satucintaseluasangkasa.

74
www.rajaebookgratis.com

description

novel

Transcript of satucintaseluasangkasa.

Page 1: satucintaseluasangkasa.

 

www.rajaebookgratis.com

Page 2: satucintaseluasangkasa.

 

 

www.rajaebookgratis.com

Page 3: satucintaseluasangkasa.

SATU CINTA SELUAS ANGKASA 

 

 

Petrus Hepi Witono 

 

 

 

 

 

 

      

                                                          

 

PT Evolitera 

Jakarta, 2010  

 

 

www.rajaebookgratis.com

Page 4: satucintaseluasangkasa.

SATU CINTA SELUAS ANGKASA  

oleh Petrus Hepi Witono 

 

Layout                          Editor &  :  Evolitera 

                                              Cover    :  Petrus Hepi Witono 

 

 

PT Evolitera 

EvoHackSpac o. 1, 3rd floor e – Jalan Kayu Putih IV Blok D, N

East Jakarta 13260, INDONESIA 

 

 

Published at 

www.evolitera.co.id 

by 

PT Evolitera 

Jakarta, 2010 

 

ISBN: 978­602­96504­7­1 

 

© Petrus Hepi Witono, 2010 

 

 

www.rajaebookgratis.com

Page 5: satucintaseluasangkasa.

 

UNDANG‐UNDANG REPUBLIK INDONESIA  

NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA 

 

 

Lingkup Hak Cipta 

Pasal 2 

1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta Hak Cipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang‐undangan yang berlaku. 

 

Ketentuan Pidana 

Pasal 73: 

1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan  tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara  masing‐masing  paling  singkat  1  (satu)  bulan  dan/atau  denda  paling  sedikit Rp1.000.000,‐  (satu  juta rupiah), atau pidana penjara paling  lama 7  (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,‐ (lima miliar rupiah). 

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum  suatu  ciptaan  atau  barang  hasil  pelanggaran  hak  cipta  atau  hak  terkait  sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,‐ (lima ratus juta rupiah). 

 

 

 

 

 

 

 

www.rajaebookgratis.com

Page 6: satucintaseluasangkasa.

 

 

 

Do you have an exciting imagination? 

Do you have a blog that you want to compilate? 

Or, do you have a script you want to publish but don’t know how? 

 

Just publish it with us! 

 

 

 

 

 

www.evolitera.co.id 

 

By publishing with us, you have the opportunity to get 

 advertisement income and donation 

www.rajaebookgratis.com

Page 7: satucintaseluasangkasa.

Love is...

More beautiful than roses

Much deeper than the seas

Stronger than a hurricane

But timid like a breeze

Real as in a picture

But yet it can't be seen

More beautiful than anything

As vivid as a dream

Precious as rare jewels

A bond between two hearts

A symphony of feelings

When time is spent apart

Sharing common interests

Working through all fears

 

www.rajaebookgratis.com

Page 8: satucintaseluasangkasa.

Looking at yourself

As if two were in the mirror

Finding common ground

On issues not agreed

Giving into arguments

Tending all your needs

Being there for always

Is all I want to do

Holding you forever

Because our love is true

 

www.rajaebookgratis.com

Page 9: satucintaseluasangkasa.

SATU CINTA

SELUAS ANGKASA

Dipersembahkan bagi setiap jiwa yang dikobarkan cinta Allah dalam semangat pelayanan

 

www.rajaebookgratis.com

Page 10: satucintaseluasangkasa.

SELEMBAR UCAPAN

“Hidup yang tidak pernah diperiksa

tidak pantas dihidupi”

Filsuf Socrates (470 SM)

Buku kecil ini merupakan persembahan dan buah kenangan yang berhasil saya kumpulkan dan tulis kembali. Tiada lain karena cinta Tuhan sendiri yang mencerahkan hati saya untuk berbagi cerita.

Terima kasih kepada seorang teman baik, Stephanie yang bersedia memberi saran atas buku ini, mama yang telah mengorbankan waktunya duduk hening memberi komentar atas semua tulisan ini, Pastor Jacobus Tarigan, Pr dan Pastor Suherman, Pr yang membangkitkan saya dalam hobi menulis, Yosep(my youngest brother), “bunny” Wiwid, para bapak ibu pendamping misdinar, Mbak Lusi yang menemani hari suka duka saya di ruang sekretariat, dan Bapak Irwin.

Sebuah harapan besar jika isi buku ini mampu memancing anda melahirkan inspirasi baru. Salam dahsyat!

***

“I am here because there is not refuge, finally from myself. Until I confront my self, in the eyes and hearts of others, I'm running. Until I suffer them to share my secrets, I have no safety from them. Afraid to be Known. I can know neither my self, nor any other, I will be alone.

 

www.rajaebookgratis.com

Page 11: satucintaseluasangkasa.

Where else, but in our common ground, can I find such a mirror? Here together, I can at last appear clearly to my self, not as giant of my dreams, nor the dwarf of my fears, but as a person, part of the whole with may share in it's purpose. In this ground I can take root and grow, not alone anymore, as in death, but alive to my self and to others.”

(Mengenang para teman saya saat live-in di Panti Rehabilitasi Narkoba Kedhaton Parahita)

 

www.rajaebookgratis.com

Page 12: satucintaseluasangkasa.

DAFTAR ISI

Kalau Cinta Talk Too Much.... 1

Loncat Pagar Saja! 7

(Cinta makanan: kisah nyata yang bermula dari makanan Seminari sering membuat nafsu makan hilang)

Untukmu, Anakku, Aku Memulung! 13

(Cinta seorang ibu pemulung sampah plastik di Stasiun Gambir, Monas)

Tikus-tikus di Pantai Cilincing 17

Cinta dan realitas: kisah nyata yang bermula dari live-in satu minggu di tengah masyarakat Pantai Cilincing yang miskin

Surat Kasih Pablo dan Abba 27

Cinta sebuah persahabatan nun jauh di sana

Layunya Petrus-Bangkitnya Paulus 35

Cinta dan komitmen Petrus-Paulus

Tempat yang Sunyi 37

Cinta kerinduan akan Tuhan: refleksi tentang kehidupan doa pribadi

 

www.rajaebookgratis.com

Page 13: satucintaseluasangkasa.

Kembalinya Pemuda Anthelos 39

Cinta dan kebangkitan jiwa Anthelos dari mimpi-mimpinya

Sumirah dan Sulastri 45

Cinta dan kerja keras pembantu rumah tangga

Cinta, Aku Sayang Kamu! 49

Cinta yang satu dan tak terceraikan

Seorang Pastor dan Keluarga Yahudi 53

Kiriman artikel

Doa: Jadikanlah Aku Pembawa Damai 59

 

www.rajaebookgratis.com

Page 14: satucintaseluasangkasa.

Kalau Cinta Talk Too Much

KALAU CINTA TALK TOO MUCH...

“Cinta bergerak memberikan daya hidup” (2008)

Cinta merupakan sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan untuk saling memenuhi, menghargai maupun mengerti. Namun, cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat dipaksakan. Cinta tidak dapat berjalan apabila seseorang mementingkan diri sendiri.

Cinta itu merupakan sesuatu yang murni, putih, tulus, dan suci yang timbul tanpa adanya paksaan atau adanya sesuatu yang dibuat-buat. Cinta itu dapat membuat orang dapat termotivasi untuk melakukan perubahan yang lebih baik.

Cinta terkadang dimengerti sebagai perasaan terdalam yang membuat dirinya rela berkorban apa saja demi kebahagiaan orang yang dicintai. Pengorbanannya sangat tulus dan tidak mengharapkan balasan. Bila seseorang memberikan banyak hadiah dengan sebuah syarat harus membalas menjadi kekasihnya, itu bukan cinta namanya. Cinta tidak bisa diukur dengan materi ataupun yang berasal dari dunia fana.

Cinta merupakan kata seribu makna, tergantung bagaimana kita menempatkannya dalam kehidupan. Cinta dapat membuat bahagia, duka ataupun buta. Cinta itu penuh pengorbanan, kepahitan, keindahan, dan kehangatan. Cinta adalah sebuah keinginan untuk memberi tanpa harus meminta apa-apa, namun cinta akan menjadi lebih indah jika keduanya mampu saling memberi dan menerima, sehingga kehangatan, keselarasan, dan kebersamaan menjalani hidup dapat tercapai.

Cinta adalah perasaan hangat yang mampu membuat kita menyadari betapa berharganya kita, dan adanya seseorang yang begitu berharga untuk kita lindungi. Cinta tidaklah sebatas kata-kata saja, karena cinta jauh lebih berharga daripada harta karun termahal di dunia pun. Saat seseorang memegang tangan Anda dan bilang, “aku cinta kamu…”

Pasti detik itu menjadi perasaan hangat yang istimewa!

1  

www.rajaebookgratis.com

Page 15: satucintaseluasangkasa.

Kalau Cinta Talk Too Much

Cinta yang abadi dan suci adalah cinta kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab cinta itu tidak akan pernah luntur ataupun pecah oleh badai yang kencang sekalipun, cinta kepada Sang Khalik akan tetap kokoh hingga ajal menimpa kita.

Kamus Ringkas Cinta

Bila telapak tangan berkeringat,

hati dag dig dug,

suara bagai tersangkut di tenggorokan,

itu bukan cinta, tetapi suka.

Bila tangan tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya, itu bukan cinta tetapi birahi.

Bila menginginkannya karena tahu

ia akan selalu berada di sampingmu,

itu bukan cinta tetapi kesepian.

Bila menerima pernyataan cintanya

karena tak mau menyakiti hatinya,

itu bukan cinta tetapi kasihan.

Bila bersedia memberikan semua

yang kamu sukai demi dia,

itu bukan cinta tetapi kemurahan hati.

2  

www.rajaebookgratis.com

Page 16: satucintaseluasangkasa.

Kalau Cinta Talk Too Much

Bila kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang, itu bukan cinta tetapi kemujuran.

Bila kamu katakan padanya bahwa ia adalah satu-satunya hal yang kamu pikirkan, itu bukan cinta tetapi gombal.

Bagaimanakah harus mencintai:

ketika kamu menerima kesalahan dia.

Ketika kamu mulai saatnya memberikan hati, kehidupan dengan segenap jiwa.

Ketika hatimu tercabik bila ia sedih, dan berbunga bila ia bahagia.

Ketika kamu menangis untuk kepedihannya

biarpun ia cukup tegar menghadapinya;

ketika kamu tertarik kepada orang lain

tetapi kamu masih setia bersamanya.

Cinta adalah pengorbanan

mencintai berarti keluar dan memberi diri.

Cinta adalah kematian atas sifat egois dan egosentris. Kadang itu menyakitkan, tetapi itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah CINTA…

3  

www.rajaebookgratis.com

Page 17: satucintaseluasangkasa.

Kalau Cinta Talk Too Much

Jokes: 4fun.com

Several men are in the locker room of a golf club.

A cellphone on a bench rings and a man engages the hands free speaker-function and begins to talk. Everyone else in the room stops to listen.

***

MAN : "Hello."

WOMAN : "Honey, it's me. Are you at the club?"

MAN : "Yes."

WOMAN : "I am at the shops now and found this beautiful leather coat. It's only £1,000. Is it OK if I buy it?"

MAN : "Sure, go ahead if you like it that much."

WOMAN : "I also stopped by the Mercedes dealership and saw the new 2006 models. I saw one I really liked."

MAN : "How much?"

WOMAN : "£45,000."

MAN : "OK, but for that price, I want it with all the options."

***

4  

www.rajaebookgratis.com

Page 18: satucintaseluasangkasa.

Kalau Cinta Talk Too Much

WOMAN : "Great! Oh, and one more thing .....the house I wanted last year is back on the market. They're asking £450,000."

MAN : "Well, then go ahead and give them an offer of £400,000. They will probably take it. If not, we can go the extra 50 thousand. It is really a pretty good price."

WOMAN : "OK. I'll see you later! I love you so much!!"

MAN : "Bye! I love you, too."

The man hangs up. The other men in the locker room are staring at him in astonishment, mouths agape.....Then he smiles and asks: "anyone know's who this phone belongs to?"

5  

www.rajaebookgratis.com

Page 19: satucintaseluasangkasa.

Kalau Cinta Talk Too Much Kalau Cinta Talk Too Much

6  

6  

www.rajaebookgratis.com

Page 20: satucintaseluasangkasa.

Loncat Pagar Saja!

LONCAT PAGAR SAJA!

“Sebuah kerendahhatian dan kesetiaan”

Doa Rosario yang didaraskan malam ini mengantar saya pada kisah 8 tahun lalu di seminari menengah. Saat itu saya mulai masuk di kelas persiapan pertama dan belum banyak mengenal betul tentang kehidupan di dalam seminari. Sepintas saya menyimpulkan bahwa kehidupan seminari pasti menyenangkan karena relasi di antara teman angkatan. Yang saya ketahui dari umat, seminari sering dianggap sebagai tempat kumpulnya anak-anak yang alim. Wah, tentu saya tidak akan bosan untuk tinggal di sana.

