SAT PENELITIAN DAN PEN - …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/laporan-tahunan/lt... ·...

63
SATPENELITIANDANPEN C81,TIFlt :ATF NC)ft) QM117n DAN PENGEMBANGANPETERNAKAN EMBANGANPERTANIAN N ~/- KAN w w-~

Transcript of SAT PENELITIAN DAN PEN - …peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/laporan-tahunan/lt... ·...

SAT PENELITIAN DAN PEN

C81,TIFlt :ATF NC) ft) QM117n

DAN PENGEMBANGAN PETERNAKANEMBANGAN PERTANIAN

N

~/- KANw w-~

LAPORAN TAHUNAN 2010

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

rMoiKAN~arr

Tim Penyusun

Nana SupriyatnaMurtiyeni

Nurul IlmanIGAP Mahendri

JuliyantoLilis Herawaty

Penyunting

Sri Muharsini

Desain Cover

Achmadi Riyanto

I AGRO INOVASI

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN2011

I

KATA PENGANTAR

Laporan tahunan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawabaninstitusi terhadap pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran 2010 .Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melaporkan hasil kegiatan yang telahdilakukan oleh Puslitbang Peternakan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuaidengan tugas pokok dan fungsi institusi . Laporan tahunan ini diharapkan akanbermanfaat dalam memberikan masukan guna penyempurnaan penyusunanrencana kerja tahun mendatang dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada .

Selama tahun anggaran 2010, Puslitbang Peternakan beserta UPT melaksanakan berbagaikegiatan yang bersifat administratif, koordinatif, analisis kebijakan serta kegiatan penelitian danpengembangan dengan tujuan mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbanganbagi penentu kebijakan. Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada Bagian TataUsaha, Bidang Program dan Evaluasi, Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, timanalisis kebijakan peternakan dan veteriner serta dilengkapi dengan ringkasan hasil penelitian unggulanyang dilakukan di UPT lingkup Puslitbang Peternakan .

Informasi yang disampaikan dalam laporan tahunan ini diharapkan dapat menjadi referensiumum bagi semua pihak yang ingin mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslitbang Peternakanbeserta UPT-nya .

Masukan dan saran membangun dari semua pihak sangat diharapkan sebagai bahanpenyempurnaan penyusunan laporan pada waktu yang akan datang. Ucapan terima kasih disampaikankepada semua pihak yang teiah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung .

Bogor, Juni 2011

,1

Dr. Bess Tiesnamurti

LAPORAN TAHUNAN 2010

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

i

I

LAPORAN TAHUNAN 2010

ii

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

I

DAFTAR ISIHalaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

i

ii

iv

I PENDAHULUAN 11

1.1. Visi11.2 . Misi

1.3 . Dasar Pertimbangan 11.4. Tujuan 2

II KEGIATAN MANAJEMEN PUSLITBANG PETERNAKAN 33

2.1. Pembinaan Administrasi Kepegawaian2.2. Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran 42.3. Kebun Percobaan 52.4. Sistem Informasi Manajemen dan Implementasi Database (SIM) 52.5. Koordinasi UPT Lingkup Puslitbangnak, Stakeholder, Perguruan Tinggi dan 7

Pemda2.6. Penyusunan Rencana Kerja 102.7 . Monitoring dan Evaluasi 132.8 . Kerjasama Penelitian 142.9 . Ekspose Hasil-Hasil Penelitian Peternakan 202.10 . Pertemuan Ilmiah 23

III KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UNGGULAN 27

3.1. PUSLITBANG PETERNAKAN 271. Analisa Kebijakan Peternakan dan Veteriner 272. Koordinasi Mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi 303. Koordinasi Pengawalan Sistem Integrasi Sapi-Sawit 31

3.2 . BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER • • 341 . Pemetaan Genetika Virus Avian Influenza di Indonesia 342. Pemetaan Genetik Virus Rabies pada Anjing dan Hewan Reservoir 38

3 .3 . BALAI PENELITIAN TERNAK 401 . Pengawalan Iptek Peternakan untuk Mendukung Program Swasembada

Daging Sapi Kerbau 2014 402. Pembentukan Bibit Induk Itik Pedaging untuk Bibit Niaga 43

3.4. LOKA PENELITIAN SAPI POTONG 471. Pembentukan Pejantan Unggul Sapi PO Berbasis Pakan Lokal dan Murah 472. Perbanyakan Bibit Unggul Sapi PO Bebas Penyakit Strategis 49

3.5 . LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG 511. Pembentukan Kambing Komposit Unggul Tipe Pedaging 512 . Limbah Pertanian Sebagai Pakan Alternatif 54

LAPORAN TAHUNAN 2010

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

iii

I

DAFTAR TABELNo. Halaman

1 . Jumlah pegawai Puslitbangnak yang pensiun, mutasi dan meninggal dunia pada tahun 42010

2 . Perkembangan anggaran Puslitbangnak lima tahun terakhir (Rp .000) 4

3 . Realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak per jenis belanja tahun 2010 (Rp.000) 5

4. Was kebun percobaan di lingkup Puslitbangnak tahun 2010 6

5 . Rekapitulasi RPTP/RDHP/ROPP lingkup Puslitbangnak tahun 2010 6

6 . Pegawai lingkup Puslitbangnak yang memasuki masa pensiun tahun 2010-2015 7

7. Alokasi anggaran pagu definitif 2011 lingkup Puslitbangnak (Rp .000) 11

8 . Rincian DIPA TA. 2011 Puslitbangnak (Rp .000) 12

9. Daftar kerjasama penelitian dalam negeri lingkup Puslitbangnak tahun 2010 15

10 . Daftar kerjasama penelitian KKP3T lingkup Puslitbangnak tahun 2010 17

11 . Penetapan program insentif peneliti dan perekayasa tahun anggaran 2010 18

12. Daftar kerjasama penelitian luar negeri lingkup Puslitbangnak tahun 2010 20

13 Partisipasi Puslitbangnak pada pameran tahun 2010 22

14 Agenda kegiatan pengembangan pembibitan kerbau tahun 2011 26

15 . Respon seleksi dan respon terkorelasi dari generasi PO ke F2 itik PMp 45

16. Produksi telur itik PMp generasi F1 selama 6 bulan 46

17. Rataan bobot hidup, bobot karkas, bobot dada, bobot paha atas, bobot paha bawahitik serati pada tingkat nutrisi ransum dan umur yang berbeda (gram) 46

18. Performans pedet jantan dan betina pada saat lahir dan lepas sapih 47

19. Performans pedet jantan dan betina umur 1 tahun 48

20. Parameter penilaian dan nilai rata-rata 49

21 . Seleksi pedet berdasarkan nilai breeding value dan tinggi badan sapih 50

22. Penyebaran pejantan unggul sapi PO pada kelompok peternakan rakyat tahun 2010 . . . 50

23 . Rataan dan standard deviasi bobot hidup kambing Kacang dan persilangannya dengankambing Boer berdasarkan kelompok umur 53

LAPOR4N TAHUNAN 2010

iv PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

I

DAFTAR GAMBAR

No . Halaman

1 . Struktur organisasi Puslitbangnak 2

2 . Rekapitulasi PNS berdasarkan satuan kerja (orang) 3

3. Rekapitulasi PNS berdasarkan tugas/fungsi satuan kerja (orang) 3

4. Rekapitulasi PNS berdasarkan pendidikan dan satuan kerja (orang) 3

5. Rekapitulasi pejabat fungsional non peneliti berdasarkan satuan kerja (orang) 3

6. Target dan realisasi PNBP di masing-masing UPT Puslitbangnak 5

7. Menteri Pertanian memberikan sambutan pada Semnas 21

8. Kunjungan Menteri Pertanian ke stand pameran 21

9. Booklet kajian analisis kebijakan 29

10. Model mekanisme pendampingan PSDS 2014 30

11. Filogenetika virus AI subtipe H5N1 pada aras gen HAl 36

12. Filogenetika virus AI subtipe H5N1 pada aras gen NA 37

13. Analisis phylogenetic tree terhadap urutan asam amino gen N virus rabies antara isolatIndonesia dibandingkan dengan virus rabies dari negara lain 39

14. Skema alur program pemuliaan dalam pembentukan bibit induk PMp 44

15. Itik PMp 45

16. Hasil seleksi sapi PO jantan umur 2 tahun di foundation stock 48

17. Pejantan unggul sapi PO sebagai pemacek 51

18 . Skema persilangan Kambing Boer dan Kambing Kacang 52

19. Penampilan kambing boerka dengan komposisi darah dan status fisiologis berbeda 54

20. Limbah kulit buah kakao yang difermentasi sebagai pakan kambing 56

Pusat Penelitian dan PengembanganPeternakan (Puslitbangnak) merupakan UnitKerja yang berada di bawah KementerianPertanian dan bertanggung jawab kepadaMenteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal,serta secara teknis fungsional bertanggungjawab kepada Kepala Badan Penelitian danPengembangan Pertanian . Pada posisi tersebutmaka Puslitbangnak mengemban tugas pokokdalam penyusunan kebijakan teknis, rencanadan program, penelitian dan pengembanganpeternakan, serta pemantauan, evaluasi danpelaporan pelaksanaan kegiatan sebagaimanatertuang pada Peraturan Menteri PertanianNomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentangOrganisasi dan Tata Kerja KementerianPertanian .

Puslitbangnak sebagai lembaga penelitianpenghasil dan perakit teknologi didukung olehempat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang beradadi bawah koordinasinya yaitu : 1) Balai BesarPenelitian Veteriner (Bbalitvet), Bogor ; 2) BalaiPenelitian Ternak (Balitnak), Ciawi ; 3) LokaPenelitian Sapi Potong (Lolitsapi), Grati-Pasuruan; dan 4) Loka Penelitian KambingPotong (Lolitkambing), Sei Putih - Medan .

Puslitbangnak sebagai lembaga penelitiannasional mempunyai peran strategis dalammendukung program Kementerian Pertaniankhususnya program Swasembada Daging Sapi .Selain itu Puslitbangnak juga dituntut dapatberperan Iebih besar terutama dalammengantisipasi dinamika perubahan Iingkunganstrategis dan memiliki peran nyata dalampembangunan nasional .

1.1 . Visi

Dalam upaya memenuhi tuntutan-tuntutantersebut, maka Puslitbangnak menetapkan visiyaitu: menjadi lembaga penelitian danpengembangan peternakan yang bertaraf

BAB IPENDAHULUAN

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

internasional yang menghasilkan danmengembangkan inovasi teknologi untukmewujudkan peternakan unggul, berkelanjutan,be-basis sumber daya lokal .

1.2 . Misi

Dalam upaya mencapai visi tersebut,Puslitbangnak menetapkan misi sebagai berikut :1 . Memanfaatkan SDG lokal secara

berkelanjutan untuk menghasilkanbibit/benih/seed vaksin/mikroba ungguluntuk mewujudkan peternakan yangberdayasaing dan berkelanjutan ;

2 . Merakit dan mengembangkan teknologiinovatif peternakan dan veterinermendukung peternakan berkelanjutan ;

3 . Menghasilkan rekomendasi kebijakanpeternakan dan veteriner sesuai dengandinamika dan perkembangan Iingkunganstrategis ;

4 . Meningkatkan kerjasama penelitian danpengembangan dengan lembaga terkait ditingkat nasional dan internasional ;

5 . Menghasilkan publikasi ilmiah bertarafnasional dan internasional, melaksanakandiseminasi hasil penelitian dan menjaringumpan balik teknologi peternakan danveteriner;

6 . Meningkatkan

kapasitas

sumberdayapenelitian secara efektif dan efisien .

1 .3 . Dasar Pertimbangan

Program utama Badan Litbang Pertanian2010-2014 diarahkan pada penciptaan teknologidan varietas unggul berdaya saing . Dalamrangka mendukung program KementerianPertanian dengan 4 target sukses melaluiswasembada daging sapi 2014, Puslitbangnakbeserta seluruh UPTnya dituntut dapat berperansecara aktif dalam upaya mensukseskanprogram tersebut .

LAPORAN TAHUNAN 2010

1

Puslitbangnak dinilai mampu melaksanakanmandat penelitian dan pengembangan di bidangPeternakan dan Veteriner. Mandat yangditerima oleh Puslitbangnak ini merupakantugas yang sangat strategis dalam rangkamendukung program pemerintah khususnyaprogram Swasembada Daging Sapi 2014 .

Bidang Programdan Evaluasi

Balai Besar PenelitianVeteriner

2

SubBidangProgram

SubBidangEvaluasi

Bidang Kerjasama danPendayagunaan Hasil

Penelitian

SubBidang

KerjasamaPenelitian

PUSAT PENELITIAN DANPENGEMBANGANPETERNAKAN

Sub BidangPendayagunaan

HasilPenelitian

KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL

Gambar 1. Struktur organisasi Puslitbangnak

LAPORAN TAHUNAN 2010

1.4 . Tujuan

Tujuan dari laporan tahunan Puslitbangnakadalah menyampaikan informasi tentangpelaksanaan kegiatan manajemen serta hasilkegiatan penelitian dan pengembanganpeternakan dan veteriner lingkup Puslitbangnak .Struktur organisasi di Puslitbangnak dapatdilihat pada Gambar 1 .

Bagian TataUsaha

Balai PenelitianTernak

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

1

Sub Bagian Sub Bagian Loka LokaKeuangan Kepegawaian Penelitian Penelitian

dan dan Rumah Sapi KambingPerlengkapan tangga Potong Potong

2.1 . Pembinaan Administrasi Kepegawaian

Dalam melaksanakan tugas pokok danfungsinya, Puslitbangnak didukung oleh 750orang pegawai yang berstatus Pegawai NegeriSipil (PNS) yang teralokasi pada setiap satuankerja seperti terlihat pada gambar 2 .Berdasarkan tugasnya, pegawai dibagi dalamkelompok fungsional peneliti, fungsional nonpeneliti dan tenaga administrasi sebagai mitrapeneliti di lingkup Puslitbangnak seperti terlihatpada Gambar 3.

noCfC0

mCCD

0

400

300

200

100

0

200

100

0

0 Peneliti

Non Peneliti

BAB IIKEGIATAN MANAJEMEN PUSLITBANG PETERNAKAN

Gambar 2 . Rekapitulasi

PNS

berdasarkansatuan kerja (orang)

ar'

Tenaga Administrasi

Gambar 3 . Rekapitulasi PNS berdasarkantugas/fungsi dan satuan kerja(orang)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Sebagai tenaga inti dalam melaksanakanfungsinya, Puslitbangnak memiliki 145 orangpeneliti yang teralokasi pada setiap UPTberdasarkan tingkat pendidikan seperti yangterlihat pada Gambar 4 .

E S3

S2

Sl

0o

m0

80

60

40

20

LAPOR4N TAHUNAN 2010

71

a~'ca

"~o

F

Gambar 4 . Rekapitulasi

PNS

berdasarkanpendidikan dan satuan kerja(orang)

Selain kelompok fungsional peneliti, UnitKerja Puslitbangnak juga memiliki 126 orangpejabat fungsional lainnya yang secara Iangsungmaupun tidak Iangsung mendukung kegiatanpenelitian seperti yang terlihat pada Gambar 5 .

® Pustakawan0 Litkayasa

Arsiparis °' Humas

Analis Kepegaw

30

Gambar 5 . Rekapitulasi pejabat fungsional nonpeneliti berdasarkan satuan kerja(orang)

3

Seiring dengan perjalanan waktu, jumlahpegawai lingkup Puslitbangnak dari tahun ketahun terus mengalami penurunan . Hal inidisebabkan oleh penambahan pegawai baruyang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlahpegawai yang pensiun, mutasi dan meninggaldunia, secara rinci kondisi ini dapat dilihat padaTabel 1 .

2.2 . Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran

Perkembangan Anggaran yang dikelolaPuslitbangnak lima tahun terakhir (2006-2010)menunjukkan peningkatan antara 52,4%-109,2% pada tahun 2010 (Tabel 2) .

Pada TA 2010, Puslitbangnak mengelolaanggaran sebesar 66 milyar rupiah yang berasaldari dua sumber, yaitu dari Program PenerapanKepemerintahan yang Baik sebesar 44 milyar

4

LAPORAN TAHUNAN 2010

dan Program Peningkatan Ketahanan Pangansebesar 22 milyar terdiri dari Belanja Pegawaisebesar 35 milyar; Belanja Barang sebesar 26,6milyar dan Belanja Modal sebesar 4,5 milyar .

Realisasi kumulatif penyerapan anggaranper Desember 2010 sebesar 62,8 milyar terdiridari realisasi penyerapan anggaran untukBelanja Pegawai sebesar 34 milyar, BelanjaBarang 24 milyar dan Belanja Modal sebesar 4,5milyar. Tabel 3 menunjukan realisasi anggaranlingkup Puslitbangnak TA 2010 .

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dilingkup Puslitbangnak yang terealisasi dandisetorkan ke kas negara hingga akhirDesember 2010 sebesar 1,6 milyar terdiri dariPenerimaan Umum sebesar 69,7 juta dari targetsebesar 28,7 juta dan Penerimaan Fungsionalsebesar

1,5

milyar

dari

target

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

tTabel 1 . Jumlah pegawai Puslitbangnak yang pensiun, mutasi dan meninggal dunia pada tahun 2010

Satuan Kerja Peneliti Non Peneliti Administrasi Jumlah RecruitmentTahun 2009

Puslitbangnak 1 6 7

Bbalivet 1 3 5 9 1

Balitnak 2 4 11 17 1

Lolitsapi 2

Lolitkambing 1 1 2 1

Jumlah 4 23 35 5

Tabel 2 . Perkembangan anggaran Puslitbangnak lima tahun terakhir (Rp .000)

Tahun AnggaranUnit Kerja 2006 2007 2008 2009 2010Puslitbangnak 6.434.783 8.338.472 6.423.038 8 .023 .269 6 .640.470

Bbalivet 12.794.328 49.718.108 22 .524.615 19.242.698 20.667.022

Balitnak 16.654.302 20.797766 21 .629.565 28.115.522 26.888.068

Lolitsapi 2.634.684 3.749.912 6 .757.437 6.372.251 8.337.736

Lolitkambing 2.607.251 3.412.033 5 .340.104 4.032.928 3.945.770

Jumlah 41 .125.348 86.016.291 62.671.759 65 .786.668 66.479.066

Tabel 3 . Realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak per jenis belanja tahun 2010 (Rp.000)

sebesar 1,1 milyar. Gambaran target danrealisasi PNBP dapat dilihat pada Gambar 6 .

1500000

1000000

500000

0

a'F

Gambar 6. Target dan realisasi PNBP dimasing-masing UPT Puslitbangnak

2.3 . Kebun Percobaan

Unit Kerja (UK) lingkup Puslitbangnakmengelola 12 Kebun Percobaan (KP) dengantotal luasan 186,97 ha yang tersebar dibeberapa UPT lingkup Puslitbangnak sepertiyang tertera pada Tabel 4 .

Pemanfaatan KP untuk lokasi penelitiandiperuntukan sebagai kebun produksi tanamanpakan ternak (TPT), sarana penelitian TPT,tempat koleksi plasma nutfah dan penghasilbibit TPT .

Untuk memperoleh hasil yang optimal,maka KP yang ada dikelola secara baik danberkesinambungan antara lain dengan :1 . Melakukan peremajaan TPT ;

LAPORAN TAHUNAN 2010

2. Optimalisasi manajemen bibit ;3 . Pengalokasian dana yang rasional ;4 . Mendayagunakan KP sebagai visitor plot

dan agrowisata ;5 . Memanfaatkan KP melalui kerjasama seperti

bagi hasil, swakelola dan kerjasamapengelolaan (KSP) ;

6 . Mempromosikan sumber benih TPT .

2.4 . Sistem Informasi Manajemen danImplementasi Database (SIM)

Sistem dokumentasi, administrasi danpengelolaan database di institusi pemerintahmaupun swasta saat ini tidak bisa dipisahkandari penggunaan dan pemanfaatan komputerdan perangkatnya yang dikenal sebagaiInformasi Teknologi (IT) . Kemajuan ITberhubungan dengan penciptaan berbagaisoftware, pengolahan dan sistem updating data,jaringan (website), design dan kelengkapanperangkat kerasnya (hardware) . Institusi ataulembaga yang tidak mengikuti danmemanfaatkan perkembangan IT, dipastikantidak akan mampu meningkatkan kinerjanya .

Puslitbangnak dalam kegiatannya, baikkegiatan penelitian maupun manajemen terusmengikuti dan memanfaatkan IT . Kegiatan TA2010 dimaksudkan sebagai upaya pembenahansistem komputerisasi lingkup Puslitbangnak,meliputi pengelolaan sistem database Simprog,Simpeg dan Simonev sebagai penyaji databaseprogram, kepegawaian dan keuangan untuk

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

5

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal JumlahSatuan KerjaRealisasi % Realisasi % Realisasi % Realisasi

Puslitbangnak 3.044.505 96,99 3.107.667 95,64 243.848 97,77 6.396.021 96,32Bbalitvet 11.087.158 99,82 7.324.198 86,64 1 .064.324 96,20 19.475.681 94,24Balitnak 15.323.297 96,09 8.974.188 95,47 1 .475.246 95,76 25.772.732 95,85

Lolitsapi 2.967.664 96,86 2.950.885 77,07 1 .414.885 97,92 7.333.435 87,95Lolitkambing 1.999.109 98,19 1 .743.555 99,93 164.600 99,76 3.907.265 99,02Jumlah 34.421.733 97,53 24.100.493 90,34 4.362.903 96,76 62.885.129 94,59

6

Tabel 4 . Luas kebun percobaan di lingkup Puslitbangnak tahun 2010

LAPORAN TAHUNAN 2010

disajikan dalam berbagai format laporan kepimpinan UK, Badan Litbang Pertanian,Kementan dan Bappenas .

Kegiatan SIM dari tahun ke tahun makindirasakan peranannya . Simprog digunakansebagai penyedia matriks usulan/sasaranprogram/kegiatan, terutama dalam proses danmekanisme pembahasan anggaran tahun 2011 .Simpeg dimanfaatkan dalam penyiapanperencanaan database Sumberdaya Manusia(SDM) manajemen maupun penelitianpeternakan. Sementara itu Simonevdimanfaatkan dalam proses pelaksanaanpemantauan dan evaluasi kegiatan penelitiandan manajemen, di internal UK, UPT lingkupPuslitbangnak, maupun keseluruhan EselonBadan Litbang pertanian .

Tujuan utama kegiatan SIM danImplementasi Database adalah untukmemperoleh data dan informasi SIM yangobjektif, tepat, akurat dan konsisten, sertamudah diakses oleh berbagai pihak yangberkepentingan, terutama pihak manajemeninstitusi guna membantu ketepatan dankecepatan pengambilan keputusan dan ataukebijakan .

Untuk memperlancar kegiatan SIM danmencapai hasil yang optimal, maka telahditetapkan jabatan setiap subsistem SIMmelekat pada jabatan strukturalnya, yaitupenanggungjawab subsistem Simprog adalahKepala Sub Bidang Program, Penanggungjawabsubsistem Simpeg adalah Kepala Sub BagianKepegawaian dan Rumah Tangga, serta

Penanggungjawab subsistem Simonev adalahKepala Sub Bidang Evaluasi, sehingga sistemoperasional masing-masing subsistem SIM bisadilaksanakan dengan cepat dan sinkron denganyang ditentukan .

Kegiatan subsistem Simprog pada tahun2010 meliputi data RPTP/RDHP/ROPP (label 5) .

label 5 . Rekapitulasi RPTP /RDHP/ ROPPlingkup Puslitbangnak tahun 2010

InstitusiPuslitbangnakBbalitvetBalitnakLolitsapi

LolitkambingTotal

Jumlah RPTP/RDHP/ROPP610106738

Sementara itu kegiatan Subsistem Simpegmeliputi data pegawai yang memasuki masapensiun (label 6) . Puslitbangnak jugamelaksanakan kegiatan workshop SIM lingkupPuslitbang Peternakan di Lolitkapo Sei Putihpada tanggal 12-14 Maret 2010 . Tujuankegiatan ini adalah untuk membina SDM dansebagai upaya untuk meningkatkan akurasi dataserta kompilasi sebelum dikirimkan ke BadanLitbang Pertanian .

Informasi yang tersedia dalam Simprogpada umumnya berupa database dan informasidalam bentuk hard copy berupa informasi yangbersifat strategis, diantaranya formulirRPTP/RDHP/ROPP serta report 17 yang memuatmatrik program sasaran dan kegiatan penelitiandan pengembangan .

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

t

UPTJumlahkebun

Luas(ha)

Tupoksi 1)

(ha)Lain-lain2)

(ha)Belum dipergunakan

(ha)Bbalitvet 1 21.00 20.97 0.03 3Balitnak 7 94.57 23.37 33.20 38Lolit Sapi 3 23.40 19.82 3.58 0Lolit Kambing 1 48.00 43 .00 5 0

Total 12 186.97 107.16 27.54 41Keterangan : 1) Luas KP untuk

2) Bangunan,penelitian,

jalan, rumahproduksi hijauan

ibadah dan pendidikandan bibit, serta plasma nutfah TPT

Puslitbangnak melakukan berbagai kegiatanyang bersifat koordinatif dan fasilitatif.Pencapaian misi Puslitbangnak tidak dapatterlaksana dengan baik tanpa koordinasidiantara UPT lingkup Puslitbangnak .

