Satuan Acara Pemebelajaran
Transcript of Satuan Acara Pemebelajaran
Satuan Acara Pemebelajaran (SAP)
1. Mata Kuliah : Pendidikan Dalam keperawatan
2. Topik bahasan : Asuhan Keperawatan Pada Sarkoma Kaposi
3. Sasaran : Mahasiswa K 5 Stikes Guna Bangsa Yogyakarta
4. Waktu : 15 menit
5. Tempat : Ruangan Kelas
Standar Kompetensi : Mampu menjelaskan konsep askep sarkoma Kaposi
Kompetensi dasar :
Setelah diberikan pengajaran tentang askep sarcoma Kaposi selama 15 menit mahasiswa mampu:
Menjelaskan pengertian dari sarcoma Kaposi
Mengetahui epidomologi dan penyebab sarcoma Kaposi
Menjelaskan patofisiologi dan tanda gejala sarcoma Kaposi
Menjelaskan cara pemeriksaan dan pengobatan serta pencegahan sarcoma Kaposi
Mengetahui diagnose dan inetrvensi yang muncul dalam penyakit sarcoma Kaposi
Pokok Bahasan : Penyakit sarcoma Kaposi
Sub Pokok :
Pengertian sarkoma kaposi
Epidemologi sarkoma kaposi
Penyebab sarkoma kaposi
Patofisiologi sarkoma kaposi
Tanda dan gejala sarkoma kaposi
Pemeriksaan sarkoma kaposi
Pengobatan sarkoma kaposi
Pencegahan sarkoma kaposi
Diagnosa sarkoma kaposi
Intervensi sarkoma Kaposi
Bahan :
LCD
Laptop
Model Pembelajaran : pertemuan kelas
Langkah Pokok :
Menciptakan suasana kelas aman
Meemberikan penjelasan askep sarcoma Kaposi
Metode Pembelajaran :
Ceramah
Tanya Jawab
Kegiatan Pengajaran
Proses pengajaran
Kegaiatan pengajar Kegiatan peserta/mahasiswa
waktu
Pendahuluan Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dan prosedur pembelajaran
Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
2 menit
Penyajian Memberikan penjelasan tentang sarcoma Kaposi:.pengertian,epidemolgi,dan penyebab sarkoma Kaposi
Meberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
Menjelaskan tentang patofisiologi,tanda dan gejala serta pathway sarcoma Kaposi
Memberikan kesempatan untuk bertanya
Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti
Menjelaskan tentang pemeriksaan,pengobatan dan pencegahan sarcoma Kaposi
Memberikan kesempatan untuk bertanya
Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti
Menjelaskan diagnosa dan intervensi askep sarcoma Kaposi
Memberikan kempatan kepada
Mendengar dan memperhatikan
Memberikan pertanyaan
Menyimak jawaban
Mendengarkan dan memperhatikan dan menjaga ketenangan kelas
Memberikan pertanyaan
Menyimak jawaban
Mendengarkan dan memperhatikan
Memberikan pertanyaan
Menyimak jawaban
Mendengarkan dan memperhatikan
Memberikan pertanyaan
8 menit
mahasiswa untuk bertanya
Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti
Menberikan kesempatan lagi untuk betanya
Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti
Menyimak jawaban
Memberikan pertanyaan
Menyimak jawaban
Penutup Memberikan kesimpulan materi askep sarcoma Kaposi
Mengakhiri pertemuan dan memberikan salam penutup
Memperhatikan dan mendengarkan
Menjawab salam penutup
5 menit
Eveluasi :
Hasil post test
Lampiran materi
ASUHAN KEPERAWATAN SARKOMA KAPOSI
A. PENGERTIAN
Sarkoma Kaposi adalah kanker yang berasal dari pembuluh darah, biasanya pada kulit.
Sarkoma Kaposi adalah tumor yang disebabkan oleh virus human herpesvirus 8 (HHV8).
Sarkoma Kaposi pertama kali dideskripsikan oleh Moritz Kaposi, seorang ahli ilmu penyakit
kulit Hongaria di Universitas Wina tahun 1872. Sarkoma Kaposi secara luas diketahui sebagai
salah satu penyakit yang muncul akibat dari AIDS pada tahun 1980-an.