Enam bulan telah terlewati dan banyak hal yang saya pelajari serta rasakan. Belajar hidup mandiri, rindu orang tua, hidup disiplin, relasi dan konflik. Tidak hanya itu, mulai hidup doa pribadi hingga urusan makan selalu ada pergumulannya.

Suatu ketika saya bosan menikmati makanan seminari. Dumel saya, “makanan Mama di rumah tidak sama dengan makanan di seminari!”

Di rumah, aku bisa menikmati sepiring nasi, telur dan tetesan kecap sebagai bumbunya. Wow, enaknya!

Sedangkan makanan seminari sering membuat saya mengeluh dan berprotes. Tahun kedua saya makin berkeluh kesah. Selalu ada saja usaha untuk minta izin keluar kompleks seminari. Banyak teman pun berkata makanan seminari berkesan keringlah, sedikitlah, hambarlah! Pokoknya tidak menggairahkan. Nasi kadang tak masak dan masih berkerikil, ulat hijau dalam sayur dan tawar rasa. Rentetan litani keluhan makanan ini sering kami diskusikan di meja makan.

7  

www.rajaebookgratis.com

Page 21: satucintaseluasangkasa.

Loncat Pagar Saja!

“Ah! Gimana kalau kita cabut, lapar nih?” kami mulai berangan-angan bagaimana untuk jajan makanan di luar kompleks seminari. Pikir saya akan lebih menarik (dan bergizi?)

Nasi goreng, roti bakar, mie rebus, somay, sate, es teh manis atau bubur kacang hijau? Wow! Makanan menggoda lidah.

Dalam kamus kami, cabut berarti keluar mengendap-endap dan berusaha menghindar dari pengamatan pastor unit. Ada dua pilihan cara untuk cabut. Mengendap lewat pintu belakang atau nekat lewat pintu depan.

Christo adalah teman dekat saat saya masih di seminari menengah. Kami memiliki keluhan yang sama dengan makanan seminari. Suatu malam kami merencanakan untuk cabut lewat pagar belakang setinggi satu setengah meter.

“Pukul 8 malam nanti, saat semua lagi belajar, kita berangkat karena lebih aman.”

“OK!”

***

Uang sebesar dua puluh ribu sudah tersimpan aman di bagian celana dalam. “Malam ini rencana cabut harus berhasil!” gumam saya pada Christo. Entah dia dengar atau tidak, peduli amat! Saya mulai berkhayal, "makanan apa yang enak malam ini?"

Lonceng makan berbunyi, tanda makan malam sudah selesai. "Kamu siap Chris? Kita cabut malam ini?”

“Kita lompat pagar di bawah pohon nangka saja karena lebih aman. Yang penting hati-hati!”

“OK!” malam ini Christo memberikan komando.

8  

www.rajaebookgratis.com

Page 22: satucintaseluasangkasa.

Loncat Pagar Saja!

Ketika kami sampai di koridor unit, seorang kakak kelas menghampiri kami. Sepertinya ia mencium gelagat aneh kami. Saya takut setengah mati dengan kakak kelas. Takut bahwa perbuatan kami dilaporkan.

“Nah ya, mau ke mana kamu?” tiba-tiba ia memotong langkah kami.

“Mau cabut, ya?” ketusnya. Ah! Bagaimana ia tahu?

“Eh, jawab dong?” tanyanya.

“Ah, tidak Kak, tidak ke mana-mana, kami mau ke Unit 4.”

Tiba-tiba Chris meninggalkan saya sendirian di hadapan sang kakak kelas. “Wah, sial lho, Chris, ninggalin teman!” kesal dalam hati.

Saya terpaksa berbohong kepada kakak kelas yang berdiri garang tepat di depan muka, karena saya pikir dengan cara demikian bisa lolos dari cecarannya.

“Gue tahu kamu pasti mau cabut kan? Pakai bohong lagi? Udah nggak betah ya tinggal di seminari? Keluar saja!”

“Asem! Sok suci banget tampang nih orang, kayak tidak pernah cabut saja!” dumelku. Bagi saya, mulutnya “pedas”. Mau cabut kok susahnya setengah mati, harus pake ketemu orang macam gini lagi! Ia tiba-tiba merogoh kantong saya sampai celana dalam. Gawat!

“Mana duitnya?” paksanya.

“Tidak ada Kak! Saya nggak cabut kok!”

Ia berhasil mengambil uang saya.

“Ini apa? Bohong lagi!”

Ah sial! Ia berbicara sinis di hadapan saya, “seminaris kok tukang bohong!”

9  

www.rajaebookgratis.com

Page 23: satucintaseluasangkasa.

Loncat Pagar Saja!

"Kembalikan duit saya dong! Saya janji nggak cabut deh! Tolong dong!” harap saya sambil memelas di hadapannya. Tuhan sepertinya sedang tidak adil padaku.

Ia berkata, "uangmu terpaksa gue tahan, besok gue kembalikan. Asalkan malam ini elo harus berdoa Rosario di kamar.

Pikir benak saya, "apa kaitannya cabut dengan Rosario? Paling cuma mau mengetes saja!”

Enak saja ia menyuruh untuk berdoa! Memangnya aku siapanya dia?

Hati saya makin keras. "Kalau tidak berdoa Rosario, uang ini tidak akan pernah kembali!" ancamnya.

***

Pukul setengah sembilan, saya menunduk lemas sambil kembali ke tempat meja belajar. Apes banget! Gondoknya setengah mati. Entah angin apa yang membawa saya malam itu. Saya langsung pergi ke kamar di lantai dua. Dalam kegelapan, saya mulai berdoa Rosario saja agar cepat selesai.

Saat baru selesai rantaian pertama 10 kali Salam Maria, saya merasakan suasana yang berbeda di kamar itu. Saya merasa tidak berada dalam ketakutan, melainkan kegembiraan dan rasa penuh syukur. Seolah-olah ada orang hadir dan mulai memberikan nasehat.

Ada rasa kedamaian hati yang luar biasa malam itu. Seperti sebuah kehadiran Bunda Maria di hadapan saya. “Apakah ini gara-gara Rosario ini? Ah, tidak mungkin Bunda Maria berbicara kepadaku!”

Makin berdoa lagi, saya makin merasakan suasana yang khusuk dan penuh kehangatan. Rasa mengeluh, bete, kesal terhadap kakak kelas luluh lantak seketika.

Bunda Maria seakan sedang menegur saya. Bersyukurlah apa adanya dengan makanan di seminari. Saya tidak boleh "lari" dari seminari hanya demi mencari kenikmatan sendiri. Banyak orang miskin di luar sana

10  

www.rajaebookgratis.com

Page 24: satucintaseluasangkasa.

Loncat Pagar Saja!

yang sulit makan. Sedangkan saya malah kurang bersyukur. Malam itu terjadi percakapan di antara kami. Sejenak saya tersenyum sendiri dan seketika kemudian menangis sehabis-habisnya.

Pengalaman ini menyentak hati cukup dalam. Saya menangis. Doa Salam Maria yang saya daraskan makin perlahan. Penuh suka cita malam itu. Pukul setengah sepuluh, lonceng berbunyi, tanda doa malam di kapel akan dimulai. Saya hapuskan tetesan air tangis mata. Kami semua bergegas ke kapel untuk doa malam bersama.

***

Dalam suasana keheningan kapel malam itu saya berdoa kepada Allah.

“Tuhanku tercinta, terima kasih. Engkau mengetuk hatiku dan membuat mataku terbuka. Untuk menyadari bahwa bahwa masih banyak orang belum bisa mendapatkan makanan. Bahkan ada orang miskin yang di luar sana harus merasakan perut kosong semalam suntuk. Sedangkan aku setiap saat mudah mengeluh dengan makanan yang sudah disiapkan para ibu dapur dan suster dengan penuh cinta.

Tuhan, ajarilah saya makin hari mengerti arti kerendahhatian. Ajarilah saya untuk bersyukur dengan rezeki yang masih Engkau berikan pada kami hingga hari ini. Amin.”

Malam itu hati saya penuh rasa damai dan tidur dengan pulasnya.

Hari Minggu, pukul setengah enam. Fajar pagi mulai menyingsing. Saya langsung terbangun penuh bersemangat. Tidak seperti biasanya. Badan saya begitu segar, mata saya cerah. Dalam pengalaman iman ini, Allah memberikan harta yang berharga. Lucunya, sejak pengalaman itu, saya sama sekali tidak pernah tertarik cabut lagi.

Di heningnya malam,

Kosambi - Desember 2007

11  

www.rajaebookgratis.com

Page 25: satucintaseluasangkasa.

Loncat Pagar Saja! Loncat Pagar Saja!

12  

12  

www.rajaebookgratis.com

Page 26: satucintaseluasangkasa.

Untukmu, Anakku, Aku Memulung

UNTUKMU, ANAKKU, AKU MEMULUNG!

“Pemulung : kerja keras adalah bertahan hidup”

Sebuah foto seorang pemulung wanita miskin berukuran 4R mengembalikan ingatan saya di bulan Desember 1998 lalu.

“Selamat malam Jakarta yang kucinta| cahayamu begitu indah di gelapnya malam| kelap-kelip lampu berwarna telah menyita perhatianku,” sebuah puisi basa-basi keluar dari gumam mulut.

Kehidupan malam hari di Monas, Jakarta. Penuh suasana sepi dan temaram. Tak banyak kendaraan yang berlalu-lalang sehingga memberikan keleluasaan pada saya untuk melangkah ke mana saja tanpa mengkhawatirkan akan terjadinya kecelakaan pada saya.

Hati saya benar-benar bahagia malam itu. Lampu pernak-pernik berwarna dalam gedung bertingkat terlihat seperti kerumunan binatang kecil kunang-kunang bercahaya yang sedang beterbangan. Saya sadar bahwa itu hanya imajinasi saja.

Semakin malam, jalanan mulai makin sepi. Lalu lalang kendaraan beroda sudah berkurang. Tiba-tiba pikiran negatif muncul. Saya takut bila tiba-tiba ditusuk atau ditodong dari belakang oleh orang yang tak dikenal. Bisa saja terjadi, kan? Suasana jalan saat itu seperti kota mati tanpa tanda-tanda kehidupan.

“Tunggu, saya mendengar suara yang asing di sebuah pojokan remang-remang”, sahut pada Bimantyo, teman yang mendamping saya malam itu. Saya mendengar suara asing yang belum pernah saya dengar sebelumnya.

“Srek...srek....” seperti bunyi gesekan benda plastik yang makin melambat. Tetapi saya tak bisa melihat jelas dari mana suatu itu berasal.

13  

www.rajaebookgratis.com

Page 27: satucintaseluasangkasa.

Untukmu, Anakku, Aku Memulung

Saya memberanikan diri untuk datang kesana. Mata saya tertuju ke tempat gelap itu akibat suara asing yang makin jelas terdengar. Ah, seorang pria dan wanita tua pemulung. Saya terbelalak melihat mereka sedang bekerja membersihkan plastik minuman kecil yang kotor. Hal itu menjadi pengalaman saya pertama kali ketika melihat mereka. Aneh, mereka mencuci dan membersihkannya di tempat yang gelap. Saya terus menyaksikan pekerjaan mereka.

Sang pria, 36 tahun, masih tetap mencuci setiap gelas plastik yang kotor dengan air di dalam tong dan kain sarung tangan basah yang dikenakannya hingga bersih. Bola matanya terus terbuka tanpa mengedipkan mata sekalipun. Tidak takut bila ada debu-debu halus masuk ke matanya. Lalu sang ibu tua membersihkan gelas plastik yang sudah dicuci dengan kain kering.

Tanpa berpikir panjang, saya mendekati mereka dan menyapa, ”malam Pak, malam Bu, maaf mengganggu”. Saya memperkenalkan diri pada mereka agar tidak menimbulkan kecurigaan yang aneh. Dengan cara itu, saya berharap mereka bisa percaya. Dalam percakapan kami yang bersahabat, sang ibu mulai bicara.

“Kita sungguh malu bekerja seperti ini, apalagi diketahui oleh anak-anak kami yang ada di rumah. Saya bekerja sebagai pemulung demi kehidupan anak saya,” tetesan keringat asam terus menghujani wajah muka, leher hingga sekujur badan mereka.

Saya hanya bisa terpana mendengar ungkapan hatinya. Tapi suara di lubang mulutnya tak dapat menghentikan tangannya untuk tetap bekerja mencuci 100 buah gelas plastik bekas hingga bersih.

“Kapan Ibu akan beristirahat bila pekerjaan sudah selesai?”

Dengan bahasa yang halus, dia menjawab, “saya jarang istirahat, Dik! Dari pagi hingga sore hari, saya memulung gelas plastik dan malam hari

14  

www.rajaebookgratis.com

Page 28: satucintaseluasangkasa.

Untukmu, Anakku, Aku Memulung

saya mencucinya seperti ini. Saya sebenarnya memiliki rumah tetapi sengaja pergi jauh dari rumah untuk mencari kerja demi anak-anak. Ya, dengan mengumpulkan gelas plastik minuman seperti ini.”

Saya pun langsung dilarang olehnya untuk memberi tahu kepada siapapun tempat mereka sekarang. Mereka hanya berharap agar kelak anak-anak mereka tidak mencontoh bekerja sebagai pemulung, tetapi memiliki hidup yang lebih baik dari mereka.

