s Kro Fulo Derma

4
Skrofuloderma Tingkat kemampuan : 4A Masalah kesehatan Kelainan kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang mengenai subkutan, membentuk abses dingin, makin lama makin membesar dan pecah pada kulit diatasnya. Sering pada anak, remaja, dan orang tua. Daerah predileksi yaitu, daerah parotis, submandibular, subclavicula, dan bagian lateral leher. Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan dibawah kulit yang asimtomatis, mudah digerakkan, lunak pada perabaan, supurasi. Bila terjadi perforasi akan menjadi ulserasi, dari sinus-sinus mengeluarkan cairan encer atau purulen, tepi kebiruan, menggaung, dasar lunak, granulasi. Faktor Risiko 1. Penurunan sistem imun. 2. Terpapar penderita TBC paru aktif 3. Gizi kurang Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective) Pemeriksaan Fisik Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tanda-tanda radang akut, konsistensi kenyal dan lunak (abses dingin). Abses akan memecah, membentuk fistel, menjadi ulkus khas, yakni memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna

description

infeksi kelenjar getah bening

Transcript of s Kro Fulo Derma

Page 1: s Kro Fulo Derma

Skrofuloderma

Tingkat kemampuan : 4A

Masalah kesehatanKelainan kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang mengenai subkutan, membentuk abses dingin, makin lama makin membesar dan pecah pada kulit diatasnya. Sering pada anak, remaja, dan orang tua. Daerah predileksi yaitu, daerah parotis, submandibular, subclavicula, dan bagian lateral leher.

Hasil Anamnesis (Subjective)

KeluhanPasien datang dengan keluhan adanya benjolan dibawah kulit yang asimtomatis, mudah digerakkan, lunak pada perabaan, supurasi. Bila terjadi perforasi akan menjadi ulserasi, dari sinus-sinus mengeluarkan cairan encer atau purulen, tepi kebiruan, menggaung, dasar lunak, granulasi.

Faktor Risiko1. Penurunan sistem imun.2. Terpapar penderita TBC paru aktif3. Gizi kurang

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)

Pemeriksaan FisikSkrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tanda-tanda radang akut, konsistensi kenyal dan lunak (abses dingin). Abses akan memecah, membentuk fistel, menjadi ulkus khas, yakni memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah kebiru-biruan (livid), dinding bergaung, jaringan granulasi tertutup pus seropurulen, jika mengering menjadi krusta berwarna kuning.Ulkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan menjadi sikatrik. Kadang di atas sikatriks terdapat jembatan kulit (skin bridge), berbentuk seperti tali.

Pemeriksaan Penunjang Bakteriologis : Pemeriksaan bakteriologik menggunakan bahan berupa pus.

Pemeriksaan bakteriologik yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan BTA, kultur dan PCR.

Page 2: s Kro Fulo Derma

Histopatologis : penting untuk menegakkan diagnosis, tampak radang kronik dan jaringan nekrotik pada dermis sampai subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa oleh sel-sel epitel dan sel-sel Datia Langhan’s.

Tes Tuberkulin (Mantoux Test) LED : peningkatan LED. Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis KlinisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Diagnosis Banding1. Hidradenitis supurativa2. Aktinomikosis3. Sporotrikosis4. Limvogranuloma venereum

Komplikasi Dapat terjadi selulitis, bila abses pecah akan menjadi ulserasi, dan membentuk sikatrik.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan skrofuloderma sama dengan TB paru, yakni teratur,

kombinasi dengan minimal tiga macam OAT, serta perbaikan keadaan umum. Medikamentosa :

2 bulan pertama : Isoniazid 5 mg/kgbb maks 300mg/hari + Rifampisin 10 mg/kgbb maks 600mg/hari + Pyrazinamide 15-30 mg/kgbb maks 2mg/hari.

Kemudian dilanjutkan selama 4-10 bulan : Isoniazid + Rifampisin. Bila resisten : Etambutol 15 mg/kgbb/hari.

Konseling & EdukasiEdukasi pasien mengenai ketaatan dan keteraturan pengobatan.

Kriteria RujukanPasien dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, pasien dengan keadaan umum yang buruk, serta lesi yang berat.

Page 3: s Kro Fulo Derma

Sarana PrasaranaLaboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin, laju endap darah.

PrognosisPrognosis umumnya bonam, apabila pengobatan rutin dan teratur.

Referensi1. Barakbah, J. Pohan, S.S. Zulkarnain, I. Murtiastutik, D. dkk. Atlas Penyakit Kulit dan

Kelamin, 4th Ed. Airlangga University Press. Surabaya. 2008.2. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th

Ed. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007.3. James, W.D. Berger, T.G. Elston, D.M. Andrew's Diseases of the Skin: Clinical

Dermatology. 10th Ed. Saunders Elsevier. Canada. 2000.