satuu

7
Upacara Orang Jawa (Kematian) Dalam pemahaman orang Jawa, bahwa nyawa orang yang telah mati itu sampai dengan waktu tertentu masih berada di sekeliling keluarganya. Oleh karena itu kita sering mendengar istilah selametan yang dilakukan untuk orang yang telah meninggal. Berikut diantaranya ritual yang dilakukan menurut adat istiadat Jawa. 2.1 Pemberitahuan Atau Pemberitaan Lelayu Hal yang pertama kali dilakukan dalam masyarakat Jawa ketika ada orang meninggal adalah memberi penghiburan kepada keluarga bahwa semua ciptaan akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apabila keadaan keluarga sudah reda, perhatian segera dialihkan ke jenazah. Jenazah yang baru saja meninggal dunia segera ditidurkan secara membujur, menelentang, dan menghadap ke atas. Selanjutnya mayat ditutup dengan kain batik yang masih baru. Kaki dipan tempat mayat itu ditidurkan perlu direndam dengan air, maksudnya agar dipan itu tidak dikerumuni semut atau binatang kecil lainnya. Tikar sebagai alas tempat jenazah dibaringkan perlu diberi garis tebal dari kunyit dengan maksud agar binatang kecil tidak mengerumuni mayat. Terakhir adalah membakar dupa wangi atau ratus untuk menghilangkan bau yang kurang sedap. Bersamaan dengan hal diatas, beberapa orang terdekat bertugas memanggil seorang modin dan mengumumkan kematian itu kepada para sanak saudara dan tetangga. Pemberitaan juga dilakukan dengan bantuan pengeras suara dari masjid terdekat. Setelah kabar tersiar mereka yang mendengar akan berusaha segera datang ketempat itu untuk membantu menyiapkan pemakaman. 2.2 Upacara Ngesur Tanah (Geblag) Upacara ngesur tanah merupakan upacara yang diselenggarakan pada saat hari meninggalnya seseorang. Upacara ini diselenggarakan pada sore hari setelah jenazah dikuburkan. Istilah sur tanah atau ngesur tanah berarti menggeser tanah (membuat lubang untuk penguburan mayat). Makna sur tanah adalah memindahkan alam fana ke alam baka dan wadag semula yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah juga. Bahan yang digunakan untuk kenduri terdiri atas: 1. Nasi gurih (sekul wuduk) 2. Ingkung (ayam dimasak utuh) 3. Urap (gudhangan dengan kelengkapannya) 4. Cabai merah utuh 5. Krupuk rambak 6. Kedelai hitam 7. Bawang merah yang telah dikupas kulitnya 8. Bunga kenanga 9. Garam yang telah dihaluskan 10. Tumpeng yang dibelah dan diletakkan dengan saling membelakangi (tumpeng ungkur- ungkuran)

