Sejarah indonesia isi
-
Upload
irmawati-lubis -
Category
Education
-
view
76 -
download
0
Transcript of Sejarah indonesia isi
BAB 1
PENDAHULUAN
Sejak abad ke-5, bangsa Eropa sudah mengenal rempah-rempah yang
berasal dari Indonesia. Pada awalnya, hasil bumi dari Indonesia dan Wilayah
lainnya di Asia sampai ke Eropa melalui sistem perdagangan berantai.
Hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat melalui Laut Tengah
tersebut mengalami kemunduran setelah terjadinya perang salib (1096-1291).
Serta kemunculan kerajaan Turki Usmani yang juga mempersulit perdagangan
antara Eropa dan Asia sehingga mengalami kemunduran. Hal tersebut
Menyebabkan terputusnya perdagangan di laut Tengah dan terputusnya
hubungan dagang antara Asia dan Eropa. Akibatnya bangsa Eropa kesulitan
untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia yang mengalami
kelangkaan dan harganya sangat mahal.
Semangat mencari daerah baru juga didorong oleh semangat
3G(gold,gospel,glory). Dari segi ekonomi (glory) ambisi mereka terkait upaya
mencari untung yang sebesar-besarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama
rempah-rempah. Dari segi agama(gospel), ambisi mereka ke kawasan timur
(Nusantara) berkaitan dengan adanya semangat bangsa-bangsa barat untuk
melanjutkan perang salib (perang umat Islam dan Kristen) dan menyebarkan
agama Kristen. Mereka bersemangat menyebarkan agama Kristen ke daerah-
daerah yang baru. Dari segi petualangan dan kemuliaan (glory) kedatangan
orang-orang Eropa ke negara-negara di Timur berkaitan dengan hobi
berpetualang dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai wujud mencari
kemuliaan, keharuman, atau kejayaan. Jiwa petualang bagi orang-orang Eropa
untuk pergi ketimur juga di dorong oleh dua hal, yakni cerita Marcopolo
tentang kemajuan di dunia timur dan adanya keyakinan bahwa bumi itu bulat.
1
Kepeloporan melakukan penjelajahan ini di pandang ikut memberikan unsur
kejayaan bagi bangsa-bangsa Barat.
Melalui penjelajahan samudra, bangsa-bangsa barat berhasil mencapai
wilayah Indonesia. Bangsa Barat pertama yang berhasil mencapai Indonesia
adalah bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Pada awalnya,
kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia hanya bertujuan untuk
berdagang. Selanjutnya, bangsa-bangsa Eropa tersebut berusaha menguasai
perdagangan rempah-rempah di Indonesia dengan melakukan praktik monopoli
dagang.
A. Rumusan Masalah1. Siapa saja Bangsa Eropa yang memperluas pengaruhnya di Indonesia?
2. Bagaimana cara Bangsa Eropa memperluas pengaruhnya?
3. Apa itu EIC dan VOC?
4. Apakah pengaruh VOC di Indonesia?
B. Identifikasi MasalahBegitu bangsa Eropa tiba di Indonesia, mereka langsung tertarik untuk
menguasainya. Pada saat datang ke Indonesia dengan tergiur oleh hasil alamnya,
mereka pun mulai memperluas kekuasaannya dengan menanamkan pengaruh di
bidang Ekonomi dan Politik. Bangsa eropa yang melakukannya adalah Portugis,
Inggris, dan Belanda.
Di dalam bidang Ekonomi, pengaruhnya berupa monopoli perdagangan.
Untuk portugis, mereka memberikan suaka dengan imbalan diberikan hak
monopoli perdagangan rempah-rempah. Sementara itu inggris sempat
menanamkan monopoli perdagangan melalui serikat dagang bernama EIC milik
Inggris, tetapi tidak berhasil. Walaupun begitu Inggris sempat mendirikan kantor
dagang di wilayah kesultanan aceh. Sedangkan Belanda sukses besar dalam
memperluas pengaruhnya atas keberhasilan dari serikat dagang milik mereka yaitu
VOC.
