Salinan Putusan Duren Sawit Final · 2009. 3. 5. · 12.2.3.8. 20 November 2007, Panitia...

38
SALINAN 1 P U T U S A N Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa dugaan pelanggaran terhadap Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya disebut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam tender pengadaan alat kedokteran Polysomnograph (selanjutnya disebut PSG) di RS Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007, yang dilakukan oleh:----------------------------------------- 1. PT. Tiara Kencana, dengan alamat kantor di Wisma Tiara Lt. 5 Jalan Raya Pasar Minggu KM 18 No. 17 Jakarta Selatan 12510, selanjutnya disebut Terlapor I; ----------- 2. PT. Bhakti Wira Husada, dengan alamat kantor di Jalan Tebet Utara I No. 20 Jakarta Selatan 12820, selanjutnya disebut Terlapor II; ----------------------------------------------- 3. PT. Ilong Prayatna, dengan alamat kantor di Jalan Balikpapan I No. 3B Jakarta Pusat 10130, selanjutnya disebut Terlapor III;-------------------------------------------------------- 4. PT. Kamara Idola, dengan alamat kantor di Jalan Pelepah Hijau V Blok TS. 2/2 Jakarta Utara, selanjutnya disebut Terlapor IV; ----------------------------------------------- 5. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Rumah Sakit Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007, selanjutnya disebut Panitia, dengan alamat kantor di Jalan Duren Sawit Baru, Jakarta Timur, selanjutnya disebut Terlapor V; ------------------------------------------------------------------------------------------------------ telah mengambil Putusan sebagai berikut: ----------------------------------------------------------- Majelis Komisi:------------------------------------------------------------------------------------------ Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; ------------------- Setelah mendengar keterangan para Terlapor;----- ---------------------------------------------- Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut LHPL); --- Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut BAP); ------------------- TENTANG DUDUK PERKARA 1. Menimbang bahwa pada tanggal 28 Desember 2007, Sekretariat Komisi menerima Laporan tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 berkaitan dengan tender pengadaan alat kedokteran Polysomnograph (selanjutnya

Transcript of Salinan Putusan Duren Sawit Final · 2009. 3. 5. · 12.2.3.8. 20 November 2007, Panitia...

  • SALIN

    AN

    1

    P U T U S A N Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008

    Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi

    yang memeriksa dugaan pelanggaran terhadap Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun

    1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat selanjutnya

    disebut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dalam tender pengadaan alat kedokteran

    Polysomnograph (selanjutnya disebut PSG) di RS Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi

    DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007, yang dilakukan oleh:-----------------------------------------

    1. PT. Tiara Kencana, dengan alamat kantor di Wisma Tiara Lt. 5 Jalan Raya Pasar

    Minggu KM 18 No. 17 Jakarta Selatan 12510, selanjutnya disebut Terlapor I; -----------

    2. PT. Bhakti Wira Husada, dengan alamat kantor di Jalan Tebet Utara I No. 20 Jakarta

    Selatan 12820, selanjutnya disebut Terlapor II; -----------------------------------------------

    3. PT. Ilong Prayatna, dengan alamat kantor di Jalan Balikpapan I No. 3B Jakarta Pusat

    10130, selanjutnya disebut Terlapor III;--------------------------------------------------------

    4. PT. Kamara Idola, dengan alamat kantor di Jalan Pelepah Hijau V Blok TS. 2/2

    Jakarta Utara, selanjutnya disebut Terlapor IV; -----------------------------------------------

    5. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Rumah Sakit Duren Sawit Dinas Kesehatan

    Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007, selanjutnya disebut Panitia, dengan

    alamat kantor di Jalan Duren Sawit Baru, Jakarta Timur, selanjutnya disebut Terlapor

    V;------------------------------------------------------------------------------------------------------

    telah mengambil Putusan sebagai berikut: ----------------------------------------------------------- Majelis Komisi:------------------------------------------------------------------------------------------

    Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; ------------------- Setelah mendengar keterangan para Terlapor;----- ---------------------------------------------- Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut LHPL); --- Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut BAP); -------------------

    TENTANG DUDUK PERKARA

    1. Menimbang bahwa pada tanggal 28 Desember 2007, Sekretariat Komisi menerima

    Laporan tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun

    1999 berkaitan dengan tender pengadaan alat kedokteran Polysomnograph (selanjutnya

  • SALIN

    AN

    2

    disebut PSG) di RS Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun

    Anggaran 2007 (vide bukti A1);-------------------------------------------------------------------

    2. Menimbang bahwa setelah melakukan klarifikasi dan penelitian atas Laporan tersebut,

    maka Komisi menyatakan Laporan tersebut telah lengkap dan jelas (vide bukti A3); -----

    3. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan yang lengkap dan jelas tersebut, Komisi

    menerbitkan Penetapan Nomor 149/KPPU/PEN/VII/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang

    Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008, untuk melakukan

    Pemeriksaan Pendahuluan terhitung sejak tanggal 11 Juli 2008 sampai dengan 25

    Agustus 2008 (vide bukti A4);---------------------------------------------------------------------

    4. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Pendahuluan, Direktur Eksekutif

    menerbitkan Surat Tugas Nomor 648/SET/DE/ST/VII/2008 tanggal 11 Juli 2008 yang

    menugaskan Sekretariat Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan

    Pendahuluan Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008 (vide bukti A5);-----------------------------

    5. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa

    menemukan adanya indikasi kuat pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor 5

    Tahun 1999 (vide bukti A20); ---------------------------------------------------------------------

    6. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan, Tim

    Pemeriksa merekomendasikan kepada Rapat Komisi agar Pemeriksaan Pendahuluan

    dilanjutkan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti A20); --------------------------------

    7. Menimbang bahwa atas dasar rekomendasi Tim Pemeriksa, Komisi menyetujui dan

    menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 182/KPPU/PEN/VIII/2008 tanggal 26 Agustus

    2008 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008 terhitung sejak

    tanggal 26 Agustus 2008 sampai dengan tanggal 24 November 2008 (vide bukti A21); -

    8. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Direktur Eksekutif

    menerbitkan Surat Tugas Nomor 808/SET/DE/ST/VIII/2008 tanggal 26 Agustus 2008

    yang menugaskan Sekretariat Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam Pemeriksaan

    Lanjutan Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008 (vide bukti A22); ---------------------------------

    9. Menimbang bahwa dalam proses Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan,

    Tim Pemeriksa telah mendengar keterangan dari para Terlapor dan para Saksi (vide

    bukti B1-B22);---------------------------------------------------------------------------------------

    10. Menimbang bahwa identitas serta keterangan para Terlapor dan para Saksi telah dicatat

    dalam BAP yang telah ditandatangani oleh para Terlapor dan para Saksi

    (vide bukti B1-B22); --------------------------------------------------------------------------------

    11. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan, Tim

    Pemeriksa telah meneliti, menilai sejumlah surat, dan/atau dokumen, BAP, serta

    mendapatkan bukti-bukti lain yang diperoleh selama Pemeriksaan (vide bukti B1-B22,

    C1-C75);-----------------------------------------------------------------------------------------------

  • SALIN

    AN

    3

    S A L I N A N

    12. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa membuat

    LHPL yang berisi:------------------------------------------------------------------------------------

    12.1 Pokok Perkara--------------------------------------------------------------------------------

    Adanya dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

    tentang persekongkolan dalam tender pengadaan alat kedokteran

    Polysomnograph (selanjutnya disebut PSG) di RS Duren Sawit Dinas Kesehatan

    Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007, dalam bentuk: ------------------------

    12.1.1 Persekongkolan Horizontal------------------------------------------------------

    12.1.1.1. Terdapat persekongkolan secara horizontal yang dilakukan

    oleh para peserta tender dalam mengatur pemenang tender,

    dimana dalam setiap proses tender para Terlapor I, II, III

    dan IV diwakili oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai

    karyawan Terlapor I, II, III dan IV;-------------------------------

    12.1.2 Persekongkolan Vertikal---------------------------------------------------------

    12.1.2.1. Terdapat persekongkolan secara vertikal antara Panitia

    dengan peserta tender dalam bentuk Panitia telah

    mengarahkan spesifikasi teknis barang yang ditenderkan ke

    merk tertentu sehingga menguntungkan pemenang tender

    yang didukung pabrikan merk tersebut; --------------------------

    12.2 Fakta dalam Pemeriksaan;------------------------------------------------------------------

    12.2.1 Obyek Tender; --------------------------------------------------------------------

    12.2.1.1. Bahwa Objek Tender dalam perkara ini adalah tender

    pengadaan alat kedokteran Polysomnograph di RS Duren

    Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun

    Anggaran 2007 yang dibiayai dari Anggaran Belanja

    Tambahan Pemerintah DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007

    (vide bukti C24, C27, C28, C29); ---------------------------------

    12.2.1.2. Nilai Pengadaan PSG adalah sebesar Rp. 1.206.300.000,-

    (satu milyar dua ratus enam juta tiga ratus ribu rupiah)

    dengan Kualifikasi Peserta Tender adalah Golongan Non

    Kecil (vide bukti C28); ---------------------------------------------

    12.2.2 Sistem Tender---------------------------------------------------------------------

    12.2.2.1. Metode pengadaan menggunakan Proses Pascakualifikasi

    dimana proses penilaian dilakukan setelah memasukkan

    penawaran (vide bukti C24, C27, C28, C29); -------------------

    12.2.2.2. Sistem Penilaian menggunakan sistem nilai (merit point

    system) (vide bukti C24); ------------------------------------------

  • SALIN

    AN

    4

    12.2.2.3. Komposisi penilaian dokumen penawaran dapat dilihat pada

    bagan(vide bukti C24): ---------------------------------------

    12.2.2.4. Metode penyampaian dokumen dilakukan dengan 1 (satu)

    sampul (penyampaian dokumen penawaran terdiri dari

    persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga

    dimasukkan dalam satu sampul) (vide bukti C24); -------------

    12.2.3 Kronologis Tender ---------------------------------------------------------------

    12.2.3.1. 5 November 2007, Panitia melaksanakan pengumuman

    lelang di Surat Kabar Harian Media Indonesia dan di Papan

    Pengumuman RS Duren Sawit (vide bukti C27). -------------

    12.2.3.2. 6 s.d 14 November 2007, Masa pendaftaran dan

    pengambilan dokumen lelang. Pada tahap ini tercatat 9

    perusahaan yang mendaftar. Nama-nama orang yang

    mendaftar adalah (vide bukti C25, C41): ---------------------

    No Nama Nama Perusahaan 1 Agus Salim PT Putra Lakopo Perkasa 2 Ir. RNGT Tri Retno PT Tiara Kencana 3 Debby Armeiyanti PT Ilong Prayatna 4 Julius TS PT Bhakti Wira Husada 5 Hasan CV Lami 6 Jequara F CV Buray Indah 7 Pardin Panggabena PT Amarta Mitra Selaras 8 Herry Novia PT Kamara Idola 9 Edward PT Sarana Medika Oktindo

    12.2.3.3. 15 November 2007, Panitia melaksanakan penjelasan

    pekerjaan (Aanwijzing) yang diikuti oleh 8 perusahaan(vide

    bukti C19, C20, C22). ---------------------------------------

    No Nama Nama Perusahaan Keterangan

    1 Ida PT Bhakti Wira Husada Marketing 2 Tri PT Tiara Kencana Purchasing 3 Hary S PT Putra Lakopoperkasa Marketing 4 Mulyani PT Kamara Idola Staff 5 Rasda PT Ilong Pratama Marketing 6 Daniel T PT Amarta Mitra Selaras Marketing 7 Jequard F CV Bumi Indah Staf 8 Edward PT Sarana Medica Optindo Staf

