Satuan Acara Penyuluhan Stoma

16
LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN KOLOSTOMI DI POLI BEDAH RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Disusun Oleh: Kelompok 1, Anggota: 1. Al Imaniah MJ 2. Breta Alvionita Irlania 3. Deny Yulanda Anggraeni 4. Ferry Midiyanto PROGRAM STUDI NERS

description

keperawatan

Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Stoma

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN KOLOSTOMIDI POLI BEDAH RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh:

Kelompok 1, Anggota:

1. Al Imaniah MJ

2. Breta Alvionita Irlania

3. Deny Yulanda Anggraeni

4. Ferry Midiyanto

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan satuan acara penyuluhan Perawatan Kolostomi di Poli Bedah RSUD dr. Saiful Anwar Malang, telah disahkan pada:

Hari

:

Tanggal:

Pembimbing Akademik

( )Pembimbing Ruangan

( )

Mengetahui,

Kepala Ruangan

( )

SATUAN ACARA PENYULUHANPokok Bahasan: Perawatan kolostomiHari/Tanggal

: Kamis, 2 April 2015Pukul

: 07.30 WIBWaktu

: 45 MenitTempat

: Diruang tunggu Poli BedahSasaran

: Pasien dan Keluarga PasienA. Tujuan instruksional umum Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami tentang kolostomi dan cara perawatannya Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu menerapkan perawatan kolostomi.B. Tujuan instruksional khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien diharapkan:

1. Mengerti dan memahami tentang pengertian stoma dan kolostomi2. Mengerti dan memahami tentang tujuan perawatan kolostomi

3. Mengerti dan memahami tentang indikasi dipasang kolostomi4. Mengerti dan memahami tentang komplikasi kolostomi5. Mengerti dan memahami tentang perawatan kolostomi6. Mengerti dan memahami tentang cara perawatan kolostomiC. Materi

Pewatan kolostomiD.Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawabE.Media

1. PPT

2. LCD

3. LeafletF.Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah pasien dan keluarga pasien di Poli BedahG.Kegiatan Penyuluhan

NOWAKTUKEGIATAN PENYULUHANKEGIATAN PESERTA

1.5 menitPersiapan :

1. Persiapan pasien dan keluarga pasien diruang tunggu

2. Mengkondisikan pasien dan keluarga pasien untuk berkumpul diruang tungguKeluarga pasien berkumpul di ruang tunggu

2.15 menitPelaksanaan :

1. Memberi salam kepada pasien dana keluarga pasien

2. Menjelasakan tentang pengertian stoma dan kolostomi3. Menjelasakan tentang tujuan perawatan kolostomi 4. Menjelasakan tentang indikasi kolostomi5. Menjelaskan tentang komplikasi kolostomi6. Menjelasakan tentang cara perawatan kolostomi1. Menjawab salam

2. Memperhatikan dan mendengarkan3. Memperhatikan dan mendengarkan4. Memperhatikan dan mendengarkan5. Memperhatikan dan mendengarkan6. Memperhatikan dan mendengarkan

3.8 menitEvaluasi :

1. Bertanya kepada keluarga pasien tentang materi yang sudah diberikan1. Menjawab pertanyaan

4.2 menitTerminasi :

1. Menyampaikan kesimpulan dan materi

2. Mengucapkan terimakasih atas peran serta keluarga pasien dan mengucapkan salam penutup1. Mendengarkan

2. Menjawab salam

H. Pengorganisasian

Moderator

: Deny Yulanda Anggraeni

Penyaji

: Al Imaniah MJ

Fasilitator

: Ferry Midianto

Observer

: Breta Alvionita Irlania

Pembimbing

: Yosi Rudianto, Amd. KepI. METODE EVALUASI

1. Metode Evaluasi: Tanya jawab2. Jenis Evaluasi: LisanJ. KRITERIA EVALUASI1. Evaluasi Struktur

1) Semua peserta hadir dalam kegiatan.2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan Poli Bedah RSUD Dr. Saiful Anwar Malang3) Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.2. Evaluasi Proses

1) Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.

2) Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.

3) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil

1) Peserta mampu mengerti dan memahami tentang pengertian stoma dan kolostomi2) Peserta mampu mengerti dan memahami tentang tujuan perawatan kolostomi3) Peserta mampu mengerti dan memahami tentang indikasi dipasang kolostomi4) Peserta mampu mengerti dan memahami tentang komplikasi kolostomi5) Peserta mampu mengerti dan memahami tentang perawatan kolostomi6) Peserta mampu mengerti dan memahami tentang cara perawatan kolostomiK. DAFTAR PUSTAKASmeltzer, C. Suzanne, Bare, G. Brenda. Brunner and Suddarths Text Book of Medical Surgical Nursing. 8th vol 2 alih bahasa Kuncoro, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih. Jakarta: EGC; 2001

Perry, Anne, Griffin, Potter A. Patricia. Pocket Guide to Basic Skills and Procedures. Alih bahasa: Monica Ester, Jakarta: EGC; KONSEP MATERI

PERAWATAN KOLOSTOMIA. Definisi

Stoma adalah lubang yang dibuat pada dinding perut/abdomen yang berfungi sebagai tempat untuk mengeluarkan kotoran (feses/urin).Kolostomi adalah sebuah prosedur bedah untuk membuat pembukaan di antara usus besar dan bagian luar perut untuk memungkinkan pengosongan tinja ke dalam kantung penampung, meskipun rektum telah dihapus.

Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap, 2006).

Lokasi kolostomi menentukan konsistensi tinja baik padat ataupun cair. Pada kolostomi transversum umumnya menghasilkan feses lebih padat. Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis pasien dan kondisi umum. a. Ada 3 jenis kolostomi, yaitu:

1. Kolostomi loop atau loop colostomy, biasanya dilakukan dalam keadaan darurat .2. End colostomy, terdiri dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal usus dengan bagian distal saluran pencernaan. End colostomy adalah hasil pengobatan bedah kanker kolorektal.3. Double-Barrel colostomy, terdiri dari dua stoma yang berbeda stoma bagian proksimal dan stoma bagian distal (Perry & Potter, 2005).b. Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya

1. Transversokolostomi merupakan kolostomi di kolon transversum

2. Sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid

3. Kolostomi desenden yaitu kolostomi di kolon desenden.

4. Kolostomi asenden, adalah kolostomi di asenden (Suriadi, 2006)

B. Tujuan

1. Menjaga kebersihan pasien2. Mencegah terjadinya infeksi3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannyaC. Indikasi

1. Atresia AniPenyakit atresia ani adalah tidak terjadinya perforasi membrane yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembuatan lubang anus yang tidak berhubungan langsung dengan rektum (Purwanto, 2001). Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus, rektum atau keduanya (Betz, 2002). Menurut Suriadi (2006), Atresi ani atau imperforata anus adalah tidak komplit perkembangan embrionik pada distal usus (anus) tertutupnya anus secara abnormal.2. HirschprungPenyakit Hirschprung atau megakolon aganglionik bawaan disebabkan oleh kelainan inervasi usus, mulai pada sfingter ani interna dan meluas ke proksimal, melibatkan panjang usus yang bervariasi (Nelson, 2000). Penyakit Hischprung disebut juga kongenital aganglionosis atau megacolon yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan sebagian tidak ada dalam colon (Suriadi, 2006).3. Malforasi Anorektum

Istilah Malforasi Anorektum merujuk pada suatu spektrum cacat. Perhatian utama ditujukan pada pengendalian usus selanjutnya, fungsi seksual dan saluran kencing. Beberapa kelainan yang memerlukan pembedahan kolostomi adalah;

1) Fistula Rektovesika

Pada penderita Fistula Rektovesika, rektum berhubungan dengan saluran kencing pada setinggi leher vesika urinaria. Mekanisme sfingter sering berkembang sangat jelek. Sakrum sering tidak terbentuk atau sering kali tidak ada. Perineum tampak datar. Cacat ini mewakili 10% dari seluruh penderita laki-laki dengan cacat ini. Prognosis fungsi ususnya biasanya jelek. Kolostomi diharuskan selama masa neonatus yang disertai dengan operasi perbaikan korektif (Nelson, 2000).

