Pengenalan Sabun Mandi

25
Pengenalan Sabun Mandi Definisi Sabun mandi merupakan garam logam alkali (biasanya natrium atau kalium) dari asam lemak. Bagaimana Sabun Dibuat Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi. Bagaimana Sabun Bisa Membersihkan Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang disebut Konsentrasi Kritik Misel (KKM) (Lehninger, 1982). Sabun buatan sendiri bukan hanya membersihkan, juga mengandung sekitar 25% gliserin. Gliserin bisa melembabkan dan melembutkan kulit, menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga. *** Alasan Memakai Sabun Mandi Buatan Sendiri Sabun buatan sendiri lebih lembut dari sabun buatan industri, karena dengan otomatis mengandung gliserin, sedangkan di industri gliserinnya di ambil untuk dijual terpisah karena lebih mahal. Kualitas sabun mandi buatan sendiri dapat melebihi sabun yang di beli di supermarket, selain lebih murah tentunya.

Transcript of Pengenalan Sabun Mandi

Page 1: Pengenalan Sabun Mandi

Pengenalan Sabun Mandi

Definisi

Sabun mandi merupakan garam logam alkali (biasanya natrium atau kalium) dari asam lemak.

Bagaimana Sabun Dibuat

Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.

Bagaimana Sabun Bisa Membersihkan

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang disebut Konsentrasi Kritik Misel (KKM) (Lehninger, 1982).

Sabun buatan sendiri bukan hanya membersihkan, juga mengandung sekitar 25% gliserin. Gliserin bisa melembabkan dan melembutkan kulit, menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga.

***

Alasan Memakai Sabun Mandi Buatan Sendiri

Sabun buatan sendiri lebih lembut dari sabun buatan industri, karena dengan otomatis mengandung gliserin, sedangkan di industri gliserinnya di ambil untuk dijual terpisah karena lebih mahal.

Kualitas sabun mandi buatan sendiri dapat melebihi sabun yang di beli di supermarket, selain lebih murah tentunya.

Dengan membuat sabun sendiri anda bisa mendapatkan apa yang diinginkan, baik warnanya, harumnya atau biarkan apa adanya - alami.

Membuat sabun sendiri sangat menyenangkan dan penuh kreatifitas. Sabun mandi batangan ini bisa dibuat hadiah untuk teman maupun kerabat.

Page 2: Pengenalan Sabun Mandi

Membuat sabun sendiri juga mudah lho…

Bekerja Aman Dengan NaOH / KOH

NaOH / KOH adalah salah satu kunci dalam produksi sabun. NaOH di tempat saya banyak di jual di toko bahan bangunan sebagai bahan kimia anti mampat, sedangkan KOH dibeli di toko bahan kimia. NaOH / KOH harus ditangani dengan hati-hati. Kalau tidak akan menyebabkan bahaya baik bagi anda maupun orang lain. Kalau terlanjur kecipratan cairan NaOH / KOH harus langsung dicuci dengan air yang banyak, Tapi jika ditangani dengan benar tidak ada masalah.

Langkah aman menangani NaOH / KOH:

Jangan menuang air ke atas NaOH / KOH. SELALU untuk menuangkan / mencampurkan NaOH / KOH ke dalam air, dengan pelan-pelan.

Hati-hati, jangan sampai menciprat terutama ke badan, kulit ataupun mata. Lebih baik pakai kacamata.

Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan juga binatang peliharaan. Selalu memakai sarung tangan karet selama bekerja dengannya. Pakai masker selama membuat larutan NaOH / KOH dengan air.

Bahan-bahan

Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai…

NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko bahan kimia, ambil yang teknis saja.

Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral.

Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia atau lainnya

Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.

Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat “trace”.

Peralatan

Page 3: Pengenalan Sabun Mandi

Sebuah masker sederhana. Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.

Kacamata . Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja. Sepasang sarung tangan karet. Dipakai selama pembuatan sabun. Botol plastik. Untuk wadah air. Timbangan dapur dengan skala terkecil 1 atau 5 gram. Kantong plastik kecil. Untuk menimbang NaOH/KOH. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen untuk menuangkan

NaOH / KOH dan mengaduknya. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene. Untuk tempat larutan

NaOH/KOH dengan air.