2
EIC dan VOC merupakan serikat dagang, mereka saling bersaing untuk
memberikan pengaruh monopoli perdagangan. Sehingga para petani maupun
pedagang di Indonesia merasa dirugikan.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Portugis
Dari segi ekonomis, tujuan utama perdagangan Portugis di Asia Tenggara,
terutama di Indonesia, adalah untuk menguasai daerah produsen rempah – rempah
Maluku. Portugis akan membawa rempah – rempah langsung ke konsumen di
Eropa. Dengan demikian, harga rempah – rempah di Eropa akan menjadi semakin
murah, sedangkan keuntungan pedagang – pedagang Portugis akan semakin
meningkat.
Adanya revolusi jalur laut baru menyebabkan revolusi dalam struktur
perdagangan karena perhubungan laut langsung antara daerah produksi dengan
daerah konsumsi dapat diadakan. Bangsa Portugis mengetahui bahwa harga
rempah – rempah di Malaka tujuh kali dari harga yang berlaku di Maluku. Oleh
sebab itu, mereka langsung berlayar ke Maluku untuk membeli rempah – rempah.
Pada awal abad ke – 17, harga sebahar (2000 pond) cengkeh di Nusantara adalah
Rp 120,00, sedangkan di Eropa F.1200,- menjadi sepuluh kali lipat.
Pada tahun 1512, rombongan Portugis dari Malaka melakukan ekspedisi
menuju Kepulauan Maluku. Di Ternate, kedatangan bangsa Portugis disambut
dengan baik oleh Sultan Ternate karena mereka ingin membeli cengkih dengan
harga yang lebih tinggi daripada pedagang – pedagang Jawa. Hal tersebut
menyebabkan Sultan Ternate menginginkan Portugis untuk menjadi sekutunya
untuk menghadapi kerajaan saingannya, yaitu Tidore. Portugis pun diuntungkan
karena kondisi tersebut.
Pada tahun 1512, Sultan Ternate mengizinkan didirikannya benteng
pertahanan Portugis dan memberikan monopoli pembelian cengkih. Kegiatan
perdagangan biasa seperti pedagang semata – mata berlangsung hingga tahun
4
1522, dan cara lebih intensif perdagangan agresif Portugis pun mulai dilancarkan
ketika mereka memperoleh izin untuk mendirikan benteng dari Sultan Ternate
sebagai tempat kedudukan tetapnya di Maluku. Di bawah pimpinan Antonio de
Britto, pada tanggal 24 Juni 1522 didirikanlah benteng Sao Paolo. Sejak saat itu,
monopoli perdagangan dilaksanakan secara intensif dan Sultan Ternate membuat
kontrak monopoli pembelian cengkih.
Munculnya kapal – kapal Spanyol di Maluku yang membantu sultan Tidore
menjadi ancaman bagi Ternate. Kedatangan Spanyol di Tidore justru semakin
memudahkan Portugis untuk memperoleh hak – hak monopoli. Pengaruh Portugis
pun juga semakin kuat di Kerajaan Ternate.
Rivalitas antara Spanyol dan Portugis sejak permulaan telah terjadi
ketegangan. Bangsa Spanyol oleh Sultan Almansur, terutama karena merasa
dikendalikan oleh Portugis yang singgah di Ternate. Kehadiran Spanyol diprotes
oleh Portugis karena merupakan pelanggaran Perjanjian Tordesillas tahun 1494.
Perebutan benteng yang dibangun oleh Spanyol tahun 1527 di Tidore
merupakan konflik yang kronis. Campur tangan Portugis dalam soal – soal intern
kerajaan membawa mereka dalam pertikaian politik antar kerajaan, pada
umumnya lebih merugikan daripada menguntungkan. Kecurigaan dan kebencian
rakyat terhadap bangsa Portugis pun semakin besar.
Setelah mengalami kesulitan yang berhubungan dengan monopoli cengkih
serta urusan – urusan lainnya, Portugis diusir dari Ternate pada tahun 1574, lalu
mereka disambut di Tidore. Pada akhir abad ke-16, bangsa Portugis berkedudukan
di Tidore dan di beberapa tempat di Kepulauan Nusa Tenggara (Timor,Solor dan
Flores) dimana mereka datang untuk berdagang kayu cendana.
Pada tahun 1600, kedudukan bangsa Portugis di Maluku sudah berkurang.
Monopoli cengkih sudah lama tidak dapat mereka pertahankan lagi. Kerajaan
Ternate meluaskan kekuasaannya ke pulau – pulau lainnya antara Sulawesi Utara,
Irian dan Bima, sehingga kerajaan ini menjadi sangat berkuasa di Kepulauan
Indonesia sebelah timur.
