S-Asri Deny Rostika.pdf

99
UNIVERSITAS INDONESIA KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN JAWA TIMUR TAHUN 2012 SKRIPSI ASRI DENY ROSTIKA 1006818822 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK MEI 2012 Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Transcript of S-Asri Deny Rostika.pdf

Page 1: S-Asri Deny Rostika.pdf

UNIVERSITAS INDONESIA

KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT

PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN

JAWA TIMUR TAHUN 2012

SKRIPSI

ASRI DENY ROSTIKA 1006818822

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

DEPOK MEI 2012

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 2: S-Asri Deny Rostika.pdf

i

UNIVERSITAS INDONESIA

KEJADIAN PREEKLAMPSIA DANHUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT

PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN

JAWA TIMUR TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

ASRI DENY ROSTIKA 1006818822

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS DEPOK MEI2012

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 3: S-Asri Deny Rostika.pdf

ii

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 4: S-Asri Deny Rostika.pdf

iii

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 5: S-Asri Deny Rostika.pdf

iv

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 6: S-Asri Deny Rostika.pdf

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas pada

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa,

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah

saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1) Dr.drh.Yvonne Magdalena Indrawani.,SU, dosen pembimbing akademik yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan

mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

2) drg.Sandra Fikawati.,MPH dan Adhi Dharmawan Tato.SKM.,MPH, penguji

dalam dan luar yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan membantu

memberikan pengarahan skripsi.

3) drg. Rusdianto, Direktur RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan dan Purwati,

SE, kasi diklat dan pengembanganRSUD Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan

yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa Timur.

4) Dwi Hartini Amd.Keb, kepala kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota

Pasuruan, Ismiati Amd.Keb, kepala poli KIA RSUD Dr.R.Soedarsono Kota

Pasuruan dan Misri Andayani S.S.T, ketua IBI Kota Pasuruan yang

memberikan banyak masukan dan motivasi kepada saya serta rekan-rekan

bidan yang telah membantu saya selama melakukan penelitian.

5) Kapten Marinir Hendro Wijiantoro, suami tercinta, dan putra putri tersayang

kami Aldrichandea Altaira Wirasesa dan Indirasheedah Ballauranie

Wirakanaya, serta ibu, bapak, Mbak Ephidan mertua saya yang telah

memberikan pengertian, dukungan dan pengorbanan serta doa tulus yang tak

ternilai.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 7: S-Asri Deny Rostika.pdf

vi

6) Bunda Cha2, Mbak Dianing, Mbak Farida, Mb Wahyuatas kebersamaan kita

yang indah dan teman-teman Peminatan Kebidanan Komunitas angkatan III

yang telah bersama-sama saling bertukar pikiran dan saling mendoakan dalam

penelitian.

7) Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dalam kegiatan penelitian ini.

Akhir kata, saya berharap Allah Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 31 Mei 2012

Penulis

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 8: S-Asri Deny Rostika.pdf

vii

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 9: S-Asri Deny Rostika.pdf

viii

ABSTRAK

Nama :Asri Deny Rostika Program Studi :Kesehatan Masyarakat Peminatan :Kebidanan Komunitas Judul :Kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium

serta faktor-faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012.

Di Indonesia, preeklampsia menempati presentasi tertinggi kedua penyebab kematian Ibu (24%).Sedangkan di RSUDDr.R.Soedarsono Kota Pasuruan yang menjadi tempat penelitian dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan konsumsi kalsium dan faktor-faktor terkait dengan kejadian preeklampsia. Desain penelitian cross sectional dimana pengambilan responden dilakukan secara purposif selama Maret 2012. Responden diperoleh sejumlah ibu hamil pada trimester II dan III berjumlah 148 orang. Analisis hubungan menggunakan uji Chi-square dengan a=0,05. Hasil menunjukkan ada hubungan signifikan antarakejadian preeklampsia dengan umur, paritas, konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia. Sedangkan faktor yang lain tidak ada hubungan. Kejadian preeklampsia sebesar 9,5% merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berat. Upaya penting adalah meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai gizi dan preeklampsia serta konsumsi kalsium baik dari suplemen ataupun sumber makanan sebagai salah satu cara pencegahan preeklampsia.

Kata kunci : preeklampsia, ibu hamil, konsumsi kalsium

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 10: S-Asri Deny Rostika.pdf

ix

ABSTRACT

Name : Asri Deny Rostika Study Program : Public Health Specialisation : Community Midwifery Title : Pre-eclampsia and it’s relations to calcium intake and

the factors related to pregnancy in the second and third trimester period inDr.R.Soedarsonohospital, Pasuruan, East Java 2012.

Pre-eclampsia is the second highest percentage cause mother dead (24%) in Indonesia. The percentage was increase in the last three years in Dr.R.Soedarsonohospital, Pasuruan, where this research was conducted. This research aims to find the relations between calcium intake and the factors related in pre-eclampsia. The research design was cross sectional, and the respondents had been taken purposively for March 2012. The number of respondents is 148 mothers who pregnancy in second and third trimester. The relations between the variables is analyzed by Chi-square test a =0,05. The result showed that there was a significant relations between pre-eclampsia and age, paritas, calcium intake, history of ANC, blood pressure diseases, and pre-eclampsia inheriteddisease. However, there was not an assossiation to the other factors. The percentage of pre-eclampsia evidence (9,5%) is the serious problem for society. The most important efforts is improving woman's knowledge in nutrition and pre-eclampsia and enough calcium intake from supplement or their foods to prevent pre-eclampsia while they are pregnant.

Key words : pre-eclampsia, mother in pregnant, calcium intake

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 11: S-Asri Deny Rostika.pdf

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... ii HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ...................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xvii 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 Latar belakang ............................................................................................... 1 Rumusan masalah .......................................................................................... 3 Pertanyaan penelitian ..................................................................................... 4 Tujuan penelitian ........................................................................................... 5

1. Tujuan umum ........................................................................................... 5 2. Tujuan khusus .......................................................................................... 5 Manfaat penelitian ......................................................................................... 5

Ruang lingkup penelitian ............................................................................... 6 2 TINJAUANPUSTAKA................................................................................ 7 Preeklampsia .................................................................................................. 7

1. Definisi .................................................................................................... 7 2. Faktor predisposisi ................................................................................... 7 3. Etiologi dan patofisiologi ........................................................................ 8 4. Mekanisme terjadinya preeklampsia ....................................................... 10 5. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia .. 11

Kalsium .................................................................................................... 15 1. Fungsi kalsium ......................................................................................... 15 2. Sumber kalsium........................................................................................ 15 3. Akibat kekurangan kalsium ..................................................................... 17 4. Akibat kelebihan kalsium......................................................................... 18 5. Pembantu absorbsi kalsium...................................................................... 18 6. Penghambat absorbsi kalsium .................................................................. 18 7. Interaksi kalsium ...................................................................................... 19 8. Metabolisme kalsium ............................................................................... 19 9. Metabolisme kalsium dalam kehamilan................................................... 21 10. Distribusi kalsium dalam tubuh ............................................................... 22 11. Nilai kadar kalsium .................................................................................. 22 Metode penilaian konsumsi makan ............................................................... 23 Kerangka teori ............................................................................................... 23

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 12: S-Asri Deny Rostika.pdf

xi

3 KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Kerangka konsep ........................................................................................... 25 Hipotesis ........................................................................................................ 26 Definisi operasional ............................................................................................. 26 4 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 28 Jenispenelitian................................................................................................ 28 Lokasi dan waktu penelitian ......................................................................... 28 Populasi dan responden ................................................................................. 28

1. Populasi ........................................................................................... 28 2. Responden ........................................................................................ 28

a. Kriteria inklusi ...................................................................... 28 b. Kriteria eksklusi ..................................................................... 29

Prosedur pemeriksaan proteinuria ................................................................. 29 Pengumpulan data ......................................................................................... 29

1. Sumber data ..................................................................................... 29 2. Alat ................................................................................................... 30 3. Cara pengumpulan data .................................................................... 30

Prosedur/jalan penelitian ............................................................................... 30 1. Prosedur administratif.............................................................................. 30 2. Prosedur teknis......................................................................................... 30 Pengolahan data ............................................................................................. 30

Analisis data .................................................................................................. 32 1. Analisis univariat ............................................................................. 32 2. Analisisbivariat ................................................................................ 33

Etika penelitian ............................................................................................. 33 5 HASIL PENELITIAN ................................................................................ 34

Gambaran umum Kota Pasuruan ................................................................... 34 1. Sejarah Kota Pasuruan ............................................................................. 34 2. Kondisi geografis dan demografi............................................................. 35 Gambaran umum RSUDDr.R.SoedarsonoKota Pasuruan ............................. 36

Hasil analisis penelitian ................................................................................. 38 Analisis univariat .......................................................................................... 38

1. Gambaran karakteristik ibu hamil ........................................................... 38 2. Gambaran kejadian preeklampsia ............................................................ 40 3. Gambaran status reproduksi ibu hamil .................................................... 40

a. Umur .................................................................................................. 40 b. Paritas ................................................................................................ 40

4. Gambaran status kesehatan ibu hamil...................................................... 41 a. Konsumsi kalsium ............................................................................. 41 b. Riwayat ANC..................................................................................... 42 c. Riwayat penyakit hipertensi .............................................................. 42 d. Riwayat penyakit diabetes melitus .................................................... 43 e. Riwayat penyakit keturunan preeklampsia ........................................ 43

5. Gambaran pendidikan ibu hamil.............................................................. 43 6. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium .................... 44

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 13: S-Asri Deny Rostika.pdf

xii

Analisis bivariat ............................................................................................. 45 1. Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ... 46

a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia ................................ 46 b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia .............................. 47

2. Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .... 47 a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia ........... 47 b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia ................... 47 c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian

Preeklampsia ...................................................................................... 48 d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian

preeklampsia ...................................................................................... 48 e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan

kejadian preeklampsia ....................................................................... 48 3. Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ............ 49 4. Hubungan Pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan

kejadian preeklampsia ............................................................................. 49

6 PEMBAHASAN ........................................................................................... 50 Keterbatasan penelitian ................................................................................. 50

Pembahasan hasil penelitian .......................................................................... 51 Gambaran kejadian preeklampsia .................................................................. 51 Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ......... 52

a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia ................................ 52 b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia .............................. 52

Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .......... 53 a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia ................. 53 b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia ......................... 55 c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia... 55 d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian

preeklampsia ............................................................................................ 56 e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian

preeklampsia ............................................................................................ 56 Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .................. 57 Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia ................................................................................... 58

7 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 59

Kesimpulan ................................................................................................... 59 Saran ............................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xix

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 14: S-Asri Deny Rostika.pdf

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Tahapan hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia .................................................................................. 10 Gambar 2 Wilayah Kota Pasuruan dan batas-batasnya ............................... 35

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 15: S-Asri Deny Rostika.pdf

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bahan makanan sumber kalsium, Depkes 1992 ............................... 16 Tabel 2 Bahan makanan sumber kalsium, Nio Oey Kam 1992 ..................... 16 Tabel 3. Kebutuhan asupan optimal kalsium perhari ..................................... 21 Tabel 4. Definisi operasional .......................................................................... 26 Tabel 5. Gambaran karakteristik ibu hamil trimester II dan III diRSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012 ................................... 38 Tabel 6. Gambaran ibu hamil berdasarkan kejadian preeklampsia ................ 40 Tabel 7 Distribusi ibu hamil menurut umur................................................... 40 Tabel 8 Distribusi ibu hamil menurut paritas ................................................ 40 Tabel 9 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi bahan makanan sumber kalsium.............................................................................................. 41 Tabel 10 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi kalsium .............................. 42 Tabel 11 Distribusi ibu hamil menurut riwayat ANC...................................... 42 Tabel 12 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit hipertensi ............... 42 Tabel 13 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit diabetes melitus ..... 43 Tabel 14 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit keturunan preeklampsia ..................................................................................... 43 Tabel 15 Distribusi ibu hamil menurut pendidikan ......................................... 43 Tabel 16 istribusi ibu hamil menurut pengetahuan tentang zat gizi Kalsium ............................................................................................. 44 Tabel 17 Distribusi ibu hamil menurut jawaban benar soal pengetahuan tentang zat gizi kalsium .................................................................... 45 Tabel 18. Hubungan variabel independen dengan variabel dependen (kejadian preeklampsia) di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. ............................................................... 46

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 16: S-Asri Deny Rostika.pdf

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

preeklampsia/eklampsia ................................................................. 24 Bagan 2 Kerangka konsep ............................................................................ 25

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 17: S-Asri Deny Rostika.pdf

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar riwayat hidup Lampiran 2 Kuesioner Lampiran 3 Surat permohonan data Lampiran 4 Surat izin penelitian

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 18: S-Asri Deny Rostika.pdf

xvii

DAFTAR ISTILAH

Absorbsi : Penyerapan bahan-bahan ke dalam atau melalui jaringan seperti kulit, usus, dan tubulus ginjal.

Arteriole : Cabang arteri kecil, khususnya yang tepat di proksimal suatu kapiler.

Aterm : Kehamilan matur (usia kehamilan > 37 minggu) Defisiensi : Kekurangan Depolarisasi : Proses atau tindakan untuk menetralkan polaritas Diastolik : Relaksasi jantung, keadaan jantung mengembang

saat darah mengalir ke dalamnya. Dilatasi : Pelebaran atau pelonggaran suatu pembuluh. Edema : Bengkak Ekskresi : Pengeluaran Endotel : Lapisan sel gepeng yang melapisi permukaan dalam

pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga tubuh. Epigastrium : Ulu hati Etiologi : Ilmu tentang penyebab penyakit. Hiperkalsemia : Kadar kalsium darah yang tinggi adalah suatu

keadaan dimana konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari 10,1 mg/dL darah.

Hipertensi : Tekanan darah tinggi. Hipokalsemia : Keadaan kadar kalsium darah yang menurun. Hydatidiform : Menyerupai kista hidatid. Imunologi : Ilmu yang mempelajari fenomena kekebalan. Insiden : Kejadian Intake : Pengambilan Iskemik plasenta : Kematian jaringan karena kurangnya suplai darah

pada plasenta. Konstipasi : Susah buang air besar. Miometrium : Otot rahim Mitokondria : Komponen steris kecil sampai berbentuk batang

(organel) yang di dapat dalam sitoplasma sel, terkurung dalam membran ganda dengan ruang membran dalam diantara dua unit, yang disebelah dalam melipat ke dalam organel bagian dalam sebagai rentetan proyeksi (kista).

Multigravida : Seorang wanita yang telah hamil dua kali atau lebih yang menghasilkan janin yang hidup, tanpa memandang apakah anak tersebut hidup saat lahir.

Nullipara : Belum pernah melahirkan. Obesitas : Kegemukan, penambahan berat badan akibat

penumpukan lemak yang berlebihan. Obliterasi : Menghilangnya suatu alat tubuh atau lumen,

disebabkan oleh penyakit, degenerasi tindakan bedah dan lain- lain.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 19: S-Asri Deny Rostika.pdf

xviii

Obstetri : Ilmu kebidanan, ilmu yang berhubungan dengan kelahiran dan gangguannya.

Osteoporosis : Pengeroposan tulang Paritas : Keadaan wanita pernah melahirkan bayi hidup. Pathogenesis : Perkembangan keadaan sakit atau penyakit. Predisposisi : Faktor pemungkin Preeklampsia : Stadium sebelum eklampsia, keracunan kehamilan

dengan trias gejala yaitu hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg), edema dan proteinuria positif.

Primigravida : Kehamilan pertama Proliferasi : Tumbuh lewat reproduksi sel-sel yang serupa. Proteinuria : Adanya protein dalam urin. Resistensi : Perlawanan atau gaya yang kerjanya berlawanan. Sekresi : Proses penguraian suatu produk spesifik karena

aktivitas kelenjar. Sistolik : Kuncupan jantung akibat kontraksi otot jantung. Trofoblast : Lapisan jaringan ektodermal ekstraembrional di luar

blastokista (lapisan ini menempelkan ovum ke dinding uterus dan mensuplai makanan ke embrio).

Vaskuler : Berhubungan dengan pembuluh darah atau menunjukkan suatu pasok darah yang kaya.

Vasokontriksi : Pengecilan kapiler pembuluh darah, khususnya kontriksi arteriol-arteriol yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke suatu bagian tubuh.

Vasopresor : Yang merangsang kontraksi jaringan otot kapiler dan arteri atau agen yang merangsang kontraksi jaringan otot kapiler dan arteri.

Vili chorialis : Tiap tonjolan seperti benang yang tumbuh menjadi berkas pada permukaan luar korion.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 20: S-Asri Deny Rostika.pdf

1

Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Angka Kematian Ibu merupakan salah satu target yang telah ditentukan

dalam tujuan pembangunan millenium (millennium development goals)adalah

meningkatkan kesehatan ibu. Target tersebut dijalankan sampai tahun 2015 antara

lain mengurangi risikosampai ¾ dari jumlah kematian Ibu. Angka Kematian Ibu

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidupyaitu kematian yang terjadi pada ibu

karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari setelah

melahirkan) (SDKI, 2007). Meski demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia

dan masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN, 2014) sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target yang ingin

dicapai pemerintah Indonesia pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran

hidup.

Preeklampsia merupakan kelainan multisistem meliputi antara lain sistem

imunitas humoral, plasentasi dan genetik. Sampai saat ini etiologi dan

patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Gejala preeklampsia adalah

timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria dan atau edema pada umur

kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Kejadian ini

sering muncul pada tahap kehamilan trimester II dan III. Pada tahap-tahap ini

janin mulai tumbuh dengan pesat terutama pembentukan tulang dan giginya, dan

disamping itu ia juga mengalami pematangan fungsi dan perkembangan organ.

Pada saat itu, untuk keperluan janin tersebut, maka ibu harus mengonsumsi

makanan bergizi seimbang bila perlu mengonsumsi suplemen kalsium sesuai

anjuran dokter yang dikonsumsi selama kehamilan. Diperkirakan janin menimbun

kalsium hampir 25-30 gram sampai dengan saat mendekati usia kehamilan aterm.

Selain itu ekskresi kalsium dalam urin pada akhir usia kehamilan meningkat 2 kali

lipat dibandingkan wanita yang tidak hamil. Penyesuaian metabolisme kalsium

dalam tubuh ibu merupakan kompensasi terhadap kebutuhan janin dan

peningkatan ekskresi kalsium.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 21: S-Asri Deny Rostika.pdf

2

Universitas Indonesia

Ibu hamil membutuhkan sekitar 1200 mg kalsium per hari jauh lebih banyak

dibandingkan kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1000 mg per

hari. Namun, berbagai survei dan penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil

biasanya hanya mengonsumsi 600-700 mg kalsium per hari, bahkan banyak yang

jauh dibawah jumlah itu (Widya Karya Pangan dan Gizi, 2004). Ibu hamil

biasanya mempunyai masalah kekurangan kalsium yaitu kurang dari 50% dari

keseluruhan yang diperlukan. Kekurangan kalsium dalam diri wanita hamil dapat

mengakibatkan selama kehamilan sering mengalami kekakuan pada tangan dan

kaki, bengkak pada kaki, kram otot kaki, nyeri persendian dan sakit pinggang.

