Sadapan unipolar2

25
1 Bab I. Isi Makalah I. Skenario General check-up Sederhana Seorang laki-laki usia 35 tahun datang untuk medical check-up. Medical check-up pemeriksaan tanda vital dan Elektrokardiografi (EKG). asil tekanan darah! dan den dalam #atas normal. Kemudian dilan$utkan dengan pemeriksaan treadmill. Kemudian dok memonitor tekanan darah! frekuensi nadi dan aktifitas listrik $antung dari monitor %ada menit ke-&'! tekanan darah dan frekuensi nadi pasien meningkat sedikit dari no tekanan darah "ang tadin"a & ' *' mmg men$adi &+' ,' mmg! sedangkan frekuensi nad "ang tadin"a *' menit men$adi &'' menit. Setelah 5 menit #eristirahat tekanan d frekuensi nadi kem#ali diperiksa dan hasiln"a normal. II. Klarifikasi Istilah Medical check-up - %emeriksaan sederhana untuk mengetahui ada atau tidak adan" suatu pen"akit. - %emeriksaan keseluruhan meliputi vital sign! pemeriksaan la# non la#. Elektrokardiografi (EKG) /lmu "ang mempela$ari kelistrikan $antung. - Elektrokardiograf alat untuk merekam aktivitas $antung. - Elektrokardiogram hasil atau grafik perekaman potensial li dari ker$a $antung. 0readmill Semacam alat #eroda "ang digerakkan dengan cara men$e$ak diatasn"a! #iasan"a digunakan untuk #erolahlaga. III. Rumusan Daftar Masalah &. 1elaskan mengenai sistem konduksi $antung2

description

sadapan

Transcript of Sadapan unipolar2

23

Bab I. Isi Makalah

I. Skenario

General check-up Sederhana

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang untuk medical check-up. Medical check-up meliputi pemeriksaan tanda vital dan Elektrokardiografi (EKG). Hasil tekanan darah, dan denyut nadi dalam batas normal. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan treadmill. Kemudian dokter memonitor tekanan darah, frekuensi nadi dan aktifitas listrik jantung dari monitor alat tersebut. Pada menit ke-10, tekanan darah dan frekuensi nadi pasien meningkat sedikit dari normal, yaitu tekanan darah yang tadinya 120/80 mmHg menjadi 140/90 mmHg, sedangkan frekuensi nadi yang tadinya 80x/menit menjadi 100x/menit. Setelah 5 menit beristirahat tekanan darah dan frekuensi nadi kembali diperiksa dan hasilnya normal.

II. Klarifikasi Istilah

Medical check-up : - Pemeriksaan sederhana untuk mengetahui ada atau tidak adanya suatu penyakit. - Pemeriksaan keseluruhan meliputi vital sign, pemeriksaan lab dan non lab.Elektrokardiografi (EKG) : Ilmu yang mempelajari kelistrikan jantung. - Elektrokardiograf : alat untuk merekam aktivitas jantung. - Elektrokardiogram : hasil atau grafik perekaman potensial listrik dari kerja jantung.Treadmill : Semacam alat beroda yang digerakkan dengan cara menjejak diatasnya, biasanya digunakan untuk berolahlaga.

III. Rumusan Daftar Masalah

1. Jelaskan mengenai sistem konduksi jantung!2. Bagaimana cara pemasangan EKG?3. Jelaskan cara pembacaan EKG dan interpretasinya!4. Gambar dan jelaskan isi diagram Wigger!5. Mengapa frekuensi nadi dan tekanan darah pasien meningkat setelah dilakukannya pemeriksaan treadmill pada kasus ini?6. Bagaimana anatomi dan histologi pembuluh darah?7. Jelaskan mengenai mekanisme pembentukan heme!