Setelah berhasil menguasai wilayah timur, Portugis kemudian ingin
menguasai wilayah Selat Malaka dengan melakukan “perang – perang
5
perdagangan” yang digabung dengan “perang agama”. Kedudukan Portugis di
Malaka semakin menjadi penting ketika mereka berhasil menguasai kota – kota
pelabuhan di pantai Laut Merah dan Lautan Hindia. Setelah itu, Portugis
memindahkan pemerintahannya ke Bintan (Pantai Timur Semenanjung
MalakaKeberadaan Portugis di Malaka pun tetap menjadi penghambat kegiatan
perdagangan di wilayah Indonesia karena pada dasarnya, pelayaran melalui Selat
Malaka secara ekonomis lebih menguntungkan dibanding wilayah – wilayah
pantai barat Sumatra. Timbulnya pertikaian kerajaan – kerajaan Indonesia dalam
mengusir Portugis merupakan penyebab kegagalan Malaka dalam mengusir
Portugis. Namun kekuasaan Portugis di Malaka tidak sepenuhnya berhasil direbut
karena di sepanjang pantai timur Semenanjung Malaka tidak pernah berhasil
direbut, sehingga di Malaka masih memiliki kebebasan berdagang dan memilih
rekan dagangnya sendiri
Pola perdagangan yang diberlakukan oleh Portugis lebih murah dan efisien
dibanding dengan pola yang ada pada waktu itu. Portugis sebenarnya memiliki
peluang yang besar untuk menang menghadapi persaingan melawan pedagang –
pedagang tradisional. Namun karena perdagangan mereka disertai juga dengan
tindakan – tindakan militer. Dalam perdagangan, kekerasan militer itu sangat
merugikan secara ekonomis.
Di satu sisi, kekuatan militer dapat memberikan jaminan keselamatan
perjalanan kapal – kapal dagang mereka. Di sisi lain, kekuatan militer yang
mereka gunakan dalam perdagangan, menyebabkan para pedagang Indonesia
menghindarkan diri dari hubungan dengan Portugis. Sifat perdagangan Portugis
sangat agresif, yaitu perdagangan dan peperangan dilaksanakan bersama – sama
Ketika Portugis datang di Nusantara, dapat dikatakan bahwa Jawa yang
memegang monopoli rempah – rempah setelah Kerajaan Ternate berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya. Orang – orang Jawa tidak mudah menerima
begitu saja kekuasaan bangsa Portugis dalam perdagangan, baik di Maluku
maupun di Malaka dan terjadilah perlawanan terhadap Portugis.
Berkali – kali benteng di Malaka mengalami serangan – serangan yang
membahayakan dari bangsa Jawa, Aceh dan Melayu dari Johor. Pada tahun 1512,
6
Demak dan Jepara mengirimkan armada terdiri dari 100 kapal dan 12.000 orang
yang disiapkan selama 5 tahun. Tujuan semula penyerangan tersebut yaitu untuk
menyerang Kesultanan Malaka, namun setelah Malaka direbut oleh bangsa
Portugis, penyerangan ditujukan untuk Portugis dan mereka mengalami
kekalahan.
Pada tahun 1554 dan 1574, Jawa kembali menyerang Malaka. Pada abad ke-
16, Kerajaan Ambon dengan dibantu oleh Demak dan Jawa Timur, melawan
bangsa Portugis dengan kapal – kapal dan bala bantuan.
Campur tangan Portugis di Nusantara hanya tersebar pada Malaka dan
Maluku. Pada waktu bangsa Portugis menduduki Malaka tahun 1511 mereka lebih
suka perdangang yang beragama Hindu daripada Islam. Peristiwa ini menjadi
permulaan perkembangan Aceh.
Sebelumnya, Aceh tak begitu berarti tetapi sekarang menjadi pusat
perdangangan yang penting. Tahun 1520 daerah Aceh melepaskan diri dari Pidie
dan mengalami kemajuan pesat abad 16 hingga pertengahan pertama abad 17.
Kapal Aceh menghindari bangsa Portugis di Malaka, tidak berlayar melalui Selat
Malaka, melainkan sebelah barat pulau Sumatera melalui Selat Sunda.
