Sampo Adalah Sediaan Kosmetik Untuk Mengeramas Rambut

27
Sampo adalah sediaan kosmetik untuk mengeramas rambut, hingga kulit kepala dan rambut bersih, sedapat mungkin rambut menjadi bersih, berkilau, indah dan mudah diatur. Semula bahan-bahan yang sering digunakan untuk sampo adalah berbagai bahan dari alam seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang (sekam padi). Dewasa ini yang digunakan adalah detergen (zat sabun sintetik). Sampo dapat dikemas dalam berbagai bentuk sediaan, bubuk, larutan,jernih, larutan pekat, larutan berkilat, krim, gel, atau aerosol, dengan jenis: 1. Sampo dasar (basic shampoo), yaitu sampo yang dibuat sesuai dengan kondisi rambut, kering, normal, berminyak 2. Sampo bayi (baby shampoo), yaitu sampo yang tidak menggunakan bahan yang mengiritasi mata dan mempunyai daya bersih sedang karena kulit dan rambut bayi masih minim sebumnya 3. Sampo dengan pelembut (coditinioner), 2 in 1, 3 in 1 4. Sampo profesional; yang mempunyai konsentrasi bahan aktif lebih tinggi sehingga harus diencerkan sebelum pemakaian Sampo medik (medicated shampoo); yang mengandung antiketombe ( sulfur, tar, asam salisilat, sulfida, plivinil, pirolidon, ) dan tabir surya (PABA, non-PABA) Isi sampo meliputi: 1. Surfaktan Surfaktan adalah bahan aktif sampo yang berupa deterjen pembersih sintesis yang cocok untuk kondisi rambut pemakai. Deterjen bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan cairan karena bersifat amfibilik, sehingga dapat melarutkan kotoran yang melekat pada permukaan rambut. Biasanya dipilih surfaktan anionik yaitu fatty alcohol sulfate, antara lain: 1. Lauril sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), merupakan pembersih yang baik namun mengeraskan rambut. 2. Lauret sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), pembentuk busa yang baik dan kondisioner yang baik.

description

materi kosmetikologi shampoo

Transcript of Sampo Adalah Sediaan Kosmetik Untuk Mengeramas Rambut

Sampo adalah sediaan kosmetik untuk mengeramas rambut, hingga kulit kepala dan rambut bersih, sedapat mungkin rambut menjadi bersih, berkilau, indah dan mudah diatur.

Semula bahan-bahan yang sering digunakan untuk sampo adalah berbagai bahan dari alam seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang (sekam padi). Dewasa ini yang digunakan adalah detergen (zat sabun sintetik).

Sampo dapat dikemas dalam berbagai bentuk sediaan, bubuk, larutan,jernih, larutan pekat, larutan berkilat, krim, gel, atau aerosol, dengan jenis:

1. Sampo dasar (basic shampoo), yaitu sampo yang dibuat sesuai dengan kondisi rambut, kering, normal, berminyak

2. Sampo bayi (baby shampoo), yaitu sampo yang tidak menggunakan bahan yang mengiritasi mata dan mempunyai daya bersih sedang karena kulit dan rambut bayi masih minim sebumnya

3. Sampo dengan pelembut (coditinioner), 2 in 1, 3 in 1

4. Sampo profesional; yang mempunyai konsentrasi bahan aktif lebih tinggi sehingga harus diencerkan sebelum pemakaian

Sampo medik (medicated shampoo); yang mengandung antiketombe ( sulfur, tar, asam salisilat, sulfida, plivinil, pirolidon, ) dan tabir surya (PABA, non-PABA)

Isi sampo meliputi:

1. SurfaktanSurfaktan adalah bahan aktif sampo yang berupa deterjen pembersih sintesis yang cocok untuk kondisi rambut pemakai. Deterjen bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan cairan karena bersifat amfibilik, sehingga dapat melarutkan kotoran yang melekat pada permukaan rambut. Biasanya dipilih surfaktan anionik yaitu fatty alcohol sulfate, antara lain:

1. Lauril sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), merupakan pembersih yang baik namun mengeraskan rambut.

