Samaritan edisi 3 tahun 2013

56
[COVER DEPAN]

description

 

Transcript of Samaritan edisi 3 tahun 2013

[COVER DEPAN]

2 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

RESENSISuap dan KorupsiRefleksi Alkitabiah dan Studi Kasus dalam Marketplace Asia

uku mungil ini ditulis oleh Hwa Yung, seorang pendeta yang melayani di Bsebuah gereja di Malaysia, pengajar

di Seminari Teologi Malaysia, serta pendiri sekaligus direktur dari Trinity Theological College, Singapore.

Sebagai pendeta yang banyak melayani di Asia, Hwa Yung menyadari bahwa banyak negara d i As ia sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan pesat di bidang sosial-ekonomi. Banyak orang Kristen juga mengalami kemajuan dalam bisnis, usaha, maupun dipercayai untuk memiliki pengaruh yang potensial di tempatnya bekerja. Sepintas semua perkembangan ini terlihat sangat baik; namun jika kita renungkan sejenak, segala kemajuan tersebut sebenarnya juga diiringi dengan ber-

tambahnya “tekanan” terhadap orang-orang Kristen, atau lebih jelasnya terhadap “integritas iman” dari orang-orang percaya ini.

Kadang disadari, dan kadang tidak. Demikian sebagian orang Kristen melihat “tekanan” tersebut.Tekanan yang kadang muncul dalam wujud uang, nafsu, dan kekuasaan, membuat orang Kristen kadang tidak sadar untuk melihat, dan kurang menanggapi tekanan tersebut secara bersungguh-sungguh. Buku ini ingin memberikan wawasan dan mengingatkan mengenai hal-hal yang dapat dihadapi oleh orang-orang Kristen yang berada dalam perkembangan marketplace (pasarloka) saat ini. Betapa kuat dan nyata-nya tekanan budaya bribery (suap) and corruption, dan oleh karena itu betapa pentingnya untuk memupuk kekuatan spiritual serta dukungan rohani gereja di tengah menghadapi kuasa dosa dalam dunia nyata.

Buku kecil ini memberikan juga contoh-contoh cara pandang yang kerap diambil oleh orang-orang Kristen saat menghadapi keadaan sehari-hari tersebut. Ada yang memandang bahwa segala tekanan dapat diatasi dengan menghindar sejauh mungkin dari pekerjaan yang “punya potensi” untuk memunculkan tekanan; tetapi hal ini juga sama saja dengan menjadi terang yang diletakkan di bawah gantang; tidak dapat menyinari sekelilingnya. Ada juga yang memi-

Penulis : Hwa YungPenyunting : Soo-Inn TanAlih bahasa : Yulius TandyantoIsi : 90 Halaman 11,5 x 20.5cmPenerbit : Literatur Perkantas

liki cara pandang dualistis; berpikir bahwa kehidupan religius-nya adalah dimensi yang berbeda dengan kehidupan duniawi-nya. Dan beberapa cara pandang lain yang kadang kita peru disadarkan betapa salahnya cara pandang itu. Buku ini menanggapi berbagai paradigma tersebut, mengkritisi apa yang salah, mengkoreksi bagaimana memperbaikinya, dan membimbing kita menerapkan prinsip-prinsip yang Alkitabiah dalam pekerjaan kita.

Bab dalam buku ini juga menceritakan kutipan dalam Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru; tentang tekanan yang hampir sama yang sebenarnya juga telah dihadapi oleh orang percaya pada abad-abad tersebut, serta bagaimana mereka bersikap.Tiga bab terakhir buku ini juga berisikan studi kasus, dua bab kesaksian dari seorang manager dan seorang pebisnis, dan satu lagi dari seorang dokter yang bekerja di sebuah perusahaan. Buku ini cukup kaya dari sisi sudut pandang; di bagian tengahnya, Hwa Yung meminta beberapa tokoh teologi lain untuk turut menulis dan memberikan komentar atas uraian pada bab sebelumnya. Sekalipun berukuran kecil, buku ini melakukan pengajarannya secara spesifik, sekaligus kaya dalam isi dari topik yang dibahas. Buku ini baik untuk memperlengkapi baik pebisnis, profesional medis, dan juga para pengatur kebijakan di rumah sakit atau struktural.

Oleh dr. Elia A.B. Kuncoro

Department of Radiation OncologyCipto Mangunkusumo Hospital

Jakarta Indonesia

3SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

4

Samaritan diterbitkan sebagai saranainformasi dan pembinaan bagi

mahasiswa dan tenaga medis Kristen

Penerbit:Pelayanan Medis Nasional (PMdN)

Perkantas

Pemimpin Umum:dr. Lineus Hewis, Sp.A

Redaksi:dr. Grace Rumempouw, Sp.ProsDR. dr. Lydia Pratanu Gunadi, MS

dr. Maria Irawati Simanjuntak, Sp.PD-KICdr. Eka Yudha Lantang, Sp.AN

Ir. Indrawaty Sitepu, MAdr. Elia A.B. Kuncoro

Redaksi Pelaksana:Thomas Nelson Pattiradjawane

Sekretaris Redaksi:Dra. Jacqueline Fidelia Rorimpandey

Alamat Redaksi:Jl. Pintu Air Raya No. 7 Blok C-5

Jakarta 10710Tel: 021-345 2923, Fax: 021-352 2170

email: [email protected]: Medis Nasional Perkantas

Twitter: @MedisPerkantas

Cover & Layout:Hendri Wijayanto & Danny Apriyanto

Percetakan:PT. Digigrafx

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Bagi sahabat PMdNyang rindu mendukung PMdN melalui

majalah SAMARITAN,dapan mentransfer ke

BCA, KCU. Matraman JakartaRek. 342 256 6799

a.n. Eveline Marceliana

Bukti transfer mohon dikirim melaluifax atau email dengan nama dan alamat pengirim

yang lengkap

DAFTAR ISI

5 ATRIUM: KITA SUDAH SIAP?10 FAKTUAL: ASURANSI KESEHATAN NASIONAL BPJS-

SJSN DI MATA PELAYAN MEDIK13 FAKTUAL: KITA BUTUH ANUGERAH16 FAKTUAL: DOKTER KELUARGA KIAN PENTING21 FAKTUAL: DIJERAT PIDANA DEMI KESELAMATAN

PASIEN, MAU?24 FAKTUAL: PELUANG DAN TANTANGAN SISTEM BPJS26 FAKTUAL: PESERTA BPJS WAJIB PATUHI SISTEM

RUJUKAN29 FAKTUAL: DOKTER DALAM JAMINAN KESEHATAN

NASIONAL: KESIAPAN DAN HARAPAN?33 FAKTUAL: KITA BUTUH PERSEKUTUAN35 UNTAIAN FIRMAN: “DIALAH YANG MEMBUAT

KAMI BERHASIL!”38 DARI SUKU KE SUKU: SUKU ASILULU: MEMANCING

SENDIRI40 HUMORIA41 INFO: KAMP MEDIS NASIONAL MAHASISWA XIX42 ANEKA: MERAYAKAN NATAL44 ANTAR KITA: “JANGAN TAKUT, SEBAB AKU

BESERTAMU”45 KESAKSIAN: KEPUTUSAN TUHANLAH YANG

TERLAKSANA47 INFO: MISSION HOSPITAL INTEREST GROUP

(MHIG)50 LAPORAN: SEMAKIN HARI SEMAKIN TERASA

*Foto dan gambar dari berbagai sumber

Edisi 3 Tahun 2013

RESENSI

4 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

aktu merambat sedemikian cepat. Tahun 2013 segera kita lalui. Dan, Natal Yesus Kristus kembali kita rayakan. Ingat Natal, ingat bayangan Wdi benak kita. Ada pohon natal raksasa, ada diskon fashion besar-

besaran, ada Panitia yang sibuk, sampai ada pengemis dan anak jalanan yang “nguping” kotbah Kabar Kesukaan di gereja-gereja.

Pertanyaan yang muncul adalah: apakah akan ada perbedaan fundamental antara perayaan Natal kali ini dengan Natal sebelumnya? Akankah terulang hal-hal yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya? Adakah perubahan hidup ke arah yang lebih baik?

Pelbagai peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2013, baik di tingkat internasional maupun di negeri sendiri, membuktikan tidak ada yang dapat memastikan ke mana perubahan-perubahan itu pada akhirnya akan membawa kita. Satu hal, bahwa masa depan kita akan penuh dengan pelbagai tantangan.

Mulai 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan yang akan beroperasi. Lalu, 9 April 2014 ada Pemilihan Umum. Mencermati hal itu, Natal mengundang kita untuk jeda sejenak. Merenung, membuka lebar-lebar ruang batin, bahwa: bahasa Allah yang menyapa manusia untuk menghalau jauh-jauh ketakutan dan menepis kecemasan dalam kehidupan. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa”.

Sambil melihat kembali, keberpihakan Allah di hari-hari yang silam, mari kita terus berdoa, dan berharap. Selamat Hari Natal 2013 dan selamat menjalani Tahun 2014. Imanuel!

5SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

Dari Redaksi

enurut peta jalan (road map) kesehatan berasal dari APBN atau APBD Kementrian Kesehatan maka untuk sistem Jamkesmas, jamkesda atau Mpada tahun 2014 seluruh SKTM. Dan dari kantung masyarakat sendiri

rakyat Indonesia akan terlindungi oleh (out of pocket) untuk pelayanan kesehatan asuransi kesehatan. Artinya siapapun kita, swasta. Sistem Pembiayaan Kesehatan kalau kita sakit, apapun penyakitnya, berat adalah tatanan yang menghimpun berbagai atau ringan, semua biaya perawatan dan upaya penggalian, pengalokasian dana, pengobatan akan ditanggung oleh asuransi pembelanjaan sumber daya keuangan secara kesehatan. terpadu dan saling mendukung dan

Pada tanggal 31 Desember 2013 menjamin tercapainya derajat kesehatan rencananya PT Askes, PT Jamsostek, PT masyarakat yang setinggi -tingginya.Asabri akan dibubarkan dan melebur Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil menjadi BPJS yang antara lain mengurus dan berkesinambungan memegang peranan asuransi kesehatan semesta (Universal yang amat vital untuk penyelenggaraan Coverage). pelayanan kesehatan dalam rangka

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai berbagai tujuan penting dari menjadi seperti di negara-negara maju. pembangunan kesehatan di suatu negara. Negara jiran kita, Malaysia, sudah lebih dulu Diantaranya adalah pemerataan akses ke menerapkan sistem asuransi kesehatan pelayanan kesehatan (equitable access to untuk seluruh penduduknya. Kenapa health care) dan pelayanan yang berkualitas Indonesia tidak bisa ? Kita semua tentu akan (assured quality) . Oleh karena itu reformasi menyambut baik berita gembira ini. kebijakan kesehatan di negara kita Sebenarnya ini adalah suatu reformasi seyogyanya memberikan fokus penting kebijakan kesehatan yang merupakan kepada kebijakan pembiayaan kesehatan terobosan yang luar biasa. Dapat dikatakan u nt u k m e n j a m i n te rs e l e n g ga ra nya suatu “Maha-Karya”. Tetapi apakah kita kecukupan (adequacy), pemerataan (equity), semua siap menghadapi perubahan ini ? efisiensi (efficiency) dan efektifitas Nyatanya banyak dari kita yang belum (effectiveness) dari suatu sistem pelayanan mengetahui makna dari reformasi kebijakan kesehatan.kesehatan ini. Kemauan masyarakat untuk membayar

Sistem asuransi kesehatan Kepesertaan premi asuransi secara berkesinambungan Semesta nantinya yang akan menanggung adalah sangat penting untuk dapat semua biaya kesehatan anggota keluarga. meningkatkan pelayanan kesehatan di Penyakit ringan maupun yang terberat negara kita. sekalipun. Baik rawat jalan maupun rawat Persyaratan penting lainnya adalah, inap. masyarakat harus mengikuti persyaratan

Sistem asuransi Kepesertaan Semesta sistem pelayanan kesehatan sosial. Yaitu akan merubah sistem Pembiayaan Kesehatan rujukan berjenjang. Artinya, seorang pasien Negara kita. Saat ini sumber pembiayaan tidak bisa berobat ke dokter sesuai seleranya.

Kita Sudah Siap?ATRIUM

6 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

Mereka akan ditunjuk seorang dokter biaya tinggi) dan rumah sakit (rujukan) keluarga atau dokter Puskesmas yang secara menjadi puskesmas raksasa. Kenyataannya rutin bertugas menjaga kesehatannya. Pasien memang pengelolaan sarana kesehatan tidak bisa berpindah ke lain dokter atau (Rumah Sakit) lebih cenderung menganut Puskesmas lain. Tidak bisa berobat langsung mekanisme pasar. Buktinya jumlah rumah ke dokter spesialis langganan tetapi harus sakit di kota-kota besar yang notabene dirujuk oleh dokter keluarganya. penghasilan penduduknya tinggi lebih

Demikian juga kalau dirawat. Kita tidak banyak dibanding daerah-daerah yang diperkenankan memilih rumah sakit favorit. penduduknya berpenghasilan rendah.Harus dirawat di rumah sakit regional sesuai Demikian juga dengan dokter dan dokter dengan tempat tinggal. Bila diperlukan baru spesialis. Mereka lebih senang berkumpul di dirujuk ke rumah sakit rujukan. Bagaimana kota-kota besar. Karena uang memang kalau melanggar aturan ini? Bisa-bisa saja. beredar di kota-kota besar. Pasien yang Hanya biasanya tunjangan asuransi tidak potensial membayar berada disitu. Akibatnya berlaku. Kita harus membayar sendiri semua didaerah kekurangan dokter. Puskesmas biaya pengobatan dari kantung sendiri (out kekurangan dokter umum. Biasanya hanya of pocket). satu, padahal lebih sering ikut rapat dengan

Saat ini sistem pelayanan kesehatan pak Camat. Akibatnya pelayanan kesehatan samasekali tidak ter-struktur. Pasien bebas di Puskesmas tidak bermutu. Pasien lebih menentukan kemana dia akan berobat. Ke sering dirujuk ke rumah sakit padahal tidak dokter umum, spesialis atau konsultan. Ke perlu. Rumah sakit rujukan tidak dapat puskesmas, rumah sakit atau rumah sakit meningkatkan pelayanan karena pasiennya rujukan. Hal ini akibat kebanyakan pasien terlalu banyak. Tatanan semacam ini bebas memilih dokter atau rumah sakit menjadikan biaya pelayanan kesehatan karena membayar biaya pengobatannya dari menjadi sangat tinggi, tidak merata, tidak kantungnya sendiri (out of pocket money). efektif dan tidak efisien.

Penyakit yang sebenarnya bisa diobati di Pada saat Kepesertaan Semesta sudah tingkat dokter umum berobat ke spesialis. berjalan dengan baik, tatanan semacam ini Tentu biayanya menjadi lebih tinggi. Setiap akan berubah, atau HARUS berubah.. Para sarana kesehatan seolah berlomba dokter dan dokter spesialis dapat tetap menyediakan pemeriksaan canggih, dengan tinggal didaerah. Malahan jumlahnya harus akibat utilisasi rate-nya rendah, sehingga ditambah. Karena akan terjadi pemerataan akan terjadi kenaikan unit-cost akibat pelayanan kesehatan. Semua penduduk baik penerapan teknologi canggih yang tidak di kota besar, kota kecil maupun pedesaan, terkendali “supply induced demand”. baik yang tidak mampu maupunmampu

L e m a h n y a k e m a m p u a n d a l a m semuanya akan mempunyai akses ke sarana penatalaksanaan sumber-sumber dan kesehatan. Mereka semua akan dibayar oleh pelayanan itu sendiri (poor management of sistem asuransi kesehatan. Dokter di daerah resources and services) mengakibatkan tidak akan kekurangan pasien. Tetapi agar sistem rujukan tidak berjalan dan tidak ter- sistem pelayanan kesehatan berjalan struktur. Penyakit yang sebenarnya dapat seimbang maka sistem rujukan secara ditangani di puskesmas (dengan biaya berjenjang harus diterapkan dengan ketat. rendah) ditangani di rumah sakit (dengan Seseorang yang cukup berobat di Puskesmas

7SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

atau dokter keluarga tidak boleh berobat ke dibutuhkan untuk mengisi puskesmas, Balai dokter spesialis, kecuali bila dirujuk oleh Pengobatan dan Rumah Sakit yang didirikan. dokternya. Institusi pendidikan SDM bidang kesehatan

Tetapi tentu masyarakat mempunyai hak, (dokter, dokter gigi, bidan, perawat) harus yaitu mendapat dokter keluarga atau menjadi bagian dari reformasi sektor Puskesmas yang bermutu dan berkualitas kesehatan. Dalam peningkatan kebutuhan (assured quality). Ini adalah kewajiban SDM kesehatan, maka Fakultas kedokteran pemerintah untuk menyediakannya. harus mempercepat dan memperbanyak Pemerintah harus cukup menyediakan produksi dokter umum, dokter gigi, dokter sarana fisik Puskesmas yang baik. Harus spesialis maupun konsultan. Namun kualitas dapat dilengkapi dengan cukup dokter atau harus tetap terjaga, sesuai dengan perawat yang kompeten. Ini tentu bukan kompetensinya. Peran dokter secara pekerjaan mudah atau murah. Puskesmas i n d i v i d u a l , a d a l a h m e n i n g k a t k a n harus distandarisasi dan kualitasnya kompetensinya sesuai kebutuhan stake ditingkatkan. Yang sudah ada harus holder (sistem pelayanan kesehatan). Untuk diperbaiki baik fasilitas fisik, peralatan medis dokter umum dan dokter gigi dapat melayani maupun tenaga dokter. Harus dibangun UKM dan UKP dengan paradigma sehat banyak sekali Puskesmas dengan standar dengan sistem kapitasi (dokter keluarga). yang sudah ditetapkan. Harus dilibatkan Balai Sedang dokter spesialis harus dapat Pengobatan swasta dan dokter keluarga. Tapi bekerja dengan sistem rujukan berjenjang. mereka juga harus distandarisasi sesuai Dokter konsultan harus juga berkompetensi dengan kompetensinya. Harus dibangun sebagai dokter pendidik klinik. Semua dokter lebih banyak rumah sakit. Sedang yang sudah ,baik umum atau spesialis, tidak usah takut ada diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. kekurangan pasien atau kekurangan Semua rumah sakit, baik milik pemerintah pendapatan, karena akses penduduk ke maupun swasta harus dilibatkan dan siap sarana kesehatan dijamin oleh sistem u n t u k m e l a y a n i s e s u a i d e n g a n asuransi (pemerataan akses ke pelayanan kompetensinya. Tidak ada lagi persaingan kesehatan). Dokter spesialis konsultan akan secara terselubung antar rumah sakit, karena berkurang pasiennya, tetapi itu memberikan semua akan mendapat pasien sesuai kesempatan agar dia mempunyai lebih kapasitasnya. Utilisasi alat canggih akan banyak waktu dengan pasiennya dan meningkat sehingga biaya pengobatan dapat bertugas sebagai pendidik. Dengan cara ini menurun. Mengingat begitu besarnya modal mungkin para pasien mampu menjadi cukup yang telah diinvestasikan untuk membangun puas dan tidak usah berobat keluar negeri. rumah sakit pemerintah maupun swasta, Tatanan sistem honor dari jenjang dokter tentu hal ini tidak akan semudah membalikan umum-dokter spesialis-dokter spesialis telapak tangan. Pemerintah c.q. Kementrian konsultan harus ditata ulang oleh badan Kesehatan harus menjadi regulator yang pengelola (BPJS), agar mereka mendapat ketat tapi adil. penghas i lan yang memadai sesua i

Bila reformasi pembiayaan kesehatan dan kompetensinya. BPJS sendiri mempunyai reformasi pelayanan kesehatan berjalan tugas yang berat tetapi mulia, karena dengan baik maka akan sangat banyak dokter menyangkut kemaslahatan masyarakat umum, dokter gigi, dokter spesialis banyak. Mereka harus benar-benar dipilih 4

8 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

orang yang jujur dan berdedikasi serta diberi vaksin kebal korupsi. Karena kalau mereka berhasil maka pujiannya akan menjadi dunia dan akhirat.