Jawa Barat beruntung dengan keadaan ini. Sebelumnya daerah ini tak begitu
penting buat perniagaan. Sesudah Malaka jatuh, Jawa Barat mulai maju. Jakarta
mulai berkembang sesudah tahun 1511. Tetapi, sebagai pusat perniagaan
dikalahkan oleh Banten yang didiami para saudagar dari Malaka. Banten jadi
pusat kedudukan seorang sultan yang beragama Islam.
2. InggrisSeperti tercatat dalam sejarah, Indonesia pernah berada dalam jajahan Inggris.
Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana
perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan
oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris Namun,
sebelum perjanjian Tuntang ini, sebenarnya Inggris telah datang ke Indonesia jauh
sebelumnya. Perhatian terhadap Indonesia dimulai sewaktu penjelajah F. Drake
singgah di Ternate pada tahun 1579.
7
Selanjutnya ekspedisi lainnya dikirim pada akhir abad ke-16 melalui kongsi
dagang yang diberi nama East Indies Company (EIC). EIC mengemban misi
untuk hubungan dagang dengan Indonesia. Pada tahun 1602, armada Inggris
sampai di Banten dan berhasil mendirikan Loji disana. Pada tahun 1904, Inggris
mengadakan perdagangan dengan Ambon dan Banda, tahun 1909 mendirikan pos
di Sukadana Kalimantan, tahun 1613 berdagang dengan Makassar (kerajaan
Gowa), dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia (jakarta).
Dalam usaha perdagangan itu, Inggris mendapat perlawanan kuat dari
Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mengusir
orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi Ambon Massacre, EIC
mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan perhatiannya ke daerah
lainnya di Asia tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam
sampai memperoleh kesuksesan. Inggris kembali memperoleh kekuasaan di
Indonesia melalui keberhasilannya memenangkan perjanjian Tuntang pada tahun
1811. Selama lima tahun (1811 – 1816), Inggris memegang kendali pemerintahan
dan kekuasaanya di Indonesia. Sejak saat itu kedatangan Inggris ke Indonesia
dirintis oleh Francis Drake dan Thomas CavendishDengan mengikuti jalur yang
dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia.
Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke
Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586
oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama. Pengalaman kedua pelaut
tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal
ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan
Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak
istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan
dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC
yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika).
Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut
Melayu di selat Malaka. Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India
dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya
di Indonesia.
8
Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan
sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-
kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan
Makassar. Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada
dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti
Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India.
Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan
Bombay.
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18, Inggris berkuasa di
Indonesia sejak tahun 1811 setelah melakukan serangan darat dan laut atas
wilayah kekuasaan Belanda di Pulau Jawa. Akibat serangan tersebut, Belanda
menyerah tanpa syarat dan harus memberikan wilayah kekuasaannya kepada
pemerintah Inggris. Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili ileh badan
perdagangan Inggris yang berpusat di Calcutta, India, yaitu East Indian Company
(EIC). EIC menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jendral di
Indonesia.
Kebijakan penting yang ditempuh Raffles selama berkuasa di Indonesia
adalah membagi pulau Jawa menjadi 16 daerah karesidenan. Pembagian ini
dimaksudkan untuk mempermudah pengaruh dan pengawasan terhadap pulau
Jawa. Raffles juga membentuk system pemerintahan dan pengadilan dengan
merujuk pada system di Inggris.
Kekuasaan Raffles di Indonesia berakhir pada tahun 1814 setelah terjadi Konvensi
London antara Inggris dan Belanda dikarenakan Napoleon Bonaparte berhasil
dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap. Isi dari
konvensi London tersebut adalah bahwasanya inggris diharuskan mengembalikan
semua wilayah jajahan Belanda yang telah dikuasainya. Inggris menyerahkan
kekuasaan kepada Belanda pada tahun 1816 dan pada akhirnya wilayah
Nusantara-Indonesia kembali dikuasai oleh pemerintahan Belanda.
a. Sejarah singkat EIC
Sejak abad ke-17, para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di
daerah India. Di India timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang
9
yakni East India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah operasinya
adalah India. Pusat kekuatan EIC adalah Kalkuta (India), dan dari kota inilah
Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara.
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan
Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun
1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa
rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia.
Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish
melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I
meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka
menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari
rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC
(East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC
kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin
James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun,
mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut
Melayu di selat Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus
berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di
Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604.
menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC
mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta,
Banjar, Japara, dan Makassar.
b. Tujuan EIC
East Indian Company merupakan kongsi dagang Inggris yang pada
awalnya didirikan dengan tujuan utama sama seperti VOC, yaitu berdagang di
daerah Asia Timur.
