SAP Rematik

19
SATUAN ACARA PENYULUHAN ARTRITIS REUMATOID Pokok Bahasan : Artritis Reumatoid Sub Pokok Bahasan : 1. Definisi Artritis Reumatoid 2. Etiologi Artritis Reumatoid 3. Tanda dan gejala Artritis Reumatoid 4. Terapi Artritis Reumatoid 5. Komplikasi Artritis Reumatoid 6. Penatalaksanaan Artritis Reumatoid 7. Diet Artritis Reumatoid Sasaran : Keluarga Ny. MS Target : Tn. NR Penyaji : I Made Widyantara, S.Kep Hari/Tanggal : Rabu 13 Februari 2013 Waktu : 1 x 60 menit Tempat : Rumah Ny. MS TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah diberikan materi penyuluhan tentang Artritis Reumatoid selama 1x60 menit. Diharapkan keluarga mampu mengerti dan memahami tentang Artritis Reumatoid dan cara- cara perawatan anggota keluarga yang mengalaminya. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang artritis reumatoid selama 1x60 menit diharapkan keluarga mampu :

Transcript of SAP Rematik

Page 1: SAP Rematik

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ARTRITIS REUMATOID

Pokok Bahasan : Artritis Reumatoid

Sub Pokok Bahasan : 1. Definisi Artritis Reumatoid

2. Etiologi Artritis Reumatoid

3. Tanda dan gejala Artritis Reumatoid

4. Terapi Artritis Reumatoid

5. Komplikasi Artritis Reumatoid

6. Penatalaksanaan Artritis Reumatoid

7. Diet Artritis Reumatoid

Sasaran : Keluarga Ny. MS

Target : Tn. NR

Penyaji : I Made Widyantara, S.Kep

Hari/Tanggal : Rabu 13 Februari 2013

Waktu : 1 x 60 menit

Tempat : Rumah Ny. MS

TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan materi penyuluhan tentang Artritis Reumatoid selama 1x60 menit.

Diharapkan keluarga mampu mengerti dan memahami tentang Artritis Reumatoid dan

cara-cara perawatan anggota keluarga yang mengalaminya.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang artritis reumatoid selama 1x60 menit

diharapkan keluarga mampu :

1. Mengetahui definisi artritis reumatoid

2. Etiologi artritis reumatoid

3. Tanda dan gejala artritis reumatoid

4. Terapi artritis reumatoid

5. Komplikasi artritis reumatoid

6. Penatalaksanaan artritis reumatoid

7. Diet artritis reumatoid

Page 2: SAP Rematik

METODE

Ceramah, Tanya jawab

MEDIA

Leaflet

ISI MATERI

1. Definisi artritis reumatoid

2. Etiologi artritis reumatoid

3. Tanda dan gejala artritis reumatoid

4. Terapi artritis reumatoid

5. Komplikasi artritis reumatoid

6. Penatalaksanaan artritis reumatoid

7. Diet artritis reumatoid

PEMBAGIAN

No Kegiatan Respon Mahasiswa Waktu

1. Pendahuluan

a. Menyampaikan salam

b. Perkenalan

c. Menjelaskan tujuan

a. Membalas salam

b. Bertanya

c. Mendengarkan

10 menit

2. Penyampaian materi

a. Apersepsi

b. Menjelaskan definisi

artritis reumatoid

c. Menjelaskan etiologi

artritis reumatoid

d. Menjelaskan tanda

dan gejala artritis

reumatoid

e. Menjelaskan terapi

artritis reumatoid

Mendengarkan dan

memperhatikan

40 menit

Page 3: SAP Rematik

f. Menjelaskan

komplikasi artritis

reumatoid

g. Menjelaskan

penatalaksanaan

artritis reumatoid

h. Menjelaskan diet

artritis reumatoid

3. Penutup

a. Tanya jawab

b. Menyimpulkan hasil

materi

c. Mengucapkan salam

a. Menyampaikan

pertanyaan

b. Mendengarkan

c. Menjawab salam

10 menit

SETTING TEMPAT

Keterangan :

1. Penyaji

2. Peserta penyuluhan

3. Peserta penyuluhan

Penyaji duduk berhadapan dengan keluarga

1

2 3

Page 4: SAP Rematik

EVALUASI

1. Evaluasi Sumatif : a. Proses penyuluhan berjalan tertib dan lancar.

b. Keluarga kooperatif.

2. Evaluasi Kognitif : keluarga memahami tentang :

1. Definisi Artritis Reumatoid

2. Etiologi Artritis Reumatoid

3. Tanda dan gejala Artritis Reumatoid

4. Terapi Artritis Reumatoid

5. Komplikasi Artritis Reumatoid

6. Penatalaksanaan Artritis Reumatoid

7. Diet Artritis Reumatoid

Page 5: SAP Rematik

REFERENSI

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Http://ns-nining.blogspot.com/2008/03/asuhan -keperawatan-dengan-Athritis

Http://lensakomunika.blogspot.com/2008/05/askep-arthritis

Http://www.medicinenet.com/reumatoid_arthritis/articleMuttaqin,Arif. 2005. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta:EGC

NANDA, 2005 – 2006 , Nurs ing Diagnosis: Definitions and classification , Philadelphia, USA

Page 6: SAP Rematik

Lampiran materi

ARTRITIS REUMATOID

A. Definisi Artritis Reumatoid

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak

diketahui penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membran

sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.