Tangan mereka terus bekerja, malam itu, untuk mengubah plastik kotor bekas yang sudah usang dari bak sampah, jalanan dan got. Disulap oleh polesan tangan mereka menjadi gelas-gelas plastik bersih. Satu persatu mereka bersihkan dengan sabar.

Pagi, siang dan malam hari mereka terus bekerja mencari kemana-mana gelas plastik yang dibuang orang demi kehidupan anak mereka. Sayangnya, saya sendiri kurang bisa merasakan apa yang mereka alami. Saya hanya bisa tersentuh.

Terakhir, malam itu, saya melihat 100 gelas plastik telah mereka selesaikan. Saya menduga gelas itu akan dihargai Rp.10.000,- per kilogram diatas timbangan. Belum lagi bila mereka menghadapi para tengkulak yang mencari keuntungan.

Mereka mungkin tak sempat untuk berpikir tentang kesehatan, makanan berlimpah ataupun waktu istirahat mereka, tetapi lebih penting bagi kelangsungan hidup anak mereka. Mereka dengan tekun dan sabar membersihkan gelas minuman itu satu persatu, dari hari ke hari dan dari bulan ke bulan. Satu gelas plastik menjadi berarti bagi hidup mereka. Satu gelas plastik menjadi bagian hidup mereka dan masa depan anak-anaknya. Lebih baik mereka menjadi pemulung yang punya harapan hidup daripada tak sama sekali. Untukmu, anakku, aku memulung.

Desember 1998.

Di bawah kolong jalan layang kereta api, Stasiun Gambir, Monas.

Di heningnya malam dengan tetesan air mata, Seminari Wacana Bhakti

15  

www.rajaebookgratis.com

Page 29: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

16  

www.rajaebookgratis.com

Page 30: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

TIKUS-TIKUS DI PANTAI CILINCING

Dituliskan kembali berdasarkan pengalaman kami tinggal di pinggiran pantai – Cilincing, Pengalaman tak terlupakan ketika kami melihat tikus sebesar anak kucing. Tiga hari terakhir terkena diare.

Cerita ini kupersembahkan untuk temanku yang miskin, Mbah Said, para suster Puteri Kasih yang berjuang dan Mbak Vero serta Mbak Nia, teman satu atapku Reynaldo dan Arnanda.

Prolog

Selama seminggu kami akan menjalankan program live-in di lingkungan kumuh Cilincing. Tiada bukan karena ini merupakan syarat utama masuk seminari tinggi.

Kelompok Suster Puteri Kasih (terdiri 4 orang suster dan 2 orang aspiran) yang sedang bertugas disana telah menanti kedatangan kami.

Dalam upaya pemberdayaan sumber daya manusia dan pelayanan, para suster ini sekarang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Kebetulan sekali, semangat visi serta misi kelompok Suster Puteri Kasih memang ditujukan untuk melayani orang sakit dan miskin. Daerah Cilincing kami pilih karena sarat dengan kehidupan masyarakat pantai yang miskin dan kumuh.

17  

www.rajaebookgratis.com

Page 31: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

Sebuah Rute Perjalanan

Rute yang dilalui cukup jauh dan harus beberapa kali naik kendaraan umum untuk mencapai ke lokasi di Cilincing. Kami bertiga berkumpul bersama di Seminari Wacana Bhakti, Pejaten Barat pukul 10.30. Aku lanjutkan perjalanan dengan Metro Mini nomor 612 tujuan Kampung Melayu dengan tarif Rp 1000,-. Setelah sampai di Kampung Melayu, aku langsung naik bus Patas (lupa nomornya) tujuan Tanjung Priok dengan tarif sebesar Rp 1000,-. Kami bertiga tidak turun di Terminal Tanjung Priuk melainkan di daerah pertigaan yang disebut “MAMBO”, tetapi dapat juga turun di terminal Tanjung Priok. Metro Mini nomor U23 mengantarkan kami sampai melewati tempat “KREMATORIUM” dan turun di perempatan jalan. Kami tiba di sana pukul 12.30 dan naik mobil biru 01 Cilincing-Semper (mobil biasanya) ke arah “KREMATORIUM”, kemudian turun di Jalan Kalibaru Timur VI dan berjalan kaki memasuki gang 6A No.14 di mana para suster tinggal.

Sebuah Alkisah

Lokasi tanah misi Para Suster Puteri Kasih terletak di daerah Cilincing. Rumah yang mereka miliki beralamat di Jln. Kali Baru Timur VI A, No.14, Cilincing. Rumah mereka sangat dekat sekali dengan lautan karena tepat berada sekitar kurang lebih 100 meter dari pinggir pantai.

Tanah misi Puteri Kasih berawal dari permintaan Romo Watardi CM sebagai Kepala Paroki Salib Suci di Tugu, Cilincing, kepada Bapak Uskup Mgr. Leo Soekoto, SJ agar membantu masyarakat yang miskin serta orang sakit di sana. Keadaan yang miskin menyebabkan kualitas kesehatan mereka menjadi kurang diperhatikan. Akibatnya banyak warga di pedalaman mengalami serangan penyakit.

Atas alasan serta keprihatinan tersebut, Romo Watardi CM melihat kurangnya tenaga sukarelawan yang memperhatikan hal itu sehingga akhirnya ia mengajukan permohonan. Uskup Leo Soekoto (Alm) menyetujui permintaan tersebut dan mengirimkan beberapa para suster untuk bertugas di sana.

18  

www.rajaebookgratis.com

Page 32: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

Pada bulan Agustus 1987 para suster Puteri Kasih diutus ke daerah pinggiran Cilincing. Awal karya mereka langsung dihadapkan dengan masalah adanya sikap pro dan kontra dari masyarakat untuk menerima kedatangan para suster tersebut, tetapi hal tersebut tak menjadi beban bagi para suster. Mereka mulai mendekatkan diri pada ketua RT/RW dan warga setempat yang memiliki pengaruh besar di daerah tersebut.

Kegiatan mereka diawali dengan pelayanan kesehatan oleh dokter sukarelawan yang mendatangi rumah-rumah penduduk, tetapi entah kenapa setelah beberapa lama kegiatan tersebut terhenti. Para mahasiswa Atma Jaya, UKI, dan mahasiswa lain yang tergerak dalam bidang sosial mulai membantu disana baik dengan bakti sosial, live-in, dan sebagainya.

Para suster Puteri Kasih yang membantu di Cilincing: Sr. Maria PK sebagai pimpinan, Sr. Ina PK, Sr. Clementine PK dan Sr. Hendrika PK. Kedua orang gadis aspiran yang turut membantu ialah Mbak Nia dan Mbak Vero.

Suster Puteri Kasih ini memiliki empat kaul. Selain tiga kaul yang terdiri atas kaul kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian, mereka masih memiliki satu kaul lagi yaitu visi serta misi melayani orang miskin dan sakit. Pelayanan mereka dalam bidang pendidikan non-formal, kesehatan, ekonomi dan sosial di Cilincing memiliki sebuah sasaran memberdayakan masyarakat yang lebih maju dan menciptakan kepribadian masyarakatnya yang disiplin dan mandiri.

Tentu saja sampai saat ini sasaran tersebut belum bisa dicapai karena memiliki kendala, seperti kesadaran masyarakat yang kurang terhadap kesehatan, beratnya mengajar anak-anak yang tidak sekolah sehingga pelayanan yang diberikan di sana masih bersifat membantu serta mendidik dan belum dapat menciptakan masyarakat yang bisa mandiri dan disiplin. Lalu bagaimana jadinya nanti?

19  

www.rajaebookgratis.com

Page 33: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

Tak Boleh Tinggalkan Sejarah

Para suster Puteri Kasih menjadi harapan bagi Uskup Leo Soekoto (Alm) karena semangat serta kepedulian terhadap orang miskin dalam visi serta misi. Sejak awal pendidikan seminari di Kediri, para suster Puteri Kasih yang menjalani masa postulat sudah dilatih untuk membantu masyarakat sekitar dalam suatu kegiatan tanpa adanya pandang agama.

Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap hari Sabtu di mana para suster dilepas ke tempat tujuan masing-masing. Ketika memasuki masa novisiat, para suster Puteri Kasih akan melepaskan “jubahnya” untuk ikut bekerja di masyarakat sebagai buruh rokok. Mungkin alasan tersebut yang membuat Bapak Uskup tertarik dengan para suster Puteri Kasih.

Para suster mulai membuka toko murah dengan menjual bahan sembako murah bagi masyarakat sekitar. Karya para suster tak berhenti di situ saja, mereka mulai membuka pelayanan kesehatan non formal di tempat tinggalnya. Mbak Nia dan Mbak Vero merasa tertarik untuk membantu karya di sana. Banyak sekali anak-anak di sana putus sekolah dan kebanyakan karena masalah biaya.

Para suster berencana mendirikan sebuah rumah sebagai tempat kegiatan sekolah non formal dari pra TK hingga kelas 6 SD. Selama berjalannya hari selalu ada pergantian para suster. Tahun ini Sr. Ina, PK (berkarya 3 tahun) mengurusi bidang pendidikan non formal, Sr. Clementine, PK mengurusi bidang kesehatan, dan Sr. Hendrika, PK mengurusi bidang ekonomi. Karya tersebut terus berlangsung hingga sekarang. Kini mereka memiliki 3 rumah; 1 rumah tempat tinggal para suster, 1 rumah kesehatan beserta tempat tinggal 2 orang aspiran dan 1 rumah kegiatan atau aula.

Pendidikan. Banyak anak-anak dari berbagai usia putus sekolah karena orang tua mereka tidak mampu membayar biaya sekolah dan membantu orang tua mereka bekerja mencari uang. Selain itu kesehatan

20  

www.rajaebookgratis.com

Page 34: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

serta gizi mereka pun sangat kurang. Suatu hari terpikirkan oleh Sr. Clementine, PK ketika melihat banyak anak-anak kecil di depan rumahnya.

“Mau aku apakan mereka?” tanya Sr. Clementine, PK dalam diri.

Pertama-tama para suster mulai mengajak anak-anak main ke rumah, baca-baca buku, bercanda. Setelah itu mereka diajarkan untuk cara hidup bersih dan belajar. Saat itu sangat sulit bagi para suster untuk mengajarkan mereka cara hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan dan tidak buang air besar sembarangan.

Banyak anak sering belajar di rumah para suster. Maka mereka mendirikan sebuah rumah kegiatan untuk belajar pra TK hingga kelas 6 SD.

Mereka tidak memakai kurikulum sekolah sehingga pendidikan sekolahnya pun bersifat non-formal atau lebih mudah disebut “les sekolah (bimbingan belajar)”, tetapi yang sangat disayangkan pelajaran yang diberikan oleh para suster masih bersifat suka-suka. Beberapa anak diberikan tanggung jawab pula untuk mengajar dalam bentuk jadwal. Kegiatan belajar ini dilakukan di rumah kegiatan berbentuk semacam sekolah.

Di dalam rumah itu tersedia buku-buku pelajaran, novel dan buku cerita yang lengkap bagi anak-anak yang belajar di sana. Jadwal kegiatan diatur sedemikian rupa agar tiap tingkat kelas memperoleh bimbingan. Anak TK, kelas 1 dan 2 belajar setiap hari Senin dan Selasa. Kelas 3 sampai 6 belajar setiap hari Kamis sore sampai Jumat. Hari Sabtu khusus bagi anak pra TK. Hari Rabu dan Kamis pagi mereka diliburkan. Jadwal bimbingan tersebut dimulai pukul 08.00–09.30 dan pukul 16.00-17.30.

Kesehatan. Bidang kesehatan ini diurus oleh Sr. Clementine, PK di Rumah Kesehatan (Balai Pengobatan). Rumah Kesehatan ini memang tak memiliki izin buka praktek tetapi dianggap sah oleh mereka demi pelayanan darurat bagi orang sakit yang tak mampu. Biasanya Balai

21  

www.rajaebookgratis.com

Page 35: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

Pengobatan ini memberikan gratis kepada para keluarga yang memang tidak mampu membayar obat. Balai pengobatan ini menjual obat-obatan yang sangat murah sehingga harganya bisa terjangkau oleh warga sekitar.

Balai Pengobatan ini dibuka setiap hari Selasa dan Kamis dari pukul 17.00 hingga pukul 20.00. Masalah yang dialami dalam pelayanan kesehatan ini ialah kurangnya kesadaran warga setempat akan kesehatan mereka sendiri, sehingga para susterlah yang harus berkunjung serta berkeliling menjumpai warga yang sakit serta harus menasehati mereka untuk berobat. Tetapi dari para warga sendiri terkadang malas untuk mengambil obat atau karena alasan memang tidak punya biaya untuk membeli obat.

Ekonomi. Para suster Puteri Kasih juga menyediakan sembako murah bagi warga sekitar yang tidak mampu. Kegiatan penjualan sembako ini dilakukan setiap hari Kamis pagi dan biasanya setiap hari Rabu menyiapkan barang-barang yang akan dijual di rumah kegiatan tempat di mana para suster mengajar anak-anak.