Beberapa pertemuan koordinasi dilakukanantar UPT, antar eselon II Badan LitbangPertanian dan eselon I dilakukan untukmendukung program penelitian danpengembangan peternakan maupun penentuankebijakan . Disamping itu, koordinasi dilakukanuntuk mengetahui kondisi dan perkembangankegiatan di masing-masing UPT sebagai upayauntuk mengoptimalkan penggunaansumberdaya penelitian balk sumber dana, SDM,sarana dan prasarana penelitian .

Secara umum, kegiatan koordinasi UPTlingkup Puslitbangnak bertujuan untuk :1 . Melakukan koordinasi internal UPT lingkup

Puslitbangnak selama tahun 2010, termasukmenghimpun berbagai kegiatan penelitian

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

Beberapa kegiatan pokok yang telahdilaksanakan selama tahun 2010 adalah :

1. Protokol diskusi dan penyempurnaanproposalkegiatan Program InsentifPeneiiti dan Perekayasa (PIPP) TA2010

Protokol diskusi dilaksanakan tanggal 23-24Februari 2010 sehubungan dengan terbitnya SKMenteri Riset dan Teknologi RI No .053/M/Kp/II/2010 tentang Penetapan ProposalProgram Insentif Peningkatan KemampuanPeneliti dan Perekayasa Kementrian Riset danTeknologi yang dibiayai oleh AnggaranPendapatan dan Belanja Negara tahunanggaran 2010 . Dari 34 proposal yang telahdiusulkan, terdapat 26 proposal di lingkupPuslitbangnak disetujui (Bbalitvet 7 proposal,Balitnak 12 proposal, Lolitsapo 3 proposal danLolitkapo 4 proposal) .

t

Tabel 6 . Pegawai lingkup Puslitbangnak yang memasuki masa pensiun tahun 2010-2015

UK/UPT 2010 2011 2012 2013 2014 2015Puslitbangnak 6 4 3 3 3 2Bbalitvet 8 5 2 6 9 23Balitnak 17 7 21 29 23 22Lolitsapi 1 1 3 1Lolitkambing 2 2 4 1

Total 33 19 26 39 42 49

Informasi Simpeg yang tersedia dalambentuk hard copy berupa Daftar UrutKepangkatan (DUK), Daftar Nominatif Pegawai(DNP), Daftar Pegawai yang akan pensiun, danDaftar Laporan DP3 Pegawai . 2 .

yang berkaitan dengan kegiatan Menristekyaitu Program Insentif Peneliti danPerekayasa (PIPP) dan penelitian kerjasamaIainnya ;Melakukan komunikasi antara UPT lingkup

Untuk informasi Simonev tersedia dalam .bentuk hard copy, laporan kemajuan kegiatandisampaikan ke Badan Litbang Pertanian,Kementerian Pertanian dan Bappenas antaratanggal 5-8 setiap bulan .

2.5 . Koordinasi UPT LingkupPuslitbangnak, Stakeholder,

Puslibangnak dengan Pihak Pusat (Eselon1), dan Badan Litbang Pertanian secara duaarah ;

3 . Melakukan

koordinasi

dengan

pihakpemangku kebijakan dan pemerintah

4 .

daerah guna perencanaan penelitian danpengembangan peternakan ;Melakukan koordinasi dengan Perguruan

Perguruan Tinggi dan Pemda

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, 5 .Tinggi (PT) ;Melaksanakan kegiatan ad hoc.

menetapkan 6 fokus bidang prioritas yaitu :1 . Ketahanan pangan ;2 . Sumber energi baru dan terbarukan ;3 . Teknologi dan manajemen transportasi ;4 . Teknologi informasi dan komunikasi ;5 . Teknologi pertahanan dan keamanan ;6 . Teknologi kesehatan dan obat .

2, Workshop persiapan Konsorsium SapiPotong

Workshop dilaksanakan pada tanggal 8-10Maret 2010 di Lolitsapo, Grati . WorkshopPenyiapan Konsorsium Sapi Potong bertujuanuntuk melakukan identifikasi permasalahandalam agribisnis sapi potong meliputi aspekperbibitan, pakan, kesehatan hewan danreproduksi. Peserta dalam pertemuan ini adalahpeneliti lingkup Puslitbangnak, Pemerintahdaerah Kab. Bener Meriah (NAD), Tuban danBojonegoro (Jawa Barat) serta DinasPeternakan prov. Jawa Barat (Balai PembibitanSapi Potong Cijenjing Ciamis), BPTP NAD danBPTP NTT, BPTU Sapi Bali, Pusat TeknologiInformasi dan Komunikasi, BPPT - KementerianRiset dan Teknologi, PT Berdikari UnitedLivestock-Sulawesi Selatan dan PT SulungRanch-Kalimantan Tengah .

Kegiatan konsorsium sapi potong akandilakukan dalam tiga aspek besar terdiri dari : a) .Peningkatan Mutu Genetik Sapi Potong untukmencapai PBBH Optimal ; b) . TeknologiPemeliharaan dengan Pakan Pola LEISA pada

8

menyebabkan program identifikasi, seleksi,pemuliaan dan program perkawinan belumdilaksanakan secara maksimal ;

2 . Sulitnya mendapatkan bibit dan bakalanyang baik ;

3 . Penyediaan pakan murah berkelanjutanuntuk sapi pembibitan dan penggemukan ;

4 . Efisiensi reproduksi induk yang belumoptimal, terlihat dari rataan jarak beranakrelatif panjang yaitu > 18 bulandibandingkan dengan kondisi ideal yaitu< 12 bulan .

Tujuan jangka pendek dari kegiatankonsorsium adalah 1) memperoleh kelahirananak sapi setiap 12 bulan ; 2) memperbaiki lajupertumbuhan sapi penggemukan ; 3)pemanfaatan bahan pakan berbasis sumberlokal dan 4) memperoleh data aktif dari individusapi dengan memanfaatkan microchips. Dalamjangka panjang, konsorsium sapi potongbertujuan untuk 1) menghasilkan bibit unggulsapi potong dari setiap stakeholder terlibat ; 2)menghasilkan teknologi pembibitan danpenggemukan berbasis LEISA spesifik lokasi .

Keluaran dari kegiatan konsorsium pada TA2010 adalah 1) . Bibit unggul sapi potongdengan PBBH prasapih (PO>0,4 kg ; Bali>0,3 kgdan BX>0,5 kg); 2) . Peningkatan efisiensireproduksi dengan days open <3 bulan dantingkat kematian pedet <3% serta 3) . Aplikasimicrochips sebagai identifikasi ternak padasistem perbibitan sapi potong .

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

1

LAPORAN TAHUNAN 2010

Dalam penentuan program insentif yang Sapi Lokal dan Persilangan, serta c) . Sistemakan dilaksanakan, KNRT mengelompokan 4 Identifikasi Sapi Potong dengan Microchips.(empat) program insentif yaitu : Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat1 . Insentif Riset Dasar (RD) ; menyelesaikan

permasalahan

dalam2 . Insentif Riset Terapan (RT) ; pengembangan sapi potong di Indonesia,3 . Insentif Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem terutama yaitu :

Produksi ; 1 . Pembibitan sapi potong di Indonesia4 . Insentif Percepatan Difusi dan Pemanfaatan dikembangkan dengan model cow calf

Iptek . operation oleh rakyat dengan skalaBerkaitan dengan hal tersebut KNRT pemeliharaan

skala kecil .

Hal ini

Juli 2010. Agenda Rapat Koordinasi ke-2 adalah :1) Sosialisasi ISO 9001 : 2008 dan ReformasiBirokrasi di UPT iingkup Pusiitbangnak ; 2)Penyampaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ; 3)Sosialisasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) ;4) Koordinasi Kerjasama dan Diseminasi HasilPenelitian dengan UPT Lingkup Puslitbangnak;dan 5) Koordinasi dan Validasi DatabaseKepegawaian Lingkup UPT Puslitbangnak .

5. Rapat Koordinasi iingkupPusiitbangnak ke-3

Rakor dilaksanakan di Bogor, tanggal 4Desember 2010 sebagai tndak lanjut RapatKerja Badan Litbang Pertanian 2010 yangdiselenggarakan pada 2-3 Desember 2010 sertadalam rangka mendukung kegiatan penelitiandan pengembangan peternakan, manajemendan tata kelola yang baik. Rapat Koordinasi inidipimpin oleh Kepala Puslitbangnak dan dihadiriKepala UPT lingkup Puslitbangnak, KepalaBidang lingkup Puslitbangnak, KoordinatorPenelitian dan Program, Kepala Sub Bidang danBagian pada Puslitbangnak, Kepala TU UPT,Kepala Seksi dan para koordinator jasapenelitian . Pada saat yang bersamaan dilakukanjuga acara lepas sambut Kepala Puslitbangnakyang dihadiri oleh Dr . Darminto, mantan KepalaPuslitbangnak .

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TA HUNAN 2010

Agenda Rapat meliputi :Peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi a

ilmiah (Internasional dan Nasional) ;Upaya penguatan UPBS peternakan danTPT;Akreditasi Laboratorium dan Manajemen ;Peningkatan profesionalisme pegawai ;Rencana Strategis Puslitbangnak ;Kontribusi/supplementasi mated tulisanuntuk Sinar Tani ;Persiapan tunjangan kinerja .

Rapat Koordinasi Nasional IVPengembangan Energi Biogas untukMendukung Program Desa MandiriEnergi

Rapat koordinasi dilaksanakan tanggal 26Agustus 2010, dibuka oleh Deputi BidangKoordinasi Pertanian dan Kelautan, Ir. DiahMaulida . Pertemuan dibagi dalam dua sesi yaitusesi I yang merupakan kebijakan dari instansiterkait dalam pelaksanan pengembangan energiterbarukan (Kementerian ESDM; DirekturTanaman Tahunan Direktorat JendralPerkebunan ; dan Puslitbangnak, Badan LitbangPertanian) sementara sesi II diisi narasumberyang merupakan sesi ketersediaan teknologibiogas asal ternak dan pengalaman lapangpemanfaatan biogas (Kepala Balai BesarTeknologi Energi-BPPT, Dinas Peternakan Prov .Jawa Timur dan Fakultas Peternakan UniversitasBrawijaya) .

Paparan oleh Puslitbangnak tentang : a). UKlingkup Badan Litbang yang melaksanakankegiatan terkait biogas ; b) . Ketersediaanteknologi manajemen pemeliharaan sapi potongyaitu kandang kelompok model Grati denganmodifikasi pada jenis bahan pakan yangmengacu pada ketersediaan bahan lokalspefisik; c) Permasalahan yang dihadapi dalampemanfaatan biogas sebagai sumber energi dand) . Tindak lanjut diusulkan implementasipenerapan biogas di lapang .

Tindak lanjut dari koordinasi ini adalah :

9

1

3. Rapat Koordinasi UPT iingkupPuslitbangnak ke-1 1 .

Rakor dilaksanakan di Bogor pada tanggal22 April 2010 dengan agenda adalah : 1) . 2 .

Progres/kemajuan kegiatan iingkup PuslitbangPeternakan pada triwulan I TA. 2010; 2) . 3 .

Pembahasan rencana kerja 2011 melalui 4 .

pemaparan matriks 2011 ; 3) . Pembahasan dan 5 .

mencari solusi pada kendala kerjasama 6 .

penelitian dan pendayagunaan hasil penelitian ;7 .4) . Pengelolaan aset sarana dan prasarana .

6.4. Rapat Koordinasi iingkup

Pusiitbangnak ke-2

Rakor dilaksanakan di Bogor, tanggal 29'

1 . Perlu dipetakan digester biogas yang sudahdiaplikasikan ke masyarakat,identifikasipermasalahan dan solusi dibutuhkan ;

2 . Terkait bidang peternakan, maka diusulkanuntuk memanfaatkan paket perkandanganmodel Grati pada lokasi penyebarandigester biogas, serta diperlukanpendampingan manajemen ternak efisiendengan kandang komunal berbasis pakanlokal ;

3 . Diperlukan pembentukan dan pembinaankelembagaan dalam pemanfaatan biogas ;

4 . Diperlukan pelatihan dan pendampinganmanajemen teknis pembuatan danpemeliharaan digester biogas;

5 . Diperlukan sosialisasi tentang keunggulanbiogas asal ternak sebagai energiterbarukan ;

6 . Pada lokasi dengan kepemilikan ternakberskala besar, dapat diusulkan untukpemanfaatan kotoran ternak sebagaisumber listrik yang dapat dialirkan kekonsumen yang membutuhkan ;

7 . Sementara pada lokasi peternakan skalakecil, pemanfaatan biogas ditujukan untukpemenuhan kebutuhan rumah tangga .

2.6. Penyusunan Rencana Kerja

Dalam melaksanakan tugas pokok danfungsi Sub Bidang Program pada tahun 2010telah dilakukan berbagai kegiatan terkaitdengan penyusunan program dan anggaran .Tujuan kegiatan ini adalah :

Menyiapkan bahan perumusan kegiatan.

10

1 . Berbagai bahan rumusan program dankegiatan dalam bentuk pembahasan RDP-DPR, Mentan-RI, Kepala Badan LitbangPertanian, dan lain-lain ;

2 . Kumpulan proposal penelitian danpengembangan lingkup Puslitbangnak sertaTerm Of Reference (TOR) 2010;

3 . Konsep matrik usulan kegiatan penelitiandan pengembangan peternakan TA. 2011lingkup Puslitbangnak;

4 . Konsep Rencana Kerja dan Anggaran-Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) TA .2011;

5 . Konsep DIPA Satuan Kerja PuslitbangnakTA. 2011 ;

6 . Simprog TA. 2010 .

Beberapa kegiatan pokok yangdilaksanakan secara ringkas diinformasikansebagai berikut:

1. Protokol diskusi

Kegiatan ini dilakukan untuk membahassecara internal Program Kerja Puslitbangnak2010 yang telah disusun, balk kegiatanmanajemen maupun kegiatan pengembangandengan tujuan untuk mendapatkan masukan,saran, dan pengkayaan sekaligus sebagaisarana koordinasi kegiatan litbang peternakan2010 agar kegiatan yang akan dilaksanakandapat lebih baik, fokus dan terkoordinasi . Padatahun 2010 telah didiskusikan sebanyak 13kegiatan manajemen dan 5 kegiatanpengembangan.

2. Penyusunan matriks 2011

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

1

penelitian dan pengembangan peternakanlingkup Puslitbangnak TA. 2011 ;

2 . Melakukan penyusunan usulan programkegiatan penelitian dan pengembanganpeternakan TA. 2011 ;

3 . Melakukan penyusunan usulan anggaranberbasis kinerja untuk TA. 2011 ;

4 . Melakukan berbagai kegiatan yang bersifatad hoc sesuai permintaan Badan LitbangPertanian .Selama tahun anggaran 2010 Sub Bidang

Program telah menghasilkan :

Proses pengusulan RPTP/RDHP yangdituangkan dalam matriks usulan kegiatanmengacu pada siklus perencanaan programlitbang pertanian berdasarkan PermentanNomor 20/PERMENTAN/TU .200/3/2008 tentang"PedomanProposalPertanian ".

Matriks

Umum Penyusunan dan EvaluasiPenelitian

usulan

dan Pengembangan

kegiatan 2011 disusunlitbanginternal

sebagai

tindak lanjut

kegiatanpeternakan tahun sebelumnya oleh

RKA-KL dan DIPA .

3. Penyusunan anggaran page sementara2011

Kegiatan penyusunan anggaran yangdilaksanakan pada tahun 2010 diantaranyaadalah penyusunan anggaran pagu sementarauntuk 2011 melalui penyusunan RKA-KL 2011,bermula dari penyusunan rencana kerja 2010sebagai tahun pertama dari Renstra ataupunRencana Program Jangka Menengah (RPJM)2010-2014 .

Beberapa perubahan signifikan/ mendasaryang perlu diperhatikan oleh perencana danpenyusun anggaran adalah :1 . Dalam penyusunan RKA-KL di setiap

Esselon I terdapat 1 program, sedangkanEsselon II terdapat 1 kegiatan danselanjutnya secara hirarkis menjadi subkegiatan ;

Tabel 7 . Alokasi anggaran pagu definitif 2011 lingkup Puslitbangnak (Rp . 000)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Pagu sementara tahun 2011 lingkupPuslitbang Peternakan mencapaiRp.73.920.000.000,- mengalami peningkatansebesar 10,07% dari tahun 2010 atau sebesarRp . 7.440.934.000,-

4. Penyusunan anggaran pagu definitif2011

Proses pembahasan anggaran 2011 daripagu sementara sampai dengan pagu definitifrelatif panjang dan dinamis . Melalui beberapapembahasan lanjutan, pagu definitif lingkupPuslitbangnak menjadi Rp .74 .420 .000.000, - .Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 0,67%atau sebesar Rp .500.000 .000,- pada 2 satuankerja yaitu: Lolitsapo (Rp .250.000.000,-) danLolitkapo (Rp.250 .000 .000, -) yang keduanyadigunakan untuk pengadaan kendaraan roda 4 .Posisi alokasi anggaran berdasarkan pagudefinitif 2011 dapat dilihat pada tabel 7 .

11

1

LAPORAN TAHUNAN 2010

satuan kerja di UK/UPT sebagai bentukdukungan inovasi teknologi pada program-program yang telah ditetapkan. Selanjutnyamatrik yang telah disusun dibahas bersamadengan berbagai instansi/stakeholders sekaligusdisosialisasikan untuk mendapatkan umpan

2 . Tahun 2010 merupakan tahun pertama

3.

penerapan secara penuh PenganggaranBerbasis Kinerja (PBK) dan PenetapanKerangka Pengeluaran Jangka Menengah(KPJM) ;Perangkat lunak penyusunan RKA-KL 2011

balik dan pengkayaan mater .Hasil penyusunan matriks tersebut akan 4.

menggunakan aplikasi release 7.1 ;Kegiatan 0001 (gaji dan tunjangan) serta

digunakan sebagai salah satu dasar dalampenyusunan rencana anggaran yang diawalidengan penetapan rencana kerja pemerintah,

0002 (operasional perkantoran) mulai tahun2011 statusnya berubah menjadi komponeninput dari sebuah kegiatan .

Satuan Kerja B . Pegawai(Eks 0001)

OperasionalPerkantoran Modal

Penelitian,Diseminasi & Alokasi

Anggaran (Rp .)(Eks 0002) ManajemenPuslitbangnak 3 .453 .000 1.224.650 248 .000 3.005 .602 7.931.252Bbalitvet 12.132 .000 5.222.900 888.500 4.590.412 22.833.812Balitnak 16.998 .000 1 .876.000 1.411.500 8.898.546 29.184.046Lolitsapi 3 .370.000 515.711 1 .536.152 3.996.505 9.418 .368Lolitkambing 2.240.000 540.000 868.000 1.404.522 5.052 .522Total 38 .193 .000 9.379.261 4.952 .152 21 .895.587 74.420 .000

5. Kegiatan penelitian dan alokasianggaran APBN 2011 iingkupPuslitbangnak

Pada tahun 2011 berbagai kebijakan telahditetapkan ke dalam 3 kategori yaitu : a .Program Utama mendukung swasembadadaging sapi (PSDS) dan Sistem IntegrasiTernak-Tanaman (SITT) ; b. Program StrategisLitbang Peternakan melalui kegiatan Konsorsium(Sapi Perah dan Sapi Potong) dan programKKP3T/Insentif Riset ; dan c. Program in-houseresearch peternakan .

Ketiga program tersebut difokuskan sebagaiperakitan dan atau menghasilkan danmengembangkan inovasi teknologi pertanianuntuk : bibit unggul ternak/benih unggultanaman, pakan ternak, pupuk, alat dan mesinpertanian, teknologi proses, biopestisida,agroinput, model, konsep, too//kit yang lebihdifokuskan pada komoditas dan bidangmasalah .

Alokasi

anggaran

untuk

kegiatanpengembangan di Puslitbangnak sebesar Rp .

Tabel 8 . Rincian DIPA TA. 2011 Puslitbangnak (Rp .000)

LAPORAN TAHUNAN 2010

588.048.000,- atau 7,41% dari total anggaran .Anggaran kegiatan penelitian Bbalitvet sebesarRp.2.739.319.000,- atau 12% dari totalanggaran sedangkan kegiatan penelitianBalitnak sebesar Rp.5.635 .116.000,- atau19 .31% dari total anggaran . Anggaran kegiatanpenelitian Lolitsapo sebesar Rp .3.270.115.000,-atau 34.72% dari total anggaran, dan kegiatanpenelitian Lolitkapo sebesar Rp.968.325 .000,-atau 19.17% dari total anggaran .

6. DIPA Puslitbangnak Tahun 2011

Penyusunan Rencana Kerja DIPAPuslitbangnak tahun 2011 merupakan tugasakhir tahunan yang berkaitan dengan anggaran .DIPA ditelaah bersama dan dikeluarkan olehKanwil XII Direktorat Jenderal PerbendaharaanBandung pada akhir tahun anggaran (Desember2010) dengan nomor 0433/018-09.2 .01/12/2011 tanggal 20 Desember 2010 .Alokasi anggaran sebesar Rp .7.931.252.000,-dan secara terinci diuraikan berdasarkan outputyang dicapai pada tabel 8 .

I

Kode Satker/Kegiatan/Output

Satker/Program/Kegiatan/Output/Sumber Dana Belanja

PegawaiBelanjaBarang

BelanjaModal

Jumlah

412013 Pusat Penelitian dan Pengembangar , 3.453.000 4.230.252 248.000 7.931 .252

018.09.12PeternakanProgram Penciptaan Teknologi dan 3.453.000 4.230.252 248.000 7.931 .252

12.1806Varietas Unggul Berdaya SaingPenelitian dan Pengembangan Peternakan 3.453.000 4.230.252 248.000 7.931 .252

1806.01 Layanan perkantoran (eks 0001 dan 0002) 3.453.000 1 .224.650 4.677.650

1806.02- 12 bulanLaporan perencanaan dan anggaran - 1 135.660 135.660

1806.03laporanLaporan monitoring, evaluasi dan SPI - 1 171 .849 171 .849

1806.04laporanLaporan pengelolaan satker - 5 laporan 508.216 508.216

1806.05 Laporan diseminasi teknologi peternakan - 2.112.297 2 .112.297

1806.0611 laporanLaporan kerjasama bidang peternakan - 1 77.580 77.580

1806.07laporanSarana dan prasarana 12 unit 46.000 46.000

1806.28 Peralatan - 23 unit 182.000 182.0001806.32 Pengadaan buku - 20 buah 20.000 20.000

Jumlah 3.453.000 4.230.252 248.00 7 .931 .252

12 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

2.7. Monitoring dan Evaluasi

Sub bidang Evaluasi Puslitbangnakmempunyai tugas melakukan pemantauan,evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaankegiatan litbang peternakan . Kegiatanmonitoring dan evaluasi (money) dilakukanuntuk mengetahui keberhasilan atau kegagalansuatu kegiatan . Kegiatan ini dilakukan melaluipengamatan dan peninjauan yang dilakukansecara terus menerus atau berkala olehpengelola kegiatan di setiap tingkatanpelaksanaan kegiatan, untuk menentukanrelevansi, efisiensi, efektivitas, dan dampakpelaksanaan program dan kegiatan .