description

satu

Transcript of satuu

Upacara Orang Jawa (Kematian) Dalam pemahaman orang Jawa, bahwa nyawa orang yang telah mati itu sampai dengan waktu tertentu masih berada di sekeliling keluarganya. Oleh karena itu kita sering mendengar istilah selametan yang dilakukan untuk orang yang telah meninggal. Berikut diantaranya ritual yang dilakukan menurut adat istiadat Jawa.2.1 Pemberitahuan Atau Pemberitaan LelayuHal yang pertama kali dilakukan dalam masyarakat Jawa ketika ada orang meninggal adalah memberi penghiburan kepada keluarga bahwa semua ciptaan akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apabila keadaan keluarga sudah reda, perhatian segera dialihkan ke jenazah. Jenazah yang baru saja meninggal dunia segera ditidurkan secara membujur, menelentang, dan menghadap ke atas. Selanjutnya mayat ditutup dengan kain batik yang masih baru. Kaki dipan tempat mayat itu ditidurkan perlu direndam dengan air, maksudnya agar dipan itu tidak dikerumuni semut atau binatang kecil lainnya. Tikar sebagai alas tempat jenazah dibaringkan perlu diberi garis tebal dari kunyit dengan maksud agar binatang kecil tidak mengerumuni mayat. Terakhir adalah membakar dupa wangi atau ratus untuk menghilangkan bau yang kurang sedap.Bersamaan dengan hal diatas, beberapa orang terdekat bertugas memanggil seorang modin dan mengumumkan kematian itu kepada para sanak saudara dan tetangga. Pemberitaan juga dilakukan dengan bantuan pengeras suara dari masjid terdekat. Setelah kabar tersiar mereka yang mendengar akan berusaha segera datang ketempat itu untuk membantu menyiapkan pemakaman.2.2 Upacara Ngesur Tanah (Geblag)Upacara ngesur tanah merupakan upacara yang diselenggarakan pada saat hari meninggalnya seseorang. Upacara ini diselenggarakan pada sore hari setelah jenazah dikuburkan. Istilah sur tanah atau ngesur tanah berarti menggeser tanah (membuat lubang untuk penguburan mayat). Makna sur tanah adalah memindahkan alam fana ke alam baka dan wadag semula yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah juga.Bahan yang digunakan untuk kenduri terdiri atas:1.Nasi gurih (sekul wuduk)2.Ingkung (ayam dimasak utuh)3.Urap (gudhangan dengan kelengkapannya)4.Cabai merah utuh5.Krupuk rambak6.Kedelai hitam7.Bawang merah yang telah dikupas kulitnya8.Bunga kenanga9.Garam yang telah dihaluskan10.Tumpeng yang dibelah dan diletakkan dengan saling membelakangi (tumpeng ungkur-ungkuran)1.UpacaraBrobosanSebelum jenazah diberangkatkan ke makam dilakukan suatu upacara yang disebut denganupacara brobosan. Upacarabrobosanini bertujuan untuk menunjukkan penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua atau keluarga mereka (jenazah) yang telah meninggal dunia. Upacarabrobosandiselenggarakan di halaman rumah orang yang meninggal sebelum dimakamkan dan dipimpin oleh anggota keluarga yang paling tua. Namun sebelum upacara dilakukan, biasanya diawali dengan beberapa sambutan dan ucapan belasungkawa oleh beberapa pamong desa. Dan semua yang hadir ditempat itu harus berdiri hingga jenazah benar-benar diberangkatkan.Upacarabrobosantersebut dilangsungkan dengan tata cara sebagai berikut:1)Peti mati dibawa keluar menuju ke halaman rumah dan dijunjung tinggi ke atas setelah upacara doa kematian selesai.2)Anak laki-laki tertua, anak perempuan, cucu laki-laki dan cucu perempuan, berjalan berurutan melewati peti mati yang berada di atas mereka (mrobos) selama tiga kali dan searah jarum jam.3)Urutan selalu diawali dari anak laki-laki tertua dan keluarga inti berada di urutan pertama; anak yang lebih muda beserta keluarganya mengikuti di belakang.Setelah itu jenazah diberangkatkan dengan keranda yang diangkat oleh anak-anaknya yang sudah dewasa bersama dengan anggota keluarga pria lainnya, sedangkan seorang memegang payung untuk menaungi bagian dimana kepala jenazah berada. Adapun urutan untuk melakukan perjalanan ke pemakaman juga diatur. Yang berada diurutan paling depan adalah penabursawur(terdiri dari beras kuning dan mata uang), kemudian penabur bunga dan pembawa bunga, pembawa kendi, pembawa foto jenazah, keranda jenazah, barulah dibagian paling belakang adalah keluarga maupun kerabat yang turut menghantarkan. Namun dalam keyakinan orang Jawa, seorang wanita tidak diperkenankan untuk memasuki area pemakaman. Jadi mereka hanya boleh menghantarkan sampai didepan pintu pemakaman saja. Dan mereka yang masuk hanyalah kaum pria tanpa memakai alas kaki.

