sefuroksim

17
Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena hanya atas berkah, rahmat dan hidayah-Nyalah Referat Sefuroksim ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Referat ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada program pendidikan profesi dokter di stase farmakologi. Referat ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari belajar mandiri. Referat ini secara menyeluruh membahas tentang profil obat sefuroksim Dalam proses penyusunan referat ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Sjarif Ismail, M. Kes sebagai dosen pembimbing penulisan referat 2. Para dosen pembimbing di stase farmakologi 3. Teman-teman sekelompok stase farmakologi 4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Penulis mengharapkan agar referat ini dapat berguna baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tentunya referat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun penuli harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi referat ini.

description

farmakologi obat sefuroksim

Transcript of sefuroksim

Page 1: sefuroksim

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena hanya atas

berkah, rahmat dan hidayah-Nyalah Referat Sefuroksim ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Referat ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada program pendidikan

profesi dokter di stase farmakologi. Referat ini disusun dari berbagai sumber ilmiah

sebagai hasil dari belajar mandiri. Referat ini secara menyeluruh membahas tentang profil

obat sefuroksim

Dalam proses penyusunan referat ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Sjarif Ismail, M. Kes sebagai dosen pembimbing penulisan referat

2. Para dosen pembimbing di stase farmakologi

3. Teman-teman sekelompok stase farmakologi

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis mengharapkan agar referat ini dapat berguna baik bagi penulis sendiri

maupun bagi pembaca.

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tentunya referat ini masih belum sempurna.

Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun penuli harapkan demi tercapainya

kesempurnaan dari isi referat ini.

Samarinda, 7 Oktober 2014

Penulis

Page 2: sefuroksim

Latar Belakang

Penyakit infeksi menimbulkan berbagai gejala dan tanda yang disebabkan oleh

mikroorganisme atau produknya. Manifestasi klinik infeksi terjadi hanya bila cedera

jaringan yang cukup telah ditimbulkan secara langsung oleh produk mikroba (seperti

endotoksin dan eksotoksin), atau secara tidak langsung oleh respon host (seperti

pelepasan sitokin dan enzim hidrolisis oleh leukosit polimorfonuklear). Bermacam-

macam agen antimikroba tersedia untuk mengobati infeksi akibat bakteri.

Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan

manusia. Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang

dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Berdasarkan mekanisme

kerjanya, antimikroba dibagi dalam 5 kelompok: (1) mengganggu metabolism sel

mikroba, (2) menghambat sintesis dinding sel mikroba, (3) mengganggu permeabilitas

membran sel mikroba, (4) menghambat sintesis protein sel mikroba, (5) menghambat

sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba. Penicillin, cefalosporin, bacitracin,

vankomycin, dan cycloserin termasuk dalam kelompok antimikroba yang menghambat

sintesis dinding sel mikroba.

Cefalosporin dan penicillin termasuk golongan antibiotika beta laktam.

Cefalosporin dibagi menjadi 3 generasi berdasarkan aktivitas antimikrobanya, dan secara

tidak langsung sesuai pula dengan urutan masa pembuatannya. Sediaan cefalosporin yang

ada di Indonesia sekarang ialah cefalotin, cefazolin, cefradin, cephalexin, cefotiam,

cefmetazole, cefopherazon, cefuroxime, cefotaxime, cefadroxil, cefsulodin, ceftriaxone,

dan lain-lain. Cefalosporin lebih stabil bila dibandingkan golongan penicillin untuk

beberapa beta laktamase bakteri dan memiliki aktivitas spektrum yang lebih luas. Dewasa

ini, cefalosporin yang lazim digunakan dalam pengobatan. Semakin seringnya digunakan

golongan cefalosporin ini membuat perlunya pembahasan salah satu jenis obatnya yaitu

cefuroksim sebagai cefalosporin generasi kedua.

Page 3: sefuroksim

Tujuan Penulisan

Penulisan refrat ini bertujuan agar para dokter muda mengetahui profil obat

sefuroksim yang terdiri dari :

- Morfologi obat

- Farmakokinetik

- Farmakodinamik

- Dosis obat

- Bentuk sediaan obat

- Indikasi

- Kontraindikasi

- Efek samping obat

- Interaksi obat

Manfaat Penulisan

Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun

pembacanya mengenai profil sefuroksim meliputi morfologi obat, farmakokinetik,

farmakodinamik, dosis obat, bentuk sediaan obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping

obat dan interaksi obat sesehingga kita dapat memanfaatkan obat ini sebagaimana

mestinya

Page 4: sefuroksim

A. Morfologi Obat

Sefalosporin berasal dari fungus Cephalosporium acremonium yang diisolasi pada

tahun 1948 oleh Brotzu. Inti dasar sefalosporin C ialah asam 7-aminosefalosporanat

yang merupakan kompleks cincin dihidrotiazin dan cincin betalaktam. Hidrolisi asam

sefalosporin C menghasilkan 7-ACA yang kemudian dapat dikembangkan menjadi

berbagai macam antibiotic sefalosporin. Modifikasi R1 pada posisi 7 cincin betalaktam

dihubungkan dengan aktivitas anti mikroba nya, sedangkan subtitusi R2 pada posisi 3

cincin dihidrotiazin mempengaruhi metabolism dari farmakokinetiknya.