Tujuan dari kegiatan money antara lain :1 . Memantau secara berkala pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja dilingkup Puslitbangnak;

2 . Menghimpun informasi dan mengidentifikasipermasalahan yang berkaitan denganpelaksanaan kegiatan ;

3 . Mendeteksi secara dini hambatan ataukendala-kendala yang dihadapi dalampelaksanaan kegiatan ;

4 . Meningkatkan koordinasi antar UK dilingkup Puslitbangnak agar pelaksanaankegiatan lebih efektif dalam mencapaisasaran ;

5 . Melakukan berbagai kegiatan yang bersifatad hoc sesuai permintaan Badan LitbangPertanian, Puslitbangnak dan lain-lain .Hasil kegiatan Sub Bidang Evaluasi selama

tahun anggaran 2010 adalah :1 . Laporan bulanan dipergunakan sebagai

bahan untuk rapat pimpinan (RAPIM), ditingkat Badan Litbang dan juga sebagaisalah satu media informasi pelaksanaankegiatan di Puslitbangnak . Laporan bulananyang berkaitan dengan penelitian danpengembangan peternakan memuat hasil-hasil penelitian, seminar, workshop,lokakarya, sarasehan, pertemuan ilmiah,pelatihan maupun kunjungan dinas sertasesuatu yang dianggap layak untuk

LAPORAN TAHUNAN2010

diinformasikan . Laporan bulanan dihimpun,didokumentasikan dan didistribusikan kesetiap UPT lingkup Puslitbangnak untukdimanfaatkan oleh para peneliti bidangpeternakan maupun veteriner ;

2 . Laporan hasil money ke UPT, meliputikemajuan pelaksanaan kegiatan yangdilakukan UK lingkup Puslitbangnak, gunamengetahui perencanaan dan pelaksanaankegiatan ataukah terjadi penyimpangan darirencana, atau dapat pula terjadiketerlambatan dalam pelaksanaan ;

3 . Laporan Triwulan, menggambarkan tentangkesiapan dalam melakukan sesuatukegiatan maupun laporan kemajuan setiapkegiatan yang dilakukan di lingkupPuslitbangnak . Laporan triwulan disusuntiga bulan sekali dalam bentuk laporantriwulan I, II, III dan IV . Laporan TriwulanI, berupa inventarisasi data terutamakesiapan kegiatan penelitian (tahapperencanaan) . Laporan Triwulan II, III danIV berisi informasi dan data perkembanganyang dicapai setiap kegiatan. Triwulan IIdisusun pada bulan Juni 2010, sedangkanTriwulan III disusun pada bulan September2010 . Meskipun kemajuan kegiatan danpenelitian dari masing-masing kegiatancukup bervariasi, namun secara umumdalam pelaksanaannya dapat berjalan cukupbaik. Triwulan IV, merupakan hasil evaluasikegiatan selama kurun waktu satu tahun(dari bulan Januari sampai Desember)tahun 2010 ;

4 . Laporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah (LAKIP) tahun 2009,menggambarkan kinerja dari unit kerjalingkup Puslitbangnak selama tahun 2009 .LAKIP 2009 telah dilaporkan dan setelahmelalui proses penilaian oleh IrjenKementan memperoleh predikat A dengannilai 84 ;

5 . Laporan Tahunan 2009, yang berisikaninformasi dari seluruh kegiatan balkmanajemen maupun kegiatan penelitian

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

13

I

pada tahun 2009 di unit kerjaPuslitbangnak. Laporan Tahunan jugadisajikan secara tersendiri ;

6 . Laporan SIM-Monev, laporan inimenggambarkan tentang perkembanganpelaksanaan keuangan per bulan dari bulanJuli sampai Desember pada TA 2010 . Setiapbulan laporan ini disampaikan ke BadanLitbang Pertanian untuk diteruskan padaKemtan dan Bappenas;

7 . Sistem Pengendalian Intern (SPI)Peraturan Pemerintah No 60 tahun 2008tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah, diharapkan dapat digunakansebagai acuan dalam pengaturan secaramenyeluruh mengenai Sistem PengendalianIntern Pemerintah yang telah ditetapkanpada setiap unit kerja. Kepala Puslitbangnaktelah mengeluarkan Surat KeputusanNomor 1157/OT.140/I.5/7/2009 tentangPembentukan Tim Satuan Pelaksana(Satlak) PI Puslitbangnak .

2.8. Kerjasama Penelitian

Dalam rangka peningkatan kapasitaspenelitian dan percepatan penyebarluasan ilmupengetahuan dan teknologi serta optimalisasimanfaat hasil penelitian dan pengembanganteknologi peternakan, Puslitbangnak berupayauntuk menjalin kerjasama dengan pihak lainbaik dalam maupun luar negeri . Adanyakerjasama tersebut diharapkan dapat berbagidengan mitra dalam bentuk SDM, dana maupunsarana dan prasarana . Kerjasama diperukandalam upaya menumbuhkembangkan jaringanpenelitian dan pengembangan di bidangpeternakan guna peningkatan kemampuan,pemanfaatan serta penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi . Selain itu melaluikegiatan kerjasama penelitian diharapkan dapatsaling memanfaatkan potensi yang dimilikimasing-masing pihak dalam upayameningkatkan efektivitas dan efisiensi penelitianuntuk memperoleh kaidah-kaidah penelitian

14

LAPORAN TAHUNAN 2010

secara benar . Hal lain yang juga dirasakanpenting adalah untuk saling memperolehinformasi langsung dari pengguna yang akanbermanfaat dalam upaya menentukan arah danlangkah kebijakan penelitian danpengembangan bidang peternakan di masayang akan datang serta aplikasi hasil inovasiteknologi peternakan bagi pengguna akhir .

Melalui kerjasama penelitian danpengembangan teknologi di bidang peternakandengan pihak lain diharapkan mampumemberikan arah yang tepat denganmemanfaatkan sumberdaya yang ada secaraefektif dan efisien . Hal ini dapat memberikandampak nyata terhadap peningkatanpendapatan masyarakat dan pengembanganwilayah peternakan serta mendukung programketahanan dan keamanan pangan nasionalterutama PSDS tahun 2014 .

Kegiatan kerjasama ini bertujuan :a . Mengembangkan hubungan kerjasama

penelitian UPT/UK dengan mitra kerja baikdalam negeri maupun luar negeri dalamrangka memanfaatkan potensi secaraoptimal ;

b . Meng identifi kasi peluang kerjasamapenelitian dengan pihak mitra melaluipelaksanaan diskusi/workshop/sarasehanyang dapat ditindakianjuti denganpenyusunan proposal kerjasama penelitian .

1. Kerjasarira Dalam Negeri

Program kerjasama ini terutama diarahkanuntuk memacu pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi serta mempercepatalih teknologi kepada pengguna hasil-hasilpenelitian . Kerjasama yang dijalin salingmenguntungkan dan mampu meningkatkanefisiensi, produktivitas sektor agribisnis sertameningkatkan kinerja UK/UPT . Pada tahunanggaran 2010 terdapat 24 kegiatan kerjasamalingkup Puslitbangnak dengan mitra instansipemerintah, lembaga penelitian dan swasta(Tabel 9) .

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

1

Tabel 9 . Daftar kerjasama penelitian dalam negeri lingkup Puslitbangnak tahun 2010

No

Judul Penelitian

1 .

Pemanfaatan teknologi veteriner siap terapseedvaksin virus avian influenza

2 .

Pemanfaatan teknologi veteriner siap terap

3 .

Uji lapang terbatas vaksin Vaxsafe MS padaayam petelur

4 .

Pemeriksaan serologi terhadap avianinfluenza (AI) dengan metode AGP (AgarGel Precipitation)

5 .

Pemanfaatan teknologi veteriner siap terapseed vaksin virus avian influenza

6 .

Penelitian efikasi vaksin Cevac Corymune Kterhadap Salmonella enteritidas pada layer

7 .

Pemanfaatan teknologi veteriner siap terapseedvaksin virus avian influenza

8 . ELISA untuk evaluasi respon imunitasterhadap vaksinasi tetanus pada gajahSumatera

9 .

Pengembangan wahana taman ternak danproduknya di Taman Wisata Matahari

10 . Pelaksanaan kegiatan perencanaan,pendampingan pembibitan danpenggemukan sapi potong

11 . Pelaksanaan kegiatan perencanaan,pendampingan pembibitan danpenggemukan sapi potong

12 . Penelitian dan pengembangan teknologipeternakan tepat guna

13 . Pengujian biologis Domba KompositSumatera dan Barbados Cross hasilpenelitian Balai Penelitian Ternak

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPOR.4N TAHUNAN 2010

15

I

UPT Periode Mitra Kerjasama

Bbalitvet 3 Mei 2010-3 PT. SanbioMei 2011 Laboratories

Bbalitvet 30 Januari2007-30

PT. CapriFarmindo

Desember2010

Laboratories

Bbalitvet Januari 2010-Juli 2010

PT . RomindoPrimavetcom

Bbalitvet 5 Januari2009-4

PT ISAIndonesia

Bbalitvet

Januari 2010

15 Januari2009-14

PT . JapfaComfeed

Bbalitvet

Januari 2010

14 Oktober2009-31 Maret

Indonesia Tbk

PT. Ceva AnimalHealth

2010 Indonesia

Bbalitvet 30 Oktober2009-29

PT. MedionFarma Jaya

Bbalitvet

Oktober 2010

5 Februari2010-5

MasyarakatVeteriner bagi

Balitnak

Balitnak

Balitnak

Balitnak

Balitnak

Februari 2011

2010

2010

2010

2010

2010

KonservasiSatwa LiarSumatera

Taman WisataMatahari

PT HutamaJakartaPerwakilanBanjarnegara

PT HutamaJakartaPerwakilan JawaTengah

Badan LitbangKab. Kampar

DinasPeternakan Kab .Brebes

Tabel 9 . Daftar kerjasama penelitian dalam negeri lingkup Puslitbangnak tahun 2010 (Lanjutan)

Peneliti lingkup Puslitbangnak banyakberperan dalam penentuan kebijakan yangdiambil oleh eselon I lingkup KementerianPertanian . Beberapa komisi yang dibentuk oleheselon I dan melibatkan peneliti Puslitbangnakantara lain adalah : 1) Komisi Bibit; 2) KomisiPakan ; 3) Komisi Kesmavet ; 4) Komisi

16

LAPORAN TAHUNAN 2010

Periode

Mitra Kerjasama9 Mei 2009-

Dinas2013

PeternakanSumatera Utara

2009-2013

SMKN Puspo,Pasuruan

2009-2010

Pemda Kab .Blora

2009-2010

Pemda Kab .Kebumen

2009-2011

Pemda Kab .Kebumen

2009-2011

Pemda Kab .Kebumen

2009-2011

Pemda Kab .Kebumen

2009-2011

Pemda Kab .Kebumen

2009-2011

Pemda Kab .Kebumen

2009-2011

Pemda Kab .Kebumen

2009-2011

Pemda Kab .Kebumen

Kesehatan Hewan ; 5) Komisi KeamananPangan ; 6) Komisi Keamanan Hayati dan ProdukRekayasa Genetika ; 7) Komisi Penetapan danPelepasan Rumpun/Galur Ternak dan 8) KomisiBiosafetydan Biosecurity.

Sub

Bidang

Kerjasama

Penelitianmengkoordinasikan sekaligus memantau kerja

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

No Judul Penelitian UPT14 . Perakitan Kambing Boerka Lolitkapo

15 . Penyelenggaraan praktek kerja industri dan Lolitsapouji kompetensi keahlian

16 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lolitsapodengan kelompok tani ternak NgudiMakmur di Kab. Blora, Jawa Tengah

17 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lolitsapodengan kelompok tani ternak Sido LestariKab. Blitar, Jawa Timur

18 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong . Lolitsapodengan kelompok tani ternak SimpatikKedungjaya di Kab . Kebumen, JawaTengah

19 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lol itsa podengan kelompok tani ternak BantengSamudra Jaya di Kab. Kebumen, JawaTengah

20 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lolitsapodengan kelompok tani ternak Sukamaju diKab. Kebumen, Jawa Tengah

21 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lolitsapodengan kelompok tani ternak Sido Ayem diKab. Kebumen, Jawa Tengah

22 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lolitsapodengan kelompok tani ternak Bina Usaha diKab. Kebumen, Jawa Tengah

23 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lolitsapodengan kelompok tani ternak Harapan diKab. Kebumen, Jawa Tengah

24 . Kerjasama Loka Penelitian Sapi Potong Lolitsapodengan kelompok tani ternak SumberMakmur di Kab. Kebumen, Jawa Tengah

sama Kemitraan Penelitian Pertanian denganPerguruan Tinggi (KKP3T) yang melibatkanpeneliti di lingkup Puslitbangnak. KKP3T yangdilaksanakan mulai TA 2007 merupakankerjasama penelitian antara Badan LitbangPertanian dan Perguruan Tinggi (PT) di

Tabel 10 . Daftar kerjasama penelitian KKP3T lingkup Puslitbangnak tahun 2010

No

Judul Penelitian

1

Peningkatan pertumbuhan lean dan efisiensipakan pada fase akhir pemeliharaanruminansia pedaging melalui utilisasi danpengembangan sediaan isolat eurypeptida

2

Seleksi sifat beranak kembar pada calon indukKambing Kacang, PE, Samosir dan KambingMuara

3

Profil sapi kahayan sebagai sapi lokalKalimantan Tengah dalam mendukungpenyediaan sapi bibit spesifik lokasi

4

Interaksi antar galur dan antikosidan dalammenurunkan off-odordaging itik

5

Pemanfaatan bungkil biji jarak pagar (Jatrophacurcas) sebagai sumber protein dan bahanaktif sebagai anti mikroba pada unggas

6

Model pengembangan sapi Bali di lahan keringmarginal (Kasus Kabupaten Buleleng Bali)

7

Identifikasi fertilitas berdasarkan hormonreproduksi dan genetik pada sapi potong dipeternakan rakyat

8

strategi peningkatan panen pedet melaluisuplementasi legume sebagai sumberFtoestrogen pada pakan induk sapi potong

9

Peningkatan kualitas silase berbasis sisatanaman padi menggunakan bakteri asamlaktat yang diisolasi dari hijauan dalam upayameningkatkan ketersediaan pakan ruminansia

10 Peningkatan manajemen pengelolaan padangrumput napier bermanfaat untuk produk pakanberkhasiat anti-kanker pada susu sapi perah

11 Penambahan mikroba unggul perombak seratyang diisolasi dari saluran pencernaan kerbautropis untuk meningkatkan efisiensi pakan sapipotong

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Indonesia yang mempunyai kompetensi dibidang pertanian dan dibiayai dari DIPA BadanLitbang Pertanian dengan total anggaran KKP3Tlingkup Puslitbangnak sekitar Rp.1,5 Milyar(Tabel 10) .

LAPORAN TAHUNAN 2010

17

Penanggung Jawab(PT)

Usulan Biaya(Rp 000)

Dr . Ir. Rudy Priyanto MSc .

(IPB)

112.830

Dr . Ir. Achmad Farajallah

(IPB)

146.500

Dr . Drh . Iman Supriatna

(IPB)

140.000

Ir. Rukmiasih, MS

(IPB)

120.000

Dr . Ir. Sumiati, MSc .

(IPB)

120.000

Prof. Dr . Ir. Muladno, MSA.(IPB)

148.000

Dr . Ir. Kustono, MSc .

(UGM)

150.000

Prof . Dr . Ir. Endang B, SU .

(UGM)

150.000

Dr . Ir. Budi Santoso, MP

(UNIPA)

124.271

Prof . Hj . Romziah S, Ph.D. drh .

(UNAIRLANGGA)

145.000

Ir. Ahmad Wahyudi, MKes

(UNMUH MALANG)

130.500

Kerjasama Penelitian juga dilakukandengan Kedeputian Bidang PengembanganSipteknas, Kementerian Negara Riset danTeknologi, yaitu dana bantuan hibah dalamrangka pelaksanaan Program Insentif Peneliti

Tabel 11 .

18

dan Perekayasa (PIPP) . Proposal penelitian TA2010 bidang ketahanan pangan yang lolosseleksi (dari 4 UPT Iingkup Puslitbangnak)berjumlah 26 proposal dengan total anggaransekitar Rp.4,3 Milyar (Tabel 11) .

Penetapan program insentif peneliti dan perekayasa tahun anggaran 2010

No

Judul Proposal

1

Penelusuran penciri genetik sifat kelahiran kembarmelalui runutan DNA gen IGF1 (intro dan exon) padasapi perah dan Potong

2

Seleksi kelahiran kembar sapi perah (>50%) dengantingkat pertumbuhan prasapih >0,7 kg/e/hari

3

Peningkatan kelahiran kembar pada sapi PO denganhormon PMSG untuk menghasilkan kebuntingan induk>70% dan kelahiran kembar >_20%

4

Induksi hormon FSH dan flushing legume (0,1% BB)untuk menurunkan mortalitas 30% dan meningkatkanpersentase kelahiran kembar (>20%) pada sapi FH

5

Pengaruh skor tubuh pada pemberian FSH untukmeningkatkan kelahiran kembar >20% dan tingkatkebuntingan >70% pada sapi PO

6

Peningkatan efisiensi kebuntingan (>75%) sapiBrahman Cross calving interval < 15 bulan dengan APP(Anestrus Post Partum) <90 hari

7

Pembentukan galur (Fi) ayam sentul (400 ekor)pedaging (BB=2 kg), umur 18 minggu

8

Pembentukan galur ayam Merawang petelur tahan fluburung (> 60%),umur bertelur 6 bulan dan rataanproduksi 45%

9

Pembentukan open nukleus breeding system (4kelompok) domba komposit Sumatera dengan bobotdewasa >35 kg

10

Perakitan kambing Sapera dengan produksi susu 2 literdan pertumbuhan pasca sapih >100 gr/hari

11

Pembentukan kambing tipe pedaging (Boerka danBoerawa) bobot dewasa 40-60 kg dengan IBtranscervical (kelahiran >70%)

12 Ekstraksi dan produksi manno-oligosakarida (MOS)dari bungkil inti sawit sebagai anti-mikroba danimmunostimulan untuk menekan mortalitas anakkambing sebesar 20-30%

13

Perakitan pakan komplit berbasis limbah kopi untukmeningkatkan laju pertumbuhan 20-30% dan efisiensipakan 10-20% pada kambing Boerka

14 Studi phytohormone (20 ppm) pada fase generatif daneksplorasi kandidiat gen penghasil phytohormon padatanaman bura-bura

LAPORAN TAHUNAN 2010

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Peneliti Utama Anggaran(Rp.000)

Dr . Anneke Anggraeni 218.000

Dr. Lisa Praharani 220.000

Yenny N A, SPt, MP 153.000

Dr. E . Triwulaningsih 145 .000

Ir. Peni Wahyu P 145 .000

Noor Huda K, SPt 220.000

Dr . Sofyan Iskandar 146.000

Dr. Tike Sartika 178.000

Ir. Bambang Setiadi, MS 143 .000

Dr. I . Ketut Sutama 168 .000

Ir. Meruwald Dolok S 148 .000

Ir. Rantan Krisna, MSi 178 .000

Ir . K. Simanihuruk, MSi 135 .000

Dr . Nurhayati D 145 .000

Tabel 11 . Penetapan program insentif peneliti dan perekayasa tahun anggaran 2010 (lanjutan)

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

19

LAPORAN TAHUNAN 2010

No

Judul Proposal

15

Fermentasi tongkol jagung (kecernaan >50%) dalamransum komplit domba Komposit Sumatera denganlaju pertumbuhan >125 gr/hari

16

Peningkatan angka kebuntingan (>65%) sapi BXdengan pakan berbasis limbah sawit (Protein 14%;TDN 65%)

17

Penyapihan dini pedet (3 bulan) untuk perpendekcalving interval (< 15 bulan) serta peningkatanpertumbuhan sapi lokal >1,3 kg/hari

18

Perakitan pakan komplit protein tinggi berbasistanaman Indigo/era sp tahan kering (produksi >30ton/ha) untuk meningkatkan Indeks Produksi (IP)>30% pada kambing induk

19 Seleksi rumput gajah (Pennisetum purpureum) diwilayah lahan kering dengan tingkat produksi 150t/ha/th

20

Prototipe perangkat uji diagnostik cepat (immunostick)Toxoplasmosis (kurang dari 2 jam) dan lebih murah(50%)

21

Produksi pereaksi imunokimia antibodi okratoksin(OTA) (IgG=1-2 mgr/ml) dan konjugat OTA-HRPO(1 :2000) untuk pengembangan teknik ELISA deteksiOTA pada pakan ternak (yang lebih murah 50% darikit impor)

22 Purifikasi(80%) protein penyandi (bovine pregnancyassocieted glycoprotein/BPAG) untuk pengembanganmetoda deteksi dini kebuntingan (hari ke 20) pada sapidengan teknik ELISA

23 Teknik ELISA yang cepat (5 jam), sensitif (<105sel/ml) dan spesifik (>95% untuk deteksi E. Coil015H7 pada bahan pangan asal ternak olahannya

24 Vaksin antraks inaktif yang diberi secara aerosol, lebihmurah (50%), memberikan proteksi >80% dan tanpaefek samping

25 Pengembangan teknik imunodiagnosis ELISA antigen,ELISA antibodi dan imunohitokimia) untuk diagnosa fluburung (H5N1) yang kualitasnya minimal sama dengankit komersial impor, dengan harga lebih murah (50%)

26

Efektifitas ekstrak daun gamal (Gliricida sepium)dengan zat aktif utama 10-15% coumarin sebagai obatpenyakit skabies pada kambing dengan tingkatkesembuhan >95%

Peneliti Utama Anggaran(Rp.000)

Dr . Ir. Dwi Yulistiani 144.000

Prof. Dr . IW Mathius 142.000

Prof. Dr . Ir . K . Diwyanto 137.000

Dr . Ir. Simon P Ginting 144.000

Dr . Bambang R 147.000

Drh. Didik Tulus S,M .Kes .

160.000

Sri Rachmawati, MSc . 134,000

Dr . Indraningsih, MSc . 198.000

Drh. Tati Ariyanti, MP . 161.000

Drh. Adin Priadi 201.000

Dr . Simson Tarigan 201.000

Drh. Dyah H, MSi . 159.000

Z. Kerfasama Luar NegeriKerjasama luar negeri meliputi kerjasama

dengan institusi dan/atau badan hukum antaralain lembaga penelitian, organisasi internasional,perguruan tinggi, swasta, dan/atau LSM dalambidang penelitian dan pengembangan serta alihteknologi. Kerjasama tersebut dilakukan dalamskema bilateral, regional dan/atau multilateral .Kerjasama luar negeri yang dijalin bersifatinstitusional, saling menguntungkan, salingsejajar, inovatif dan didukung oleh sistempengendalian yang ketat. Kerjasamainternasional lebih diarahkan pada penemuan-penemuan baru, baik berupa ilmu pengetahuanmaupun teknologi yang unggul .

Pada tahun 2010, kerjasama penelitian luarnegeri berjumlah 6 kegiatan (tabel 12) .

2.9 . Ekspose Hasil-hasil PenelitianPeternakanPuslitbangnak merupakan salah satu Pusat

Penelitian Komoditas yang mempunyai mandat

20

No.

Judul Penelitian1 .

Improving reproductiveperformance of cows andperformance of fattening cattle inlow input systems of Indonesia andNorthern Australia (LPS/2008/023)

2 .

The detection of wildlife animaldiseases

3 .

Control and characterisation ofhighly pathogenic avian influenzastrains in poultry in Indonesia

4 .

Characteristics and dynamics ofbackyard poultry raising systems infive Asian countries in relation tothe reduction and management ofavian influenza risk

5 .

Biological evaluation of new feedenzymes on laying hens

6 .

Peningkatan performans produksisapi induk dan sapi penggemukanpada sistem input rendah diIndonesia dan Australia Utara(project No . LPS/2008/038)

mensosialisasikan inovasi teknologi yang telahdihasilkan tersebut, diperlukan sarana yangefektif untuk mempercepat diseminasi danadopsi inovasi (teknologi) pertanian olehmasyarakat . Ekspose adalah salah satu mediauntuk menyalurkan informasi tersebut kepadaseluruh kelompok pengguna yang berasal dariberbagai lapisan masyarakat. Kegiatan eksposemerupakan salah satu media yang cukuppenting untuk diikuti oleh Puslitbangnak denganmengupayakan partisipasi dalam setiap eksposeyang dikoordinasikan di dalam maupun di luarlingkup Badan Litbang Pertanian . Koordinasidilaksanakan melalui Bidang Kerjasama danPendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP)dengan unit terkait di lingkup UPTPuslitbangnak .

Tujuan pendayagunaan hasil penelitianpeternakan melalui penyelenggaraan eksposemaupun penggunaan media adalah :

Tabel 12 . Daftar kerjasama penelitian luar negeri lingkup Puslitbangnak tahun 2010

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

UPT Periode Mitra KerjasamaPuslitbangnak September 2009

- 2013 (No RegPHLN Depkeu no :70924001)

Aciar - Australia,BPTP (Jatim, NTB,Sulteng dan Sultra),Universitas Mataram,

Bbalitvet 1 Mei 2009- 1 MeiHalu Uleo, Tadulako)Wildlife Conservation

2010 Society (WCS)Bbalitvet 1 March 2007- ACIAR, Australia

Sept 2010

Bbalitvet 2007-2010 IDRC-Singapura

Balitnak 2009-2011 AB, Vista - Inggris

Lolitsapo 2009-2013 ACIAR, Australia

LAPORAN TA HUNAN 2010

menghasilkan inovasi teknologi bidangpeternakan dan veteriner . Untuk

1 . Menyampaikan inovasi teknologi hasilpenelitian Puslitbangnak dan UPTnya yangmendukung peningkatan daya saing produkpeternakan ;

2 . Mempromosikan kepada masyarakattentang peran dan fungsi Puslitbangnaksebagai lembaga penelitian dalammendorong kemajuan pengembanganpeternakan ;

3 . Mensosialisasikan dan mendiseminasikankomponen teknologi hasil-hasil penelitianbidang peternakan dan veteriner .Kegiatan ekspose/pameran yang dilakukan

pada tahun 2010 adalah :

1. Pelaksanaan Pameran Tunggal

Pameran Tunggal Teknologi Peternakandan Veteriner dilaksanakan tanggal 3-4 Agustus2010, di Balitnak Ciawi, bersamaan denganpelaksanaan Seminar Nasional TeknologiPeternakan dan Veteriner . Mated parneranberasal dari setiap UPT lingkup Puslitbangnak,selain ruang pameran, juga terdapat demplotdan kandang sapi. Menteri Pertanian telahberkenan mengunjungi pameran setelahmemberikan sambutan di acara Semnas,

Gambar 7 . Menteri Pertanian memberikansambutan pada Semnas

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

(Gambar 7) lalu dilanjutkan denganmengunjungi demplot dan stand pameran(Gambar 8) .

