Scatter Diagram Esai
description
Transcript of Scatter Diagram Esai
Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan akan selalu berorientasi pada
pencapaian kualitas terbaik. Untuk mencapai sasaran pencapaian kualitas
terbaik diperlukan usaha pengendalian kualitas untuk menjaga kualitas produk
agar tetap berada dalam batas-batas yang diijinkan.
Jaminan kualitas yang baik (tidak adanya produk yang cacat), perlu
dilakukan usaha pencegahan terjadinya kesalahan proses produksi, sehingga
dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan produk cacat
dapat dikurangi. Di dalam mencegah terjadinya kesalahan produksi maka
perusahaan membentuk team yang dinamakan team QCC atau biasa disebut
gugus kendali mutu (GKM). Team QCC pada perusahaan ini terdiri dari
beberapa perwakilan dari departemen-departemen yang berbeda, dan team
QCC ini bersifat sukarela untuk melakukan kegiatan pengendalian dan
perbaikan secara berkesinambungan. Untuk mengantisipasi ataupun
memecahkan persoalan maka gugus kendali mutu mempunyai siklus yang
disebut siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action).
Di dalam melakukan perbaikan berkesinambungan, team QCC
menggunakan teknik quality qontrol yang berupa tujuh alat bantu. Fungsi dari
tujuh alat bantu adalah mencari akar permasalahan. Seven tools, merupakan
salah satu alat statistik untuk mencari akar permasalahan kalitas, sehingga
manajemen kualitas dapat menggunakan seven tools tersebut untuk
mengetahui akar permasalahan terhadap produk yang mengalami cacat, serta
dapat mengetahui penyebab-penyebab terjadinya cacat.
Sebab akibat banyaknya kecacatan yang terjadi disebabkan oleh lima
faktor yaitu manusia, mesin, metode, dan material / bahan baku dan
lingkungan. Hasil dari pengolahan sebab akibat kamudian di analisis kembali
dengan menggunakan metode kaizen 5W (who, what, where, when dan why)
serta 1 H (how), dan dibantu dengan menggunakan 5 S ( seiri, seiton, seiso,
seiketsu, shitsuke). Tujuh alat bantu itu adalah stratifikasi, lembar periksa,
grafik, peta kendali, diagram pareto, diagram sebar, diagram sebab akibat.
Pada makalah ini hanya akan membahas mengenai scatter diagram (diagram
sebar).
Pengertian Scatter Diagram
Scatter Diagram atau Diagram Sebar adalah salah satu alat dari QC
Seven Tools (7 alat pengendalian Kualitas) yang berfungsi untuk melakukan
pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2 (dua) variabel serta
menentukan jenis hubungan dari 2 (dua) variabel tersebut apakah hubungan
Positif, hubungan Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Scatter
diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan
antara sebab dan akibat dari dua variabel atau untuk menentukan korelasi
antara penyebab yang diduga dengan akibat yang timbul dari suatu masalah.
Scatter diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel
dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain.
Bentuk dari Scatter Diagram adalah gambaran grafis yang terdiri dari
sekumpulan titik-titik (point) dari nilai sepasang variabel (Variabel X dan
Variabel Y). Scatter Diagram sering disebut juga dengan Scatter Chart, Scatter
plot, Scattergram dan Scatter graph. Contoh kasus untuk pengujian kekuatan
hubungan antara 2 variabel antara lain :
1. Hubungan antara kecepatan Mesin dengan Kualitas Produk
2. Hubungan antara Jumlah Tenaga Kerja dengan Output yang dihasilkan
3. Hubungan antara Jumlah Jam kerusakan mesin dengan tingkat kecacatan
yang terjadi
4. Hubungan antara Total Jam Lembur dengan tingkat absensi Tenaga Kerja
5. Hubungan antara Absensi dengan tingkat kerusakan produk
Cara Membuat Scatter Diagram (Diagram Sebar)
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat
Scatter Diagram :
1. Pengumpulan data
Lakukan pengumpulan sepasang data X dan Y yang akan dipelajari
hubungannya kemudian masukkanlah data tersebut ke dalam sebuah Tabel.
Usahakan pengumpulan pasangan data melebihi 30 pasangan data (n > 30)
agar tingkat ke-akurasi-annya lebih tinggi.
2. Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal
Tentukanlah nilai Maksimum dan nilai Minimum dari kedua data
variabel X dan Y tersebut kemudian buatlah sumbu Vertikal dan sumbu
Horizontal beserta skalanya sesuai dengan nilai Maksimum dan Nilai
Minimum yang didapat.
3. Penebaran (Plotting) data
Lakukanlah Penebaran data (data plotting) kedalam kertas yang telah
dibuat pada langkah ke-2 (langkah pembuatan sumbu vertikal dan sumbu
horizontal)
4. Pemberian Informasi
Berikanlah informasi yang secukupnya untuk Scatter Diagram
tersebut seperti :
1. Judul Grafik
2. Banyaknya pasangan data
3. Judul dan unit pengukuran untuk sumbu Vertikal dan Horizontal
4. Interval Waktu
5. Orang yang membuat dan penanggung Jawab Scatter Diagram tersebut.
Agar lebih jelas tentang cara pembuatan dan penerapan Scatter Diagram,
berikut ini merupakan contoh Kasusnya :
Contoh Kasus :
Perusahaan A yang mempunyai Tenaga Kerja sebanyak 300 orang dan
bergerak di bidang industri perakitan elektronik sedang menghadapi
permasalahan atas tingginya tingkat kerusakan dalam produksi. Dicurigai
bahwa penyebabnya adalah dikarenakan jumlah absensi operator (tenaga kerja)
yang tinggi di dalam produksinya. Berikut ini adalah tabel tentang jumlah
absensi tenaga kerja dengan tingkat kerusakan.