2) Fistula Rektouretra

Pada kasus Fistula Rektouretra, rektum berhubungan dengan bagian bawah uretra atau bagian atas uretra. Mereka yang mempunyai Fistula Rektoprostatik mengalami perkembangan sakrum yang jelek dan sering perineumnya datar. Penderita ini mengalami kolostomi protektif selama masa neonatus. Fistula Rektouretra merupakan cacat anorektum yang paling sering pada penderita laki-laki ( Nelson, 2000).3) Atresia Rektum

Atresia Rektum adalah cacat yang jarang terjadi, hanya 1% dari anomali anorektum. Tanda yang unik pada cacat ini adalah bahwa penderita mempunyai kanal anus dan anus yang normal (Nelson, 2000).

4) Fistula Vestibular

Fistula Vestibular adalah cacat yang paling sering ditemukan pada perempuan. Kolostomi proteksi diperlukan sebelum dilakukan operasi koreksi, walaupun kolostomi ini tidak perlu dilakukan sebagai suatu tindakan darurat karena fistulanya sering cukup kompeten untuk dekompresi saluran cerna (Nelson, 2000).

5) Kloaka Persisten

Pada kasus Kloaka Persisten, rektum, vagina, dan saluran kencing bertemu dan menyatu dalam satu saluran bersama. Perineum mempunyai satu lubang yang terletak sedikit di belakang klitoris. Kolostomi pengalihan terindikasi pada saat lahir, lagipula penderita yang menderita kloaka mengalami keadaan darurat urologi, karena sekitar 90% diserai dengan cacat urologi. Sebelum kolostomi, diagnosis urologi harus ditegakkan untuk mengosongkan saluran kencing, jika perlu pada saat yang bersamaan dilakukan kolostomi ( Nelson, 2000).D. Komplikasi KolostomiInsidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibandingkan pasien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner dan Suddarth, 2000).E. Perawatan KolostomiFungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke 3 sampai hari ke 6 pascaoperatif. Perawat menangani kolostomi sampai pasien dapat mengambil alih perawatan ini. Perawatan kulit harus diajarkan bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan irigasi. Menurut Brunner dan suddarth (2000), ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menangani kolostomi, antara lain;

1. Perawatan Kulit

Rabas efluen akan bervariasi sesuai dengan tipe ostomi. Pada kolostomi transversal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit. Pada kolostomi desenden atau kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit mengiritasi kulit. Pasien dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit. protektif di sekitar stoma, dan mengamankannya dengan meletakan kantung drainase. Kulit dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap lembab serta lembut. Adanya kelebihan barrier kulit dibersihkan. Sabun bertindak sebagai agen abrasif ringan untuk mengangkat residu enzim dari tetesan fekal. Selama kulit dibersihkan, kasa dapat digunakan untuk menutupi stoma.

2. Memasang Kantung

Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih dahulu. Barier kulit peristoma dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas perekat dan menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan memerlukan tebaran bedak stomahesive sebelum kantung dilekatkan.

3. Mengangkat Alat Drainase

Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus perekatnya dan keluar isinya. Pasien dapat memilih posisi duduk atau berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma. Tekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan mencegah adanya isi fekal yang tercecer keluar.

4. Mengirigasi Kolostomi

Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus, dan feses. Sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis tanpa rasa takut terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi

F. Perawatan Luka Kolostomi1. Persiapan Alat1) Sarung tangan bersih

2) Handuk mandi/selimut mandi

3) Air hangat

4) Sabun mandi yang lembut

5) Tissue

6) Kantong kolostomi bersih

7) Bengkok/pispot

8) Kassa

9) Gunting2. Prosedure

1) Menjealskan prosedur2) Mendekatkan alat-alat kedekat klien3) Pasang selimut mandi/handuk4) Dekatkan bengkok/ kresek kedekat klien5) Pasang sarung tangan bersih6) Buka kantong lama dan buang ketempat bersih7) Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan menggunakan sabun dan cairan hangat8) Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan9) Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa10) Memasang kantong kolostomi

11) Buka sarung tangan12) Bereskan alat13) Rapihkan pasien14) Mencuci tanganG. Waktu yang tepat untuk mengganti kantong

1. Saat anak merasa nyaman2. Diantara waktu makan3. Sebelum pemberian obat-obatan yang mempengaruhi fungsi usus4. Saat kantong sudah penuh atau penuh sebagian.