Sejarah Puskesmas

7
Sejarah Puskesmas Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia. Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Kemudian pada September 1959, wabah malaria masuk ke Malang. Dengan tekad di dada, malaria ditargetkan terberantas pada tahun 1970.

description

s

Transcript of Sejarah Puskesmas

Page 1: Sejarah Puskesmas

Sejarah Puskesmas

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak

pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia

pada waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera

yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.

Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun 1937 terjadi wabah kolera

eltor di Indonesia. Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia

melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Sehingga berawal dari

wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan

upaya-upaya kesehatan masyarakat. Kemudian pada September 1959,

wabah malaria masuk ke Malang.  Dengan tekad di dada, malaria ditargetkan

terberantas pada tahun 1970.

Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas

Kesehatan Kabupaten di Indonesia. Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di

Indonesia pada tahun 1969. Perihal diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada

awal berdirinya, sedikit sekali perhatian yang dicurahkan Pemerintah di

Kabupaten pada pembangunan di bidang Kesehatan. Sebelum konsep

Puskesmas diterapkan, dalam rangka memberikan pelayanan terhadap

masyarakat maka dibangunlah Balai Pengobatan (BP), Balai Kesejahteraan Ibu

dan Anak (BKIA), yang tersebar di kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri

Page 2: Sejarah Puskesmas

sendiri-sendiri tidak saling berhubungan dan langsung melaporkan kegiatannya

kepada Kepala Dinas Kesehatan, umumnya unit tersebut dipimpin oleh seorang

Mantri (perawat) senior yang pendidikannya bisa Pembantu Perawat atau

Perawat.

Sejalan dengan diterapkannya konsep Puskesmas di Indonesia tahun 1969,

maka mulailah dibangun Puskesmas di beberapa wilayah yang dipimpin oleh

seorang Dokter Wilayah (Dokwil) yang membawahi beberapa Kecamatan,

sedang di tingkat kabupaten ada Dokter Kabupaten (Dukabu) yang membawahi

Dokwil. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas tersebut adalah

pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif) yang meliputi pelayanan:

pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan

(promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Konsep Puskesmas yang

dilahirkan pada tahun 1969 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan

Nasional ( Rakerkenisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena

pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang

menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan

sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua

pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi

nama Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas)

Page 3: Sejarah Puskesmas

Dan Puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam 4 macam yaitu:

1. Puskesmas tingkat desa

2. Puskesmas tingkat kecamatan

3. Puskesmas tingkat kewedanan

4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pada Rakerkesnas ke II tahun 1969, pembagian Puskesmas dibagi menjadi 3

kategori:

1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh

2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh

3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rakerkesnas dirasakan pembagian

Puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, karena untuk

Puskesmas tipe B dan C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali

tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk

mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam

Puskesmas dengan wilayah kerja tingkat Kecamatan atau pada suatu daerah

dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep

berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II

pada tahun 1979 yang lalu, dan ini yang lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.

Page 4: Sejarah Puskesmas

Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan

dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor.5 tahun 1974, Nomor.7 tahun 1975

dan Nomor.4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga

dokter di semua wilayah tingkat Kecamatan di seluruh pelosok tanah air, maka

sejak Repelita III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah

dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa.

Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan Puskesmas di daerah-

daerah tingkat Kelurahan atau Desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar

30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di suatu

Kecamatan, maka salah satu Puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung

jawab dan disebut dengan nama Puskesmas tingkat Kecamatan atau yang

disebut juga Puskesmas Pembina. Dan Puskesmas-Puskesmas yang ada di

tingkat Kelurahan atau Desa disebut Puskesmas Kelurahan atau yang lebih

dikenal sebagai Puskesmas Pembantu. Dan sejak itu Puskesmas dibagi dalam 2

kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu:

1. Puskesmas Kecamatan ( Puskesmas Pembina )

2. Puskesmas Kelurahan/ Desa ( Puskesmas Pembantu )