sejarah nasional indonesia

23
IMPERIALISME PERANCIS (1801-1811) DAN PEMERINTAHAN DAENDELS DI HINDIA BELANDA Disusun Oleh : Muhammad Zainuddin Orchidta Ikhwani Oktivianto Muhammad Andi Pasha Sumi Maryani Tinti Prihatin Ningsih

Transcript of sejarah nasional indonesia

Page 1: sejarah nasional indonesia

IMPERIALISME PERANCIS (1801-1811) DAN PEMERINTAHAN DAENDELS DI HINDIA BELANDA

Disusun Oleh : Muhammad Zainuddin Orchidta Ikhwani Oktivianto Muhammad Andi Pasha Sumi Maryani Tinti Prihatin Ningsih

Page 2: sejarah nasional indonesia

PETA KONSEP

IMPERIALISME PERANCIS (1801-1811)

DANPEMERINTAHAN DAENDELS

DI HINDIA BELANDA

A. Latar Belakang Imperium Prancis1). Peranan golongan borjuis pra-relovusi Prancis.2). Imperium Prancis (1801-1811)

B. Latar Belakang Daendels Diangkat Sebagai Gubernur

1). Kebijakan-Kebijakan Deandles Pada

Masa Jabatannya :• Bidang Pertahanan Dan Keamanan• Bidang Pemerintahan• Bidang Sosial Ekonomi

C. Pemerintahan Daendels Terhadap Perlawanan Lokal Dan Intervensi Inggris

Page 3: sejarah nasional indonesia

A. LATAR BELAKANG IMPERIUM PERANCIS

Revolusi Perancis: tahun 1789 dan 1799Para demokrat dan pendukung republikan menjatuhkan

kekuasaan monarki absolut di Perancis

Adanya gabungan antara sikap pemerintahan monarki yang kaku dalam menghadapi perubahan

Berkembangnya ketidakpuasan kaum borjuis,kaum petani, para buruh, dan individu dari semuakelas yang kecewa

Page 4: sejarah nasional indonesia

1. PERANAN GOLONGAN BORJUIS PRA-REVOLUSI PERANCIS

Golongan borjuis telah diakui eksistensinya sebagai rakyat yang eksklusif sejak abad XIII. Mereka dianggap juga sebagai sekutu monarki. Sejak pemerintahan Phillipe Auguste (1118-1123) peran golongan borjuis mulai tampak. Mereka dapat menjadi dewan penasehat raja sehingga mendapat hak-hak istimewa. Pada saat pemerintahan Louis XI (1435-1483) terjadi perubahan yang cukup besar, kerajaan Perancis yang feodal menjadi kerajaan yang borjuis. Hal ini ditandai dengan makin melonjaknya ambisi golongan borjuis untuk berperan bukan saja dalam bidang perekonomian tetapi juga dalam bidang politik yang selama berabad-abad dipegang oleh kamu bangsawan dan rohaniawan.

Page 5: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

Berikutnya, timbul reaksi keras dari golongan bangsawan yang merasa martabatnya telah dilecehkan akibat kejayaan golongan borjuis. Kaum bangsawan ingin mempertahankan tradisi dan gaya hidup serta hak-hak istimewa mereka sepanjang masa seperti masa sebelumnya.

Filsof-filsof besar lahir dari golongan borjuis sehingga abad itu dianggap sebagai abad pencerahan.

Kemudian, golongan yang tidak memiliki hak istimewa sama sekali merasa lelah serta kecewa yang besar dengan sistem pemerintahan yang telah membelenggu kemerdekaan nasib mereka.

Page 6: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN MATERI

Dalam situasi inilah Revolusi Perancis terpecah pada tanggal 14 Juli 1789 dan dalam peristiwa ini rakyat secara kolektif beramai-ramai menyerbu penjara Bastille di Paris dan berhasil merebut dan menumbangkan lambang kekuasaan golongan-golongan dengan hak-hak istimewanya.

Gambar : penyerbuan penjara Bastille

Page 7: sejarah nasional indonesia

2. IMPERIUM PERANCIS 1801-1811

a). Napoleon BonaparteNapoleon Bonaparte adalah Jendral

dan Kaisar yang membawa Revolusi Perancis. Napoleon lahir pada 15 Agustus 1769. Awalnya dia hanya seorang perwira biasa. Pada usia 25 tahun, keberuntungan mulai menghinggapinya. Pada usia tersebut, Napoleon diangkat menjadi panglima perang kerajaan Perancis.

Page 8: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

Pada tahun 1803, perang kembali berkecamuk di Eropa. Terutama perang antara dua negara imperialis (modern) besar pada abad tersebut, Inggris dan Perancis, yang membawa dampak luas pada kondisi di Eropa bahkan di berbagai belahan bumi lain yang menjadi bagian dari wilayah jajahan atau koloni kedua negara imperialis tersebut.