2. Keikutsertaan pameran Indoiivestock

Pameran Indolivestock dilaksanakantanygal 8-10 Juli 2010 di ]CC, Senayan Jakartadengan sharing pembiayaan UPT lingkupPuslitbangnak . Keikutsertaan Puslitbangnakdalam pameran dikoordinasikan oleh PT .Napindo sebagai event organizer, sementarauntuk interior design pameran dilaksanakanoleh PT City Neon, associate company dari PTNapindo. Kegiatan ini merupakan pameranteknologi peternakan dan veteriner berskalainternasional dan dilaksanakan setiap 2 (dua)tahun sekali. Tahun 2010 merupakan pameranyang kelima, diikuti oleh stand dari dalam danluar negeri sebanyak tidak kurang dari 360stand . Pameran dibuka oleh Menteri Pertaniandan dihadiri oleh Dirjen Peternakan serta tamuundangan berasal dari berbagai kalangan antaralain : Badan Litbang, Ditjen Peternakan, Swasta,LSM, Peternak, Universitas dan tamu undanganlain baik dari dalam maupun luar negeri .

Gambar 8 . Kunjungan Menteri Pertanian kestand pameran

21

Pada acara pembukaan, beberapa penelitimendapat penghargaan atas jasa-jasanyadalam bidang peternakan baik dari sisi hasilpenelitian, keberhasilan dalam usahapeternakan, maupun kemampuan dalammenciptakan suatu produk. Peneliti Bbalitvet,Prof. Drh . Soeripto mendapat penghargaan atasjasanya menemukan Antigen berwarnaMycoplasm synoviae (MS) dan MycoplasmaPuslitbangnak. Sebanyak 7 partisi posterdisediakan dalam stand . Puslitbangnakmenampilkan banner Puslitbangnak berbahasaIndonesia dan Inggris, dan banner putarintegrasi sawit sapi . Sebanyak kurang lebih 250orang telah mengunjungi stand Puslitbangnakyang terletak di BP 90, dan 20% diantaranyadapat dikategorikan sebagai pengunjung aktifyang kemungkinan mempunyai peluang untukditindaklanjuti dan dijadikan mitra kerjasama .Stand materi Puslitbangnak yang paling menarikminat pengunjung antara lain : masalah pakanternak dan komoditi ternak seperti kambingBoerka, sapi, domba, ayam KUB dan kelinci .Leaflet Puslitbangnak dalam dua versi BahasaIndonesia dan Bahasa Inggris merupakan leaflet

2 2

Tabel 13 . Partisipasi Puslitbangnak pada pameran tahun 2010

LAPORAN TA HUNAN 2010

Galiisepticum (MG) . Antigen berwarna MS danMG digunakan untuk mendeteksi antibodi padaayam yang terinfeksi kuman Mycoplasma .Sebelum antigen berwarna ini dikembangkanBbalitvet, para peneliti kesehatan hewanmenggunakan produk antigen dari luar negeri .Kini antigen ini bisa diproduksi di dalam negeri .Materi dan info guide yang disampaikan padapameran ini berasal dari seluruh UPT lingkupyang paling banyak diambil oleh pengunjung .Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepadapengunjung diperoleh bahwa 50% pengunjungbelum mengetahui Puslitbangnak . Sehinggakedepan Puslitbangnak akan lebih seringmelakukan promosi .

3. Partisipasi pameran yangdikoordinasikan oleh PUSTAKA danUnit Kerja iainnya

Puslitbangnak telah berpartisipasi dalam 11pameran dengan mengirimkan materi pameranmaupun dengan partisipasi info guide ataukepanitiaan. Pameran atau kegiatan promosiyang diikuti (Tabel 13 .) .

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

No . Kegiatan Waktu dan Tempat1 . Pameran Pangan Nasional 28-31 Januari 2010 di JCC, Senayan

Jakarta2 . Pameran AGRINEX 12-15 Maret 2010 di ]CC, Senayan

Jakarta,3 . Pameran Agro and Food 26-30 Mei 2010 di JCC, Senayan Jakarta4 . Pameran HAKI 26-30 Mei 2010 di ]CC, Senayan Jakarta5 . Pameran IOPC 1-3 Juni 2010 di Yogya6 . Pameran Gelar Promosi Agribisnis (GPA) 24-28 Juni 2010 di Soropadan,

Temanggung7 . Hari Susu Nasional 31 Juni 2010 di Lembang8 . Pembukaan Wahana Ternak di Taman Wisata 25 Juni 2010

Matahari (TWM) dan Panen Ayam KUB9 . Gelar Teknologi pada Pekan Serelia Nasional 2010 26-30 Juli 2010 di Sulawesi Selatan10 . Pameran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke- 9-11 Agustus 2010 di Gedung BPPT

15 Jakarta11 . Pameran dalam rangka Semiloka Kerbau 2-4 November 2010 di Lebak, Banten

4. Penyebaran informasi me/a/uiRadioPertanian Ciawi

Kegiatan siaran di Radio Pertanian Ciawi(RPC) dikoordinasi oleh Sekretariat BadanLitbang Pertanian, berupa kegiatan dialoginteraktif melalui acara Karedok (KasawangRarancang Endah Dina Obrolan Kiwari),bergantian antar unit kerja lingkup BadanLitbang Pertanian . Sekretariat Badan LitbangPertanian membuat kalendar pengisian acarauntuk semua unit kerja, termasukPuslitbangnak .

2.10 . Pertemuan Ilmiah

Puslitbangnak merupakan salah satu 'institusi yang bertugas menghasilkan inovasiteknologi di bidang peternakan . Teknologitersebut bukan hanya diperuntukkan bagi parapeneliti atau inovator saja, melainkan yangpenting adalah bagi pengguna/stake holderteknologi . Untuk mensosialisasikan inovasiteknologi yang telah dihasilkan tersebut,diperlukan sarana yang efektif untukmempercepat diseminasi dan adopsi inovasipertanian oleh masyarakat salah satunyamelalui pertemuan ilmiah .

1. SeminarNasiona/ Peternakan danVeteriner

Puslitbangnak telah menyelenggarakanSeminar Nasional Peternakan dan Veteriner(Semnas) dengan tema : "Teknologi Peternakandan Veteriner Ramah Lingkungan dalamMendukung Program Swasembada Daging danPeningkatan Ketahanan Pangan" . Acara tersebutdiharapkan menjadi forum pertemuan antarapeneliti, penentu kebijakan dan pengguna hasilpenelitian agar sistem kerjasama yang salingmenguntungkan dapat terwujud . Semnasdiiselenggarakan pada tanggal 3-4 Agustus2010 di Balitnak, Ciawi, dibuka oleh SekretarisBadan Litbang Pertanian mewakili Ka Ballan,dan dihadiri juga oleh Bapak Menteri Pertanianyang tengah berada di Balitnak untuk shooting"Asyiknya Bertani ".

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Pelaksanaan Semnas menghadirkannarasumber dari Ditjen Peternakan dan Keswanmewakili Kementerian Pertanian, PerwakilanFAO, Perguruan Tinggi dari China, Jerman,Korea, Jepang, Pengusaha, Kelompok Peternak,disamping peserta dari UPT IingkupPuslitbangnak, Instansi lingkup Kementan,Perguruan Tinggi, Pemda, LSM dan KelorpokTani .

Adapun rumusan dari semnas tersebutsebagai berikuta . Kebijakan/Umum

Pemerintah melalui Ditjennak berupayauntuk meningkatkan penyediaanpangan hewani yang aman dankesejahteraan peternak melaluikebijakan dan program pembangunanpeternakan yang berdaya saing danberkelanjutan dengan mengoptimalkanpemanfaatan sumberdaya lokal ;

(2) Program PSDS memprioritaskan dagingsapi, namun juga telah dicantumkansumber protein hewani lainnya dengansyarat ASUH ;Sektor peternakan merupakan salahsatu komoditi yang berperan dalammenyumbang adanya emisi gas rumahkaca . Upaya yang harus dilakukandalam menekan laju emisi dari sektorpeternakan adalah perbaikan dalampasture

manajemen,

perbaikanbudidaya ternak dan peningkatanpengelolaan limbah .

b . Sapi(1) Untuk mempercepat terjadinya birahi

atau kawin pertama setelah beranakdan memperpendek days open sertamemperpercepat pertumbuhan pedetsapi potong, dapat dilakukan denganpembatasan menyusu pedet dan jarakberanak ;

(2) Sapi

potong

lokal

hasil

IBmemperlihatkan pertambahan bobotharian Iebih tinggi dan Iebih efisiendaripada sapi impor Brahman Cross

(1)

(3)

LAPORAN TA HUNAN 2010

23

dengan pemberian pakan lokal sehinggatingkat pendapatannya pun Iebih tinggi ;

(3) Untuk mengevaluasi sapi Bali pejantandapat digunakan metode Animal Modelberdasarkan nilai pemuliaan darikarakter bobot sapih, bobot setahundan pertambahan bobot hidupnyadengan menggunakan program VCE .

c . KerbauTingginya pemanfaatan kerbau lokal Torajadalam kegiatan sosial masyarakat setempatmengancam penurunan populasi, sehinggaada peluang masuknya kerbau pendatang .

d . Kambing/Domba(1) Pengamatan terhadap kambing

menunjukkan bahwa faktor non genetikseperti tahun kelahiran, musim danjenis kelamin anak tidak mempengaruhibobot lahir ;

(2) Sistem integrasi ternak kambing dantanaman jeruk, dapat meningkatkanpendapatan sebesar 34%.

c . UnggasAdanya aflatoksin (150 ppb) dalam ransumyang diberikan pada awal pertumbuhan itikMojosari dan Tegal, tidak berpengaruh padasifat-sifat awal produksi telur .

d . KelinciIndustri kelinci di China merupakan usahakelinci yang terbesar di dunia . Padahalmayoritas skala usaha peternak kelinci jugakecil, namun jumlah peternaknya sangatbanyak yang tersebar di setiap provinsi .Faktor-faktor pendukung pengembanganusaha kelinci ini adalah kebijakanpemerintah, teknologi hasil-hasil penelitian,ketersediaan lahan, dukungan pendanaandari pemerintah daerah serta aspek hukumyang menunjang koperasi kelinci .

e. Pakan(1) Penggunaan pakan komplit berbasis

limbah jagung dapat meningkatkanpendapatan sebesar 19% pada usahasapi bibit . Salah satu bentuk limbahjagung yang dapat dikembangkan

adalah biskuit limbah jagung yangdicampur rumput ;

(2) Bahan pakan alternatif untuk unggasdan babi berupa tanaman obat danlimbah organik untuk menurunkan biayapakan dengan tidak mengurangikualitas pakan ;Pemberian UMBB (Urea MolasesMultinutrien B/ok) dan SPM (SuplemenPakan Multinutrient) pada domba telahmampu meningkatkan produksi daging,susu dan kualitasnya serta memperbaikireproduksi ternak ;

(4) Kombinasi pakan komplit dari berbagailimbah pertanian dan agroindustri tidakmempengaruhi

kualitas

dagingLongissimus dorsi dan Biceps femorisdomba lokal .

f . Pengawetan pakanFermentasi jerami padi dengan Trichodermaviridae selama 8 hari cukup optimal, dilihatdari nilai KCBK dan KCSDN sebesar 54,64dan 35,86% .Pascapanen(1) Pemberian

konsentrat

denganpersentase yang tinggi pada sapi PesisirSumatera Barat akan meningkatkankeempukan daging. Sementara ituteknologi kastrasi mampu meningkatkanpertambahan

bobot

hidup danmenurunkan kadar kolesterol sertamenghilangkan bau amis daging padadaging kambing Marica ;

(2) Alternatif makanan kesehatan bagimasyarakat yaitu makanan probiotikdiantaranya adalah sosis probiotik .Adapun penanganan daging sapi dandomba segar untuk disimpan pada suhudingin dapat diawetkan dengan asapcair .

h . Tanaman pakan ternak(1) Dua jenis TPT yang telah terbukti

sangat tahan kering dan mempunyainilai gizi tinggi adalah leguminosa herba

9 .

(3)

LAPORAN TAHUNAN 2010

24

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

merambat yaitu Clitoria ternatea danCentrosema pascuorum cv.; Cavalcade,

(2) Penanaman hijauan leguminosa sebagaisumber protein antara lain Alfalfa(Medicago sativa L), Siratro(Macroptilium atropurpureum),Desmodium uncinatum, kelor (Moringaolefera) dan Arachis glabrata mamputumbuh dan berproduksi dengan balk .

i . VeterinerHasil isolasi dan identifikasi Bovineherpesvirus-1 (BHV-1) pada sapi perahdan sapi potong menunjukkan bahwaBHV-1 lebih sering terdeteksi oleh ujinPCR dibandingkan dengan isolasi virus .Hal itu menunjukkan bahwa uji nPCRlebih sensitif. Menyebabkan infeksisaluran pernafasan pada ternak sapi,yang dikenal sebagai penyakit IBR(Infectious bovine rhinotracheitic) ;

(2) Stres oksidatif pada tikus menyebabkankadar enzim superoksida dismutase(SOD) menurun dan malona/dehida(MDA) hati meningkat . Pemberianisoflavon dapat mengatasi penurunanSOD dan mencegah peningkatan kadarM DA ;Biosekuriti pada unggas yang dipercayasebagai salah satu cara utama untukmencegah terjadinya wabah flu burungserta tindakan preventif lainnyaternyata hanya dipahami oleh 50%peternak, meskipun bahaya flu burungtelah dipahami dengan balk ;

(4) Cemaran bakteri Salmonella spp, padadaging ayam dapat didekontaminasidengan radiasi suhu . Di lain pihakmeskipun banyak daging ayam yangmengandung

antibiotika

terutamaresidu tetrasiklin, nilai residunya masihaman untuk dikonsumsi ;Telah dilakukan upaya perbaikanmetode dan teknik vitrifikasi mencakupkonsep pengurangan konsentrasi darikriopektan,

peningkatan

tingkat

(1)

(3)

(5)

PUSAT PENELI*IAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

pendinginan dan pengenceran kembali,pemulihan meiosis spindle dan waktufertilisasi untuk meningkatkan lamasimpan sel sampel .

2. Seminar Nasionai Kerbau

Seminar dan Lokakarya Kerbau TingkatNasional Tahun 2010 dengan tema "PercepatanPerbibitan dan Pengembangan Kerbau melaluiKearifan Lokal dan Inovasi Teknologi untukMensukseskan Swasembada Daging Kerbau danSapi serta Peningkatan KesejahteraanMasyarakat Peternak" diselenggarakan di Lebak,Kabupaten Banten pada tanggal 2-4 November2010, acara dibuka oleh Menteri Pertanian sertadihadiri oleh Gubernur Banten, DirjenPeternakan dan Keswan, pejabat pusat maupundaerah, penyuluh seprovinsi Banten, sertapelajar. Kegiatan ini dapat terlaksana ataskerjasama Ditjen Peternakan dan Keswan,Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak, DinasPeternakan Provinsi Banten dan Puslitbangnak .

Pelaksanaan Semiloka ini menghadirkannarasumber Dir. Perbibitan, Ditjen Peternakandan Keswan, Puslitbangnak, PerwakilanAustralia, Perguruan Tinggi dari Unpad danPakistan, serta Pemdan Prov . Banten, disampingpeserta dari UPT lingkup Puslitbangnak, Instansilingkup Kementan, Perguruan Tinggi, Pemda,BUMN, Swasta dan LSM .

Semiloka telah menghasilkan rumusansebagai berikut :a . Pada tahun 2010 telah ditetapkan komoditi

kerbau menjadi bagian dari ProgramPercepatan Swasembada Daging Sapi danselanjutnya menjadi Program SwasembadaDaging Sapi dan Kerbau (PSDSK) tahun2014, dengan demikian ke depanpengembangan kerbau akan mendapatperhatian ;

b . Ternak kerbau di Indonesia, umumnyamemiliki peran sebagai tenaga kerja,produksi daging, penghasil susu, tabungan,status sosial dan upacara ritual . Salah satupermasalahan dalam peningkatan populasi

25

pejantan terseleksi untuk kawin alam danpenyediaan semen beku untuk inseminasi

f .buatan ;

c . Hal-hal yang perlu mendapat perhatiandalam pengembangan ternak kerbau adalahpeningkatan mutu genetik, manajemenpemeliharaan (pakan, kesehatan, sistempemeliharaan dan produksi), dan inovasiteknologi. Dengan demikian perlu adanyakerjasama antara tiga pilar utama, yaitupemerintah (pusat-daerah, lembagapenelitian, perguruan tinggi), swasta(perusahaan pembibitan ternak) danmasyarakat peternak ;

d . Beberapa kegiatan operasional yang telahdilakukan dalam pengembangan ternakkerbau, antara lain adalah analisispemenuhan kebutuhan bibit kerbau danpenyusunan road map perbibitan ternakkerbau tahun 2010-2014;

e . Lokasi pusat pengembangan ternak kerbauada 19 kabupaten/kota, yaitu Simeuleu,

h.Toba Samosir, Humbang Hasundutan,Sijunjung, Batang Hari, Ogan Komering Ilir,

9 .

Tabel 14. Agenda kegiatan pengembangan pembibitan kerbau tahun 2011

LAPORAN TAHUNAN 2010

Pandeglang, Lebak, Cirebon, Brebes, Ngawi,Kutai Kartanegara, Kota Baru, Toraja Utara,Tana Toraja, Sumbawa, Sumba Timur,Sumba Barat dan Poso;Strategi pembibitan kerbau pada tahun2011 mengacu pada road map perbibitanternak kerbau yaitu :(1) Peningkatan penyediaan bibit, melalui

penyediaan semen beku kerbau untukinseminasi buatan, penjaringan kerbaubibit, optimalisasi peran dan fungsi UPT,UPTD serta Village Breeding Centre(VBC) .

(2) Perbaikan mutu bibit melalui programbreeding dan penerapan Good BreedingPractices kerbau .

(3) Pemanfaatan APBN dan APBD di daerahuntuk

pengembangan

perbibitankerbau .

Semiloka dan Evaluasi Perbibitan KerbauNasional VI tahun 2011 belum ditentukanlokasi pelaksanaannya . Propinsi KalimantanTimur dan Kalimantan Selatan merupakancalon tuan rumah ;Agenda

kegiatan

pengembanganpembibitan kerbau tahun 2011 (Tabel 14) .

26

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

No Kegiatan Pelaksana1 Identifikasi wilayah sumber bibit kerbau dan kelompok VBC kerbau Ditjen Peternakan dan Kesehatan

Produksi semen beku kerbau Hewan2 Pendampingan dan pengawalan VBC kerbau dalam upaya Puslitbangnak

perbaikan mutu genetik ternak kerbau Perguruan TinggiPendampingan teknologi yang berkaitan dengan produksi danreproduksi ternak kerbau di wilayah pembibitan sumber bibitkerbau

3 Penyusunan Grand Strategy pengembangan ternak kerbau di Pemerintah provinsiprovinsi dan rencana aksi tahunan yang mengacu pada Road Mapperbibitan ternak kerbau .Pembinaan dan bimbingan penerapan prinsip pembibitan sesuaiGood Breeding Practices kerbau .Alokasi APBD untuk pengembangan kerbau

4 Penyusunan Grand Strategy pengembangan ternak kerbau di Pemerintah kabupaten/kotakabupaten dan rencana aksi tahunan yang mengacu pada GrandStrategypengembangan ternak kerbau provinsi .Pelaksanaan prinsip pembibitan sesuai Good Breeding Practiceskerbau .Alokasi APBD untuk pengembangan kerbau

ternak kerbau adalah

keterbatasanpejantan . Solusi untuk mengatasi haltersebut dilakukan melalui penyediaan

BAB IIIKEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UNGGULAN

3.1 . PUSLITBANG PETERNAKAN

1. Anaiisis Kebijakan Peternakan danVeteriner

Saat ini pemerintah kembali mencanangkanProgram Swasembada Daging Sapi (PSDS)2014, setelah beberapa kali program inidicanangkan tetapi belum dapat terealisasi,akibat importasi daging/sapi bakalan masihtinggi (30%) . Impor sapi bakalan diperkirakanterus meningkat dan telah mencapai Iebih dari600 ribu ekor per tahun. Kenaikan impor inidisebabkan oleh beberapa kemungkinan, antaralain: 1) laju peningkatan produksi daging Iebihrendah dibandingkan laju peningkatankonsumsi ; 2) produksi daging tetap/turunsedangkan permintaan daging meningkat ; dan3) produksi daging turun cukup tajam walaupunpermintaan tetap sama karena daya belimasyarakat yang lemah .

Tim Analisis Kebijakan Peternakan danVeteriner melalui kegiatan lokakarya maupundiskusi ilmiah, telah melaksanakan kegiatanantara lain :

a . Kajian teknis dan analisis kebijakanimportasi bibit sapi potong dari negaratertular PMK

Berdasarkan Resolusi OIE No. 19 bulan Mei2009, sampai saat ini Indonesia dinyatakanmasih bebas dari penyakit mulut dan kuku(PMK). Di seluruh dunia terdapat 64 negarayang dinyatakan bebas PMK . Indonesia dapatmemilih untuk mengimpor bibit sapi dari salahsatu dari ke-64 negara yang bebas PMK, namunjenis sapi yang tersedia dari negara-negaratersebut kebanyakan jenis Sos taurus, yangtidak sesuai dengan kondisi alam tropisIndonesia . Jenis sapi yang diinginkan adalahsapi Bos indicus, yang hanya terdapat padabeberapa negara saja seperti India, Brazil, danArgentina, yang masih belum bebas PMK .

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMSANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

Adanya dukungan teknologi bidangveteriner yang saat ini telah sangat majudisertai dukungan peraturan perundang-undangan, maka impor sapi bibit dari negaratertular PMK sangat mungkin untukdiaksanakan . Prinsip kehati-hatian denganpendekatan independen dan terintegrasi lintassektoral menjadi dasar pertimbangan dalam halini .

Pelaksanakan importasi sapi potong darinegara tertular PMK kiranya perlumemperhatikan : 1) persyaratan teknisinternasional OIE ; 2) peluang memanfaatkanpulau-pulau kecil dan teruar sebagai "pulaukarantina" atau protection zone dan pulaupengembangan sapi bibit; 3) penguatan otoritasveteriner; 4) peninjauan kembali KepMentan3238/2009 tentang penggolongan jenis hamapenyakit hewan karantina, penggolongan danklasifikasi media pembawa ; dan 5) penguatanperaturan (PP Siskeswanas, termasuk untukpulau karantina/protection zone dan lainsebagainya) .

Dalam implementasi impor sapi bibit darinegara tertular PMK, diperlukan penguatan danrevitalisasi Pusat Karantina Hewan dalammelakukan tindakan karantina yang didukungoleh kesiapan infrastruktur . Saat ini pilihanuntuk impor sapi hidup dari negara tidak bebasPMK masih terkendala adanya keterbatasansarana dan prasarana karantina, dimana masihmenggunakan Instalasi Karantina HewanSementara (IKHS) yang tersebar serta lokasinyaberada "di dalam" .

Dalam melakukan importasi sapi potongdari negara tertular PMK perlu juga mengikutiUU No.18 tahun 2009 serta perlu dilakukananalisa resiko, yang saat ini masih menjadiwewenang Direktorat Kesehatan Hewan, DitjenPeternakan dan Kesehatan Hewan .

27

b. Penajaman program pengembangansapi betina produktif (SBP) mendukungPSDS - 2014

Tujuan pemeliharaan sapi di peternakrakyat bukan berdasarkan sikius produksi yangada, sehingga jika sewaktu-waktu peternakmembutuhkan uang tunai SBP yang dimilikiakan dijual . Sebagian besar sapi jantan daridaerah sumber bibit seperti NTT, NTB, Bali,Jatim, Jateng, DIY, Sulsel dan daerah lainnyadijual ke Surabaya, Jakarta, Jawa Barat danBanten atau Kalimantan . Hal ini mengakibatkanrumah potong hewan (RPH) di wilayah sumberternak ini kesulitan memperoleh sapi slappotong, sehingga banyak SBP dipotong untukmemenuhi kebutuhan daging penduduksetempat. Pelarangan pemotongan SBP danpengantar-pulauan sapi bibit menyebabkan SBPtidak laku dijual sehingga harga SBP lebihrendah dibandingkan dengan sapi jantan .Kondisi ini menyebabkan pemotongan SBP diwilayah sumber bibit atau gudang ternak sangatbesar, diperkirakan secara nasional telahmencapai sekitar 150-200 ribu ekor per tahun .

Pemotongan SBP sejak lama telah dilarang,dan berdasarkan UU No. 18/2009 dapatdikenakan sangsi administrasi (denda) maupunhukuman kurungan yang cukup berat. Namunsampai saat ini sangsi tersebut belumditetapkan . Pemotongan SBP banyak dilakukandi RPH resmi secara terang-terangan ataudengan cara melukai ternak agar SBP tidaklayak untuk dikembang-biakkan . Pemahamandari kesadaran dari seluruh pemangkukepentingan masih sangat beragam, sehinggaperlu tindakan konkrit yang Iebih operasional .

