Sanitasi RS

10
1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat. Setiap Rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang. 2. Fasilitas Pembangunan Limbah Cair Limbah cair harus dikumpulkan dalam container yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis. Universitas Sumatera UtaraLimbah padat rumah sakit yang lebih dikenal dengan pengertian sampah rumah sakit. Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990) Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk

description

rs

Transcript of Sanitasi RS

1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat.

Setiap Rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber dan

harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya,

beracun dan setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis

mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui

sertifikasi dari pihak yang berwenang.

2. Fasilitas Pembangunan Limbah Cair

Limbah cair harus dikumpulkan dalam container yang sesuai dengan

karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan

penyimpanannya. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair

sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang

memenuhi persyaratan teknis.

Universitas Sumatera UtaraLimbah padat rumah sakit yang lebih dikenal dengan pengertian sampah

rumah sakit. Limbah padat (sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak

disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang

dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990)

Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk

padat akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis

(Keputusan MenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004).

Limbah padat RS adalah semua limbah RS yang berbentuk padat sebagai

akibat kegiatan RS yang terdiri dari limbah medis dan non medis, yaitu :

1. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di RS di

luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang

dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.

2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,

limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,

limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang

tinggi.

3. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen

yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam

jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia

yang rentan.

4. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock

(sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan

Universitas Sumatera Utaralain yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat

infeksius.

Limbah cair RS adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari

kegiatan RS, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme bahan beracun, dan

radio aktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2006).

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil

proses seluruh kegiatan rumah sakit, yang meliputi : limbah cair domestik, yakni

buangan kamar dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,

bahan kimia beracun dan radioaktif (Said, 1999).

Menurut Azwar (1990), air limbah atau air bekas adalah air yang tidak bersih

dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau

hewan, yang lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industri.

Menurut Keputusan MenKes R.I.No.1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, pengertian limbah cair adalah

semua buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang

kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif

yang berbahaya bagi kesehatan.

2.3.2 Sumber Limbah Rumah Sakit

Dalam melakukan fungsinya rumah sakit menimbulkan berbagai buangan dan

sebagian dari limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya. Sumber air limbah

rumah sakit dibagi atas tiga jenis yaitu :

Universitas Sumatera Utara1. Air limbah infeksius : air limbah yang berhubungan dengan tindakan medis

seperti pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, perawatan, penyakit menular

dan lain lain.

2. Air limbah domestik : air limbah yang tidak ada berhubungan tindakan medis

yaitu berupa air limbah kamar mandi, toilet, dapur dan lain lain.

3. Air limbah kimia : air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia

dalam tindakan medis, laboratorium, sterilisasi, riset dan lain lain (Chandra,

2007).

Sampah Rumah Sakit dapat digolongkan antara lain menurut jenis unit

penghasil dan untuk kegunaan desain pembuangannya. Namun dalam garis besarnya

dibedakan menjadi sampah medis dan non medis.

A. Sampah Medis

Sampah medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis

dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kegiatan tersebut juga

kegiatan medis di ruang polikllinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi, dan

ruang laboratorium. Limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis.

Sampah biologis terdiri dari :

1. Sampah medis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang peralatan, ruang

bedah, atau botol bekas obat injeksi, kateter, plester, masker, dan sebagainya.

2. Sampah patologis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah, kebidanan,

atau ruang otopsi, misalnya, plasenta, jaringan organ, anggota badan, dan

sebagainya.

Universitas Sumatera Utara3. Sampah laboratorium yang dihasilkan dari pemeriksaan laboratorium

diagnostik atau penelitian, misalnya, sediaan atau media sampel dan bangkai

binatang percobaan.

B. Sampah Nonmedis

Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis

yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut :

2. Kantor/administrasi

3. Unit perlengkapan

4. Ruang tunggu

5. Ruang inap

6. Unit gizi atau dapur

7. Halaman parkir dan taman

8. Unit pelayanan

Selain dibedakan menurut jenis unit penghasil, sampah RS dapat dibedakan

berdasarkan karakteristik sampah yaitu :

1. Sampah infeksius : yang berhubungan atau berkaitan dengan pasien yang

diisolasi, pemeriksaan mikrobiologi, poliklinik, perawatan, penyakit menular dan

lain lain.

2. Sampah sitotoksik : bahan yang terkontaminasi dengan radioisotope seperti

penggunaan alat medis, riset dan lain lain.

3. Sampah domestik : buangan yang tidak berhubungan dengan tindakan pelayanan

terhadap pasien (Depkes RI, 2006).

