Satuan Acara Pemebelajaran

14
Satuan Acara Pemebelajaran (SAP) 1. Mata Kuliah : Pendidikan Dalam keperawatan 2. Topik bahasan : Asuhan Keperawatan Pada Sarkoma Kaposi 3. Sasaran : Mahasiswa K 5 Stikes Guna Bangsa Yogyakarta 4. Waktu : 15 menit 5. Tempat : Ruangan Kelas Standar Kompetensi : Mampu menjelaskan konsep askep sarkoma Kaposi Kompetensi dasar : Setelah diberikan pengajaran tentang askep sarcoma Kaposi selama 15 menit mahasiswa mampu: Menjelaskan pengertian dari sarcoma Kaposi Mengetahui epidomologi dan penyebab sarcoma Kaposi Menjelaskan patofisiologi dan tanda gejala sarcoma Kaposi Menjelaskan cara pemeriksaan dan pengobatan serta pencegahan sarcoma Kaposi Mengetahui diagnose dan inetrvensi yang muncul dalam penyakit sarcoma Kaposi Pokok Bahasan : Penyakit sarcoma Kaposi Sub Pokok : Pengertian sarkoma kaposi

Transcript of Satuan Acara Pemebelajaran

Page 1: Satuan Acara Pemebelajaran

Satuan Acara Pemebelajaran (SAP)

1. Mata Kuliah : Pendidikan Dalam keperawatan

2. Topik bahasan : Asuhan Keperawatan Pada Sarkoma Kaposi

3. Sasaran : Mahasiswa K 5 Stikes Guna Bangsa Yogyakarta

4. Waktu : 15 menit

5. Tempat : Ruangan Kelas

Standar Kompetensi : Mampu menjelaskan konsep askep sarkoma Kaposi

Kompetensi dasar :

Setelah diberikan pengajaran tentang askep sarcoma Kaposi selama 15 menit mahasiswa mampu:

Menjelaskan pengertian dari sarcoma Kaposi

Mengetahui epidomologi dan penyebab sarcoma Kaposi

Menjelaskan patofisiologi dan tanda gejala sarcoma Kaposi

Menjelaskan cara pemeriksaan dan pengobatan serta pencegahan sarcoma Kaposi

Mengetahui diagnose dan inetrvensi yang muncul dalam penyakit sarcoma Kaposi

Pokok Bahasan : Penyakit sarcoma Kaposi

Sub Pokok :

Pengertian sarkoma kaposi

Epidemologi sarkoma kaposi

Penyebab sarkoma kaposi

Patofisiologi sarkoma kaposi

Tanda dan gejala sarkoma kaposi

Page 2: Satuan Acara Pemebelajaran

Pemeriksaan sarkoma kaposi

Pengobatan sarkoma kaposi

Pencegahan sarkoma kaposi

Diagnosa sarkoma kaposi

Intervensi sarkoma Kaposi

Bahan :

LCD

Laptop

Model Pembelajaran : pertemuan kelas

Langkah Pokok :

Menciptakan suasana kelas aman

Meemberikan penjelasan askep sarcoma Kaposi

Metode Pembelajaran :

Ceramah

Tanya Jawab

Page 3: Satuan Acara Pemebelajaran

Kegiatan Pengajaran

Proses pengajaran

Kegaiatan pengajar Kegiatan peserta/mahasiswa

waktu

Pendahuluan Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dan prosedur pembelajaran

Menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

2 menit

Penyajian Memberikan penjelasan tentang sarcoma Kaposi:.pengertian,epidemolgi,dan penyebab sarkoma Kaposi

Meberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya

Menjawab pertanyaan

Menjelaskan tentang patofisiologi,tanda dan gejala serta pathway sarcoma Kaposi

Memberikan kesempatan untuk bertanya

Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti

Menjelaskan tentang pemeriksaan,pengobatan dan pencegahan sarcoma Kaposi

Memberikan kesempatan untuk bertanya

Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti

Menjelaskan diagnosa dan intervensi askep sarcoma Kaposi

Memberikan kempatan kepada

Mendengar dan memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Menyimak jawaban

Mendengarkan dan memperhatikan dan menjaga ketenangan kelas

Memberikan pertanyaan

Menyimak jawaban

Mendengarkan dan memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Menyimak jawaban

Mendengarkan dan memperhatikan

Memberikan pertanyaan

8 menit

Page 4: Satuan Acara Pemebelajaran

mahasiswa untuk bertanya

Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti

Menberikan kesempatan lagi untuk betanya

Menjawab pertanyaan dengan tepat dan di mengerti

Menyimak jawaban

Memberikan pertanyaan

Menyimak jawaban

Penutup Memberikan kesimpulan materi askep sarcoma Kaposi

Mengakhiri pertemuan dan memberikan salam penutup

Memperhatikan dan mendengarkan

Menjawab salam penutup

5 menit

Eveluasi :

Hasil post test

Lampiran materi

ASUHAN KEPERAWATAN SARKOMA KAPOSI

A.    PENGERTIAN

Sarkoma Kaposi adalah kanker yang berasal dari pembuluh darah, biasanya pada kulit.

