Sejarah an Demokrasi Di Indonesia
-
Upload
mas39ariekamahendra1651 -
Category
Documents
-
view
17.634 -
download
5
Transcript of Sejarah an Demokrasi Di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan pemerintahan. Sudah
tujuh kali perubahan sistem pemerintahan mengakibatkan dampak negatif dan positif
bagi bangsa Indonesia. Dan setiap kali perubahan sistem pemerintahan di Indonesia
wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap warga Indonesia yag belum megetahui
tentang sejarah perkembangan pemerintahan di Indonesia. Oleh karena itu penulis
memilih tema “Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia”.
1.2 Arti Penting Topik
Setiap negara memiliki sejarah demokrasi yang akan terus berkembang dari
waktu – kewaktu. Seperti di Indonesia demokrasi terjadi dalam empat priode. Setiap
priode memiliki ciri – ciri dan perkembangan kehidupan demokrasi. Dari sistem
parlementer, pancasila, terpimpin dan sekarang dalam periode transisi. Demokrasi di
Indonesia sudah dimulai berjalan kearah yag lebih baik. Bisa dikatakan bahwa
Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia.
Hal ini dibuktikan dengan di anugrahkannya mendali demokrasi kepada
presiden Indonesia. Oleh karena itu, sebagai warga negara, kita harus menerapkan
demokrasi sebaik mungkin. Dan pemerintah sebagai organisasi tertinggi dalam
pemerintahan harus lebih baik dalam pengambilan kebijakan negara.
1
1.3 Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan tentang sistem pemerintahan di Indonesia.
2. Memperoleh informasi tentang demokrasi di Indonesia.
3. Menegtahui keadaan sistem pemerintahan di Indonesia.
1.4 Tujuan Penulisan
Memberi pengetahuan kepada setiap orang tentang sejarah dan perkembangan
demokrasi di Indonesia.
Untuk mengingatkan kepada generasi penerus bahwa hidup ini butuh
perjaungan.
Untuk menanamkan rasa cinta tanah air.
Untuk mengetahui tentang perubahan ketatanegaraan di Indonesia.
Agar generasi penerus ikut berpartisipasi dalam kegiatan untuk mewujudkan
demokrasi di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengrtian Demokrasi Dapat Dipahami dari Tinjauan
A. Etimologis, bahwa demokrasi dari bahasa yunani yaitu demos, yang berarti
rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos yang berarti
kekeuasan atau kedaulatan. Secara bahasa, demokrasi, demos-cratos, demos-
cratein, adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya
kedaulatan ditangan rakyat, kekuasaan tertingi berada dalam keputusan
bersama rakyat, rakyat berkuasa, pmerintahan rakyat dan kekuasaan oleh
rakyat.
B. Teriminologis, bahwa secara istilah demokrasi oleh para ahli di artika sebagai
berikut:
C. Joseph A. Schmiter, demokrasi merupakan suatu perencanaan dimana
institusional untuk mencapai keputusan politik, dimana individu-individu
diperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjauangan kompetitif atas
suara rakyat.
D. Sidney Hook, demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan –
keputusan pemerintah yang penting secara langsung tidak langsung pada
kesempatan mayaoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
E. Philippe C.Schmiter dan Terry Lynn Karl, demokrasi merupakan suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah diminta bertanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka diwilayah publik oleh warga negra, yang bertindak secara
3
tidak langsung melalui kopentensi dan kerjasama dengan para wakil mereka
yang telah terpilih.
F. Deliar Noer, demokrasi sebagai dasar hidup benegara mengandung pegretian
bahwa pada tinggakat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-
masalah menegenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebikjakan
negara, karena kebijakan tersebut nementukan kehidpan rakyat.
Kekuasaan pemerintah berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga
hal yaitu:
1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people)
3. Pemerinthan untuk rakyat (government for people)
Jadi hakekat suatu pemenrintahan yang demokratis bila ketiga hal yang diatas
dapat dijalankan dan di tegakkan dalam tatanan pemerintahan.