Gejala-gejala tersebut sebagian juga merupakan tanda dan gejala preeklampsia

yaitu edema atau pembengkakan kaki, tangan dan wajah.

Pada tahun 1930-an Theobald menyatakan bahwa insiden preeklampsia

berbanding terbalik dengan intake kalsium artinya semakin banyak asupan

kalsium semakin rendah insiden preeklampsia. Penelitian epidemiologis di

Ethiopia pada tahun 1962 menunjukkan angka insiden preeklampsia hanya 0,75%.

Penelitian epidemiologis lain pada masyarakat Indian di Guatemala pada tahun

1980 menunjukkan kejadian preeklampsia dinegara tersebut sangat rendah (0,6%)

dan tidak didapatkan eklampsia. Ternyata diet masyarakat di kedua negara

tersebut mengandung kadar kalsium tinggi, dan diduga rendahnya kejadian

tersebut dipengaruhi oleh diet kalsium yang tinggi (Hofmeyr, 2007). Selain itu

pada tahun 1991 Repke menunjukkan hasil dari empat studi suplementasi kalsium

yang ada pada saat itu, dia menyimpulkan bahwa suplementasi kalsium

menghasilkan penurunan tekanan darah dan insiden preeklampsia yang bermakna,

pada tahun yang sama Belizan melaporkan angka insiden preeklampsia lebih

rendah pada wanita hamil yang diberikan 2 gram per hari suplemen kalsium

selama kehamilannya. Suatu meta-analisis dari berbagai penelitian randomized

control trial yang meneliti hubungan antara pemberian asupan kalsium selama

kehamilan menunjukkan bahwa dengan pemberian suplemen kalsium selama

kehamilan dapat mencegah insiden preeklampsia.Para ahli mengajukan hipotesis

yang menyatakan bahwa kekurangan kalsium merupakan penyebab terjadinya

preeklampsia. Kadar kalsium penderita preeklampsia diduga rendah sehingga

berakibat kadar kalsium intraseluler meningkat. Dengan meningkatnya kalsium

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 22: S-Asri Deny Rostika.pdf

3

Universitas Indonesia

intraseluler maka pembuluh darah mudah mengalami vasokontriksi yang akhirnya

berakibat meningkatnya tekanan darah.

Di dunia, preeklampsia dan eklampsia merupakan risiko yang membahayakan

ibu, setiap tahun sekitar 50.000 meninggal karena eklampsia. Sudhaberata (2001)

melaporkan angka insiden preeklampsia di dunia sebesar 1-13% dan di Singapura

0,13-6,6%. Di Indonesia, preeklampsia menempati presentasi tertinggi kedua

penyebab kematian Ibu (24%). Namun jika dilihat dari nilai case fatality

rate(CFR) penyebab kematian ibu terbesar adalah eklampsia dan preeklampsia

adalah 5,1% walaupun presentasi kasusnya hanya 4,91% dari keseluruhan kasus

obstetri(Profil Kesehatan Indonesia, 2007).

Di Indonesia, di Propinsi Jawa Timur, preeklampsia dan eklampsia menjadi

penyebab terbesar (26,96%) kematian ibu, AKI sebesar 101,4 per 100.000

kelahiran hidup atau sebanyak 598 kasus kematian (Profil Kesehatan Propinsi

Jawa Timur, 2010). Begitu pula di Kota Pasuruan. 2 kematian, 1 karena

preeklampsia dan 2 kematian, 1 karena eklampsia masing-masing berturut-turut di

tahun 2010 dan 2011 (Bidang Kesga Dinkes Kota Pasuruan 2010 dan 2011).Data

penderita preeklampsia/eklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan

mengalami peningkatan. Tahun 2009 sebanyak 104 orang, tahun 2010 sebanyak

112 orang dan tahun 2011 meningkat menjadi140 orang (Data RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan 2009-2011).

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi

kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012. Peneliti memilih RSUD

Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan sebagai tempat penelitian karena rumah sakit

tersebut merupakan rumah sakit rujukan yang melayani pasien dari segala lapisan

masyarakat dengan demikian diharapkan responden yang diambil dapat mewakili

untuk tujuan penelitian.

Rumusan masalah

Preeklampsia sering muncul pada trimester II dan III kehamilan dimana pada

tahapan ini janin mulai tumbuh dengan pesat terutama pembentukan tulang dan

giginya, janinmengalami pematangan fungsi dan perkembangan organ. Oleh

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 23: S-Asri Deny Rostika.pdf

4

Universitas Indonesia

karena itu ibu harus mencukupi kebutuhan janinnya lewat konsumsi makanan

bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.

Untuk mencegah terjadinya penyakit preeklampsia telah dilakukan berbagai

upaya namun belum ada satupun yang memuaskan hasilnya oleh karena

terbatasnya pengetahuan tentang penyebab penyakit tersebut. Banyak penelitian

telah dilakukan untuk mengetahui etiologi dan patogenesisnya dan berbagai upaya

telah dilakukan untuk mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil seperti

pemberian obat-obat anti hipertensi, suplemen mineral, magnesium, seng, aspirin

dosis rendah, minyak ikan dan kalsium. Pemberian suplemen kalsium telah

diberikan kepada setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal namun

penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa rata-rata ibu hamil mengonsumsi

kalsium kurang dari jumlah yang direkomendasikan yaitu 1200 mg/hari.

Kekurangan asupan kalsium pada ibu hamil akan menyebabkan peningkatan

hormon paratiroid (PTH) danpeningkatan kalsium intraseluler, akibatnya otot

polos pembuluh darah akan mudah terangsang untuk vasokonstriksi yang

akhirnya terjadi hipertensi (tekanan darah meningkat). Tekanan darah yang terus

meningkat menyebabkan preeklampsia berat/eklampsia yang bahkan dapat

mengakibatkan kematian ibu.

Berdasarkan hasil analisis situasi di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono

Kota Pasuruan, dari tahun 2009-2011 penderita preeklampsia terus meningkat.

Berdasarkan masalah di atas peneliti memandang perlunya dilakukan penelitian

tentang kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor

terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota

Pasuruan tahun 2012.

Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana gambaran kejadian preeklampsia pada ibu hamil trimester II dan

III?

2. Apakah faktor status reproduksi ibu hamil trimester II dan III (umur,

paritas) berhubungan dengan kejadian preeklampsia?

3. Apakah faktor status kesehatan ibu hamil trimester II dan III (konsumsi

kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 24: S-Asri Deny Rostika.pdf

5

Universitas Indonesia

diabetes melitus dan riwayat penyakit preeklampsia) berhubungan dengan

kejadian preeklampsia?

4. Apakah faktor pendidikan ibu hamil trimester II dan III berhubungan

dengan kejadian preeklampsia?

5. Apakah faktor pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang zat gizi

kalsium berhubungan dengan kejadian preeklampsia?

Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi

kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III.

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya gambaran kejadian preeklampsia pada ibu hamil trimester II

dan III.

b. Diketahuinya hubungan antara faktor status reproduksi ibu hamil trimester

II dan III (umur, paritas) dengan kejadian preeklampsia?

c. Diketahuinya hubungan antara faktor status kesehatan ibu hamil trimester II

dan III (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi,

riwayat penyakit diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan

preeklampsia) dengan kejadian preeklampsia?

d. Diketahuinya hubungan faktor pendidikan ibu hamil trimester II dan III

dengan kejadian preeklampsia?

e. Diketahuinya hubungan faktor pengetahuan ibu hamil trimester II dan III

tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia?

Manfaat penelitian

1. Bagi Pemerintah Kota Pasuruan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui permasalahan kesehatan

di Kota Pasuruan dan mendapatkan masukan alternatif penyelesaian

permasalahan tersebut.

2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

melakukan pencegahan dan penurunan kejadian preeklampsia di seluruh

Kota Pasuruan melalui kegiatan media KIE dan suplementasi kalsium.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 25: S-Asri Deny Rostika.pdf

6

Universitas Indonesia

3. Bagi Rumah sakit

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan antenatal terutama dalam pengembangan

program penyuluhan dan sosialisasi bahan makanan sumber kalsium kepada

ibu hamil sejak trimester pertama sebagai upaya pencegahan preeklampsia.

4. Bagi ibu hamil

Sebagai masukan agar lebih memahami upaya pencegahan preeklampsia

sedini mungkin.

5. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian berikutnya.

Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional).

Dilakukan di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan pada bulan Maret 2012.

Data yang didapatkan adalah data primer dari wawancara dan pengisian food

frequency questionnare. Sedangkan data sekunder didapatkan dari medical record

dan riwayat penyakit terdahulu.

Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui kejadian

preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu

hamil trimester II dan III di RSUDDr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Ibu hamil

yang menjadi responden pada penelitian ini adalahsemua ibu hamil dengan usia

kehamilan diatas 20 minggu karena kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat pada

trimester II dan III.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 26: S-Asri Deny Rostika.pdf

7

Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Preeklampsia

1. Definisi

Kata “pre” artinya sebelum, kata “eklampsia” berasal dari Yunani yang

berarti “halilintar” karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan

menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan (Manuaba, 1998).

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria dan

atau edema pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu dan terkadang timbul lebih

dini jika terdapat perubahan-perubahan hydatidiform yang ekstensif pada vili

chorialis (Pritchard, 1991).Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah

sistolik>140 mmHg atau tekanan darah diastolik>90 mmHg atau kenaikan

tekanan darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik > 15

mmHg. Pengukuran tekanan darah tersebut dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali

dengan selang waktu 6 jam atau lebih.

Proteinuria yaitu bila terdapat protein dalam urin dengan kadar > 300 mg

dalam 24 jam atau > 1 gram/liter dalam 2 kali pengambilan urin selang 6 jam

secara acak atau dengan pemeriksaan kualitatif 2+ pada pengambilan urin secara

acak.

Beberapa wanita hamil yang normal dapat mengalami edema pada kaki dan

tangan. Namun edema pada preeklampsia adalah patologis, timbul pada wajah dan

tangan yang sering kali menetap.

2. Faktor Predisposisi

Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami preeklampsia bila

mempunyai faktor predisposisi sebagai berikut :

a. Nullipara

b. Kehamilan ganda

c. Usia < 20 tahun atau > 35 tahun

d. Riwayat preeklampsia/eklampsia pada kehamilan sebelumnya

e. Riwayat dalam keluarga pernah menderita preeklampsia/eklampsia

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 27: S-Asri Deny Rostika.pdf

8

Universitas Indonesia

f. Penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum

kehamilan

g. Obesitas

3. Etiologi dan Patofisiologi

Preeklampsia disebut sebagai the disease of theory sebab sampai saat ini

etiologinya belum diketahui secara pasti. Secara umum dasar patofisiologi

preeklampsia adalah vasokontriksi pembuluh darah arteriole dan peningkatan

sensitivitas vaskuler terhadap vasopresor. Teori-teori yang diajukan untuk

mengetahui etiologi dari preeklampsia adalah sebagai berikut :

a. Iskemik Plasenta

Pada kehamilan normal, proliferasi trofoblast menginvasi desidua dan

miometrium dalam 2 tahap. Pertama, sel-sel trofoblas endovaskuler menginvasi

arteri spiralis yaitu dengan mengganti endotel, merusak jaringan muskolo-elastik

dinding arteri dan mengganti dinding arteri dengan material fibrinoid. Proses ini

selesai pada akhir trimester I dan pada masa ini perluasan proses tersebut sampai

mengenai deciduomyometrial junction. Pada usia kehamilan 14-16 minggu terjadi

invasi tahap kedua yaitu sel-sel trofoblas masuk kedalam lumen arteri spiralis

sampai asal arteri tersebut dalam miometrium. Selanjutnya proses seperti tahap

pertama kemudian terjadi lagi penggantian endotel, perusakan jaringan muskulo-

elastik dan perubahan fibrinoid dinding arteri. Akhir dari proses ini adalah

pembuluh darah yang berdinding tipis, lemas dan berbentuk seperti kantong yang

memungkinkan terjadinya dilatasi secara pasif untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan aliran darah yang meningkat.

Pada preeklampsia proses plasentasi tersebut tidak berjalan sebagaimana

mestinya oleh karena disebabkan 2 hal yaitu pertama, tidak semua arteri spiralis

mengalami invasi oleh sel-sel trofoblas. Kedua, pada arteri spiralis yang

mengalami invasi, terjadi tahap pertama invasi sel trofoblas secara normal tetapi

invasi tahap ke dua tidak berlangsung sehingga bagian arteri spiralis yang berada

dalam miometrium tetap mempunyai dinding muskulo-elastik yang reaktif yang

berarti masih terdapat resistensi vaskuler. Disamping itu juga terjadi arterosis akut

pada arteri spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri bertambah kecil atau

bahkan mengalami obliterasi. Teori tentang bagaimana sel-sel trofoblas gagal

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 28: S-Asri Deny Rostika.pdf

9

Universitas Indonesia

mengadakan invasi arteri spiralis sampai saat ini belum diketahui dengan jelas

(Cunningham, 1995).

b. Peran genetik

Faktor genetik telah diakui dalam patogenesis preeklampsia pada beberapa

tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian dilaporkan terdapat peningkatan angka

kejadian preeklampsia pada wanita yang dilahirkan pada ibu yang menderita

preeklampsia.

Bukti yang mendukung berperannya faktor genetik pada kejadian

preeklampsia adalah peningkatan human leukocyte antigene (HLA) pada wanita.

Penelitian yang terakhir menghubungkan antara kejadian preeklampsia dengan

trisomi 3. Walaupun faktor genetik nampaknya berperan pada preeklampsia tetapi

belum dapat diterangkan secara jelas manifestasinya pada penyakit ini.

c. Peran imunologi

Muncul dugaan bahwa terdapat hubungan antara lekosit desidua dan invasi

sel sitotrofoblas penting untuk invasi dan berkembangnya trofoblast. Maladaptasi

imun diduga sebagai penyebab gagalnya invasi arteri spiralis sehingga

menyebabkan dilepaskannya sitokin, enzim-enzim proteolitik dan radikal bebas

(Mose, 2001).

Akan tetapi ada pendapat lain yang menyatakan bahwa dugaan sistem

imunitas humoral dan aktivasi komplemen termasuk dalam proses terjadinya

preeklampsia, namun tidak didapatkan bukti bahwa faktor imunologi sebagai

penyebab terjadinya preeklampsia.

d. Peran Prostasiklin-Tromboksan

Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel

vaskuler sehingga sekresi vasodilalator prostaksiklin oleh sel-sel endotelial

plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal prostaksiklin meningkat.

Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokontriksi

generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan

pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume

plasma.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 29: S-Asri Deny Rostika.pdf

10

Universitas Indonesia

e. Defisiensi mineral dalam diet

Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia, melalui tahapan sebagai berikut

seperti yang digambarkan di bawah ini (gambar 1). Apabila wanita hamil

kekurangan asupan kalsium akan menyebabkan peningkatan hormon paratiroid

(PTH). Peningkatan hormon paratiroid ini akan menyebabkan kalsium intraseluler

meningkat melalui peningkatan permiabilitas membran sel terhadap kalsium,

aktivasi adenilsiklase dan peningkatan cAMP (cyclic adenosine monophosphate),

akibatnya kalsium dari mitokondria lepas ke dalam sitosol. Peningkatan kadar

kalsium intraseluler otot polos pembuluh darah akan menyebabkan mudah

terangsang untuk vasokonstriksi yang akhirnya tekanan darah meningkat (Belizan

JM, 1988).

Gambar 1. Tahapan hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia.

Dikutip dari : Belizan JM, Villar J, Repke J. The relationship between calcium intake and pregnancy induced hypertention : up to date Am J Obstet Gynecol 1988: 158 : 898-902 Keterangan : Ca = kalsium ; PTH = hormon paratiroid ; BP = tekanan darah.

4. Mekanisme terjadinya preeklampsia

Mekanisme terjadinya preeklampsia dihubungkan dengan peranan ion

kalsium sitosol. Hipokalsemia yang terjadi pada cairan ekstrasel menyebabkan

depolarisasi dari membran plasma preganglionik sel-sel saraf pembuluh darah.

Pada saat terjadi aksi potensial, ion kalsium masuk ke dalam sitosol melewati

mekanisme aksi potensial. Jumlah ion kalsium yang masuk ke dalam sitosol

mencerminkan besarnya asetilkolin yang dilepaskannya. Masuknya kalsium ini

menyebabkan vasokontriksi. Bila hal ini terjadi maka terjadi hipertensi. Selain itu

hipokalsemia juga menyebabkan masuknya kalsium ke dalam sitosol otot lurik.

? Ca (diet) à PTH ? à Ca++? à muscular reactivity ? à BP ?

(vascular smooth muscle)

? Ca (diet) à PTH ? à Ca++ ? à muscular reactivity ? à BP ?

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 30: S-Asri Deny Rostika.pdf

11

Universitas Indonesia

Hal ini akan menyebabkan terjadinya kontraksi otot lurik dan bila terjadi terus

menerus akan timbul kejang atau eklampsia.

Hipotesis tersebut di atas dibuktikan dengan beberapa penelitian mengenai

hubungan antara tambahan asupan kalsium selama kehamilan dengan kejadian

preeklampsia. Hasil meta analisis dari berbagai penelitian randomized control

trial mengenai hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia,

menunjukkan bahwa dengan suplemen kalsium 1500-2000 mg per hari selama

kehamilan dapat mencegah terjadinya preeklampsia (OR 0,38 (95% CI, 0,22-

0,65). Dari meta analisis disimpulkan bahwa secara statistik suplemen kalsium

1000-1500 mg per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 1,27

mmHg (CI 95% -2,25- -0,29 mmHg; p=0,01), sedang untuk diastolik 0,24 mmHg

(CI 95% -0,92- -0,44 mmHg; p=0,49), akan tetapi penurunan tekanan darah

tersebut secara klinis tidak bermakna (Bucher, 1996). Namun sampai saat ini

belum jelas patofisiologi hubungan antara kadar kalsium dengan kejadian

preeklampsia.

5. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia

Kejadian preeklampsia dan eklampsia dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya menurut Manuaba (2002) yaitu primigravida, distensi rahim yang

berlebihan seperti hidramnion (cairan ketuban lebih dari normal), kehamilan

ganda, molahidatidosa, umur ibu > 35 tahun, penyakit yang menyertai kehamilan

seperti diabetes melitus dan lain- lain.

Menurut Wong, faktor risiko tinggi yang berhubungan dengan

perkembangan penyakit preeklampsia diantaranya adalah primigravida,

grandemultigravida, bayi besar, kehamilan ganda, dan obesitas (Wong, 1997).

