Sakd modul 3

280
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUKU 3 POS - POS PERHITUNGAN APBD Pokja IV Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah Tim Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah KMK: 355/KMK.07/2001

description

 

Transcript of Sakd modul 3

Page 1: Sakd modul 3

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BUKU 3

POS - POS PERHITUNGAN APBD

Pokja IV Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah

Tim Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan PerimbanganKeuangan Pusat dan Daerah

KMK: 355/KMK.07/2001

Page 2: Sakd modul 3

BUKU 3 POS-POS PERHITUNGAN APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

i

KATA PENGANTAR

Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupapelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkanmanajemen keuangan yang sehat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor105 Tahun 2001, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkansistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk PeraturanDaerah. Sistem tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajjibanpemerintah daerah dalam membuat laporan pertanggungjawaban keuangandaerah yang bersangkutan.

Dalam buku-2 Pos-Pos Neraca mengenai pedoman akuntansi pos-posneraca mencakup pengertian dari masing-masing pos neraca, proses pencatatandan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yangberkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yangdiperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Sebagai kelengkapan sistem yangakan menghasilkan laporan keuangan yang salah satunya adalah LaporanPerhitungan Anggaran, diperlukan pedoman akuntansi yang berkaitan denganpos-pos perhitungan anggaran.

Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran dimaksud mencakuppengertian dari masing-masing pos perhitungan anggaran, proses pencatatandan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yangberkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yangdiperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Dengan adanya PedomanAkuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran tersebut maka diharapkan pelaksanamanajemen keuangan di daerah akan lebih mengerti mengenai penerapansistem akuntansi secara menyeluruh dimana terdapat keterkaitan yang eratantara pos neraca dan pos perhitungan anggaran sehingga dapat menghasilkanlaporan keuangan utama yaitu Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca danLaporan Arus Kas. Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran jugaakan bermanfaat sebagai bimbingan pada tahap awal penerapan sistem dimanapada umumnya penerapan sistem komputerasi masih berjalan secara paraleldengan penerapan secara manual.

Buku-3 Pos-Pos Perhitungan Anggaran ini merupakan pedoman akuntansibetalian dengan penyiapan laporan perhitungan anggaran diharapkan akanmembantu pemerintah daerah di dalam penerapan sistem akuntansi keuangandaerah sehingga untuk waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah daerah telahmampu menghasilkan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan sebagaimanayang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001.

Jakarta, 9 Januari 2002

Tim Penyusun

Page 3: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

1

BAB IPEDOMAN AKUNTANSI APBD

Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban danpengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaanpendapatan, belanja dan pembiayaan. Anggaran merupakan pedoman bagisegala tindakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintahpropinsi/kabupaten/kota meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaandalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secarasistematis untuk satu periode akuntansi. Anggaran terdiri dari :

(a) anggaran pendapatan(b) anggaran belanja(c) anggaran bagi hasil pendapatan dari pemerintah propinsi ke

Kabupaten/Kota/Desa(d) anggaran dana cadangan(e) dan anggaran pembiayaan.

Siklus akuntansi yang berkaitan dengan anggaran meliputi :1. Pengesahan Anggaran dengan Perda APBD2. Otorisasi Anggaran dengan dokumen Otorisasi Kredit Anggaran (OKA)

yaitu dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dariestimasi pendapatan dan appropriasi yang disediakan bagi instansi dandigunakan untuk menarik pendapatan dan memperoleh uang dari KasDaerah guna membiayai pengeluaran selama periode akuntansi tersebut.

3. Realisasi pelaksanaan anggaran4. Penutupan perkiraan anggaran pada akhir tahun.

Pedoman akuntansi pada bagian ini hanya dibatasi pada saat terbitnyaPerda APBD. Akuntansi pada saat terbitnya OKA diuraikan pada bagianpedoman alokasi estimasi pendapatan dan pedoman akuntansi allotmentbelanja. Selanjutnya, pedoman akuntansi pada saat realisasi anggaran danakhir tahun diuraikan pada bagian realisasi.

1. Anggaran Pendapatan

a. Pengertian

Anggaran Pendapatan merupakan rencana pendapatan yang akanditerima oleh Kas Daerah selama satu periode akuntansi. Anggaranpendapatan ini dibukukan dalam perkiraan estimasi pendapatan yangkemudian dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan sesuai denganOKA yang diterbitkan.

Page 4: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

2

Estimasi Pendapatan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpendapatan yang tercantum dalam APBD.

Estimasi Pendapatan terdiri dari:

1) Estimasi Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari perkiraan-perkiraanbuku besar :

a) Estimasi Pendapatan Pajak Daerah.Estimasi pendapatan pajak daerah ini, antara lain terdiri dariPajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, BeaBalik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas AirPajak Hotel dan Restoran dan Pajak Reklame.

b) Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah.Estimasi pendapatan retribusi daerah ini, antara lain terdiri dariRetribusi Pasar, Retribusi Terminal, dst.

c) Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD/N dan InvestasiLainnya

d) Estimasi Lain-lain PAD

2) Estimasi Pendapatan Dana Perimbangan, terdiri dari perkiraan-perkiraan buku besar :

a) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBBb) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTBc) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA, antara lain

diperoleh dari Sektor Kehutanan, Sektor Pertambangan IHPHdan perikanan.

d) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umume) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus

3) Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah:a) Estimasi Pendapatan Hibahb) Estimasi Pendapatan Dana Daruratc) Estimasi Lain-lain Pendapatan

4) Estimasi Pembagian Hasil Pajak/Retribusi (Pengurang EstimasiPendapatan):a) Pembagian Hasil Pajakb) Pembagian Hasil Retribusi

Page 5: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

3

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan olehpemerintah. Estimasi Pendapatan merupakan wewenang yangdiberikan oleh DPRD kepada Pemerintah Daerah melalui Perda APBDuntuk menghasilkan pendapatan dari sumber-sumber tertentu. PerdaAPBD menetapkan sumber dan target pendapatan yang harus dicapaioleh pemerintah. Dengan demikian dokumen sumber bagi unitpembukuan untuk membukukan Estimasi Pendapatan adalah PerdaAPBD. Sedangkan bila terjadi perubahan maka dokumen sumberuntuk melakukan pembukuan adalah dokumen Revisi APBD.

Estimasi pendapatan yang dialokasikan sesuai Otorisasi KreditAnggaran (OKA) yang diterbitkan, merupakan bagian dari estimasipendapatan yang ditetapkan kepada suatu instansi untukdirealisasikan.Realisasi Anggaran Pendapatan harus dibukukan sesuai denganklasifikasi perkiraan buku besar dan pembantu yang telah ditetapkandalam bagan perkiraan, untuk memenuhi kebutuhanpertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undanganyang berlaku dan untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan.Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas estimasipendapatan, estimasi pendapatan yang dialokasikan, juga atasrealisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahanatau pengurangan Surplus/Defisit Tahun Perolehan yang merupakanbagian Ekuitas Dana Lancar.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Estimasi Pendapatan adalah saldo debet, halini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan makapenambahannya dicatat disebelah debet, sedangkan bila berakibatpengurangan akan dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal Standar

1) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan pada saat terbitnyaPerda APBD adalah sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv . Lainnya xxx

Page 6: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

4

9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTP xxx9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PPh xxx9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi xxx9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi xxx9031 Estimasi Pendapatan Hibah xxx9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx9033 Estimasi Lain-Lain Pendapatan xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Perolehan Xxx

2) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungandengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanyapenambahan adalah sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah Xxx9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Xxx9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya Xxx9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD Xxx9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP Xxx9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh Xxx9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA Xxx9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum Xxx9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus Xxx9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx9033 Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan Xxx

3) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungandengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanyapengurangan anggaran adalah sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Perolehan Xxx9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah Xxx9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Xxx9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya Xxx9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD Xxx9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP Xxx9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh Xxx9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA Xxx

Page 7: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

5

9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum Xxx9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus Xxx9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx9033 Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx

4) Jurnal untuk mencatat “Estimasi Pendapatan yang dialokasikan”berdasarkan OKA sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9101 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah ygDialokasikan (Dinas X)

xxx

9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah ygDialokasikan (Dinas X)

xxx

9103 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMN/D &Investasi Lainnya yg Dialokasikan (Dinas X)

xxx

9104 Estimasi Pend. Dari Lain-lain PAD ygDialokasikan (Dinas X)

xxx

9111 Estimasi Pend. Bagian Daerah dari PBB &BPHTP yg Dialokasikan (Dinas X)

xxx

9112 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh ygDialokasikan (Dinas X)

xxx

9113 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDAyg Dialokasikan (Dinas X)

xxx

9114 Estimasi Pendapatan DAU yg Dialokasikan(Dinas X)

xxx

9115 Estimasi Pendapatan DAK yg Dialokasikan(Dinas X)

xxx

9121 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsiyg Dialokasikan(Dinas X)

Xxx

9122 Estimasi Pendapatan Bagi Hail Lainnya dariProvinsi yg Dialokasikan ( Dinas X )

xxx

9131 Estimasi Pendapatan Hibah yg Dialokasikan(Dinas X)

xxx

9132 Estimasi Pendapatan Dana Darurat ygDialokasikan (Dinas X)

xxx

9133 Estimasi Lain-lain Pendapatan yg Dialokasikan(Dinas X)

xxx

9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx9203 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba

BUMN/D & Investasi Lainnyaxxx

9204 Alokasi Est. Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx9211 Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari

PBB & BPHTPxxx

9212 Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari PPh xxx9213 Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx9214 Alokasi Estimasi Pendapatan DAU xxx

Page 8: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

6

9215 Alokasi Estimasi Pendapatan DAK xxx9221 Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx9222 Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi xxx9231 Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah xxx9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx9233 Alokasi Estimasi Lain-Lain Pendapatan xxx

5) Jurnal Penutup.

Jurnal untuk mencatat Realisasi Pendapatan berikut jurnal penutupnyadapat dilihat pada butir Pedoman Akuntansi Alokasi Pendapatan.

Pada akhir tahun perkiraan estimasi pendapatan ditutup denganpasangan perkiraan Alokasi Estimasi Pendapatan dengan jurnalpenutup pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx9203 Alokasi Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Invest.

Lainxxx

9204 Alokasi Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx9211 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari

PBB & BPHTBxxx

9212 Alokasi Estimasi Pend. Bag. Daerah dari PPh xxx9213 Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA xxx9214 Alokasi Estimasi Pendapatan DAU xxx9215 Alokasi Estimasi Pendapatan DAK xxx9221 Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx9222 Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx9231 Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah Xxx9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx9233 Alokasi Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx9003 Est Pend Bag Laba BUMN/D dan Investasi

Lainnyaxxx

9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTB xxx9012 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari PPh xxx9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx9014 Estimasi Pendapatan DAU xxx9015 Estimasi Pendapatan DAK xxx9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx9033 Estimasi Lain-Lain Pendapatan Xxx

Page 9: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

7

e. Pengukuran

Estimasi Pendapatan dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar targetpendapatan yang harus dicapai oleh pemerintahpropinsi/kabupaten/kota. Sesuai standar akuntansi yang berlaku umumdalam akuntansi pemerintah, Estimasi Pendapatan tidak dinyatakandalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Seluruhestimasi harus dilakukan dalam nilai rupiah.

f. Pengungkapan

Besarnya Estimasi Pendapatan diungkapkan pada LaporanPerhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harusdicapai untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Hal-hal yang perludiungkapkan terutama adalah rincian sumber pendapatan untukdiperbandingkan dalam persentase pencapaian target dengan realisasipendapatannya

2. Anggaran Belanja

a. Pengertian

Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang kemudian dijabarkanmenjadi Otorisasi Kredit Anggaran (allotment).Dengan mengacu pada format APBD yang berlaku sesuai ketentuanperundang-undangan yang ada saat ini, kelompok anggaran belanja,buku besar dan buku pembantu sebagaimana telah ditetapkan dalamBagan Perkiraan (Buku I) yang harus dibentuk dan dipelihara meliputiperkiraan-perkiraan :

1) Apropriasi Belanja OperasiTerdiri dari :a) Apropriasi Belanja Pegawai, antara lain terdiri dari Gaji dan

Tunjangan Lainnya, Honorarium, Uang Lembur, Upah PegawaiHarian Tetap dan Lain-lain Belanja Pegawai.

b) Apropriasi Belanja Barang dan Jasa, antara lain terdiri dariBelanja Alat Tulis Kantor, Ongkos Kantor (misal ongkos kurir,

Page 10: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

8

ongkos kirim), Perpustakaan (di luar buku ilmiah, misalmajalah), Pakaian Dinas, dan Lain-lain Belanja Non Investasi.

c) Apropriasi Belanja Pemeliharaan, antara lain terdiri dariPemeliharaan Gedung Kantor, Pemeliharaan Rumah Dinas,Kendaraan Dinas, Inventaris Kantor dan Lain-lain BelanjaPemeliharaan.

d) Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas, antara lain terdiri dariBelanja Perjalanan Dinas, Perjalanan Dinas Tetap, PerjalananPindah, Perjalan Pemulangan Pegawai Pensiun dan PerjalananDinas Lainnya.

e) Apropriasi Belanja Pinjaman, antara lain terdiri dari BelanjaAngsuran Bunga Hutang dan Belanja Lainnya yangBerhubungan dengan Hutang

f) Apropriasi Belanja Subsidig) Apropriasi Belanja Hibahh) Apropriasi Belanja Bantuan Sosiali) Apropriasi Belanja Operasi Lainnya

2) Apropriasi Belanja ModalTerdiri dari :a) Apropriasi Belanja Aset Tetap, terdiri dari Belanja Tanah,

Peralatan dan Mesin,Gedung, Bangunan, Jalan, Irigasi, Jalanserta Belanja Aset Tetap Lainnya.

b) Apropriasi Belanja Aset Lainnya.

3) Apropriasi Belanja Tak TersangkaApropriasi Belanja Tak tersangka ini dibentuk untuk tujuanmengatasi bencana alam, sosial dan kegiatan tak terduga lainnya.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan olehpemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujuiDPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikotauntuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yangditetapkan.

Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaananggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakanbagi instansi atau unit-unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Umum Negara/Kas Daerah gunamembiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasitersebut.

Page 11: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

9

Realisasi Anggaran Belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasibelanja yang ditetapkan. Pencatatan realisasi anggaran dimaksudkanuntuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai denganketentuan perundang-undangan yang berlaku dan untuk keperluanpengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkanpengukuran kegiatan belanja tersebut.

Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasibelanja, allotment belanja tiap-tiap satker/dinas/pengguna anggaran,dan juga realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilaipenambahan atau pengurangan terhadap perkiraan surplus/defisittahun perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Apropriasi Belanja adalah saldo kredit, hal iniberarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan makapenambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibatpengurangan akan dicatat di sebelah debit.

d. Jurnal Standar

1) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya PerdaAPBD adalah sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9301 Apropriasi Belanja Pegawai Xxx9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa Xxx9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan Xxx9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas Xxx9305 Apropiasi Belanja Pinjaman Xxx9306 Apropriasi Belanja Subsidi Xxx9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx

2) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya RevisiPerda APBD yang berakibat adanya penambahan anggaran adalahsebagai berikut :

Page 12: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

10

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx

3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya RevisiPerda APBD yang berakibat terjadinya pengurangan anggaranadalah sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx9306 Apropriasi Belanja Subsidi Xxx9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

4) Jurnal Penutup

Jurnal untuk mencatat allotment belanja berikut jurnal penutupnya(lihat Pedoman Akuntansi Allotment Belanja) dan Jurnal untukmencatat Realisasi Belanja berikut jurnal penutupnya dapat dilihatpada Pedoman Akuntansi Belanja.

Jurnal Penutup yang dilakukan pada akhir tahun untuk perkiraanEstimasi Pendapatan adalah sebagai berikut:

Page 13: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

11

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet K

9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx9311 Apropriasi Belanja AT u/ Plyn Publik xxx9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

e. Pengukuran

Apropriasi Belanja dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlahmaksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah.Sesuai standar akuntansi keuangan pemerintah yang berlaku umum,Apropriasi Belanja tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidakperlu dilakukan konversi. Seluruh apropriasi belanja dinyatakan dalamnilai rupiah.

f. Pengungkapan

Besarnya Apropriasi Belanja diungkapkan pada Laporan PerhitunganAPBD sisi anggaran, yang merupakan jumlah maksimal yangdiperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah daerah. Hal-halpenting yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian belanja yangdiklasifikasikan menurut fungsi, organisasi dan jenis belanja untukdiperbandingkan dalam persentase dengan realisasi belanja.

Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan padafungsi-fungsi utama pemerintah dalam memberikan pelayanan kepadamasyarakat.Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi menurut bagiananggaran atau unit-unit yang menguasai anggaran.Klasifikasi menurut jenis belanja meliputi belanja operasi, belanjamodal dan belanja tak tersangka yang dirinci sesuai dengan format

Page 14: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

12

APBD menurut ketentuan yang berlaku (lihat uraian Pengertian diatas).

3. Anggaran Bagi Hasil Pendapatan Ke Kabupaten/Kota/Desa

a. PengertianAnggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa terdiri dariapropriasi yang kemudian dijabarkan menjadi Otorisasi KreditAnggaran (allotment).Berdasarkan format APBD yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan ada saat ini, buku besar dan buku pembantu yang perludibentuk sesuai bagan perkiraan standar sebagaimana dapat dilihatdalam Buku I meliputi :

1) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota

Perkiraan ini , antara lain terdiri dari:

- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor danKendaraan Diatas Air

- Apropriasi Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor &Kendaraan Diatas Air

- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan

ABTP

2) Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/KotaTerdiri dari bagi hasil lainnya di luar pajak dari pemerintah propinsikepada Kabupaten/Kota;

3) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke DesaApropriasi ini merupakan anggaran bagi hasil pajakkabupaten/kota yang didistribusikan kepada desa-desadiwilayahnya, yang terdiri dari:- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hotel- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Restoran- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hiburan- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Reklame- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pengolahan

Bahan galian Golongan C- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Parkir, dan- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Daerah Lainnya;

Page 15: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

13

4) Apropriasi Bagi Hasil Retribusi ke Desa

Apropriasi ini merupakan anggaran bagi hasil retribusikabupaten/kota yang didistribusikan kepada desa-desa penerimadi wilayahnya , terdiri dari :- Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) - Pelayanan

Kesehatan- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan

/Kebersihan- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP

dan Akte Catatan Sipil- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman dan

Pengabuan mayat- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Parkir di tepi Jalan

Umum- Apropriasi Bagi Hasil – Pelayanan Pasar- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. Bermotor- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pemeriksaan Alat Pemadam

kebakaran- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikanan- Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Usaha (RJUs) - Pemakaian

Kekayaan Daerah- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Terminal- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan

/Pesanggarahan /Villa- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyeberangan di Atas Air- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah Cair- Apropriasi Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk Usaha- Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin

Mendirikan Bangunan- Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman

Beralkohol- Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan- Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Trayek- Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya.;

Page 16: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

14

5) Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/KotaMerupakan anggaran bagi hasil lainnya di luar pajak daripemerintah propinsi kepada Kabupaten/Kota;

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan olehpemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujuiDPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikotauntuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yangditetapkan.

Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaananggaran yang menunjukkan bagian dari appropriasi yang disediakanbagi instansi dan digunakan utntuk memperoleh uang dari Kas UmumNegara/Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaranselama periode otorisasi tersebut.

Realisasi Anggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desaharus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan, untukmemenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuanperundang-undangan yang berlaku dan juga untuk keperluanpengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkanpengukuran bagi hasil pendapatan tersebut.

Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasiBagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa, allotment Bagi HasilPendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa tiap satker/dinas, juga atasrealisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahanatau pengurangan terhadap Surplus/Defisit Tahun Perolehan yangmerupakan bagian Ekuitas Dana Lancar.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan keKabupaten/Kota/ Desa adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadiRevisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannyadicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akandicatat di sebelah debit.

Page 17: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

15

d. Jurnal Standar

1) Jurnal untuk mencatat Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan keKabupaten/Kota/ Desa dengan terbitnya Perda APBD adalahsebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

9330 Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan keKabupaten /Kota/ Desa

xxx

Buku Pembantu Apopriasi Bagi Hasil Pendapatanke Kab./Kota/Desa (dikredit sebesar anggaran) :Apr. Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor &Kendaraan Diatas AirApr. Bagi Hasil Bea Balik Nama KendaraanBermotor & Kendaraan Diatas AirApr. Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar KendaraanBermotorApr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPemanfaatan ABTPApr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./KotaApr. Bagi Hasil Pajak HotelApr. Bagi Hasil Pajak RestoranApr. Bagi Hasil Pajak HiburanApr. Bagi Hasil Pajak ReklameApr. Bagi Hasil Pajak Penerangan JalanApr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPengolahan Bahan galian Golongan C.Apr. Bagi Hasil Pajak ParkirApr. Bagi Hasil Pajak daerah LainnyaApr. Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) -Pelayanan KesehatanApr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan/KebersihanApr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya CetakKTP dan Akte Catatan SipilApr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakamandan Pengabuan mayatApr. Bagi Hasil RJUm – Pelyn. Parkir di tepi JalanUmumApr. Bagi Hasil – Pelayanan PasarApr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. BermotorApr. Bagi Hasil RJUm – Pemeriks. Alat PemadamkebakaranApr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetakPetaApr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikananApr. Bagi Hasil Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -Pemakaian Kekayaan DaerahApr. Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxx

xxx

xxxxxx

xxx

Page 18: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

16

PertokoanApr. Bagi Hasil RJUs – Tempat PelelanganApr. Bagi Hasil RJUs – TerminalApr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus ParkirApr. Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/KotoranApr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan/Pesanggarahan /VillaApr. Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong HewanApr. Bagi Hasil RJUs – Pelayanan PelabuhanKapalApr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & OlahRagaApr. Bagi Hasil RJUs – Penyebrangan di Atas AirApr. Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah CairApr. Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk UsahaApr. Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT)– Ijin Mendirikan BangunanApr. Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat PenjualanMinuman BeralkoholApr. Bagi Hasil RPT – Ijin GangguanApr. Bagi Hasil RPT – Ijin TrayekApr. Bagi Hasil Retribusi Daerah LainnyaApr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa

xxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxx

xxxxxxxxxxxx

2) Jurnal untuk mencatat perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatanke Kabupaten/Kota/ Desa sehubungan dengan terbitnya RevisiPerda APBD yang berakibat adanya penambahan apropriasiadalah sebagai berikut :

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

9331 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Kab./Kotaxxx

9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya keKab./Kota

xxx

9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx

9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx

9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx

3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja sehubungan denganterbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya penguranganapropriasi belanja adalah sebagai berikut :

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9331 Apr. Bagi Hasil Pajak ke kab./Kota xxx

Page 19: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

17

9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota xxx9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

4) Jurnal Penutup

Jurnal untuk mencatat allotment Apropriasi Bagi Hasil PendapatanLainnya ke Kab./Kota/Desa berikut jurnal penutupnya dapat lihatpada Pedoman Akuntansi Allotment Apr. Bagi Hasil PendapatanLainnya ke Kab./Kota/Desa. Sedangkan jurnal untuk mencatatrealisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa berikutjurnal penutupnya lihat Pedoman Akuntansi Belanja.

Selanjutnya, Jurnal Penutup yang dilakukan pada setiap akhir tahunanggaran untuk perkiraan Estimasi Pendapatan adalah sebagaiberikut:

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9331 Apr. Bagi Hasil Pajakab./Kota xxx9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota xxx9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

e. PengukuranApropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. dinyatakandalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankanuntuk direalisir oleh pemerintah. Apropriasi Bagi Hasil PendapatanLainnya ke Kab./Kota. tidak mungkin dinyatakan dalam valuta asingsehingga tidak perlu dilakukan konversi.

f. PengungkapanBesarnya Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota.diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yangmerupakan jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisirpemerintah. Hal-hal yang perlu diungkapkan terutama adalah rincianbagi hasil pendapatan yang diklasifikasikan menurut jenis bagi hasiluntuk diperbandingkan dalam persentase dengan realisasi bagi hasilpendapatan.

Page 20: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

18

Klasifikasi menurut jenis bagi hasil pendapatan meliputi bagi hasilpendapatan ke Kab./Kota/desa yang dirinci sesuai dengan formatAPBD menurut ketentuan yang berlaku.

4. Anggaran Pembentukan Dana Cadangan

a. Pengertian

Pemerintah Daerah dapat membentuk dana cadangan gunamembiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satutahun anggaran. Dana cadangan dapat dibentuk dari kontribusitahunan APBD kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dandana darurat. Untuk itu perlu pula disusun pedoman akuntansipenyisihannya yang meliputi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangandan Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan serta Apropriasi BelanjaAset dari Dana Cadangan.

Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan adalah jumlah maksimalyang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pembentukan dana cadangan sesuaitujuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda).

Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan adalah target yangditentukan DPRD untuk menyediakan dana untuk merealisir rencanaperuntukan dana cadangan.

Apropriasi Belanja Aset dari Dana Cadangan adalah jumlahmaksimum dana cadangan pada tahun tersebut yang dapatdibelanjakan sesuai dengan rencana pembentukannya.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pembentukan dan penggunaan Dana Cadangan harus didasarkanPerda. Proses pencatatan Dana Cadangan sudah dimulai sejakterbitnya Perda APBD untuk mencatat Estimasi Pencairan - DanaCadangan sekaligus untuk mencatat Apropriasi Pembentukan - DanaCadangan dan dilanjutkan dengan pencatatan pada saat terbitOtorisasi Kredit Anggaran.

Selanjutnya, pada saat realisasi pembentukannya dalam tahunanggaran berjalan dilakukan pencatatan atas penyisihan kas untukdana cadangan yang disimpan pada rekening tersendiri. Dan padasaat penggunaannya nanti sesuai yang ditetapkan dalam Perda,

Page 21: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

19

dilakukan pencatatan atas pengeluaran uang atas beban danacadangan dengan dokumen sumber berupa SPM.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Estimasi Pencairan – Dana Cadangan adalahsaldo debet, ini berarti jika ada pembentukan dana dan Revisi APBDyang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat disebelah debet, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat disebelah kredit.

Sedangkan Saldo normal perkiraan Apropriasi Pembentukan - DanaCadangan adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBDyang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat disebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat disebelah debet.

d. Jurnal Standar

1) Jurnal saat anggaran disetujui DPRD untuk mencatat ApropriasiPembentukan Dana Cadangan dan Apropriasi pencairan DanaCadangan untuk digunakan adalah sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9341 Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan xxx

9241 Estimasi Pencarian Masuk-Dana Cadangan xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

2) Jurnal saat terbit Otorisasi Kredit Anggaran (lihat butir tentangPedoman Akuntansi Alokasi Apropriasi):

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9441 Alokasi Aprop. Pembentukan Dana Cadangan xxx9541 Allotment Pembentukan Dana Cadangan xxx

Page 22: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

20

3) Jurnal pembentukan Dana Cadangan.

Realisasi pembentukan dana cadangan dalam tahun anggaranberjalan dengan melakukan penyisihan uang kas daerah dijurnalsebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

Dana Cadangan xxx Diinvestasikan dlm Dana Cadangan xxx

6300 Pembentukan Dana Cadangan xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Jurnal realisasi pencairan Dana CadanganRealisasi pencairan dana cadangan yaitu pada saat terjadinyatransfer masuk dari Dana Cadangan ke kas daerah , dijurnalsebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah xxx Penerimaan Pencairan Dana Cadangan xxx

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx Dana Cadangan xxx

5) Jurnal Penutup:

Pada setiap akhir tahun anggaran, perkiraan pembentukan danpencairan dana cadangan dilakukan jurnal penutup sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

Allotment Pembentukan Dana Cadangan xxx Pembentukan Dana Cadangan Xxx

Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan xxx Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana

CadanganXxx

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan Xxx

Page 23: Sakd modul 3

BAB I – Pedoman Akuntansi APBD

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

21

e. PengukuranEstimasi Pencairan Dana Cadangan, Apropriasi Pembentukan DanaCadangan dan Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadanganseluruhnya dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar yang telahdiamanatkan dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Besarnya Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan diungkapkan padaLaporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan targetyang harus dicapai untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapatdibebankan dalam satu tahun anggaran. Target tersebutdiperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase. Hal-Hal yangperlu diungkapkan pada catatan laporan keuangan terutama adalahperuntukan dari pembentukan dana cadangan tersebut dan rencanawaktu untuk mencapai jumlah yang diinginkan dan juga perludiungkapkan sebab-sebab tidak tercapainya target pembentukan danayang cukup materiil.

Estimasi Pencairan Dana Cadangan diungkapkan pada LaporanPerhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harusdirealisasikan untuk penggunaan dana cadangan. Target tersebutdiperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase.Hal-Hal yang perlu diungkapkan pada catatan laporan keuanganadalah wujud dari penggunaan Dana Cadangan tersebut, sesuairencana awal pembentukannya. Bila terjadi penyimpangan yang cukupmateriil atas pencapaian targetnya perlu diungkapkan sebab-sebabnyapada Catatan Laporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran.

Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadangan dinyatakandalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankanuntuk direalisasikan oleh pemerintah. Apropriasi Belanja tidakdinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi.Bila terjadi penyimpangan yang cukup materiil atas anggaran yangtelah ditetapkan perlu diungkapkan sebab-sebabnya pada CatatanLaporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran.

Page 24: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

22

BAB I IPEDOMAN AKUNTANSI PENDAPATAN

A. PENDAPATAN ASLI DAERAH.

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali daripotensi pendapatan yang ada di daerah. Pendapatan asli daerah ini meliputiperkiraan-perkiraan buku besar :• Pendapatan Pajak Daerah• Pendapatan Retribusi Daerah• Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

1. Pendapatan Pajak Daerah

a. Pengertian

Perkiraan Pendapatan Pajak Daerah ini untuk menampung pendapatanyang berasal dari pajak daerah yang ditetapkan sesuai denganperaturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke KasDaerah dalam tahun anggaran yang berjalan.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan aslidaerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah(APBD) disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasianggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran.Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pecatatan alokasi

pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk

penerimaan pajak maupun non pajak Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan

jurnal penutup.

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dariUnit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan UnitPembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flowchart) Buku IV.

Page 25: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

23

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Asli Daerah adalahsaldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanyatransaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang denganadanya transaksi yang mendebet perkiraan pendapatan.

d. Jurnal Standar

Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Pajak Daerahsejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutupadalah sebagai berikut :

1) Pada saat anggaran Pendapatan Pajak Daerah disetujui/disahkanoleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx -6300 Surplus/defisit tahun pelaporan - xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah(didebet sebesar anggaran) :Pajak Kendaraaan Bermotor & KendaraanDiatas AirBea Balik Nama Kendaraan Bermotor &Kendaraan Diatas AirPajak Bahan Bakar Kendaraan BermotorPajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTPPajak Hotel dan RestoranPajak HiburanPajak ReklamePajak Penerangan JalanPajak Pengambilan dan Pengolahan Bahangalian Golongan C.Pajak ParkirPajak daerah Lainnya

xxx

xxx

xxx

xxx xxx xxx xxx

xxx xxx xxx

-------

--

---

Jumlah xxx Xxx

2) Alokasi Pendapatan Pajak Daerah

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran Pendapatan Pajak Daerah dialokasikan kepada dinasterkait dengan jurnal sebagai berikut :

Page 26: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

24

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9101 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yangdialokasikan (Dinas X)

xxx -

9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah - XxxJumlah xxx Xxx

3) Pada saat realisasi

Realisasi Pendapatan Pajak Daerah diakui pada saat kas diterima dandibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas Daerah) dalam tahunanggaran berjalan :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah xxx -8010 Pendapatan Pajak Daerah - xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah(dikredit sebesar realisasinya) :Pajak Kendaraaan Bermotor & KendaraanDiatas AirBea Balik Nama Kendaraan Bermotor &Kendaraan Diatas AirPajak Bahan Bakar Kendaraan BermotorPajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTPPajak HotelPajak RestoranPajak HiburanPajak ReklamePajak Penerangan JalanPajak Pengambilan dan Pengolahan Bahangalian Golongan C.Pajak ParkirPajak daerah Lainnya

-

-

-----------

xxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

4) Pendapatan Pajak Daerah

Pencatatan pengembalian Pendapatan Pajak Daerah yang terjadibaik pada tahun anggaran berjalan maupun periode tahun anggaranberikutnya, seperti adanya restitusi pajak daerah, dijurnal sebagaiberikut:

Page 27: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

25

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Buku Pembantu Pengembalian PendapatanPajak Daerah (didebet sebesar restitusinya) :Pajak Kendaraaan Bermotor & KendaraanDiatas AirBea Balik Nama Kendaraan Bermotor &Kendaraan Diatas AirPajak Bahan Bakar Kendaraan BermotorPajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTPPajak HotelPajak RestoranPajak HiburanPajak ReklamePajak Penerangan JalanPajak Pengambilan dan Pengolahan Bahangalian Golongan C.Pajak ParkirPajak Daerah Lainnya

xxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-

-

-----------

Jumlah xxx Xxx

5) Jurnal Penutup :

Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Pajak Daerah pada akhirtahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx -9101

6300

92019001

Estimasi Pendapatan Pajak Daerah ygdialokasikan (Dinas atau unit organisasisetingkat )Surplus/Defisit Tahun Pelaporan

Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak DaerahEstimasi Pendapatan Pajak Daerah

-

-

xxx-

xxx

xxx

- xxx

Jumlah xxx Xxx

b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9101 Estimasi Pend. Pajak Daerah yg dialokasikan - xxx

Page 28: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

26

92019001

Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak DaerahEstimasi Pendapatan Pajak Daerah

xxx-

- xxx

Jumlah xxx xxx

e. Pengukuran

Pendapatan Pajak Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitusejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kasdi Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.

f. Pengungkapan

Pendapatan Pajak Daerah disajikan sebesar nilai anggaran danrealisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian denganPendapatan Pajak Daerah, antara lain :- Rincian jenis Pendapatan Pajak Daerah.- Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pajak

daerah.- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.