Pengembangan SBP harus dilakukan secarakomprehensif dan terintegrasi lintas sub sektormaupun sektoral baik di tingkat pusat maupundaerah. Guna penyelamatan SBP perlu adanyalembaga keuangan yang mampu memberi kreditmaupun dana talangan kepada peternak yangmemerlukan uang dan akan menjual SBP.Penjaringan dilakukan sejak tahap awal dipeternak dengan memberdayakan kelembagaan

LAPORAN TA HUNAN 2010

yang ada (kelompok ternak, koperasi) dan jugaintensifikasi penyuluhan . Selain itu perludilakukan transmigrasi SBP sebagai calon bibitdari wilayah padat ke wilayah kurang ternak .

c . Upaya peningkatan kinerja sapi BXdalam usaha cow-calf operation (CCO)untuk menambah populasi sapi potong

Pada tahun 2005, Ditjen Peternakan danKesehatan Hewan telah mencobamengembangkan sapi Brahman Cross (BX) diBPTU Sumbawa dan UPTD-DIY di Kulon Progo .Sebagian besar sapi (>90%) dapat beranak,dan banyak yang telah melahirkan untuk keduakali, sehingga tahun 2006-2008 telahdilaksanakan program aksi pembibitan sapi BXyang tersebar di berbagai propinsi di Sumatera,Jawa, Kalimantan dan Sulawesi . Dari hasilevaluasi sementara pada tahun 2009 oleh TimFakultas Peternakan Unibraw, Itjen KementerianPertanian dan pakar reproduksi FKH-IPBdisimpulkan bahwa terdapat beberapa masalahdalam pengembangan CCO sapi BX .

Salah satu penyebabnya adalah 'anjlog'-nyaharga daging dan sapi akibat 'banjir' sapi dandaging impor sejak pertengahan tahun 2009 .Kondisi ini telah mengakibatkan gairah peternakmenurun, sehingga pemerintah mengambilkebijakan untuk 'mengerem' impor sapi bakalandari Australia . Pada pertengahan bulan Juli2010, harga sapi siap potong di tingkatpeternak mulai menunjukkan peningkatan .Terkait masalah pengembangan CCO sapi BXdan antisipasi pasokan sapi bakalan, Tim Anjakmerumuskan beberapa hal :1 . Sapi BX yang diusahakan oleh kelompok

peternak untuk CCO atau perbibitan tidaksemuanya mampu berreproduksi denganbaik, karena : (i) tingkat kelahiran dankebuntingan kembali yang rendah ; (ii)sebagian sapi yang diberikan adalah sapitua

atau

sapi

tidak

layak

untukperkembangbiakkan ;

dan

(iii) tingkatkematian atau kejadian abnormalitas

28

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

(dystocia, keguguran, dsb) masih sangattinggi .

2. Kondisi ini terjadi karena beberapa sebabantara lain : (i) peternak tidak memilikikemampuan dalam menyediakan pakanmurah sepanjang tahun untuk menjaminBody Condition Score sapi yang tetapterjaga ; (ii) pengadaan ternak belum sesuaidengan rencana dan harga yang harusditanggung peternak terlalu tinggi ; (iii)pendampingan oleh instansi terkait sangatterbatas; serta (iv) perencanaan danpedoman yang ada mungkin belum dikajisecara mendalam, termasuk dalammenetapkan kelompok peternak maupunlokasinya .

3 . Untuk itu diperlukan suatu kajian dalampengembangan sapi BX, sebelum programusaha CCO diperluas, meliputi : (i)mekanisme pengadaan sapi, termasukharga yang harus ditanggung peternak; (ii)jaminan purna jual, atau asuransi bilaternak sakit, majir atau mati yang bukan

Gambar 9. Booklet kajian analisis kebijakan

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

disebabkan karena kesalahan peternak ; (iii)jaminan pemasaran untuk pedet atau sapihasil penggemukan; serta (iv) bentukbantuan, berupa intensitas pendampingan,sistem pemeliharaan, sistem perkawinan,dan penerapan Good Farming Practice.

Dengan melihat permasalahan tersebutdirekomendasikan bahwa pengembaogansapi BX untuk CCO harus dikaji ulangdengan perencanaan lebih matang,transparan, serta memperhatikan kelayakanteknis maupun ekonominya . Ternak yangsudah terlanjur disebarkan perlu dilakukanevaluasi secara menyeluruh . Kajian inisangat tepat bila sejak awal melibatkanswasta atau koperasi yang sudahberpengalaman, serta pendampingan yangmemadai .Berdasarkan serangkaian kegiatan kajian

yang dilakukan, beberapa hasil diantaranyatelah disusun dalam bentuk booklet analisiskebijakan peternakan dan veteriner (Gambar 9) .

29

2, KoordinasiMendukung ProgramPencapaian Swasembada Daging Sapi

Program Swasembada Daging Sapi (PSDS)merupakan program utama KementerianPertanian yang diharapkan dapat tercapai padatahun 2014. Program tersebut harus didukungdengan keberhasilan pencapaian produksidaging sapi Nasional . Blue Print PSDS (2010)menyatakan bahwa kegiatan pokok dariprogram PSDS 2014) adalah : a) penyediaanbakalan sapi potong ; b) peningkatanproduktivitas dan reproduktivitas ternak sapilokal ; c) penyediaan bibit sapi potong ; d)pencegahan pemotongan sapi betina produktif;dan e) revitalisasi aturan distribusi danpemasaran ternak . Disisi lain, tersedia juga SDMpeternakan dan teknologi yang siap terap untukmenunjang keberhasilan program PSDS .

Salah satu kegiatan yang dilakukanPuslitbangnak adalah koordinasi mendukungPSDS yang bertujuan untuk melakukankoordinasi dukungan teknologi peternakan dan

30

Pembibitan

1 . s/c < 1 .552 . Jarak antara beranak

<14 bulan3 . Angka kelahiran > 704 . Kematian Pedet pra sapih < 35 . PBBH pedet pra sapih

1 . Bali/Madura > 0 .3 Kg2.P0>0.4kg3 . silangan > 0.8 kg

Gambar 10. Model mekanisme pendampingan PSDS 2014

LAPORAN TAHUNAN 2010

veteriner (internal Badan Litbang Pertanian danKementerian/Lembaga lain) terhadap programNasional PSDS. Kegiatan ini juga bertujuanuntuk menentukan jenis teknologi peternakandan veteriner yang dapat diaplikasikan gunamendukung keberhasilan PSDS, sekaligusmemantau dan mengevaluasi keberhasilanteknologi yang diaplikasikan pada lokasidan/atau populasi sapi yang menjadi basiskerja . Manfaat yang diharapkan dengankegiatan koordinasi mendukung PSDS adalahterimplementasinya teknologi peternakan danveteriner secara tepat .

Gambar 10 menunjukkan bahwa dukunganterhadap PSDS dilakukan secara bersama-samaoleh UK maupun UPT dengan introduksiteknologinya masing-masing . Puslitbangnakberkontribusi dalam penerbitan buku pedomanDukungan Teknologi Sapi Potong dan bukupedoman dukungan PSDS . Penyediaan teknologivaksin dan obat dilakukan oleh Bbalitvet,sedangkan Balitnak dan Lolitsapo berkontribusi

Pengemukan

1 . PBBH1 . PO > 0 .7 kg/hari2 . Bali/Madura> 0 .9 kg3 . Silangan > 0.9 kg

2 . Bobot potong minimal PO< 450 kg, Bali Madura< 300 kg, Silangan > 600 kgPersentase karkas > 49

3 . kematian 0

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Pedum pembibitan dan

PuslitbangnakPenggemukan Sapi Biaya Rendah

Teknologi vaksin dan obatPenyediaan

BPTP

BBalitvet DemplotMated PenyuluhanPendampingan teknologi

Teknologi Nutrisi dan ReproduksiBalitnak

Pejantan Unggul (20 Prov) dan KelembagaanPelatihan

Lolit SapiTeknologi Pasca Panen

BBPascapanen 110110BB Mektan Alsin

iOutputBBP2TP

Koordinasi dan Monev

dalam hal penyediaan teknologi nutrisi,reproduksi dan pejantan unggul . Pelaksanaankegiatan di lapang tentunya tetap melibatkanBPTP di masing-masing lokasi .

Disamping itu juga telah dihasilkanbeberapa teknologi peternakan dan veterinerterpilih untuk dukungan PSDS serta pelaksanaankoordinasi dukungan PSDS di lokasi terpilihyang dihasilkan . Teknologi dan lokasi terpilihtersebut ditetapkan melalui serangkaianpertemuan koordinasi baik di lingkup BadanLitbang Pertanian, maupun bersama-samadengan Dinas Peternakan dan BPTP propinsiterkait. Pada gambar 11 juga terlihat bahwahasil yang diharapkan terkait tingkatproduktivitas sapi adalah pencapaian jarakberanak < 15 bulan, bobot potong > 400 kg,dan S/C = 1,5 .

Terdapat 170 kabupaten, 277 Kecamatandan 318 desa di 24 propinsi yang merupakanlokasi terpilih untuk dukungan PSDS . Jumlahternak sapi sekitar 41 ribu ekor dengan bangsasapi lokal (PO, Bali, Brahman, Aceh dll) dan sapipersilangan (Simmental dll) . Ada 3 propinsiyang diprioritaskan untuk perkawinan alam(INKA) yaitu NTT, Sultra dan Sulteng,sedangkan propinsi yang diprioritaskan untuk IBmeliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,DI Yogyakarta dan Bali . Propinsi yangdiprioritaskan untuk kedua jenis perkawinanadalah NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung,Riau, Jambi, Kalsel, Kalbar, NTB, Sulsel, danGorontalo .

Teknologi peternakan dan veteriner terpilihuntuk dukungan PSDS ada 9 meliputi : (1)pengelolaan hijauan pakan ternak; (2)

pengawetan pakan (silase) ; (3) pengolahanpupuk kandang (pupuk organik, biogas) ; (4)pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakanternak (pelepah kelapa sawit, jerami padi) ; (5)suplemen pakan (UMB) ; (6) Penanganan danpencegahan penyakit; (7) inseminasi buatan ;(8) perkandangan dan (9) kelembagaanpeternak. Kegiatan pengawalan PSDS di lapang

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

belum terlihat hasilnya secara nyata . Hal iniberkaitan dengan beberapa masalah yangdihadapi oleh penanggung jawab kegiatan PSDSdi BPTP meliputi :(1) Teknis :

a)

BPTP berharap bahwaPengemasan teknologi spesifik lokasidilaksanakan

oleh

Puslitbangnak,

b)Mengingat ketersediaan pakan rangfluktuatif,

maka

diperlukan

strategipengaturan musim beranak spesifik dimasing-masing

daerah,

c)

Banyakpermasalah sapi BX mengenai kegagalanperkawinan yang tidak kunjung buntingagar dapat dituntaskan ;

(2) Kebijakan : a) Impor sapi agar tidakmerugikan harga sapi lokal ; b) ProgramKUPS

kurang

berhasil,

tampaknyaperbankan yang ditunjuk oleh Ditjennakbelum siap dalam mendukung kegiatan ini ;c), Pengembangan sapi potong disarankanmelalui KKPE ; d) Pengaturan lalu lintasternak agar lebih diawasi ; e) Perlu dikeloladan dikoordinir pemanfaatan dana CSRuntuk pengembangan sapi potong ;Kelembagaan : Keterbatasan penyuluh yangada di lapang menyebabkan kebutuhantidak sesuai dengan bidang kepakaran .Rekomendasi untuk pelaksanaan TA 2011

difokuskan hanya untuk BPTP yang benar-benarmempunyai tenaga peneliti/pengkaji/penyuluhpeternakan dan telah mengalokasikan danauntuk kegiatan tersebut. Disamping itu,kegiatan lainnya yang menjadi prioritas adalahmengoperasionalkan Sekolah Lapang untukagribisnis persapian atau menyempurnakanmodel sejenis .

3. Koordinasi Pengawa/an SistemIntegrasi Sapi-Sawit

Dalam upaya mendukung pencapaianProgram Swasembada Daging Sapi dan Kerbau(PSDS-K), Puslitbangnak melaksanakan kegiatankoordinasi pengawalan sistem integrasi sapi-sawit (SISKA). Melalui kegiatan koordinasi ini

(3)

LAPORAN TAHUNAN 2010

31

diharapkan

dapat

menciptakan

modelpengembangan integrasi sapi di lahan sawit

mengkoordinasi SISKA, salah satunya denganDit. Tanaman Tahunan, Ditjen Perkebunan, Dit .Budidaya Ruminansia, Ditjen Peternakan, BBAlat dan Mesin Pertanian dan BBSumberdayaLahan Pertanian .

Ditjen Perkebunan telah memulai programSISKA pada tahun 2007 di 7 propinsi yangtersebar di 11 kabupaten . Program inimerupakan paket bantuan terdiri dari minimal50 ekor sapi/kelompok, kandang, pakan danobat-obatan . Jumlah sapi yang diadakan sampaidengan tahun 2010 mencapai 1790 ekor. Tahunanggaran 2008 dan 2009, pengadaan sapimenjadi tupoksi Ditjen Peternakan . Melaluialokasi anggaran tugas perbantuan DitjenPeternakan 2008, telah diadakan 609 ekor sapidi propinsi yang sama dengan tambahanKabupaten Lebak, Banten . Pada tahun anggaran2008, Ditjen Perkebunan mengalokasikan 32ekor sapi di Kab . Tanjung Jabung Barat, Jambi .Sedangkan pada tahun anggaran 2009, DitjenPerkebunan telah mengalokasikan masing-masing 100 ekor sapi di Kab. Bengkulu Utara,Bengkulu dan Kab . Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah . Hingga Tahun 2010,program SISKA ini tersebar di 15 kabupaten, 9propinsi (Riau, Jambi, Sumatera Selatan,Bengkulu, Kalimantan Barat, KalimantanTengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat danBanten). Tahun 2009, BB Alat dan MekanisasiPertanian telah melakukan rekayasa mesinterkait dengan program SISKA di Propinsi Riaumeliputi alat pencacah (choppet, alatpenghancur (shreddei), dan mixer . BBSDLPsendiri memiliki program penelitian dalamrangka meningkatkan kualitas kotoran ternaksebagai bahan pupuk organik di lahan sawit .

Secara umum, beberapa permasalahanyang dihadapi dalam pelaksanaan programSISKA terkait dengan perbedaan kondisi wilayahusaha peternakan tradisional dengan wilayah

3 2

LAPORAN TAHUNAN 2010

usaha perkebunan kelapa sawit yang jauh darijalan raya . Hal ini tentunya menyulitkan dalampengadaan input seperti penyediaan sapibakalan dan atau bibit, kesulitan pemasaransapi serta kurangnya pelayanan usahapeternakan sehingga menghambatpertumbuhan program ini. Koordinasi lintasinstansi di tingkat pusat dan daerah sangat sulitdilaksanakan, meskipun sudah ada PedomanUmum dan Pedoman Teknis dari masing-masinginstansi yang berwenang . Lokasi penempatandana Ditjenbun untuk bantuan alsin pemotongpelepah, digester biogas dan pelatihanpeternak/pekebun sapi seringkali berbedadengan lokasi bantuan sapi yang ditempatkanoleh Ditjennak. Kondisi ini sangat menyulitkandalam monitoring . Petani dan perusahaan sawitkurang yakin dengan program ini terutamauntuk kelayakan ekonomi akibat kurangnyasosialisasi mengenai hal ini . Permasalahanteknis yang umum terjadi meliputi tingkatkematian sapi yang relatif tinggi dan rendahnyareproduktivitas ternak . Hal ini karena kurangnyapengetahuan dan pengalaman petani dalammemelihara sapi . Pekebun seringkali tidakmemahami jenis pakan dan cara pengolahanlimbah sawit untuk pakan ternak .

a . Perkembangan SISKA di KabupatenMuko-Muko, Bengkulu

Keberadaan ternak sapi di Kabupaten Muko-Muko tepatnya di Kelompok Tani Sukamaju,Desa Tanjung Mulya, Kecamatan 14 Kotodimulai pada tahun 90-an dengan adanyaprogram IFAD (1995), dan hanya sebagian kecilsaja yang membeli sendiri . Program lainnyayaitu program Bantuan Langsung Masyarakat(BLM) pada tahun 1998 . Pada tahun 2003,digulirkan kembali program bantuan ternak sapidengan nama SISKA. Petani yang menerimasebanyak 50 orang dengan masing-masingmenerima 2 ekor sapi induk . Sistem bantuan inisama dengan bantuan dari Pemda kabupaten,yaitu setiap 2 ekor induk yang diterima harusmengembalikan 5 ekor anak umur 1 tahun baik

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

yang lebih efisien dan efektif. Beberapapertemuan telah

dilakukan dalam

jantan ataupun betina dan mengembalikan 1ekor induk tuanya . Untuk ternak yang tidakdapat bunting dapat ditukar dengan ternak laindengan sepengetahuan Dinas. Hasilpengembalian ternak dari petani selanjutnyadigulirkan kembali ke petani di desa lainnya .

Jenis ternak sapi yang dipelihara adalahsapi Bali, sebagian kecil sapi PO dan BX(silangan). Sistem perkawinan induk sapisebagian besar dilakukan dengan kawin alam .Peternak yang tidak memiliki pejantan dapatmeminjam kepada peternak penerima bantuanternak jantan yang ada di kelompoknya .Perkawinan dengan sistem IB sudah pernahdilakukan dari Dinas Kecamatan, namunkeberhasilannya cukup rendah (±3 kali IB untuksetiap kebuntingan) dengan biaya Rp 50.000sampai terjadi kebuntingan . Pakan yangdiberikan berupa hijauan dari lahan perkebunankelapa sawit dan sekitar sungai . Untukkepemilikan ternak di bawah 3 ekor per KK,sumber hijauan dari sekitar lahan sawit masihmemenuhi, tetapi untuk skala lebih besar,peternak sudah merasa kesulitan mencarirumput terlebih saat musim kemarau .

Untuk mengatasi kesulitan pakan, beberapapetani sudah ada yang memberikan daun danpelepah sawit bahkan solid sawit sebagai pakan .Namun peternak merasa sulit dan repot untukmemisahkan lidi dari daunnya serta mencacahpelepah. Penggunaan solid mengalami kesulitandalam memperoleh solid dari pabrik pengolahansawit selain berjarak cukup jauh (± 100 km),pengambilan solid sawit hanya dilayani dalamjumlah besar, minimal satu truck (8 ton) . Padatahun 2010, BPTP Bengkulu bekerjasamadengan Puslitbangnak melakukan introduksiteknologi pengolahan solid dengan fermentasimenggunakan Aspergillus niger. Namunmengingat musim hujan terjadi secara terusmenerus maka ketersediaan rumput pun tidakmengalami masalah . Hal ini menyebabkanpemanfaatan solid sawit dan limbah sawitlainnya terhenti .

LAPORAN TA HUNAN 2010

b. Perkembangan SISKA di KabupatenSekadau, Propinsi Kalimantan Barat

Kegiatan SISKA di Kelompok Lembu Andini,Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau,mulai direalisasikan pada tahun 2008 denganpaket berupa sapi Bali (49 ekor sapi betina dan1 ekor sapi jantan), sapi PO (masing-masing 1ekor jantan dan betina), obat-obatan danvitamin, 3 unit chopper, bantuan pembuatankandang (1 paket) dan 6 unit alat digesterbiogas. Perkembangan populasi sapi dari tahun2008 hingga 2010 cukup baik dimana telahterjadi kelahiran 26 ekor sapi Bali dan 1 ekorsapi PO, dengan tingkat kematian relatif rendah(di bawah 10%) . Hingga saat ini populasi ternaksapi sudah mencapai 76 ekor, bahkan saat inisapi dalam keadaan bunting ke-2. Sistemreproduksi berkembang cukup bagus, dimanaperkawinan dilakukan secara alami denganpejantan . Pada beberapa kasus, betina yangbelum bunting diberi hormon rangsangan(suntik) dari mantri hewan. Pakan yangdiberikan berupa rumput lapangan, kadang-kadang ditambah dengan bungkil inti sawitataupun dedak. Pelepah juga diberikan namunkurang begitu diminati karena tekstur pelepahmasih kasar (durinya melukai sapi) . Manajemenpemberian pakan dilakukan secara sederhanadengan mengikat sapi di lahan perkebunansawit dan dipindah-pindahkan setiap beberapajam . Hal ini cukup mengurangi kebutuhantenaga kerja dalam mengelola sapi, disisi lainakan menimbulkan masalah kekurangan pakanjika populasi sapi semakin meningkat .

Permasalahan yang dihadapi di lapangselama pengembangan SISKA adalah : 1) . danaCSR (Corporate Social Responsibility) belumdimanfaatkan oleh perusahaan kelapa sawituntuk penanganan ternak sapi ; 2) . pemanfaatanlimbah perkebunan kelapa sawit sebagaisumber pakan belum sepenuhnya ; 3) .Pemanfaatan sapi belum maksimal baik sebagaisumber tenaga kerja di kebun maupun sebagaisumber pupuk organik . Hal ini terkendala oleh

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

33

kemampuan petani dalam melatih ternak sapi ;

4) . belum semua lokasi dapat difasilitasi dengan

sarana pengolah pakan ternak dan limbahternak. Di sisi lain lokasi yang sudah

mendapatkan fasilitas belum secara maksimalmampu memanfaatkannya, seperti yang terjadi

di Kelompok Lembu Andini, dimana dari 6 unitbiogas yang diberikan hanya 1 unit yang

beroperasi . Saat ini biogas hanya digunakanuntuk bahan bakar kompor, itupun tidak mampu

digunakan dalam waktu yang lama karenakurangnya tekanan biogas yang terbentuk . 5) .

keterbatasan sumber bibit sapi Bali . Manajemenpemeliharaan sapi masih terpecah sehingga

menyulitkan dalam penanganan jika populasimeningkat disamping adanya kemungkinan

perusakan lahan sawit oleh sapi .Upaya ke depan perlu dilakukan pembuatan

demplot pengembangan SISKA (denganmanajemen sapi yang dilepaskan atau

dikandangkan) dengan introduksi inovasi

teknologi dan kelembagaan . Disamping itu

pembagian tugas dan peran dari masing-masinginstansi baik pusat maupun daerah akan sangat

penting. Berbagai informasi yang diperoleh baik

secara langsung di lapang ataupun desk study(informasi dari literatur, atau sumber lain) akandihimpun dan tahun 2011 akan diterbitkan

sebagai peta integrasi sapi di kawasanperkebunan kelapa sawit .

3.2. BALAI BESAR PENELITIAN

VETERINER

1. Pemetaan Genetika Virus AvianInfluenza di Indonesia

Data pemetaan genetika virus AI tahun

2003-2008 memperlihatkan bahwa virusIndonesia terbagi menjadi 3 kelompok yaitu

kelompok genetika pertama adalah kelompokvirus AI yang masih mirip dengan progeny virustahun 2003, kelompok kedua adalah virus

antigenic drift tahun 2006 dan beberapa virus

turunannya serta kelompok ketiga adalah virus

ekstensif antigenic drift tahun 2007-2008. Data

34

LAPORAN TAHUNAN 2010

ini memperlihatkan bahwa virus Indonesia telah

dan sedang terus bermutasi . Data ini

seharusnya digunakan untuk mengevalusi

kembali kandidat seed vaksin yang digunakan,

karena virus A/West Java/Pwt-Wij/06 secara

genetika sudah berbeda dengan virus tahun2008 . Pemerintah pada tahun 2009

memutuskan untuk menggunakan seed A/West

Java/Pwt-Wij/06 sebagai vaksin yang

direkomendasikan untuk digunakan pada

unggas di Indoensia . Keterlambatan pemerintah

dalam memutuskan untuk kembali

menggunakan vaksin homolog H5N1 dalam

pengendalikan penyakit AI pada unggas,

menyebabkan kebijakan ini harus dikaji ulang,

karena dari data genetika dan uji tantang yangtelah dilakukan memperlihatkan bahwa seed

vaksin A/West Java/Pwt-Wij/06 tidak dapatmemproteksi virus antigenic drift tahun 2008 .

Dari data genetika virus dan uji tantang yangtelah dilakukan membuktikan bahwa virus AI di

Indonesia telah bermutasi, sehingga diperlukankesesuaian antar vaksin yang digunakan dengan

virus di lapang yang sedang bersirkulasi .

Pada penelitian ini dilakukan pemetaan

genetik virus AI yang sedang bersirkulasi diIndonesia dan menganalisis kemungkinan

terjadinya mutasi antigenic drift yang ekstensif

dan antigenic shift pada virus yang diisolasi

pada tahun 2010 . Metode yang digunakan

adalah dengan melakukan isolasi virus AI, RT-

PCR, sekuensing gen penyandi permukaan virusdan analisis bioinformatika untuk mengetahui

mutasi virus.Hasil monitoring dinamika virus pada tahun

2010 menunjukkan bahwa kasus AI pada

unggas masih terjadi seperti halnya kasus AI

pada manusia . Pada penelitian ini telah

dilakukan pengambilan sampel pada lima

kabupaten yaitu kabupaten Serang, Sukabumi,Bandung, Cianjur dan Purwakarta . Sampel swabkloaka yang berhasil dikoleksi sebanyak 1237

yang kemudian dijadikan 474 pool sampel swab

kloaka, dan setelah dilakukan identifikasi

terhadap virus influenza A dan subtipe H5

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

memperlihatkan bahwa sebanyak 51 poolsampel positif teridentifikasi virus influenza Asubtipe H5 . Dari 51 pool sampel yang positif,hanya 5 sampel yang berhasil ditumbuhkanpada telur SPF dan berhasil diperoleh lima isolatditambah 2 isolat dari sampel swab yangdiperoleh dari kolega . Sehingga sepanjangtahun 2010 berhasil dikoleksi sebanyak 7 isolat.Tujuh isolat ini kemudian dianalisis lebih lanjutuntuk mengetahui perubahan/mutasi yangmungkin terjadi dengan melakukan sekuensingdan analisis bioinformatika .

