Sayuran Merupakan Peranan Penting Bagi Asupan Untuk Memenuhi Kecukupan Manusia

5
Sayuran merupakan peranan penting bagi asupan untuk memenuhi kecukupan manusia. Salah satunya untuk melengkapi gizi manusia. Pada tanaman hortikultura, sayuran merupakan kelompok holtikultura yang memiliki peminat yang cenderung banyak mengingat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran. Karena semakin tinggi kesadaran masyarakat akan mengkonsumsi sayuran, maka hal ini selaras dengan meningkatnya permintaan akan tanaman sawi. Hal ini tercermin oleh permintaan sawi yang cenderung fluktuatif. Seiring dengan permintaan yang banyak, tidak diimbangi oleh kondisi wilayah yang semakin kecil untuk dilakukan penanaman sawi. Salah satu upaya untuk memanfaatkan kondisi wilayah yang ada dengan meningkatkan outpu adalah dengan menanam menggunakan hidroponik. Hidroponik merupakan teknik penanaman modern yang lebih memanfaatkan lahan sedemikian dengan memiliki output yang tinggi untuk memenuhi permintaan konsumen. Hidroponik yang umumnya digunakan adalah hidroponik rakit rampungAkan tetapi hidroponik itu sendiri cenderung digunakan oleh perusahaan yang besar dan petani dengan memiliki modal yang besar, karena nutrisi hara yang mahal yang tidak dijangkau oleh petani. Untuk itu dilakukan pemanfaat bahan organic. Salah satu bahan organic yang memiliki dampak positif bagi pertumbuhan tanaman adalah

description

fdsa df asdf asdf

Transcript of Sayuran Merupakan Peranan Penting Bagi Asupan Untuk Memenuhi Kecukupan Manusia

Page 1: Sayuran Merupakan Peranan Penting Bagi Asupan Untuk Memenuhi Kecukupan Manusia

Sayuran merupakan peranan penting bagi asupan untuk memenuhi kecukupan

manusia. Salah satunya untuk melengkapi gizi manusia. Pada tanaman hortikultura,

sayuran merupakan kelompok holtikultura yang memiliki peminat yang cenderung

banyak mengingat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran. Karena

semakin tinggi kesadaran masyarakat akan mengkonsumsi sayuran, maka hal ini

selaras dengan meningkatnya permintaan akan tanaman sawi. Hal ini tercermin oleh

permintaan sawi yang cenderung fluktuatif. Seiring dengan permintaan yang banyak,

tidak diimbangi oleh kondisi wilayah yang semakin kecil untuk dilakukan penanaman

sawi. Salah satu upaya untuk memanfaatkan kondisi wilayah yang ada dengan

meningkatkan outpu adalah dengan menanam menggunakan hidroponik.

Hidroponik merupakan teknik penanaman modern yang lebih memanfaatkan

lahan sedemikian dengan memiliki output yang tinggi untuk memenuhi permintaan

konsumen. Hidroponik yang umumnya digunakan adalah hidroponik rakit

rampungAkan tetapi hidroponik itu sendiri cenderung digunakan oleh perusahaan

yang besar dan petani dengan memiliki modal yang besar, karena nutrisi hara yang

mahal yang tidak dijangkau oleh petani. Untuk itu dilakukan pemanfaat bahan

organic. Salah satu bahan organic yang memiliki dampak positif bagi pertumbuhan

tanaman adalah ekstraksi tanaman Paitan (Thithonia diversifolia). Tanaman paitan

memiliki waktu dekomposisi yang relative lebih cepat dibandingkan tanaman lain.

Diduga tanaman paitan memiliki kadar nitrogen yang tinggi.

Selain itu pemanfaat bahan organic lain yaitu dengan menggunakan kotoran

kelinci. Kotoran kelinci cair (urin) memiliki kadar nitrogen yang tinggi juga. Oleh

sebab dilakukan penelitian Penggunaan Fermentasi ekstrak Paitan (Thitonia

diversifolia) dan kotoran kelinci cair sebagai sumber hara pada budidaya tanaman

sawi secara hidroponik rakit rampung.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan RAK pada green house, dengan

ketinggian 492mdpl, suhu rata-rata 22,2oC – 24,5oC dengan kelembapan berkisar

74%-82%. Penelitian menggunakan 36 tanaman sawi dengan 5 kali ulangan. Ulangan

pertama yaitu dengan perlakuan media hidroponik A-B mix joro (control), perlakuan

Page 2: Sayuran Merupakan Peranan Penting Bagi Asupan Untuk Memenuhi Kecukupan Manusia

kedua dengan menggunakan A-B mix joro dengan ekstrak paitan, perlakuan ketiga A-

B mix joro + fermentasi kotoran kelinci cair, perlakuan ke empat dengan A-B mix

joro + fermentasi ekstrak paitan + fermentasi kotoran kelinci cair, dan perlakuan ke

lima fermentasi ekstrak paitan dengan fermentasi ekstrak kotoran kelinci cair.

