Sejarah Dan Pengabdian Menwa

3

Click here to load reader

description

Sejarah Dan Pengabdian Menwa

Transcript of Sejarah Dan Pengabdian Menwa

Page 1: Sejarah Dan Pengabdian Menwa

PENGABDIAN PERJUANGAN RESIMEN MAHASISWA

Pada masa awal Orde Baru, keterlibatan Menwa cukup besar dalam penumpasan sisa-sisa G 30 S/PKI, di lanjutkan dengan menjadi bagian dari Pasukan Kontingen Garuda ke Timur Tengah, operasi teritorial di Timor Timur dan sebagainya. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan dasar kemiliteran untuk menciptakan kader dan generasi baru bagi Menwa juga terus di laksanakan.

Latar belakang terbentuknya Resimen Mahasiswa ini adalah karena situasi keamanan dan politik Negara saat itu sedang dalam yang tidak menguntungkan. Ada gerakan separatis DI/TII di Jawa Barat, kemudian ada Operasi Dwikora. Dalam upaya menghentikan gerakan separatis DI/TII peran Resimen Mahasiswa dalam pagar betis sangat penting, karena dengan inteligensia dan pendekatan personal sesama warga sipil kepada penduduk, dukungan rakyat dapat di mobilisasi untuk mempersempit ruang gerak DI/TII tersebut.

Dalam Operasi Dwikora, peran Resimen Mahasiswa dalam pertahanan Negara juga sudah terbukti. Beberapa anggota Resimen Mahawarman yang ikut dalam Operasi Dwikora tersebut antara lain dokter Asep Ema (yang kemudian bergabung dgn Kopassus), dan dokter Norman Tagor Lubis (yang kemudian bergabung dgn TNI-AU). Dr Norman T Lubis, dan akhir tugasnya di Mabes ABRI dengan pangkat Marsekal Pertama, kemudian terpilih sebagai Ketua Korps Mahawarman.

Kemudian setelah di resmikan oleh Jenderal Abdul Haris Nasution, selaku Menhankam Pangab waktu itu, peran Resimen Mahsiswa dalam menghadapi Gerakan 30 September/PKI sangatlah penting. Sebagai bukti sejarah di Bandung terjadi pembubaran CGMI dan perebutan markas CGMI di jalan Surapati 33 oleh Resimen Mahasiswa.

Pada masa itu kekuatan CGMI di samping organisasi masa di bawah payung binaan Partai Komunis Indonesia sangatlah besar pengaruhnya. Namun, Resimen Mahasiswa berhasil melumpuhkan mereka termasuk Angkatan kelima bentukan dan di persenjatai oleh Partai Komunis Indonesia. Sebuah kekuatan yang oleh Partai Komunis Indonesia diharapkan bisa mengimbangi kekuatan TNI saat itu.

Keberhasilan Resimen Mahasiswa di Jawa Barat dalam melumpuhkan CGMI/PKI saat itu mendapatkan aapresiasi dari Pemerintah Daerah Jawa Barat dengan penyerahan gedung bekas markas CGMI/PKI tersebut oleh Mayjend Mashoedi, Gubernur Jawa Barat pada masa itu, untuk di manfaatkan sebagai Staf Komando Resimen Mahawarman, Jawa Barat.

Demikian pula dalam Operasi Seroja, sampai dengan saat Pepera, anggota Resimen Mahasiswa ikut andil dalam tugas militer, diantaranya dari Resimen Mahasurya, Resimen Mahawarman, Resimen

Page 2: Sejarah Dan Pengabdian Menwa

Mahajaya dll. Banyak di antara anggota Resimen Mahasiswa tersebut yg memiliki satya lencana Penegak di dada mereka. Sebuah bukti bhakti Resimen Mahasiswa terhadap Pertahanan Negara.

Resimen Mahasiswa secara sukarela melaksanakan pendidikan dan latihan kemiliteran, bahkan sampai mendapatkan kualifikasi setara Raiders, Sniper, Scuba Diver, Paratrooper, dan Para Rescue, maka kesiapan fisik dan mental serta loyalitas terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat di andalkan. Apalagi dengan bukti bhakti Resimen Mahasiswa dalam operasional militer seperti Dwikora dan Seroja tersebut diatas

Dengan melihat peran Resimen Mahasiswa tersebut diatas, tentu kita berfikir bahwa ternyata sangat besar peran Resimen Mahasiswa dalam Pertahanan Negara.

Kemudian kita lihat pada kondisi masa kini, dimana Negara dalam keadaan aman, apakah Resimen Mahasiswa tersebut masih di perlukan?

UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara, maka hendaknya kita mengartikan bahwa keberadaan Resimen Mahasiswa masih sangat diperlukan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Posisi Menwa kini hanya menjadi UKM, setara dengan UKM lainnya. Hanya saja, Menwa punya sedikit embel-embel, yaitu UKM khusus karena setiap anggotanya harus melalui dan lulus pendidikan dasar militer serta tercatat sebagai komponen pasukan cadangan nasional

Dikatakan Menwa adalah perpanjangan tangan militer masuk kampus. Sepertinya itu sudah tidak relevan lagi, kini sangat sedikit Menwa yang melakukan koordinasi dengan pihak TNI,. Kalaupun ada, hanya sebatas memenuhi rutinitas jalur komando yang telah ada sejak dulu. Kegiatan Menwa lebih banyak berinteraksi dengan sivitas akademika, melaksanakan Tri Dharma dan Pengamalan Belanegara di Masyarakat.

Pendidikan Menwa yang militerisme dan bekerjasama langsung dengan TNI akan membentuk para anggotanya menjadi disiplin, setia pada Pancasila dan Bangsa Indonesia. Lingkungan dan pendidikan kampus akan mengimbanginya dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni dan yang tidak ketinggalan adalah sikap demokrasi dan toleran ala mahasiswa tetap di pertahankan.

Page 3: Sejarah Dan Pengabdian Menwa

Dengan semboyannya “Widya Castrena Dharmasiddha” yang berarti Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan, Menwa akan membentuk para akademisi dengan disiplin setingkat militer, bukan suatu hal yang buruk.

Sebenarnya konsep awal Menwa tak ubahnya ROTC di Amerika pada akhir abad ke-19 sebagai milisi rakyat untuk bela negara. Bahkan pada waktu awal pembentukan PALAPES di Malaysia, Menwa Indonesia dijadikan inspirasi awal dan studi banding mereka, baik secara konsep maupun implementasinya. Namun, kini PALAPES telah berkembang pesat meninggalkan saudaranya di Indonesia.