Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
-
Upload
aldy-firdaus -
Category
Documents
-
view
41 -
download
0
Transcript of Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
Mohamad Aldy Firdaus
114704210
SEJARAH PANCASILA
(Sejarah Lahirnya Pancasil a sebagai I deologi dan Dasar Negara)Ideologi dan dasar
negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah:
Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan,
dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mengetahui latar belakang atau
sejarah Pancasiladijadikan ideologi atau dasar negaracoba baca teks Proklamasiberikut
ini.
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh
bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya
bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda.Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat
kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram,
Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan
perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.
Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda,
sampai dengan tahun 1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu
Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki
Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu.
Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan
tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini
diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus
menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan
yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan
dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di
Jawa dan Madura)
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan
mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk
dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama
pada tanggal 29 Mei 19451 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus
mengenai calon dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu,
banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno,
yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad
Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:1. Peri Kebangsaan
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas limahal, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung
Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk
dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni
1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para
anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya
dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri
atas sembilan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno2. Drs. Muh. Hatta
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
3. Mr. A.A. Maramis
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Ahmad Subardjo9. Mr. Muh. Yamin
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan
sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih
dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpinbangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17
Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan
acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya
(Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan
Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945
sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur
yang menemuinya.
Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di
belakang kata ketuhanan yang berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik
memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta
disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam,
antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan.
Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat
Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya di belakang kata Ketuhanandan diganti dengan Yang Maha Esa
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
Embrio Pancasila adalah Gotong Royong (artikel)
Nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tercermin dalam sebuah gotongroyong. Oleh karenanya, kalau berbicara mengenai embrio Pancasila maka jawabannya adalah padagotong royong. Demikian disampaikan oleh Hakim Konstitusi Harjono, saat menjadi narasumber
dalam acara Forum Dialog Nasional Bidang Hukum dan Non Hukum, yang diselenggarakan olehBadan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, diHotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/10).
Gotong royong, menurut Harjono, telah tumbuh dan berkembang dalam diri masyarakat Indonesia,dan Pancasila bukan merupakan pandangan hidup yang diimpor dari luar. Pancasila atau gotongroyong tumbuh dan berkembang seiring dengan tumbuh berkembangnya bangsa Indonesia, kata
Harjono.
Kalau warga Indonesia mempunyai gambaran bahwa bangsa Indonesia mengalami pembentukanpertumbuhan dari suku-suku bangsa yang ada di Nusantara, maka sejak itulah, menurut Harjono,secara historis juga berkembangnya nilai-nilai gotong royong dan Pancasila.
Harjono juga mengatakan bahwa Pancasila memiliki jumlah lima sila, dan jumlah tersebut merupakan
hasil dari penggalian dari unsur-unsur gotong royong. Jadi unsur tersebut digali dari jiwa masyarakatkita yaitu gotong royong, dan hubungannya antara sila satu dengan yang lain adalah saling terkait dansaling mengkondisikan, jelasnya.
Terkait dengan perumusan Pancasila yang ditawarkan oleh Bung Karno, menurut Harjono, memang
berbeda dengan Pembukaan UUD 1945. Perbedaan tersebut, katanya, dikarenakan perumusan yangdilakukan oleh Bung Karno adalah sebuah perumusan sangat umum dan abstrak, sedangkanperumusan pada UUD 1945 sudah lebih aplikatif. Hal ini dikarenakan akan dilaksanakan olehnegara, jadi harus lebih aplikatif. Oleh karenanya pembukaan pada sebuah UUD harus mempunyainilai normatif dan intruktif, tegasnya.
Terkait dengan pertanyaan peserta tentang adanya perubahan pada Pancasila, Harjono mengatakanbahwa ada satu hal yang kita tidak bisa menolak, mau tidak mau kita harus melaksanakannya yaituperubahan. Kalau suatu perubahan itu sudah menjadi suatu keniscayaan, kata Harjono, kenapapersoalan perubahan itu tidak dihitung dalam persoalan Pancasila ini? Pancasila bukanlah kenanganmasalah-masalah yang menarik, bukan juga nostalgia, tetapi Pancasila harus kita yakini bisamenerapkan dalam perubahan-perubahan yang ada, terangnya.
