAK;

c. Membentuk tim kecil dalam DSAK;

d. Melakukan riset terbatas;

e. Melakukan penulisan awal draft;

f. Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk DSAK;

g. Pembahasan dalam DSAK;

Page 4: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

h. Penyampaian Exposure Draft kepada DKSAK untuk meminta pendapat dan

pertimbangan dampak penerapan standar;

i. Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya;

j. Public hearing;

k. Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukan Public Hearing;

l. Limited hearing

m. Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK;

n. Pengecekan akhir;

o. Sosialisasi standar.

2. Due Process Procedure penyusunan Interpretasi SAK, Panduan Implementasi SAK dan

Buletin Teknis tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due process yang diatur dalam

ayat 1 diatas, misalnya proses public hearing.

3. Due Process Procedure untuk pencabutan standar atau interpretasi standar yang sudah

tidak relevan adalah sama dengan due process procedures penyusunan standar yang

diatur dalam ayat 1 diatas tanpa perlu mengikuti tahapan due proses e, f, i, j, dan k

sedangkan tahapan m dalam ayat 1 diatas diganti menjadi: Persetujuan pencabutan

standar atau interpretasi.

B. FASB

Pengembangan standar akuntansi di amerika dapat di bagi ke dalam 3 tahap yakni

tahap awal pembentukan (1930-1936), periode setelah perang dunia (1946-1959), dan

periode modern (1959 sampai sekarang).praktek dan prosedur akuntansi yang digunakan

oleh dunia usaha umumnya dianggap rahasia. Sebagai akibatnya terjadi ketidak

seragaman dalam praktek akuntansi antar perusahaan bahkan antar perusahaan yang

sama.

Melihat realitas bahwa pelaporan keuangan yang didasarkan pada praktek akuntansi

yang tidak seragam, maka mendasarkan laporan keuangan sebagai alat penilaian

investasi dapat menyesatkan bagi investor. Masalah inilah yang perlunya pengembangan

akuntansi yang seragam.

Page 5: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

A. Periode Pembentukan (1930-1946)

Usaha pengembangan akuntansi di mulai dengan pengembangan stsndar akuntansi

dimulai dengan adanya persetujuan antara American Institute of Certified Publik

Accountan dan New York Stock Excahange untuk mengembangkan prinsip-prinsip

akuntansiyang harus di ikuti perusahaan yang terdaftar di New York Stock Exchange.

Pada awal AICPA berpendapat bahwa penyelesaian terbaik masalah ini adalah melalui 2

pendekatan yaitu memberikan pendidikan kepada pemakai laporan akuntansi yang

berkaitan dengan keterbatasan laporan keuangan, perbaikan laporan keuangan agar lebih

informative bagi pemakai.

B. Komite Prosedur Akuntansi 1936-1946

Pada awal CAP ingin mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang komperhensif

sebagai petujuk umum pemecahan masalah praktek kusus. Untuk menyusunnya

diperlukan waktu 5 tahun dan Stock Exchange Commision menginginkan waktu yang

lebih singkat.

Dalam menjawab ASR no 4 CAP mulai tahun 1939 menerbitkan prinsip akuntansi

yang memiliki dukungan otoritas. Selama periode dua tahun menerbitkan 12 Accounting

Research Bulletin. Namun anggota AAA lebih menyukai pendekatan deduktif dalam

dalam menentukan standar akuntansi sebagai lawan pendekatan yang dilakukan oleh

CAP yaitu pendekatan induktif. Pada tahun 1939-1946 hanya menghasilkan 2 kontribusi

pentin. Pertama, keseragaman praktek akuntansi secara signifikan telah mengalami

perbaikan. Kedua, kebijakan akuntansi yang di buwat amerika hanya untuk sector suasta.

C. Periode setelah Perang 1946-1959

Setelah perang dunia berakhir terjadi boom ekonomi di amerika. Industry

memerlukan modal yang sangat signifikan untuk expansi usaha. Yang menciptakan

banyak lapangan pekerjaan dan uang dalam perekonomian. Pada masa setelah perang

CAP cukup sibuk sehingga total ada 18 ARB yang diterbitkan dar 1946-1959. Namun,

CAP gagal menyusun rekomendasi positif yang berkaitan dengan prinsip akuntansi

secara umum. Sebagai akibatnya terjadi supply berlebihan dari standar akuntansi.