Universitas Sumatera Utara2.4 Kualitas Limbah Padat dan Cair

2.4.1 Kualitas limbah padat

Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber,

mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan beracun,

pengelolaan stok kimia dan farmasi, dan peralatan dimulai dari pengumpulan,

pengangkutan, dan pemusnahan.

Pemilahan harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah.

Limbah padat yang akan/dapat dimanfaatkan lagi harus melalui proses sterilisasi.

Pengolahan dan pemusnahan limbah medis tidak diperbolehkan membuang langsung

ke tempat pembuangan akhir sebelum di anggap aman bagi kesehatan (Depkes RI,

2004).Dampak Limbah Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

RS selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai

macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus

karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan RS, seperti

udara, air, lantai, makanan dan benda-benda peralatan medis maupun non medis.

Dari lingkungan, kuman dapat sampai ke tenaga kerja, penderita baru. Ini disebut

infeksi nosokomial (Anies, 2006).

Limbah rumah sakit yang terdiri dari limbah cair dan limbah padat memiliki

potensi yang mengakibatkan keterpajanan yang dapat mengakibatkan penyakit atau

cedera. Sifat bahaya dari limbah rumah sakit tersebut mungkin muncul akibat satu

atau beberapa karakteristik berikut :

- Limbah mengandung agent infeksius

- Limbah bersifat genoktosik

- Limbah mengandung zat kimia atau obat obatan berbahaya atau baracun

Universitas Sumatera Utara- Limbah bersifat radioaktif

- Limbah mengandung benda tajam

Semua orang yang terpajan limbah berbahaya dari fasilitas kesehatan

kemungkinan besar menjadi orang yang beresiko, termasuk yang berada dalam

fasilitas penghasil limbah berbahaya, dan mereka yang berada diluar fasilitas serta

memiliki pekerjaan mengelola limbah semacam itu, atau yang beresiko akibat

kecerobohan dalam sistem manajemen limbahnya. Kelompok utama yang beresiko

antara lain :

- Dokter, perawat, pegawai layanan kesehatan dan tenaga pemeliharaan rumah

sakit

- Pasien yang menjalani perawatan di instansi layanan kesehatan atau dirumah

- Penjenguk pasien rawat inap

- Tenaga bagian layanan pendukung yang bekerja sama dengan instansi layanan

kesehatan masyarakat, misalnya, bagian binatu, pengelolaan limbah dan bagian

transportasi.

- Pegawai pada fasilitas pembuangan limbah (misalnya, ditempat penampungan

sampah akhir atau incinerator, termasuk pemulung (Pruss. A, 2005).

2.5.1 Bahaya Akibat Limbah Infeksius Dan Benda Tajam

Limbah infeksius dapat mengandung berbagai macam mikroorganisme

pathogen. Pathogen tersebut dapat memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur :

- Akibat tusukan, lecet, atau luka dikulit

- Melalui membrane mukosa

- Melalui pernafasan

Universitas Sumatera Utara- Melalui ingesti

Contoh infeksi akibat terpajan limbah infeksius adalah infeksi gastroenteritis

dimana media penularnya adalah tinja dan muntahan, infeksi saluran pernafasan

melalui secret yang terhirup atau air liur dan lain lain. Benda tajam tidak hanya

dapat menyebabkan luka gores maupun luka tertusuk tetapi juga dapat menginfeksi

luka jika benda itu terkontaminasi pathogen. Karena resiko ganda inilah (cedera dan

penularan penyakit), benda tajam termasuk dalam kelompok limbah yang sangat

berbahaya. Kekhawatiran pokok yang muncul adalah bahwa infeksi yang ditularkan

melalui subkutan dapat menyebabkan masuknya agens penyebab panyakit, misalnya

infeksi virus pada darah (Pruss. A, 2005).

2.5.2 Bahaya Limbah Kimia dan Farmasi

Kandungan zat limbah dapat mengakibatkan intosikasi atau keracunan sebagai

akibat pajanan secara akut maupun kronis dan cedera termasuk luka bakar. Intosikasi

dapat terjadi akibat diabsorbsinya zat kimia atau bahan farmasi melalui kulit atau

membaran mukosa, atau melalui pernafasan atau pencernaan. Zat kimia yang mudah

terbakar, korosif atau reaktif (misalnya formaldehide atau volatile/mudah menguap)

jika mengenai kulit, mata, atau membrane mukosa saluran pernafasan dapat

menyebabkan cedera. Cedera yang umum terjadi adalah luka bakar (Pruss.A, 2005).