Jaleswari Pramodhawardani, MA. Deputi V Kepala Staf Kepresidenan

DISAMPAIKAN DALAM WEBINAR DENGAN BADAN LITBANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI RABU, 17 JUNI 2020

SATU DATA INDONESIA DALAM PENANGANAN COVID-19

Presiden Joko Widodo(Sidang Kabinet Paripurna, 6 Mei 2020)

“Semua jajaran pemerintahan harus betul-betul berpegang pada prinsip-prinsip good governance, memegang teguh transparansi, memegang akuntabilitas.

Tujuan kita hanya satu, keselamatan seluruh rakyat, baik di bidang kesehatan maupun di bidang sosial ekonomi, dan dalam mencapai tujuan itu, sekali lagi kita semuanya pemerintah harus bergerak dengan cepat karena betul-betul situasinya bersifat extraordinary dan memerlukan kecepatan, memerlukan ketepatan”.

Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun /2019 Tentang Satu Data Indonesia: Kebijakan tata kelola datapemerintah yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan daerah melalui pemenuhan Standar Data, Metadata, Interoperabilitas Data, dan menggunakan Kode Referensi dan Data Induk.

Kebijakan Satu Data Indonesia

3

Anggaran untuk belanjaterkait data dan TIK yang ada di K/L dapat disetopdan diatur oleh MenteriKeuangan dan dipusatkan, misalnya di KementerianPPN/Bappenas, sedangkaninfrastrukturnya di Kementerian Komunikasidan Informatika

Diperlukan langkah(Road Map) untukmengonsolidasikan2.700 data center agar menjadi satu data center (pusat data) di KementerianPPN/Bappenas yang diproteksi dan di-cleansing seluruhnya.

4

ARAHAN PRESIDEN DALAM RATAS SATU DATA, 2 JUNI 2020

1 2 3Setiap tahun diperlukansekitar Rp8,1 triliun untukbiaya operational danmaintenance 2.700 data center dan sekitar Rp15 triliun untuk biayapengembangan aplikasi. Mulai Tahun 2021 haltersebut harus dihentikandan menjadi perhatianMenteri Keuangan.

5

Kapasitas PengujianSpesimen Indonesia Terus Ditingkatkan

Akumulasi data dalamgrafik di sampingdiambil dari hasil uji spesimen sebanyak 514.287 yang dilakukan denganmetode PolymeraseChain Reaction di 110laboratorium dan Test Cepat Molekuler di 82laboratorium.

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) menjadi 41.639 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 13.574orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 430kabupaten/kota di Tanah Air.

Kondisi Terkini Covid-19 di Indonesia

(https://covid19.go.id/, diakses 15 Juni 2020)

Uji Spesimen Covid-19 di Indonesia belum optimal

Walaupun terus meningkat, namunRasio uji spesimen COVID-19 di Indonesia masih tertinggaldibandingkan dengan negara lain.

Di dalam ratas 5 Juni 2020 Presiden telah memerintahkanagar uji spesimen Covid-19 ditingkatkan menjadi 20 ribu tesper hari, guna mempercepattracing dan mempercepatpenanganan dan memutuspenyebaran COVID-19. https://ourworldindata.org/coronavirus-data, diakses pada 15 Juni 2020

Data: Jangkar Akuntabilitas Dan Kepercayaan Terhadap Pemerintah

Kualitas dan interoperabilitas data serta informasi bukan hanya suatu prasyarat mutlak dalammenyusun kebijakan tetapi juga memiliki pengaruh dalam membentuk persepsi terhadap kepercayaanpublik. Semakin baik kualitas data dan informasi yang digunakan dalam kebijakan penanganan Covid-19 maka akan semakin baik tingkat kepercayaan dan kepatuhan publik terhadap pemerintah

(https://covid19-survey.org/results.html diakses 15 Juni 2020)

6

Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19 (Perbandingan)

7

1) Melakukan Aktivasi Central Epidemic Command Center dengan integrasi data secara nasional2) Melakukan realokasi dan refocusing anggaran lintas kementerian untuk penguatan sektor kesehatan, 3) Mengeluarkan kebijakan stimulus ekonomi khususnya insentif fiskal dan relaksasi pajak. (Chen, 2020)

1) Mengaktifkan kebijakan “Central Disaster and Safety Countermeasure Headquarters” yaitu kebijakan kedaruratan bencana nasional tertinggi. Menggunakan teknologi dan analisis big data untuk melakukan melakukan tracing. (Kwon, 2020)

2) Mengerahkan penambahan sumber daya (SDM dan anggaran kesehatan (± 85 triliun Won), 3) Melakukan massive test dengan smart test kit, drive thru dan walk thru untuk seluruh masyarakat,

KOREA SELATAN

TAIWAN

(https://coronavirus.jhu.edu/map.html, diakses 15 Juni 2020)

1) Pembentukan inter-agency task force (gugus tugas lintas kementerian untuk integrasi data), (Brillantes, 2020)2) Peningkatan anggaran kesehatan, dan jaminan social termasuk cash transfer dan sembako.