2. Lauret sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), pembentuk busa yang baik dan kondisioner yang baik.

3. Sarkosinat (natrium lauril, lauril), daya bersih kurang, kondisioner yang baik.

4. Sulfasuksinat (dinatrium oleamin, natrium dioktil), pelarut lemak yang kuat untuk rambut berminyak.

Biasanya digunakan lebih dari satu surfaktan dalam sampo, yang utama disebut surfaktan primer, selebihnya adalah surfaktan pelengkap atau sekunder. Surfaktan yang dipilih dapat dari golongan yang sama atau dari golongan surfaktan lain.

2. Pelembut (conditioner)Pelembut membuat rambut lebih mudah disisir dan diatur oleh karena dapat menurunkan friksi antarrambut, mengkilapkan rambut oleh karena memperbaiki refleksi cahaya yang mengenai batang rambut, dan memperbaiki keadaan rambut yang rusak akibat overshampooed, overdried, overbrushed, overcombed, keriting, pewarna, pemutih, atau styling yang menyebabkan kerusakan pada korteks rambut yang merupakan kekuatan dari rambut. Bahan pelembut yang sering digunakan adalah lemak, protein, polimer atau silikon, adeps, lanolin, oleialkohol, dan asetogliserida.

3. Pembentuk busaPembentuk busa adalah bahan surfaktan yang masing-masing berbeda daya pembuat busanya. Busa adalah emulsi udara dalam cairan. Kemampuan membentuk busa tidak menggambarkan kemampuan membersihkan. Busa yang terbentuk akan segera terikat dengan lemak sebum sehingga rambut yang lebih bersih akan menimbulkan busa yang lebih banyak pada pengulangan pemakaian shampoo. Busa yang terbentuk lazim diberi penguat yang menstabilkan busa agar lebih lama terjadi, misalnya dengan menambahkan alkanolamid atau aminoksida.

4. Pengental (thickener) dan pengeruh (opacifier)Bahan ini ditambahkan untuk menyenangkan konsumen, keduanya tidak menggambarkan daya bersih dan konsentrasi bahan aktif dalam sampo. Zat pengental biasanya gom sintetik/alam : tragakan, gom akasia, hidroksietilselulosa.

Opacifyng agents:

a. alkohol (rantai panjang) : stearil, setil

b.cairan magnesium : stearat, silikat, gom

5. Pemisah logamDibutuhkan keberadaannya untuk mengikat logam berat (K, Mg) yang terdapat dalam air pencuci rambut, misalnya etilen diamin tetra asetat (EDTA).

6. pH balanceDiperlukan agar menetralisasi reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan rambut, misalnya asam sitrat.

7. Pemberi warna dan bauBahan ini ditambahkan untuk memberi kesan nyaman bagi konsumen yang memakai.Busa adalah dispersi gas dalam suatu cairan. Busa terbentuk selam pengguanaan bahn pembersih dan merupakan efek samping yang tidak begitu penting tetapi sangat diinginkan konsumen. Sebab konsumen mempunyai anggapan bahwa dengan busa yang melimpah akan menambah aksi dalam membersihkan. Sebenarnya busa tidak dapat digunakan sebagai ukuran aksi atau daya membersihkan, misalnya surfaktan non ionik memberikan reaksi pembersihan yang baik dengan sedikit atau tanpa busa. Metode yang umum diguanakan untuk mengukur tinggi busa dan stabilitas adalah dari Rose Miles. Dari hasil uji pengukuran stabilitas busa, sampo mampu menghasilkan busa yang stabil karena perbedaan tinggi busa per waktu tidak jauh berbeda.