Demokrasi adalah bentuk istem pemerintahan suatu negara upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan negara) atas negra untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica
yang membagi ketiga jenis lembaga negara saling lepas (Independen) dan berada
dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga
jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga jenis lembaga negara ini bisa saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga – lembaga negara tersebut adalah lemnaga – lembaga
pemerintahan yang memiliki kewenangan esksekutif, lembaga pengadilan berwenang
4
menyelengarakan kekuasaan yudiktif dan lembaga – lembaga perwakilan rakyat yang
memiliki kewenangan menjalankan kekuasan legislatif.
2.2 Demokrasi di Indonesia
Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi
dikawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem
demokrasi. Menutut ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC). Pri
Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi
negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa diantaranya masih
dipemerintah dengan “tangan besi”. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa
pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan
ekonomi. Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak
banyak didasari itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi International Konsultan
Politik (IAPC), mebuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut
merupakan sebuat prestasi yang luar biasa. Perstasi tersebut juga menjadikan
Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di Asia yang
demokratis dan makmur. Dalam kesempatan yang sama, presiden Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menerima anugrah mendali demokrasi.
SBY pun memaparkan panjag lebar perjalanan demokrasi di Indonesia. Menurutnya
demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokarasi
di negara ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditunjukan
kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan perpecahan.
Demokrasi di indonesia hanyalah perubahan renzim, demokrasi akan memicu
ekstimisme dan radikalisme politik di Indonesia. Beliau pun menambahkan bahwa
5
demokrasi di Indonesia menunjukan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama.
Dan terlepas dari goncangan yang hebat akibat pergantian 4 kali persiden selama
periode1998-2002 demokrasi Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu Indonesia juga telah berhasil menjadi
sebuah negara demokrasi yang terbesar didunia dan melaksanakan pemilu yang
kompleks dengan sangat sukses. Meski pada awalnya banyak yang meragukan
pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataanya demokarasi di Indonesia saat ini
telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah
berpendapat bahawa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena
masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah menagtakan bahwa negara Indonesia
terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan itu bahkan
menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia Chaos yang dapat
mengakibatkan perpecahan. Sementara itu, mantan wakil perdana menteri Malaysia,
Anwar Ibrahim, yang turut hadir menyabutkan demokrasi berjalan baik di Indonesia
dan hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi 4 besar dunia yang
berhasil melaksanakan demokrasi. Hal ini juga membuat Indonesia sebagai negara
berpenduduk terbesar di dunia yang telah berhasil menerapkan demokrasi. Dia juga
berharap agar perkembangan ekonomi juga semakin meyakinkan sehingga demokrasi
bisa disandingkan dengan kesuksesan pembangunan. Hal tersebut tentunya bisa
terjadi bila demokrasi dapat mencegah korupsi dan penumpukan kekayaan hanya
pada elit tertentu. Demokrasi, menurut anwar Ibrahim, adalah pemberian kebebasan
kepada warga negara, sedangkan kegagalan atau keberhasilan ekonomi menyangkut
sistem yang diterapkan.
6
2.3 Sejarah Dan Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Semenjak kemerdekaan 17 Agustus 1945 menggabarkan bahwa Indonesia
mengambarkan bahwa indonesia adalah negara demokrasi. Dalam mekanisme
kepemimpinanya presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR
adalah sebuah badan yang dipilih dari rakyat. Indonesia sempat mengalami masa
demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselangarakan
pemilu bebas di Indonesia, sampai kemudian presiden Soekarno menyatakan
demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah mengalami masa
demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan
kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun
1998 ketika pemetintah Soeharto tumbang.
Tumbangnya orde baru pada tanggal 21 mie 1998, adalah momentum
pergantian kekuasaan yang sangat revolusioner dan bersejarah di negara ini.
Momentum ini menjadikan penanda akan di mulainya transisi demokrasi yang
diharapkan mampu menata kembali indanya taman Indonesia. Namun, ketika kita
mengaca pada sejarah secara objektif, kita akan menemukan bahwa masa transisi
demokrasi di dunia, rata-rata membutuhkan waktu antara 20-25 tahun.