Setiap Rabu para kader-kader yang terdiri atas bapak dan ibu dari para keluarga yang bersedia memberi waktu dalam kegiatan sosial, turut membantu para suster di rumah kegiatan. Barang yang dijual ketika saat live-in ialah beras, mie, gula, dan minyak. Penjualan bahan pokok itu hanya dilakukan satu kali setiap minggu, pengambilan sembako pun hanya bisa sekali saja karena memakai buku catatan maka jadwal les hari Rabu dan Kamis pagi ditiadakan.

Sosial. Para suster dan Mbak Nia dan Vero biasanya melakukan kunjungan ke para keluarga untuk berbagi cerita atau mengantar obat untuk keluarganya. Ketika saat live-in aku membantu Mbak Nia dan Mbak Vero menjual baju-baju bekas dengan harga murah demi pendidikan anak-anak yang kurang mampu di gereja pada hari Minggu. Hasil yang terkumpul cukup besar. Pakaian tersebut didapat dari para donatur atau para penyumbang.

22  

www.rajaebookgratis.com

Page 36: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

The First Place: Jadi Tukang Kupas Kijing?

Kami menjalani kegiatan live-in selama 10 hari dengan dua tempat yang berbeda. Saya menginap di rumah Mbah Hasaid, beragama Islam selama seminggu, dan 3 hari di rumah Pak Agus (anaknya) di daerah Marunda (perbatasan DKI Jakarta–Jawa Barat). Ketika saya diantar oleh Sr. Ina PK ke rumah Mbah Said, ternyata saya melihat Mbah Said sedang mengupas kijing (kerang hijau) yang telah direbus dan saya pun langsung membantu setelah menaruh barangku ke dalam rumah.

Di sana saya ditemani pula oleh Minarsih dan Udin (anak dari Pak Agus) yang tinggal disana karena harus mengambil rapor. Mbah Said bekerja sebagai seorang kuli kijing yang memperoleh upah Rp 4000,- sampai Rp 5000,- per karung besar. Kegiatan mengupas kijing tersebut biasanya saya lakukan 2 kali setiap hari. Saya pernah sekali tidak makan pagi sebelum saya kerja terlebih dahulu. Udara daerah pantai dekat rumah nenek ini sangat tercemar karena bau amis kijing (kerang hijau) dan sampah-sampah yang dibuang di pinggir pantai. Pinggir pantai di sana bukanlah pasir pantai lagi melainkan penuh dengan tumpukan kulit kijing yang bau amis, apalagi air lautnya yang kotor berwarna hitam. Daerah sekitar sana banyak sekali tikus-tikus dan lalat berkeliaran termasuk di rumah Mbah Said sendiri.

Tempat kamar mandi tak ada sehingga harus memakai kamar mandi darurat yang di sekitarnya banyak sampah. Saya mandi ataupun minum air di sana tak mungkin lagi mengambil air tanah melainkan harus membeli air bersih dari para penjual air. Hampir seluruh penduduk di sana termasuk para suster sendiri harus membeli air bersih.

Kebanyakan warga di sana bekerja sebagai kuli kijing (kerang) setiap hari. Banyak para keluarga beserta anaknya bekerja di pinggiran pantai untuk mengupas atau memisahkan kijing tersebut. Kijing (kerang hijau) diambil langsung dari laut di mana setiap pemilik peternakan kijing di laut memiliki bagian tempat di laut itu. Peternak kijing yang telah mengambil hasil dari laut kemudian menjualnya kepada penadah

23  

www.rajaebookgratis.com

Page 37: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

sebesar Rp3500,- per ember. Kakek Said sebagai suami selalu pergi ke laut untuk menyelam mengambil kijing tersebut. Kebetulan saat itu Kakek Said sering tidak mendapatkan kijing dari peternakannya.

Tetangga sebelah bekerja pula sebagai nelayan. Ia mengaku selama perjalanan hidupnya terkadang sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biasanya ia memperoleh Rp 50.000,- per hari, tetapi biasanya uang itu langsung habis buat kebutuhan keluarga. Hasil jumlah kijingnya pun kadang-kadang sedikit.

Off The Record!

Saya baru tahu bahwa kerang-kerang berwarna merah yang biasa dijual di pasar sebenarnya adalah kijing (kerang laut) yang disepuh. Pertama kali kijing yang telah diambil dari laut dimasukkan ke tong besar untuk direbus dengan api tanpa air. Setelah kulit kijing membuka karena mati, barulah kijing yang berada di dalamnya dikeluarkan. Kijing tersebut kemudian disepuh dengan pewarna merah atau kuning sesuai dengan warna kijingnya. Malam hari kijing tersebut diberikan es dan formalin (obat mayat) dan besoknya baru dijual ke pasar.

Putus Sekolah Adalah Sebuah Jawaban

Siang hari kira-kira pukul 13.00-14.00 dan pukul 20.00-21.00 kami bertiga memberikan les bersama kepada anak-anak yang mau belajar bersama. Sederhana sekali, membaca, menulis, dan hitung-hitungan. Segelintir dari mereka ingin sekali punya pendidikan. Namun apa daya kekurangan dana ekonomi menjadi sebuah kendala besar bagi keluarga mereka.

Minarsih contohnya, ia anak dari Pak Agus yang kurang mampu, tetapi karena prestasi belajarnya mendapatkan ranking 3 di sekolah maka ia mendapatkan beasiswa. Kini ia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 5000,- untuk membayar sekolah. Putus sekolah atau tak pernah sekolah sama sekali adalah jawabannya. By the way, keinginan belajar mereka

24  

www.rajaebookgratis.com

Page 38: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

berbeda-beda. Mereka pun sangat sulit untuk diatur hingga kami merasa kelelahan sendiri.

The Second Place: Marunda

Dari rumah Nenek Said, saya pergi live-in di rumah Pak Agus di daerah Marunda-Bekasi. Saya berangkat ke sana menggunakan perahu kecil yang dimiliki oleh saudara Mimin, tentunya kami bertiga (saya, Aldo, dan Arnanda) membayarnya Rp 15000,- untuk tambahan biaya bensin. Di Marunda ternyata tempatnya bersih daripada Cilincing, hanya memang sepi penduduknya. Rumah mereka terbuat dari tenunan bambu dan dibuat menjadi rumah panggung, udaranya pun bersih.

Selama 3 hari di sana saya sakit diare dan Arnanda sakit panas. Setiap hari saya hanya makan ikan bakar atau ikan goreng dari hasil tangkapan Pak Agus sendiri. Air bersih sangat sulit untuk didapat maka Pak Agus harus pergi ke Cilincing dengan perahu bila ingin membeli air bersih. Di sana tak ada warga sekitar yang menjual air bersih dan pusatnya hanya di Cilincing.

Saya pernah kehabisan air bersih, tetapi kebetulan pagi harinya hujan maka Pak Agus menampung air hujan tersebut di jerigen plastik. Tentu saja saya tidak mencuci pakaian selama 3 hari karena kesulitan air. Saya di sana juga tak perlu untuk mengganti-ganti pakaian karena cuaca di sana tidak membuat saya merasa gerah. Pak Agus memiliki 3 anak yaitu Udin, Minarsih, dan Dhepi yang paling kecil. Rumah mereka sangat kecil; ruang makan, masak, dan tidur menjadi satu. Saya merasa prihatin melihat keadaan di sana.

Setelah 3 hari, saya pulang ke rumah suster dan nenek untuk berpamitan terlebih dahulu, kemudian ngobrol sebentar dengan Sr. Clementine mengenai pengalaman rohani yang saya dapat di sana.

Memang benar kata-kata Sr. Clementine, PK, “orang miskin menjadi guru bagi pengalaman diri kita.”

25  

www.rajaebookgratis.com

Page 39: satucintaseluasangkasa.

Tikus-tikus di Pantai Cilincing

26  

www.rajaebookgratis.com

Page 40: satucintaseluasangkasa.

Surat Kasih Pablo dan Abba

SURAT KASIH PABLO DAN ABBA

“Persahabatan menuntut proses keterbukaan”

Lama tak sua, Pablo. Masih tetap ingin jadi imam? Semoga tulisan ini masih dapat kau baca dengan baik. Bagaimana kabar kegiatanmu di Roma? Janganlah terkejut dengan kedatangan suratku ini. Aku tiba-tiba rindu untuk menulis dan berbagi cerita denganmu. Aku juga senantiasa berdoa bagimu agar tetap setia dalam jalan panggilan. Jangan pernah patah semangat. Apakah kau telah bertemu dengan kakak kelasku yang sedang belajar di sana? Bagaimana keadaan mereka di semester empat ini? Semoga mereka betah dengan makanan yang ada di sana. Sampaikan salamku untuk mereka.

Mari kita berbagi cerita, Pablo. Mungkin dengan cara inilah kita semakin terbuka. Aku ingat dengan perkataan Socrates yang selalu kukutip, “hidup yang tidak diperiksa ulang tidak pantas dihidupi.”

Dalam perenunganku, perkataan ini cukup mendalam buat kita sebagai seorang calon imam. Jika Socrates hidup di dalam pukulan kita saat ini, ia seperti memperingatkan kita. Hidup panggilan imamat bukanlah berakhir dengan titik puncak pada tahbisan sakramen imamat. Kita tak boleh berhenti dan hanya bangga dengan tahbisan imamat. Justru tantangan jatuh-bangun akan kita hadapi setelah nanti ditahbiskan sebagai imam. Menurutku, imam wajib merenungkan hidup panggilannya yang adalah anugerah Allah sendiri. Kita tak bisa langsung mengatakan bahwa, “aku telah menemukan dan berbicara dengan Allah dan titik!”

Janganlah kita mengatakan bahwa, “kita sudah pasti dekat Allah,” sebab kita belum mengenal Allah secara sempurna dan bahkan rencana Allah sendiri bagi kita. Pablo, mari kita belajar dari pergulatan jatuh bangun kita. Aku yakin Allah ingin berbicara dalam pengalaman tersebut.

27  

www.rajaebookgratis.com

Page 41: satucintaseluasangkasa.

Surat Kasih Pablo dan Abba

Pablo terkasih, semoga surat pertamaku ini membawa kita bersama pada sebuah “jembatan” keterbukaan untuk saling menguatkan. Otia si tollas, periere cupidinis (aku tak akan membiarkan diriku mengganggur). Aku akan lewati hariku dalam permenungan dan catatan harian agar hidupku tetap menggelora karena kasih Allah.

Dari sahabat yang selalu mendoakanmu, Abba.

Bonjour Frater Abba,

Doa untuk sahabatku tercinta. Apa kabar? Musim panas telah tiba. Namun, kesanku pagi ini langit terlihat indah saat aku mulai menorehkan tulisan ini. Pagi ini, aku temukan seekor serangga kecil penuh warna hijau, ungu, dan hitam mengkilat pada kulit luarnya. Binatang ini jarang sekali kulihat. Fantastis. Konon dalam legenda, kejadian macam ini akan membawa keberuntungan bagi orang tersebut. Namun bukan itu yang terpenting bagiku saat ini. Aku malah mensyukuri anugerah Allah yang maha hebat. Aku sendiri belum tahu bagaimana sejarah kehidupan binatang yang bagiku langka ini. Tiba-tiba aku mulai berterima kasih pada Allah atas umur panjangku, nafasku, jantungku yang berdetak, mataku yang sehat, senyumku yang indah, telinga yang mendengar, hidung yang menghirup, darah yang mengalir, otot-otot yang bereaksi, dan rekaman memori dalam otak yang sehat. Masih banyak hal lainnya yang tak dapat kusebutkan karena jika bisa berupa jutaan rasa terima kasih jika dijumlah.

Bagaimana dengan doa harian dan devosimu? Masih jalan? “Hanya dekat padaMu, rasa tenang di hatiku,” demikianlah penggalan bait lagu Nikita yang aku ingat dalam permenungan doaku. Aku ingat persis dengan apa yang dikatakan oleh Pastor Lambert dalam salah satu khotbah misa harian; “kita belum seutuhnya mengenal dan beriman

28  

www.rajaebookgratis.com

Page 42: satucintaseluasangkasa.

Surat Kasih Pablo dan Abba

29  

kepada Allah sendiri.” Kehidupan sebagai seorang seminaris maupun pastor belum berarti kita dekat dengan Allah seratus persen. Kita hanya dapat mengenali Allah jika kita memberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan Allah.

Selama satu semester ini aku membangun kembali habitus pribadiku dalam doa devosi tiap pagi selama kurang lebih 20 menit. Aku merasa lebih nyaman untuk berdoa di pagi hari. Sedangkan, sore hari kugunakan untuk bacaan rohani selama satu jam.

Yang terpenting bagiku, rutinitas habitus doa bukan dilakukan atas dasar harapan tertentu, melainkan sebuah kerinduan untuk berbicara dengan Allah sambil memeriksa batin. Aku selalu berharap bisa terus menjaga habitus doa ini dengan baik. Semakin memberikan kesempatan berbicara kepada Allah, aku makin merasa kecil di hadapan Allah. Aku semakin merasakan bahwa doa menjadi tempat menghilangkan rasa kebosananku. Doa menjadi tempat pula untuk mempersembahkan segala macam kerinduan pribadi yang terlalu melekat.