Sedangkan terkait dengan makna dari Pancasila yaitu gotong royong, kata Harjono, karena di dalamPancasila ada unsur orang lain dan ada unsur kehendak bersama untuk melakukan sesuatu, maka digotong royong, yang bisa dikatakan sebagai induk Pancasila, ada eksistensi individu. Kalau tidak ada
eksistensi individu itu namanya kerja paksa. Jadi yang harus tetap kita kembangkan adalah tetapmenghargai individu, tetapi juga individu-individu yang berkarya untuk kebaikan bersama, pintanya.
Selain Hakim Konstitusi Harjono, narasumber lainnya adalah Guru Besar Universitas PadjadjaranSunaryati Hartono, dan Kepala BPHN Wicipto Setiadi, serta dihadiri sekitar ratusan peserta yangterdiri dari kalangan LSM dan akademisi dari berbagai universitas di Indonesia.
Wicipto Setiadi selaku narasumber kedua mengatakan bahwa dengan menyitir Sunaryati, iamengatakan bahwa akibat dari amandemen UUD 1945 yang terlalu menekankan kepada HAM dan
mengarah pada hak-hak individu, maka nilai Pancasila mengalami kendala-kendala untuk diterapkandalam kehidupan sehari-hari.
Sementara narasumber yang terakhir Sunaryati Hartono mengatakana bahwa dia merasa bersukurmasalah Pancasila bisa muncul kembali ke permukaan. Akan tetapi setelah muncul, ternyata makin
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
jauh dengan Pancasila itu sendiri, misalnya setiap hari kita mendapatkan informasi adanya tawurandan demonstrasi. Selain itu, kata Sunaryati, terjadi perubahan watak orang Indonesia. Kalau melihatzaman dahulu Indonesia itu bangsa yang lemah lembut, tetapi sekarang menjadi bangsa yang palingberingas, jelasnya. (Shohibul Umam/mh)
Sumber :
http://www.g-excess.com/4397/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negara/ http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.Berita.Berita&id=5982
http://www.g-excess.com/4397/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negara/http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.Berita.Berita&id=5982http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.Berita.Berita&id=5982http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.Berita.Berita&id=5982http://www.g-excess.com/4397/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negara/ -
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
Dwi Afandi Pranama
114704208
sejarah PancasilaKata Pancasila terdiri atas dua kata dari bahasa sansekerta yaitu palica yangartinya lima dan sila artinya asas atau prinsip. Jadi pancasila dalam arti keseluruhan adalah 5 prinsipatau asas, dan kelima prinsip tersebut telah menjadi rumusan dan pedoman kehidupan dalamberbangsa dan bernegara bagi seluruh warga Indonesia. Maka dari itu kita sebagai warga NegaraIndonesia sangatlah penting mempelajari sejarah perumusan pancasila sebagai dasar ideology NegaraIndonesia tercinta ini. Dalam perjalanan sejarah, pancasila mempunyai sejarah yang sangat panjangtentang terbentuknya perumusan-perumusan pancasila dalam ketatanegaraan Indonesia. Menurutwikipedia, dalam upaya merumuskan pancaila sebagai dasar Negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesiayaitu :
Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yaminmerumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri
Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan ituberakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang diIndonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.
Panca Sila oleh Soekarnoyang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945. Sukarno mengemukakandasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasarpermusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam
pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Pesan Sponsor
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan,lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorangteman kita ahli bahasanamanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasaritulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumenpenetapannya ialah :
Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter)tanggal 22 Juni 1945
Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasartanggal 18 Agustus 1945 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikattanggal 27 Desember1949 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementaratanggal 15 Agustus 1950 Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden5 Juli 1959)
Hari Kesaksian PancasilaPada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI).Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkatkesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30
September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September[ [G30S-PKI] ] dan tanggal 1
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia,Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan.
Butir-Butir Pengamalan PancasilaKetetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam
Pancasila menjadi 45 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Tidakpernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-benar diamalkan dalamkeseharian warga Indonesia.
Sila Pertama1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dankepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama denganpenganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkuthubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamadan kepercayaannya masing-masing.7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada oranglain.
Sila kedua1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhlukTuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.8. Berani membela kebenaran dan keadilan.9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila ketiga
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negarasebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilansosial.6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sil a keempat1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusanmusyawarah.7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YangMaha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilanmengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakanpemusyawaratan.
Sila kelima1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dankegotongroyongan.2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.4. Menghormati hak orang lain.5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.9. Suka bekerja keras.10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraanbersama.11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilansosial.
Nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tercermin dalam sebuah gotongroyong. Oleh karenanya, kalau berbicara mengenai embrio Pancasila maka jawabannya adalah padagotong royong. Demikian disampaikan oleh Hakim Konstitusi Harjono, saat menjadi narasumberdalam acara Forum Dialog Nasional Bidang Hukum dan Non Hukum, yang diselenggarakan olehBadan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, diHotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/10).