Kepesertaan semesta adalah terobosan kebijakan kesehatan yang luar biasa. Bayangkan memasukan sekitar 240 juta penduduk Indonesia kedalam sistem asuransi sosial. Ini hampir menyamai negara Amerika Serikat atau seluruh Eropa Barat dijadikan satu .Tapi belum banyak masyarakat yang menyadari masalah ini. Pemerintah juga nampaknya belum mensosialisasikan hal ini secara gencar. Padahal menurut peta jalan (road-map)nya akan dimulai tahun 2014. Tetapi untuk mensukseskan program ini harus ada kerjasama yang erat dari semua pihak. Baik masyarakat, termasuk LSM. Penyelenggara pelayanan kesehatan maupun pemerintah, Semua pihak harus mengerti hak dan kewajibannya. Apakah nanti masyarakat karena kurang mengerti akan protes? Apakah kemudian LSM akan demo. Mungkin karena berita yang kurang berimbang dimedia massa. Apakah para dokter dan dokter spesialis akan mogok? Rumah sakit swasta tidak mau bergabung ? Padahal kita tahu manfaatnya jenis asuransi sosial semacam ini. Semua pihak akan diuntungkan Tetapi untuk mencapai kesempurnaan tentu memerlukan waktu. Mungkin pada awalnya akan berjalan lambat dan tidak mulus.

Menyongsong jaminan semesta pada tahun 2014. Marilah kita semua bertekad dan berkomitmen untuk tidak saling menyalahkan tetapi saling mengingatkan. Marilah kita saling bergandeng tangan, bahu membahu dan saling membantu agar kebijakan kesehatan ini mulai dengan tepat waktu dan berjalan pada jalur yang benar. Semoga!

*/tnp, dari berbagai sumber

9SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

10 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

ermasalahan dihadapi oleh pelayan medik (provider k e s e h a t a n kesehatan) ialah bakal membeludaknya k i t a y a n g kunjungan berobat ke semua layanan medik Pmasih abadi dan kesehatan, jika tidak ditata. Solusinya

setelah sekian lama sistem rujukan harus diberlakukan.merdeka, ialah belum RSCM, seperti halnya kebanyakan RS setiap kali semua provinsi sebagai RS rujukan puncak (top rakyat yang jatuh sakit referral) masih akan menjadi seperti pasar punya kemampuan malam kalau semua pasien tumpah ke sana, untuk memperoleh tanpa seleksi. Aturannya RS hanya menerima

pengobatan. Hal itu terjadi oleh karena rujukan dari RS di tingkat yang lebih bawah sistem layanan kesehatan dan medik kita saja. Selama masih bisa ditangani di masih memilih harus membayar sebelum Puskesmas, pasien tak perlu berbondong-dilayani (paid for services). bondong ke rumah sakit. Dengan hadirnya

Kondisi layanan medik seperti itu acap asuransi kesehatan nasional, sekaligus memunculkan kecemburuan sosial oleh menata ulang sistem rujukan yang selama ini ka re n a o ra n g m a m p u s e l a l u b i s a belum sepenuhnya berjalan.mendapatkan layanan medik bahkan Buat pelayan medik, membeludaknya melebihi yang diperlukannya. Sementara pasien melebihi angka biasanya, bisa rakyat papa yang pada kenyataannya lebih diterima akal mengingat setiap pasien sudah sering sakit, dan lebih banyak yang baru memungk inkan memanfaatkan hak berobat kalau sudah gawat, sebetulnya lebih berobatnya setiap kali sakit. Namun supaya mendesak kebutuhan untuk ditolong, dan bobot kerja dokter, perawat, dan RS tidak dibela. Solusi menunggu perbaikan kondisi melebihi yang seharusnya dipikul, sehingga ekonomi masyarakat tidak mungkin bisa layanan medik tetap profesional, sistem lebih cepat dari laju serbuan ancaman rujukan harus berjalan. penyakit. Maka tepat kalau asuransi nasional Kita memahami, bobot kerja pelayan yang kini diputuskan untuk menjadi solusi medik yang melebihi kapasitas, karena pilihannya. dokter juga manusia, bisa menurunkan

kualitas layanan kalau bukan malah berisiko Bisa Berobat Saban Kali Sakit kealpaan medik juga. Malapraktik medis bisa

Hambatan masyarakat kita tidak selalu munculsebagai akibat bobot kerja layanan bisa berobat setiap kali sakit, akan medik yang melampaui profesionalitas terjembatani oleh kehadiran asuransi seorang dokter. Memeriksa pasien ratusan kesehatan nasional. Satu yang segera akan dalam sehari, jelas menjadikan kerja dokter

FAKTUALAsuransi Kesehatan Nasional

Oleh dr. Handrawan Nadesul

BPJS-SJSNDi Mata Pelayan Medik

Sebagaimana kita maklumi, bahwa sistem asuransi nasional yang sudah sejak lebih sepuluh tahun lalu digulirkan, baru disahkan bakal berlaku awal tahun 2014. Lebih dari sekadar

mimpi bagi masyarakat kita, oleh karena inilah cara terbaik, dan pilihan yang benar untuk secara utuh bisa menyehatkan segenap rakyat kita.

11SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

tidak lagi bisa konsisten profesional. rawat inap, RS tak punya peluang untuk nakal Isu layanan medik kita yang bikin kapok menahan pasien lebih lama dari standard

pasien mampu sehingga muncul kenyataan perawatan yang sudah dibuat baku. Tuntutan pasien kita cenderung berobat ke luar negeri, lebih pasien pun tidak perlu ada, dan bukan mustahil lebih karena kualitas kecemburuan sosial pasien tak harus pasien layananmedik kita krisis profesionalisme. rasakan.Makin berjubel pasien yang harus dilayani, Dalam sistem asuransi sudah tertata sikap makin kurang profesional rata-rata kinerja layanan yang profesional, bersesuaian profesi dokter. dengan kaidah medik, karena dokter tidak

Akibat bobot kerja dokter berlebih, menyimpan kepentingan untuk mencari laba dokter tak cukup waktu untuk menjawab dari pasien di RS, atau di praktik pribadi. yang pasien tanyakan, menjadi judes Resep bisa diaudit oleh pihak apotek. Selain melayani (misconduct) karena badan sudah itu dalam berpraktik dokter di RS akan lelah, melayani sembrono karena masih terbangun kerja tilik sejawat (peer-review), banyak pasien menunggu, dan banyak lagi seh ing ga kehendak profes i dokter fakta buruk yang pada ujungnya merugikan memanfaatkan ketidaktahuan pasien untuk pihak pasien. mendapat laba, menjadi t idak lagi

Kasus seorang profesor yang bobot kerja berpeluang.hariannya membaca ratusan hasil rontgen di Satu hal yang masih kita lupakan, yakni sebuah RS besar, harus dimaklumi kalau aspek pencegahan primer. Kelemahan pernah alpa membaca hasil rontgen, saking pembangunan kesehatan kita karena sudah lelah dan tidak bisa berkonsentrasi mengabaikan pembangunan di hulu untuk lagi. Kealpaan begini bukan sebab alasan isi membuat masyarakat lebih cerdas hidup kepala. Begitu juga kasus dokter bedah sehat lewat penyuluhan (komunikasi-pasien yang baru dibedahnya mengalami informasi-edukasi). Selama ini kita masih perdarahan hanya lantaran dokter harus lebih terfokus pada pembangunan kesehatan segera meninggalkan RS melayani pasien di di hilir setelah masyarakat jatuh sakit. RS lain demi kejar setoran. Kinerja dokter Padahal membangun kesehatan lebih berat praktik kutu loncat cenderung kurang di hilir, menunggu masyarakat jatuh sakit, profesional berisiko merugikan pasien. dengan memberi obat murah dan rumah

sakit gratis, ongkosnya lebih membengkak Layanan Medik Lebih Tertata ketimbang dengan menyuluh masyarakat di

Selain sistem rujukan menjadikan pasien hulu sebelum mereka telanjur sakit.lebih tertib dalam berobat, standardisasi Kalkulasi perhitungan ekonomi kesehatan obat dan perawatan RS sebagaiman lazim oleh asuransi kesehatan nasional pun akan dibangun dalam sistem asuransi kesehatan menjadi lebih langsing bila angka kesakitan nasional, ikut menambah kepastian pasien bisa ditekan sekiranya kegiatan pencegahan dalam berobat. Pasien berasuransi tak dilaksanakan. Upaya preventif primer mungkin kebanjiran obat dalam resep dari hendaknya sekaligus dilakukan oleh pelayan dokter nakal (polypharmacy), karena obat medik, baik dokter, perawat, maupun bidan sudah terstandardisasi minimal, dengan efek berbarengan pada saat memberikan layanan samping terendah, serta memberikan efek pengobatan. Bukan semata puskesmas, obat optimal. Demikian pula ihwal perawatan rumah sakit pun sama berkewajiban

12 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

memberikan layanan preventif bagi semua practitioner) dulu IDI punya patokan sekali pasien supaya sekurang-kurangnya pasien periksa berapa (lima) kilogram beras terbaik. tak sampai terulang jatuh sakit yang sama, Tidak patut menghargai profesi dokter di yang akan menambah pengeluaran pihak bawah kepantasan, namun kemungkinan itu asuransi nantinya. yang mungkin nanti bakal menjadi

B i l a p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n dilemanya.mendahulukan pembangunan kesehatan di Pekerjaan profesi dokter itu bersifat hulu, masyarakat bertemu dengan dokter moral yang tidak diperkenan melaba. Namun bukan hanya kalau sedang sakit saja, terlebih bila penghargaan yang dokter terima merasa wajib bertemu dokter juga pada mengganggu citra profesi sehingga seorang waktu sedang sehat. Masyarakat yang lebih dokter tidak tampil selayaknya seorang sering bertemu dokter saat tidak sakit, makin profesional dokter, dampaknya luas terhadap meningkat derajat kesehatannya. Namun kualitas maupun apakah masyarakat tidak yangmenjadi persoalan bersama, apakah kehilangan trust terhadap dokter kalau mau semua pelayan medik bersusah-susah dokternya masih naik ojek, dan rumahnya memberikan tambahan layanan pencegahan masih kontrakan.ketika sedang memberikan pengobatan?

Dr. Handrawan NadesulKecemburuan Profesi Bekerja Pennsylvania Psychiatir Institute

Satu hal yang dikeluhkan praktisi medik di CNI & PenulisIndonesia selama ini, bahwa penghargaan pemerintah terhadap semua pelayan medik dirasakan tidak realistis. Tak cukup hanya dengan dalih pengabdian, kalau profesi dokter menuntut lebih dalam hal imbalan jasa.

Membiarkan kondisi dokter kita tak hidup layak dari hanya gaji, memunculkan rasa kecemburuan profesi melihat sejawatnya di negara maju mendapat penghasilan kecukupan. Sekolahnya sama susahnya, penghargaan yang diterima tidak sama. Kasus brain-drain dokter negara sedang berkembang mencari nafkah di negara maju, juga punya alasan kecemburuan profesi semacam ini.

Isu bahwa penghargaan atas jasa profesi asuransi nasional ini yang di bawah kepantasan, tidak semua dokter paling idealistis pun ikhlas menerimanya. Imbal jasa dokter itu bukanlah upah melainkan honorarium, bentuk penghargaan atas jasa.

Untuk honorarium dokter umum (general

13SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

KITA BUTUHANUGERAHFAKTUALdr. B. Christina

aya, pertama kali berkenalan dengan Kelompok Kecil, sewaktu di SMA. Walaupun hanya satu tahun. Namun perjumpaan saya yang sesungguhnya dgn kelompok tumbuh bersama (KTB) S

terjadi di masa mahasiswa. Saat itu KTB dari PMK FK kami sedang direstrukturisasi, sehingga saya memutuskan untuk bergabung dengan KTB dari Perkantas. Atas anugerah Allah, saya diberikan kesempatan untuk bergabung dalam 1 kelompok yang terdiri dari 3 org mahasiswa FK lainnya dan dipimpin oleh senior yang juga mahasiswa FK. KTB kami (yang tak pernah diberi nama resmi) berjalan selama 3 tahun, dimana 1 tahun terakhir kami jalani secara mandiri karena senior pembimbingnya sudah koass.

Tentu kita sudah sangat familiar dengan kisah-kisah keberhasilan KTB selama masa mahasiswa, bagaimana KTB tersebut menjadi lahan pertumbuhan pribadi maupun kelompok yang sangat baik. Syukurnya hal itupun bisa kami alami selama masa kuliah. KTB menjadi masa “spiritual growth” di dalam kehidupan saya saat itu. Bahkan bisa berlanjut hingga dunia ko-ass.

Di masa ko-ass, Allah mempertemukan kami dengan pembimbing KTB yang baru, seorang dokter senior (sangat senior sampai-sampai kami tak bisa memanggil dia kakak karena perbedaan usia yang jauh, atau tante karena kesannya tidak sopan, dan tetap memanggil “Dok” saja). Dan seperti koass pada umumnya, kami merasa kesulitan untuk mengatur pertemuan KTB dibanding zaman kuliah dulu. Ada waktu dimana kami menghilang (saat semuanya sedang di bagian-bagian mayor), tapi berkat kegigihan PKTB kami dan atas anugerah Allah tentunya, kami bisa muncul lagi di bulan-bulan rotasi bagian-bagian minor dan berkumpul untuk belajar FT dan sharing dlm pertemuan KTB. Terus demikian hingga kami lulus menjadi dokter.

Apa yang begitu menarik dari KTB sehingga saya terus mengambil bagian di dalamnya? Ini pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri sendiri. Tapi sebelum tiba pada hal itu, ada baiknya

kita menyamakan persepsi mengenai KTB. Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) adalah kumpulan orang-orang yang dengan menyadari akan kasih karunia Allah yang berlaku di dalam kehidupan mereka, bertemu untuk mendalami firman Tuhan, berbagi pengalaman, serta saling mendukung dan mendoakan antara seorang dengan yang lain dalam proses pemulihan karakter dan pertumbuhan menjadi seperti Kristus

Dengan kata lain, KTB adalah suatu komunitas pemuridan. Di dalam KTB baik pemimpin maupun anggotanya berkomitmen untuk bertumbuh bersama dalam persekutuan dan pemahaman akan firman Tuhan (FT). Tapi tidak cukup sampai disitu. Baik pemimpin maupun anggotanya harus terus mempraktekkan pemahaman akan FT tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan akhirnya supaya semakin serupa dengan Kristus. Dalam kaitan dengan panggilan kita sebagai org Kristen yang diberikan “priviledge” untuk menjadi dokter, maka KTB medis bertujuan untuk menjadikan kita semakin serupa dengan Sang Tabib Agung, dr.Yesus Kristus.

Hal-hal ini yang membuat KTB menarik bagi saya. Setelah belajar FT dari khotbah Minggu dan Saat Teduh setiap hari/PA pribadi, KTB adalah tempat yang tepat untuk mendiskusikan pemahaman tentang kebenaran FT dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Yang menguatkan adalah kesadaran bahwa kita tidak berjuang sendirian. Ada saudara-saudara seiman yang juga bergumul dalam aplikasi kebenaran tersebut dan bersama2 saling mendoakan, menguatkan, mengingatkan, dan menegur jika perlu supaya tetap di jalan yang lurus.

Setelah menjadi dokter, saya mengambil PTT cara lain di sebuah RS misi di pedalaman. Pemahaman saya tentang Kristus sebagai Tabib Agung diperjelas disana. Atas anugerah Allah, saya dipertemukan dengan para dokter2 senior yang mengasihi Allah secara nyata. Mereka menjadi mentor-mentor saya yang menunjukkan kesatuan antara panggilan menjadi dokter dan panggilan sebagai orang Kristen. Mereka mempraktekkan kasih Kristus dalam melayani setiap pasien yang datang, terutama mereka yg tidak mampu secara finansial. Mereka mempraktekkan iman kepada kuasa Kristus saat melakukan perawatan medis maupun tindakan operatif dalam kasus-kasus yang begitu sulit untuk ukuran manusia. Di tengah segala keterbatasan, mereka berusaha untuk memahami pasien secara komprehensif, bukan hanya kondisi fisiknya, namun juga kondisi spiritual, mental, dan sosio-ekonominya.

Pengalaman ini yang membuat saya cukup gegar budaya saat kembali ke kota dan bekerja di RS swasta. Kenyataan di lapangan sangat berbeda dengan apa yang saya pegang, alami, dan hidupi selama di pedalaman dan membuat saya bergumul. Selain itu jadwal kerja saya yang “shift-based” membuat saya kesulitan untuk berkomitmen thd sesuatu yg terjadwal rutin. “I feel like losing myself” adalah frase yg menggambarkan kondisi saya pasca pedalaman.

Kemudian saya teringat kembali kepada KTB. PMdK memberi saya kepercayaan untuk memegang KTB koass. Tetapi saya juga membutuhkan komunitas yang setara. Atas pengaturan Tuhan, ada 3 alumni tempat saya PTT dulu yang akhirnya mengambil spesialisasi di kota yang sama dengan saya, plus 1 alumni yang bisa bolak-balik jika akan KTB. Akhirnya kami berlima memutuskan untuk bersama-sama belajar FT dlm KTB. Bahan yang kami pakai adalah PA Medis “Dokter yang Memperkenankan Hati Tuhan”. Dulu saya pikir itu hanya untuk koass. Tetapi setelah dipelajari, ternyata isinya relevan dengan kehidupan alumni. Topik-topik yang dibahas adalah hal-hal yang kami alami setiap hari saat menjalankan panggilan sebagai dokter.

Tantangan bagi seorang dokter Kristen adalah mempertahankan fokus kepada Pribadi yg benar dan fokus pada hal-hal yang benar dan bernilai kekal dalam menjalankan panggilan sehari-hari. Jika ia berada di suatu lingkungan yang memberi pengaruh buruk, mendapat masukan yang tidak sehat, melihat contoh-contoh yang tidak baik, maka pelan-pelan, lama kelamaan, baik disadari/tidak ia akan ikut tererosi. Apalagi kalau ia seorang “single fighter”. Dokter juga butuh pertolongan, tidak hanya melulu menolong orang lain. Jika dokter kehilangan fokus, maka akan berpengaruh pada pelayanan pasien. Pasien yang seharusnya menjadi subyek kasih karunia justru menjadi obyek eksploitasi. Disinilah peran penting KTB. Dari sekian banyak peran pentingnya, suatu KTB yang sehat minimal dapat menjadi 2 hal bagi para alumni, yaitu “constant reminder”&“support group” : 1) KTB sebagai “constant reminder”- Kunci untuk memiliki hidup yang tetap terfokus adalah dengan mengisi hati & pikiran kita

dengan kebenaran FT. KTB membahas Firman Tuhan karena hanya FT yang dapat

14 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

menjadi pegangan

lalu lama; pilih bahan yang relevan dengan kebutuhan masing-masing anggota – preferable bahan PA medis; komitmen waktu – mulai tepat waktu dan ada batas alokasi waktu per pertemuan; komitmen untuk saling terbuka dan saling menjaga (menjaga kerahasiaan dan menjaga supaya tetap di jalur yang benar).

Saya akui tidak akan lebih mudah dari waktu mengikuti KTB masa kuliah dulu. Tapi saya pikir ini sangat berharga untuk diperjuangkan. “We will make time for something we consider priceless, valuable, & important for us”. Kita butuh anugerah dan pertolongan Allah untuk tetap teguh. Tapi itu tidak menghilangkan tanggung jawab pribadi kita. Kalau mau tetap fokus dan tidak terseret arus dunia, kita bertanggung jawab untuk memberi makan hati/pikiran kita dengan asupan yang bermutu tinggi. Kita bertanggung jawab untuk melingkupi sekitar kita dengan orang-orang yang dapat dipercaya, yang dapat memberikan masukan yang benar dan teguran yang membangun, yang berjuang dan bergumul bersama kita. Hingga akhirnya kita, bersama-sama dengan saudara seiman lain, dapat berdiri teguh untuk menjalankan panggilan Allah sebagai dokter Kristen di tengah dunia yang sakit jasmani dan rohaninya.

dr. B. ChristinaAlumni MMc IV - Dokter umum

Alumni Universitas Padjadjaran 2007, Perkantas Jatinangor, dan PMdK Bandung

dan kompas penunjuk arah. Di tengah dunia yang serba relatif dan mengesampingkan kebenaran, Firman Tuhan dalam Alkitab adalah kebenaran absolut, kekal, dan sejati yang harus dipegang.