Analisis filogenetik menunjukkan bahwavirus AI yang diisolasi pada tahun 2010 yangberasal dari unggas yang divaksinasi AI .mempunyai kelompok yang sama dengan virusantigenic drift tahun 2006 termasuk virusA/Ck/West Java/Pwt-Wij/2006) dan berbedakelompok dengan virus antigenic drift tahun2007-2008 (Gambar 11). Virus-virus antigenicdrift ini dalam analisis filogenetik dengan jelasmenunjukkan adanya mutasi virus yang lebihekstensif dibandingkan virus AI Indonesialainnya .

Penggunaan vaksin AI yang cukup intensifdi peternakan komersial kemungkinanmenginduksi adanya virus AI yang mengalamigenetic drift. Disamping itu sejak tahun 2009telah diproduksinya dan digunakannya vaksinyang salah satunya menggunakan seedA/Ck/West Java/Pwt-Wij/06 kemungkinanmenyebabkan semakin meluasnya virus AI yangmempunyai karakter genetik seperti A/Ck/WestJava/Pwt-Wij/06 di Indonesia . Dua hal tersebutdiatas, kemungkinan merupakan penyebabtelah meluasnya virus AI drift yang dua tahunyang lalu di'c/aim' hanya terdapat di Purwakartaatau daerah Jawa barat saja . Keamananpenggunaan vaksin 'whole virus' sebagai seedvaksin mungkin harus dievaluasi ataumenggunakan alternatif penggunaan seedvaksin yang lebih aman seperti penggunaanvaksin dengan menggunakan teknologi rekayasagenetik (reverse genetic, virus-like particles,rekombinan) .

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

a. Karakter genetika virus Al tahun 2010pada protein NA

Analisis pada protein NA memperlihatkanvirus AI tahun 2010, seperti virus Al asalIndonesia lainnya mempunyai 20 stalk asamamino pada protein NA pada posisi 48-67,sehingga virus AI 2010 seperti virus AI asalIndonesia lainnya hanya memiliki tiga tempatglikosilasi yaitu posisi 88, 146 dan 235 .

Pada multiple alignment protein NAmenunjukkan bahwa virus AI 2010 yaituA/Ck/West Java/Smi-Zae/2010 dan A/Ck/WestJava/Bdg2/2010 memiliki perubahan asamamino pada posisi 163 yaitu V menggantikan L(V163L). Selain itu mutasi juga terjadi padaposisi 189 yaitu asam amino S digantikan oleh G(S189G), asam amino E digantikan oleh asamamino K pada posisi 259 (E259K), dan asamamino G menggantikan E (G382E). Tiga mutasiini serupa dengan virus AI tahun 2008 dan 2009yang diisolasi dari ayam buras tanpa vaksinasiAI . Virus AI tahun 2010 lainnya terutama yangdiisolasi dari unggas yang divaksinasi AI tidakmemiliki perubahan di urutan asam aminonyapada level protein NA .

Hasil analisis filogenetika gen NAmenunjukkan virus 2010 yang diisolasi dariunggas yang divakasinasi AI masih belumbermutasi karena masih dalam satu kelompokbesar virus AI asal Indonesia lainnya, meskipuntidak berdekatan dengan virus yang berasal dariunggas yang tidak divaksin AI . (Gambar 12) .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa virusAI tahun 2010 yang berasal dari unggas yangdivaksinasi AI menunjukkan mutasi yangsignifikan di level protein HA, namun tidak diprotein NA . Hal ini sesuai dengan yangditemukan pada tahun 2009 yang menunjukkanbahwa virus AI menerima tekanan seleksi positifpada gen HA dan tidak pada gen NA . Namun,data hasil penelitian tahun 2010memperlihatkan hal sebaliknya yaitu isolat AI

35

36

A/chicken/Kupang-3-NTT/BPPV6/2004A/c hicken/Jernbrana/BPPV6/2004A/c hicken/Mangarai-NTT/BPPV 6/2004A/chicken/Bangli Bali/BBPV6-1/2004A/CWlndonesia/BL/2003A/Chicken/East Java/BL-IPA/2003A/Ck/lndonesia/PA/2003A/Chicken/West Java/HAM[)/2006A/c hicken/Indonesia/11 /2003A/Goose/Guangdong/1 /96A/c hicken/Indones ia/7/2003A/quaiVTasikmalaya/BPPV4/2004A/Chicken/West Java/1074/2003A/Chic ken/Jakarta/DKI31 /2005A/Chicken/Padang/BBPV IV2006A/chicken/Dairi/BPPV V2005A/Chic ken/Medan/BBPV 1 -576/2005A/chicken/Tebing Tinggi/BPPVV2005A/Chic ken/Rd ie/BPPV 1 /2005A/chicken/Deli Serdang/BPP\/V2005A/Quail/Central Java/SMRG/200686 A/Chicken/West Java/GARUT-MAY/2006A/Chic ken/Indonesia/Magelang 1631-57/2007A/Chicken/Gunung KiduVBBVW/2006

95 -/Indonesia/6/2005A/MUscovy Duck/Jakarta/DKI-Uw it/2004A/Chicken/Papua/TA5/2006A/Chicken/Papua/TB1 /2006

A/duck/Parepare/BBV M/2005A/Duck/Jakarta/SImt306/2006A/Chicken/Inhu/BPPVRIV2007A/Chicken/Indonesia/Bangka SeLAtan1631-2A/Chicken/Palernbang/BPPV-IIV2005A/Chicken/Way Kanan/BBPVIIV2006A/Chicken/Bandar Larrpung/BBPVIIV2006A/Mucsovy duck/West Java/Bgr-Cw/2005A/Duck/Indrarnayu/BBPW109/2006A/Indonesia/CDC7/2005

A/Chicken/West Java/Sni-Hay/2005A/Chicken/West Java/TASIKI/2006

9 A/Chicken/West Java/TASIK2/2006A/chicken/West Java/TASIKSOB/2006A/Indonesia/CDC370/2006

8 A/Chicken/Indonesia/Pekenbaru1631-11/200A/Chic ken/Indonesia/Padang 1631-1 /2006A/Chicken/MUrao JarnbVBBPV-IV2005A/Quail/Jakarta/JUl /2006A/Chicken/West Java/TASIKSOL/2006A/Indonesia/5/2005

9 A/Chicken/Indonesia/Senherang1631-62/2007A/Sw an/Indones ia/Malang 1631-61/2007

8 A/Muscovy Duck/Jakarta/HABWIN/200690

A/Chicken/West Java/Srri-AcuV2008A/Muscovy duck/Jakarta/Sum106/2006

8 A/Chicken/Pessel/BPPVRIV2007A/Chicken/West Java/SMFENDRII/2006

A/Mucsovy duck/West Java/Bks3/2007A/Indonesia/CDC1047/2007

ia/A/Indones CDC1046/200774 9 A/Chicken/Banten/Srg-Fadh/200886

A/Chicken/West Java/Snhi-Zae/2010A/Chicken/West Java/Bogor-Crrgg/2009

99

A/Chicken/West Java/Srri-Dnin/200989 A/Chicken/West Java/Indramayu-Indr/2009

A/Chicken/West Java/Sn.-Mgg/200996 A/Chicken/West java/Srri-Enrh/2009A, icken/West javaEndl/2009-

r A uck/Banten/Tngl9/2010L A/Chicken/West Java/Bdg2/2010A/Chicken/Jakarta/DKl-Nurs/2007A/Chicken/West Java/SMI-PAT/2006A/Chicken/West Java/PWT-WIJ/2006A/chicken/West Java/SMI-CSLK-EB/2006A/Chicken/West Java/SMI-CSLK-EC/2006A/Ck/Eest Java/Bw i-12/2010A/Duck/Banten/Tng 1 112010A/Chicken/Bengkulu/Bki/201 0

85 A/Chicken/South Sumatera/Flbg/2010-~ A/Chicken/West Java/Bdg8/20101 A/Chicken/West Java/Cjr45/2010A /Chicken/L.a mp ung/A h k/2010

A/Chicken/West JavaIRw tD10-39/2010A/Chicken/West Java/Smi-Sudl/2007

A/West Java/Smi-Hjl8/200799

A/Chicken/West Java/Srri-Biot/20089 A/Chicken/West Java/Smi-M1 /2008

A/Chicken/West Java/Smi-M6/2008

LAPORAN TAHUNAN 2010

0.05

Gambar 11 . Filogenetika virus AI subtipe H5N1 pada aras gen HAl . Virus yang berhasil diisolasi padapenelitian ditandai dengan warna biru . Nukleotida yang dianalisis pada aras gen HA1 adalahposisi 49-1059

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

asal unggas yang divaksinasi AI mengalamisedikit perubahan pada protein NA dan tidakpada protein HA . Hal ini sangat menarik,meskipun pada dasarnya virus tetap terusbermutasi, namun fenomena mutasi antaravirus dengan latar belakang yang berbedamenunjukkan hal yang berbeda juga .

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwasebagian besar virus AI subtipe H5N1 yangdiisolasi sepanjang tahun 2010 menunjukkanmutasi yang serupa dengan virus genetic drifttahun 2006 yaitu A/Ck/West Java/Pwt-Wij/2006 .

A/Hong Kong/483/1997

LAPORAN TAHUNAN 2010

Virus-virus ditandai dengan adanya substitusi18-19 asam amino pada aras protein HA.Pemetaan genetika virus AI subtipe H5N1 tahun2010 memperlihatkan bahwa virus genetic driftbukan hanya ditemukan di daerah Jawa Baratsaja tetapi telah ditemukan di Pulau Sumatra,Banten, Jawa Barat dan Jawa Tmur.Menyebarnya virus genetic drift ini belumdiketahui pasti, kemungkinan akibat tekananvaksinasi atau telah meluasnya penggunaanvaksin yang menggunakan seed vaksin A/WestJava/Pwt-Wij/2006 .

A/Bird cucak w ilis/Jakarta/Walkot 4/2007A/CWEact Jeve/Bw i-12/2010A/Duck/Banten/Tng1 9/2010A/Chicken/Jakarta/DKI-N9rs/2007A/CWJakarta/Jakbar-onh/2007A/Chicken/South Surr tere/Rbg/2010A/CWJakarta/Walkot 1/2007A/Chicken/West Jeve/Cjr45/2010A/Ch ic ken/Beng ku lu/Bkl/2010A/Chicken/West Java/Bdg8/2010A/Chicken/VVect Jawa/Pw tD10-39/2010A/Duck/Ber ten/Tng11/2010A/Chicken/West Java/S,1 -Hj18/2007A/Chicken/VVstJava/Sc1-Sud1/2007A/Chicken/West Jeva/Srri-M6/2008A/Chicken/West Java/Srri-M1/2008

7 A/Chicken/W st Java/Smi-Biot12008A/Muscovy duck/Jakarta/S-106/2006A/Duck/Jakarta/SIrrit3O6/2006A/Chicken/Indonesia/Gunung Kidu11631-33/A/Chicken/Indones ia/Larrpu ng 1631-23/2006A/Chicken/Indones ia/Soppeng 1631-71 /2007

9 A/Chicken/PeaaeVBPPVRIV2007A/Chicken/Inhu/BPP/RIV2007A/Chicken/Indones ia/I~ken baru 1631-1 1 /200A/Ck/West Java/Bk.2/2007A/Indones ia/CDC1031 /2007A/Mucsovy duck/West Java/Bks3/2007A/( -Fadh/2008A/Chicken/West ,lava/Bdg2/2010A/Chicken/We5t Jeva/Smi-Zae/2010A/Chicken/West Java/Smi-AcuI/2008A/Chicken/West Java/Srri-Drrrl/2009A/Chicken/West Java/Indrarr yu-Indr/2009A/Chicken/West Java/Srri-Mgg/2009A/Chicken/West java/Srri-Errr1/2009A/Chicken/West jeva/Srri-EndV2009A/Chicken/Padang/BPPV 11/2006A/Chicken/Paulau Rerrpang/BPP/11/2006A/Chicken/Rokan HiIIVBPP/11/2005A/Chic ken/Karo/BBP/ 1 /2006

8 A/Chicken/Medan/BBPV1-498/20058 A/Duck/Madiun/BBVW1358/2005

ArR1rkey/Langkat/BB /1/2005A/Chicken/Indonesia/Wetes83/2005A/Chicken/West Java/1074/2003

8 A/Muscovy Duck/Jakarta/DKI-L)w it/2004A/Chicken/Banten/Pdgl-Kas/2004

7 A/Chicken/Indonesia/Kulon1631-47/20067 A/Chicken/Jakarta/DK131/2005

A/CWlndonesia/PA/20038 A/DWlndonesia/MS/2004

A/Chicken/East Java/BL-IPA/2003A/Duck/lBufeleng/BPPV 1/2005A/Duck/PaIVBBVW/2005A/Chicken/Bandar Lampung/BPPV111/2006A/Chicken/PaIembang/BPPV 111/2005A/Chicken/Mu rao Jamb V BPPV1 1/2005

100 A/Chicken/West Java/Srri-Hay/2005A/Muccovy duckNVest Java/Bgr-Cw /2005A/Duck/lndrarroyu/BBVW109/2008A/Sw an/Indonesie/Magelangl631-57/2007A/Goose/Gue ngdong/1 /96

A/HOng Kong/514/979 87 A/Fbng Kong/542/97

0 .5

Gambar 12 . Filogenetika virus AI subtipe H5N1 pada aras gen NA. Virus yang berhasil diisolasi padapenelitian ditandai dengan warna biru . Nukleotida yang dianalisis pada aras gen NA adalahposisi 1-1157

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

37

2, Pemetaan Genetik Virus Rabies padaAnjing dan Hewan Reservoir

Rabies merupakan penyakit virus yang fataldan zoonosis bagi spesies mamalia termasukmanusia . Infeksi penyakit ini terjadi pada sistemsyaraf pusat yang menyebabkanencephalomyelitis akut . Rabies virus (RV) danRabies-Related Virus (RRVs) termasuk familiRhabdoviridae dari genus Lyssavirus Genustersebut dibagi menjadi 4 serotipe berdasarkanhubungan secara serologis menggunakanantibodi monoklonal . Berdasarkan sekuen RNAdikenal 7 genotipe Lyssavirus Genotipe 1termasuk galur virus rabies yang klasikditemukan hampir di seluruh dunia, termasukyang pada umumnya galur lapang . Genotipe 2sampai 6 termasuk RRVs, virus ini Iebih spesifiklagi yaitu Lagos bat virus (genotipe 2), Mokolavirus (genotipe 3), Duvenhage virus (genotipe4), dan European Bat Lyssavirus (EBLV) 1 dan 2(Genotipe 5 dan 6), dan Australian BatLyssavirus 1 dan 2 (ABLY-1 dan ABLV-2)(Genotipe 7). Virus Lagos bat, Duvenhage, danMokola secara geografis telah tersebar di Afrikadan Europa. Dari semua genotipe virus yangada, Lagos bat virus merupakan penyebabpenyakit rabies asal kalong pada manusia yangdisebabkan oleh RRVs .

Pembawa utama virus rabies yang palingberbahaya adalah anjing . Anjing yang terserangvirus rabies menjadi terganggu syarafnya ataumenjadi gila . Anjing gila ini bersifat agresif,menyerang benda-benda bergerak, termasukhewan Iainnya dan manusia . Anjing yangterinfeksi bertindak sebagai pembawa danpenular (reservoat) sampai anjing atau hewanyang terinfeksi tadi kemudian mati . Hewan ataumanusia yang terserang virus rabies biasanyaberakhir dengan kematian, bila tidak dilakukanpenanganan dengan segera dan tepat .

Di Indonesia penyakit rabies telah tersebarhampir di 23 propinsi dan dinyatakan sebagaidaerah endemik rabies. Kasus rabies terjadi dibeberapa daerah diantaranya yaitu Tahun 1977

38

LAPORAN TAHUNAN 2010

di Flores, pulau Lembata dan NTT; Tahun 2003di Ambon, pulau Seram dan Maluku ; Tahun2005 di pulau Halmahera, Maluku Utara,Ketapang, Kalimantan Barat; dan Tahun 2008 diBadung-Bali . Kasus rabies tertinggi yaitu terjadidi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan padatahun 2008

Untuk keberhasilan pencegahan daripengendalian penyakit rabies di Indonesia perludiketahui karakter virus rabies yang bersirkulasi,sehingga penanganan penyakit rabies bisa Iebihtepat dan terarah, terutama dalam memilihgalur virus rabies yang akan digunakan untukvaksin dan perangkat diagnostik. Selain itu,hubungan kekerabatan antara virus rabies yangada di beberapa daerah perlu juga diketahuiuntuk mengetahui dinamika penyebaranpenyakit rabies di Indonesia serta untukmelacak asal usul terjadinya wabah di suatuwilayah di Indonesia .

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untukmengetahui karakter genetik virus rabies diIndonesia, (2) Untuk mengetahui hubungankekerabatan antar virus rabies di berbagaidaerah di Indonesia melalui sekuensing dananalisis philogentic tree virus rabies, (3) Untukmendapatkan alternatif rekomendasi baru dalampengendalian penyakit rabies ditinjau dariinformasi keragaman karakter genetik virus.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa,berdasarkan hasil analisis hubungankekerabatan menggunakan sekuen asam aminoprotein gen N virus rabies menunjukkan bahwasemua isolat virus rabies asal anjing dari Medan,Makasar, Bukit Tinggi, Banten, Bali dan daerah

lainnya di Indonesia memiliki hubungan yangsangat dekat dengan tingkat homologi berkisarantara 97-100%. Sedangkan isolat virus rabiesasal kucing memiliki tingkat homologi yang lebihrendah (92-97%) bila dibandingkan denganisolat virus rabies yang berasal dari anjing, akantetapi masih tetap termasuk dalam satu Musterdengan isolat virus rabies asal anjing . Semuaisolat rabies asal Indonesia memiliki hubungankekerabatan yang sangat dekat dengan isolat

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

virus rabies asal China dibandingkan denganisolat Thailand, Laos, Birma, dan Vietnam yangsecara goegrafis lebih dekat dengan Indonesia(Gambar 13) . Penelitian Iebih lanjut mengenaivirus rabies galur lapang yang berada di lokasiantara Indonesia dan China sangatlahdiperlukan untuk mengetahui dinamikaperkembangan virus rabies di Asia Tenggara .

Data yang diperoleh dari hasil analisahubungan kekerabatan tersebut sangatlahbermanfaat dalam melacak sumber penyebaran

0.5

BKT-52ldog/2009

RV/MKS-26/dog/2010

RV/13KT-56/09/2009

RV/Banten-01/dog/2007

RV/Medan-27/dog/2010

RV/Ba -lidog/2009

RV/Bali-2/dog/2009

RV/Bah-3/dog/2009

RV/IndISW01 .11 Wdog/2003

RVIInd1030031 Wdog/2003

RV/Ind/SN0414 Wdogl2003

RV11nd/JA97-05 Wdog12003

RV/Ind/SC97-01 Wdog/2003

RV/lndfSC01 .68 NICat/2008

RV/Chinal05009CH1 Wdog/2005

RVIChina/Wg430 Wdog/2005

RV/China/FY10 N/dog/2004

CNna

RV/Zhejtang/Wz1(H) Wdog/2008

RV/ChinalHunan Xx35Wdog/2005

RV/dog/Thailand-AY NP

RV/dogNietnam-1016 N

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

rabies serta kemungkinannya untuk membuatvaksin yang lebih sesuai dengan virus rabiesyang menyebar di suatu lokasi di Indonesia .Sehingga . program pengendalian penyakitrabies melalui vaksinasi di Indonesia akanberhasil. Konstruksi phylogenetic tree dibangundengan menggunakan metode Neighbor-Joining(NJ) tree dengan bootstrap 1000 ulangan . Garishorizontal menunjukkan perbedaan asamamino .

Indonesia

Southeast AaRV/doglLaos-02001 N

RV/dog/Burma-9915 N

- RV/dog/Turkey 412000 N ]Afnca

RV/Vaksin RabVac ]Amencs

RV/dog/Yugoslavia-8653N ]Ewope

RV/dog/France-9445 N ]Ewope

RV/dog/Israel/2003 N ]Aftica

Southeast Asia

LAPORAN TAHUNAN 2010

Rabies Virus

(Genotype 1)

Gambar 13. Analisis phylogenetic tree terhadap urutan asam amino gen N virus rabies antara isolatIndonesia dibandingkan dengan virus rabies dari negara lain

39

3.3 . BALAI PENELITIAN TERNAK

1. Pengawa/an Iptek Peternakan untukMendukung Program SwasembadaDaging Sapi Kerbau 2014

Program Swasembada Daging Sapi/kerbauTahun 2014 (PSDSK-2014) merupakan salahsatu program utama Kementerian Pertanianterkait dengan usaha agribisnis sapi potong dankerbau berbasis sumberdaya domestik . Programini juga merupakan peluang untuk dijadikanpendorong dalam mengembalikan Indonesiasebagai eksportir sapi seperti pada masa lalu .Tantangan ini tidak mudah, karena saat iniimpor daging dan sapi bakalan sangat besar,sekitar 30 persen dari kebutuhan dagingnasional. Bahkan ada kecenderungan volumeimpor terus meningkat yang secara otomatisakan menguras devisa yang sangat besar . Bilakondisi ini tidak diwaspadai dapat menyebabkankemandirian dan kedaulatan pangan hewanikhususnya daging sapi semakin jauh clanharapan, dan pada gilirannya berpotensi masukdalam food trap negara eksportir . Impor yangsemula dimaksudkan hanya untuk mendukungdan menyambung kebutuhan daging domestik,ternyata justru telah berpotensi menggangguusaha agribisnis sapi potong lokal .

Berdasarkan kajian awal, swasembadadaging pada tahun 2014 masih cukup realistisdengan "kekuatan" antara lain : (i) terdapatbeberapa rumpun sapi lokal yang sangat adaptifdan produktif, dan (ii) tersedianya IPTEKinovatif untuk meningkatkan efisiensi produksiusahaternak sapi potong . "Kelemahan" yangcukup menonjol dan merupakan masalah yangharus diatasi meliputi : (i) kematian pedet dibeberapa wilayah masih sangat tinggi berkisarantara 20-40 persen, dan kematian induk masihcukup besar lebih dari 10-20%, (ii) ketidakpedulian sebagian jagal yang sering memotongsapi betina produktif (sekitar 150-200 ribuekor/tahun), (iii) banyaknya sapi muda yangdipotong pada saat belum mencapai bobotoptimalnya sehingga sapi hanya memproduksi

40

LAPORAN TA HUNAN 2010

daging sekitar 60-80% dari potensimaksimalnya, (iv) produktivitas sapi yang masihsangat variatif, antara lain sapi persilangan hasilIB yang dipelihara dengan cara seadanya, serta(iv) langkanya sapi jantan di daerah sumberbibit pada pola pemeliharaan ekstensif(grazin_q/digembalakan) . Selain aspek teknistersebut terdapat kelemahan dalam halkoordinasi antar instansi maupun antara pusatdan daerah, serta akurasi data statistik yangtersedia . Peluang untuk mengembangkan usahaatau industri sapi potong masih sangat besarkarena permintaan daging yang terusmeningkat, seirama dengan perkembanganekonomi, kesadaran gizi dan perubahan gayahidup. Peluang yang sangat besar ini jugamemperoleh dukungan politik, sehinggaberpotensi untuk memperoleh alokasi anggaranyang lebih memadai. Ancaman yang palingmenonjol adalah masuknya daging dan jerohanyang mungkin sebagian tidak terjamin ASUHatau produk ilegal yang masuk dari kawasanperbatasan, serta membanjirnya sapi potongyang sebagian tidak berkualitas . Sistemkarantina yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip karantina dalam pencegahan penyakithewan menular.

Tujuan kegiatan adalah untukmengimplementasikan dan mengawal paketatau komponen IPTEK peternakan inovatifberdasarkan permasalahan utama rendahnyaefisiensi usahaternak sapi potong menurutagroekosistem, sehingga efisiensi produksiusahaternak sapi potong meningkat >15%. Daritujuan tersebut, perkiraan keluarannya adalahmeningkatnya efisiensi produksi usahaternaksapi potong >15% sesuai pola usaha danagroekosistem melalui implementasi paket ataukomponen IPTEK peternakan inovatif .