    No. Unsur Bobot 1. Evaluasi administrasi 20 %2. Evaluasi teknis 40 %3. Evaluasi harga 40 %

    TOTAL 100 %

  • SALIN

    AN

    5

    S A L I N A N

    12.2.3.4. Terdapat beberapa perubahan baik pada persyaratan

    administrasi maupun teknis dan hal tersebut termuat dalam

    risalah aanwijzing(vide bukti C19); -------------------------

    12.2.3.5. Nilai OE: Rp. 1.201.500.000,-. (Satu Miliar Dua Ratus Satu

    Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) (vide bukti C19) ----------------

    12.2.3.6. 20 November 2007, Panitia melaksanakan proses

    pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran. (vide

    bukti C13, C15, C41) -----------------------------------------

    12.2.3.7. Pada tahap ini hanya diikuti oleh 6 perusahaan. Berikut

    adalah hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh panitia(vide

    bukti C9, C10, C13): ----------------------------------------- No Nama Perusahaan Harga

    Penawaran (Rp)

    Skor % Evaluasi

    Administrasi (a)

    Skor % Evaluasi Teknis

    (b)

    Skor % Evaluasi

    Harga (c)

    Total % Skor

    (a+b+c)

    Ket

    1 PT Bhakti Wira Husada

    1.197.982.500 19 40 32.5 91.5 Spesifikasi sesuai dengan

    lampiran RKS

    2 PT Tiara Kencana 1.198.150.000 19 40 32.5 91.5 Spesifikasi sesuai dengan

    lampiran RKS

    3 PT Ilong Prayatna 1.199.850.000 19 40 32.5 91.5 Spesifikasi sesuai dengan

    lampiran RKS

    4 PT Kamara Idola 1.200.300.000 19 40 32.5 91.5 Spesifikasi sesuai dengan

    lampiran RKS

    5 PT Putra Lakopo Perkasa

    1.025.310.000 19 26 37.5 82.5 Spesifikasi tidak sesuai

    dengan lampiran

    RKS 6 PT Amarta Mitra

    Selaras 1.134.980.000 19 26 35 80 Spesifikasi

    tidak sesuai dengan

    lampiran RKS

    12.2.3.8. 20 November 2007, Panitia menyampaikan Laporan Hasil

    Pelelangan Pengadaan Alat Kedokteran PSG RS Duren

    Sawit kepada Direktur RS Duren Sawit(vide bukti C8); -----

    12.2.3.9. 20 November 2007, Panitia mengusulkan penetapan calon

    pemenang pelelangan pengadaan PSG RS Duren Sawit

    kepada Direktur RS Duren Sawit. (vide bukti C7)------------

  • SALIN

    AN

    6

    12.2.3.10. Berdasarkan evaluasi penilaian dari Panitia tersebut diatas

    diperoleh 3 calon pemenang dengan urutan sebagai

    berikut(vide bukti C7, C41):---------------------------------- No Calon Pemenang Nama Perusahaan Harga Penawaran

    (Rp) 1 Pertama PT Bhakti Wira Husada 1.197.982.500,00 2 Kedua PT Tiara Kencana 1.198.150.000,00 3 Ketiga PT Ilong Prayatna 1.199.850.000,00

    12.2.3.11. 26 November 2007, Direktur Rumah Sakit menetapkan

    pemenang pelelangan pekerjaan pengadaan alat kedokteran

    polysomnograph (PSG) Rumah Sakit Duren Sawit Propinsi

    DKI Jakarta(vide bukti C6). ----------------------------------

    12.2.3.12. 27 November 2007, Panitia mengumumkan pemenang

    lelang pengadaan alat kedokteran Polysomnograph. Adapun

    pemenang pelelangan adalah PT Bhakti Wira Husada

    dengan harga penawaran Rp. 1.197.982.500,- (satu milyar

    seratus sembilan puluh tujuh juta sembilan ratus delapan

    puluh dua ribu lima ratus rupiah) (vide bukti C5, C41).--------.

    12.2.3.13. 29 November 2007, Direktur RS Duren Sawit menunjuk

    pemenang lelang pengadaan alat kedokteran

    Polysomnograph(vide bukti C4, C41). ---------------------------

    12.2.3.14. 30 November 2007, Penandatanganan surat perjanjian

    (kontrak) antara Direktur RS Duren Sawit dan Direktur PT

    Bhakti Wira Husada (vide bukti C1, C2, C41). -----------------

    12.2.3.15. 30 November 2007, PT Amarta Mitra Selaras melakukan

    sanggahan yang pada pokoknya menyatakan sebagai

    berikut(vide bukti C42): --------------------------------------

    12.2.3.15.1. Bahwa spek teknis yang tertera pada RKS

    mengarah ke merk Biologic, Type Sleep Scan

    Vision. -----------------------------------------

    12.2.3.15.2. Bahwa terdapat pemalsuan identitas saat

    aanwijzing karena PT Ilong Prayatna diwakili

    oleh Sdr. Rasda (Product Manager PT Tiara

    Kencana), PT Bhakti Wira Husada diwakili

    oleh Sdri. Ida (Staf Administrasi PT Tiara

    Kencana) dan PT Kamara Idola yang diwakili

    oleh Sdri. Mulyani (Staf PT Tiara Kencana).

    Pemalsuan identitas juga terjadi pada saat

    proses penawaran harga karena PT Bhakti

    Wira Husada diwakili oleh Sdri. Indah (Staff

  • SALIN

    AN

    7

    S A L I N A N

    Administrasi PT Tiara Kencana) dan PT

    Kamara Idola diwakili oleh Sdri. Mulyani

    (Staf PT Tiara Kencana). -------------------------

    12.2.3.15.3. Bahwa penawaran harga dari PT Tiara

    Kencana selaku distributor tunggal produk

    PSG merk Biologic lebih mahal dari

    penawaran PT Bhakti Wira Husada selaku

    pemenang lelang, padahal PT Tiara Kencana

    adalah pemilik barang dan barang yang

    ditawarkan pun sama. -----------------------------

    12.2.3.15.4. Bahwa registrasi Depkes/AKL dari PT

    Bhakti Wira Husada nama alat tertulis EEG

    sedangkan yang dibutuhkan adalah PSG dan

    tipenya tertulis Sleepscan TM Netlink yang

    seharusnya Sleep Scan Vision. -------------------

    12.2.3.15.5. Bahwa spesifikasi yang terdapat di RKS

    sama persis dengan spesifikasi yang tertulis

    pada brosur EEG merk Biologic yang

    ditawarkan PT Bhakti Wira Husada, sehingga

    dapat disimpulkan Panitia telah mengarah ke

    1 (satu) merk barang atau mengarah ke salah

    satu peserta.-----------------------------------------

    12.2.3.16. 14 Desember 2007, Direktur Rumah Sakit Duren Sawit

    memberikan jawaban atas surat sanggahan dari PT Amarta

    Mitra Selaras sebagai berikut (vide bukti C43): ----------------

    12.2.3.16.1. Bahwa proses lelang yang dilaksanakan telah

    mengacu kepada ketentuan dan saat

    aanwijzing RKS telah dibahas secara

    terbuka;---------------------------------------------

    12.2.3.16.2. Bahwa pengadaan alat kedokteran PSG

    merupakan satu paket dengan pengadaan alat

    sebelumnya yaitu sleep analyzer sehingga

    harus compatible dan spesifikasi harus

    selaras. ----------------------------------------

    12.2.3.16.3. Bahwa Panitia telah melakukan verifikasi

    terhadap identitas dan data peserta pada saat

    aanwijzing dan SPH, dan hasil verifikasinya

  • SALIN

    AN

    8

    para peserta lelang tersebut sudah memenuhi

    kriteria mewakili perusahaannya masing-

    masing;----------------------------------------

    12.2.3.16.4. Bahwa Panitia melakukan evaluasi atas dasar

    metodologi dan analisa harga yang

    menyatakan PT Bhakti Wira Husada

    mendapat nilai tertinggi, dan PT Tiara

    Kencana sebagai peringkat ke-2 dan PT Ilong

    Prayatna sebagai peringkat ke-3. --------------

    12.2.4 Hasil Pemeriksaan -------------------------------------------------------------

    12.2.4.1. Pemeriksaan Terlapor I (PT Tiara Kencana) (vide bukti B1,

    B10) -------------------------------------------------------------------

    12.2.4.1.1. Bahwa Terlapor I merupakan distributor

    farmasi dan alat kesehatan. Terlapor juga

    merupakan sole agent dari berberapa merk

    kesehatan seperti: Micro Med, KAMMIN,

    DNS, Biologic, Olympic Medika dan Smithan

    Nephew. -----------------------------------------

    12.2.4.1.2. Bahwa PT Bhakti Wira Husada, PT Ilong

    Prayatna dan PT Kamara Idola merupakan

    pelanggan dari Terlapor I.-----------------------

    12.2.4.1.3. Bahwa menurut Terlapor I, PT Bhakti Wira

    Husada dapat menawarkan harga lebih rendah

    karena PT Bhakti Wira Husada menanggung

    sendiri PPN, biaya dokumen dan keuntungan

    distributornya dikurangi. ------------------------

    12.2.4.1.4. Bahwa PT Tiara Kencana tidak mengetahui

    harga penawaran dari peserta tender yang lain

    hingga pembukaan dokumen penawaran. -------

    12.2.4.1.5. Bahwa menurut Terlapor I spesifikasi teknis

    alat dalam tender ini mendekati alat yang

    bermerk Biologi dan di Indonesia hanya

    Terlapor I yang menjadi sole agentnya.---------

    12.2.4.1.6. Bahwa PSG merupakan alat diagnostik yang

    berbasis pada Electric Ensephalo Graph atau

    EEG ditambahkan software analisis PSG. ------

  • SALIN

    AN

    9

    S A L I N A N

    12.2.4.1.7. Bahwa EEG dimungkinkan untuk

    menggunakan merk yang berbeda dengan PSG

    namun pada beberapa kasus ada berberapa alat

    yang tidak kompatibel terhadap PSG merk

    Biologic. ----------------------------------------

    12.2.4.1.8. Bahwa semua tenaga ahli PSG disediakan oleh

    Terlapor I, karena itu dalam dokumen

    penawaran Terlapor II, III dan IV kesemuanya

    sama dengan tenaga ahli dari Terlapor I. -------

    12.2.4.1.9. Bahwa pesaing dari PSG Biologic adalah

    Nihon Kohden (Jepang), Nickolite (USA) dan

    Compumedic (Australia).------------------------

    12.2.4.1.10. Bahwa Terlapor I menseleksi perusahaan-

    perusahaan yang meminta surat dukungan,

    apakah perusahaan tersebut bisa dipercayai

    atau tidak. ---------------------------------------

    12.2.4.1.11. Bahwa PT Tiara Kencana memiliki staff

    marketing tetap dan staff marketing freelance

    dimana untuk staff marketing tetap diberikan

    gaji tetap sedangkan freelance hanya diberikan

    fee untuk hasil kerja. --------------------------------

    12.2.4.1.12. Bahwa staff marketing tetap tidak boleh

    menerima fee dari perusahaan lain dan jika hal

    tersebut terjadi kemungkinan staff tersebut

    bermaksud mencari insentif dalam bekerja

    dengan membantu distributor dalam pemasaran

    barang. ------------------------------------------

    12.2.4.1.13. Bahwa alasan Terlapor I mengikuti tender ini

    untuk memastikan agar produk Terlapor I

    menang dalam tender tersebut. ------------------

    12.2.4.1.14. Bahwa Terlapor I pernah menggunakan

    perusahaan lain untuk mengikuti suatu tender,

    hal tersebut dikarenakan walaupun spesifikasi

    dapat dipenuhi oleh Terlapor I namun dari sisi

    adminitratif lainnya tidak dapat dipenuhi oleh

    Terlapor I maka Terlapor I akan menggunakan

  • SALIN

    AN

    10

    perusahaan lain untuk mengikuti tender

    tersebut. -----------------------------------------

    12.2.4.1.15. Bahwa Terlapor I mengakui menggunakan

    perusahaan lain dalam mengikuti tender PSG di

    RS Duren Sawit dikarenakan jika Terlapor I

    (sebagai prinsipal alat kesehatan)