2. Pendapatan Retribusi Daerah

a. Pengertian

Perkiraan Pendapatan Restribusi Daerah ini untuk menampungpendapatan yang berasal dari restribusi daerah yang ditetapkan sesuaidengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan keKas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan retribusidaerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahdisetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran,realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumberuntuk mencatat transaksi Pendapatan Restribusi Daerah meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi

pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD

Page 29: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

27

Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untukpenerimaan pajak maupun non pajak

MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup.

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari UnitPelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan UnitPembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Restribusi Daerah adalahsaldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanyatransaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang denganadanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Jurnal standar untuk mencatat transaksi pendapatan retribusi daerahsejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutupadalah sebagai berikut :

1) Pada saat anggaran Pendapatan Retribusi Daerahdisetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah. xxx -6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Est. Pendapatan Retribusi Daerah(didebet sebesar anggaran) :Est. Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) -Pelayanan KesehatanEst. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Persampahan/KebersihanEst. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya CetakKTP dan Akte Catatan SipilEst. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pemakaman danPengabuan mayatEst. Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi JalanUmumEst. Pendpt.. RJUm – Pelayanan PasarEst. Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. BermotorEst. Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat PemadamkebakaranEst. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetakPeta

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxx

xxx

-

-

-

-

-

---

-

Page 30: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

28

Est. Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikananEst. Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -Pemakaian Kekayaan DaerahEst. Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atauPertokoanEst. Pendpt.. RJUs – Tempat PelelanganEst. Pendpt.. RJUs – TerminalEst. Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus ParkirEst. Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/KotoranEst. Pendpt.. RJUs – Tempat Penginapan/Pesanggarahan /VillaEst. Pendpt.. RJUs – Rumah Potong HewanEst. Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan KapalEst. Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & OlahRagaEst. Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas AirEst. Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah CairEst. Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk UsahaEst. Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) –Ijin Mendirikan BangunanEst. Pendpt.. RPT – Ijin Tempat PenjualanMinuman BeralkoholEst. Pendpt.. RPT – Ijin GangguanEst. Pendpt.. RPT – Ijin TrayekEst. Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya

xxxxxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxx

xxxxxxxxx

--

-

-----

-------

-

---

2) Alokasi Pendapatan Retribusi Daerah

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran Pendapatan Retribusi Daerah dialokasikan kepada dinasterkait dengan jurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yangdialokasikan (Dinas /unit organisasi setingkat)

xxx -

9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah - xxxJumlah xxx xxx

3) Pada saat realisasi

Realisasi pendapatan retribusi daerah diakui pada saat Kas diterimadan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah )dalam tahun anggaran berjalan:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah xxx -8020 Pendapatan Retribusi Daerah - xxx

Page 31: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

29

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Pendapatan RetribusiDaerah (didebet sebesar realisasi) :Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) -Pelayanan KesehatanPendpt.. RJUm - Pelayanan Persampahan/KebersihanPendpt.. RJUm - Penggantian Biaya CetakKTP dan Akte Catatan SipilPendpt.. RJUm - Pelayanan Pemakaman danPengabuan mayatPendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi JalanUmumPendpt.. RJUm – Pelayanan PasarPendpt.. RJUm – Pengujian Kend. BermotorPendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat PemadamkebakaranPendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetakPetaPendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikananPendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -Pemakaian Kekayaan DaerahPendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atauPertokoanPendpt.. RJUs – Tempat PelelanganPendpt.. RJUs – TerminalPendpt.. RJUs – Tempat Khusus ParkirPendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/KotoranPendpt..RJUs – Tempat Penginapan /Pesanggarahan / VillaPendpt.. RJUs – Rumah Potong HewanPendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan KapalPendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & OlahRagaPendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas AirPendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah CairPendpt.. RJUs –Penjualan Produk UsahaPendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) –Ijin Mendirikan BangunanPendpt.. RPT – Ijin Tempat PenjualanMinuman BeralkoholPendpt.. RPT – Ijin GangguanPendpt.. RPT – Ijin TrayekPendpt.. Retribusi Daerah Lainnya

---

-

-----

-------

----------

----

-

---

xxxxxxxxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxx

xxx

xxxxxxxxx

4) Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah

Pencatatan Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah yangterjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode anggaranberikutnya dijurnal sebagai berikut:

Page 32: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

30

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Buku Pembantu Pengembalian PendapatanRetribusi Daerah (didebet sebesar realisasi) :Pengembalian Pendpt. Retribusi Jasa Umum

(RJUm) - Pelayanan KesehatanPengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan

Persampahan /KebersihanPengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian

Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan SipilPengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan

Pemakaman dan Pengabuan mayatPengembalian Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di

tepi Jalan UmumPengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan

PasarPengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian

Kend. BermotorPengembalian Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat

Pemadam kebakaranPengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian

Biaya cetak PetaPengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal

perikananPengembalian Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha

(RJUs) – Pemakaian Kekayaan DaerahPengembalian Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir

dan/atau PertokoanPengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat

PelelanganPengembalian Pendpt.. RJUs – TerminalPengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus

ParkirPengembalian Pendpt.. RJUs – Penyedotan

kakus/KotoranPengembalian Pendpt..RJUs – Tempat

Penginapan /Pesanggarahan /VillaPengembalian Pendpt.. RJUs – Rumah Potong

HewanPengembalian Pendpt.. RJUs – Pelayanan

Pelabuhan KapalPengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi

& Olah RagaPengembalian Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di

Atas AirPengembalian Pendpt.. RJUs – Pengelolaan

Limbah CairPengembalian Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk

UsahaPengembalian Pendpt.. Retribusi Perijinan

Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan BangunanPengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Tempat

Penjualan Minuman BeralkoholPengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

---

-

-----

-------

----------

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Page 33: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

31

Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin TrayekPengembalian Pendpt.. Retribusi Daerah

Lainnya

xxxxxx

--

5) Jurnal penutup :

Jurnal penutup pendapatan restribusi daerah pada akhir tahunanggaran dilakukan sebagai berikut :

a. Realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx -9102

6300

92029002

Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah ygdialokasikan (Dinas x)Surplus/Defisit Tahun Pelaporan

Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi DaerahEstimasi Pendapatan Retribusi Daerah

-

-

xxx

xxx

xxx

-xxx

Jumlah xxx xxx

b. Realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx -6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan - xxx9102

92029002

Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah ygdialokasikan (Dinas x)

Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi DaerahEstimasi Pendapatan Retribusi Daerah

-

xxx

xxx

- xxx

Jumlah xxx

e. PengukuranPendapatan Retribusi Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinyayaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah(Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.

Page 34: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

32

f. PengungkapanPendapatan Retribusi Daerah disajikan sebesar nilai anggaran danrealisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian denganpendapatan restribusi daerah, antara lain :- Rincian jenis pendapatan retribusi daerah- Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan

restribusi daerah- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu .

3. Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya

a. Pengertian

Perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya iniuntuk menampung pendapatan yang berasal dari Bagian Laba dariBUMD dan Investasi Lainnya yang ditetapkan sesuai dengan RapatUmum Pemegang Saham (RUPS) dan dapat dipungut serta disetorkanke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD DanInvestasi Lainnya dimulai sejak anggaran pendapatan dan belanjadaerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasianggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran.Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi

pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk

penerimaan pajak maupun non pajak MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan

jurnal penutup.

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dariUnit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan UnitPembukuan.

Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flowchart) Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Laba BUMDdan Investasi Lainnya adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan

Page 35: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

33

bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknyaakan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Bagian LabaBUMD dan Investasi Lainnya sejak anggaran disetujui oleh DPRDsampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut :

1) Pada saat anggaran Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi Lainnya disetujui/disahkan oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9003 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMDdan Investasi Lainnya

xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxxJumlah xxx xxxBuku Pembantu Estimasi Pendapatan BagianLaba BUMD dan Investasi Lainnya (didebetsebesar anggaran) :Est. Pend. dari PMP BUMDEst. Pend. dari PMP BUMNEst. Pend. dari PMP Lembaga Keu. NegaraEst. Pend. dari PMP Bdn Hukum MilikNegaraEst. Pend. dari PMP Bdn Hukum MilikDaerahEst. Pend. dari PMP Badan Internasional Est. Pend. dari PMP Badan Usaha LainnyaEst. Pend. dari Investasi LainnyaEst. Pengembalian Pendapatan Bagian LabaBUMD dan Investasi Lainnya

xxx xxx xxx xxx

xxx

xxx xxx xxx xxx

----

-

----

2) Alokasi Pendapatan Bagian Laba BUMD & Investasi Lainnya

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnalsebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9103 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi Lainnya yg dialokasikan (dinas X)

xxx -

9203 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian LabaBUMD dan Investasi Lainnya

- xxx

Jumlah xxx xxx

Page 36: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

34

3) Pada saat realisasi

Realisasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnyadiakui dan dicatat sebagai penerimaan daerah pada saat uang kasditerima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah ) :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di kas Daerah xxx -8030 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi

Lainnya- xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Pendapatan Bagian Laba BUMDdan Investasi Lainnya (dikredit sebesar realisasi) :Pend. dari PMP BUMDPend. dari PMP BUMNPend. dari PMP Lembaga Keu. NegaraPend. dari PMP Bdn Hukum Milik NegaraPend. dari PMP Bdn Hukum Milik DaerahPend. dari PMP Badan InternasionalPend. dari PMP Badan Usaha LainnyaPend. dari Investasi LainnyaPengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMDdan Investasi Lainnya

---------

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

4) Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD & Investasi Lainnya

Pencatatan pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi Lainnya yang terjadi baik pada tahun anggaran berjalanmaupun periode tahun anggaran berikutnya dijurnal sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMDdan Investasi Lainnya

xxx -

0100 Kas di Kas Daerah - xxxJumlah xxx xxxBuku Pembantu Pengembalian PendapatanBagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya(didebet sebesar pengembalian) :Pengembalian Pend. dari PMP BUMDPengembalian Pend. dari PMP BUMNPengembalian Pend. dari PMP Lembaga Keu.NegaraPengembalian Pend. dari PMP Bdn HukumMilik NegaraPengembalian Pend. dari PMP Bdn HukumMilik DaerahPengembalian Pend. dari PMP Badan

xxxxxxxxx

xxx

xxx

xxx

---

-

-

-

Page 37: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

35

InternasionalPengembalian Pend. dari PMP Badan UsahaLainnyaPengembalian Pend. dari Investasi Lainnya

xxx

xxx

-

-

5) Jurnal penutup

Jurnal penutup perkiraan pendapatan bagian laba BUMD danInvestasi lainnya pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagaiberikut

a) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8030 Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya xxx -9103

6300

9203

9003

Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi Lainnya yg dialokasikan (Dinas X)

Surplus/Defisit Tahun Pelaporan

Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian LabaBUMD dan investasi lainnyaEstimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi lainnya

-

-

xxx

-

xxx

xxx

-

xxx

Jumlah xxx xxx

b) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8030 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan InvestasiLainnya

xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9103

9203

9003

Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi Lainnya yg dialokasikan (Dinas X)

Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian LabaBUMD dan Investasi LainnyaEstimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD danInvestasi Lainnya

-

xxx

xxx

-

xxx

Jumlah xxx xxx

Page 38: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

36

d. Pengukuran

Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya dinilaiberdasarkan nilai bagian laba yang dapat direalisasikan sesuai RUPSyaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah(Kas di Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.

f. Pengungkapan

Pendapatan Bagian Laba BUMD Dan Investasi Lainnya disajikansebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam laporan perhitunganAPBD. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBDbertalian dengan pendapatan ini, antara lain :- Rincian jenis pendapatan investasi- Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan- Rincian jumlah dividen dari BUMD dan badan usaha lainnya- Rincian bagi hasil dari hasil kemitraan dengan pihak ketiga- Rincian penerimaan bunga tabungan per bank penyimpan- Rincian penerimaan bunga deposito per bank penyimpan- Rincian penerimaan investasi lainnya- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu

4. Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah

a. Pengertian

Perkiraan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah ini untuk menampungpendapatan yang bukan berasal dari pajak daerah, restribusi daerah,dan Bagian Laba dari BUMD dan Investasi Lainnya yang ditetapkansesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut sertadisetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar Lain-Lain PendapatanAsli Daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerahdisetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran,realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumensumber untuk mencatat transaksi pendapatan ini meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi

pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk

penerimaan pajak maupun non pajak Memo Penyesuaian sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal

penutup.

Page 39: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

37

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dariUnit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan UnitPembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flowchart) Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan buku besar Lain-lain Pendapatan Asli Daerahadalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah denganadanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurangdengan adanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Jurnal standar untuk mencatat transaksi Lain-Lain Pendapatan AsliDaerah sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnalpenutup adalah sebagai berikut :

1) Pada saat anggaran Lain – Lain Pendapatan Asli Daerahdisetujui/ disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9004 Estimasi Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah xxx -6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Est Lain – Lain PendapatanAsli Daerah sesuai jenis-jenis yang ada (didebetsebesar anggaran).Est. Pendapatan dari TGREst. Pendapatan dari Penerimaan Kembali

Tahun LaluEst. Pendptn. dari Penjualan Kend. BermotorEst. Pendpt dari Penj. Sewa Beli Rumah DinasEst. Pend. dari Penjualan Rumah/Bangunan/Gedung dan TanahEst. Pendptn. Dari Penj. Hasil Produk SitaanEst. Pendpt. Dari Penj. Aset yg Berlebih/RusakEst. PAD Lainnya

xxxxxx

xxxxxxxxx

xxxxxxxxx

--

---

---

Page 40: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

38

2) Alokasi Lain-lain Pendapatan Asli DaerahDengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait denganjurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9104 Estimasi Lain-Lain PAD yang dialokasikan(Dinas X)

xxx -

9204 Alokasi Estimasi Lain-lain PAD - xxxJumlah xxx xxx

3) Pada saat realisasiRealisasi Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah diakui dan dicatatsebagai penerimaan daerah pada saat kas diterima dan dibukukanoleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah) :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas daerah xxx -8040 Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah - xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Lain – Lain Pendapatan AsliDaerah (dikredit sebesar realisasinya).Pendapatan dari TGRPendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun

LaluPendptn. dari Penjualan Kend. BermotorPendpt dari Penj. Sewa Beli Rumah DinasPendapatan dari Penjualan

Rumah/Bangunan/Gedung dan TanahPendptn. dari Penj. Hasil Produk SitaanPendpt. dari Penj. Aset yg Berlebih/RusakPAD Lainnya

-xxxxxx

xxxxxxxxx

xxxxxxxxx

4) Pada saat pengembalian Lain-lain PAD

Pencatatan Pengembalian Lain – Lain Pendapatan Asli Daerahyang terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periodeanggaran berikutnya dijurnal sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8040 Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Jumlah xxx xxx

Buku Pembantu Pengembalian Lain – Lain

Page 41: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

39

Pendapatan Asli Daerah (didebet sebesarpengembalian) :Pengembalian Pendapatan dari TGRPengembalian Pendapatan dari Penerimaan

Kembali Tahun LaluPengembalian Pendptn. dari Penjualan Kend.

BermotorPengembalian Pendpt dari Penj. Sewa Beli

Rumah DinasPengembalian Pendapatan dari Penjualan

Rumah/Bangunan/Gedung dan TanahPengembalian Pendptn. Dari Penj. Hasil Produk

SitaanPengembalian Pendpt. Dari Penj. Aset yg

Berlebih/RusakPengembalian PAD Lainnya

xxxxxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

--

-

-

-

-

-

-

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan buku besar Lain – Lain Pendapatan AsliDaerah pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

a) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8040 Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah xxx -9104

6300

92049004

Estimasi Lain–Lain PAD yang dialokasikan(Dinas X)Surplus/Defisit Tahun Pelaporan

Alokasi Estimasi Pendapatan Lain-Lain PADEstimasi Pendapatan Lain- Lain PAD

---

xxx-

Xxx

Xxx

- xxx

Jumlah xxx Xxx

b) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8040 Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9104

92049004

Estimasi Lain – Lain PAD yg dialokasikan(Dinas X)

Alokasi estimasi Pendapatan Lain-lain PADEstimasi Pendapatan Lain-lain PAD

-

xxx-

Xxx

-xxx

Jumlah xxx xxx

Page 42: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

40

e. Pengukuran

Pendapatan Lain-lain PAD dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitusejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kasdi Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.

f. Pengungkapan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah disajikan sebesar nilai anggaran danrealisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian denganpendapatan, antara lain :- Rincian jenis pendapatan- Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pajak

daerah- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.

B. PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN

Pendapatan Dana Perimbangan merupakan pendapatan bagi pemerintahdaerah yang sumber dananya berasal dari penerimaan APBN yangdialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalamrangka pelaksanaan Otonomi Daerah. Pendapatan Dana Perimbangan sesuaiPeraturan Perundangan yang mengatur perimbangan keuangan pusat dandaerah terdiri dari:

1. Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB2. Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan (PPh)3. Pendapatan Bagian Daerah dari Sumber Daya Alam (SDA)4. Pendapatan Dana Alokasi Umum5. Pendapatan Dana Alokasi Khusus

1. Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB

a. Pengertian

Perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Daerah dari PBB danBPHTB ini untuk menampung pendapatan bagian daerah yang berasaldari bagi hasil PBB yang besarnya sebagaimana ditetapkan dalam PP

Page 43: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

41

104/2000 pasal 2, 3 dan pasal 4 dan BPHTB yang besarnyasebagaimana diatur pada PP 105/2000 .

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan Pendapatan Bagian Daerah DariPBB dan BPHTB dimulai sejak anggaran pendapatan dan belanjadaerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasianggaran, realisasi dan sampai dengan penutupan tahun anggaran.Dokumen sumber untuk mencatat transaksi Pendapatan BagianDaerah dari PBB meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pecatatan alokasi

pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk

penerimaan pajak maupun non pajak Memo Penyesuaian sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal

penutup.

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dariUnit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan UnitPembukuan. Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada baganarus (flow chart) Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Daerah Dari PBB danBPHTB adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambahdengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akanberkurang dengan adanya transaksi yang mendebet perkiraanpendapatan.

d. Jurnal Standar

Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Daerah Dari PBBdan BPHTB sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnalpenutup adalah sebagai berikut :

1) Pada saat anggaran Pendapatan Bagian Daerah dari PBB danBPHTB disetujui /disahkan oleh Dewan Perwakilan RakyatDaerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9011 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB& BPHTB

xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun pelaporan - XxxJumlah xxx Xxx

Page 44: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

42

Buku Pembantu Pendapatan Bagian DaerahPBB dan BPHTB (didebet sebesar anggaran).Pendapatan Bagian Daerah dari PBBPendapatan Bagian Daerah dari BPHTB

xxx-

-xxx

2) Alokasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTBdialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9111 Estimasi Pendapatan Bagian daerah dari PBBdan BPHTB yg dialokasikan (Dinas X)

xxx -

9211 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerahdari PBB dan BPHTB

- Xxx

Jumlah xxx Xxx

3) Pada saat realisasi

Realisasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB diakuidan dicatat sebagai penerimaan daerah pada saat kas diterima dandibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah) :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas daerah xxx -8110 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB &

BPHTB- xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Pendapatan Bagian Daerahdari PBB (dikredit sebesar realisasinya).Pendapatan Bagian Daerah dari PBBPendapatan Bagian Daerah dari BPHTB

--

xxxxxx

4) Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PBB & BPHTB

Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTByang terjadi baik dalam tahun anggaran berjalan maupun padaperiode tahun anggaran berikutnya dijurnal sebagai berikut :

Page 45: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

43

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8110

0100

Pendapatan Bagian Daerah dari PBB &BPHTBKas di Kas Daerah

xxx

-

-

xxxJumlah xxx xxx

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Bagian Daerah dari PBB danBPHTB pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

a) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

NomorPerkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8110 Pendapatan Bagian daerah dari PBB & BPHTB xxx -

9111

6300

9211

9011

Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB& BPHTB yang dialokasikan (Dinas X)Surplus/Defisit Tahun pelaporan

Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerahdari PBB & BPHTBEstimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB& BPHTB

-

-

xxx

-

xxx

xxx

-

xxx

Jumlah xxx xxx

b) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8110 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB &BPHTB

xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun pelaporan xxx -9111

9211

9011

Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dariPBB & BPHTB yg dialokasikan (Dinas X)

Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerahdari PBB & BPHTBEstimasi Pendapatan Bagian daerah dari PBB& BPHTB

-

xxx

-

xxx

-

xxx

Jumlah xxx xxx

Page 46: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

44

2. Pendapatan Bagian Daerah dari PPh

a. Pengertian

Perkiraan Pendapatan Bagian Daerah dari PPh ini untuk menampungpendapatan yang berasal dari Bagi Hasil PPh Orang Pribadi DalamNegeri (PPh Pasal 25 dan 29) serta PPh Pasal 21 yang menjadi bagiandaerah tempat pemungutan dan atau pemotongan PPh Perseorangantersebut. Besarnya bagian daerah atas penerimaan pendapatan inidiatur dalam UU/17 2000 Pasal 31 C dan PP 115/2000 Pasal 2.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan Pendapatan Bagian Daerah dari PPh melibatkanunit-unit sebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Keuangan,Perbendaharaan, Verifikasi, dan Pembukuan.

Dokumen dasar yang terkait dengan proses pencatatan PendapatanBagian Daerah dari PPh, meliputi :• Bukti penerimaan uang tunai, seperti cek dan bilyet giro yang sudah

disahkan oleh pejabat pengelola keuangan yang berwenang• Memo Penyesuaian (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang

disiapkan dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi,Biro / Bagian Keuangan Daerah.

• Bukti pendukung lain yang sah.

c. Saldo Normal

Saldo normal Perkiraan Pendapatan Bagian Daerah dari PPh adalahsaldo kredit, artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanyatransaksi yang mengkreditnya dan sebaliknya perkiraan ini akanberkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Daerah dariPPh dimulai sejak penetapan anggaran Pendapatan Bagian Daerah dariPPh disetujui dan disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) sampai dengan realisasi dan jurnal penutup pada akhir tahunanggaran.

Pencatatan Pendapatan Bagian Daerah dari PPh dilakukan sebagaiberikut :

Page 47: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

45

1) Pada saat angggaran Pendapatan Bagian Daerah dari PPhdisetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9012 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh xxx -6300 Surplus/Defisit `Tahun pelaporan - xxx

Jumlah X xx xxx

2) Alokasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran pendapatan dialokasikan pada dinas terkait (Biro/BagianKeuangan), dengan jurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9112 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPhyang dialokasikan (Dinas X)

xxx -

9212 Alokasi Est. Pendapatan Bagian Daerah dari PPh - xxxJumlah xxx xxx

3) Pada saat realisasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPhRealisasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh diakui pada saatpenerimaan pendapatan dibukukan pada Kas Daerah (Kas di KasDaerah) dengan jurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

O100 Kas di Kas Daerah. xxx -8120 Pendapatan Bagian Daerah dari PPh - xxx

Jumlah xxx xxx

4) Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PPh

Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari PPh misalnyakarena adanya kesalahan perhitungan yang terjadi baik pada tahunanggaran berjalan maupun pada periode tahun anggaran berikutnyadijurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8120 Pendapatan Bagian Daerah dari PPh xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Jumlah xxx xxx

Page 48: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

46

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan ini pada akhir tahun anggaran dibuatsebagai berikut :

a) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

NomorPerkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8120 Pendapatan Bagian Daerah dari PPh xxx -9112

6300

Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPhyg Dialokasikan (dinas X)

Surplus/Defisit tahun pelaporan

-

-

xxx

xxx9212 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerah

dari PPh xxx -

9112 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh - xxxJumlah xxx -

b) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari anggaran :

NomorPerkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8120 Pendapatan Bagian Daerah dari PPh xxx -6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan xxx -9112 Est. Pendpt. Bagian Daerah dari PPh yg

Dialokasikan (Dinas X) - xxx

9212 Alok. Est. Pendapatan Bag. Daerah dariPPh

xxx -

9012 Estimasi Pendapatan Bag. Daerah dari PPh - xxx

Jumlah xxx xxx

e. Pengukuran

Pendapatan Bagian Daerah dari PPh dinilai berdasarkan nilai realisasiyaitu nilai pada saat Bagian Daerah dari PPh diterima oleh kasdaerah yang dituangkan dalam dokumen-dokumen terkait yangdikeluarkan dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. Jumlah yangdicatat adalah sebesar nilai yang diterima.

Page 49: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

47

f. Pengungkapan

Pendapatan Bagian Daerah dari PPh diungkapkan sebagai bagiandari Lain-Lain Pendapatan Daerah di dalam laporan perhitunganAPBD dan disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya. Hal-halyang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan anggaran:- Rincian pendapatan berdasarkan jenis pungutan pajak bagi hasil- Besar nominal dan prosentase pendapatan bagi hasil- Anggaran dan realisasi pendapatan- Sebab-sebab tidak tercapainya target- Hal lain yang dianggap perlu.

3. Pendapatan Bagian Daerah dari Sumber Daya Alam (SDA)

a. Pengertian

Perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Daerah dari Sumber DayaAlam (SDA) ini untuk menampung pendapatan bagian daerah yangberasal dari bagi hasil penerimaan negara yang berasal dari sumberdaya alam sektor kehutanan, sektor pertambangan umum, dan sektorperikanan , yang dibagi dengan imbangan 20 % untuk pemerintah pusatdan 80 % untuk daerah (PP 104/2000 pasal 8).Penetapan lebih lanjut mengenai besarnya pendapatan bagian daerahbagi daerah penghasil untuk masing-masing sektor SDA tersebut diaturdalam PP 104/2000 pasal 9 sampai dengan pasal 12.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan ini dimulaisejak Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasisampai dengan penutupan pada akhir tahun anggaran. Dokumensumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pecatatan alokasi

pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk

penerimaan pajak maupun non pajak Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan

jurnal penutup.

Page 50: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

48

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dariUnit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan UnitPembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flowchart) Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Daerah dariSumber Daya Alam adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akanbertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknyaakan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Bagian DaerahDari SDA sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnalpenutup adalah sebagai berikut :

1) Pada saat anggaran Pendapatan Bagian Daerah dari SumberDaya Alam (SDA) disetujui/disahkan oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9013 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx -6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan - xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Pendapatan Bagian Daerahdari SDA (didebet sebesar anggaran):Pendapatan Bagian Daerah dari sektorKehutananPendapatan Bagian Daerah dari sektorPertambangan UmumPendapatan Bagian Daerah dari sektorPertambangan MigasPendapatan Bagian Daerah dari sektorPerikananPendapatan Bagian Daerah dari sektor lainnya

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

-

-

-

-

-

2) Alokasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait denganjurnal sebagai berikut :

Page 51: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

49

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9113 Estimasi Pendapatan Bagian daerah dari SDAyang dialokasikan (Dinas X)

xxx -

9213 Alokasi Estimasi Pend. Bagian Daerah dariSDA

- xxx

Jumlah xxx xxx

3) Pada saat realisasiRealisasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA diakui dan dicatatsebagai penerimaan daerah pada saat kas diterima oleh BendaharaUmum Daerah (Kas di Kas Daerah) :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas daerah xxx -8130 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA - xxx

Jumlah xxx xxxBuku Pembantu Pendapatan Bagian Daerahdari SDA (dikredit sebesar realisasinya):

Pendapatan Bagian Daerah dari SDA sektorKehutananPendapatan Bagian Daerah dari SDA sektorPertambangan UmumPendapatan Bagian Daerah dari SDA sektorPertambangan MigasPendapatan Bagian Daerah dari SDA sektorPerikananPendapatan Bagian Daerah dari SDA sektorlainnya

-

-

-

-

-

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

4) Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari SDA

Pengembalian Pendapatan Bagian Daerah dari SDA misalnyakesalahan perhitungan yang terjadi baik pada tahun anggaranberjalan maupun pada periode tahun anggaran berikutnya dijurnalsebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8130 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Jumlah xxx xxx

Page 52: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

50

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup Pendapatan Bagian Daerah dari SDA pada akhirtahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

a) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8130 Pendapatan Bagian daerah dari SDA Xxx -9113

6300

92139013

Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dariSDA yang dialokasikan (Dinas X)

Surplus/Defisit tahun pelaporan

Alokasi Est. Pend Bagian Daerah dari SDAEstimasi Pendapatan bagian daerah dariSDA

-

-

xxx-

xxx

xxx

-xxx

Jumlah Xxx Xxx

b) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8130 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx -

6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan - xxx9113

92139013

Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dariSDA yg dialokasikan (Dinas X)

Alokasi Est Pend Bagian Daerah dari SDAEstimasi Pendapatan Bagian Daerah dariSDA

-

xxx-

xxx

-xxx

Jumlah Xxx Xxx

e. Pengukuran

Pendapatan Bagian Daerah dari SDA dinilai sebesar jumlah kasyang dapat direalisasikan dalam tahun anggaran berjalan.

f. Pengungkapan

Pendapatan bagian daerah dari SDA disajikan dalam laporanperhitungan APBD sebesar jumlah anggaran dan realisasinya. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBD ,antaralain:

- Rincian pendapatan bagian daerah dari SDA menurut sektor.

Page 53: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

51

- Sebab-sebab tidak tercapainya target pendapatan bagian daerahdari SDA.

- Jumlah potensi SDA yang belum tergali.- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.

4. Pendapatan Dana Alokasi Umum

a. Pengertian

Perkiraan buku besar Pendapatan Dana Alokasi Umum ini untukmenampung pendapatan Dana Alokasi Umum bagi pemerintah daerahyang berasal dari dana APBN yang dialokasikan oleh pemerintah pusat.Dana ini dimaksudkan untuk pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangkapelaksanaan Otonomi Daerah. Dana Alokasi Umum ini terdiri dari:

Dana Alokasi Umum untuk Daerah Propinsi Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota

Penetapan besarnya dana alokasi umum ini adalah sebagaimana telahdiatur dalam PP 104/2000 pasal 16 dan 17. Penggunaan dana iniditetapkan sendiri oleh masing-masing daerah.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar Pendapatan DanaAlokasi Umum dimulai sejak Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasianggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran.Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan dana alokasiumum, meliputi:

Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) sebagai dasar pecatatanalokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD

SPP permintaan dana perimbangan kepada KPKN setempat olehunit keuangan.

• SPM yang diterbitkan oleh KPKN setempat• Surat Keputusan Menteri Teknis terkait mengenai penetapan

Kabupaten/Kota penghasil sumber daya alam.• Surat Keputusan Menteri Keuangan mengenai jumlah dana

bagian daerah untuk masing-masing daerah penghasil SDA• SKO Menteri Keuangan dan SPM Ditjen Anggaran• Rekening Koran Bank mengenai transfer dana dari pusat• Memo Penyesuaian untuk mencatat koreksi dan jurnal penutup.

Page 54: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

52

Dokumen tambahan Untuk Dana Alokasi Umum :

• Surat Keputusan Presiden mengenai hasil perhitungan DanaAlokasi Umum untuk masing-masing daerah

• Rincian Dana Alokasi Umum kepada masing-masing daerahyang disampaikan oleh Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah

• SKO Menteri Keuangan dan SPM Ditjen Anggaran mengenaibesarnya dana DAU yang disetujui oleh Menteri Keuangan.

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan danaperimbangan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan,Unit Anggaran dan Unit Pembukuan. Prosedur pencatatan lebihrinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan-perkiraan buku besar Pendapatan DanaAlokasi Umum adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akanbertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya,sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmendebetnya.

d. Jurnal Standar

1) Pada saat anggaran Pendapatan Dana Alokasi Umumdisetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx -6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan - Xxx

Jumlah xxx Xxx

2) Alokasi Pendapatan Dana Alokasi Umum

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait denganjurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9114 Estimasi Pendapatan DAU yg dialokasikan(Dinas X)

xxx -

9214 Alokasi Estimasi Pendapatan DAU - XxxJumlah xxx Xxx

Page 55: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

53

3) Pada saat realisasi :

Realisasi Dana Alokasi Umum yang diterima oleh daerah, diakuidan dicatat sebagai penerimaan daerah pada saat kas diterimadan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di KasDaerah) dengan jurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas daerah xxx -8210 Pendapatan Dana Alokasi Umum - Xxx

Jumlah xxx Xxx

4) Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Umum

Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Umum misalnyadisebabkan kesalahan perhitungan, yang terjadi baik pada tahunanggaran berjalan maupun pada periode tahun anggaranberikutnya dijurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8210 Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx -0100 Kas di Kas Daerah - Xxx

Jumlah xxx Xxx

5) Jurnal Penutup:

Jurnal penutup terhadap perkiraan Dana Alokasi Umum padaakhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

a) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8150 Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx -9114

6300

92149014

Estimasi Pend. DAU yang dialokasikan(Dinas X)Surplus/Defisit tahun pelaporan

Alokasi estimasi pendapatan DAUEstimasi Pendapatan DAU

-

-

xxx-

Xxx

Xxx

-xxx

Jumlah xxx Xxx

Page 56: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

54

b) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8210 Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx -

6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan xxx -9114

92149014

Estimasi Pendapatan DAU yg dialokasikan(Dinas X)

Alokasi estimasi pendapatan DAUEstimasi Pendapatan DAU

-

xxx-

Xxx

-xxx

Jumlah xxx Xxx

c) Jurnal Penutup Pengembalian Pengembalian Pendapatan DanaAlokasi Umum :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -Pengembalian Pend. Dana Alokasi Umum - xxxJumlah xxx xxx

e. Pengukuran

Pendapatan Dana Alokasi Umum dinilai sebesar jumlah kas yang dapatdirealisasikan dalam tahun anggaran berjalan

f. Pengungkapan

Pendapatan Dana Alokasi Umum disajikan dalam laporan perhitunganAPBD sebesar jumlah anggaran dan realisasinya. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan APBD :

- Sebab-sebab tidak tercapainya target pendapatan DAU- Jumlah DAU yang belum dicairkan.- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu

5. Pendapatan Dana Alokasi Khusus (DAK)

a. Pengertian

Page 57: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

55

Perkiraan buku besar Pendapatan Dana Alokasi Khusus (DAK) iniuntuk menampung penerimaan Dana Alokasi Khusus bagi pemerintahdaerah yang berasal dari dana APBN yang dialokasikan olehpemerintah pusat. Alokasi dana ini diberikan kepada daerah tertentuuntuk membiayai kebutuhan khusus, dengan memperhatikantersedianya dana dalam APBN (PP 104/2000 pasal 19).