Page 6: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Banyak praktek akuntansi bermunculan karena tidak adanya teori akuntansi yang

dapat digunakan yang mengakibatkan knflik antara CAP dan SEC.

Konflik ini berkaitan dengn all inclusive dan current operating performance yang

akan meningkatkan daya banding earning. Sebagai konsekuensinya CAP menerbitkan

ARB 32 yang merekomendasi penggunaaan koncep current operating performance.

D. Periode Berakhirnya Committee on Accounting Procedure

Banyak orang merasa bahwa CAP bekerja bekerja terlalu lambat dan selalu menolak

isu kontrofersial. Pada tahun 1957 AAA menerbitkan stetmen yang mendasari konsep

dan devinisi standar akuntansi dengan pendekatan deduktif. Laporan ini menjadai cikal

bakal didirikannya Accounting Committee on Research Program.

E. Periode Modern 1959-sekarang

Dengan dibentuknya APBD dan Accounting Research Division pada tahun 1959,

mulailah pengembangan standar akuntansi dimulai dengan riset. Divisi riset adalah

lembaga otonom memiliki seorang direktur yang memiliki otoritas untuk

mempubikasikan hasil temuan staf riset yang berkaitan dengan pengembangan prinsip

akkuntansi. Hasil study riset tidak diterima oleh provesi kususnya kontroversi berkaitan

ddengan masalah investmen tax credit. Ada dua alternative yaitu : mengakui tax benefit

pada saat diterima, yang didesain dengan flow through metod dan mengakui tax benefit

selama umur aktiva yang disebut dengan defferen method.

Lebih jauh lagi SEC pada bulan januari 1963 menerbitkan ASR 96 yang

memperbolehkan kedua metode pengakuan investment tax credit kepada perusahaan

yang go public. Kritik lebih lanjut muncul terhadap APB dari tahun 1965-1967 berkaitan

dengan opini kontroversi APB.

Laporan Komire Wheat dan Trueblood

Oleh karena kritik terhadap APB bermunculan terus, maka dalam bulan april 1971

AICPA membentuk dua goup study yaitu “ the study group on establishment of

accounting principles” yang dipimpin oleh Francis M Wheat. Group lainnya adalah “ the

Page 7: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

study group on the objectives of financial stetment” yang dipimpinoleh Robet M

Trueblood.

Laporan komite Wheat selesai pada bulan maret 1972 yang menghendaki adanya

perubahan signifikan pengembangan akuntansi. Rekomendasi itu antara lain:

Pembentukan financial aaccounting financial accounting foundation.

Pembentukan FASB

Pembentukan financial accounting standar advisory council dengan jumlah anggota

20 orang dan berkonsultasi dengan FASB untuk menetapkan priorites dan tax force

dari reaksi terhapad usulan standar.

Mekanisme Operasional FASB

FAF terdiri dari 13 orang anggota yang merupakan wakil dari 6 sponsor tersebut

ditambah wakil dari pemerintah dengan komposisi sbb:

Satu wakil AAA

Empat wakil AICPA

Satu wakil financial analysts federation

Dua wakil financial exekutif institute

Satu wakil national association of accountant

Satu wakil security imdustri association

Tiga wakil dari wakil pemerintah

Tugas FAF adalah mengangkat board of trustee dimana telah dikembangkan untuk

mengakomodasi tambahan dua anggota oranisasi besar yang tidak termasuk dalam 6

organisasi sponsoryaitu industry perbankan.

C. Framework

Conceptual Framework atau disebut dengan Kerangka Konseptual adalah sebuah

konstitusi, sistem yang koheren dari objek-objek yang saling berhubungan dan mendasar

yang menuju kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat dasar,fungsi batas dari

akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Dasar-dasar ini mendasari konsep

Page 8: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

akuntansi, konsep yang menjadi petunjuk dan prinsip bagi transaksi-transaksi akuntansi,

pengukuran transaksi-transaksi tersebut untuk sekelompok pengguna akuntansi.

1. Isi Conceptual Framework

a. Penyedia informasi objektif (SFAC 1)

1. Berguna untuk pembuatan keputusan.

Laporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna kepada investor dan

kreditor dan pengguna lain dalam pemutusan investasi dan kredit yang rasional dan

keputusan keuangan lainnya. Informasi harus dapat dipahami bagi para pengguna

Page 9: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

laporan keuangan agar dapat mempelajari laporan tersebut dengan baik untuk

pembuatan keputusan kegiatan ekonomi masing-masing bagian.

