Sds Page Pembahasan

download Sds Page Pembahasan

of 3

description

sds page

Transcript of Sds Page Pembahasan

PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan analisa protein sapi dan babi menggunakan elektroforesis yang menggunakan metode SDS PAGE dengan gel berbahan dasar polikrilamida karena sampel yang digunakan adalah sampel protein, yaitu protein sapi dan protein babi. Hal utama yang harus disiapkan adalah stacking gel dan separating gel. Pemilihan komposisistacking geldanseparating geldidasarkan pada berat molekul protein yang akan di running. Komposisi gel berpengaruh terhadap hasil running sampel protein. Gel berperan sebagai pori atau saringan yang akan menyaring protein berdasarkan ukuran molekul. Protein dengan berat molekul kecil akan turun terlebih dahulu dengan cepat menuju ke dasar gel dan protein dengan berat molekul besar akan tertahan di gel bagian atas. Jika komposisi gel yang digunakan tidak sesuai, jika komposisi gel terlalu kecil maka pori dari gel menjadi longgar sehingga protein dengan berat molekul kecil akan terus turun, sedangkan jika komposisi gel terlalu besar maka pori dari gel menjadi rapat sehingga protein dengan berat molekul besar akan tertahan di atas.

Setelah membuat stacking gel dan separating gel, sampel dalam buffer yang mengandung merkaptoetanol (berfungsi untuk mereduksi ikatan disulfide), gliserol dan SDS. Pemanasan ini dilakukan dalam air mendidih selama 5 menit. Tujuan memanaskan sampel dalam buffer ialah mendenaturasi protein. Muatan asli protein akan digantikan oleh muatan negatif dari anion yang terikat sehingga kompleks proteinSDS memiliki rasio muatan per berat molekul yang konstan.Sampel protein sapi dan protein babi dalam buffer yang telah mengalami denaturasi, dimasukkan ke dalam gel. Kemudian dilakukan proses elektroforesis dengan meggunakan aliran listrik sebesar 200 Volt selama kurang lebih 35 menit dan berfungsi untuk memberi muatan pada protein untuk bergerak melewati pori gel dan bergerak dari atas ke bawah gel sesuai dengan berat molekul sampel protein tersebut. Protein dengan berat molekul kecil akan bergerak terlebih dahulu dengan cepat melewati pori sampai batas di mana pori tidak cukup besar untuk melewati pori gel. Batas tersebut lah yang terlihat sebagai band pada gel. Aliran muatan listrik mengalir ke protein lewat running buffer yang diisikan pada kit elektroforesis yang berisi gel yang di running. Setelah itu dilakukan staining dengan menggunakanCoomasie Brilliant Blue agar band yang timbul tampak jelas. Setelah itu dilakukandestainingagar band dapat diamati. Hasil pemisahan protein pada praktikum kali ini kurang baik sehingga tidak dapat dilakukan pengamatan dan analisa lebih lanjut, hal ini kemungkinan dikarenakan preparasi oleh praktikan yang kurang teliti, oleh karena itu analisa pemisahan protein dilakukan terhadap hasil pada penelitian lain. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap gelatin babi dan sapi yang dihidrolisis dengan pepsin. Pepsin adalah suatu enzim yang berguna untuk memecah molekul protein menjadi molekul yang lebih kecil yaitu pepton dan proteosa yang merupakan polipeptida yang lebih kecil dari protein. Pepsin merupakan enzim paling efesien dalam memecah ikatan antara peptida hidrofobik dan asam amino aromatik, seperti felilalanin, triptofan dan tirosin. Proses hidrolisis pada analisa protein pada gelatin dengan SDS-PAGE tentu dibutuhkan mengingat prinsip kerja SDS-PAGE berdasarkan berat molekul. Setelah dilakukan hidrolisis dengan pepsin, akan terbentuk polipeptida yang lebih kecil sehingga polipeptida dari gelatin tersebut dapat bermigrasi ke bawah dan membentuk pola fragmentasi protein. Dalam proses pencernaan, proses pemecahan protein dengan enzim dalam lambung membutuhkan waktu yang lama hingga 30 % dari total waktu pencernaan, hal ini menunjukkan adanya hubungan antara waktu dengan hasil hidrolisis protein. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap beberapa varian waktu hidrolisis yakni selama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Dari hasil pola pemisahan yang didapat, dapat diamati bahwa terjadi perbedaan antara gelatin yang diberi pepsin dengan gelatin yang diberi pepsin. Terlihat gelatin tanpa diberi pepsin tidak menunjukkan fragmentasi protein dimana terlihat penumpukan protein di bagian atas dan tidak terbentuk fragmen, sedangkan gelatin yang diberi pepsin menunjukkan pola pemisahan yang baik dengan terbentuk fragmen yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa polipeptida protein tanpa hidrolisis tidak dapat bermigrasi ke bawah sedangkan pemberian pepsin dapat menyebabkan hidrolisis yang menyebabkan polipeptida berukuran lebih kecil.Jika dilakukan pengamatan pola pemisahan protein berdasarkan waktu hidrolisis, terlihat pada masing masing PSG (Porcine Skin Gelatin) dan BSG (Bovine Skin Gelatin) menunjukkan perbedaan pada waktu hidrolisis 1,2, dan 3 jam. Pola pemisahan yang baik dengan fragmen yang jelas terlihat pada hidrolisis 1 jam baik pada PSG maupun BSG. Sedangkan pada hidrolisis 2 dan 3 jam, spot yang terbentuk pada fragmen dengan berat molekul > 28,6 kDa terlihat memudar, dan terjadi penumpukan fragmen di bagian bawah, hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu hidrolisis, maka lama kelamaan polipeptida akan terpecah menjadi semakin kecil sehingga fragmen dengan berat molekul yang besar semakin pudar karena semakin banyak polipeptida dengan bobot molekul kecil yang bermigrasi ke bagian bawah.Jika dilakukan pengamatan terhadap pola fragmentasi pada PSG (Porcine Skin Gelatin) dan BSG (Bovine Skin Gelatin), dapat dilihat adanya perbedaan pada beberapa fragmen, yaitu pada 78.995 kDa, 36,881 kDa, 28,643 kDa dan