Sedangkan menurut Girling (1999) yang dikutip oleh Pertiwi (2008) faktor risiko

yang berkaitan dengan terjadinya preeklampsia yaitu : reaksi yang diantarai oleh

sistem imun, kehamilan yang pertama, inkompatibilitas rhesus, penyakit ginjal,

penyakit jaringan ikat, berkaitan dengan predisposisi genetik, riwayat keluarga,

ras berwarna, usia < 16 tahun atau > 40 tahun, pernah mengalami preeklampsia,

berkaitan dengan plasenta yang besar, kehamilan ganda, diabetes melitus,

molahidatidosa, profil lemak yang merugikan, hipertensi esensial, obesitas,

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 31: S-Asri Deny Rostika.pdf

12

Universitas Indonesia

resistensi insulin dan kenaikan konsentrasi hemosistein (yang menyertai diet

rendah folat).

a. Umur ibu

Umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, umur yang dianggap

optimal untuk kehamilan adalah antara 20-34 tahun, sedangkan umur < 20 tahun

dan > 35 tahun merupakan umur risiko tinggi untuk hamil dan melahirkan (WHO,

1999).

Uenhoelter dkk (1975) dalam Cunningham (1995), mengamati bahwa setiap

remaja nullipara yang masih sangat muda mempunyai risiko yang lebih besar

untuk mengalami preeklampsia/eklampsia. Dan menurut Cunningham (1995),

hipertensi karena kehamilan lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua, yang

dengan bertambahnya usia akan menunjukkan peningkatan insiden hipertensi

kronis, menghadapi risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi dalam

kehamilan atau superiomposed preeklampsia. Jadi wanita yang berada pada awal

atau akhir usia reproduksi, dianggap lebih rentan. Spellacy dkk (1986) dalam

Cunningham (1995) meninjau beberapa penelitian dan melaporkan peningkatan

insiden preeklampsia sebesar 2-3 kali lipat pada nullipara yang berusia diatas 40

tahun bila dibandingkan dengan yang berusia 25-29 tahun. Tidak jauh berbeda

dengan apa yang disampaikan Royston (1989), bahwa wanita yang hamil pertama

kali dengan usia yang sangat muda dan > 35 tahun, sangat rentan terjadi

preeklampsia/eklampsia.

Ernawati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan

bermakna antara faktor sosio demografi (umur, pendidikan) dengan kejadian

preeklampsia/eklampsia. Namun pernyataan ini berbeda dengan hasil penelitian

Pertiwi (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubunganbermakna antara umur

dengan kejadian preeklampsia/eklampsia.

b. Paritas

Selain faktor umur dan pendidikan, menurut Cunningham (1995) faktor

predisposisi lain yang mempengaruhi kejadian preeklampsia adalah faktor paritas.

Di negara berkembang hipertensi ibu hamil lebih sering terjadi pada primigravida

dibandingkan dengan kehamilan kedua atau lebih. Insiden hipertensi ibu hamil

menurut gravida mengikuti huruf “U” yakni tinggi pada gravida pertama,

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 32: S-Asri Deny Rostika.pdf

13

Universitas Indonesia

menurun pada gravida 2-4 dan meningkat lagi pada gravida 5 keatas

(Cunningham, 1995).

Kejadian preeklampsia sepuluh kali lebih sering terjadi pada kehamilan

pertama, keguguran, dan penghentian kehamilan berikutnya(Strickland et al.,

1986, dalam Briley, 2006). Bukti ini didukung oleh hasil penelitian Ernawati

(2005) bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian

preeklampsia.

c. Pendidikan ibu

Cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang

lebih tinggi berperan penting dalam mempromosikan kesehatan. Meningkatnya

tingkat pendidikan ibu merupakan peluang meningkatnya pengetahuan dan

kesadaran ibu terhadap kesehatan. Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan

usia perempuan saat menikah. Anak perempuan dengan pendidikan yang kurang

dari tujuh tahun lebih banyak kemungkinan akan menikah pada usia lebih muda

dari 18 tahun dibanding mereka yang tingkat pendidikannya lebih tinggi (Ilyas,

1999). Dengan demikian lebih banyak peluang untuk terjadinya

preeklampsia/eklampsia.

Hasil penelitian Ernawati (2005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian preeklampsia, Pendapat yang

sama disampaikan oleh Royston dan Amstrong (1989) bahwa seorang ibu yang

tidak berpendidikan akan rentan terhadap penjelasan yang tidak rasional dan

gangguan komplikasi maternal yang berbahaya.

Data juga menunjukkan bahwa perempuan dengan pendidikan tidak tamat

sekolah dasar cenderung menikah lebih awal, hamil lebih awal dan mempunyai

anak lebih banyak dibandingkan perempuan yang menyelesaikan pendidikan

sekolah dasar. Penelitian di beberapa negara menegaskan bahwa anak perempuan

yang droupout dari sekolah dan menikah pada awal belasan tahun, akan mulai

hamil sebelum organ reproduksinya matang dan berlanjut dengan kelahiran-

kelahiran bayi dengan jarak yang sangat dekat. Akibatnya terjadi tingkat kematian

yang tinggi diantara anak-anak yang dilahirkan maupun ibunya(WHO, 2006).

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 33: S-Asri Deny Rostika.pdf

14

Universitas Indonesia

d. Riwayat ANC

Dengan antenatal care (ANC) yang baik preeklampsia dapat dideteksi

sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang

lebih berat berupa preeklampsia berat, eklampsia sampai kematian ibu dan anak

(Sastrawinata, 2005).

Untuk mendeteksi dini adanya masalah selama kehamilan dan mencegah

berlanjutnya hipertensi menjadi preeklampsia/eklampsia perlu adanya

pemeriksaan ibu hamil yang dapat mendeteksi adanya gejala dini dari kasus

tersebut . Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak

4 kali, yaitu pada tiap semester, sedangkan trimester akhir sebanyak 2 kali

(Manuaba, 1998).

e. Riwayat penyakit hipertensi

Riwayat penyakit hipertensi merupakan faktor yang banyak di tulis sebagai

salah satu faktor predisposisi terjadinya preeklampsia berat seperti yang

dikemukakan oleh Briley (2006) bahwa kondisi maternal yang meningkatkan

risiko preeklampsia adalah hipertensi kronis (Kyle et al.,1995 dalam Briley,

2006). Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis, hipertensi dapat

memburuk, terutama pada kehamilan berikutnya.

f. Riwayat penyakit diabetes melitus

Riwayat penyakit diabetes melitus merupakan faktor predisposisi terjadinya

preeklampsia berat, seperti yang dikemukakan Briley (2006) bahwa kondisi dasar

maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah diantaranya intoleransi

glukosa termasuk diabetes gestasional (Duley et al., 2001 dalam Briley 2006).

Pengaruh diabetes melitus pada kehamilan adalah dapat menyebabkan

kemungkinan terjadinya gestosis (penyakit yang khas pada kehamilan) 4 kali lebih

besar (Sastrawinata, 2005).

g. Riwayat penyakit keturunan preeklampsia

Lie et. al dalam Briley (2006) mengemukakan bahwa adanya hubungan

genetik yang telah ditegakkan, riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan

meningkatkan risiko empat sampai delapan kali. Pernyataan serupa dikemukakan

oleh Brown et al (1998) dalam Pertiwi 2008 bahwa ibu hamil yang mempunyai

riwayat preeklampsia sebelumnya maka dia berisiko untuk kambuh lagi pada

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 34: S-Asri Deny Rostika.pdf

15

Universitas Indonesia

kehamilan berikutnya sebanyak 20%. Chesley dan Cooper (1986) dalam

Cunningham (1995) menyimpulkan bahwa preeklampsia dan eklampsia bersifat

sangat diturunkan.

Kalsium

Kalsium merupakan zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dan mineral

yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang

dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Almatsier, 2002). Hampir semua (99%)

kalsium terdapat dalam tulang dan gigi, selebihnya berada dalam darah dan

jaringan tubuh seperti otot, hati dan jantung (Guthrie & Picciano, 1995).

1. Fungsi kalsium

Kalsium memiliki peran penting terhadap tulang dan gigi, berperan dalam

pertumbuhan dan sebagai faktor pembantu dan pengatur reaksi biokimia dalam

tubuh. Pada tulang, kalsium dalam bentuk garam (hydroxpatite) membentuk

matrik pada kolagen rotein pada struktur tulang membentuk rangka yang mampu

menyangga tubuh serta tempat bersandarnya otot yang menyebabkan

memungkinkan terjadinya gerakan (Goulding, 2000). Kalsium menjaga tulang

tetap kuat, mengurangi risiko kerapuhan tulang, mencegah kram otot dan

mencegah tekanan darah tinggi (Nancy clark, 1996).

2. Sumber kalsium

Sumber utama kalsium dalam makanan terdapat pada susu dan hasil

olahannya, seperti keju atau yoghurt. Sumber kalsium selain susu juga penting

untuk memenuhi kebutuhan kalsium, baik yang berasal dari hewani atau nabati.

Sumber kalsium yang berasal dari hewani, seperti sarden, ikan yang dimakan

dengan tulang,termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik.

Sumber kalsium yang berasal dari nabati, sepeti serealia, kacang-kacangan dan

hasil olahan kacang-kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan

sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat

yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier,

2002).

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 35: S-Asri Deny Rostika.pdf

16

Universitas Indonesia

Tabel 1. Bahan makanan sumber kalsium, Depkes 1992

No Bahan makanan sumber hewani

mg (dalam takaran 100 gram)

No Bahan makanan sumber nabati

mg (dalam takaran 100 gram)

1. Ikan bandeng presto 1422 1 Kacang tanah 316 2 Udang kering 1209 2 Bayam 267 3 Ikan teri kering 1200 3 Sawi 220 4 Keju 777 4 Selada air 182 5 Tepung susu 770 5 Daun singkong 165 6 Sarden kaleng 354 6 Tempe 129 7 Susu kental manis 300 7 Tahu 124 8 Kuning telur bebek 150 8 Oncom 96 9 Kuning telur ayam 147 9 Kacang merah 84 10 Susu sapi 143 10 Singkong 77 11 Udang segar 136 11 Biskuit 62 12 Es krim 123 12 Susu kedelai 50 13 Yoghurt 120 13 Jeruk 33 14 Belut 48 14 Taoge 29 15 Ikan rebon segar 31 15 Jambu biji 28 16 Daging ayam 13 16 Pepaya 12 17 Daging sapi 3 17 Roti 10

Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, dalam Atmarita 2005, Direktorat Gizi Depkes RI,

1992.

Tabel 2. Bahan makanan sumber kalsium, Nio Oey Kam 1992

No Bahan makanan sumber hewani

mg (dalamtakaran 100 gram)

No Bahan makanan sumber nabati

mg (dalamtakaran 100 gram)

1 Tepung susu 895 1 Kacang kedelai kering

227

2 Susu sapi segar

143 2 Tempe kedelai murni

129

3 Keju 777 3 Tahu 124 4 Yoghurt 120 4 Bayam 267 5 Susu kental

manis 275 5 Tepung kacang

kedelai 195

6 Udang kering 1209 6 Sawi 220 7 Teri kering 1200 7 Daun melinjo 219 8 Teri nasi

kering 1000 8 Daun katuk 204

9 Teri segar 500 9 Selada air 182 10 Sardine 354 10 Daun singkong 165 11 Telur bebek

asin 120 11 Kentang 11

Sumber : Daftar analisis bahan makanan, Nio Oey Kam 1992

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 36: S-Asri Deny Rostika.pdf

17

Universitas Indonesia

3. Akibat kekurangan kalsium

Kurang asupan kalsium dapat berakibat buruk terhadap tubuh. Akibat

defisiensi kalsium adalah sebagai berikut :

a. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi kurang kuat, mudah

bengkok dan rapuh sehingga mudah mengalami fraktur. Osteoporosis dapat

dipercepat oleh keadaan stress sehari-hari. Osteoporosis lebih banyak pada wanita

daripada laki- laki dan lebih banyak pada orang kulit putih dari pada kulit

berwarna (Almatsier, 2002). Cara paling efektif untuk mencegah atau setidaknya

meminimalkan terjadinya osteoporosis adalah dengan mencukupi kebutuhan

kalsium sepanjang hidup, berolah raga, tidak merokok, dan kecukupan hormonal

(Guthrie & Picciano, 1995).

b. Hipertensi

Beberapa studi membuktikan peranan bahan makanan sumber kalsium

dalam mengatur tekanan darah. Dietary approaches to stop hypertention (DASH)

dalam Appel et al (1997) dan Obarzanek & Moore (1999) mengungkapkan bahwa

asupan produk atau rendah lemak dan buah serta sayuran secara signifikan dan

cepat (dalam waktu 2 minggu) mengurangi tekanan darah tinggi sebanyak 5,5

mmHg pada sistolik dan 3,0 mmHg pada diastolik (Miller et al, 2001).

c. Kanker kolon

Meningkatkan konsumsi kalsium dapat mengurangi risiko terkena kanker

kolon yaitu dengan mengurangi konsentrasi asam empedu bebas fekal dan asam

lemak bebas, sehingga mengurangi sitotoksisitas. Selain itu suplemen kalsium dan

vitamin D dapat mengurangi risiko kanker kolon dengan mengurangi proliferasi

sel epitel kolon (Guthrie & Picciano, 1995).

d. Batu Ginjal

Asupan tinggi kalsium, terutama dari susu dan produk susu dapat

mengurangi risiko batu ginjal pada pria dan wanita, dengan membentuk ikatan

kalsium oksalat yang tidak dapat larut, sehingga menurunkan absorbsi dan

ekskresi oksalat yang terdapat pada sayuran. Studi juga menemukan bahwa

suplemen kalsium yang tinggi justru dapat meningkatkan risiko batu ginjal karena

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 37: S-Asri Deny Rostika.pdf

18

Universitas Indonesia

suplemen diminum antara waktu makan ketika tidak ada atau sedikit kesempatan

bagi kalsium untuk berikatan dengan oksalat dalam usus (Miller et al, 2001).

4. Akibat kelebihan kalsium

Kelebihan konsumsi kalsium dapat menyebabkan gangguan ginjal.

Disamping itu juga dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar).

Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan kalsium berupa tablet atau

bentuk lain (Almatsier, 2002).

5. Pembantu absorbsi kalsium

Absorbsi kalsium dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kalsium

hanya bisa di absorbsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap

karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorbsi

dikeluarkan melalui feces. Jumlah kalsium yang dieksresi melalui urin

mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorbsi.

Krummel (1996), mengatakan bahwa absorbsi kalsium akan meningkat dan

efisien pada orang yang minum supplemen < 400-500 mg/kali konsumsi. Semakin

tinggi kebutuhan dan semakin rendah cadangan kalsium dalam tubuh, maka

semakin efisien absorbsi kalsium. Dengan demikian jumlah kalsium yang

dikonsumsi mempengaruhi absorbsi kalsium (Almatsier, 2002).

Laktosa dalam makanan dapat membantu meningkatkan absorbsi kalsium

(Guthrie & Picciano, 1995). Selain itu, vitamin D dalam bentuk aktif juga

menyebabkan absorbsi kalsium meningkat.

6. Penghambat absorbsi kalsium

Asam oksalat yang terdapat dalam bayam dan sayuran lain serta cokelat

dapat membentuk garam oksalat yang tidak larut sehingga menghambat absorbsi

kalsium. Alkohol menghambat enzim yang dapat mengaktifkan vitamin D,

sehingga penyerapan kalsium terganggu. Faktor lainnya adalah ketidakstabilan

emosi yang dapat mempengaruhi efisiensi absorbsi kalsium seperti stress, tekanan

dan kecemasan. Suatu penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok wanita

muda yang mengalami stess emosional, kebutuhan intake kalsium lebih tinggi

untuk mempertahankan keseimbangan kalsium dari pada kelompok yang lebih

bahagia dan santai. Selain itu Obat jenis kortikosteroid, fosfor yang terkandung

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 38: S-Asri Deny Rostika.pdf

19

Universitas Indonesia

dalam minuman bersoda dan makanan olahan, konsumsi tinggi serat juga dapat

menurunkan absorbsi kalsium.

7. Interaksi kalsium

a. Kalsium dengan vitamin D

Metabolisme kalsium dipengaruhi oleh vitamin D aktif (1,25-(OH2)-D3).

Vitamin D disintesis didalam kulit dibawah pengaruh sinar ultraviolet karena sinar

ultraviolet dapat merangsang produksi vitamin D dan hanya jika seseorang

terekspose sinar ultraviolet, kulit akan mengubah vitamin D menjadi zat gizi

essensial. Vitamin D ini berfungsisebagai pembuka kalsium masuk ke dalam

aliran darah sampai akhirnya bersatu dengan tulang, membantu penyerapan

kalsium dan fosfor di dalam pencernaan, mengatur metabolisme kalsium dan

fosfor serta mengatur mineralisasi dan demineralisasi tulang untuk pemeliharaan

dan pembentukan tulang.

b. Kalsium dengan fosfor

Metabolisme kalsium dan fosfor sangat erat saling berhubungan. Sebagian

besar kedua unsur ini terdapat sebagai garam kalsium-fosfat di dalam jaringan

keras tubuh, ialah tulang dan gigi geligi, memberikan sifat keras kepada kedua

jenis jaringan tersebut.

Dalam proses absorbsi, kalsium dan fosfor saling berpengaruh erat sekali.

Untuk absorbsi kalsium yang baik diperlukan perbandingan kalsium : fosfor di

dalam rongga usus 1 : 1 sampai 1 : 3. Perbandingan yang lebih besar dari 1 : 3

akan menghambat penyerapan kalsium dan akan menimbulkan kekurangan

kalsium.

8. Metabolisme kalsium

Kalsium memegang peranan pent ing dalam berbagai proses fungsi fisiologis

di dalam tubuh yaitu proses pembekuan darah, bersama dengan natrium dan

kalium mempertahankan potensial membran sel, tranduksi sinyal antara reseptor

hormon, eksitabilitas neuromuskuler, integritas membran sel, reaksi- reaksi

enzimatik, proses neurotransmisi, membentuk struktur tulang dan sebagai

cadangan kalsium tubuh.

Kadar kalsium dalam plasma ditentukan oleh absorbsi kalsium pada saluran

cerna, resorbsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui feces, urin,

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 39: S-Asri Deny Rostika.pdf

20

Universitas Indonesia

dan keringat. Pengaturan keseimbangan kalsium dipengaruhi terutama oleh

hormon paratiroid, kalsitonin dan vitamin D.

Untuk mempertahankan kadar kalsium plasma dalam kadar yang tetap

diperlukan interaksi beberapa proses yaitu :

a. Absorbsi

Asupan kalsium yang berasal dari makanan akan diabsorbsi sebagian besar

pada bagian proksimal usus halus. Apabila dalam makanan mengandung 1000 mg

kalsium (sesuai dengan kebutuhan sehari), 300 mg akan diabsorbsi oleh saluran

cerna dan 700 mg sisanya tidak diabsorbsi yang selanjutnya akan di eksresi

melalui feces.

Absorbsi akan meningkat pada masa pertumbuhan, ibu hamil dan menyusui.

Absorbsi pada saluran cerna dipengaruhi oleh metabolit aktif vitamin D (1,25 D3)

dan hormon paratiroid.