Wadah dari plastik. Untuk menimbang serta tempat air dan minyak. Kain. Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun. Plastik tipis. Untuk melapisi cetakan. Cetakan. Blender dengan tutupnya Kain. Untuk menutup blender.

Kelebihan Pembuatan Sabun Mandi Memakai Blender

Meskipun memakai blender tidak bisa untuk skala besar, tapi proses ini mempunyai beberapa keuntungan:

Pencampuran sabun anda akan lebih cepat mencapai tahapan “trace”. Dari biasanya 15 – 40 menit, pakai blender hanya membutuhkan beberapa menit, bahkan beberapa detik tergantung minyak yang dipakai.

Karena minyak cair sudah mencair pada suhu ruangan, maka proses bisa berjalan pada suhu ruangan dan tidak memerlukan termometer.

Blender sangat efektif dalam mengaduk larutan NaOH / KOH – air ke dalam minyak yang menghasilkan campuran sabun yang lebih halus.

(Untuk Resep Sebanyak 500 gram).

Cara Pembuatan 1

Langkah Pertama – Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan sabun.

Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun yang bulat.

Page 4: Pengenalan Sabun Mandi

Cara Pembuatan 2

Langkah Kedua – Timbang air dan NaOH / KOH. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

Cara Pembuatan 3

Langkah Ketiga – Timbang minyak sesuai dengan resep.Langkah Keempat – Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.

Langkah Kelima – Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

Cara Pembuatan 4

Langkah Keenam – Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda.

Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila di sentuh dengan sendok, maka beberap detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.

Langkah Ketujuh – Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengaharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

Langkah Kedelapan –Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.

Resep Sabun Mandi

Dua Resep Sabun CairResep#1340 g Minyak Sawit170 g Minyak Kelapa50 g Minyak Zaitun122 g KOH – Kalium hidroksida + 250 g Air

10 cc fragrance + pewarna

Page 5: Pengenalan Sabun Mandi

Recipe#2

340 g Soybean oil80 g Coconut Oil60 g Palm Oil60 g Corn Oil109 g KOH - Kalium hidroksida + 230 g Air

10 cc fragrance + pewarna

Resep Sabun Mandi

Dua Resep Sabun Padat

Favorite Castile I

235 g Minyak Zaitun

150 g Minyak Kelapa

100 g Minyak Sawit

74 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air

10 cc fragrance + pewarna

Favorite Castile II

250 Minyak Sawit

140 Minyak Kelapa

100 Minyak Jagung

75.5 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air

10 cc fragrance + pewarna

Membuat sabun mandi sendiri, ternyata lebih bermanfaat daripada membeli sabun mandi di pasaran, sebab dengan membuat sabun sendiri, kita tahu apa saja kandungan yang ada dalam sabun tersebut. Pernahkah kita berpikir bahwa kalau kita mandi dengan sabun yang dijual di pasaran sama saja kita

Page 6: Pengenalan Sabun Mandi

mandi memakai Rin**, At**ck atau So K**n ? hehehe... Kalau gitu mandinya sekalian aja nyemplung ke mesin cuci.....

Tapi bener lho.... kalau dipikir- pikir, harga sabun mandi di pasaran itu khan berkisar antara Rp.1000 - 3000, nah..dengan harga tersebut, kira - kira sabun tersebut terbuat dari apa saja?, udah gitu masih pake iming - iming kulit kita bisa seputih kulit wanita Jepang, lha...emang dari sononya perempuan Jepang putih-putih.

Kembali ke sabun, kalau menurut beberapa website yang pernah aku baca, sabun mandi di pasaran memakai bahan dasar SLS (Sodium Lauryl Sulfate), nah.. SLS ini adalah bahan yang dipakai untuk membuat detergent. SLS disebut juga surfactant (agen pembersih). Dan jangan lupa ..... SLS juga dipakai untuk bahan pembersih lantai, lengkap sudah.....

Kenapa pakai SLS, ya itu tadi.... produsen bisa membuat sabun dengan harga yang murah. Kualitas?... kumaha aing, hehehe...

Kalau sabun yang aku bikin ini disebut sabun natural, memakai lima jenis minyak yang sangat bermanfaat untuk kulit, antara lain minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kelapa, minyak sawit dan minyak castor, plus sedikit beeswax (lilin madu). Untuk aromanya ditambahkan Vanilla fragrance, warna coklat adalah warna alami yang keluar dari sabun itu sendiri.