3. Belanda
10
Tahun 1956 adalah awal kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia.
Empat buah kapal yang dipimpin oleh Pieter Keyzer serta Cornelis de Houtman
ini sampai ke pelabuhan Banten setelah menempuh perjalanan selama satu tahun
lebih. Sayangnya, kunjungan dari kapal Belanda ini ke daerah Banten kurang
disambut baik karena sifat arogan yang ditunjukkan oleh Cornelis de Houtman.
Kemudian dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1958 Belanda mencoba lagi
kembali ke Indonesia di bawah pimpinan Jacob Van Neck, dan mereka berhasil
disambut baik oleh penguasa Banten saat itu karena mereka telah belajar dari
kesalahan Cornelis de Houtman. Akhirnya, Belanda diperbolehkan untuk
melakukan perdagangan di kawasan pelabuhan Banten. Tujuan awal Belanda
adalah untuk berdagang rempah-rempah, namun setelah mereka berhasil
mendapatkan keuntungan melimpah serta menemukan daerah sumber rempah-
rempah, Belanda mulai melakukan aksi monopoli perdagangan dan sejarah
penjajahan Belanda di Indonesia pun dimulai.
a. Berdirinya VOC
Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi
Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt
mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan
datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602,
berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur,
yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC
dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren
Zeventien.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesama pedagang Belanda
sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa
Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
11
3. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi
Spanyol yang masih menduduki Belanda.
b. Hak khusus VOC
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa
oleh pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal-hal
berikut ini.
1. Monopoli Perdagangan.
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4. mengadakan perjanjia dengan raja-raja
5. Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6. Mendirikan benteng.
7. Menyatakan perang dan damai.
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan
sekaligus lembaga perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran
VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal, yang
termasuk Heeren Zeventien. Gubernur Jendral menjalankan dua peran sekaligus,
yaitu sebagai direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
c. Kegiatan VOC di Indonesia
Gubernur jendral VOC pertama adalah Piter Both. Dibawah pimpinannya,
Kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan monopoli mulai dilakukan.
Ia menentuka pusat kedudukan VOC di Ambon. Pilihan itu didasari bahwa dari
Ambon kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku akan lebih
mudah dilakukan.
Pada perkembangan berikutnya, Pieter Both memindahkan pusat kedudukan
VOC ke Jayakarta. Alasan memeilih Jayakarta adalah sebagai berikut.
- Jayakarta lebih strategis dibandingkan dengan Ambon karena terletak di
tengah jalur perdagangan Asia.
12
- Dari Jayakarta, VOC kan lebih mudah menyingkrkan Portugis yang
berkedudukan di Malaka.
Dalam melaksanakan rencana itu, Pieter Both meminta izin pengeran
Jayakarta untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta, yang termasuk wilayah
kekuasaan Banten. Namun beberapa tahun kemudian, EIC dari Inggris juga
diizinkan mendirikan kantor dagang di Jayakarta, akibatnya muncul persaingan
antara VOC dan EIC.
Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi gubernur Jendral ketika EIC dan
VOC memperebutkan pengaruh di Jayakarta. Untuk memenangkan persaingan,
ia mendirikan benteng VOC di jayakarta. Benteng itu bernama Batavia.
Kemudian ia menghasut penguasa Banten, Ranamenggala, untuk memecat
pangeran Jayakarta sekaligus menutup izin berdagang EIC. Sejak tanggal 31 Mei
1619, VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta. Sejak itu pula, nama
Jayakarta berubah menjadi Batavia.
Dari Batavia, VOC memperluas pengaruh ke berbagai wilayah di Indonesia.
Perluasan pengaruh itu disertai penerapan monopoli perdagangan. Dengan
kekuatan militer dan keahlian memecah belah, sejumlah wilayah tunduk pada
pengaruh VOC. Untuk menjalankan monopoli perdagangan, Belanda membuat
peraturan sebagai berikut.
- Petani rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen. Hak jual beli
hanya dimiliki VOC.
- Panen rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan
oleh VOC.
