UNIVERSITAS INDONESIA
KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT
PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN
JAWA TIMUR TAHUN 2012
SKRIPSI
ASRI DENY ROSTIKA 1006818822
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOK MEI 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
i
UNIVERSITAS INDONESIA
KEJADIAN PREEKLAMPSIA DANHUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT
PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN
JAWA TIMUR TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
ASRI DENY ROSTIKA 1006818822
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS DEPOK MEI2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
ii
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
iii
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
iv
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah
saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1) Dr.drh.Yvonne Magdalena Indrawani.,SU, dosen pembimbing akademik yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.
2) drg.Sandra Fikawati.,MPH dan Adhi Dharmawan Tato.SKM.,MPH, penguji
dalam dan luar yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan membantu
memberikan pengarahan skripsi.
3) drg. Rusdianto, Direktur RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan dan Purwati,
SE, kasi diklat dan pengembanganRSUD Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan
yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa Timur.
4) Dwi Hartini Amd.Keb, kepala kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota
Pasuruan, Ismiati Amd.Keb, kepala poli KIA RSUD Dr.R.Soedarsono Kota
Pasuruan dan Misri Andayani S.S.T, ketua IBI Kota Pasuruan yang
memberikan banyak masukan dan motivasi kepada saya serta rekan-rekan
bidan yang telah membantu saya selama melakukan penelitian.
5) Kapten Marinir Hendro Wijiantoro, suami tercinta, dan putra putri tersayang
kami Aldrichandea Altaira Wirasesa dan Indirasheedah Ballauranie
Wirakanaya, serta ibu, bapak, Mbak Ephidan mertua saya yang telah
memberikan pengertian, dukungan dan pengorbanan serta doa tulus yang tak
ternilai.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
vi
6) Bunda Cha2, Mbak Dianing, Mbak Farida, Mb Wahyuatas kebersamaan kita
yang indah dan teman-teman Peminatan Kebidanan Komunitas angkatan III
yang telah bersama-sama saling bertukar pikiran dan saling mendoakan dalam
penelitian.
7) Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam kegiatan penelitian ini.
Akhir kata, saya berharap Allah Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 31 Mei 2012
Penulis
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
vii
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama :Asri Deny Rostika Program Studi :Kesehatan Masyarakat Peminatan :Kebidanan Komunitas Judul :Kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium
serta faktor-faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012.
Di Indonesia, preeklampsia menempati presentasi tertinggi kedua penyebab kematian Ibu (24%).Sedangkan di RSUDDr.R.Soedarsono Kota Pasuruan yang menjadi tempat penelitian dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan konsumsi kalsium dan faktor-faktor terkait dengan kejadian preeklampsia. Desain penelitian cross sectional dimana pengambilan responden dilakukan secara purposif selama Maret 2012. Responden diperoleh sejumlah ibu hamil pada trimester II dan III berjumlah 148 orang. Analisis hubungan menggunakan uji Chi-square dengan a=0,05. Hasil menunjukkan ada hubungan signifikan antarakejadian preeklampsia dengan umur, paritas, konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia. Sedangkan faktor yang lain tidak ada hubungan. Kejadian preeklampsia sebesar 9,5% merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berat. Upaya penting adalah meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai gizi dan preeklampsia serta konsumsi kalsium baik dari suplemen ataupun sumber makanan sebagai salah satu cara pencegahan preeklampsia.
Kata kunci : preeklampsia, ibu hamil, konsumsi kalsium
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
ix
ABSTRACT
Name : Asri Deny Rostika Study Program : Public Health Specialisation : Community Midwifery Title : Pre-eclampsia and it’s relations to calcium intake and
the factors related to pregnancy in the second and third trimester period inDr.R.Soedarsonohospital, Pasuruan, East Java 2012.
Pre-eclampsia is the second highest percentage cause mother dead (24%) in Indonesia. The percentage was increase in the last three years in Dr.R.Soedarsonohospital, Pasuruan, where this research was conducted. This research aims to find the relations between calcium intake and the factors related in pre-eclampsia. The research design was cross sectional, and the respondents had been taken purposively for March 2012. The number of respondents is 148 mothers who pregnancy in second and third trimester. The relations between the variables is analyzed by Chi-square test a =0,05. The result showed that there was a significant relations between pre-eclampsia and age, paritas, calcium intake, history of ANC, blood pressure diseases, and pre-eclampsia inheriteddisease. However, there was not an assossiation to the other factors. The percentage of pre-eclampsia evidence (9,5%) is the serious problem for society. The most important efforts is improving woman's knowledge in nutrition and pre-eclampsia and enough calcium intake from supplement or their foods to prevent pre-eclampsia while they are pregnant.