Pertimbangan pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) oleh pemerintahpusat didasarkan atas hal-hal sebagai berikut (PP 104/2000 pasal 19):

i. Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang tidak dapat diperkirakansecara umum dengan menggunakan alokasi umum, dan ataukebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.

ii. Kriteria teknis sektor/kegiatan yang dapat dibiayai dari DAKditetapkan oleh Menteri Teknis/Instansi terkait.

iii. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai dari DAK meliputi:a. Biaya administrasib. Biaya penyiapan proyek fisikc. Biaya penelitiand. Biaya pelatihane. Biaya perjalanan pegawai daerah danf. Lain-lain biaya umum sejenis

iv. Penerimaan negara yang berasal dari Dana Reboisasi sebesar40 % disediakan kepada daerah penghasil sebagai Dana AlokasiKhusus, dan ini digunakan untuk membiayai kegiatan reboisasi danpenghijauan oleh daerah penghasil, dan untuk pembiayaan kegiatanini tidak diperlukan dana pendamping dari APBD.

v. Dana Alokasi Khusus dialokasikan kepada daerah tertentuberdasarkan usulan daerah, dan pembiayaan kebutuhan khusus inimemerlukan dana pendamping dari penerimaan umum APBDsekurang-kurangnya sebesar 10% (PP 104/2000 pasal 21).

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar Pendapatan DanaAlokasi Khusus dimulai sejak Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasianggaran, realisasi dan sampai dengan penutupan tahun anggaran.Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan danaperimbangan meliputi:

Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pecatatan alokasipendapatan yang telah disetujui oleh DPRD.

SPP permintaan dana perimbangan kepada KPKN setempat olehunit keuangan.

• SPM yang diterbitkan oleh KPKN setempat

Page 58: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

56

• Surat Keputusan Menteri Teknis terkait mengenai penetapanKabupaten/Kota penghasil sumber daya alam.

• Surat Keputusan Menteri Keuangan mengenai jumlah danabagian daerah untuk masing-masing daerah penghasil SDA

• SKO Menteri Keuangan dan SPM Ditjen Anggaran• Rekening Koran Bank mengenai transfer dana dari pusat• Memo Penyesuaian untuk mencatat Koreksi dan Jurnal Penutup.

Dokumen tambahan untuk Dana Alokasi Khusus :

• Surat Keputusan Kepala daerah mengenai usulan besarnya DAK• SK Kepala daerah mengenai besarnya dana pendamping untuk

pembiayaan kebutuhan khusus yang disediakan dari penerimaanumum daerah.

• SKO Menteri Keuangan dan SPM Ditjen Anggaran mengenaibesarnya dana DAK yang disetujui oleh Menteri Keuangan.

• Rekening Koran Bank mengenai transfer DAK dari pusat

Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan danaperimbangan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan,Unit Anggaran dan Unit Pembukuan. Prosedur pencatatan lebihrinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Dana AlokasiKhusus adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambahdengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akanberkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Dana AlokasiKhusus sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnalpenutup adalah sebagai berikut :

1) Pada saat anggaran pendapatan yang berasal dari DanaAlokasi Khusus disetujui/disahkan oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun pelaporan - XxxJumlah xxx Xxx

Page 59: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

57

Catatan : Sub-sub perkiraan buku besar Pendapatan DanaAlokasi Khusus sesuai Ketetapan Kepala Daerah “ disesuaikandengan jumlah kegiatan khusus yang ditetapkan dalam SKKepala daerah. ” Dana ini juga digunakan untuk kegiatanpenghijauan & reboisasi, dan sub-sub rekening atau bukupembantu ini didebet sebesar anggarannya.

2) Alokasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait denganjurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9115 Estimasi Pendapatan DAK yg dialokasikan(Dinas X)

xxx -

9215 Alokasi Estimasi Pendapatan DAK - XxxJumlah xxx Xxx

3) Pada saat realisasi :

Realisasi Dana Alokasi Khusus yang diterima oleh daerah,diakui dan dicatat sebagai penerimaan daerah pada saatdibukukan pada Kas di Kas Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas daerah xxx -8220 Pendapatan Dana Alokasi Khusus - Xxx

Jumlah xxx Xxx

Catatan : Sub-sub perkiraan buku besar “Pendapatan DanaAlokasi Khusus” disesuaikan dengan jumlah kegiatan khususyang ditetapkan dalam SK Kepala daerah dan dana ini jugadigunakan untuk kegiatan penghijauan & rebosisasi. Sub-subrekening atau buku pembantu dikredit sebesar realisasinya.

4) Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Khusus

Pengembalian Pendapatan Dana Alokasi Khusus misalnyadisebabkan kesalahan perhitungan, yang terjadi baik pada tahun

Page 60: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

58

anggaran berjalan maupun pada periode tahun anggaranberikutnya dijurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8220 Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Jumlah xxx xxx

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup terhadap perkiraan Pendapatan Dana AlokasiKhusus pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8220 Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx -63009115

92159015

Surplus/Defisit Tahun pelaporanEstimasi Pendapatan DAK yg dialokasikan(Dinas X)

Alokasi estimasi pendapatan DAKEstimasi pendapatan DAK

--

xxx-

xxx xxx

- xxx

Jumlah xxx xxx

b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8220 Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9115

92159015

Estimasi Pendapatan DAK yg dialokasikan(Dinas X)Alokasi Estimasi pendapatan DAKEstimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus

-

xxx-

xxx

- xxx

Jumlah xxx xxx

e. Pengukuran

Pendapatan Dana Alokasi Khusus dinilai sebesar jumlah kas yangdapat direalisasikan dalam tahun anggaran berjalan.

Page 61: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

59

f. Pengungkapan

Pendapatan Dana Alokasi Khusus disajikan dalam laporan perhitunganAPBD sebesar jumlah anggaran dan realisasinya. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan APBD :

- Rincian DAK menurut rincian alokasinya.- Sebab-sebab tidak tercapainya target pendapatan DAK- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu

C. PENDAPATAN BAGI HASIL DARI PEMERINTAH PROVINSI

Kelompok Perkiraan Pendapatan Bagi Hasil Dari Pemerintah Propinsimerupakan kelompok perkiraan yang menampung pendapatan yang berasaldari bagi hasil dengan pemerintah Propinsi. Pendapatan Bagi Hasil dariPemerintah Propinsi ini meliputi:

a. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsib. Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi

1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi

a. Pengertian

Perkiraan Buku Besar Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi merupakanperkiraan yang digunakan untuk menampung pendapatan yang berasaldari bagi hasil pajak daerah propinsi yang diterima PemerintahKabupaten / Kota dengan prosentase berdasarkan peraturanperundangan yang berlaku.

Jenis-jenis Pajak Propinsi yang menjadi hak Pemerintah Kabupaten /Kota berdasarkan Pasal 2 UU 324/2000 tentang Perubahan atas UU18/1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah:

1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air2. Bea Balik nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan air

Permukaan

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Proses pencatatan Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi melibatkan unit-unit sebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Keuangan, Perbendaharaan,

Page 62: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

60

Verifikasi, dan Pembukuan. Untuk proses secara rinci dapat dilihat padaBagan Arus (flowchart) Buku IV.

Dokumen dasar yang digunakan sebagai dasar pencatatan PendapatanBagi Hasil Pajak meliputi :

• Nota Kredit dari Bank berdasarkan SK pembagian Hasil PajakPropinsi.

• Memo Penyesuaian untuk mencatat koreksi dan jurnal penutup.

c. Saldo normal

Saldo normal perkiraan Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi adalahsaldo kredit artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanyatransaksi yang mengkreditnya dan sebaliknya akan berkurang denganadanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsidimulai sejak penetapan anggaran Pendapatan Bagi Hasil Pajak dariPemerintah Propinsi disetujui dan disahkan oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) sampai dengan realisasinya dan pada akhirtahun dibuatkan jurnal penutup.

1) Pada saat angggaran Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsidisetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9021 Estimasi Pend. Bagi Hasil Pajak Propinsi xxx -6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - Xxx

Jumlah xxx xxx

2) Alokasi anggaran Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi

Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) makaanggaran pendapatan bagi hasil pajak propinsi dialokasikan kepadadinas terkait dengan jurnal sebagai berikut :

Page 63: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

61

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9121 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsiyang dialokasikan (Dinas X)

xxx -

9221 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagi Hasil PajakPropinsi

- xxx

Jumlah xxx xxx

3) Pada saat realisasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi

Realisasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi diakui pada saatdibukukan pada Kas Daerah (Rekening Kas daerah di Bank) denganjurnal sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah. xxx - 8210 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi - xxx

Jumlah xxx Xxx

4) Pengembalian Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi

Pengembalian Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi misalnyadisebabkan kesalahan perhitungan, yang terjadi baik pada tahunanggaran berjalan maupun pada periode tahun anggaranberikutnya, dijurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8210 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi xxx -0100 Kas di Kas Daerah - Xxx

Jumlah xxx Xxx

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi padaakhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8210 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi xxx -63009121

Surplus/Defisit Tahun pelaporanEstimasi Pend. Bagi Hasil Pajak Propinsi yg

--

xxxxxx

Page 64: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

62

9221

9021

dialokasikan (Dinas X)

Alokasi Estimasi Pendapatan Bagi HasilPajak PropinsiEstimasi Pendapatan Bagi Hasil PajakPropinsi

xxx

-

-

xxx

Jumlah xxx xxx

b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8210 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan Xxx -9121

9221

9021

Estimasi Pend. Bagi Hasil Pajak yangdialokasikan (Dinas X)Alokasi Estimasi Pendapatan Bagi HasilPajak PropinsiEstimasi Pendapatan Bagi Hasil PajakPropinsi

-

xxx

-

xxx

-

xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi dilakukanberdasarkan nilai realisasi yaitu nilai pada saat pendapatan tersebutditerima kas daerah yang didukung oleh dokumen-dokumen terkaityang dikeluarkan dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. Jumlahyang dicatat adalah sebesar nilai yang diterima.

f. Pengungkapan

Pendapatan Bagi Hasil Pajak Propinsi diungkapkan sebagai bagian dariPendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi di dalam laporanperhitungan APBD, nilai yang disajikan adalah nilai anggaran danrealisasinya. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan:

- jenis pajak propinsi yang menjadi bagian Kabupaten/Kota- besarnya prosentase bagi hasil pajak- rincian bagi hasil pajak

2. PENDAPATAN BAGI HASIL LAINNYA DARI PROPINSI

a. Pengertian

Perkiraan Buku Besar Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsimerupakan perkiraan yang digunakan untuk menampung pendapatan

Page 65: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

63

bagi hasil lainnya di luar bagi hasil pajak daerah propinsi yang diterimaPemerintah Kabupaten / Kota.

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Proses pencatatan Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsimelibatkan unit-unit sebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Keuangan,Perbendaharaan, Verifikasi, dan Pembukuan. Untuk proses secara rincidapat dilihat pada Bagan Arus (flowchart) Buku IV.

Dokumen dasar yang digunakan sebagai dasar pencatatan PendapatanBagi Hasil lainnya meliputi :• Nota Kredit dari Bank berdasarkan SK pembagian Pendapatan Bagi

Hasil Lainnya .• Memo Penyesuaian untuk mencatat koreksi dan jurnal penutup.

c. Saldo normal

Saldo normal Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsi adalahsaldo kredit artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanyatransaksi yang mengkreditnya dan sebaliknya akan berkurang denganadanya transaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi dimulai sejak penetapan anggaran Pendapatan Bagi HasilLainnya dari Propinsi disetujui dan disahkan oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) sampai dengan realisasinya. Pada akhir tahun,perkiraan tersebut dibuatkan jurnal penutup.

1) Pada saat angggaran Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan RakyatDaerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi

xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - XxxJumlah xxx Xxx

Page 66: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

64

2) Saat alokasi anggaran Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9122 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Lainnyayang dialokasikan (Dinas X)

xxx -

9222 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagi HasilLainnya dari Provinsi

- Xxx

Jumlah xxx Xxx

3) Pada saat realisasi Pendapatan Bagi Hasil lainnya dari Propinsi

Realisasi Pendapatan Bagi Hasil lainnya dari Propinsi diakui padasaat dibukukan pada Kas Daerah (Rekening Kas daerah di Bank)dengan jurnal sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah. xxx -8220 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari

Propinsi- xxx

Jumlah xxx xxx

4) Pengembalian Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsi

Pengembalian Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsimisalnya disebabkan kesalahan perhitungan, yang terjadi baik padatahun anggaran berjalan maupun pada periode tahun anggaranberikutnya, dijurnal sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8220 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi

xxx -

0100 Kas di Kas Daerah - xxxJumlah xxx xxx

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Bagi Hasil lainnya dariPropinsi pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

Page 67: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

65

a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8220 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsi xxx -63009122

9222

9022

Surplus/Defisit `Tahun PelaporanEstimasi Pendp. Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi yg dialokasikan (Dinas X)

Alokasi Estimasi Pendapatan Bagi HasilLainnya dari PropinsiEstimasi Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi

--

xxx

-

xxx xxx

-

xxx

Jumlah xxx xxx

b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8220 Pendapatan Bagi Hasil lainnya dari Propinsi xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9122

9222

9022

Estimasi Pend. Bagi Hasil lainnya dari Propinsiyg dialokasikan (Dinas X)

Alokasi Estimasi Pendapatan Bagi HasilLainnya dari Propinsi.Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Lainnya dariPropinsi.

-

xxx

-

Xxx

-

xxx

Jumlah Xxx Xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Pendapatan Bagi Hasil lainnya dari Propinsi dilakukanberdasarkan nilai realisasi yaitu nilai pada saat Pendapatan Bagi Hasillainnya diterima yang dituangkan dalam dokumen-dokumen terkait yangdikeluarkan dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. Jumlah yangdicatat adalah sebesar nilai yang diterima.

f. Pengungkapan

Pendapatan Bagi Hasil lainnya dari Propinsi diungkapkan sebagaibagian dari Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi di dalamlaporan perhitungan APBD, nilai yang disajikan adalah nilai anggarandan realisasinya.

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan:

Page 68: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

66

- jenis Pendapatan Bagi Hasil yang menjadi bagian Kabupaten/Kota- besarnya persentase bagi hasil- rincian bagi hasil

D. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Perkiraan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah merupakan pendapatan di luarPendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Dana Perimbangan.Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ini meliputi perkiraan-perkiraan buku besar :1. Pendapatan Hibah2. Pendapatan Dana Darurat3. Lain-Lain Pendapatan

1. Pendapatan Hibah

a. Pengertian

Perkiraan Buku Besar Pendapatan Hibah merupakan perkiraan yangdigunakan untuk menampung pendapatan yang berasal dari dana hibahbaik yang berasal dari dalam maupun luar negeri yang ditetapkandengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Proses pencatatan Pendapatan Hibah melibatkan unit-unit sebagaiberikut: Bank (Kas Daerah), Keuangan, Perbendaharaan, Verifikasi, danPembukuan. Untuk proses secara rinci dapat dilihat pada Bagan Arus(flowchart) Buku IV.Dokumen dasar yang digunakan sebagai dasar pencatatan PendapatanHibah meliputi :• Bukti penerimaan uang tunai, seperti cek dan Bilyet giro yang sudah

disahkan oleh pejabat yang berwenang;.• Memo Penyesuaian untuk mencatat koreksi dan jurnal penutup.

c. Saldo normal

Saldo normal Pendapatan Hibah adalah saldo kredit artinya perkiraanini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya dansebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmendebetnya.

Page 69: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

67

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Pendapatan Hibah dimulai sejak penetapananggaran Pendapatan Hibah disetujui dan disahkan oleh DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sampai dengan realisasinya. Padaakhir tahun, perkiraan tersebut dibuatkan jurnal penutup.

1) Pada saat angggaran Pendapatan Hibah disetujui/disahkan olehDewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9031 Estimasi Pendapatan Hibah xxx -6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx

Jumlah xxx xxx

2) Saat alokasi anggaran Pendapatan Hibah

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9131 Estimasi Pendapatan Hibah yangdialokasikan (Dinas X)

xxx -

9231 Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah - xxxJumlah xxx xxx

3) Pada saat realisasi Pendapatan Hibah

Realisasi Pendapatan Hibah dalam bentuk uang tunai diakui padasaat dibukukan pada Kas Daerah (Rekening Kas daerah di Bank)dengan jurnal sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah. xxx -

8310 Pendapatan Hibah - xxxJumlah xxx xxx

Catatan:Hibah yang diterima dalam bentuk aset tetap (selain kas) tidak diakuisebagai pendapatan tetapi langsung menambah ekuitas dana.Jurnal realisasi hibah dalam bentuk aset tetap dilakukan pada saataset tetap diterima oleh daerah yaitu sebagai berikut :

Page 70: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

68

No. Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

2000 Aset Tetap xxx -7200 Diinvestasikan dalam Aset Tetap - xxx

Jumlah xxx xxx

4) Pengembalian Pendapatan Hibah

Pengembalian pendapatan hibah dalam bentuk uang tunai yangmungkin terjadi karena sesuatu baik dalam tahun anggaran berjalanmaupun yang terjadi pada periode tahun anggaran berikutnya,dijurnal sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8310 Pendapatan Hibah xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Jumlah xxx xxx

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Hibah dan pengembalianpendapatan hibah dalam bentuk uang tunai pada akhir tahunanggaran dilakukan sebagai berikut :

a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8310 Pendapatan Hibah xxx -63009131

9231 9031

Surplus/Defisit `Tahun PelaporanEstimasi Pendapatan Hibah yg dialokasikan(Dinas X)

Alokasi Estimasi Pendapatan HibahEstimasi Pendapatan Hibah

--

xxx -

xxx xxx

- xxx

Jumlah xxx xxx

b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8310 Pendapatan Hibah xxx -

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9131 Estimasi Pendapatan Hibah yg dialokasikan

(Dinas X)- xxx

Page 71: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

69

9231 9031

Alokasi Estimasi Pendapatan HibahEstimasi Pendapatan Hibah

xxx-

- xxx

Jumlah xxx xxx

f. Pengukuran

Pengukuran Pendapatan Hibah dilakukan berdasarkan nilai realisasiyaitu nilai pada saat hibah diterima yang dituangkan dalam dokumen-dokumen terkait yang dikeluarkan dan disahkan oleh pejabat yangberwenang. Jumlah yang dicatat adalah sebesar nilai yang diterima.

g. Pengungkapan

Pendapatan Hibah diungkapkan sebagai bagian dari Lain-LainPendapatan yang Sah di dalam laporan perhitungan APBD, Nilai yangdisajikan adalah nilai anggaran dan realisasinya. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan:

- jenis hibah- sumber pendapatan hibah- peruntukan dan rincian hibah

2. Pendapatan Dana Darurat

a. Pengertian

Perkiraan Pendapatan Dana Darurat merupakan perkiraan yangdigunakan untuk menampung pendapatan yang berasal dari danadarurat yang telah ditetapkan dalam APBD sesuai dengan peraturanperundangan yang berlaku.

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Proses pencatatan Pendapatan Dana Darurat melibatkan unit-unitsebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Keuangan, Perbendaharaan,Verifikasi, dan Pembukuan. Untuk proses secara rinci dapat dilihat padaBagan Arus (flowchart) Buku IV.

Dokumen dasar yang digunakan sebagai dasar pencatatan PendapatanDana Darurat meliputi :• Bukti penerimaan uang tunai, seperti cek. Bilyet, giro, dll yang sudah

disahkan oleh pejabat yang berwenang;.• Memo Penyesuaian (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang

disiapkan dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi,

Page 72: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

70

Biro / Bagian Keuangan Daerah/Badan Pengelola KeuanganDaerah.

• Bukti-bukti lain yang sah

c. Saldo Normal

Saldo normal Perkiraan Pendapatan Dana Darurat adalah saldo kreditartinya perkiraan ini akan berrtambah dengan adanya transaksi yangmengkreditnya dan sebaliknya akan berkurang dengan adanyatransaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Pendapatan Dana Darurat dimulai sejakpenetapan anggaran Pendapatan Dana Darurat disetujui dan disahkanoleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sampai denganrealisasinya. Pada saat akhir tahun, dibuat jurnal penutupan.

Pencatatan Pendapatan Dana Darurat dilakukan sebagai berikut :

1) Pada saat angggaran Pendapatan Dana Daruratdisetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx -6300 Surplus/defisit Tahun Pelaporan - xxx

Jumlah xxx xxx

2) Pada saat Alokasi anggaran Pendapatan Dana Darurat

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9132 Estimasi Pendapatan Dana Darurat yangDialokasikan (Dinas X)

xxx -

9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat - xxxJumlah xxx xxx

3) Pada saat realisasi Pendapatan Dana Darurat

Realisasi Pendapatan Dana Darurat diakui pada saat dibukukanpada Kas Daerah (Rekening Kas daerah di Bank) :

Page 73: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

71

No. Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah. xxx - 8320 Pendapatan Dana Darurat - xxx

Jumlah xxx xxx

4) Pengembalian Pendapatan Dana Darurat

Pengembalian pendapatan dana darurat mungkin terjadi karenasesuatu hal , baik dalam tahun anggaran berjalan maupun yangterjadi pada periode tahun anggaran berikutnya, dijurnal sebagaiberikut :

No. Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8320 Pendapatan Dana Darurat xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Jumlah xxx xxx

5) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Dana Darurat danpengembalian dana darurat pada akhir tahun anggaran dilakukansebagai berikut :

a. Bila realisasi Pendapatan Darurat kurang dari anggarannya

No. Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

83206300

Pendapatan Dana DaruratSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

xxx xxx

- -

9132 Estimasi Pendapatan Dana Darurat yang yDialokasikan (Dinas X)

- xxx

9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx -9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat - xxx

Jumlah xxx xxx

Page 74: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

72

b. Bila realisasi Pendapatan Darurat melebihi anggarannya

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

83206300

Pendapatan Dana DaruratSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

xxx -

- xxx

9132 Estimasi Pendapatan Dana Darurat yang yDialokasikan (Dinas X)

- xxx

9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx -9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat - xxx

Jumlah xxx xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Pendapatan Dana Darurat dilakukan berdasarkan nilairealisasi yaitu nilai pada saat dana darurat diterima yang dituangkandalam dokumen-dokumen terkait yang dikeluarkan dan disahkan olehpejabat yang berwenang. Jumlah yang dicatat adalah sebesar nilai yangditerima.

f. Pengungkapan

Pendapatan Dana Darurat diungkapkan sebagai bagian dari Lain-LainPendapatan yang Sah di dalam laporan perhitungan APBD, nilai yangdisajikan adalah nilai anggaran dan realisasinya. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan:- Rincian Dana Darurat per jenis / penggunaan- Sumber dana darurat- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.

3. Lain-Lain Pendapatan

a. Pengertian

Perkiraan Lain-lain Pendapatan merupakan perkiraan yang digunakanuntuk menampung lain-lain pendapatan yang sah, yang diterima olehdaerah dan tidak dapat dikelompokkan baik sebagai pendapatan hibahmaupun pendapatan dana darurat, sesuai yang ditetapkan dalamAPBD.

Page 75: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

73

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Proses pencatatan Lain-lain Pendapatan melibatkan unit-unit sebagaiberikut: Bank (Kas Daerah), Keuangan, Perbendaharaan, Verifikasi, danPembukuan. Untuk proses secara rinci dapat dilihat pada Bagan Arus(flowchart) Buku IV.Dokumen dasar yang digunakan sebagai dasar pencatatan Lain-LainPendapatan, meliputi :• Bukti penerimaan uang tunai, seperti cek dan Bilyet giro, yang sudah

disahkan oleh pejabat yang berwenang;.• Memo Penyesuaian (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang

disiapkan dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi,Biro / Bagian Keuangan Daerah/Badan Pengelola KeuanganDaerah.

• Bukti-bukti lain yang sah

c. Saldo Normal

Saldo normal Perkiraan Lain-Lain Pendapatan adalah saldo kreditartinya perkiraan ini akan berrtambah dengan adanya transaksi yangmengkreditnya dan sebaliknya akan berkurang dengan adanyatransaksi yang mendebetnya.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada perkiraan Lain-lain Pendapatan dimulai sejakpenetapan anggaran Lain-Lain Pendapatan disetujui dan disahkan olehDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sampai dengan realisasinya.Pada setiap akhir tahun anggaran dibuat jurnal penutup.

Pencatatan lain-lain Pendapatan yang diterima oleh daerah dilakukansebagai berikut :

1) Pada saat angggaran Lain-lain Pendapatan disetujui/disahkanoleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9033 Estimasi Lain-lain Pendapatan xxx -6300 Surplus/defisit Tahun Pelaporan - xxx

Jmlah xxx xxx

2) Pada saat Alokasi anggaran Lain-lain Pendapatan

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9133 Estimasi Lain-lain Pendapatan yang

Dialokasikan (Dinas X) xxx -

9233 Alokasi Estimasi Lain-Lain Pendapatan - xxxJumlah xxx xxx

Page 76: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

74

3) Pada saat realisasi Lain-Lain Pendapatan

Realisasi Lain-Lain Pendapatan diakui pada saat dibukukan padaKas Daerah (Rekening Kas daerah di Bank) :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah. xxx - 8330 Lain-Lain Pendapatan - xxx

Jumlah xxx xxx

4) Jurnal Penutup

Jurnal penutup perkiraan Lain-Lain Pendapatan pada akhir tahunanggaran dilakukan sebagai berikut :

a. Bila realisasi Lain-lain Pendapatan kurang dari anggarannya

NamaPerkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8330 Lain-Lain PendapatanSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

xxx xxx

- -

9133 Estimasi Lain-Lain Pendapatan yang gDialokasikan (Dinas X)

- xxx

9233 Alokasi Estimasi Lain-lain Pendapatan xxx -9033 Estimasi Lain-lain Pendapatan - xxx

Jumlah xxx xxx

b. Bila realisasi Lain-lain Pendapatan melebihi anggarannya

NamaPerkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

83306300

Lain-lain PendapatanSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

xxx -

- xxx

9133 Estimasi Lain-lain Pendapatan yang gDialokasikan (Dinas X)

- xxx

9233 Alokasi Estimasi Lain-lain Pendapatan xxx -9033 Estimasi Lain-lain Pendapatan - xxx

Jumlah xxx xxx

Page 77: Sakd modul 3

BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

75

g. Pengukuran

Pengukuran Lain-lain Pendapatan dilakukan berdasarkan nilai realisasiyaitu nilai pada saat dana darurat diterima yang dituangkan dalamdokumen-dokumen terkait yang dikeluarkan dan disahkan oleh pejabatyang berwenang. Jumlah yang dicatat adalah sebesar nilai yangditerima.

h. Pengungkapan

Lain-lain Pendapatan diungkapkan sebagai bagian dari Lain-LainPendapatan yang Sah di dalam laporan perhitungan APBD, nilai yangdisajikan adalah nilai anggaran dan realisasinya. Hal-hal yang perludiungkapkan dalam nota perhitungan:- Rincian lain-lain pendapatan menurut sumbernya- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.

Page 78: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

76

BAB IIIPEDOMAN AKUNTANSI BELANJA

A. BELANJA OPERASI

Belanja Operasi adalah pengurangan Ekuitas Dana Lancar Akumulasi Sisa LebihPerhitungan Anggaran (SiLPA) Pemerintah Daerah yang digunakan untukkegiatan operasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Belanjaoperasi diklasifikasikan lebih rinci ke dalam:

• Belanja Pegawai• Belanja Barang dan Jasa• Belanja Pemeliharaan• Belanja Perjalanan Dinas• Belanja Pinjaman• Belanja Subsidi• Belanja Hibah• Belanja Bantuan Sosial• Belanja Operasional Lainnya.

1. Belanja Pegawai

a. Pengertian

Belanja Pegawai adalah pengurangan Ekuitas Dana Lancar AkumulasiSiLPA Pemerintah Daerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalamdokumen Otorisasi Kredit Anggaran untuk imbalan atas hasil kerja yangdilakukan pegawai kepada Pemerintah Daerah.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja pegawai dimulaisejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujui DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi dansampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja pegawai meliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untuk

Page 79: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

77

memperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan Surat Pertanggung-jawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanja serta buktikuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatan realisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas.

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja pegawai adalah debet. Artinya perkiraanini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mendebetnya,sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja pegawai dilakukan sebagaiberikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx

Buku Pembantu:Apropriasi Belanja Gaji dan Tunjangan xxxApropriasi Belanja Tunjangan Beras xxxApropriasi Belanja Honorarium dan Vakasi xxxApropriasi Belanja Uang Lembur xxxApropriasi Belanja Upah xxxApropriasi Lain-lain Belanja Pegawai xxx

Page 80: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

78

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9401 Alokasi Apropriasi Belanja Pegawai (UPTD atau

yang setingkat)xxx

9501 Allotment Belanja Pegawai (UPTD atauyang setingkat)

xxx

Buku Pembantu:Alokasi Apropriasi Belanja Gaji dan Tunjangan xxxAlokasi Apropriasi Belanja Tunjangan Beras xxxAlokasi Apropriasi Belanja Honorarium dan Vakasi xxxAlokasi Apropriasi Belanja Uang Lembur xxxAlokasi Apropriasi Belanja Upah xxxAlokasi Apropriasi Lain-lain Belanja Pegawai xxxAllotment Belanja Gaji dan Tunjangan xxxAllotment Belanja Tunjangan Beras xxxAllotment Belanja Honorarium dan Vakasi xxxAllotment Belanja Uang Lembur xxxAllotment Belanja Upah xxxAllotment Lain-lain Belanja Pegawai xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8410 Belanja Pegawai xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Buku Pembantu:Belanja Gaji dan Tunjangan xxxBelanja Tunjangan Beras xxxBelanja Honorarium dan Vakasi xxxBelanja Uang Lembur xxxBelanja Upah xxxLain-lain Belanja Pegawai xxx

Page 81: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

79

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanya 1 tahap,yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atau ND, sebagaiberikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8410 Belanja Pegawai xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Buku Pembantu:Belanja Gaji dan Tunjangan xxxBelanja Tunjangan Beras xxxBelanja Honorarium dan Vakasi xxxBelanja Uang Lembur xxxBelanja Upah xxxLain-lain Belanja Pegawai xxx

4) Untuk mencatat pemotongan gaji yang ditampung dalam PenerimaanPerhitungan Fihak Ketiga (PFK) karena adanya potongan Beras,Taspen, Askes, Taperum, sesuai dokumen sumber SPMU, dilakukanjurnal:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8971 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga xxx

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pegawai, yang terjadi padatahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula. Koreksi pencatatanPendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan Surat TandaSetoran Bukan Pajak sebagai berikut:

Page 82: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

80

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8410 Belanja Pegawai xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

xxx

Buku Pembantu Belanja Pegawai:Belanja Gaji dan Tunjangan xxxBelanja Tunjangan Beras xxxBelanja Honorarium dan Vakasi xxxBelanja Uang Lembur xxxBelanja Upah xxxLain-lain Belanja Pegawai xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

6) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pegawai, misalkan karenaadanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahunanggaran berikutnya maka dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

7) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9501 Allotment Belanja Pegawai (UPTD atau yang

setingkat)xxx

8410 Belanja Pegawai xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

menutup perk. realisasi ke anggaran belanjapegawai

Page 83: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

81

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx9401 Alok. App. Belanja Pegawai UPTD atau

yang setingkat)xxx

Menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Pegawai diukur sebesar kas yang dikeluarkan untukpembayaran kepada pegawai. Dalam hal terdapat penerimaan kembaliBelanja Pegawai maka dasar pengukurannya adalah sebesar kas yangditerima kembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapan informasi antara lain:

- Rincian belanja pegawai antara lain meliputi Gaji dan Tunjangan;Tunjangan Beras; Honorarium dan Vakasi; Uang Lembur; Upah danlainnya.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanjapegawai, prosentase belanja pegawai terhadap total belanja,penjelasan selisih terhadap anggaran.