Perkembangan di Indonesia mangalami pasang surut (fluktuasi) dari masa
kemerdekaan sampai saat ini, dalam perjalanan bangsa Indonesia, masalah pokok
yang dihadapi ialah bagaimana demokrasi mewujudkan dirinya dalam berbagai sisi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat
dari segi waktu di bagi dalam 4 periode yaitu :
7
1. Periode 1945-1959
2. Periode 1959-1965
3. Periode 1965-1998
4. Periode 1998- sekarang
A. Demokrasi Pada Periode 1945 – 1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer. Sistem
parlemanter yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di prokalmasikan
dan kemudian diperkuat dalam UUD 1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk
Indonesia. Persatuan yang dapat digalang selama menghadapi musuh bersama
dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstuktif sesudah kemerdekan dicapai.
Karena lemahnya benioh demokrasi sistem perlementer menberi peluang untuk
mendominasi partai politik dan dewan perwakilan rakyat.
UUD 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer dimana badan
eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala negara berserta menterinya yang
menpunyai tanggung jawab politik. Karena partai politik usia kabinet pada masa
ini tidak bertahan cukup lama. Koalisi yang dibangun engan gampang pecah. Hal
ini mengakibatkan destabilisasi politik nasional.
Disamping itu ternnyata ada beberapa kekuatan sosial dan politik yang
tidak memperoleh saluran dan tempat yang realitis dalam konstelasi politik
padahal kekutan yang penting yaitu presiden yang tidak lain bertindak sebagai
“rubber stamp president” dan tetar yang lahir dalam revolusi urasa bertanggung
8
jawab untk turut menyelasaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia
pada umumnya.
Faktor yang semacam ini. Ditambah dengan tidak mampunya anggota
partai yang tergabung dalam konsituante untuk mencapai konsmsus menegenai
dasar negara untuk UU baru, mendorong Ir. Soekarno untuk mengeluarkan dekrit
presiden 5 juli yang menentukan berlakunya kembali UUD 1945. dengan
demikian masa demokrasi berdasarkan sistem parlemanter.
B. Demokrasi pada Periode 1959-1965
Ciri demokrasi ini adalah dominasi dari presiden,, terbatasnya peranan partai
politik berkembang pengaruh komunisme dan meluasnya peran ABRI ebagai unsur
politik dekrit presiden 5 juli merupakan usaha jalan keluar dari kesamaan politik
melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. UUD 1945 membuka kesempatan
bagi prsiden untuk bertahan selama lima tahun. Akan tetapi MPRS NO.III/1963
mengakat soekarno sebagai presiden seumur hidup. Selai itu tindakan yang
menyimpang dari ketentuan UUD. Misal Ir. Soekarno membubarkan DPR ditahun
1960, padahal dalam UUD 1945 secara eksplisit bahwa presiden tidak punya
wewenang berbuat demikian.
DPR berperan sebagai pembantu pemerintah sedangkan fungsi kontrol
ditiadakan, lagi pula DPR di jakikan menteri yang bertugas memantu presiden
disamping fungsi wakil rakyat. Hal ini mencerminkan telah ditinggalkannya doktrin
trias politika. Selain itu di bidang eksekutif misalnya presiden punya wewenang
untuk campur tanggan di bidang yudi katif berdasarkan UU No.19/1964, dan
9
legislatif berdasarkan peraturan presiden No.14/ 1960, berarti DPR tidak mncapai
manfaat.
Selain itu terjadi penyelengaraan di bidang UU tindakan pemerintah
dilaksanakan melalui penetapan presiden yang memakai dekrit 5 Juli sebagai sumber
hukum. Selain itu partai politik dan pers yang sedikit menyimpang dari “rel
revolusi” tidak dibenarkan dan di brendel sedang politik mercusuar di hubungan luar
negari dan ekonomi dalam negari menyebabkan keadaan ekonomi menjadi seram,
G.30S/PKI telah mengakhiri periode ini dan membuka peluang masa demokrasi
pancasila.
Menurut Soekarno demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Demokrasi
kekeluargan adalah demokrasi yang mendasarkan sistem pemerintahannya kepada
musyawarah dan mufakat dengan pemimpin satu kekuasaan sentral yang sepuh, tetus
dan mengayomi. Sedangkan pidato Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1959 dengan judul
“Penemuan Kembali Revolusi Kita”mengatakan prinsip dasar demokrasi terpimpin :
1. Tiap – tiap orang diwajibkan untuk berbakti kepada kepentingan umum,
masyarakat, bangsa, dan negara.