Parameter yang digunakan adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat daun,

bobot segar total, dan bobot kering total.

Pada parameter tinggi tanaman, pada 7 HST perlakuan tidak nyata, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan. Perbedaan mulai terlihat pada 14 HST dimana

perlakuan keempat ( A-B mix joro + fermentasi ekstrak paitan + fermentasi kotoran

kelinci) memiliki tinggi daun yang tertinggi dibandingkan denggan perlakuan yang

lain. Tinggi tanaman maximum yaitu 28,81 cm. Hal ini dikarenakan pada perlakuan

ke empat ( A-B mix joro + fermentasi ekstrak paitan + fermentasi kotoran kelinci)

dapat memenuhi kandungan N untuk tinggi tanaman. Diketahui bahwa unsur N

merupakan unsur yang paling banyak dibutuhkan untuk tanaman sawi.

Pada parameter jumlah daun, pada 7 HST perlakuan tidak beda nyata.

Perlakuan terlihat berbeda pada 21HST. Pada 21 HST, perlakuan ke-empat ( A-B mix

joro + fermentasi ekstrak paitan + fermentasi kotoran kelinci), miliki jumlah daun

yang banyak yaitu rata-rata 8,33. Berdasarkan penelitian, jika N terpenuhi akan

meningkatkan pertumbuhan tanaman, dengan menginkatnya pertumbuhan tanaman,

maka jumlah daun pun meningkat. Seperti yang kita ketehaui, daun terdiri atas

klorofil dan berperan untuk menyerap cahaya matahari untuk digunakan sebagai

bahan fotosintesis. Penambahan kotoran kelinci dan paitan dapat memberikan nutrisi

penunjang, dan terdapat sinkronisasi antara kebutuhan tanaman dengan ketersediaan

unsur hara.

Pada parameter Luas daun dan berat daun, perlakuan keempat ( A-B mix joro

+ fermentasi ekstrak paitan + fermentasi kotoran kelinci) memiliki luasan yang luas

dan berat daun yang cenderung besar. Luasan daun terebesar adalah 710,95cm2 dan

berat daun 26,45 gram. Pada perlakuan empat ini dapat memenuhi kebutuhan

tanaman sehingga memiliki luas daun yang besar. Karena memiliki luas daun yang

Page 3: Sayuran Merupakan Peranan Penting Bagi Asupan Untuk Memenuhi Kecukupan Manusia

besar, otomatis menyerap cahaya matahari yang banyak. Semakin banyak menyerap

cahaya, maka fotosintat yang dihasilkan juga banyak yang mempengaruhi bobot

daun.

Pada parameter bobot segar total, bobot daun konsumi, dan bobot kering total

perlakuan empat ( A-B mix joro + fermentasi ekstrak paitan + fermentasi kotoran

kelinci), unggul dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Bobot segar total tinggi

karena keterkaitan antara unsur hara yang dibutuhkan dengan unssur hara yang

tersedia bagi tanaman. Dengan terdapat sinkronisasi, maka tekanan turgor yang ada

pada batang, daun, dan akar tinggi akibat asupan nitrogen sebagaimana sifat tanaman

sawi yang membutuhkan nitrogen yang tinggi. Dengan penyerapan yang baik maka

jumlah daun dan lebar daun tinggi sehingga dapat menyerap cahaya untuk proses

fotosintesis. Dengan banyaknya serapan cahaya, maka fotosintat pun banyak.

Fotosintat berpengaruh terhadap biomassa dan bahan kering tanaman. Jika bahan

kering tanaman tinggi maka bobot kering tanaman pun tinggi. Perlakuan ini lebih

tinggi dibandingkan perlakuan fermentasi ekstrak paitan dan fermentasi ekstrak

kotoran kelinci cair. Hal ini karena harus terdapat keseimbangan antara penggunaan

bahan organic dan bahan anorganik.

Sehingga dapat disimpulkan perlakuan empat ( A-B mix joro + fermentasi

ekstrak paitan + fermentasi kotoran kelinci) sebagai nutrisi untuk tanamn pada teknik

penananamn hidroponik untuk tanaman sawi karena terdapat sinkronisasi antara

ketersediaan unsur hara dan kebutuhan unsur hara bagi tanaman.