Sahid p. Zein Tuharea

download Sahid p. Zein Tuharea

of 18

description

lapsus

Transcript of Sahid p. Zein Tuharea

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINLAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERANJUNI 2015UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

NEURODERMATITIS + INFEKSI SEKUNDER

OLEHSAHID P. ZEIN TUHAREA10542 0221 10

PEMBIMBINGDr. H. A. Amal Alamsyah. Sp.Kk

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama: Sahid P. Zein TuhareaStambuk:10542 0221 10Judul Laporan Kasus: Neurodermatitis + Infeksi sekunder

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Kulit dan Kelamin Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Juli 2015

Pembimbing/Supervisor

(dr. H. A. Amal Alamsyah Makmur, Sp. KK., M.Si)

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Neurodermatitis + Infeksi Sekunder ini. Laporan Kasus ini di buat untuk melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.Dalam pembuatan Laporan Kasus ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman saya dan terutama pembimbing saya dr. H. A. Amal Alamsyah M, Sp.KK yang telah banyak membantu dalam penyusunan Laporan Kasus ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Laporan Kasus ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Terimakasih.

Makassar, Juni 2015

Penulis

Sahid P. Zein Tuharea

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISI1. BAB I PENDAHULUAN12. BAB II LAPORAN KASUS33. BAB III TINJAUAN PUSTAKA74. BAB IV PEMBAHASAN14DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

Neurodermatitis sirkumskripta merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskirpta, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. 1Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidea, penyakit kulit seperti dermatitis atopic, dermatitis kontak alergik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi.1,2Keluhan utama yang dirasakan pasien berupa gatal. Lesi biasanya tunggal, awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.1Biasanya lesi seperti dijumpai pada satu tempat, tetapi kadang-kadang dapat terjadi pada beberapa tempat. Tempat predileksinya biasanya adalah tempat yang mudah dicapai dengan tangan, seperti bagian belakang dan samping leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki depan, lengan bawah bagian ekstensor dekat siku, paha bagian atas, tungkai bagian lateral, dorsum pedis, skrotum, vulva, kepala. Bila dijumpai pada kepala terutama pada wanita, biasanya dermatitis ini berbentuk psoriasis.2Neurodermatitis tidak biasanya terjadi pada anak, lebih sering terjadi pada orang yang berusia lebih dari 20 tahun, puncak insiden pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria dengan insidensi lebih banyak pada kelompok kawasan asia.1,3

BAB IILAPORAN KASUS

1. Identitas pasienNama :Tn. H.AUmur :80 tahunJenis kelamin:Laki-lakiAlamat :Jl. BantaengPekerjaan:Pensiunan PNSStatus perkawinan :MenikahTanggal masuk RS:24/06/2015

2. Anamnesis AutoanamnesisA. Keluhan utamaKulit menebal dan Gatal pada pergelangan kaki kiri.B. Keluhan tambahanRasa gatal juga pada pergelangan kaki kananC. Riwayat perjalanan penyakitPasien datang ke Rumah sakit dengan keluhan kulit menebal dan gatal pada pergelangan kaki kiri 2 tahun yang lalu. Awalnya gatal-gatal dan terdapat bercak kemerahan. Karena keluhan gatal tersebut pasien sering menggaruk tanpa disadari lama kelamaan timbul penebalan kulit. Keluhan ini dirasakan hilang timbul terutama pada saat malam hari. Pasien mengeluhkan timbul sisik-sisik kasar pada daerah gatal. Karena keluhan yang diderita tersebut pasien datang ke RS untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.D. Pengobatan yang pernah didapatPasien pernah berobat ke puskesmas dan diberikan obat salep. Namun pasien lupa nama obatnyaE. Penyakit lain yang sedang dideritaPasien sedang menderita penyakit stroke, DM (-)

3. Status PresensKeadaan umum :Sakit (ringan/sedang/berat)Kesadaran (composmentis/uncomposmentis)Higien (buruk/sedang/baik)Status gizi (underweight/normal/overweight)

4. Status dermato-venerology

Pada dorsum pedis kiri sampai malleolus lateralis terdapat plak eritematosa soliter berukuran plakat berbentuk ireguler berbatas tegas dengan likenifikasi dan skuama putih kasar putih di atasnya.