Hasil positif dari habitus doa ini memampukanku membuat prioritas utama terhadap berbagai tawaran yang menggoda. Selain itu, aku menjadi penuh kesabaran dan ketabahan di dalam komunitas.

Timbulnya kepekaan menjadi salah satu buah juga dari doa devosi yang kulakukan. Tetapi hal ini bukan berarti sudah selesai. Aku masih harus mengembangkannya menjadi hidup yang semakin sempurna.

Aku beberapa kali memperbincangkan soal panggilan imamat dengan beberapa frater disini. Tentu ada keluh kesah, suka duka, bahkan terkadang ada keinginan untuk keluar, lalu bekerja di luar.

Rahmat panggilan imamat tetap misteri bagiku tapi sekaligus anugerah yang istimewa. Mungkin tidak semua orang mengerti, seperti apa yang dikatakan Mat 19:11. Aku justru berterima kasih kepada keluarga yang sampai kini tetap memberikan dukungan dan semangat buatku untuk meneruskan panggilan sebagai calon imam.

Dalam salah satu rekoleksi bulanan yang dibawakan oleh seorang pastor, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan bagi seorang calon imam.

www.rajaebookgratis.com

Page 43: satucintaseluasangkasa.

Surat Kasih Pablo dan Abba

Pertama, seorang calon imam hendaknya membiasakan diri untuk makin berelasi dengan Allah dan bukan mencari ketenaran diri.

Ketertarikan pada hal-hal duniawi dapat menyebabkan panggilan serta pelayanan diri kia diragukan. Aku disadarkan bahwa seorang calon imam harus memperdalam makna rahmat panggilannya melalui doa. Beruntunglah sampai saat ini aku belum mengalami kelelahan untuk berdoa, melainkan sungguh menjadi sebuah kerinduan pribadi. Kedua, seorang calon imam hendaknya mengamalkan relasinya dengan Allah dalam bentuk pengampunan, saling mencintai, dan melengkapi secara sehat, khususnya di dalam komunitas.

Ketiga, seorang calon imam hendaknya menjadi “pelayan” Allah dan bukan sebagai penguasa. Dia harus menghidupi dirinya dengan Sabda dan kehendak Allah sendiri. Aku meyakini bahwa Allah membimbing kita kepada kesempurnaan. Doaku selalu mengiringmu, kawan.

Bonjour Frater Pablo,

Aku selalu ingin berharap surat ini sampai kepadamu di pagi hari atau bahkan akan selalu kau buka di pagi hari. Mengapa demikian? Pagi hari merupakan saat indah bagiku untuk mempersiapkan diri membuka lembaran baru, merenungkan sesuatu yang akan kita buat selama ke depan. Pagi selalu memberikan udara segar bagiku. Maka biarlah aku menyapamu dengan “bonjour” agar selalu kau ingat bahwa setiap pagi hidup panggilanmu selalu disegarkan. Tak apalah, walau jarak kita jauh, Allah selalu mempererat persahabatan kita. Pablo, tadi malam aku bermimpi tentang kehadiran satu iblis yang membuatku kaget.

Iblis itu bertanya padaku arti selibat. Aku langsung terbangun dari tempat tidur. Lalu aku duduk sambil menikmati segelas teh hangat. Mulai aku termenung tentang mimpi itu.

30  

www.rajaebookgratis.com

Page 44: satucintaseluasangkasa.

Surat Kasih Pablo dan Abba

Orang awam yang mendengar kata ‘selibat’ mungkin langsung mengartikan sebagai tindakan seseorang untuk tidak menikah. Tapi, aku mengolahnya sebagai tindakan pilihan hidup untuk mengorbankan tahap persekutuan suami-istri demi penyerahan diri sepenuh hati kepada Allah. Dengan arti lain, selibat bukan soal tidak menikah semata, melainkan penyerahan diri secara total.

Dalam kehidupan seminari saat ini, aku menghayati selibat sebagai tindakan memberikan diri pada Allah agar semakin mampu bersikap lepas bebas. Pergumulan yang masih sungguh terasa sampai saat ini ialah semenjak ibu jatuh sakit, di bulan Agustus yang lalu. Aku sempat down dan membutuhkan dukungan untuk bisa bangkit kembali. Ibu sempat jatuh sakit karena sakit kepala yang dideritanya. Hampir sebulan dirawat di rumah sakit.

Belum lama kemudian, keluarga dihebohkan lagi dengan kecelakaan yang menimpa ayah di Surabaya. Tak ada yang dapat kuperbuat selain berdoa untuk mereka, karena aku percaya bahwa Allah memberikan pilihan terbaik untuk mereka.

Aku tidak bisa menutup mata terhadap keluarga yang ada di rumah saat ini. Ada kerinduan untuk bisa hadir bersama mereka, dengan ayah, ibu, serta adik. Kerinduan ini kemungkinan besar disebabkan posisiku sebagai anak pertama. Tradisi budaya tertentu masih mempercayai bahwa anak pertama dianggap sebagai tulang punggung keluarga. Mereka memiliki hak serta tanggung jawab sebagai wakil kepala keluarga yang terjadi secara otomatis.

Aku merasakan situasi yang demikian saat ini dan secara salah aku berusaha menghindar atas kenyataan tersebut. Namun, semakin aku menghindar, rasa kerinduan itu semakin membesar. Perasaan itu tak bisa dibendung lagi. Aku semakin mencemaskan keadaan keluarga di rumah, mulai dari masalah kesehatan hingga ekonomi. Keadaan ini sempat mempengaruhi kehidupan berkomunitasku di seminari.

Entah mengapa, aku jadi lebih mudah sensitif, terbawa emosi, banyak diam, dan terkadang bosan terhadap rutinitas di seminari. Situasi seperti ini sempat membuatku kehilangan gairah untuk belajar. Ketika

31  

www.rajaebookgratis.com

Page 45: satucintaseluasangkasa.

Surat Kasih Pablo dan Abba

gejala ini timbul, aku sering melakukan sharing dengan teman-teman terdekat dalam komunitas.

Kekhawatiran diri yang berlebihan ini seakan memaksaku untuk pulang menjenguk keluarga di rumah. Pastor Hillman, pembimbing rohaniku menyarankan agar aku tidak merasa khawatir.

Semua perasaan yang kurasakan haruslah disyukuri sebagai salah satu pergumulan rahmat panggilan yang diberikan Allah. Janganlah lupa untuk berdoa Pablo! Tetaplah setia, dari kawanmu.

(Cempaka malam hari, 18 Juli 2007)

32  

www.rajaebookgratis.com

Page 46: satucintaseluasangkasa.

Surat Kasih Pablo dan Abba

33  

www.rajaebookgratis.com

Page 47: satucintaseluasangkasa.

Layunya Petrus, Bangkitnya Paulus

34  

www.rajaebookgratis.com

Page 48: satucintaseluasangkasa.

Layunya Petrus, Bangkitnya Paulus

LAYUNYA PETRUS, BANGKITNYA PAULUS

“Gembira dan resah menyatu dalam hidup”

Saya pernah bermimpi apa jadinya kalau di atas langit biru Simon Petrus dan Paulus tiba-tiba bertemu, bercakap dan berdiskusi untuk saling menguatkan.

“Hai, saudaraku Paulus…aku di sini…”

“Oh…saudaraku Petrus…sepertinya engkau tersesat.”

“Tidak…aku teringat bahwa diriku merupakan salah satu kelompok murid-murid Yesus yang paling awal, terpana untuk mengikuti diri-Nya, tiada lain pada pribadi Yesus sendiri. Oh ya, saat itu aku menjadi tertarik pada-Nya ketika aku sedang bekerja di Danau Genesaret. Pekerjaanku ialah seorang nelayan yang harus menjala ikan-ikan di laut. Namun waktu itu aku terpukau dengan Yesus dan ingin mencari tahu siapa dia.

Tiba-tiba Yesus menatapku, Ia menyuruhku ke tengah danau untuk menangkap ikan di mana hari itu tidak mungkin ada ikan di tengah laut. Dan aku kaget! Ikan berlimpah di hadapan mataku! Aku takut di hadapan-Nya, karena jangan-jangan dia punya kuasa jahat! Namun Dia menatap mataku, hampir aku tak mengedipkan mataku, jantungku berdebar. Dia mengatakan, ‘mulai sekarang kau jadi penjala manusia.’ Dengan rasa spontan aku mengikuti dia.

Suatu ketika hanya kami para murid dan Yesus berada di suatu tempat, dan Yesus bertanya pada kami siapakah diri-Nya. Ada yang menjawab nabi karena banyak saat itu yang mengaku sebagai nabi, ada yang menjawab Yohanes Pembaptis. Tapi itu pendapat orang. Lalu Yesus memandangi aku dan spontan aku menjawab, ‘engkau adalah Mesias.’

Namun setelah mengenal-Nya lebih dalam, aku menjadi malu sendiri. Selama mengikuti-Nya bersama-Nya, kami seringkali tidak percaya. Selalu takut, tak percaya apa yang diperbuat Yesus. Keinginan Yesus pada kami agar menjadi seorang pelayan tidak dapat kami tangkap.

35  

www.rajaebookgratis.com

Page 49: satucintaseluasangkasa.

Layunya Petrus, Bangkitnya Paulus

Kami justru berpikir tentang kekuasaan. Oh, bahkan…aku pun dengan sok berani ingin melindungi diri-Nya. Padahal nyatanya, aku rapuh, telah menyangkalnya tiga kali.”

“Petrus, saudaraku. Jangan sedih saudaraku, justru tanpa kematian Yesus kamu akan menggagalkan rencana-Nya. Aku Paulus, salah satu pengikut Yesus yang banyak menuliskan surat bagi para jemaat Yesus Kristus.

Aku dulu Saulus, aku orang Farisi, taat pada hukum Taurat dan tidak bercacat, dari bangsa Israel, soal kegiatan aku ialah penganiaya jemaat Kristiani, aku mengejarnya. Namun setelah kenal Kristus dan sembuh dari kebutaan, semuanya kuanggap rugi. Aku tidak percaya!

Namun semenjak menjadi pengikut-Nya, banyak sakit hati yang kurasakan. Para murid Yesus yang lain mungkin tidak dengan mudah memaafkan aku dan mempercayai aku, karena aku penganiaya jemaat. Banyak pula aku ditolak, tapi aku mencoba setia karena Kristus.

Petrus! Lihat kakiku! Si kaki besar, bengkak! Mungkin ini salah satu cintaku, berjalan kaki, menerima penolakan, merasa sakit hati. Aku harus terus mewartakan kabar baik Kerajaan Allah. Ini bukti imanku pada Kristus. Aku tetap percaya. Kalau demikian, untuk apa aku menuliskan surat-surat ini pada jemaat tentang keyakinanku pada Kristus. Petrus, kita sama-sama terpana dan terpanggil. Engkau lebih dahulu dari aku.”

“Ah, kau bisa saja memuji.”

“Ayolah Petrus jangan kau bersedih. Yakinlah bahwa kita bangkit bersama Dia dan hidup sebagai manusia baru…”

Di heningnya malam, saat aku mengalami kegairahan rohani

36  

www.rajaebookgratis.com

Page 50: satucintaseluasangkasa.

Tempat yang Sunyi

TEMPAT YANG SUNYI

“Doa sebagai pelabuhan hati”

Paus Yohanes Paulus II pernah menulis berdasarkan hidup doanya, “prayer, brings the saving power of Jesus Christ into the decisions and action of everyday life. Be faithful to your daily prayers; they will keep your faith alive and vibrant. Without prayer there can be no joy, no hope, no peace…” (Pope John Paul II, In My Own Word, Kanisius 2005, hlm. 14).

Saya jadi teringat ketika seorang pastor memberi sebuah pertanyaan dua tahun lalu. ”Apakah kamu sudah mengenal Allah dengan baik?” hati saya tergugah dengan pertanyaan ini.

Ia mengingatkan saya untuk tetap menjaga hidup doa di tengah berbagai kesibukan aktivitas. Sebab kesibukan seringkali merenggut kesempatan kita untuk merenung dalam keheningan bersama Allah. Saya harus memberikan waktu hening pribadi untuk berdoa kepada Allah. Kita belum tentu sudah merasa dekat dengan Allah sendiri tanpa berdoa!

Pengalaman ini menginspirasikan saya untuk melihat bagaimanakah pengalaman Yesus sendiri menyempatkan diri berdoa di tengah kesibukannya mengajar dan menyembuhkan.

Mari kita buka Kitab Markus 1:35 dan Lukas 5:16. Penulis kitab mengungkapkan bahwa Yesus berusaha mempertahankan waktu pribadi-Nya untuk berdoa kepada Allah ke tempat sunyi. Markus 6:31 menyebutkan “tempat sunyi” sebagai suatu batas untuk beristirahat sejenak dari kesibukan-Nya bersama para murid.

“Tempat sunyi” menjadi tujuan untuk mengasingkan atau mengundurkan diri-Nya dari banyak orang. Bahkan sebelum ditangkap, Yesus berdoa di Taman Getsemani (Luk 22:40-45). Yesus ingin menyerahkan diri kepada Allah saat menghadapi ketakutanNya.