IV. Analisis Masalah

1. SA node AV node His bundle Crus dextra et sinistra Serabut purkinje M.papillaris- SA node terletak di dinding atas atrium dextra, muara dari vena cava superior.- AV node terletak di dinding atas septum interventrikular.- His bundle terletak di septum interventrikular.- Serabut purkinje di ventrikel dextra dan sinistra.- M.papillaris terletak di dalam jantung melekat pada dinding ventrikel.Sifat-sifat sistem konduksi:a. Otomatisasib. Ritmisitasc. Peka rangsangd. Daya rangsang2. Sadapan pada EKG :- Bipolar : Lead I, II, III- Unipolar : Pericordial (V1 sampai V6) dan ekstremitas (tangan kanan, tangan kiri, kaki kiri)Sadapan bipolar :Lead I : RA (-), LA (+) ; elektroda (+)Lead II : RA (-), LL (+) ; elektroda (+)Lead III: LA (-), LL (+) ; elektroda (+)Sadapan unipolar :a. PerikordialV1 : pada ICS 4 linea sternalis dextra V2 : pada ICS 4 linea parasternalis sinistraV3 : di antara V2 dan V4V4 : pada ICS 5 linea midclavicula sinistraV5 : pada ICS 5 linea axillaris anterior sinisatraV6 : pada ICS 5 linea midaxillaris sinistrab. EkstremitasaVR : RA (+), LA dan LL indifferentaVL : LA (+), RA dan LL indifferentaVF : LL (-), RA dan LA indifferent 3. Cara pembacaan EKG :Gelombang P: depolarisasi atriumGelombang Q: repolarisasi atriumGelombang R: depolarisasi ventrikelGelombang S: repolarisasi ventrikel/akhir depolarisasi ventrikelKompleks QRS: depolarisai ventrikel dan repolarisasi atriumGelombang T: repolarisasi ventrikelAda 6 hal yang harus diperhatikan dalam interpretasi elektrokardiogram:1) Irama2) Frekuensi3) Axis4) Gelombang P,Q,R,S,T,U, dan kompleks QRS5) Interval PR dan QT6) Segmen ST

1). IramaCiri-ciri: Gelombang P(+) di Lead 1, P(-) di aVR.Untuk melihat irama, dilihat dulu frekuensi (normalnya 60-100 kali/menit). Tentukan juga gelombangnya regular atau ireguler.Keterangan : - Takikardi normal : 100-150 kali/menit Takikardi abnormal: 150-300 kali/menit2). Frekuensi

Gambar 1.1 Kertas EKG

Frekuensi : menentukan gelombang R1 dan R2. Apabila jarak antara gelombang tersebut memiliki:1 kotak sedang : 300 kali/ menit2 kotak sedang : 150 kali/ menit3 kotak sedang : 100 kali/ menit4 kotak sedang : 75 kali/ menit5 kotak sedang : 60 kali/ menit6 kotak sedang : 50 kali/ menit

3). Axis

Gambar 1.2 Axis EKG

Axis normal = Lead 1 (+), sudut yang dibentuk 900, aVF(+).Left Axis Deviation (LAD) = Lead 1 (+), sudut yang dibentuk 900, aVF(-).Right Axis Deviation (RAD) = Lead 1 (-), sudut yang dibentuk -900 sampai (-1800), aVF(-).

4). Gelombanga. Gelombang P : (+) di Lead I, (-) di aVR, lebar dan tinggi 3 mm.Tujuan: untuk mengetahui adanya tanda-tanda hipertrofi atrial.b. Gelombang Q: tinggi atau dalamnya dari amplitudo gelombang R, lebarnya 1 mm.Tujuan : untuk mengetahui adanya infark miokard.c. Gelombang R: tingginya tergantung Lead, (-) di aVF dengan lebar 0,6-0,12 detik.Tujuan: untuk mengetahui hipertrofi miokard.d. Gelombang S: hampir sama dengan gelombang R.e. Kompleks QRS: kurang dari 3 kotak kecil (3 mm).f. Gelombang T : bentuk sesuai arah gelombang QRS, amplitudo normal < 10 mm, minimal 1 mm.g. Interval : - PR : normal 0,12-0,20 detik (3-5 kotak kecil). QT: normal 0,35-0,45 detik.h. Segmen ST : isoelektrik antara S dan T.

4. SB5. SB6. SB7. SB

V. Sistematika Masalah

VI. Sasaran Belajar

1. Anatomi dan histologi pembuluh darah2. Biokimia darah (pembentukan heme)3. Kenapa frekuensi nadi dan tekanan darah pasien pada kasus ini meningkat?4. Axis (EKG)5. Diagram Wigger

VII. Penjelasan

A. Anatomi dan Histologi Jantung dan Pembuluh Darah

1. Anatomi Jantung dan Pembuluh Darah

Jantung terletak pada mediastinum medialis dan sebagian tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costa 3, 4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak diatas diaphragma, miring kedepan kiri dan apeks kordis berada paling depan dalam rongga dada. Apeks kordis dapat diraba pada ICS 4-5 dekat garis medio-klavikuler sinistra. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri pulmonal dan vena cava superior. Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu anatomi luar dananatomi dalam.

a. Anatomi Luar

Atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulcus coronarius yang mengelilingi jantung. Pada sulcus ini berjalan arteri coronaria dextra dan arteri sirkumfleksi setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar kedua ventrikel dipisahkan oleh sulcus interventrikular anterior di sebelan depan, yang ditempati oleh arteri desendens anterior sinistra, dan sulcus interventrikuler posterior di sebelah belakang, yang dilewati oleh arteri desendens posterior.

