Same Name, Different Love

3
Cinta beda nama Kadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Di situlah perasaan bermakna, salah satunya adalah cinta. Apa yang dialami Vira memang biasa, terjadi pada manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan. Savira Priskila atau yang akrab dipanggil Vira ialah sorang siswi cantik disalah 1 SMA favorit di Banten. Sudah 6 bulan ini ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya. “Kita pilih duduk di sini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengan suara serak yang mengusik lamunan Vira. “Iya...ji, mumpung kita ngumpul nih,” jawab teman Aji. “Masak lo main rahasiaan sama geng sendiri,” tutur temannya lagi.Vira mendadak gugup. Nggak salah lagi itu pasti Aji. Aji adalah anggota geng The SRIES, cowok yang sangat dikagumi para cewek-cewek di sekolah. Vira nyaris nggak bergerak. Menyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat sedang bersama dengan teman-teman aja Vira sudah nervous .... apalagi sekarang ia sedang sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomong soal gebetannya Aji. Wah..... Wah.... “Jadi bener nih, dia tinggal di jalan Batara?” tanya teman Aji. Deg, Vira nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran dia, rata-rata sudah kuliah dan kerja. Rasa

description

yeahh

Transcript of Same Name, Different Love

Page 1: Same Name, Different Love

Cinta beda nama Kadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Di situlah perasaan bermakna, salah satunya adalah cinta. Apa yang dialami Vira memang biasa, terjadi pada manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan.

Savira Priskila atau yang akrab dipanggil Vira ialah sorang siswi cantik disalah 1 SMA favorit di Banten. Sudah 6 bulan ini ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.

“Kita pilih duduk di sini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengan suara serak yang mengusik lamunan Vira.“Iya...ji, mumpung kita ngumpul nih,” jawab teman Aji.

“Masak lo main rahasiaan sama geng sendiri,” tutur temannya lagi.Vira mendadak gugup. Nggak salah lagi itu pasti Aji. Aji adalah anggota geng The SRIES, cowok yang sangat dikagumi para cewek-cewek di sekolah.

Vira nyaris nggak bergerak. Menyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat sedang bersama dengan teman-teman aja Vira sudah nervous .... apalagi sekarang ia sedang sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomong soal gebetannya Aji. Wah..... Wah....

“Jadi bener nih, dia tinggal di jalan Batara?” tanya teman Aji.Deg, Vira nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran dia, rata-rata sudah kuliah dan kerja. Rasa ingin tahunya semakin memuncak.

“Iya, anak kelas satu juga. aku memang naksir dia. Soalnya dia manis banget, pintar dan baik. Pasti dong banyak saingannya. Makanya aku jaga jarak biar dia penasaran,” suara Aji terdengar riang.

Jantung Vira berdegup kencang. Ia semakin yakin , selain dia ngak ada anak kelas satu SMA tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Vira memang selalu jadi juara satu sejak cawu pertama. Semuanya klop. Mungkinkah yang dimaksud Aji itu dirinya?.

Page 2: Same Name, Different Love

“Wah, playboy satu ini sudah berketuk lutut. Terus kapan dong kamu nembak dia?” desak temannya.

“Oh my god,” Vira nyaris menahan napas.“Eh, ngomong-ngomong siapa namanya?” tanya temannya lagi.“Vira,” jawab Aji.

Kali ini Vira nyaris nggak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja nggak ingat di mana dia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Aji naksir dia. Berita ini wajib diceritakan pada sohib-sohibnya.

Pukul setengah tujuh malam, semua persiapan sudah sempurna. Sekarang Aji naksir dia. Pangeran sekolah itu menyukai gadis biasa seperti dia. Vira bernyanyi bahagia.“Kamu nggak sedang melamun Vir?” kata Tere sambil terkikik.

“Iya Vir, jangan-jangan itu cuma halusinasi aja,” timpal Nabila.Vira pura-pura merengut sambil berucap “Pendengaranku masih normal dan aku nggak bakalan cerita kalau tahu reaksi kalian begini”.

“Bukan begitu Vir, Kalau benar Aji naksir kamu, kok bisa tenang-tenang aja sih?” kata Tere dan Nabila.

Ria mencoba menengahi. “Kan Aji sendiri yang bilang dia sengaja jaga jarak biar surprise”.“Udah deh, pokoknya mulai besok akan bakal jadi cewek paling bahagia di dunia,” ujar Vira tersenyum bahagia.

Keesokan harinya, bel rumah berbunyi. Dengan ceria Vira menghambur ke pintu, tapi ternyata yang datang Kak Rei, pacarnya mbak Mega. Keduanya lalu pergi, sementara Ayah dan Ibunya sudah berangkat ke acara resepsi. Di rumah hanya ada Vira dan mbak Lili.

Vira mulai tidang sabar. Se-dari tadi sohib-sohibnya terus menelpon dan membuatnya tambah bete.

“Vira bangun! Kok ketiduran di sini?” suara Ibunya terdengar sayup.Vira membuka matanya, ternyata Ibu dan Ayahnya sudah pulang.

“O ya, Ajii! Astaga, setengah sepuluh malam”Vira melonjak. Ternyata Aji tidak datang dari tadi. Vira mulai kebingungan.

Vira akhirnya ikut ajakan orang tuanya untuk mencari makan malam di luar.

Page 3: Same Name, Different Love

“O ya Vir, Mama lupa cerita tentang cucunya Bu Tati, padahal sudah sebulan lo. Kapan-kapan kamu main ke sana ya?” tiba-tiba Ibunya bercerita. Vira cuma mengangguk tanpa semangat.

Ketika melewati rumah Bu Tti, Vira melihat seorang gadis cantik keluar dari rumah diikuti seorang cowok. “Oh my god”, Vira terkejut bukan main. Berkali-kali dikedipkan matanya, berharap yang dilihatnya itu orang lain. Tapi sia-sia, cowok itu benar-benar AJi. Mereka berdua kelihatan akrab sekali.

Dengan gemetar Vira bertanya pada Ibunya, “siapa nama gadis itu Bu?“Kebetulan nama depannya sama dengan kamu ....namanya Vira Larasati ,” jawab Ibunya.Vira terkulai menyadari impiannya hancur oleh kebodohannya sendiri. Seharusnya ia mendengarkan ucapan sohibnya. Dan celakanya Vira terlanjur begitu berharap. Dia merasa marah, kecewa dan ... malu sekali!!!!