- Barang kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan rumah tangga, garam, dan kain
harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
Untuk mengendalikan monopoli perdagangan, VOC mempunyai hak
ekstirpasi dan melakukan pelayaran hongi. Dua hal itu merupakan strategi VOC
untuk mengendalikan monopolinya. Hak Ekstirpasi merupakan strategi VOC
untuk mengendalikan monopolinya.
Hak Ekstirpasi adalah hak untuk membinasakan pohon rempah-rempah yang
berlebihan agar harga rempah-rempah di pasar mancanegara tetap tinggi.
13
Sedangkan pelayaran hongi adalah pelayaran bersenjata lengkap untuk
mengawasi pohon rempah-rempah yang berlebihan dan untuk mencegah petani
rempah-rempah berhubungan dengan petani luar.
Guna mendapatkan keuntungan yang besar, VOC menerapkan monopoli
perdagangan. Bahkan, pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari
pada monopoli yang diterapkan oleh Portugis. Peraturan-peraturan yang
ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai
berikut.
a. Verplichte Leverantie, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang
telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat menjual hasil buminya
selain kepada VOC.
b. Contingentern, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil
bumi.
c. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tenaman rempah-rempah yang
boleh ditanam.
d. Ekstirpasi, yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak
terjadi kelebihan priduksi yang menyebabkan harganya merosot.
e. Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi
pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Beberapa gubernur jenderal yang dianggap berhasil dalam mengembangkan usaha
dagang dan kolonialisasi VOC di Indonesia, antara lain berikut ini.
a. Jan Pieterszoon Coen (1619-1629)
Ia dikenal sebagai pendiri kota Batavia dan peletak dasar imperialism Belanda di
Indonesia. Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya dengan memindahkan
orang-orang Belanda bersama keluarganya ke Indonesia. Hal itu dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Belanda di Indonesia.
b. Antonio van Diemen (1636-1645)
Ia berhasil memperluas kerajaan VOC ke Malaka pada tahun 1641. Ia juga
mengirimkan misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia,
Tasmania, dan Selandia Baru.
c. Joan Maetsycker (1653-1678)
14
Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang, Padang, dan
Manado.
d. Cornelis Speelman (1681-1684)
Ia berhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar,
memadamkan pemberontakan Trunojoyo di Mataram. Dan mengalahkan Sultan
Ageng Tirtayasa dari Banten.
BAB 3
Penutup
A. KesimpulanSetelah bangsa Eropa berhasil masuk ke Indonesia, mereka pun mulai
memperluas pengaruh mereka. Mereka menanamkan pengaruhnya dalam bidang
ekonomi melalui melalui monopoli perdagangan dengan melakukan banyak
perjanjian mengikat yang dilakukan dengan kerajaan di Indonesia.
Selain itu bangsa Eropa juga saling bersaing dalam mendapatkan kekuasaan
di Indonesia. Salah satunya persaingan serikat dagang oleh EIC dan VOC. Dalam
bidang politik, mereka memperluas pengaruhnya dengan memberikan pasukan
militer, suaka, dan perlindungan dalam membantu kerajaan di Indonesia yang
akan berperang. Tentu saja peperngan itu dipicu oleh hasutan bangsa Eropa.
B. SaranDalam makalah ini, penulis berharap supayakita sebagai bangsa Indonesia
dapat memehami peristiwa sejarah tentang pengaruh bangsa Eropa di
Indonesia. Selain itu agar kita dapat menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah
berperan dalam upaya melawan Belanda. Cara untuk menghargainya ialah
dengan mewujudkannya dalam sikap dan perilaku dengan melestarikan serta
menjaga peninggalan pahlawan kita.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
http://uchikjuli.blogspot.co.id/2012/05/materi-kebangkitan-nasional.html
http://penjajahanindonesia.weebly.com/portugis.html
http://siaksoft.net/?p=549
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=104&fname=sej201_11.htm
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=104&fname=sej201_12.htm
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=104&fname=sej201_13.htm
https://plus.google.com/101853726486260582599
http://xcacingpanasx.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-kolonialisme-
dan.html
https://twitter.com/share?url=http://ilmusosial.net/awal-ekspedisi-portugis-
ke-nusantara.html&text=Awal%20Ekspedisi%20Portugis%20Ke
%20Nusantara
http://www.siswamaster.com/search/label/Sejarah%20Indonesia
http://bolehtahusemua.blogspot.co.id/2011/12/eic-east-india-company.html
17