Gambar 1.3 Anatomi luar jantung 1) Perikardium

Jantung dibungkus oleh jaringan ikat tebal yang disebut perikardium, terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium viseral dan perikardium parietal. Permukaan jantung yang diliputi oleh perikardium viseral lebih dikenal sebagai epikardium. Selanjutnya jaringan ini akan berputar-lekuk menjadi perikardium parietal, sehingga terbentuk ruang pemisah berisi cairan agar jantung mudah bergerak saat pemompaan darah. Perikardium menyebabkan jantuk terfiksasi dalam rongga dada dengan terbentuknya ligamen. Perlekatan perikardium parietal dengan manubrium sterni disebut ligamen perikardio-sternal superior, dan perlekatan pada prosessus xiphoideus sebagai ligamen perikardiosternal inferior. Selanjutnya pada kolumna vertebral disebut ligament perikardiovertebral dan pada diaphragma sebagai ligamen perikardiofrenikus.

Gambar 1.4 Perikardium

2) Kerangka Jantung

Jaringan ikat tersusun dengan kompak pada bagian tengah jantung yang merupakan tempat pijakan ventrikel, atrium dan katup-katup jantung. Bagian tengah badan jaringan ikat tersebut disebut trigonum fibrosa dextra, yang mengikat bagian medial katup trikuspid, mitral dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas ke arah lateral kiri membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua trigonum tersebut melingkari katup trikuspid dan mitral membentuk anuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung otot ventrikel, atrium, katup trikuspid dan mitral. Salah satu perluasan penting dari kerangka jantung kedalam ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikuler pars-membranasea. Bagian septum ini juga meluas dan berhubungan dengan dau septal katup trikuspid dan sebagian dinding atrium kanan.

b. Anatomi Dalam

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.

Gambar 1.5 Anatomi dalam jantung

1) Atrium Kanan

Darah vena menganlir ke dalam jantung melalui vena cava superior dan inferior masuk ke dalam atrium kanan (fase sistol). Kemudian darah dalam atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melewati katup trikuspid (fase diastol).Atrium kanan terletak agak ke depan dibanding ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian antero-superior atrium kanan terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut aurikel. Permukaan posterior atrium kanan licin dan rata, sedangkan pada permukaan atrium kanan disebelah lateral dan aurikel lebih kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan paralel yang disebut otot pectinatus.Pada atrium kanan bermuara :a). Vena cava superior pada dinding superior-posterior.b). Vena cava inferior pada dinding infero-latero-posterior, terdapat katup Eustachii.c). Sinus koronarius antara muara vena cava inferior dan katup trikuspid, terdapat katup Thebesii. Pada pertengahan septum terdapat lekukan yang disebut fossa ovalis yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut limbus fossa ovalis. Pada dinding atrium kanan terdapat nodus sino-atrial terletak pada pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dan aurikel, tepat dibawah sulcus terminalis. Sedangkan nodus atrio-ventrikuler terletak pada antero-medial muara sinus koroner, dibawah katup trikuspid.

2) Ventrikel Kanan

Dinding anterior dan inferior ventrikel kanan disusun oleh serabut otot yang disebut trabekula carnae, dan pada bagian apikal ventrikel kanan berukuran besar dan disebut trabekula septomarginal (moderator band). Ventrikel dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk dibatasi oleh katup trikuspid trabekel anterior dan dinding inferior ventrikel kanan, sedangkan alur keluar berbentuk tabung berdinding licin terletak di bagian superior ventrikel kanan ygng disebut infundibulum. Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh krista supraventrikular.

3) Atrium Kiri

Atrium kiri menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena kanan dan kiri. Endokardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada aurikelnya.