37  

www.rajaebookgratis.com

Page 51: satucintaseluasangkasa.

Tempat yang Sunyi

Belajar dari pesan penulis kitab Markus dan Lukas ini, saya merenungkan bahwa “tempat sunyi” merupakan sebuah situasi yang tepat untuk berkomunikasi dengan Allah. “Tempat sunyi” menjadi kegembiraan bagi Yesus untuk berelasi dengan Allah.

Bagaimanakah dengan doa-doa kita sendiri saat ini? Adakah kita menyempatkan waktu untuk berelasi dengan Allah? “Tempat sunyi” yang dihadapi oleh Yesus sendiri merupakan simbol keheningan. “Apabila setiap orang mampu menyediakan waktu hening untuk doa entah bersama entah pribadi selama lima belas atau katakanlah tiga puluh menit sehari, betapa indah dan bagusnya.” (E. Martasudjita, Pr, Spiritualitas Tahan Banting, Kanisius 2007, hlm. 51).

Pada akhirnya, doa memampukan kita bukan hanya soal relasi melainkan rendah hati dan terbuka kepada Allah. Suatu saat kita dapat mengalami kekeringan dalam doa. Tetapi jika kita tetap setia, di manapun kita berdoa, dapat memberikan kegembiraan yang luar biasa karena Allah tetap menjadi pondasi utama. Doa harus menjadi sebuah kerinduan untuk berelasi dengan Allah sendiri.

Apabila semangat doa mulai tumbuh dalam diri kita, akan semakin ada waktu bagi kita untuk berkomunikasi secara khusus dengan Allah. Namun, situasi ideal seperti itulah yang sering kali sulit kita peroleh.

Di heningnya malam, Februari 2008.

38  

www.rajaebookgratis.com

Page 52: satucintaseluasangkasa.

Kembalinya Pemuda Anthelos

KEMBALINYA PEMUDA ANTHELOS

Alkisah Anthelos, seorang pemuda gagah mengambil resiko untuk membunuh semua naga hitam milik dewi jahat Hera. Ia membawa sebuah pedang untuk menghunus semua naga. Ia sangat lincah. Anthelos pun mulai berambisi menghabisi Hera. Dengan cara demikian Anthelos berharap namanya diingat oleh desanya dan di seluruh jagat raya.

Setelah semua dikalahkannya, Anthelos pulang menuju desanya dengan rasa bangga. Tetapi ia tak dapat menemukannya. Desanya hilang. Ia putus asa dan tiba-tiba jatuh pingsan.

Seorang peri kecil muncul dihadapannya sambil membawa obor api Exsula. Peri kecil itu ingin mengembalikan Anthelos dari mimpinya. Lalu Anthelos pun tersadar karena pancaran cahaya obor tersebut.

Anthelos tak pernah berperang dengan Hera maupun satu naga hitam pun. Ia hanya tertidur dan bermimpi selama satu tahun. Tak seorang pun mampu membangunkan. Anthelos menjadi pribadi yang tertutup bagi rakyat Patra. Kedatangan perilah yang telah menyadarkannya karena rakyat Patra sedang terancam bahaya...

Cerita ini menginspirasikan saya untuk menuliskan sebuah pengamatan kecil terhadap aktivitas kaum muda paroki Santo Matias Rasul selama dua bulan kemarin. Kisah Raja Anthelos merupakan ilustrasi kecil yang saya angkat untuk menggambarkan fakta sebagian kecil masalah kaum muda di paroki ini.

Sosok Raja Anthelos ini mengungkapkan kecenderungan pribadi manusia yang lebih tertarik untuk menutup diri dan memiliki “dunia”-nya sendiri, dibandingkan sebuah relasi antar manusia.

Sebelum masuk ke sana, dalam ketiga edisi sebelumnya (edisi ke 3-5), Majalah Zaitun Paroki Santo Matias Rasul memuat beberapa tulisan dalam rubrik Matias Muda. Tulisan-tulisan tersebut terus-menerus

39  

www.rajaebookgratis.com

Page 53: satucintaseluasangkasa.

Kembalinya Pemuda Anthelos

menyuarakan sebuah kegelisahan terhadap kaum muda paroki. Saya mengutip catatan penting beberapa penulis dari ketiga edisi tersebut.

“Kurangnya kepercayaan dari para orangtua serta makin asyiknya orang muda dengan dunianya sendiri yang penuh dengan hura-hura semakin membuat citra buruk orang muda. Kepercayaan dan bimbingan orang tua membantu orang muda untuk terus berkarya…” (Cornelius Destiadi, Tukang Parkir atau Pro Ecclesia et Patria? Zaitun edisi Natal 2006).

“Di saat hidupnya (baca: orang muda) dilingkupi dengan idealisme hidup yang tinggi, orang muda dengan segala keterbatasannya menginginkan sebuah kesempurnaan. Tendensi umum yang terlihat, orang muda gelisah diserahi tugas yang ‘kecil’. Sekali lagi orang muda selalu ingin yang lebih...” (Fr. Eko Hadi Purnomo, Orang Muda dalam Sebuah Kegelisahan, Zaitun edisi Paskah 2007).

“Orang muda hidup di pukulan yang penuh tantangan negatif. Banyak menghabiskan waktu di mal-mal, nge-dugem, balapan, nge-drugs. Tetapi banyak juga yang menyeimbangkan dengan kegiatan positif. Orang muda ingin belajar mandiri, nekad, ingin dipercaya, membuat dirinya berarti. Di sisi lain orang tua enggan melepaskan anaknya. Mereka (baca:orang muda) adalah tanggung jawab bersama…” (Josefa MN, Orang Muda Siapa Peduli? Zaitun edisi September 2007).

“Berhentinya proses regenerasi orang muda karena tidak pernah dilatih untuk mengasah potensinya untuk semakin menjadi manusia Katolik yang dewasa sehingga menemukan keberartian dirinya. Orang muda kurang tersentuh oleh reksa pastoral. Mereka sering terlihat bosan, sulit terlibat. Generasi tua mudah curiga, sehingga tidak terjadi dialog antara yang muda dan yang tua.” (Cornelius Destiadi, Hedonis Gue Banget, Zaitun edisi September 2007).

40  

www.rajaebookgratis.com

Page 54: satucintaseluasangkasa.

Kembalinya Pemuda Anthelos

Secara pribadi, saya berpendapat bahwa semua catatan kutipan di atas adalah tepat. Kurangnya kepercayaan, idealisme yang tinggi, gap, potensi tak terasah, bingung membuat diri mereka berarti bagi gereja dan kurang pendampingan. Kaum muda paroki mengalami keadaan tersebut. Berbagai fenomena ini menyebabkan anak muda lebih tertarik lari ke tempat di mana mereka lebih diterima seperti geng, teman sekolah atau kuliah, dan berbagai kelompok minat: internet, motor, musik, hiking, camping.

Bahayanya ialah jika tempat tersebut tanpa sadar membuat mereka terjebak, teralienasi dari tanggung jawab dan relasi, tertutup, dan bahkan menjadi seorang individualis.

Sebuah Fakta Lain

Ketika saya belum lama hadir di paroki ini, sebagian umat mengeluh berkenaan kegiatan mudika baik dalam lingkup lingkungan maupun paroki yang tidak begitu nampak. Dalam statistik paroki tahun 2006 sendiri, anak muda-mudi Katolik tercatat 831 orang. Masa tidak aktif?

Dalam lingkup gereja, saya melihat sebagian kecil muda-mudi terlibat dalam kegiatan lektor-lektris, misdinar, mudika PDKK, serta kelompok koor. Namun, dalam lingkup paroki maupun lingkungan, harus diakui kegiatan mudika belum seluruhnya nampak. Para ketua lingkungan maupun wilayah sering kewalahan dalam membangkitkan anak muda-mudi.

Fakta konkret pertama yang saya hadapi bersama anak muda-mudi memperlihatkan bahwa kesibukan sekolah, kuliah maupun kerja sungguh amat menyita waktu. Sebagai contoh, bagi mereka yang bersekolah, jadwal harian mereka telah disibukkan dengan berbagai kegiatan les. Sehingga tanpa sadar mereka mencapai titik kelelahan dan menjadi bosan.

Ada anak sekolah yang hari-harinya selalu dipenuhi dengan les, sehingga waktu untuk berkumpul atau santai tidak memungkinkan. Sehingga menimbulkan hilangnya kepercayaan diri untuk berelasi. Kemungkinan

41  

www.rajaebookgratis.com

Page 55: satucintaseluasangkasa.

Kembalinya Pemuda Anthelos

dampak yang pertama, menciptakan gap atau kelompok eksklusifnya sendiri. Kemungkinan kedua, sikap acuh tak acuh “emang gue pikirin”. Semangat rasa sosial tidak terbina dengan baik. Kedua kemungkinan ini sama-sama melahirkan sikap pribadi yang tertutup dan tak mau tahu persoalan lain.

Kedua, kemajuan teknologi yang dihadapi oleh anak muda-mudi saat ini tanpa sadar secara perlahan menutup relasi sosial kita dengan sekat-sekat. Mari coba kita amati! Sebagai contoh, kemajuan teknologi komputer. Di satu sisi, kecanggihan komputer dalam bidang internet harus diakui jempol. Internet sangat membantu setiap orang membuka wawasan pengetahuan dunia yang makin luas.

Di sisi lain, kecanggihan komputer pun dapat pula menciptakan ketergantungan bagi seseorang sebagai “pecandu”, misalnya permainan komputer. Tiada yang salah jika seseorang bermain permainan komputer. Tetapi aku terheran-heran ketika melihat seorang anak usia sekolah bermain komputer dari pagi hingga malam hari tanpa ada yang menegur.

Jangan-jangan keadaan seperti ini menciptakan ketertutupan anak muda-mudi sendiri terhadap masalah sosial. Segala sesuatu yang menciptakan ketertutupan pada “dunianya” sendiri akan mempengaruhi sejauh mana relasi sosial seseorang di dalam lingkungannya. Lebih parahnya lagi, rasa ketergantungan mendorong anak muda menjadi pribadi individualis.

Pada akhirnya, sikap individualis anak muda tak ada bedanya dengan sebuah gambaran pribadi Anthelos yang terjebak di dalam mimpinya saja. Anthelos berusaha menghindari kehidupan realitas padahal Rakyat Patra sangat membutuhkan bantuannya.

42  

www.rajaebookgratis.com

Page 56: satucintaseluasangkasa.

Kembalinya Pemuda Anthelos

Bangunkan Muda-Mudi dari Tidur!

Telah didengungkan sejak lama, manusia adalah homo socius (mahkluk sosial) yang secara asal tidak pernah bisa hidup sendiri. Setiap manusia membutuhkan kehadiran dan ketergantungan terhadap yang lain.

Namun, tak bisa dipungkiri pula manusia membawa ciri individualis dalam dirinya untuk memicu sikap bertahan hidup, pemenuhan ego kebanggaan diri, orientasi sukses dan kemampuan untuk unggul. Bila ciri individualis ini lebih menonjol maka menimbulkan krisis pada rasa kemanusiaan, sosial maupun semangat pelayanan. Mari kita belajar rendah hati untuk makin membuka diri bagi yang lain.

Harapan gereja, “kaum muda harus memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan diri dalam suasana yang lebih bebas, sehat, akrab, dan penuh persahabatan. Setiap pendamping kaum muda (pastor dan dewan paroki) hendaknya menempatkan kaum muda sebagai partner suatu gerakan dalam hidup ber-gereja dan bermasyarakat.

Selain itu perlu dibentuk jaringan kerja sama, agar pembinaan terhadap kaum muda dapat berjalan dengan maksimal.” (Buku Sinode Kedua Keuskupan Agung Jakarta, Maju Bersama Membangun Masyarakat Basis Berkualitas, Jakarta, 2005).

Kebangkitan anak muda-mudi Katolik di paroki ini bagaimanapun juga sangat membutuhkan dukungan orang tua tiada henti pada anak muda-mudi Katolik sebagai langkah awal sikap keterbukaan.

Tahun 2008 nanti merupakan tahun bagi kaum muda. Kebangkitan apa yang akan kita lakukan bersama? Jangan biarkan kaum muda tidur terlalu lelap seperti Anthelos.

Di tengah derasnya hujan,

Kosambi, 3 Desember 2007

43  

www.rajaebookgratis.com

Page 57: satucintaseluasangkasa.

Kembalinya Pemuda Anthelos

44  

www.rajaebookgratis.com

Page 58: satucintaseluasangkasa.

Sumirah dan Sulastri

SUMIRAH DAN SULASTRI

Sumirah dan Sulastri adalah sahabat dekat. Mereka memiliki majikan yang berbeda. Paling tidak keduanya memiliki nasib yang sama. Mereka baru saling kenal dua tahun lalu. Sumirah, seorang ibu beragama Muslim dari keempat anak yang sering ditinggal di rumah. Ia bekerja sebagai seorang pembantu freelance dari seorang majikan beragama Katolik selama lima belas tahun. Sebuah umur yang cukup lama jika mau diukur dari nilai ketahanannya. Sebelum Sumirah, sang majikan sudah punya beberapa pembantu yang sudah dipecat atau bahkan mengundurkan diri karena tidak tahan menghadapi omelan sang majikan.