    memenangkan tender akan menciptakan

    keraguan bagi rekanan Terlapor I dalam

    meminta surat dukungan kedepan. --------------

    12.2.4.2. Pemeriksaan Terlapor II (PT Bhakti Wira Husada) (vide

    bukti B2, B11): -----------------------------------------------

    12.2.4.2.1. Bahwa Terlapor II bergerak di bidang

    perdagangan obat-obatan alat kesehatan,

    laboratorium dan bahan kimia. ------------------

    12.2.4.2.2. Bahwa Terlapor II dari tenaga freelance yang

    bekerja di perusahaan lain dan yang

    mengetahui proses tender adalah Ibu Dwikanti

    Tutik dan Sdr. Sabdali. --------------------------

    12.2.4.2.3. Bahwa Terlapor II mengetahui spesifikasi alat

    yang ditenderkan merupakan alat dengan merk

    Biologic berdasarkan referensi yang dimiliki.

    12.2.4.2.4. Bahwa Terlapor II dan Terlapor I sering

    berhubungan bisnis dalam rangka meminta

    surat dukungan, penawaran harga dan

    dukungan administrasi dan teknis. Terlapor II

    juga memiliki hubungan dekat dengan istri

    Direktur Utama Terlapor I.----------------------

    12.2.4.2.5. Bahwa yang menetapkan harga penawaran

    Terlapor II adalah Direktur Utama, Ibu

    Dwikanti Tutik dan Bapak Sabdali. -------------

    12.2.4.2.6. Bahwa Terlapor II mengetahui Terlapor I

    mengikuti tender berdasarkan laporan staf saat

    mengikuti pembukaan dokumen penawaran.----

    12.2.4.2.7. Bahwa Terlapor II mendapatkan perlakuan

    istimewa dari Terlapor I dalam bentuk

    kemudahan mendapatkan surat dukungan dan

    penawaran harga dalam waktu 1-2 hari. --------

  • SALIN

    AN

    11

    S A L I N A N

    12.2.4.2.8. Bahwa Terlapor II sering mendapatkan

    infomasi tender dari karyawan prinsipal seperti

    Terlapor I. --------------------------------------------

    12.2.4.2.9. Bahwa keuntungan dari Terlapor II adalah

    sebesar 5-10% keuntungan kotor dan 2-3%

    keuntungan bersih. ------------------------------

    12.2.4.2.10. Bahwa Terlapor II mengetahui tender ini dari

    Ibu Ida dan Julius merupakan tenaga marketing

    freelance dari PT Bhakti Wira Husada. ---------

    12.2.4.2.11. Bahwa tenaga marketing freelance, yang juga

    merupakan staff marketing Terlapor I,

    memberikan informasi, mendaftar, mengikuti

    aanwijzing, dan memasukkan dokumen

    penawaran. Hal tersebut dilakukan dengan

    mendapatkan kuasa dari Terlapor II sebagai

    staff marketing. ---------------------------------

    12.2.4.2.12. Bahwa tenaga freelance bekerja dengan

    inisiatif sendiri dan mendapatkan fee sebesar

    Rp. 2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu

    rupiah). ------------------------------------------------

    12.2.4.2.13. Bahwa staff Terlapor II pernah mengikuti

    tender dengan membawa bendera perusahaan

    Terlapor I. ---------------------------------------

    12.2.4.2.14. Bahwa dalam tender ini Terlapor II

    memperoleh keuntungan sebesar Rp.

    26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah). -----

    12.2.4.2.15. Bahwa Terlapor II melakukan strategi

    menawarkan harga alat dengan keuntungan

    yang minim, dengan harapan memperoleh

    pengalaman perusahaan yang akan

    meningkatkan Kemampuan Dasar (KD)

    Terlapor II. --------------------------------------

    12.2.4.2.16. Bahwa Tim Pemeriksa memperoleh keterangan

    tertulis dari Terlapor II yang pada pokoknya

    berisi: -------------------------------------------

    a. Terlapor II tidak benar jika dikatakan

    bersekongkol melakukan pengaturan tender

  • SALIN

    AN

    12

    dengan Terlapor I, Terlapor III, dan

    Terlapor IV. Masalah kesamaan barang

    selalu dapat terjadi pada setiap tender

    karena peserta tender akan berusaha

    mencari/menawarkan barang yang sesuai

    atau setara dengan yang dipersyaratkan

    dalam RKS; --------------------------------

    b. Soal personel Terlapor II yang bernama Ida

    dan Indah dikatakan sebagai staf

    administrasi Terlapor I memang dalam

    kesehariannya yang bersangkutan mungkin

    bekerja disana, tetapi hal yang biasa jika

    kami sebagai Trader memiliki beberapa

    (bahkan banyak) mitra kerja freelance, yang

    membantu kami dalam mengurus, mencari

    proyek serta outsourcing.

    c. Soal spesifikasi teknis mengarah kepada

    merek Biologic juga bukan suatu hal yang

    salah, pihak rumah sakit sebagai pengguna

    alat tentunya punya hak dan pengalaman

    dalam memilih suatu alat sesuai

    kebutuhannya.

    d. Bahwa sebagai pemenang tender kami tidak

    merugikan keuangan negara, karena dengan

    harga penawaran sebesar Rp.

    1.197.982.500,- (Satu milyar Seratus

    Sembilan puluh tujuh juta sembilan ratus

    delapan puluh dua ribu lima ratus rupiah)

    jauh dibawah harga patokan yang

    ditetapkan Biro Perlengkapan Propinsi DKI

    Jakarta sebesar Rp. 1.550.000.000,- (satu

    milyar lima ratus lima puluh juta rupiah).

    12.2.4.3. Pemeriksaan Terlapor III (PT Ilong Prayatna) (vide bukti

    B3, B12) --------------------------------------------------------------

    12.2.4.3.1. Bahwa Terlapor III bergerak dalam bidang

    pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan

    kedokteran.--------------------------------------

  • SALIN

    AN

    13

    S A L I N A N

    12.2.4.3.2. Bahwa Direktur Terlapor III tidak mengetahui

    banyak mengenai tender karena telah

    ditugaskan stafnya yang bernama Maratoga

    Pane. --------------------------------------------

    12.2.4.3.3. Bahwa Direktur Terlapor III tidak mengenal

    Rasda, Turni Setyawati yang mewakili

    Terlapor III dalam proses tender. ---------------

    12.2.4.3.4. Bahwa Terlapor III setelah melihat RKS,

    spesifikasi PSG adalah barang dari Terlapor I

    dengan merk Biologic. --------------------------

    12.2.4.3.5. Bahwa Terlapor III tetap mengikuti proses

    tender walaupun mengetahui bahwa Terlapor I

    mengikuti tender karena menjaga nama baik

    perusahaan yang telah meminta surat dukungan

    kepada Terlapor I.-------------------------------

    12.2.4.3.6. Bahwa Terlapor III mengambil presentase

    keuntungan sebesar 10%. -----------------------

    12.2.4.3.7. Bahwa setelah pembukaan dokumen, Direktur

    Terlapor III mengetahui bahwa harga yang

    dibuka sesuai dengan penawaran harga yang

    dibuat oleh Terlapor III.-------------------------

    12.2.4.3.8. Bahwa Terlapor III tidak menerima surat

    penetapan pemenang. ---------------------------

    12.2.4.3.9. Bahwa Terlapor III hanya menugaskan staff

    yang bernaman Maratoga untuk mengikuti

    proses tender dan tidak pernah memberikan

    surat kuasa kepada orang lain. ------------------

    12.2.4.3.10. Semua dokumen Terlapor III tidak mengetahui

    persis siapa yang memasukkan dokumen

    penawaran dan hanya memberikan dokumen

    penawarah kepada Maratoga. -------------------

    12.2.4.3.11. Terlapor III tidak mengenal dan mengetahui

    nama-nama yang mewakili Terlapor III dalam

    proses tender.------------------------------------

    12.2.4.3.12. Bahwa Terlapor III pernah dihubungi oleh

    Terlapor I untuk tidak mundur dalam proses

    tender dan tetap mengikuti proses tender.-------

  • SALIN

    AN

    14

    12.2.4.3.13. Bahwa menurut keterangan Terlapor III, pihak

    yang mengambil dokumen penawaran Terlapor

    III adalah karyawan dari Terlapor I.---------------

    12.2.4.4. Pemeriksaan Terlapor IV (PT Kamara Idola) (vide bukti

    B4, B13); -------------------------------------------------------------

    12.2.4.4.1. Bahwa Terlapor IV bergerak di bidang

    pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan. -----

    12.2.4.4.2. Bahwa Direktur Terlapor IV menugaskan

    stafnya untuk mendaftar yaitu Banjar Aruan

    dan setelah menerima surat dari KPPU,

    ternyata Terlapor IV tidak memasukkan

    penawaran sendiri namun diwakilkan oleh

    pihak lain. ---------------------------------------

    12.2.4.4.3. Bahwa dalam proses tender, Terlapor IV

    diwakili oleh Iwan yang merupakan karyawan

    dari Terlapor I. ----------------------------------

    12.2.4.4.4. Bahwa Terlapor IV menugaskan staf yang

    bernama Banjar Aruan sebagai perwakilan

    perusahaan.--------------------------------------

    12.2.4.4.5. Bahwa Terlapor IV mengakui bahwa Terlapor

    IV hanya sebagai pendamping administrasi dari

    Terlapor I. ---------------------------------------

    12.2.4.4.6. Bahwa Terlapor IV mendapatkan pengganti

    sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

    sebagai biaya administrasi dalam mengikuti

    proses tender dari Terlapor I.--------------------

    12.2.4.5. Pemeriksaan Terlapor V (Panitia Pengadaan Barang dan

    Jasa Rumah Sakit Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi

    DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007) (vide bukti B5, B14)-----