2. Belanja Barang dan Jasa

a. Pengertian

Belanja Barang dan Jasa adalah pengurangan Ekuitas Dana LancarAkumulasi SiLPA Pemerintah Daerah untuk pengeluaran yang ditetapkandalam dokumen Otorisasi Kredit Anggaran untuk barang-barang pakaihabis dan menurut kriteria yang ditetapkan tidak dapat digolongkansebagai aktiva tetap.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja barang dan jasadimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Page 84: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

82

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja barang dan jasameliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja barang dan jasa.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja barang dan jasa adalah debet. Artinyaperkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yangmendebetnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja barang dan jasa dilakukansebagai berikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx

Buku Pembantu:Apropriasi Belanja Alat Tulis Kantor xxx

Page 85: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

83

Apropriasi Belanja Ongkos Kantor xxxApropriasi Belanja Perpustakaan xxxApropriasi Belanja Pakaian Dinas xxxApropriasi Lain-lain Belanja dan Jasa xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9401 Alokasi Apropriasi Belanja Barang dan Jasa

(UPTD atau yang setingkat)xxx

9502 Allotment Belanja Brg dan Jasa (UPTDatau yang setingkat)

xxx

Buku Pembantu:Alokasi Apropriasi Belanja Alat Tulis Kantor xxxAlokasi Apropriasi Belanja Ongkos Kantor xxxAlokasi Apropriasi Belanja Perpustakaan xxxAlokasi Apropriasi Belanja Pakaian Dinas xxxAlokasi Apropriasi Lain-lain Belanja dan Jasa xxxAllotment Belanja Alat Tulis Kantor xxxAllotment Belanja Ongkos Kantor xxxAllotment Belanja Perpustakaan xxxAllotment Belanja Pakaian Dinas xxxAllotment Lain-lain Belanja dan Jasa xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu :

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8420 Belanja Barang dan Jasa xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Page 86: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

84

Buku Pembantu:Belanja Alat Tulis Kantor xxxBelanja Ongkos Kantor xxxBelanja Kepustakaan xxxBelanja Pakaian Dinas xxxBelanja Jasa Konsultan Non Modal xxxBelanja Cetak dan Penggandaan xxxBelanjaPengembangan Sumber Daya Manusia xxxBelanja Langganan (telpon, listrik, air dll) xxxBelanja Sewa xxxLain-lain Belanja Barang dan Jasa xxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8420 Belanja Barang dan Jasa xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Buku Pembantu:Belanja Alat Tulis Kantor xxxBelanja Ongkos Kantor xxxBelanja Kepustakaan xxxBelanja Pakaian Dinas xxxBelanja Jasa Konsultan Non Modal xxxBelanja Cetak dan Penggandaan xxxBelanja Pengembangan Sumber Daya Manusia xxxBelanja Langganan (telpon, listrik, air dll) xxxBelanja Sewa xxxLain-lain Belanja Barang dan Jasa xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja barang dan jasa, yang terjadipada tahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula. Koreksi pencatatanPendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan Surat TandaSetoran Bukan Pajak sebagai berikut:

Page 87: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

85

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu: Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8420 Belanja Barang dan Jasa xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pend. dari Penerimaan Kembali Belanja Tahun Berjalan xxxBuku Pembantu Belanja Barang dan Jasa:Belanja Alat Tulis Kantor xxxBelanja Ongkos Kantor xxxBelanja Kepustakaan xxxBelanja Pakaian Dinas xxxBelanja Jasa Konsultan Non Modal xxxBelanja Cetak dan Penggandaan xxxBelanja Pengembangan Sumber Daya Manusia xxxBelanja Langganan (telpon, listrik, air dll) xxxBelanja Sewa xxxLain-lain Belanja Barang dan Jasa xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pegawai, misalkan karenaadanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahunanggaran berikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

Page 88: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

86

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9502 Allotm Belanja Brg dan Jasa (UPTD atau yg

setingkat)xxx

8420 Belanja Barang dan Jasa xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

Menutup perkiraan realisasi ke anggaran belanjabarang dan jasa

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx9401 Alok. App. Blnj Brg dan Jasa (UPTD atau

yg setingkat)xxx

Menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Barang dan Jasa diukur sebesar kas yang dikeluarkanuntuk pembayaran pembelian barang dan jasa. Dalam hal terdapatpenerimaan kembali Belanja Barang dan Jasa maka dasarpengukurannya adalah sebesar kas yang diterima kembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:

- Rincian belanja barang dan jasa antara lain alat tulis kantor; ongkoskantor; biaya perpustakaan; pakaian dinas.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanja barangdan Jasa, prosentase belanja barang dan Jasa terhadap total belanja,penjelasan selisih terhadap anggaran.

3. Belanja Pemeliharaan

a. Pengertian

Belanja Pemeliharaan adalah pengurangan ekuitas dana lancar akumulasiSiLPA pemerintah daerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalamdokumen Otorisasi Kredit Anggaran untuk pemeliharaan aktiva tetap yangdimiliki dan dikuasai pemerintah daerah (sengaja dipersempit untukmenghindari pengeluaran biaya subsidi pemerintah yang dikuasasiswasta).

Page 89: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

87

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja pemeliharaandimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja pemeliharaanmeliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja pemeliharaan.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja pemeliharaan adalah debet. Artinyaperkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yangmendebetnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja pemeliharaan dilakukansebagai berikut:

Page 90: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

88

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx

Buku Pembantu:Apropriasi Belanja Pemeliharaan Gedung Kantor xxxApropriasi Belanja Pemeliharaan Rumah Dinas xxxApropriasi Belanja Pemeli Kendaraan Dinas xxxApropriasi Belanja Pemeli Inventaris Kantor xxxApropriasi Lain-lain Belanja Pemeliharaan xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9403 Alokasi Apropriasi Belanja Pemeliharaan (UPTD

atau yg setingkat)xxx

9503 Allotment Belanja Pemeliharaan (UPTDatau yg setingkat)

xxx

Buku Pembantu:Alokasi Apropriasi Belanja Pemeli Gedung Kantor xxxAlokasi Apropriasi Belanja Pemeli Rumah Dinas xxxAlokasi Apropriasi Belanja Pemeli Kend. Dinas xxxAlokasi Apropriasi Belanja Pemeli Invent Kantor xxxAlokasi Apropriasi Lain-lain Belanja Pemeliharaan xxxAllotment Belanja Pemeliharaan Gedung Kantor xxxAllotment Belanja Pemeliharaan Rumah Dinas xxxAllotment Belanja Pemeliharaan Kendaraan Dinas xxxAllotment Belanja Pemeliharaan Inventaris Kantor xxxAllotment Lain-lain Belanja Pemeliharaan xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

Page 91: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

89

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8430 Belanja Pemeliharaan xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Buku Pembantu:Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan xxxBelanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin xxxBelanja Pemeliharaan Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8430 Belanja Pemeliharaan Xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Buku Pembantu:Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan XxxBelanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin XxxBelanja Pemeliharaan Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxxBelanja Pemeliharaan Aset Tetap Lainnya xxxLain-lain Belanja Pemeliharaan xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pemeliharaan, yang terjadipada tahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula. Koreksi pencatatan

Page 92: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

90

Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan Surat TandaSetoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8410 Belanja Pemeliharaan xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pend. dari Penerimaan Kembali Belanja Tahun Berjalan xxxBuku Pembantu Belanja Pemeliharaan:Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan xxxBelanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin xxxBelanja Pemeliharaan Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxxBelanja Pemeliharaan Aset Tetap Lainnya xxxLain-lain Belanja Pemeliharaan xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pemeliharaan, misalkankarena adanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahunanggaran berikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9503 Allotm Belanja Pemeliharaan (UPTD atau yg

setingkat)xxx

8430 Belanja Pemeliharaan xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

Menutup perk. realisasi ke anggaran belj.Pemeliharaan

Page 93: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

91

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx9403 Alok. App. Belanja Pemeliharaan(UPTD

atau yg setingkat)xxx

Menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Pemeliharaan diukur sebesar kas yang dikeluarkanuntuk pembayaran pemeliharaan aset tetap. Dalam hal terdapatpenerimaan kembali Belanja Pemeliharaan maka dasar pengukurannyaadalah sebesar kas yang diterima kembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungananggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasiantara lain:

- Rincian belanja pemeliharaan antara lain biaya pemeliharaan gedungkantor; biaya pemeliharaan rumah dinas; biaya pemeliharaankendaraan dinas; biaya pemeliharaan inventaris kantor.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanjapemeliharaan, prosentase belanja pemeliharaan terhadap totalbelanja, penjelasan selisih terhadap anggaran.

4. Belanja Perjalanan Dinas

a. Pengertian

Belanja Perjalanan Dinas adalah pengurangan ekuitas dana lancarPemerintah Daerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalam dokumenotorisasi kredit anggaran untuk perjalanan dinas pegawai pemerintahdaerah.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja perjalanan dinasdimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Page 94: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

92

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja perjalanan dinasmeliputi:

• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakananggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja perjalanan dinas adalah debet. Artinyaperkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yangmendebetnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja perjalanan dinas dilakukansebagai berikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx

Page 95: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

93

Buku Pembantu:Apropriasi Belanja Alat Tulis Kantor xxxApropriasi Belanja Ongkos Kantor xxxApropriasi Belanja Perpustakaan xxxApropriasi Belanja Pakaian Dinas xxxApropriasi Lain-lain Belanja dan Jasa xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9404 Alokasi Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas

(UPTD atau yang setingkat)xxx

9504 Allotment Belanja Perjalanan Dinas(UPTD atau yang setingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu tahappada saat :

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja perjalanan dinas, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8440 Belanja Perjalanan Dinas xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Buku Pembantu:Belanja Perjalanan Dinas Biasa xxxBelanja Perjalanan Dinas Tetap xxxBelanja Perjalanan Pindah xxxBelanja Perjl Pemulangan Pegawai Pensiun xxxBelanja Perjalanan Dinas Lainnya xxx

Page 96: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

94

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8440 Belanja Perjalanan Dinas Xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Buku Pembantu:Belanja Perjalanan Dinas Biasa XxxBelanja Perjalanan Dinas Tetap XxxBelanja Perjalanan Pindah XxxBelanja Perjl Pemulangan Pegawai Pensiun XxxBelanja Perjalanan Dinas Lainnya Xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja perjalanan dinas, yang terjadipada tahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula Tiap akhir periode. Koreksipencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoriPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD Xxx8440 Belanja Perjalanan Dinas xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

xxx

Page 97: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

95

Buku Pembantu Belanja Perjalanan Dinas:Belanja Perjalanan Dinas Biasa xxxBelanja Perjalanan Dinas Tetap xxxBelanja Perjalanan Pindah xxxBelanja Perjl Pemulangan Pegawai Pensiun xxxBelanja Perjalanan Dinas Lainnya xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja perjalanan dinas, misalkankarena adanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahunanggaran berikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9504 Allotment Belanja Perjalanan Dinas (UPTD atau

yang setingkat)xxx

8440 Belanja Perjalanan Dinas xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

menutup perk. realisasi ke anggaran belanjaPerjalanan Dinas

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx9404 Alok. App. Belanja Perjalanan

Dinas(UPTD atau yang setingkat)xxx

menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Perjalanan Dinas diukur sebesar kas yang dikeluarkanuntuk pembayaran perjalanan dinas pegawai pemerintah daerah. Dalamhal terdapat penerimaan kembali Belanja Perjalanan dinas maka dasarpengukurannya adalah sebesar kas yang diterima kembali tersebut.

Page 98: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

96

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungananggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasiantara lain:

- Rincian belanja perjalanan dinas antara lain biaya perjalanan dinasbiasa; biaya perjalanan dinas pindah; biaya pemulangan pegawai yangdi pensiun.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanjaperjalanan dinas, prosentase belanja perjalanan dinas terhadap totalbelanja, penjelasan selisih terhadap anggaran.

5. Belanja Pinjaman

a. Pengertian

Belanja pinjaman adalah pengurangan ekuitas dana lancar AkumulasiSiLPA pemerintah daerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalamdokumen otorisasi kredit anggaran untuk pembayaran bunga, denda,commitment fee atas pinjaman yang dilakukan oleh pemerintah daerahkepada pihak ketiga.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja pinjamandimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja pinjaman meliputi:

• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakananggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

Page 99: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

97

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja pinjaman adalah debet. Artinya perkiraanini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mendebetnya,sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja pinjaman dilakukan sebagaiberikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9405 Alokasi Apropriasi Belanja Pinjaman (UPTD atau

unit setingkat)xxx

9505 Allotment Belanja Pinjaman (UPTD atauunit setingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu :

Page 100: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

98

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8450 Belanja Pinjaman xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Buku Pembantu:Bunga Hutang xxxDenda xxxCommitment Fee xxxBelanja Pinjaman Lainnya xxx

Jurnal Korolari:4200 Hutang Biaya Pinjaman xxx6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendekxxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8450 Belanja Pinjaman xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Buku Pembantu:Bunga Hutang xxxDenda xxxCommitment Fee xxxBelanja Pinjaman Lainnya xxx

Page 101: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

99

Jurnal Korolari:4200 Hutang Biaya Pinjaman xxx6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendekxxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pinjaman, yang terjadi padatahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula Tiap akhir periode. Koreksipencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8450 Belanja Pinjaman xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

xxx

Buku Pembantu Belanja Pinjaman:Bunga Hutang xxxDenda xxxCommitment Fee xxxBelanja Pinjaman Lainnya xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pinjaman, misalkan karenaadanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahunanggaran berikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

Page 102: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

100

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9505 Allotment Belanja Pinjaman (UPTD atau yang

setingkat)xxx

8450 Belanja Pinjaman xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

menutup perkiraan realisasi ke anggaran belanjapembayaran bunga, denda, commitment fee

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx9405 Alok. Apropriasi Belanja Pinjaman (UPTD

atau yang setingkat)xxx

menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Pinjaman diukur sebesar bunga, denda, commitmentfee terutang untuk pembayaran pembayaran bunga, denda, commitmentfee pinjaman. Dalam hal terdapat penerimaan kembali Belanja Pinjamanantara lain berupa bunga, denda, commitment fee maka dasar pengu-kurannya adalah sebesar kas yang diterima kembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:- Rincian belanja pembayaran bunga, denda, commitment fee

setidaknya dilakukan untuk setiap pinjaman; jatuh tempo; tingkatbunga; tenggang waktu bebas bunga.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanjapembayaran bunga, denda, commitment fee, prosentase belanjabelanja pembayaran bunga, denda, commitment fee terhadap totalbelanja, penjelasan selisih terhadap anggaran.

6. Belanja Subsidi

a. Pengertian

Belanja subsidi adalah pengurangan ekuitas dana lancar AkumulasiSiLPA Pemerintah Daerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalamdokumen otorisasi kredit anggaran untuk pemberian subsidi kepada

Page 103: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

101

badan usaha milik daerah atas dasar tingkat aktivitas produksi ataujumlah atau nilai dari barang atau jasa yang dihasilkan, dijual, ataudiimpor. Belanja subsidi mungkin dirancang untuk mempengaruhi tingkatproduksi, harga jual, atau kenikmatan dari suatu badan usaha.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja dimulai sejakAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujui DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi dansampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja meliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja subsidi adalah debet. Artinya perkiraan iniakan bertambah dengan adanya transaksi yang mendebetnya, sebaliknyaakan berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja subsidi dilakukan sebagaiberikut:

Page 104: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

102

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9406 Alokasi Apropriasi Belanja Subsidi (UPTD atau yg

setingkat)xxx

9506 Allotment Belanja Subsidi (UPTD atau ygsetingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8460 Belanja Subsidi xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Page 105: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

103

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8460 Belanja Subsidi Xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja subsidi, yang terjadi padatahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula tiap akhir periode. Koreksipencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8460 Belanja Subsidi xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja subsidi, misalkan karenaadanya temuan dari aparat pemeriksa, pada tahun anggaranberikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

Page 106: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

104

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9506 Allotment Belanja Subsidi (UPTD atau yg

setingkat)xxx

8460 Belanja Subsidi xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

menutup perk. realisasi ke anggaran belanjasubsidi

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx9406 Alok. Apropriasi Belanja Subsidi(UPTD

atau yg setingkat)xxx

menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Subsidi diukur sebesar kas yang dikeluarkan untukpembayaran subsidi. Dalam hal terdapat penerimaan kembali BelanjaSubsidi maka dasar pengukurannya adalah sebesar kas yang diterimakembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:

- Rincian belanja subsidi antara lain pengguna atau penerima subsidipemerintah.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanjasubsidi, prosentase belanja subsidi terhadap total belanja, penjelasanselisih terhadap anggaran.

7. Belanja Hibah

a. Pengertian

Belanja Hibah adalah pengurangan ekuitas dana lancar Akumulasi SiLPApemerintah daerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalam dokumenotorisasi kredit anggaran untuk transfer yang sifatnya tidak mengikatdiantara dua pemerintah daerah atau diantara suatu pemerintah daerahdengan pihak ketiga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 107: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

105

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja dimulai sejakAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujui DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi dansampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja meliputi:

• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakananggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja hibah adalah debet. Artinya perkiraan iniakan bertambah dengan adanya transaksi yang mendebetnya, sebaliknyaakan berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja hibah dilakukan sebagaiberikut:

Page 108: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

106

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9407 Alokasi Apropriasi Belanja Hibah(UPTD atau yg

setingkat)xxx

9507 Allotment Belanja Hibah (UPTD atau ygsetingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8470 Belanja Hibah xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Page 109: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

107

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8470 Belanja Hibah xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja hibah, yang terjadi pada tahunanggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraan PendapatanLain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnal penyesuaian keperkiraaan belanja semula tiap akhir periode. Koreksi pencatatanPendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan Surat TandaSetoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8470 Belanja Hibah xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja hibah, misalkan karenaadanya temuan dari aparat pemeriksa, pada tahun anggaranberikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

Page 110: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

108

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9507 Allotment Belanja Hibah (UPTD atau yg setingkat) xxx8470 Belanja Hibah xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

Menutup perkiraan Realisasi ke anggaran belanjahibah

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx9407 Alok. Apropriasi Belanja Hibah(UPTD

atau yg setingkat)xxx

Menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

7) Jurnal untuk hibah yang diberikan dalam bentuk aset, misalnyaperalatan dan mesin:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit2200 Peralatan dan Mesin

(sebesar nilai buku aset yang dihibahkan)xxx

7200 Diinvestasikan dalam aset tetap xxx

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Hibah diukur sebesar kas yang dikeluarkan untukpemberian hibah. Dalam hal terdapat penerimaan kembali Belanja Hibahmaka dasar pengukurannya adalah sebesar kas yang diterima kembalitersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:

- Rincian belanja hibah antara lain berdasarkan wujud hibah (uang ataubarang), berdasarkan penerima hibah.

- Penjelasan lain yang dianggap perlu misalnya trend belanja hibah,prosentase belanja hibah terhadap total belanja, penjelasan selisihrealisasi terhadap anggaran.

Page 111: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

109

8. Belanja Bantuan Sosial

a. Pengertian

Belanja Bantuan Sosial adalah pengurangan ekuitas dana lancarAkumulasi SiLPA pemerintah daerah untuk pengeluaran yang ditujukanuntuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja dimulai sejakAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujui DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi dansampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja meliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja bantuan sosial adalah debet. Artinyaperkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yangmendebetnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmengkreditnya.

Page 112: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

110

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja bantuan sosial dilakukansebagai berikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9408 Alokasi Apropriasi Belanja Bantuan Sosial (UPTD

atau yang setingkat)xxx

9508 Allotment Belanja Bantuan Sosial (UPTDatau yang setingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8480 Belanja Bantuan Sosial xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

Page 113: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

111

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8480 Belanja Bantuan Sosial xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja bantuan sosial, yang terjadipada tahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula tiap akhir periode. Koreksipencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8480 Belanja Bantuan Sosial xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja bantuan sosial, misalkankarena adanya temuan dari aparat pemeriksa, pada tahun anggaranberikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

Page 114: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

112

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9508 Allotment Belanja Bantuan Sosial (UPTD atau

yang setingkat)xxx

8480 Belanja Bantuan Sosial xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

Menutup perk. realisasi ke anggaran belanja bansos

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx9408 Alok. Apropriasi Belanja Bantuan Sosial

(UPTD atau yang setingkat)xxx

Menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Bantuan Sosial diukur sebesar kas yang dikeluarkanuntuk keperluan penanggulangan masalah yang berkaitan dengankesejahteraan sosial masyarakat luas. Dalam hal terdapat penerimaankembali Belanja Bantuan Sosial maka dasar pengukurannya adalahsebesar kas yang diterima kembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:

- Rincian belanja bantuan sosial antara lain berdasarkan klasifikasipermasalahan, lokasi.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanjabantuan sosial, prosentase belanja bantuan sosial terhadap totalbelanja, penjelasan selisih terhadap anggaran.

Page 115: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

113

9. Belanja Operasi Lainnya

a. Pengertian

Belanja Operasi Lainnya adalah pengurangan ekuitas dana lancarAkumulasi SiLPA pemerintah daerah untuk pengeluaran yang ditetapkandalam dokumen otorisasi kredit anggaran untuk kegiatanpenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yang tidak dapatdiklasifikasikan dalam belanja operasi yang telah diuraikan sebelumnya.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja operasi lainnyadimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja meliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja operasi lainnya adalah debet. Artinyaperkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yang

Page 116: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

114

mendebetnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja operasi lainnya dilakukansebagai berikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9409 Alokasi Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx9509 Allotment Belanja Operasi Lainnya (UPTD

atau yang setingkat)xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit849 Belanja Operasi Lainnya xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Page 117: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

115

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8490 Belanja Operasi Lainnya Xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja operasi lainnya, yang terjadipada tahun anggaran berjalan, harus dilakukan ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula tiap akhir periode. Koreksipencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoriPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD Xxx8490 Belanja Operasi Lainnya xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

Xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

Page 118: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

116

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja operasi lainnya, misalkankarena adanya temuan dari aparat pemeriksa, pada tahun anggaranberikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9509 Allotment Belanja Operasi Lainnya (UPTD atau

yang setingkat)Xxx

8490 Belanja Operasi Lainnya xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

Menutup perk. realisasi ke anggaran belanja opr.lain

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya Xxx9409 Alok. Apropriasi Belanja Operasi

Lainnya(UPTD atau yang setingkat)xxx

Menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Operasional Lainnya diukur sebesar kas yangdikeluarkan. Dalam hal terdapat penerimaan kembali Belanja OperasionalLainnya maka dasar pengukurannya adalah sebesar kas yang diterimakembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:- Belanja operasional lainnya harus dirinci untuk setiap jenis

pengeluaran besar yang terjadi.- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanja

operasional lainnya, prosentase belanja operasional lainnya terhadaptotal belanja, penjelasan selisih terhadap anggaran.

Page 119: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

117

B. BELANJA MODAL

Belanja Modal adalah pengurangan ekuitas dana lancar Akumulasi SiLPA yangdigunakan untuk perolehan aset tetap atau aset lainnya untuk keperluankegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah atau untuk dimanfaatkan olehmasyarakat umum. Perkiraan Belanja Modal diklasifikasikan lebih rinci ke dalam:• Belanja Aset Tetap• Belanja Aset Lainnya.

1. Belanja Aset Tetap

a. Pengertian

Aset tetap merupakan aset berujud yang mempunyai masa manfaat lebihdari satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahatau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Belanja aset tetap untukpelayanan publik adalah pengurangan akumulasi SiLPA pemerintahdaerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalam dokumen otorisasikredit anggaran perolehan aset tetap yang digunakan untuk keperluankegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja aset tetapdimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja meliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

Page 120: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

118

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PenggunaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja aset tetap adalah debet, artinya perkiraanini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mendebetnya,sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja aset tetap dilakukan sebagaiberikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9411 Alokasi Apropriasi Belanja Aset Tetap (UPTD

atau yang setingkat)xxx

9511 Allotment Belanja Aset Tetap (UPTDatau yang setingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

Page 121: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

119

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja Aset Tetap xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Buku PembantuBelanja Tanah xxxBelanja Peralatan dan Mesin xxxBelanja Gedung dan Bangunan xxxBelanja Jalan, Irigasi & Jaringan xxxBelanja Aset Tetap Lainnya xxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8510 Belanja Aset Tetap Xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Buku PembantuBelanja Tanah XxxBelanja Peralatan dan Mesin XxxBelanja Gedung dan Bangunan XxxBelanja Jalan, Irigasi & Jaringan XxxBelanja Aset Tetap Lainnya Xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja aset tetap, yang terjadi padatahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula tiap akhir periode. Koreksi

Page 122: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

120

pencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD Xxx8510 Belanja Aset Tetap xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

Xxx

Buku Pembantu Belanja Pegawai:Belanja Tanah xxxBelanja Peralatan dan Mesin xxxBelanja Gedung dan Bangunan xxxBelanja Jalan, Irigasi & Jaringan xxxBelanja Aset Tetap Lainnya xxx

Jurnal korolari untuk mencatat perolehan asettetap:

2100 Tanah Xxx2200 Peralatan dan Mesin Xxx2300 Gedung dan Bangunan Xxx2400 Jalan, Irigasi dan Jaringan Xxx2500 Aset Tetap Lainnya Xxx7200 Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja aset tetap, misalkan karenaadanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahunanggaran berikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

Page 123: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

121

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9511 Alltmt Belanja Aset Tetap (UPTD atau setingkat) xxx8510 Belanja Aset Tetap xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

menutup perk. realisasi ke anggaran belanja asettetap

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx9411 Alok. Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx

menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Aset Tetap diukur sebesar kas yang dikeluarkan untukaset tetap tersebut. Dalam hal terdapat penerimaan kembali Belanja AsetTetap maka dasar pengukurannya adalah sebesar kas yang diterimakembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:

- Rincian belanja aset tetap-untuk antara lain menurut jenis asetlainnya, tujuan penggunaan aset lainnya.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanja asetlainnya, prosentase belanja aset lainnya terhadap total belanja,penjelasan selisih terhadap anggaran.

2. Belanja Aset Lainnya

a. Pengertian

Belanja Aset Lainnya adalah pengurangan ekuitas dana lancar AkumulasiSiLPA pemerintah daerah untuk pengeluaran yang ditetapkan dalamdokumen otorisasi kredit anggaran aset lainnya yang tidak dapatdiklasifikasikan dengan tepat ke dalam aset tetap yang diuraikan diatasdan digunakan untuk keperluan kegiatan penyelenggaraan pemerintahandaerah.

Page 124: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

122

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja aset lainnyadimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja aset lainnya meliputi:

• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakananggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja aset lainnya adalah debet. Artinyaperkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yangmendebetnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja aset lainnya dilakukan sebagaiberikut:

Page 125: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

123

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9412 Alokasi App. Belanja Aset Lainnya (UPTD atau

yang setingkat)xxx

9512 Allot. Blj Aset Lainnya (UPTD atau yangsetingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu :

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ:

Nomor Perk Nama Perkiraan Debet Kredit8520 Belanja Aset Lainnya xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal Korolari:Tagihan Penjualan Angsuran xxxBuilt Operating Transfer xxxAset Lain lain xxx

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxx

Page 126: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

124

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui 1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8520 Belanja Aset Lainnya xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja aset lainnya, yang terjadi padatahun anggaran berjalan, harus dilakukan koreksi ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula tiap akhir periode. Koreksipencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoriPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx8520 Belanja Aset Lainnya xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

xxx

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

Page 127: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

125

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja pegawai, misalkan karenaadanya temuan dari aparat pemeriksa, yang terjadi pada tahunanggaran berikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9511 Alltmt Belanja Aset Lainnya (UPTD atau setingkat) xxx8520 Belanja Aset Lainnya xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

menutup perk. realisasi ke anggaran belanja asetlainnya

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9311 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx9411 Alok. Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx

menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Aset Lainnya diukur sebesar kas yang dikeluarkanuntuk aset lainnya tersebut. Dalam hal terdapat penerimaan kembaliBelanja Aset Lainnya maka dasar pengukurannya adalah sebesar kasyang diterima kembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:

- Rincian belanja aset lainnya untuk antara lain menurut jenis asetlainnya, tujuan penggunaan aset lainnya.

- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanja asetlainnya, prosentase belanja aset lainnya terhadap total belanja,penjelasan selisih terhadap anggaran.

Page 128: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

126

C. BELANJA TAK TERSANGKA

Belanja Tak Tersangka adalah ekuitas dana lancar akumulasi SiLPA pemerintahdaerah yang digunakan untuk penanganan bencana alam, bencana sosial, danpengeluaran tak tersangka lainnya yang sangat diperlukan dalam rangkapenyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.Kelompok belanja tak tersangka tidak dibagi lagi ke dalam perkiraan buku besarsehingga ia hanya mempunyai satu perkiraan buku besar.

1. Belanja Tak Tersangka

a. Pengertian

Belanja Tak Tersangka adalah pengurangan ekuitas dana lancarakumulasi SiLPA pemerintah daerah yang digunakan untuk penangananbencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tak tersangka lainnyayang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenanganpemerintah daerah.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar belanja tak tersangkadimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disetujuiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasidan sampai dengan penutupan tahun anggaran.

Dokumen sumber untuk mencatat transaksi belanja meliputi:• Perda APBD sebagai dasar pencatatan apropriasi yang merupakan

anggaran belanja yang disetujui DPRD kepada Pemerintah Daerahsebagai mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukanpengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

• Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) sebagai dasar pencatatanpelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yangdisediakan bagi unit pengguna anggaran dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

• Surat Perintah Membayar Uang (SPMU) dan SuratPertanggungjawaban (SPJ) sebagai dasar pencatatan realisasi belanjaserta bukti kuitansi/faktur dan bukti lainnya untuk dasar pencatatanrealisasi SPM-BS UUDP oleh Bendaharawan Pemegang Kas

• Surat Setoran Bukan Pajak atau Potongan SPM sebagai dasarpencatatan penerimaan kembali belanja.

• Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnalpenutup tiap akhir periode.

Page 129: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

127

Pejabat yang terkait dengan transaksi belanja terdiri dari Unit PelaksanaAnggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran, dan Unit Pembukuan.Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)pada Buku IV.

c. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan belanja tak tersangka adalah debet. Artinyaperkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yangmendebetnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yangmengkreditnya.

d. Jurnal Standar

Secara lengkap pencatatan siklus belanja tak tersangka pegawaidilakukan sebagai berikut:

1) Pada saat APBD disetujui DPRD dan disahkan oleh PemerintahDaerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx

2) Pada saat Otorisasi Kredit Anggaran disahkan dan dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9421 Alokasi App. Belanja Tak Tersangka (UPTD atau

yang setingkat)xxx

9521 Allot. Belanja Tak Tersangka (UPTD atauyang setingkat)

xxx

3) Pada saat realisasi perlu diperhatikan adanya 2 cara pencairan danayaitu:• Melalui transaksi UUDP dengan menggunakan SPM Beban

Sementara (SPM-BS)• Dengan menggunakan SPM- Beban Tetap (SPM – BT)

Jurnal yang dilakukan pada cara pencairan dana melalui transaksiUUDP dengan menggunakan SPM – BS, ada 3 tahap, yaitu:

• Realisasi pemberian UUDP pada saat SPMU dikeluarkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0200 Kas di Pemegang Kas xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx

Page 130: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

128

• Realisasi belanja, saat dibuat SPJ :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8610 Belanja Tak Tersangka xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

• Penyetoran kembali sisa UUDP di Kas Daerah pada akhir tahunanggaran dengan menggunakan dokumen STS dan MemoPenyesuaian :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 0100 Kas di Kas Daerah Xxx0200 Kas di Pemegang Kas xxx

Jurnal yang harus dilakukan dengan menggunakan SPM BT hanyamelalui1 tahap, yaitu pada saat diterbitkannya SPMU – BT dan atauND, sebagai berikut :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8610 Belanja Tak Tersangka Xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

4) Bila terjadi penerimaan kembali belanja tak tersangka, yang terjadipada tahun anggaran berjalan, harus dilakukan ke perkiraanPendapatan Lain-lain PAD terlebih dulu, kemudian dilakukan jurnalpenyesuaian ke perkiraaan belanja semula tiap akhir periode. Koreksipencatatan Pendapatan Lain-lain PAD dilakukan berdasarkan SuratTanda Setoran Bukan Pajak sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu : Pendapatan dari PenerimaanKembali Belanja Tahun Berjalan

Jurnal penyesuaian ke perkiraan semula berdasarkan MemoriPenyesuaian sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8040 Pendapatan Lain-lain PAD Xxx8610 Belanja Tak Tersangka xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali BelanjaTahun Berjalan

Xxx

Page 131: Sakd modul 3

BAB III Pedoman Akuntansi Belanja

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

129

Koreksi kembali pada perkiraan belanja semula tersebut di atasdimaksudkan agar bisa diketahui kinerja dari unit yang bersangkutan.

5) Bila terjadi penerimaan kembali belanja tak tersangka, misalkankarena adanya temuan dari aparat pemeriksa, pada tahun anggaranberikutnya maka perlu dilakukan koreksi sebagai berikut:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah Xxx8040 Pendapatan Lain-lain PAD xxx

Buku Pembantu Pendapatan Lain lain PAD:Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu xxx

6) Jurnal penutup pada akhir tahun anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9521 Allomt. Belanja Tak Tersangka (UPTD atau yang

setingkat)Xxx

8610 Belanja Tak Tersangka xxx6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka Xxx9421 Alok. App. Belanja Tak Tersangka xxx

menutup apropriasi ke alokasi apropriasi

e. Pengukuran

Perkiraan Belanja Tak Tersangka diukur sebesar kas yang dikeluarkanuntuk belanja tersebut. Dalam hal terdapat penerimaan kembali BelanjaTak Tersangka maka dasar pengukurannya adalah sebesar kas yangditerima kembali tersebut.

f. Pengungkapan

Sebagai suatu penjelasan maka dalam nota perhitungan anggaran/catatan atas laporan keuangan perlu diungkapkan informasi antara lain:- Rincian belanja tak tersangka antara lain menurut jenis kejadian, lokasi

kejadian, dan besarnya pengeluaran.- Penjelasan lainnya yang dianggap perlu misalkan trend belanja tak

tersangka, prosentase belanja tak tersangka terhadap total belanja,penjelasan perbedaan anggaran dan realisasi dan penjelasan revisianggaran.

Page 132: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

130

BAB IVPEDOMAN AKUNTANSI BAGI HASIL PENDAPATAN

KE KABUPATEN/KOTA/DESA

Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa adalah perkiraan yangdigunakan untuk mencatat Bagi Hasil Pendapatan dari Pemda Propinsi keKabupaten/Kota dan dari Kabupaten/Kota kepada Desa. Kelompok perkiraan inidisajikan pada kelompok tersendiri setelah Kelompok Perkiraan Belanja dansebelum Dana Cadangan, yang terdiri dari:

1. Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/kota;2. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota3. Bagi Hasil Pajak ke Desa4. Bagi Hasil Retribusi ke desa5. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa

1. Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota

a. Pengertian

Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota adalah perkiraan yang digunakanPemda Propinsi untuk mencatat bagi hasil pajak ke kabupaten / kota.Pembagian hasil pajak ini dibagi berdasarkan kabupaten / kota yangmenerima bagi hasil.

b. Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota melibatkan unit-unit sebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Penganggaran, Keuangan,Perbendaharaan, Verifikasi, dan Pembukuan.Dokumen dasar yang terkait dengan proses pencatatan Bagi Hasil Pajakke Kabupaten/Kota meliputi :

• SKO (Surat Otorisasi Kredit Anggaran);• Memo Transaksi (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang disiapkan

dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi, Biro /Bagian Keuangan Daerah.