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangShampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut..Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari champna, "memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air.Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan mudah ditata.Shampoo banyak jenis dan typenya, formulanya dan klasifikasi preparat seperti liquid, krim, pasta, shampoo anti dandruff, shampoo untuk anak-anak dan sebagainya.Sebuah formulasi shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus yang dapat meminimalisasi iritasi mata, mengontrol ketombe (dandruff) serta dapat memperbaiki struktur rambut secara keseluruhan.Preparat shmapo harus meninggalkan kesan harum pada rambbut, lembut dan mudah diatur, memiliki performance yang baik (warna dan viskositas yang baik) harga yang murah dan terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:1. Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan2. Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak dari kulit kepala3. Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir4. Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika kontak dengan mata5. Memiliki pH yang baik netral maupun sedikit basa6. Tidak iritasi pada tangan dan kulit kepala7. Memiliki performa yang baikAntidandruff shampoo merupakan shampooyang ditujukan untuk mengontrol sel kulit mati dikulit kepala, formulasinya hamper sama seperti shampoo lain tetapi ditambahkan bahan aktif seperti senium sulfide, zinc pirythion, sulfur.I.2 Tujuan Percobaan1. Mengetahui cara membuat sediaan shampoo yang aman dan nyaman digunakan2. Mengetahui metode-metode krim yang tepat3. Mampu mengevaluasi sediaan shampoBAB IILANDASAN TEORIII.1 ShampoRambut memang mahkota bagi semua orang dan bisa dianggap sebagai bingkai untuk wajah anda. Karena keindahan rambut sangat bisa menunjang kecantikan dan keseluruhan penampilan anda.Mencuci rambut memang persoalan mudah tetapi mungkin anda mengalami kesulitan saat memilih jenis shampo yang cocok untuk diri anda sendiri. Karena memang banyak sekali produsen shampo menawarkan kepada anda.. Shampoo, bila dicampur dengan air, dapat melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut. Setelah mencuci rambut dengan shampoo, biasanya digunakan produk conditioner agar rambut mudah ditata kembali.Shampoo untuk bayi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak perih di mata. Shampoo untuk binatang juga dapat mengandung insektisida untuk membunuh kutu. Beberapa shampoo manusia tidak dapat digunakan untuk binatang karena mengandung seng (misalnya shampoo anti ketombe). Logam ini tidak beracun bagi manusia, namun berbahaya bagi binatang.Selain itu terdapat juga shampoo dalam bentuk padat, yang lebih ringkas dan mudah dibawa namun kurang praktis untuk rambut panjang.Pada awalnya shampo dibuat dari berbagai jenis bahan yang diperoleh dari sumber alam, seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang ( sekam padi ). Shampo yang menggunakan bahan alam sudah banyak ditinggalkan, dan diganti dengan shampo yang dibuat dari detergen. Agar shampo berfungsi sebagaimana disebutkan diatas, shampo harus memiliki sifat sebagai berikut :1. Shampo harus dapat membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat, lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.2. Shampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan, karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.3. Shampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada didalam komposisi shampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh lingkungan dan sisa sediaan kosmetik.4. Tidak mengiritasi kulit kepala dan juga mata.5. Shampo harus tetap stabil. Shampo yang dibuat transparan tidak boleh menjadi keruh dalam penyimpanan. Viskosita dan pHnya juga harus tetap konstan, shampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan kedalamnya.Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan shampo memiliki sifat fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah dengan ciri sifat yang dikehendaki untuk shampo. Umumnya, detergen dapat melarutkan lemak dan daya pembersihnya kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak rambut dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam dan mudah menjadi kusut, menyebabkan sukar diatur.Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk shampo adalah kemampuan membangkitkan busa. Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat, terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C10 18. Sifat detergen ini tergantung pada panjang rantai alkohol lemak yang digunakan. Homolog rendah seperti C12 ( lauril ) dan C14 ( miristil ) memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan homolog yang lebih tinggi seperti C16 ( palmitil ) dan C18 ( stearil ) dalam hal memberikan busa dan basah dengan sifat pembersih yang baik, meskipun suhu rendah. Detergen alkilsulfat yang dibuat dari alkohol lemak, kelarutannya menurun dengan meningkatnya homolog rantai karbonnya, sehingga shampo yang dibuat dari detergen alkilsulfat dengan atom C16-18 tidak dapat disimpan pada suhu rendah. Kelarutan detergen alkilsulfat dalam air berkurang, sehingga tidak begitu berbusa, lagipula detergen ini dipengaruhi oleh efek air sadah.Detergen alkilsulfat dengan alkohol lemak dengan rantai karbon kurang dari 10 seperti C8 ( kaprilil ) dan C10 ( kapril ) lebih condong menunjukkan sifat iritasi.Detergen alkilsulfat dengan rantai karbon 12 14 adalah noniritan, memberikan cukup busa pada suhu kamar, dan tidak mudah rusak dalam penyimpanan.Trietanolamina ( TEA ) laurilsulfat dianggap paling luas dapat diterima untuk digunakan dalam pembuatan shampo, disamping itu dalam penyimpanan tetap stabil. Amonium alkilsulfat, meskipun memiliki keaktifan pembersih yang sedang, tetapi jarang digunakan untuk pembuatan shampo, karena suhu padatnya tinggi. Biasanya senyawa ini digunakan sebagai campuran detergen seperti nampak pada amonium monoetanolamina atau amonium trietanolamina alkilsulfat. Shampo dengan formulasi tersebut memiliki pembersih dan pembusa yang baik, rambut yang dikeramas dengan shampo ini masih mudah diatur.Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan shampo, harus memiliki sifat berikut :1. Harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau mukosa tertentu.2. Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin ditutupi dengan baik.3. Warnanya tidak boleh menyolok. SHAMPOO I. PENGERTIAN SHAMPOOShampoo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut..Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari champna, "memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air.Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan mudah ditata. I. SYARAT SHAMPOOSebuah formulasi shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus yang dapat meminimalisasi iritasi mata, mengontrol ketombe (dandruff) serta dapat memperbaiki struktur rambut secara keseluruhan.Preparat shampoo harus meninggalkan kesan harum pada rambut, lembut dan mudah diatur, memiliki performance yang baik (warna dan viskositas yang baik) harga yang murah dan terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:1.Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan2.Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak dari kulit kepala3.Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir4.Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika kontak dengan mata5.Memiliki pH yang baik netral maupun sedikit basa6.Tidak iritasi pada tangan dan kulit kepala