- Dalam KTB medis, ada nilai lebih yang dimiliki, yaitu kita dapat bersama-sama menggumulkan aplikasi FT yg dipelajari secara nyata dalam setting hubungan dokter–pasien sebagaimana yang kita hadapi hari demi hari. Bukan hanya membahas teori saja, tetapi bagaimana aplikasi praktisnya. Maka FT yang dipelajari dapat menjadi “constant living reminder”.

2) KTB sebagai “support group”- Seorang dokter bukanlah manusia super yang harus serba tahu, serba bisa, selalu kuat dan

gembira. Dokter pun butuh ditolong. Disinilah peran KTB yang berikutnya yaitu sebagai support group untuk pertumbuhan rohani (bukan semata-mata tempat curhat). Sesama dokter tentu akan lebih bisa saling memahami. KTB yang sehat mendorong keterbukaan dan menjaga kerahasiaan sehingga setiap orang didalamnya merasa “secure” untuk jujur mengakui kelemahan dan kejatuhannya, sebagai langkah awal menuju pemulihan.

- Selain mengingatkan tentang kebenaran FT. KTB berperan sebagai tenaga pendorong dan pendukung, Didalamnya kita berdoa dan bergumul bersama sehingga kita tahu kita tidak berjuang sendirian. Masih ada orang-orang yang juga memiliki panggilan dan kerinduan yang sama dengan kita. Masih ada orang-orang yang juga sedang berjuang dalam pertumbuhan rohani mereka. Maka ini akan menolong untuk tetap fokus & dapat melayani pasien sebagai subyek kasih karunia. Kita bisa mengabarkan kasih Kristus kepada pasien melalui pelayanan medis yang kita berikan pada mereka. Mungkin sekarang ada yang bertanya, bagaimana caranya supaya KTB medis ini berjalan.

Sampai detik saya menulis inipun, kami baru saja mengganti jadwal pertemuan KTB untuk bulan ini. KTB bersama 1 dokter yang tinggal diluar kota dan 3 residen (2 diantaranya bagian mayor) benar-benar sangat menantang - menantang masalah jadwalnya. Memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang dapat membantu kelancaran suatu KTB, antara lain : harus ada komitmen dari awal untuk memberi prioritas pada KTB; cukup kelompok kecil saja (3-5 orang) – lebih mudah mengatur jadwal, lebih terperhatikan, waktu pertemuan dan sharing tidak ter

15SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

16 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

emerintah memastikan sekitar 62 koordinator dalam merencanakan konsultasi persen atau 150 juta rakyat atau rujukan yang diperlukan kepada dokter PIndonesia mendapatkan pelayanan spesialis yang lebih sesuai. Dari pengertian ini

kesehatan gratis saat Badan Penyelenggara terlihat jelas bahwa sifat dan layanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai kesehatan dokter keluarga amat berbeda beroperasi 1 Januari 2014. Besarnya jumlah dengan dokter lain.penduduk Indonesia dan munculnya Definisi yang ditetapkan oleh Ikatan berbagai jenis penyakit, meningkatkan Dokter Indonesia (IDI) tahun 1982 di atas kebutuhan akan dokter spesialis. Sementara sesuai dengan pengertian dokter keluarga ini dokter spesialis menumpuk di perkotaan yang disepakati oleh The American Academic atau ibu kota provinsi. Kekuranga dokter of General Practice, dan Singapore College of spesialis dapat disiasati dengan pembenahan General Practice.sistem rujukan dan peran dokter keluarga.

Barangkali banyak di antara kita yang Berhati Besar, Tasnya Kecilmasih bingung dengan pengertian dokter Dari prinsip pokok yang dimiliki, keluarga. Nyatanya, sampai sekarang layanan pelayanan dokter keluarga di Indonesia dokter keluarga ini belum memasyarakat, sebenarnya bukan hal baru. Pada zaman bahkan di kalangan para dokter istilah ini pun penjajahan dulu sempat populer dengan masih rancu. Sebagian menafsirkan bahwa sebutan huisarts. Konsep kerja sang dokter dokter keluarga itulah yang menangani lebih mengutamakan pelayanan proaktif keluarga-keluarga atau pelanggannya adalah yang tidak sekadar menunggu pasien di keluarga. Sementara sebagian lagi justru kamar praktik, tapi juga mendatangi pasien di menganggapnya sebagai bentuk kelas baru di rumah.antara yang sudah dikenal sebelumnya, Dalam film serial televisi (TVRI) yang seperti dokter umum dan dokter spesialis. pernah diputar di sini, Little House on the Lantas, siapa sebenarnya yang disebut dokter Prair ie , d igambarkan dengan je las keluarga? Mereka adalah dokter yang bagaimana dr. Baker rajin mengunjungi bertanggungjawab melaksanakan pelayanan keluarga-keluarga yang menjadi pasiennya. k e s e h a t a n p e r s o n a l , t e r p a d u , Dia kenal secara dekat orang-orang di berkesinambungan, dan proaktif yang kawasan pelayanannya. Setiap pasien dibutuhkan oleh pasiennya dalam kaitan diperlakukan sebagai manusia, bukan sebuah sebagai anggota dari satu unit keluarga, serta kasus penyakit. Itulah sebabnya, hubungan komunitas tempat pasien itu berada. Sifat dokter dengan pasien amat manusiawi.pelayanannya meliputi peningkatan derajat Secara jenaka M.H. Somers dan R.A. kesehatan (promot i f ) , pencegahan Sommers dalam bukunya Doctors, Patient (preventif), kuratif, dan rehabilitatif. and Health Insurance (The Brooking Inst,

Bila berhadapan dengan suatu masalah Washington DC, 1970) menggambarkan khusus yang tak mampu ditanggulangi, simbol pelayanan kesehatan tempo doeloe dokter keluarga bert indak sebagai sebagai the kindly old family doctor with big

DOKTER KELUARGA

KIAN PENTINGFAKTUAL

17SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

heart and little bag, part healer, part priest, spesialis meningkat dengan amat cepat, and part family conselor. pengetahuan dan keterampilan diagnosis

Sayangnya, pelayanan kedokteran yang dan terapi yang dimiliki dokter umum malah lebih personal, lebih efektif, dan efisien ini menurun. Begitu pula keterampilan tindakan lambat laun menghilang dari khazanah medis seorang dokter umum jauh pelayanan kesehatan di tanah air. Bahkan ketinggalan jika dibandingkan dengan apa sejak sekitar tahun 1960-an mulai yang dilakukan para koleganya yang spesialis ditinggalkan. Mungkin, tinggal para kakek atau sub-spesialis.dan nenek kita saja yang sekarang masih Dalam kondisi seperti ini , t idak ingat. mengherankan jika masyarakat kurang

Perkembangan dunia kedokteran yang menghargai pelayanan dokter umum. Banyak antara lain ditandai munculnya banyak anggota masyarakat, meski hanya menderita spesialisasi dan sub-spesialisi, serta penyakit sederhana dan bersifat ringan meningkatnya penggunaan berbagai langsung datang ke dokter spesialis. Baru peralatan kedokteran canggih yang tidak mengidap congek saja sudah lari ke spesialis diikuti oleh penataan sub-sistem pelayanan THT. Sementara yang merasa kulitnya gatal-kesehatan serta sub-sistem pembiayaan gatal, buru-buru ke dokter spesialis kulit.kesehatan agaknya menjadi penyebab Fenomena yang lebih memprihatinkan terjadinya pergeseran itu. Belum lagi banyak terjadi di kota-kota besar. Pasien munculnya dampak negatif lain sebagai datang dan pergi serta berpindah-pindah dari konsekuensi logis kemajuan ilmu kedokteran. satu tangan dokter spesialis ke dokter Ribuan jenis obat paten berbagai merek spesialis lainnya. Kalau sudah demikian bermunculan di pasar dengan harga yang pelayanan kedokteran akhirnya menjadi tinggi. Dokter spesialis membuka praktik di t i d a k u t u h , t e r ko ta k - ko ta k , t i d a k rumah-rumah dengan tarif yang lumayan berkesinambungan, tidak efisien, serta amat mahal. mahal.

Namun, menumpahkan kesalahan pada Akibat dari semua itu posisi dokter umum kedua faktor tadi juga tidak beralasan, terjepit. Pelayanan dokter umum yang mengingat keduanya merupakan simbol mestinya berperan penting dalam menjamin kemajuan dunia kedokteran di tanah air. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang

Kalau mengacu pada gambaran Somers lebih terpadu, berkesinambungan, dan tadi, yang kita lihat sekarang ini ibaratnya personal terkadang tidak diperhitungkan bukan lagi seorang dokter berhati besar lagi. Yang lebih parah, dokter umum dianggap dengan tas kecil (a doctor with big heart and dokter kelas dua.little bag). Melainkan justru sebaliknya, seorang dokter dengan hati kecil tapi tasnya Kembalikan Konsep Dokter Keluargabesar. Belakangan ini pemerintah berusaha

Hilangnya sentuhan pelayanan dokter mengembangkan kembali konsep pelayanan keluarga agaknya berhubungan erat dengan dokter keluarga. Caranya? Tentu saja bukan menurunnya kualitas pelayanan dokter dengan melahirkan pelayanan kedokteran umum. Sementara kemampuan dan keluarga yang bersifat spesialistis, atau keterampilan diagnosis maupun terapi yang mewajibkan dokter spesialis menerapkan dimiliki para dokter spesialis dan sub- prinsip-prinsip kedokteran keluarga. Satu-

18 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

satunya p i l ihan yang tepat untuk tentang paradigma sehat yang dicanangkan mengembangkan pelayanan kedokteran pemerintah masih berbeda-beda. Padahal keluarga di Indonesia adalah dengan lebih pengertian pemeliharaan kesehatan bukan memantapkan dan menyempurnakan pada waktu sakit saja. Melainkan justru pada pelayanan kedokteran umum. upaya untuk mempertahankan kesehatan

Kualifikasi dokter keluarga adalah dokter pada saat tidak sakit.umum plus. Ini terlihat dari konsekuensi Memang pandangan ini masih banyak pelayanannya, yakni sebagai manager health menimbulkan suara pro-kontra. Dari ilmu care bagi pasiennya. Sebagai contoh, rekam ekonomi, melakukan investasi bahkan medis yang dibuatnya berbeda dengan yang intervensi pada orang sehat atau mereka dilakukan dokter umum. Rekam medisnya yang tidak sakit dirasakan akan lebih cost-d i t u j u k a n u n t u k p e r a w a t a n y a n g effective daripada intervensi terhadap orang berkesinambungan. Jadi rekam medis tidak yang jelas sudah sakit. Tapi pendapat ini tidak hanya terjadi kala sakit, tetapi juga di saat terlalu beralasan mengingat biaya menjadi sehat. peserta program dokter keluarga tidak terlalu

Nilai plus seorang dokter keluarga juga besar.ditandai oleh pendidikan lanjutan yang diperolehnya setelah menyandang gelar Program Menuju Sehatdokter umum. Terutama yang mencakup Lantas bagaimana bentuk layanan dokter pelbagai cabang ilmu kedokteran yang keluarga? Bagaimana caranya kalau kita mau bersifat spesialistis, meski sama sekali tidak ikut sebagai peserta? Salah satu contohnya, diarahkan pada konsep multispesialis. adalah program layanan dokter keluarga

Kehendak untuk mengembal ikan dengan tema Program Kemitraan Menuju pelayanan dokter keluarga di Inggris telah Sehat (PROMIS) yang dilakukan oleh sebuah dimulai sejak 1844, tetapi saat itu banyak klinik layanan kesehatan di Jakarta. Klinik ini mendapat tantangan. Baru kemudian pada memiliki beberapa dokter keluarga dengan 1952 praktik dokter keluarga ini mendapat daerah layanannya di Jakarta Selatan dan pengakuan. Sementara pemerintah Australia sekitarnya.secara resmi mengakui program ini pada Dalam program layanannya, setiap 1 9 7 3 , y a k n i d e n g a n m u l a i peserta akan dibuatkan semacam rapor diselenggarakannya family medicine kesehatan, berupa rekam medis yang program. dirancang untuk menjamin pelayanan

Uniknya, negara tetangga dekat justru kesehatan berkesinambungan. Rapor s e l a n g k a h l e b i h d u l u d a l a m kesehatan ini terdiri atas data kesehatan menyelenggarakan pelayanan dokter (health profile) dan data kesakitan (illness keluarga. Filipina memulai sejak 1960 namun profile) peserta, termasuk riwayat kesehatan secara lembaga baru dikenal pada 1972 anggota keluarganya. Kedua data ini berguna seiring dengan berdirinya The Philipine untuk menilai, memantau, dan memberikan Academy of Family Physicians. Sedangkan pelayanan kesehatan mulai dari bayi sampai Singapura melaksanakannya sejak 1971. manula.

Belum populernya pelayanan dokter Untuk menggali informasi ini, peserta keluarga di mata masyarakat antara lain juga diminta mengisi silsilah kesehatan keluarga. karena tingkat pemahaman masyarakat Mulai dari data kakek-nenek sampai saudara

19SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

yang tinggal serumah. Ayahnya mengidap Nggak apa-apa kok diteleponpenyakit apa, atau memiliki alergi apa. Dari pengalaman selama ini, secara psikologis Kalaupun mereka sudah meninggal, kasus masih ada sebagian masyarakat yang belum meninggalnya disebabkan karena apa. Ini begitu siap dengan pendekatan proaktif antara lain dimaksudkan untuk mengetahui dokter keluarganya. “Ada kalanya ketika saya adanya faktor resiko penyakit keturunan yang menelepon ke rumah seorang pasien, dia barangkali dimiliki si peserta. Kalau misalnya malah kaget dan terkesan kurang siap. ayah dan kakak Anda ternyata meninggal Mungkin saja dalam hatinya timbul karena penyakit jantung, upaya preventif pertanyaan, ‘Nggak ada apa-apa kok yang akan ditempuh difokuskan pada d i t e l e p o n‘. Pa d a h a l s aya s e ka d a r pencegahan munculnya penyakit yang sama. menanyakan perkembangan kesehatannya Sementara informasi tentang penyakit dan sebagai upaya pemantauan rutin paling tidak riwayat kesehatan calon peserta, bisa per 2 – 3 bulan jika pasien tak punya didapatkan melalui wawancara langsung masalah,” demikian pengakuan seorang dengan yang bersangkutan. dokter yang merintis layanan dokter Setelah profil kesehatan keluarga dan peserta keluarga di kompleks BDN, Sawangan, Bogor.diidentifikasi, langkah berikutnya adalah Di lain pihak pada kondisi tertentu, menjalani intial health assessment (IHA), pendekatan ini sering justru secara psikologis yaitu pengujian kesehatan awal yang lengkap berdampak besar. Ada pasien yang baru dan sistematis, sesuai umur dan faktor risiko mendengar atau dikunjungi dokternya saja yang ada pada diri calon peserta. Profil awal sudah merasa separuh sembuh.ini berguna untuk merancang upaya Sebaliknya, untuk dokternya sendiri, baru penanganan kesehatan yang spesifik dengan dua menit pasien masuk ruang praktiknya, ia kondisi peserta. sudah dapat “membaca” kondisi pasien Dengan rekam medis seperti ini, penanganan pegangannya. Sehingga, tanpa banyak masalah kesehatan seseorang tidak akan menyita waktu, pengobatan dapat segera tumpang tindih dan segala peristiwa yang dilakukan. Tapi jika pasien ingin bertanya t e r k a i t d e n g a n k e s e h a t a n a k a n lebih banyak, tanpa sungkan-sungkan pasien terdokumentasikan dengan baik. dapat bertanya. Dokter keluarga selalu stand Menurut pakar kesehatan, idealnya seorang by selama 24 jam. Ia bisa dihubungi, kapan dokter keluarga mampu melayani sekitar 500 saja pasiennya membutuhkan.keluarga. Kalau diasumsikan satu keluarga Tetapi hal itu tidak membuat dokter terpaku terdiri dari empat jiwa, rasionya seorang di tempat praktik dan tidak bisa ke mana-dokter bisa melayani 2.000 jiwa. Dengan mana untuk memperluas wawasan. Ia bisa catatan sang dokter bekerja full-time, hanya i ku t s e m i n a r u nt u k m e n i n g kat ka n memusatkan perhatiannya pada pasien yang pengetahuan dan mengembangkan diri, menjadi mitra pantauannya. Perbandingan sementara seorang rekan sejawatnya ini berdasarkan asumsi bahwa baik bertindak sebagai penggantinya.kunjungan maupun komunikasi antar dokter Begitu pula pasien yang menjadi mitra dokter dan pasien dilakukan bila dirasa perlu dan keluarga, tak perlu harus seratus persen tidak saban hari. Meskipun tidak tertutup bergantung padanya. Sang dokter dapat kemungkinan pasien bisa menghubungi membimbing pasien untuk melakukan dokter kapan saja jika ada masalah. pengobatan mandiri. Pasien cukup menele-

pon dokternya dan mengkonsultasikan obat yang diminumnya. Karena dua pertiga kasus dari pasien yang datang ke dokter sebenarnya bisa ditangani sendiri. Pasien harus tahu kesehatan dirinya sendiri karena itu adalah tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab dokter saja.Bermitra dengan dokter keluarga memang masih belum dikenal luas di tanah air. Tapi banyak manfaat yang didapat seandainya Anda menjadi peserta program kemitraan dengan dokter keluarga. Adagium yang mengatakan health is not valued till sickness comes amat tepat untuk melukiskan betapa pentingnya peranan kemitraan Anda dengan dokter keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga.

(Dari pelbagai sumber/TNP).

20 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

alam beberapa bulan terakhir kasus dkk. Dokter-dokter tersebut cenderung dr.Ayu dkk. mendapatkan sorotan memilih "kebijakan" defensive medicine, yang begitu besar dari berbagai yaitu melakukan pemeriksaan penunjang D

kalangan, khususnya dokter. Kasus ini akan selengkapnya bahkan cenderung berlebihan selalu diingat sebagai salah satu peristiwa untuk mendapatkan diagnosis seakurat besar dalam bidang hukum kesehatan. mungkin dan menghindari tuntutan Bermula dari keinginan menyelamatkan hukum.Terlepas dari proses pelayanan pasien dalam pekerjaannya di bagian Obsgin, kesehatan dan proses peradilan yang terjadi, dr.Ayu dkk. melakukan SC Cito yang berakhir pada tulisan ini saya akan menguraikan dengan kematian pasien meskipun anak bagaimana dokter kristen seharusnya pasien dapat diselamatkan. Keluarga pasien bersikap dalam sebuah sistem hukum yang merasa tidak puas dan menempuh jalur ada.hukum untuk mendapatkan keadilan. Pada Setiap orang, termasuk dokter, yang tingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan berada di Indonesia harus patuh terhadap Tinggi dr.Ayu dkk. divonis bebas, tetapi ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. keluarga pasien mengajukan kasasi dan oleh Ketentuan hukum tersebut di antaranya Mahkamah Agung dr.Ayu dkk. divonis 10 Pancasila dan UUD 45, undang-undang, bulan penjara. peraturan pemerintah, dan kebijakan-

Kasus tersebut mengundang reaksi dari kebijakan yang ada. Belajar dari Roma 13:1-7, berbagai pihak, termasuk adanya aksi kita diharuskan untuk taat pada pemerintah solidaritas dokter di seluruh Indonesia yang sebagai wakil Allah di dunia ini. Dan, Tuhan berhenti sejenak dalam memberikan Yesus memberi teladan, saat Ia dicobai. pelayanan umum, tetapi tetap memberikan Dalam Markus 12:13-17, Ia memberikan pelayanan kegawatdaruratan. Selain itu, jawaban,"Berikanlah kepada Kaisar apa yang banyak dokter yang menjadi takut dengan wajib kamu berikan kepada Kaisar dan ancaman pidana karena merasa penegakan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan hukum yang tidak tepat pada kasus dr.Ayu kepada Allah!"