2. Membantu memprediksi arus kas di masa datang.

Laporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna untuk membantu

para investor dan kreditor yang berpotensi untuk menaksir jumlah, waktu, dan

penerimaan kas yang tidak pasti.

3. Evaluasi sumber daya ekonomi

Laporan keuangan juga harus dapat menyediakan informasi tentang asset, hutang,

dan modal pemilik perusahaan untuk dapat membantu investor, kreditor dan pihak

lain dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dan

likuiditas serta kemampuannya dalam membayar utang jangka panjang. Informasi

seperti ini akan membantu pemakai dalam menentukan kondisi keuangan

perusahaan, yang kemudian akan memberikan gambaran tentang prospek arus kas di

masa yang akan datang.

b. Karakteristik kualitatif :

Kualitatif Utam a

1. Relevansi

Nilai umpan balik (feedback value) adalah suatu alat bantu laporan

keuangan dari umpan balik kejadian masa lalu yang membantu dalam

mengkonfirmasi atau memperbaiki perkiraan sebelumnya.

Nilai prediksi (predictive value) adalah nilai perkiraan dari informasi-

informasi sebelumnya untuk memberikan prediksi di masa yang akan

datang. Sebagai contoh, ketika perusahaan menyajikan laporan laba

rugi komparatif, seorang investor memiliki informasi untuk

membandingkan hasil operasi tahun lalu dengan tahun ini. Hal ini

memberikan dasar umum untuk mengevaluasi perkiraan sebelumnya

dan untuk menfestimasi hasil yang muungkin diperoleh tahun depan.

Page 10: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Tepat waktu (timeliness) adalah aspek yang penting agar informasi

dapat “membuat suatu perbedaan” karena apabila informasi baru bisa

didapat setelah keputusan diambil, tidak akan banyak berguna.

Pelaporan keuangan banyak dikritik mengenai ketepatan waktunya

karena pada masa teknologi informasi seperti sekarang, pemakai

laporan keuangan semakin ingin mendapatkan jawaban dadlam waktu

singkat, bukan pada akhir suatu tahun atau suatu kuartal.

2. Keandalan

Dapat diverifikasi (verifiability) adalah suatu elemen yang harus

dimiliki oleh akuntan untuk mencari dasar pengukuran laporan

keuangan yang dapat diverifikasi oleh akuntan laen yang terlatih

dengan menggunakan metode yang sama.

Penyajian yang jujur (representational faithfullness) berarti bahwa ada

kesesuaian antara pengukuran dengan aktifitas ekonomi atau unsur

akuntansi yang diukur.

Netralitas (neutrality) merupakan konsep yang serupa dengan konsep

yang berkaitan dengan “kejujuran”. Apabila laporan keuangan

bertujuan untuk memuaskan sebagian besar kelompok pemakainya,

maka informasi yang disajikan tidak boleh berpihak terhadap

kepentingan suatu kelompok dari pemakainya dan mengorbankan

kelompok lain. Netralitas juga mencerminkan bahwa pembentuk

standar akuntansi tidak boleh dipengaruhi oleh dampak potensial dari

peraturan baru terhadap perusahaan atau industri tertentu. Pada

umumnya, netralitas merupakan hal yang sangat sulit dicapai karena

perusahaan yang mungkin dirugikan oleh adanya peraturan baru akan

melakukan lobi-lobi untuk melawan standar yang diajukan.

Kualitatif Sekunder

1. Dapat dibandingkan (comparability) adalah bahwa informasi menjadi lebih

berguna ketika dapat dikaitkan dengan suatu tolak ukur atau standar.

Perbandingan dapat dilakukan dengan data dari perusahaan lain atau informasi

yang sejenis dengan perusahaan yang sama, tetapi pada periode yang berbeda.

Page 11: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

2. Konsistensi (consistency) adalah perbandingan dalam data akuntansi untuk

perusahaan yang sama selama beberapa periode. Perbandingan membutuhkan

bahwa kejadian yang serupa dicatat dengan cara yang sama dalam laporan

keuangan dari perusahaan yang berbeda dan untuk perusahaan tertentu dalam

periode yang berbeda. Namun demikian, harus diakui bahwa keseragaman

bukan selalu menjadi jawaban dari perbandingan. Kondisi yang berbeda

mungkin akan membutuhkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

Hambatan

1. Materialitas (materiality) adalah suatu penggunaan elemen laporan keuangan

dimana seorang akuntan harus menggunakan penilaiannya dalam menentukan

apakah suatu unsur material atau tidak.