Lokasi : Tungkai kiri bawah, bagian dorsum pedis sampai malleolus lateralis Ukuran/bentuk: Plakat/tidak beraturan Efloresensi : Skuama menebal, hiperpigmentasi, likenifikasi, Ekskoriasi, krusta

5. Laboratorium Tidak ada pemeriksaan laboratorium

6. Resume Pasien berusia 45 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan kulit menebal dan gatal pada pergelangan kaki sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya keluhan ini hanya gatal-gatal saja lalu pasien sering menggaruk tanpa disadari timbul penebalan kulit dan timbul sisik-sisik kasar. Keluhan ini dirasakan hilang timbul terutama pada saat malam hari.

7. Diagnosis banding dalam kasus ini adalah Psoriasis Dermatitis Numularis Dermatitis Atopik

8. Diagnosis Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis dengan : Neurodermatitis9. Terapi yang diberikan pada pasien ini :A. Terapi sistemik Cefadroxil 500 mg:2 x sehariCetirizine tab 10 mg:1 x sehariB. Terapi topical Betametazone krim + As. Salisil 3% + LCD 5%

10. Prognosis Quo ad vitam :ad bonam Quo ad functionam:ad bonam Quo ad sanationam:ad bonam

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

1. DEFENISI Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken simpleks kronis adalah penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi timbul sebagai respon dari kulit akibat gosokan dan garukan yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama, atau kebiasaan menggaruk pada satu area tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu. Secara histologis, karakteristik likenifikasinya adalah akantosis dan hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya pada permukaan kulit.4,5

2. EPIDEMIOLOGINeurodermatitis tidak biasanya terjadi pada anak, lebih sering terjadi pada orang yang berusia lebih dari 20 tahun, puncak insiden pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria dengan insidensi lebih banyak pada kelompok kawasan asia.1,3

3. ETIOPATOGENESISPenyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Namun Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma hobgkin, hipertiroidea, penyakit kulit seperti dermatitis atopic, dermatitis kontak alergik, gigitan serangga dan as.pek psikologik dengan tekanan emosi.1,2

4. GEJALA KLINISGatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Gatal bias paroksismal, terus-menerus, atau sporadik. Menggosok dan menggaruk mungkin disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal dan nyeri, atau dapat secara tidak sengaja yang terjadi pada waktu tidur. Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat, suhu atau iritasi dari pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah pada saat terjadi stress psikologis.5Lesi biasannya tunggal, pada awal nya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal likenifikasi dan ekskoriasi : sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.1Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi tempat-tempat khas untuk bentuk lokal penyakit ini adalah regio tulang kering, lengan bawah, telapak tangan, kulit perianus, vulva dan tengkuk. Neurodermatitis di daerah tengkuk ( lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil ditengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke scalp. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis.1,6Prurigo nodularis umumnya dianggap sebagai varian penyakit ini dan memperlihatkan gambaran klinis yang mencolok. Muncul lesi-lesi berbentuk kubah yang memiliki ukuran bervariasi, mulai dari yang berdiameter beberapa millimeter hingga 1-2 cm.6

5. HISTOPATOLOGIGambaran histopatologik neorodermatitis sirkumskripta berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur bersembukan sel radang limposit dan histiosit disekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblast bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.1

6. DIAGNOSA BANDINGa. PsoriasisPsoriasis adalah satu penyakit kulit termasuk di dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa, bersifat kronik residif dengan lesi berupa macula eritem berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih bening disertai fenomena tetesan lilin dan tanda Auspitz.2

Gambar 1. Lesi berupa macula eritem berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih bening.3

b. Dermatitis NumularisDermatitis numularis merupakan dermatitis yang berbentuk seperti mata uang logam atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah.1,2

Gambar 2. Berbentuk seperti mata uang logam atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel.4

c. Dermatitis atopikDermatitis atopik adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan. Penyakit tersebut dapat timbul pada semua usia. Yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, biasanya bersifat familial dengan riwayat atopic pada diri sendiri ataupun keluarganya. Kelainan kulit dapat berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatn (fleksural).1,7,8

Gambar 3. Predileksi dermatitis atopik pada (a) infantile,(b) anak, dan (c) Remaja-dewasa.9