FILIPINA

Kebijakan Penanganan Covid-19 Indonesia

Aspek jaminan sosial:Bansos Reguler (yaitu BPNT dan PKH). Bansos Khusus (yaitu bantuan sembako untuk wilayah Jabodetabek dan Bansos Tunai untuk wilayah diluar Jabodetabek). (Kemensos, 2020). Total APBN(Rp 110 triliun)

Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa. Per 9 Juni 2020, desa yang sudah mencairkan BLT sejumlah 61.837desa.(Kemendes, 2020)

Aspek kelembagaan dan regulasi:1. Membentuk gugus tugas nasional

percepatan penanganan Covid, 2. Mengeluarkan arahan dan regulasi

terkait diantaranya: • Inpres 4/2020 percepatan

pengadaan barang jasa, • Perpres 54/2020 realokasi dan

refocusing APBN dalam rangka penanganan COVID,

• PERPPU 1/2020 untuk menyesuaikan batas defisit APBN lebih dari 3% GDP untuk memberikan ruang yang lebih optimal untuk belanja prioritas kesehatan, social safety net dan pembiayaan pemulihan ekonomi, serta memberikan kewenangan diskresi kepada Presiden mengatur mekanisme keuangan negara.

Aspek Kesehatan: Percepatan uji spesimen, pengadaan dan penyediaan APD bagi tenaga medis, pengadaan obat dan alat kesehatan, peningkatan perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga medis Total APBN (Rp 75 triliun)

Aspek pemulihan ekonomi: stimulus ekonomi melalui relaksasi pajak, meningkatkan program padat karya tunai, meningkatkan manfaat dan target penerima kartu pra kerja, dll, Total APBN (Rp 70,1 triliun)

Kelembagaan danRegulasi Kesehatan Pemulihan Ekonomi Jaminan Sosial

8

DIBUTUHKAN DATA YANG

BERKUALITAS, UPDATE, DAN

TERINTEGRASI

Data Pengaduan Masyarakat Dalam Masa Covid-19

SUMBER: (PENGELOLAAN LAPOR PERIODE MARET S/D 27 MEI 2020, KEMENPAN&RB, 2020)

PengaduanCOVID-19

Total Laporan

20.282Topik Terbanyak

Bantuan Sosial

Ekonomi Masyarakat

Pelanggaran Physical Distancing

Karantina Wilayah

Status Laporan

24%

21%11%

44%

Belum Terverifikasi

Belum Ditindaklanjuti

Instansi Dengan Status Belum Terverifikasi dan Belum Ditindaklanjuti

Instansi Belum Terverifikasi Belum DitindaklanjutiKementerian Sosial 248 189

Kemendagri 0 10

BPNT Rastra 6 6

Kemenko PMK 0 3

Pemprov DKI Jakarta 8 0

Pemprov Jawa Barat 11 2

Pemkab Sidoarjo 0 9

Pemkab Tangerang 0 27

Pemkot Medan 6 19

Pemkot Semarang 2 59

Instansi Penerima Laporan18%

22%60%

Kementerian

Lembaga

Pemda

*)Export 28/05/2020

❖ Laporan terkait bantuan sosial menjadi topikterbanyak dengan menyumbang sebesar 32% dari

total laporan terbanyak pengaduan Covid-199

Tantangan Kebijakan Terkait Data Dalam Penanganan Covid-19 Di Indonesia

10

Integrasi Data Bansos denganNIK

Ketepatan Realokasi dan Refocusing APBN dan APBD

Transparansi danAkuntabiltas Pengadaan

Barang dan Jasa

Keterpadanan data penerima bansosdi Kementerian Sosial dengan data NIK di Dukcapil Kemendagri, saat ini masih berada di angka 70 juta orang dari total penerima bansos 99 juta orang sesuai database Data Kesejahteraan Sosial Terpadu (DTKS). Di dalam praktiknya, kondisi ini seringkali memicu inclusion dan exclusion error data penerima bansosyang berakibat pada kekacauan pembagian bansos di lapangan.

Transparansi dan akuntabilitas data PBJ.Proses pengadaan barang dan jasa dalam penanganan Covid-19 saat ini juga cukup rentan karena dapat dilakukan dengan swakelola. Kondisi ini memiliki risiko tinggi, karena pada kenyataannya, tidak semua alat kesehatan, APD, atau obat-obatan saat ini tersedia di e-catalogue nasional.

Data realokasi dan refocusing APBD dalam rangka penanganan Covid-19.Berdasarkan data per 6 Mei 2020, telahdilakukan realokasi Rp 26,67 Triliun APBD di 528 pemerintah daerah. Padahal hingga 15 Juni 2020, kabupaten/kota yang melaporkan kepada Gugus Tugas Nasional bahwa daerahnya memiliki kasus COVID-19 hanya 430 kabupaten/kota.