Sefalosporin dibagi menjadi 4 generasi berdasarkan aktivitas anti mikrobanya yang

secara tidak langsung juga sesuai dengan urutan masa pembuatannya.

Sefuroksim merupakan generasi kedua dari sefalosporin. Kelompok obat ini tersusun atas

berbagai obat yang memiliki perbedaan nyata dalam hal aktivitas, farmakokinetik, dan

toksisitas pada setiap individu. Pada umumnya obat ini aktif terhadap organisme yang

dihambat oleh generasi pertama dan lebih aktif terhadap kuman gram negatif.

Struktur Kimia Sefalosporin :

Inti asam 7-aminosefalosporanat.

Page 5: sefuroksim

Struktur Kimia sefuroksim :

Sefuroksim sodium berbentuk bubuk berwarna putih hingga putih pucat. Obat ini

memiliki solubilitas antara 200 m/ml dalam air dan di dalam alcohol terdapat 1 mg/ml.

pKa obat 2,45. Sefuroksim tersusun oleh garam sodium yg terdapat sebanyak 2,4 meq

sodium per gram sefuroksim. Setelah digabungkan, solusi sefuroksim menjadi berwarna

kuning terang sampai kuning gading dan mempunyai ph 6-8,5 yang tergantung dari

konsentrasi obat. Sefuroksim memiliki osmolalitas sekitar 300 mOsm/kg. obat ini

disimpan dengan suhu 25°C untuk sediaan vial, dan untuk bentuk tablet dan kaplet

disimpan pada suhu 30°C.

Esterfikasi grup carboxyl C-4 akan menghasilkan obat yang lebih mudah diserap

oleh traktus gastrointestinal. Sefuroksim asetil ialah prodrug dari sefuroksim. Berwarna

putih hingga krem, bubuk amorfik.

B. Farmakokinetik

Sefuroksim asetil diabsorbsi dari traktus gastrointestinal dan di hidrolisis oleh

esterase non-spesifik pada mukosa usus dan darah. Bioavailabilitas sefuruksim

tergantung pada adanya makanan di traktus gastrointestinal dan formula yang akan

digunakan. Pada orang dewasa, bioavailabilitas sefuroksim asetil tablet berkisar antara

37% dalam keadaan puasa dan bila diberikan bersamaan atau sesaat sesudah makan

bioavailabilitas obat ini berkisar antara 52%. Konsentrasi puncak serum sefuroksim

dipertahankan sekitar 2-3 jam setelah makan. Pada anak-anak sefuroksim dapat diberikan

bersamaan dengan makanan dan konsentrasi serum puncak dapat dipertahankan 3 jam

setelah pemberian.

Sefuroksim sodium tidak di absorbsi dalam jumlah besar di traktus

gastrointestinal, oleh karena itu obat ini harus diberikan secara parenteral. Pemberian

Page 6: sefuroksim

dosis tunggal IM pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal, obat ini akan mencapai

puncak konsentrasi serum yang akan dipertahankan selama 15-60 menit, sedangkan dosis

tunggal IV, pemberian setelah 3 menit akan menghasil konsentrasi serum antara 66-99,2

mcg/ml. Dosis tunggal dengan menggunakan infus IV akan menghasilkan puncak

konsentrasi serum sekitar 37,8 dan 51,1 mcg/ml. Pada neonatus dengan dosis tunggal 25

mg/kgbb menghasilkan konsentrasi serum sekitar 45 mcg/ml selama 30 menit setelah

injeksi dan dosis tunggal IM 10 mg/kgBB menghasilkan konsentrasi serum 15-25 mcg/ml

30-60 menit setelah injeksi pada nenonatus < 3 minggu.