7.Memiliki performa yang baikAntidandruff shampoo merupakan shampooyang ditujukan untuk mengontrol sel kulit mati dikulit kepala, formulasinya hamper sama seperti shampoo lain tetapi ditambahkan bahan aktif seperti senium sulfide, zinc pirythion, sulfur.Shampoo, bila dicampur dengan air, dapat melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut. Setelah mencuci rambut dengan shampoo, biasanya digunakan produk conditioner agar rambut mudah ditata kembali.Shampoo untuk bayi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak perih di mata. Shampoo untuk binatang juga dapat mengandung insektisida untuk membunuh kutu. Beberapa shampoo manusia tidak dapat digunakan untuk binatang karena mengandung seng (misalnya shampoo anti ketombe). Logam ini tidak beracun bagi manusia, namun berbahaya bagi binatang.Pada awalnya shampoo dibuat dari berbagai jenis bahan yang diperoleh dari sumber alam, seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang ( sekam padi). Shampoo yang menggunakan bahan alam sudah banyak ditinggalkan, dan diganti dengan shampo yang dibuat dari detergen. Agar shampo berfungsi sebagaimana disebutkan diatas, shampoo harus memiliki sifat sebagai berikut :1.Shampoo harus dapat membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat, lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.2.Shampoo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan, karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.3.Shampoo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada didalam komposisi shampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh lingkungan dan sisa sediaan kosmetik.4.Tidak mengiritasi kulit kepala dan juga mata.5. Shampoo harus tetap stabil. Shampo yang dibuat transparan tidak boleh menjadi keruh dalam penyimpanan. Viskositas dan pHnya juga harus tetap konstan, shampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan kedalamnya.Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan shampo memiliki sifat fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah dengan ciri sifat yang dikehendaki untuk shampo. Umumnya, detergen dapat melarutkan lemak dan daya pembersihnya kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak rambut dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam dan mudah menjadi kusut, menyebabkan sukar diatur.Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk shampo adalah kemampuan membangkitkan busa. Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat, terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C10 18. Sifat detergen ini tergantung pada panjang rantai alkohol lemak yang digunakan. Homolog rendah seperti C12 ( lauril ) dan C14 ( miristil ) memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan homolog yang lebih tinggi seperti C16 ( palmitil ) dan C18 ( stearil ) dalam hal memberikan busa dan basah dengan sifat pembersih yang baik, meskipun suhu rendah. Detergen alkilsulfat yang dibuat dari alkohol lemak, kelarutannya menurun dengan meningkatnya homolog rantai karbonnya, sehingga shampo yang dibuat dari detergen alkilsulfat dengan atom C16-18 tidak dapat disimpan pada suhu rendah. Kelarutan detergen alkilsulfat dalam air berkurang, sehingga tidak begitu berbusa, lagipula detergen ini dipengaruhi oleh efek air sadah.Detergen alkilsulfat dengan alkohol lemak dengan rantai karbon kurang dari 10 seperti C8 ( kaprilil ) dan C10 ( kapril ) lebih condong menunjukkan sifat iritasi.Detergen alkilsulfat dengan rantai karbon 12 14 adalah noniritan, memberikan cukup busa pada suhu kamar, dan tidak mudah rusak dalam penyimpanan.Trietanolamina ( TEA ) laurilsulfat dianggap paling luas dapat diterima untuk digunakan dalam pembuatan shampo, disamping itu dalam penyimpanan tetap stabil. Amonium alkilsulfat, meskipun memiliki keaktifan pembersih yang sedang, tetapi jarang digunakan untuk pembuatan shampo, karena suhu padatnya tinggi. Biasanya senyawa ini digunakan sebagai campuran detergen seperti nampak pada amonium monoetanolamina atau amonium trietanolamina alkilsulfat. Shampo dengan formulasi tersebut memiliki pembersih dan pembusa yang baik, rambut yang dikeramas dengan shampo ini masih mudah diatur.Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan shampo, harus memiliki sifat berikut :1. Harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau mukosa tertentu.2. Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin ditutupi dengan baik.3. Warnanya tidak boleh menyolok.III. JENIS-JENIS SHAMPO1. Shampo bubuk (Dry Shampoo)Sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat pengencer biasanya digunakan natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium seskuikarbonat, dinatrium fosfat, atau boraks.2. Shampo emulsi

Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan dengan berbagai nama seperti shampo lanolin, shampo telur, shampo protein, shampo brendi, shampo lemon, shampo susu atau bahkan shampo strawberry.3. Shampo krim atau pasta (Creme paste Shampoo)Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang yang dapat memberikan konsistensi kuat. Untuk membuat shampo pasta dapat digunakan malam seperti setilalkohol sebagai pengental. Dan sebagai pemantap busa dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.4. Shampo larutan (Liquid Shampoo)Merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi shampo ini meliputi viskosita, warna keharuman, pembentukan dan stabilitas busa, dan pemgawetan.Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi 0,2 % larutan formaldehid 40 %, garam fenilraksa; kedua zat ini sangat racun, sehingga perlu memperhatikan batas kadar yang ditetapkan pemerintah. Parfum yang digunakan berkisar antara 0,3 1,0 %, tetapi umumnya berkadar 0,5 %.Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Di zaman yang modern ini, kita sudah bisa menjumpai sampo-sampo di warung terdekat. Kita sudah bisa menjumpai berbagai produk sampo di warung-warung, misalnya Clear, Pantene, Sunsilk, dan masih banyak lagi.

Mungkin orang zaman sekarang akan berfikir dua kali bila membuat sampo sendiri dari bahan alami. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah bergantung pada pabrik-pabrik pembuat sampo. Kita tidak tahu apakah sampo yang diproduksi pabrik baik untuk kulit kepala kita dengan kata lain tidak ada campuran bahan kimia. Bila kita menggunakannya sekali atau dua kali, mungkin bahayanya belum terlihat.

Namun bila kita menggunakannya dalam tempo yang lama, mungkin kulit kepala kita menjadi tidak sehat. Kita bisa melihat di era modern ini sebagian masyarakat Indonesia mempunyai rambut botak. Tidak menutup kemungkinan rambut kita yang akan menjadi botak selanjutnya. Orang zaman sekarang kurang peduli terhadap kulit kepalanya sendiri. Hal ini dibuktikan dari sebagian masyarakat yang jarang keramas. Rambut memerlukan nutrisi yang harus dipenuhi setiap harinya. Apabila kita membeli sampo secara terus menerus, itu akan menipiskan dompet. Padahal rambut harus terlihat indah dan sehat setiap waktu, karena rambut yang indah dan sehat akan menambah rasa percaya diri yang tinggi dibandingkan orang yang mempunyai rambut yang kusut dan beerantakan. Mempunyai Rambut yang sehat dan indah adalah keinginan semua orang yang ada di dunia ini. Tak khayal mereka banyak melakukan penelitian membuat sampo.