Sediaan obat yang mengandung besi dan kalsium dalam obat “multivitamin”

justru menghambat absorbsi besi. Suatu cara efektif dan tidak mahal untuk

menghindari gangguan absorbsi besi adalah memisahkan kedua sediaan tersebut.

b. Ekskresi

Ekskresi kalsium melalui urin rata-rata 100-400 mg/hari. Kalsium yang

difiltrasi glomerulus sebagian besar diabsorbsi kembali pada bagian proksimal

tubulus renalis, loop henle dan sedikit pada bagian distal tubulus renalis.

c. Keseimbangan pembentukan dan resorbsi tulang

d. Regulasi hormonal

• Hormon Paratiroid

Hormon paratiroid berfungsi untuk mempertahankan kadar kalsium

dalam cairan ekstraseluler dengan mekanisme umpan balik.

• Vitamin D

Bentuk aktif vitamin D disebut dengan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol

(1,25-(OH2)-D3) secara langsung mempengaruhi absorbsi kalsium di

usus. Bersama dengan hormon paratiroid bekerja secara sinergis

meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 40: S-Asri Deny Rostika.pdf

21

Universitas Indonesia

• Kalsitonin

Kalsitonin merupakan hormon polipedtida, yang mempunyai sifat yang

berlawanan dengan hormon paratiroid, yaitu menyebabkan efek

hipokalsemia. Sekresi kalsitonin berbanding lurus dengan kadar kalsium

plasma. Peningkatan kadar kalsium plasma secara langsung dapat

meningkatkan kadar kalsitonin.

9. Metabolisme kalsium dalam kehamilan

National Institutes of Health (1994), menetapkan asupan optimal kalsium

perhari adalah sebagai berikut (Tabel 3) :

Tabel 3. Kebutuhan asupan optimal kalsium per hari

Umur Asupan Optimal kalsium per hari (mg) Bayi Bayi-6 bulan 6 bulan-1 tahun

400 600

Anak-anak 1-5 tahun 6-10 tahun

800 800-1200

Remaja 11-24 tahun

1200-1500

Laki- laki 25-65 tahun >65 tahun

1000 1500

Wanita 25-50 tahun >50 tahun (postmenopause) Dengan terapi estrogen Tanpa terapi estrogen >65 tahun Hamil dan menyusui

1000 1000 1500 1500 1200-1500

Dikutip dari : NIH Consensus Conference. Optimal calcium intake. JAMA; 1994. 272: 1942-8

Perkembangan janin membutuhkan keseimbangan kalsium ibu selama

kehamilan khususnya pada akhir umur kehamilan. Kurang lebih 200 mg/hari

kalsium tersimpan dalam tulang janin pada trimester 3, dengan jumlah

keseluruhan mencapai 30 gram. Dengan demikian dibutuhkan penyesuaian

metabolisme kalsium ibu selama kehamilan untuk mengadakan kompensasi

terhadap kebutuhan kalsium oleh janin.

Selama kehamilan kadar kalsium total dalam serum turun akibat kadar

albumin yang turun selama kehamilan, akan tetapi kadar kalsium yang terionisasi

tidak mengalami perubahan. Rerata kadar kalsium total darah pada wanita hamil

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 41: S-Asri Deny Rostika.pdf

22

Universitas Indonesia

akan menurun sesuai bertambahnya umur kehamilan yaitu : trimester I 9,6 + 0,26

mg/dL; trimester II 9,12 + 0,28 mg/dL; dan pada trimester III 8,92 + 0,32 mg/dL

(Pitkin, 1975).

Ekskresi kalsium dalam urin pada akhir usia kehamilan meningkat 2 kali

lipat dibanding wanita yang tidak hamil. Hiperkalsiuria dalam kehamilan

disebabkan oleh karena meningkatnya absorbsi kalsium oleh saluran pencernaan

dan peningkatan laju filtrasi glomerulus.

Dalam keadaan hamil secara fisiologis terjadi penurunan kadar kalsium total

dalam serum, walaupun demikian kadar kalsium yang terionisasi tidak mengalami

perubahan. Guna memenuhi kebutuhan kalsium selama kehamilan maka tubuh

mengadakan penyesuaian yaitu dengan meningkatkan absorbsi kalsium di usus.

Peningkatan absorbsi kalsium disebabkan oleh karena terjadi peningkatan 1,25-

dihidroksi vitamin D (1,25 D3) sampai 2-3 kali lipat dibanding wanita tidak hamil.

Dengan meningkatnya (1,25 D3) menyebabkan absorbsi kalsium oleh usus

meningkat sampai 0,8-1,5 gram per hari.

10. Distribusi kalsium dalam tubuh

Kalsium plasma terdapat dalam 3 bentuk yaitu kalsium yang terionisasi

(50%), kalsium yang terikat protein (40%) dan kalsium yang berikatan dengan ion

organik atau kompleks (10%).

Kalsium yang terionisasi (Ca2+) merupakan bentuk aktif. Kalsium terikat

yang terikat protein (albumin) merupakan sumber penting untuk penyediaan Ca2+

siap pakai. Sehingga kadar albumin dalam plasma mempengaruhi kadar kalsium

total dalam plasma. Setiap penurunan 1 mg/dL albumin akan mengakibatkan

penurunan kalsium total sebesar 0,8 mg/dL. Kalsium yang diperlukan untuk

proses biologis adalah kalsium dalam bentuk ion bebas (Arnaud, 2000).

11. Nilai kadar kalsium

Nilai normal kadar kalsium adalah sebagai berikut : kalsium total 8,9 -10,1

mg/dL (2,2-2,5 mmol/L); Kalsium yang terikat protein 4,1-4,7 mg/dL (1,0-1,2

mmol/L); kalsium yang terionisasi 4,1-4,7 mg/dL (1,0-1,2 mmol/L): kalsium

kompleks 0,7-0,8 mg/dL (0,18-0,2 mmol/L). Nilai untuk kalsium total dibawah

8,9 mg/dL (2,2 mmol/L) menunjukkan hipokalsemia dan nilai diatas 10,1 mg/dL

(2,5 mmol/L) menunjukkan hiperkalsemia.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 42: S-Asri Deny Rostika.pdf

23

Universitas Indonesia

Metode penilaian konsumsi makan

Penilaian konsumsi makan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asupan

masa kini (current intake)dan asupan masa lalu(past intake). Penilaian asupan saat

ini terdiri dari dua metode, yaitu metode penimbangan (food weight) dan

pencatatan perkiraan jumlah makanan yang dikonsumsi (estimated record),

sedangkan intake masa lalu terdiri dari tiga metode, yaitu 24 hour recall, diet

history dan food frequency and amount questionnare (Barrie&Nelson, 1991).

Data konsumsi makanan ini dikumpulkan untuk memperkirakan kecukupan

intake makanan pada kelompok populasi, meneliti hubungan antara diet dan

kesehatan serta status gizi dan untuk mengevaluasi pendidikan dan intervensi gizi

serta program fortifikasi makanan.

Food frequency questionnare (FFQ)

Metode Food frequency questionnare (FFQ) dibuat secara kualitatif, untuk

memperoleh gambaran informasi kebiasaan pola konsumsi makanan selama

periode waktu tertentu. (Gibson, 2005). FFQ bertujuan untuk menilai frekuensi

jenis atau kelompok bahan makanan tertentu yang dikonsumsi pada periode waktu

tertentu (per hari, per minggu, per bulan, per tahun). Kerugian metode ini adalah

tidak dapat menghitung asupan zat gizi per hari, serta responden harus jujur dan

mempunyai motivasi tinggi (Supariasa, 2002).

FFQ kualitatif terdiri dari dua komponen yaitu daftar bahan makanan dan

frekuensi bahan makanan. Daftar bahan makanan dapat difokuskan pada bahan

makanan tertentu dengan melihat pada daftar komposisi bahan makanan apa saja

yang memiliki kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan penelitian, dalam

penelitian ini adalah kalsium.

Kerangka teori

Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2002), Wong (1997),

dan Girling (1999) dalam Pertiwi (2008) mengenai faktor predisposisi terjadinya

preeklampsia/eklampsia, dijabarkan sebagai berikut :

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 43: S-Asri Deny Rostika.pdf

24

Universitas Indonesia

Bagan 1 : Kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia/eklampsia

Sumber : Mc Carthy dan Maine (1992) dalam Pertiwi (2008).

Penatalaksaan di tempat rujukan

Pendidikan ibu

ANC

Rujukan bidan

Transportasi

Status kesehatan dan reproduksi :

• Riwayat hipertensi • Riwayat diabetes melitus • Riwayat ginjal • Riwayat penyakit

keturunan preeklampsia • Nutrisi • Paritas • Umur • Penyakit jaringan ikat • Genetik • Obesitas • Mola hidatidosa • Gemelli • Imunologis • Bayi besar • Inconpatibilitas rhesus

Kehamilan dengan

Preeklampsia

Komplikasi PEB • Pendapatan

keluarga • Status sosial

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 44: S-Asri Deny Rostika.pdf

25

Universitas Indonesia

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka konsep

Berdasarkan telaah kepustakaan yang ada dan kerangka teori pada bab

sebelumnya serta memperhatikan ketersediaan data maka penulis ingin

menekankan pada variabel independen yaitu status reproduksi ibu hamil (umur,

paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat

penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan

preeklampsia) pendidikan dan pengetahuan tentang zat gizi kalsium, yang baik

secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi variabel dependen yaitu

kejadian preeklampsia.

Bagan 2 Kerangka konsep

Pendidikan

ANC

Penatalaksaan di tempat rujukan

Rujukan bidan

Transportasi

Kehamilan dengan

Preeklampsia

Komplikasi PEB • Pendapatan

keluarga • Status sosial

• Riwayat Ginjal • Penyakit jaringan ikat • Genetik • Obesitas • Mola hidatidosa • Gemelli • Imunologis • Bayi besar • Inconpatibilitas rhesus

Status kesehatan dan reproduksi :

• Riwayat hipertensi • Riwayat diabetes melitus • Riwayat penyakit keturunan

preeklampsia • Konsumsi kalsium • Paritas • Umur

Keterangan : Diteliti Tidak diteliti

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 45: S-Asri Deny Rostika.pdf

26

Universitas Indonesia

Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep penelitian yang telah disusun, diajukan

hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan faktor status reproduksi ibu hamil trimester II dan III (umur,

paritas) dengan kejadian preeklampsia.

2. Ada hubungan faktor status kesehatan ibu hamil trimester II dan III

(konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat

penyakit diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan

preeklampsia)dengan kejadian preeklampsia.

3. Ada hubungan pendidikan ibu hamil trimester II dan III dengan kejadian

preeklampsia.

4. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang zat gizi

kalsium dengan kejadian preeklampsia.

Definisi operasional

Variabel DefinisiOperasional Cara ukur

Alatukur

Hasilukur Skalaukur

Preeklampsia Ibu hamil dengan tekanan darah > 140/90 mmHg, proteinuria positif 1 atau lebih dan tanpa kejang.

Pemeriksaanfisik, teslaboratorium

Tesurin,pemeriksaantekanandarah

1. Preeklampsia = Tekanan darah> 140/90mmHgatau Proteinuria positif

2. Tidak Preeklampsia = kehamilan normal

Ordinal

Umur Selisihantaratanggalpenelitiandengantanggallahiribu hamil yang dihitungdalamtahun

Wawancara

Kuesioner

1. Umur berisiko = < 20 tahun dan > 35 tahun

2. Umur tidak berisiko = 20-34tahun

Ordinal

Paritas Jumlah anak yang dilahirkan ibu, dalam keadaan hidup atau mati termasuk kehamilan sekarang

Wawancara

Kuesioner

1. Paritas berisiko = (1 dan > 4x)

2. Paritas tidak berisiko = Kehamilan ke 2-3

Ordinal

Konsumsikalsium

Jumlah kalsium yang dikonsumsi dalam sehari dibandingkan dengan AKG 2004 untuk ibu hamil yaitu 1200 mg/hari

Wawancara

Kuesioner (FFQ)

1. Kurang = < 75% AKG

2. Baik = > 75% AKG

Ordinal

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 46: S-Asri Deny Rostika.pdf

27

Universitas Indonesia

Riwayat ANC

Frekuensi ANC ke tenaga kesehatan pada kehamilan ini

Wawancara

Kuesioner

1. Tidak Sesuai standar = (< 4x)

2. Sesuai standar (> 4x selama kehamilan)

Ordinal

Riwayat penyakit hipertensi

Ada tidaknya riwayat penyakit hipertensi pada ibu

Wawancara

Kuesioner

1. Ada 2. Tidak ada

Nominal

Riwayat penyakit diabetes melitus

Ada tidaknya riwayat penyakit diabetes melitus pada ibu

Wawancara

Kuesioner

1. Ada 2. Tidak ada

Nominal

Riwayat penyakit keturunan preeklampsia

Ada tidaknya riwayat penyakit keturunan preeklampsia yang dialami ibu atau keluarga sedarah ibu

Wawancara

Kuesioner

1. Ada 2. Tidak ada

Nominal

Pendidikan Tingkat sekolah formal yang pernahditempuholehibu hamil

Wawancara

Kuesioner

1. Rendah = < SLTP 2. Tinggi = > SLTP

Ordinal

Pengetahuanibuhamiltentangzat gizi kalsium

Kemampuanibuhamil dalammenjawabpertanyaantentangkalsium

Angket Kuesioner

Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0, sehingga jika seluruh pertanyaan benar maka nilai seluruhnya adalah 20. 1. Skorjawabanbenar

< median = kurang 2. Skorjawabanbenar

> median = cukup

Ordinal

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 47: S-Asri Deny Rostika.pdf

28

Universitas Indonesia

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kuantitatif analitik observatif

dengan desain potong lintang (cross sectional).

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD.Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan pada

Unit Rawat Jalan Ibu Hamil (Poli KIA) dan kamar bersalin dilaksanakan pada

bulan Maret 2012.

Populasi dan responden

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II

dan III yang datang ke Poli KIA dan dirawat di kamar bersalin RSUD

Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan pada bulan Maret 2012.

2. Responden

Dalam penelitian ini, sebagai responden dipilih secara purposive sampling

artinya semua ibu hamil trimester II dan III yang menderita preeklampsia (tekanan

darah > 140/90 mmHg atau telah dibuktikan dengan hasil laboratorium berupa

proteinuria positif) dan ibu hamil trimester II dan III yang kehamilannya normal

yang datang ke Poli KIA dan dirawat di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono

Kota Pasuruan selama bulan Maret 2012 berjumlah 148 ibu hamil.

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

• Primigravida atau multigravida

• Umur kehamilan diatas 20 minggu

• Kehamilan tunggal atau ganda

• Preeklampsia ringan dan berat

• Kehamilan normal

• Bersedia menjadi responden, yang ditandai dengan ditanda tanganinya

informed concent oleh calon responden

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 48: S-Asri Deny Rostika.pdf

29

Universitas Indonesia

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan Eklampsia

dan ibu hamil yang tidak bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam

penelitian ini.

Prosedur pemeriksaan proteinuria

1. Langkah-langkah pemeriksaan

a. Masukkan urin jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh.

b. Pegang ujung bawah tabung, panasi lapisan atas urin sampai mendidih

selama 30 detik.

c. Bandingkan kekeruhan lapisan atas dengan lapisan bawah urin, jika keruh

mungkin disebabkan protein.

d. Tetesi urin dengan asam asetat 6% (3-5 tetes), jika tetap keruh maka tes

proteinuria positif. Jika kekeruhan hilang, penyebab kekeruhan pertama

adalah kalsium fosfat/kalsium karbonat.

2. Hasil pemeriksaan dan penilaian

a. Tidak ada kekeruhan : Negatif

b. Ada keruhan ringan hanya butir-butir : + (protein 0,01-0,05%)

c. Keruhan mudah terlihat dengan butir-butir : + + (protein 0,05-0,2%)

d. Keruhan jelas dan berkeping-keping : + + + (protein 0,2-0,5%)

e. Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal : + + + + (protein > 0,5%)

3. Keputusan dokter

a. Preeklampsia ringan : proteinuria 1+ dan 2+

b. Preeklampsia berat : proteinuria 3+ dan 4+

Pengumpulan data

1. Sumber data

Menggunakan data primer dan sekunder, data primer berasal dari hasil

wawancara dengan pasien yang datang ke Poli KIA atau dirawat di kamar bersalin

RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Kemudian ibu hamil yang usia

kehamilannya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diperiksa tekanan darah dan

proteinuria-nya untuk menentukan ibu hamil tersebut preeklampsia atau tidak.

Data sekunder diperoleh melalui hasil pencatatan yang telah ada di medical

record.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 49: S-Asri Deny Rostika.pdf

30

Universitas Indonesia

2. Alat

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis,

yang pertama yaitu untuk mengukur konsumsi kalsium dengan menggunakan

Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan yang kedua kuesioner berupa

pertanyaan-pertanyaan yang merupakan hasil pengembangan dari variabel faktor-

faktor yang menyebabkan terjadinya preeklampsia.

3. Cara pengumpulan data

a. Data primer didapatkan dengan cara wawancara terhadap ibu hamil yang

telah memenuhi kriteria inklusi secara langsung dengan menggunakan

instrumen kuesioner. Wawancara tersebut dilakukan sendiri oleh peneliti

yang latar belakang pekerjaannya adalah bidan. Hasil wawancara dicatat ke

dalam isian kuesioner oleh peneliti sesuai dengan jawaban ibu hamil.

b. Frekuensi konsumsi makan (FFQ) diperoleh dengan wawancara kepada ibu

hamil yang dilakukan sendiri oleh peneliti yang mempunyai latar belakang

pekerjaan sebagai bidan.

c. Proteinuria dengan melakukan pemeriksaan urin dilakukan di laboratorium

oleh petugas laboratorium yang latar belakang pendidikannya analis

kesehatan.

d. Data sekunder dengan melihat catatan medik (medical record), cara ini

untuk mengurangi pengaruh dari recall bias yang sering terjadi dengan

menggunakan metode kuesioner.

Prosedur/jalan penelitian

1. Prosedur administratif

Penulis mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang ditujukan kepada

Kepala Kesbangpol dan linmas Kota Pasuruan dan kepada Direktur RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan.

2. Prosedur teknis

a. Dilakukan pemeriksaan fisik terhadap setiap ibu hamil trimester II dan III

yang datang ke Poli KIA atau dirawat di kamar bersalin RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 50: S-Asri Deny Rostika.pdf

31

Universitas Indonesia

b. Semua ibu hamil trimester II dan III yang memenuhi kriteria inklusi diberi

penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan dan diminta

menandatangani surat persetujuan jika bersedia.

c. Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu hamil

yang terpilih.

d. Data-data mengenai ibu hamil diambil dari medical record sesuai dengan

variabel yang diperlukan.

Pengolahan data

Kuesioner yang telah berisi jawaban ibu hamil, kemudian dikumpulkan.

Selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan data sehingga

dihasilkan informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan

penelitian. Proses pengolahan data tersebut meliputi editing, coding, entry data,

cleaning data dan tabulasi data. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian di

analisis dengan perangkat lunak.