Sabun natural juga mengandung gliserin alami yang sangat bermanfaat untuk menjaga kelembaban kulit, mencegah kulit menjadi kering. Anda tidak perlu memakai hand body lotion lagi, karena dengan memakai sabun natural kulit halus sepanjang hari.....

http://sabuncair.blogspot.com/

Cermati Sabun dan Deterjen yang Anda Gunakan

Ditulis oleh matoa dalam kategori Info Lingkungan tanggal 10 Nov 2008

Page 7: Pengenalan Sabun Mandi

Upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan yang hampir tak terbatas, memerlukan dukungan yang besar dari daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Makin besar kebutuhan yang diperlukan maka makin besar pula dampak yang akan timbul.

Namun demikian perlu disadari oleh semua pihak, jika pengendalian dampak lingkungan ini tidak terkelola secara baik dan benar, maka yang menanggung akibatnya adalah manusia itu sendiri, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam sekitarnya.

Rumah adalah merupakan tempat tinggal dan dapat pula berfungsi sebagai pembinaan dalam rumah tangga. Dengan demikian maka segala hal yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di rumah tangga dapat diharapkan dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian maka dampak limbah B3, khususnya sabun dan deterjen di dalam rumah tangga dapat dikelola dengan baik, sehingga setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat kiranya dapat terwujud.

Tentang Sabun

Sabun yang ditemukan pertama kali oleh bangsa Arab pada abad ke-19, pada dasarnya terbuat dari proses pencampuran (Safonifikasi) Soda kaustik dengan minyak nabati (minyak tumbuh-tumbuhan) atau minyak hewani (minyak yang berasal dari lemak hewan). Mengingat sifat sabun yang berasal dari bahan alami, masyarakat pengguna yang mengkonsumsi sabun pun nyaris tak mengalami gangguan seperti alergi atau kerusakan pada kulitnya. Sabun sebagai bahan pembersih yang berbentuk cair maupun padat, bisa digunakan untuk mandi, mencuci pakaian, atau membersihkan peralatan rumah tangga.

Tentang Deterjen

Sebagai bahan pembersih lainnya, deterjen merupakan buah kemajuan teknologi yang memanfaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulingan minyak bumi, ditambah dengan bahan kimia lainnya seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan pewangi. sekitar tahun

Page 8: Pengenalan Sabun Mandi

1960-an, deterjen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (Surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) yang mampu menghasilkan busa. Namun karena sifat ABS yang sulit diurai oleh mikroorganisme di permukaan tanah, akhirnya digantikan dengan senyawa “Linier Alkyl Sulfonat (LAS) yang diyakini relatif lebih akrab dengan lingkungan.

Pada banyak negara di dunia penggunaan ABS telah dilarang dan diganti dengan LAS. Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai larangan penggunaan ABS belum ada. Beberapa alasan masih digunakannya ABS dalam produk deterjen, antara lain karena harganya murah, kestabilannya dalam bentuk krim/pasta dan busanya melimpah.

Kandungan Zat Kimia pada Deterjen

Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut :

Surfaktan. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang termasuk bahan kimia organik. Ia memiliki rantai kimia yang sulit didegradasi (diuraikan) alam. Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan, atau istilah teknisnya, ia berfungsi sebagai emulsifier, bahan pengemulsi.. Zat kimia ini bersifat toksik (beracun) bila dihirup, diserap melalui kulit atau termakan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:

• Anionik :

• Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)

• Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)

• Alpha Olein Sulfonate (AOS)

• Kationik : Garam Ammonium

• Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle

• Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

Builder. Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.

• Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)

• Asetat :

• Nitril Tri Acetate (NTA)

Page 9: Pengenalan Sabun Mandi

• Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)

• Silikat : Zeolit

• Sitrat : Asam Sitrat

Filler. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contohnya Sodium sulfat.

