Sejarah Pura Uluwatu

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pura Uluwatu adalah Pura Hindu yang terletak di tepi tebing di bagian selatan semenanjung Bali. Pura ini adalah salah satu Pura Sad Kahyangan di Bali (enam kelompok besar Pura di Bali), terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung atau sekitar 25 km di selatan Kota Denpasar. Pura ini terletak pada terumbu karang, kira-kira sekitar 80 meter di atas permukaan laut. Terdapat pula hutan kering kecil yang sering disebut Alas Kekeran (hutan larangan) yang merupakan bagian dari Pura dan dihuni oleh banyak monyet dan hewan lainnya. Nama Uluwatu adalah berasal dari kata Ulu yang berarti kepala dan Watu berarti batu. Oleh karena itu Pura Uluwatu berarti Pura yang dibangun di ujung terumbu karang. 1

Transcript of Sejarah Pura Uluwatu

Page 1: Sejarah Pura Uluwatu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pura Uluwatu adalah

Pura Hindu yang terletak di

tepi tebing di bagian selatan

semenanjung Bali. Pura ini

adalah salah satu Pura Sad

Kahyangan di Bali (enam

kelompok besar Pura di Bali),

terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung atau sekitar

25 km di selatan Kota Denpasar. Pura ini terletak pada terumbu karang, kira-kira

sekitar 80 meter di atas permukaan laut. Terdapat pula hutan kering kecil yang

sering disebut Alas Kekeran (hutan larangan) yang merupakan bagian dari Pura

dan dihuni oleh banyak monyet dan hewan lainnya. Nama Uluwatu adalah berasal

dari kata Ulu yang berarti kepala dan Watu berarti batu. Oleh karena itu Pura

Uluwatu berarti Pura yang dibangun di ujung terumbu karang.

Yang terkenal dari Pura Uluwatu adalah arsitektur yang luar biasa di batu

karang hitam, dirancang indah dengan pemandangan spektakulernya. Terkenal

tidak hanya karena posisinya yang unik, Uluwatu juga merupakan salah satu Pura

tertua di Bali. Menjadi tempat berselancar yang populer untuk orang yang sangat

berpengalaman, Uluwatu menawarkan sudut pandang yang indah untuk melihat

matahari terbenam yang spektakuler. Warung-warung kecil berjajar di tebing

menawarkan tempat nyaman untuk memandang Samudera Hindia yang luar biasa

1

Page 2: Sejarah Pura Uluwatu

luas. Monyet menghuni Pura dan tebing dengan wajah penuh harap untuk pisang

atau kacang dari para pengunjung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penulisan makalah ini ialah untuk membahas mengenai Pura Uluwatu mulai dari

sejarah berdiri serta lokasi Pura.

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui mengenai Pura

Uluwatu mulai dari sejarah berdiri serta lokasi Pura.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini ialah dengan cara pengumpulan data

melalui media internet kemudian penulis uraikan kembali dengan menggunakan

kata-kata sendiri.

1.5 Tinjauan pustaka

Istilah Pura yang dipakai sekarang sebagai nama tempat suci bagi umat

Hindu. Berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari urat kata “pur” yang berarti

kota, benteng atau kota yang berbenteng. Pura sebagai istilah nama tempat suci,

agaknya timbul belakangan. Sebelum dipergunakan kata Pura untuk menyebut

tempat suci, dipergunakan istilah Hyang, Kahyangan atau Parhyangan.

Disebutkan tatkala masa pemerintahan Raja Erlangga di Jawa Timur

(1019-1042 M), datanglah Mpu Kuturan ke Bali dari Jawa Timur. Di Bali beliau

mengajarkan perihal membuat Parhyangan atau Kahyangan Dewa, baik yang

disebut dengan Sad Kahyangan maupun Dang Kahyangan. Konsepsi yang

diajarkan beliau lebih dikenal dengan konsepsi Gedong dan Meru. Bali pada saat

itu diperintah oleh Raja Marakata yaitu adik Raja Erlangga.

Dalam jaman Bali Kuna dalam arti sebelum kedatangan dinasti Dalem di

Bali atau sebelum Bali ditaklukan oleh Majapahit (1343 M), istana raja bukan lagi

disebut Karaton/Kadaton, melainkan disebut dengan istilah Pura, seperti :

2

Page 3: Sejarah Pura Uluwatu

o Keraton Dalem di Samprangan, disebut Linggarsapura.

o Keraton di Gelgel, disebut Swecapura.

o Keraton di Klungkung, disebut Smarapura.