Terkadang mereka menambahkan bahan kimia dalam penelitiannya. Kita sebagai orang awam tak akan bisa membedakan antara sampo alami dan sampo dari bahan kimia. Sebaiknya kita membuat sampo sendiri dari bahan alami. Selain terjamin aman, membuat sampo sendiri dari bahan alami sangat ekonomis. Kita bisa menggunakan uang untuk keperluan kita yang lainnya. Bahan utama dalam pembuatan sampo adalah lidah buaya. Lidah buaya pun banyak kita temui di lingkungan kita. Cara pembibitannya pun terbilang mudah dan murah.

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat karena tanaman ini rnengandung zat- zat yang memiliki efek positif bagi kesehatan manusia. Zat-zat tersebut adalah:

Antakuinon dan Kuinon yang memiliki efek menghilangkan rasa sakit (analgetik) dan menghilangkan pusing.

Lignin atau Selulosa dalam gel lidah buaya (aloe vera) mampu menembus dan meresap ke dalam kulit menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit, sehingga kulit tidak cepat kering serta teqaga kelembabannya.

Acetylated Mannose yang merupakan imunostimulan yang kuat, yang berfungsi meningkatkan fungsi fagositik dari sel makrofag, respon sel T terhadap patogen serta produksi interferon dan zat kimia yang meningkatkan system imun untuk menstimulasi atau merangsang antibodi.

Gel atau Lendir lidah buaya (aloe vera) mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan luka bakar, memberikan lapisan pelindung pada bagian yang rusak dan mempercepatti ngkat penyembuhan.

Aloin, Aloe-Emodin menyebabkan usus besar berkontraksi atau mengkerut sehingga bersifat sebagai pencahar yang kuat.

Szponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik sehingga sangat efektif mengobati luka terbuka.

Alomicin mempunyai efek sebagai anti-kanker.

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :

- Apa saja yang terkandung pada lidah buaya?

- Bagaimana langkah-langkah pembuatan sampo dari lidah buaya?

- Selain sebagai sampo, ternyata lidah buaya masih banyak manfaatnya, apa saja manfaat lidah buaya?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah memperkenalkan kepada pembaca bagaimana cara pembuatan sampo alami yang berbahan dasar dari lidah buaya.

Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Lidah Buaya

Lidah buaya atau yang biasa dikenal dengan sebutan Aloe Vera ini adalah tumbuhan yang berduri dan kaya akan manfaat yang sudah diketaui sejak ribuan tahun silam dan digunakan untuk penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan Indonesia.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.

Lidah buaya (aloe vera) merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui tentang manfaat dan pemanfaatan bahan-bahan alami tersebut, dan walaupun tahu, mereka kurang berminat untuk menggunakannya. Berdasarkan hal tersebut di atas, kami tergerak untuk menemukan cara pengolahan lidah buaya (aloe vera) menjadi sabun sampo alami serbaguna, di mana cara pengolahannya sederhana, mudah dipraktikkan oleh siapa saja, serta dapat dijadikan sebagai peluang untuk berwirausaha bagi masyarakat.

Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untukdikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.

Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan za t-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadargula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.

Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin sepertipencerap insulin-beta dan -substrat, fostatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah.

Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan.

Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Dengan beragam manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut

D. Manfaat Lidah Buaya

Tumbuhan lidah buaya ini sangat kaya akan manfaatnya, di bawah ini adalah contoh manfaat dari lidah buaya :

1. Mendinginkan kulit yang terbakar sinar matahari, terutama bagi mereka yang kerap bekerja di luar ruangan.

2. Mengatasi masalah kulit yang disebabkan cuaca, seperti kulit kering, kemerahan, mengelupas, dan iritasi ringan atau ruam.