2. Tiap orang berhak mendapatkan penghidupan layak dalam masyarakat bangsa
dan negara.
Dengan demikian kekeliruan yang sangat besar dalam demokrasi
terpimpinsoekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai demokrasi yaitu
absolutisme dan terpusatnya kekuasan hanyapada diri pemimpin, sehingga tidak ada
ruang kontrol sosial dan ehek and balance dari legislatif terhadap eksekutif.
10
C. Demokrasi pada periode 1965-1998
Landasan formil dari periode ini adalah pancasila, UUD 1945, serta ketetapan
MPRS. Usaha untuk meluruskan kembali penyelangaraan pada demokrasi terpimpin,
dengan mengadakan tindakan untuk korektif. Ketetapan MPRS No. III/1963 yang
menetapkan Soekarno sebgai presiden seumur hidup di batalkan menjadi jabatan
efektif lima tahun sekali. Keteyapan MPRS No.XIX / 166 telah menentukan
ditinjaunya prouk legislatif dan atas dasar UU No.19/1964 di ganti dengan UU baru
No.14/1970 yang menetapkan kembali asas “kebebasan badan-badang pengadilan”.
DPR diberi hak kontrol, dan tetap berfungsi membantu pemerintah.
Begitu pula tatatertib pasal yang diberikan wewenang kepada presiden untuk
memutuskan permasalahan yang tidak dapat dicapai mufakat antara badan legislatif.
ABRI di beri landasan kostitusionil. Selain itu pers diberi kebebasan untuk
menyampaikan pendapat, dan partai politik bergarak untuk menyusun kekuatan,
menjelang pemilu 1979. Dengan ini diharapkan terbinanya partisipasi dan diadakan
pembangunan ekonomi secara teratur.
Setelah demokrasi pancasila, perkembangan demokrasi tidak hanya keadaan
sosial, kulturia, geografis, dan ekonomi tetapi juga penilaian kita dimasa lampau,
yaitu badan eksekutif tidak kuat dan tidak kontinyu akan memerintah secara efektif
sekalipun program eksekutif tidak kuat dan ini malah membawa kebobrokan
ekonomi oleh karena kekuasaan yang dimiliki sia-sia.
Beberapa perumusan tentang demokrasi pancasila sebagai berikut :
11
a. Demokrasi dalam bidang politik pada hakekatnya adalah menegakkan
kembali azas negara hukum dan kepastian hukum.
b. Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakekatnya adalah kehidupan
yang layak bagi semua warga negara.
c. Demokrasi dalam bidang hukum pada hakekatnya membawa
pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas tidak
memihak.
Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa watak demokrasi
pancasila sama dengan demokrasi pada umumnya. Karena pada demokrasi pancasila
memandang kedaulatan begitu pula partisipasi politik, perlindungan dan jaminan bagi
warga negara dalam menjalankan politik adalah sama.
Namun “Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya sebagai retorika
dan belum sampai pada tatanan prasis atau penerapan. Karena dalam prate
kenegaraan dan pemerintahan rezim ini tidak memberikan ruang bagi kehidupan
demokrasi, yang di tandai oleh :
1. Dominanya peranan ABRI
2. Biro kratisasi dan sentralisasi pemgembalian keputusan politik.
3. Pesebirian peran dan fungsi partai politik.
4. Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan politk.
5. Masa mengembang.
6. Monolitisasi ideologi negara.
7. Info porasilembaga non pemerintah,
12
Dengan demikian nlai demokrasi juga belum ditegaskan dalam demokrasi pancasila
soeharto.
Kelebihan sistem pemerintahan Orde Baru
Perkemnagan GPD per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya
AS$70 dan pada 1996 mencapai lebih AS$ 1.000.
Sukses transmigrasi
Sukses KB
Sukses swasembada pangan
Penganguran minimum
Sukses REPELITA (Rancangan Pembangunan Lima Tahun.
Sukses gerakan wajib belajar
Sukses gerakan nasional orang – tua asuh
Sukses keamanan dalam negeri
Investor sing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.