Cara pengolahan data sesuai dengan datanya adalah sebagai berikut :

a. Umur, data umur dibagi menjadi kategori umur berisiko (< 20 tahun dan >

35 tahun) dan umur tidak berisiko (20-34 tahun) berdasarkan pada

pertanyaan kuesioner no 2.

b. Paritas, data paritas dibagi menjadi kategori paritas berisiko ( pertama dan >

4 kali) dan paritas tidak berisiko (2-3 kali), berdasarkan pada pertanyaan

kuesioner no 6, 7 dan 8.

c. Frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium. Hasil wawancara

dengan ibu hamil diisikan pada salah satu kolom frekuensi saja pada setiap

bahan makanan, apakah 1 kali per hari, 2 kali per hari, 3 kali per hari, 4-6

kali per minggu, 1-3 kali per minggu, 1-3 kali per bulan atau tidak pernah.

Data FFQ kemudian diolah dengan komputer menggunakan program

nutrisurvey untuk mengetahui jumlah kalsium yang dikonsumsi tiap hari

oleh ibu hamil, langkah- langkah yang dilakukan adalah : memasukkan nama

bahan makanan yang dikonsumsi ibu hamil dan beratnya satu persatu, berat

bahan makanan yang dikonsumsi dihitung per hari misalnya ibu hamil

mengkonsumsi susu 1 kali per minggu sebanyak 1 gelas maka menurut

standart 1 gelas susu menggunakan susu bubuk sebanyak 25 gram jadi berat

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 51: S-Asri Deny Rostika.pdf

32

Universitas Indonesia

susu yang dikonsumsi responden dalam 1 hari adalah 25 gram dibagi 7 yaitu

3,57 gram. Penukar bahan makanan menggunakan standar dari daftar bahan

makanan Depkes 1992. Hasil olah konsumsi bahan makanan sumber

kalsium tersebut dicatat di kertas dan dimasukkan dalam program komputer

untuk dianalisis lebih lanjut.

d. Riwayat ANC, dibagi menjadi 2 kategori yaitu ANC tidak sesuai standart (<

4 kali) dan ANC sesuai standart (> 4 kali), berdasarkan pertanyaan

kuesioner no 12.

e. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus dan penyakit keturunan

preeklampsia, dibagi menjadi 2 kategori yaitu ada riwayat dan tidak ada

riwayat berdasarkan pertanyaan kuesioner no 13-16.

f. Pendidikan, Pertanyaan mengenai pendidikan ibu hamil ada pada kuesioner

no 11, terdapat 6 pilihan jawaban yang kemudian dibagi menjadi 2 kategori

tingkat pendidikan, yaitu rendah (< SLTP) dan tinggi ( > SLTP).

g. Pengetahuan tentang zat gizi kalsium, Pertanyaan mengenai pengetahuan

kalsium ada pada bagian III, berjumlah 9 pertanyaan .

• Pada pertanyaan ini setiap jawaban benar diberi bobot nilai 1, maka

total nilai keseluruhan adalah 20.

• Untuk jawaban “tidak tahu” diberi bobot nilai 0.

Selanjutnya skor pengetahuan masing-masing ibu hamil dibagi menjadi 2

berdasarkan nilai median, yaitu “cukup” jika nilai keseluruhan lebih dari

sama dengan nilai median dan “kurang” jika nilai keseluruhan kurang dari

nilai median.

Analisis data

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat tampilan distribusi frekuensi

dari status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil

(konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit

diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu

hamil, pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dan kejadian preeklampsia.

Di analisis secara diskriptif dan disajikan dalam bentuk gambaran karakteristik.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 52: S-Asri Deny Rostika.pdf

33

Universitas Indonesia

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yaitu hubungan konsumsi kalsium dan

faktor- faktor terkait dengan kejadian preeklampsia. Uji statistik yang digunakan

adalah Chi Square (Kai Kuadrat) dengan a=0,05. Pembuktian dengan uji Chi

Square dengan menggunakan formula sebagai berikut : (Sabri dan Sutanto, 2008).

Keterangan :

X2 : Chi Square

Σ : Jumlah

O : Frekuensi yang teramati

E : Frekuensi yang diharapkan

Keputusan uji statistik dalam uji Chi Square adalah bila p <0,05 maka

keputusan uji statistik signifikan, yaitu adanya hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen, sedangkan bila p>0,05 berarti tidak ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Etika penelitian

1. Semua ibu hamil dalam penelitian ini memberikan persetujuan tertulis

(informed consent) yang menyatakan kesediaannya untuk mengikuti

penelitian, disaksikan oleh suami atau keluarga dan peneliti.

2. Semua ibu hamil dalam penelitian ini dirahasiakan identitasnya.

3. Penelitian ini tidak merugikan dan membahayakan jiwa ibu hamil maupun

janin yang dikandungnya.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 53: S-Asri Deny Rostika.pdf

34

Universitas Indonesia

BAB V

HASIL PENELITIAN

Gambaran umum Kota Pasuruan

1. Sejarah Kota Pasuruan

a. Tahun 1671-1686

Pasuruan dibawah pemerintahan Bupati Onggo Djojo yang berasal dari

keturunan Kyai Brondong, yang kemudian mendapatkan perlawanan dari Untung

Suropati, sehingga melarikan diri ke Kota Surabaya.

b. Tahun 1686-1706

Pasuruan dibawah pemerintahan Djoko Untung Suropati dengan gelar

Adipati Wironegoro. Tahun 1706 akhir kekuasaannya menghadapi perang

melawan VOC di Baging dan beliau mengalami luka berat hingga meninggal.

c. Tahun 1706-1743

Putera Djoko Untung Suropati yang bernama Rahmat menggantikan

kedudukan ayahnya dan meneruskan perjuangannya sampai gugur dalam

pertempuran melawan VOC .

d. Tahun 1743-sekarang

Darmoyudo IV bernama Wongso Negoro Niti Negoro sebagai pengganti

Rahmat, sejak itu VOC dapat menguasai pantai utara pulau Jawa termasuk

Pasuruan. VOC menganggap Kota Pasuruan sebagai Kota Bandar karena

keberadaan yang disepanjang selat Madura dan pelabuhannya sangat besar. Untuk

sarana transportasi perdagangan, akhirnya Be landa mengadakan kegiatan

perekomonian dengan mendirikan pabrik gula disekitar Pasuruan. Bukti lain

menyebutkan bahwa sejarah Kota Pasuruan dianggap penting oleh Ahli Belanda

dengan dibentuknya Staatgementee Van Pasuruan pada Juli 1916 dan

ditetapkannya sebagai Pelabuhan Pasuruan sejak tahun 1926.

Tanggal 14 Agustus 1950 menjadi daerah Otonom yang terdiri dari 19 Desa

dalam 1 Kecamatan. Tanggal 21 Desember 1982 Kota Pasuruan diperluas menjadi

3 Kecamatan dengan 19 Kelurahan dan saat ini Kota Pasuruan mempunyai 3

Kecamatan dengan 34 Kelurahan.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 54: S-Asri Deny Rostika.pdf

35

Universitas Indonesia

2. Kondisi geografis dan demografi

Kota Pasuruan terletak antara 112o 45’-112o 55’ BT dan 7o 35’-7o 45’ LS dan

tergolong dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 meter dari permukaan laut,

berjarak ± 40 km dari Kota Surabaya. Secara administratif, Kota Pasuruan terbagi

atas 3 Kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo dengan luas 10,53 km2,

Kecamatan Purworejo dengan luas 8,39 km2, dan Kecamatan Bugul kidul dengan

luas 17,66 km2.

Batas-batas Kota Pasuruan adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Timur : Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan

Sebelah Selatan :Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan

Sebelah Barat : Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan

Gambar 2. Wilayah Kota Pasuruan dan batas-batasnya

Kota Pasuruan mempunyai luas ± 36,58 km2atau hanya 0,08 persen dari

total luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Selayaknya wilayah perkotaan, lebih dari

sebagian besar luas lahan digunakan untuk permukiman yaitu sebesar 52,21

persen atau seluas 1.909,93 Ha dan dihuni oleh penduduk sebanyak 192.212 jiwa

(dengan 45.152 rumah tangga/KK) yang terdiri dari 95.134 penduduk laki- laki

dan 97.078 penduduk perempuan sehingga kepadatan penduduk rata-rata 5.255

jiwa/km2.Kota Pasuruan memiliki 3 Kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo

SELAT MADURA

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 55: S-Asri Deny Rostika.pdf

36

Universitas Indonesia

dengan 64.394 jiwa (15.852 KK), Kecamatan Purworejo dengan 68.776 jiwa

(15.749 KK) dan Kecamatan Bugulkidul dengan 59.042 jiwa (13.551 KK).

Kecamatan Purworejo terdiri dari 11 kelurahan dan mempunyai tingkat kepadatan

penduduk yang paling tinggi yakni sebesar 8.197 jiwa/km2. Disusul Kecamatan

Gadingrejo yang terdiri dari 13 kelurahan dan mempunyai kepadatan penduduk

6.115 jiwa/km2, dan Kecamatan Bugul kidul yang memiliki 10 kelurahan dan

memiliki kepadatan penduduk 3.343 jiwa/km2. Dari kelurahan yang ada tersebut

Kota Pasuruan memiliki 932 RT (Rukun Tetangga) dan 212 RW (Rukun Warga).

Berdasarkan kriterianya, kelurahan di Kota Pasuruan terbagi menjadi dua kriteria

yaitu kelurahan pesisir dan kelurahan bukan pesisir. 26 dari 34 Kelurahan atau

sebanyak 76,47% merupakan wilayah pesisir.

Kecamatan Gadingrejo dengan jumlah penduduk terbanyak kedua

merupakan kecamatan paling utara dari Kota Pasuruan yang merupakan daerah

pesisir karena berbatasan dengan selat Madura, mayoritas penduduknya bermata

pencaharian sebagai nelayan. Berbagai macam hasil laut seperti udang, ikan teri,

kerang, kepiting, dan lain- lain mudah ditemui. Berdasarkan wawancara yang

peneliti lakukan pada saat penelitian ini didapatkan informasi bahwa sekalipun

merupakan daerah yang kaya akan hasil laut namun konsumsi masyarakatnya

rendah terhadap hasil laut tersebut, hal ini dikarenakan sosial ekonomi mereka

yang juga rendah sehingga hasil laut yang didapatkan selanjutnya dijual untuk

memenuhi kebutuhan hidup atau ditukarkan dengan bahan makanan lainnya.

Gambaran umum RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan

Berdasarkan dokumen yang berhasil ditemukan, pendirian rumah sakit

diawali tahun 1917 dengan membentuk panitia pendiri rumah sakit “Gemeente

Pasuruan”. Rumah sakit selesai dibangun pada tahun 1921. Dr.R.Soedarsono

adalah nama seorang dokter Indonesia (Jawa) yang pertama kali menjadi direktur

di rumah sakit ini pada tahun 1930 yang kemudian namanya diabadikan sebagai

nama rumah sakit yaitu RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Rumah sakit ini

juga dikenal masyarakat dengan sebutan rumah sakit Purut karena kebetulan

berlokasi di kelurahan Purutrejo tepatnya di Jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo

nomor 1-4 kelurahan Purutrejo kecamatan Purworejo Kota Pasuruan.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 56: S-Asri Deny Rostika.pdf

37

Universitas Indonesia

RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan merupakan rumah sakit tipe C

dengan SK Menkes nomor : 233/Menkes/SK.VI/1983, diperkuat dengan Instruksi

Gubernur Jawa Timur nomor : 16 Th.1983 Jo.26 Th.1983 dan Peraturan Daerah

nomor : 3/1983 tanggal 30 Maret 1985 yang dibangun diatas tanah seluas 3,1 Ha

dengan luas bangunan 12.383,75 m2.

Jenis pelayanan yang ada di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan

diantaranya Unit Gawat Darurat/UGD, pelayanan rawat jalan (Poliklinik),

pelayanan rawat inap, Pelayanan penunjang yang terbagi menjadi 2 yaitu

penunjang medis dan non medis antara lain meliputi instalasi radiologi,

laboratorium rehabilitasi medik, instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi

pemeliharaan sarana, medical record, promosi kesehatan rumah sakit/PKRS dan

Unit pemulasaran jenazah.

Sumber daya manusia yang menunjang pelaksanaan tugas di RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan terdiri dari jabatan struktural dan jabatan

fungsional yaitu dokter umum 15 orang, dokter spesialis 16 orang, dokter gigi 4

orang, apoteker 3 orang, paramedis perawatan (perawat, bidan, perawat gigi,

anastesi, psioterapi) 161 orang, paramedis non perawatan 36 orang dan tenaga non

medis sebanyak 139 orang.

Adapun sarana prasarana, RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan memiliki

223 buah tempat tidur yang terbagi di ruang bersalin, ruang bedah, ruang interne,

ruang anak, ruang perinatologi, dan ICU dengan klasifikasi kelas I, II, III dan

paviliun.

RSUD Dr.R.Soedarsono merupakan rumah sakit rujukan tidak hanya 8

puskesmas (Gadingrejo, Karang ketug, Purworejo, Kebonsari, Kandang sapi,

Bugul kidul, Bukir, Sekarsono) yang berada di Kota Pasuruan, Puluhan

Bidan/Dokter praktek swasta dan rumah bersalin se Kota Pasuruan saja tetapi juga

Puskesmas dari Kabupaten Pasuruan seperti Puskesmas Gondang wetan, Grati,

Puspo, Winongan, Ngempit, Kejayan, Kedawung, Wonorejo, Lumbang, Rejoso,

Kraton, Pohjentrek, Lekok, Nguling dan Pasrepan.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 57: S-Asri Deny Rostika.pdf

38

Universitas Indonesia

Hasil analisis penelitian

Analisis univariat

Analisis univariat adalah untuk melihat gambaran frekuensi dan distribusi

dari masing-masing variabel. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen

adalah kejadian preeklampsia. Sedangkan yang menjadi variabel independen

adalah status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil

(konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit

diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu

hamil dan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium. Analisis tersebut dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

1. Gambaran karakteristik ibu hamil

Tabel 5. Gambaran karakteristik ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

No Karakteristik ibu hamil Min-Max Rata-rata + SD

1 Umur (tahun) 16-44 28,46 + 5,79

2 Paritas (kali) 1-5 2,41 + 0,91

3 Pendidikan SD-S1 SD (44,6%) a

4 Pengetahuan (skor jawaban benar) 4-16 8,85 + 3,57 8 b

5 Konsumsi kalsium (mg/hari) 376,3-1353,2 858,5+229,1

6 Riwayat ANC (kali) 1-8 4,78 + 1,57 a Nilai modus b Nilai median

Umur ibu hamil yang dijadikan responden dalam penelitian ini

dikelompokkan menjadi 2 yaitu ibu hamil berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun)

dan ibu hamil tidak berisiko (20-34 tahun). Dari hasil penelitian didapatkan umur

ibu hamil termuda adalah 16 tahun dan yang tertua adalah 44 tahun. Dengan rata-

rata umur ibu hamil adalah 28,46 + 5,79 tahun.

Paritas ibu dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu

paritas yang berisiko preeklampsia yaitu paritas yang pertama dan > 4 kali dan

paritas yang tidak berisiko preeklampsia yaitu paritas antara 2-3. Penelitian ini

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 58: S-Asri Deny Rostika.pdf

39

Universitas Indonesia

menunjukkan paritas terbanyak adalah 5 kali dan paling sedikit adalah paritas

pertama dengan rata-rata paritas 2,41 + 0,91 kali.

Pendidikan ibu hamil dikelompokkan atas pendidikan rendah yaitu kurang

dari wajib belajar 9 tahun dan pendidikan tinggi yaitu lebih atau sama dengan

wajib belajar 9 tahun.Pendidikan ibu hamilterbanyak adalah SD 44,6%,

sedangkan SLTP 25,7%, SLTA 13,5%, 2% D3 dan S1 sebanyak 14,2%.

Penilaian terhadap pengetahuan tentang zat gizi kalsium didasarkan pada

jumlah jawaban benar dari ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil dinilai dengan 9

pertanyaan yang mempunyai 20 skor jawaban benar. Pengetahuan ibu hamil

tentang zat gizi kalsium kemudian dikategorikan menjadi pengetahuan kurang bila

skor jawaban benar < median dan pengetahuan cukup bila skor jawaban benar >

median. Skor jawaban tertinggi yang didapatkan pada penelitian ini adalah 16

jawaban benar dan skor terendah adalah 4 jawaban benar dengan rata-rata 8,85 +

3,57 dan median adalah 8.

Pada tabel 5 dapat dilihat konsumsi makanan sumber kalsium ibu hamil

berdasarkan hasil FFQ.Kalsium yang dikonsumsi ibu hamil dalam penelitian ini di

kategorikan menjadi 2 yaitu konsumsi kalsium yang kurang jika konsumsi

kalsium ibu hamil dalam sehari kurang dari 75% AKG dan konsumsi kalsium

yang bail, jika kalsium dikonsumsi ibu hamil dalam sehari lebih atau sama dengan

75% AKG.Dari hasil penelitian didapatkan konsumsi kalsium tertinggi adalah

1353,2 mg/hari dan konsumsi kalsium terendah adalah 376,3 mg/hari dengan rata-

rata 858,5+229,1 mg/hari.

Tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kunjungan ibu hamil

ke pelayanan kesehatan yang dikategorikan menjadi dua yaitu riwayat ANC tidak

sesuai standart yaitu jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan kurang

dari 4 kali selama kehamilan dan riwayat ANC sesuai standart yaitu jumlah

kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan lebih atau sama dengan 4 kali. ANC

terbanyak adalah 8 kali kunjungan dan yang paling sedikit ANC adalah 1 kali

kunjungan dengan rata-rata kunjungan 4,78 + 1,57 kali kunjungan.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 59: S-Asri Deny Rostika.pdf

40

Universitas Indonesia

2. Gambaran kejadian preeklampsia

Tabel 6.Gambaranibu hamilmenurutkejadian preeklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Kejadian preeklampsia Frekuensi (n) Persentase (%) Preeklampsia 14 9,5 Tidak preeklampsia 134 90,5 Total 148 100,0

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa9,5% dari 148 ibu hamil trimester II dan III

menderita preeklampsia.

Kejadian preeklampsia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan

tekanan darah dan atau proteinuria. Ibu hamil dikatakan menderita preeklampsia

jika tekanan darah > 140/90 mmHg atau proteinuria positif. Penelitian ini

menunjukkan tekanan darah ibu hamil bervariasi dengan tekanan darah tertinggi

160/110 mmHg dan tekanan darah terendah adalah 90/60 mmHg dengan rata-rata

tekanan darah sistolik 115 + 12,75 mmHg dan diastolik 70 + 9,47 mmHg.

3 Gambaran status reproduksi ibu hamil

a. Umur

Tabel 7 Distribusi ibu hamil menurut umur di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Umur Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < 20 tahun dan > 35 tahun Berisiko 32 21,6 20-34 tahun Tidak berisiko 116 78,4 Total 148 100,0

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil terbanyak ada pada

kelompok umur tidak berisiko (20-34 tahun) yang berjumlah 78,4 %.

b. Paritas

Tabel 8 Distribusi ibu hamil menurut paritas di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Paritas Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) 1 dan > 4 Berisiko 37 25 2-3 Tidak berisiko 111 75 Total 148 100,0

Tabel 8 menunjukkan 75% ibu hamil adalah dengan paritas tidak berisiko.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 60: S-Asri Deny Rostika.pdf

41

Universitas Indonesia

4. Gambaran status kesehatan ibu hamil

a. Konsumsi kalsium

Dari tabel dibawah ini dapat diketahui distribusi konsumsi bahan makanan

sumber kalsium. Didapatkan bahan makanan sumber kalsium yang paling banyak

dikonsumsi setiap harinya adalah tempe (64,2%) dan yang paling banyak tidak

pernah dikonsumsi adalah yoghurt (98,6%).

