Sanitasi Bangunan Sederhana

18
SANITASI BANGUNAN SEDERHANA KONSTRUKSI GAMBAR BANGUNAN 1

description

Pembahasan mengenai sanitasi bangunan sederhana untuk konstruksi bangunan.

Transcript of Sanitasi Bangunan Sederhana

  • SANITASI BANGUNAN SEDERHANA

    KONSTRUKSI GAMBAR BANGUNAN 1

  • SANITASI RUMAH TINGGAL

    Selain kuat dan indah, rumah tinggal juga harus sehat.

    Untuk menunjang syarat kesehatan, rumah harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi.

    Perlengkapan sanitasi dapat dibagi atas 3 bagian: 1. Alat penerima air buangan: kamar mandi, WC, bak dapur,

    tempat cuci, talang air hujan 2. Saluran pembuangan: instalasi pipa 3. Tempat pembuangan: riol kota, sungai, atau peresapan

    buatan.

  • PEMBUANGAN AIR KOTOR KAMAR MANDI & AIR HUJAN

    Air buangan dari kamar mandi, bak cuci, talang air hujan dapat langsung dialirkan ke tempat pembuangan.

    Bila ada riol kota (saluran pembuangan terbuka atau tertutup yang dikelola Pemda) atau sungai, dapat dialirkan langsung ke riol atau sungai tersebut.

    Bila tidak ada, dapat dibuatkan tempat pembuangan sendiri yang disebut dengan sumur peresapan, yaitu penampungan air buangan untuk diresapkan ke dalam tanah.

  • Sumur peresapan dapat berbentuk memanjang atau berbentuk seperti sumur.

    Sumur peresapan sebaiknya ditempatkan di sudut halaman, jauh dari tempat bermain anak-anak, ditutup dengan tanah atau rerumputan.

    Karena air dari sumur peresapan akan langsung meresap ke tanah, sebaiknya sumur peresapan berjarak tidak kurang dari 10 m dari sumur air bersih sehingga air masih tersaring oleh tanah (tidak mencemari air sumur).

  • Pada kondisi tanah miring/berkontur, letak sumur air bersih harus pada bagian yang lebih tinggi dibandingkan sumur peresapan dan septic tank.

    Di beberapa kota, sumur peresapan sudah diwajibkan saat membangun rumah untuk mengurangi menambah cadangan air tanah.

    Dengan ukuran luas lahan perumahan yang semakin terbatas, dapat dibuat sumur resapan bersama agar kondisi air sumur tidak tercemar.

  • Peresapan Memanjang

  • Sumur Peresapan

  • SEPTIC TANK SEBAGAI TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH WC

    Air buangan dari WC tidak boleh langsung dibuang ke tempat pembuangan (riol/sungai/peresapan) karena membawa kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.

    Air buangan WC harus dimasukkan ke bak penghancur kotoran yang disebut SEPTIC TANK.

    Septic tank dapat dibuat sendiri dari pasangan bata traasram dengan dasar dan tutup bak terbuat dari pelat beton, namun sekarang juga sudah tersedia berbagai bentuk septic tank jadi (tinggal dipasang) yang terbuat dari beton bertulang atau fiber glass. Septic tank dari fiber glass lebih ramah lingkungan.

  • SEPTIC TANK

    Pada septic tank harus selalu ada air untuk proses penghancuran kotoran, karena itu bak septic tank harus dibuat kedap air/traasram.

    Kotoran dalam septic tank akan diuraikan oleh bakteri penghancur. Agar bakteri dapat hidup dalam septic tank, harus disediakan udara segar yang cukup. Karena itu septic tank selalu dilengkapi dengan pipa hawa.

    Air yang mengandung sabun atau bahan pencuci lain tidak boleh masuk ke dalam septic tank karena bahan deterjen dapat membunuh bakteri penghancur.

  • Bila proses penghancuran kotoran padat (faeces) di septic tank berlangsung baik, yang tinggal dalam septic tank hanya sedikit lumpur dan air kotor (yang sudah lebih bersih 70%) yang lalu dirembeskan ke sumur peresapan.

    Lumpur yang mengendap di dasar septic tank sebaiknya disedot setiap 10 tahun. Karena itu pikirkan posisi septic tank agar mudah dicapai oleh mobil tangki penyedot.

  • SYARAT JARAK KOMPONEN SANITASI SISTEM SEPTIC TANK

  • KONSTRUKSI SEPTIC TANK

    Bak septic tank dibuat sedekat mungkin dengan WC agar kotoran tidak terhambat (mampat) di saluran pembuang.

    Pipa untuk saluran menuju septic tank minimal berukuran 4 inci.

    Pipa udara berukuran 2 inci dan tinggi 2-3 m dari permukaan tutup septic tank.

    Bak septic tank harus berjarak lebih 5 m dari sumur air bersih.

  • SEPTIC TANK

  • Konstruksi septic tank ada yang berbentuk 2 bak berdampingan dengan bagian bawah salah satu sisi bak dibuat miring 45. Kemiringan ini dengan maksud agar kotoran padat dapat jatuh merata.

    Dengan sistem 2 bak ini, bak pertama menjadi tempat penghancuran kotoran padat, sedangkan bak kedua berisi air kotor yang kemudian disalurkan ke sumur peresapan.

    Bila dari WC menuju septic tank terdapat belokan pipa, sebaiknya dibuatkan bak kontrol/bak periksa agar memudahkan bila terjadi sumbatan/mampat.

  • Contoh Perhitungan Volume Septic Tank

    Misal: jumlah penghuni rumah 10 orang. Setiap orang membuang air 25 liter/hari. Diperkirakan kotoran akan hancur dalam 3 hari. Volume buangan= 10x25x3 = 750 liter. Bila ukuran denah bak 1,20 x 0,80 m = 0,96 m2. Tinggi air diambil 1 m, jadi volume = 0,96 m3 = 960 liter > 750

    liter. Ruang udara diambil tinggi 1/3 tinggi air = 0,35 m. Volume total septic tank = tingi air + tinggi ruang udara x luas

    bak = 1,35 x 0,96 m2 = 1,296 m2. Ini adalah ukuran luas RUANG DALAM septic tank.

  • BAK KONTROL

    Seluruh saluran pembuangan (pipa) sebaiknya memiliki bak kontrol pada setiap jarak 15 m, pada belokan, pada pertemuan beberapa pipa pembuang, atau pada pergantian diameter pipa.

    Bak kontrol ini berfungsi sebagai penampung kotoran yang terbawa air buangan dan untuk memudahkan pemeriksaan saluran secara berkala.