2. Konservatisme (conservatism) adalah yang secara historis telah menjadi prinsip

petunjuk di balik banyak praktik akuntansi. Konsep konservatisme dapat

disimpulkan sebagai berikut: Apabila ragu, akui semua kerugian tetapi jangan

mengakui adanya keuntungan. Dalam merumuskan kerangka kerja konseptual,

FASB tidak memasukkan konservatisme dalam daftar karakteristik kualitatif.

Namun, konservatisme merupakan konsep yang sangat penting. Laporan

keuangan cenderung bias untuk melaporkan terlalu rendah nilai aset dan

keuntungan yang kehilangan karakteristik relevansi dan keandalan.

c. Konsep Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan

A sumsi A kuntansi D alam M odel T radisional

Entitas Ekonomi ( Economic Entity )

Perusahaan bisnis bisa dipandang sebagai entitas ekonomi yang terpisah dan

berbeda dari pemiliknya atau unit bisnis lainnya . Mengidentifikasi luas suatu

entitas ekonomi secara pasti merupakan hal yang sangat sulit dengan semakin

banyaknya jaringan anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan besar dan

anak dari anak perusahaan yang dengan kaitan bisnis yang kompleks antara

Page 12: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

anggota-anggotanya . Pada sisi lain, terkadang sulit untuk memisahkan transaksi

personal yang dilakukan oleh pemilik dengan transaksi dari bisnis kecil.

Kelangsungan Usaha ( Going Concern )

Asumsi kelangsungan usaha ini mendukung penyusunan neraca yang

melaporkan biaya yang dianggarkan untuk aktivitas di masa yang akan datang

daripada nilai pasar dari properti yang akan direalisasikan pada saat terjadi

likuidasi sukarela atau penjualan terpaksa. Asumsi yang sama juga diperlukan

dalam penyusunan laporan laba rugi, akan tetapi hanya untuk bagian

pendapatan dan biaya yang dialokasikan.

Satuan Mata Uang Yang Stabil ( Stable Monetary Unit )

Transaksi diasumsikan dapat diukur dalam satuan mata uang yang stabil . Oleh

karena asumsi diabaikan . Bagi banyak akuntan , hal ini merupakan

keterbatasan yang serius dari model akuntansi . Pada akhir 1970-an ketika

tingkat inflasi AS mencapai dua digit, FASB mengadopsi sebuah standar

(statement no.33) yang mengharuskan pengungkapan tambahan untuk angka

yang telah disesuaikan dengan inflasi. Namun , karena laju inflasi relative

rendah selama 15 tahun terakhir , minat atas statement no.33 hilang , dan

standar tersebut dibatalkan . Tentu saja beberapa negara lain yang secara historis

memiliki nilai inflasi yang cukup tinggi secara rutin mensyaratkan laporan

keuangan yang disesuaikan dengan tingkat inflasi.

Periode Akuntansi ( Accounting Period )

Oleh karena laporan keuangan diperlukan secara tepat waktu, umur dari entitas

bisnis dibagi dalam periode akuntansi (accounting period) yang spesifik.

Biasanya , tahun merupakan periode normal untuk pelaporan , ditambah dengan

laporan keuangan sementara setiap kuartal. Banyak pemakai laporan keuangan

menginginkan laporan yang cepat dan menganggap periode kuartalan terlalu

lama. Namun di lain pihak , banyak pemimpin usaha AS terkadang menyatakan

bahwa siklus pelaporan kuartalan ini terlalu singkat dan memaksa manajer

berfokus pada keuntungan jangka pendek dibandingkan pertumbuhan jangka

Page 13: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

penjang . Banyak negara lain seperti Inggris mensyaratkan laporan keuangan

setengah tahun.

P engukuran

Biaya Histori ( Historical Cost )

Merupakan harga setara kas untuk barang atau jasa pada tanggal perolehan .

Contoh: untuk unsur yang diukur degan menggunakan biaya historis adalah

nama bangunan peralatan dan sebagian besar persediaan.

Biaya Pengganti Saat Ini ( Current Replacement Cost )

Adalah harga setara kas yang bisa ditukarkan pada saat ini untuk membeli atau

menggantikan Abarang atau jasa yang sejenis.

Contoh: Beberapa persediaan yang mengalami penurunan nilai sejak diperoleh.