Sefuroksim diberikan I.V dan I.M sebagai garam sodium dan melalui oral sebagai

sefuroksim asetil. Diperkirakan 33-50% sefuroksim yang beredar dalam tubuh terikat

oleh protein. Sefuroksim disebarkan kedalam jaringan dan cairan tubuh termasuk kantung

empedu, hati, ginjal, tulang, uterus, ovarium, sputum, cairan empedu, peritoneal, pleura,

dan cairan synovial. Sefuroksim menembus kedalam meninges yang meradang dan

mencapai tingkat terapeutik dalam cairan serebrospinal. Obat ini juga melalui plasenta.

Sefuroksim sebagian besar di ekskresikan tanpa berubah bentuk kedalam urin melalui

filtrasi glomerular dan sekresi tubular. Sebagian kecil di ekskresikan di ASI. Jika

probenesid diberikan secara oral bersamaan dengan sefuroksim akan memperlambat

sekresi tubular, mengurangi pembersihan ginjal diperkirakan hingga 40%, meningkatkan

puncak level serum sekitar 30%, dan meningkatkan sebagian serum hingga 30%. Bagian

asetil dari asetil sefuroksim di metabolism menjadi asam asetat dan asetaldehida.

C. Farmakodinamik

Sefuroksim merupakan antibiotic beta-laktam yang hampir sama dengan penisilin,

menginhibisi sintesis ketiga dan tahap terakhir dari dinding sel bakteri yang secara

khusus mengikat penicillin-binding protein (PBP) yang terletak di dalam dinding sel

bakteri. Penicilin-binding protein bertanggung jawab terhadap beberapa tahap dari

sintesis dinding sel dan ditemukan dalam jumlah dari ratusan hingga ribuan molekul per

sel bakteri. Diantara berbagai macam bakteri terdapat penicillin-binding protein yang

bermacam-macam. Jadi, aktivitas intrinsik dari sefuroksim sebagaimana dengan

sefalosporin dan penisilin lainya, yaitu melawan organisme tertentu tergantung terhadap

kemampuanya untuk memperoleh akses dan mengikat dengan PBP tertentu. Seperti

Page 7: sefuroksim

semua antibiotic beta-laktam, kemampuan sefuroksim untuk menghambat sintesis

dinding sel dipengaruhi oleh PBP yang menyebabkan kematian sel. Lisis sel dipengaruhi

oleh enzim autolitik dinding sel bakteri (autolysin). Hubungan Antara PBP dan autolysin

tidak jelas, tetapi ada kemungkinan antibiotic beta-laktam mengganggu inhibitor

autolysin.

D. Dosis Obat

- Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

o Dosis oral (tablet) :

Dewasa dan remaja : 250 – 500 mg per oral tiap 12 jam 5 – 10 hari

Anak : 125 mg per oral tiap 12 jam

o IV atau IM dosis

Dewasa : 750 mg tiap 8 jam

Bayi lebih atau sama dengan 3 bulan, anak, dan remaja 50 – 100

mg/kgbb/hari

- Impetigo

o Dosis oral (tablet) :

Anak : 250 mg per oral tiap 12 jam

o Dosis oral (suspense) :

Anak-anak dan bayi > 3 bulan : 30 mg/kgbb/hari dibagi menjadi 2

dosis

- Infeksi traktus urinaria

o Dosis oral (tablet) :

Dewasa dan remaja : 250 mg per oral tiap 12 jam

o IV atau IM dosis :

Dewasa : 0,75-1,5 g IV atau IM tiap 8 jam

Bayi > 3 bulan, anak, remaja : 50 – 100 mg/kgbb/ hari IV atau IM

- Infeksi tulang dan sendi

o Dosis IV atau IM :

Dewasa : 1,5 g IV atau IM tiap 8 jam

Bayi > 3 bulan, anak, remaja : 150 mg/kgbb/hari IV atau IM

Page 8: sefuroksim

- Infeksi Saluran Pernapasan Atas ( pharyngitis, tonsillitis) :

o Dosis oral (tablet) :

Dewasa dan remaja : 250 mg per oral tiap 8 jam

o Dosis oral (suspensi) :

Bayi > 3 bulan, anak : 20 mg/kgbb/hari dibagi menjadi 2 dosis.

Maksimum : 500 mg/hari-

- Sinusitis maksilaris

o Dosis oral (tablet) :

Dewasa dan remaja : 250 mg per oral 2x sehari

Anak ( bisa makan 1 tablet langsung) : 250 mg per oral 2x sehari

o Dosis oral (suspense) :

Bayi > 3 bulan, anak : 15 mg/kgbb per oral 2x sehari

- Gonore

o Dosis oral (tablet) :

Dewasa dan remaja : 1 g per oral

o Dosis IV :

750 mg IV tiap 8 jam

- Penyakit lyme baru

o Dosis oral (tablet) :

Dewasa dan remaja : 500 mg per oral tiap 12 jam

o Dosis oral (suspense) :

Anak : 30 mg/kgbb/hari per oral

- Otitis media

o Dosis oral (tablet) :

Anak ( bias makan 1 tablet langsung ) : 250 mg per oral 2x sehari

o Dosis oral (suspensi) :

Bayi > 3 bulan dan anak : 30 mg/kgbb/hari per oral

- Septikemia

o Dosis IM atau IV :

Dewasa : 1,5-3 g IV atau IM tiap 8 jam

Page 9: sefuroksim

Bayi > 3 bulan, anak, dan remaja : 200-240 mg/kgbb/hari IV dibagi

tiap 6-8 jam.