( Susan Martin Tucker.1998 ).

Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai

membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri

persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman.

2000 )

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi

utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. ( Arif Mansjour.

2001)

Artritis reumatoid ini merupakan bentuk artritis yang serius, disebabkan oleh

peradangan kronis yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai

dengan sakit dan bengkak pada sendi-sendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan

tangan, siku, dan lutut.

B. Etiologi Artritis Reumatoid

Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui walaupun banyak hal

mengenai patogenesisnya telah terungkap. AR adalah suatu penyakit autoimun yang

timbul pada individu – individu yang rentang setelah respon imun terhadap agen

pencetus yang tidak diketahui. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri,

mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis.

Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme diperantarai oleh IgG.

Walaupun respon ini berhasil mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang

mengidap AR mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap

antibodi IgG semula. Antibodi ynng ditunjukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut

faktor rematoid ( FR ). FR menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan

Page 7: SAP Rematik

kronik dan destruksi jaringan AR diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik

terhadap penyakit autoimun.

C. Tanda dan gejala Artritis Reumatoid

Manifestasi klinis yang timbul sesuai dengan tahapan dan keparahan dari

penyakit AR itu sendiri. Nyeri sendi, bengkak, hangat, eritema, dan kurang berfungsi

adalah gambaran klinis yang klasik. Seringkali dapat diaspirasi cairan dari sendi yang

mengalami pembengkakan. Artritis sering diawali dengan timbulnya rasa sakit serta

lemah pada sendi tangan dan pinggang. Juga disertai bengkak dan kadang terjadi

peradangan, tetapi sering tiba-tiba hilang.

Pola karakteristik dari persendian yang terkena :

- Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.

- Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki,

tulang belakang serviks, dan temporomandibular.

- Biasnya akut, bilateral, dan simetris.

- Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari

berlangsung selama lebih dari 30 menit.

- Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.

Beberapa gejala klinis yang kerap kali terjadi pada para penderita atritis reumatoid ini,

yakni :

- Gejala-Gejala Konstitusional.

Beberapa gejala tersebut meliputi lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam.

Bahkan terkadang kelelahan yang sangat hebat.

- Poliatritis Simetris.

Terutama terjadi pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi  di tangan namun biasanya

tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diatrodial dapat

terserang.

- Kekakuan di pagi hari.

Kejadian ini terjadi selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generalisata tetapi terutama

menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada

osteoatritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu

kurang dari satu jam.

Page 8: SAP Rematik

- Atritis Erosif.

Atritis erosif merupakaan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.

Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat

pada radiogram.

- Deformitas.

Kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar

atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher

angsa. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder

dari subluksasi metatarsal.

- Nodula-Nodula Reumatoid.

Nodula-nodula reumatoid adalah masa subkutan yang ditemukan pada sekitar

sepertiga penderita dewasa. Lokasi tersering yakni di daerah sepanjang sendi sikut

atau sepanjang permukaan ekstensor lengan. Nodul ini merupakan tanda bahwa

penyakit tersebut aktif.

- Manifestasi Ekstraartikuler.

a. Kulit Nodula subkutan Vaskulitis, bercak-bercak coklat lesi-lesi ekimotik

b. Jantung

Perikarditis Temponade pericardium. Lesi peradangan miokardium dan katup

jantung

c. Paru-paru

Pleuritis dengan atau tanpa efusi peradangan paru-paru

d. Mata terjadi skleritis

e. Syaraf

Neuropati perifer sindrom kompresi perifer (sindrom terowongan kapal,

neuropati syaraf ulnaris, paralisis peronealis, abnormalitas vertebra servikal)

f. Sitemik Anemia Osteoporosis generalisata Syndrome felty Sindrom Sjogren

(keratokonjungtivitis sika) Amiloidosis.

D. Terapi Artritis Reumatoid

Prinsip utama pengobatan penyaki artritis adalah dengan mengistirahatkan

sendi yang terserang, karena jika sendi yang terserang terus digunakan akan

memperparah peradangan. Dengan mengistirahatkan sendi secara rutin dapat

mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan. Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi

Page 9: SAP Rematik

dan mengistirahatkan satu atau beberapa sendi, tetapi untuk mencegah kekakuan dapat

dilakukan beberapa gerakan yang sistematis.

Obat-obatan yang dipakai untuk mengobati penyakit ini adalah:

1. Obat anti peradangan non steroid, yang paling sering digunakan adalah aspirin dan

ibuprofen. Obat ini mengurangi pembengkakan sendi dan mengurangi nyeri.

2.Obat slow-acting, obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti peradangan non steroid

tidak efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera apabila

penyakitnya berkembang cepat.

Yang sekarang digunakan adalah

(a) Senyawa emas, yang berfungsi memperlambat terjadinya kelainan bentuk tulang.

Diberikan sebagia suntikan mingguan. Jika obat ini terbukti efektif, dosis dikurangi.