Struktur tempat suci pura mengikuti konsep Trimandala, yang memiliki

tingkatan pada derajat kesuciannya, yakni:

1. Nista mandala (Jaba pisan): zona terluar yang merupakan pintu masuk

pura dari lingkungan luar. Pada zona ini biasanya berupa lapangan atau

taman yang dapat digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau tempat

persiapan dalam melakukan berbagai upacara keagamaan.

2. Madya mandala (Jaba tengah): zona tengah tempat aktivitas umat dan

fasilitas pendukung. Pada zona ini biasanya terdapat Bale Kulkul, Bale

Gong (Bale gamelan), Wantilan (Bale pertemuan), Bale Pesandekan, dan

Perantenan.

3. Utama mandala (Jero): yang merupakan zona paling suci di dalam pura.

Di dalam zona tersuci ini terdapat Padmasana, Pelinggih Meru, Bale

Piyasan, Bale Pepelik, Bale Panggungan, Bale Pawedan, Bale Murda, dan

Gedong Penyimpenan.

Meskipun demikian tata letak untuk zona Nista mandala dan Madya

mandala kadang tidak mutlak seperti demikian, karena beberapa bangunan seperti

Bale Kulkul, atau Perantenan atau dapur pura dapat pula terletak di Nista

mandala.

Pada aturan zona tata letak pura maupun puri (istana) di Bali, baik gerbang

Candi bentar maupun Paduraksa merupakan satu kesatuan rancang arsitektur.

Candi bentar merupakan gerbang untuk lingkungan terluar yang membatasi

kawasan luar pura dengan Nista mandala zona terluar kompleks pura. Sedangkan

gerbang Kori Agung atau Paduraksa digunakan sebagai gerbang di lingkungan

dalam pura, dan digunakan untuk membatasi zona Madya mandala dengan Utama

mandala sebagai kawasan tersuci pura Bali. Maka disimpulkan baik untuk

kompleks pura maupun tempat tinggal bangsawan, candi bentar digunakan untuk

lingkungan terluar, sedangkan paduraksa untuk lingkungan dalam.

3

Page 4: Sejarah Pura Uluwatu

Jenis Pura

Terdapat beberapa jenis pura yang berfungsi khusus untuk menggelar

beberapa ritual keagamaan Hindu dharma, sesuai penanggalan Bali.

1. Pura Kahyangan Jagad: pura yang terletak di daerah pegunungan.

Dibangun di lereng gunung, pura ini sesuai dengan kepercayaan Hindu

Bali yang memuliakan tempat yang tinggi sebagai tempat bersemayamnya

para dewa dan hyang.

2. Pura Segara: pura yang terletak di tepi laut. Pura ini penting untuk

menggelar ritual khusus seperti upacara Melasti.

3. Pura Desa: pura yang terletak dalam kawasan desa atau perkotaan,

berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Hindu dharma di

Bali.

Sad Kahyangan

Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad, adalah enam pura utama yang

menurut kepercayaan masyarakat Bali merupakan sendi-sendi pulau Bali.

Masyarakat Bali pada umumnya menganggap pura-pura berikut sebagai Sad

Kahyangan:

1. Pura Besakih di Kabupaten Karangasem.

2. Pura Lempuyang Luhur di Kabupaten Karangasem.

3. Pura Goa Lawah di Kabupaten Klungkung.

4. Pura Uluwatu di Kabupaten Badung.

5. Pura Batukaru di Kabupaten Tabanan.

6. Pura Pusering Jagat (Pura Puser Tasik) di Kabupaten Gianyar.

Selain pura-pura Sad Kahyangan tersebut di atas, masih banyak pura-pura

di lainnya di berbagai tempat di pulau Bali, sesuai salah satu julukannya Pulau

Seribu Pura.

4

Page 5: Sejarah Pura Uluwatu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pura Uluwatu

Pura Besakih dan Pura

Batur di Kintamani adalah pura

yang tergolong Pura Rwa

Bhineda. Pura Besakih sebagai

Purusa dan Pura Batur sebagai

Pradana. Pura Catur Loka Pala

adalah Pura Lempuhyang Luhur

di arah timur Bali, Pura Luhur Batukaru arah barat, Pura Andakasa arah selatan

dan Pura Pucak Mangu arah utara. Pura yang didirikan berdasarkan konsepsi Sad

Winayaka ini umumnya disebut Pura Sad Kahyangan.