    12.2.4.5.1. Bahwa perencanaan pengadaan alat PSG

    dilakukan oleh dokter yang membutuhkan alat,

    kemudian diajukan ke seksi pelayanan medik,

    dilanjutkan ke bagian perencanaan untuk dibuat

    dokumen perencanaan kemudian diserahkan ke

    Direktur Rumah Sakit untuk diserahkan ke

    Pemda guna mendapatkan pengesahan. ---------

  • SALIN

    AN

    15

    S A L I N A N

    12.2.4.5.2. Bahwa pengajuan alat PSG diajukan pada

    anggaran rutin 2007 namun baru terealisasi

    pada anggaran perubahan Tahun 2007. ---------

    12.2.4.5.3. Bahwa Panitia tidak mengetahui jika

    spesifikasi teknis hanya mengearah pada merk

    tertentu. Panitia hanya berpatokan kepada

    dokumen perencanaan dan Buku Patokan

    Harga Satuan Barang atau Jasa Lainnya

    Propinsi DKI Jakarta periode 2007 (“Buku

    Patokan”) BAB II.7 No. 1622. ------------------

    12.2.4.5.4. Bahwa Panitia merasa setiap barang yang tidak

    sesuai dengan buku patokan adalah salah. ------

    12.2.4.5.5. Bahwa Panitia menetapkan Harga Perkiraan

    Sendiri (HPS) berdasarkan hasil rapat.----------

    12.2.4.5.6. Bahwa Panitia memberikan nilai tertinggi

    yakni 17 untuk perusahaan yang memasukkan

    alat PSG dengan merk Biologic dan

    memberikan nilai 3 untuk perusahaan yang

    memasukkan alat PSG dengan merk lain. --------

    12.2.4.5.7. Bahwa ketika aanwijzing, Panitia menghapus

    tipe/model Sleepscan Vision dalam spesifikasi

    teknis, karena mengarah pada merk tertentu. ---

    12.2.4.5.8. Bahwa Panitia tidak megenal peserta tender

    yang memasukkan penawaran.------------------

    12.2.4.5.9. Bahwa kewenangan dari bagian penunjang

    medik adalah mengawasi farmasi, gizi,

    pemeliharaan rumah sakit, rontgen, dan alat-

    alat kesehatan lainnya yang habis pakai. Dan

    untuk alat kedokteran dibawahi oleh bagian

    pelayanan medik.--------------------------------

    12.2.4.5.10. Bahwa Panitia telah menerima spesfikasi alat

    yang mengarah pada merk Biologic semenjak

    disahkannya Belanja Modal seperti yang

    tercantum pada Dokumen Pelaksanaan

    Perubahan Anggaran Satuan Kerja Provinsi

    DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007 yang

    ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit. -----

  • SALIN

    AN

    16

    12.2.4.5.11. Bahwa Panitia menyerahkan dokumen

    penawaran alat Full PSG dari Terlapor I pada

    tanggal 14 Juni 2006. Dokumen tersebut

    ditandatangani oleh Product Manager Terlapor

    I yang bernama Rasda, yang pada proses

    tender mewakili Terlapor III. -------------------

    12.2.4.5.12. Bahwa Panitia menyerahkan dokumen Surat

    Kuasa dari masing-masing perusahaan yang

    mengikuti tender. Ketika melihat surat kuasa

    dari Terlapor III dan IV, Tim mendapati bahwa

    tanda-tangan direktur Terlapor III dan IV

    berbeda dengan tanda-tangan yang asli, karena

    itu Tim menduga bahwa tanda-tangan tersebut

    dipalsukan. --------------------------------------

    12.2.4.6. Pemeriksaan Saksi : DRA. Dwikanti B. Hastuti dan Safdali

    Hidayat (vide bukti B17) -------------------------------------------

    12.2.4.6.1. Bahwa antara Terlapor II memiliki hubungan

    dekat dengan Terlapor I, dengan memperoleh

    keistimewaan seperti perusahaan sering

    dipinjam oleh Terlapor I dalam mengikuti

    proses tender, dan diskon yang besar.-----------

    12.2.4.6.2. Bahwa saksi mengenal Iwan, pihak yang

    mewakili Terlapor IV sebagai Project Manager

    Terlapor I. ---------------------------------------

    12.2.4.7. Pemeriksaan Saksi : dr. Agus Solichien (vide bukti B18)------

    12.2.4.7.1. Bahwa saksi merupakan dokter saraf dan

    satuan pengawas internal yang bertugas

    mengaudit ISO atau mutu dari rumah sakit.-----

    12.2.4.7.2. Bahwa saksi mengajukan surat untuk

    pengadaan full PSG sebagaimana surat

    tertanggal 4 Mei 2006 (vide bukti C50). --------

    12.2.4.7.3. Bahwa alat yang dibutuhkan adalah PSG dan

    EEG yang bisa memonitor epylepsi. Saksi

    hanya mengetahui Biologic karena

    menggunakan Biologic untuk EEG semenjak

  • SALIN

    AN

    17

    S A L I N A N

    1996. Namun Saksi mempersilahkan kepada

    pelayanan medik untuk mencari merek lain. ----

    12.2.4.7.4. Bahwa saksi pernah dimintai keterangan alat

    oleh Panitia mengenai keunggulan masing-

    masing merek alat. ------------------------------

    12.2.4.7.5. Bahwa Biologic dapat melakukan PSG dan

    EEG monitoring namun softwarenya kurang

    canggih, Weinmann hanya bisa melakukan

    PSG saja namun softwarenya sudah cukup

    canggih, dan compumedic memiliki

    keunggulan kecanggihan alat.-------------------

    12.2.4.7.6. Bahwa Saksi pernah ditawarkan alat PSG oleh

    Terlapor I, dan juga Weinmann. ----------------

    12.2.4.7.7. Bahwa menurut saksi, alat Biologic lebih

    efisien dan Weinmann lebih canggih dan

    praktis digunakan.-------------------------------

    12.2.4.7.8. Bahwa Tim Pemeriksa mendapatkan surat

    permohonan alat full PSG dari Saksi kepada

    Kasi Pelayanan Medik RS Duren Sawit, namun

    dalam surat tersebut tidak tercantum merek

    PSG (vide bukti C50).---------------------------

    12.2.4.8. Pemeriksaan Saksi Ahli: Kepala Biro Perlengkapan

    Pemerintah Prop. DKI Jakarta (vide bukti B19)-----------------

    12.2.4.8.1. Dalam Keputusan Gubernur Nomor 108 Tahun

    2003 dan Pergub 37 Tahun 2007, keperluan

    barang dan jasa diterbitkan buku patokan

    harga satuan yang secara reguler atau berkala

    ditetapkan keputusan Gubernur setiap 6 bulan.

    12.2.4.8.2. Bahwa menurut Keputusan Gubernur Nomor

    108 Tahun 2003 dan Keppres 80 Tahun 2003,

    Panitia tidak wajib mengacu kepada buku

    patokan harga Pemprov DKI Jakarta. -----------

    12.2.4.8.3. Panitia tidak akan disalahkan jika tidak

    mengikuti buku patokan baik dari segi merek

    maupun harganya. Hal yang terpenting bahwa

    harga tidak boleh melewati pagu yang telah

    ditetapkan.---------------------------------------

  • SALIN

    AN

    18

    12.2.4.8.4. Bahwa maksud dan tujuan dikeluarkannya

    buku patokan sudah disosialisasikan kepada

    setiap instansi terkait di DKI Jakarta. -----------

    12.2.4.8.5. Bahwa dalam menentukan HPS Panitia harus

    tetap mengacu pada: ----------------------------

    1. Harga pasar setempat menjelang proses

    pengadaan -------------------------------------

    2. Agen tunggal atau pabrikan-----------------

    3. Data BPS -------------------------------------

    4. Kontrak sejenis -------------------------------

    5. Harga yang dikeluarkan instansi

    berwenang-------------------------------------

    12.2.4.9. Pemeriksaan Saksi: Daniel J. Andreas Tarigan(vide bukti

    B21) -------------------------------------------------------------------

    12.2.4.9.1. Bahwa saksi adalah staf marketing PT Amarta

    Mitra Selaras. -----------------------------------

    12.2.4.9.2. Bahwa Saksi merupakan perwakilan dari PT

    Amarta Mitra Selaras dan membawa surat

    kuasa direktur. ----------------------------------

    12.2.4.9.3. Bahwa waktu anwijzing, beberapa peserta

    tender meminta agar spesifikasi alat

    dikeluarkan dan mencoba membuktikan bahwa

    spesifikasi alat di RKS sama persis dengan

    spesifikasi alat Biologic. ------------------------

    12.2.4.9.4. Bahwa Panitia tidak bisa menghapus

    spesifikasi tersebut karena sudah disahkan oleh

    Dewan (DPRD) sehingga tidak bisa diganti. -----

    12.2.4.9.5. Bahwa Panitia tidak pernah menyebutkan

    bahwa tender telah diatur, namun penafsiran

    beberapa peserta dalam hal spesifikasi alat

    yang tidak bisa diganti.--------------------------

  • SALIN

    AN

    19

    S A L I N A N

    12.3 Analisis: --------------------------------------------------------------------------------------

    Berdasarkan fakta-fakta yang didapat selama Pemeriksaan Lanjutan, Tim

    Pemeriksa, menganalisis sebagai berikut :----------------------------------------

    12.3.1 Tentang Dugaan Persekongkolan Vertikal oleh Terlapor I. -----------

    12.3.1.1. Bahwa Terlapor V dalam tender ini telah menyusun spesifikasi

    teknis yang mengarah pada merk tertentu yakni merk Biologic

    yang hanya bisa disediakan oleh Terlapor I. ------------------------

    12.3.1.2. Bahwa sebenarnya dokter yang menggunakan alat tersebut tidak

    pernah mengajukan spesifikasi teknis dari alat PSG yang

    diusulkan.---------------------------------------------------------

    12.3.1.3. Bahwa Terlapor V menyusun spesifikasi teknis berdasarkan

    surat dari Biro Perlengkapan Provinsi DKI Jakarta No.

    5429/073 tanggal 31 Oktober 2007 dan Dokumen Pelaksanaan

    Perubahan Anggaran Satuan Kerja Propinsi DKI Jakarta Tahun

    Anggaran 2007 yang ditandatangani oleh Direktur RS Duren

    Sawit dr. Asiah Suroto Gunari M.Sc. -----------------------------

    12.3.1.4. Bahwa dalam keterangan Saksi Ahli dari Biro Perlengkapan

    Prov. DKI Jakarta menyatakan tidak ada kewajiban panitia

    untuk mengacu pada buku patokan harga Pemprov DKI Jakarta.