Tabel 9 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi bahan makanan sumber kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Nama bahan makanan

3x/hari 2x/hari 1x/hari 4-6x/mgg 1-3x/mgg 1-3x/bln Tidak pernah n % n % n % N % n % N % n %

Susu bubuk 0 0 45 30,4 67 45,3 13 8,8 0 0 0 0 23 15,5 Susu cair 0 0 3 2 15 10,1 10 6,8 13 8,8 15 10,1 92 62,2 Susu kental manis

0 0 0 0 12 8,1 5 3,4 0 0 8 5,4 123 83,1

Keju 0 0 0 0 0 0 1 0,7 8 5,4 53 35,8 86 58,1 Yoghurt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1,4 146 98,6 Es krim 0 0 0 0 0 0 1 0,7 17 11,5 29 19,6 101 68,2 Susu kedelai 0 0 0 0 0 0 35 23,7 44 29,7 19 12,8 50 33,8 Ikan teri kering

0 0 0 0 0 0 5 3,4 12 8,1 60 40,5 71 48

Ikan bandeng presto

0 0 0 0 0 0 1 0,7 9 6,1 72 48,6 66 44,6

Ikan teri segar 0 0 0 0 0 0 4 2,7 36 24,3 44 29,7 64 43,3 Sarden (kaleng)

0 0 0 0 0 0 0 0 24 16,3 78 52,7 46 31

Rebon segar 0 0 0 0 0 0 2 1,3 13 8,8 55 37,2 78 52,7 Rebon kering 0 0 0 0 0 0 1 0,7 20 13,5 49 33,1 78 52,7 Udang segar 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1,4 56 37,8 90 60,8 Udang kering 0 0 0 0 0 0 5 3,4 13 8,8 60 40,5 70 47,3 Tahu 0 0 2 1,3 57 38,5 9 6 53 35,8 27 18,2 0 0 Tempe 2 1,3 10 6,8 95 64,2 18 12,2 23 15,5 0 0 0 0 Bayam 0 0 0 0 3 2,02 23 15,5 36 24,3 86 58,1 0 0 Sawi 0 0 0 0 1 0,7 15 10,1 55 37,2 77 52 0 0 Selada air 0 0 0 0 1 0,7 26 17,6 49 33,1 72 48,6 0 0 Daun singkong

0 0 0 0 0 0 12 8,1 72 48,6 64 43,2 0 0

Konsumsi bahan makanan sumber kalsium kemudian selanjutnya

dikategorikan menjadi baik dan kurang. Pada tabel berikut ini :

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 61: S-Asri Deny Rostika.pdf

42

Universitas Indonesia

Tabel 10 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Konsumsi kalsium Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < 75% AKG Kurang 30 20,3 > 75% AKG Baik 118 79,7 Total 148 100,0

Dari tabel 10 menunjukkan bahwa 79,7% ibu hamil mengonsumsi bahan

makanan sumber kalsium dengan baik dan 20,3% ibu hamilkurang mengonsumsi

bahan makanan sumber kalsium.

b. Riwayat ANC

Tabel 11 Distribusi ibu hamilmenurut riwayat ANC di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Riwayat ANC Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < 4 kali Tidak sesuai standart 27 18,2 > 4 kali Sesuai standart 121 81,8 Total 148 100,0

Tabel 11 menunjukkan bahwa sebanyak 81,8% ibu hamil melakukan

kunjungan ke tenaga kesehatan lebih dari 4 kali (ANC sesuai standart) dan sisanya

yaitu 18,2% ibu hamil tidak melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan sesuai

standart (ANC tidak sesuai standart). Dengan demikian ibu hamil yang riwayat

ANC sesuai standart lebih banyak dari pada ibu hamil yang riwayat ANC tidak

sesuai standart.

c. Riwayat penyakit hipertensi

Tabel 12 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit hipertensi di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Riwayat penyakit hipertensi Frekuensi (n) Persentase (%) Ada 38 25,7 Tidak ada 110 74,3 Total 148 100,0

Dari tabel 12 menunjukkan bahwa dari 148 ibu hamil, 74,3% tidak memiliki

riwayat penyakit hipertensi sedangkan ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit

hipertensi persentasenya lebih sedikit yaitu 25,7%.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 62: S-Asri Deny Rostika.pdf

43

Universitas Indonesia

d. Riwayat penyakit diabetes melitus

Tabel 13 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit diabetes melitus di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Riwayat penyakit diabetes melitus Frekuensi (n) Persentase (%) Ada 56 37,8 Tidak ada 92 62,2 Total 148 100,0

Dari tabel 13 diketahui bahwa sebagian besar (62,2%) ibu hamil tidak

memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, dan sisanya (37,8%)ibu hamil

memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.

e. Riwayat penyakit keturunan preeklampsia

Tabel 14 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit keturunan preeklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Riwayat penyakit keturunan preeklampsia Frekuensi (n) Persentase (%) Ada 24 16,2 Tidak ada 124 83,8 Total 148 100,0

Dari tabel 14 menunjukkan bahwa dari 148 ibu hamil, 83,8% ibu hamil

tidak memiliki riwayat penyakit keturunan preeklampsia dan 16,2% ibu hamil

memiliki riwayat penyakit keturunan preeklampsia.

5. Gambaran pendidikan ibu hamil

Tabel 15 Distribusi ibu hamil menurut pendidikan di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Pendidikan Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < SLTP Rendah 66 44,6 > SLTP Tinggi 82 55,4 Total 148 100,0

Dari tabel 15 menunjukkan bahwa 55,4% ibu hamil berpendidikan tinggi,

angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan

rendah yaitu 44,6%.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 63: S-Asri Deny Rostika.pdf

44

Universitas Indonesia

6. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium

Pada Tabel 16 dapat dilihat distribusi ibu hamil menurut pengetahuan

tentang zat gizi kalsium. Terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil(60,8%)

memiliki pengetahuan yang cukup tentang zat gizi kalsium.

Tabel 16 Distribusi ibu hamil menurut pengetahuan tentang zat gizi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.

Pengetahuan tentang zat gizi kalsium

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

< median Kurang 58 39,2 > median Cukup 90 60,8 Total 148 100,0

Pada tabel 17 terlihat distribusi ibu hamil berdasarkan jawaban benar dari

setiap soal mengenai pengetahuan kalsium. Sebagian besar ibu hamil (60,1%)

mengatakan bahwa kalsium merupakan golongan zat gizi mineral. Pada topik

tentang fungsi kalsium pada kehamilan, sebagian besar ibu hamil (52,7%)

menjawab benar untuk proses pembentukan tulang dan gigi janin. Pada topik

mengenai simpanan kalsium dalam tubuh, 68,2% ibu hamil menjawab di tulang

dan 38,5% menjawab kalsium disimpan di gigi.Bahan makanan yang paling

banyak diketahui ibu hamil sebagai sumber kalsium yaitu susu (68,2%) dan yang

paling sedikit (25%) adalah ikan teri.Hanya sedikit sekali ibu hamil (32,4%) yang

menjawab benar mengenai kebutuhan kalsium ibu hamil yang direkomendasikan

adalah 1200 mg/hari. Pada topik fungsi vitamin D, sebagian besar ibu hamil

(45,3%) menjawab untuk proses pembentukan dan pemeliharaan tulang dan

paling sedikit (28,4%) menjawab membantu absorpsi kalsium.Pada topik cara

mendapatkan vitamin D, sebagian besar ibu hamil menjawabdengan terpapar sinar

matahari yaitu (45,9%) dan yang paling sedikit (30,4%) menjawab makan kuning

telur. Hanya sedikit ibu hamil (26,4%) yang menjawab benar pada topik tempat

vitamin D itu dibuat di kulit. Dan hanya sebagian kecil ibu hamil juga (37,8%)

yang menjawab benar mengenai lama secukupnya tubuh terpapar sinar matahari

yaitu selama 30 menit dalam sehari.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 64: S-Asri Deny Rostika.pdf

45

Universitas Indonesia

Tabel 17 Distribusi ibu hamil menurut jawaban benar dari tiap soal pengetahuan tentang zat gizi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota

Pasuruan tahun 2012.

No Topik pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) 1 Kalsium termasuk golongan zat gizi

mineral 89 60,1

2 Fungsi kalsium pada kehamilan untuk pengembangan tulang dan gigi janin

78 52,7

3 Tulang merupakan tempat terbanyak disimpan kalsium

101 68,2

4 Gigi merupakan tempat terbanyak disimpan kalsium

57 38,5

5 Susu merupakan sumber kalsium 101 68,2 6 Kuning telur merupakan sumber kalsium 60 40,5 7 Kacang kedelai merupakan sumber kalsium 63 42,6 8 Udang merupakan sumber kalsium 68 45,9 9 Ikan teri merupakan sumber kalsium 37 25 10 Keju merupakan sumber kalsium 93 62,8 11 Kebutuhan kalsium ibu hamil 1200 mg/hari 48 32,4 12 Fungsi vitamin D adalah untuk proses

pembentukan dan pemeliharaan tulang 67 45,3

13 Fungsi vitamin D adalah untuk membantu absorpsi kalsium

42 28,4

14 Fungsi vitamin D adalah untuk pelarut lemak

45 30,4

15 Minyak ikan adalah sumber vitamin D 53 35,8 16 Sinar matahari adalah sumber vitamin D 68 45,9 17 Hati adalah sumber vitamin D 60 40,5 18 Kuning telur adalah sumber vitamin D 45 30,4 19 Vitamin D itu dibuat di kulit dengan

bantuan sinar matahari 39 26,4

20 30 menit merupakan lama cukupnya tubuh terpapar sinar matahari dalam sehari

56 37,8

Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen dilakukan dengan uji Chi square (Kai

kuadrat), dengan a=0,05. Hasil analisis bivariat tersebut adalah sebagai berikut :

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 65: S-Asri Deny Rostika.pdf

46

Universitas Indonesia

Tabel 18 Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (kejadian preeklampsia) di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan

tahun 2012.

No

Variabel Preeklampsia Tidak Preeklampsia OR (95% CI) Nilai p

n (%) N (%) 1 Umur

Berisiko 7 (21,9)

25 (78,1) 4,360

(1,402-13,554) 0,013* Tidak berisiko 7 (6) 109 (94)

2 Paritas Berisiko

8 (21,6)

29 (78,4) 4,828

(1,551-15,028) 0,007* Tidak berisiko 6 (5,4) 105 (94,6)

3 Konsumsi kalsium Kurang

8 (26,7)

22 (73,3) 6,788

(2,143-21,501) 0,001* Baik 6 (5,1) 112 (94,9)

4 Riwayat ANC Tidak sesuai standar

7 (25,9)

20 (74,1) 5,700

(1,804-18,008) 0,004*

Sesuai standar 7 (5,8) 114 (94,2) 5 Riwayat penyakit

hipertensi Ada

8 (21,1)

30 (78,9) 4,622

(1,488-14,363) 0,009*

Tidak ada 6 (5,5) 104 (94,5) 6 Riwayat penyakit

diabetes melitus Ada

6 (10,7)

50 (89,3) 1,260

(0,413-3,842) 0,907

Tidak ada 8 (8,7) 84 (91,3) 7 Riwayat penyakit

keturunan preeklampsia Ada

7 (29,2)

17 (70,8)

6,882 (2,148-22,056) 0,002*

Tidak ada 7 (5,6) 117 (94,4) 8 Pendidikan

Rendah 7 (10,6)

59 (89,4) 1,271

(0,422-3,826) 0,885 Tinggi 7 (8,5) 75 (91,5) 9 Pengetahuan

Kurang

6 (10,3)

52 (89,7) 1,183 (0,388-3,603) 0,994

Cukup 8 (8,9) 82 (91,1) * = Hubungan bermakna (signifikan)

1. Hubungan status reproduksiibu hamil dengan kejadian preeklampsia

a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia

Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa

terdapat 7 (21,9%) ibu hamil dengan umur berisiko yang menderita preeklampsia

sedangkan pada ibu hamil dengan kelompok umur tidak berisiko, terdapat 7 (6%)

ibu hamil yang menderita preeklampsia. Berdasarkan hasil uji Chi

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 66: S-Asri Deny Rostika.pdf

47

Universitas Indonesia

squaredidapatkan nilai p = 0,013.maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang bermakna antara umur ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.Dari uji

statistikjuga didapatkan nilai OR = 4,360 (CI 95% : 1,402-13,554) yang berarti

umur ibu hamil yang berisiko dapat meningkatkan terjadinya preeklampsia 4,36

kali dibandingkan dengan umur ibu hamil yang tidak berisiko.

b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia

Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa ibu

hamil dengan paritas berisiko lebih banyak yang menderita preeklampsia dengan

persentase 21,6% dibandingkan ibu hamil dengan paritas tidak berisiko sebesar

5,4%, didapatkan nilai p = 0,007 artinya ada hubungan bermakna antara paritas

ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Diperoleh nilai OR = 4,828 (CI 95% :

1,551-15,028) yang berarti ibu hamil dengan paritas berisiko mempunyai risiko

4,828 kali untuk menderita preeklampsia.

2. Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia

a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia

Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa ibu

hamil yang konsumsi kalsiumnya kurang lebih banyak yang menderita

preeklampsia (26,7%) dibanding ibu hamil yang konsumsi kalsiumnya baik

(5,1%).

Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p = 0,001 maka dapat

disimpulkan ada hubungan bermakna antara konsumsi kalsium ibu hamil dengan

kejadian preeklampsia. Dalam uji tersebut juga diperoleh nilai OR = 6,788 (CI

95% : 2,143-21,501) artinya ibu hamil yang kurang mengonsumsi kalsium 6,788

kali lebih berisiko menderita preeklampsia dibandingkan ibu hamil yang

konsumsi kalsiumnya baik.

b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia

Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, dapat dilihat bahwa

proporsi ibu hamil dengan riwayat ANC yang tidak sesuai standar lebih banyak

yang menderita preeklampsia (25,9%) dibandingkan dengan ibu hamil dengan

riwayat ANC yang sesuai standar (5,8%). Dari hasil analisis didapatkan nilai p =

0,004 (< 0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat ANC ibu

hamil dengan kejadian preeklampsia. Dalam uji tersebut diperoleh juga nilai OR =

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 67: S-Asri Deny Rostika.pdf

48

Universitas Indonesia

5,700 (CI 95% : 1,804-18,008) artinya ibu hamil yang riwayat ANC-nya tidak

sesuai standar berisiko 5,7 kali untuk menderita preeklampsia di bandingkan ibu

hamil dengan riwayat ANC yang sesuai standar.

c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia

Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat

penyakit hipertensi lebih banyak yang menderita preeklampsia (21,1%)

dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi

(5,5%).

Dari hasil uji Chi square didapatkan nilai p =0,009 (< 0,05) yang artinya ada

hubungan bermakna antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian

preeklampsia. Nilai OR = 4,622 (CI 95% : 1,488-14,363) yang berarti ibu hamil

yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi berisiko 4,622 kali untuk menderita

preeklampsia di bandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit

hipertensi.

d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian

preeklampsia

Untuk hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian

preeklampsia terdapat ibu hamil dengan riwayat penyakit diabetes melitus yang

menderita preeklampsia ada 6 (10,7%), sedikit lebih banyak dibandingkan ibu

hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus yang menderita

preeklampsia ada 8 (8,7%).Dari hasil analisis didapatkan nilai p =0,907 (> 0,05),

menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara

riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia.

e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian

preeklampsia

Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat

penyakit keturunan preeklampsia lebih banyak yang menderita preeklampsia

(29,2%) dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit

keturunan preeklampsia (5,6%). Dari hasil analisis didapatkan nilai p = 0,002 (<

0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit keturunan

preeklampsia dengan kejadian preeklampsia. Uji statistik juga menghasilkan nilai

OR = 6,882 (CI 95% : 2,148-22,056) yang berarti ibu hamil yang mempunyai

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 68: S-Asri Deny Rostika.pdf

49

Universitas Indonesia

riwayat penyakit keturunan preeklampsia mempunyai peluang 6,882 kali untuk

menderita preeklampsia di bandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat

penyakit keturunan preeklampsia.

Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia

Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, Ibu hamil berpendidikan

rendah yang menderita preeklampsia sebanyak 10,6% sedikit lebih tinggi

dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (8,5%).

Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p = 0,885 (> 0,05)

menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara

pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian

preeklampsia

Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, bahwa proporsi ibu hamil

dengan pengetahuan kurang yang menderita preeklampsia ada 6 (10,3%),

sedangkan diantara ibu hamil dengan pengetahuan cukup yang menderita

preeklampsia ada 8 (8,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,994, maka

dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian preeklampsia antara ibu

hamil yang memiliki pengetahuan kurang dengan ibu hamil yang memiliki

pengetahuan cukup (tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan

tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia).

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 69: S-Asri Deny Rostika.pdf

50

Universitas Indonesia

BAB VI

PEMBAHASAN

Keterbatasan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian cross

sectional (potong lintang) untuk memperoleh gambaran kejadian preeklampsia

dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, dimana pengambilan data variabel

independen seperti status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan

ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat

penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia) pendidikan

ibu hamil, pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dan variabel dependen

(kejadian preeklampsia) dilakukan secara bersamaan pada saat penelitian

berlangsung.Rancangan cross sectional mempunyai beberapa keterbatasan antara

lain hasil yang dicapai merupakan gambaran sesaat terhadap faktor- faktor yang

diteliti, dan hasilnya tidak mampu menjelaskan hubungan sebab akibat antara

variabel independen dengan variabel dependen. Hubungan yang ada hanya

menunjukkan adanya keterkaitan saja dan bukan hubungan kausalistik. Hal ini

disebabkan hubungan kausalistik pada penelitian ini memerlukan ketersediaan

waktu yang panjang, dan pada penelitian ini tidak dapat dilaksanakan karena

keterbatasan waktu dan biaya.

Pengambilan responden dalam penelitian ini adalah dengan purposive

sampling yaitu pemilihan responden yang didasarkan atas tujuan dan

pertimbangan tertentu dari peneliti. Kekurangannya adalah responden yang

terpilih belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada sehingga tidak ada

jaminan sepenuhnya bahwa sampel tersebut representatif seperti halnya dengan

sampel acak sehingga kurang tepat untuk digeneralisasikan secara tepat dan

akurat. Namun demikian informasi ini penting, karena jenis penelitian seperti ini

belum pernah ada sebelumnya, disamping itu kasus yang terjadi sedikit bila

dibanding kasus komplikasi kehamilan lainnya. Walaupun sedikit tetapi dapat

memberikan dampak kematian pada ibu dan janin.