Namun harus diacungi jempol bahwa wanita “berkepala” 40 ini mampu menunjukkan ketahanan mentalnya sebagai pembantu rumah tangga hingga sekarang. Pukul enam pagi berangkat dari rumah menuju rumah majikan. Mengepel, membereskan meja makan, merawat anak, memasak hingga mencuci seluruh pakaian kotor. Demikianlah kegiatan rutinnya sebagai pembantu.

Demi menambah penghasilannya, ia juga menambah pukul kerjanya dari sore hingga malam hari pada seorang majikan kedua untuk mencuci dan menyeterika pakaian. Dari majikan pertama, ia memperoleh delapan ratus ribu per bulan. Sedangkan dari majikan kedua, ia memperoleh tujuh ratus ribu rupiah. Dengan bekerja seharian penuh, ia berhasil mengumpulkan satu juta lima ratus ribu rupiah.

Tidak lama kemudian, ia mulai menguak segala rasa keluh kesahnya terhadap ketidakadilan majikan pertamanya. Selama lima belas tahun bekerja, Sumirah tidak mendapatkan satu hari pun libur di rumah untuk berkumpul bersama keluarga. Dari hari Senin hingga Minggu harus masuk. Tidak ada satu hari khusus untuk memberikan hatinya secara penuh kepada keluarga. Hanya kerja dan kerja. Lebih menyedihkan lagi, sang majikan kini menyuruh Sumirah melepaskan pekerjaan sambilannya di rumah orang lain. Mungkin karena banyak kebaikan

45  

www.rajaebookgratis.com

Page 59: satucintaseluasangkasa.

Sumirah dan Sulastri

majikannya ini, Sumirah berani melepaskan pekerjaan sambilannya. Hilanglah tujuh ratus ribu!

Dia sedih bukan main karena sikap majikan yang terkesan tidak mempedulikannya. Ketika menjelang lebaran, Sumirah meminta izin untuk pulang kampung selama dua minggu tetapi tidak diberi. Sang majikan menjanjikan waktu libur seminggu setelah hari Lebaran lewat sambil menunggu keluarga majikan pulang dari luar kota. Selain itu, tidak biasanya sang majikan lupa untuk memberikan uang tunjangan hari raya setiap tahunnya. Tidaklah pantas jika Sumirah menegur sang majikan soal THR ini. Ia membiarkan saja.

Namun apa yang terjadi setelah hari Lebaran telah lewat? Ia menangis sendirian karena sang majikan lupa atas janjinya. Tahun ini tak ada tambahan gaji, tak ada libur lebaran dan tak ada uang tunjangan hari raya. Pupuslah sudah!

Ia memendam itu semua dalam hatinya. Ia kembali pada rutinitasnya. Tak ada kegembiraan melainkan kesedihan. Tapi ia mencoba menerima itu semua karena tidak mampu untuk bersuara. Ia sungguh kesal tetapi terpaksa menerima semua ketidakadilan itu dengan lapang dada. Majikan Sumirah bukanlah pribadi yang jelek tetapi kurang bijak terhadap kebutuhan Sumirah sendiri.

Lain kisahnya dengan Sulastri, gadis perawan berumur 28 tahun. Ia bekerja sebagai pembantu tetap di rumah sebuah keluarga Katolik. Ia hidup di tengah keluarga yang sering mengalami konfik rumah tangga. Tanpa sadar ia terkena getahnya. Selama empat tahun bekerja, ia digaji sebesar empat ratus ribu rupiah setiap bulan hanya oleh nyonya majikan. Pasalnya, tuan majikan tidak memberikan sepeser uang pun kepada sang istri. Seakan-akan hanya sang istrilah yang harus membiayai semua kebutuhan keluarga. Sulastri menerima itu semua karena mengetahui adanya konflik dalam keluarga. Ia tabah.

46  

www.rajaebookgratis.com

Page 60: satucintaseluasangkasa.

Sumirah dan Sulastri

Keadaan Sulastri cukup menyedihkan. Ia tampak kurus sekali, berbeda ketika saya mengenalnya pertama kali. Ia sering tampak kelelahan “kurang darah” dan mudah bingung jika disuruh sana-sini. Ia sering tertidur sembari bekerja. Semua hari adalah hari kerja. Mengepel, mencuci pakaian, mencuci kamar mandi, dan menyeterika menjadi makanan rutinitasnya. Sangat tidak sebanding dengan gaji yang diterimanya per bulan. No holiday! Belum lagi ditambah caci maki “binatang” tuan majikan jika pekerjaan Sulastri tidak becus. Ia lebih senang untuk diam.

Lebih menyedihkan lagi, nyonya majikan pernah menemukan perlakuan tuan majikan yang tidak senonoh (baca: pelecehan seksual) kepada Sulastri. Dia hanya terdiam menerima perlakuan tuan majikan. Untunglah, nyonya majikan mengetahui perbuatan maksiatnya. Tuan majikan khilaf. Tapi tak sedikitpun tuan majikan merasa bersalah dan minta maaf padanya. Sulastri menyimpan pengalaman menyedihkan ini rapat-rapat. Ia kini menjadi pendiam.

Dari kedua pengalaman nyata ini, hari libur, tunjangan hari raya, dan harga diri menjadi problem ketidakadilan terbaru yang menjadi tantangan bagi seorang pembantu rumah tangga. Mereka sebenarnya tidak nyaman jika ketiga hal ini dilanggar.

Sumirah dan Sulastri lebih baik duduk diam daripada harus membela diri. Dengan diam, mereka tetap nyaman. Mereka berada di bawah tekanan ketidakadilan yang tidak disadari oleh para majikan. Tetapi menurut saya, persoalan tuntutan hak atas penghasilan dan perlakuan yang layak juga perlu disepakati antara kedua belah pihak.

Saya menjadi khawatir bahwa para majikan sendiri lupa dirinya sebagai orang Kristiani sudah seharusnya menebarkan rasa cinta kasih, keadilan, kesejahteraan, kekeluargaan dan bukan penindasan, perbudakan dan penghancuran harga diri orang lain.

47  

www.rajaebookgratis.com

Page 61: satucintaseluasangkasa.

Sumirah dan Sulastri

Sumirah dan Sulastri hanyalah sebagian orang yang sedang diperjuangkan oleh Keuskupan Agung Jakarta dalam melahirkan habitus baru dalam kepedulian terhadap pembantu rumah tangga. Persoalan perhatian gereja terhadap pembantu rumah tangga diharapkan tidak hanya berhenti soal kampanye mengenai “Libur Sehari dalam Seminggu” bagi pekerja rumah tangga, melainkan perlindungan penghasilan dan perlakuan yang layak bagi seorang pembantu.

Sudahkah kita semua sebagai umat Kristiani memperhatikan gambaran yang menyedihkan ini?

48  

www.rajaebookgratis.com

Page 62: satucintaseluasangkasa.

“Cinta, Aku Sayang Kamu!”

“CINTA, AKU SAYANG KAMU!”

Namaku Alfonso. Aku, Martina, Luna, Laurentia, dan Lambert dalam suatu kesempatan bertemu di situs curhat.com satu tahun lalu. Oh iya, kami dulu teman satu kelas di SMA lho! Chat room “uneg-uneg” sudah lama menjadi media kami untuk buka-bukaan berbagi cerita dan pendapat. Ada yang meneguhkan, tapi ada pula yang menjatuhkan. Ada yang lucu, tetapi ada pula yang bikin marah. Tema chat room sore ini adalah persoalan hidup berumah tangga. Tanpa diduga, Laurentia ingin menumpahkan isi hatinya...

***

Laurentia: “Well…20 tahun sudah aku ikut Hendra, suamiku. Lima hari lalu kami merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ke-20. Kami rayakan momen ini di puncak bersama sanak saudara dan kerabat. Tapi malam itu aku tidak merasakan kebahagiaan dan keromantisan yang pernah aku rasakan di awal tahun pernikahan kami.

Sejak 9 tahun yang lalu, hubungan aku dengan suami sebenarnya tidak harmonis lagi. Aku sering dibohongi untuk pergi berjudi. Aku tidak suka dengan perilakunya. Hingga suatu ketika bangkrut menimpa keluarga kami karena kelakuannya. Dengan hati yang sedih, kami terpaksa bangun dari awal lagi. Sejak itu pula, aku bersikap masa bodoh padanya. Pengalaman buruk itu membuat kami sering perang mulut. Aku merasa sedih jika anak-anak mendengar pertengkaran kami. Tanpa sadar, rasa kesal yang menumpuk membuat aku tertarik dengan pria idaman lain. Si pria ini lebih ‘adem’. Aku jatuh hati.”

Martina: “Apakah suamimu tahu kalau kamu punya...PIL?”

49  

www.rajaebookgratis.com

Page 63: satucintaseluasangkasa.

“Cinta, Aku Sayang Kamu!”

Laurentia: “Pernah ketahuan sama suami gara-gara SMS-an sampai pagi. Terkadang hal ini membuatku lebih memperhatikan si dia dibandingkan keluargaku sendiri.”

Martina: “Sudah coba komunikasi di dalam keluarga belum?”

Laurentia: “Entahlah...rasanya susah...kalau kami bertemu saja sudah saling keras kepala! Kadang-kadang aku berpikir untuk minta cerai...tapi ngurus perceraian itu tidak gampang!”

Luna: “Lauren, jangan cepat memutuskan cerai dulu...masih ada waktu panjang untuk menyelesaikannya dengan kepala dingin...tidak mungkin kamu menikah jika tidak mencintai dia!”

Laurentia: “Kini aku kok merasa sudah tak betah tinggal dengannya lagi ya? Dulu, di tahun awal pernikahan, ia sangat perhatian, bisa bekerja sama khususnya masalah ekonomi keluarga. Entah mengapa belakangan ini dia sering menyimpan banyak rahasia, tidak terbuka, suka pulang larut malam, mudah emosi. Belum lagi aku terkadang ditelepon orang karena keterlibatan suami dengan hutang di bank. Ah, jengkel bukan main! Aku sering stres dan sempat mengalami stroke ringan.

Kehidupan rumah tangga kami berantakan. Tetapi kami menutup rapat masalah ini agar tetangga tidak tahu. Aku makin terbebani dengan biaya rumah yang harus ditanggung sendiri. Di rumah ini, aku seakan tidak mendapatkan dukungan sedikit pun dari suami baik material maupun spiritual. Dia seakan tidak peduli dengan aku. Lebih menyedihkan lagi... ada satu rahasia lagi yang sebenarnya malu untuk aku ungkapkan, suami menyampaikan sesuatu yang menyakitkan hati aku. Bayangkan… dia meminta kawin diam-diam dengan keponakanku yang tinggal serumah bersama kami. Dia mengaku bersalah karena telah...... Ah aku tidak mau ingat-ingat lagi! Masalah ini dia diamkan begitu lama hingga aku

50  

www.rajaebookgratis.com

Page 64: satucintaseluasangkasa.

“Cinta, Aku Sayang Kamu!”

mengetahui gelagatnya. Hatiku seperti ditusuk pedang. Gila banget ngak tuh!”

Sambil menangis, aku katakan padanya, “kalau pengen kawin lagi, jangan injak rumah ini lagi... apa kamu tidak malu dengan anak-anakmu?” Sebab sejak dulu aku mendambakan perkawinan dengan seorang suami yang tak terceraikan sampai mati. Ah...kini semuanya sia-sia...Aku harus berbuat apa?”

Laura: ”Wah...sungguh besar sekali pengorbananmu, Bunda! Masalah lainnya, suami Bunda sepertinya mengalami pubertas kedua deh!”

Alfonso: “Gokil abis, keduanya jelas selingkuh nih! Ini masalah serius yang harus disampaikan kepada pihak yang lebih pantas bicara soal ini, konseling misalnya? Tapi sebagai langkah pertama, Anda wajib memaksa sang suami untuk berbicara empat mata. Dan jangan lupa mohon tuntutan Tuhan dalam doa.”

Luna: “Suami yang kurang bertanggung jawab! Kamu juga harus berani memutuskan relasi “gelap” suami itu demi kebaikan. Kalau dibiarkan, dia makin keenakan sedangkan kamu makin sengsara. Kamu jangan memilih diam! Kasihan untuk anak-anak. Yang aku takutkan ialah like father like son, sebuah lingkaran setan di mana anak-anak mencontoh perbuatan ayahnya.”

Lambert: “Wait, please don’t make judgement like that... Apa ada kemungkinan bahwa suamimu kurang kasih sayang di masa kecil?”

Alfonso: “Temanku, okelah, suamimu telah salah langkah dan terjatuh! Bukan berarti dia tidak cinta sama kamu! Please, ngobrol dulu deh! Terus menurut ku lebih baik batasi hubunganmu itu dengan pria itu. Kalau sudah lengket susah lepasnya. Mending lepas deh, kalau terjadi

51  

www.rajaebookgratis.com

Page 65: satucintaseluasangkasa.

“Cinta, Aku Sayang Kamu!”

sesuatu, kamu sendiri kena batunya! Tidak harmonis dalam keluarga bukan berarti dijadikan alasan untuk selingkuh.”