4) Ventrikel Kiri

Bagian ujung ventrikel mengarah ke antero-inferior kiri menjadi apeks kordis. Bagian dasar ventrikel kiri adalah anulus mitral. Batas medial berupa septum interventrikular yang memisahkan dengan ventrikel kanan. Sekat inter-ventrikuler terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian muskuler dan bagian membranosus. Pada dua per tiga dari dinding septum terdapat serabut otot trabekel karnae dan sepertiga bagian endokardiumnya licin.

5) Katup Jantung

Jantung memiliki 4 katup, yaitu :a). Katup semiluner aorta memisahkan antara ventrikel sinistra dengan aorta, memiliki 3 kuspis : posterior, dextra, sinistra. b). Katup semiluner pulmonalis memisahkan antara ventrikel dextra dengan truncus pulmonalis, memiliki 3 kuspis : anterior, dextra, sinistra.c). Katup trikuspidalis memisahkan antara atrium dextra dengan ventrikel dextra, memiliki 3 kuspis : anterior, medial, posterior.d). Katup bikuspidalis/mitral memisahkan antara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra, memiliki 2 kuspis : anterior dan posterior.

Gambar 1.6 Katup jantung Jantung dipersarafi oleh :1. Saraf simpatik mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk pembuluh darah koroner. Berasal dari medula spinalis torakal 3-6 kemudian membentuk plexus kardialis kemudian berakhir pada ganglion servicalis superior, medial, dan inferior.2. Saraf parasimpatis mempersarafi nodus SA, nodus AV, dan serabut-serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke atrium kiri. Berasal dari pusat nervus vagus di medula oblongata.Pendarahan jantung :1. Arteri coronaria dextra cabang aorta ascendens, berjalan pada sulcus coronarius; memperdarahi atrium dextra, sebagian atrium sinistra, permukaan depan kanan ventrikel dextra, seluruh permukaan posterior ventrikel dextra.2. Arteri coronaria sinistra cabang aorta descendens anterior, berjalan dalam sulcus longitudinalis anterior; memperdarahi ventrikel sinistra, permukaan kiri ventrikel dextra, sebagian atrium sinistra.3. Vena Thebesii dan sinus koronarius. Pembuluh limfe pada jantung terdiri dari 3 kelompok plexus, yaitu subendokardial, miokardial dan supepikardial. Arteri-arteri besar thorax :1. Aorta Aorta ascendens Arcus aorta Aorta descendens Aorta thoracica2. Trunsus pulmonalis Arteri pulmonalis dextra et sinistra Vena-vena besar thorax :1. Vena brachiocephalica2. Vena cava superior et inferior3. Vena azygos4. Vena hemiazygos 5. Vena pulmonales

2. Histologi Jantung dan Pembuluh Darah

Pembuluh darah memiliki 3 lapisan:1. Tunika intima endotel, subendotel, jaringan ikat longgar, kadang dapat ditemui otot-otot polos.2. Tunika media sel otot polos, jaringan ikat kolagen dan elastis, pembuluh darah.3. Tunika adventitia jaringan ikat kolagen dan elastis, vasa vasorum dan nervi vasorum (pada pembuluh darah besar).Pembuluh darah dibedakan menjadi 3 tipe (tidak termasuk kapiler):1. Arteri besar arteri tipe elastis/tipe konduksiCiri-ciri : - Tunika intima endotel dengan serabut kolagen halus dan fibroblast terpencar- Membrana elastika interna antara tunika intima dan media, sulit diidentifikasi.- Tunika media tebal, banyak serabut elastis dan sedikit otot polos.- Tunika adventitia membrana elastika eksterna membatasi dengan tunika media, terdapat vasa vasorum dan nervi vasorum.

Gambar 1.7 Histologi arteri besar

2. Arteri sedang arteri tipe muskular/tipe distribusiCiri-ciri : -Tunika intima endotel, lapisan intermedia dengan serabut elastis-kolagen halus danfibroblast terpencar, membrana elastika interna antara tunika intima dan media bergelombang.- Tunika media tebal dengan lapisan otot polos tersusun melingkar, membrana elastika interna terlihat jelas.-Tunika adventitia terdapat serabut tebal jaringan ikat (kolagen dan elastis).