Kekurangan sistem pemerinthan Orde Baru
Semarak korupsi, kolusi dan nepotisme
Pembangunan Indonesia tidak rata dan timbul kesenjangan pembangunan
antara pusat daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagai
besar disedot ke pusat.
Munculnya rasa ketidak puasan di semjumlah daerah krena kesejangan
pembanguna terutana di Aceh dan Papua
13
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun
pertamanya
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata
bagi sikaya dan si miskin)
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyaknya koran dan majalah
yang dibreidel.
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan
program “penembakan misterius” (petrus)
Tidak ada rencana suksensi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/ presiden
selanjutnya)
D. Demokrasi Pada Periode 1998-sekarang
Runtuhnya orde baru membawa harapan baru bagi tumbunya demokrasi di Indonesia
yaitu tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Tansisi merupakan fase krusral
yang kritis, karena menentukan arah dan negara yang akan dibangun atau bisa saja
terjadi pembalikan arah perjalanan bangsa dan negara yang akan menghantar
Indonesia kembali memasuki masa otoriter sebagaimana yang terjadi pada periode
orde lama dan baru.
Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangant bergantung pada 4 faktor
kunci yakni:
1. Komposisi elite politik
2. Desain institusi politik
14
3. Kultur perubahan sikap terhadap politik dikalangan elit/non elit
4. Peran civil society (masyarakat madani)
Keempat faktor itu jalan secara sinergis dan berkelindansebgaio modal untuk
mensonsolidasikan demokrasi. Oleh karena itu menurut Azyumardy Azra langkah
Indonesia dalam transisi. Indonesia mencangkup 3 bidang besar. Pertama reformasi
sistem yang menyangkut perumusan kembali falsafah, kerangka dasar, dan perangkat
legal politik. Kedua, reformasi kelembagaan yang menyakutpengembangan dan
pemberdayaan lembaga politik. Ketiga peseimbangan kultur atau budaya politik yang
lebih demokratis.
Dalam demokrasi yang sehat kultur politik partisipan terbentuk dimana warga
negara percaya akan kemampuan politik untuk mempengaruhi prosese politik.
Sebaliknya rakyat bisa tidak punya kekuasaan dalam arena politik. Masyrakan harusa
mengembangkan sifat baru agar intitusi berfungsi sebagaimana mestinya. Karena itu
pembentukan kultur politik baru harus terarah dan komprehensif dengan melibatkan
perubahan pola pikir aktor dan elit politik serta ingatan kolektif masyarakat ecara
keseluruhan.
Pengalaman negara demokrasi yang sudah estabilished memperlihatkan
bahwa institusi demokrasi bisa berjalan dan tetap berfungsi walaupun jumlah
pemilihnya kecil. Karena itu untuk megukur tingkatan kepercayaan publik terhadap
institusi demokrasi tidak terletak pada partisipasi warga. Untuk melihat itu
sebenarnya adalah apakah partisipasi warga dilakukan degan suka rela atau karena di
bayar dan digerakkan. Harapan lain dalam susksesnya trasisi demokrasi Indonesia
15
adalah peran civil ocienty (masyarakat madani) untuk menguasai plarisasi politik dan
menciptakan kulur toleransi.
Problem paling mendasar yang dihadapi negara yang sedang mengalami
transisi menuju demokrasi adalah ketidakmampuan membentuk tata pemenrintahan
baru yang bersih, transparan dan akuntabel tanpa legitimasi yang kuat, rezim
demokrasi baru akan kehilangan daya tariknya teori “hilangnya legimitasi” ini juga
menjelaskan asal mulanya keruntuhan rezim otoritarian. Hal ini disebabkan` setiap
rezim mmbutuhkan legitimasi, dukungan atau paling tidak persetujuan tanpa akan
jatuhnya dan teori ini meramalkan hadirnya kekuatan masa atau paling tidak ketidak
patuhan masa sebelum lahirnya liberalisme,
Demokrasi yang baru tumbuh di Indonesia adalah pengolahan yang efektif
dibidang ekonomi, selain dibidang pemerintahan. Dengan demikian demokrasi tidak
hanya diarea politik malaikan dibidang ekonomi, sosial dan budaya. Jika demokrasi
yang baru tumbuh dapat mengelola pembangunan ekonomi secara efektif, maka
mereka juga dapat menata rumah tangga politik mereka dengan baik. Tapi
ketegangan yang secara timbul akibat pertumbuhan ekonomi bisa jadi menggrogoti
stabilitas demokrasi dalam jangka panjang.