• Bukti pendukung lain yang sah.

c. Saldo Normal

Saldo Normal perkiraan Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota terletakdisebelah debet.

Page 133: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

131

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kotadimulai pada saat penetapan anggaran Bagi Hasil Pajak keKabupaten/Kota disetujui dan disahkan oleh Dewan Perwakilan RakyatDaerah (DPRD), saat alokasi anggaran, sampai dengan realisasipenerimaannya. Pada akhir tahun anggaran, dibuat jurnal penutupannya.

1) Pada saat angggaran Pembagian Hasil Pajak ke Kabupaten /Kota disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9331 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten / Kota - xxx

Buku Pembantu Apr. Bagi Hasil Pajak keKab./Kota (dikredit sebesar anggaran) :Apropriasi Bagi Hasil Pajak KendaraaanBermotor & Kendaraan Diatas AirApropriasi Bagi Hasil Bea Balik NamaKendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas AirApropriasi Bagi Hasil Pajak Bahan BakarKendaraan BermotorApropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPemanfaatan ABTP

-

-

-

-

xxx

xxx

xxx

xxx

2) Pada saat Alokasi Anggaran

Jurnal ini untuk mencatat alokasi anggaran atau allotment bagi hasilpajak ke kabupaten/kota yang merupakan apropriasi APBD yangdisediakan bagi dinas/satuan kerja dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaranbagi hasil selama periode tersebut. Jurnal ini dilakukan pada saatditerbitkannya otorisasi kredit anggaran sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9431 Alokasi Apr. Bagi Hasil Pajak ke Kab. / Kota xxx -9531 Allotment Bagi Hasil Pajak ke Kab / Kota - xxx

Buku Pembantu Alokasi Apr. Bagi Hasil PajakDaerah ke Kab./Kota (didebet sebesar alokasianggaran) :Alokasi Apropriasi Bagi Hasil PajakKendaraaan Bermotor & Kendaraan Diatas AirAlokasi Apr. Bagi Hasil Bea Balik NamaKendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas AirAlokasi Apr. Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar

xxx

xxx

xxx

-

-

-

Page 134: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

132

Kendaraan BermotorAlokasi Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPemanfaatan ABTP

Buku Pembantu Allotment Bagi Hasil PajakDaerah ke Kab./Kota (didebet sebesarallotment anggaran) :Allotment Bagi Hasil Pajak KendaraaanBermotor & Kendaraan Diatas AirAllotment Bagi Hasil Bea Balik NamaKendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas AirAllotment Bagi Hasil Pajak Bahan BakarKendaraan BermotorAllotment Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPemanfaatan ABTP

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxx

-

-

-

---

3) Pada saat realisasi

Realisasi Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota diakui pada saatpenerimaan pendapatan dan dibukukan sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8710 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten / Kota xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Buku Pembantu Bagi Hasil Pajak ke Kab./Kota(didebet sebesar realisasi) :Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor danKendaraan Diatas AirBagi Hasil Bea Balik Nama KendaraanBermotor dan Kendaraan Diatas AirBagi Hasil Pajak Bahan Bakar KendaraanBermotorBagi Hasil Pajak Pengambilan danPemanfaatan ABTP

xxx

xxx

xxx

xxx

-

-

-

-

4) Pencatatan pada akhir tahun anggaran :

Jurnal penutup perkiraan pada akhir tahun anggaran dilakukansebagai berikut :

(1) Bila realisasi Bagi hasil Pajak ke Kabupaten/kota lebih tinggi daripada estimasi :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

93316300

Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Kab./ KotaSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

xxx xxx

--

Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten / Kota - xxxJumlah xxx xxx

Page 135: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

133

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9531 Allotment Bagi Hasil Pajak ke Kab. / Kota xxx -9431 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke

Kabupaten / Kota- xxx

Jumlah xxx xxx

(2) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9331 Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Kab./ Kota xxx -8710 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten / Kota

Surplus/Defisit Tahun Pelaporan--

xxxxxx

Jumlah xxx xxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9531 Allotment Bagi Hasil Pajak ke Kab. / Kota xxx -9431 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke

Kabupaten / Kota- xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkannilai realisasi yaitu nilai pada saat Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten / kotadibagikan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen terkait yangdikeluarkan dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. Jumlah yangdicatat adalah sebesar nilai yang dibayarkan.

f. Pengungkapan

Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota diungkapkan pada KelompokPerkiraan Bagi Hasil Pendapatan ke kabupaten/Kota/Desa di dalamlaporan perhitungan APBD. Kelompok ini terletak setelah KelompokPerkiraan Belanja. Nilai yang disajikan adalah nilai anggaran danrealisasinya.Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan anggaran:- Rincian bagi hasil pajak per jenis pajak per kabupaten / kota

penerima- Besarnya target dan realisasi bagi hasil pajak untuk mengetahui

tingkat kinerja;- Analisa sebab-sebab kegagalan pencapaian target;

Page 136: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

134

2. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota

a. Pengertian

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota adalah perkiraanyang digunakan Pemda Propinsi untuk mencatat bagi hasil lainnya (diluar bagi hasil pajak) ke kabupaten / kota. Bagi hasil pendapatan lainnyahasil pajak ini dibagi berdasarkan kabupaten / kota yang menerima bagihasil.

b. Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kotamelibatkan unit-unit sebagai berikut: Bank (Kas Daerah),Penganggaran, Keuangan, Perbendaharaan, Verifikasi, dan Pembukuan.

Dokumen dasar yang terkait dengan proses pencatatan Bagi HasilPendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota meliputi :

• SKO (Surat Otorisasi Kredit Anggaran);• Memo Transaksi (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang disiapkan

dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi, Biro /Bagian Keuangan Daerah.

• Bukti pendukung lain yang sah.

c. Saldo Normal

Saldo Normal perkiraan Bagi Hasil Pendapatan Lainnya keKabupaten/Kota terletak disebelah debet.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Bagi Hasil Pendapatan Lainnya keKabupaten/Kota dimulai pada saat penetapan anggaran Bagi HasilPajak ke Kabupaten/Kota disetujui dan disahkan oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD), saat alokasi anggaran, sampai dengan realisasipenerimaannya. Pada akhir tahun anggaran, dibuat jurnal penutupannya.

1) Pada saat angggaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya keKabupaten / Kota disetujui/disahkan oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah :

Page 137: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

135

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke

Kabupaten / Kota- xxx

2) Pada saat Alokasi Anggaran

Jurnal ini untuk mencatat alokasi anggaran atau allotment bagi hasilpendapatan lainnya ke kabupaten/kota yang merupakan apropriasiAPBD yang disediakan bagi dinas/satuan kerja dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaranbagi hasil pendapatan lainnya selama periode tersebut. Jurnal inidilakukan pada saat diterbitkannya otorisasi kredit anggaran sebagaiberikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9432 Alokasi Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Kab. / Kota

xxx -

9532 Allotment Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Kab / Kota

- xxx

3) Pada saat realisasi

Realisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota diakuipada saat penerimaan pendapatan dan dibukukan sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8720 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya keKabupaten / Kota

xxx -

0100 Kas di Kas Daerah - xxx

4) Pencatatan pada akhir tahun anggaran :

Jurnal penutup perkiraan pada akhir tahun anggaran dilakukansebagai berikut :

(1) Bila realisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/kotalebih tinggi dari pada estimasi

Page 138: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

136

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9332

6300

Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Kab./ KotaSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

xxx

xxx

-

-8720 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke

Kabupaten / Kota- xxx

Jumlah xxx xxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9532 Allotment Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Kab. / Kota

xxx -

9432 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil PendapatanLainnya ke Kabupaten / Kota

- xxx

Jumlah xxx xxx

(2) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9332 Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Kab./ Kota yg Dialokasikan

xxx -

8720

6300

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya keKabupaten / KotaSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

-

-

xxx

xxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9532 Allotment Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Kab. / Kota

xxx -

9432 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil PendapatanLainnya ke Kabupaten / Kota

- xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kotadilakukan berdasarkan nilai realisasi yaitu nilai pada saat Bagi HasilPendapatan Lainnya ke Kabupaten / kota dibagikan yang dituangkandalam dokumen-dokumen terkait yang dikeluarkan dan disahkan olehpejabat yang berwenang. Jumlah yang dicatat adalah sebesar nilai yangdibayarkan.

Page 139: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

137

f. Pengungkapan

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota diungkapkan padaKelompok Perkiraan Bagi hasil Pendapatan ke kabupaten/Kota/Desa didalam laporan perhitungan APBD. Kelompok ini terletak setelahKelompok Perkiraan Belanja. Nilai yang disajikan adalah nilai anggarandan realisasinya.Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan anggaran:- Rincian bagi hasil pendapatan selain pajak per kabupaten / kota

penerima- Besarnya target dan realisasi bagi hasil pendapatan selain pajak

untuk mengetahui tingkat kinerja;- Analisa sebab-sebab kegagalan pencapaian target;

3. Bagi Hasil Pajak ke Desa

a. Pengertian

Bagi Hasil Pajak ke Desa adalah perkiraan yang digunakan untukmencatat bagi hasil pajak kabupaten/kota ke desa . Bagi hasil pajak kedesa dibagi berdasarkan desa penerima. Peraturan perundangan yangmengatur pembagian hasil pajak ini adalah UU 25 / 2000 dan PP104/2000.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan Bagi Hasil Pajak ke Desa melibatkan unit-unitsebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Penganggaran, Keuangan,Perbendaharaan, Verifikasi, dan Pembukuan. Proses selengkapnyadapat dilihat pada alur bagan (flowchart) pada Bab II.

Dokumen dasar yang terkait dengan proses pencatatan Bagi Hasil Pajakke Desa meliputi :• SKO (Surat Otorisasi Kredit Anggaran);• Memo Transaksi (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang disiapkan

dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi, Biro /Bagian Keuangan Daerah.

• Bukti pendukung lain yang sah.

c. Saldo NormalSaldo Normal perkiraan Bagi Hasil Pajak ke Desa terletak disebelahdebet.

Page 140: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

138

d. Jurnal StandarPencatatan pada buku besar Bagi Hasil Pajak ke Desa dimulai pada saatpenetapan anggaran Bagi Hasil Pajak ke Desa disetujui dan disahkanoleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), saat alokasi anggaran,sampai dengan realisasi penerimaannya. Pada akhir tahun anggaran,dibuat jurnal penutupannya.

1) Pada saat angggaran Bagi Hasil Pajak ke Desa disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa - xxx

Buku Pembantu Apr. Bagi Hasil Pajak keKab./Kota (dikredit sebesar anggaran) :Apropriasi Bagi Hasil Pajak HotelAlokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak RestoranApropriasi Bagi Hasil Pajak HiburanApropriasi Bagi Hasil Pajak ReklameApropriasi Bagi Hasil Pajak Penerangan JalanApropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPengolahan Bahan galian Golongan C.Apropriasi Bagi Hasil Pajak ParkirApropriasi Bagi Hasil Pajak daerah Lainnya

-

-------

xxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

2) Pada saat Alokasi Anggaran

Jurnal ini untuk mencatat alokasi anggaran atau allotment bagi hasilpajak ke desa yang merupakan apropriasi APBD yang disediakanbagi dinas/satuan kerja dan digunakan untuk memperoleh uang dariKas Daerah guna membiayai pengeluaran bagi hasil pajak ke desaselama periode tersebut. Jurnal ini dilakukan pada saatditerbitkannya otorisasi kredit anggaran sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9433 Alokasi Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx -9533 Allotment Bagi Hasil Pajak ke Desa - xxx

Buku Pembantu Alokasi Apr. Bagi Hasil Pajakke Desa (didebet sebesar alokasi anggaran) :Alokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak HotelAlokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak RestoranAlokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak HiburanAlokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak ReklameAlokasi Apropriasi Bagi Hasil PajakPenerangan JalanAlokasi Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPengolahan Bahan galian Golongan C.

xxxxxxxxxxxxxxx

xxx

-----

-

Page 141: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

139

Alokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak ParkirAlokasi Apr. Bagi Hasil Pajak daerah Lainnya

Buku Pembantu Allotment Bagi Hasil Pajak ke Desa (kedit sebesar allotment anggaran):Allotment Bagi Hasil Pajak HotelAllotment Bagi HasilPajak RestoranAllotment Bagi Hasil Pajak HiburanAllotment Bagi Hasil Pajak ReklameAllotment Bagi Hasil Pajak Penerangan JalanAllotment Bagi Hasil Pajak Pengambilan danPengolahan Bahan galian Golongan C.Allotment Bagi Hasil Pajak ParkirAllotment Bagi Hasil Pajak daerah Lainnya

xxxxxx

---------

--

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

3) Pada saat realisasi

Realisasi Bagi Hasil Pajak ke Desa diakui pada saat penerimaanpendapatan dan dibukukan sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8730 Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Buku Pembantu Bagi Hasil Pajak ke Desa(didebet sebesar realisasi) :

Bagi Hasil Pajak HotelBagi Hasil Pajak RestoranBagi Hasil Pajak HiburanBagi Hasil Pajak ReklameBagi Hasil Pajak Penerangan JalanBagi Hasil Pajak Pengambilan danPengolahan Bahan galian Golongan C.Bagi Hasil Pajak ParkirBagi Hasil Pajak daerah Lainnya

xxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxx

------

--

4) Pencatatan pada akhir tahun anggaran :

Jurnal penutup perkiraan pada akhir tahun anggaran dilakukansebagai berikut :

(1) Bila realisasi Bagi hasil Pajak ke Desa lebih tinggi dari padaestimasi

Page 142: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

140

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

93336300

Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke desaSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

xxx

xxx

-

-8730 Bagi Hasil Pajak ke Desa - xxx

Jumlah xxx xxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9533 Allotment Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx -9433 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke

Desa- xxx

Jumlah xxx xxx

2) Bila realisasi Bagi hasil Pajak ke Desa lebih rendah dariestimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9333 Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke desa xxx -

87306300

Bagi Hasil Pajak ke DesaSurplus/DefisitTahun Pelaporan

--

xxxxxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9533 Allotment Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx -9433 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Desa - xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Bagi Hasil Pajak ke Desa dilakukan berdasarkan nilairealisasi yaitu nilai pada saat Bagi Hasil Pajak ke Desa dibagikan yangdituangkan dalam dokumen-dokumen terkait yang dikeluarkan dandisahkan oleh pejabat yang berwenang. Jumlah yang dicatat adalahsebesar nilai yang dibayarkan.

f. Pengungkapan

Bagi Hasil Pajak ke Desa diungkapkan pada Kelompok Perkiraan BagiHasil Pendapatan ke kabupaten/Kota/Desa di dalam laporan perhitunganAPBD. Kelompok ini terletak setelah Kelompok Perkiraan Belanja.Nilai yang disajikan adalah nilai anggaran dan realisasinya.

Page 143: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

141

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan anggaran:- Rincian bagi hasil pajak per jenis pajak per desa penerima- Besarnya target dan realisasi bagi hasil pajak untuk mengetahui

tingkat kinerja- Analisa sebab-sebab kegagalan pencapaian target

4. Bagi Hasil Restribusi ke Desa

a. Pengertian

Bagi Hasil Retribusi ke Desa adalah perkiraan yang digunakan untukmencatat bagi hasil pajak kabupaten/kota ke desa . Bagi hasil retribusike desa dibagi berdasarkan desa penerima. Peraturan perundanganyang mengatur pembagian hasil pajak ini adalah UU 25 / 2000 dan PP104/2000.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan Bagi Hasil Retribusi ke Desa melibatkan unit-unitsebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Penganggaran, Keuangan,Perbendaharaan, Verifikasi, dan Pembukuan. Proses selengkapnyadapat dilihat pada alur bagan (flowchart) pada Buku IV.

Dokumen dasar yang terkait dengan proses pencatatan Bagi HasilRetribusi ke Desa meliputi :• SKO (Surat Otorisasi Kredit Anggaran);• Memo Transaksi (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang disiapkan

dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi, Biro /Bagian Keuangan Daerah.

• Bukti pendukung lain yang sah.

c. Saldo Normal

Saldo Normal perkiraan Bagi Hasil Retribusi ke Desa terletak disebelahdebet.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Bagi Hasil Retribusi ke Desa dimulai padasaat penetapan anggaran Bagi Hasil Retribusi ke Desa disetujui dandisahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), saat alokasianggaran, sampai dengan realisasi penerimaannya. Pada akhir tahunanggaran, dibuat jurnal penutupannya.

Page 144: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

142

1) Pada saat angggaran Bagi Hasil Retribusi ke Desa disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/DefisitTahun Pelaporan xxx -9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa - xxx

Buku Pembantu Apr. Bagi Hasil Retribusik keDesa (dikredit sebesar anggaran) :Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum(RJUm) - Pelayanan KesehatanApropriasi Bagi Hasil RJUm – PelayananPersampahan /KebersihanApropriasi Bagi Hasil RJUm – PenggantianBiaya Cetak KTP dan Akte Catatan SipilApropriasi Bagi Hasil RJUm – PelayananPemakaman dan Pengabuan mayatApropriasi Bagi Hasil RJUm – PelayananParkir di tepi Jalan UmumApropriasi Bagi Hasil – Pelayanan PasarApropriasi Bagi Hasil RJUm – PengujianKendaraan BermotorApropriasi Bagi Hasil RJUm – Pemeriks. AlatPemadam kebakaranApropriasi Bagi Hasil RJUm – PenggantianBiaya cetak PetaApropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapalperikananApropriasi Bagi Hasil Retrrebusi Jasa Usaha(RJUs) - Pemakaian Kekayaan DaerahApr. Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atauPertokoanApr. Bagi Hasil RJUs – Tempat PelelanganApropriasi Bagi Hasil RJUs – TerminalApr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus ParkirApropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyedotankakus/KotoranApropriasi Bagi Hasil RJUs – TempatPenginapan /Pesanggarahan /VillaApr. Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong HewanApropriasi Bagi Hasil RJUs – PelayananPelabuhan KapalApropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi& Olah RagaApropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyebrangan diAtas AirApropriasi Bagi Hasil RJUs – PengelolaanLimbah CairApropriasi Bagi Hasil RJUs –Penjualan ProdukUsahaApropriasi Bagi Hasil Retribusi PerijinanTertentu (RPT) – Ijin Mendirikan BangunanApropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin TempatPenjualan Minuman Beralkohol

-

-

-----

--

-

-

-

-

-

----

-

--

-

-

-

-

-

-

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxxxxx

xxx

xxxxxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

Page 145: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

143

Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin GangguanApropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin TrayekApropriasi Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya

---

xxxxxxxxx

2) Pada saat Alokasi Anggaran

Jurnal ini untuk mencatat alokasi anggaran atau allotment bagi hasilretribusi ke desa yang merupakan apropriasi APBD yang disediakanbagi dinas/satuan kerja dan digunakan untuk memperoleh uang dariKas Daerah guna membiayai pengeluaran bagi hasil pendapatanretribusi ke desa selama periode tersebut. Jurnal ini dilakukan padasaat diterbitkannya otorisasi kredit anggaran sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9434 Alokasi Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx -9534 Allotment Bagi Hasil Retribusi ke Desa - xxx

Buku Pembantu Alokasi Apr. Bagi HasilRetribusi ke Desa (didebet sebesar alokasianggaran) :

Alokasi Apr. Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum(RJUm) - Pelayanan KesehatanAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – PelayananPersampahan /KebersihanAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – PenggantianBiaya Cetak KTP dan Akte Catatan SipilAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – PelayananPemakaman dan Pengabuan mayatAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelyn. Parkirdi tepi Jalan UmumAlokasi Apr. Bagi Hasil – Pelayanan PasarAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – PengujianKend. BermotorAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – Pemeriks. AlatPemadam kebakaranAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – PenggantianBiaya cetak PetaAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUm – Pengujiankapal perikananAlokasi Apr. Bagi Hasil Retrrebusi Jasa Usaha(RJUs) - Pemakaian Kekayaan DaerahAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosirdan/atau PertokoanAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – TempatPelelanganAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – TerminalAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat KhususParkirAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyedotankakus/Kotoran

xxxxxxxxxxxxxxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxx

xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxx

xxx

xxx

-----

-

-------

-

-------

-

--

Page 146: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

144

Alokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – TempatPenginapan /Pesanggarahan /VillaAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – Rumah PotongHewanAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – PelayananPelabuhan KapalAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – TempatRekreasi & Olah RagaAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyebrangandi Atas AirAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs – PengelolaanLimbah CairAlokasi Apr. Bagi Hasil RJUs –PenjualanProduk UsahaAlokasi Apr. Bagi Hasil Retribusi PerijinanTertentu (RPT) – Ijin Mendirikan BangunanAlokasi Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin TempatPenjualan Minuman BeralkoholAlokasi Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin GangguanAlokasi Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin TrayekAlokasi Apr. Bagi Hasil Retribusi DaerahLainnya

Buku Pembantu Allotment Bagi Hasil Retribusike Desa (dikredit sebesar allotmentanggaran) :Allotment Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum(RJUm) - Pelayanan KesehatanAllotment Bagi Hasil RJUm – PelayananPersampahan /KebersihanAllotment Bagi Hasil RJUm – PenggantianBiaya Cetak KTP dan Akte Catatan SipilAllotment Bagi Hasil RJUm – PelayananPemakaman dan Pengabuan mayatAllotment Bagi Hasil RJUm – Pelyn. Parkir ditepi Jalan UmumAllotment Bagi Hasil – Pelayanan PasarAllotment Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend.BermotorAllotment Bagi Hasil RJUm – Pemeriks. AlatPemadam kebakaranAllotment Bagi Hasil RJUm – PenggantianBiaya cetak PetaAllotment Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapalperikananAllotment Hasil Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs)- Pemakaian Kekayaan DaerahAllotment Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosirdan/atau PertokoanAllotment Bagi Hasil RJUs – TempatPelelanganAllotment Bagi Hasil RJUs – TerminalAllotment Bagi Hasil RJUs – Tempat KhususParkirAllotment Bagi Hasil RJUs – Penyedotan

xxx

xxxxxxxxxxxxxxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxx

xxx

--

--

--

----

--

--

--

--

---

-----

-

-------

-

---

xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Page 147: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

145

kakus/KotoranAllotment Bagi Hasil RJUs – TempatPenginapan /Pesanggarahan /VillaAllotment Bagi Hasil RJUs – Rumah PotongHewanAllotment Bagi Hasil RJUs – PelayananPelabuhan KapalAllotment Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi& Olah RagaAllotment Bagi Hasil RJUs – Penyebrangan diAtas AirAllotment Bagi Hasil RJUs – PengelolaanLimbah CairAllotment Bagi Hasil RJUs –Penjualan ProdukUsahaAllotment Bagi Hasil Retribusi PerijinanTertentu (RPT) – Ijin Mendirikan BangunanAllotment Bagi Hasil RPT – Ijin TempatPenjualan Minuman BeralkoholAllotment Bagi Hasil RPT – Ijin GangguanAllotment Bagi Hasil RPT – Ijin TrayekAllotment Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya

-

--

--

-

-

-

-

-

---

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxx

3) Pada saat realisasi

Realisasi Bagi Hasil Retribusi ke Desa diakui pada saat penerimaanpendapatan dan dibukukan sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8740 Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

Buku Pembantu Bagi Hasil Retribusi ke Desa(didebet sebesar realisasi) :

Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) -Pelayanan KesehatanBagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan/KebersihanBagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya CetakKTP dan Akte Catatan SipilBagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakamandan Pengabuan mayatBagi Hasil RJUm – Pelyn. Parkir di tepi JalanUmumBagi Hasil – Pelayanan PasarBagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. BermotorBagi Hasil RJUm – Pemeriks. Alat PemadamkebakaranBagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxxxxxxxx

xxx

-

-

-

-

-

---

-

Page 148: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

146

PetaBagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikananBagi Hasil Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -Pemakaian Kekayaan DaerahBagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atauPertokoanBagi Hasil RJUs – Tempat PelelanganBagi Hasil RJUs – TerminalBagi Hasil RJUs – Tempat Khusus ParkirBagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/KotoranBagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan/Pesanggarahan /VillaBagi Hasil RJUs – Rumah Potong HewanBagi Hasil RJUs – Pelayanan PelabuhanKapalBagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & OlahRagaBagi Hasil RJUs – Penyeberangan di Atas AirBagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah CairBagi Hasil RJUs –Penjualan Produk UsahaBagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) –Ijin Mendirikan BangunanBagi Hasil RPT – Ijin Tempat PenjualanMinuman BeralkoholBagi Hasil RPT – Ijin GangguanBagi Hasil RPT – Ijin TrayekBagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya

xxxxxx

xxx

xxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxx

xxx

xxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxx

xxx

--

-

-----

--

-

----

---

-

4) Pencatatan pada akhir tahun anggaran :

Jurnal penutup perkiraan pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagaiberikut :

(1) Bila realisasi Bagi hasil Retribusi ke Desa lebih tinggi dari padaestimasi

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

93346300

Apropriasi Bagi Hasil Retribusi ke DesaSurplus/DefisitTahun Pelaporan

xxx

xxx

-

-8740 Bagi Hasil Retribusi ke Desa - xxx

Jumlah xxx xxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9534 Allotment Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx -9434 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil retribusi ke

Desa- xxx

Jumlah xxx xxx

Page 149: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

147

2) Bila realisasi Bagi hasil Retribusi ke Desa lebih rendah dariestimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9334 Apropriasi Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx -8740 Bagi Hasil Retribusi ke Desa

Surplus/DefisitTahun Pelaporan--

xxxxxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9534 Allotment Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx -9434 Alokasi Apro Bagi Hasil Retribusi ke Desa - xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Bagi Hasil Retribusi ke Desa dilakukan berdasarkan nilairealisasi yaitu nilai pada saat Bagi Hasil Retribusi ke Desa dibagikanyang dituangkan dalam dokumen-dokumen terkait yang dikeluarkan dandisahkan oleh pejabat yang berwenang. Jumlah yang dicatat adalahsebesar nilai yang dibayarkan.

f. Pengungkapan

Bagi Hasil Retribusi ke Desa diungkapkan pada Kelompok PerkiraanBagi Hasil Pendapatan ke kabupaten/Kota/Desa di dalam laporanperhitungan APBD. Kelompok ini terletak setelah Kelompok PerkiraanBelanja. Nilai yang disajikan adalah nilai anggaran dan realisasinya.Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan anggaran:- Rincian bagi hasil retribusi per jenis retribusi per desa penerima- Besarnya target dan realisasi bagi hasil pajak untuk mengetahui

tingkat kinerja- Analisa sebab-sebab kegagalan pencapaian target

5. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa

a. Pengertian

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa adalah perkiraan yangdigunakan Pemda Kabupaten untuk mencatat bagi hasil lainnya (di

Page 150: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

148

luar bagi hasil pajak dan retribusi) ke desa. Bagi hasil pendapatanlainnya ini dibagi berdasarkan desa yang menerima bagi hasil.

b. Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa melibatkanunit-unit sebagai berikut: Bank (Kas Daerah), Penganggaran,Keuangan, Perbendaharaan, Verifikasi, dan Pembukuan.

Dokumen dasar yang terkait dengan proses pencatatan Bagi HasilPendapatan Lainnya ke Desa meliputi :

• SKO (Surat Otorisasi Kredit Anggaran);• Memo Transaksi (penjurnalan debet/kredit transaksi) yang disiapkan

dan telah diverifikasi oleh Bagian / Sub Bagian verifikasi, Biro /Bagian Keuangan Daerah.

• Bukti pendukung lain yang sah.

c. Saldo Normal

Saldo Normal perkiraan Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desaterletak disebelah debet.

d. Jurnal Standar

Pencatatan pada buku besar Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desadimulai pada saat penetapan anggaran Bagi Hasil Pajak keKabupaten/Kota disetujui dan disahkan oleh Dewan Perwakilan RakyatDaerah (DPRD), saat alokasi anggaran, sampai dengan realisasipenerimaannya. Pada akhir tahun anggaran, dibuat jurnalpenutupannya.

1) Pada saat angggaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desadisetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

6300 Surplus/DefisitTahun Pelaporan xxx -9335 Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

ke Desa- Xxx

Page 151: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

149

2) Pada saat Alokasi Anggaran

Jurnal ini untuk mencatat alokasi anggaran atau allotment bagi hasilpendapatan lainnya ke desa yang merupakan apropriasi APBD yangdisediakan bagi dinas/satuan kerja dan digunakan untukmemperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaranbagi hasil pendapatan lainnya ke desa selama periode tersebut.Jurnal ini dilakukan pada saat diterbitkannya otorisasi kreditanggaran sebagai berikut :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9435 Alokasi Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Desa

xxx -

9535 Allotment Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Desa

- xxx

3) Pada saat realisasi

Realisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa diakui pada saatpenerimaan pendapatan dan dibukukan sebagai berikut:

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

8750 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx -0100 Kas di Kas Daerah - xxx

4) Pencatatan pada akhir tahun anggaran :

Jurnal penutup perkiraan pada akhir tahun anggaran dilakukansebagai berikut :

(1) Bila realisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa lebih tinggidari pada estimasi

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

93356300

Apro Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke DesaSurplus/DefisitTahun Pelaporan

xxx xxx

--

8750 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa - xxxJumlah xxx xxx

Page 152: Sakd modul 3

Bab IV – Pedoman Akuntansi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

150

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9535 Allotment Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Desa

xxx -

9435 Alokasi Apropriasi Bagi Hasil PendapatanLainnya ke Desa

- xxx

Jumlah xxx xxx

(2) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9335 Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Desa

xxx -

87506300

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke DesaSurplus/Defisit Tahun Pelaporan

--

xxxxxx

No.Perkiraan

Nama Perkiraan Debet Kredit

9535 Allotment Bagi Hasil Pendapatan Lainnyake Desa

xxx -

8750 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa - xxx

e. Pengukuran

Pengukuran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa dilakukanberdasarkan nilai realisasi yaitu nilai pada saat Bagi Hasil PendapatanLainnya ke Desa dibagikan yang dituangkan dalam dokumen-dokumenterkait yang dikeluarkan dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.Jumlah yang dicatat adalah sebesar nilai yang dibayarkan.

f. Pengungkapan

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa diungkapkan pada KelompokPerkiraan Bagi hasil Pendapatan ke kabupaten/Kota/Desa di dalamlaporan perhitungan APBD. Kelompok ini terletak setelah KelompokPerkiraan Belanja. Nilai yang disajikan adalah nilai anggaran danrealisasinya.Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan anggaran:- Rincian bagi hasil pendapatan selain pajak dan retribusi per desa

penerima- Besarnya target dan realisasi bagi hasil retribusi untuk mengetahui

tingkat kinerja;- Analisa sebab-sebab kegagalan pencapaian target.

Page 153: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

151

BAB VPEDOMAN AKUNTANSI DANA CADANGAN

Pemerintah Derah dapat membentuk dana cadangan untuk membiayai programpembangunan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan tidakmemungkinkan untuk dibebankan pada anggaran suatu tahun.

Dana cadangan dapat dibentuk dari Pendapatan Asli Daerah, DanaPerimbangan yang diterimanya kecuali Dana Alokasi Khusus dan Dana Darurat.Dana Cadangan juga tidak boleh dibentuk dari dana pinjaman.

A. PEMBENTUKAN DANA CADANGAN

Perkiraan Anggaran

Terdiri dari;

1. Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan

a. Pengertian

Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan adalah perkiraan yangdigunakan untuk membukukan anggaran yang disediakan untukmembentuk dana cadangan yang tercantum dalam APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan apropriasi pembentukan dana cadangan dilakukan padasaat dana cadangan ditetapkan dengan Perda APBD. Dokumensumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuanadalah Perda APBD.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit, penambahananggaran dicatat di sebelah kredit dan pengurangan anggaran dicatatdi sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat ditetapkan anggaran pembentukandana cadangan atau pada saat terjadi penambahan anggaran padatahun berjalan sehubungan dengan adanya revisi anggaran.Perkiraan ini didebet bilamana terjadi pengurangan anggaran yang

Page 154: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

152

disediakan untuk membentuk dana cadangan. Selanjutnya perkiraanini didebet pada akhir tahun melalui jurnal penutup.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan Netto xxx9341 Apropriasi Pembentukan Dana

cadanganxxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9341 Apropriasi Pembentukan Dana cadangan xxx9441 Alokasi Apropriasi Pembentukan

Dana cadanganxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembentukan danacadangan yang tercantum dalam APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan ini akan dihadapkandengan Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan danbilamana terjadi selisih harus diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan adalah perkiraanuntuk membukukan otorisasi kredit anggaran atas dana yangdisediakan untuk pembentukan dana cadangan.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Proses pencatatan dilakukan pada saat otorisasi kredit anggaranditerbitkan. Dokumen sumber yang menjadi dasar pembukuan adalahOtorisasi Kredit Anggaran (OKA).

Page 155: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

153

c. Saldo Normal

Perkiraan Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana Cadanganmempunyai saldo normal di sebelah debet. Perkiraan ini didebetapabila bertambah dan dikredit apabila berkurang.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat diterbitkan Otorisasi Kredit Anggarandan dikredit pada akhir tahun anggaran melalui jurnal penutup.