(b) Penisilamin, efeknya menyerupai senyawa emas dan bisa digunakan bila senyawa

emas tidak efektif dan menyebabkan efek samping yang tidak dapat ditoleransi. Dosis

dinaikan secara bertahap hingga terjadi perbaikan. Penisilamin yang biasa dipakai

antara lain hydroxycloroquinine dan sulfasalazine.

3. Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling efektif untuk mengurangi

peradangan dibagian tubuh manapun. Kortikosteroid efektif digunakan pada

pemakaian jangka pendek, dan kurang efektif bila dipakai dalam jangka panjang.

Obat ini tidak memperlambat perjalanan penyakit ini dan pemakaian jangka panjang

mengakibatkan berbagai efek samping, yang melibatkan hampir setiap organ. Untuk

mengurangi resiko terjadinya efek samping, maka hampir selalu digunakan dosis

efektif terendah. Obat ini disuntikan langsung ke dalam sendi, tetapi dapat

menyebabkan kerusakan jangka panjang, terutama jika sendi yang terkena

digunakan secara berlebihan sehingga mempercepat terjadinya kerusakan sendi.

4.Obat imunosupresif (contohnya metotreksat, azatioprin, dan cyclophosphamide)

efektif untuk mengatasi artritis yang berat. Obat ini menekan peradangan sehingga

pemakaian kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan dengan dosis rendah.

E. Komplikasi Artritis Reumatoid

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus

peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid

drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada

arthritis reumatoid.

Page 10: SAP Rematik

Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar

dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan

dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat

vaskulitis.

F. Penatalaksanaan Artritis Reumatoid

Tujuan dari penatalaksanaan termasuk penyuluhan, keseimbangan antara

istirahat dan latihan, dan rujukan lembaga di komunitas untuk mendapatkan

dukungan.

AR dini : penatalaksanaan pengobatan termasuk dosis terapeutik

salisilat atau obat – obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAIDS ): antimalaria emas,

pensilamin,atau sulfasalazin, methotreksat; analgetik selama periode nyeri hebat.

AR sedang , erosit : program formal terapi okupasi dan terapi fisik.

AR persisten, erisif : pembedahan rekonstruksi dan kortikosteroid.

AR tahap lanjut yang tak pulih : preparat immunosupresif, seperti metotreksat,

siklosfosfamid, dan azatioprin.

Pasien AR sering mengalami anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia,

sehingga membutuhkan pengkajian riwayat diit yang sangat cermat untuk

mengidntifikasi kebiasaan makan dan makanan yang disukai. ( kortikosteroid

dapat menstimulasi napsu makan dan menyebabkan penambahan berat badan ).

Penatalaksanaan artritis reumatoid didasarkan pada pengertian patofisiologis

penyakit ini. Selain itu perhatian juga ditujukan terhadap manifestasi psikofisiologis

dan kekacauan psikososial yang menyertainya yang disebabkan oleh perjalana

penyakit yang fluktuatif dan kronik. Untuk memuat diagnostik yang akurat dapat

memakan waktu sampai bertahun-tahun, tetapi pengobatan dapat dimulai secara lebih

dini.

Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.

2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien.

3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.

Page 11: SAP Rematik

Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai

tujuan-tujuan ini: pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi dan obat-

obatan.

Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan

pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada pasien, keluarganya, dan siapa saja

yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian

tentang patofisiologis, penyebab, dan prognosis penyakit ini, semua komponen

program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber

bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan metode-metode efektif tentang

penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus

dilakukan secara terus-menerus. Bantuan dapat diperoleh melalui club penderita,

badan-badan kemasyarakatan, dan dari orang-orang lain yang juga penderita artritis

reumatoid, serta keluarga mereka.

Istirahat penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa lelah yang

hebat. Walaupun rasa lelah itu bisa timbul setiap hari, tetapi ada masa-masa ketika

pasiem merasa lebih baik atau lebih berat. Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat

meningkat apabila beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien dapat mudah terbangun

dari tidurnya pada malam hari karena nyeri.

Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi

sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit,

sedikitnya dua kali sehari. Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak

mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur dan

mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah.

Alat-alat pembantu dan adaktif mungkin diperlukan untuk melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari.

G. Diet Artritis Reumatoid

Diet khusus : Tim Cakar Ayam

Untuk diet keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Asupan protein : 0,8 g/kg BB/hari

2. Asupan buah dan sayuran > dari 5x sajian per hari

3. Diet rendah lemak : < 5 % (asam lemak omega 6) dan > 10 % ( asam lemak omega

9)

4. Meningkatkan asupan asam lemak omega 3

Page 12: SAP Rematik

5. Cukup vitamin B6 dan C

6. Suplemen multivitamin dan mineral jika asupan tidak mencukupi

7. Suplemen Fe jika pasien anemia

8. Pasien dengan kortikosteroid perlu diberikan makanan tinggi kalsium dan kalium

9. Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering dan batasi minyak serta gula.

Page 13: SAP Rematik

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ARTRITIS REUMATOID

Oleh:I Made Widyantara, S.Kep

C1212003

PROGRAM STUDI PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI2013