B. EPIDEMIOLOGI
Seperti yang dideskripsikan, sarkoma kaposi klasik adalah penyakit yang relatif lamban
menyerang orang tua dari wilayah laut Tengah, atau keturunan Eropa Timur.
Sarkoma Kaposi endemik dideskripsikan belakangan pada orang Afrika muda, terutama dari
Afrika Sub-Sahara, sebagai penyakit yang lebih agresif dan menyerang kulit, terutama anggota
badan yang letaknya di bawah. Terdapat catatan bahwa penyakit ini tidak berhubungan dengan
infeksi HIV.
Sarkoma Kaposi yang berhubungan dengan transplantasi telah dideskripsikan, tetapi jarang
terjadi sampai adanya penghambat kalsineurin (seperti siklosporin, yang merupakan penghalang
fungsi sel T) untuk transplantasi organ. Pada tahun 1980-an, insiden tersebut berkembang dengan
cepat.
Sarkoma Kaposi endemik dideskripsikan selama tahun 1980-an sebagai penyakit agresif pada
pasien AIDS (HIV juga menyebabkan kerusakan imunitas sel T). Penyakit ini 300 kali lebih
mudah menyerang pasien AIDS daripada pada resipien transplantasi ginjal.
Terdapat catatan bahwa HHV-8 menyebabkan berbagai jenis Sarkoma Kaposi.
C. PENYEBAB
Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan penelitian
terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus
herpes 8 (HHV8).
D. PATOFISIOLOGI
Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang
sebenarnya, yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi
muncul sebagai kanker endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi
dengan sel darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar.
Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal
dan disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh darah tebal yang
tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang mengelilinginya dan
memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor dapat menyebabkan rasa nyeri
dan pembengkakan.
Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien,
diagnosis dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan
kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi diagnosis.
PATHWAY
AIDS Orang normal
Tumor muncul dari jarringan mesensim kanker adethelium limfatik
Gesekan/peningkatan aktif
Kemunculan seperti luka memar
Pecahnya pembuluh darah
. GEJALA
Terdapat 2 macam bentuk sarkoma Kaposi:
1. Sarkoma Kaposi Klasik adalah penyakit pada usia lanjut, biasanya pada orang Eropa, Yahudi
atau Itali.
Kanker tumbuh sangat lambat dan jarang menyebar.
2. Sarkoma Kaposi Endemik adalah penyakit pada anak-anak dan pria muda di Afrika dan pada
penderita AIDS.
Kanker tumbuh jauh lebih cepat dan seringkali melibatkan pembuluh darah pada organ dalam.
Pada pria usia lanjut, sarkoma Kaposi biasanya tampak sebagai bintik ungu atau coklat
tua di jari kaki atau tungkai. Kanker bisa tumbuh sampai berukuran bebarapa sentimeter atau
lebih, sebagai daerah berwarna gelap yang mendatar atau agak menonjol, yang cenderung
mengalami perdarahan dan membentuk tukak. Kanker bisa menyebar secara perlahan ke
tungkai.
Gangguan integritas kulit
Bintik cokelat pd kulit
Bocor & memberikan warna
Tumor sel = sel spindle (berisi darah tebal yg tdk normal
nyeriPenekanan ujung2 saraf
G3 konsep diri
Pelebaran massa
pembengkakan
Trjd peradangan di sekitar tumor metastase ke seluruh kulit
Pada orang Afrika dan pada penderita AIDS, kanker biasanya pertama kali muncul
sebagai bintik pink, merah atau ungu, yang berbentuk lonjong atau bundar.
Bintik-bintik ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tetapi seringkali tumbuh di wajah.
Dalam beberapa bulan bintik-bintik lainnya muncul di beberapa bagian tubuh, termasuk
mulut, juga pada organ dalam dan kelenjar getah bening dan bisa menyebabkan perdarahan
internal.
Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam.
Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama
mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat ke sangat
cepat.
1. Infeksi pada Kulit
Umumnya terjadi pada wajah, mulut dan kemaluan. Biasanya luka berbentuk seperti yang
dijelaskan pada gambaran klinis di atas, tetapi mungkin juga akan menjadi seperti plak (pada
telapak kaki), atau bahkan ikut terlibat dalam perusakan kulit dan kematian jaringaan sel kulit.