Secara teoritis banyak variabel yang berhubungan dengan kejadian

preeklampsia, namun karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian tidak semua

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 70: S-Asri Deny Rostika.pdf

51

Universitas Indonesia

variabel diteliti. Maka peneliti hanya meneliti variabel independen yaitu status

reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi

kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes

melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu hamil dan

pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium.

Selain itu karena kemampuan ibu hamil untuk mengingat konsumsi kalsium

dalam makanannya terbatas maka terdapat kecenderungan untuk terjadinya recall

bias berupa pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau kemungkinan

ibu hamil menambah atau mengurangi frekuensi jumlah makanan yang biasa

dikonsumsi karena lupa atau kesalahan dalam menginterpretasikan jumlah porsi

yang akan menyebabkan kesalahan dalam mengestimasi jumlah makanan yang

dikonsumsi, sekalipun wawancara ini dilakukan sendiri oleh peneliti.

Pembahasan hasil penelitian

Gambaran kejadian preeklampsia

Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab utama mortalitas dan

morbiditas ibu dan bayinya. Insidens preeklampsia adalah 7-10% dari kehamilan

dan merupakan penyebab kematian ibu nomer dua (24%) di Indonesia. (Subakir,

2008). Sudhaberata (2001) melaporkan angka insiden preeklampsia di Dunia

sebesar 1-13% dan di Singapura 0,13-6,6%.

Prevalensi preeklampsia pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan adalah 9,5%. Hasil ini lebih tinggi bila

dibandingkan dengan penelitian Soejonoes (1983) di 12 rumah sakit Pendidikan di

Indonesia, yaitu sebesar 5,30% dan hasil penelitian Sudhaberata (1998) yaitu

sebesar 3,26%. Namun angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil

penelitian Wibowo (2001), di RSCM yaitu sebesar 16,3%.

Prevalensi preeklampsia yang diperoleh dari penelitian ini menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang berat karena itu harus menjadi perhatian bagi pihak

rumah sakit maupun dinas kesehatan Kota Pasuruan mengingat dampak yang

ditimbulkan dari preeklampsia tidak hanya menyebabkan kematian ibu melainkan

dapat pula menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan kematian janin dalam

kandungan.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 71: S-Asri Deny Rostika.pdf

52

Universitas Indonesia

Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia

a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia

Variabel umur merupakan salah satu faktor sosial yang penting dalam

mempelajari masalah kesehatan, karena umur berpengaruh terhadap proses

reproduksi dan berkaitan dengan kejadian penyakit pada seseorang. Penelitian ini

mengkategorikan umur responden menjadi dua kelompok yaitu umur < 20 tahun

dan > 35 tahun menjadi kelompok berisiko dan umur 20-34 tahun adalah

kelompok tidak berisiko.

Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan bermakna antara umur ibu

hamil dengan kejadian preeklampsia artinya kelompok ibu hamil yang berisiko

(berumur< 20 tahun atau > 35 tahun) berpeluang 4,36 kali untuk mengalami

preeklampsia dibanding kelompok ibu hamil yang tidak berisiko (berumur 20-34

tahun).Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Royston (1989), bahwa

wanita yang hamil pertama kali dengan usia yang sangat muda dan > 35 tahun,

sangat rentan terjadi preeklampsia/eklampsia. Juga penelitian yang dilakukan

Budiarso (1994) yang menunjukkan insiden preeklampsia menurut golongan umur

terlihat agak tinggi pada golongan umur dibawah 20 tahun yakni sebesar 7,0%

dibandingkan golongan umur 20-24 tahun 5,7% dan 25-59 tahun 5,6%.

Uenhoelter dkk (1975) dalam Cunningham (1995) juga memperkuat hasil

penelitian ini dimana dikatakan setiap remaja nullipara yang masih sangat muda

mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami preeklampsia/eklampsia.

b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia

Paritas dapat meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan, semakin sering

seseorang melahirkan maka risiko kejadian preeklampsia semakin besar, angka

paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan responden baik dalam keadaan hidup

atau mati termasuk pada kehamilan terakhir (pada saat pengambilan data

dilakukan). Pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu hamil dengan paritas

berisiko lebih banyak yang menderita preeklampsia dengan persentase 21,6%

dibandingkan ibu hamil dengan paritas tidak berisiko.

Pada hasil analisis hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia

diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara paritas ibu hamil dengan kejadian

preeklampsia dengan nilai p = 0,007 Hal ini sesuai dengan pendapat Winkjosastro

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 72: S-Asri Deny Rostika.pdf

53

Universitas Indonesia

(2006) yang menyebutkan bahwa persalinan ke 2 dan ke 3 merupakan paritas

paling aman untuk melahirkan. Ernawati (2005) dalam penelitiannya juga

menyebutkan ada hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian eklampsia.

Hal ini tidak berbeda dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu predisposisi

terjadinya preeklampsia berat adalah faktor paritas,juga dari teori lain maupun

hasil penelitian yang terdahulu telah banyak dibuktikan. Catatan statistik

menunjukkan dari seluruh insiden dunia, dari 5-8% preeklampsia dari semua

kehamilan, terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravida. Persalinan yang

berulang-ulang akan mempunyai banyak risiko terhadap kehamilan, telah terbukti

bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah persalinan yang paling aman.

Pernyataan yang sama dikemukakan Mundlofar (2003) bahwa ada hubungan

antara paritas dengan kejadian eklampsia.

Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia

a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia

Dari hasil analisis didapat bahwa ibu yang menderita preeklampsia lebih

banyak ditemukan pada ibu hamil yang kurang mengonsumsi kalsium (26,7%).

Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 artinya ada hubungan bermakna

antara konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia. Hal ini sesuai dengan

penelitian Theobald (1930-an) menyatakan bahwa insiden preeklampsia

berbanding terbalik dengan intake kalsium artinya semakin banyak asupan

kalsium semakin rendah insiden preeklampsia. Sejalan pula dengan hipotesis para

ahli yang menyatakan bahwa kekurangan kalsium merupakan penyebab terjadinya

preeklampsia. Studi telah membuktikan dengan tercukupnya kebutuhan kalsium

dapat mengurangi risiko hipertensi yang terjadi pada masa kehamilan. Sehingga

ada kemungkinan juga mengurangi risiko preeklampsia.

Hasil penelitian ini dimana rata-rata konsumsi kalsium ibu hamil sebesar

858,5 mg/hari atau hanya 71,5% AKG masih kurang dari AKG yang dianjurkan

yaitu 1200 mg/hari, ini berbanding lurus dengan hasil penelitian pada remaja

SMUN Kota Bandung (Fikawati, Syafiq dan Puspasari, 2005) yang menyebutkan

bahwa rata-rata konsumsi kalsium remaja perempuan yaitu sebesar 524,58mg/hari

atau 52,5% AKG yang juga lebih rendah dibandingkan AKG yang dianjurkan

bagi remaja yaitu 1000 mg/hari.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 73: S-Asri Deny Rostika.pdf

54

Universitas Indonesia

Apabila dibandingkan dengan lingkup yang lebih luas lagi, hasil penelitian

ini ternyata tidak jauh berbeda dengan konsumsi kalsium pada masyarakat miskin

Asia yang mendapatkan kalsium kurang dari AKG yang dianjurkan (Gopalan,

1994). Rendahnya konsumsi kalsium pada sebagian masyarakat Indonesia dapat

dihubungkan dengan tingkat konsumsi susu di Indonesia dengan asumsi bahwa

susu merupakan sumber kalsium penting. Tingkat konsumsi susu di Indonesia

rata-rata hanya sekitar 16 liter per tahun, masih di bawah beberapa negara di

Afrika, hal tersebut menunjukkan konsumsi susu oleh masyarakat Indonesia

secara umum termasuk paling rendah di dunia (Sofyan, 2002). Sebagaimana

diketahui bahwa susu mengandung berbagai zat gizi penting seperti protein,

phospor, vitamin D, zinc dan magnesium. Zat gizi tersebut berhubungan erat

dengan kalsium, selain itu di Kecamatan Kejayan 3 km dari Kota Pasuruan

terdapat pabrik susu besar yaitu PT.Nestle yang seharusnya memudahkan

masyarakat sekitarnya untuk memperoleh sediaan susu namun dimungkinkan

karena daya beli dan kemampuan sosial ekonomi masyarakat Kota Pasuruan maka

konsumsi susu dan hasil olahannya pada ibu hamil dalam penelitian ini masih

kurang dan sebanyak 84,5% ibu hamil mengonsumsi susu hanya saat hamil saja,

sisanya (15,5%) bahkan saat hamil pun tidak mengonsumsi susu.

Selain itu rendahnya konsumsi kalsium pada penelitian ini dimungkinkan

karena adanya beberapa pantangan bagi ibu hamil dalam mengonsumsi bahan

makanan hasil laut padahal Kota Pasuruan merupakan daerah yang kaya akan

hasil laut yang merupakan sumber kalsium yang baik, dari wawancara hasil

pengembangan pertanyaan pada kuesioner diketahui bahwa pada masyarakat

Pasuruan terdapat beberapa mitos yang melarang ibu hamil mengonsumsi ikan-

ikan laut karena takut saat melahirkan darahnya akan berbau amis seperti ikan,

selain itu ibu hamil juga dilarang mengonsumsi gurita atau cumi-cumi karena

dapat membuat plasenta (ari-ari) tidak dapat keluar, ibu hamil juga dilarang

makan udang karena dipercaya bayi akan sulit untuk dilahirkan dengan lancar

(hanya maju mundur saja tidak lahir- lahir saat proses persalinan berlangsung).

Pada masyarakat keturunan Madura yang tinggal di Kota Pasuruan juga terdapat

larangan mengonsumsi ikan mungseng karena nanti kulit bayi akan belang-belang

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 74: S-Asri Deny Rostika.pdf

55

Universitas Indonesia

dan ikan sembilang karena sudah banyak kejadian setelah ibu hamil mengonsumsi

ikan tersebut perutnya tiba-tiba kempis dan janinnya menghilang.

b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia

Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki

riwayat ANC tidak sesuai standar lebih banyak yang mengalami preeklampsia

(25,9%) dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki riwayat ANC sesuai

standart (5,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,004 yang berarti ada

hubungan bermakna antara variabel riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2008) bahwa

ada hubungan bermakna antara riwayat ANC dengan kejadian

preeklampsia/eklampsia. Hasil penelitian lain yang mendukung hubungan

antenatal care dengan kejadian preeklampsia adalah dikemukakan oleh

Cunningham (1995) : “eklampsia dapat dicegah dan kini semakin jarang

ditemukan di Amerika Serikat karena sebagian besar wanita telah mendapatkan

perawatan antenatal”. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada tiap semester, sedangkan trimester akhir

sebanyak 2 kali (Manuaba, 1998). Dengan antenatal care (ANC) yang baik

preeklampsia dapat dideteksi dini sehingga dapat mencegah kemungkinan

terjadinya komplikasi yang lebih berat berupa preeklampsia berat, eklampsia

sampai kematian ibu dan anak (Sastrawinata, 2005).

c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia

Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita preeklampsia

banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (21,1%)

dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat hipertensi (5,5%). Hal ini

sejalan dengan pernyataan Zuspan dalam Wong (1997) bahwa wanita yang

mempunyai riwayat hipertensi sebelum kehamilannya maka akan meningkatkan

kejadian preeklampsia/eklampsia sebesar 25% atau bahkan akan lebih tinggi lagi

persentasinya.

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,009 yang artinya ada hubungan

bermakna antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia. Hal

tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Briley (2006) bahwa kondisi

maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah hipertensi kronis (Kyle et

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 75: S-Asri Deny Rostika.pdf

56

Universitas Indonesia

al.,1995 dalam Briley, 2006). Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis,

hipertensi dapat memburuk, terutama pada kehamilan berikutnya. Hasil tersebut

juga selaras dengan hasil penelitian Mundlofar bahwa terdapat hubungan

bermakna antara riwayat hipertensi dengan kejadian eklampsia.

d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian

preeklampsia

Analisis hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu hamil yang

mempunyai riwayat diabetes melitus sedikit lebih banyak yang mengalami

preeklampsia (10,7%) dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mempunyai

riwayat diabetes melitus (8,7%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,907

yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes

melitus dengan kejadian preeklampsia. Hal ini sesuai dengan penelitian Pertiwi

(2008) yang juga menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat

penyakit diabetes melitus dengan kejadian komplikasi preeklampsia berat. Namun

hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan Briley (2006) bahwa kondisi

dasar maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah diantaranya

intoleransi glukosa termasuk diabetes gestasional (Duley et al., 2001 dalam Briley

2006). Pengaruh diabetes melitus pada kehamilan adalah dapat menyebabkan

kemungkinan terjadinya gestosis (penyakit yang khas pada kehamilan) 4 kali lebih

besar (Sastrawinata, 2005).

Tidak adanya hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes

melitus dengan kejadian preeklampsia dapat dimungkinkan karena ibu hamil

preeklampsia yang memiliki riwayat diabetes melitus hanya 4% dari 148 ibu

hamil yang diteliti.

e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian

preeklampsia

Analisis hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu hamil yang

mempunyai riwayat keturunan preeklampsia lebih banyak yang kemudian

menderita preeklampsia (29,2%) dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai

riwayat penyakit keturunan preeklampsia (5,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai

p = 0,002 yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit keturunan

preeklampsia dengan kejadian preeklampsia.Hal ini bertentangan dengan

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 76: S-Asri Deny Rostika.pdf

57

Universitas Indonesia

penelitian Pertiwi (2008) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian

komplikasi preeklampsia berat. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan teori

bahwa ibu hamil yang mengalami preeklampsia terdapat kecenderungan akan

diwariskan. Faktor tersebut dibuktikan oleh beberapa peneliti bahwa preeklampsia

berat adalah penyakit yang bertendensi untuk timbul pada satu keturunan (anak

perempuan atau saudara perempuan), preeklampsia merupakan penyakit yang

diturunkan. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak perempuan dari ibu

preeklampsia atau mempunyai riwayat preeklampsia/eklampsia dalam keluarga.

Chesley dan Cooper (1986) mempelajari saudara, anak, cucu dan menantu perempuan

dari perempuan penderita eklampsia yang melahirkan di Margareth Haque Maternity

Hospital selama jangka waktu 49 tahun (1935-1984) disimpulkan bahwa

preeklampsia bersifat menurun (Cunningham, 1995).

Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia

Variabel pendidikan merupakan salah satu faktor sosial yang penting yang

dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, penelitian ini menemukan

bahwa kelompok ibu hamil berpendidikan rendah yang menderita preeklampsia

sebanyak 10,6% sedikit lebih tinggi dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi

(8,5%).Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,885berarti tidak ada hubungan

yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan preeklampsia. Hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ernawati

(2005), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan

kejadian preeklampsia.Hal itu juga sejalan dengan pendapat yang disampaikan

oleh Royston dan Amstrong (1989) bahwa seorang ibu yang tidak berpendidikan

akan rentan terhadap penjelasan yang tidak rasional dan gangguan komplikasi

maternal yang berbahaya. Tidak terdapatnya hubungan antara kedua variabel

tersebut dapat disebabkan oleh karena tidak semua ibu yang berpendidikan tinggi

memiliki pengetahuan yang cukup dan minat yang tinggi terhadap kesehatan yang

berhubungan dengan kesehatannya, selain itu banyak faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk mengalami preeklampsia, diantaranya adalah

status kesehatan ibu sebelum atau pada saat kehamilan berpengaruh besar

terhadap kemampuan ibu dalam menghadapi komplikasi (Depkes, 1999).

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 77: S-Asri Deny Rostika.pdf

58

Universitas Indonesia

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian

preeklampsia

Dari hasil analisis didapat bahwa ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat

gizi kalsium kurang sedikit lebih banyak yang menderita preeklampsia

dibandingkan ibu hamil dengan pengetahuan cukup (10,3%). Hasil uji statistik

menunjukkan nilai p = 0,994 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna

antara pengetahuan tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia. Hal

ini dimungkinkan karena sekalipun ibu hamil tersebut mempunyai pengetahuan

yang cukup tentang zat gizi kalsium namun dalam pemenuhan kebutuhan

konsumsi bahan makanan sumber kalsium yang dibutuhkan ibu hamil tersebut

tidak menerapkan ilmu yang diketahuinya.

Daya beli keluarga atau kemampuan keluarga untuk membeli bahan

makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga

bahan makanan itu sendiri serta tingkat pengelolaan sumberdaya lahan dan

pekarangan, keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang

dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat

gizi dalam tubuhnya (Apriadji, 1986).

Pengetahuan mengenai zat gizi kalsium terutama yang berasal dari makanan

dan sumber-sumbernya merupakan langkah awal untuk meningkatkan konsumsi

kalsium karena ibu hamil yang kurang konsumsi kalsium nya memerlukan

informasi spesifik mengenai sumber-sumber kalsium. Terutama perlu diingatkan

bahwa bahan makanan dari hasil laut merupakan sumber kalsium yang baik. Hasil

penelitian ini menunjukkan hanya 25% dari ibu hamil yang mengetahui bahwa

teri merupakan sumber kalsium dan 45,9% saja yang mengetahui udang sebagai

sumber kalsium. Dengan mengingat bahwa Kota Pasuruan merupakan daerah

yang kaya akan hasil laut maka perlu diketahui bahwa ikan dan bahan makanan

hasil laut mengandung kalsium lebih banyak dibandingkan daging sapi maupun

daging ayam (Kartono dan Soekatri, 2004).

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 78: S-Asri Deny Rostika.pdf

59

Universitas Indonesia

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi

kalsium serta faktor faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD

Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa :

1. Prevalensi atau kejadian preeklampsia diperoleh sebesar 9,5% pada ibu

hamil trimester II dan III yang periksa ke Poli KIA dan dirawat di kamar

bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Angka prevalensi tersebut

merupakan masalah kesehatan yang berat.

2. Umur ibu hamil bervariasi dengan rata-rata 28,46 +5,79 tahun. Rata-rata

paritas nya adalah 2 +1 kali. Mayoritas pendidikan ibu hamil adalah SD dan

rata-rata pengetahuan tentang zat gizi kalsium adalah cukup. Rata-rata

konsumsi kalsiumnya adalah 858,5+229,1 mg/hari dan riwayat ANC nya

rata-rata kurang dari 5 dan diatas 5.

3. Faktor umur, paritas, konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit

hipertensi dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia berhubungan

dengan kejadian preeklampsia. Sedangkan pendidikan, pengetahuan tentang

zat gizi kalsium dan riwayat penyakit diabetes melitus tidak berhubungan

dengan kejadian preeklampsia.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyampaikan beberapa saran

diantaranya :

1. Bagi pemerintah Kota Pasuruan

Sebagai daerah yang kaya akan hasil laut diharapkan Pemerintah Kota Pasuruan

ikut serta mensosialisasikan konsumsi bahan makanan sumber kalsium sebagai

salah satu upaya pencegahan preeklampsia dengan menggunakan media poster,

leaflet, surat kabar radar Bromo ataupun radio lokal.

2. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan

Perlunya digalakkan kegiatan konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai

gizi dan preeklampsia oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil, serta sosialisasi

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 79: S-Asri Deny Rostika.pdf

60

Universitas Indonesia

pentingnya konsumsi bahan makanan sumber kalsium sebagai salah satu cara

pencegahan preeklampsia.