3. Memudarkan warna kemerahan pada memar di tubuh.

4. Mengatasi rasa tidak nyaman yang disebabkan alat cukur.

5. Mengatasi luka bakar ringan.

6. Meredakan kulit yang melepuh.

7. Dapat digunakan sebagai krim anti penuaan diri atau untuk mengatasi keriput.

8. Mengobati ruam akibat terkena getah tanaman.

9. Mengatasi rasa gatal akibat gigitan serangga.

10. Gunakan setiap hari untuk memudarkan bekas luka dan strecth mark, garis-garis putih atau merah akibat kehamilan.

11. Merawat luka kecil akibat teriris pisau atau tergores.

12. Memudarkan bintik bintik kehitaman pada kulit.

13. Dapat berguna sebagai pengganti kondisioner dan jelly untuk rambut.

14. Bisa digunakan untuk mengurangi jerawat

15. Digunakan untuk mempercepat penyembuhan sariawan.

16. Dapat digunakan sebagai body lotion alami.

17. Untuk meredakan otot yang keram atau menegang.

18. Digunakan untuk mengurangi keluhan pada masalah gusi.

19. Mengurangi ketombe pada kepala.

20. Mengatasi kutu air.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_Buayahttp://bina-usaha-mandiri.com/node/101 http://health.kompas.com/read/2012/03/19/14221925/20.Manfaat.Lidah.Buaya