Terkait pembengkakan (edema/swelling) yang timbul, mungkin berasal dari peradangan
setempat atau lymphoedema. Lesi-lesi pada kulit menjadikan penampilan fisik luar penderita
menjadi jelek, dan menyebabkan banyak efek yang berhubungan dengan psikososial.
2. Infeksi pada mulut
30% Lesi KS dalam mulut bisa jadi bersamaan dengan infeksi candidiasis. Ini juga merupakan
awal tanda bagi 15% pengidap HIV untuk memasuki tahap AIDS yang juga mengidap KS.
Dalam mulut, langit-langit yang keras yang paling sering terkena, kemudian diikuti pada gusi.
Lesi di mulut dapat dengan mudah rusak oleh permen, makan atau berbicara.
3. Infeksi pada gastrointestinal (saluran dan organ tubuh dalam manusia dari mulut sampai usus).
Hal ini banyak terkait dengan pasien pengidap AIDS, saat kekebalan tubuhnya sangat lemah.
Luka pada Gastrointestinal tidak terlihat atau menyebabkan kehilangan berat badan , rasa sakit,
mual / muntah, diare, pendarahan (dalam bentuk darah kental/berlendir karena gesekan usus),
malabsorption (ketidakmampuan usus menyerap nutrisi), dan kesulitan buang air besar.
4. Infeksi pada Respiratory (saluran pernapasan)
KS pada respiratory bergejala sesak nafas, demam, batuk, hemoptysis (batuk darah), sakit dada,
atau mungkin ditemukan melalui sinar x-ray di dada. Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan
bronchoscopy dan kadang dengan biopsied (biopsi).
F. PEMERIKSAAN
1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil biopsi kulit.
2. Tes darah untuk mendeteksi antibodi melawan virus herpes penyebab sarkoma Kaposi telah
dikembangkan dan dapat digunakan untuk menentukan jika pasien pada resiko transmisi infeksi
pada partner seksualnya, atau jika sebuah organ yang terinfeksi digunakan untuk transplantasi.
3. Pemeriksaan fisik
G. PENGOBATAN
Sarkoma Kaposi pada usia lanjut yang tumbuh lambat dan tidak disertai gejala lainnya, tidak
memerlukan pengobatan sama sekali. Tetapi bintik yang terbentuk bisa diobati dengan
pembekuan, terapi sinar X atau elektrokauterisasi (penghancuran jaringan dengan menggunakan
jarum listrik).
Untuk penderita AIDS dan bentuk kanker yang agresif, belum ada pengobatan yang sangat
memuaskan.
Kemoterapi dengan etoposid, vincristine, vinblastin, bleomycin dan doxorubicin memberikan
hasil yang mengecewakan.
Alfa-interferon dam suntikan vincristine ke dalam kanker bisa bisa memperlambat
perkembangan penyakit.
Kaposi’s sarcoma tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikurangi kekambuhannya selama
bertahun-tahun dan ini adalah tujuan untuk perawatan. Keganasan KS terkait dengan kekurangan
jumlah dan kekuatan imun tubuh. Memperbaiki imun tubuh dapat memperlambat atau
menghentikan perkembangan KS. Di 40% atau lebih pasien dengan kaitan AIDS, Lesi KS akan
layu/rontok setelah menjalani terapi antiretroviral (ARV). Namun, dalam persentase tertentu dari
pasien, Kaposi’s sarcoma bisa berkembang lagi setelah beberapa tahun (walau tetap
mengkonsumsi ARV). Hal ini terutama jika HIV tidak sepenuhnya dapat ditekan. Pasien dengan
beberapa luka dapat diterapi dengan radiasi atau cryosurgery. Operasi pada umumnya tidak
dianjurkan karena Kaposi’s sarcoma dapat muncul kembali pada bekas luka. Infeksi yang lebih
luas atau penyakit yang mempengaruhi organ internal, umumnya dirawat dengan terapi sistemik
dengan Interferon alfa, liposomal anthracyclines (seperti Doxil) atau paclitaxel.
H. PENCEGAHAN
1. Jangan berganti-ganti pasangan seks
2. Meningkatkan personal hygine