Pertanyaan yang menarik adalah bagaimana bila penegakan hukum tidak dijalankan dengan baik? Bagaimana bila kita menghadapi situasi yang menurut kita tidak adil? Bagaimana bila hukum menjerat dokter meskipun telah melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien?

Pada dasarnya profesi dokter sebagai pengabdian diwujudkan dalam bentuk hubungan dokter-pasien yang berlandaskan tolong-menolong. Pasien menjumpai dokter untuk meminta pertolongan dan dokter

FAKTUAL Demi Keselamatan Pasien,

dr. Fushen, M.H., M.M.

Dijerat Pidana

Mau?

21SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

memberikan pelayanan kesehatan sebagai pendidikan kedokteran seharusnya setiap upaya memberikan pertolongan pada pasien mahasiswa kedokteran telah mendapatkan yang membutuhkan. Dalam ilmu hukum, sedikit pengetahuan mengenai hukum prinsip tersebut dikenal dengan nama kesehatan. Pengetahuan minimal yang saya Zaakwarneming. Berdasarkan hal tersebut, yakin ada dalam setiap proses pendidikan maka hubungan dokter-pasien dalam kedokteran adalah etika. Bagi sebagian pelaksanaan layanan kesehatan lebih orang, etika dianggap sangat berbeda ditekankan pada proses yang terjadi dengan dengan hukum, tetapi sebenarnya etika usaha yang sungguh-sungguh (inspanning merupakan cikal bakal munculnya hukum verbintenis) dan bukan semata-mata dinilai tertulis. Oleh karena itu, bila mengamalkan dari hasil atau kesembuhan pasien (resultaat nilai etika dengan baik seharusnya kecil verbintenis). Untuk mencapai hasil yang peluang dokter untuk bermasalah dengan optimal dibutuhkan kerjasama antara dokter hukum. Untuk mengenal dan menambah dan pasien. Kerjasama yang baik dapat pengetahuan di bidang hukum kesehatan dicapai dengan komunikasi yang baik antara beberapa cara dapat dilakukan seperti dokter sebagai ahli medis dan pasien sebagai membaca buku hukum kesehatan , penderita yang menginginkan kesembuhan. berdiskusi, atau mengikuti seminar hukum

Hukum dalam bidang kesehatan muncul kesehatan.dengan tujuan untuk mengatur pelayanan Kembali ke pertanyaan yang belum kesehatan yang ada serta memberikan terjawab, bagaimana bila penegakan hukum perlindungan bagi dokter dan pasien. tidak dijalankan dengan baik? Bagaimana bila Sayangnya profesi medis tidak memiliki kita menghadapi situasi yang menurut kita pengetahuan yang mendalam di bidang tidak adil? Bagaimana bila hukum menjerat hukum, sebaliknya profesi hukum tidak dokter meskipun telah melakukan tindakan memiliki pengetahuan yang mendalam di untuk menyelamatkan pasien?bidang medis. Kedua bidang ilmu tersebut Sebagai warga negara yang baik dan memiliki cakupan yang sangat luas sehingga memiliki hak terhadap kepastian hukum, memerlukan penghubung untuk dapat tentu berbagai upaya perlu ditempuh untuk menerapkan hukum pada profesi kesehatan menegakkan keadilan. Upaya melalui jalur dengan tepat. Hukum kesehatan merupakan hukum tentu menjadi hal yang wajar bidang ilmu yang menjembatani antara dilakukan. Selain itu, penghimpunan profesi medis dengan profesi hukum. dukungan masyarakat juga diperlukan karena

Untuk merespon suatu fenomena dengan yang diperjuangkan adalah kepentingan tepat tentunya diperlukan pengetahuan yang m a s y a r a k a t , b u k a n s e m a t a - m a t a cukup terkait fenomena tersebut. Dokter k e p e n t i n g a n p r o f e s i .dituntut untuk memiliki pengetahuan di bidang hukum kesehatan karena terkait dengan profesi yang diemban. Hal serupa juga berlaku untuk ahli hukum yang berhadapan dengan kasus hukum kesehatan.

Untuk memahami hukum kesehatan seorang dokter tidak harus kuliah magister hukum kesehatan, bahkan selama masa

Bagi sebagian orang, etika dianggap sangat berbeda dengan hukum, tetapi sebenarnya etika merupakan cikal bakal munculnya hukum tertulis. Oleh karena itu, bila mengamalkan nilai etika dengan baik seharusnya kecil peluang dokter untuk bermasalah dengan hukum. Untuk mengenal dan menambah pengetahuan di

22 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

bidang hukum kesehatan beberapa cara dan dosa manusia ditebus!dapat dilakukan seperti membaca buku Apa yang dilakukan Tuhan Yesus dapat hukum kesehatan, berdiskusi, atau mengikuti kita jumpai dalam profesi medis yang kita seminar hukum kesehatan. jalani. Melayani orang tanpa diskriminasi,

Kembali ke pertanyaan yang belum menerima hujatan, seringkali ada orang yang terjawab, bagaimana bila penegakan hukum mencelakai kita karena profesi ini, bahkan tidak dijalankan dengan baik? Bagaimana bila mungkin ada teman sejawat yang harus kita menghadapi situasi yang menurut kita kehilangan nyawa karena pengabdiannya. tidak adil? Bagaimana bila hukum menjerat Maukah kita menjalani profesi kita dengan dokter meskipun telah melakukan tindakan mengikuti teladan Tuhan Yesus?untuk menyelamatkan pasien?

Sebagai warga negara yang baik dan Oleh: dr. Fushen, M.H., M.M.memiliki hak terhadap kepastian hukum, tentu berbagai upaya perlu ditempuh untuk menegakkan keadilan. Upaya melalui jalur hukum tentu menjadi hal yang wajar dilakukan. Selain itu, penghimpunan dukungan masyarakat juga diperlukan karena yang diperjuangkan adalah kepentingan m a s y a r a k a t , b u k a n s e m a t a - m a t a kepentingan profesi.

Dalam menjalankan profesi di bawah ancaman pidana atau tekanan jerat hukum, mari kita belajar dari perjalanan hidup Tuhan Yesus. Dalam perjalanan hidup Tuhan Yesus kita tahu bahwa Ia melayani banyak orang tanpa diskriminasi, tetapi banyak orang yang menghujat dan berusaha mencelakakan. Puncaknya pada Matius 27:15-26 dan Lukas 23:13-25 ketika Tuhan Yesus dihadapkan pada Pilatus. Saat itu Yesus Kristus dibandingkan dengan Yesus Barabas yang adalah seorang penjahat. Namun, pada akhirnya yang dibebaskan adalah Yesus Barabas, sedangkan Yesus Kristus harus disalibkan dan mati. Menurut saya pengadilan yang dilakukan oleh Pilatus sangatlah ekstrim karena ia sendiri tahu dengan jelas bahwa Yesus Kristus tidak bersa lah , tetap i pada akh i rnya ia memutuskan untuk menghukum orang yang tidak bersalah tersebut. Uniknya akibat dari hukuman tersebut, Yesus Kristus mati di salib

23SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

eperti kita ketahui kesehatan terbesar (Single Mayor Payor) bersama mulai tanggal berhak memutuskan :01 Januari 2014 SJSN a. Siapa menjadi mitra/provider BPJSSbidang kesehatan akan b. Premi yang diberlakukan (Premi relatif

di laksanakan oleh BPJS rendah dibandingkan asuransi kesehatan kesehatan. Siap atau tidak swasta) siap, Dokter atau Rumah • Pola pembayaran yang prospektifSakit yang menjadi Mitra Kapitasi

BPJS/Provider BPJS untuk melayani Paket INACBGmasyarakat, harus melaksanakan pelayanan Rawat Jalanini dengan sebaik-baiknya. Rawat InapPelaksanaan SJSN akan menimbulkan sikap Diagnosisoptimis ataupun pesimis dari Provider BPJS, Morbiditas dan Komorbiditasoleh sebab itu perlu kita mengetahui hal –hal Tingkat Keparahanapa yang akan terjadi melalui SJSN ini yaitu : Kelas Rumah Sakit1. SJSN kesehatan memberikan manfaat Kelas Perawatan

jaminan kesehatan kepada perseorangan ( Bukan dengan sistem pembayaran “Fee baik promotif, preventif, kuratif dan For Service”)rehabilitatif termasuk obat dan bahan 7. Lonjakan jumlah pasien pada awal medis habis pakai yang diperlukan . pelaksanaan SJSN dan termasuk pasien-

2. SJSN Kesehatan dilaksanakan dengan pasien dengan kasus berbiaya besar dan terstruktur melalui sistem Rujukan, mulai pasien katastrofik.dari pelayanan Primer, Sekunder/Tertier Melihat fakta – fakta ini maka provider BPJS, (Dokter,Klinik, Puskesmas, RumahSakit Dokter,dan fasilitas kesehatan, akan Tipe D,C, B, A) menyikapinya dengan optimistik ataupun

3. Provider BPJS melayani hampir semua pesimistik,mengapa, sebab pelaksanaan jenis penyakit SJSN akan merubah sistem pelayanan

4. Iuran biaya untuk pelaksanaan medis dansistem bisnis yang selama ini dilakukan, dasar tidak diperbolehkan dengan fakta – fakta di atas maka mau atau

5. Provider BPJS akan direkredensialing tidak mau provider BPJS dalam pelayanannya setelah 2 tahun melayani sebagai harus mengendalikan biaya sekaligus mutu provider BPJS dengan syarat antara lain; pelayanannya.ijin operasional, penetapan kelas Rumah Sakit dan Akredetasi Rumah Sakit (Semua Rumah Sakit yang selama ini sudah melayani Jamkesmas, ASKES Sosial ataupun Jamsostek akan menjadi mitra BPJS)

6. BPJS sebagai pembeli pelayanan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Kegagalan merubah sistem pelayanan dan bisnis untuk mengakomodasikan fakta- fakta di atas akan menyebabkan :

Cash flow Rumah sakit terganggu sehubungan dengan tarif dan proses verifikasi dan pembayaran Klaim yang memerlukan waktu, juga karena lonjakan

?

FAKTUALdr. Paran Bagionoto, SpB, FInaCS, FICS

PELUANG DAN TANTANGAN

SISTEM BPJS

24 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

pasien memberikan kepada RS.MardiWaluyo Metro menambah persediaan obat dan barang Lampung “ FISHING GROUND” Yang sangat medis habis pakai maupun barang besar untuk menjala “IKAN” .Oleh sebab itu logistik umum RS.Mardi Waluyo tahn 2014 membuat Tema

?Hilangnya motivasi dokter dan tenaga “ Tebarkanlah Jalamu” untuk menjala “IKAN” kesehatan lain oleh karena “ Dibayar dengan menjalin kerja sama dengan gereja Murah “ Mutu pelayanan Rumah Sakit beserta masyarakat meluncurkan program “ yang menurun sehubungan cash flow RS MOBILE CLINIC” Harapan kami tahun 2014 yang terganggu,yang mengakibatkan ada 10 mobil yang diserahkan kepada gereja kepuasan pasien terhadap pelayanan RS dan masyarakat untuk menjadi sarana menurun. Transportasi untuk pasien – pasien yang

?Timbul banyak kecurangan di dalam miskin di seluruh wilayah Lampung untuk Rumah Sakit sehubungan dengan dilayani.pelayanan dan nilai klaim yang diajukan Sungguh SJSN 2014 bagi kami berkat dan kepada BPJS peluang yang sangat besar untuk

?Bahkan tidak menutup kemungkinan pengembangan pelayanan “ MENJALA IKAN” banyak RumahSakit keluar dari SJKN dan Oleh karena Tuhan memberikan “FISHING bangrut. GROUND” yang bertambah besar.

Oleh sebab itu kunci semua itu , secara o p t i m i s t i k p r o v i d e r B PJ S h a r u s Dr. Paran Bagionoto, SpB, FInaCS, FICS saat mengendalikan mutu dan melakukan ini menjabat sebagai direktur RS Mardi efisiensi. Waluyo, Metro, Lampung. Beliau

Berdasarkan pengalaman RS.Mardi menjalani pendidikan dokter umum di FK Waluyo Metro, Lampung selama 5 tahun UGM, dan menjalani pendidikan ahli bedah melayani Jamkesmas ternyata tidak saja umum di FK UNAIR. Sebelum- nya ia telah RS.Mardi Waluyo Metro Lampung Survive bekerja di beberapa rumah sakit misi tetapi juga Growth (Bertumbuh), kuncinya antara lain RS Bethesda Serukam, RS Baptis adalah jiwa melayani dan bekerja dengan Kediri, dan RS Imanuel Lampung.sekuat tenaga untuk melayani orang –orang yang Tuhan kirimkan untuk dilayani, konsekwensinya adalah : ?Dokter mau dibayar murah?Managemen RS lebih memikirkan

kesejahteraan dokter dan karyawan?Managemen RS berupaya sungguh-

sungguh untuk mencari cara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan pembiayaan yang sangat efisien.Tahun 2014 bagi RS. Mardi Waluyo

merupakan tahun yang mensukacitakan, karena bila 5 tahun ini bisa survive dan G ro w t h m a ka t a h u n 2 0 1 4 Tu h a n

maka Rumah Sakit perlu

25SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

FAKTUALPeserta BPJS Wajib PatuhiSistem Rujukan

istem rujukan dimulai dari primary mengatur darimana dan harus kemana care (pelayanan dasar), yakni seseorang dengan gangguan kesehatan Spuskesmas, dokter keluarga, atau tertentu memeriksakan keadaan sakitnya.

klinik. Dari sinilah yang mengetahui persis Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia riwayat kesehatan pasien untuk menentukan telah diatur dengan bentuk bertingkat atau perawatan berkelanjutan dan perawatan berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan pribadi, baru kemudian dirujukan ke rumah tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana sakit ataupun spesialis. dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-

Jika peserta mau langsung ke rumah sendiri namun berada di suatu sistem dan sakit atau spesialis, tidak akan ditanggung saling berhubungan. Apabila pelayanan BPJS, atau bayar sendiri. Dengan sistem kesehatan primer tidak dapat melakukan rujukan, maka pelayanan kesehatan akan tindakan medis tingkat primer maka ia jauh lebih efektif dan efisien. Pasien yang menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tidak seharusnya dibawa ke rumah sakit bisa tingkat pelayanan di atasnya, demikian dicegah, sehingga mengurangi pasien tunggu seterusnya. Apabi la seluruh faktor maupun penolakan pasien oleh rumah sakit pendukung (pemerintah, teknologi , karena alasan tempat tidur penuh. transportasi) terpenuhi maka proses ini akan

Adapun paket manfaat yang diperoleh berjalan dengan baik dan masyarakat awam peserta, mulai dari puskesmas hingga ke akan segera tertangani dengan tepat.spesialis, sesuai kebutuhan medis. Artinya, R u j u ka n d i b a g i d a l a m r u j u ka n perawatan yang bisa mengembalikan fungsi medik/perorangan yang berkaitan dengan organ tubuh dan kemampuan berproduktif. pengobatan dan pemulihan berupa “Paket manfaatnya tidak boleh kurang dari pengiriman pasien (kasus), spesimen, dan paket jaminan sekarang, yakni Jamkesmas, pengetahuan tentang penyakit; serta rujukan Askes, ataupun Jamsostek. Obat-obatnya kesehatan dikaitkan dengan upaya pun yang cost-effective, artinya biar generik pencegahan dan peningkatan kesehatan tetpai ampuh. Kalau mahal tetapi tidak berupa sarana, teknologi, dan operasional. ampuh percuma saja,” ujar Ali Ghufron Mukti, Wakil Menteri Kesehatan. (SP 16 Rujukan vertikal merupakan rujukan antar Februari 2012). pelayanan kesehatan yang berbeda

Di negara Indonesia, sistem rujukan tingkatan. kesehatan telah dirumuskan dalam Rujukan vert ikal dari t ingkatan Permenkes No. 01 tahun 2012. Sistem pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan rujukan pelayanan kesehatan merupakan yang lebih tinggi dilakukan apabila:penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang • Pas ien membutuhkan pelayanan mengatur pelimpahan tugas dan tanggung kesehatan spesialistik atau subspesialistik;jawab timbal balik pelayanan kesehatan • Perujuk tidak dapat memberikan secara timbal balik baik vertikal maupun pelayanan kesehatan sesui dengan horiontal. Sederhananya, sistem rujukan kebutuhan pasien karena keterbatasan

26 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan. Manfaat sistem rujukanRujukan vertikal dari tingkatan pelayanan • Dari sudut pemerintah sebagai penentu yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih kebijakan (policy maker), manfaat sistem rendah dilakukan apabila: rujukan adalah membantu penghematan • Permasalahan pasien dapat ditangani oleh dana, karena tidak perlu menyediakan

tingkatan pelayanan yang lebih rendah berbagai macam peralatan kedokteran s e s u a i d e n ga n ko m p e t e n s i d a n p a d a s e t i a p s a ra n a ke s e h ata n ; kewenangannya; m e m p e r j e l a s s i s t e m p e l aya n a n

• Kompetensi dan kewenangan pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan tingkat pertama atau kedua lebih baik kerja antara berbagai sarana kesehatan dalam menangani pasien tersebut; yang tersedia; memudahkan pekerjaan

• Pasien memerlukan pelayanan lanjutan administrasi, terutama pada aspek yang dapat ditangani oleh tingkatan perencanaan.pelayanan yang lebih rendah dan untuk • Dari sudut masyarakat sebagai pengguna alasan kemudahan, ef is iensi dan jasa pelayanan (health consumer), pelayanan jangka panjang; dan/atau manfaat s i stem ru jukan ada lah

• Perujuk t idak dapat memberikan meringankan biaya pengobatan, karena pelayanan kesehatan sesuai dengan dapat dihindari pemeriksaan yang sama kebutuhan pasien karena keterbatasan secara berulang-ulang; mempermudah sarana, prasarana, peralatan dan/atau masyarakat dalam mendapatkan ketenagaan. pelayanan, karena telah diketahui dengan

jelas fungsi dan wewenang setiap sarana Rujukan horizontal merupakan rujukan pelayanan kesehatan.antar pelayanan kesehatan dalam satu • Dari sudut kalangan kesehatan sebagai tingkatan. penyelenggara pelayanan keseahatan

Rujukan horizontal dilakukan apabila (health provider), manfaat sistem rujukan perujuk tidak dapat memberikan pelayanan adalah memperjelas jenjang karier kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien tenaga kesehatan dengan berbagai akibat karena keterbatasan fasilitas, peralatan positif lainnya seperti semangat kerja, dan/atau ketenagaan yang sifatnya ketekunan, dan dedikasi; membantu sementara atau menetap. p e n i n g k a t a n p e n g e t a h u a n d a n

Ketimpangan yang sering terjadi di ketrampilan, yaitu: kerja sama yang masyarakat awam adalah pemahaman terjalin; memudahkan atau meringankan masyarakat tentang alur ini sangat rendah beban tugas, karena setiap sarana s e h i n g g a s e b a g i a n m e r e k a t i d a k kesehatan mempunyai tugas dan mendapatkan pelayanan yang sebagaimana kewajiban tertentu.m e st i nya . M a sya ra kat ke b a nya ka n Dalam membina sistem rujukan ini perlu cenderung mengakses pelayanan kesehatan ditentukan beberapa hal:terdekat atau mungkin paling murah tanpa 1. Regionalisasimemperdulikan kompetensi institusi Regionalisasi adalah pembagian wilayah ataupun operator yang memberikan pelaksanaan sistem rujukan. Pembagian pelayanan. wilayah ini didasarkan atas pembagian wilayah secara administratif, tetapi dimana

27SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

perlu didasarkan atas lokasi atau mudahnya system rujukan itu dicapai. Hal ini untuk menjaga agar pusat sistem rujukan mendapat arus penderita secara merata. Tiap tingkat unit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap penderita yang akan disalurkan dalam sistem rujukan. Penderita yang dapat melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu.2. Penyaringan (screening)

• Oleh tiap tingkat unit kesehatan. Tiap unit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap penderita yang akan disalurkan dalam sistem rujukan. Penderita yang dapat melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu.

3. Kemampuan unit kesehatan dan petugas.• Kemampuan unit kesehatan tergantung pada macam petugas dan peralatannya.

Walaupun demikian diharapkan mereka dapat melakukan keterampilan tertentu. Khususnya dalam perawatan ibu dijabarkan keterampilan yang masing-masing diharapkan dari unit kesehatan, beserta petugasnya.

