Sabun

10
1950-an Pencuci piring otomatis bubuk Sabun pencuci baju cair, pencuci piring tangan dan produk pembersih serba guna Deterjen dengan pemutih oksigen 1960an Pracuci kotoran dan penghilang noda Bubuk pencuci baju dengan enzim Prarendam dengan enzim 1970an Sabun cuci tangan cair Pelembut kain (ditambah lembaran dan putaran cuci) Produk multifungsi (contoh, deterjen dengan tambahan pelembut kain ) 1980an Deterjen untuk pencucian dengan air dingin Pencuci piring otomatis cair Pencuci baju konsentrat bubuk 1990an Deterjen bubuk dan cair ultra (superkonsentrat) Pelembut kain ultra Pencuci piring otomatis gel Produk pencuci baju dan pembersih refil Sejarah Sabun

description

SABUN PPT

Transcript of Sabun

Page 1: Sabun

1950-an Pencuci piring otomatis bubuk Sabun pencuci baju cair, pencuci piring tangan dan produk pembersih serba guna Deterjen dengan pemutih oksigen1960an Pracuci kotoran dan penghilang noda Bubuk pencuci baju dengan enzim Prarendam dengan enzim1970an Sabun cuci tangan cair Pelembut kain (ditambah lembaran dan putaran cuci) Produk multifungsi (contoh, deterjen dengan tambahan pelembut kain)1980an Deterjen untuk pencucian dengan air dingin Pencuci piring otomatis cair Pencuci baju konsentrat bubuk1990an Deterjen bubuk dan cair ultra (superkonsentrat) Pelembut kain ultra Pencuci piring otomatis gel Produk pencuci baju dan pembersih refil

Sejarah Sabun

Page 2: Sabun

Sabun adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak atau minyak dengan Alkali. Sabun juga merupakan garam-garam Monofalen dari Asam Karboksilat dengan rumus umumnya RCOOM, R adalah rantai lurus (alifatik) panjang dengan jumlah atom C bervariasi, yaitu antara C12-C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali atau Ion Ammonium.

Pengertian Sabun

Page 3: Sabun

Berdasarkan penggunaannya, sabun dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis, yaitu:

Laundry Soap; untuk sabun cuci. Toilet soap; yang digunakan untuk mandi dan

perawatan kulit, termasuk juga disini medicine soap. Textile soap, yang digunakan untuk pada proses

scouring textile, proses degumming sutera dll.

Klasifikasi Sabun

Page 4: Sabun

Sabun bersifat basa. Sabun menghasilkan buih atau busa. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan

proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar.

Polar : COONa+ (larut dalam miyak, hidrofobik, (larut dalam air, hidrofilik, memisahkan kotoran non polar) memisahkan kotoran polar)

Sifat Kimia Sabun

Page 5: Sabun

Viskositas : lebih besar dari pada minyak atau alkali. Panas Jenis : 0,56 Kal/g. Densitas : 0,96g/ml – 0,99g/ml. Penampilan : Padat Warna gas/uap : Kuning muda Pelarutnya : NaOH Warna larutan terhadap pelarut : Putih Titik leleh : 150 - 180°F pH : 9,5 – 10,8

Sifat Fisika Sabun

Page 6: Sabun

Saponifikasi C3H3(O2CR)3 + NaOH → 3RCOONa + C3H5(OH)3

Hidrolisa Lemak dan Penetralan dengan Alkali C3H5(O2CR)3 + 3H2O → 3RCO2H + C3H5(OH)3

3RCOOH + 3NaOH → 3RCOONa + 3H2O

Reaksi Dasar Pembuatan Sabun

Page 7: Sabun

Dalam pembuatan sabun terdapat beberapa metoda untuk proses pembuatan sabun secara umum adalah sebagai berikut :

A. Proses Batch Pada proses batch lemak atau minyak yang dipanaskan di dalam

reaktor batch dengan menambahakn NaOH B. Proses Kontinue Pada proses kontinue secara umum yaitu lemak atau minyak

dimasukkan kedalam reaktor kontinue kemudian dihidrolisis dengan menggunakan katalis sehingga menghasilkan asam lemak dengan gliserin. Kemudian dilakukan peyulingan terhadap asam lemak dengan menambahkan NaOH sehingga terbentuk sabun.

Proses Pembuatan Sabun

Page 8: Sabun

Pemurnian sabun adalah suatu perlakuan untuk menghilangkan impurities yang

terlarut dalam larutan alkali dan mengcover lagi gliserin yang terbebas pada saat reaksi

saponifikasi. Asumsi tentang pemurnian sabun yaitu : Giserol merupakan jumlah total pelarut dalam pencucian larutan alkali. Gliserol ada pada sabun yang dilarutkan dalam larutan alkali. Ketika sabun dicampurkan dengan pencucian larutan alkali, gliserol pindah dari

larutan alkali pada sabun menjadi pencucian alkali sampai konsentrasi keduanya stabil. Bila campuran tadi dibiarkan di stele kemudian dipisahkan menjadi dua lapisan bagian

yaitu lapisan atasnya adalah sabun dan lapisan bawahnya untuk pencucian alkali. Ketika pencucian meningkat, kebanyakan gliserol diekstrak pada saat banyaknya

larutan alkali yang dikorbankan.

Secara umum proses pencucian sabun yaitu : Proses pembasahan, perlakuan terhadap kotoran dan lemak-lemak Proses menghilangkan kotoran dari permukaan Mengatur kotoran-kotoran supaya tetap stabil dari larutannya atau suspensinya.

Proses Pemurnian Sabun

Page 9: Sabun

Penyelesaian akhir merupakan langkah akhir pada proses pembuatan sabun, yang meliputi beberapa tahap, yaitu:

Crutching Jika sabun murni yang berasal dari ketel atau proses lainnya akan dicampurkan dengan

menggunakan bahan lain, maka sebelum dibentuk atau dikeringkan, dilakukan pencampuran terlebih dahulu. Campuran itu dilarutkan di dalam mesin crutcher dahulu. Crutcher adalah bejana yang berbentuk silindris dengan ukuran kecil, kapasitasnya 680-2279 dan dilengkapi dengan pengaduk.

Framming Metode yang digunakan untuk mengubah sabun murni atau cairan sabun panas menjadi

padatan yang mudah dibentuk menjadi batangan atau disebut dengan framming. Framming dilakukan pada cairan sabun yang berada pada suhu 57-62oC didalam suatu frame yang memiliki berat 454 – 545 kg berbentuk persegi. Untuk memadatkan sabun murni diperlukan waktu 3-7 hari. Sabun yang telah dicetak dapat dipotong menjadi bagian kecil. Penambahan zat adiktif antioksidan stabilizer dan farfum dilakukan pada saat crutching sebelum framming.

Penyelesaian Akhir Sabun

Page 10: Sabun

Terima Kasih