Key words : pre-eclampsia, mother in pregnant, calcium intake
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... ii HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ...................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xvii 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 Latar belakang ............................................................................................... 1 Rumusan masalah .......................................................................................... 3 Pertanyaan penelitian ..................................................................................... 4 Tujuan penelitian ........................................................................................... 5
1. Tujuan umum ........................................................................................... 5 2. Tujuan khusus .......................................................................................... 5 Manfaat penelitian ......................................................................................... 5
Ruang lingkup penelitian ............................................................................... 6 2 TINJAUANPUSTAKA................................................................................ 7 Preeklampsia .................................................................................................. 7
1. Definisi .................................................................................................... 7 2. Faktor predisposisi ................................................................................... 7 3. Etiologi dan patofisiologi ........................................................................ 8 4. Mekanisme terjadinya preeklampsia ....................................................... 10 5. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia .. 11
Kalsium .................................................................................................... 15 1. Fungsi kalsium ......................................................................................... 15 2. Sumber kalsium........................................................................................ 15 3. Akibat kekurangan kalsium ..................................................................... 17 4. Akibat kelebihan kalsium......................................................................... 18 5. Pembantu absorbsi kalsium...................................................................... 18 6. Penghambat absorbsi kalsium .................................................................. 18 7. Interaksi kalsium ...................................................................................... 19 8. Metabolisme kalsium ............................................................................... 19 9. Metabolisme kalsium dalam kehamilan................................................... 21 10. Distribusi kalsium dalam tubuh ............................................................... 22 11. Nilai kadar kalsium .................................................................................. 22 Metode penilaian konsumsi makan ............................................................... 23 Kerangka teori ............................................................................................... 23
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xi
3 KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Kerangka konsep ........................................................................................... 25 Hipotesis ........................................................................................................ 26 Definisi operasional ............................................................................................. 26 4 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 28 Jenispenelitian................................................................................................ 28 Lokasi dan waktu penelitian ......................................................................... 28 Populasi dan responden ................................................................................. 28
1. Populasi ........................................................................................... 28 2. Responden ........................................................................................ 28
a. Kriteria inklusi ...................................................................... 28 b. Kriteria eksklusi ..................................................................... 29
Prosedur pemeriksaan proteinuria ................................................................. 29 Pengumpulan data ......................................................................................... 29
1. Sumber data ..................................................................................... 29 2. Alat ................................................................................................... 30 3. Cara pengumpulan data .................................................................... 30
Prosedur/jalan penelitian ............................................................................... 30 1. Prosedur administratif.............................................................................. 30 2. Prosedur teknis......................................................................................... 30 Pengolahan data ............................................................................................. 30
Analisis data .................................................................................................. 32 1. Analisis univariat ............................................................................. 32 2. Analisisbivariat ................................................................................ 33
Etika penelitian ............................................................................................. 33 5 HASIL PENELITIAN ................................................................................ 34
Gambaran umum Kota Pasuruan ................................................................... 34 1. Sejarah Kota Pasuruan ............................................................................. 34 2. Kondisi geografis dan demografi............................................................. 35 Gambaran umum RSUDDr.R.SoedarsonoKota Pasuruan ............................. 36
Hasil analisis penelitian ................................................................................. 38 Analisis univariat .......................................................................................... 38
1. Gambaran karakteristik ibu hamil ........................................................... 38 2. Gambaran kejadian preeklampsia ............................................................ 40 3. Gambaran status reproduksi ibu hamil .................................................... 40
a. Umur .................................................................................................. 40 b. Paritas ................................................................................................ 40
4. Gambaran status kesehatan ibu hamil...................................................... 41 a. Konsumsi kalsium ............................................................................. 41 b. Riwayat ANC..................................................................................... 42 c. Riwayat penyakit hipertensi .............................................................. 42 d. Riwayat penyakit diabetes melitus .................................................... 43 e. Riwayat penyakit keturunan preeklampsia ........................................ 43
5. Gambaran pendidikan ibu hamil.............................................................. 43 6. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium .................... 44
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xii
Analisis bivariat ............................................................................................. 45 1. Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ... 46