http://shoreaaugustaa.blogspot.com/2013/12/makalah-pemanfaatan-lidah-buaya-sebagai.htmlDATA PRAFORMULASI1. Ekstrak lidah buaya 5%2. Na Laurilsulfat 20%a. SinonimDodecyl sodium sulfate; sodium dodecyl sulfate; sodium laurilsulfate; sodium monododecyl sulfate; sodium monolauryl sulfateb. Organoleptis Bentuk : kristal atau serbuk halusWarna : putih atau kremRasa : pahitBau : agak berbauc. Sifat kimiaRumus molekul : C12H25NaO4S Berat molekul : 288.38Struktur formula : d. Fungsi dan PenggunaanSurfaktan anionik, deterjen, agen pengemulsi, pelumas tablet dan kapsul, agen pembasahane. Sifat Fisika Kelarutan : mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.Titik leleh : 2042070 Cf. InkompatibilitasSodium lauril sulfat bereaksi dengan surfaktan kationik, menyebabkan hilangnya aktivitas bahkan dalam konsentrasi terlalu rendah untuk menyebabkan presipitasi. Tidak seperti sabun, itu kompatibel dengan asam encer dan kalsium dan ion magnesiumLarutan natrium lauryl sulfate (pH 9,5-10,0) agak korosif terhadap baja ringan, tembaga, kuningan, perunggu, dan aluminium. Sodium lauril sulfat juga tidak kompatibel dengan beberapa alkaloid garam dan mengendap dengan garam timbal dan kalium.g. Stabilitas dan PenyimpananNatrium lauril sulfat adalah stabil di bawah kondisi penyimpanan normal. Namun, dalam larutan, dalam kondisi ekstrim yaitu pH 2,5 atau di bawah itu, mengalami hidrolisis terhadap alkohol dan sodium lauril bisulfat.Simpan dalam wadah tertutup dan kering.3. Asam Stearat 7%a. SinonimCetylacetic acid, Crodacid, Pearl Steric, stereo-phanic acid, Acidum Stearicum. b. Organoleptis Bentuk : keras, kristal padat, serbukWarna : putih atau sedikit kekuninganRasa : berasa seperti lemakBau : agak berbauc. Sifat kimiaRumus molekul : C18H36O2 Berat molekul : 284.47Struktur formula : d. Fungsi dan PenggunaanAgen pengemulsi, peningkat kelarutan dan pelumas tablet dan kapsul.e. Sifat Fisika Kelarutan : mudah larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform dan eter. Larut dalam etanol 95%, heksan dan propilenglikol. Praktis tidak larut dalam air.Titik leleh : 540 Cf. InkompatibilitasAsam stearat tidak kompatibel dengan beberapa hidroksida logam danmungkin tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi.g. Stabilitas dan PenyimpananAsam stearat merupakan bahan stabil, antioksidan mungkin jugaditambahkan ke dalamnya, harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.4. NaOH 0,5%a. Sinonim : Natrium Hidroksida, Natrii Hydroxidumb. Organoleptis Bentuk : batang, butiran, massa hablur atau kepingWarna : putihBau : tidak berbauc. Sifat kimiaRumus molekul : NaOH Berat molekul : 40d. KelarutanSangat mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%. (FI Ed III)e. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baikf. Khasiat dan Penggunaan : agen pembasa dan penyangga, opacifying agent (jika ditambah asam stearat)Pertimbangan Pemilihan Bahana. Natrium Lauril SulfatSurfaktan paling umum digunakan dan harganya murah. Memiliki daya pembersih (detergensi) yang tinggi, bahkan didalam air sadah sekalipun. memiliki kemampuan membentuk busa yang baik., efektif pada pH yang netral ataupun sedikit asam serta mudah tercuci dengan air.b. Asam Stearat dan Natrium HidroksidaBersama NaOH membentuk Natrium Stearat yang bersifat opacifiers dimana dapat mengurangi transparansi sediaan dan meningkatkan penampilan akhir produk. Lalu natrium hidroksida bersama dengan asam lemak (asam stearat) dapat berfungsi sebagai pembentuk busa.gIV. PROSEDUR KERJA1. Mempersiapakan alat dan bahan yang diperlukan.2. Menimbang bahan-bahan sesuai dengan perhitungan bahan yang telah dilakukan.3. Na lauril sulfat dilarutkan dalam sebagian air bersama dengan dan ekstrak lidah buaya kemudian dipanaskan pada 80 oC (M1)4. Asam stearat dilebur dalam wadah tersendiri (M2), panaskan perlahan-lahan hingga 80 oC5. Gerus M1 dan M2 dalam lumpang perlahan.6. Genapkan volume sediaan dengan aquadest, aduk homogen hingga dingin7. Sediaan yang telah jadi di masukkan dalam wadah botol yang sesuai. PEMBAHASANDalam praktikum kali ini, kami membuat sediaan shampoo dengan ekstrak lidah buaya. Bahan-bahan yang digunakan adalah na lauril sulfat yang merupakan surfaktan paling umum digunakan dan harganya murah. Memiliki daya pembersih (detergensi) yang tinggi, bahkan didalam air sadah sekalipun. memiliki kemampuan membentuk busa yang baik, efektif pada pH yang netral ataupun sedikit asam serta mudah tercuci dengan air. Selain itu kami menggunakan asam stearate, dimana bersama NaOH membentuk Natrium Stearat yang bersifat opacifiers yang dapat mengurangi transparansi sediaan dan meningkatkan penampilan akhir produk. Lalu natrium hidroksida bersama dengan asam lemak (asam stearat) dapat berfungsi sebagai pembentuk busa.Hal yang pertama kami lakukan adalah melarutkan na lauril sulfat ke dalam aquades bersuhu 800 C. Hambatan yang terjadi pada proses ini adalah perlunya waktu yang lama dalam proses pelarutan. Lalu setelah itu, kami campurkan ekstrak lidah buaya yang sudah disaring, ke dalam larutan tersebut.Pada selang waktu yang sama, kami melebur asam stearate dengan natrium hidroksida, yang diharapkan menjadi natrium stearate. Kemudian kami campurkan larutan natrium stearate ke dalam larutan ekstrak tersebut pada suhu 800 C, dan diaduk hingga homogen. Karena hasil yang diperoleh kurang homogen dan asam stearate kembali mengkristal, maka kami memanaskan kembali larutan tersebut hingga homogen dan menggerusnya di dalam lumpang. Hasil yang didapat ternyata lebih baik, kekentalannya juga baik, dan homogen. Namun dikarenakan terlalu sering digerus, maka sediaan tersebut berubah membusa seperti krim. Untuk itu, sediaan kami simpan ke dalam beker gelas hingga busa menghilang dan sediaan kembali cair.Evaluasi sudah kami lakukan. Dan sebagaimana tertera di bab sebelumnya, bahwa sediaan memiliki homogenitas yang baik, pH sebesar 7,5, dengan sifatnya yang mudah terbentuk busa, juga mudah tercuci oleh air. Ini semua sudah sesuai dengan syarat sediaan shampoo yang baik.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta : Depkes RIFlick, Ernest W.1992.Cosmetic and Toiletry Formulations : second edition - volume 1. USA : Noyes PublicationsI.S Tranggono, Retno. 2007. Ilmu Pengetahuan kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaWaide, Ainley, and Waller, Paul J. 1994. Handbook of Pharmaseutical Exipients. Second edition. Washington : American Pharmaseutical Association..http://sepisendiriterus.blogspot.com/2012/06/pembuatan-shampoo-dengan-ekstrak-lidah.html