Tabel 1. Hubungan Antara Jumlah Absensi dengan Tingkat Kerusakan
TanggalJumlah Absensi
(orang)Tingkat Kerusakan (%)
1 5 4,52 4 3,83 6 4,44 1 1,45 2 1,26 5 3,37 4 4,28 3 2,19 2 210 1 1,411 2 1,812 2 2,213 3 2,814 4 4,115 5 4,416 6 5,617 1 1,218 2 1,519 3 3,220 4 4,321 1 0,722 2 2,123 1 224 2 2,325 3 3,326 3 3,827 4 3,728 5 529 3 3,330 5 5,1Berdasarkan contoh kasus dan tabel diatas, maka kita dapat membuat
Scatter Diagram-nya mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan diatas
tadi.
Langkah 1 – Pengumpulan data
Seperti yang telah ditampilkan dalam tabel diatas dengan pasangan data
sebanyak 30 data (n = 30)
Langkah 2 – Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal
Sumbu Horizontal : Nilai Maksimum untuk Absensi adalah 6 dan
Minimumnya adalah 1
Sumbu Vertikal : Nilai Maksimum untuk tingkat kerusakan adalah 5,6 dan
Minimumnya adalah 0,7
Catatan :
Agar bentuk grafik lebih bagus, kita dapat lebihkan batas skala maksimum
dan minimum
Jika yang diuji adalah hubungannya dengan kualitas, maka tingkat
kerusakan lebih baik diletakkan pada sumbu Vertikal.
Langkah 3 – Penebaran Data (Data Plotting)
Lakukan Penebaran data sesuai dengan tabel diatas dengan cara
menggambarkan titik-titk X dan Y.
Langkah 4 – Pemberian Informasi
Berikanlah informasi dan Judul Scatter Diagram seperti contoh dibawah ini:
Judul Scatter Diagram : Hubungan antara Absensi dengan Tingkat
Kerusakan
Banyak pasangan data : n = 30
Judul dan unit pengukuran : Sumbu Vertikal = Tingkat Kerusakan (%),
Sumbu Horizontal = Jumlah Absensi (Orang)
Interval waktu : 01 ~ 30 November 2012
Nama Pembuat / Penanggung : Dickson Kho
Cara Membaca Scatter Diagram :
Dibuat oleh : Dickson Periode pengumpulan data 01-30 November 2014
Gambar 1. Scatter Diagram
Dari bentuk grafik yang dihasilkan, maka grafik dari Scatter Diagram
diatas dinyatakan memiliki hubungan Positif (korelasi Positif) yang artinya
Makin Tinggi Jumlah Absensi Tenaga Kerja akan mengakibatkan tingkat
kerusakan yang makin tinggi pula. Jadi jika ingin mengurangi tingkat
kerusakan produk, salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah
mengurangi tingkat absensi tenaga kerja.
A. Pola Scatter Diagram
1. Keeratan Hubungan
Jika scatter plot membentuk pola yang menyerupai garis lurus
seperti pada gambar 2, mengindikasikan bahwa ada hubungan yang erat
antara variabel 1 dengan variabel 2. Hubungan yang membentuk garis
lurus biasa disebut dengan hubungan linier. Hubungan linier bisa
membentuk hubungan yang positif dan negatif.
2. Pola Tidak Memiliki Hubungan (Tidak Berkorelasi)
Yaitu Pola yang berkemungkinan tidak memiliki hubungan karena
tidak ada kecenderungan nilai-nilai tertentu pada variabel X terhadap nilai-
nilai tertentu pada Variabel Y
3. Pola Hubungan Positif
Jika plot yang terjadi seperti pada gambar 3, maka variabel 1 dan
variabel 2 menunjukkan hubungan yang positif. Peningkatan yang terjadi
pada variabel 1 juga diikuti peningkatan pada variabel 2. Dan jika variabel
1 mengalami penurunan, variabel 2 juga mengalami penurunan.
4. Pola Hubungan Negatif
Jika plot yang terjadi seperti pada gambar 4, maka variabel 1 dan
variabel 2 menunjukkan hubungan yang negatif. Peningkatan yang terjadi
pada variabel 1 diikuti penurunan oleh variabel 2. Dan jika variabel 1
mengalami penurunan, variabel 2 akan mengalami peningkatan.
5. Pola Hubungan yang rendah
Jika plotnya menyebar seperti pada gambar 5, maka bisa
disimpulkan bahwa hubungan antara variabel 1 dengan variabel 2
sangatlah kecil atau tidak ada hubungan.
6. Penyebaran Data
Scatter plot juga bisa digunakan untuk melihat penyebaran data.
Apakah data menyebar ataukah mengumpul disuatu area.
7. Outlier
Scatter plot juga bisa menunjukkan kita adanya outlier. Outlier
adalah data yang ekstrim yang kemungkinan dihasilkan dari situasi yang
tidak normal. Kebanyakan peneliti akan mengambil data outlier ini untuk
diteliti lebih lanjut.