- Meningitis

o Dosis IV atau IM :

Dewasa : 1,5-3 g IV atau IM tiap 8 jam

Bayi > 3 bulan, anak, dan remaja : 200-240 mg/kgbb/hari

- Profilaksis

o Dosis IV atau IM :

Dewasa dan reamaja : 1,5 g IV atau IM 30-60 menit sebelum operasi.

750 mg IV atau IM tiap 8 jam diberikan setelah operasi selama 24 jam.

Untuk operasi jantung diberikan 1,5 g IV atau IM dosis tunggal.

E. Bentuk Sediaan Obat

Tablet kapsul salut selaput 125 mg, 250 mg, 500 mg. Kaplet salut selaput 250 mg,

500 mg. Granul untuk suspensi oral 125 mg/5 ml. Vial 250 mg, 750 mg, 1000 mg.

Nama dagang dan sediaannya yang ada di pasaran antara lain:

- Anbacim : Kaplet salut selaput 500 mg. Vial 1000 mg

- Celocoid : Vial 750 mg

- Cethixim : Kaplet 500 mg. Vial 750 mg

- Oxtercid : Vial 750 mg

- Sharox : Tablet kapsul 500 mg. Vial 750 m

- Situroxime: Kaplet 500 mg

- Soxime : Kaplet salut selaput 500 mg

- Zinnat : Tablet kapsul salut selaput 250 mg, 500 mg. Granul suspensi oral

125 mg/5 ml

F. Indikasi

- Infeksi saluran pernafasan bagian bawah :

o bronchitis akut dan kronik

o bronkiektasis yang terinfeksi

o pneumonia bacterial

Page 10: sefuroksim

o abses paru dan injeksi pada toraks pasca operasi.

- Infeksi saluran kemih : pielonefrits akut dan kronik, sistitis, bakteriuria asimtomatik.

- Infeksi jaringan lunak : selulitis, erysipelas, peritonitis dan infeksi luka.

- Infeksi tulang dan sendi : osteomyelitis.

- Infeksi obstetric dan ginekologi : penyakit radang pelvis.

- Gonore, terutama bila penisilin tidak cocok.

- Infeksi lain : septicemia dan meningitis.

- Profilaksis terhadap infeksi pada pembedahan abdominal, pelvis, ortopedi, jantung,

paru, esophagus dan vascular dimana resiko terhadap infeksi meningkat.

G. Kontraindikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.

- Perhatian :

o Alergi terhadap penisilin.

o Pemberian bersama dengan diuretic poten atau aminoglikosida.

o Hamil dan laktasi.

o Riwayat penyakit GI, terutama kolitis.

o Penggunaan jangka panjang.

H. Efek Samping dan Toksisitas

- Diare

- Mual

- Muntah

- Kolitis pseudomembranosa

- Sakit kepala

- Eosinophilia

- Peningkatan sementara SGPT/SGOT

- Tes Coombs positif

- Reaksi hipersensitiviitas

- Perubahan hematologi

- Peningkatan enzim hati

Page 11: sefuroksim

- Nyeri dan flebitis pada tempat injeksi

- Pertumubuhan berlebihan dari organisme yang tidak peka (penggunaan jangka

panjang)

I. Interaksi Obat

- Probenesid

o Probenesid diberikan secara oral bersamaan dengan sefuroksim akan

memperlambat sekresi tubular, sehingga mengurangi pembersihan ginjal.

Akibatnya akan meningkatkan kadar sefuroksim dalam darah.

- Aminoglikosida

o Obat golongan sefalosporin memiliki sifat nefrotoksik, sehingga apabila di

kombinasikan dengan obata golongan aminoglikosida akan mempermudah

terjadinya nefrotoksisitas.

- Ranitidine

o Interaksi obat ini akan menyebabkan peningkatan pH lambung dan

menginduksi terjadi perubahan absorbsi dari sefuroksim.

- Antasid

o Antacid dapat mengganggu absorbsi dari sefuroksim asetil dan akan

mengurangi keefektifan antibiotik ini.