(Dari pelbagai sumber/TNP)

28 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

29SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

FAKTUALdr. Benyamin Sihombing ,MPH

DOKTER DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL:

KESIAPAN DAN HARAPAN?

aat mengikuti dasar hidup yang layak dengan berpegang d e m o keprihatinan S

terhadap dr. Ayu beberapa waktu l a l u , s ay a a ga k tersentak ket ika salah satu yel-yel yang diteriakkan orator dan diamini

peserta demo adalah “...tolak BPJS...”. Ini sepertinya tidak pernah dibicarakan pada persiapan unjuk rasa yang intinya adalah ketidak adilan terhadap dr. Ayu yang dirasakan korps dokter. Mungkin hal itu muncul spontan karena adanya isu yang belum tuntas dalam program Jaminan Kesehatan Nasional. Namun menolak ide BPJS, yang berarti menolak universal health coverage menurut saya merupakan langkah mundur karena menunda perbaikan dari masalah-masalah kronis yang kita hadapi selama ini. Direktur Jenderal WHO, Dr Margareth Chan tegas mengatakan bahwa health for all hanya dapat dicapai dengan universal health coverage. Saya hanya menduga-duga bahwa mungkin teriakan diatas hanya ekspresi emosional spontan saja atau ketidak mengertian tentang maksud dan isi UU SJSN.

SJSN, BPJS, JKN apaan tuh? UU No 24 tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) lahir dari perintah langsung dari UU No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). SJSN adalah sistem bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan

kepada prinsip: kegotong-royongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan yang wajib, dan amanat.

Sedangkan BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial yang meliputi: program jaminan kesehatan, program jaminan hari tua, program jaminan kecelakaan, dan program jaminan kematian. Penyelenggara program jaminan kesehatan disebut BPJS kesehatan.

U nt u k m e n j a l a n ka n kete nt u a n -ketentuan dalam 2 undang-undang di atas, maka pemerintah menetapkan Peraturan Presiden No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional, yang berisikan aturan dan petunjuk yang lebih teknis. Ini merupakan program bersama Pemerintah dan masyarakat dengan tujuan memberikan kepast ian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Prinsipnya yang sehat membantu yang sakit, dan yang tidak mampu dibantu oleh yang mampu. Masyarakat diwajibkan membayar iuaran dimana sistem pembayarannya: pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai formal dipotong dari gaji berdasarkan prosentase; sedangkan untuk pekerja nonformal, mereka diwajibkan membayar premi; sedangkan untuk rakyat miskin akan disubsidi oleh pemerintah dengan istilah PBI (penerima bantuan iuran).

Dengan diterapkannya program JKN ini per 1 Januari 2014, diharapkan tak ada lagi masyarakat yang terpaksa mengeluarkan

30 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

uang dari dompetnya sendiri ketika ia pemberian pelayanan kesehatan, dalam membutuhkan pelayanan kesehatan dasar, program JKN menjadi berubah skenarionya. baik di puskesmas, klinik danrumah sakit. Ini sebagian terlihat saat penentuan Tidak ada lagi rakyat yang “Sadikin”, yakni besaran iuran premi jaminan kesehatan sakit sedikit langsung miskin, dimana uang nasional bagi warga miskin yang besarnya Rp yang dikumpulkan dari hasil bekerja dan 19.225 perjiwa perbulan, yang tidak menabung puluhan tahun, bisa habis dalam memesekejap saat kita sakit.

Siapkah Dokter? Saat bertemu dengan teman-teman

sejawat yang berasal dari beberapa daerah, saya menanyakan tentang persiapan dan kesiapan institusi tempat mereka bekerja. Menarik mendengar tanggapan mereka. Sebagian mereka beranggapan bahwa fasilitas kesehatan belum siap untuk melaksanakan program JKN ini. Sebagian merasa bahwa alih alih memperbaiki carut-marut pelayanan kesehatan saat ini, program ini dianggap akan menimbulkan masalah baru. Yang patut di sayangkan, sebagian sejawat malah tidak tahu program ini dan tidak mengerti apa hubungannya itu dengan praktek pelayanan medis yang dilakukannya. Yang terakhir ini memang tidak terlepas dari lambatnya sosialisasi tentang JKN ini ke seluruh lapisan masyarakat, namun sebagian juga karena kurangnya kesadaran profesi medis untuk mau tahu informasi “diluar” lingkup bidangnya.

BPJS merupakan representasi dari masyarakat/pasien. Bersatunya masyarakat dalam BPJS adalah bentuk kekuatan baru dalam menghadapi kekuatan pemilik fasilitas layanan kesehatan, baik yang dikelola pemerintah maupun oleh swasta. Melihat dua kekuatan besar di atas, sepertinya dokter dan profesional kesehatan berada pada posisi yang lebih lemah. Mereka yang selama ini relatif kuat karena menentukan berbagai hal dalam

nuhi harapan para dokter dan dirasa kurang menghargai profesi dokter. Yang mana dalam hitungan per kapitasi, dokter nantinya diperkirakan akan mendapat pendapatan kurang layak. Padahal saat ini menurut Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dari 110 ribu anggota IDI, sekitar 70 persen hidup dalam level tidak sejahtera, yakni hidup pas-pasan dengan gaji sekitar Rp 1,8 juta sampai Rp 5 juta per bulan.

Pada saat pasien membayar out of pocket (membayar sendiri dan langsung) mungkin membayar jasa dokter dengan murah relatif masih diterima. Namun saat sistem JKN sudah diterapkan, persepsi itu semestinya berubah, dimana urusan bayar membayar bukan lagi antara dokter dengan pasiennya tetapi bergeser antara dokter dengan badan penyelenggara yang dalam hal ini adalah BPJS. Dalam sistem ini kemampuan membayar pasien menjadi lebih baik dari sebelumnya karena BPJS ini adalah menjadi penanggung risiko untuk biaya kesehatan seluruh rakyat. Maka mungkin inilah saat yang tepat dimana diharapkan dokter khususnya dokter umum mendapatkan jasa yang layak. Namun melihat kenyataan sampai s a a t i n i , w a c a n a i t u h a r u s t e r u s diperjuangkan.

Terjadinya peralihan dari sistem fee for service (dibayar per pelayanan yang diberikan ke pasien)menjadi kapitasi (membayar sejumlah tetap per kapita per bulan) untuk jenjang pelayanan primer dan paket Indonesian Case Based Groups (INA CBGs) untuk jenjang pelayanan sekunder dan tersier, merupakan tantangan baru bagi

31SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

provider kesehatan. Provider kesehatan atau Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (PPK)

Akankah memenuhi harapan?Dari sisi masyarakat, pertanyaan kritis

yang muncul adalah: “...gratis sih gratis, tapi apakah layanannya tersedia dan dapat diakses oleh masyarakat?” Ini terutama untuk masyarakat yang berada di daerah terpencil dan geografis sulit. Merujuk standard WHO, untuk memenuhi pelayanan yang optimal maka harus tersedia 1 tempat tidur untuk 1000 penduduk. Jumlah fasilitas kesehatan primer yang didaftarkan untuk pelaksanaan program JKN baru sebanyak 15.790 fasilitas kesehatan termasuk 9.412 puskesmas, dimana 3.697 diantaranya rusak. Sedangkan dari 9.510 puskesmas yang ada, 14,7 persen di antaranya tidak memiliki dokter dan 16,7 persen tidak memiliki tenaga kesehatan seperti bidan atau perawat.

Perpres No 12 mewajibkan Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program jaminan kesehatan. Dan saat ini pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan terus dikejar dan diprioritaskan di daerah-daerah terpencil untuk, sehingga masyarakat d i j a m i n m e n d a p a t l a y a n a n y a n g komprehensif. Namun komprehensif yang dimaksud juga bukan berarti tidak terbatas. Karena tetap ada batasan, seperti contohnya kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu gerak (tongkat penyangga, kursi roda dan korset). Sedangkan layanan yang tidak dijamin meliputi seperti pelayanan yang bertujuan kosmetik, general check up,

kesehatan primer adalah termasuk praktik dokter, bukan hanya klinik. Sehingga aturan

pun tidak bisa sembarangan lagi, sebab ia yang menyatakan bahwa mitra BPJS dalam harus bekerja sama dengan BPJS melalui layanan primer harus berstandar klinik, bisa kontrak disertai dengan persyaratan tertentu menjadi kritik yang berbuah tuntutan hukum yang harus dipenuhi. Menurut Perpres No 12 untuk Pemerintah dan BPJS kesehatan.tahun 2013, fasilitas kesehatan milik Pemerintah dan pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan wajib bekerjasama dengan BPJS Kesehatan; sedangkan fasilitas kesehatan milik swasta yang memenuhi persyaratan dapat (tidak wajib) menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Semua yang menjadi mitra BPJS harus berstandar klinik; artinya klinik itu memiliki minimal ada tiga dokter yang berpraktik selama 24 jam, juga laboratorium, ada apotek, dimana semuanya terintegrasi di satu tempat.Ini dimaksudkan agar pasien mendapatkan layanan yang komprehensif dan tak perlu kesana kemari. Syarat kerjasamanya salah satunya adalah bahwa RS atau klinik tersebut sudah terakreditasi pelayanannya. PPK akan ada tiga strata,yakni: PPK I (primer), PPK II (sekunder) dan PPK III (tersier).

Untuk mendirikan institusi pelayanan kesehatan setingkat klinik, saat ini sepertinya tidak sulit perizinannya. Namun yang jadi masalah adalah investasi di layanan apotik dan laboratorium yang mungkin nilainya diatas kemampuan dokter rata-rata. Tidak semua dokter memiliki modal untuk membangun klinik sendiri seperti yang dipersyaratkan pemerintah. Sebagian teman sejawat berpendapat, walaupun ada SJSN kesehatan maka dokter akan tetap menjadi buruh yang sulit sejahtera, entah menjadi buruh dari dokter lainnya yang punya modal atau baruh dari pemilik modal non dokter.

Sehubungan dengan mitra BPJS harus berstandar klinik, kita perlu juga mencermati Penjelasan pasal 23 dalam UU SJSN, dimana dinyatakan bahwa yang termasuk fasilitas

32 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

pengobatan alternatif, pengobatan untuk

termasuk didalamnya peran penting, perlindungan hukum dan kesejahteraan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Untuk itu dokter harus siap terlibat aktif sebagai subjek. Karena kesiapan dokter dalam program JKN kedepan merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan layanan kesehatan masyarakat yang komprehensif untuk mencapai universal health coverage yang ditargetkan tahun 2019.

dr. Benyamin Sihombing ,MPH Master of Public Health course , National

University of Singapore ( 2008 -2009)Saat ini Bekerja di Ditjen Pengendalian

Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan.

Kemenkes RI & Neglected Propical Diseases ( NTD) Programme, WHO Indonesia

“tsunami kecil” dalam sistem pelayanan mendapatkan keturunan dan lain-lain. kesehatan baru ini pada level masyarakat, Masyarakat perlu memahami tentang penyelenggara Pelayanan kesehatan (PPK) batasan layanan-layanan dalam program JKN seprti yang sudah di prediksi oleh berbagai agar tidak terjadi kesalah pahaman ketika pihak. Perbaikan-perbaikan dan koreksi menggunakannya kelak. masih terus diperlukan searah perjalanan

Sementara untuk memenuhi tenaga waktu agar program ini semakin sempurna kesehatan yang melayani, Menteri Kesehatan akan mengisi fasilitas kesehatan tersebut dengan 3.000 calon PNS dokter sampai akhir tahun ini. . Ini untuk memenuhi tenaga kesehatan yang distribusinya tidak merata. Setidaknya dibutuhkan 40 dokter, 11 dokter gigi, dan 9 dokter spesialis per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk paramedis, 117 perawat dan 75 bidan per 100.000 penduduk.

Diperkirakan pada tahun-tahun pertama terjadi euforia penduduk ingin merasakan pelayanan kesehatan baru, dengan melonjaknya kunjungan ke fasil itas kesehatan, seperti yang terjadi saat DKI Jakarta menerapkan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Dan setelah sistem ini berjalan dalam waktu tertentu, kemungkinan besar akan banyak penduduk yang tidak menggunakan jaminan kesehatannya untuk berobat karena ia berhasil menjaga kesehatan sehingga. Makin sedikit yang sakit dan makin banyak dana yang tidak terpakai untuk pelayanan kuratif yang berimplikasi positif pada semakin besar potensi dana JKN yang bisa digunakan kembali untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dan sangat logis bila ini termasuk memberikan insentif bagi dokter dan tenaga kesehatan di pelayanan primer yang telah berhasil menyehatkan penduduk melalui program promotif dan preventifnya.

Melihat situasi yang ada dan terus berkembang, saya tidak terlalu muluk berharap bahwa program JKN akan berjalan mulus Januari tahun 2014. Akan terjadi

etika orang lain masih bermalas- orang yang ditolongnya itu, namun dia malasan di tempat tidur atau memberikan pelayanan yang terbaik. Di akhir bercengkrama dengan keluarganya di cerita apa yang dia dapat, tidak ada selain K

hari libur yang menyenangkan di rumah, tidak uang dan tenaganya yang terkuras. demikian dengan petugas kesehatan yang Akankah kita sama atau lebih dari orang

harus stand by di Samaria itu, ketika melayani pasien-pasien rumah sakit untuk kita?. Orang Samaria itu sepertinya tidak pasien-pasien yang sengaja bertemu di jalan dengan orang yang belum dimandikan, dirampok itu. Kita setiap hari bertemu belum diberikan dengan orang yang memang bukan kebetulan obat pagi, belum kita bertemu dengan mereka. Mereka datang dipersiapkan untuk karena membutuhkan keahlian kita untuk tindakan-tindakan kesembuhan mereka, betapa kita punya o p e r a s i a t a u peluang yang besar membagikan kasih emergensi, belum Kristus. Namun itu tidak akan terjadi teman-b e d m a k i n g teman, bila kita tidak punya hubungan yang (perbeden), belum baik dengan Sang Penyembuh Yang Agung.

visite, belum mencatat semua tindakan yang Ayo cek hidup kita masing-masing. Kita juga harus didokumentasikan, dan masih banyak m e m b u t u h k a n t e m a n - t e m a n y a n g lagi rentetan tugas yang harus dikerjakan. menguatkan kita, yang membantu kita untuk Rasanya tidak cukup waktu bersama pasien terus bertumbuh dan berbuah banyak. Kita seharian di bangsal, belum mendengarkan butuh persekutuan KTB atau PA dengan keluhan pasien yang satu, pasien yang lain teman-teman sekerja lainnya. sudah memanggil untuk membantunya Persekutuan Perawat yang ada di Jakarta saat melakukan sesuatu yang mungkin sangat ini, sudah setahun lebih melakukan KTB remeh tapi tidak sangup untuk dilakukan oleh bersama di beberapa RS di Jakarta dan juga mereka. Sehingga sering tidak keluar kata ibadah atau PA bersama sebulan sekali. penolakan dari mulut kita, namun juga tidak Sebagian besar adalah alumni keperawatan ada senyum yang ikhlas dan bahasa tubuh yang sudah dibina di kampus masing-masing yang menunjukkan kita bahagia melakukan sebelumnya. KTB, PA dan Ibadah ini sangat semua tugas itu. bermanfaat untuk mengingatkan kembali visi Masih ingatkah kita visi dan motivasi kita dan misi perawat yang Tuhan tempatkan dalam melayani pasien-pasien kita, masih dengan spesial pada tempat kerja masing-ingat contoh pelayan yang terbaik yang Tuhan masing. Kami bertumbuh bersama, berbagi Yesus berikan. Berbicara mengenai pelayanan hidup bersama, bukan hanya menambah saya tidak pernah lupa mengenai kisah orang pengetahuan tentang bidang keperawatan Samaria yang baik hati, saya yakin semua kita dan kerohanian. Tapi lebih lagi memberikan hafal dengan kisah ini. Yang menarik dikisah yang terbaik dalam pelayanan pada pasien-itu adalah orang samaria ini tidak mengenal pasien.

FAKTUALNs. Karina Juliasna Sinulingga, S.Kep

Kita Butuh Persekutuan

33SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

Benar, pasien membutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten, namun mereka akan lebih bahagia dan cepat sembuh ketika melihat perawat yang ramah, mudah tersenyum dan membantu tanpa pamrih bahkan mau berkorban seperti orang Samaria itu. Saya selalu mengatakan kepada diri saya sendiri: being a servant is a privilege. Tak ada yang lebih berharga ketika membasuh kaki orang yang tidak dikenal, dan sebagai perawat, kita bahkan memandikannya. Jangan pernah tukar kebahagian ini dengan mata uang apapun, ini tidak bisa dibayar dengan upah apapun di dunia ini. Tuhan Yesus bilang “upahmu besar di sorga”. Nah untuk teman-teman semua, ayo! aktifkan KTB-mu lagi, bertumbuh lagi dan berbuah lebih banyak lagi untuk kemuliaan-Nya.

Oleh: Ns. Karina Juliasna Sinulingga, S.KepBekerja di International SOS

34 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

mereka,”Apa yang kamu lakukan itu, apa Strategi Menghadapi Tantangan kamu mau berontak terhadap Raja” (2.19). Dalam Membangun BangsaSanbalat dan komplotannya sengaja menyudutkan Nehemia dengan tuduhan a r i N e h e m i a memberontak terhadap Raja. Tapi Nehemia pasal 2, 4 dan 6 D dengan bijak menjawab, “ Allah semesta paling tidak ada langit, Dialah yang membuat kami berhasil! tiga tahap yang dapat kita Kami hamba-hambaNya, telah siap untuk cermati dan pelajari membangun.Tetapi kamu tak punya bagian b a ga i m a n a s t ra t e g i atau hak dan tidak akan diingat di Nehemia menghadapi Yerusalem!” (2.20). Dalam tahap persiapan t a n t a n g a n d a l a m ini, Nehemia mempersiapkan berkas-berkas membangun kembali keperluan administrasi dengan lengkap juga tembok Yerusalem. Yakni:diberi bonus ‘pengawal’ oleh Raja serta jawaban yang tangkas dan cerdas yang keluar Pertama, tantangan dan strategi sebelum dari pengenalan yang dalam akan Tuhan yang pembangunan di mulai (tahap persiapan).mengamanatkan tugas pembangunan Tantangan datang dari kepala daerah tersebut kepadanya. setempat (pasal 2). Kelihatannya Nehemia

sudah mengantisipasinya. Nehemia telah Kedua , tantangan dan strategi pada masa meminta surat-surat pengantar dari Raja. berlangsungnya pembangunan (tahap Seandainya ia tidak mengantisipasinya, besar pembangunan).kemungkinan dia tidak akan pernah sampai

Dapat dikata, sejak tahap persiapan, ke Yerusalem. Karena surat-suratnya lengkap tantangan terus berlangsung bahkan bertubi-dan pasukan berkuda serta bersenjata juga tubi. Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami mengawal dia (2.9), maka para kepala daerah s e d a n g m e m b a n g u n k e m b a l i (Bupati) tidak bisa berbuat apa-apa selain tembok,angkitlah amarahnya dan ia sangat membiarkan dia lewat. Beberapa kepala sakit hati. Ia mengolok-olok orang Yahudi dan daerah sangat kelihatan tidak menyukainya. berkata dihadapan saudara-saudatanya dan Salah seorang diantaranya ialah Sanbalat, tentara Samaria:” Apa gerangan yang kepala daerah Samaria. Ketika Sanbalat, dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini, orang Horon dan Tobia, orang Amon pelayan apakah mereka memperkokoh sesuatu, itu, mendengar hal itu, mereka sangat kesal a p a ka h m e re ka h e n d a k m e m b awa k a r e n a a d a o r a n g y a n g d a t a n g persembahan, apakah mereka akan selesai mengusahakan kesejahteraan orang Israel

(2.9-10). Ketika Sanbalat, orang Horon dan Tobia orang Amon, pelayan itu dan Gesyem, orang Arab mendengar itu, mereka

mengolok-olokkan dan menghina. Kata

dalam sehari, apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dan timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini ” Juga berkatalah Tobia, orang

UNTAIANFIRMAN

“Dialah yang Membuat Kami Berhasil!”