Bisa aj dengan memilih desain internasional seperti desain struktural,kultural,
dan kebangaan yang dapat menghantarkan pada demokrasi. Tetapi hasilnya
tergantung kontek tertentu. Ketegangan etnik atau lainnya. Berbagai pro dan kontra
memperngaruhi demokrasi, tetapi itu tidak dapat menentukan hasil akhirnya apakah
berhasil atau gagal sehingga tetap bergantung pada pilihan dan prilaku para pemimpin
dan elite poitik.
16
Perkembangan demokrasi di Indonesia masih tersendat-sendat. Ada dua corak
yaitu : sistem feodal dan birokratis. Dua coarak itu ditandai oleh pemusatan kekuasan.
Oleh karena itu peluang untuk berkembang suburya demokrasi kecil sekali. Dengan
kata lain harapan Indonesia terwujudnya demokrasi pada era reformasi masih hrus
dibuktikan.
Proses suksesi kepresidenan dengan jelas menandai berlansungnya proses
trasisi ke arah demokrasi, setelah demokrasi terpenjarakan sekitar 32 tahun pad rezim
Soeharto dengandemokrasi pancasilanya dan 10 tahun pada masa seoharo dengan
demokrasi terpimpinya dengan demikian secara empitik demokrasi yang
sesunguhnya di indonesia belum dapat terwujud kerena itu demokrasi pekerjaan
rumah dan agenda yang sangat berat bagi pemerintah.
Menurut ruslikarim dapat terwujudnya tatanan negara pemerintahan Indonesia
apa bila tersedia faktor pendukung:
1. Keterbukaan
2. Budaya politik partisipasif egalitarian
3. Kepemimpinan politik yang berorientasi kerakyatan
4. Rakyat yang terdidik cerdas dan peduli
5. Partai politik yang tumbuh dari dari bawah
6. Penghargaan terhadap hukum
7. Masyarakat sipil yeng tanggap dan bertanggung jawab
8. Dukungan dari pihak asing dan pemihakan pada segolongan mayoritas .
Sementara menutut Azyumrdi ada 4 syarat untuk pertumbuhan demokrasi
pertama meningkatkan ekonomi rakyat secara keseluruhan. Kedua pemberdayaan dan
17
pengembagan kelompok masyarakat yang favourabel bagi pertumbuhan demokrasi
seperti kles menengah, LSM, para pekerja dan sebagainya. Ketiga hubungan
internasional yang lebih adil dan seimbang. Keempat sosialisai pendidikan
kewarganegaraan. Karena melalui sosialisai pendidikan kewarganegraan dapat
dihasilkan kewarganegaraan yang demokratis yang pada giliranya menjadi tulang
punggung bagi Indonesia yang benar – benar demokratis
Demokrasi di Indonesia tiga tahun terahir merupakan proses yang sangat lama
dan kompleks karena melibakan beberapa tahap pertama tahap persiapan yang di
tandai denan pergulatan unsur penegak demokrasi dibagun dan di kembangkan.
Ketiga konsolidasi, dimana demokrasi baru di kembangkan lebih lanjut sehingga
pratek demokrasi menjadi bagian yang mapan dan budaya politik. Dalam kaianya
dengan trasisi demokratis. Indonesia sat ini tegah berada dalam fase kedua dan ketiga
Indikasi kearah terwujudnya kehidupan demokratis dalam era transisi di
Indonesia antara lain adanya reposisi dan redefenisi TNI dalam kaitanya dengan
keberadannya pada sebuah negara yang demokrasi. Di amandemennya pasal-pasal
dalam konstitusi RI (amandemen I-IV) adanya kebebasan pers, dijadikannya
kebijakan otonomi daerah dan sebagainya. Akan tetapi sampai saat ini pun masih
dijumpai indikasi kembali kekerasan status yang ingin memudarkan arah demokrasi
Indonesia kembali keperiode sebelum orde refornasi oleh karena itu kondisi transisi
demokrasi Indonesia untuk saat ini masih berada di persimpanganjlan yang belum
jelas kemana arah pelabuhanya, perubahan sistem politik melalui paket amandemen
konstitusi (amandemen I-IV) dan pebuatan paket perundang – undangan politik ( UU
partai politik, UU pemilu, UU pemilihan presiden dan wakil presiden, UU susunan
18
dan kedudukan DPR,DPRD dan DPD)mampu mengawal menuju demokrasi, masih
menjadi pertanyaan besar.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang di peroleh penulis dapat menyampaikan bebaapa
hal antara lain:
a. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Jadi hakikat suatu pemerintahan dapat dijalankan dan ditegakkan dalam
tata pemerintahan.