Tidak kurang dari sembilan lontar menyatakan adanya Pura Sad

Kahyangan. Namun setiap lontar menyatakan pura yang berbeda-beda. Hal ini

disebabkan pada zaman dulu di Bali ada sembilan kerajaan dan sekarang dibagi

menjadi 7 kabupaten, 1 kota madya, 1 propinsi. Tiap-tiap kerajaan memiliki Sad

Kahyangan-nya masing-masing. Ada yang sama dan ada juga yang tidak sama.

Pura Sad Kahyangan yang dinyatakan dalam Lontar Kusuma Dewa itu

adalah Sad Kahyangan saat Bali masih satu kerajaan. Pura Luhur Uluwatu adalah

salah satu pura yang dinyatakan sebagai Pura Sad Kahyangan dalam Lontar

Kusuma Dewa dan juga beberapa lontar lainnya. Pura Luhur Uluwatu itu juga

5

Page 6: Sejarah Pura Uluwatu

dinyatakan sebagai Pura Padma Bhuwana yang berada di arah barat daya Pulau

Bali.

Arah barat daya itu dalam sistem pengider-ider Hindu Sekte Siwa Sidhanta

adalah Dewa Siwa Rudra. Dalam konsep Siwa Sidhanta, Dewa Tri Murti itu

adalah manifestasi Siwa sebagai sebutan Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi dalam

konsep Waisnawa, Tri Murti itu adalah perwujudan Maha Wisnu. Dalam Rgveda

I, 164. 46 dinyatakan bahwa Tuhan itu mahaesa para Wipra atau orang-orang suci

menyebutnya dengan banyak nama. Jadinya Pura Luhur Uluwatu itu adalah Pura

Kahyangan Jagat yang didirikan berdasarkan konsepsi Sad Winayaka dan

konsepsi Padma Bhuwana. Sebagai Siwa Rudra berkedudukan untuk

membumikan purusa wisesa dari Dewa Tri Murti agar umat tertuntun melakukan

dinamika hidupnya berdasarkan Tri Kona yaitu kreatif menciptakan sesuatu yang

sepatutnya diciptakan.

Kreatif memelihara dan melindungi sesuatu yang seyogianya dipelihara

dan dilindungi. Demikian juga melakukan upaya pralina pada sesuatu yang

seyogianya dipralina. Siapa pun yang dapat hidup seimbang berbuat berdasarkan

konsep Tri Kona itu dialah orang yang hebat karena sukses dalam hidupnya.

Karena itulah Tuhan di Pura Luhur Uluwatu dipuja sebagai Dewa Siwa Rudra.

Kata Rudra dalam bahasa Sansekerta artinya hebat atau bergairah.

Keberadaan Pura Luhur Uluwatu ini sejak abad XVI Masehi ada terkait

dengan tirthayatra Dang Hyang Dwijendra. Setelah itu didirikanlah Meru

Tumpang Tiga di Pura Luhur Uluwatu sebagai pemujaan Dewa Siwa Rudra di

mana aspek Brahma dan Wisnu juga terkait menjadi energi magis religius dalam

pemujaan Siwa Rudra di Meru Tumpang Tiga. Meskipun kedatangan Dang

6

Page 7: Sejarah Pura Uluwatu

Hyang Dwijendra memperluas tempat pemujaan di Pura Luhur Uluwatu bukan

berarti apa yang telah ada harus ditinggalkan begitu saja.

Di sebelah kiri sebelum masuk pintu Candi Bentar tersebut terdapat

kompleks pelinggih yang disebut Dalem Jurit. Di Pura Dalem Jurit inilah terdapat

tiga patung Tri Murti yang merupakan tempat pemujaan Siwa Rudra ketika Mpu

Kuturan mendirikan pura tersebut abad ke-11 Masehi. Dari Dalem Jurit kita terus

masuk melalui Candi Bentar.

Di jaba tengah ini kita menoleh ke kiri lagi ada sebuah bak air yang selalu

berisi air meskipun musim kering sekalipun. Hal ini dianggap suatu keajaiban dari

Pura Luhur Uluwatu. Sebab, di wilayah Desa Pecatu adalah daerah perbukitan

batu karang berkapur yang mengandalkan air hujan. Bak air itu dikeramatkan

karena keajaibannya itu. Keperluan air untuk bahan tirtha cukup diambil dari bak

air tersebut.