Lambert: “Bener Bro! Pria idaman lain cuma buat nama kita buruk akibat skandal! 20 tahun bukan waktu yang singkat. Tuhanmu pasti tahu bahwa kamu sebenarnya cinta dia. Jangan bohong deh! Menurutku, kamu sedang cari pelarian sesuai idealisasi kamu sendiri. Nyonya, idealisasi jangan jadi patokan. Coba belajar setia dulu dengan menerima segala kekurangannya. Divorce isn’t final!”

***

Perbincangan sore itu belum dikatakan memecahkan masalah. Malam ini aku berdoa semoga Tuhan membantu Laurentia memilih sebuah keputusan terbaik bagi suami dan anak-anak. Membina rumah tangga bukan semudah menjentikan jari. Berbagai masalah bisa datang sesuai waktunya. Tetapi perjalanan sebuah keluarga ditentukan pula bagaimana keterbukaan diri pada anggota keluarga dan Tuhan sendiri. Keterbukaan yang dibina semakin memupuk cinta kasih itu sendiri di dalam keluarga. Sikap rendah hati untuk terbuka bukanlah hal yang gampang. Siapa diriku dan dirimu? Apa kekurangan dan kelebihan kita? Namun, tidak jarang rasa keterbukaan ini sering tidak tercapai. Semakin banyak menutup diri, semakin tidak harmonis dalam keluarga. Tepat pukul 10 malam. Aku sedang berbaring di sebelah istri tercinta yang tertidur pulas. Kutatap kulit wajahnya yang makin menua. Akan kupeluk erat semalam-malaman. Aku berbisik lembut di telinganya, “cinta, aku sayang kamu!”

52  

www.rajaebookgratis.com

Page 66: satucintaseluasangkasa.

Seorang Pastor dan Keluarga Yahudi

SEORANG PASTOR DAN KELUARGA YAHUDI

DESEMBER 1902

Hari ini hari Jumat, hari pertama kami membuka usaha kami. Dengan berseri-seri, saya (17 tahun, pengantin baru) berdiri di sebelah suami saya, Solomon, di dalam toko kami yang bernama UEBERALL 3 - 9 - 19 SEN. Terletak di Brooklyn, Amerika Serikat, toko ini menjual barang-barang dengan harga pas, senilai 3.9 atau 19 sen.

Tamu pertama kami melangkah masuk. Beliau seorang pastor Katolik muda usia, dari sebuah Gereja (Katolik) kecil, namanya Pastor Caruana. Beliau berbelanja sedikit, dan mukanya gelap, semuram warna jubahnya.

“Mengapa sedih, Bapa?” suami saya bertanya - pastor Katolik biasa disapa dengan sebutan Father/Bapa - Solomon tergolong orang yang sangat mudah "jatuh hati".

Pastor tersebut, seolah menerawang sambil berbicara, "gereja kami harus ditutup...."

"Mengapa?" Bagi suami saya, agama adalah penyembahan dari menit ke menit. Kami menjalankan semua ritual agama kami, keluarga Ueberall, sebagaimana sebagian besar orang-orang Yahudi, beragama Yahudi.

Mereka menyembah Allah Yehovah yaitu Allah Abraham, Ishak & Yakub, dan mematuhi hukum Taurat Musa. Mereka bukan beragama Kristen Katolik. Bukan demi ritus itu semata-mata, namun kepatuhan kami kepada Allah.

53  

www.rajaebookgratis.com

Page 67: satucintaseluasangkasa.

Seorang Pastor dan Keluarga Yahudi

Pastor tersebut menjelaskan bahwa beliau membutuhkan $500, untuk Senin mendatang. Jemaatnya miskin, dan tidak mungkin memenuhi tuntutan $500 itu. Gereja pusatnya tidak dapat membantu, dan rasanya tidak ada jalan keluar. Suami saya mendengarkan dengan cermat, dan tangannya meremas-remas jemari saya. Saya merasakan perasaan hatinya yang terdalam. Kami berdua adalah orang-orang Yahudi, pindah dari Austria (suami saya) dan saya dari Rusia. Kami mencari kehidupan yang lebih aman dan baik di Amerika. Di Eropa, keadaannya kurang begitu baik untuk bangsa kami.

"Tidak! Tidak boleh terjadi...." Solomon menggerutu. Ia berpikir keras, dan kemudian berkata, "jangan kawatir Bapa, kita usahakan uang itu...." Saya melotot ke arah Solomon. Nggak salah? Lima dollar saja tidak kami miliki saat ini. Pastor Caruana juga melotot memandangi suami saya. Kemudian dengan wajah tidak percaya, beliau meninggalkan kami.

Solomon menatap saya. "Esther, kita memiliki begitu banyak hadiah pernikahan. Kita gadaikan itu semua. Suatu saat kita tebus itu semua kembali, namun sekarang kita cari 500 dollar...." Solomon melepaskan pukul emas beserta rantainya yang merupakan hadiah dari ayah saya. Ia melihat cincin kawin saya. Terpaksa saya buka perlahan dan menyerahkan kepadanya.

MASIH KURANG BANYAK

Solomon kembali petang itu dengan wajah kurang cerah. Ia hanya berhasil mendapatkan $250. Pada saat makan malam ia menjadi riang kembali dan berseri-seri berkata: “saya tahu, kita pinjam! Keluarga kita besar dan kompak bukan?”

Dan sepanjang hari minggu itu, Solomon pergi mengunjungi para paman, ipar, sepupu, dan kawan-kawan yang pernah ia tolong. Beberapa dengan simpatik langsung menolong, beberapa berkeras hati.

54  

www.rajaebookgratis.com

Page 68: satucintaseluasangkasa.

Seorang Pastor dan Keluarga Yahudi

Solomon memohon-mohon, ia mengemis-ngemis, ia menghimbau, ia membangkit-bangkit, akhirnya terkumpul lagi sebesar $250. Sejak saat itu, tiap hari Senin, Pastor Caruana merupakan pengunjung toko kami yang paling pagi. Beliau senantiasa membawa sebuah dompet kulit, dan membayar sebagian demi sebagian. Uang tersebut adalah hasil kolekte jemaatnya. Persahabatan kami meningkat. Kemudian seluruh hutangnya terbayar lunas.

BERKAT MELIMPAH

Cincin kawin saya telah berhasil ditebus, dan semua barang-barang yang kami gadaikan kembali dengan selamat. Keberuntungan senantiasa mewarnai toko kami, dan berkat bagaikan luber tercurah. Tak lama sesudah itu kami mengganti nama toko menjadi TOKO SERBA ADA UEBERALL.

Demikian pun dengan jemaat Pastor Caruana. Dengan pelan namun pasti, jemaat itu makin kuat dan makin besar. Mereka bahkan bisa membangun gereja yang lebih kokoh dan bagus, dengan nama Santa Lucia. Tahun 1919 Pastor Caruana dipanggil pulang ke Roma, dan perpisahannya dengan Solomon lebih merupakan perpisahan dua saudara kandung.

TAHUN - TAHUN KEMUDIAN

Solomon secara tiba tiba dipanggil Allah pulang, meninggalkan saya dan dua anak-anak. Pukulan keras ini berdampak dua tahun. Saya kemudian bekerja sendiri, dan melatih putra saya mengambil alih usaha. Secara pelan-pelan, ingatan akan Pastor Caruana menghilang dari pikiran saya.

Perang Dunia II meletus, dan Hitler menderap masuk Austria. Kesulitan besar terjadi di sana, dan kami menerima surat-surat permohonan dari saudara serta kerabat Solomon, yang ingin disponsori untuk pindah ke Amerika. Tanpa kepindahan ini, kamp-kamp konsentrasi dan maut menanti mereka.

55  

www.rajaebookgratis.com

Page 69: satucintaseluasangkasa.

Seorang Pastor dan Keluarga Yahudi

Saya berusaha keras menolong. Namun pemerintah Amerika kemudian menutup kemungkinan migrasi dengan memberlakukan sebuah kuota. Surat-surat permintaan terus masuk. Tiap menerima sebuah surat, terasa satu tikaman di ulu hati saya. Saya akan bersandar di dinding dan menangis: “oh Solomon, kalau saja engkau masih hidup....”

Akhirnya saya menghubungi Departemen Perburuhan di Washington, dan mereka menyarankan agar saya membiayai para pelarian masuk Kuba (saat itu Kuba masih bersahabat dengan Amerika Serikat). Syaratnya, harus ada tokoh kuat di Kuba yang bisa mensponsori, dan menjamin akan kelangsungan hidup di sana. Siapa? Saya tak kenal seorang pun di Kuba. Terbersit sebuah ilham. Kuba negara Katholik, mungkin Gereja Santa Lucia bisa menolong. Seorang pastor muda langsung mengirim kawat (telex) kepada pimpinan Gereja Katolik di Havana memberi kabar kedatangan saya.

HAVANA INTERNATIONAL AIRPORT CUBA

2 hari kemudian

Turun dari pesawat terbang, udara hangat menerpa wajah. Seorang anak laki-laki kecil berlari-lari menemui saya di tangga pesawat dengan sebuah buket kembang mawar. Saya mencium pipi anak kecil ini, terheran-heran akan penyambutan VIP macam ini.

Pelan-pelan saya melihat sepasang sepatu coklat di sisi anak itu. Mata saya naik ke atas, terpandang sebuah gaun beludru berwarna merah darah dengan rumbai-rumbai kuning. Mata saya terangkat lagi ke atas, dan melihat langsung kepada sepasang mata ramah, berkeriput, yang memandang dalam-dalam, dengan riak-riak gelombang hangat di dalamnya. Orang itu tersenyum kepada saya. Saya memusatkan perhatian. Tangannya terulur kepada saya, dan berkata pelan:

56  

www.rajaebookgratis.com

Page 70: satucintaseluasangkasa.

Seorang Pastor dan Keluarga Yahudi

“Esther Ueberall... tidak ingatkah kau pada saya?”

Pastor Caruana!! Saya berenang dalam air mata....

Di dalam mobil menuju pusat kota, Pastor Caruana bercerita bagaimana beliau kemudian ditugaskan Roma di Kuba, dan menjadi bishop kepala (Uskup Agung) di sana. Dengan pertolongannya, dua lusin keluarga kami melarikan diri dari cengkeraman Hitler, dan tiba di Kuba.

Mereka menantikan dibukanya kuota imigrasi Amerika, dan tidak diperkenankan bekerja. Namun, Gereja Katolik Kuba melindungi mereka, memberi makanan, pakaian, sayur-mayur segar dari kebun-kebun sendiri, daging, dan enam bulan kemudian mereka telah aman di Amerika.

KEMBALI KE AMERIKA SERIKAT

Sejak saat itu, saya dan Pastor Caruana berkirim-kiriman surat. Beliau kemudian jatuh sakit dan dirawat di kota Philadelphia, Amerika Serikat. Beberapa kali saya menyempatkan diri menengok, dan dalam tiap doa saya selalu ingat keadaan beliau.

Suatu hari, sebuah surat tiba di meja kerja saya, dari pimpinan Gereja Katolik Philadelphia, dan isinya mengatakan bahwa keadaan Pastor Caruana sangat gawat. Beliau tidak ingin ditemui oleh siapapun, namun terus menerus memanggil-manggil nama saya. Tiga jam kemudian saya telah tiba di sana, dan duduk dengan diam di sisi tempat tidurnya.

Beliau tampak kurus, lemah, dan tidak berdaya, “Esther...” katanya sambil memegang tangan saya. Kami berdiam diri di sana, saling memandang.

Kemudian beliau berkata, “Esther, jaga diri baik baik, saya selalu berdoa untukmu dan untuk keluargamu,” kemudian, dengan banyak kesulitan, beliau mengeluarkan dari bawah bantalnya sesuatu yang diletakkan dalam genggaman tangan saya.

57  

www.rajaebookgratis.com

Page 71: satucintaseluasangkasa.

Seorang Pastor dan Keluarga Yahudi

Beliau memberikan kepada saya sebuah bros perak yang selalu dikenakannya. Air mata yang panas membanjiri saya, dan sambil memegang tangannya erat-erat. Pergilah dengan tenang Bapa, KENANGAN akan engkau sangat MANIS di dalam hati saya.

(Terjemahan bahasa Indonesia. Riwayat kehidupan Esther Ueberall ini, dimuat dua kali dalam majalah Guideposts, Februari 1974 dan Mei 1987)

Oleh: Esther Ueberall

Kiriman Bob [email protected]

58  

www.rajaebookgratis.com

Page 72: satucintaseluasangkasa.

Tuhan, Jadikanlah Aku Pembawa Damai

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai

Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cintakasih

bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan

bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan

bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian

bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran

bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan

bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan

bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.

Tuhan, semoga aku lebih ingin menghibur dari pada dihibur; memahami dari pada dipahami, mencintai daripada dicintai.

Sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni aku diampuni, dengan mati suci aku bangkit lagi. Untuk hidup selama-lamanya.

59  

www.rajaebookgratis.com

Page 73: satucintaseluasangkasa.

 

lembutambun.blogspot.com 

[email protected] 

60  

www.rajaebookgratis.com

Page 74: satucintaseluasangkasa.

 

61  

www.rajaebookgratis.com