Gambar 4. Efloresensi berupa papul, eritema, erosi, ekskoriasi dan krusta.97. DIAGNOSISDiagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis, biasanya tidak terlalu sulit. Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus. Liken amyloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopik.1

8. PENATALAKSANAANSecara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan anti pruritus, kortikosteroid topical atau intra lesi produk ter.1Antiproritus dapat berupa anti histamine yang mempunyai efek sedative (contoh : hidroksizin, diphenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat pula diberi topical krim doxepin 5 % dalam jangka pendek(maximum 8 hari). Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup dengan penutup impermeable : kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intra lesi. Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek anti inflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati.1

9. EDUKASIa. Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit ini akan bertambah berat bila digaruk oleh pasien.b. Menggunakan pakaian yang berbahan cotton sehingga mengurangi iritasic. Manajemen stress yang baik.

BAB IVPEMBAHASAN

Neurodermatitis adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.1Diagnosis Neurodermatitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Pada anamnesis diketahui bahwa pasien dating dengan keluhan gatal yang hebat pada kaki kiri bagian bawah. Sudah dirasakan 3 bulan. Gatal hebat dirasakan pada malam hari. Awalnya lesi berupa bercak kemerahan akibat garukan lama-kelamaan permukaannya menjadi kasar. Pemeriksaan fisis pada lokasi lesi terdapat krusta, skuama yang menebal, likenifikasi dan hiperpigmentasi. batas dengan kulit normal tidak jelas.Berdasarkan gejala klinis dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis sesuai dengan kepustakaan. Neurodermatitis memberikan gejala klinis berupa pasien mengeluh gatal sekali, bila timbul pada malam hari dapat mengganggu waktu tidur, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak setelah digaruk. Setelah luka, bau hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri). Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi. Sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Letak lesi dapat timbul di mana saja, tetapi yang biasanya ditemukan ialah scalp, tengkuk samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki bagian depan. Lesi dapat diatasi dengan pengobatan tetapi cenderung kambuh baik di tempat yang sama atau di tempat lain.1,10Pengobatannya ialah mengupayakan agar penderita tidak terus menggaruk karena gatal. Harus diyakini oleh pasien bahwa bila tidak digaruk lesi akan hilang. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter. Anti pruritus dapat berupa antihistamin yang mmpunyai efek sedatif (contoh : hidroksizin, difenhidramin, prometazin ) atau tranquilizer. Dapat pula diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek (maksimum 8 hari). Kortikosteroid berpotensi rendah (hidrokortison 2,5%) atau kortikosteroid topikal berpotensi sedang (krim kenalog 0,25% atau krim elocon). Kulit pasien yang sudah lanjut usia tipis karena proses penuaan sehingga steroid topikal yang lebih kuat akan menimbulkan atrofi dan memar kulit. ; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intralesi. Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasikan dengan ter yag mempunyai efek anti inflamasi. Ada pula yang mengobati denganUVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati.1,2,8

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. 2010. IlmuPenyakitKulitdanKelaminEdisiKeenam. Jakarta :FakultasKedokteranUniversitas Indonesia.2. Harahap M. 2000. IlmuPenyakitKulit. Jakarta : Hipokrates3. Wolff.Kdan Johnson R.A. 2009. Fitzspatricks color atlas & synopsis of clinical dermatology sixth edition. New Yotk : McGraw-Hill International4. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. 2004.Rooks textbook of dermatology ; Eczema, prurigo, lichenification, and erithroderma. Hal 1741-1743. Italy : Blackwell scienc5. Wolff K, Stephen G, Goldsmith L.A, Katz S.I. 2003. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Edisi 7 vol. 1 dan 2. Hal 160-162. New York : Mc. Graw Hill6. Brown R.G, Bourke J danCunliffe T. 2011. DermatologiDasaruntukpraktekklinik. Jakarta : EGC7. Price S.A dan Wilson L.M. 2012. Patofisiologi,konsepklinis proses-proses penyakitedisikeenamvol 2. Jakarta : EGC8. Ardhie A.M. 2014. Artikel Dermatitis danperan steroid dalampenangannya. Jakarta9. Sterry W, Paus R, danBurgdorf W. 2006. Thieme clinical companions dermatology. Hal 191-192. New York : Thieme10. Hunter J, Savin J, dan Dahl M. 2002. Clinical dermatology Third edition. Minnesota : Black Well Publishing

1