2.3UpacaraNelung Dina( Tiga Hari)Upacara ini merupakan upacara kematian yang diselenggarakan untuk memperingati tiga hari meninggalnya seseorang. Peringatan ini dilakukan dengan kenduri dengan mengundang kerabat dan tetangga terdekat.Bahan untuk kenduri biasanya terdiri atas:*Takir pontang yang berisi nasi putih dan nasi kuning, dilengkapi dengan sudi-sudi yang berisi kecambah, kacang panjang yang telah dipotongi, bawang merah yang telah diiris, garam yang telah digerus (dihaluskan), kue apem putih, uang, gantal dua buah.*Nasi asahan tiga tampah, daging lembu yang telah digoreng, lauk-pauk kering, sambal santan, sayur menir, jenang merah

2.4Upacara Mitung Dina (Tujuh Hari)Upacara ini untuk memperingati tujuh hari meninggalnya seseorang.Bahan yang digunakna untuk kenduri biasanya terdiri atas:*Kue apem yang di dalamnya diberi uang logam, ketan, kolak (semuanya diletakkan dalam satu takir)*Nasi asahan tiga tampah, daging goreng, pindang merah yang dicampur dengan kacang panjang yang diikat kecil-kecil, dan daging jeroan yang ditempatkan dalam wadah berbentuk kerucut (conthong), serta pindang putih.2.5Upacara Matang Puluh ( Empat Puluh Hari)Upacara ini untuk memperingati empat puluh hari meninggalnya seseorang. Biasanya peringatannya dilakukan dengan kenduri.

Bahan untuk kenduri biasanya sama dengan kenduri pada saat memperingati tujuh hari meninggalnya, namun ada tambahan sebagai berikut:1. Nasi wuduk2. Ingkung3. Kedelai hitam4. Cabai merah utuh5. Rambak kulit6. Bawang merah yang telah dikupas kulitnya7. Garam8.Bunga kenanga2. 6 Upacara Nyatus (Seratus Hari)Upacara ini untuk memperingati seratus hari meninggalnya seseorang. Tata cara dan bahan yang digunakan untuk memperingati seratus hari meninggalnya pada dasarnya sama dengan ketika melakukan peringatan empat puluh hari.2. 7 UpacaraMendhak Pisan(Setahun Pertama)Upacara mendhak pisan merupakan upacara yang diselenggarakan ketika orang meninggal pada setahun pertama. Tata cara dan bahan yang diigunakan untuk memperingati seratus hari meninggalnya pada dasarnya sama dengan ketika melakukan peringatan seratus hari.2. 8 UpacaraMendhak Pindho(Tahun Kedua)Upacara mendhak pindho merupakan upacara terakhir untuk memperingati meninggalnya seseorang. Tata cara dan bahan yang digunakan untuk memperingati seratus hari meninggalnya pada dasarnya sama dengan ketika melakukan peringatan mendhak pisan.2. 9 UpacaraMendhak Katelu(Seribu Hari)Merupakan peringatan seribu hari bagi orang yang sudah meninggal. Peringatan dilakukan dengan mengadakan kenduri yang diselenggarakan pada malam hari.Bahan yang digunakan untuk kenduri sama dengan bahan yang digunakan pada peringatan empat puluh hari yang ditambah dengan:*daging kambing/domba becek. Sebelum dimasak becek, seekor domba disiram dengan bunga setaman, lalu dicuci bulunya, diselimuti dengan mori selebar sapu tangan, diberi kalung bunga yang telah dirangkai, diberi makan daun sirih. Keesokan harinya domba diikat kakinya lalu ditidurkan di tanah. Badan domba seutuhnya digambar pola dengan menggunakan ujung pisau. Hal ini dimaksudkan untuk mengirim tunggangan bagi arwah yang mati supaya lekas sampai surga. Setelah itu domba disembelih dan kemudian dimasak becek.*Sepasang burung merpati dikurung dan diberi rangkaian bunga. Setelah doa selesai dilakukan, burung merpati dilepas dan diterbangkan. Maksud tata cara ini adalah juga untuk mengirim tunggangan bagi arwah agar dapat cepat kembali pada Tuhan. dalam keadaan suci, bersih, tanpa beban.*Sesaji, terdiri atas tikar bangka, benang lawe empat puluh helai, jodhog, clupak berisi minyak kelapa dan uceng-uceng (sumbu lampu), minyak kelapa satu botol, sisir, serit, cepuk berisi minyak tua, kaca/cermin, kapuk, kemenyan, pisang raja setangkep, gula kelapa setangkep, kelapa utuh satu butir, beras satu takir, sirih dengan kelengkapan untuk menginang, bunga boreh. Semuanya diletakkan di atas tampah dan diletakkan di tempat orang berkenduri untuk elakukan doa.2. 10 Kol (Kol Kolan)Kol merupakan peringatan yang dilakukan untuk orang yang sudah meninggal setelah seribu hari. Ngekoli diselenggarakan bertepatan dengan satu tahun setelah nyewu. Saat peringatan ini harus bertepatan dengan hari dan bulan meninggalnya. Ngekoli dilakukan dengan kenduri dengan bahan kenduri: kue apem, ketan, dan kolak. Semuanya diletakkan dalam satu takir. Pisang raja satu tangkep, uang wajib, dan dupa.2.11 NyadranNyadran adalah hari berkunjung ke makam para leluhur/kerabat yang telah mendahului. Nyadran ini dilakukan pada bulan Ruwah atau bertepatan dengan saat menjelang puasa bagi umat Islam.3.Makna Uba Rampe Pada Saat Kematian Di Jawa3.1 Lambang-lambang dan Makna yang Terkandung dalam Upacaraa.Sega golongmelambangkan kebulatan tekad yang manunggal atau istilah Jawanya tekad kang gumolong dadi sawiji. Dalam hal kematian, baik yang mati maupun keluarga yang ditinggalkannya sama-sama mempunyai tujuan yaitu surga.

