SBY Pengecut - Goenawan Muhammad (2008)

3
SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad) Source: http://newsgroups.derkeiler.com/Archive/Soc/soc.culture.indonesia/2008-06/msg01727.html From: "David G." <dvdglib@xxxxxxxxx> Date: Fri, 20 Jun 2008 11:54:41 -0700 (PDT) INDONESIA Di luar sel kantor Kepolisian Daerah Jakarta Raya itu sebuah statemen dimaklumkan pada pertengahan Juni yang panas: "SBY Pengecut!" Yang membacakannya Abu Bakar Ba'asyir, disebut sebagai "Amir" Majelis Mujahidin Indonesia, yang pernah dihukum karena terlibat aksi terorisme. Yang bikin statemen Rizieq Shihab, Ketua Front Pembela Islam, yang sedang dalam tahanan polisi dan hari itu dikunjungi sang Amir. Dari kejadian itu jelas: mencerca Presiden dapat dilakukan dengan gampang. Suara itu tak membuat kedua orang itu ditangkap, dijebloskan ke dalam sel pengap, atau dipancung. Sebab ini bukan Arab Saudi, wahai Saudara Shihab dan Ba'asyir! Ini bukan Turki abad ke-17, bukan pula Jawa zaman Amangkurat! Ini Indonesia tahun 2007. Di tanah air ini, seperti Saudara alami sendiri, seorang tahanan boleh dikunjungi ramai-ramai, dipotret, didampingi pembela, tak dianggap bersalah sebelum hakim tertinggi memutuskan, dapat kesempatan membuat maklumat, bahkan mengecam Kepala Negara. Di negeri ini proses keadilan secara formal dilakukan dengan hati- hati--karena para polisi, jaksa, dan hakim diharuskan berendah hati dan beradab. Berendah hati: mereka secara bersama atau masing-masing tak boleh meletakkan diri sebagai yang mahatahu dan mahaadil. Beradab: karena dengan kerendahan hati itu, orang yang tertuduh tetap diakui haknya untuk membela diri; ia bukan hewan untuk korban. Keadilan adalah hal yang mulia, Saudara Shihab dan Ba'asyir, sebab itu pelik. Ia tak bisa digampangkan. Ia tak bisa diserahkan mutlak kepada hakim, jaksa, polisi--juga tak bisa digantungkan kepada kadi, majelis ulama, Ketua FPI, atau amir yang mana pun. Keadilan yang sebenarnya tak di tangan manusia. Itulah yang tersirat dalam iman. Kita percaya kepada Tuhan: kita SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad) SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad) 1

description

Catatan Pinggir Goenawan Muhamad

Transcript of SBY Pengecut - Goenawan Muhammad (2008)

Page 1: SBY Pengecut - Goenawan Muhammad (2008)

SBY Pengecut! (Catatan Pinggir GoenawanMohamad)

Source: http://newsgroups.derkeiler.com/Archive/Soc/soc.culture.indonesia/2008−06/msg01727.html

From: "David G." <dvdglib@xxxxxxxxx>• Date: Fri, 20 Jun 2008 11:54:41 −0700 (PDT)•

INDONESIA

Di luar sel kantor Kepolisian Daerah Jakarta Raya itu sebuah statemendimaklumkan pada pertengahan Juni yang panas: "SBY Pengecut!"

Yang membacakannya Abu Bakar Ba'asyir, disebut sebagai "Amir" MajelisMujahidin Indonesia, yang pernah dihukum karena terlibat aksiterorisme. Yang bikin statemen Rizieq Shihab, Ketua Front PembelaIslam, yang sedang dalam tahanan polisi dan hari itu dikunjungi sangAmir.

Dari kejadian itu jelas: mencerca Presiden dapat dilakukan dengangampang. Suara itu tak membuat kedua orang itu ditangkap, dijebloskanke dalam sel pengap, atau dipancung.

Sebab ini bukan Arab Saudi, wahai Saudara Shihab dan Ba'asyir! Inibukan Turki abad ke−17, bukan pula Jawa zaman Amangkurat! IniIndonesia tahun 2007.

Di tanah air ini, seperti Saudara alami sendiri, seorang tahananboleh dikunjungi ramai−ramai, dipotret, didampingi pembela, takdianggap bersalah sebelum hakim tertinggi memutuskan, dapatkesempatan membuat maklumat, bahkan mengecam Kepala Negara.

Di negeri ini proses keadilan secara formal dilakukan dengan hati−hati−−karena para polisi, jaksa, dan hakim diharuskan berendah hatidan beradab. Berendah hati: mereka secara bersama atau masing−masingtak boleh meletakkan diri sebagai yang mahatahu dan mahaadil.Beradab: karena dengan kerendahan hati itu, orang yang tertuduh tetapdiakui haknya untuk membela diri; ia bukan hewan untuk korban.

Keadilan adalah hal yang mulia, Saudara Shihab dan Ba'asyir, sebabitu pelik. Ia tak bisa digampangkan. Ia tak bisa diserahkan mutlakkepada hakim, jaksa, polisi−−juga tak bisa digantungkan kepada kadi,majelis ulama, Ketua FPI, atau amir yang mana pun. Keadilan yangsebenarnya tak di tangan manusia.