    12.3.1.5. Bahwa Panitia dalam menetapkan HPS tidak mengacu pada 5

    acuan sesuai dengan Keppres 80 Tahun 2003 dan Kepgub 108

    tahun 2003, namun hanya berdasarkan keputusan rapat internal

    panitia. ------------------------------------------------------------

    12.3.1.6. Bahwa dengan demikian tim menyimpulkan bahwa panitia telah

    melakukan kesalahan dan melanggar ketentuan dalam Keppres

    80 Tahun 2003 mengenai spesifikasi yang mengarah dan

    penentuan harga HPS. --------------------------------------------------

    12.3.1.7. Bahwa dengan adanya pelanggaran Keppres 80 Tahun 2003

    mengenai spesifikasi yang mengarah dan penentuan harga HPS

    mengakibatkan dalam tender pengadaan PSG terdapat peserta

    tender yang diuntungkan dan merugikan peserta tender yang

    lain. ------------------------------------------------------------------------

    12.3.1.8. Bahwa hal ini dibuktikan dengan pemberian nilai yang lebih

    tinggi kepada peserta tender yang menawarkan alat PSG dengan

    merk Biologic dibandingkan dengan peserta tender yang

    menawarkan alat PSG dengan merk non Biologic. --------------

  • SALIN

    AN

    20

    12.3.1.9. Bahwa dengan demikian Tim menyimpulkan Terlapor V telah

    menimbulkan hambatan bagi peserta tender yang menawarkan

    alat PSG dengan merk non Biologic untuk bersaing menjadi

    pemenang tender. -------------------------------------------------

    12.3.1.10. Bahwa Tim Pemeriksa menyimpulkan hambatan tersebut

    merupakan bentuk persekongkolan vertikal yang dilakukan oleh

    Terlapor V dan Terlapor I, II, III dan IV untuk mengatur dan

    menentukan Terlapor II sebagai pemenang tender.---------------

    12.3.2 Tentang Persekongkolan Horizontal yang dilakukan Terlapor III

    dan IV; ----------------------------------------------------------------------------

    12.3.2.1. Bahwa Tim Pemeriksa menemukan fakta Terlapor III dan

    Terlapor IV diwakili oleh orang-orang yang bukan

    merupakan staf Terlapor III dan Terlapor IV. Orang-orang

    tersebut adalah (vide bukti C55):----------------------------------

    1) PT Ilong Prayatna : Debby Armeiyanti ( mewakili saat

    pendaftaran), Rasda (mewakili saat aanwijzing), Turni

    Setyawaty (mewakili saat pembukaan surat

    penawaran);---------------------------------------------------

    2) PT Kamara Idola : Hery Noviar (mewakili saat

    pendaftaran), Mulyani (mewakili saat aanwijzing dan

    pembukaan dokumen penawaran). ------------------------

    Nama-nama yang disebutkan diatas bukan merupakan staf

    atau karyawan Terlapor III dan Terlapor IV yang ditugaskan

    untuk mengikuti proses tender. Khusus untuk Rasda, Tim

    Pemeriksa mendapati bahwa orang tersebut merupakan

    Product Manager dari PT Tiara Kencana. (vide bukti C63) --

    12.3.2.2. Bahwa berdasarkan pengakuan saksi Banjar Aruan yang

    menyatakan ada seseorang yang bernama Iwan yang

    merupakan staf dari Terlapor I yang bersedia membantu

    Terlapor IV dalam mengikuti proses tender. Namun dalam

    daftar hadir semua proses tender tidak tercantum nama Iwan

    (vide bukti C9, C13, C19, C25).-----------------------------------

    12.3.2.3. Bahwa berdasarkan pengakuan saksi Maratoga Pane, dia

    merupakan karyawan yang biasa ditugasi untuk mengikuti

    proses tender, namun dalam tender ini saksi tidak mengikuti

    sama sekali semua proses tender. Tetapi dalam fakta

    terdapat dokumen penawaran Terlapor III yang ditanda

  • SALIN

    AN

    21

    S A L I N A N

    tangani oleh Direktur Terlapor III, namun tidak diketahui

    sama sekali oleh saksi.----------------------------------------------

    12.3.2.4. Bahwa berdasarkan fakta adanya pemalsuan surat kuasa

    Terlapor III dan IV menunjukkan bahwa Terlapor III dan IV

    dalam tender ini hanya berfungsi sebagai pendamping dan

    tidak sungguh-sungguh. Hal sesuai dengan pengakuan dari

    Terlapor III dan IV. -------------------------------------------------

    12.3.2.5. Bahwa Tim Pemeriksa menyimpulkan Terlapor III dan IV

    terlibat dalam persekongkolan horizontal untuk mengatur

    dan menentukan Terlapor II sebagai pemenang tender. --------

    12.3.3 Tentang Persekongkolan Horizontal yang dilakukan Terlapor III

    dan IV; ----------------------------------------------------------------------------

    12.3.3.1. Bahwa Terlapor I dan Terlapor II memiliki hubungan erat,

    sehingga Terlapor II mendapatkan kemudahan-kemudahan

    dalam melakukan bisnis dengan Terlapor I termasuk

    kemudahan dalam memperoleh surat dukungan dan

    memperoleh potongan harga yang cukup besar dari Terlapor

    I dalam setiap pembelian barang. ---------------------------------

    12.3.3.2. Bahwa Terlapor II juga pernah menggunakan bendera

    Terlapor I dalam mengikuti suatu tender. Hal ini

    menunjukkan bahwa adanya hubungan kedekatan yang erat

    antara Terlapor I dan Terlapor II. ---------------------------------

    12.3.3.3. Bahwa Terlapor I mengakui menggunakan perusahan lain

    untuk memenangkan suatu tender sebab jika yang

    memenangkan tender adalah Terlapor I maka Terlapor I

    akan kehilangan kepercayaan dari para rekanan distributor. --

    12.3.3.4. Bahwa dengan demikian Tim menyimpulkan Terlapor I

    mengikuti tender untuk memastikan alat PSG yang

    diageninya memenangkan tender dan agar tidak kehilangan

    kepercayaan dari para rekanan Terlapor I menawarkan harga

    diatas Terlapor II. ---------------------------------------------------

    12.3.3.5. Bahwa Tim menyimpulkan adanya persekongkolan

    horizontal antara Terlapor I dan Terlapor II untuk mengatur

    dan atau menentukan Terlapor II sebagai pemenang tender.

    12.4 Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------------

    Bahwa berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta dan alat bukti surat dan atau

    dokumen yang diperoleh selama Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

  • SALIN

    AN

    22

    menyimpulkan terdapat cukup bukti terjadinya persekongkolan vertikal dan

    horisontal untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender dalam tender

    pengadaan alat kedokteran Polysomnograph di RS Duren Sawit Dinas

    Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007 yang dibiayai dari

    Anggaran Belanja Tambahan Pemerintah DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007.

    13. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

    merekomendasikan kepada Rapat Komisi agar dilakukan Sidang Majelis Komisi (vide

    bukti A41); --------------------------------------------------------------------------------------------

    14. Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Pengawas

    Persaingan Usaha Nomor 230/KPPU/PEN/XI/2008 tanggal 25 November 2008 tentang

    Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008 dalam jangka waktu

    selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung mulai tanggal 25 November

    2008 sampai dengan 13 Januari 2009 (vide bukti A42); ----------------------------------------

    15. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi menerbitkan

    Keputusan Komisi Nomor 353/KPPU/KEP/XI/2008 tanggal 25 November 2008 tentang

    Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi

    Perkara Nomor 49/KPPU-L/2008 (vide bukti A43); --------------------------------------------

    16. Menimbang bahwa untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang Majelis Komisi,

    maka Direktur Eksekutif Sekretariat Komisi menerbitkan Surat Tugas Nomor

    1139/SET/DE/ST/XI/2008 tanggal 25 November 2008 (vide bukti A44); -------------------

    17. Menimbang bahwa dalam dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 17 Desember

    2008, Terlapor I tidak hadir untuk menyampaikan Pendapat atau Pembelaan terhadap

    Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, namun pada tanggal 19 Desember 2008, Majelis

    Komisi menerima Pendapat atau Pembelaan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan

    Lanjutan Terlapor I secara tertulis yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut

    (vide bukti A50, C70); -------------------------------------------------------------------------------

    17.1 Terlapor I tidak pernah berpikir untuk bersekongkol dengan Panitia, karena kami

    juga tidak kenal dengan baik, mungkin pernah bertemu untuk urusan lain.

    Karena usaha Terlapor I dalam bidang farmasi dan alat kesehatan sejak tahun

    1974 dan para pelanggan antara lain adalah rumah sakit, instalasi pelayanan

    kesehatan lainnya, para dokter spesialis, dan dokter umum.---------------------------

    17.2 Terlapor I berkedudukan sebagai agen tunggal harus melaksanakan total

    marketing, sehingga Terlapor I mengutamakan purna jual daripada menjual; ------

    17.3 Kelebihan Terlapor I dapat dibuktikan bahwa alat EEG, Epilepsi monitoring dan

    PSG sudah terpasang lebih dari 150 unit di seluruh Indonesia; -----------------------

    17.4 Bahwa Terlapor I sudah sejak tahun 2006 menawarkan alat PSG merek Biologic

    Inc. USA yang diageni ke banyak user dan sudah melakukan demo alat,

  • SALIN

    AN

    23

    S A L I N A N

    sehingga biasanya user sudah yakin dan percaya bahwa alat PSG yang

    ditawarkan oleh Terlapor I adalah alat yang dibutuhkan dan memenuhi

    spesifikasi yang diharapkan user; ---------------------------------------------------------

    17.5 Terlapor I memantau proses pengusulan dari user kepada Direktur rumah sakit,

    dan dari Direktur kepada Pemda DKI, dan menyayangkan anggaran yang

    diberikan turun jauh dibawah harga standar;---------------------------------------------

    17.6 Terlapor I hanya memberikan surat dukungan alat PSG kepada: ---------------------

    a. Rekanan yang benar-benar Terlapor I mengenal karakternya, jujur,

    konsekuen, dan tidak akan berkhianat atau membocorkan harga dan kondisi

    yang Terlapor I tawarkan;--------------------------------------------------------------

    b. Terlapor I hanya akan memberikan kepada 3 (tiga) rekanan atau maksimum

    4 (empat) rekanan yang kami anggap betul-betul jujur, konsekuen dan

    memegang janji tidak akan memboikot atau mundur untuk menawarkan alat; -

    c. Terlapor I akan memberikan harga yang sama dan dukungan penuh kepada

    perusahaan yang diberikan dukungan; -----------------------------------------------

    d. Terlapor I tidak akan memberikan surat dukungan kepada perusahaan yang

    tidak dikenal dengan baik. -------------------------------------------------------------

    17.7 Terlapor I terkejut mengapa Terlapor II berani menurunkan harga dengan

    mengurangi margin atau keuntunganyang sebenarnya juga menjadi hak penuh

    Terlapor II sendiri.---------------------------------------------------------------------------

    17.8 Kondisi penawaran Terlapor II lebih murah dari Terlapor I merupakan

    perhitungan dan keputusan Terlapor II yang jitu dan tepat serta murni keputusan

    bisnis. -----------------------------------------------------------------------------------------

    17.9 Terlapor I berkesimpulan :

    a. Laporan yang disampaikan Pelapor adalah tidak benar; ---------------------------

    b. Terlapor I menyangkal dengan tegas bahwa Terlapor I tidak pernah

    bersekongkol secara vertikal dengan Terlapor maupun secara horizontal

    dengan rekanan lain; --------------------------------------------------------------------

    c. Mengikuti proses Perkara 49/KPPU-L/2008 sangat melelahkan dan sangat

    menyita waktu untuk berproduktivitas yang lebih penting dalam era krisis

    global.-------------------------------------------------------------------------------------

    18. Menimbang bahwa dalam dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 17 Desember

    2008, Terlapor II hadir untuk menyampaikan Pendapat atau Pembelaan secara tertulis

    terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutanyang pada pokoknya menyatakan sebagai

    berikut (vide bukti A51, C71);----------------------------------------------------------------------

  • SALIN

    AN

    24

    18.1 Bahwa Terlapor II menyangkal keras tuduhan bahwa Terlapor II telah

    melakukan persekongkolan vertikal maupun persekongkolan horizontal

    sehingga dianggap melanggar asal 22 UU No. 5 Tahun 1999-------------------------

    18.2 Bahwa Terlapor II tidak mengenal personil Terlapor V baik sebelum

    pelaksanaan tender maupun dalam proses tender;---------------------------------------

