Saldo Sediaan

18
Audit terhadap Siklus Produksi : Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan Deskripsi sediaan Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang – barang yang akan di konsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Kekayaan perusahaan yang tidak dimasukkan ke dalam kelompok sediaan karena kekayaan tersebut tidak di jual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan adalah sediaan yang menunggu saat penjualan dan surat berharga yang disimpan untuk dijual di kemudian hari. Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditor di dalam auditnya karena berbagai alasan berikut ini: 1. Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan – kesalahan besar. 2. Penentuan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang dijual (cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan laba tahun yang bersangkutan. 3. Verifikasi kualitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih kompleks dan sulit

description

saldo sediaan

Transcript of Saldo Sediaan

Page 1: Saldo Sediaan

Audit terhadap Siklus Produksi : Pengujian Substantif

terhadap Saldo Sediaan

Deskripsi sediaan

Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam

kegiatan bisnis yang normal atau barang – barang yang akan di konsumsi dalam

pengolahan produk yang akan dijual. Kekayaan perusahaan yang tidak dimasukkan ke

dalam kelompok sediaan karena kekayaan tersebut tidak di jual dalam kegiatan bisnis

normal perusahaan adalah sediaan yang menunggu saat penjualan dan surat berharga

yang disimpan untuk dijual di kemudian hari.

Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditor di dalam auditnya

karena berbagai alasan berikut ini:

1. Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup

material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan –

kesalahan besar.

2. Penentuan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhi kos barang

yang dijual (cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan

laba tahun yang bersangkutan.

3. Verifikasi kualitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih

kompleks dan sulit dibanding dengan verifikasi sebagian besar unsur laporan

keuangan yang lain.

4. Seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan

pengawasan dan perhitungan fisiknya.

5. Adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam

melaksanakan auditnya.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Sediaan dalam Neraca

Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam penyajian Sediaan di neraca adalah sebagai

berikut :

Page 2: Saldo Sediaan

1. Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of

cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam

menentukan kos sediaan.

2. Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus

dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya pada

harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung.

3. Akibat perubahab metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba

tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus

menyatakan perkecualian mengenai konsistensi penerapan prinsip akuntansi

berterima umum dalam laporan audit.

4. Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika sediaan

digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.

5. Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur harus

dikelompokkan menurut kelompok utama berikut ini : sediaan produk jadi,

sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku.

6. Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya

material atau bersifat luar biasa.

7. Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah

tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan.

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Sediaan

Tujuan audit terhadap sediaan adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan sediaan

2. Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan

keterjadiaan transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang

di catat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang yang

disajikan di neraca.

4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di

neraca.

5. Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dcantumkan di neraca

Page 3: Saldo Sediaan

6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.

Rerangka Tujuan Pengujian Substantif terhadap sediaan:

Tujuan utama pengujian substantif terhadap sediaan adalah membuktikan bahwa saldo

akun sediaan yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun sediaan produk

Jadi, Sediaan Suku Cadang, sediaan Bahan Habis Pakai Pabrik (Factory Supplies) yang

sesunggguhnya pada tanggal neraca tersebut.

Untuk mencapai tujuan dirancang pengujian substantif yang digolongkan ke dalam lima

kelompok :

(1)Prosedur audit awal;

(2)Prosedur Analitik;

(3)Pengujian terhadap transaksi rinci;

(4)Pengujian terhadap saldo akun rinci

(5)Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.

Keberadaan / keterjadian

kelengkapanHak

Kepemilikan Penilaian

Penyajian dan pengungkapan

Saldo akun sediaan yang sesungguhnya

Saldo akun sediaan yang disajikan dalam lap. keu

Prosedur audit awal

Prosedur analitik

Pengujian terhadap

transaksi rinci

Pengujian terhadap saldo

akun inci terhadap

Verifikasi penyajian dan pengungkapan

Page 4: Saldo Sediaan

Kelima kelompok pengujian substantif tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima

asersi manajemen yang terkandung dalam akun modal saham dan akun penilaiannya:

(1)Keberadaan dan Keterjadian;

(2)Kelengkapan;

(3)Hak Kepemilikan;

(4)Penilaian dan

(5)Penyajian dan Pengungkapan.

Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan

dengan sediaan.

Sebelum auditor melakukan pengujian substantif terhadap kewajaran saldo sediaan

yang dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan

keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi sediaan yang disajikan di

neraca.

Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian

transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

Dalam pengujian substantif terhadap aktiva pada umumnya, pengujian ditujukan untuk

membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva

sesungguhnya yang dimiliki oleh klien.

Dalam hubungannya dengan pengujian substantif terhadap sediaan, salah satu tujuan

auditnya adalah untuk membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di

neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan. Untuk membuktikan

asersi tersebut, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:

1. Prosedur Analitik

2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

4. Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.

5. Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.

Page 5: Saldo Sediaan

Membuktikan Asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang

dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di

neraca.

Untuk membuktikan bahwa saldo sediaan yang dicantumkan di neraca mencakup semua

sediaan pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan

sediaan dalam tahun yang di audit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif

berikut ini :

1. Prosedur Analitik

2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

4. Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.

5. Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.

Membuktikan Asersi Hak Kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca.

Sediaan yang ada pada tanggal neraca belum tentu merupakan hak milik klien, karena

sediaan yang ada di tangan klien merupakan barang tiitipan perusahaan lain atau

digadaikan sebagai jaminan penarikan utang. Untuk membuktikan asersi hak

kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan

pengujian substantif berikut ini:

1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

2. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3. Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.

4. Pemeriksaan perjanjian konsinyasi.

Membuktikan Asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.

Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di

neraca, sediaan harus disajikan di neraca pada nilainya pada tanggal neraca. Untuk

membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di nerca, auditor melakukan

pengujian substantif berikut ini :

1. Pengujian Analitik

2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3. Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.

Page 6: Saldo Sediaan

4. Permintaan informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh

klien.

5. Pemeriksaan kesesuaian kos per satuan sediaan dengan prinsip Akuntansi

berterima Umum.

6. Pemeriksaan catatan pendukung yang berkaitan dengan data kos per satuan

sediaan.

7. Pelaksanaan gross-profit test.

8. Meminta surat representasi sediaan dari klien.

Membuktikan Asersi Penyajian dan Pengungkapan sediaan di Neraca.

Penyajian unsur – unsur laporan keuangan dan pengungkapannya harus di dasarkan

pada prinsip akuntansi berterima Umum. Untuk membuktikan Asersi penyajian dan

pengungkapan sediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian

substantif berikut ini:

1. Pemeriksaan terhadap perjanjian konsinyasi.

2. Pemeriksaan penggolongan sediaan dalam neraca.

3. Pemeriksaan pengungkapan sediaan di neraca.

Program Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan

Program pengujian Substantif terhadap sediaan berisi prosedur Audit yang dirancang

untuk mencapai tujuan Audit. Berbagai prosedur Audit diklasifikasikan sesuai dengan

tujuan Audit terhadap sediaan tersebut.

Prosedur Audit Kertas

Kerja

Tgl.

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Prosedur Audit Awal

1. Lakukan prosedur Audit awal atas

saldo akun sediaan yang akan di uji

lebih lanjut

a) Usut saldo sediaan yang

tercantum di neraca ke saldo

akun sediaan yang

bersangkutan di buku besar

Page 7: Saldo Sediaan

b) Hitung kembali saldo akun

sediaan di buku besar.

c) Lakukan review terhadap

mutasi luar biasa dalam

jumlah dan sumber posting

dalam akun

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik

Hitung ratio berikut ini:

a) Tingkat perputaran sediaan

b) Ratio laba bersih dengan

persediaan

c) Ratio sediaan dengan volume

penjualan yang diharapkan

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

3. Melalui pengujian, lakukan

pemeriksaan atas dokumen

pendukung transaksi yang dicatat

dalam akun sediaan

4. Lakukan pengujian pisah batas

transaksi yang berkaitan dengan

sediaan

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

5. Lakukan pengamatan terhadap

penghitungan fisik sediaan.

6. Konfirmasi sediaan yang berada di

tangan pihak luar.

7. Periksa perjanjian Konsinyasi.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

8. Bandingkan penyajian sediaan dengan

prinsip akuntansi berterima umum

a) Periksa klasifikasi sediaan di

neraca.

Page 8: Saldo Sediaan

b) Periksa pengungkapan yang

bersangkutan dengan sediaan.

Sediaan dan Cadangan

Depresiasinya.

c) Lakukan Analytical review

terhadap sediaan

Tabel Program Audit dalam Pengujian Substantif terhadap Sediaan

Keterangan:

1. Prosedur Audit Awal

Auditor perlu melakukan rekonsiliasi agar uditor memperoleh keyakinan bahwa

ntara informasi sediaan yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan

akuntansi yang dapat dipercaya,

5 Prosedur audit dalam melakukan rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan

catatan akuntansi:

a. usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun Sediaan yang

bersangkutan didalam buku besar yakni:

- Sediaan bahan baku, akun ini untuk menampung transaksi pembelian bahan

baku, retur pembelian, pemakaian bahan baku, retur bahan baku ke gudang

dan adjustment hasil perhitungan fisik sediaan.

- Sediaan produk dalam proses, akun ini digunakan untuk mencatat kos produk

dalam proses pada tanggal neraca.

- Sediaan produk jadi, akun ini digunakan untuk kos produk yang ditransfer dari

bagian produksi ke bagian gudang, kos produk jadi yang dikirim ke pembeli,

adjustment hasil penghitungan fisik sediaan.

- Sediaan Suku Cadang, digunakan untuk mencatat transaksi pembelian dan

pemakaian suku cadang, serta adjustment hasil penghitungan fisik sediaan

- Sediaan Bahan Habis Pakai Pabrik, digunakan untuk mencatat transaksi

pembelian dan pemakaian bahan habis pakai pabrik serta adjustment hasil

perhitungan fisik sediaan

Page 9: Saldo Sediaan

b. Hitung kembali saldo akun Sediaan buku besar

Auditor menghitung kembali saldo akun sediaan dengan menambah saldo awal

dengan jumlah pendebitan dan dikurangi pengkreditan tiap-tiap akun kontrol

tersebut.

c. usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Sediaan ke jurnal yang

bersangkutan.