Itulah yang tersirat dalam iman. Kita percaya kepada Tuhan: kita

SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad)

SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad) 1

Page 2: SBY Pengecut - Goenawan Muhammad (2008)

percaya kepada yang tak alang kepalang jauhnya di atas kita. Ia YangMaha Sempurna yang kita ingin dekati tapi tak dapat kita capai dansamai. Dengan kata lain, iman adalah kerinduan yang mengakuiketerbatasan diri. Iman membentuk, dan dibentuk, sebuah etikakedaifan.

Di negeri dengan 220 juta orang ini, dengan perbedaan yang taktepermanai di 17 ribu pulau ini, tak ada sikap yang lebih tepatketimbang bertolak dari kesadaran bahwa kita daif. Kemampuan kitauntuk membuat 220 juta orang tanpa konflik sangat terbatas. Maka amatpenting untuk punya cara terbaik mengelola sengketa.

Harus diakui (dan pengakuan ini penting), tak jarang kita gagal. Sayabaca sebuah siaran pers yang beredar pada Jumat kemarin, yang disusunoleh orang−orang Indonesia yang prihatin: ". ternyata, sejarahIndonesia tidak bebas dari konflik dengan kekerasan. Sejarah kitamenyaksikan pemberontakan Darul Islam sejak Indonesia berdiri sampaidengan pertengahan 1960−an. Sejarah kita menanggungkan pembantaian1965, kekerasan Mei 1998, konflik antargolongan di Poso dan Maluku,tindakan bersenjata di Aceh dan Papua, sampai dengan pembunuhan ataspejuang hak asasi manusia, Munir."

Ingatkah, Saudara Ba'asyir dan Saudara Shihab, semua itu? IngatkahSaudara berapa besar korban yang jatuh dan kerusakan yang berlanjutkarena kita menyelesaikan sengketa dengan benci, kekerasan, dan sikapmemandang diri paling benar? Saudara berdua orang Indonesia, sepertisaya. Saya mengimbau agar Saudara juga memahami Indonesia kita:sebuah rahmat yang disebut "bhineka−tunggal−ika". Saya mengimbau agarSaudara juga merawat rahmat itu.

Merawat sebuah keanekaragaman yang tak tepermanai sama halnya denganmeniscayakan sebuah sistem yang selalu terbuka bagi tiap usaha yangberbeda untuk memperbaiki keadaan. Indonesia yang rumit ini takmungkin berilusi ada sebuah sistem yang sempurna. Sistem yang merasadiri sempurna−−dengan mengklaim diri sebagai buatan Tuhan−−akantertutup bagi koreksi, sementara kita tahu, di Indonesia kita takhidup di surga yang tak perlu dikoreksi.

Itulah yang menyebabkan demokrasi penting dan Pancasila dirumuskan.

Demokrasi mengakui kedaifan manusia tapi juga hak−hak asasinya−−danitulah yang membuat Saudara tak dipancung karena mengecam KepalaNegara.

Dan Pancasila, Saudara, yang bukan wahyu dari langit, adalah buahsejarah dan geografi tanah air ini−−di mana perbedaan diakui, karenakebhinekaan itu takdir kita, tapi di mana kerja bersama diperlukan.

Pada 1 Juni 1945, Bung Karno memakai istilah yang dipetik daritradisi lokal, "gotong−royong". Kata itu kini telah terlalu seringdipakai dan disalahgunakan, tapi sebenarnya ada yang menarik yang

SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad)

SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad) 2

Page 3: SBY Pengecut - Goenawan Muhammad (2008)

dikatakan Bung Karno: "gotong−royong" itu "paham yang dinamis," lebihdinamis ketimbang "kekeluargaan".

Artinya, "gotong−royong" mengandung kemungkinan berubah−ubah cara danprosesnya, dan pesertanya tak harus tetap dari mereka yang satuikatan primordial, ikatan "kekeluargaan". Sebab, ada tujuan yanguniversal, yang bisa mengimbau hati dan pikiran siapa saja−−"yangkaya dan yang tidak kaya," kata Bung Karno, "yang Islam dan yangKristen", "yang bukan Indonesia tulen dengan yang peranakan yangmenjadi bangsa Indonesia."

"Gotong−royong" itu juga berangkat dari kerendahan hati dan sikapberadab, sebagaimana halnya demokrasi. Itu sebabnya, bahkan denganmembawa nama Tuhan−−atau justru karena membawa nama Tuhan−−siapa pun,juga Saudara Ba'asyir dan Saudara Shihab, tak boleh mengutamakan yangdisebut Bung Karno sebagai "egoisme−agama."

Bung Karno tak selamanya benar. Tapi tanpa Bung Karno pun kita tahu,tanah air ini akan jadi tempat yang mengerikan jika "egoisme" itudikobarkan. Pesan 1 Juni 1945 itu patut didengarkankembali: "Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap−tiaporangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara leluasa."

Dengan begitulah Indonesia punya arti bagi sesama, Saudara Shihab danBa'asyir. Ataukah bagi Saudara ia tak punya arti apa−apa?

Goenawan MohamadCatatan Pinggir Tempo.

SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad)

SBY Pengecut! (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad) 3