Aditif. Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contohnya Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC)

Penggunaan Sabun dan Deterjen

Penggunaan sabun sebagai bahan pembersih yang dilarutkan dengan air di wilayah pegunungan atau daerah pemukiman bekas rawa sering tidak menghasilkan busa. Hal itu disebabkan oleh sifat sabun yang tidak akan menghasilkan busa jika dilarutkan dalam air sadah ( air yang mengandung logam-logam tertentu atau kapur ). Namun penggunaan deterjen dengan air yang bersifat sadah, akan tetap menghasilkan busa yang berlimpah.

Sabun maupun deterjen yang dilarutkan dalam air pada proses pencucian, akan membentuk emulsi bersama kotoran yang akan terbuang saat dibilas. Namun ada pendapat keliru bahwa semakin melimpahnya busa air sabun akan membuat cucian menjadi lebih bersih. Busa dengan luas permukaannya yang besar memang bisa menyerap kotoran debu, tetapi dengan adanya surfaktan, pembersihan sudah dapat dilakukan tanpa perlu adanya busa.

Opini yang sengaja dibentuk bahwa busa yang melimpah menunjukkan daya kerja deterjen adalah menyesatkan. Jadi, proses pencucian tidak bergantung ada atau tidaknya busa atau sedikit dan banyaknya busa yang dihasilkan. Kemampuan daya pembersih deterjen ini dapat ditingkatkan jika cucian dipanaskan karena daya kerja enzim dan pemutih akan efektif. Tetapi, mencuci dengan air panas akan menyebabkan warna pakaian memudar. Jadi untuk pakaian berwarna, sebaiknya jangan menggunakan air hangat/panas.

Pemakaian deterjen juga kerap menimbulkan persoalan baru, terutama bagi pengguna yang memiliki sifat sensitif. Pengguna deterjen dapat mengalami iritasi kulit, kulit gatal-gatal, ataupun kulit menjadi terasa lebih panas usai memakai deterjen.

Umumnya pada deterjen anionik ditambahkan zat aditif lain (builder) seperti :

• Golongan ammonium kuartener (alkyldimetihylbenzyl-ammonium cloride, diethanolamine/DEA). Perlu diketahui, zat kimia ini sering digunakan pada produk pembersih perawatan tubuh untuk menjaga pH (derajat keasaman) formula. Dapat menyebabkan reaksi alergi, iritasi mata, kekeringan, dan toksik jika digunakan dalam waktu lama. Zat karsinogen ini telah dilarang di Eropa tapi masih ditemukan pada formula kosmetik.

Page 10: Pengenalan Sabun Mandi

• Chlorinated trisodium phospate (chlorinated TSP). Zat kimia ini merupakan zat karsinogenik.

• Sodium lauryl sulfate (SLS). Zat kimia ini dapat mengubah sistem imun (kekebalan) dan menyebabkan kerusakan pada mata, saluran cerna, sistem saraf, paru-paru dan kulit. Umumnya ditemukan pada produk berbusa untuk perawatan tubuh. Mungkin terdaftar sebagai komponen produk semi natural yang diklaim berasal dari minyak kelapa.

• Sodium laureth sulfate (SLES). Bila dikombinasi dengan bahan lain, zat kimia ini membentuk zat nitrosamin dan mempunyai efek karsinogen pada tubuh. Perlu kehati-hatian terhadap produk semi natural yang diklaim berasal dari minyak kelapa.

• Linear alkyl benzene sulfonate (LAS). Zat kimia ini juga merupakan zat karsinogenik.

Dampak Penggunaan Sabun dan Deterjen Bagi Kesehatan dan Lingkungan

• Golongan ammonium kuartener itu dapat membentuk senyawa nitrosamin. Senyawa nitrosamin diketahui bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan kanker.

• Senyawa SLS, SLES atau LAS mudah bereaksi dengan senyawa golongan ammonium kuartener, seperti DEA untuk membentuk nitrosamin tadi. Bukan cuma itu, SLS diketahui menyebabkan iritasi pada kulit, memperlambat proses penyembuhan dan penyebab katarak pada mata orang dewasa.

• LAS relatif mudah didegradasi secara biologi ketimbang ABS. LAS bisa terdegradasi sampai 90 persen. Tapi bukan berarti masalah selesai. LAS juga butuh proses. Jadi di bagian ujung rantai kimianya harus dipecah. Ikatan o-meganya harus diputus dan butuh proses beta oksidasi. Karena itu perlu waktu.