Kegiatan yang dilaksanakan pada dasarnyauntuk : (1) mencari komponen atau paket IPTEKpeternakan terobosan (aspek teknis, ekonomis,kelembagaan, dan kebijakan) berdasarkanpermasalahan utama rendahnya produktivitasusahaternak

sapi

potong

di

berbagai

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

agroekosistem. Kegiatan dilaksanakan denganmelakukan koordinasi dengan berbagai pihakterkait (lingkup Puslitbang Peternakan, lingkupBadan Litbang Pertanian, lembaga lingkupDirektorat Jenderal Peternakan, pemerintahdaerah, perguruan tinggi, dan organisasiprofesi). Lingkup kegiatan meliputi : (a)koordinasi eksternal untuk penajaman rencanaaksi dan kemungkinan keterlibatan aktifstakeholder dalam rencana aksi ; (c)kesepakatan dengan stakeholder untuk rencanaaksi; serta (d) implementasi, monitoring, danevaluasi rencana aksi .

Hasil kajian introduksi hormon penyerentakbirahi dan inseminasi buatan untuk membantumemecahkan permasalahan rendahnya efisiensireproduksi sapi Brahman Cross (BX) yangdilaksanakan di Desa Purabaya, KecamatanPurabaya, Kabupaten Sukabumi ; dan DesaCibatu. Kecamatan Karangnunggal,Tasikmalaya, yang mewakili AEZ lahan kering,tidak memberikan dampak yang nyata dalamperbaikan efisiensi reproduksi . Birahi yangmuncul adalah birahi semu tanpa diikuti denganovulasi (ditunjukkan dengan conception rateyang rendah yakni sebesar 14%) walaupunmelalui palpasi tidak ditemukan kelainan saluranreproduksi. Pengamatan di provinsi Riau, bahwadengan perbaikan pakan ternyata dapatmemperbaiki efisiensi reproduksi sapi BXdengan kisaran selang beranak 12-14 bulan .Dengan menggabungkan aspek perbaikanmanajemen pakan dan introduksi pejantansecara nyata dapat memperbaiki efisiensireproduksi. Panjangnya selang beranak (>14bulan) di pulau Jawa melalui programpersilangan dengan genotipe Bos taurus(Simmental/Limousine/Angus) yang tidakterkontrol menggunakan teknik inseminasibuatan sejak tahun 1970an hingga sekarangberpengaruh terhadap menurunnya efisiensireproduksi. Sementara itu di daerah kantongsapi dengan pola usaha ekstensif danperkawinan secara alami, panjangnya selangberanak banyak disebabkan oleh kurangnya

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPOR4N TAHUNAN 2010

pejantan . Tingginya mortalitas pedet di daerahkantong Nusa Tenggara Timur (>20%)dikarenakan sebagian besar kelahiran terjadipada musim kering yang relatif cukup panjang(7-10 bulan), tetapi saat ini relatif menurun(±10%) dengan memendeknya musim keringakibat perubahan iklim global .

Upaya peningkatan produktivitas ternakmelalui program persilangan antara sapi lokaldengan Bos taurus telah menunjukkanpeningkatan produktivitas biologis keturunannyaantara 10-30% dibandingkan sapi lokal (antaralain sapi Peranakan Ongole dan sapi Madura) .Perlu pengaturan program pemuliaan yangterarah untuk mendapatkan komposisi genetikyang sesuai dengan agroekosistem . Programpersilangan seyogyanya didasarkan padakonsep "pemanfaatan berkelanjutan ". Terkaitdengan peningkatan mutu genetik, padaumumnya sapi-sapi jantan dipotong padatingkat 60-80% dari potensi genetiknya (350-450 kg) . Penundaan pemotongan melaluikegiatan penggemukan terhadap sapi-sapijantan persilangan telah dilaksanakan diKoperasi "Puspetasari" kabupaten Klaten, JawaTengah dan menunjukkan margin yang cukupmemadai. Hal ini tergantung pada selisih antaraharga beli bakalan, harga pakan, pertambahanbobot badan harian (PBBH), dan harga jualternak slap potong. Dari rataan bobot badanawal sebesar 400-450 kg telah digemukkanmenjadi bobot potong sekitar 600-700 kg(meningkat 36-50%) . Hasil pengamatan diPuspetasari menunjukkan bahwa denganperbaikan manajemen pakan, dapatmemberikan PBBH berkisar 0,8-1,3 kg/h . Halyang sama telah dilakukan oleh PUSKUDprovinsi NTT terhadap sapi Bali melalui sistembagi hasil (30 :70%) yakni dengan tunda potongperiode I (300 menjadi 350 kg) dan periode II(350-400 kg) . Permasalahan yang terjadi adalahsebagian besar komposisi botanis hijauan pakandari tanaman leguminosa (lamtoro) yang kurangefisien untuk pakan penggemukan, akibatketersediaan rerumputan yang terbatas .

41

Tingkat keuntungan usahaternak sapipotong pola CCO tergantung juga pada panjangpendeknya calving interval (CI) . Pengamatan didaerah Sukabumi menunjukkan bahwa biayapakan per ekor sapi induk sebesar Rp7.400/ek/h dengan tambahan pakan konsentratdan tanpa konsentrat sebesar Rp 5 .200/ek/h .Analisis menunjukkan bahwa Break Even Point(BEP) per CI dengan pemberian pakanditambah konsentrat sebesar 14 bulan dan yangtanpa konsentrat sebesar 20 bulan . Padausahaternak sapi Bali dengan polapenggemukan sistem Bagi Hasil denganPUSKUD di NTT (70:30%) menunjukkan bahwakeuntungan bersih per ekor sebesarRp.1 .200 .000-Rp.1.700.000/ekor/ 6 bulan. Hasilpengamatan lain di Klaten (Puspetasari) padausaha penggemukan sapi silangan baik polagaduhan (pakan sendiri atau dari Koperasi),membuat kisaran PBBH 0,8-1,5 kg/ek/h; bahwatingkat keuntungan ditentukan oleh harga belidan harga jual per kg bobot badan sapi bakalandan sapi siap potong .

Pemberdayaan kelembagaan baikkelembagaan ekonomi dan sosial, sangatmembantu untuk pengembangan usaha ternak .Kadang penjualan sapi (betina) hanyadisebabkan untuk memenuhi kebutuhanrumahtangga yang jumlahnya jauh lebih kecildibanding harga sapi, namun karena "harta"yang mudah dilepas adalah sapi (betina) yangseyogyanya sebagai bibit. Kajian menunjukkanbahwa pemberdayaan LKM (lembaga keuanganmikro)/koperasi di suatu daerah sangatmembantu menekan penjualan sapi . Balitnaktelah menyusun konsep pemberdayaan LKMuntuk skala yang lebih luas . Aspek kelembagaanjuga telah diujicobakan pada kelompok peternakdi Desa Asmarabangun, Kecamatan Puncu,Kabupaten Kediri, dalam kegiatan sistemintegrasi tanaman-ternak (SITT) denganagroekosistem lahan kering berbasis tegalan/perkebunan tebu . Secara umum menunjukkan

42

LAPORAN TAHUNAN 2010

bahwa melalui implementasi IPTEK peternakandengan pendekatan LEISA (low external inputfor sustainable agriculture) dan zero waste,secara kumulatif dapat meningkatkanproduktivitas usahaternak sapi potong sekitar15%.

Sekitar 150-200 ekor sapi betina produktif(SBP) yang dipotong per tahun, umumnyamasih muda/kecil (bobot badan <200 kg) danbeberapa diantaranya dalam keadaan bunting .Kejadian tersebut antara lain : (i) lemahnyapengawasan dan law enforcement; (ii)pemahaman dan kesadaran jagal sertamasyarakat tentang larangan pemotongan SBP ;(iii) masih tingginya kasus pemotongan di luarRPH; (iv) tiadanya larangan pemotongan ternakkecil/muda di RPH ; serta (v) pertimbangan jagalyang hanya sekedar mengejar untung jangkapendek dan mempertahankan pasar yang relatifsangat terbatas. Dalam kaitannya dengankebijakan pengembangan sapi potong, Balitnaktelah menjalin kerjasama dengan Bupati Muna,Sulawesi Tenggara, mulai dari penyusunan petapotensi wilayah, sampai program tahunanhingga tahun 2014. Demikian pula Balitnakbekerjasama dengan Universitas Udayana, Balidan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI)telah menyelenggarakan workshop dan seminarpengembangan sapi mendukung PSDSK-2014 .

Hasil kajian dan implementasi IPTEKpeternakan yang telah dilaksanakan pada tahun2010, adalah : (1) rendahnya kualitas dankuantitas pakan merupakan faktor dominanrendahnya efisiensi reproduksi sapi BXdibanding faktor gangguan hormonal ; (2) Relatifpanjangnya selang beranak (>15 bulan) padausahaternak pola ekstensif di daerah kantongternak banyak disebabkan kurangnya pejantan .Program intensifikasi kawin alam (INKA) kurangmendapat respon bagi penentu kebiijakan ; (3)Sapi silangan jantan masih dapat ditingkatkanbobot potongnya >500 kg dari rataan bobotpotong 350 kg .

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Z. Pembentukan Bibit Induk ItikPedaging untuk Bibit Niaga

Permintaan pasar dalam negeri terhadapdaging itik semakin meningkat akhir-akhir ini,terutama di kota-kota besar, dengan tuntutankualitas yang lebih tinggi. Di lain pihak saat inisumber daging itik di Indonesia adalah terutamahanya berasal dari itik jantan yang digemukkandan itik petelur yang sudah afkir, dan hal inimenunjukkan bahwa kualitas daging itik yangdihasilkan masih belum bagus karena berasaldari itik yang sebetulnya tipe petelur . Dalamjumlah yang relatif terbatas dan hanya terdapatdi restoran-restoran kelas menengah ke atas,dapat dijumpai daging itik Peking berkualitastinggi yang selama ini lebih banyak diimpor,serta itik Serati yang merupakan hasil

persilangan antara entog dan itik petelur .Di Indonesia, itik serati dihasilkan dari

persilangan antara entog dengan berbagai jenisitik yang ada, dan belum ada upaya untukmengembangkan galur tertentu untukmenghasilkan itik serati yang mantap secarakomersial . Salah satu jenis itik yangmemungkinkan untuk dikembangkan sebagaibibit induk dalam menghasilkan itik seratiadalah itik Mojosari yang khusus berbulu putih .Mojosari putih memiliki kemampuan produksirataan sebesar 224 butir per tahun, denganrataan bobot telur 65 g, panjang telur 55 mmdan lebar telur 46 mm . Hasil silang antara itikPeking dengan itik Mojosari putih (PM)menunjukkan potensi untuk dikembangkansebagai galur bibit induk dengan tingkatproduksi yang cukup baik. Hasil silang itik betinaPM dengan pejantan entog (EPM) memilikipertambahan bobot badan yang cukup tinggisehingga berpotensi dikembangkan sebagai itikpotong. Keunggulan itik serati EPM (Entog xPeking x Mojosari putih) adalah lebih banyakanak dengan pola warna bulu putih yang lebih

dominan. Warna bulu putih sangat pentinguntuk itik pedaging karena dapat memberikanwarna kulit karkas yang bersih .

LAPORAN TAHUNAN 2010

Guna memantapkan bibit induk untukmenghasilkan itik serati perlu dilakukan suatuprogram seleksi yang mengarah padapeningkatan produktivitas bibit induk dan dapatmenghasilkan itik berbulu putih polos. Setelahbeberapa generasi seleksi diharapkan prosesseleksi akan menghasilkan Parent Stock (PS)

yang dapat digunakan untuk produksi bibitniaga itik serati yang berkualitas dan unggul .Silang tiga bangsa untuk menghasilkan itikSerati ini telah terbukti cukup efektif sepertiyang dilakukan di Taiwan . Penelitian terdahulumengindikasikan adanya pengaruh yang kuat

pada induk-induk yang memiliki warna buluputih untuk menghasilkan keturunan denganpeluang berbulu putih lebih tinggi . Lebih jauhdijelaskan bahwa hasil silang antara itik Tsaiyaputih dengan pejantan Peking (silang 2 bangsa)maupun hasil keturunannya (Kaiya) untukdisilang antar genus dengan jantan entog(silang 3 bangsa) akan menghasilkan itik tipepotong dengan warna putih . Selanjutnyadilaporkan bahwa seleksi yang intensif telahmenunjukkan perubahan persentase warnaputih, yaitu meningkat dari 18,6% pada

generasi ke 10 menjadi 80,1% pada generasi ke14 seleksi . Sedangkan itik Kaiya yangmerupakan hasil silang betina Tsaiya putih(generasi ke 15) dengan jantan Peking

(generasi ke 13) berkisar antara 94,6 sampai96,7% untuk kelompok warna putih solid dan

99,5 sampai 99,9% untuk kelompok warna spothitam pada bagian kepala dan punggung .

Itik persilangan antara itik Peking xMojosari putih (PM) menunjukkan tingkatproduksi telur setahun sebesar 51,85+13,18%dengan fertilitas 74,77% dan daya tetas51,26% . Hasil ini menunjukkan bahwa itik PMlayak untuk dikembangkan sebagai bibit indukmelalui seleksi, untuk nantinya digunakansebagai 'female line' dan disilangkan denganentog jantan dalam menghasilkan itik Seratisebagai itik potong . Hasil perkawinan interse di

antara itik PM, yang disebut PMp, mempunyaibobot tetas yang cukup tinggi yaitu 48,3 graM

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

43

dan bobot badan umur 18 minggu di atas 2 kg .Produksi telur 6 bulan itik PMp sebagai populasidasar seleksi adalah sebesar 68.0±21,9% padagenerasi PO dan dari kelompok terseleksi (GO)adalah sebesar 84,6±8,6%, sehinggamemberikan diferensial seleksi sebesar 24,5%.

Pendekatan dilakukan melalui programseleksi yang diterapkan pada itik PMp sebagaicalon bibit induk itik pedaging . Dengan potensiproduksi itik PM dan PMp serta penyebaranwarna bulu putih, maka seleksi diharapkan akandapat memperbaiki kinerja dan meningkatkankeseragamannya sebagai bibit induk. Bibit niagaitik serati sebagai itik potong yang stabil hanyabisa dihasilkan dari bibit induk yang juga stabildengan konsistensi produksi dan produktivitasyang cukup tinggi . Proses seleksi secara terarahselama beberapa generasi diharapkan dapatmeningkatkan konsistensi dan produktivitasbibit induk. Hasil perkawinan interse antar itik-itik F1 dari persilangan itik Peking dan itikMojosari putih menghasilkan kelompok populasi

44

Jantan Peking

Betina PM

seleksi

x

_aPM Jtn/Btn

Jtn/Btn PMp

Betina Mojosari putih

Seleksi seterusnva

LAPORAN TAHUNAN 2010

yang disebut itik PMp dan merupakan kelompokdasar (foundation stock) bagi proses seleksi .Dari populasi dasar itik PMp (P0) telah diseleksisejumlah induk (GO) untuk menghasilkanketurunan itik terseleksi generasi ke-1 (Fl) .Berdasarkan catatan produksi telur 6 bulan danumur pertama bertelur, dari sejumlah 210 ekoritik-itik F1 tersebut diseleksi lagi sejumlah 111ekor (G1) untuk menghasilkan itik-itik PMpterseleksi generasi ke-2, dan begitu seterusnya(Gambar 14) .

Ditinjau dari respon seleksi pada generasiF1, terjadi penurunan umur pertama bertelursebesar 5,37% dan peningkatan produksi telur6 bulan sebesar 15% sebagai akibat langsungproses seleksi (Tabel 15) . Hal ini menunjukkanrespon yang cukup nyata pada produksi telur 6bulan dari proses seleksi yang dilakukan padagenerasi pertama seleksi, karena diharapkanpada generasi-generasi . berikutnya responseleksi akan semakin menurun .

Pemantapan

Gambar 14 . Skema alur program pemuliaan dalam pembentukan bibit induk PMp

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Tabel 15 . Respon seleksi dan respon terkorelasi dari generasi PO ke F2 itik PMp

Keterangan : * respon seleksi,UPB=umur pertamapertama

**

Sementara itu perubahan pada bobotpertama bertelur dan bobot telur pertamamenunjukkan penurunan yang relatif kecilsebagai respon terkorelasi dari proses seleksiterhadap produksi telur dan umur pertamabertelur.

Hal ini terlihat sebagai akibat Iangsungmakin pendeknya umur pertama bertelur .Namun demikian, pada generasi terseleksiselanjutnya (F2) terlihat bahwa umur pertamabertelur sedikit meningkat lagi dan mungkin halini lebih disebabkan oleh faktor lingkunganpemeliharaan, sedangkan bobot badan pertamabertelur dan bobot telur pertama menunjukkanpeningkatan yang cukup tinggi dan hal inimerupakan konsekuensi langsung daripeningkatan umur pertama bertelur .

Jika dilihat dari perkembangan produksitelur itik PMp dari bulan ke-1 sampai denganbulan ke-6 (tabel 16) maka tampak bahwakeragaan produksi telur itik PMp ini lebih baikdari induknya yang merupakan hasil persilanganantara itik Peking dan itik Mojosari putih (itikPM) maupun dari itik PMp generasi P0 . Produksitelur itik PM sebesar 51,85% dengan kisaran27,66% hingga 66,24% . Jika dilihat pada tabel15 tampak bahwa rataan tertinggi produksi teluritik PMp adalah sebesar 82,64% dan cukupstabil sampai bulan ke-6. Hal ini memperkuatdugaan bahwa itik PMp ini sangat potensial danlayak untuk dikembangkan sebagai bibit indukitik pedaging .

respon terkorelasi, *** databertelur, BBPB=bobot badan

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TA HUNAN 2010

belum tersedia, PT=produksi telur,pertama bertelur, BTP=bobot telur

Oleh karena itu, program seleksi terhadapitik PMp bukan hanya untuk memperbaikiproduktivitasnya sebagai bibit induk tapi jugauntuk meningkatkan konsistensi produksinya,mengingat bahwa itik tersebut merupakankombinasi antara gen-gen yang berasal dari itikPeking dan yang berasal dari itik Mojosari putih .Itik Peking selama ini telah dikembangkansedemikian rupa sebagai itik pedaging dengansegala keunggulannya, sedangkan itik Mojosariputih selama ini lebih dikenal sebagai itikpetelur dan belum pernah tersentuh programpemuliaan apapun (Gambar 15) .

Disamping itu, kegiatan ini jugamengevaluasi itik serati sebagai hasilpersilangan antara entog jantan dan itik PMpbetina F1 untuk mengetahui kinerja itik potongdari itik PMp tersebut .

Gambar 15 . Itik PMp

45

Sifat F2 F1 POUPB (hari)* 180,2 ±33,4 174,6 ± 26,7 184,5 ± 26,3BBPB (gram)** 2157,2 ±240,6 2085.7 ± 208,7 2139,6 ± 239,5BTP (gram)** 58,5+8,9 56,7 ± 8,2 61,2 ± 8,4PT-6 bulan (%)* *** 78,2+16,4 68,0+21,9

Tabel 16 . Produksi telur itik PMp generasi Flselama 6 bulan

Pada tabel 17 dapat dilihat rataan bobotbagian-bagian tubuh itik potong tersebutdengan tingkat perlakuan ransum yangberbeda, dimana ternak memperoleh ransumfinisher dengan kadar protein kasar 13,4% danenergi kasar 3855 kkal/kg (Rl) atau dengankadar protein kasar 10,2% dan energi kasar3699 kkal/kg (R2) . Umur potong (10 dan 12minggu) serta tingkat nutrisi ransummenunjukkan pengaruh yang sangat nyata

terhadap bobot hidup, bobot karkas dan bobotdada itik serati, akan tetapi tidak berpengaruhnyata terhadap bobot paha atas dan bobot pahabawah. Tidak terlihat adanya pengaruh interaksiyang nyata antara umur potong dan tingkatnutrisi ransum pada semua peubah bobottersebut. Pada umur 10 dan 12 minggu ternakitik masih tumbuh pesat dengan kurvapertumbuhan yang linier, sehingga bobotpotong maupun bobot karkas 12 minggu jauhIebih tinggi dari umur 10 minggu. Namundemikian, bobot potong pada umur 12 minggumasih Iebih rendah jika dibandingkan dengantarget bobot potong yang ingin dicapai yaitu 3kg pada umur 12 minggu . Hal ini berarti bahwaseleksi masih perlu terus dilanjutkan denganfokus pada peningkatan bobot induk agar dapatmenghasilkan itik serati yang pertumbuhannyaIebih cepat sesuai dengan target .

LAPORAN TA HUNAN 2010

46

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Tabel 17 . Rataan bobot hidup, bobot karkas, bobot dada, bobot paha atas, bobot paha bawah itik seratipada tingkat nutrisi ransum dan umur yang berbeda (gram)

Tingkat nutrisi pada ransum Nilai rataanBagian tubuh itik R1 R2Bobot hidup

10 minggu 1914,00 ± 41,51 1691,51 ± 128,31 1802,75 ± 41.8112 minggu 2221,00 + 149,31 2128,50 ±105,48 2174,75 ± 41,81Rataan 2067,50 ± 41,81 1910,00 ± 41,81 SN

Bobot karkas10 minggu 1144,51 ± 100,40 944,00 ± 86,78 1044,25 ± 26,3212 minggu 1348,50 ± 78,95 1282,50 ± 62,12 1315,50 ± 26,32Rataan 1246,50 ± 26,32 1113,25 ± 26,32 SN

Bobot dada10 minggu 227,00 ± 38,38 171,00 ± 21,40 199,00 ± 9,6612 minggu 348,50 ± 39,08 325,00 ± 16,49 336,75 ± 9,66Rataan 287,75 ± 9,66 248,00 ± 9,66 SN

Bobot paha atas10 minggu12 mingguRataan

Bobot paha bawah10 minggu12 mingguRataan

80,40+8,2379,00 ± 4,1879,70+ 2,38

91,10+9,7389,50+2,7490,30+ 1,97

73,50+ 1,3782,50 ± 10,7578,00+2138

86,50+4,5491,00+5,7688,75+ 1,97

76,95+2,3880,75+2,38

TN

88,80+ 1,9790,25+ 1,97

TNKeterangan: SN = sangat nyata pada taraf 1%, TN tidak nyata

Produksi telur % duckdayBulan ke-1 82,64 ± 17,66Bulan ke-2 81,59 ± 20,78Bulan ke-3 77,12 +25,32Bulan ke-4 73,53 ± 29,00Bulan ke-5 76,18 ± 22,16Bulan ke-6 78,15 ± 16,44

3.4 . LOKA PENELITIAN SAPI POTONG

1. Pembentukan Pejantan Unggui SapPO Berbasis Pakan Lokal dan Murah

Dalam upaya peningkatan produksi dagingdalam negeri dan pencapaian SwasembadaDaging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2014,pemerintah teiah menerapkan kebijakan melaluipeningkatan populasi dan produktivitas sapipotong, antara lain dengan intensifikasi kawinalam, IB dan pemanfaatan betina eks imporserta penjaringan ternak sapi produktif dipeternakan rakyat sebagai upayamempertahankan mutu bibit ternak .Peningkatan populasi dan produktivitas sap iipotong lokal dapat dilakukan melalui penerapanprogam pemuliaan yang terarah danberkelanjutan serta kebijakan pengembangansapi potng lokal yang jelas dan tepat sehinggatidak mengarah pada pemusnahan sapi potonglokal sebagai pasma nutfah indigenousPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkanpejantan unggul sapi PO dengan tinggi badan135 cm pada umur 2 tahun melalui peningkatanproduktivitas dan perbaikan mutu genetik difoundation stock serta penguatan wilayahsumber bibit dan kelembagaan usahapembibitan melalui pembinaan kelompok ternakdi wilayah breeding stock atau Village BreedingCenter(VBC) .

Peningkatan produktivitas sapi potong lokaldi foundation stock menggunakan mated sapiPO sebanyak 144 ekor induk pedet lepas sapihsebanyak 78 ekor dan pedet umur satu tahunsebanyak 55 ekor. Untuk optimasi wilayah

Tabel 18 . Performans pedet jantan dan betina pada saat lahir dan lepas sapih

LAPORAN TAHUNAN 2010

breeding stock melalui pembinaan kelompokdilakukan di sentra pembibitan sapi PO dan sapiMadura di Kabupaten Tuban, Blora danKabupaten Pamekasan . Ransum pakandiberikan sebanyak 3% dari bobot badan ternakdengan perbandingan hijauan sebanyak 30-40% dan pakan penguat berbahan dasar limbahagroindustri pertanian perkebunan yangberharga murah sebesar 60-70%.

Hasil pengamatan di foundation stockmenunjukkan bahwa jumlah pedet yang lahirsebanyak 94 ekor, terdiri dari 38,3% pedetjantan dan 61,7% pedet betina, sedangkanjumlah pedet sapihan sebanyak 22 ekor terdiridari 31,8% pedet jantan dan 68,2% pedetbetina . Performas pedet saat lahir danperformans pedet sapihan disampaikan padatabel 18 .

Jumlah pedet umur satu tahun sebanyak 78ekor yang terdiri dari 41,03% pedet jantan dan58,97% pedet betina, sedangkan untuk pedetumur dua tahun sebanyak 55 ekor terdiri dari54,3% pedet jantan dan 45,5% pedet betina .Performans pedet umur satu tahun danperformans umur dua tahun masing-masingdilaporkan pada tabel 19 .