3. Bagi RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan

Perlunya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penyakit

preeklampsia dan komplikasinya melalui promosi kesehatan yang salah satunya

dengan konsumsi kalsium ibu hamil, sehingga kualitas perilaku ibu hamil dalam

mencegah preeklampsia semakin membaik.

4. Bagi ibu hamil

a. Ibu hamil diharapkan segera melakukan pemeriksaan antenatal sedini

mungkin.

b. Hendaknya ibu hamil mengkonsumsi kalsium sesuai dengan kebutuhan

kalsium dalam kehamilan (1200 mg/hari).

c. Hendaknya ibu merencanakan kehamilan dan persalinannya pada kurun

umur reproduksi sehat (20-34 tahun).

d. Apabila ada riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi dan preeklampsia

lakukan pencegahan secara dini dengan pemeriksaan kehamilan rutin dan

membatasi kehamilan.

5. Bagi peneliti lain

a. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kekurangan

kalsium dengan kejadian preeklampsia melalui pemeriksaan kadar kalsium

total ibu hamil sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

b. Perlunya dilakukan pengamatan konsumsi kalsium ibu hamil dengan

menggunakan metode penimbangan dan pencatatan perkiraan jumlah bahan

makanan sumber kalsium yang dikonsumsinya.

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 80: S-Asri Deny Rostika.pdf

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2002). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Apriadji, WH. (1986). Gizi Keluarga. Seri : Kesejahteraan Keluarga xiii/93/86.

Penerbit Penebar Swadaya. Arnaud CD. (2000). Hormon-hormon kalsiotropik dan penyakit tulang metabolik.

Dalam Greenspan FS, Baxter JD (eds). Endokrinologi dasar dan klinik. Edisi 2 (terjemahan). Jakarta: 290-397

Atmarita. (2005). Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta : Persatuan Ahli Gizi

Indonesia. Badan Pusat Statistik, Indonesia.(2007). Survey demografi kesehatan Indonesia

2007. Jakarta : BPS, BKKBN, Depkes. Baker, Susan S et al. (1999). Calsium requirements of infant, children and

adolescents, American academy of pediatris vol 104 : 55 pp 1152-1157 Barrie & Nelson. (1991). Design concepts in Nutritional Epidemiology. New

York : Oxford University Press. Bucker HC, Guyatt GH, Cook RJ, et all. (1996). Effect of calsium suplementation

on pregnancy induced hypertention and pre-eclampsia : a meta analisis of randomized controlled trials. JAMA ; 275 : 1113-7

_______________________________. (1996). Effect of dietary calcium

suplementation on blood pressure : a meta analisis of randomized controlled trials JAMA ; 275 : 1116-22

Brown, J.E. (2005). Nutrition Trought the Life Cycle. USA : Thomson Wadswort. Belizan JM, Villar J, Repke J. (1988). The relationship between calcium intake

and pregnancy induced hypertention : up to date evidence. Am J Obstet Gynecol ; 158 : 898-902

Belizan JM, Villar J, Gonzales L, et all. (1991). Calcium supplementation to

prevent hypertensive disorders of pregnancy. N Engl J Med; 325: 1399-405

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 81: S-Asri Deny Rostika.pdf

Universitas Indonesia

Budiarso, L.R. et al. (1994). Hipertention among pregnant women, household health survey 1986, Buletin Penelitian kesehatan ; 22 (2)

Briley, Annette, (2006). Asuhan kebidanan pada persalinan : Preeklampsia.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Clark, Nancy MS,RD. (1996). Petunjuk gizi. Jakarta : PT Raja Grafindo persada Cunningham, F.G.et al. (1995), Obstetri William, edisi 18 : EGC Dekker GA, (1999). Risk factor for preeclampsia, Clin Pbstet and Gynaecol. 42

(3) : 422-35 Ernawati, YH. (2005). Faktor-faktor yang berhubungan dengan

preeklampsia/eklampsia pada ibu hamil yang hipertensi di kamar bersalin Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2005, Depok : FKM UI

Fikawati, S. Ahmad Syafiq, Puri Puspasari. Faktor-faktor yang berhubungan

dengan asupan kalsium pada remaja di Kota Bandung. Universa Medicina.Jurnal Kedokteran Trisakti Vol.24, No.1. Januari-Maret 2005.

Gibson, R. (1993). Principle of Nutritional Assesment. New York : Oxford

University Press. Gopalan, C. (1990). Nutrition research in Soulth East Asia.Delhi : WHO regional

office for South East Asia Goulding, A.,et al. (2004). Children who avoid dringking cow’s milk are at

increased risk for prepubertal bone fractures. Journal of the American Dietetic Association ; 104 (2) : 250-253.

Guthrie, H.A., dan M.F. Picciano. (1995). Human nutrition. St.Louis : Mosby-

Year Book. Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah An, Duley L. (2007). Dietary calcium

supplementation for prevention of pre-eclampsia and related problems : a systematic review and commentary. International J Obstet Gynecol ; 933-43

Ilyas, Y, (1999), Kinerja ; Teori ; Penilaian dan penelitian . Depok : FKM-UI Jordan, S. (2004). Farmakologi kebidanan, Jakarta : EGC

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 82: S-Asri Deny Rostika.pdf

Universitas Indonesia

Kartono D dan M Soekatri, (2004). Angka kecukupan gizi mineral makro dan mikro, WNPG VIII. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kumar Ashok, Devi SG, et all. (2009). calcium supplementation for the

prevention of pre-eclampsia. International J Obstet Gynecol; 32-36 Kosch M, Hausberg M, louwen F, et all. (2002). Alterations of plasma calcium

and intracellular and membrane calcium in erythrocytes of patients with pre-eclampsia. J of human hypertension ; 14:333-336

Martaadisoebrata, D.dkk. (2005), Bunga Rampai Obstetri dan Gynekologi sosial,

Ed.1.Cet 1, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Manuaba,Prof.dr.Ida Bagus Gde. (1998). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri

dan Ginekologi. Jakarta : EGC __________________________. (2002). Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan

dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan : Jakarta : EGC Mc Carthy J & Maine D. (1992). Aframework for analyzing the determinant of

maternal mortality, studies in family planning, 23, 1 : 23-33 Miller, et al. (2001). The Importance of meeting calcium needs with foods. Journal

of the American college of nutrition, vol 20, pp. 168S-185S. Mose JC. (2001). Prevention of pre-eclampsia. Dalam : Naskah lengkap 2nd

Scientific meeeting on fetomaternal medicine Bandung : bagian Obstertri Ginekologi FK Unpad/RSUP Hasan Sadikin.

Mundlofar, (2003), Gambaran kejadian eklampsia pada ibu hamil penderita

preeklampsia di RSU Jendral A.Yani Metro tahun 2001-2002. Depok : FKM UI

Murray, Robert K. (2003). Biokimia Harper edisi 25. Jakarta : EGC National Institutes of Health, (1994).Consencus Development Panel onOptimal

Calcium Intake. JAMA; 272 : 1942-8. Pitkin RM. (1975). Calcium metabolism is pregnancy : a review. Am J Obstet

Gynecol; 121 : 724-37

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 83: S-Asri Deny Rostika.pdf

Universitas Indonesia

Pertiwi, Rahayu. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi preeklampsia berat pada ibu bersalin di RS wilayah Kabupaten Karawang. Depok : FKM UI

Prasetyawan. (2002). Perbandingan kadar kalsium darah pada preeklampsia

berat dan kehamilan normotensi. Semarang : Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK Undip/RSUP.Dr.Kariyadi.

Pritchard, dkk. (1991). Penyakit hipertensi dalam kehamilan. Surabaya :

Airlangga University Press. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007 Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2010 Profil Kesehatan Kota Pasuruan tahun 2010 Royston, E & Amstrong, S., (1989), Preventing maternal death. Geneva : WHO Sabri, L & Hastono, Sutanto Priyo, (2006)Statistik Kesehatan. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada. Saunders, W.B. et al. (1997). Obstetric and the Newborn, An Illustrated textbook,

chapter 22, edition 3 Sediaoetama, Achmad Djaeni. (1987). Ilmu gizi jilid 1. Jakarta : PT Dian Rakyat Sastrawinata, S, dkk. (2005) Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi,

Fakultas Universitas Padjajaran edisi 2. Bandung : EGC Supariasa, IDN., Bakri.Backyar, Fajar.Ibnu, (2002). Penilaian status gizi. Jakarta :

EGC Utomo B. (1997). Kematian maternal dan berbagai faktor terkait di Indonesia.

Manajeman Kesehatan Masyarakat Indonesia. I : 27-33 WHO. (1999). Modul safe motherhood. Jakarta : Depkes RI Widya karya pangan dan gizi. 2004 Widya karya nasional pangan dan gizi VI. (1998). Jakarta : Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 84: S-Asri Deny Rostika.pdf

Universitas Indonesia

Winkjosastro,H. Dkk., (2006). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo Wong, Dona, L, et al. (1997). Maternal child nursing care. America : Mosby

United States. Ayah bunda. (2011). Mengurangi risiko preeklampsia, October 2,2011. Http://babyorchestra.com. Kompas (2011). Penghambat penyerapan kalsium. Februari 15, 2012 Http://health.kompas.com Modul keperawatan. (2011). Komplikasi hipertensi pada ibu hamil, November 14, 2011. Http://wordpress.com Sofyan. (2002). Makanan untuk ibu hamil tiap trimester. October 10, 2011. Http://pikiranrakyat.com Widianto panca. (2011). Preeklampsia dan Eklampsia, November 14, 2011. Http://blogdetik.com

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 85: S-Asri Deny Rostika.pdf

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Asri Deny Rostika

Tempat Tanggal Lahir : Malang, 9 Agustus 1984

Alamat : Jl. Dr. Cipto VI/01 Lawang-Malang-Jawa Timur

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Riwayat Pendidikan

1. TK Almasyitoh II Bedali 1989-1991

2. SD Negeri Bedali 5 1991-1996

3. SMP Negeri 1 Lawang 1996-1999

4. SMA Negeri Lawang 1999-2002

5. D III Kebidanan Poltekkes Depkes Malang 2002-2005

6. D IV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran 2005-2006

7. Program SKM Kebidanan Komunitas UI 2010 s.d

sekarang

Riwayat Pekerjaan

1. Bidan Kelurahan Tamba’an wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo Kota

Pasuruan tahun 2006-2008.

2. Bidan Kelurahan Gadingrejo wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo Kota

Pasuruan tahun 2008-2009.

3. Bidan Koordinator Puskesmas Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2009-2010

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 86: S-Asri Deny Rostika.pdf

KUESIONER

KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT PADA IBU

HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN

JAWA TIMUR TAHUN 2012

Tanggal :......................................................

Nomor Kuesioner : ....../....../...... (Diisi oleh peneliti)

Nomor Responden : ....../....../....... (Diisi oleh peneliti)

INFORMED CONSENT

Selamat Pagi/Siang/Sore

Perkenalkan saya Asri Deny Rostika dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia. Saya sedang melakukan penelitian tentang Kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012, akan bertanya mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut diatas. Jawaban ibu akan saya rahasiakan sehingga tidak seorangpun akan mengetahuinya. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan ibu dapat menolak untuk menjawab pertanyaan atau tidak melanjutkan wawancara. Saya sangat berharap ibu dapat berpartisipasi, karena pendapat ibu sangat penting.

Saat ini apakah ibu bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini?

Jika Iya, mohon bubuhkan tanda tangan ibu di bawah ini.

Pasuruan, ......................2012

Responden

(............................................)

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 87: S-Asri Deny Rostika.pdf

I. IDENTITAS RESPONDEN

Isilah titik-titik dibawah ini dan lingkari nomor jawaban yang disetujui

sebagai jawaban yang menurut ibu benar!

1. Nama responden :...............................................................

2. Tempat tanggal lahir :...............................................................

3. Alamat responden :................................................................

No.Telp/HP :................................................................

4. Hamil berapa bulan : ....................bulan

5. Hari pertama mens terakhir :.................................(diisi oleh peneliti)

6. Kehamilan keberapa :................................................................

7. Jumlah anak lahir hidup :.....................orang

8. Jumlah anak lahir mati :.....................orang

9. Tekanan darah :..................mmHg(diisi oleh peneliti)

10. Proteinuria :..................(diisi oleh peneliti)

11. Tingkat Pendidikan formal terakhir yang berhasil diselesaikan

a. Perguruan tinggi b. Akademi

c. SLTA d. SLTP

e. SD f. Tidak sekolah

12. Berapa kali ibu periksa hamil ? (dicocokkan dengan buku KIA)

a. < 4 kali kunjungan

b. > 4 kali kunjungan

II. RIWAYAT KESEHATAN

Lingkarilah jawaban yang ibu pilih

13. Apakah dalam keluarga ibu ada yang mempunyai riwayat keturunan

darah tinggi (hipertensi) ?

a. Ya

b. Tidak

14. Bila ini bukan kehamilan yang pertama, apakah pada kehamilan

sebelumnya ibu mengalami tekanan darah tinggi ?

a. Ya b. Tidak

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 88: S-Asri Deny Rostika.pdf

15. Apakah dalam keluarga ibu ada yang pernah saat hamil mengalami

tekanan darah tinggi (preeklampsia)?

a. Ya b. Tidak

16. Apakah ibu atau keluarga ibu mempunyai penyakit kencing manis?

a. Ya b. Tidak

III. PENGETAHUAN TENTANG KALSIUM

Lingkarilah jawaban yang dipilih dan isilah titik-titik bilamana

diperlukan

17. Menurut ibu, kalsium merupakan zat gizi yang termasuk dalam

golongan apa?

18. Menurut ibu pada kehamilan, kalsium berfungsi sebagai apa? (jawaban

boleh lebih dari satu)

a. Pembentukan otak janin b. Melarutkan lemak

c. Pembentukan tulang

dan gigi janin

d. Lainnya,

sebutkan................

e. Memperkuat otot f. Tidak tahu

19. Kalsium dalam tubuh banyak tersimpan dimana ?(jawaban boleh lebih

dari satu)

a. Kulit b. Tulang

c. Otak d. Lainnya, sebutkan.........................

e. Gigi f. Tidak tahu

20. Menurut ibu, bahan makanan apa saja yang termasuk sumber

kalsium?(jawaban boleh lebih dari satu)

a. Kuning telur b. Ikan teri

c. Susu d. Kacang kedelai

e. Udang f. Lainnya,sebutkan............

g. Keju h. Tidak tahu

a. Protein b. Lainnya, sebutkan...................

c. Vitamin d. Tidak tahu

e. Mineral

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 89: S-Asri Deny Rostika.pdf

21. Menurut ibu, berapa kebutuhan kalsium untuk ibu hamil?

a. 1000 mg/hari b. 1200 mg/hari

c. 1100 mg/hari d. Tidak tahu

22. Menurut ibu, apa fungsi vitamin D ? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Pelarut lemak

b. Membantu absorbsi kalsium

c. Membantu proses pembentukan dan pemeliharaan tulang

d. Tidak tahu

23. Menurut ibu, bagaimana cara mendapatkan vitamin D ?

(jawaban boleh lebih dari satu)

a. Terpapar sinar matahari b. Makan hati

c. Makan kuning telur d. Tidak tahu

e. Minum minyak ikan

24. Dimanakah vitamin D itu di buat ?

a. Kulit b. Jantung

c. Rahim d. Tidak tahu

25. Menurut ibu, berapa lama kita sebaiknya terpapar sinar

matahari dalam sehari ?

a. 1 jam b. Lainnya, sebutkan...........

c. 30 menit d. Tidak tahu

e. 15 menit

IV. KONSUMSI KALSIUM

Lingkari jawaban yang ibu pilih dan isilah titik-titik bila mana

diperlukan

26. Apakah ibu mengonsumsi susu ?

a. Ya

b. Tidak (langsung ke nomer 29)

27. Apakah ibu mengonsumsi susu hanya saat hamil saja ?

a. Ya

b. Tidak, sejak umur berapa :.......................tahun

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 90: S-Asri Deny Rostika.pdf

28. Seberapa sering ibu mengonsumsi susu ?.......kali per hari/

minggu/bulan (lingkari salah satu)

29. Apakah ibu meminum obat “kalk” yang didapatkan saat

Ibu periksa hamil?

a. Ya

b. Tidak

30. Apakah ibu mengonsumsi suplemen selain “kalk” atau kalsium?

a. Ya , sebutkan mereknya.......................................

b. Tidak

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 91: S-Asri Deny Rostika.pdf

FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN (Modifikasi DKBM, Depkes, 1992)

Isilah kolom pernyataan dibawah ini dengan tanda (P) sesuai dengan kebiasaan makan ibu. (bila tidak mengonsumsi tanyakan

alasannya)

No Jenis Bahan

makanan

Frekuensi per

URT Berat

(mg/ml) KET Tidak

pernah

3x/

hari

2x

/hari

1x/

hari

4-6x/

minggu

1-3x/

minggu

1-3x/

bulan

Sumber Tinggi kalsium 1. Susu bubuk .....sdm/gelas

2. Susu cair .......gls/kotak

3. Susu kental manis .......gls/kotak

4. Keju .......gls/kotak

5. Yoghurt .............gelas

6. Es krim ..........potong

7. Susu kedelai .............gelas

8. Ikan teri kering ....cone/gelas

9. Ikan bandeng presto .............gelas

10. Ikan teri segar ..............sdm

11. Sarden (kaleng) ..........potong

12. Rebon (udang kecil)

segar

..............sdm

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 92: S-Asri Deny Rostika.pdf

13. Rebon (udang kecil)

kering

..............sdm

14. Udang segar ..........potong

15. Udang kering (ebi) ..............sdm

16. Tahu ..........potong

17. Tempe ..........potong

18. Bayam ......mangkuk

19. Sawi ......mangkuk

20. Selada air ......mangkuk

21. Daun singkong ......mangkuk

Sumber Rendah Kalsium 22. Belut .........potong

23. Daging ayam ..........potong

24. Daging sapi ..........potong

25. Daging bebek ..........potong

26. Kuning telur ayam ..............butir

27. Kuning telur bebek .............butir

28. Oncom ..........potong

29. Kacang tanah .............sdm

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 93: S-Asri Deny Rostika.pdf

30. Kacang merah ..............sdm

31. Taoge ......mangkok

32. Singkong .........potong

33. Roti ..........lbr/ptg

34. Biskuit ..........keping

35. Jeruk .............buah

36. Pepaya .........potong

37. Jambu biji ............buah

Pembantu Absorpsi Kalsium 38. Pisang ............buah

39. Pear ............buah

40. Apukat ............buah

Penghambat Absorpsi Kalsium 41. Teh ..........gelas

42. Kopi ...........gelas

43. Minuman bersoda .....botol/gls

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::TERIMAKASIH:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 94: S-Asri Deny Rostika.pdf

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 95: S-Asri Deny Rostika.pdf

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 96: S-Asri Deny Rostika.pdf

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 97: S-Asri Deny Rostika.pdf

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 98: S-Asri Deny Rostika.pdf

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012

Page 99: S-Asri Deny Rostika.pdf

Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012