1) Jurnal pada saat diterbitkan OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9441 Alokasi Apropriasi Pemb Dana Cadangan xxx9541 Allotment Pembent Dana Cadangan xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9341 Apropriasi Pembentukan Dana cadangan xxx9441 Alokasi Apropriasi Pembentukan

Dana cadanganxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pembentukan danacadangan yang dialokasikan melalui OKA.

f. Pengungkapan

Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan ini akandihadapkan dengan Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan danbilamana terjadi selisih harus diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

3. Allotment Pembentukan Dana Cadangan

a. PengertianAllotment Pembentukan Dana Cadangan adalah perkiraan untukmembukukan pagu anggaran pembentukan dana cadangan yangdialokasikan dalam OKA.

Page 156: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

154

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Proses pencatatan dilakukan pada saat diterbitkannya OKA.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pembukuan adalahOKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Perkiraan inidikredit bila bertambah dan didebet bilamana berkurang.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat diterbitkan Otorisasi Kredit Anggarandan didebet pada akhir tahun anggaran melalui jurnal penutup.

1) Jurnal pada saat diterbitkan OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9441 Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana

Cadangan xxx

9541 Allotment Pembentukan Danacadangan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9541 Allotment Pembentukan Dana cadangan xxx8760 Pembentukan Dana cadangan xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembentukan danacadangan yang dialokasikan melalui OKA.

f. Pengungkapan

Allotment Pembentukan Dana Cadangan ini akan dihadapkan denganrealisasi Pembentukan Dana Cadangan dan bilamana terjadi selisihharus diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Page 157: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

155

Perkiraan Operasional

1. Pembentukan Dana Cadangan

a. Pengertian

Pembentukan Dana Cadangan adalah perkiraan untuk membukukanrealisasi pembentukan dana cadangan sebagaimana diatur dalamPerda.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Proses pencatatan dilakukan pada saat terjadi realisasi pengeluaranuang untuk membentuk dana cadangan. Dokumen sumber yangmenjadi dasar pencatatan adalah SPMU atau Nota Debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Perkiraan inididebet bila bertambah dan dikredit bila berkurang.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat dikeluarkannya uang dari Kas Daerahyang disisihkan untuk membentuk dana cadangan sesuai SPMU dandikredit pada akhir tahun melalui jurnal penutup.

1) Jurnal pada saat dikeluarkan uang untuk membentuk DanaCadangan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8760 Pembentukan Dana Cadangan xxx0100 Kas di Kas daerah xxx

2) Jurnal Korolari:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit3300 Dana Cadangan xxx7900 Diinvestasikan dlm Dana Cadangan xxx

3) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9541 Allotment Pembentukan Dana cadangan xxx8760 Pembentukan Dana cadangan xxx

Page 158: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

156

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah uang yang dikeluarkan untukpembentukan Dana Cadangan sesuai dengan jumlah SPMU.

f. Pengungkapan

Pembentukan Dana Cadangan yang direalisasikan akan dihadapkandengan Allotment Pembentukan Dana Cadangan dan bilamana terjadiselisih harus diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

B. PENCAIRAN DANA CADANGAN

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Pencairan – Dana Cadangan (APBD)

a. Pengertian

Estimasi Pencairan Dana Cadangan adalah perkiraan untukmembukukan penerimaan anggaran yang berasal dari akumulasi danacadangan, yang akan digunakan untuk membiayai belanja modalsesuai dengan ketentuan dana cadangan yang diatur dalam Perdanyaselama tahun berjalan.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Proses pencatatan dilakukan pada saat ditetapkannya dana cadanganyang akan dicairkan selama tahun anggaran. Dokumen sumber yangdigunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan perkiraan iniadalah Perda APBD.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanestimasi pencairan dana cadangan dicatat di sebelah debet danpengurangan estimasi pencairan dana cadangan dicatat di sebelahkredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Page 159: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

157

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9041 Estimasi Pencairan Dana Cadangan xxx6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9141 Alokasi Est Pencairan Dana Cadangan xxx9041 Estimasi Pencairan Dana Cadangan xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pencairan DanaCadangan yang tercantum dalam Perda APBD, yang berasal daridana cadangan yang telah dibentuk pada tahun-tahun sebelumnya.

f. Pengungkapan

Estimasi ini akan dibandingkan dengan alokasi estimasi pencairandana cadangan dan bilamana terjadi selisih harus diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Estimasi Pencairan Dana Cadangan yg Dialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Pencairan Dana Cadangan yang Dialokasikan adalahperkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan pembiayaanyang berasal dari dana cadangan yang telah diotorisasi dan telahditerbitkan OKA-nya.

Perkiraan ini mempunyai buku pembantu yang disiapkan menuruttujuan penggunaan dana cadangan yang dialokasikan.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan Estimasi Pencairan Dana Cadangan yang Dialokasikandilakukan pada saat OKA diterbitkan. Dokumen sumber yangdigunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan padaperkiraan ini adalah dokumen Otorisasi Kredit Anggaran

Page 160: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

158

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. PenambahanEstimasi pencairan dana cadangan yang Dialokasikan dicatat disebelah debet dan pengurangan estimasi pencairan dana cadanganyang dialokasikan dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9241 Estimasi Pencairan Dana Cadangan

yang dialokasikan xxx

9141 Alokasi Estimasi Pencairan DanaCadangan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8360 Pencairan Dana Cadangan xxx9241 Estimasi Pencairan Dana Cadangan

yang dialokasikanxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pencairan danacadangan yang telah disetujui untuk digunakan sesuai dengan OKAyang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi Pencairan Dana cadangan akan dibandingkan denganrealisasi pencarian dana cadangan dan bilamana terjadi selisih harusdiberikan penjelasan yang cukup dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Pencairan Dana Cadangan

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Pencairan Dana Cadangan merupakan lawan dariperkiraan Estimasi Pencairan Dana Cadangan yang Dialokasikan.

Page 161: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

159

Perkiraan ini untuk membukukan anggaran pencairan dana cadanganyang telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen terkait

Proses pencatatan dilakukan pada saat pengalokasian danacadangan disetujui untuk dicairkan dan telah diterbitkan OKA-nya,sedangkan Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah Otorisasi KreditAnggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanalokasi estimasi pencairan dana cadangan dicatat di sebelah kreditdan pengurangan alokasi estimasi pencairan dana cadangan dicatatdi sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat OKA diterbitkan:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9241 Estimasi Pencairan Dana Cadanganyang dialokasikan

xxx

9141 Alokasi Estimasi Pencairan DanaCadangan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9141 Alokasi Estimasi Pencairan Dana

Cadangan xxx

8360 Pencairan Dana Cadangan xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang akan dicairkandari dana cadangan yang telah disetujui sesuai dengan OKA yangditerbitkan.

Page 162: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

160

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganperkiraan Estimasi Pencairan Dana Cadangan berdasarkan APBD.Apabila terjadi selisih, diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pencairan Dana Cadangan

a. Pengertian

Pencairan Dana Cadangan adalah perkiraan untuk membukukanrealisasi pencairan dana cadangan yang akan digunakan untukmembiayai pengeluaran sesuai dengan peruntukkannya.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

Proses pencatatan dilakukan pada saat realisasi pencairan danacadangan. Dokumen sumber yang digunakan untuk melakukanpencatatan Surat Tanda Setoran atau Nota Kredit dari Bank.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpencairan dana cadangan dicatat di sebelah kredit dan penguranganpencairan dana cadangan dicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat penarikan dana dari dana cadangandan didebet pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahunanggaran.

1) Jurnal pada saat realisasi penarikan/transfer masuk danacadangan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8360 Pencairan Dana Cadangan xxx

3) Jurnal Korolari:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7900 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx3300 Dana Cadangan xxx

Page 163: Sakd modul 3

Bab V – Pedoman Akuntansi Dana Cadangan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

161

4) Jurnal Penutup :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8360 Pencairan Dana Cadangan xxx9241 Estimasi Pencairan Dana Cadangan

yang Dialokasikanxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah pencairan dana cadangan yangtelah direalisir dan didebet pada saat penutupan perkiraan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganperkiraan Estimasi Pencairan Dana Cadangan yang Dialokasikanberdasarkan OKA. Apabila terjadi selisih, diberikan penjelasan dalamNota Perhitungan Anggaran.

Page 164: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

162

BAB VIPEDOMAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baikpenerimaan maupun pengeluaran, yang dimaksudkan untuk menutup defisit danatau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan mencakup transaksipenerimaan dan pengeluaran pembiayaan.

Penerimaan Pembiayaan berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran, hasilpenjualan investasi permanen (divestasi), dan dari penarikan pinjaman.Pengeluaran Pembiayaan adalah pengeluaran yang dilakukan pemerintah untukpembayaran kembali pokok pinjaman, penyertaan modal pemerintah, danpemberian pinjaman kepada pihak ketiga.

A. SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

a. Pengertian

Estimasi Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)adalah perkiraan untuk membukukan Sisa Lebih Perhitungan Anggaranyang berasal dari tahun anggaran sebelumnya yang akan digunakanuntuk menutup defisit anggaran selama tahun berjalan sesuai denganPerda APBD.

b. Proses Pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan Estimasi Penggunaan SiLPA dilakukan pada saatdimasukkannya SiLPA sebagai sumber dana untuk menutup defisitanggaran dalam APBD. Dokumen sumber yang digunakan sebagaidasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah PerdaAPBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanestimasi penggunaan SiLPA dicatat di sebelah debet dan penguranganestimasi penggunaan SiLPA dicatat di sebelah kredit.

Page 165: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

163

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9601 Estimasi Penggunaan SiLPA xxx6400 Pembiayaan netto xxx

1) Jurnal penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6200 SiLPA tahun pelaporan xxx9601 Estimasi Penggunaan SiLPA xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah sisa lebih perhitungan anggaranyang berasal dari tahun-tahun sebelumnya, yang tercantum dalamPerda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganrealisasi penerimaan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan operasional

1. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

a. Pengertian

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran adalah perkiraanuntuk membukukan realisasi penggunaan SiLPA untuk menutupdefisit anggaran selama tahun berjalan.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Realisasi penggunaan SiLPA baru diketahui setelah penutupanseluruh perkiraan operasional dan anggaran. Mekanismeperhitungannya dilakukan dengan menutup perkiraan Surplus/Defisitanggaran dan Pembiayaan Netto ke SiLPA tahun pelaporan.

Page 166: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

164

Selanjutnya perkiraan Estimasi Penggunaan SiLPA juga ditutup keperkiraan SiLPA tahun pelaporan. Saldo yang dihasilkan padaperkiraan SiLPA tahun pelaporan inilah yang merupakanPenggunaan SiLPA. Dengan demikian perhitungan penggunaanSiLPA harus dilakukan melalui sistem akuntansi. Dokumen sumberyang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan adalahMemo Penyesuaian

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada akhir tahun untuk jumlah SiLPA yangdigunakan selama tahun anggaran. Perkiraan ini dikredit melaluijurnal penutup pada akhir tahun.

1) Jurnal penggunaan SiLPA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8810 Penggunaan SiLPA xxx6200 SiLPA tahun pelaporan xxx

2) Jurnal Penutup :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6100 Akumulasi SiLPA xxx8810 Penggunaan SiLPA xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah SiLPA yang digunakan selamatahun anggaran.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dihadapkan denganperkiraan Estimasi Penggunaan SiLPA berdasarkan APBD. Apabilaterjadi selisih, diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

Page 167: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

165

B. PENJUALAN ASET YANG DIPISAHKAN

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Penjualan Aset yang dipisahkan (Divestasi)

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Penjualan Aset yang Dipisahkan adalahperkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan pembiayaanyang berasal dari penjualan aset daerah yang dipisahkan, misalnyaPenyertaan Modal Pemda, yang akan digunakan untuk menutupdefisit anggaran selama tahun berjalan sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Anggaranpenjualan aset daerah yang dipisahkan dicatat di sebelah debet danperkiraan ini dikredit melalui jurnal penutup.

d. Jurnal standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9601 Estimasi Penerimaan Penjualan Aset

yang Dipisahkan xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9651 Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan

Aset yang Dipisahkan xxx

9601 Estimasi Penerimaan PenjualanAset yang Dipisahkan

xxx

Page 168: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

166

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari penjualan aset daerah yangdipisahkan, yang tercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaannya dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Estimasi Penerimaan Penjualan Aset yang dipisahkan yangdialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Penjualan Aset yang Dipisahkan yangDialokasikan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenerimaan pembiayaan yang berasal dari penjualan aset daerahyang dipisahkan yang telah diotorisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.Perkiraan ini mempunyai buku pembantu yang disiapkan menurut unitorganisasi yang menggunakan aset yang akan dijual.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan perkiraan ini dilakukan pada saat penjualan aset daerahyang dipisahkan telah disetujui untuk segera direalisasikan denganditerbitkannya OKA. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasaruntuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah dokumenOtorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Page 169: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

167

1) Jurnal pada saat Otorisasi Kredit Anggaran diterbitkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9701 Estimasi Penerimaan Penjualan Aset

yang Dipisahkan yang Dialokasikan xxx

9651 Alokasi Estimasi PenerimaanPenjualan Aset yang Dipisahkan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8815 Penerimaan Penjualan Aset yang

dipisahkan xxx

9701 Estimasi Penerimaan Penjualan Asetyang Dipisahkan yang Dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaan penjualanaset daerah yang dipisahkan, yang telah disetujui untuk dijual sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganrealisasi penerimaan hasil penjualannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan Aset Yang Dipisahkan

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan Aset yang Dipisahkanmerupakan lawan dari perkiraan Estimasi Penerimaan Penjualan Asetyang Dipisahkan yang Dialokasikan. Perkiraan ini untukmembukukan bagian anggaran penerimaan yang berasal daripenjualan aset daerah yang telah disetujui untuk dijual dan telahditerbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencataatn perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi anggaran(OKA) untuk menjual aset yang bersangkutan diterbitkan. Dokumensumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuanpada perkiraan ini adalah Otorisasi Kredit Anggaran.

Page 170: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

168

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Anggaranpenjualan aset daerah dicatat di sebelah kredit dan pengurangandicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat otorisasi anggaran (OKA diterbitkan):

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9701 Estimasi Penerimaan Penjualan Aset

yang Dipisahkan yang Dialokasikan xxx

9651 Alokasi Estimasi PenerimaanPenjualan Aset yang Dipisahkan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9651 Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan

Aset yang Dipisahkan xxx

9601 Estimasi Penerimaan PenjualanAset yang Dipisahkan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran penjualan aset daerahyang telah disetujui sesuai dengan SKO yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dihadapkan denganperkiraan Estimasi penerimaan Penjualan Aset berdasarkan APBD.Apabila terjadi selisih, diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Penjualan Aset yang Dipisahkan

a. Pengertian

Penerimaan Penjualan Aset yang Dipisahkan adalah perkiraan untukmembukukan realisasi penerimaan pembiayaan yang berasal dari

Page 171: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

169

penjualan aset daerah yang dipisahkan, yang akan digunakan untukmenutup defisit anggaran.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat terjadi realisasipenyetoran kas ke Kas Daerah yang berasal dari hasil penjualan asetdaerah yang dipisahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti setor hasil penjualan asetdaerah ke rekening Kas Daerah, misalnya Surat Tanda Setoran (STS)atau Nota Kredit.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penjualanaset daerah yang dipisahkan dicatat di sebelah kredit danpengurangan penerimaan penjualan aset daerah yang dipisahkandicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat hasil realisasi penjualan aset daerahtelah disetor dan dibukukan di rekening Kas Daerah dan didebetpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penjualan aset daerah yang dipisahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xx8815 Penerimaan Penjualan Aset yang

dipisahkanxxx

Jurnal Korolari:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Diinvestasikan dalam Investasi Permanen xxx1100 Penyertaan Modal Pemda xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8815 Penerimaan Penjualan Aset yang

Dipisahkan xxx

9701 Estimasi Penerimaan PenjualanAset Dipisahkan yang Dialokasikan

xxx

Page 172: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

170

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan yang berasal daripenjualan aset daerah yang disetor ke rekening Kas Daerah sesuaidengan bukti setor (STS atau Nota Kredit dari Bank)

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

C. PENERIMAAN KEMBALI PINJAMAN KEPADA BUMN / BUMD /PEMERINTAH PUSAT / DAERAH OTONOM LAINNYA, DAN LEMBAGAINTERNASIONAL

Perkiraan ini terdiri dari :

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN /BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenerimaan pembiayaan yang berasal dari penerimaan kembali ataspinjaman yang diberikan kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/Daerah Otonom Lainnya, dan Lembaga Internasional, sesuaidengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahananggaran penerimaan kembali pinjaman dicatat di sebelah debet danpengurangan anggaran penerimaan kembali pinjaman dicatat disebelah kredit.

Page 173: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

171

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD diterbitkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9603 Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/Pem. Pusat/ DOLainnya, dan Lembaga Internasional

xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9652 Alokasi Estimasi Penerimaan Kembali

Pinjaman kepada BUMN/BUMD/ Pemer.Pusat/DO Lainnya, dan Lbg Internasional

xxx

9603 Estimasi Penerimaan KembaliPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah OtonomLainnya, dan Lembaga Internasional

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari penerimaan kembali pinjaman yangdiberikan kepada pihak ketiga, yang tercantum dalam Perda APBD.

f. PengungkapanEstimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi estimasi penerimaannya dan bilamana terjadi selisih harusdiberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional yang Dialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional yang dialokasikan adalah perkiraan untuk membukukananggaran penerimaan pembiayaan yang berasal dari penerimaankembali atas pinjaman yang diberikan kepada BUMN/BUMD/

Page 174: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

172

Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional, yang disetujui untuk segera direalisasikan (untukditagih) sesuai dengan otorisasi kredit anggaran (OKA).

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat diterbitkannyaOKA. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahananggaran penerimaan kembali pinjaman dicatat di sebelah debet danpengurangan anggaran penerimaan kembali pinjaman dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat OKA disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9702 Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional yang dialokasikan

xxx

9652 Alokasi Estimasi PenerimaanKembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/DaerahOtonom Lainnya, dan LembagaInternasional yang dialokasikan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet KreditPenerimaan Kembali Pinjaman kepadaBUMN/BUMD/ Pemerintah Pusat/DaerahOtonom Lainnya, dan LembagaInternasional

xxx

Estimasi Penerimaan KembaliPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah OtonomLainnya, dan Lembaga Internasionalyang Dialokasikan

xxx

Page 175: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

173

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari penerimaan kembali pinjaman yangdiberikan kepada pihak ketiga, yang tercantum dalam OKA.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaannya dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional adalah pasangan perkiraan Estimasi PenerimaanKembali Pinjaman kepada BUMN/ BUMD/Pemerintah Pusat/DaerahOtonom Lainnya, dan Lembaga Internasional yang Dialokasikan.Perkiraan ini untuk membukukan anggaran penerimaan pembiayaanyang berasal dari penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikankepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya,dan Lembaga Internasional, yang disetujui untuk segeradirealisasikan sesuai dengan otorisasi kredit anggaran (OKA).

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat diterbitkannyaOKA. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahananggaran penerimaan kembali pinjaman dicatat di sebelah kredit danpengurangan anggaran penerimaan kembali pinjaman dicatat disebelah debet.

Page 176: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

174

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat OKA disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9702 Estimasi Penerimaan Kembali Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya, dan LembagaInternasional yang dialokasikan

xxx

9652 Alokasi Estimasi PenerimaanKembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/DaerahOtonom Lainnya, dan LembagaInternasional yang dialokasikan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9652 Alokasi Estimasi Penerimaan Kembali

Pinjaman kepada BUMN/BUMD/ Pemer.Pusat/Daerah Otonom Lainnya, danLembaga Internasional

xxx

9603 Estimasi Penerimaan KembaliPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah OtonomLainnya, dan Lembaga Internasional

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari penerimaan kembali pinjaman yangdiberikan kepada pihak ketiga, yang tercantum dalam OKA.

f. Pengungkapan

Alokasi Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkandengan Estimasi penerimaan pembiayaannya yang tercantum dalamAPBD dan bilamana terjadi selisih, diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

Page 177: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

175

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/Daerah Otonom Lainnya, dan Lembaga Internasional

a. Pengertian

Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/Daerah Otonom Lainnya, dan Lembaga Internasional adalahperkiraan untuk membukukan realisasi penerimaan pembiayaan yangberasal dari penerimaan kembali atas pinjaman yang diberikankepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya,dan Lembaga Internasional selama tahun berjalan.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan setelah adanya setoran hasilpenerimaan kembali pinjaman dari pihak ketiga ke Kas daerah.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Surat Tanda Setoran atau NotaKredit dari Bank.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpenerimaan kembali pinjaman dicatat di sebelah kredit danpengurangan penerimaan kembali pinjaman dicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat diterima setoran oleh Kas Daerahsesuai STS dan didebet pada saat penutupan perkiraan pada akhirtahun anggaran.

1) Jurnal pada saat diterima setoran oleh Kas Daerah:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8820 Penerimaan Kembali Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/Daerah Otonom Lainnya, danLembaga Internasional

xxx

2) Jurnal Korolari:

Page 178: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

176

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Diinvestasikan dlm Investasi Permanen xxx1200 Pinjaman kepada BUMN/BUMD/

Pemerintah Pusat/Daerah OtonomLainnya dan Lembaga Internasional

xxx

3) Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8820 Penerimaan Kembali Pinjaman kepadaBUMN/BUMD/ Pemerintah Pusat/DaerahOtonom Lainnya, dan Lbg Internasional

xxx

9702 Estimasi Penerimaan KembaliPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah OtonomLainnya, dan Lembaga Internasionalyang Dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan pembiayaan yangberasal dari penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepadapihak ketiga, sesuai dengan STS.

f. Pengungkapan

Penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan dengan EstimasiPenerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/Daerah Otonom Lainnya, dan Lembaga Internasional yangDialokasikan Estimasi penerimaan pembiayaannya yang tercantumdalam APBD dan bilamana terjadi selisih, diberikan penjelasan dalamNota Perhitungan Anggaran.

D. PENJUALAN PENYERTAAN MODAL DALAM PROYEK PEMBANGUNAN

Perkiraan ini terdiri dari :

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenerimaan pembiayaan yang berasal dari Penjualan Penyertaan

Page 179: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

177

Modal dalam Proyek Pembangunan, yang akan digunakan untukmenutup defisit anggaran selama tahun berjalan sesuai denganPerda APBD.

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat disahkananggaran pada awal tahun anggaran. Dokumen sumber yangdigunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan padaperkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Anggaranpenjualan dicatat di sebelah debet dan perkiraan ini dikredit melaluijurnal penutup.

d. Jurnal standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9604 Estimasi Penerimaan Penjualan

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9653 Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

9604 Estimasi Penerimaan PenjualanPenyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari penjualan Penyertaan Modal dalamProyek Pembangunan, yang tercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Page 180: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

178

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi estimasi penerimaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Estimasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan yang dialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan yang Dialokasikan adalah perkiraan untukmembukukan anggaran penerimaan pembiayaan yang berasal daripenjualan Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan yang telahdiotorisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan perkiraan ini dilakukan pada saat rencana penjualanPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan telah disetujui untuksegera direalisasikan dengan diterbitkannya OKA. Dokumen sumberyang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan padaperkiraan ini adalah dokumen Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat Otorisasi Kredit Anggaran diterbitkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9703 Estimasi Penerimaan Penjualan

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan yang Dialokasikan

xxx

9653 Alokasi Estimasi PenerimaanPenjualan Penyertaan Modal dalamProyek Pembangunan

xxx

2) Jurnal Penutup:

Page 181: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

179

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8825 Penerimaan Penjualan Penyertaan

Modal dalam Proyek Pembangunan xxx

9703 Estimasi Penerimaan PenjualanPenyertaan Modal dalam ProyekPembangunan yang Dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaan penjualanPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan, yang telah disetujuiuntuk dijual sesuai dengan SKO yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganrealisasi penerimaan hasil penjualannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalamProyek Pembangunan

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalamProyek Pembangunan merupakan lawan dari perkiraan EstimasiPenerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan yang Dialokasikan. Perkiraan ini untuk membukukanbagian anggaran penerimaan yang berasal dari penjualan PenyertaanModal dalam Proyek Pembangunan yang telah disetujui untuk dijualdan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi anggaran(OKA) untuk menjual penyertaan atau proyek pembangunan yangbersangkutan diterbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagaidasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalahOtorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Page 182: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

180

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Anggaranpenjualan Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan dicatat disebelah kredit dan pengurangan dicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat otorisasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9703 Estimasi Penerimaan Penjualan

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan yang Dialokasikan

xxx

9653 Alokasi Estimasi PenerimaanPenjualan Penyertaan Modal dalamProyek Pembangunan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9653 Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

9604 Estimasi Penerimaan PenjualanPenyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran penjualan PenyertaanModal dalam Proyek Pembangunan yang telah disetujui sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dihadapkan denganperkiraan Estimasi penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalamProyek Pembangunan berdasarkan APBD. Apabila terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

Page 183: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

181

1. Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

a. Pengertian

Penerimaan Penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan adalah perkiraan untuk membukukan realisasipenerimaan pembiayaan yang berasal dari penjualan PenyertaanModal dalam Proyek Pembangunan, yang akan digunakan untukmenutup defisit anggaran.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat terjadi realisasipenyetoran kas ke Kas Daerah yang berasal dari hasil penjualanPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti setor hasil penjualanPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan ke rekening KasDaerah, misalnya Surat Tanda Setoran (STS) atau Nota Kredit.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. PenjualanPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan dicatat di sebelahkredit dan pengurangan penerimaan penjualan Penyertaan Modaldalam Proyek Pembangunan dicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat hasil realisasi penjualan PenyertaanModal dalam Proyek Pembangunan telah disetor dan dibukukan direkening Kas Daerah dan didebet pada saat penutupan perkiraanpada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penjualan Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xx8825 Penerimaan Penjualan Penyertaan

Modal dalam Proyek Pembangunanxxx

Jurnal korolari:

Page 184: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

182

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Diinvestasikan dalam Investasi Permanen xxx1300 Penanaman Modal dalam proyek

Pembangunanxxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8825 Penerimaan Penjualan Penyertaan

Modal dalam Proyek Pembangunan xxx

9703 Estimasi Penerimaan PenjualanPenyertaan Modal dalam ProyekPembangunan yang Dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan yang berasal daripenjualan Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan yangdisetor ke rekening Kas Daerah sesuai dengan bukti setor (STS atauNota Kredit dari Bank)

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

E. PENJUALAN INVESTASI PERMANEN LAINNYA

Perkiraan ini terdiri dari :

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Penjualan Investasi Permanen Lainnya

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Penjualan Investasi Permanen Lainnya adalahperkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan pembiayaanyang berasal dari Penjualan Investasi Permanen Lainnya, yang akandigunakan untuk menutup defisit anggaran selama tahun berjalansesuai dengan Perda APBD.

b. Proses Pencatatan dan dokumen terkait

Page 185: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

183

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat disahkananggaran pada awal tahun anggaran. Dokumen sumber yangdigunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan padaperkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Anggaranpenjualan dicatat di sebelah debet dan perkiraan ini dikredit melaluijurnal penutup.

d. Jurnal standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9605 Estimasi Penerimaan Penjualan Investasi

Permanen Lainnya xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9654 Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan

Investasi Permanen Lainnya xxx

9605 Estimasi Penerimaan PenjualanInvestasi Permanen Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari penjualan investasi permanen lainnya,yang tercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi estimasi penerimaannya dan bilamana terjadi selisih harusdiberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Page 186: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

184

2. Estimasi Penerimaan Penjualan Investasi Permanen Lainnya yangdialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Penjualan Investasi Permanen Lainnya yangDialokasikan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenerimaan pembiayaan yang berasal dari penjualan investasipermanen lainnya yang telah diotorisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan perkiraan ini dilakukan pada saat rencana penjualaninvestasi permanen lainnya telah disetujui untuk segera direalisasikandengan diterbitkannya OKA. Dokumen sumber yang digunakansebagai dasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalahdokumen Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat Otorisasi Kredit Anggaran diterbitkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9704 Estimasi Penerimaan Penjualan investasi

permanen lainnya yang Dialokasikan xxx

9654 Alokasi Esti Penerimaan PenjualanInvestasi Permanen lainnya

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8830 Penerimaan Penjualan investasi

permanen lainnya xxx

9704 Esti. Penerimaan Penjualan investasipermanen lainnya yang Dialokasikan

xxx

Page 187: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

185

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaan penjualaninvestasi permanen lainnya, yang telah disetujui untuk dijual sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganrealisasi penerimaan hasil penjualannya dan bilamana terjadi selisihharus diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan Investasi PermanenLainnya

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan Investasi Permanen Lainnyamerupakan lawan dari perkiraan Estimasi Penerimaan PenjualanInvestasi Permanen Lainnya yang Dialokasikan. Perkiraan ini untukmembukukan bagian anggaran penerimaan yang berasal daripenjualan investasi permanen lainnya yang telah disetujui untuk dijualdan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi kreditanggaran (OKA) untuk menjual investasi permanen lainnyaditerbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah Otorisasi KreditAnggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Anggaranpenjualan investasi permanen lainnya dicatat di sebelah kredit danpengurangan dicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Page 188: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

186

1) Jurnal pada saat otorisasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9704 Estimasi Penerimaan Penjualan investasi

permanen lainnya yang Dialokasikan xxx

9654 Alokasi Esti Penerimaan Penjualaninvestasi permanen lainnya

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9654 Alokasi Estimasi Penerimaan Penjualan

investasi permanen lainnya xxx

9605 Estimasi Penerimaan Penjualaninvestasi permanen lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran penjualan investasipermanen lainnya yang telah disetujui sesuai dengan OKA yangditerbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dihadapkan denganperkiraan Estimasi penerimaan Penjualan investasi permanen lainnyaberdasarkan APBD. Apabila terjadi selisih harus diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Penjualan investasi permanen lainnya

a. Pengertian

Penerimaan Penjualan investasi permanen lainnya adalah perkiraanuntuk membukukan realisasi penerimaan pembiayaan yang berasaldari penjualan investasi permanen lainnya, yang akan digunakanuntuk menutup defisit anggaran.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat terjadi realisasipenyetoran kas ke Kas Daerah yang berasal dari hasil penjualaninvestasi permanen lainnya.

Page 189: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

187

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti setor hasil penjualaninvestasi permanen lainnya ke rekening Kas Daerah, misalnya SuratTanda Setoran (STS) atau Nota Kredit.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penjualaninvestasi permanen lainnya dicatat di sebelah kredit dan penguranganpenerimaan penjualan investasi permanen lainnya dicatat di sebelahdebet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat hasil realisasi penjualan investasipermanen lainnya telah disetor dan dibukukan di rekening KasDaerah dan didebet pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahunanggaran.

1) Jurnal realisasi investasi permanen lainnya :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xx8830 Penerimaan Penjualan investasi

permanen lainnyaxxx

Jurnal korolari:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7100 Diinvestasikan dalam Investasi Permanen xxx1400 Investasi Permanen Lainnya xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8830 Penerimaan Penjualan investasi

permanen lainnya xxx

9704 Estimasi Penerimaan Penjualaninvestasi permanen lainnya yangDialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan yang berasal daripenjualan investasi permanen lainnya yang disetor ke rekening KasDaerah sesuai dengan bukti setor (STS atau Nota Kredit dari Bank)

Page 190: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

188

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan penjualan investasi permanen lainnya ini akandibandingkan dengan Estimasi penerimaan pembiayaannya danbilamana terjadi selisih harus diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

F. PENERIMAAN PINJAMAN LUAR NEGERI

Perkiraan ini terdiri dari :

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar Negeri

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar Negeri adalah perkiraan untukmembukukan anggaran penerimaan pembiayaan yang berasal daripinjaman luar negeri yang akan digunakan untuk menutup defisitanggaran selama tahun berjalan sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD dan NaskahPinjaman Luar Negeri.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanestimasi penerimaan pinjaman luar negeri dicatat di sebelah debetdan pengurangan estimasi penerimaan pinjaman luar negeri inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran atauapabila terjadi revisi pengurangan anggaran penerimaan pinjaman ini.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9606 Esti. Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx6400 Pembiayaan Netto xxx

Page 191: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

189

2) Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9655 Alokasi Estimasi Penerimaan PinjamanLuar Negeri

xxx

9606 Estimasi Penerimaan Pinjaman LuarNegeri

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari pinjaman luar negeri yang tercantumdalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pinjaman luar negeri ini akan dibandingkandengan alokasi estimasi penerimaan pinjaman luar negeri danbilamana terjadi selisih, diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

2. Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar Negeri yang dialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar Negeri yang Dialokasikan adalahperkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan pembiayaanyang berasal dari pinjaman Luar negeri yang telah diotorisasi dantelah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Page 192: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

190

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9705 Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar

Negeri yang dialokasikan xxx

9655 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman Luar Negeri

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8835 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx9705 Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar

Negeri yang dialokasikanxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pinjaman Luar negeriyang telah disetujui untuk direalisasikan sesuai dengan OKA yangditerbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar Negeri

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar Negeri merupakanperkiraan lawan dari perkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman LuarNegeri yang Dialokasikan. Perkiraan ini untuk membukukan bagiananggaran penerimaan yang berasal dari pinjaman luar negeri yangtelah disetujui untuk direalisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi (OKA)diterbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

Page 193: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

191

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9705 Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar

Negeri yang dialokasikan xxx

9655 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman Luar Negeri

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9655 Alokasi Penerimaan Pinjaman Luar

Negeri xxx

9606 Estimasi Penerimaan Pinjaman LuarNegeri

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pinjaman luar negeriyang telah disetujui untuk direalisasikan sesuai dengan OKA yangditerbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganperkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar Negeri berdasarkanAPBD. Apabila terjadi selisih, diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

Page 194: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

192

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Pinjaman Luar Negeri

a. Pengertian

Penerimaan Pinjaman Luar Negeri adalah perkiraan untukmembukukan realisasi penerimaan pinjaman yang berasal daripinjaman Luar negeri yang digunakan untuk menutup defisitanggaran selama tahun berjalan sesuai dengan Perda APBD.

Perkiraan ini mempunyai buku pembantu dan subsistem yang dirincimenurut sumber dana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti setor ke rekening KasDaerah, seperti Surat Tanda Setoran dan Nota Kredit atau buktirealisasi penarikan uang lainnya.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpenerimaan pinjaman luar negeri dicatat di sebelah kredit danpengurangan penerimaan pembiayaan pinjaman luar negeri dicatat disebelah debet.

d. Jurnal StandarPerkiraan ini dikredit pada saat dana hasil penarikan pinjaman luarnegeri telah disetor dan dibukukan di rekening Kas Daerah atau padasaat telah dilakukannya pembayaran secara langsung (directpayment) oleh pihak kreditor dan didebet pada saat penutupanperkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penarikan dana pinjaman dalam negeri :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8835 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx

Jurnal Korolari :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7400 Dana yang Harus Disediakan UntukPembayaran Hutang Jangka Panjang

xxx

5100 Hutang Jangka Panjang xxx

Page 195: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

193

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8835 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx9705 Estimasi Penerimaan Pinjaman Luar

Negeri yang dialokasikanxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan yang berasal daripenerimaan pinjaman luar negeri yang disetor ke rekening KasDaerah sesuai dengan bukti setor atau yang dibayarkan langsungkepada pihak ketiga oleh kreditor.

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

G. PENERIMAAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH PUSAT

Perkiraan ini terdiri dari :

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat adalahperkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan pembiayaanyang berasal dari pinjaman Pemerintah Pusat yang akan digunakanuntuk menutup defisit anggaran selama tahun berjalan sesuai denganPerda APBD. Perkiraan ini mempunyai buku pembantu dan subsistem yang dirinci menurut sumber dananya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD dan NaskahPinjaman dari Pemerintah Pusat.

Page 196: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

194

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanestimasi penerimaan pinjaman dari Pemerintah Pusat dicatat disebelah debet dan pengurangan estimasi penerimaan pinjaman daripemerintah Pusat ini dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran atauapabila terjadi revisi pengurangan anggaran penerimaan pinjaman ini.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9607 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Pusat xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9656 Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman

dari Pemerintah Pusat xxx

9607 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Pusat

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaanpembiayaan yang berasal dari pinjaman Pemerintah Pusat yangtercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pinjaman dari Pemerintah Pusat ini akandibandingkan dengan alokasi estimasi penerimaan pinjaman dariPemerintah Pusat dan bilamana terjadi selisih, diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat yangdialokasikan

Page 197: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

195

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat yangDialokasikan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenerimaan pembiayaan yang berasal dari pinjaman PemerintahPusat yang telah diotorisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9706 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Pusat yang dialokasikan xxx

9655 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman dari Pemerintah Pusat

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8840 Penerimaan Pinj dari Pemerintah Pusat xxx9706 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Pusat yang dialokasikanxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pinjaman dariPemerintah Pusat yang telah disetujui untuk direalisasikan sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Page 198: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

196

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusatmerupakan lawan dari perkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Pusat yang Dialokasikan. Perkiraan ini untukmembukukan bagian anggaran penerimaan yang berasal daripinjaman dari Pemerintah Pusat yang telah disetujui untukdirealisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi anggaran(OKA) diterbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasaruntuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9706 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Pusat yang dialokasikan

xxx

9656 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman dari Pemerintah Pusat

xxx

2) Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9656 Alokasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Pusat

xxx

9607 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Pusat

xxx

Page 199: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

197

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pinjaman dariPemerintah Pusat yang telah disetujui untuk direalisasikan sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun, perkiraan ini dibandingkan dengan perkiraanEstimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat berdasarkanAPBD. Apabila terjadi selisih, diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat

a. Pengertian

Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Pusat adalah perkiraan untukmembukukan realisasi penerimaan pinjaman yang berasal dariPemerintah Pusat yang digunakan untuk menutup defisit anggaranselama tahun berjalan sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan setelah adanya penyetoranuang yang berasal dari pencairan pinjaman ke rekening Kas Daerah.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti setor ke rekening KasDaerah, seperti Surat Tanda Setoran dan Nota Kredit atau buktirealisasi penarikan uang lainnya.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpenerimaan pinjaman dari Pemerintah Pusat dicatat di sebelah kreditdan pengurangan penerimaan pinjaman dari Pemerintah Pusat dicatatdi sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat dana hasil penarikan pinjaman luarnegeri telah disetor dan dibukukan di rekening Kas Daerah atau padasaat telah dilakukannya pembayaran secara langsung (direct

Page 200: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

198

payment) oleh pihak kreditor dan didebet pada saat penutupanperkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penarikan dana pinjaman dalam negeri :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8840 Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Pusatxxx

Jurnal Korolari :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7400 Dana yang Harus Disediakan UntukPembayaran Hutang Jangka Panjang

xxx

5100 Hutang Jangka Panjang xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8840 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah

Pusat xxx

9706 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Pusat yang dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan yang berasal daripenerimaan pinjaman dari Pemerintah Pusat yang disetor ke rekeningKas Daerah sesuai dengan bukti setor atau yang dibayarkanlangsung kepada pihak ketiga oleh kreditor.

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

H. PENERIMAAN PINJAMAN DARI PEMERINTAH DAERAH OTONOMLAINNYA

Perkiraan ini terdiri dari :

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah OtonomLainnya

Page 201: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

199

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah OtonomLainnya adalah perkiraan untuk membukukan anggaran penerimaanPinjaman yang berasal dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnyayang akan digunakan untuk menutup defisit anggaran selama tahunberjalan sesuai dengan Perda APBD.

Perkiraan ini mempunyai buku pembantu dan sub sistem yang dirincimenurut sumber dananya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD dan NaskahPinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. PenambahanEstimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah OtonomLainnya dicatat di sebelah debet dan pengurangan EstimasiPenerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran atauapabila terjadi revisi pengurangan anggaran penerimaan pinjaman ini.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9608 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Daerah Otonom Lainnya xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9657 Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman

dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya xxx

9608 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnya

xxx

Page 202: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

200

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaan Pinjamanyang berasal dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya yangtercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah OtonomLainnya ini akan dibandingkan dengan alokasi estimasi penerimaanPinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya dan bilamanaterjadi selisih, diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

2. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah OtonomLainnya yang dialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah OtonomLainnya yang Dialokasikan adalah perkiraan untuk membukukananggaran penerimaan pembiayaan yang berasal dari Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnya yang telah diotorisasi dan telahditerbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaranNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9707 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnyayang dialokasikan

xxx

9657 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman dari Pemerintah DaerahOtonom Lainnya

xxx

Page 203: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

201

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8845 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah

Daerah Otonom Lainnya xxx

9707 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnyayang dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnya yang telah disetujui untukdirealisasikan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah DaerahOtonom Lainnya

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah DaerahOtonom Lainnya merupakan lawan dari perkiraan EstimasiPenerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya yangDialokasikan. Perkiraan ini untuk membukukan bagian anggaranpenerimaan yang berasal dari pinjaman dari Pemerintah DaerahOtonom Lainnya yang telah disetujui untuk direalisasikan dan telahditerbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi (OKA)diterbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah dokumen OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah debet.

Page 204: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

202

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9707 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Daerah Otonom Lainnyayang dialokasikan

xxx

9657 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman dari Pemerintah DaerahOtonom Lainnya

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9657 Alokasi Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Daerah Otonom Lainnya xxx

9608 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnya yang telah disetujui untukdirealisasikan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganperkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah DaerahOtonom Lainnya berdasarkan APBD. Apabila terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya

a. Pengertian

Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnyaadalah perkiraan untuk membukukan realisasi penerimaan pinjamanyang berasal dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya yang

Page 205: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

203

digunakan untuk menutup defisit anggaran selama tahun berjalansesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti setor ke rekening KasDaerah, seperti Surat Tanda Setoran dan Nota Kredit atau buktirealisasi penarikan uang lainnya.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpenerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnyadicatat di sebelah kredit dan pengurangan penerimaan pembiayaanPinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya dicatat di sebelahdebet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat dana hasil penarikan Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnya telah disetor dan dibukukan direkening Kas Daerah atau pada saat telah dilakukannya pembayaransecara langsung (direct payment) oleh pihak kreditor dan didebetpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penarikan dana pinjaman dari Pemerintah daerahOtonom lainnya :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8845 Penerimaan Pinjaman dari

Pemerintah Daerah Otonom Lainnyaxxx

Jurnal Korolari :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

7400 Dana yang Harus Disediakan UntukPembayaran Hutang Jangka Panjang

xxx

5100 Hutang Jangka Panjang xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8845 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah

Daerah Otonom Lainnya xxx

9707 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariPemerintah Daerah Otonom Lainnyayang dialokasikan

xxx

Page 206: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

204

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan yang berasal daripenerimaan Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya yangdisetor ke rekening Kas Daerah sesuai dengan bukti setor atau yangdibayarkan langsung kepada pihak ketiga oleh kreditor.

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

I. PENERIMAAN PINJAMAN DARI BUMN/D

Perkiraan ini terdiri dari :

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD adalah perkiraanuntuk membukukan anggaran penerimaan Pinjaman yang berasaldari BUMN/BUMD yang akan digunakan untuk menutup defisitanggaran selama tahun berjalan sesuai dengan Perda APBD.

Perkiraan ini mempunyai buku pembantu dan sub sistem yang dirincimenurut sumber dananya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD dan NaskahPinjaman dari BUMN/BUMD.

c. Saldo NormalPerkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanestimasi penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD dicatat di sebelahdebet dan pengurangan estimasi penerimaan Pinjaman dariBUMN/BUMD ini dicatat di sebelah kredit.

Page 207: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

205

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran atauapabila terjadi revisi pengurangan anggaran penerimaan pinjaman ini.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9609 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBUMN/BUMD

xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9658 Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjamandari BUMN/BUMD

xxx

9609 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBUMN/BUMD

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaan Pinjamanyang berasal dari BUMN/BUMD yang tercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD ini akandibandingkan dengan alokasi estimasi penerimaan pinjaman dariBUMN/BUMD dan bilamana terjadi selisih, diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD yang dialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD yang Dialokasikanadalah perkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan Pinjamanyang berasal dari BUMN/BUMD yang telah diotorisasi dan telahditerbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat disetujuinyarealisasi penarikan pinjaman. Dokumen sumber yang digunakan

Page 208: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

206

sebagai dasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalahOtorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9708 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

BUMN/BUMD yang dialokasikan xxx

9658 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman dari BUMN/BUMD

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8850 Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD xxx9708 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

BUMN/BUMD yang dialokasikanxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran Pinjaman dariBUMN/BUMD yang telah disetujui untuk direalisasikan sesuai denganOKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMDmerupakan lawan dari perkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBUMN/BUMD yang Dialokasikan. Perkiraan ini untuk membukukan

Page 209: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

207

bagian anggaran penerimaan pinjaman yang berasal dariBUMN/BUMD yang telah disetujui untuk direalisasikan dan telahditerbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi (OKA)diterbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9708 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBUMN/BUMD yang dialokasikan

xxx

9658 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman dari BUMN/BUMD

xxx

2) Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9658 Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjamandari BUMN/BUMD

xxx

9609 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBUMN/BUMD

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran Pinjaman dariBUMN/BUMD yang telah disetujui untuk direalisasikan sesuai denganOKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganperkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD

Page 210: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

208

berdasarkan APBD. Apabila terjadi selisih, diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD

a. Pengertian

Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD adalah perkiraan untukmembukukan realisasi penerimaan pinjaman yang berasal dariBUMN/BUMD yang digunakan untuk menutup defisit anggaranselama tahun berjalan sesuai dengan Perda APBD. Perkiraan inimempunyai buku pembantu dan subsistem yang dirinci menurutsumber dana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan Dokumen terkait

Perkiraan ini dikredit pada saat ada setoran ke rekening Kas Daerahyang berasal dari penarikan pinjaman dari BUMN/BUMD. Dokumensumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuanpada perkiraan ini adalah bukti setor ke rekening Kas Daerah, sepertiSurat Tanda Setoran dan Nota Kredit atau bukti realisasi penarikanuang lainnya.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpenerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD dicatat di sebelah kredit danpengurangan penerimaan pembiayaan pinjaman dari BUMN/BUMDdicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat dana hasil penarikan Pinjaman dariBUMN/BUMD telah disetor dan dibukukan di rekening Kas Daerahatau pada saat telah dilakukannya pembayaran secara langsung(direct payment) oleh pihak kreditor dan didebet pada saat penutupanperkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penarikan dana pinjaman dari BUMN/BUMD :No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

0100 Kas di Kas Daerah xxx8850 Penerimaan Pinjaman dari

BUMN/BUMDxxx

Page 211: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

209

Jurnal Korolari :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7400 Dana yang Harus Disediakan Untuk

Pembayaran Hutang Jangka Panjangxxx

5100 Hutang Jangka Panjang xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8850 Penerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD xxx9708 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

BUMN/BUMD yang dialokasikanxxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan yang berasal daripenerimaan Pinjaman dari BUMN/BUMD yang disetor ke rekeningKas Daerah sesuai dengan bukti setor atau yang dibayarkanlangsung kepada pihak ketiga oleh kreditor.

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

J. PENERIMAAN PINJAMAN DARI BANK/LEMBAGA KEUANGAN

Perkiraan ini terdiri dari ;

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuanganadalah perkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan Pinjamanyang berasal dari Bank/Lembaga Keuangan yang akan digunakanuntuk menutup defisit anggaran selama tahun berjalan sesuai denganPerda APBD. Perkiraan ini mempunyai buku pembantu dan subsistem yang dirinci menurut sumber dananya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Page 212: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

210

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD dan NaskahPinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanestimasi penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan dicatatdi sebelah debet dan pengurangan estimasi penerimaan Pinjamandari Bank/Lembaga Keuangan ini dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran atauapabila terjadi revisi pengurangan anggaran penerimaan pinjaman ini.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9610 Estimasi Penerimaan Pinjaman dari

Bank/Lembaga Keuangan xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9659 Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman

dari Bank/Lembaga Keuangan xxx

9610 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBank/Lembaga Keuangan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaan Pinjamanyang berasal dari Bank/Lembaga Keuangan yang tercantum dalamPerda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan iniakan dibandingkan dengan alokasi estimasi penerimaan Pinjamandari Bank/Lembaga Keuangan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Page 213: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

211

2. Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan yangdialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan yangDialokasikan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenerimaan Pinjaman yang berasal dari Bank/Lembaga Keuanganyang telah diotorisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan setelah ada persetujuanpenarikan dana pinjaman ini dalam bentuk OKA. Dokumen sumberyang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan padaperkiraan ini adalah Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9709 Estimasi Penerimaan Pinjaman dr Bank /

Lembaga Keuangan yang dialokasikan xxx

9659 Alokasi Esti. Penerimaan Pinjamandari Bank/Lembaga Keuangan

xxx

3) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8855 Penerimaan Pinjaman dari Bank /

Lembaga Keuangan xxx

9709 Estimasi Penerimaan Pinj. dr Bank/Lembaga Keuangan yg dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Page 214: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

212

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran Pinjaman dariBank/Lembaga Keuangan yang telah disetujui untuk direalisasikansesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Bank/LembagaKeuangan merupakan lawan dari perkiraan Estimasi PenerimaanPinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan yang Dialokasikan.Perkiraan ini untuk membukukan bagian anggaran penerimaan yangberasal dari pinjaman dalam negeri yang telah disetujui untukdirealisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi (OKA)diterbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah Otorisasi KreditAnggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran ;

Page 215: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

213

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9709 Estimasi Penerimaan Pinjaman dr Bank

/Lembaga Keuangan yang dialokasikan xxx

9659 Alokasi Est. Penerimaan Pinjamandari Bank/Lembaga Keuangan

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9659 Alokasi Est. Penerimaan Pinjaman dari

Bank/Lembaga Keuangan xxx

9610 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBank/Lembaga Keuangan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran Pinjaman dariBank/Lembaga Keuangan yang telah disetujui untuk direalisasikansesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganperkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman dari Bank/LembagaKeuangan berdasarkan APBD. Apabila terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan

a. Pengertian

Penerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan adalahperkiraan untuk membukukan realisasi penerimaan pinjaman yangberasal dari Bank/Lembaga Keuangan yang digunakan untukmenutup defisit anggaran selama tahun berjalan sesuai dengan PerdaAPBD.

b. Proses pencatatan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti setor ke rekening KasDaerah, seperti Surat Tanda Setoran dan Nota Kredit atau buktirealisasi penarikan uang lainnya.

Page 216: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

214

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpenerimaan Pinjaman dari Bank/Lembaga Keuangan dicatat disebelah kredit dan pengurangan penerimaan pembiayaan Pinjamandari Bank/Lembaga Keuangan dicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat dana hasil penarikan Pinjaman dariBank/Lembaga Keuangan telah disetor dan dibukukan di rekeningKas Daerah atau pada saat telah dilakukannya pembayaran secaralangsung (direct payment) oleh pihak kreditor dan didebet pada saatpenutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penarikan dana pinjaman dari Bank/LembagaKeuangan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8855 Penerimaan Pinjaman dari Bank /

Lembaga Keuanganxxx

2) Jurnal Korolari :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7400 Dana yang Harus Disediakan Untuk

Pembayaran Hutang Jangka panjangxxx

5100 Hutang Jangka Panjang xxx

3) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8855 Penerimaan Pinjaman dari Bank/

Lembaga Keuangan xxx

9709 Estimasi Penerimaan Pinjaman dariBank/Lembaga Keuangan yangdialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan Pinjaman yangberasal dari Bank/Lembaga Keuangan yang disetor ke rekening KasDaerah sesuai dengan bukti setor atau yang dibayarkan langsungkepada pihak ketiga oleh kreditor.

Page 217: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

215

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

K. PENERIMAAN PINJAMAN DALAM NEGERI LAINNYA

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya adalahperkiraan untuk membukukan anggaran penerimaan Pinjaman Dalamnegeri Lainnya yang akan digunakan untuk menutup defisit anggaranselama tahun berjalan sesuai dengan Perda APBD.

Perkiraan ini mempunyai buku pembantu dan sub sistem yang dirincimenurut sumber dananya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat disahkan APBD.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD dan NaskahPinjaman Dalam Negeri Lainnya.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanestimasi penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya dicatat disebelah debet dan pengurangan estimasi penerimaan PinjamanDalam Negeri Lainnya ini dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Page 218: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

216

Perkiraan ini didebet pada saat Perda APBD disahkan dan dikreditpada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran atauapabila terjadi revisi pengurangan anggaran penerimaan pinjaman ini.

1) Jurnal pada saat Perda APBD disahkan:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9611 Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam

Negeri Lainnya xxx

6400 Pembiayaan Netto xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9660 Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman

Dalam Negeri Lainnya xxx

9611 Estimasi Penerimaan PinjamanDalam Negeri Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran penerimaan PinjamanDalam negeri Lainnya yang tercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya ini akandibandingkan dengan Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman DalamNegeri Lainnya dan bilamana terjadi selisih, diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya yangDialokasikan

a. Pengertian

Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya yangDialokasikan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenerimaan Pinjaman yang berasal dari Bank/Lembaga Keuanganyang telah diotorisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Page 219: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

217

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan setelah ada persetujuanpenarikan dana pinjaman ini dalam bentuk OKA. Dokumen sumberyang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan padaperkiraan ini adalah Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9710 Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam

Negeri Lainnya yang dialokasikan xxx

9660 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman Dalam Negeri Lainnya

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8860 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri

Lainnya xxx

9710 Estimasi Penerimaan Pinjaman dlmNegeri Lainnya yang dialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran Pinjaman DalamNegeri Lainnya yang telah disetujui untuk direalisasikan sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Estimasi penerimaan pembiayaan ini akan dibandingkan denganrealisasi penerimaan dan bilamana terjadi selisih, diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya

Page 220: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

218

a. Pengertian

Alokasi Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnyamerupakan lawan dari perkiraan Estimasi Penerimaan PinjamanDalam Negeri Lainnya yang Dialokasikan. Perkiraan ini untukmembukukan bagian anggaran penerimaan yang berasal daripinjaman dalam negeri lainnya yang telah disetujui untukdirealisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat otorisasi (OKA)diterbitkan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untukmelakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9710 Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam

Negeri Lainnya yang dialokasikan xxx

9660 Alokasi Estimasi PenerimaanPinjaman Dalam Negeri Lainnya

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9660 Alokasi Penerimaan Pinjaman Dalam

Negeri Lainnya xxx

9611 Estimasi Penerimaan PinjamanDalam Negeri Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Page 221: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

219

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran Pinjaman DalamNegeri Lainnya yang telah disetujui untuk direalisasikan sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganperkiraan Estimasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnyaberdasarkan APBD. Apabila terjadi selisih, diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya

a. Pengertian

Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya adalah perkiraan untukmembukukan realisasi penerimaan pinjaman dalam negeri lainnyayang digunakan untuk menutup defisit anggaran selama tahunberjalan sesuai dengan Perda APBD.

Perkiraan ini mempunyai buku pembantu dan subsistem yang dirincimenurut sumber dana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini bukti setor ke rekening Kas Daerah,seperti Surat Tanda Setoran dan Nota Kredit atau bukti realisasipenarikan dana pinjaman lainnya.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanpenerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnya dicatat di sebelah kreditdan pengurangan penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Lainnyadicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat dana hasil penarikan Pinjaman DalamNegeri Lainnya telah disetor dan dibukukan di rekening Kas Daerahatau pada saat telah dilakukannya pembayaran secara langsung

Page 222: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

220

(direct payment) oleh pihak kreditor dan didebet pada saat penutupanperkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal realisasi penarikan dana Pinjaman Dalam Negeri Lainnya:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8860 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri

Lainnyaxxx

Jurnal Korolari :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7400 Dana yang Harus Disediakan Untuk

Pembayaran Hutang Jangka panjangxxx

5100 Hutang Jangka Panjang xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8860 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri

Lainnya xxx

9710 Estimasi Penerimaan PinjamanDalam Negeri Lainnya yangdialokasikan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah penerimaan Pinjaman DalamNegeri Lainnya yang disetor ke rekening Kas Daerah sesuai denganbukti setor atau yang dibayarkan langsung kepada pihak ketiga olehkreditor.

f. Pengungkapan

Realisasi penerimaan pembiayaan ini akan dihadapkan denganEstimasi penerimaan pembiayaannya dan bilamana terjadi selisih,diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

L. PENGELUARAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

Perkiraan ini terdiri dari ;

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Page 223: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

221

a. Pengertian

Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalahperkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaran untukpenyertaan modal pemerintah daerah pada BUMN/BUMD/BadanLainnya sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen keterkaitan

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanappropriasi dicatat di sebelah kredit dan pengurangan appropriasidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan Netto xxx9751 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

Modal Pemerintah daerahxxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9751 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

Modal Pemerintah daerah xxx

9801 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan Modal Pem. Daerah

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang akandiinvestasikan dalam bentuk penanaman modal pemerintah padaBUMN/D dan badan usaha lainnya yang tercantum dalam PerdaAPBD.

Page 224: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

222

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dihadapkan denganalokasi apropriasi pengeluarannya dan bilamana terjadi selisihdiberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal PemerintahDaerah

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal PemerintahDaerah adalah perkiraan untuk membukukan anggaran penyertaanmodal pemerintah yang telah disetujui, diotorisasi ,dan telahditerbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat diterbitkanotorisasi anggaran (OKA). Dokumen sumber yang digunakan sebagaidasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanalokasi appropriasi dicatat di sebelah debet dan pengurangan alokasiappropriasi dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9801 Alokasi Apropriasi Pengeluaran

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx

9851 Allotment Pengeluaran PenyertaanModal Pemerintah Daerah

xxx

2) Jurnal Penutup:

Page 225: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

223

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9751 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

Modal Pemerintah Daerah xxx

9801 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan Modal Pemer. Daerah

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pengeluaran untukpenyertaan modal pemerintah daerah yang telah disetujui untukdirealisasikan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pengeluaran penyertaan modal pemerintah daerahberdasarkan Perda APBD dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Allotment Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

a. Pengertian

Allotment Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerahmerupakan perkiraan lawan dari perkiraan Alokasi ApropriasiPengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah. Perkiraan ini untukmembukukan pagu anggaran yang akan diinvestasikan dalam bentukpenyertaan modal pemerintah pada BUMN/D dan lembaga lainnyayang telah disetujui untuk direalisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan setelah diterbitkannya OKA.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment dicatatdi sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Page 226: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

224

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9801 Alokasi Apropriasi Pengeluaran

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx

9851 Allotment Pengeluaran PenyertaanModal Pemerintah Daerah

xxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9851 Allotment Pengeluaran Penyertaan

Modal Pemerintah Daerah xxx

8910 Pengeluaran untuk PenyertaanModal Pemerintah Daerah

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pengeluaranpenyertaan modal pemerintah daerah yang telah disetujui untukdinvestasikan sesuai dengan SKO yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dihadapkan dengan realisasiinvestasi dalam penyertaan modal pemerintah daerah selama tahunanggaran. Apabila terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

a. Pengertian

Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah perkiraanuntuk membukukan realiasi penyertaan modal pemerintah daerahpada BUMN/D dan lembaga lainnya selama tahun berjalan.

Perkiraan ini dibantu dengan buku tambahan dan subsistem akuntansiuntuk setiap BUMN/D atau lembaga di mana dilakukan penyertaanmodal pemerintah daerah.

Page 227: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

225

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat terjadi realisasipengeluaran untuk investasi. Dokumen sumber yang digunakansebagai dasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalahbukti pengeluaran uang dari kas daerah seperti SPM dan Nota Debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanpenyertaan modal pemerintah daerah dicatat di sebelah debet danpengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi penyertaan sesuaidengan bukti pengeluaran uang dari Kas Daerah dan dikredit padasaat penutupan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat realisasi penyertaan modal :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8910 Pengeluaran Penyertaan Modal

Pemerintah Daerah xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1100 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx7100 Diinvestasikan dalam Investasi

Permanenxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9851 Allotment Pengeluaran Penyertaan

Modal Pemerintah xxx

8910 Pengeluaran Penyertaan ModalPemerintah Daerah

xxx

g. Pengukuran

Page 228: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

226

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah dana yang diinvestasikan dalambentuk penanaman modal pemerintah pada BUMN/D dan badanusaha lainnya sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam buktipengeluaran kas.

h. Pengungkapan

Pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan dengan allotmentpengeluaran penyertaannya dan bilamana terjadi selisih harusdiberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

M. PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA BUMN/BUMD/PEMERINTAH PUSAT/PEMERINTAH DAERAH OTONOM LAINNYA DAN LEMBAGAINTERNASIONAL

Perkiraan ini terdiri dari;

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/ Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional

a. Pengertian

Apropriasi Pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/ Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional adalahperkiraan untuk membukukan anggaran yang disediakan untukpemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional selama tahunberjalan sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanappropriasi pembiayaan dicatat di sebelah kredit dan penguranganappropriasi pembiayaan dicatat di sebelah debet

d. Jurnal Standar

Page 229: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

227

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan Netto xxx9752 Apropriasi Pemberian Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/ Daerah Otonom Lainnya danLembaga Internasional

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9752 Apropriasi Pemberian Pinjaman kepada

BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ DaerahOtonom Lainnya dan LembagaInternasional

x xx

9802 Alokasi Apropriasi PemberianPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah OtonomLainnya dan Lembaga Internasional

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pemberian Pinjamankepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah Otonom Lainnyadan Lembaga Internasional yang tercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dihadapkan denganalokasi appropriasinya dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pemberian Pinjaman kepada BUMN / BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah Otonom Lainnya dan LembagaInternasional

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah Otonom Lainnya dan LembagaInternasional adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/

Page 230: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

228

Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional yang telahdiotorisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanalokasi apropriasi dicatat di sebelah debet dan pengurangan alokasiapropriasi dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9802 Alokasi Apropriasi Pemberian Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan LembagaInternasional

xxx

9852 Allotment Pemberian Pinjamankepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/ Daerah Otonom Lainnya danLembaga Internasional

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9752 Apropriasi-Pemberian Pinjaman kepada

BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ DaerahOtonom Lainnya dan LembagaInternasional

xxx

9802 Alokasi Apropriasi PemberianPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah OtonomLainnya dan Lembaga Internasional

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran yang disediakan untukpemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional yang telahdisetujui untuk direalisasikan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

Page 231: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

229

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dihadapkan dengan apropriasipemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional berdasarkanPerda APBD dan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalamNota Perhitungan Anggaran.

3. Allotment Pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/ Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional

a. Pengertian

Allotment Pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/ Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasionalmerupakan lawan dari perkiraan Alokasi Apropriasi PemberianPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah OtonomLainnya dan Lembaga Internasional untuk membukukan anggaranpemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional yang telahdisetujui untuk dikeluarkan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Otorisasi Kredit Anggaran.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment dicatatdi sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran

Page 232: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

230

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9802 Alokasi Apropriasi Pemberian Pinjaman

kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan LembagaInternasional

xxx

9852 Allotment Pemberian Pinjamankepada BUMN/BUMD/PemerintahPusat/ Daerah Otonom Lainnya danLembaga Internasional

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9852 Allotment Pemberian Pinjaman kepada

BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ DaerahOtonom Lainnya dan LembagaInternasional

xxx

8915 Pemberian Pinjaman kepadaBUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya danLembaga Internasional

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pemberian Pinjamankepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah Otonom Lainnyadan Lembaga Internasional yang telah disetujui untuk direalisasikansesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pemberian pinjamannya. Apabila terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ DaerahOtonom Lainnya dan Lembaga Internasional

a. Pengertian

Pemberian Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional adalah perkiraanuntuk membukukan realisasi pemberian Pinjaman kepadaBUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah Otonom Lainnya danLembaga Internasional selama tahun berjalan.

Page 233: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

231

Perkiraan ini dibantu dengan buku tambahan untuk setiap debitur(lembaga yang diberi pinjaman oleh pemerintah daerah).

b. Dokumen Sumber

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti pengeluaran uang dariKas Daerah seperti SPM dan Nota Debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. PenambahanPinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ Daerah OtonomLainnya dan Lembaga Internasional dicatat di sebelah debet danpengurangan Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan Lembaga Internasional dicatat disebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi pemberian pinjamansesuai dengan bukti pengeluaran uang dari Kas Daerah dan dikreditpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat realisasi penyertaan modal

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8915 Pemberian Pinjaman kepada

BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ DaerahOtonom Lainnya dan LembagaInternasional

xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1200 Pinjaman kepada BUMN/BUMD/

Pemerintah Pusat/ Daerah OtonomLainnya dan Lembaga Internasional

xxx

7100 Diinvestasikan dalam Aset InvestasiPermanen

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

Page 234: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

232

9852 Allotment Pemberian Pinjaman kepadaBUMN/BUMD/ Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan LembagaInternasional

xxx

8915 Pemberian Pinjaman kepadaBUMN/BUMD/ Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya danLembaga Internasional

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah dana yang diberikan dalambentuk Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/ DaerahOtonom Lainnya dan Lembaga Internasional sesuai dengan jumlahyang tercantum dalam bukti pengeluaran kas.

f. Pengungkapan

Pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan dengan allotmentnyadan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

N. PENGELUARAN PENYERTAAN MODAL DALAM PROYEKPEMBANGUNAN

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

a. Pengertian

Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpengeluaran untuk penyertaan modal pemerintah daerah padaproyek pembangunan, misalnya Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR)sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Page 235: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

233

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanappropriasi dicatat di sebelah kredit dan pengurangan appropriasidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan Netto xxx9753 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

Modal dalam Proyek Pembangunanxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9753 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

Modal dalam Proyek Pembangunan xxx

9803 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang akandiinvestasikan dalam bentuk penanaman modal pemerintah dalamProyek Pembangunan yang tercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dihadapkan denganalokasi apropriasi pengeluarannya dan bilamana terjadi selisihdiberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

Page 236: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

234

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pengeluaran Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenyertaan modal pemerintah dalam proyek pembangunan yang telahdisetujui, diotorisasi ,dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat diterbitkanotorisasi anggaran (OKA). Dokumen sumber yang digunakan sebagaidasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanalokasi appropriasi dicatat di sebelah debet dan pengurangan alokasiappropriasi dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat SKO diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran melalui OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9803 Alokasi Apropriasi Pengeluaran

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

9853 Allotment Pengeluaran PenyertaanModal dalam Proyek Pembangunan

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9753 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

Modal dalam Proyek Pembangunan xxx

9803 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

e. Pengukuran

Page 237: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

235

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pengeluaran untukPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan yang telah disetujuiuntuk direalisasikan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pengeluaran Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan berdasarkan Perda APBD dan bilamana terjadi selisihdiberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Allotment Pengeluaran Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

a. Pengertian

Allotment Pengeluaran Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan merupakan lawan dari perkiraan Alokasi ApropriasiPengeluaran Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan.Perkiraan ini untuk membukukan pagu anggaran yang akandiinvestasikan dalam bentuk penyertaan modal pemerintah dalamproyek pembangunan yang telah disetujui untuk direalisasikan dantelah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan setelah diterbitkannya OKA.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment dicatatdi sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran (OKA):

Page 238: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

236

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9803 Alokasi Apropriasi Pengeluaran

Penyertaan Modal dalam ProyekPembangunan

xxx

9853 Allotment Pengeluaran PenyertaanModal dalam Proyek Pembangunan

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9853 Allotment Pengeluaran Penyertaan

Modal dalam Proyek Pembangunan xxx

8920 Pengeluaran Penyertaan Modaldalam Proyek Pembangunan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pengeluaranPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan yang telah disetujuiuntuk dinvestasikan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pengeluaran Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunanselama tahun anggaran. Apabila terjadi selisih diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pengeluaran Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan

a. Pengertian

Pengeluaran Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan adalahperkiraan untuk membukukan realiasi pengeluaran penyertaan modaldalam Proyek Pembangunan selama tahun berjalan.