Inggris yang lebih kuat di laut memang merupakan musuh utama Perancis yang lebih kuat di darat. Kedua negara tersebut mempunyai sejarah rivalitas yang cukup panjang dan saling berlomba untuk menunjukkan superioritas dan prestise sebagai negara imperialis terkuat. Bahkan dalam hal kepemilikan tanah jajahan. Kondisi ini membawa dampak bagi negara-negara imperialis Eropa lainnya termasuk Belanda.

Page 9: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

Pada masa kejayaannya, Napoleon Bonaparte menguasai hampir seluruh dataran Eropa baik dengan diplomasi maupun peperangan.1. Belanda dengan diangkatnya adiknya Louis Napoleon2. Spanyol dengan diangkatnya Joseph Napoleon3. Swedia dengan diangkatnya Jenderal Bernadotte sebagai raja4. Sebagian besar wilayah Italia yang direbut dari Austria dan Polandia dengan diangkatnya Joseph Poniatowski sebagai wali negara Polandia.

Page 10: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN MATERI

b). Louis Napoléon BonaparteLouis Napoleon Bonaparte

ialah seorang pangeran yang lahir pada 02 September 1778 dan meninggal pada tanggal 25 Juli 1846 saat usia 67 tahun. Louis merupakan saudara dari Napoleon yang diangkatnya sebagai raja di Belanda dimana pada saat itu Kerajaan Belanda berhasil dikuasai oleh Perancis.

Page 11: sejarah nasional indonesia

B. LATAR BELAKANG DAENDELS DIANGKAT SEBAGAI GUBERNUR

Pada tahun 1804, Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar, sedangkan saudaranya, Louis, menjadi raja Belanda. Dengan demikian, Kerajaan Belanda menjadi negara vasal Perancis. Itu artinya, bahwa semua daerah jajahan Belanda, secara tidak langsung menjadi milik Perancis dan termasuk Hindia-Belanda (Nusantara).

Pada saat itu juga Inggris sudah memiliki koloni di India hingga kawasan Semenanjung Malaya (Malaysia, Singapura). Sehingga, dapat dikatakan kekuatan Inggris cukup besar dan mampu untuk memperluas wilayah koloninya.

Page 12: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

Pemerintah Belanda menempatkan seorang Gubernur Jenderal sebagai pemegang kekuasaan penuh atas suatu wilayah jajahan. 1.Gubernur Jenderal Johannes Siberg adalah penguasa wilayah Hindia Belanda pertama setelah bubarnya VOC, tahun 1801-18042. Siberg kemudian digantikan oleh Wiesel (1804-1808).

Kedua gubernur jenderal ini tidak bisa melaksanakan pemerintahannya sebagaimana mestinya karena pada saat itu di negeri Belanda terjadi pergolakan akibat dari revolusi Perancis dan perluasaan daerah kekuasaan dibawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte. Sehingga, diutus seorang Gubernur Jenderal yang dapat bertindak dengan cepat untuk mengantisipasi kemungkinan serangan Inggris ke Nusantara yaitu Herman Willem Daendels dari Belanda

Page 13: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

Herman Willem Daendels (lahir di Hattem, Gelderland, Republik Belanda, 21 Oktober 1762 – meninggal di Elmina, Belanda Pantai Emas, 2 Mei 1818.

Pada tanggal 28 Januari 1807 atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte, ia dikirim ke Hindia Belanda sebagai Gubernur-Jenderal. Daendels tiba di Batavia pada tanggal 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiesel. Daendels diserahi tugas terutama untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris.

Page 14: sejarah nasional indonesia

1. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PADA MASA DEANDLES

a). BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN :Memenuhi tugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris,Daendels melakukan langkah-langkah:– Membangun benteng pertahanan baru– Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon.– meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang

pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang– Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang

Provinsi Banten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini dinamakan jalan Daendels.

Page 15: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN MATERI

Pada awalnya Daendels dikenal sebagai tokoh muda yang demokratis yang dijiwai panji-panji Revolusi Perancis dengan semboyannya: liberte, egalite dan fraternite. Ia berubah menjadi diktator. Daendels juga mengerahkan rakyat untuk kerja rodi. Dengan kerja rodi itu maka rakyat yang sudah jatuh miskin menjadi semakin menderita, apalagi kerja rodi dalam pembuatan pangkalan di Ujungkulon, karena lokasi yang begitu jauh, sulit dicapai dan penuh dengan sarang nyamuk malaria. Oleh karena itu, wajar kalau kemudian banyak rakyat Hindia yang jatuh sakit bahkan tidak sedikit yang meninggal.

Page 16: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN MATERI

b). BIDANG PEMERINTAHANDaendels melakukan berbagai perubahan di bidang

pemerintahan. Ia melakukan campur tangan dan perubahan mengenai tata cara dan adat istiadat di dalam kerajaan di Jawa. Kalau sebelumnya pejabat VOC datang berkunjung ke istana Kasultanan Surakarta ataupun Kasultanan Yogyakarta ada tata cara tertentu, misalnya harus memberi hormat kepada raja, tidak boleh memakai payung emas, kemudian membuka topi dan harus duduk di kursi yang lebih rendah dari dampar (kursi singgasana raja), Daendels tidak mau menjalani upacara yang seperti itu. Ia harus pakai payung emas, duduk di kursi sama tinggi dengan raja, dan tidak perlu membuka topi.