Gambar 1.8 Histologi Arteri sedang

3. Arteri kecil/ArteriolCiri-ciri :-Tunika intima tanpa lapisan subendotel, membrana elastika interna menipis.- Tunika media serat otot polos melingkar.-Tunika adventitia lebih tipis dari tunika media.4. Kapiler terdiri dari lapisan tunggal endotel dan mebrana basalis, memiliki 3 tipe : kontinue, fenestrata, dan sinusoid; memiliki perisit sebagai pengganti otot polos. Vena memiliki struktur histologis yang hampir menyerupai arteri. Perbedaannya adalah lumennya lebih besar dan berbentuk bulat tak teratur, dindingnya tidak begitu tebal, lapisan yang tebalnya dominan adalah tunika adventitia, dan memiliki katup (pada vena-vena ekstremitas dan tubuh bagian inferior). Pertemuan antara arterior/kapiler dengan vena kecil/venul disebut arteriovenousanastomosis. Jantung terdiri dari 3 lapisan :1. Endokardium mirip tunika intima pembuluh darah dengan lapisan subendotel yang tebal.2. Miokardium tersusun oleh berkas-berkas otot jantung yang tersusun spiral. 3. Epikardium dilapisi mesotel pipih. Pada jantung terdapat serabut khusus yang dinamakan serabut purkinje yang berfungsi menghantarkan impuls.

Gambar 1.9 Histologi lapisan jantung

B. Biokimia Darah (Pembentukan Heme)

Hemoprotein, seperti hemoglobin dan sitokrom, mengandung heme. Heme adalah suatu senyawa besi porfirin (Fe2+-protofirin IX) dengan empat cincin pirol yang disatukan oleh jembatan metin. Delapan gugus samping (substituen metil, vinil, dan propionil) pada keempat cincin pirol heme tersusun dalam rangkaian yang spesifik. Biosintesis cincin heme terjadi di mitokondria dan sitosol melalui delapan langkah enzimatik. Proses ini dimulai dari pembentukan -amiolevulinat (ALA) dari suksinil Ko-A dan glisin dalam suatu reaksi yang dikatalis oleh ALA-sintase, enzim yang mengatur jalur ini. Langkah-langkah sintesis heme :1. Dimulai dengan kondensasi glycine dan suksinil Ko-A melalui proses dekarboksilasi menjadi -aminolevulinik acid (ALA).2. Aminolevulinate (ALA) dikondensasi menjadi porphobilinogen (PBG) dengan bantuan enzim PBG synthase.3. PBG mengalami kondensasi dengan bantuan enzim PBG-deaminase sehingga terbentuk hydroxmethylbilane.4. Hydroxmethylbilane diubah menjadi macrocyclic uroporghyrinogen III dengan bantuan enzim Uroporghyrinogen III synthase.5. Uroporghyrinogen III akan diubah menjadi protopophyrin IX dengan beberapa tahap yang sebelumnya diubah menjadi coprophyrinogen III.6. Fe2+ ditambahkan pada protoporphyrin IX melalui Ferrocheletase (homodinamik enzim yang mengandung cluster besi dan sulfur).7. Heme terbentuk lalu berikatan dengan rantai globin membentuk Hemoglobin.

Gambar 1.10 Skema siklus biosintesis heme

Katabolisme cincin heme dimulai oleh enzim heme oksigenase dan menghasilkan tetrapirol linier. Biliverdin adalah produk awal katabolisme dan pada reaksi reduksi menghasilkan bilirubin. Bilirubin diangkut oleh albumin dari jaringan perifer ke hati, tempat senyawa ini diserap oleh hepatosit. Besi di heme dan asam amino globin disimpan dan digunakan kembali.Di hati, bilirubin diubah menjadi larut air melalui konjugasi dengan dua molekul asam glukoronida dan disekresikan ke dalam empedu. Kerja enzim bakteri di usus menghasilkan urobilinogen dan urobilin, yang dieksresikan di tinja dan urine.

Gambar 1.11 Skema katabolisme heme

C. Axis (EKG)

Vektor atau axis adalah anak panah yang menunjukkan arah potensial listrik yang dibangkitkan oleh arus listrik tersebut-kepala anak panah menunjukkan arah positif. Sesuai konvensi, panjang panah digambarkan setara dengan tegangan potensial listrik tersebut.Sistem acuan enam sumbu merupakan diagram skematik dari perspektif relatif dari setiap sadapan. Sitem acuan ini diperoleh dengan cara:1. Hubungan sumbu dari sadapan I, II, dan III sehingga membentuk segitiga sama sisi yang dikenal dengan nama segitiga Einthoven. Jantung dianggap sebagai pusat listrik segitiga tersebut.