Ir. Indrawaty Sitepu, MA

Nehemia 2-6

35SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

Amon itu, yang ada di dekatnya:” Sekalipun siap dibunyikan untuk berkumpul sebagai mereka membangun kembali, kalau seekor tanda komando dari Nehemia dan meyakini anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, bahwa Allah yang berperang bagi umatNya robohlah tembok batu mereka.” (4.1-3),... (4.20). Tetapi itu tidak berarti Nehemia dan ketika Sanbalat dan Tobia serta orang Arab tim berpangku tangan. Nehemia dan tim dan orang Amon dan orang Asdod bekerja keras melakukan tanggungjawab dan mendengar, bahwa pekerjaan perbaikan bagiannya masing-masing,...kami semua tembok Yerusalem maju dan bahwa lobang- tidak sempat menanggalkan pakainan kami. lobang tembok mulai tertutup, maka sangat Setiap orang memegang senjata dengan m a ra h l a h m e re ka . M e re ka s e m u a tangan kanan (4.23) mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan Ketiga, tantangan dan strategi setelah kekacauan di sana. (4.7-8). Pada tahap ini pembangunan selesai (tahap selesai).strategi Nehemia dan tim nya; Tetapi kami Ketika Sanbalat dan Tobia dan Gesyem, berdoa kepada Allah kami dan mengadakan orang Arab itu dan musuh-musuh kami yang penjagaan terhadap mereka siang dan malam lain mendengar bahwa aku telah selesai (4.9), menempatkan rakyat menurut kaum membangun kembali tembok, sehingga tidak keluarganya dengan perlengkapan yang ada lagi lobang, walaupun sampai waktu itu dibutuhkan yaitu pedang, tombak dan panah di pintu-pintu gerbang belum kupasang dibagian-bagian yang paling rendah dari pintunya, maka Sanbalat dan Gesyem tempat itu, dibelakang tembok, ditempat- mengutus orang beberapa kali kepadaku tempat yang terbuka (4.13). Lalu Nehemia dengan pesan untuk mengadakan pertemuan bangun, berdiri dan berkata kepada para b e r s a m a . Te t a p i m e r e k a b e r n i a t pemuka dan para penguasa dan kepada mencelakakan aku (6.1-2). Ada lagi surat orang-orang yang lain: “ Jangan kamu takut terbuka dengan tuduhan-tuduhan yang terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan berupa fitnah terhadapku (6.5-6). Juga yang maha besar dan dasyat dan b e r u p a a n c a m a n - a n c a m a n u n t u k berperanglah untuk saudara-saudaramu, mengintimidasi serta membusukkan namaku untuk anak-anak lelaki dan anak-anak di depan umum (6.10-13). Strategi Nehemia p e re m p u a n m u , u nt u k i s t r i m u d a n dalam tahap ini, tidak memenuhi undangan rumahmu.”(4.15). Juga dilakukan pembagian licik Sanbalat dan Gesyem, tidak memberi tugas dan semua siaga, sebagian melakukan ruang untuk mundur dan takut melainkan pekerjaan dan sebagian yang lain memegang tetap fokus dan berusaha sekuat tenaga pada tombak, perisai dan panah dan mengenakan p e n y e m p u r n a a n p e n y e l e s a i a n baju zirah, sedang para pemimpin berdiri pembangunan (6.9) dan menyerahkan Tobia dibelakang segenap kaum Yehuda yang dan Sanbalat serta nabiah Noaja dan nabi-membangun di tembok. Orang-orang yang nabi lain yang menakut-nakuti Nehemia memikul dan mengangkut melakukan kepada Allah. pekerjaannya dengan satu tangan dan Maka selesailah tembok itu pada tanggal dengan tangan yang lain mereka memegang senjata. Setiap orang yang membangun bekerja dengan berikatkan pedang pada pinggangnya (4.16-18). Ada sangkakala yang

dua puluh lima bulan Elul dalam waktu lima puluh dua hari. Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa s e k e l i l i n g k a m i . M e r e k a s a n g a t

36 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami.

Dalam setiap tahap pembangunan, ada tantangan tersendiri, dan ada strategi yang harus dilakukan Nehemia. Mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian pembanguan tersebut yaitu berdoa, menyerahkannya kepada Tuhan. Demikian juga kiranya kita. Dalam setiap tahap perjuangan kita dalam rangka ikut ambil bagian dalam membangun bangsa ini. Pasti ada berbagai strategi yang perlu kita lakukan. Tetapi di dalam semua itu ada hal yang akan selalu sama dan selalu ada yaitu mendoakannya, menyerahkannya kepada Tuhan sehingga berhasil dan orang-orang akan melihat bahwa pekerjaan yang kita lakukan tersebut dilaksanakan dengan bantuan Allah kita. Terpujilah Tuhan.

Ir. Indrawaty Sitepu, MAPengurus Harian Nasional Perkantas dan

Koordinator Divisi Medis & Alumni.

37SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

DARI SUKUKE SUKU

rang-orang Asilulu tinggal di pulau Ambon, tepatnya di pedesaan Asilulu dan Ureng, di wilayah Leihitu, Okabupaten Maluku Tengah, provinsi

Maluku. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara. Daerah Asilulu dapat dijangkau baik dengan transportasi darat maupun laut. Transportasi umum ke kota Ambon tersedia beberapa kali sehari.

Pulau Maluku, yang menurut sejarah disebut "Kepulauan Rempah-Rempah", merupakan rangkaian dari lebih dari seribu pulau yang tersebar di bagian timur Indonesia. Kepulauan ini meliputi sebagian besar pulau antara Sulawesi dan Papua Nugini serta antara Timor dan Filipina. walaupun komunitas mereka biasanya

Bahasa Asilulu merupakan salah satu mendasari semua aktivitas dan pekerjaan bahasa asli kepulauan Ambon. Bahasa ini dalam doa menurut pengakuan atau dipakai oleh orang-orang yang tinggal di kepercayaan setiap individu.pesisir barat. Orang-orang di pedesaan Negri Sebelum pergi melaut, para nelayan Lima berbicara dengan bahasa yang mirip, berdoa kepada Tuhan untuk meminta berkat namun bahasa mereka berbeda dan dan perlindungan. Ikan hasil tangkapan terkadang dikenal dengan istilah Henalima. dipakai untuk memenuhi kebutuhan mereka

Menurut sejarah, Bahasa Asilulu sehari-hari dan selebihnya dijual. Beberapa merupakan bahasa perdagangan untuk jenis ikan yang biasa ditangkap seperti wilayah ini. Bahkan saat ini, t idak cakalang, tenggiri, momar, silapa, lalosi, dan mengherankan jika bertemu orang yang kawalinya.berasal dari pulau di sekitar daerah itu, Dari desa Luhu, Iha-Kulur, dan Asilulu, seperti Seram, yang dapat berbicara dalam kebanyakan ikan hasil tangkapan mereka bahasa Asilulu. dijual ke Hitu dan Ambon. Para nelayan

menggunakan berbagai macam metode Berdoa kepada Tuhan untuk menangkap ikan, seperti jaring

Menangkap ikan merupakan mata (rorahi), menebarkan jala, dan perangkap pencaharian utama bagi orang-orang Asilulu. ikan dari rotan. Ketika mereka melaut Karena padi jarang tumbuh di daerah menggunakan jala atau jaring (pukat, mereka tersebut, hasil pertanian mereka biasanya dapat melakukannya dengan berkelompok. berupa cengkeh dan pala. Para nelayan tidak Pemimpin kelompok itu disebut "tanase", mengetahui ritual-ritual tradisional khusus, sementara pengikut-pengikutnya disebut

Memancing SendiriSuku Asilulu

38 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

“masnait". Mereka dapat menangkap momar, kawalinya, make, julung-julung dan tuing-tuing (ikan terbang) dengan jala atau perangkap ikan. Orang Asilulu memancing sendiri jika menggunakan perangap ikan dari rotan. Ikan batu-batu biasanya ditangkap dengan teknik memancing yang satu ini.

MeleburSebagai orang Muslim, mereka percaya bahwa mereka akan dihakimi berdasarkan

pengetahuan mereka tentang Al-quran serta apa yang mereka perbuat dalam kehidupan mereka. Orang-orang Asilulu telah melebur agama Islam ke dalam praktik kepercayaan tradisional setempat. Mereka mencampuradukkan praktik-praktik kebudayaan tradisional dengan pengajaran-pengajaran Islam ke dalam berbagai acara mereka, seperti pernikahan, sunatan, upacara kerajaan, dan pembangunan masjid.

TransportasiUntuk memasarkan hasil produksi mereka ke perkotaan Ambon dan Hitu, orang-orang

Asilulu memerlukan transportasi yang nyaman. Transportasi yang memuaskan ini akan menjaga ikan tetap segar ketika sampai ke kota. Saat ini, infrastruktur transportasi sangatlah terbatas.

Sampai saat ini, para pengadu domba dari luar seringkali memicu lingkaran kekerasan yang berbahaya dan pembalasan dendam di antara kelompok Ambon. Pulau yang terpisah-pisah ini membutuhkan kedamaian, peraturan, dan pemulihan.

Sumber: Profil Suku-Suku yang Terabaikan-PJRN/*tnp.

39SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

HUMORIARisiko Menjadi Sinterklas Aku menikmati me

njadi Sinterklas di mal. Tapi

para orang tua sering mengalami

kesulitan

meminta anak-anaknya duduk di pa

ngkuanku.

Setelah berkali-kali aku bujuk, se

orang

gadis kecil akhirnya mau aku pang

ku.

“Apa yang paling kamu inginkan di Hari Nata

l

ini?” tanyaku.

Dia berteriak, “Turun!”

Salah Pemahaman Seorang prajurit muda masuk rumah sakit militer tempat aku bekerja. Perawat yang

memeriksanya memberi tahu, Jangan khawatir. Kamu akan segera sembuh. Kami akan memberikan plasma kepada kamu.”

“ ”Bagus”, jawabnya. “Saya tidak suka melihat TV model lama itu.””

Melahirkan Dadakan Seorang wanita harus melahirkan saat sedang berada di dalam lift rumah sakit tempatku bekerja.

”Tenang saja, Ibu”, Hibur rekanku sesama perawat kepada calon ibu

yang kesakitan. “Tahun lalu, kudengar ada wanita yang harus melahirkan di halaman depan

rumah sakit kami.”Pasien itu tambah keras berteriak,

“Itu juga aku!””

Sumber: www.readersdigest.co.id/*tnp

40 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

INFO

Tema : “Jadilah Otentik, Tangguh, & Misioner bagi bangsamu”

Tanggal : 12-17 Agustus 2014Lokasi : Bitdec, Tanah Lot, BaliUraian Tema :

ema ini disarikan dari Kitab II Timotius, dimana dalam pesan Rasul Paulus kepada TTimotius, diingatkan untuk memiliki iman

yang tulus ikhlas seperti yang dimiliki oleh neneknya, Lois, dan ibunya, Eunike (II Tim. 1:5). Pada bagian berikut, Rasul Paulus mendorong Timotius untuk kuat dalam kasih karunia (II Tim. 2:1), dalam menghadapi berbagai penderitaan, ajaran sesat, dan tantangan jaman. Di akhir dari suratnya (II Tim. 4), Rasul Paulus meneguhkan Timotius untuk memenuhi panggilan pelayanannya.

Tema ini sangat relevan dengan kondisi yang kita hadapi saat ini dimana tidak sedikit mahasiswa

Kristen yang terlibat dalam program pembinaan di persekutuan hanya memandangnya sebatas aktivitas belaka, tanpa sungguh-sungguh berjuang untuk menghidupinya, sehingga mereka tidak bertumbuh dalam pengenalan yang semakin dalam akan Tuhan. Tidaklah mengherankan jika banyak yang akhirnya undur saat menghadapi banyak tantangan dan kesulitan hidup, dan bahkan ada yang berpaling dari iman kepada Kristus. Hal ini sangatlah ironis ketika menyadari bahwa saat ini rakyat Indonesia justru sangat membutuhkan sosok pemimpinyang berintegritas dan memiliki semangat juang tinggi, serta berani menegakkan kebenaran di tengah hiruk pikuk korupsi dan penyimpangan yang semakin marak terjadi.

Kiranya melalui Kamp Medis Nasional XIX, para mahasiswa medis Kristen Indonesia diingatkan, diperlengkapi, dan diteguhkan untuk terus bertumbuh menjadi teladan hidup yang otentik, tangguh dalam segala keadaan, dan senantiasa berjiwa missioner bagi bangsa.

Dr. Lineus Hewis , Sp.A(Panitia Pengarah KMdN XIX)

Kamp Medis Nasional Mahasiswa XIX

41SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

ANEKA

"Semoga, Natal tahun ini nggak ada bom," dan ancaman demikian? Jauh dari gemerlap begitu teman saya menulis "statusnya" di suasana pesta kekeluargaan seperti di negeri fesbuk. Barat atau pesta belanja seperti di

aya jadi kepikiran. Ada atau tidak ada Singapura.bom, Natal di Indonesia dalam Kisah kelahiran Yesus merupakan kisah Sbeberapa tahun belakangan tidak pembuangan, pelarian dan pengungsian

mungkin berjalan wajar. Apalagi di daerah- yang dialami Maria, serta penolakan daerah dilanda konflik. Bagaimana mungkin terhadap kelahiran itu di mana-mana. Kisah bila tempat-tempat ibadah dijaga lebih ketat Natal adalah kisah kelahiran seorang bayi oleh puluhan polisi? kudus di sebuah kandang binatang yang

Bandingkan semua itu dengan suasana kotor dan bau.Natal di Amerika Serikat atau Australia. Kata Perayaan Natal di bulan Desember teman saya, di sana kesunyian dan bersalju merupakan cara orang di Eropa keheningan Natal mencapai puncaknya di Barat merayakan ke lah iran Yesus . pusat kota dan ruang publik. Kebanyakan Penggunaan pohon Natal konon dimulai di toko dan kantor tutup berhari-hari. Jalan- Jerman abad ke-18, kemudian disebarkan jalan lengang. Penduduk setempat kaum perantau Jerman di Inggris dan berhimpun bersama keluarga, berbagi Amerika. Tradisi merayakan Natal di bulan hadiah dalam tawa, di sekitar jamuan makan Desember baru dimulai sekitar tahun 220. dan minum lebih istimewa dari sehari-hari. Sebelumnya lebih banyak orang di Timur Semua ini tidak selalu disertai penghayatan Tengah yang percaya Yesus dilahirkan dan keagamaan. kemudian wafat pada tanggal yang sama: 25

Natal yang dijaga pasukan keamanan di Maret. Orang-orang Eropa itu tentunya tidak I n d o n e s i a d a l a m b e b e ra p a ta h u n membayangkan tradisi mereka akan diikuti belakangan juga bisa dibandingkan dengan secara mendunia pada hari-hari ini.Natal yang diperdagangkan secara meriah di Tidak ada keharusan merayakan Natal di pusat kota Singapura. Konon, di negeri yang negeri tropis Asia dengan pohon Natal atau mayoritasnya bukan Nasrani itulah Natal pohon apa pun. Apalagi pakai kapas sebagai dirayakan dalam masa terpanjang di dunia. salju-saljuan. Bahkan tidak ada keharusan Tapi ini bukan perayaan keagamaan. Di sana merayakannya pada tanggal 25 Desember. Natal menjadi sebuah alasan untuk jalan- Apalagi dengan pesta foya belanja ala Natal jalan di pusat pertokoan, industri wisata, di Singapura. Tidak juga harus menggantikan atau mengobral nafsu belanja habis-habisan. semua itu dengan kerudung Timur Tengah

Sesungguhnya kaum Nasrani d i ala Maria, ibunda Yesus, atau jenggot Timur Indonesia tidak perlu terlalu berkecil hati Tengah a la Yusuf, atau S interk las dengan semua itu. Ancaman rasa aman bertampang indo.justru merupakan suasana yang paling pas Sesungguhnya yang lebih mirip dengan dan cocok untuk Natal. Bukankah bayi Yesus suasana asli kelahiran Yesus justru acara dilahirkan dalam suasana penuh tekanan Natal di daerah-daerah di tanah air yang di-

Merayakan Natal

42 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

landa konflik, penindasan, dan penderitaan. Mirip dengan aslinya karena suasana penuh ancaman bahaya itu menjadi latar belakang yang hadir apa adanya. Bukan barang dekorasi yang dibeli di toko dan dipasang seperti halnya hiasan di sekitar pohon Natal.

Barangkali makna Natal beberapa tahun belakangan ini lebih mudah dihayati oleh mereka yang jauh dari pohon Natal, hadiah terbungkus kertas berwarna-warni Natal, dan pesta. Mereka yang habis-habisan dilecehkan, dizalimi, dihina. Mereka yang terpaksa mengungsi ke kandang binatang, karena tidak pernah punya rumah, karena perang saudara, atau kampungnya terbenam lumpur.

Kaum Nasrani yang nasibnya lebih mujur masih punya pilihan merayakan Natal tanpa harus ikutan-ikutan menderita dan terjun bebas masuk daerah perang atau danau lumpur. Mereka bisa meniru kecerdasan orang-orang Barat di Eropa tanpa pohon Natal, tetapi dengan mempribumikan Natal seperti yang dilakukan orang-orang Eropa ratusan tahun lalu.

Kalaupun kehadiran sebatang pohon dianggap perlu dalam perayaan Natal, kita bisa mencari pohon yang lebih akrab. Jelas bukan beringin yang sudah telanjur dijadikan lambang kekuasaan banyak negara dan kerajaan. Mungkin pohon pisang lebih pas untuk Natal karena sangat merakyat di seluruh Nusantara bahkan Asia.

Pohon pisang itu tidak perlu dihiasi dengan bola keemasan dan gemerlap lampu, tetapi dengan rekam medis pasien, resep obat pasien yang perlu kita bayar, atau brosur tawaran wisata. :) Selamat merayakan Natal.

*/tnp

ANEKA

43SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

etelah melewati hari yang begitu melelahkan, dikelilingi dengan banyak orang yang tidak berhenti meminta pertolongan, Yesus naik ke dalam perahu dan mengajak murid-muridnya Sbertolak ke seberang. Danau Galilea, tempat dimana perahu mereka berlayar, adalah

danau yang seringkali sulit ditebak. Danau ini terlihat sangat teduh, namun bila udara dingin berhembus diantara pegunungan yang mengelilingi danau ini bertemu dengan udara panas diatas permukaan air, maka badai besarpun dapat terjadi tanpa diduga-duga. Dan diantara banyak waktu yang lainnya, dari ketujuh hari dalam satu minggu dan duapuluh empat jam dalam satu hari, badai itu datang disore itu, diwaktu itu, pada detik itu, pada saat mereka tengah mencoba untuk membaringkan diri dan beristirahat. Angin bertiup dengan sangat dahsyat, menciptakan ombak yang mengombang-ambingkan perahu kecil mereka dan membawa air masuk ke dalam perahu itu. Badai yang datang sore itu tampaknya sangat besar, sehingga murid-murid yang sudah sering berlayar diatas danau itu sebagai seorang nelayan tampak begitu panik, mereka sangat ketakutan dan membangunkan guru mereka yang pada saat badai itu terjadi sedang tertidur di buritan kapal. Didalam ketakutan mereka, murid-murid membangunkan Yesus dan mempertanyakan kepedulianNya terhadap keselamatan mereka. Seolah hendak meminta pertanggung jawaban kepada Dia yang telah membawa mereka berlayar diatas danau itu.