    18.3 Bahwa kedekatan Terlapor II dengan Terlapor I tidak semerta-merta dapat

    disimpulkan telah terjadi persekongkolan untuk memenangkan Terlapor II,

    karena hubungan bisnis yang saling percaya adalah modal utama kami sebagai

    Trader. Jadi dengan strategi peyusunan harga yang kompetitif, aspek

    administrasi yang bagus serta dukungan teknis yang lengkap, tidak ada gunanya

    dan tidak memungkinkan bagi kami untuk melakukan persekongkolan dengan

    pihak-pihak lain, baik secara vertikal maupun horizontal: -----------------------------

    18.4 Bahwa tanggapan Terlapor II terhadap Hasil Pemeriksaan adalah;-------------------

    18.4.1.1. Pada point E No. 1 angka xiii, dimana Terlapor II awalnya tidak tahu

    kalau Terlapor I juga ikut serta dalam tender tersebut kami baru tahu

    pada saat pembukaan penawaran harga;-------------------------------------

    18.4.1.2. Poin E No. 1 angka xiv, dimana strategi ini adalah suatu hal yang

    lazim dalam praktek marketing agar produknya laku terjual, akan

    tetapi tidak bisa langsung disimpulkan bersekongkol, bisa saja hal ini

    merupakan suatu konsorsium. ------------------------------------------------

    18.4.1.3. Poin E No. 1 angka xv, dimana Terlapor I menggunakan perusahaan

    lain adalah tidak termasuk dengan Terlapor II, buat apa kami ikut

    tender jika kami tahu Terlapor I sebagai prinsipal ikut bermain

    sendiri, tentunya kami tidak ingin keikutsertaan kami menjadi suatu

    yang sia-sia; ---------------------------------------------------------------------

    18.4.1.4. Poin E No. 2 angka viii, dimana surat kuasa yang kami serahkan

    kepada Panitia Lelang, kami mendapat informasi tentang tender di

    RS Duren Sawit dari Marketing Freelance kami saudara Yulius dan

    Ibu Ida, dimana penggunaan tenaga freelance adalah suatu yang

    sudah biasa pada perusahaan demi menekan over-head cost. ------------

    18.4.1.5. Poin E No. 2 angka ix,x,xi,xii,xiii,xiv,xv, dimana keuntungan sebesar

    Rp. 26 juta adalah merupakan strategi kami untuk memenangkan

    tender, karena kami melihat merit point untuk faktor harga adalah 40,

    sehingga jika kami lulus dalam evaluasi administrasi dan mendapat

    poin teknis yang tinggi, kami memiliki peluang yang besar dalam

    memenangkan tender.----------------------------------------------------------

  • SALIN

    AN

    25

    S A L I N A N

    19. Menimbang bahwa dalam dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 17 Desember

    2008, Terlapor III tidak hadir untuk menyampaikan Pendapat atau Pembelaan terhadap

    Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, namun pada tanggal 18 Desember 2008, Majelis

    Komisi menerima Pendapat atau Pembelaan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan

    Lanjutan Terlapor III secara tertulis yang pada pokoknya menyatakan sebagai

    berikut(vide bukti A52, C72); ----------------------------------------------------------------------

    19.1 Bahwa Terlapor III sangat tidak sependapat jika dinyatakan sebagai pihak yang

    ikut melakukan persekongkolan horizontal dan vertikal dengan Terlapor I; --------

    19.2 Bahwa Terlapor III memang mengenal Terlapor I, tetapi untuk kasus ini

    Terlapor III sama sekali tidak terlibat dalam persekongkolan baik vertikal

    maupun horizontal; --------------------------------------------------------------------------

    19.3 Bahwa adalah fakta hukum, pihak-pihak yang terlibat dalam proses tender

    tersebut bukanlah pihak yang mewakili hak dan kepentingan Terlapor III,

    sehingga hal yang terjadi adalah menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing

    karena Terlapor III meragukan keabsahan kuasa; ---------------------------------------

    19.4 Bahwa kelanjutan prosedur dan proses lelang, sehingga memenangkan Terlapor

    I adalah diluar pengetahuan Terlapor III; ------------------------------------------------

    19.5 Bahwa dugaan yang menyangkut Terlapor III dikesampingkan karena tidak ada

    keterlibatan Terlapor III baik secara vertikal maupun horizontal yang telah

    menimbulkan kerugian bagi pihak lain; --------------------------------------------------

    19.6 Bahwa fakta yang disampaikan Terlapor III uraikan diatas adalah fakta-fakta

    yang diketahui oleh Terlapor III. ----------------------------------------------------------

    20. Menimbang bahwa dalam dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 17 Desember

    2008, Terlapor IV hadir untuk menyampaikan Pendapat atau Pembelaan secara tertulis

    terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutanyang pada pokoknya menyatakan sebagai

    berikut(vide bukti A53, C73); ----------------------------------------------------------------------

    20.1 Permohonan maaf kami sebesar-besarnya atas adanya kelalaian kami sebagai

    pimpinan untuk tidak mengikuti secara profesional tender alat kedokteran PSG

    di Rumah Sakit Duren sawit tahun Anggaran 2007; ------------------------------------

    20.2 Terlalu percaya kepada staf yang menyatakan bahwa alat tersebut hanya

    mengarah pada spesifikasi tertentu yang kebetulan diageni oleh PT Tiara

    Kencana; --------------------------------------------------------------------------------------

    20.3 Pengalaman ikut tender di RS Fatmawati tahun 2007, karena kami menawarkan

    merek yang berbeda tetapi spesifikasi sama, dan sewaktu pembukaan

    penawaran, Terlapor IV dikatakan gugur secara teknis oleh Panitia. Walaupun

    harga yang kami tawarkan adalah harga terrendah dan spek yang sama; ------------

  • SALIN

    AN

    26

    20.4 Demikian permohonan maaf kami sampaikan dengan ikhlas dan atas tegurannya

    kami ucapkan terima kasih, semoga KPPU membuat negara tercinta ini semakin

    baik untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia;-------------------------

    21. Menimbang bahwa dalam dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 17 Desember

    2008, Terlapor V hadir untuk menyampaikan Pendapat atau Pembelaan secara tertulis

    terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutanyang pada pokoknya menyatakan sebagai

    berikut(vide bukti A54, C74, C75); ----------------------------------------------------------------

    21.1 Bahwa kami sebagai anggota Panitia pengadaan barang dan jasa merasa belum

    pernah mendapatkan sosialisasi tentang Patokan Harga Satuan barang/jasa dari

    Biro Perlengkapan sejak tahun 2006; -----------------------------------------------------

    21.2 Panitia memahami bahwa harga dan merek tidak wajib mengikuti buku patokan

    namun selama ini ada kesan kuat yang dirasakan oleh anggota Panitia bahwa

    harga dan merek harus mengacu kepada buku patokan harga satuan yang

    dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta; -------------------------------------------------------

    21.3 Berkaitan dengan pemeriksaan rutin tahunan yang dilakukan oleh Bawasda

    selalu ditekankan bahwa barang atau jasa yang dibeli melalui proses lelang

    umum/penunjukkan langsung/ pemilihan langsung harus mengacu kepada buku

    patokan harga satuan yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta; -----------------------

    21.4 Panitia menyusun spesifikasi berdasarkan DASK RS Duren Sawit dan Buku

    Patokan Harga yang dikeluarkan Biro Perlengkapan Pemprov DKI Jakarta; -------

    21.5 Dalam menetukan pemenang, Panitia telah meminta masukan dari user tentan

    kegunaan dan kualitas dari semua alat yang ditawarkan, dan menurut user

    kebutuhan rumah sakit adalah PSG dan EEG;-------------------------------------------

    21.6 Kemudian Terlapor V mengirimkan data tambahan dengan surat No.

    1745/073.53, yang isinya pada pokoknya: -----------------------------------------------

    a. Panitia Pengadaan barang dan jasa tidak ikut proses perencanaan alat PSG

    sehingga tidak mempunyai kompetensi untuk menjelaskan proses

    perencanaan; -----------------------------------------------------------------------------

    b. Panitia Pengadaan barang dan jasa hanya bertugas dalam melaksanakan

    lelang sesuai dengan perintah Direktur rumah sakit; -------------------------------

    c. Mekanisme usulan permintaan barang dan jasa dari unit-unit di rumah sakit

    dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku di rumah sakit.-----------------

    d. Bahwa data-data terkait dengan perencanaan terdokumentasi di bagian

    perencanaan dan yang berhak mengeluarkan adalah bagian perencanaan

    rumah sakit Duren Sawit. --------------------------------------------------------------

    22. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti dan

    penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan; ---------------------------------------------

  • SALIN

    AN

    27

    S A L I N A N

    TENTANG HUKUM

    1. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, surat, dokumen, dan alat bukti

    lainnya, Majelis Komisi menilai dan menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran yang

    dilakukan oleh para Terlapor sebagai berikut:---------------------------------------------------

    1.1. Tentang Identitas Para Terlapor;-------------------------------------------------------- 1.1.1. Terlapor I: PT. Tiara Kencana, merupakan pelaku usaha berdasarkan

    peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan

    terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas

    Nomor 18 tanggal 6 Desember 1972 yang dibuat oleh Notaris Drs. Anwar

    Makarim dengan Akta Perubahan Terakhir Nomor 09 tanggal 9 Mei 2005

    yang dibuat oleh Notaris Silvia Veronica, S.H., yang melakukan kegiatan

    usaha di distributor, grosir, komisioner, agen, pedagang besar obat-obatan,

    farmasi, alat-alat kedokteran dan alat-alat keperluan rumah sakit, termasuk

    bidang leveransir, bidang pemborong bangunan, bidang perindustrian,

    bidang pertanian, perkebunan, perikanan darat, perikanan laut, dan

    peternakan, bidang pengangkutan barang dan penumpang, bidang

    ekspedisi dan pergudangan, yang berkedudukan di Wisma Tiara Lt. 5 Jalan

    Raya Pasar Minggu KM 18 No. 17 Jakarta Selatan 12510 (vide bukti B1,

    C36);------------------------------------------------------------------------------------

    1.1.2. Terlapor II: PT. Bhakti Wira Husada, merupakan pelaku usaha

    berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa

    suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian

    Perseroan Terbatas Nomor 39 tanggal 25 Juni 1969 yang dibuat oleh

    Notaris Soeleman Ardjasasmita, dengan Akta Perubahan Terakhir Nomor

    17 tanggal 28 Oktober 2005 yang dibuat oleh Notaris Elliza Asmawel,

    S.H., yang melakukan kegiatan usaha di bidang perindustrian seperti

    industri farmasi dan alat-alat dan atau barang-barang perlengkapan

    kesehatan, menjalankan perdagangan umum, bidang pengangkutan, bidang

    stuwadoring, menjalankan usaha dan bertindak sebagai perwakilan atau

    peragenan dari perusahaan-perusahaan baik dalam negeri maupun luar

    negeri, yang berkedudukan di Jalan Tebet Utara I No. 20 Jakarta Selatan

    12820 (vide bukti B2, C35); ---------------------------------------------------------