b.Sega asahanatauambenganmelambangkan suatu maksud agar arwah si mati maupun keluarga yang masih hidup kelak akan berada pada pembenganing Pangeran, artinya selalu mendapatkan ampun atas segala dosa-dosanya dan diterima di sisiNya.c.Tumpeng/nasigununganmelambangkan suatu cita-cita atau tujuan yang mulia (gegayuhan kang luhur), seperti gunung yang mempunyai sifat besar dan puncaknya menjulang tinggi. Di samping itu didasari pula kepercayaan masyarakat bahwa di tempat yang tinggi itulah Tuhan Yang Maha Kuasa berada, roh manusiapun kelak akan ke sana.

d.Tumpeng pungkurmelambangkan perpisahan antara si mati dengan yang masih hidup, karena arwah si mati akan berada di alam yang lain sedangkan yang hidup masih berada di alam dunia yang ramai ini.

e.Sega wudukdan lauk pauk segar/bumbu lembaranmaksudnya untuk menjamu roh para leluhur.

f.Ingkungayam melambangkan kelakuanpasrahatau menyerah kepada kekuasaan Tuhan. Istilahingkungataudiingkungmempunyai makna dibanda atau dibelenggu.

g.Kembang rasulanataukembang telonmelambangkan keharuman doa yang dilontarkan dari hati yang tulus ikhlas lahir batin. Di samping itu bau harus mempunyai makna kemuliaan.

h.Bubur merahdanbubur putihmelambangkan keberanian dan kesucian. Di sampingitu bubur merah untukmemuleatau tanda bakti kepada roh dari bapak atau roh laki-laki dan bubur putih sebagai tanda bakti kepada roh dari ibu atau roh perempuan. Secara komplitnya adalah sebagai tanda bakti kepadabapa angkasa ibu pertiwiatau penguasa langit dan bumi, semuadibektenidengan harapan akan memberikan berkah, baik kepada si mati maupun kepada yang masih hidup.

i.Tukon pasaruntuk menghormati dinten pitu pekenan gangsal atau hari dan pasaran dengan harapan segala perbuatan dan perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup ke semua arah penjuru mata angin akan selalu mendapatkan selamat tanpa halangan suatu apa.Disamping itu semoga mendapatkan berkahNya hari di mana hari itu diadakan selamatan, misalnya malam Kamis pon, Rabu Wage dan lain sebagainya.j.Wajibmelambangkan suatu niat ucapan terima kasih kepadakaumyang telah ngujubake menjabarakan tujuan selamatan itu, dan terima kasih pula kepada semua fihak yang ditujunya, semoga semuanya itu terkabul.k.Sega punaratau nasi kuning melambangkan kemulian, sebab warna atau cahaya kuning melambangkan sifat kemuliaan. Juga dimaksudkan sebagai jamuan mulia kepada yang dipujinya.