Dari jaba tengah ini kita terus masuk melalui Candi Kurung Padu Raksa

bersayap. Candi ini ada yang menduga dibuat pada abad ke-11 Masehi karena

dihubungkan dengan Candi Kurung bersayap yang ada di Pura Sakenan. Namun

ada juga yang berpendapat bahwa Candi Kurung bersayap seperti ini ada di Jawa

Timur peninggalan purbakala di Sendang Duwur dengan Candra Sengkala yaitu

tanda tahun Saka dengan kalimat dalam bahasa Jawa Kuna sbb: Gunaning salira

tirtha bayu, artinya menunjukkan angka tahun Saka 1483 atau tahun 1561 Masehi.

Candi Kurung Padu Raksa bersayap di Sendang Duwur sama dengan

Candi Kurung Padu Raksa di Pura Luhur Uluwatu. Dengan demikian nampaknya

lebih tepat kalau dikatakan bahwa Candi Kurung Padu Raksa di Pura Luhur

7

Page 8: Sejarah Pura Uluwatu

Uluwatu dibuat pada zaman Dang Hyang Dwijendra yaitu abad XVI. Karena

Dang Hyang Dwijendra-lah yang memperluas Pura Luhur Uluwatu.

Setelah kita masuk ke jeroan (bagian dalam pura) kita menjumpai

bangunan yang paling pokok yaitu Meru Tumpang Tiga tempat pemujaan Dewa

Siwa Rudra. Bangunan yang lainnya adalah bangunan pelengkap saja seperti

Tajuk tempat meletakkan upacara dan Balai Pawedaan tempat pandita memuja

memimpin upacara. Upacara piodalan atau sejenis hari besarnya Pura Luhur

Uluwatu pada hari Selasa Kliwon Wuku Medangsia atau setiap 210 hari

berdasarkan perhitungan kalender Wuku.

Pura Luhur Uluwatu memiliki wilayah suci dalam radius kurang lebih lima

kilometer. Wilayah ini disebut wilayah Kekeran, artinya wilayah yang suci. Yang

patut kita perhatikan adalah melindungi wilayah yang disebut sebagai wilayah

kekeran. Hendaknya semua pihak menghormati wilayah kekeran tersebut untuk

menjaga agar jangan ada bangunan yang tidak terkait dengan keberadaan Pura

Luhur Uluwatu itu.

Wilayah kekeran itu hendaknya dijaga agar tetap hijau dengan tumbuh-

tumbuhan yang khas Bali. Boleh dikreasi sepanjang untuk mengembangkan

tumbuh-tumbuhan hutan dengan tanem tuwuh-nya, sehingga wilayah kekeran itu

benar-benar asri dan juga suci tidak dijadikan pengembangan pasilitas yang

lainnya. Lebih-lebih berdasarkan Bhisama Kesucian Pura di Pura Kahyangan

Jagat seperti Pura Luhur Uluwatu ini harus dijaga tidak boleh ada bangunan di

luar fasilitas pura dengan radius apeneleng — sekitar lima kilometer — harus

steril dari bangunan yang tidak ada hubungannya dengan keberadaan Pura Luhur

Uluwatu.

8

Page 9: Sejarah Pura Uluwatu

2.2 Struktur Pura Uluwatu 

Pura Uluwatu terletak

di ketinggian 70 meter di atas

permukaan laut menjorok ke

tengah laut di ujung batu

karang. Sangat bagus untuk

menyaksikan sunset dari

Pura Uluwatu. Pura Uluwatu

terletak di desa Pecatu kecamatan Kuta kabupaten Badung. Pura Uluwatu hanya

20 menit perjalanan dari Kuta, 15 menit dari arah Nusa Dua, 35 menit dari Sanur

dan sekitar 60 menit dari Ubud.

Keunikan dari Pura Uluwatu adalah berupa bangunan kuno berbentuk

gapura yang bersayap. Dari corak dan pola hiasannya gapura memiliki persamaan

dengan gapura di pura dalem Sakenan dengan relief ukiran burung yang indah.