Nilai Pasar Saat ini ( Current Market Value )

Harga kas yang setara dengan harga yang bisa didapatkan dengan menjual asset

dalam kondisi penjualan biasa.

Contoh : beberapa instrument keuangan

Realisasi Bersih ( Realizable Value )

Sejumlah kas yang diharapkan akan diterima dari konfersi asset dalam aktivitas

bisnis normal. Contoh : piutang dagang

Nilai Sekarang atau Nilai Yang Didiskontokan ( Present or Discounted Value )

Jumlah arus masuk kas bersih dimasa yang akan datang atau arus keluar yang

didiskontokan ke nilai sekarang pada tingkat bunga yang sesuai.

Contoh: piutang jangka panjang

d. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

Page 14: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

1. Aset ( asset )

Aset merupakan kemungkinan manfaat ekonomi di mas yang akan datang yang

diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau

kejadian di masa lalu.

2. Kewajiban ( liabilities )

Kewajiban merupakan kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa

yang akan datang yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk

mengalihkan aset atau menyediakan jasa kepada entitas lain pada masa yang

akan datang sebagi hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu.

3. Ekuitas (equity)

Ekuitas merupakan sisa kepemilikan atas asset dari suatu entitas setelah

dikurangi kewajiban-kewajibannya.

4. Investasi oleh Pemilik

Investasi oleh Pemilik merupakan peningkatan modal dari perusahaan bisnis

tertentu yang dihasilkan dari pengalihan dari entitas lain atau sesuatu yang

bernilai untuk mendapatkan atau meningkatan kepemilikan (modal)-nya dalam

perusahaan tersebut. Aset merupakan yang paling banyak diterima sebagai

investasi oleh pemilik,tetapi hal lain yang dapat diterima bisa berupa jasa atau

kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.

5. Distribusi kepada pemilik

Distribusi kepada pemilik merupakan penurunan modal dari perusahaan bisnis

tertentu yang dihasilkan dari pengalihan asset,pemberian jasa atau timbulnya

kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik ini akan

menurunkan kepemilikan (modal)-nya dalam perusahaan.

6. Laba Komprehensif

Page 15: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Laba Komprehensif meupakan perubahan dalam modal perusahaan bisnis

selama suatu periode dari transaksi,kejadian,dan kondisi lainnya yang berasal

dari sumber-sumber selain pemilik. Termasuk didalamnya adalah semua

perubahan dalam modal selama suatu periode kecuali yang berasal dari investasi

oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.

7. Pendapatan ( Revenue )

Adalah arus masuk atau penigkatan lain dari asset suatu entitas atau pelunasan

kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu

barang , pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau

usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

8. Beban ( Expense )

Adalah arus keluar atau penggunaan lain dari asset atau timbulnya

kewajiban(atau kombinasi keduanya)dari penyerahan atau produksi suatu

barang , pemberian jasa , atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha

terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebuat.

9. Keuntungan ( Gain )

Adalah peningkatan dalam ekuitas (asset bersih )dari transaksi sampingan atau

transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi ,

kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut , kecuali yang

berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

10. Kerugian ( Loss )

Adalah penurunan dalam modal (asset bersih) dari transaksi sampingan atau

transaksi yang terjadi sesekali yang terjadi dari suatu entitas dan dari semua

transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut,

kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

e. Bagian-bagian Laporan Keuangan

1. Neraca saldo

Page 16: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

2. Laporan Laba / Rugi

3. Laporan arus kas

4. Laporan modal pemilik

2. Fungsi Concepetual Framework

Conceptual framework atau kerangka konseptual berguna sebagai pengatur

aturan dalam pengembangan standar-standar akuntansi dengan menyediakan sebuah

lembaga dengan landasan yang umum dan mendasar untuk mempertimbangkan

keunggulan salah satu dari beberapa pilihan.

D. IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International

Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International

Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan

Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi

Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar

Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun

standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong

penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat

diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)

Natawidnyana (2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi

bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). IAS

diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh International Accounting

Standards Committee (IASC). Pada bulan April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS

dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.

Page 17: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Struktur IFRS

International Financial Reporting Standards mencakup:

International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah

tahun 2001

International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun

2001

Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations

Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001

Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) –

sebelum tahun 2001 (www.wikipedia.org)

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang

pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang

berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah

transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal,

pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini

digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat

terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada

tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria

yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut

dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan

pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan

jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam

laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca,

Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan

(Chariri, 2009).

Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia

menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal.

Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan

Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang

mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.

Page 18: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program

konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal.

Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh Dewan

Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan

penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh International

Accounting Standards Board (IASB). Standar akuntansi keuangan nasional saat ini

sedang dalam proses secara bertahap menuju konverjensi secara penuh dengan

International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh IASB. Adapun posisi

IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini dan akan diadopsi pada tahun 2009 dan

2010 adalah seperti yang tercantum dalam daftar- daftar berikut ini.

Tabel 1:

IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember

2008

1. IAS 2 Inventories

2. IAS 10 Events after balance sheet date

3. IAS 11 Construction contracts

4. IAS 16 Property, plant and equipment

5. IAS 17 Leases

6. IAS 18 Revenues

7. IAS 19 Employee benefits

8. IAS 23 Borrowing costs

9. IAS 32 Financial instruments: presentation

10. IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement

11. IAS 40 Investment propert

Tabel 2:

IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009

1. IFRS 2 Share-based payment

2. IFRS 4 Insurance contracts

3. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued

operations

4. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources

5. IFRS 7 Financial instruments: disclosures

Page 19: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

6. IAS 1 Presentation of financial statements

7. IAS 27 Consolidated and separate financial statements

8. IAS 28 Investments in associates

9. IFRS 3 Business combination

10. IFRS 8 Segment reporting

11. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and

errors

12. IAS 12 Income taxes

13. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates

14. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans

15. IAS 31 Interests in joint ventures

16. IAS 36 Impairment of assets

17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets

18. IAS 38 Intangible assets

Tabel 3:

IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010

1. IAS 7 Cash flow statements

2. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of

government assistance

3. IAS 24 Related party disclosures

4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies

5. IAS 33 Earning per share

6. IAS 34 Interim financial reporting

7. IAS 41 Agriculture

Dan untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional, DSAK akan terus

mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan nyata di

Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi syariah, dengan semakin

berkembangnya usaha berbasis syariah di tanah air. Landasan konseptual untuk

akuntansi transaksi syariah telah disusun oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal ini diperlukan karena

transaksi syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan transaksi usaha

umumnya sehingga ada beberapa prinsip akuntansi umum yang tidak dapat diterapkan

Page 20: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

dan diperlukan suatu penambahan prinsip akuntansi yang dapat dijadikan landasan

konseptual. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk transaksi syariah akan

dimulai dari nomor 101 sampai dengan 200. (SY)

Indonesia harus mengadopsi standar akuntansi internasional (International

Accounting Standard/IAS) untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual

saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar

internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya

sosialisasi yang mahal. Membahas tentang IAS saat ini lembaga-lembaga yang aktif

dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International

Accounting Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD

(Organization for Economic Cooperation and Development). Beberapa pihak yang

diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan

multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO

(International Organization of Securities Commissions) Iqbal, Melcher dan Elmallah

(1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi

antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan

dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat

dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan

transaksi ekspor atau impor. Standard akuntansi internasional (IAS) adalah standard

yang dapat digunakan perusahaan multinasional yang dapat menjembatani

perbedaan-perbedaan antar Negara, dalam perdagangan multinasional.

IASC didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi profesi

akuntan dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC terdiri dari 134

organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk Indonesia. Tujuan IASC adalah (1)

merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan

dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta (2)

bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi

sehubungan dengan pelaporan keuangan. IASC memiliki kelompok konsultatif yang

disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para

pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat

standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu

secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan

Page 21: Sejarah Sak Dan Lembaga Yang Mengatur Print

dengan peranan IASC. IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah

suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuntungan global dan mencari solusi

jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.

Tujuan IFRS adalah :memastikan bahwa laporan keuntungan intern

perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan

tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :

1. transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang

disajikan

2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS

3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna

Manfaat dari adanya suatu standard global:

1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa

hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara

konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal

2.Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik

3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan

mengenai merger dan akuisisi

4. gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam

mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi.

Hamonisasi telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan

secara sukarela mengadopsi standard pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak

Negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai

dasar standard nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor

institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Usaha-usaha standard internasional ini dilakukan secara sukarela, saat standard

internasional tidak berbeda dengan standard nasional, maka tidak akan ada masalah,

yang menjadi masalah, apabila standard internasional berbeda dengan standard nasional.

Bila hal ini terjadi, maka yang didahulukan adalah standard nasional (rujukan pertama).