l.Apemmelambangkan payung dan tameng, dan dimaksudkan agar perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup selalu dapat menghadapi tantangannya dan segala gangguannya berkat perlindungan dari yang maha kuasa dan para leluhurnya.

m.Ketanadalah salah satu makanandari beras yang mempunyai sifatpliket atau lekat. Dari katapliketatau ketan, ke-raket melambangkan suatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.

n.Kolakadalah melambangkan suatu hidangan minuman segar atau untuk seger-seger sebagai pelepas dahaga. Disamping itu juga melambangkansuatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.

o.Kambing, merpatidanitikmelambangkan suatu kendaraan yang akan dikendarai oleh roh si mati.p.Materi sajian lainsepertitikar, benang lawe, jodog, sentir, clupak, minyak klentik, sisir, minyak wangi, cermin, kapas, pisang, beras, gula, kelapa, jarumdan lain sebagainya yang mana hal ini biasanya pada selamatan seribu hari adalah sebagai lambang dari segala perlengkapan hidup manusia sehari-hari, dan semua itu dimaksudkan sebagai bekal roh si mati dalam menjalani kehidupan di alam baka.3.2 Lambang Atau Makna Dari Uba Rampe-Benang lawe adalah benag putih sebagai lambang tali suci sebagai pengikat atau tali hubugan antara keluarga yang ditinggalkan dengan yang sudah pergi jauh itu.-Jodog dan sentir adalah lambang penerang, maksudnya agar roh si mati tadi selalu mendapatkan terang.-Clupak berisi minyak dan sumbu melambangkan obor di perjalanan dan semangan yang tinggi.-Minyak klentik 1 botol sebagai lambang bekal cadangan jika sewaktu-waktu kehabisan atau lampunya mati. Sebab kebiasaan orang Jawa jaman dulu menggunakan minyak lampu bukan dari minyak tanah seperti sekarang, melainkan denga minyak kelapa atau minyak klentik.-Sisir, minyak wangi dan cermin melambangkan sebagai perlengkapanmake upatau untuk dandan/menghiasi diri, agar rapi dan wangi, jika perempuan ibarat seperti bidadari, jika laki-laki ibarat sepeti satriya yang tampan.-Kapas yang biasa sebagai alas atau isi bantal melambangkan bantal suci.-Pisang raja sebagai lambang persembahan kepada yang maha kuasa di samping itu juga sebagai buah segar.-Beras, gula kelapa melambangkan makanan beserta lauk dan bumbunya, sebagai bekal hidup di alamkelanggengan.-Jarum dan perlengkapannya sebagai lambang alat pembuat pakaian, maksudnya sebagai bekal untuk membuat pakaian jika sewaktu pakaiannya rusak.-Bala pecah sebagai lambang perlengkapan rumah tangga.q.Sapu gerang/sapu lidi yang telah usang atau tua, sebagai lambang tombak seribu, maksudnya adalah sebagai senjata bila menemui bahaya. Disamping sapu gerang biasanya juga diikutsertakan pisau dansujenpring ampel. Keduanya sebagai lambang senjata.r.Dlingo bengle sapituruteatau rempah-rempah, sebagai lambang obat-obatan jika terkena sakit, sewaktu di perjalanan atau di alam yang baru itu.s.Telormelambangkan kebulatan atau kemanunggalan berbagai sifat dan tujuan sebab telor itu sendiri terdiri dari berbagai lapisan, dan masing-masing lapisan mempunyai makna sendiri-sendiri.-Hitam, yaitu pada kulit keras mengandung makna atau maksud keteguhan hati dan keteguhan cita-cita atau tujuan.-Merah, yaitu pada kulit lunak, mengandungmakna keuletan dan keberanian.-Putih, yaitu pada lapisan putihan telur, mengandung makan kesucian dan ketulusan hati.-Kuning, yaitu pada lapisan kuning telur, mengandung makna kepandaian, kebijaksanaan dan kewibawaan serta kemuliaan.

-Hijau, yaitu pada lapisan terdalam atau titik pusat telor, mengandung makna ketenganan, kesabaran dan kehidupan abadi.Diposkan oleh amalia desi di 06.01

http://amaliadesiroheni.blogspot.com/2014/01/upacara-orang-jawa-kematian.html