Page 17: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

Sultan Pakubuwana IV dari Kasultanan Surakarta terpaksa menerima, tetapi Sultan Hamengkubuwana II menolaknya. Penolakan Hamengkubuwana II terhadap kebijakan Daendels menyebabkan terjadinya perseteruan antara kedua belah pihak.

Daendels mulai melakukan intervensi terhadap pemerintahan kerajaan-kerajaan lokal, misalnya saat terjadi pergantian raja.

Melihat kesewenangan Daendels, Raden Rangga terdorong untuk melawan kekuatan kolonial. Raden Rangga adalah kepala pemerintahan mancanegara di bawah Kasultanan Yogyakarta

Page 18: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

c). BIDANG SOSIAL EKONOMIDaendels diberi tugas untuk memperbaiki keadaan di Hindia,

sembari mengumpulkan dana untuk biaya perang. Beberapa kebijakan dan tindakan Daendels itu misalnya:

• Memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan Yogyakarta untuk melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial, misalnya daerah Cirebon,

• Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak, • Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran

dunia,• Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya,• Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta.

Page 19: sejarah nasional indonesia

C. PEMERINTAHAN DAENDELS TERHADAP PERLAWANAN LOKAL DAN INTERVENSI INGGRIS

Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh gubernur Daendels, menyebabkan banyak kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat Hindia Belanda pada masa itu khususnya mereka yang merupakan masyarakat Jawa, dimana merasakan sendiri kekejaman oleh pemerintahan Perancis yang mengutus Daendels. Oleh karena itu, muncul banyak perlawanan dari masyarakat Jawa, terutama Hamengkubuwono II dan Raden Rangga. Perlawanan tersebut menyebabkan kolonial Belanda harus mengeluarkan dana untuk membiayai perang terhadap perlawanan lokal tersebut. Sehingga, menyebabkan kerugian yang cukup besar apalagi perlawanan-perlawanan yang muncul cukup banyak.

Page 20: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN PEMBAHASAN

Daendels mengharapkan semua kekuatan sosial politik di Jawa tunduk pada kebijaksanaannya dan Jawa tetap dapat dipertahankan dari kemungkinan serangan Inggris, serta tetap memberi sumbangan pendapatan kepada negeri Belanda. Walaupun demikian, ternyata pasukan Inggris yang sudah memiliki pangkalan dagang dan militer di wilayah Hindia Belanda dan India dengan mudah mampu mengalahkan pasukan Perancis dan Belanda di wilayah Hindia Belanda. Pada tanggal 8 Agustus 1811, 60 buah kapal Inggris melakukan serangan ke Batavia. Pada tanggal 26 Agustus 1811, akhirnya Batavia dan daerah-daerah sekitarnya jatuh ke tangan Inggris, dan dalam waktu singkat seluruh Jawa dapat direbut.

Page 21: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN MATERI

Belanda akhirnya menyerahkan Jawa kepada Inggris melalui perjanjian yang biasa dikenal dengan istilah Rekapitulasi Tuntang, yang isinya:

• Seluruh Jawa diserahkan kepada Inggris• Semua serdadu menjadi tawanan dan semua pegawai yang mau

kerjasama dengan Inggris, dapat terus memegang jabatannya• Semua hutang-piutang pemerintah Belanda yang dulu, tidak akan

ditanggung Inggris.• Pasukan Inggris mendapat dukungan dari beberapa raja di Jawa,

antara lain Mangkunegara, yang merasa kecewa dengan pemerintahan Daendels. Dengan demikian, sejak 1811 wilayah Hindia Belanda menjadi daerah jajahan Inggris.

Page 22: sejarah nasional indonesia

LANJUTAN MATERI

Deandles kembali ke Perancis dan kekuasaan harus diserahkan kepada Jan Willem Janssens, seperti diputuskan oleh Napoleon Bonaparte. Selain itu, dalam rangka penyerbuan ke Rusia, Napoleon memerlukan jenderal yang handal seperti Daendels dalam korps tentara kebanggaan Perancis (Grande Armee), ada kesatuan Legiun Asing (Legion Estranger) yang terdiri atas kesatuan bantuan dari raja-raja sekutu Perancis. Di antaranya adalah pasukan dari Duke of Wurtemberg yang terdiri tiga divisi (kira-kira 30 ribu tentara). Tentara Wurtemberg ini sangat terkenal sebagai pasukan yang berani, pandai bertempur tetapi sulit dikontrol karena latar belakang mereka sebagai tentara bayaran pada masa sebelum penaklukan oleh Perancis. Napoleon mempercayakan kesatuan ini kepada Daendels dan dianugerahi pangkat Kolonel Jenderal kepadanya dalam penyerbuan ke Rusia pada tanggal 22 Juni 1812.

Page 23: sejarah nasional indonesia