Dalam perjalanan kita mengikut Yesus, ada kalanya Ia membawa kita ke suatu tempat yang tidak terduga. Diantara jutaan manusia yang hidup di bumi ini, pada waktu ini, mungkin kitalah yang dipilih untuk berada di atas danau itu dan merasakan terjangan ombak yang menghempaskan perahu tempat satu-satunya kita dapat merasa aman. Badai itu datang tiba-tiba, kita mungkin tidak akan mengira bahwa ia akan datang menghampiri kita dalam sebuah perjalanan yang tampaknya baik-baik saja. Dari bagian firman ini kita belajar, bahwa Yesus mungkin akan membawa kita ke tempat-tempat yang menakutkan, ke tempat yang akan membuat kita gentar dan ketakutan. Tapi, ingatlah selalu bahwa kita sedang ada dalam satu perahu bersama-Nya, kita tidak sedang berlayar seorang diri, Ia ada dan senantiasa menyertai kita. Didalam badai itulah kita bisa memahami seberapa besar iman yang kita miliki kepada-Nya, seberapa besarkah kita mempercayakan hidup kita kepada-Nya, dan seberapa besarkah penyerahan kita kepada-Nya. Ia tahu, Ia mengerti, dan Ia berkuasa meredakan badai itu untuk kita dan kita akan melihat, kuasa-Nya, kasih-Nya, dinyatakan bagi kita. Badai itu datang bukan untuk mencelakai kita, tetapi untuk menolong kita belajar percaya dan bergantung penuh kepada-Nya.

Do not fear, for I have redeemed you; I have summoned you by name; you are mine.

When you pass through the waters, I will be with you;

and when you pass through the rivers, they will not sweep over you.

When you walk through the fire, you will not be burned;

the flames will not set you ablaze.Isaiah 43: 2

ANTAR KITA

“Jangan Takut, Sebab AKU Besertamu”dr. Lusiana Batubara

44 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

I want to serve the purpose of God B a l i g e . M e r e k a in my generation membagikan pengalaman I want to serve the purpose of God mereka di sana dalam while I’m alive mengerjakan pelayannya I want to give my life serta kondisi RS misi yang for something that will last forever memang membutuhkan Oh, I delight, I delight to do Your will tenaga dokter. Pulang dari

kamp, beban di hati saya What is on Your heart, show me what to besar untuk juga ikut do melayani di sana. Let me know Your will and I will follow You Lulus dokter pada What is on Your heart, show me what to O k t o b e r 2 0 1 2 d a r i do Universitas Diponegoro Let me know Your will and I will follow You Semarang, saya kembali ke rumah saya di

Jakarta dan kembali berkumpul dengan agu di atas terdengar familiar di keluarga. Saat itu, begitu banyak pilihan di telinga kita saat mengikuti Kamp depan mata. Sambil menunggu keluarnya STR LMedis. Tumbuh di persekutuan untuk boleh berpraktik, saya menggumulkan

mahasiswa dan mengikuti berbagai kamp rencana saya saat itu. Saya mengutarakan medis mahasiswa dan alumni dari tahun ke keinginan saya untuk melayani di RS HKBP tahun tidak lantas membuat saya mudah Balige kepada kedua orang tua, namun orang mengetahui dan menjalani panggilan Tuhan tua tidak terlalu mendukung keinginan saya dalam hidup saya. Seperti juga banyak alumni saat itu. Satu yang pasti di hati saya, saya ingin lain ketika lulus, saat itu saya juga bingung bekerja di rumah sakit. Panggilan itu begitu menentukan pilihan. Semakin banyak pilihan, kuat, tetapi karena orang tua keberatan saya maka semakin banyak pertimbangan yang melayani di RS misi tersebut, maka saya pun harus dipikirkan. Tetapi nilai-nilai yang saya mencari pekerjaan di beberapa RS swasta di dapatkan dari persekutuan mahasiswa dan Jakarta. Saya menghormati keinginan orang dari kamp medis yang saya ikuti menolong tua saya sambil mengimani, mungkin saya dalam menentukan pilihan untuk memang belum saatnya saya pergi ke RS misi, menjalani panggilan. pasti ada saatnya nanti.

Mengikuti Kamp Medis Nasional Alumni Bekerja di sebuah RS swasta di Jakarta, pada Juli 2012, Tuhan menaruhkan beban di saya banyak dibukakan mengenai berbagai hati saya untuk pergi ke RS misi. Tetapi, RS misi hal. RS swasta pada umumnya berorientasi yang mana? Syukur kepada Tuhan bahwa Dia pada keuntungan. Hal ini harus dilakukan oleh menyediakan beberapa orang yang RS swasta demi menjaga kelangsungan menginspirasi saya. Mereka sudah terlebih hidupnya. Mereka harus membiayai dahulu pergi, melayani, dan menggarami pegawainya, mulai dari cleaning service sampai sebuah RS misi di Sumatera Utara, di RS HKBP direktur, walaupun terkadang saya melihat

KESAKSIAN

ANTAR KITAKeputusan TUHANlahYang Terlaksana

dr. Verury Verona Handayani

45SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

beberapa hal yang bertentangan dengan hati Keluar dari RS swasta tempat saya bekerja, nurani saya. Hal ini terjadi karena memang bukanlah hal yang mudah. Menghadapi sistem kesehatan di Indonesia belum ideal bagi tantangan dari manajemen RS, Tuhan betul-semua pihak. Saya belajar bagaimana b e t u l m e n g a j a r i s a y a u n t u k t i d a k menghadapi pasien dengan kesabaran yang mengandalkan pikiran saya sendiri. Banyak tinggi, bekerja sama dengan perawat dan orang bertanya-tanya tentang keputusan saya, teman sejawat dokter umum maupun apakah yang saya cari di RS misi? Beberapa spesialis. Selama bekerja di RS swasta tersebut, orang terdekat saya kaget dengan keputusan kesejahteraan saya secara finansial sangat saya tersebut. Apa yang saya cari? Secara terpenuhi, dekat dengan keluarga, di kota finansial pasti berbeda dari RS saya besar Jakarta dengan fasilitas pengembangan sebelumnya, saya akan kembali jauh dari ilmu pengetahuan yang begitu cepat. Boleh keluarga, dan fasilitas pengembangan ilmu dikata, saat itu saya berada di zona nyaman pengetahuan pasti tidak secepat di kota besar. saya. Tetapi, betulkah saya merasa bersukacita Tetapi anehnya, hati saya merasa nyaman. menjalani semua itu? Ternyata tidak, ada Kontras dengan keputusan untuk keluar dari sebuah kekosongan dalam hati saya. Saya zona nyaman, hati saya merasa nyaman. menjalani rutinitas, tetapi hati saya merasa Walupun saya tahu akan banyak tantangan di tempat saya bukan disini, dan memang hati RS misi yang akan saya datangi, saya tahu tidak dapat diingkari. Tu h a n a ka n m e n g u at ka n s aya . D i a “All other standards of success – wealth, menunjukkan beberapa konfirmasi-Nya yang power, position, knowledge, friendships – membuat saya semakin yakin bahwa saya telah grow tiny and hollow if we don’t satisfy with memutuskan hal yang tepat.this deeper longing (calling).” – Os Guinnes, Januari 2014, saya akan memulai lembaran “Rising to the Call” baru di tahun yang baru. Saya yakin Tuhan Sebagai orang percaya, saya yakin dalam hati tidak pernah salah, dan jalan hidup saya sudah kita Tuhan telah memberikan Roh-Nya, dan diatur oleh-Nya. Tidak kebetulan saya harus Roh itu yang terus-menerus mengajari kita, melalui ini semua, butuh waktu satu tahun bagi juga dalam menemukan panggilan dan saya dari sejak lulus sampai akhirnya menjalaninya. Saya pikir saat itu, saya sudah memutuskan untuk berangkat ke RS misi. menetapkan pilihan saya. Saya akan berkarir di Mungkin memang saya harus melalui ini RS tersebut, zona yang sangat nyaman, semua dulu, setelah itu barulah Dia mengutus beberapa tahun setelah itu saya akan saya ke RS misi. Tidak ada yang Dia sia-siakan, melanjutkan ke PPDS, dan seterusnya dan suatu saat saya akan mengetahui bahwa apa seterusnya. Kitab Amsal berkata, “Hati yang telah saya lalui dulu akan berguna bagi manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi pelayanan saya selanjutnya. Dia yang telah Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” memperlengkapi saya, akan terus menolong (Amsal 16:9) “Banyaklah rancangan di hati saya melakukan pang g i lan-Nya dan manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang menggenapi rencana-Nya dalam hidup saya. terlaksana.” (Amsal 19:21). Beban di hati saya Selamat mengikuti Kamp Medis Nasional untuk pergi ke RS misi tidak pernah Alumni X di Tahun 2014 dan mendapatkan dihilangkan-Nya, bahkan saat saya sudah berkat khusus dari Tuhan bagi setiap pribadi. berada di zona nyaman saya, hati saya Dia buat Tuhan memberkati.tidak nyaman. Saya kembali menggumulkan beban saya ke RS misi dan Puji Tuhan, kali ini dr. Verury Verona Handayaniorang tua saya melunak. Bahkan ibu saya kali RS HKBP Balige, Sumatera Utaraini mendukung rencana saya.

46 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

ada 7 Juli 2012 di Kamp Medis (www.pelkesi.or.id), tetapi tidak semua RS N a s i o n a l A l u m n i P e r k a n t a s tersebut bermisi, tidak semua menjalankan Pberkumpul sekitar 30 orang yang perannya sebagai rumah sakit kristen yang

memiliki minat terhadap pelayanan RS Misi. mencerminkan Kristus pada setiap orang Kami berasal dari latar belakang yang yang hadir di rumah sakit tersebut. Sebuah berbeda, ada yang bekerja di kota, desa, hal yang menarik bahwa sebenarnya banyak maupun pedalaman, ada yang bekerja Individu/Organisasi yang memiliki kerinduan sebagai dokter umum, dokter gigi, maupun untuk bermisi melalui diri/dana bahkan ingin dokter spesialis. Namun, saat itu kami mendirikan RS, sementara di pihak lain RS dipersatukan oleh minat yang sama terhadap Misi yang tersisa di Indonesia berada dalam pelayanan RS Misi sehingga dibentuklah keadaan krisis dan tidak dikenal oleh orang sebuah wadah yang disebut sebagai Mission banyak. Kondisi tersebut menunjukkan Hospital Interest Group (MHIG). bahwa banyak individu/organisasi yang

MHIG Merupakan Interest Group non- seharusnya bisa melayani jiwa-jiwa lewat RS profit yang independen dan interdenominasi. Misi yang membutuhkan. MHIG lahir dari Interest group atau grup minat ini membahas k e r i n d u a n a d a n y a j e j a r i n g y a n g secara khusus berbagai hal yang terkait menghubungkan RS Misi dengan Pusat dengan rumah sakit misi, seperti kondisi Sumber Daya terkini RS Misi di berbagai daerah, pokok- Beberapa masalah yang umumnya pokok doa mingguan, berbagi pengalaman dialami oleh RS Misi adalah lokasi yang pelayanan dari rekan-rekan yang bekerja di terisolir secara geografis dan komunikasi, berbagai RS Misi di Indonesia. kurangnya sumber daya manusia (medis, dan

Bentuk komunikasi yang paling aktif non-medis), dan kurangnya sumber daya dilakukan dalam MHIG adalah melalui mailing penunjang (infrastruktur, perawatan alat-list. Pada awalnya MHIG tidak memiliki alat, pengembangan). Permasalahan bentuk pelayanan yang tetap karena anggota tersebut umumnya muncul karena kondisi RS mailing list MHIG tersebar di berbagai yang umumnya berada di daerah dengan penjuru Indonesia. Namun, seiring dengan akses yang sulit, kurangnya tunjangan perjalanannya saat ini MHIG memiliki kesejahteraan bagi karyawan, sistem beberapa kegiatan yang terpola di antaranya manajemen yang kurang baik, dan banyaknya pokok doa mingguan, presentasi pelayanan tantangan yang dihadapi oleh RS Misi.ke kampus atau gereja, dan pertemuan Dengan adanya berbagai permasalahan bulanan. Selain itu, MHIG juga kerap tersebut, maka jenis bantuan yang dapat membagikan informasi dari RS yang sedang diberikan untuk RS Misi di antaranya adalah menghadapi masalah atau adanya kebutuhan doa, bantuan sumber daya manusia, dan tertentu. bantuan sumber daya penunjang. Doa

Latar belakang MHIG dimulai dari fakta merupakan hal penting yang dapat dilakukan saat ini terdapat 56 Balai Pengobatan dan 70 oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun. RS Kristen yang tercatat di Pelkesi Pokok doa secara rutin dibagikan setiap

INFOMission Hospital Interest Group

(MHIG)

47SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

minggunya dalam mailing list MHIG. pelayanan RS Misi kepada lebih banyak orang, Kebutuhan sumber daya manusia di RS Misi tidak terbatas pada dokter dan tenaga medis, dapat terbantu dengan adanya jejaring tetapi juga pada profesi lain karena pelayanan dengan pusat sumber daya manusia seperti RS Misi melibatkan berbagai profesi selain persekutuan mahasiswa, sedangkan sumber medis.daya penunjang dapat terbuka kesempatan B e b e r a p a R S M i s i y a n g a k t i f kerjasama bila ada jejaring dengan donatur berkomunikasi dengan MHIG hingga saat ini baik dari individu, gereja, maupun lembaga di antaranya adalah RSU Bethesda Serukam, pelayanan lainnya. RS HKBP Balige, RSK Tayu, RS Immanuel Mulia,

MHIG memiliki visi untuk menjadi pusat Klinik Hohidiai, RSK Lindi Mara. Selain itu, ada pembentukan jejaring RS Misi di Indonesia. beberapa RS Misi yang terdata dalam MHIG, Untuk mencapai hal tersebut, MHIG tetapi belum terhubung dengan baik berusaha untuk membangun jejaring antar RS sehingga MHIG berencana untuk melakukan Misi, Persekutuan Mahasiswa, Gereja, kunjungan dan menjalin komunikasi dengan Lembaga Misi, dan Instansi maupun Individu RS-RS tersebut. yang memiliki kesamaan visi. Saat ini jumlah anggota mailing list MHIG

Dalam pelaksanaannya MHIG berusaha telah mencapai 70 orang. Bagi rekan-rekan untuk menghimpun dan membagikan yang ingin bergabung dapat mengirimkan informasi mengenai pelayanan RS Misi, email berisi identitas dan perkenalan ke khususnya yang teratur dilakukan melalui [email protected]. Atau pokok doa mingguan. Rencana MHIG m e n d a f t a r m e l a l u i w e b selanjutnya yang saat ini sedang didoakan groups.yahoo.com/group/mhig/joina d a l a h m e l a ku ka n ku n j u n ga n d a n Selain mailing list MHIG saat ini juga pengumpulan informasi dari beberapa RS sedang mengembangkan penyebaran Misi yang ada. informasi melalui media sosial lain seperti

Pertemuan bulanan MHIG saat ini rutin Twitter @RSMisi dan Facebook Fan Page diadakan di berbagai tempat di Jakarta karena www.facebook.com/mhigindonesia.sebagian besar anggota yang aktif melayani di MHIG berdomisili di Jakarta. Pertemuan Fushen, Koordinator MHIG 2012-2013bulanan ini selain bertujuan untuk saling mengenal dan berdiskusi mengenai MHIG, juga bertujuan untuk berbagi ke teman-teman yang baru mendengar mengenai MHIG. Pertemuan bulanan umumnya diadakan di dekat kampus yang memiliki Persekutuan Mahasiswa.

MHIG juga terlibat dalam berbagai acara yang memberikan kesempatan untuk berbagi mengenai pelayanan RS Misi seperti pada acara kamp, persekutuan mahasiswa, undangan dari gereja, dan berbagai bentuk acara lainnya. Hal ini juga dipandang sebagai momentum yang baik untuk membagikan

48 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

ara petugas kesehatan seperti dokter juta, dari 3.000 pasien dengan biaya per dan perawat diharapkan tidak perlu kepala Rp. 7 ribu.Pmengkhawatirkan masalah gaji dan "Selisih antara biaya pengobatan dan

intensif pada pelaksanaan Jaminan kapitasi itulah yang menjadi hak dokter. Kesehatan Nasional (JKN) pada Januari 2014 Angka ini bisa berubah bila masyarakat yang mendatang. sehat semakin banyak," kata Usman.

"Dokter tidak perlu khawatir. Gaji dan Perolehan juga menyesuaikan dengan intensif akan dibayar sesuai porsinya, baik jumlah dokter yang praktik di puskesmas yang di rumah sakit maupun puskesmas," tersebut. Sistem ini juga membuka peluang kata Kepala Pusat Pembiayaan Jaminan persaingan antar puskesmas. Puskesmas Kesehatan, Usman Sumantri dalam suatu dengan pelayanan berkualitas, tentu akan kesempatan di Jakarta. memperoleh pasien lebih banyak.

Untuk rumah sakit, biaya dokter masuk "Untuk dokter yang berpraktik di dalam paket pengobatan INA-CBG's. Biaya pedalaman tentu akan kita beri tambahan yang dibayarkan juga sudah termasuk biaya insentif khusus. Bentuknya masih dalam obat dan pemeriksaan. Sementara untuk pembahasan, bisa berupa insentif uang, p u s k e s m a s , d o k t e r a k a n d i b a y a r kemungkinan diangkat menjadi PNS, atau menggunakan sistem kapitasi. Dalam sistem kesempatan menempuh pendidikan ini pemberi pelayanan kesehatan menerima spesialis, " kata Sekertaris Jenderal sejumlah penghasilan yang dihitung per Kementrian Kesehatan RI, Supriyantoro.peserta pada periode waktu. “ M e m a n g m a s i h a d a b a n y a k

Biaya kapitasi diperkirakan sebesar kekhawatiran, apalagi kita belum pernah Rp.6000 sampai Rp.7000. Hal ini bergantung melakukan hal serupa. Namun hal ini harus pada umur peserta, tingkat biaya hidup, dan dilaksanakan demi kesehatan yang lebih baik. jam kerja dokter. "Nantinya biaya kapitasi Penundaan juga tidak berdampak lebih baik memang tidak sama. Puskesmas yang kerja pada persiapan yang dilakukan,” kata Guru dokternya 24 jam dan 12 jam tentu berbeda," Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI kata Usman. (FKM UI), Hasbullah Thabrany, pada seminar

Daerah dengan mayoritas penduduk Tinjauan dan Kaleidoskop Kesehatan 2013 lansia, kemungkinan berbiaya kapitasi tinggi. yang diselenggarakan Pusat Kajian Ekonomi Hal ini dikarenakan, lansia lebih sering dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan berobat dibanding usia muda. Sama halnya Masyarakat Universitas Indonesia (PKEKK pada daerah dengan biaya hidup yang tinggi. FKM UI) di Jakarta Desember lalu.

Satu dokter akan menangani 2.500 sampai 3.000 orang. Bila ada yang sakit Sumber: www.kompas.comsebanyak 50 orang, dengan biaya per kasus Rp. 100 ribu maka total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 5.000.000. Padahal biaya kapitasi yang diperoleh adalah Rp 21

INFOJelang JKN, Dokter Diminta

Tak Cemaskan Besaran Gaji

49SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

direkomendasikan kepada Kementerian Kesehatan RI.

Director Government Affairs-ASEAN Johnson and Johnson Medical, Shanti Shamdasani menambahkan, pengawasan merupakan bagian dari kontrol sistem pelaksanaan asuransi kesehatan nasional. "Kita dapat mencontoh Thailand yang lebih dulu melaksanakan jaminan kesehatan. Di negara tersebut pengawas inti terdiri atas

e laksanaan program Jaminan badan atau orang yang mengerti regulasi dan Kesehatan Nasional 2014 perlu organisasi profesi,”ujarnya.diawasi. Apalagi, pada tahun pertama P Shanti menambahkan,badan tersebut

pelaksaanaannya rawan masalah, terutama akan menilai kemajuan maupun hambatan pada pembiayaan dan pelayanan kesehatan. yang terjadi di lapangan. Pengawasan ini, kata Pengawasan dilakukan supaya kualitas Shanti, akan mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan yang diberikan JKN 2014 tetap asuransi mulai tahun pertama. Hal ini terjaga. dikarenakan persoalan yang ada bisa segera

“Untuk tahun awal pelaksanaan JKN 2014, diatasi.peninjauan pengawasan harus dilakukan satu “Tentunya jalan keluar yang dihasilkan bulan sekali. Pengawasan ini nantinya akan tidak dibiarkan begitu saja. Kita memberikan dilakukan tim eksternal yang independen, rekomendasi tersebut pada pemerintah. sehingga kualitas pengawasannya bisa Rekomendasi tersebut harus disikapi selama dipertanggungjawabkan,” kata pengamat 2-3 minggu berikutnya, meski persoalan yang kebijakan kesehatan Hasbullah Thabrany, ada belum tentu bisa diselesaikan,” kata dia.pada seminar Tinjauan dan Kaleidoskop Pengawasan tersebut, kata Shanti, juga Kesehatan 2013 yang diselenggarakan Pusat melibatkan media. Hanya saja media tidak Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan lantas memberitakan segala persoalan yang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ada. Media hanya memberitakan penyikapan Indonesia (PKEKK FKM UI) di Jakarta pada pemerintah pada rekomendasi, untuk Rabu (18/12/2013). menyelesaikan persoalan yang ada.