Gapura di bagian dalam Pura Uluwatu berbentuk candi kurung tanpa daun pintu

dengan hiasan berupa kepala kala dengan berbagai ragam. Diatas kepala kala yang

besar dekat puncak gapura kedua terdapat hiasan menyerupai tempat amertha, di

depan bagian kiri dan kanan terdapat patung berkepala gajah. Pengempon Pura

Uluwatu adalah Puri Jero Kuta dan puri Celagi Gendong Badung dan dalam

kegiatan upacara dibantu oleh masyarakat Pecatu.

Di dekat Pura Uluwatu tersedia tempat parkir yang luas dengan tempat

jualan souvenir dan warung minum dan makan, di tempat parkir sudah tersedia

toilet untuk umum. Karena keindahan Pura Uluwatu dan lokasinya sangat

9

Page 10: Sejarah Pura Uluwatu

diminati untuk dikunjungi baik oleh wisatawan domestik dan manca negara.

Puncak kunjungan biasanya menjelang matahari terbenam dan tidak sedikit tamu

berkunjung kesini juga mengkombinasikan tournya dengan melihat tarian kecak

dengan latar belakang matahari terbenam serta makan malam special ikan laut di

Furama Cafe Jimbaran.

Pura Uluwatu diperkirakan dibangun pada jaman Empu Kuturan

mendirikan pura Agung Besakih sekitar abad 11 dan dikisahkan Danghyang

Nirartha mencapai Alam Moksa di Pura Uluwatu setelah melakukan perjalanan

suci (Tirta yatra) keliling Bali, Lombok dan Sumbawa. Struktur Bangunan Pura

Uluwatu sama seperti layaknya Pura yang ada di Bali yaitu Tri Mandala terbagi

atas 3 halaman, yaitu halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam (purian).

Pura Uluwatu merupakan salah satu Kahyangan Jagat di Bali, tergolong kedalam

Sad Kahyangan dan Pura Uluwatu sebagai tempat suci untuk memuja Sang Hyang

Widhi Wasa dalam prabhawaNYA sebagai Rudra dangan posisi Pura Menghadap

ke Timur.

10

Page 11: Sejarah Pura Uluwatu

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pura Uluwatu diperkirakan dibangun pada jaman Empu Kuturan

mendirikan pura Agung Besakih sekitar abad 11 dan dikisahkan Danghyang

Nirartha mencapai Alam Moksa di Pura Uluwatu setelah melakukan perjalanan

suci (Tirta yatra) keliling Bali, Lombok dan Sumbawa. Struktur Bangunan Pura

Uluwatu sama seperti layaknya Pura yang ada di Bali yaitu Tri Mandala terbagi

atas 3 halaman, yaitu halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam (purian).

Pura Uluwatu merupakan salah satu Kahyangan Jagat di Bali, tergolong kedalam

Sad Kahyangan dan Pura Uluwatu sebagai tempat suci untuk memuja Sang Hyang

Widhi Wasa dalam prabhawaNYA sebagai Rudra dangan posisi Pura Menghadap

ke Timur.

Pura Uluwatu terletak di ketinggian 70 meter di atas permukaan laut

menjorok ke tengah laut di ujung batu karang. Sangat bagus untuk menyaksikan

sunset dari Pura Uluwatu. Pura Uluwatu terletak di desa Pecatu kecamatan Kuta

kabupaten Badung. Pura Uluwatu hanya 20 menit perjalanan dari Kuta, 15 menit

dari arah Nusa Dua, 35 menit dari Sanur dan sekitar 60 menit dari Ubud.

3.2 Saran

Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu Pura Sad Khayangan yang ada

di Bali. Pura ini sangat unik karena berada di Puncak tebing di Uluwatu. Pura ini

menjadi simbolis dari keagungan dari agama Hindu yang selalu mendirikan

tempat suci yang dianggap sangat sacral. Oleh karena itu sebagai generasi muda

11

Page 12: Sejarah Pura Uluwatu

kita harus menjaga Pura ini dari ancaman luar seperti dijadikannya pura sebagai

objek wisata yang dapat menghilangkan kesucian Pura. Kita sebagai generasi

muda harus ikut aktif dalam upaya pelestarian pura.

12

Page 13: Sejarah Pura Uluwatu

DAFTAR PUSTAKA

http://sudiatmika.com/pura-arti-dan-pengertian-pura/

https://www.google.co.id/search?hl=en&q=pura%20uluwatu

www.scirbd.com

13