    1.1.3. Terlapor III: PT. Ilong Prayatna, merupakan pelaku usaha berdasarkan

    peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan

    terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas

    Nomor 76 tanggal 27 Juli 1989 yang dibuat oleh Notaris Chufran Hamal,

  • SALIN

    AN

    28

    S.H., dengan Akta Perubahan Terakhir Nomor 130 tanggal 21 Nopember

    1990 yang dibuat oleh Notaris Chufran Hamal, S.H., yang melakukan

    kegiatan usaha di bidang leveransir, supplier, grosir, distributor,

    komisioner, bidang perdagangan umum, bidang jasa kecuali jasa hukum,

    bidang industri termasuk kerajinan tangan, bidang pertanian, perkebunan,

    kehutanan, pertambangan, perikanan darat dan laut serta pertambakan,

    bidang pengangkutan umum, bidang percetakan, yang berkedudukan di

    Jalan Balikpapan I No. 3B Jakarta Pusat 10130 (vide bukti B3, C37); --------

    1.1.4. Terlapor IV: PT. Kamara Idola, merupakan pelaku usaha berdasarkan

    peraturan perundang-undangan Republik Indonesia berupa suatu perseroan

    terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas

    Nomor 10 tanggal 31 Agustus 1998 yang dibuat oleh Notaris Hamdan

    Syarif, dengan Akta Perubahan Terakhir Nomor 2 tanggal 6 Februari 2004

    yang dibuat oleh Notaris Lies Herminingsih, S.H., yang melakukan

    kegiatan usaha di bidang farmasi, perdagangan umum, pembangunan,

    industri, transportasi, jasa, percetakan, perbengkelan, desain, agrobisnis,

    yang berkedudukan di Jalan Pelepah Hijau V Blok TS. 2/2 Jakarta Utara

    (vide bukti B4, C38); -----------------------------------------------------------------

    1.1.5. Terlapor V: Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Rumah Sakit Duren

    Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007,

    dengan alamat kantor di Jalan Duren Sawit Baru, Jakarta Timur (vide bukti

    B5, C8, C9, C13, C41); --------------------------------------------------------------

    1.2. Tentang Objek Tender --------------------------------------------------------------------- 1.2.1. Bahwa Objek Tender dalam perkara ini adalah tender pengadaan alat

    kedokteran Polysomnograph (selanjutnya disebut PSG) di Rumah Sakit

    Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007

    yang dibiayai dari Anggaran Belanja Tambahan Pemerintah DKI Jakarta

    Tahun Anggaran 2007 (vide bukti C11);-------------------------------------------

    1.2.2. Nilai Pengadaan PSG adalah sebesar Rp. 1.206.300.000,- (satu milyar dua

    ratus enam juta tiga ratus ribu rupiah) dengan Kualifikasi Peserta Tender

    adalah Golongan Non Kecil; --------------------------------------------------------

    1.3. Tentang Spesifikasi yang Mengarah pada Merek Tertentu ------------------------ 1.3.1. Bahwa berdasarkan LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan spesifikasi teknis

    pada tender a quo, mengarah kepada merek tertentu yaitu merek Biologic; - 1.3.2. Bahwa alat kesehatan merek Biologic, hanya diageni oleh satu perusahaan

    prinsipal yaitu Terlapor I;----------------------------------------------------------- 1.3.3. Bahwa Tim Pemeriksa menemukan fakta dalam evaluasi tender Terlapor V

    memberikan nilai yang lebih tinggi kepada peserta tender yang

  • SALIN

    AN

    29

    S A L I N A N

    menawarkan merek Biologic dibandingkan dengan peserta tender yang menawarkan merek selain merek Biologic; --------------------------------------

    1.3.4. Bahwa berdasarkan LHPL, Tim Pemeriksa memperoleh fakta bahwa dokter sebagai pengguna alat Polymsonograph (PSG) tidak pernah mencantumkan merek tertentu pada surat permohonan pengadaan alat kesehatan kepada pihak rumah sakit;----------------------------------------------

    1.3.5. Bahwa berdasarkan LHPL, Panitia menyatakan bahwa spesifikasi telah ditentukan semenjak perencanaan dan mengacu pada Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007 Rumah Sakit Duren Sawit dan Buku Patokan Harga Satuan Barang atau Jasa Lainnya Propinsi DKI Jakarta periode 2007 (selanjutnya disebut Buku Patokan). Panitia khawatir akan disalahkan jika tidak mengikuti Buku Patokan; ----------------------------------------------------

    1.3.6. Bahwa berdasarkan kesaksian Kepala Biro Perlengkapan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Buku Patokan hanya berfungsi sebagai rujukan dan Panitia Tender tidak harus mengacu pada Buku Patokan. Panitia Tender tetap harus mengikuti ketentuan Keppres 80 Tahun 2003; ---------------------

    1.3.7. Bahwa Panitia Tender dalam pembelaan tertulisnya menyatakan: ------------ 1.3.7.1. Bahwa Panitia merasa belum pernah mendapatkan sosialisasi

    tentang Patokan Harga Satuan barang/jasa dari Biro Perlengkapan sejak tahun 2006; ---------------------------------------------------------

    1.3.7.2. Bahwa Panitia merasa adanya kesan kuat harga dan merek harus mengacu kepada buku patokan harga satuan yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta;----------------------------------------------------

    1.3.7.3. Bahwa dalam pemeriksaan rutin tahunan yang dilakukan oleh Bawasda selalu ditekankan bahwa barang atau jasa yang dibeli melalui proses lelang umum/penunjukkan langsung/ pemilihan langsung harus mengacu kepada buku patokan harga satuan yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta; -------------------------------------

    1.3.7.4. Panitia menyusun spesifikasi berdasarkan DASK RS Duren Sawit dan Buku Patokan Harga yang dikeluarkan Biro Perlengkapan Pemprov DKI Jakarta;----------------------------------------------------

    1.3.7.5. Dalam menetukan pemenang, Panitia telah meminta masukan dari user tentang kegunaan dan kualitas dari semua alat yang ditawarkan, dan menurut user kebutuhan rumah sakit adalah PSG dan EEG (Electroencephalography); -----------------------------------

    1.3.7.6. Panitia Pengadaan barang dan jasa tidak ikut proses perencanaan alat PSG sehingga tidak mempunyai kompetensi untuk menjelaskan proses perencanaan;---------------------------------------

    1.3.8. Bahwa Terlapor I dalam pembelaan tertulisnya menyatakan: -----------------

  • SALIN

    AN

    30

    1.3.8.1. Terlapor I tidak pernah berpikir untuk bersekongkol dengan Panitia, karena Terlapor I juga tidak kenal dengan baik, mungkin pernah bertemu untuk urusan lain. Karena usaha Terlapor I dalam bidang farmasi dan alat kesehatan sejak tahun 1974 dan para pelanggan antara lain adalah rumah sakit, instalasi pelayanan kesehatan lainnya, para dokter spesialis, dan dokter umum; --------

    1.3.8.2. Terlapor I sudah sejak tahun 2006 menawarkan alat PSG merek Biologic Inc. USA yang diageni ke banyak user dan sudah melakukan demo alat, sehingga biasanya user sudah yakin dan percaya bahwa alat PSG yang ditawarkan oleh Terlapor I adalah alat yang dibutuhkan dan memenuhi spesifikasi yang diharapkan user;-------------------------------------------------------------------------

    1.3.8.3. Terlapor I memantau proses pengusulan dari user kepada Direktur rumah sakit, dan dari Direktur kepada Pemda DKI, dan menyayangkan anggaran yang diberikan turun jauh dibawah harga standar;--------------------------------------------------------------

    1.3.9. Bahwa Terlapor II dalam pembelaan tertulisnya menyatakan: ------------------ 1.3.9.1. Terlapor II menyangkal keras tuduhan bahwa Terlapor II telah

    melakukan persekongkolan vertikal; ----------------------------------- 1.3.9.2. Bahwa Terlapor II tidak mengenal personil Terlapor V baik

    sebelum pelaksanaan tender maupun dalam proses tender; --------- 1.3.10. Bahwa Majelis Komisi menilai bahwa spesifikasi teknis yang mengarah

    kepada PSG merk Biologic telah tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007 Rumah Sakit Duren Sawit dan Buku Patokan dimana Terlapor V hanya mengacu pada dokumen-dokumen tersebut dalam menyusun spesifikasi teknis dalam RKS; ---------------------------------------------------------------------

    1.3.11. Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor V tidak terlibat dalam penyusunan spesifikasi teknis dalam tender a quo;-----------------------------------------------

    1.3.12. Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor V seharusnya dalam menyusun spesifikasi teknis tetap tidak mengarah pada merk tertentu sesuai dengan ketentuan Keppres 80 Tahun 2003;--------------------------------------------------

    1.3.13. Bahwa karena Terlapor V tidak terlibat dalam penyusunan spesifikasi teknis maka Majelis Komisi menyimpulkan Terlapor V tidak terlibat dalam persekongkolan vertikal untuk memenangkan Terlapor II dalam tender perkara a quo; --------------------------------------------------------------------------

    1.4. Tentang Peminjaman Perusahaan Terlapor III dan Terlapor IV;----------------- 1.4.1. Bahwa berdasarkan laporan LHPL Tim Pemeriksa menemukan fakta

    Terlapor III dan Terlapor IV diwakili oleh orang-orang yang bukan merupakan staf Terlapor III dan Terlapor IV. Orang-orang tersebut adalah :

  • SALIN

    AN

    31

    S A L I N A N

    1.4.1.1. PT Ilong Prayatna : Debby Armeiyanti yang mewakili saat pendaftaran, Rasda yang mewakili saat aanwijzing, Turni Setyawaty yang mewakili saat pembukaan surat penawaran; ---------

    1.4.1.2. PT Kamara Idola : Hery Noviar yang mewakili saat pendaftaran, Mulyani mewakili saat aanwijzing dan pembukaan dokumen penawaran; -------------------------------------------------------------------

    1.4.2. Bahwa nama-nama yang disebutkan diatas bukan merupakan staf atau karyawan Terlapor III dan Terlapor IV yang ditugaskan untuk mengikuti proses tender. Khusus untuk Rasda, Tim Pemeriksa memperoleh fakta bahwa yang bersangkutan adalah Product Manager dari PT Tiara Kencana; --

    1.4.3. Bahwa menurut keterangan Terlapor III, pihak yang mengambil dokumen penawaran Terlapor III adalah karyawan dari Terlapor I; ------------------------

    1.4.4. Bahwa Terlapor IV mengakui bahwa Terlapor IV hanya sebagai pendamping dan mendapatkan pengganti sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) sebagai biaya administrasi dalam mengikuti proses tender dari Terlapor I;----

    1.4.5. Bahwa Terlapor III menyampaikan pembelaan tertulis sebagai berikut: ------- 1.4.5.1. Terlapor III memang mengenal Terlapor I, tetapi untuk kasus ini

    Terlapor III sama sekali tidak terlibat dalam persekongkolan baik vertikal maupun horizontal;------------------------------------------------

    1.4.5.2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses tender tersebut bukanlah pihak yang mewakili hak dan kepentingan Terlapor III, sehingga hal yang terjadi adalah menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing karena Terlapor III meragukan keabsahan kuasa; -------------

    1.4.5.3. Bahwa kelanjutan prosedur dan proses lelang, sehingga memenangkan Terlapor I adalah diluar pengetahuan Terlapor III; ---

    1.4.5.4. Bahwa dugaan yang menyangkut Terlapor III dikesampingkan karena tidak ada keterlibatan Terlapor III baik secara vertikal maupun horizontal yang telah menimbulkan kerugian bagi pihak lain; ---------------------------------------------------------------------------