H a s b u l l a h m e n ga t a ka n , d i r i ny a merencanakan sebuah tim pengawasan Sumber: www.kompas.comberanggotakan tiga elemen yakni perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi profesi. Ketiga profesi tersebut akan menganalisa apa saja persoalan dalam pelaksanaan JKN 2014 dan mencari penyelesaian. Saran ini kemudian akan

INFOPerlu Dibentuk Tim Pengawas

Program JKN 2014

50 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

Segenap Redaksi Majalah Samaritan, Pengurus dan StafPelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Mengucapkan:

Selamat Ulang Tahun1 dr. Magdalena Tobing 01 Nov 2013 2

dr. Ida Bernida Sp. P

02 Nov

2013

3

dr. Imelda Sastradibrata

03 Nov

2013

4

dr. Jefferson Nelson Munthe, SpOG

05 Nov

2013

5

dr. Mercy Monica Pasaribu

06 Nov

2013

6

dr. Andreas Infianto, MM

07 Nov

2013

7

dr. Partogi Tua S

07 Nov

2013

8

dr. Rita Astriani Noviati

08 Nov

2013

9

dr. Handy Intan, SpOG

08 Nov

2013

10

dr. Delia Marpaung

08 Nov

2013

11

dr. Novika Pristiwati

09 Nov

2013

12

dr. Ruth Minar N.Sitorus

10 Nov

2013

13

dr. Cahyo Novianto,MSiMed, SpB

10 Nov

2013

14

drg. Hilda Suherman

11 Nov

2013

15

drg. Alfrida Marsinta P

14 Nov

2013

16

drg. Hanny Christina W.

15 Nov

2013

17

dr. Renata Marpaung

15 Nov

2013

18

dr. Shinta B.

15 Nov

2013

19

dr. Herlina Eka Shinta

15 Nov

2013

20

dr. Susi Hartati Novintry Sitorus

15 Nov

2013

21 dr. Erlyn Limoa ,SpKJ 17 Nov 2013

22 dr. Karlince Sitanggang 18 Nov 2013

23 dr. Edi Kristanto 18 Nov 2013

24 dr. Yusak Siahaan 20 Nov 2013

25 dr. Zwingly Porajow 20 Nov 2013

26 dr. Nova Juliana Sagala 21 Nov 2013

27 dr. Levina S. Pakasi 21 Nov 2013

28 drg. Daisy Novira, MARS 22 Nov 2013

29 dr. Benny T.M. Togatorop 24 Nov 2013

30 dr. Donna Pandiangan 25 Nov 2013

31 dr. Lucy Nofrida Siburian 29 Nov 2013

32

dr. Lucy Nofrida Siburian 29 Nov 2013

33

drg. Lince Devitrianto 01 Des 2013

34

drg. Destrin

01 Des 2013

35

dr. Alexander M.J. Saudale,SpPD 02 Des 2013

36

dr. Sugianto

02 Des 2013

37

dr. Naomi Felisia Tika 02 Des 2013

38

dr. Yonathan Kristiono Gunadi 05 Des 2013

39

dr. Sinthania karunia M T 07 Des 2013

40

dr. Desta Ardini 08 Des 2013

41

dr. Arida S.D. Sumbayak 09 Des 2013

42

dr. Dodi Hendradi, SpOG 09 Des 2013

43

dr. Ronald Efraim Pakasi 11 Des 2013

44

dr. Daniel Budiutomo 12 Des 2013

45

dr. Sisca N. Siagian 15 Des 2013

46

dr. Timotius Dian P,Sp.A, Sp.KJ, MHA 15 Des 2013

47

dr. Anne Maria Sihotang 16 Des 2013

48

drg. Marice Herlina 17 Des 2013

49

drg. Eveline M.Liman, SpKG 17 Des 2013

50

dr. Lukas Daniel Leatemia 17 Des 2013

51 drg. Setiawan Kusuma 19 Des 2013

52 dr. Purnama Nugraha 20 Des 2013

53 dr. Dessy Setiawati 20 Des 2013

54 dr. Purnama Nugraha 20 Des 2013

55 dr. Budiani Christina N.M 22 Des 2013

56 dr. Hannah Kiati Damar,SpKK 22 Des 2013

57 dr. Merry Anne Natalina S 23 Des 2013

58 dr. Natalina Soesilawati, SpA 24 Des 2013

59 dr. Indah Puspajaya 26 Des 2013

60 dr. Herfina Yohanna Nababan 27 Des 2013

ANTAR KITA

51SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

LAPORAN Semakin Terasa...Semakin Hari

ICMDA Regional Secretaries Meeting dan Pertemuan dengan CMF Korea dan EMFI India.

aya bersyukur diberikan kesempatan oleh ICMDA (International Christian Medical Dental Association) untuk mewakili wilayah Asia Tenggara dalam pertemuan tahunan para pimpinan regional ICMDA di Bristol, Tennessee, 17-21 Oktober 2013. S

Sesungguhnya ada banyak pergumulan saat mendapatkan penunjukkan ini mengingat selama ini keterlibatan saya hanya terbatas untuk Indonesia, bukan regional. Namun berkat dorongan berulang-ulang dari CEO ICMDA, dr. Vinod Shah,dan South East Asia Regional Secretary, dr. Goh Wei Leong, saya akhirnya memutuskan untuk berangkat. Menarik bahwa ketika PMdN selama ini merasa sangat terbatas dalam memelihara dan mengembangkan pelayanan medis di tanah air, ada banyak pihak yang mulai mengapresiasi pelayanan kita dan sangat mengharapkan peran PMdN dalam mengemban kepemimpinan dan pengembangan pelayanan ICMDA di regional Asia Tenggara. Melalui pertemuan ini, saya diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas dan beban yang lebih global dalam pelayanan medis Kristen dunia.

Pertemuan ini jauh dari formalitas seperti yang saya bayangkan sebelumnya, walau sangat serius dan disiplin dalam waktu ,mulai tepat jam 8 pagi selesai jam 5 sore. Secara umum pertemuan terbagi menjadi 2 bagian utama, pertama-tama adalah pemaparan tentang aktivitas dan rencana ke depan dari semua regional, yang terdiri dari Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika Barat, AfrikaTimur, Afrika Selatan, Metna (Timur Tengah, Turki, & Afrika Utara), Eurasia, Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Australia & Oceania.

Bagian kedua dari pertemuan ini adalah merumuskan konsep tentang program mentoring ICMDA untuk

diterapkan oleh persekutuan-persekutuan medis di dunia.Dari presentasi per regional yang disampaikan tampak bahwa region Asia Tenggara adalah

salah satu yang belum berkembang, mengingat dari 11 negara yang tercakup dalam regional ini, hanya Indonesia dan Singapore yang memiliki pelayanan medis yang berjalan secara berkesinambungan dan memiliki kontak dengan ICMDA. Regional Asia Timur yang dimotorioleh Taiwan, Jepang dan Korea Selatan, berkembang sangat baik dan mulai menjangkau negara-negara sekitarnya seperti Cina dan Mongolia. India sebagai motor penggerak di Asia Selatan, walaupun mengalami banyak kesulitan dalam menjangkau beberapa negara disekitarnya seperti Pakistan dan Bangladesh, telah membangun kemitraan yang luas dengan negara-negara di Afrika dan menjadi berkat lewat program-program pendidikan yang dilaksanakan di sana dengan bekerja sama dengan pengajar-pengajar dokter-dokter dari India dan Eropa. Kawasan Afrika dan Amerika Tengah dan Selatan sangat

Pertemuan dengan Ketua & Pengurus Persekutuan Medis Korea di Seoul

52 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

menjanjikan, bahkan ditengah konflik yang tengah berkecamuk di beberapa negara, pelayanan mahasiswa berjalan dengan didukung oleh para alumninya. Pelayanan di kampus banyak didukung oleh IFES atau kita kenal dengan Perkantas di Indonesia, dan materi-materi yang berhubungan dengan medis diberikan oleh para alumni persekutuan medis di wilayahnya. Oceania, yang terdiri dari Australia, Selandia Baru dan beberapa negara kecil di gugus kepulauan masih sangat berpusat pada Australia yang sudah mapan dan mengalami kendala dalam menjangkau dan menghidupkan pelayanan di negara-negara tetangganya. Amerika Utara yang terdiri dari Amerika Serikat dan Kanada, dan Eurasia, yang terdiri dari Eropa dan negara-negara pecahan Uni Soviet,sudah jauh lebih mapan dibandingkan dengan kawasan lainnya.

Ditunjuk menjadi pembuat notulen dan pengumpul materi presentasi selama 4 hari berturut-turut benar-benar membuat saya kewalahan, namun menjadi berkat karena saya menjadi peserta yang paling rajin mendengar dan melakukan verifikasi pertanyaan dan jawaban sebelum diserahkan ke pimpinan rapat. Di waktu luang saya juga tidak mau melewatkan kesempatan untuk belajar sebanyak-banyaknya dari para senior dalam pelayanan medis diantaranya penulis buku yang kita kenal seperti dr. David Steven dan dr. Gene Rudd dari CMDA Amerika, serta dr. Kevin Vaughan dari CMF Inggris.

Dalam perjalanan pulang saya mampir di Seoul, Korea Selatan dan sungguh bersyukur diberikan kesempatan bertemu dengan ketua persekutuan medis Korea (CMF Korea), Prof. Kim Minchul, DR. Kim Chang Hwan dan Pastor Cho K-Young dalam sebuah jamuan makan malam. Sungguh menakjubkan pekerjaan Tuhan di sana, dalam usianya yang ke 33 tahun CMF Korea telah menjadi berkat bagi banyak bangsa dengan mengutus 4-5 dokter misi setiap tahunnya ke negara-negara tetangganya dan saat ini ada lebih dari 50 dokter misi yang sedang berada di ladang misi.

Mereka membagikan bahwa saat ini CMF Korea memiliki 20 tenaga purna waktu, terdiri dari 15 pendeta dan 5 dokter, untuk mengelola sekitar 40 persekutuan medis di kampus-kampus dengan didukung oleh alumni-alumni dari CMF Korea. CMF Korea mengadakan mission trip 2 kali dalam setahun, musim panas mereka akan ke negara di sebelah utara mereka dan pada musim dingin ke selatan, dengan melibatkan para mahasiswa dan alumninya. Melalui pertemuan ini juga mereka menginformasikan bahwa pada awal tahun 2014, tepatnya 25 Januari sd 1 Februari, mereka akan mengadakan mission trip ke Pulau Sumba dan mereka sangat mengharapkan keikutsertaan para mahasiswa dan dokter dari PMdN. Rupanya mereka sudah sering mission trip ke Indonesia dengan difasilitasi para misionaris Korea di Indonesia.

Beberapa minggu kemudian saya kembali diberi kesempatan mengunjungi pengurus Persekutuan Medis India (EMFI: Emmanuel Medical Fellowship of India) di kota Chennai, bagian selatan India. Saya diterima oleh ketua EMFI dr. Manoj Jacob dan coordinator divisi misinya dr. Mathew George. India dikenal sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di dunia setelah Cina dengan lebih dari 1,2 milyar penduduk yang mayoritas beragama Hindu.

Pertemuan dengan Ketua & Pengurus Persekutuan Medis India di Chennai

53SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

Persekutuan medis di India adalah salah satu yang sudah berkembang dengan baik di kawasan Asia, dan sangat berhasil dalam memotivasi para alumninya dalam bermisi ke daerah-daerah terpencil di negeri India dan negara tetangga mereka seperti Bhutan dan Nepal. Para alumni EMFI juga yang membangun jaringan rumah sakit misi yang sangat terkenal di India yaitu Emmanuel Hospital Association dimana mereka mengelola lebih dari 20 RS misi dibawah satu management sehingga dapat mengefisienkan SDM dan dana.

EMFI saat ini memiliki 15 tenaga purna waktu, 1 diantaranya dokter yaitu ketuanya, untuk mengelola persekutuan medis di kampus-kampus di seluruh India. Para staff purna waktu tersebut dilatih di IFES (Perkantas di Indonesia) sebelum terjun melayani di lapangan. Para staff ini nantinya melayani mahasiswa medis dan dokter/dokter gigi dengan didukung oleh para alumni dari EMFI. Mereka membagikan bahwa dalam kondisi finansial yang terbatas mereka membutuhkan dana sekitar 60 juta rupiah per bulan untuk gaji dan biaya operasional lainnya dan Tuhan selalu mencukupkannya tepat pada waktunya melalui para alumninya. Salah satu program yang dibuat EMFI untuk menjembatani antara pelayanan mahasiswa dan alumni adalah dengan mengadakan program pendampingan bagi alumni yang baru lulus, baru mulai bekerja, baru membina kehidupan berkeluarga di kota-kota dimana mereka ditempatkan. Dengan program ini para alumni dari EMFI yang lebih senior berhasil menolong para alumni muda dalam memulai karirnya dan mempertahankan kontak dengan mereka.

Di akhir dari perjalanan ini saya mencoba menyimpulkan apa yang telah saya amati dan pelajari:

1. Semua negara dengan persekutuan medis yang maju memiliki pelayanan mahasiswa medis yang kuat, yang dikebanyakan negara di tangani secara bersama oleh IFES (Perkantas) dan CMF (Persekutuan medis).

2. Diperlukan tenaga purna waktu yang memadai, baik medis maupun non-medis, untuk mengelola pelayanan medis yang tersebar di kampus-kampus dan kota-kota yang berbeda.

3. Persekutuan medis yang berkembang selalu memiliki alumni-alumni medis yang berkomitmen kuat dalam memberi waktu, tenaga dan dana untuk melayani para mahasiswa dan alumni muda.

4. Persekutuan medis yang maju dan berkembang selalu mengemban misi yang kuat, baik dalam menjangkau masyarakat yang terabaikan maupun berkontribusi dalam penentuan kebijakan kesehatan di negaranya.

Di penghujung tulisan ini saya mengajak kita semua untuk berkontribusi secara nyata sesuai dengan kemampuan yang Tuhan telah karuniakan kepada kita dalam mengembangkan pelayanan medis nasional, sehingga semakin hari semakin terasa dampak dari kehadiran para tenaga medis Kristen di negeri tercinta ini. Dr. Lineus Hewis , Sp.AAlumni FK UGMResidensi Pesiatri di Zamboanga City Medical Center Philipine ( 1998 -2002 )FK UI RSCM ( 2002 – 2004 )Dokter Specialis Anak di The Jakarta Wowen & Children Clinic dan RS MedistraRS.Graha Kedoya 9 2004 – sekarang )Ketua Pelayanan Medis Nasional ( PMdN) Perkantas /CMDFI ( 2004 – sekarang )

ICMDA Regional Secretaries Meeting di Bristol, Tennessee

54 SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013

Sahabat-sahabat PMdN yang terkasih,

Sepanjang tahun ini saya diberikan kesempatan untuk beberapa kali mengunjungi sebuah negara di selatan Asia dalam rangka menjalani pendidikan lanjutan di bidang alergi. Selama kunjungan tersebut saya berkesempatan mengamati dari dekat ibadah dari beberapa rekan dokter yang mengajak saya mengunjungi kuil-kuil di sana. Saya melihat bagaimana patung-patung dalam citra hewan-hewan tertentu dimandikan dan didandani serta diperlakukan secara sangat sakral. Saya menyaksikan sendiri bagaimana rekan saya tersungkur dalam menghayati pertemuannya dengan sang ilahi. Salah satu rekan saya yang paling akrab ini berujar bahwa bagi bangsanya ada ratusan bahkan ribuan Tuhan yang disembah dan ketika Tuhan yang disembah itu terasa jauh di alam sana, ia sangat membutuhkan seorang guru dalam kehidupan sehari-hari untuk mengajarinya bagaimana hidup yang berkenan di hadapan para Tuhan yang disembahnya.

Pada kesempatan lain seorang kakek dari negeri tetangga yang sedang menjalani program pengobatan di rumah sakit misi Kristen tempat saya belajar, menyatakan bahwa dia tidak memiliki agama walau dia meyakini Allah ada di setiap tempat yang dia kunjunginya, namun baginya Allah terlalu abstrak untuk dideskripsikan dan merasa aneh kalau ada agama yang mampu membuat Allah begitu personal dalam kehidupan umatnya. “Itu bukan Allah yang sesungguhnya”, tambahnya. Beliau tidak tersinggung ketika saya justru mengkonfrontir ucapannya dengan mengajaknya berfikir bahwa Allah bukanlah Allah, jika Dia tidak mampu memperkenalkan diri-Nya kepada manusia ciptaan-Nya sendiri, lalu pembicaraan berlanjut tentang Allah yang hadir dalam wujud manusia untuk menolong manusia yang tidak berdaya dalam sebuah karya keselamatan yang hanya mungkin bila Allah yang memprakarsainya. Diakhir diskusi kami, saya hanya ucapkan bahwa Yesus mengasihinya, dan akan menolongnya memahami dan mengimaninya, dan dia menjabat saya dengan hangat.

“Imanuel, Allah beserta kita”, serentak muncul di benak saya dan seakan mendapatkan makna baru dalam perbendaharaan kata saya. Kata yang selalu saya dengar dalam lagu-lagu natal dan kotbah-kotbah natal selama bertahun-tahun seakan bergema jauh lebih kuat ketika saya dikelilingi oleh orang-orang yang melihat Allah sebagai sosok yang hanya mengamati jauh dari ketinggian dan tidak sungguh-sungguh hadir dalam kehidupan umatnya. Saya bersyukur Allah tidak lalai menepati janjinya yang diucapkan melalui Nabi Yesaya (Yes. 7:14) lebih dari 700 tahun sebelum kelahiran Kristus. Imanuel juga mengingatkan saya betapa berharganya manusia di hadapan Allah karena hal ini berarti juga Anak Allah sendiri harus rela meninggalkan surga mulia untuk turun ke dunia, hidup di tengah-tengah manusia, mengambil rupa seorang hamba dan mati secara hina untuk membawa manusia kembali ke dalam persekutuan dengan Allah dan menjadi tidak binasa (Yoh. 3:16, Fil.2:5-8).

Sahabat PMdN, dalam suasana Natal ini kita kembali diingatkan betapa seharusnya kita bersyukur dan menikmati kehadiran Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Yesus bukan hanya sebagai Guru, Dia juga Gembala yang agung bagi kita domba-domba-Nya (Yoh. 10), sekaligus Sahabat yang sejati (Yoh. 15:9-17), yang rela menyerahkan nyawa-Nya demi menebus kita, bahkan ketika kita masih dalam dosa (Roma 5:8). Dia bukanlah Allah yang tinggal nun jauh di sana, Dia hadir dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti lirik dari lagu: “He lives, He lives, Christ Jesus lives today, He walks with me, and talks with me, along life’s narrow way….”.

Akhirnya, saya mewakili seluruh pengurus PMdN, mengucapkan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru kepada seluruh sahabat PMdN yang selama ini telah bersama-sama mendoakan dan mendukung pelayanan PMdN. Kiranya kehadiran Kristus dalam hidup kita membawa berkat dan suka cita bagi orang-orang di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati.

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia, Imanuel” – yang berarti Allah menyertai kita. (Mat. 1:23)

Dr. Lineus Hewis , Sp.AAlumni FK UGM

Residensi Pesiatri di Zamboanga City Medical Center Philipine ( 1998 -2002 )FK UI RSCM ( 2002 – 2004 )

Dokter Specialis Anak di The Jakarta Wowen and Children Clinic & RS MedistraRS.Graha Kedoya 9 2004 – sekarang )

Ketua Pelayanan Medis Nasional ( PMdN) Perkantas /CMDFI ( 2004 – sekarang )

Imanuel

55SAMARITAN Edisi 3 Tahun 2013