Gotong royong, menurut Harjono, telah tumbuh dan berkembang dalam diri masyarakat Indonesia,dan Pancasila bukan merupakan pandangan hidup yang diimpor dari luar. Pancasila atau gotongroyong tumbuh dan berkembang seiring dengan tumbuh berkembangnya bangsa Indonesia, kataHarjono.
Kalau warga Indonesia mempunyai gambaran bahwa bangsa Indonesia mengalami pembentukanpertumbuhan dari suku-suku bangsa yang ada di Nusantara, maka sejak itulah, menurut Harjono,secara historis juga berkembangnya nilai-nilai gotong royong dan Pancasila.
Harjono juga mengatakan bahwa Pancasila memiliki jumlah lima sila, dan jumlah tersebut merupakanhasil dari penggalian dari unsur-unsur gotong royong. Jadi unsur tersebut digali dari jiwa masyarakat
kita yaitu gotong royong, dan hubungannya antara sila satu dengan yang lain adalah saling terkait dansaling mengkondisikan, jelasnya.
Terkait dengan perumusan Pancasila yang ditawarkan oleh Bung Karno, menurut Harjono, memangberbeda dengan Pembukaan UUD 1945. Perbedaan tersebut, katanya, dikarenakan perumusan yang
dilakukan oleh Bung Karno adalah sebuah perumusan sangat umum dan abstrak, sedangkanperumusan pada UUD 1945 sudah lebih aplikatif. Hal ini dikarenakan akan dilaksanakan oleh
-
5/27/2018 Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.docx
http:///reader/full/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-dan-dasar-negar
negara, jadi harus lebih aplikatif. Oleh karenanya pembukaan pada sebuah UUD harus mempunyainilai normatif dan intruktif, tegasnya.
Terkait dengan pertanyaan peserta tentang adanya perubahan pada Pancasila, Harjono mengatakanbahwa ada satu hal yang kita tidak bisa menolak, mau tidak mau kita harus melaksanakannya yaituperubahan. Kalau suatu perubahan itu sudah menjadi suatu keniscayaan, kata Harjono, kenapapersoalan perubahan itu tidak dihitung dalam persoalan Pancasila ini? Pancasila bukanlah kenanganmasalah-masalah yang menarik, bukan juga nostalgia, tetapi Pancasila harus kita yakini bisamenerapkan dalam perubahan-perubahan yang ada, terangnya.
Sedangkan terkait dengan makna dari Pancasila yaitu gotong royong, kata Harjono, karena di dalamPancasila ada unsur orang lain dan ada unsur kehendak bersama untuk melakukan sesuatu, maka digotong royong, yang bisa dikatakan sebagai induk Pancasila, ada eksistensi individu. Kalau tidak adaeksistensi individu itu namanya kerja paksa. Jadi yang harus tetap kita kembangkan adalah tetapmenghargai individu, tetapi juga individu-individu yang berkarya untuk kebaikan bersama, pintanya.
Selain Hakim Konstitusi Harjono, narasumber lainnya adalah Guru Besar Universitas Padjadjaran
Sunaryati Hartono, dan Kepala BPHN Wicipto Setiadi, serta dihadiri sekitar ratusan peserta yangterdiri dari kalangan LSM dan akademisi dari berbagai universitas di Indonesia.
Wicipto Setiadi selaku narasumber kedua mengatakan bahwa dengan menyitir Sunaryati, iamengatakan bahwa akibat dari amandemen UUD 1945 yang terlalu menekankan kepada HAM danmengarah pada hak-hak individu, maka nilai Pancasila mengalami kendala-kendala untuk diterapkandalam kehidupan sehari-hari.
Sementara narasumber yang terakhir Sunaryati Hartono mengatakana bahwa dia merasa bersukurmasalah Pancasila bisa muncul kembali ke permukaan. Akan tetapi setelah muncul, ternyata makinjauh dengan Pancasila itu sendiri, misalnya setiap hari kita mendapatkan informasi adanya tawurandan demonstrasi. Selain itu, kata Sunaryati, terjadi perubahan watak orang Indonesia. Kalau melihat
zaman dahulu Indonesia itu bangsa yang lemah lembut, tetapi sekarang menjadi bangsa yang palingberingas, jelasnya. (Shohibul Umam/mh)
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.Berita.Berita&id=5982