Hasil seleksi pedet jantan pada umur 1tahun berdasarkan bobot badan dan tinggibadan diperoleh 3 calon pejantan denganrataan bobot badan 184,6 ± 19,6 kg dan tinggibadan 119,7 ± 03 cm . Hasil seleksi pada umur2 tahun diperoleh 5 ekor calon pejantan denganrataan bobot badan sebesar 393,0 ± 33,7 kg ;tinggi badan 139,7 ± 1,5 cm ; tinggi pinggul145,8 ± 2,8 cm ; panjang badan 138,4 ± 7,6

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

47

Kriteria Saat lahir Lepas sapihperformans Jantan Betina Jantan BetinaBobot badan (kg) 24,8+3,6 23,6+3,2 134,3+32,3 131,4+ 15,9Tinggi badan (cm) 71,9+4,7 69,9 ± 4,5 105,9 ± 7,8 104,3 ± 1,7Panjang badan cm) 57,4+5,8 56,5 ± 3,8 92,4+ 8,4 92,5+ 1,8Tinggi pinggul (cm) 75,8 ± 4,5 74,3 ± 4,3 107,5+ 7,3 107,4+ 4,3Lingkar dada (cm) 63,3+3,8 63,6+3,4 119,6+ 12,1 117,2+ 5,0

cm; lingkar dada 172,8 ± 4,8 cm ; skor kondisitubuh 6,2 ± 0,4 dan lingkar scrotum 30,4 ± 1,5cm . Hasil pengamatan terhadap performansreproduksi induk diperoleh calving intervalsebesar 14,8 bulan dengan days open 178 hari .Hasil seleksi pedet jantan pada umur 1 tahunberdasarkan bobot badan dan tinggi badandiperoleh 3 calon pejantan dengan rataan bobotbadan 184,6 ± 19,6 kg dan tinggi badan 119,7± 03 cm . Hasil seleksi pada umur 2 tahundiperoleh 5 ekor calon pejantan dengan rataanBobot badan sebesar 393,0 ± 33,7 kg ; tinggibadan 139,7 ± 1,5 cm ; tinggi pinggul 145,8 ±2,8 cm ; panjang badan 138,4 ± 7,6 cm ; lingkardada 172,8 ± 4,8 cm ; skor kondisi tubuh 6,2 ±0,4 dan lingkar scrotum 30,4 ± 1,5 cm . Hasilpengamatan terhadap performans reproduksi

Tabel 19 . Performans pedet jantan dan betina umur 1 tahun

48

LAPORAN TA HUNAN 2010

induk diperoleh calving interval sebesar14,8bulan dengan days open 178 hari .

Kegiatan optimasi wilayah breeding stock diwilayah sentra pembibitan sapi PO dan sapiMadura melalui pembinaan dan kelembagaankelompok dari hasil pengamatan dapat diketahuibahwa pengetahuan peternak di ke-4 kelompoktani ternak (Kelompok Tani Rukun, NgudlMakmur, Bango Jaya dan Pancong Jaya)tentang manajemen pembibitan sudah cukupbalk, namun perlu diarahkan kepada kelompokpenghasil bibit yang bermutu denganmengarahkan kepada sertifikasi bibit . Padamanajemen perkawinan menggunakan IB ataupejantan alam terpilih, peternak perlumendapatkan pengetahuan tentang pentingnyamenghindari penggunaan pejantan yang samauntuk menghindari in breeding.

Gambar 16 . Hasil seleksi sapi PO jantan umur 2 tahun di foundation stock

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Umur 1 tahun Umur 2 tahunKriteria performans Jantan

Betina Jantan

BetinaBobot badan (kg) 134,3+32,3 131,4+ 15,9 296,4+53,1 242,0+40,8Tinggi badan (cm) 105,9+ 7,8 104,3+ 1,7 124,8+ 5,9 117,8+ 6,1Panjang badan (cm) 92,4+ 8,4 92,5+ 1,8 124,3+ 11,0 115,0 ± 8,5Tinggi pinggul (cm) 107,5+ 7,3 107,4+ 4,3 127,4+ 6,5 122,3+ 6,5Lingkar dada (cm) 119,6 ± 12,1 117,2+ 5,0

Perbaikan manajemen IB serta pengetahuanpeternak terhadap ciri-ciri sapi birahi perludilakukan mengingat masih tingginya kasuskawin berulang .

Disimpulkan bahwa pejantan terseleksiyang dihasilkan sebanyak 5 ekor dengan rataantinggi badan sebesar 139,7 ± 1,5 cm pada umur2 tahun. Performans produktivitas di wilayahbinaan breeding stock masih rendah dan belummengarah ke kualitas bibit yang dihasilkan .

2. Perbanyakan Bibit Unggui Sapi POBebas Penyakit Strategis

Penelitian ini bertujuan untukmengembangkan dan seleksi bibit unggul sapi •PO sebagai penghasil pejantan unggul ; danmenyebarkan pejantan unggul sapi PO sebagaisumber semen atau pejantan pemacek .Penelitian dilakukan di kandang percobaanLolitsapi dengan menggunakan bibit unggul sapiPO sebanyak 67 ekor yang terdiri dari 28 ekorinduk, 7 ekor pejantan dan 32 ekor pedetturunannya . Bibit sapi potong PO jantan daninduk ditempatkan pada kandang kelompokagar terjadi perkawinan dan menjadi buntingdengan perbandingan 1 : 8-12 ekor .

Kegiatan dilakukan secara survei denganteknik koordinasi dan sosialisasi untukmendapatkan informasi tentang peluang,permasalahan dan pemanfaatan pejantanunggul sapi PO . Survei dilakukan di PropinsiJawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan

Tabel 20. Parameter penilaian dan nilai rata-rata

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

dan Kalimantan Timur. Pemeriksaan penyakitstrategis dan analisis dilakukan terhadap calonpejantan dan bibit sumber terhadap beberapapenyakit yaitu : Brucellosis, Leptospirosis,Enzootik Bovine Leucosis (EBL) dan InfectiousBovine Rhinotrachetis (IBR) .

Hasil penelitian menunjukkan bahwakelahiran selama 4 tahun sebesar 61% denganrata-rata sebesar 68,7% per tahun . Parameterpenilaian dan nilai rata-rata disampaikan padaTabel 20 . Hasil seleksi pedet periode sapihberdasarkan nilai breeding value disajikan padaTabel 21 .

Pemanfaatan pejantan unggul sapi POsebagai pemacek sebanyak 5 ekor dengandistribusi penyebdan ke Propinsi Jawa Timur(Kabupaten Blitar 1 ekor); Jawa Tengah(Kabupaten Klaten 2 ekor, Kebumen 1 ekor,Kudus 1 ekor). Distribusi penyebaran pejantanunggul sapi PO disajikan pada tabel 22 .

Hasil evaluasi terhadap pemanfaatan 7 ekorpejantan unggul sapi PO yang digunakansebagai pemacek pada pembibitan sapiBrahman cross di Kabupaten Kebumen sejakDesember 2009 menunjukan bahwa pejantantelah mengawini sapi induk sebanyak 178 ekor(77 sapi Bx dan 101 sapi lokal). Sebanyak satuekor potong paksa dan satu ekor mengalamikematian pada bulan Desember 2010 . Pejantansapi PO di Kabupaten Blora telah mengawinisebanyak 34 ekor, Kabupaten Klaten 10 ekor .

49

Parameter NilaiKelahiran per tahun rata rata (%) 68,7Mortalitas 5 ekor (%) 3,8Bobot lahir (kg) 24,3 ± 3,5Bobot sapih 205 hari (kg) 121,6 ± 10,9Bobot badan umur 12 bulan (kg) 134,8 ± 15,1Bobot badan umur 18 bulan (kg) 207,3 ± 6,5Bobot badan induk saat melahirkan (kg) 347,0 ± 45,4Jarak beranak (bulan) 13,9 ± 1,7Bobot badan calon pejantan (kg) 453,1 ± 64,3Tinggi badan pada umur I1-I3 (cm) 138,6 ± 5,5

Tabel 21 . Seleksi pedet berdasarkan nilai breeding value dan tinggi badan sapih

LAPORAN TAHUNAN 2010

Produksi semen beku tahun 2008-2010 di BIB bibit unggul mengalami peningkatan . dengan

Banjarbaru Kalimantan Selatan sebanyak 1.996 rata-rata kelahiran sebesar 61% per tahun dan

dosis yang tersebar untuk Provinsi Kalimantan mortalitas sebesar 3,8% per tahun dari

Selatan sebanyak 400 dosis, Kalimantan Tengah kelahiran . Pemanfaatan pejantan unggul sapi

290 dosis, Kab. Hulu Sungai Tengah 150 dosis, PO dapat meningkatkan efisiensi reproduksi

Kab. Pelaihari 16 dosis dan Kab. Banjarbaru 50 pada kelompok pembibitan sapi potong lokal

dosis .

dan Brahman cross .Disimpulkan bahwa produktivitas turunan

Tabel 22 . Penyebaran pejantan unggul sapi PO pada kelompok peternakan rakyat tahun 2010

50 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

No N pedetoSapih Breeding value

Ket .Kel .BB (kg) TB (cm) BB Tingkat

1 10.1 .1 d 128 108 124,1 2 Terpilih2 10.2.2 d 113 105 118,4 3 Terpilih3 10.3 .3 d 100 112 113,44 10.5.6 124 103,2 122,55 09.5.4 d 130 114 124,8 1 Terpilih6 09.10.10 120.4 104.4 121,27 09/09 137 98 127,58 09/26 d 118 100 120,39 09.4 .2 114 97 118,710 09.6 .5 d 136 .5 98 125,6

Lokai enebarans p y No sapiUmur(bl)

Asal tetuaBB (kg) TB (cm) LS (cm)

Pejantan IndukJawa TimurKab. Blitar 9747 I2 7422 7414 430 140 33Kec. NglegokKec. Kanigoro 06/13 ;X 13 I3 9970 9997 480 136 32

Jawa TengahKab, Klaten 07.5 .09 12 7414 9702 415 137 27Kec. WonosariKec. Tulung 05/34 I2 9956 9972 512 137 29Kab. Kudus 08/08 I 1 9963 7593 405 135 32Kec. Undaan KulonKab. Kebumen 7330 ** I 3 9972 9991 455 140 32Kec. KlirogPengganti 7330 2010/01 12 585 152 33Rata-rata 486,9 139,6 31,1SD* 63,4 5 .8 2,3Keterangan : BB : Bobot badan, TB : Tinggi badan, LS : Lingkar scrotum, SD : standar deviasi

*Pindahan dari Kec. Doko Kab Blitar, dan ditarik kembali ;** Diganti dengan pejantan 2010/01

LAPORAN TAHUNAN 2010

3.5 . LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

1. Pembentukan Kambing KompositUnggul TZpe Pedaging

Silang bangsa (crossbreeding) antara duaatau lebih bangsa pada ternak ruminansiamerupakan salah satu cara yang balk untukmeningkatkan produktivitas. Pemilihan bangsaatau ras yang memiliki sifat unggul tertentudalam program persilangan sangat penting .Telah diketahui bahwa ras kambing di daerahtropis, termasuk kambing Kacang umumnyamemiliki keunggulan terutama dalam halkesuburan (fertiiitas), meski produktivitasnyamasih sangat rendah dengan ukuran tubuhrelatif kecil . Diduga juga kambing ini lebihresisten terhadap infeksi parasit saluranpencernaan serta mampu beradaptasi terhadapkondisi lingkungan . Hasil pengamatan, bobothidup kambing Kacang jantan dewasa rata-rata25 kg dan betina dewasa 20 kg .

Bangsa kambing Boer merupakan salahsatu jenis kambing yang mempunyai potensipertumbuhan dan bobot tubuh yang tinggi,memiliki sifat fertiiitas yang balk, memilikikemampuan untuk beradaptasi pada berbagai

Gambar 17 . Pejantan unggul sapi PO sebagai p'macek

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

kondisi klimat, sistem produksi dan tipe pastura .Dengan sifat unggul tersebut, maka kambingBoer banyak digunakan dalam programpersilangan di berbagai negara, termasukIndonesia . Loka Penelitian Kambing Potongtelah mengembangkan program pembentukankambing unggul melalui pendekatan perkawinansilang (crossbreeding) antara pejantan kambingBoer dengan induk kambing Kacang (Gambar18) .

Persilangan antara betina Kacang denganpejantan Boer tersebut mampu meningkatkanbobot hidup sebesar 15 sampai 53% sampaiumur 12 bulan dibandingkan dengan kambingKacang. Untuk mendukung program pemerintahdalam mendorong pengembangan peternakankambing dan mengacu kepada hasil penelitian,maka sampai dengan tahun 2010 didapatkankomposisi darah kambing persilangan (50B :50K,75B:25K dan 25B:75K) yang mempunyaiproduktivitas optimal dan tahan akan penyakitparasit internal . Penelitian persilangan ini adalahsebagai dasar pembentukan kambing Komposituntuk sumber bibit kambing potong diIndonesia .

51

Dengan manajemen yang lebih ketatdiharapkan kambing Boerka mampu mencapaibobot sesuai persyaratan pasar ekspor. Hal initerlihat dari kisaran bobot hidup tertinggi cukuppotensial untuk dikembangkan secara komersialdalam mendukung pemasaran ternak kambingdi waktu mendatang . Meskipun secara statistikpertambahan bobot hidup harian prasapihkambing Kacang relatif sama dengan kambingpersilangan (Boerka 50B :50K) tetapi secaraangka kambing Boerka 50B :50K tetap lebihtinggi . Namun pertambahan bobot hidup hariantersebut berbeda (P<0,05) dengan Boerka(75B:25K) dan Boerka (25B :75K) yaitu 70,04 ±27,48 g/e/h dan 66,62 ± 21,54 g/e/h .

52

Gambar 18 . Skema persilangan Kambing Boer dan Kambing Kacang

Dari skema tersebut ada 4 metode perkawinan yang dilakukan yaitu :J Kacang (100K)

-> Kacang (100K)a Boer (100B)

-

Boerka (50B:50K)d Boer(100BO

-

Boerka (75B:25K)a Kacang (100K)

-

Boerka (25B:75K)

Bila diamati dari bobot anak yang dilahirkanpada keempat genotipe, maka rataan mortalitasprasapih pada anak yang berbobot lahirdibawah 1,5 kg adalah sebesar 41,19% . Secarastatistik rataan jumlah anak sekelahiran ataulitter size pada perkawinan : Kacang x Kacang,Kacang x Boer dan Boerka (50B:50K) x Boeradalah relatif sama (P>0,05) yaitu 1,34, 1,37dan 1,26 ekor . Namun berbeda (P<0,05)dengan Boerka (50B:50K) x Kacang yangmerupakan litter size terendah yaitu 1,15 ekor .

Hal ini karena kejadian beranak padaperkawinan Boerka (50B :50K) x Kacangmerupakan paritas pertama, dimana kambinginduk masih sangat muda (berumur antara 18sampai 30 bulan) .

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

1. Y Kacang (100K)

x2 . Y Kacang (100K)

x3 . Y Boerka (50B :50K)

x4 . Y Boerka (50B :50K)

x

Tabel 23 . Rataan dan standard deviasi bobot hidup kambing Kacang dan persilangannya dengankambing Boer berdasarkan kelompok umur

abcd Superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata (P<0,05)

Bobot beranak tertinggi terjadi pada Boerka(50B :50K) x Boer yaitu 26,67 ± 5,10 kg, diikutioleh Kacang x Boer (24,58 ± 4,83 kg),kemudian oleh Boerka (50B :50K)xKacang(22,84 ± 4,54 kg) yang relatif sama denganKacang x Kacang (22,47 ± 4,60 kg) . Perbedaanbobot hidup induk saat beranak tersebutdipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya : breedinduk, tahun saat beranak dan paritas .Berdasarkan hasil analisis statistik tidak terdapatperbedaan (P>0,05) lama bunting padakeempat model perkawinan yaitu berkisar 146sampai 148 hari. Selain itu keragaman tersebutdipengaruhi oleh musim, tahun, pejantan yangdigunakan dan interaksi diantaranya . Rataaninterval beranak pada keempat modelperkawinan tersebut adalah tidak berbeda(P>0,05) dengan kisaran 172 sampai 492 hari .Gambar 19 menunjukkan visualisasi KambingBoerka dengan komposisi darah dan statusfisiologis berbeda .

Secara keseluruhan dari penelitian ini dapat

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

LAPORAN TAHUNAN 2010

aiambil kesimpulan diantaranya :1 . Persilangan meningkatkan bobot hidup

sebesar 7,93 sampai 46,43% dari lahirsampai umur 12 bulan pada kambingpersilangan dibanding kambing Kacang ;

2. Lama bunting dan interval beranak padakeempat sistem perkawinan (Kacang xKacang, Kacang x Boer, Boerka x Boer danBoerka x Kacang) relatif sama ;

3 . Ternak persilangan mempunyai lajuproduktivitas yang lebih tinggi 22,32 sampai69,24% dibandingkan Kacang x Kacang,sedangkan produktivitas tertinggi adalahkambing Boerka (50B:50K) x Boer yaitusebesar 10,84 kg anak sapih/induk/th ;

4. Total kambing persilangan Boerka sampaiakhir Desember 2010 adalah 337 ekor dari350 ekor yang ditargetkan atau capaiansebesar 96,29% . Jumlah ternak tersebutterdiri dari jenis kacang 96 ekor, Boerka(25B:75K) 43 ekor, Boerka (50B :50K) 210ekor, Boerka (75B :25K) 84 ekor .

53

Genotipe Umur pengamatan (bulan)0 3 6 9 12

Kacang (100K)rataan 1,71±0,39a 6,03±1,31a 8,78±2,37a 11,65±3,78a 13,75±3,78akisaran 1,00-3,00 3,00-11,00 4,40-17,40 5,50-20,5 7,20-22,00n 196 112 56 50 44

Boerka (25B :75K)rataan 1,97±0,47b 7,98±1,86c 10,52±2,50 b 11,90±2,94a 14,84±4,56 akisaran 1,20-3,20 4,80-11,80 6,00-16,00 7,00-17,2 11,00-23,70n 75 30 21 14 4

Boerka (50B:50K)rataan 2,10±0,54c 6,90±1,62 b 9,56±2,50ab 12,26±3,43a 15,87±4,15akisaran 1,00-3,80 4,00-14,00 4,80-18,80 8,00-22,5 7,80-29,50n 435 249 162 155 149

Boerka (75B:25K)rataan 2,39±0,54 d 8,83±2,65d 12,22±3,33 b 14,82±3,86 b 19,98±5,00bkisaran 1,10-3,80 3,00-17,20 6,00-22,10 8,00-21,70 10,10-31,10n 136 87 48 37 31

Boerka (50B ;50K) lepas sapih

2. Limbah Pertanian sebagai PakanAiternatif

Biomasa hasil samping tanaman tersediadalam jumlah sangat besar dan memiliki potensisebagai bahan baku pakan ternak ruminansia .Kendala dalam penggunaannya sebagai pakanadalah palatabilitas yang rendah, kandungannutrisi yang kurang seimbang dan untuk produklimbah basah akan mudah rusak . Teknologifermentasi (silase) yang dikombinasikan denganteknologi pakan komplit dapat mengatasimasalah ini sehingga bahan tersebut dapat

Boerka (25B;75K) lepas sapih

Gambar 19 . Penampilan kambing boerka dengan komposisi darah dan status fisiologis berbeda

LAPORAN TA HUNAN 2010

Boerka (75B ;25K) lepas sapih

ditingkatkan pemanfaatannya sebagai pakanternak .

a. Silase sagu sebagai campuran pakan

Hamparan sagu liar di Indonesia memilikiluas 1,5 juta hektar, dan dari luasan tersebutdapat diproduksi sagu sebanyak 15 juta tonkarena setiap batang sagu menghasilkan 200 kgsagu. Proporsi limbah sagu pada pembuatantepung sagu sekitar 30-40%, berdasarkanproporsi tersebut jumlah limbah sagu sebanyak4,5-6,0 juta ton/tahun . Limbah sagu ini cukup

54

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

potensial untuk digunakan sebagai bahan pakanternak ruminansia termasuk kambing .Kandungan zat nutrisi yang terdapat padalimbah sagu seperti ; protein kasar sebesar3,4%, NDF 87,40%, ADF 42,11 dan energikasar 4.148 Kkal/kg relatif sebanding denganzat nutrisi rumput. Dengan kandungan zatnutrisi tersebut, maka Iimbah sagu diperkirakanhanya mampu memenuhi kebutuhan hiduppokok, sehingga untuk pertumbuhan, buntingdan laktasi diperlukan pakan tambahan untukmemenuhi kebutuhan protein dan energi .

Limbah pengolahan sagu termasuk kategoriIimbah basah (wet by-products) karena masihmengandung kadar air 70-80%, sehingga dapatrusak dengan cepat apabila tidak segeradiproses. Perlakuan melalui pengeringanmembutuhkan biaya yang relatif tinggi,sehingga perlu dikembangkan melalui teknologialternatif lain agar produk tersebut dapatdimanfaatkan secara lebih efisien .

Teknologi silase adalah suatu prosesfermentasi mikroba merubah pakan menjadimeningkat kandungan nutrisinya (protein danenergi) dan disukai ternak karena rasanya relatifmanis. Mengingat Iimbah sagu mempunyaipotensi yang tinggi sebagai bahan pakan untukternak kambing, maka perlu dilakukanpenelitian pemanfaatan silase Iimbah sagusebagai komponen pakan komplit pada kambingBoerka fase pertumbuhan .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaperlakuan silase dapat meningkatkankandungan protein dan energi juga menurunkankandungan NDF dan ADF limbah sagu .Berdasarkan hasil rataan konsumsi bahankering, kecernaan bahan kering dan bahanorganik, pertambahan bobot badan dan efisiensipenggunaan pakan disimpulkan bahwapenggunaan silase limbah sagu sebesar 40%yang menggunakan bahan aditif molases 15%,dapat digunakan sebagai campuran pakankomplit pengganti rumput untuk ternakkambing .

LAPORAN TAHUNAN 2010

b, Ku/it Buah Kakao Fermentasi sebagaiPakan Kambing

Buah kakao yang baru dipetik rata-ratamengandung limbah kulit sebesar 74%, bijikakao sebesar 24% dan plasenta 2%, ataudalam bentuk kering mengandung 50% limbahkulit. Dengan demikian potensi produksi limbahkulit kakao tahun 2007 diperkirakan rnoncapai1.310.000 ton segar atau 595.000 ton bahankering dan jika dimanfaatkan sebagai pakanternak, akan mampu menampung ternaksebanyak 291 .781 ekor sapi dan kerbau atau3.342.366 ekor ternak kambing/domba .

Kulit buah kakao tidak dimanfaatkan, tetapidibiarkan mengalami dekomposisi di lahan . Kulitbuah kakao mengandung nutrisi yang dapatmendukung produksi ternak kambing . Karenakadar airnya relatif tinggi, maka produk inimudah rusak dan teknologi fermentasi silase

y dapat digunakan sebagai cara untuk preservasiuntuk selanjutnya digunakan sebagai pakanternak. Kandungan protein dalam kondisi segartermasuk sedang (14%) dan meningkat melaluiproses fermentasi menjadi sekitar 19% dengankandungan serat antara 48-55% .

Kulit buah kakao yang difermentasi disukaiternak dengan tingkat konsumsi 500-900 g/hdan dapat digunakan sebagai substitusi hijauanantara 10-40% terutama pada saat hijauanterbatas. Pertambahan bobot badan hariankambing yang diberi kulit buah kakao yangdifermentasi dalam pakan komplit mencapaiangka yang tinggi sekitar 80 g/h denganefisiensi penggunaan ransum sekitar 0,10-0,12 .

Hasil analisis kandungan kimiamenunjukkan bahwa NH3, VFA dan Proteinsilase dan tape segar meningkat 3,55 mMol, 99mMol, dan 5,38% lebih tinggi dibandingkan kulitbuah kakao tanpa olahan . Tingkat konsumsipakan dari kulit buah kakao olahan berkisarantara 2,7-3% bobot hidup denganpertambahan bobot hidup berkisar 72-88 gramper hari, sedangkan pakan kulit buah kakaotanpa olah berkisar 60-70 gram per hari .

PUSA T PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

55

Efisiensi pakan yang menggunakan limbahkakao lebih efisien dibandingkan pakan tanpalimbah kulit buah kakao. Limbah kulit buahkakao dalam bentuk silase dapat digunakansebanyak 10-20% dalam pakan . Limbah kulit

LAPOR4N TAHUNAN 2010

buah kakao dalam bentuk tape basah dapatdigunakan sebanyak 20-30% dalam pakan,sedangkan dalam bentuk tape kakao keringdapat digunakan sebanyak 20-40% dalampakan .

Gambar 20 . Limbah kulit buah kakao yang difermentasi sebagai pakan kambing

56

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

0

Pusat Penelitian dan Pengembangan PeternakanJI . Raya Pajajaran Kav E59 Bogor 16151Telp : (0251) 8322185, 8328383 Fax : (0251) 8328382, 8380588E-mail : criansci@indo .net .i dWebsite : http://peternakan .litbang .deptan .go.id

ISBN : 978-602-8475-36-5