Perkiraan ini dibantu dengan buku tambahan dan subsistemakuntansi untuk setiap BUMN/D atau lembaga di mana dilakukanPenyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan Lainnya.

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Page 239: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

237

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat terjadi realisasipengeluaran untuk investasi. Dokumen sumber yang digunakansebagai dasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalahbukti pengeluaran uang dari Kas Daerah seperti SPM dan NotaDebet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. PenambahanPengeluaran Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan dicatatdi sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi penyertaan sesuaidengan bukti pengeluaran uang dari Kas Daerah dan dikredit padasaat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat realisasi penyertaan modal

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8920 Pengeluaran Penyertaan Modal dalam

Proyek Pembangunan xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit1300 Penyertaan Modal dalam Proyek

Pembangunan xxx

7100 Diinvestasikan dalam InvestasiPermanen

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9853 Allotment Pengeluaran Penyertaan

Modal Pemerintah xxx

8920 Pengeluaran Penyertaan Modaldalam Proyek Pembangunan

xxx

e. Pengukuran

Page 240: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

238

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah dana yang diinvestasikan dalambentuk penanaman modal pemerintah dalam proyek pembangunansesuai dengan jumlah yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas.

f. Pengungkapan

Pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan dengan allotmennyadan bilamana terjadi selisih harus diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

O. PENGELUARAN PENYERTAAN DALAM INVESTASI PERMANENLAINNYA

Perkiran ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi PermanenLainnya

a. Pengertian

Apropriasi Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi PermanenLainnya adalah perkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaranuntuk investasi permanen lainnya sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanappropriasi dicatat di sebelah kredit dan pengurangan appropriasidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:

Page 241: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

239

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan Netto xxx9754 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

dalam Investasi Permanen Lainnyaxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9754 Apropriasi Pengeluaran Penyertaan

dalam Investasi Permanen Lainnya xxx

9804 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan dalam InvestasiPermanen Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang akandiinvestasikan dalam bentuk investasi permanen lainnya yangtercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dihadapkan denganalokasi apropriasi pengeluarannya dan bilamana terjadi selisihdiberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi PermanenLainnya

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pengeluaran Penyertaan dalam InvestasiPermanen Lainnya adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpenanaman modal pemerintah dalam bentuk investasi permanenlainnya yang telah disetujui, diotorisasi ,dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat diterbitkanotorisasi anggaran (OKA). Dokumen sumber yang digunakan sebagaidasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Page 242: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

240

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanalokasi appropriasi dicatat di sebelah debet dan pengurangan alokasiappropriasi dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9804 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan dalam Investasi PermanenLainnya

xxx

9854 Allotment Pengeluaran Penyertaandalam Investasi Permanen Lainnya

xxx

Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9754 Apropriasi Pengeluaran Penyertaandalam Investasi Permanen Lainnya

xxx

9804 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan dalam InvestasiPermanen Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pengeluaran untukInvestasi Permanen Lainnya yang telah disetujui untuk direalisasikansesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi Investasi Permanen Lainnya akan dibandingkandengan apropriasi pengeluaran Investasi Permanen Lainnyaberdasarkan Perda APBD dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

3. Allotment Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi PermanenLainnya

a. Pengertian

Allotment Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi PermanenLainnya merupakan lawan dari perkiraan Alokasi ApropriasiPengeluaran Penyertaan dalam Investasi Permanen Lainnya.Perkiraan ini untuk membukukan pagu anggaran yang akan

Page 243: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

241

diinvestasikan dalam bentuk investasi permanen lainnya yang telahdisetujui untuk direalisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan setelah diterbitkannya OKA.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment dicatatdi sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaranNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9804 Alokasi Apropriasi PengeluaranPenyertaan dalam Investasi PermanenLainnya

xxx

9854 Allotment Pengeluaran Penyertaandalam Investasi Permanen Lainnya

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9854 Allotment Pengeluaran Penyertaan

dalam Investasi Permanen Lainnya xxx

8925 Pengeluaran Penyertaan dalamInvestasi Permanen Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pengeluaran InvestasiPermanen Lainnya yang telah disetujui untuk dinvestasikan sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dihadapkan dengan realisasiinvestasi dalam bentuk Investasi Permanen Lainnya selama tahunanggaran. Apabila terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

Page 244: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

242

Perkiraan Operasional

1. Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi Permanen Lainnya

a. Pengertian

Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi Permanen Lainnya adalahperkiraan untuk membukukan realiasi penyertaan modal pemerintahdaerah dalam bentuk investasi permanen lainnya selama tahunberjalan.

Perkiraan ini dibantu dengan buku tambahan dan subsistemakuntansi untuk setiap BUMN/D atau lembaga di mana dilakukanPenyertaan Investasi Permanen Lainnya.

b. Prosedur Pencatatan dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat terjadi realisasipengeluaran untuk investasi. Dokumen sumber yang digunakansebagai dasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalahbukti pengeluaran uang dari Kas Daerah seperti SPM dan NotaDebet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. PenambahanPenyertaan dalam Investasi Permanen Lainnya dicatat di sebelahdebet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi penyertaan sesuaidengan bukti pengeluaran uang dari Kas Daerah dan dikredit padasaat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat realisasi penyertaan modal:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8925 Pengeluaran Penyertaan dalam Investasi

Permanen Lainnya xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal korolariNo. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

Page 245: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

243

1400 Investasi Permanen Lainnya xxx7100 Diinvestasikan dalam Investasi

Permanenxxx

Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9854 Allotment Pengeluaran Penyertaandalam Investasi Permanen Lainnya

xxx

8925 Pengeluaran Penyertaan dalamInvestasi Permanen Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah dana yang diinvestasikan dalambentuk investasi permanen lainnya sesuai dengan jumlah yangtercantum dalam bukti pengeluaran kas.

f. Pengungkapan

Pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan dengan allotmentnyadan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

P. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN LUAR NEGERI

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

a. Pengertian

Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri adalahperkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaran untukmembayar pokok pinjaman Luar Negeri selama tahun berjalan sesuaidengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan dalam perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Page 246: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

244

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanapropriasi ini dicatat di sebelah kredit dan penghapusan/pengurangandicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan netto xxx9755 Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Luar Negerixxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9755 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Luar Negeri xxx

9805 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Luar Negeri

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang disediakan untukpembayaran pokok pinjaman luar negeri yang tercantum dalam PerdaAPBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi apropriasinya dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri adalahperkiraan untuk membukukan anggaran pembayaran pokok pinjamanLuar Negeri yang telah diotorisasi untuk segera direalisasi dan telahditerbitkan OKA-nya.

Page 247: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

245

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran..

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9805 Alokasi Apropriasi Pembayaran PokokPinjaman Luar Negeri

xxx

9855 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Luar Negeri

xxx

Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9755 Apropriasi Pembayaran Pokok PinjamanLuar Negeri

xxx

9805 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Luar Negeri

xxx

e. PengukuranPerkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman luar negeri yang telah disetujui untuk dibayarkan sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pembayaran pokok pinjaman berdasarkan Perda APBDdan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

3. Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

a. Pengertian

Page 248: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

246

Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri merupakanlawan dari perkiraan Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok PinjamanLuar Negeri. Perkiraan ini untuk membukukan pagu anggaranpembayaran pokok pinjaman Luar Negeri yang telah disetujui untukdirealisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9805 Alokasi Apropriasi Pembayaran PokokPinjaman Luar Negeri

xxx

9855 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Luar Negeri

xxx

Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9855 Allotment Pembayaran Pokok PinjamanLuar Negeri

xxx

8930 Pembayaran Pokok Pinjaman LuarNegeri

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Luar Negeri yang telah disetujui untuk dibayar sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Page 249: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

247

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pembayaran pokok pinjaman Luar Negeri. Apabila terjadiselisih diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

a. Pengertian

Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri adalah perkiraan untukmembukukan realisasi pembayaran pokok pinjaman Luar Negeriselama tahun berjalan.Perkiraan ini mempunyai buku pembantu yang dirinci menurut sumberdana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti pengeluaran uang dariKas Daerah seperti Surat Perintah Membayar (SPM) atau NotaDebet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanpembayaran pokok pinjaman Luar Negeri dicatat di sebelah debet danpengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi pembayaran pokokpinjaman, yaitu pada saat diterbitkannya SPM atau Nota Debet dandikredit pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal realisasi pembayaran pokok pinjaman :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8930 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar

Negeri xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

Page 250: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

248

5100 Hutang Jangka Panjang xxx7400 Dana yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Hutang Jangka Panjangxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9855 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Luar Negeri xxx

8930 Pembayaran Pokok Pinjaman LuarNegeri

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah pembayaran pokok pinjamanLuar Negeri sesuai dengan SPM atau Nota Debet.

f. Pengungkapan

Realisasi pembayaran pokok pinjaman Luar Negeri inidiperbandingkan dengan allotment pembayaran pokok pinjaman LuarNegeri dan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

Q. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN KE PEMERINTAH PUSAT

Perkiraan ini terdiri dari;

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusat

a. Pengertian

Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusat adalahperkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaran untukmembayar pokok pinjaman Pemerintah Pusat sesuai dengan PerdaAPBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Page 251: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

249

Pencatatan dalam perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan penghapusan/pengurangandicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan netto xxx9756 Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Pemerintah Pusatxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9756 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemerintah Pusat xxx

9806 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Pemerintah Pusat

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang disediakan untukpembayaran pokok pinjaman Pemerintah Pusat yang tercantumdalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi apropriasinya dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusat

Page 252: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

250

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusatadalah perkiraan untuk membukukan anggaran pembayaran pokokpinjaman Pemerintah Pusat yang telah diotorisasi untuk segeradirealisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran..

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9806 Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Pemerintah Pusat xxx

9856 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Pemerintah Pusat

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9756 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemerintah Pusat xxx

9806 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Pemerintah Pusat

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Pemerintah Pusat yang telah disetujui untuk dibayarkansesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Page 253: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

251

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pembayaran pokok pinjaman berdasarkan Perda APBDdan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

3. Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusat

a. Pengertian

Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusatmerupakan lawan dari perkiraan Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Pemerintah Pusat. Perkiraan ini untuk membukukanpagu anggaran pembayaran pokok pinjaman Pemerintah Pusat yangtelah disetujui untuk direalisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9806 Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Pemerintah Pusat xxx

9856 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Pemerintah Pusat

xxx

2. Jurnal Penutup:

Page 254: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

252

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9856 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemerintah Pusat xxx

8935 Pembayaran Pokok PinjamanPemerintah Pusat

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Pemerintah Pusat yang telah disetujui untuk dibayarkansesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pembayaran pokok pinjaman Pemerintah Pusat. Apabilaterjadi selisih diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusat

a. Pengertian

Pembayaran Pokok Pinjaman Pemerintah Pusat adalah perkiraanuntuk membukukan realisasi pembayaran pokok pinjamanPemerintah Pusat selama tahun berjalan.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat pengeluaran uangdari Kas daerah untuk membayar pokok pinjaman. Dokumen sumberyang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan padaperkiraan ini adalah bukti pengeluaran uang dari Kas Daerah sepertiSurat Perintah Membayar (SPM) atau Nota Debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanpembayaran pokok pinjaman Pemerintah Pusat dicatat di sebelahdebet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Page 255: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

253

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi pembayaran pokokpinjaman, yaitu pada saat diterbitkannya SPM atau Nota Debet dandikredit pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal realisasi pembayaran pokok pinjaman :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8935 Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemerintah Pusat xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit7400 Hutang Jangka Panjang xxx5100 Dana yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Hutang Jangka Panjangxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9856 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemerintah Pusat xxx

8935 Pembayaran Pokok PinjamanPemerintah Pusat

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah pembayaran pokok pinjamanPemerintah Pusat sesuai dengan SPM atau Nota Debet.

f. Pengungkapan

Realisasi pembayaran pokok pinjaman Pemerintah Pusat inidiperbandingkan dengan allotment pembayaran pokok pinjamanPemerintah Pusat dan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

Q. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN KE DAERAH OTONOM LAINNYA

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah Otonom Lainnya

Page 256: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

254

a. Pengertian

Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah Otonom Lainnyaadalah perkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaran untukmembayar pokok pinjaman dari Daerah Otonom Lainnya selamatahun berjalan sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan dalam perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan dicatat disebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

6400 Pembiayaan netto xxx9757 Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Daerah Otonom Lainnyaxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9757 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Daerah Otonom Lainnya xxx

9807 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Daerah OtonomLainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang disediakan untukpembayaran pokok pinjaman Daerah Otonom Lainnya yangtercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Page 257: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

255

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi apropriasinya dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah OtonomLainnya

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah OtonomLainnya adalah perkiraan untuk membukukan anggaran pembayaranpokok pinjaman dari Daerah Otonom Lainnya yang telah diotorisasiuntuk segera direalisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran..

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9807 Alokasi Apropriasi Pembayaran PokokPinjaman Daerah Otonom Lainnya

xxx

9857 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Daerah Otonom Lainnya

xxx

Jurnal Penutup:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9757 Apropriasi Pembayaran Pokok PinjamanDaerah Otonom Lainnya

xxx

9807 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Daerah OtonomLainnya

xxx

e. Pengukuran

Page 258: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

256

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Daerah Otonom Lainnya yang telah disetujui untukdibayarkan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pembayaran pokok pinjaman berdasarkan Perda APBDdan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

3. Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah Otonom Lainnya

a. Pengertian

Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah Otonom Lainnyamerupakan lawan dari perkiraan Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Daerah Otonom Lainnya. Perkiraan ini untukmembukukan pagu anggaran yang disediakan untuk pembayaranpokok pinjaman dari Daerah Otonom Lainnya yang telah disetujuiuntuk direalisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9807 Alokasi Apropriasi Pembayaran PokokPinjaman Daerah Otonom Lainnya

xxx

9857 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Daerah Otonom Lainnya

xxx

Jurnal Penutup:

Page 259: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

257

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9857 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Daerah Otonom Lainnya xxx

8940 Pembayaran Pokok PinjamanDaerah Otonom Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Daerah Otonom Lainnya yang telah disetujui untuk dibayarsesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pembayaran pokok pinjaman Daerah Otonom Lainnya.Apabila terjadi selisih diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah Otonom Lainnya

a. Pengertian

Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah Otonom Lainnya adalahperkiraan untuk membukukan realisasi pembayaran pokok pinjamandari Daerah Otonom Lainnya selama tahun berjalan.Perkiraan ini mempunyai buku pembantu yang dirinci menurut sumberdana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan saat realisasi pembayaranpokok pinjaman. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasaruntuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah buktipengeluaran uang dari Kas Daerah seperti Surat Perintah Membayar(SPM) atau Nota Debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanpembayaran pokok pinjaman Daerah Otonom Lainnya dicatat disebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Page 260: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

258

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi pembayaran pokokpinjaman, yaitu pada saat diterbitkannya SPM atau Nota Debet dandikredit pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal realisasi pembayaran pokok pinjaman :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8940 Pembayaran Pokok Pinjaman Daerah

Otonom Lainnya xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit5100 Hutang Jangka Panjang xxx7400 Dana yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Hutang Jangka Panjangxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9857 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Daerah Otonom Lainnya xxx

8940 Pembayaran Pokok PinjamanDaerah Otonom Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah pembayaran pokok pinjamanDaerah Otonom Lainnya sesuai dengan SPM atau Nota Debet.

f. Pengungkapan

Realisasi pembayaran pokok pinjaman Daerah Otonom Lainnya inidiperbandingkan dengan allotment pembayaran pokok pinjamanDaerah Otonom Lainnya dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

R. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN BUMN/BUMD

Page 261: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

259

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD

a. Pengertian

Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD adalahperkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaran untukmembayar pokok pinjaman dari BUMN/BUMD sesuai dengan PerdaAPBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan dalam perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanrekening ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan dicatat disebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan netto xxx9758 Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman BUMN/BUMDxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9758 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

BUMN/BUMD xxx

9808 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman BUMN/BUMD

xxx

e. Pengukuran

Page 262: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

260

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang disediakan untukpembayaran pokok pinjaman BUMN/BUMD yang tercantum dalamPerda APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi apropriasinya dan bilamana terdapat selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMDadalah perkiraan untuk membukukan anggaran pembayaran pokokpinjaman dari BUMN/BUMD yang telah disetujui untuk segeradirealisaskan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran..

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9808 Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman BUMN/BUMD xxx

9858 Allotment Pembayaran PokokPinjaman BUMN/BUMD

xxx

Jurnal Penutup:

Page 263: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

261

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9758 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

BUMN/BUMD xxx

9808 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman BUMN/BUMD

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman BUMN/BUMD yang telah disetujui untuk dibayarkan sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pembayaran pokok pinjaman berdasarkan Perda APBDdan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

3. Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD

a. Pengertian

Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD merupakanlawan dari perkiraan Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok PinjamanBUMN/BUMD. Perkiraan ini untuk membukukan pagu anggaranpembayaran pokok pinjaman dari BUMN/BUMD yang telah disetujuiuntuk direalisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Page 264: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

262

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9808 Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman BUMN/BUMD xxx

9858 Allotment Pembayaran PokokPinjaman BUMN/BUMD

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9858 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

BUMN/BUMD xxx

8945 Pembayaran Pokok PinjamanBUMN/BUMD

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman dari BUMN/BUMD yang telah disetujui untuk dibayar sesuaidengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pembayaran pokok pinjaman BUMN/BUMD. Apabila terdapatselisih diberikan penjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD

a. Pengertian

Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN/BUMD adalah perkiraan untukmembukukan realisasi pembayaran pokok pinjaman BUMN/BUMDselama tahun berjalan.Perkiraan ini mempunyai buku pembantu yang dirinci menurut sumberdana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Page 265: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

263

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan saat terjadi realisasipembayaran pinjaman. Dokumen sumber yang digunakan sebagaidasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah buktipengeluaran uang dari Kas Daerah seperti Surat Perintah Membayar(SPM) atau Nota Debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanpembayaran pokok pinjaman BUMN/BUMD dicatat di sebelah debetdan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi pembayaran pokokpinjaman, yaitu pada saat diterbitkannya SPM atau Nota Debet dandikredit pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal realisasi pembayaran pokok pinjaman :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8945 Pembayaran Pokok Pinjaman

BUMN/BUMD xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit5100 Hutang Jangka Panjang xxx7400 Dana yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Hutang Jangka Panjangxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9858 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

BUMN/BUMD xxx

8945 Pembayaran Pokok PinjamanBUMN/BUMD

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah pembayaran pokok pinjamandari BUMN/BUMD sesuai dengan SPM dan atau Nota Debet.

f. Pengungkapan

Page 266: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

264

Realisasi pembayaran pokok pinjaman dari BUMN/BUMD inidibandingkan dengan allotment pembayaran pokok pinjamanBUMN/BUMD dan bilamana terdapat selisih diberikan penjelasandalam Nota Perhitungan Anggaran.

S. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN KE BANK/LEMBAGA KEUANGAN

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan

a. Pengertian

Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/Lembaga Keuanganadalah perkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaran untukmembayar pokok pinjaman Bank/Lembaga Keuangan selama tahunberjalan sesuai dengan Perda APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan dalam perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanrekening ini dicatat di sebelah kredit dan penghapusan/pengurangandicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

6400 Pembiayaan netto xxx8759 Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Bank/Lembaga Keuanganxxx

Jurnal Penutup:

Page 267: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

265

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8759 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Bank/Lembaga Keuangan xxx

9809 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Bank/LembagaKeuangan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang disediakan untukpembayaran pokok pinjaman Bank/Lembaga Keuangan yangtercantum dalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi apropriasinya dan bilamana terdapat selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/LembagaKeuangan

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/LembagaKeuangan adalah perkiraan untuk membukukan anggaranpembayaran pokok pinjaman Bank/Lembaga Keuangan yang telahdiotorisasi untuk segera direalisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Page 268: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

266

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran..

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9809 Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan xxx

9859 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Bank/Lembaga Keuangan

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9760 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Bank/Lembaga Keuangan xxx

9809 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Bank/LembagaKeuangan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Bank/Lembaga Keuangan yang telah disetujui untukdibayarkan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pembayaran pokok pinjaman berdasarkan Perda APBDdan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

3. Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan

a. Pengertian

Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/Lembaga Keuanganmerupakan lawan dari perkiraan Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan. Perkiraan ini untukmembukukan pagu anggaran yang disediakan untuk pembayaranpokok pinjaman Bank/Lembaga Keuangan yang telah disetujui untukdirealisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Page 269: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

267

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9809 Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan xxx

9859 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Bank/Lembaga Keuangan

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9859 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Bank/Lembaga Keuangan xxx

8950 Pembayaran Pokok PinjamanBank/Lembaga Keuangan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Bank/Lembaga Keuangan yang telah disetujui untukdibayar sesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pembayaran pokok pinjaman Bank/Lembaga Keuangan.Apabila terjadi selisih diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

Perkiraan Operasional

Page 270: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

268

1. Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan

a. Pengertian

Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/Lembaga Keuangan adalahperkiraan untuk membukukan realisasi pembayaran pokok pinjamanBank/Lembaga Keuangan selama tahun berjalan.Perkiraan ini mempunyai buku pembantu yang dirinci menurut sumberdana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah bukti pengeluaran uang dariKas Daerah seperti Surat Perintah Membayar (SPM) atau NotaDebet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanpembayaran pokok pinjaman Bank/Lembaga Keuangan dicatat disebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi pembayaran pokokpinjaman, yaitu pada saat diterbitkannya SPM atau Nota Debet dandikredit pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal realisasi pembayaran pokok pinjaman :

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8950 Pembayaran Pokok Pinjaman Bank/

Lembaga Keuangan xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit5100 Hutang Jangka Panjang xxx7400 Dana yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Hutang Jangka Panjangxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

Page 271: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

269

9859 Allotment Pembayaran Pokok PinjamanBank/Lembaga Keuangan

xxx

8950 Pembayaran Pokok PinjamanBank/Lembaga Keuangan

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah pembayaran pokok pinjamanBank/Lembaga Keuangan sesuai dengan SPM atau Nota Debet.

f. Pengungkapan

Realisasi pembayaran pokok pinjaman Bank/Lembaga Keuangan inidibandingkan dengan allotment pembayaran pokok pinjamanBank/Lembaga Keuangan dan bilamana terjadi selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

T. PEMBAYARAN POKOK PINJAMAN DALAM NEGERI LAINNYA

Perkiraan ini terdiri dari:

Perkiraan Anggaran

1. Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya

a. Pengertian

Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnyaadalah perkiraan untuk membukukan anggaran pengeluaran untukmembayar pokok pinjaman Dalam Negeri Lainnya sesuai denganPerda APBD.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan dalam perkiraan ini dilakukan pada saat APBD disahkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah Perda APBD

c. Saldo Normal

Page 272: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

270

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanrekening ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan dicatat disebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat Perda APBD disahkan dan didebetpada saat penutupan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam APBD:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6400 Pembiayaan netto xxx9760 Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Dalam Negeri Lainnyaxxx

2) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9760 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Dalam Negeri Lainnya xxx

9810 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman dlm Negeri Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran yang disediakan untukpembayaran pokok pinjaman Dalam Negeri Lainnya yang tercantumdalam Perda APBD.

f. Pengungkapan

Apropriasi pengeluaran pembiayaan ini akan dibandingkan denganalokasi apropriasinya dan bilamana terdapat selisih diberikanpenjelasan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

2. Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam NegeriLainnya

a. Pengertian

Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam NegeriLainnya adalah perkiraan untuk membukukan anggaran pembayaranpokok pinjaman Dalam Negeri Lainnya yang telah diotorisasi untuksegera direalisasi dan telah diterbitkan OKA-nya.

Page 273: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

271

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanperkiraan ini dicatat di sebelah debet dan pengurangan perkiraan inidicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat OKA diterbitkan dan dikredit padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran..

Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

9810 Alokasi Apropriasi Pembayaran PokokPinjaman Dalam Negeri Lainnya

xxx

9860 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Dalam Negeri Lainnya

xxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9760 Apropriasi Pembayaran Pokok Pinjaman

Dalam Negeri Lainnya xxx

9810 Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman dlm Negeri Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Dalam Negeri Lainnya yang telah disetujui untuk dibayarkansesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Alokasi apropriasi pembiayaan ini akan dibandingkan denganapropriasi pembayaran pokok pinjaman berdasarkan Perda APBDdan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalam NotaPerhitungan Anggaran.

3. Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya

Page 274: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

272

a. Pengertian

Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnyamerupakan lawan dari perkiraan Alokasi Apropriasi PembayaranPokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya. Perkiraan ini untukmembukukan pagu anggaran yang disediakan untuk pembayaranpokok pinjaman Dalam Negeri Lainnya yang telah disetujui untukdirealisasikan dan telah diterbitkan OKA-nya.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan pada saat OKA diterbitkan.Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk melakukanpembukuan pada perkiraan ini adalah OKA.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah kredit. Penambahanallotment ini dicatat di sebelah kredit dan pengurangan allotment inidicatat di sebelah debet.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini dikredit pada saat OKA diterbitkan dan didebet padasaat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

1) Jurnal pada saat alokasi anggaran dalam OKA:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9810 Alokasi Apropriasi Pembayaran Pokok

Pinjaman Dalam Negeri Lainnya xxx

9860 Allotment Pembayaran PokokPinjaman Dalam Negeri Lainnya

xxx

3) Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9860 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Dalam Negeri Lainnya xxx

8955 Pembayaran Pokok Pinjaman DalamNegeri Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Page 275: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

273

Perkiraan ini dikredit sebesar jumlah anggaran pembayaran pokokpinjaman Dalam Negeri Lainnya yang telah disetujui untuk dibayarsesuai dengan OKA yang diterbitkan.

f. Pengungkapan

Pada akhir tahun anggaran perkiraan ini dibandingkan denganrealisasi pembayaran pokok pinjaman dalam negeri lainnya. Apabilaterjadi selisih diberikan penjelasan dalam Nota PerhitunganAnggaran.

Perkiraan Operasional

1. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya

a. Pengertian

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya adalah perkiraanuntuk membukukan realisasi pembayaran pokok pinjaman dalamnegeri lainnya selama tahun berjalan.Perkiraan ini mempunyai buku pembantu yang dirinci menurut sumberdana dan nomor pinjaman.

b. Proses pencatatan dan Dokumen terkait

Pencatatan pada perkiraan ini dilakukan saat terjadi realisasipembayaran pinjaman. Dokumen sumber yang digunakan sebagaidasar untuk melakukan pembukuan pada perkiraan ini adalah buktipengeluaran uang dari Kas Daerah seperti Surat Perintah Membayar(SPM) atau Nota Debet.

c. Saldo Normal

Perkiraan ini mempunyai saldo normal di sebelah debet. Penambahanpembayaran pokok pinjaman dalam negeri lainnya dicatat di sebelahdebet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.

d. Jurnal Standar

Perkiraan ini didebet pada saat terjadi realisasi pembayaran pokokpinjaman, yaitu pada saat diterbitkannya SPM atau Nota Debet dandikredit pada saat penutupan perkiraan pada akhir tahun anggaran.

Jurnal realisasi pembayaran pokok pinjaman :

Page 276: Sakd modul 3

BAB VI – Pedoman Akuntansi Pembiayaan

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :Depkeu (DJPKPD, BAKUN,, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

274

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8955 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri Lainnya xxx

0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Korolari

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit5100 Hutang Jangka Panjang xxx7400 Dana yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Hutang Jangka Panjangxxx

Jurnal Penutup:

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit9860 Allotment Pembayaran Pokok Pinjaman

Dalam Negeri Lainnya xxx

8955 Pembayaran Pokok Pinjaman DalamNegeri Lainnya

xxx

e. Pengukuran

Perkiraan ini didebet sebesar jumlah pembayaran pokok pinjamandalam negeri lainnya sesuai dengan SPM atau Nota Debet.

f. Pengungkapan

Realisasi pembayaran pokok pinjaman dalam negeri lainnya inidibandingkan dengan allotment pembayaran pokok pinjaman dalamnegeri lainnya dan bilamana terjadi selisih diberikan penjelasan dalamNota Perhitungan Anggaran.

Page 277: Sakd modul 3

BAB VII – Transaksi Non Anggaran

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

275

BAB VIITRANSAKSI NON ANGGARAN

A. PENGERTIAN

Transaksi non anggaran adalah transaksi keuangan pemerintah yang tidakmempengaruhi anggaran. Penerimaan dan pengeluaran kas ini terjadisehubungan dengan adanya potongan atau pungutan oleh pemerintah ataspembayaran yang dilakukannya. Uang yang dipungut atau dipotong daripembayaran yang dilakukan pemerintah ini bukan hak pemerintah tetapimerupakan milik pihak ketiga. Oleh karena itu pemerintah berkewajiban untukmenyetorkannya kepada pihak ketiga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Penerimaan kas yang tidak mempengaruhi anggaran yang berasal daripotongan seperti ini disebut Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) danpenyetorannya kepada pihak ketiga yang berhak atas uang tersebut disebutPengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).

Berhubung transaksi ini tidak mempengaruhi anggaran maka transaksi initidak dilaporkan dalam Laporan Perhitungan Anggaran melainkan dilaporkandalam Laporan Aliran Kas tahun berjalan.

B. RUANG LINGKUP

Transaksi Non-anggaran meliputi:

a. Perhitungan Fihak Ketiga (PFK):Penerimaan PFK yaitu penerimaan kas daerah yang berasal daripotongan pembayaran (SPM), seperti Beras, PPh Pasal 21, PPh Pasal22, PPh Pasal 23 dan PPN yang menjadi hak Pemerintah Pusat,potongan Taspen, Askes, Taperum , dan potongan untuk kepentinganpihak ketiga lainnya.

b. Pengeluaran PFKPengeluaran yaitu pengeluaran kas daerah untuk penyetoranpungutan atau potongan yang telah dilakukan oleh Pemerintan Daerahkepada pihak ketiga yang berhak, seperti pembelian beras, penyetoranPPh Pasal 21 PPh Pasal 22, PPh Pasal 23 dan PPN kepadaPemerintah Pusat, iuran pensiun ke Taspen, premi asuransi kesehatanke Askes, dan tabungan perumahan ke Taperum.

Page 278: Sakd modul 3

BAB VII – Transaksi Non Anggaran

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

276

C. AKUNTANSI TRANSAKSI NON-ANGGARAN

Penerimaan Pihak Ketiga (PFK)

1. Pengertian

Penerimaan PFK adalah penerimaan kas yang berasal dari potongan-potongan pembayaran yang merupakan perhitungan pihak ketiga, sepertiBeras, PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, Askes, Taperum danTaspen.

2. Proses Akuntansi dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan Penerimaan PFK dilakukan pada saatdilakukan pemotongan atas pembayaran yang dilakukan oleh pemerintahdaerah. Dokumen sumber yang menjadi dasar pembukuan PenerimaanPFK adalah SPM potongan sebelah kredit. Perkiraan ini didebet padaakhir tahun melalui jurnal penutup.

3. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Penerimaan PFK adalah sebelah kredit. Apabilapenerimaan PFK bertambah, perkiraan ini dikredit dan apabila berkurangperkiraan ini didebet.

4. Jurnal Standar

Jurnal untuk mencatat Penerimaan PFK:

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit0100 Kas di Kas Daerah xxx8971 Penerimaan PFK xxx

Jurnal korolari:

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6700 Dana yg hrs disediakan untuk pembayaran

hutang jangka pendekxxx

4300 Hutang PFK xxx

Jurnal penutup pada akhir tahun:

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit8971 Penerimaan PFK xxx6200 SiLPA Tahun Pelaporan xxx

Page 279: Sakd modul 3

BAB VII – Transaksi Non Anggaran

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

277

5. Pengukuran

Perkiraan Penerimaan PFK akan dicatat sebesar jumlah potongan yangdipungut dari pembayaran yang dilakukan.

6. Pengungkapan

Penerimaan PFK perlu dirinci per jenis penerimaan yang diperoleh selamatahun berjalan. Selisih antara penerimaan dan pengeluaran PFK harusdiungkapkan dalam Nota Perhitungan Anggaran.

Pengeluaran PFK

1. Pengertian

Pengeluaran PFK adalah pengeluaran kas untuk menyetorkan potongan-potongan pembayaran yang merupakan perhitungan pihak ketiga, sepertiseperti Beras, PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, Askes,Taperum dan Taspen.

2. Proses Akuntansi dan Dokumen Terkait

Pencatatan pada perkiraan Pengeluaran PFK dilakukan pada saatdilakukan pembayaran dilakukan oleh pemerintah daerah kepada pihakketiga yang berhak. Dokumen sumber yang menjadi dasar pembukuanpengeluaran PFK adalah bukti pengeluaran uang, seperti SPM dan notadebet. Perkiraan ini ditutup pada akhir tahun melalui jurnal penutup.

3. Saldo Normal

Saldo normal perkiraan Pengeluaran PFK adalah sebelah debet. Apabilapengeluaran PFK bertambah, perkiraan ini didebet dan apabila berkurangperkiraan ini dikredit.

4. Jurnal Standar

Jurnal untuk mencatat Pengeluaran PFK:No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

8981 Pengeluaran PFK xxx0100 Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal Korolari:No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit

4300 Hutang PFK xxx6700 Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendekxxx

Page 280: Sakd modul 3

BAB VII – Transaksi Non Anggaran

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).

278

Jurnal penutup pada akhir tahun:

No.Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit6200 SiLPA Tahun Pelaporan xxx8981 Pengeluaran PFK xxx

5. Pengukuran

Perkiraan Pengeluaran PFK dicatat sebesar jumlah setoran atasperhitungan pihak ketiga yang pernah diterimanya.

6. Pengungkapan

Pengeluaran PFK perlu dirinci per jenis penyetoran kepada pihak yangberhak selama tahun berjalan. Selisih antara penerimaan danpengeluaran PFK harus diungkapkan dalam Nota Perhitungan Anggaran.