Pendebitan dalam akun sediaan diusut ke jurnal pembelian (atau buku register

bukti kas keluar) atau je jurnal pengeluaran kas (check register).

Pengkreditan dalam akun sediaan ke jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal

umum.

d. Usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu

Auditor melakukan pengusutan saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun

lalu.

d. usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Sediaan ke jurnal yang

bersangkutan.

e. lakukan rekonsiliasi buku pembantu Sediaan dengan akun kontrol Sediaan di

Buku Besar.

2. Prosedur Analitik

Merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang

disajikan di neraca, dalam prosedur ini auditor menghitung berbagai ratio yang

bersangkutan dengan sediaan,misalnya ratio tingkat perputaran sediaan, ratio

sediaan dengan aktiva lancar, ratio laba bruto dengan hasil penjualan.

3. Pengujian terhadap transaksi rinci.

Dengan cara :

a. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang

mendukung timbulnya transaksi tersebut melalui memeriksa pendebitan akun

sediaan ke dokumen pendukung (bukti kas keluar, faktur pembelian, laporan

penerimaan barang, dan surat order pembelian) dan periksa pengkreditan akun

sediaan ke dokumen pendukung (faktur penjualan, laporan pengiriman barang,

bukti pemakaian barang gudang, memo debit untuuk retur pembelian)

b. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan, dengan cara

memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu

terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Dan

Page 10: Saldo Sediaan

periksa dokumen yang mendukung berkurangnya sediaan (karena transaksi

penjualan atau pemakaian sendiri) dalam minggu terakhir tahun yang diaudit

dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

4. Pengujian terhadap saldo akun rinci

a. pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan, yakni melalui :

- periksa intruksi tertulis mengenai penghitungan fisik sediaan

- lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh

klien.

b. Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan ke gudang pihak luar, melalui:

- mintalah nformasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara konsinyasi

dan barang-barang titipan yang ada ditangan klien.

- Mintalah informasi mengenai sediaan yang dijadikan jaminan penarikan utang

- Lakukan pengujian terhadap penilaia persediaan

- Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh

klien.

- Periksa kesesuaian kos per satuan sediaan dengan prinsip akuntansi berterima

umum.

- Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per satuan

sediaan.

- Bandingkan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun

sebelumnya.

- Lakukan pengamatan terhadap unsur sediaan yang rusak.

- Hitung tingkat perputaran sediaan dan dibandingkan dengan tingkat

perputaran sediaan tahun sebelumnya.

- Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang lambat pemakaiannya atau

penjualannya.

-

-

- Mintalah surat representasi sediaan dari klien.

5. Pemeriksaan penyajian dan pengungkapan sediaan di Neraca

Atas dasar prinsip akuntansi berterima umum, auditor melakukan verifikasi

penyajian sediaan di neraca dengan cara:

a. memeriksa klarifikasi sediaan di neraca

Page 11: Saldo Sediaan

b. periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan

c. lakukan analytical review terhadap sediaan.

Prosedur Analitik untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan, terdiri dari :

1. Prosedur Analitik Kemungkinan Salah Saji:

a) Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok penjualan

b) Bandingkan perputaran persediaan (harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata – rata) dengan tahun sebelumnya Keusangan persediaan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan. Salah saji atau kurang saji persediaan.

c) Bandingkan persediaan biaya per unit dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji biaya per unit, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan

d) Bandingkan nilai persediaan yang diperluas dengan tahun sebelumnya Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit, atau pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan

e) Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus disesuaikan jika ada perubahan volume) Salah saji biaya per unit persediaan, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan

2. Metodologi Perancangan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Persediaan

1. Identifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan pergudangan Tahap I

2. Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah risiko bawaan untuk siklus persediaan dan pergudangan Tahap I

3. Nilailah risiko pengendalian untuk beberapa siklus Tahap I

4. Rancang dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus persediaan dan pergudangan Tahap II

5. Rancang dan laksanakan prosedur analitik untuk siklus persediaan dan pergudangan Tahap III

6. Rancang pengujian terinci atas persediaan untuk memenuhi tujuan audit terkait - saldo Prosedur audit Tahap III

Page 12: Saldo Sediaan

7. Besar sampel Unsur yang dipilih

Karena kompleksitas pelaksanaan audit persediaan, dua aspek pengujian terinci atas saldo dibahas terpisah :

Pengamatan persediaan fisik

Penilaian harga dan kompilasi persediaan

PEMERIKSAAN AKUNTANSI I I

Page 13: Saldo Sediaan

Audit terhadap Siklus Produksi : Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan

Kelompok 5

Nama Anggota :

Henny P Indah ( C1C108406 )

Anida Bunia ( C1C108413 )

Maria Yuliani ( C1C108437 )

Lina Paulina ( C1C108441 )

Henny H.T ( C1C108454 )

M. Heriyadi ( C1C108532 )

Edowart Sitompul ( C1C110436 )

Universitas Lambung Mangkurat

2010