Sarkoma Kaposi adalah tumor yang disebabkan oleh virus human herpesvirus 8 (HHV8).

Sarkoma Kaposi pertama kali dideskripsikan oleh Moritz Kaposi, seorang ahli ilmu penyakit

kulit Hongaria di Universitas Wina tahun 1872. Sarkoma Kaposi secara luas diketahui sebagai

salah satu penyakit yang muncul akibat dari AIDS pada tahun 1980-an.

B.    EPIDEMIOLOGI

Seperti yang dideskripsikan, sarkoma kaposi klasik adalah penyakit yang relatif lamban

menyerang orang tua dari wilayah laut Tengah, atau keturunan Eropa Timur.

Sarkoma Kaposi endemik dideskripsikan belakangan pada orang Afrika muda, terutama dari

Page 5: Satuan Acara Pemebelajaran

Afrika Sub-Sahara, sebagai penyakit yang lebih agresif dan menyerang kulit, terutama anggota

badan yang letaknya di bawah. Terdapat catatan bahwa penyakit ini tidak berhubungan dengan

infeksi HIV.

Sarkoma Kaposi yang berhubungan dengan transplantasi telah dideskripsikan, tetapi jarang

terjadi sampai adanya penghambat kalsineurin (seperti siklosporin, yang merupakan penghalang

fungsi sel T) untuk transplantasi organ. Pada tahun 1980-an, insiden tersebut berkembang dengan

cepat.

Sarkoma Kaposi endemik dideskripsikan selama tahun 1980-an sebagai penyakit agresif pada

pasien AIDS (HIV juga menyebabkan kerusakan imunitas sel T). Penyakit ini 300 kali lebih

mudah menyerang pasien AIDS daripada pada resipien transplantasi ginjal.

Terdapat catatan bahwa HHV-8 menyebabkan berbagai jenis Sarkoma Kaposi.

C.   PENYEBAB

Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan penelitian

terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus

herpes 8 (HHV8).

D.     PATOFISIOLOGI

Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang

sebenarnya, yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi

muncul sebagai kanker endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi

dengan sel darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar.

Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal

dan disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh darah tebal yang

tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang mengelilinginya dan

memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor dapat menyebabkan rasa nyeri

dan pembengkakan.

Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien,

diagnosis dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan

kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi diagnosis.

Page 6: Satuan Acara Pemebelajaran

PATHWAY

AIDS Orang normal

Tumor muncul dari jarringan mesensim kanker adethelium limfatik

Gesekan/peningkatan aktif

Kemunculan seperti luka memar

Pecahnya pembuluh darah

Page 7: Satuan Acara Pemebelajaran

.   GEJALA

Terdapat 2 macam bentuk sarkoma Kaposi:

1.      Sarkoma Kaposi Klasik adalah penyakit pada usia lanjut, biasanya pada orang Eropa, Yahudi

atau Itali.

Kanker tumbuh sangat lambat dan jarang menyebar.

2.      Sarkoma Kaposi Endemik adalah penyakit pada anak-anak dan pria muda di Afrika dan pada

penderita AIDS.

Kanker tumbuh jauh lebih cepat dan seringkali melibatkan pembuluh darah pada organ dalam.

Pada pria usia lanjut, sarkoma Kaposi biasanya tampak sebagai bintik ungu atau coklat

tua di jari kaki atau tungkai. Kanker bisa tumbuh sampai berukuran bebarapa sentimeter atau

lebih, sebagai daerah berwarna gelap yang mendatar atau agak menonjol, yang cenderung

mengalami perdarahan dan membentuk tukak. Kanker bisa menyebar secara perlahan ke

tungkai.

Gangguan integritas kulit

Bintik cokelat pd kulit

Bocor & memberikan warna

Tumor sel = sel spindle (berisi darah tebal yg tdk normal

nyeriPenekanan ujung2 saraf

G3 konsep diri

Pelebaran massa

pembengkakan

Trjd peradangan di sekitar tumor metastase ke seluruh kulit

Page 8: Satuan Acara Pemebelajaran

Pada orang Afrika dan pada penderita AIDS, kanker biasanya pertama kali muncul

sebagai bintik pink, merah atau ungu, yang berbentuk lonjong atau bundar.

Bintik-bintik ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tetapi seringkali tumbuh di wajah.

Dalam beberapa bulan bintik-bintik lainnya muncul di beberapa bagian tubuh, termasuk

mulut, juga pada organ dalam dan kelenjar getah bening dan bisa menyebabkan perdarahan

internal.

Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam.

Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama

mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat ke sangat

cepat.

1.      Infeksi pada Kulit

Umumnya terjadi pada wajah, mulut dan kemaluan. Biasanya luka berbentuk seperti yang

dijelaskan pada gambaran klinis di atas, tetapi mungkin juga akan menjadi seperti plak (pada

telapak kaki), atau bahkan ikut terlibat dalam perusakan kulit dan kematian jaringaan sel kulit.

Terkait pembengkakan (edema/swelling) yang timbul, mungkin berasal dari peradangan

setempat atau lymphoedema. Lesi-lesi pada kulit menjadikan penampilan fisik luar penderita

menjadi jelek, dan menyebabkan banyak efek yang berhubungan dengan psikososial.

2.      Infeksi pada mulut

30% Lesi KS dalam mulut bisa jadi bersamaan dengan infeksi candidiasis. Ini juga merupakan

awal tanda bagi 15% pengidap HIV untuk memasuki tahap AIDS yang juga mengidap KS.

Dalam mulut, langit-langit yang keras yang paling sering terkena, kemudian diikuti pada gusi.

Lesi di mulut dapat dengan mudah rusak oleh permen, makan atau berbicara.

3.      Infeksi pada gastrointestinal (saluran dan organ tubuh dalam manusia dari mulut sampai usus).

Hal ini banyak terkait dengan pasien pengidap AIDS, saat kekebalan tubuhnya sangat lemah.

Luka pada Gastrointestinal tidak terlihat atau menyebabkan kehilangan berat badan , rasa sakit,

mual / muntah, diare, pendarahan (dalam bentuk darah kental/berlendir karena gesekan usus),

malabsorption (ketidakmampuan usus menyerap nutrisi), dan kesulitan buang air besar.

4.      Infeksi pada Respiratory (saluran pernapasan)

Page 9: Satuan Acara Pemebelajaran

KS pada respiratory bergejala sesak nafas, demam, batuk, hemoptysis (batuk darah), sakit dada,

atau mungkin ditemukan melalui sinar x-ray di dada. Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan

bronchoscopy dan kadang dengan biopsied (biopsi).

F.    PEMERIKSAAN

1.      Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil biopsi kulit.

2.      Tes darah untuk mendeteksi antibodi melawan virus herpes penyebab sarkoma Kaposi telah

dikembangkan dan dapat digunakan untuk menentukan jika pasien pada resiko transmisi infeksi

pada partner seksualnya, atau jika sebuah organ yang terinfeksi digunakan untuk transplantasi.

3.      Pemeriksaan fisik

G.   PENGOBATAN

Sarkoma Kaposi pada usia lanjut yang tumbuh lambat dan tidak disertai gejala lainnya, tidak

memerlukan pengobatan sama sekali. Tetapi bintik yang terbentuk bisa diobati dengan

pembekuan, terapi sinar X atau elektrokauterisasi (penghancuran jaringan dengan menggunakan

jarum listrik).

Untuk penderita AIDS dan bentuk kanker yang agresif, belum ada pengobatan yang sangat

memuaskan.

Kemoterapi dengan etoposid, vincristine, vinblastin, bleomycin dan doxorubicin memberikan

hasil yang mengecewakan.

Alfa-interferon dam suntikan vincristine ke dalam kanker bisa bisa memperlambat

perkembangan penyakit.

Kaposi’s sarcoma tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikurangi kekambuhannya selama

bertahun-tahun dan ini adalah tujuan untuk perawatan. Keganasan KS terkait dengan kekurangan

jumlah dan kekuatan imun tubuh. Memperbaiki imun tubuh dapat memperlambat atau

menghentikan perkembangan KS. Di 40% atau lebih pasien dengan kaitan AIDS, Lesi KS akan

layu/rontok setelah menjalani terapi antiretroviral (ARV). Namun, dalam persentase tertentu dari

pasien, Kaposi’s sarcoma bisa berkembang lagi setelah beberapa tahun (walau tetap

mengkonsumsi ARV). Hal ini terutama jika HIV tidak sepenuhnya dapat ditekan. Pasien dengan

beberapa luka dapat diterapi dengan radiasi atau cryosurgery. Operasi pada umumnya tidak

Page 10: Satuan Acara Pemebelajaran

dianjurkan karena Kaposi’s sarcoma dapat muncul kembali pada bekas luka. Infeksi yang lebih

luas atau penyakit yang mempengaruhi organ internal, umumnya dirawat dengan terapi sistemik

dengan Interferon alfa, liposomal anthracyclines (seperti Doxil) atau paclitaxel.

H.       PENCEGAHAN

1.      Jangan berganti-ganti pasangan seks

2.      Meningkatkan personal hygine

Page 11: Satuan Acara Pemebelajaran