Gambar 1.12 Gambar sudut Einthoven

2. Tempatkan sumbu sadapan sedemikian rupa sehingga masing-masing memancar dari pusat segitiga dan membentuk diagram kedua yang dikenal dengan nama sistem acuan tiga sumbu.

Gambar 1.13 Gambar sistem tiga sumbu pada EKG

3. Gabungkan diagram sistem acuan tiga sumbu dengan representasi skematik dari sadapan anggota badan yang diperkuat, yang memancar dari pusat listrik dari toraks, dan menghasilkan sistem acuan enam sumbu.Sistem acuan enam sumbu memungkinkan perhitungan arah rata-rata aktivitas listrik dalam jantung. Arah rata-rata aktivitas listrik yang dihitung dari EKG dikenal sebagai sumbu listrik jantung.

Gambar 1.14 Gambar sistem acuan enam sumbu pada EKG

D. Mekanisme Meningkatnya Frekuensi Nadi dan Tekanan Darah

Frekuensi nadi atau keteraturan denyut arteri berhubungan dengan variabilitas amplitudo irama jantung dan waktu pengisian ventrikel, volume sekuncup, dan resistensi pembuluh darah perifer. Sedangkan tekanan darah adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan darah dipengaruhi oleh volume sekuncup dan resistensi perifer.Teori fungsi sirkulasi:1. Kecepatan aliran darah ke setiap jaringan tubuh hampir selalu diatur sesuai dengan kebutuhan jaringan. Bila jaringan bersifat aktif, jaringan membutuhkan lebih banyak suplai zat makanan. Oleh sebab itu, aliran darah akan lebih banyak. Namun jantung normalnya tidak dapat meningkatkan curah jantungnya lebih dari 4-7 kali dari nilai istirahat sehingga tidak mungkin meningkatkan aliran darah di seluruh jaringan tubuh. Hal tersebut diatasi dengan kemampuan pembuluh darah mikro untuk berdilatasi atau berkontraksi sehingga aliran darah dapat mencapai nilai yang diperlukan untuk aktivitas jaringan.2. Curah jantung terutama dikendalikan oleh penjumlahan seluruh aliran darah setempat. Bila darah mengalir di jaringan, darah akan segera kembali melalui vena ke jantung. Jantung merespons secara otomatis terhadap peningkatan aliran darah, dengan segera memompa darah kembali ke arteri tempat darah berasal. Jadi, jantung bekerja sebagai mesin yang otomatis, dengan cara merespon kebutuhan jaringan. Namun demikian, jantung seringkali memerlukan bantuan dalam bentuk sinyal saraf khusus agar dapat memompa darah sesuai dengan jumlah aliran darah yang dibutuhkan.3. Tekanan arteri dikendalikan secara mandiri baik dengan pengaturan aliran darah setempat atau pengaturan curah jantung. Sistem sirkulasi dilengkapi dengan sistem pengaturan yang luas terhadap tekanan darah arteri. Sinyal-sinyal saraf berperan dalam : (a) meningkatkan daya pemompaan jantung, (b) menyebabkan kontraksi pada sistem penampungan vena yang besar agar menyediakan lebih banyak darah bagi jantung, dan (c) menyebabkan konstriksi umum pada sebagian besar arteriol di seluruh, sehingga lebih banyak darah yang terakumulasi di dalam arteri-arteri besar untuk meningkatkan tekanan arteri. Ginjal pun memainkan peran tambahan dalam pengaturan tekanan, yaitu dengan mensekresi hormon yang mengatur tekanan maupun dengan mengatur volume darah.

