SAB 7a

6
PROPOSAL TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH UMUR 3-6 TAHUN (PERAWAT-PERAWATAN) DI RUANG 7A RSSA MALANG OLEH : KELOMPOK 3 PROFESI NERS UMM IRNA IV RSUD. DR. SAIFUL ANWAR MALANG 20!

description

jgdchtghcx,jgxcjgvmhb

Transcript of SAB 7a

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH UMUR 3-6 TAHUN

(PERAWAT-PERAWATAN) DI RUANG 7A RSSA MALANG

OLEH :KELOMPOK 3PROFESI NERS UMMIRNA IV RSUD. DR. SAIFUL ANWAR MALANG

2014

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH UMUR 3-6 TAHUN

(PERAWAT-PERAWATAN) DI RUANG 7A RSSA MALANG

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN:

HARI

:

TANGGAL

:

MENGETAHUIPembimbing Akademik

Pembimbing Lahan(___________________)

(__________________)

RENCANA PROGRAM BERMAINJenis PermainanPerawat-perawatan

SasaranAnak Prasekolah usia 3-6 tahun

TempatRuang 7A RSSA Malang

Hari/TanggalKamis,

Waktu20 menit

A. Latar BelakangPopulasi anak di rumah sakit cenderung berubah secara signifikan dalam dua dekade terakhir. Prosentase terbesar dari anak yang dirawat di rumah sakit lebih serius dan komplek daripada sebelumnya. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai kembali ke rumah. Selama proses tersebut anak dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa hasil penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang traumatik dan penuh dengan stress (Supartini, 2004).

Perawatan anak pra sekolah di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress. Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit sendiri merupakan penyebab stress bagi anak baik lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan/ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan sosial seperti sesama pasien aanak ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Selain itu, faktor penyebab stress hospitalisasi pada anak antara lain berpisah dengan keluarga, kurang informasi dan prosedur pengobatan.Anak pra sekolah sangat memperhatikan penampilan dan fungsi tubuhnya sehingga mereka merasa takut mengalami perlukaan dan menganggap bahwa setiap tindakan dan prosedur pengobatan mengancam integritas tubuhnya. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat dan ketergantungan pada orangtua.Stress akibat hospitalisasi akan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada anak, hal ini akan memacu anak untuk menggunakan mekanisme koping dalam menangani stress. Apabila anak tidak mampu menangani stress dapat berkembang menjadi krisis. Dampaknya anak menangis, takut, agresif, sering bertanya, kehilangan control, bingung, menolak makan atau minum obat, menolak tindakan invasif yang diberikan perawat sehingga memperlambat proses penyembuhan anak.Intervensi yang penting dilakukan perawat terhadap anak pada prinsipnya untuk meminimalkan stressor, mencegah perasaan kehilangan, meminimalkan rasa takut dan nyeri terhadap perlukaan, serta memaksimalkan perawatan di rumah sakit melalui terapi bermain. Hal yang harus diingat adalah bahwa bermain merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengatasi dampak hospitalisasi tersebut.Dari latarbelakang tersebut diatas rumusan masalah ini yaitu bagaimanakah pengaruh terapi bermain perawat-perawatan terhadap penerimaan tindakan invasif pada anak pra sekolah?

B. Tujuan

2.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan terapi bermain ini, ketakutan anak terhadap jarum suntik berkurang.

2.2 Tujuan khusus

Setelah dilakukan terapi bermain ini, anak:

a. Mengetahui cara memasukkan obat dengan jarum suntikb. Bisa mempraktikkan menyuntik pasien.c. Tidak menangis saat akan disuntikC. Strategi Pelaksanaan

3.1 Metode: Metode terapi bermain yang digunakan adalah individu, dimana anak berada di kamarnya. Perawat membawa boneka yang sudah terpasang plug, spuit tanpa jarum dan kapas alkohol. Anak akan mempraktikkan cara menyuntik ke boneka, setelah dijelaskan oleh perawat tata cara menyuntik pasien. Setelah itu baru perawat menyuntikkan obat ke anak. 3.2 Sasaran: Anak usia pra-sekolah3.3 Media dan alat1. Boneka

2. Spuit3. Plug

4. Botol WFI kosong

5. Air

6. Sedotan

7. Kapas alkoholD. Lokasi

Ruang 7A / IKAE. Rancangan Pelaksanaan

5.1 Stuktur Organisasi dan Pembagian Tugas

1. Leader

: Kamariah2. Co-leader

: Rahmatia3. Fasilitator

: Mentari4. Observer

: Dimas Yan5.2 Alokasi waktu

20 menit5.3 Strategi

NoKegiatanKegiatan PenyuluhKegiatan PesertaWaktu

1Persiapan/

Pembukaan1. Leader mengucapkan salam pembuka.

2. Leader menanyakan kabar peserta.3. Leader manyampaikan pengantar.

4. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan1. Menjawab salam

2. Menyatakan keadaannya3. Memperhatikan

4. Mendengarkan5 menit

2Pelaksanaan Memulai permainan perawat-perawatan:

1. Perawat mengucapkan salam sebelum masuk kamar.2. Perawat mengajak anak bermain.

3. Mengajarkan cuci tangan sebelum melakukan tindakan4. Melakukkan permainan5. Mencuci tangan setelah bermain

1. Menjawab salam

2. Memperhatikan instruksi3. Memperhatikan dan mengikuti cuci tangan4. Mengikuti permainan5. Mencuci tangan10 menit

3Terminasi1. Menyimpulkan pentingnya pengobatan 2. Menanyakan pada anak apa yang harus dilakukan setelah bermain dan sebelum bermain.

3. Salam penutup- Memperhatikan

- Menjawab-Menjawab salam5 menit

6. Evaluasi

6.1 Struktur

Leader melaksanakan tugasnya dengan baik Fasilitator melaksanakan tugasnya dengan baik

Observer melaksanakan tugasnya dengan baik6.2 Proses

Persiapan dilaksanakan dengan baik Proses terapi dilaksanakan dengan baik

6.3 Hasil

Anak mampu mengucap salam

Anak mampu mencuci tangan sebelum dan sesudah bermain.

Anak mengetahui pentingnya pengobatan