sejarah PNBP
-
Upload
alfan-kartodikoro-bramestia -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
Transcript of sejarah PNBP
Pasca reformasi Tahun 1998, Undang-undang yang mengatur tentang keuangan
negara, perbendaharaan negara, pemeriksaankeuangan negara, perpajakan, kepabeanan telah
mengalami perubahan atau revisi. Namun, ada satu Undang-undang yang sepertinya luput
dari perhatian publik yaitu Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP merupakan salah satu
Undang-undang di bidang keuangan negara khususnya pendapatan negara yang ditetapkan
pada masa orde baru atau sebelum reformasi Tahun 1998. Undang- undang Nomor 20
Tahun 1997 masih mengacu pada Indische Comptabiliteitswet (Staatblad Tahun 1925
Nomor 448) sebagaimana telah diubah dan ditambah, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1968.
Sebelum Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 ditetapkan, kondisi ekonomi
Indonesia sedang membutuhkan sumber pembiayaan selain penerimaan dari perpajakan.
Saat itu, potensi penerimaan negara lain yang paling menjanjikan dengan potensi
penerimaan cukup besar adalah PNBP. Permasalahan saat itu, adalah belum adanya
Undang-undang yang melandasi penyelenggaraan dan pemungutan PNBP. Padahal,
kelompok PNBP yang ada pada Instansi Pemerintah (Kementerian/Lembaga) cukup
banyak, antara lain PNBP dari pemanfaatan sumber daya alam, dari hasil pengelolaan
dana Pemerintah, dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, dari
kegiatan pelayanan yangdilaksanakan pemerintah, dari putusan pengadilan dan
pengenaan denda administrasi dan dari hibah yang merupakan hak pemerintah. Kondisi
kekosongan peraturan perundang-undangan saat itu, menimbulkan moral hazard pada
Instansi Pemerintah yang melaksanakan pemungutan PNBP. Banyak Instansi Pemerintah
yang enggan untuk melaporkan dan menyetor PNBP ke Kas Negara. Tidak adanya
penegakan hukum (law enforcement) di bidang PNBP juga menjadi pendorong
ketidakpatuhan Instansi Pemerintah dalam menyelenggarakan pengelolaan PNBP yang
baik.
Padahal saat ini, Indische Comptabiliteitswet telah digantikan dengan Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Secara yuridis, Undang-undang
Nomor 20 Tahun 1997 sudah waktunya untuk direvisi. Reformasi juga membawa perubahan
signifikan di bidang sosial, termasuk sosiologi pembentukan peraturan perundang-
undangan.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP ditetapkan pada
masa/rezim pemerintah yang represif. Kondisi tersebut, sangat berbeda dengan saat ini
dimana pemerintah diharuskan untuk bersikap responsif terhadap tuntutan masyarakat.
Penguatan posisi masyarakat dalam hubungannya dengan pemerintah mewarnai
pembentukan peraturan perundang-undangan pasca reformasi 1998. Secara
sosiologis, materi muatan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 yang terkait
hubungan negara, pemerintah dan masyarakat perlu ditinjau kembali.
Ditetapkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP ternyata
mampu menjadi alat penertiban dan penegakan hukum dalam pengelolaan PNBP. Undang-
undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP mengatur konsep hukuman (punishment)
yang cukup tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh wajib bayar dan pejabat
pengelola PNBP pada Instansi Pemerintah. Hukuman dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 1997 dapat berupa hukuman administrasi berupa denda dan sanksi pidana penjara.
Konsep hukuman dalam pengelolaan PNBP ini ternyata membawa pengaruh cukup
signifikan terhadap ketertiban dan kepatuhan Instansi Pemerintah dalam melaporkan dan
menyetor PNBP.