• Menurut penelitian, alam membutuhkan waktu sembilan hari untuk mengurai LAS. Itu pun hanya sampai 50 persen. Melihat bahwa saat ini banyak rumah tangga yang membuang sisa cuciannya begitu saja tanpa pengolahan limbah sebelumnya, maka alam diharapkan mampu mendegradasinya.

• Sebelum dibuang dan bercampur dengan bahan baku air bersih, limbah cucian membutuhkan proses pengolahan yang rumit. Agar senyawa detergen terurai, limbah harus mendapat sinar ultraviolet yang cukup dan diendapkan sekitar tiga pekan. Makanya, negara yang mengizinkan pemakaian LAS rata-rata sudah memiliki sistem pengolahan air yang memadai.

• Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada pengolahan air minum, mengingat digunakannya kaporit (dimana di dalamnya terkandung klor) sebagai pembunuh kuman pada proses klorinasi.

• Saat ini, instalasi pengolahan air milik PAM dan juga instalasi pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen secara sempurna.

Page 11: Pengenalan Sabun Mandi

• Penggunaan fosfat sebagai builder dalam deterjen perlu ditinjau kembali, mengingat senyawa ini dapat menjadi salah satu penyebab proses eutrofikasi (pengkayaan unsur hara yang berlebihan) pada sungai/danau yang ditandai oleh ledakan pertumbuhan algae dan eceng gondok menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai. Pertanda lonceng kematian bagi kehidupan penghuni sungai.

• Di beberapa negara Eropa, penggunaan fosfat telah dilarang dan diganti dengan senyawa substitusi yang relatif lebih ramah lingkungan.

• Penggunaan deterjen dapat mempunyai risiko bagi kesehatan dan lingkungan. Risiko deterjen yang paling ringan pada manusia berupa iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit terutama di daerah yang bersentuhan langsung dengan produk.

• Hal ini disebabkan karena kebanyakan produk deterjen yang beredar saat ini memiliki derajat keasaman (pH) tinggi. Dalam kondisi iritasi/terluka, penggunaan produk penghalus apalagi yang mengandung pewangi, justru akan membuat iritasi kulit semakin parah.

• Sabun mandi memang menghasilkan buih atau gelombang busa yang terlalu banyak. Formula soda ash atau detergen memang diakui andal membersihkan kotoran di kulit tubuh. Namun, jika digunakan di muka, minyak alami wajah Anda pun akan ikut tanggal. Bahkan sabun bisa menyisakan drying residu di permukaan kulit. Dan hal ini bisa mempercepat garis dan kerut muncul ke permukaan lebih cepat.

Tips

Lingkungan kita yang hijau, juga membutuhkan pembersih, apa gunanya jika kita peduli pada lingkungan, tapi rumah kita kotor berantakan? Alasan yang biasanya muncul adalah karena bahan pembersih yang biasanya tidak ramah lingkungan, bahkan berbahaya bagi lingkungan.

Tidak lupa untuk mengingatkan, perhatikan selalu komposisi bahan produk deterjen dan sabun anda, ataupun produk pembersih lainnya untuk memastikan bahwa produk yang anda gunakan aman. Cari terus informasi mengenai zat-zat kimia perusak kesehatan dan lingkungan hidup, dan sebarluaskan informasi tersebut kepada orang lain.

http://matoa.org/cermati-sabun-dan-deterjen-yang-anda-gunakan/

REAKSI SAPONIFIKASI PADA PROSES PEMBUATAN SABUN

Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon, = sabun dan –fy

adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300

tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16

dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19

penggunaan sabun meluas.

Page 12: Pengenalan Sabun Mandi

Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (misalnya

NaOH). Sabun terutama mengandung c12 dan c16 selain itu juga mengandung asam karboksilat.

Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak. Gugus

induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai C18)

yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai pendek jarang digunakan karena

menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester

dengan alkali (NaOH, KOH), reaksi umumnya adalah:

O O

∕∕ ∕∕

R – C Na+OH– R – C + R`OH

\ \

OR` O– Na+

ester alkali garam dari asam alkohol

Mekanisme ini melibatkan serangan nukleofil ion hidroksida pada karbon karbonil

: ::

║ │

H:– + R – C – OR` R – C – OR`

OH

O O

║ ║

R – C – OH + –:R` R – C – O– + R`OH

Basa kuat basa lemah

Page 13: Pengenalan Sabun Mandi

Misalnya reaksi saponifikasi dari Gliseril Tripalmitat dengan alkali NaOH:

O

CH2OC(CH2)14CH3

CH2OH

CHOH

CH2OH

O

–OC(CH2)14CH3

O

C

Sodium palmitate

H2OC(CH2)14CH3 + 3Na+ OH– + 3Na+

Glycerol

O

CH2OC(CH2)14CH3

Glyceryl tripalmitate

Contoh lainnya adalah reaksi saponifikasi dari Gliseril Tripalmitat dengan alkali KOH:

Page 14: Pengenalan Sabun Mandi

O

CH2OC(CH2)14CH3

CH2OH

CHOH

CH2OH

O

–OC(CH2)14CH3

O

C

H2OC(CH2)14CH3 + 3K+ OH– + 3K+

Glycerol

O

CH2OC(CH2)14CH3

Glyceryl tripalmitate

Sabun dapat dibuat melalui proses batch atau kontinu Pada proses batch, lemak atau

minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) berlebih dalam sebuah ketel. Jika

penyabunan telah selesai, garam garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Lapisan air

yang mengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh lagi

Page 15: Pengenalan Sabun Mandi

dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur dengan garam, alkali dan gliserol

kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan

direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan

membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijual langsung tanpa

pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yang murah. Beberapa bahan pengisi

ditambahkan, seperti pasir atau batu apung dalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan

diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun

wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun apung (dengan melarutkan udara di dalamnya).

Pada proses kontinu, yaitu yang biasa dilakukan sekarang, lemak atau minyak hidrolisis

dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau

minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan gliserol

yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam

ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.

Pada umumnya, alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun pada umumnya hanya

NaOH dan KOH, namun kadang juga menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH

lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang

terbuat dari alkali kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8 sedangkan

sabun yang terbuat dari alkali lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang lebih rendah yaitu

8,0 sampai 9,5.

Sabun merupakan garam dari asam lemah, larutannya agak basa karena adanya hidrolisis

parsial.

O O

║ ║

R – C – O–Na+ + H – OH R – C – OH + Na+OH–

sabun alkali

Page 16: Pengenalan Sabun Mandi

Alkali dapat mambahayakan beberapa jenis tekstil, sabun juga tidak dapat berfungsi jika pH

larutan terlalu rendah. Karena rantai karbon yang panjang akan mengendap seperti buih.

Misalnya sabun dari natrium stearat, akan berubah menjadi asam stearat dalam suasana asam.

O O

∕∕ ∕∕

C17H35C + H+Cl– C17H35C + Na+Cl–

\ \

O– Na+ OH

Natrium stearat asam stearat

Selain itu sabun biasanya membentuk garam dengan ion-ion kalsium, magnesium, atau besi

dalam air sadah (hard water). Garam-garam tesebut tidak larut dalam air.

O

∕∕

2C17H35C + Ca++ (C17H35COO)2–Ca++ + 2Na+

\

O– Na+

Natrium stearat kalsium stearat

(larut) (mengendap)

Garam yang tidak larut dalam air itu membuat warna coklat pada dinding kamar mandi, kerah

baju, atau warna kusam pada pakaian dan rambut.

Masalah tersebut dipecahkan dengan beberapa cara. Misalnya dengan mengurangi ion-ion

kalsium dan magnesium dan menggantinya dengan ion-ion natrium, atau yang dikenal dengan air

lunak. (soft water). Selain itu bisa juga dengan menambahkan fosfat pada sabun, karena fosfat

membentuk komplek dengan ion-ion logam, larut dalam air, sehingga mencegah ion-ion tersebut

membentuk garam taklarut dengan sabun. Namun penggunaan fosfet harus dibatasi, karena jika

Page 17: Pengenalan Sabun Mandi

ikut mengalir dalam danau atau sungai fosfat yang juga berfungsi sebagai pupuk akan

merangsang tumbuhnya tanaman sedemikian besar sehingga tanaman menghabiskan oksigen

terlarut dalam air dan menyebabkan ikan-ikan mati. Cara lain misalnya dengan mengganti gugus

ionik karboksilat pada sabun dengan gugus sulfat atau sulfonat. Cara inilah yang mendasari

terbentuknya detergen.