b. Di indonesia perkembangan demokrasi dari segi waktu dapat dibagi dalam
empat periode yaitu :
a) Periode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal periode parlementer.
b) Periode 1959-1965
Ciri demokrasi pada periode ini adalah dominasi dari
presiden terbatanya, peranan partai politik, berkembangnya
pengaruh komunisme dan meluasnya peran ABRI sebagai unsur
sosial.
c) Periode 1965-1998
Pada periode ini dikenal dengan demokasi pancasila.
Namun demokrasi pancasila dalam rezim orde baru hanya sebagai
retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praktis atau
20
penerapan, karena dengan praktek kenegaraan dan pemerintahan
rezim ini sangat tidak membarikan ruang bagi kehidupan
berdemokrasi.
d) Periode 1998-sekarang
Runtunya orde baru menandakan tahapan awal bagi tarnsisi
demokrasi Indonesia saat ini demokrasi di indonesia sudah
berjalan dengan baik. Menurut ruslikarim dapat terwujudnya
tatanan negara pemerintahan Indonesia apa bila tersedia faktor
pendukung:
1. Keterbukaan
2. Budaya politik partisipasif egalitarian
3. Kepemimpinan politik yang berorientasi kerakyatan
4. Rakyat yang terdidik cerdas dan peduli
5. Partai politik yang tumbuh dari dari bawah
6. Penghargaan terhadap hukum
7. Masyarakat sipil yeng tanggap dan bertanggung jawab
8. Dukungan dari pihak asing dan pemihakan pada
segolongan mayoritas .
c. Ternyata tinggkat keparcanyaan publik terhad institusi demokrasi tidak
terletak pada partisipasi warga tetapi terletk pada pada apakah partisipasi
warga dilakukan dengan suka rela atau karena dibayar dan digerakan.
21
d. Susksesnya trasisi demokrasi Indonesia adalah peran civil ocienty
(masyarakat madani) untuk menguasai plarisasi politik dan menciptakan kulur
toleransi.
Menurut ruslikarim dapat terwujudnya tatanan negara yang demokartis tergantung
dari faktor pendukung:
1. Keterbukaan
2. Budaya politik partisipasif egalitarian
3. Kepemimpinan politik yang berorientasi kerakyatan
4. Rakyat yang terdidik cerdas dan peduli
5. Partai politik yang tumbuh dari dari bawah
6. Penghargaan terhadap hukum
7. Masyarakat sipil yeng tanggap dan bertanggung jawab
8. Dukungan dari pihak asing dan pemihakan pada segolongan
mayoritas .
3.2 Saran-saran
Dalam hal ini penulis dapat memberikan saran-saran yang Diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan pembaca saran-saran tersebut antara lain.
1. Sebagai generasi muda kita harus mengembangkan sikap baru agar institusi
demokrasi berjalan sebagaimana semestinya.
2. Kita harus berperan aktif dalam pemilu dengan suka rela tanpa dibayar taupun
digerakan
3. Kita sebagai warga negara harus percaya akan kemampuan politik agar
terciptanya kehidupan demokratis.
22
4. Kita harus menerapkan demokrasi disegala bidang maksudnya tidak hanya di
bidang politik tetapi juga di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
5. Kita sebagai “agent of thange”harus aktif dalam mensosialisasikan pendidikan
kewarganegaraan yang berkaitan dengan demokrasi di Indonesia.
23
DAFTAR PUSTAKA
- Azra, azyumardi. Demokrasi, hak asasi manusia, masyarakat 2002
- http://www.rinawordpress.com
24