    1.4.6. Bahwa Terlapor IV dalam pembelaan tertulisnya menyatakan: ----------------- 1.4.6.1. Permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas adanya kelalaian

    sebagai pimpinan untuk tidak mengikuti secara profesional tender alat kedokteran PSG di Rumah Sakit Duren sawit tahun Anggaran 2007; --------------------------------------------------------------------------

    1.4.6.2. Pengalaman ikut tender di RS Fatmawati tahun 2007, karena kami menawarkan merek yang berbeda tetapi spesifikasi sama, dan sewaktu pembukaan penawaran, Terlapor IV dikatakan gugur secara teknis oleh Panitia. Walaupun harga yang kami tawarkan adalah harga terendah dan spesifikasi yang sama; ----------------------

  • SALIN

    AN

    32

    1.4.7. Bahwa Majelis Komisi menilai adanya pengakuan Terlapor IV yang menyatakan perusahaan telah dipinjam oleh Terlapor I dan diberi imbalan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) merupakan merupakan bukti Terlapor IV telah dipinjam oleh Terlapor I sebagai pedamping; ----------------

    1.4.8. Bahwa Majelis Komisi menilai Terlapor III dalam aanwijzing diwakili oleh Sdr. Rasda yang merupakan Product Manager Terlapor I yang mewakili Terlapor III dalam aanwijzing merupakan bukti Terlapor III telah dipinjam oleh Terlapor I sebagai pedamping; -------------------------------------------------

    1.4.9. Bahwa Majelis Komisi menilai tindakan Terlapor III dan Terlapor IV menyerahkan dokumen tender kepada pihak yang bukan merupakan karyawan Terlapor III dan Terlapor IV merupakan bukti Terlapor III dan Terlapor IV bersekongkol dengan Terlapor I dan Terlapor II untuk memenangkan Terlapor II sebagai pemenang tender perkara a quo;------------

    1.4.10. Bahwa Majelis Komisi menyimpulkan adanya bukti yang cukup Terlapor III dan Terlapor IV meminjamkan perusahaan kepada Terlapor I untuk mengikuti tender sebagai bentuk persekongkolan horizontal yang dilakukan Terlapor I, Terlapor III dan Terlapor IV untuk memenangkan Terlapor II menjadi pemenang tender perkara a quo; -------------------------------------------

    1.5. Tentang Kedekatan Terlapor I dan Terlapor II; -------------------------------------- 1.5.1. Bahwa berdasarkan laporan LHPL Tim Pemeriksa menyatakan Terlapor I

    dan Terlapor II memiliki hubungan yang erat sehingga Terlapor II mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam melakukan bisnis dengan Terlapor I termasuk kemudahan dalam memperoleh surat dukungan dan memperoleh potongan harga yang cukup besar dari Terlapor I dalam setiap pembelian barang;----------------------------------------------------------------------

    1.5.2. Bahwa selain mendapatkan potongan harga dan surat dukungan, kedua Terlapor pernah saling meminjamkan perusahaan untuk mengikuti tender;---

    1.5.3. Bahwa Terlapor II mengetahui tender dari tenaga pemasaran lepas Terlapor I dan Terlapor II membayar kepada tenaga pemasaran tersebut fee sebesar Rp. 2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu rupiah);---------------------------------

    1.5.4. Bahwa Terlapor II dalam mengikuti tender menekan tingkat keuntungan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman pekerjaan sehingga meningkatkan kemampuan dasar (KD) Terlapor II; -------------------------------

    1.5.5. Bahwa Terlapor II dalam tender ini hanya memperoleh keuntungan sekitar Rp. 26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah); -----------------------------------

    1.5.6. Bahwa Terlapor I dalam pembelaan tertulisnya menyatakan: ------------------- 1.5.6.1. Terlapor I terkejut mengapa Terlapor II berani menurunkan harga

    dengan mengurangi margin atau keuntungan yang sebenarnya juga menjadi hak penuh Terlapor II sendiri;-----------------------------------

  • SALIN

    AN

    33

    S A L I N A N

    1.5.6.2. Kondisi penawaran Terlapor II lebih murah dari Terlapor I merupakan perhitungan dan keputusan Terlapor II yang jitu dan tepat serta murni keputusan bisnis; ---------------------------------------

    1.5.7. Bahwa Terlapor II dalam pembelaan tertulisnya menyatakan:------------------- 1.5.7.1. Terlapor II menyangkal keras tuduhan bahwa Terlapor II telah

    melakukan persekongkolan vertikal maupun persekongkolan horizontal sehingga dianggap melanggar Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999; --------------------------------------------------------------------------

    1.5.7.2. Bahwa kedekatan Terlapor II dengan Terlapor I tidak semerta-merta dapat disimpulkan telah terjadi persekongkolan untuk memenangkan Terlapor II, karena hubungan bisnis yang saling percaya adalah modal utama Terlapor II sebagai Trader. Jadi dengan strategi peyusunan harga yang kompetitif, aspek administrasi yang bagus serta dukungan teknis yang lengkap, tidak ada gunanya dan tidak memungkinkan bagi Terlapor II untuk melakukan persekongkolan dengan pihak-pihak lain, baik secara vertikal maupun horizontal;------------------------------------------------

    1.5.7.3. Terlapor I menggunakan perusahaan lain adalah tidak termasuk dengan Terlapor II, karena Terlapor II tidak akan mengikuti tender jika Terlapor II tahu Terlapor I sebagai prinsipal ikut bermain sendiri, karena Terlapor II tidak ingin keikutsertaan menjadi suatu yang sia-sia;------------------------------------------------------------------

    1.5.8. Bahwa Majelis Komisi menilai kedekatan Terlapor I dan Terlapor II dan adanya fakta kedua Terlapor pernah saling meminjamkan perusahaan untuk mengikuti tender membuktikan Terlapor I dan Terlapor II dapat mengatur harga penawaran antara Terlapor I dan Terlapor II; -------------------------------

    1.5.9. Bahwa Majelis Komisi menilai adanya fakta Terlapor II mengetahui tender dari karyawan Terlapor I dan Terlapor II membayar karyawan Terlapor I sebesar Rp. 2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu rupiah) merupakan bukti bahwa Terlapor II dan Terlapor I saling berkomunikasi untuk mengikuti tender; -----------------------------------------------------------------------------------

    1.5.10. Bahwa Majelis Komisi menilai adanya fakta Terlapor I menawarkan harga lebih tinggi dari Terlapor II, sedangkan Terlapor I adalah agen tunggal alat kesehatan merk Biologic merupakan bukti Terlapor I sengaja mengalah kepada Terlapor II untuk memfasilitasi Terlapor II sebagai pendamping; -----

    1.5.11. Bahwa Majelis Komisi menyimpulkan telah terdapat bukti yang cukup persekongkolan antara Terlapor I dan Terlapor II untuk memenangkan Terlapor I dalam tender perkara a quo; ---------------------------------------------

    2. Menimbang bahwa Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau

  • SALIN

    AN

    34

    menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”; ---------------------------------------------------------------------------------

    3. Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran Pasal

    22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi mempertimbangkan

    unsur-unsur dalam Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 sebagai berikut:------

    3.1. Unsur Pelaku Usaha; ---------------------------------------------------------------------- 3.1.1. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1 angka 5

    Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau

    badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan

    hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

    wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi; ----------------------------------------------------

    3.1.2. Bahwa pelaku usaha yang dimaksud dalam perkara ini adalah Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, dan Terlapor IV, selaku peserta

    Tender pengadaan alat kedokteran Polysomnograph di RS Duren Sawit

    Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007; -------------- 3.1.3. Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian pada butir 3.1.1 dan 3.1.2

    Bagian Tentang Hukum, maka unsur pelaku usaha terpenuhi; --------------

    3.2. Unsur Bersekongkol; ---------------------------------------------------------------------- 3.2.1. Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal

    22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah kerja sama yang

    dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu;-

    3.2.2. Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, persekongkolan dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu

    persekongkolan horizontal, persekongkolan vertikal, dan gabungan dari

    persekongkolan horizontal dan vertikal; ----------------------------------------- 3.2.3. Bahwa yang dimaksud dengan persekongkolan horizontal adalah

    persekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha atau penyedia barang

    dan jasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa

    pesaingnya; persekongkolan vertikal adalah persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan

    jasa dengan panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan

    jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan, sedangkan gabungan

    persekongkolan horizontal dan vertikal adalah persekongkolan antara

    panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau

    pemilik atau pemberi pekerjaan dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa;----------------------------------------------------------

  • SALIN

    AN

    35

    S A L I N A N

    3.2.4. Persekongkolan horizontal;-------------------------------------------------------- 3.2.4.1. Bahwa dalam perkara ini Majelis Komisi menyimpulkan

    persekongkolan horizontal dilakukan oleh Terlapor I, Terlapor

    II, Terlapor III, dan Terlapor IV untuk memenangkan Terlapor

    II dalam tender perkara a quo sebagaimana dijelaskan pada

    butir 1.4 dan 1.5 Bagian Tentang Hukum;---------------------------

    3.2.4.2. Bahwa dengan demikian unsur persekongkolan horizontal

    terpenuhi; ---------------------------------------------------------------

    3.2.5. Persekongkolan vertikal------------------------------------------------------------ 3.2.5.1. Bahwa dalam perkara ini Majelis Komisi menyimpulkan

    Telapor V tidak terbukti melakukan persekongkolan vertikal

    dalam tender perkara a quo sebagaimana dijelaskan pada butir

    1.3 Bagian Tentang Hukum;-------------------------------------------

    3.2.5.2. Bahwa dengan demikian unsur persekongkolan vertikal tidak

    terpenuhi; ---------------------------------------------------------------

    3.3. Unsur Pihak Lain;--------------------------------------------------------------------------

    3.3.1. Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pihak lain adalah para pihak (vertikal dan

    horizontal) yang terlibat dalam proses tender yang melakukan

    persekongkolan tender baik pelaku usaha sebagai peserta tender dan/atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender tersebut;-------------------

    3.3.2. Bahwa Terlapor V adalah pihak lain yang mengadakan tender pengadaan alat kedokteran Polysomnograph di RS Duren Sawit Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007;-----------------------------------

    3.3.3. Bahwa dengan demikian, unsur Pihak Lain terpenuhi; ----------------------- 3.4. Unsur Mengatur dan/atau Menentukan Pemenang Tender; ----------------------

    3.4.1. Bahwa yang dimaksud dengan mengatur dan/atau menentukan pemenang tender berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun

    1999 adalah suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam proses tender

    secara bersekongkol yang bertujuan untuk menyingkirkan pelaku usaha

    lain sebagai pesaingnya dan atau untuk bertujuan memenangkan peserta tender tertentu dengan berbagai cara; --------------------------------------------

    3.4.2. Bahwa Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV melakukan persekongkolan horizontal untuk mengatur Terlapor II menjadi pemenang tender dalam perkara a quo sebagaimana dijelaskan pada butir

    1.4 dan 1.5 Bagian Tentang Hukum; ---------------------------------------------

    3.4.3. Bahwa dengan demikian, unsur mengatur dan atau menentukan pemenang tender terpenuhi;-------------------------------------------------------------------

  • SALIN

    AN

    36

    3.5. Unsur Persaingan Usaha Tidak Sehat;-------------------------------------------------

    3.5.1. Bahwa yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

    adalah persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan

    produksi dan/atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha;