saham 1.docx

download saham 1.docx

of 15

Transcript of saham 1.docx

A. PendahuluanPerkembangan kehidupan dewasa ini sangat amat berkembang pesat, terutama dalam hal perekonomian. Banyak inovasi-inovasi yang dilakukan manusia demi untuk memenuhi kebutuhannya. Dikarenakan setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala yang dibutuhkan dalam hidupnya. Salah satunya adalah melalui kegiatan investasi dipasar modal, khususnya saham.Saham adalah surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham patungan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para penbeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.

B. Pengertian SahamDalam dunia bisnis atau ekonomi hal yang sangat tidak asing adalah jika bicara mengenai saham. Dalam perusahaan tidak akan lepas dari kata-kata saham. Oleh dari itu saya tertarik mencari-cari dari beberapa sumber mengenai saham. Saham adalahtkita penyertaanmodalpada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodai membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capitat gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden dan capital gain

C. Jenis-Jenis Saham1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim :a ) Saham Biasa (common stock)Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan.Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.Menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri - ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.b. Memiliki hak suara (one share one vote).c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.Hak Pemegang saham Biasa:a. Hak kontrol: hak untuk memilih dewan direksi, sehingga dapat mengontrol kebijakan direksi.b. Hak penerima pembagian keuntungan: karena sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatakan bagian keuntungan perusahaan.c. Hak preemtive: hak untuk mendapatkan prosentase kepemilikan yang sama, jika perusahaan mengeluarkan tambahan saham baru. Hak ini bertujuan : a. melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama, b. melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.d Memberikan suara dalam pemilihan direksi dan menentukan kebijakan tertentu suatu perusahaan.e Memelihara proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan melalui pembelian saham tambahan jika dan ketika esaham tambahan tersebut diterbitkan. Hak tersebut adalah hak memesan terlebih dahulu (preemptive right).b) Saham PreferenSaham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.Beberapa jenis saham preferen, antara lain :i. Saham preferen partisipasi; saham preferen yang membagikan dividen kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa (participating preference shares).ii. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:a. Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbedab. Tagihan terhadapaktivadan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagiandividenc. dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasad. Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentukHak kepemilikan yang dilepas oleh pemegang saham preferen adalah :a. Hak suara. dalam banyak kasus, pemegang saham tidak memiliki hak untuk memilih direksi, tetapi hak suara dapat diberikan untuk situasi tertentu. Misalnya, beberapa pemegang saham preferen diberikan hak suara dalam perusahaan jika perusahaan tidak dapat membayar deviden.b. Pembagian keuntungan (deviden). Deviden yang diterima oleh pemegang saham preferen biasanya tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika kinerja perushaan baik, yah sayang sekali mereka tidak bisa ikut menikmati hasil yang baik itu.c. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen didahulukan dalam hal pengembalian investasinya.D. Manfaat Menabung SahamWujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Akan tetapi, sekarang ini sistem tanpa warkat sudah mulai dilakukan di pasar modal Jakarta dimana bentuk kepemilikan tidak lagi berupa lembaran saham yang diberi nama pemiliknya tapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham tanpa warkat. Jadi penyelesaian transaksi akan semakin cepat dan mudah.Saham atau ekuitas merupakan surat berharga yang sudah banyak dikenal masyarakat. Umumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common stock). Saham sendiri dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa, merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior atau akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakterisktik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote). Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. Sedangkan untuk saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada 3 (tiga) hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.Daya tarik dari investasi saham adalah dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, dimana pemodal atau pemegang saham mendapatkan uang tunai sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki dan dividen saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan. Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Sebagai contoh, misal saja Kita membeli saham Astra International dengan harga per sahamnya Rp 1.800 dan menjual dengan harga Rp 2.200 berarti Kita mendapatkan capital gain sebesar Rp 400 per lembar sahamnya. Umumnya investor jangka pendek mengharapkan keuntungan dari capital gain.Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.Jadi bila Kita memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk saham yang perlu ditelaah ulang adalah tingkat risiko yang terkandung (high risk) sesuai dengan tingkat risiko yang bisa Kita tanggung. Jangan sampai berinvestasi dalam bentuk saham memberikan rasa khawatir serta waswas mengakibatkan Kita susah tidur dan stres. Kenali tingkat risiko Kita dan ambil keputusan berdasarkan hal itu.Dalam menganalisis perusahaan publik yang ada, perlu diingat keingian Kita berinvestasi di saham untuk jangka waktu yang panjang dengan mendapatkan dividen yang relatif stabil atau menginginkan keuntungan jangka yang lebih pendek dari segi capital gain akibat pertumbuhan perusahaan. Sebagai investor, terdapat 3 alasan mengapa Kita memilih untuk membeli saham tertentu :a. Income. Apabila pertimbangan Kita dalam berinvestasi dalam saham adalah mendapatkan pendapatan yang tetap dari hasil investasi pertahunnya, maka kita bisa membeli saham pada perusahaan yang sudah mapan dan memberikan dividen secara regular.b. Growth. Apabila pertimbangan Kita adalah untuk jangka panjang dan memberikan hasil yang besar di masa datang, berinvestasi pada saham perusahaan yang sedang berkembang (biasanya perusahaan teknologi) memberikan keuntungan yang besar, karena kebijakan dari perusahaan yang sedang berkembang biasanya keuntungan perusahaan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan maka perusahaan tidak memberikan dividen bagi investor. Keuntungan bagi investor hanya dari kenaikan harga saham apabila kita menjual saham tersebut di masa datang (kenaikan harga saham yang besar).c. Diversification. Apabila Kita membeli saham untuk kepentingan portofolio kita maka harus hati-hati dalam melengkapinya. Apakah Kita memerlukan saham untuk pendapatan tetap atau membeli obligasi dengan bunga yang diberikan sebagai pendapatan.Berinvestasi dalam saham sangat memerlukan pengetahuan yang luas tentang perusahaan itu sendiri (perusahaan dimana Kita ingin menginvestasikan dana kita). Banyak pertanyaan-pertanyaan yang mungkin timbul dan harus kita jawab sebelum memutuskan berinvestasi pada saham. Pertanyaan pertama yang harus Kita ketahui jawabannya adalah perusahaan apa? Dan apa yang dilakukan perusahaan tersebut (line of business)? Berapa besar hutang yang dimiliki oleh perusahaan (debt to equity ratio)? Bagaimana perkembangan industri di mana perusahaan itu berada, serta perkembangan perusahaan itu sendiri? Informasi atau pengetahuan lain yang harus Kita ketahui adalah pergerakan saham perusahaan itu dalam beberapa tahun belakangan dari 1, 5, sampai 10 tahun yang lalu. Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya. Dengan semua pengetahuan atau informasi yang Kita dapat dari pertanyaan diatas, akan membantu memberikan kejelasan mengenai perusahaan dimana kita akan menginvestasikan dana kita serta prospek ke depan dari perusahaan tersebut. Kita akan menemukan banyak informasi yang berbeda-beda dari berbagai institusi, Kita harus mempelajari institusi mana yang memiliki pengalaman serta kridibilitas yang tinggi sehingga informasi yang Kita terima benar-benar adanya dan akurat. Sehingga informasi tersebut dapat membantu kita melakukan keputusan mengenai investasi yang kita ambil.

E. Cara Bertransaksi SahamSebelum Kita dapat melakukan transaksi saham di pasar modal, Kita sebagai investor harus menjadi nasabah perusahaan Efek yang terdaftar di pasar modal yang sekarang jumlahnya sebanyak 185 perusahaan. Pertama yang harus dilakukan adalah membuka rekening dengan mengisi dokumen pembukuan. Besarnya dana yang harus ditempatkan atau deposit wajib bagi investor besarnya berbeda untuk bermacam perusahaan. Ada perusahaan yang mewajibkan investor untuk menempatkan dana sebesar Rp 25 juta untuk dapat berinvestasi atau bertransaksi di pasar modal. Ada juga yang mengharuskan hanya Rp 15 juta. Namun ada juga perusahaan Efek yang menentukan misalnya 50 persen dari nilai transaksi yang harus ditempatkan. Misalnya bila Kita ingin berinvestasi saham sebesar Rp 10 juta, Kita hanya wajib menempatkan Rp 5 juta. Dalam perdagangan saham, jumlah yang diperjualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot. Di Bursa Efek Jakarta, satu lot berarti 500 lembar saham (khusus untuk saham perbankan satu lotnya berjumlah 5000 lembar saham). Misalnya harga saham PT. Telkom adalah Rp 3.000. Maka untuk bertransaksi minimun Kita harus mengeluarkan dana Rp 1.500.000 atau (Rp 3.000 x 500 lembar saham per satu lot).F. Ayo Menabung sahamMeskipun saham telah hadir sebagai alternatif investasi di Indonesia selama beberapa dekade, jumlah investor saham di negeri ini masih terbatas. Dibandingkan negara di Asean seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, jumlah investor saham kita masih kalah jauh. Padahal saham menawarkan imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan bank.Tak heran, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia berupaya keras mensosialisasikan investasi saham. Salah satunya adalah dengan menggelar Investor Summit and Capital Market Expo.Sebuah terobosan yang kreatif dengan mengajak masyarakat menabung saham. Maksudnya adalah berinvestasi di saham dengan prinsip seperti menabung. Pada umumnya masyarakat menganggap, investasi di saham membutuhkan dana besar.Konsep menabung saham ini mirip dengan strategi investasi klasik dollar cost averaging. Strategi ini memaksa investor menanamkan uang dengan jumlah yang sama secara teratur, misalnya setiap bulan atau kwartal.Keuntungan strategi ini adalah, investor bisa membeli saham lebih sedikit saat harga sedang naik dan lebih banyak saat harga sedang turun. Semacam diversifikasi melalui waktu (diversification across time).Dengan demikian, investor terhindar dari penyesalan membeli banyak saham pada harga selangit. Misalnya kita membeli saham Rp 100 setiap bulan selama 3 bulan. Harga saham di bulan pertama, kedua dan ketiga adalah Rp 20, Rp 100 dan Rp 50. Artinya, bulan pertama kita membeli 5 unit saham, bulan kedua membeli 1 unit, dan bulan ketiga membeli 2 unit. Total ada 8 unit saham. Harga rata-rata yang kita bayar adalah Rp 37,5 (dari Rp 300 dibagi 8). Ini lebih murah daripada rata-rata harga saham A sebesar Rp 56,67 (yaitu dari Rp 20 + Rp 100 + Rp 50 dibagi 3).Coba kita bandingkan dollar cost averaging dengan strategi investasi lump sum dan market timing. Pada strategi lump sum, jika investor memiliki sejumlah dana, maka ia akan segera menanamkan semuanya sekaligus, tidak dibagi-bagi seperti dollar cost averaging. Harga dan saham yang diperoleh tergantung pilihan waktu membeli. Dibandingkan dollar cost averaging, strategi ini lebih berisiko. Kita bisa mendapat saham murah atau sebaliknya.Sedangkan pada strategi market timing, investor membuat keputusan beli atau jual saham berdasarkan prediksi fundamental ekonomi dan pasar secara jangka pendek. Mereka berusaha mengantisipasi pergerakan harga, membeli saat harga naik dan menjual saat harga turun.Mana yang lebih hebat: dollar cost averaging, lump sum, atau market timing?Strategi dollar cost averaging amat populer di kalangan praktisi. Coba simak pernyataan berikut dari pengelola dana kelas dunia: Dollar cost averaging is a technique which enables investors to reduce the short-term impacts of market highs and low (www.vanguard.com) atau The use of dollar cost averaging is the second step in successful savings (www.merryllynch.com). Riset akademis (misalnya, Traynor Jr, 2005) mengamini, di AS, dollar cost averaging bisa lebih efektif dalam meminimalkan risiko sepanjang horizon investasi.Bagaimana di Indonesia? Menganalis data IHSG dari tahun 2000-2009. Misalnya ada dana Rp 1,2 triliun. Skenario pertama, dana tersebut diinvestasikan bertahap sebesar Rp 10 miliar setiap bulan pada saham-saham pembentuk IHSG. Skenario kedua, kita tanamkan Rp 1,2 triliun sekaligus pada IHSG di awal tahun 2000. Kemudian dihitung total nilai investasi akhir tahun 2009. Ternyata skenario pertama (dollar cost averaging) memberikan rata-rata imbal hasil 21% per tahun, jauh di atas skenario kedua (lump sum) yang 14% per tahun.Dollar cost averaging adalah strategi yang secara psikologis bisa membuat investor yang gampang galau menjadi lebih nyaman. Juga mendisiplinkan kita berinvestasi pada saham atau reksadana secara teratur (regular investing). Sesuatu yang amat penting untuk mewujudkan masa depan cerah.Bagaimana market timing? Serpihan empiris mengindikasikan, ini bukan strategi investasi yang superior. Misalnya, Malkiel (1999) mengklaim, kemampuan fund manager di AS men-timing market sangat buruk. Buktinya, selama tahun 1970 hingga 1998 jumlah dana yang diinvestasikan oleh para fund manager pada saham mencapai puncaknya justru sebelum harga saham turun dan mencapai tingkat terendah justru sebelum harga saham naik. Kesimpulannya? Yuk, menabung saham saja.

G. Kesimpulanbrinvestasi saham sangatlah menguntungkan, karena dengan invesasi yang sedikit dapat menjadi beberapa kali lipat. Namun sebelum melakukan investasi saham kita mesti cakap dalam konteks dunia sahamMeskipun saham telah hadir sebagai alternatif investasi di Indonesia selama beberapa dekade, jumlah investor saham di negeri ini masih terbatas. Dibandingkan negara di Asean seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, jumlah investor saham kita masih kalah jauh. Padahal saham menawarkan imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan bank.

DAFTAR PUSTAKAHuda, Nurul dan Edwin, Mustafa., 2007. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Manan, Abdul., 2009 Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indinesia, Jakarta:Kencana

Sibly, M.Roem. 2007. Spekulasi Dalam Pasar Saham, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam. Jakaarta: Universitas Islam Indonesia. pdf.

Yuliana, Indah., 2010. INVESTASI Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN-MALIKI PRESS

12