Denyut jantungAktivitas simpatis dan parasimpatis jantung

Volume sekuncup Tekanan arteri

Tekanan pengisian Curah jantung

Gambar 1.15 Skema mekanisme meningkatnya frekuensi nadi dan tekanan darah

E. Diagram Wigger

1. FonogramBunyi jantung ke-1 ventrikel kontraksi.Bunyi jantung ke-2 atrium kontraksi, katup AV membuka.Bunyi jantung ke-3 karena diastaris/osilasi (gemuruh darah waktu mengalir keluar).2. ElektrokardiogramGelombang P atrium dalam fase depolarisasi.Komplek QRS repolarisasi atrimum dan depolarisasi ventrikel.Gelombang T repolarisasi ventrikel.3. Volume ventrikelSistolik ventrikel kontraksi ejeksi darah dari ruang ventrikel.Diastolik ventrikel relaksasi darah masuk ke ventrikel.Sistolik atrium atrium kontraksi, 20% darah dari atrium diejeksikan, darah tambahan masuk.Diastasis posisi stabil pada 1/3 akhir diastol karena darah sudah mulai penuh.4. Tekanan ventrikelKontraksi isovolumetrik kontraksi dari ventrikel sampai batas tertentu tidak mempengaruhi penambahan volume dari ventrikel itu sendiri.Relaksasi isovolumetrik relaksasi ventrikel sampai batas tertentu tidak mempengaruhi penambahan volume ventrikel.5. Tekanan atriumGelombang a ketika kontraksi atrium tekanan atrium naik sehingga berakibat pada ejeksi darah dari atrium.Gelombang c kontraksi ventrikel; tekanan meningkat karena ada aliran balik dari ventrikel ke atrium.Gelombang v katup AV terbuka sehingga terjadi aliran darah cepat.6. Tekanan aortaSaat katup aorta membuka darah masuk sehingga tekanan di perifer lebih tinggi menyebabkan katup tertutup sehingga ada backflow darah ke jantung (tekanan aorta naik di bagian relaksasi isofolumik).Tekanan pulmonal sama seperti tekanan aorta hanya saja tekanannya 1/6 tekanan aorta.

Bab II. Kesimpulan

Jantung terletak pada mediastinum medialis dan dibungkus oleh pericardium. Perikardium terdiri dari dua lapisan yaitu perikardium viseral dan perikardium parietal. Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri. Jantung juga memiliki empat katup, yaitu katup semiluner aorta, katup semiluner pulmonalis, katup trikuspidalis, dan katup bikuspidalis/mitral. Jantung dipersarafi oleh saraf simpatik yang berasal dari medula spinalis torakal 3-6 dan saraf parasimpatis yang berasal dari pusat nervus vagus di medula oblongata. Jantung diperdarahi oleh arteri coronaria dextra et sinistra dan vena Thebesii dan sinus koronarius.Pembuluh darah memiliki tiga lapisan, yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika adventitia. Pembuluh darah dibedakan menjadi pembuluh darah besar, pembuluh darah sedang, dan pembuluh darah kecil. Pertemuan antara arteriol/kapiler dengan vena kecil/venul disebut arteriovenousanastomosis. Jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium. Pada jantung terdapat serabut khusus yang dinamakan serabut purkinje yang berfungsi menghantarkan impuls.Biosintesis cincin heme terjadi di mitokondria dan sitosol melalui delapan langkah enzimatik. Proses ini dimulai dari pembentukan -amiolevulinat (ALA) dari suksinil Ko-A dan glisin dalam suatu reaksi yang dikatalis oleh ALA-sintase, enzim yang mengatur jalur ini. Katabolisme cincin heme dimulai oleh enzim heme oksigenase dan menghasilkan tetrapirol linier. Biliverdin adalah produk awal katabolisme dan pada reaksi reduksi menghasilkan bilirubin. Bilirubin diangkut oleh albumin dari jaringan perifer ke hati. Di hati, bilirubin diubah menjadi larut air melalui konjugasi dengan dua molekul asam glukoronida dan disekresikan ke dalam empedu. Vektor atau axis adalah anak panah yang menunjukkan arah potensial listrik yang dibangkitkan oleh arus listrik tersebut-kepala anak panah menunjukkan arah positif. Sistem acuan enam sumbu merupakan diagram skematik dari perspektif relatif dari setiap sadapan.Sitem acuan ini diperoleh dengan cara: penggabungan diagram sistem acuan tiga sumbu dengan representasi skematik dari sadapan anggota badan yang diperkuat, yang menghasilkan sistem acuan enam sumbu. Frekuensi nadi atau keteraturan denyut arteri berhubungan dengan variabilitas amplitudo irama jantung dan waktu pengisian ventrikel, volume sekuncup, dan resistensi pembuluh darah perifer. Sedangkan tekanan darah adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan darah dipengaruhi oleh volume sekuncup dan resistensi perifer.

Daftar Pustaka

Eroschenko,V.P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional Edisi 9. Jakarta: EGC.Guyton A.C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.Murray, R. K; Granner, D. K; Mayes, P. A; dan Rodwell, V. W. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.Price, S.A dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC.Rilantono, L.I dkk. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Snell, R.S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006.