Pada perkembangan selanjutnya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu:

1. Sabun cair

o Dibuat dari minyak kelapa

o Alkali yang digunakan KOH

o Bentuk cair dan tidak mengental dalam suhu kamar

2. Sabun lunak

o Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau minyak tumbuhan yang

tidak jernih

o Alkali yang dipakai KOH

o Bentuk pasta dan mudah larut dalam air

3. Sabun keras

o Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan

proses hidrogenasi

o Alkali yang dipakai NaOH

o Sukar larut dalam air

Page 18: Pengenalan Sabun Mandi

Wanita sangat menginginkan menggunakan sabun dalam bentuk cair, sebab bentuk cair

memberikan busa yang cukup banyak. Sabun yang banyak mengandung busa, terutama pada

sabun cair yang terbuat dari minyak kelapa atau kopra ini biasanya menyebabkan rangsangan

dan memungkinkan penyebab dermatitis bila dipakai. Oleh karena itulah penggunaanya diganti

dengan minyak zaitun dan minyak kacang kedele atau minyak yang lain yang dapat

menghasilkan sabun lebih lembut dan baik. Tetapi para pemakai kurang menyukainya sebab

sabun ini kelarutannya rendah dan tidak memberikan busa yang banyak.

Dengan perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dimungkinkan adanya

penambahan bahan-bahan lain kedalam sabun sehingga menghasilkan sabun dengan sifat dan

kegunaan baru. Bahan-bahan yang ditambahkan misalnya:

1. Sabun kesehatan

o TCC (Trichorlo Carbanilide)

o Hypo allergenic blend, untuk membersihkan lemak dan jerawat

o Asam salisilat sebagai fungisida

o Sulfur, untuk mencegah dan mengobati penyakit kulit

2. Sabun kecantikan

Parfum, sebagai pewangi dan aroma terapi

Vitamin E untuk mencegah penuaan dini

Pelembab

Hidroquinon untuk memutihkan dan mencerahkan kulit

1. Shampoo

Diethanolamine (HOCH2CH2NHCH2CH2OH) untuk mempertahankan pH

Page 19: Pengenalan Sabun Mandi

Lanolin sebagai conditioner

Protein untuk memberi nutrisi pada rambut

Selain jenis sabun diatas masih banyak jenis-jenis sabun yang lain, misalnya sabun toilet

yang mengandung disinfektan dan pewangi. Textile soaps yang digunakan dalam industi textile

sebagai pengangkat kotoran pada wool dan cotton. Dry-cleaning soaps yang tidak memerlukan

air untuk larut dan tidak berbusa, biasanya digunakan sebagai sabun pencuci tangan yang

dikemas dalam kemasan sekali pakai. Metallic soaps yang merupakan garam dari asam lemak

yang direaksikan dengan alkali tanah dan logam berat, biasanya digunakan untuk pendispersi

warna pada cat, varnishes, dan lacquer. Dan salt-water soaps yang dibuat dari minyak palem

Afrika (Elaise guineensis) yang dapat digunakan untuk mencuci dalam air asin.

Meskipun meupakan bahan utama pembentuk sabun, namun ternyata alkali mempunyai

dampak negatif bagi kulit. Beberapa penyelidik mengetahui bahwa alkali lebih banyak merusak

kulit dibandingkan dengan kemampuannya menghilangkan bahan berminyak dari kulit .

Meskipun demikian dalam penggunaannya dengan air, sabun akan mengalami proses hidrolis.

Untuk mendapatkan sabun yang baik maka harus diukur sifat alkalisnya, yakni pH antara 5,8

sampai 10,5. Pada kulit yang normal kemungkinan pengaruh alkali lebih banyak. Beberapa

penyakit kulit sensitif terhadap reaksi alkalis, dalam hal ini pemakaian sabun merupakan kontra

indikasi. pH kulit normal antara 3-6, tetapi bila dicuci dengan sabun, pH kulit akan naik menjadi

9, meskipun kulit cepat menjadi normal kembali, tapi mungkin saja perubahan ini tidak

diinginkan pada penyakit kulit tertentu.

http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-sabun/

http://id.wikipedia.org/wiki/Saponifikasi