a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia ................................ 46 b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia .............................. 47
2. Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .... 47 a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia ........... 47 b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia ................... 47 c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian
Preeklampsia ...................................................................................... 48 d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian
preeklampsia ...................................................................................... 48 e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan
kejadian preeklampsia ....................................................................... 48 3. Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ............ 49 4. Hubungan Pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan
kejadian preeklampsia ............................................................................. 49
6 PEMBAHASAN ........................................................................................... 50 Keterbatasan penelitian ................................................................................. 50
Pembahasan hasil penelitian .......................................................................... 51 Gambaran kejadian preeklampsia .................................................................. 51 Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ......... 52
a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia ................................ 52 b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia .............................. 52
Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .......... 53 a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia ................. 53 b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia ......................... 55 c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia... 55 d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian
preeklampsia ............................................................................................ 56 e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian
preeklampsia ............................................................................................ 56 Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .................. 57 Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia ................................................................................... 58
7 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 59
Kesimpulan ................................................................................................... 59 Saran ............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xix
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Tahapan hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia .................................................................................. 10 Gambar 2 Wilayah Kota Pasuruan dan batas-batasnya ............................... 35
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Bahan makanan sumber kalsium, Depkes 1992 ............................... 16 Tabel 2 Bahan makanan sumber kalsium, Nio Oey Kam 1992 ..................... 16 Tabel 3. Kebutuhan asupan optimal kalsium perhari ..................................... 21 Tabel 4. Definisi operasional .......................................................................... 26 Tabel 5. Gambaran karakteristik ibu hamil trimester II dan III diRSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012 ................................... 38 Tabel 6. Gambaran ibu hamil berdasarkan kejadian preeklampsia ................ 40 Tabel 7 Distribusi ibu hamil menurut umur................................................... 40 Tabel 8 Distribusi ibu hamil menurut paritas ................................................ 40 Tabel 9 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi bahan makanan sumber kalsium.............................................................................................. 41 Tabel 10 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi kalsium .............................. 42 Tabel 11 Distribusi ibu hamil menurut riwayat ANC...................................... 42 Tabel 12 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit hipertensi ............... 42 Tabel 13 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit diabetes melitus ..... 43 Tabel 14 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit keturunan preeklampsia ..................................................................................... 43 Tabel 15 Distribusi ibu hamil menurut pendidikan ......................................... 43 Tabel 16 istribusi ibu hamil menurut pengetahuan tentang zat gizi Kalsium ............................................................................................. 44 Tabel 17 Distribusi ibu hamil menurut jawaban benar soal pengetahuan tentang zat gizi kalsium .................................................................... 45 Tabel 18. Hubungan variabel independen dengan variabel dependen (kejadian preeklampsia) di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. ............................................................... 46
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia/eklampsia ................................................................. 24 Bagan 2 Kerangka konsep ............................................................................ 25
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar riwayat hidup Lampiran 2 Kuesioner Lampiran 3 Surat permohonan data Lampiran 4 Surat izin penelitian
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xvii
DAFTAR ISTILAH
Absorbsi : Penyerapan bahan-bahan ke dalam atau melalui jaringan seperti kulit, usus, dan tubulus ginjal.
Arteriole : Cabang arteri kecil, khususnya yang tepat di proksimal suatu kapiler.
Aterm : Kehamilan matur (usia kehamilan > 37 minggu) Defisiensi : Kekurangan Depolarisasi : Proses atau tindakan untuk menetralkan polaritas Diastolik : Relaksasi jantung, keadaan jantung mengembang
saat darah mengalir ke dalamnya. Dilatasi : Pelebaran atau pelonggaran suatu pembuluh. Edema : Bengkak Ekskresi : Pengeluaran Endotel : Lapisan sel gepeng yang melapisi permukaan dalam
pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga tubuh. Epigastrium : Ulu hati Etiologi : Ilmu tentang penyebab penyakit. Hiperkalsemia : Kadar kalsium darah yang tinggi adalah suatu
keadaan dimana konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari 10,1 mg/dL darah.
Hipertensi : Tekanan darah tinggi. Hipokalsemia : Keadaan kadar kalsium darah yang menurun. Hydatidiform : Menyerupai kista hidatid. Imunologi : Ilmu yang mempelajari fenomena kekebalan. Insiden : Kejadian Intake : Pengambilan Iskemik plasenta : Kematian jaringan karena kurangnya suplai darah
pada plasenta. Konstipasi : Susah buang air besar. Miometrium : Otot rahim Mitokondria : Komponen steris kecil sampai berbentuk batang
(organel) yang di dapat dalam sitoplasma sel, terkurung dalam membran ganda dengan ruang membran dalam diantara dua unit, yang disebelah dalam melipat ke dalam organel bagian dalam sebagai rentetan proyeksi (kista).
Multigravida : Seorang wanita yang telah hamil dua kali atau lebih yang menghasilkan janin yang hidup, tanpa memandang apakah anak tersebut hidup saat lahir.
Nullipara : Belum pernah melahirkan. Obesitas : Kegemukan, penambahan berat badan akibat
penumpukan lemak yang berlebihan. Obliterasi : Menghilangnya suatu alat tubuh atau lumen,
disebabkan oleh penyakit, degenerasi tindakan bedah dan lain- lain.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
xviii
Obstetri : Ilmu kebidanan, ilmu yang berhubungan dengan kelahiran dan gangguannya.
Osteoporosis : Pengeroposan tulang Paritas : Keadaan wanita pernah melahirkan bayi hidup. Pathogenesis : Perkembangan keadaan sakit atau penyakit. Predisposisi : Faktor pemungkin Preeklampsia : Stadium sebelum eklampsia, keracunan kehamilan
dengan trias gejala yaitu hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg), edema dan proteinuria positif.
Primigravida : Kehamilan pertama Proliferasi : Tumbuh lewat reproduksi sel-sel yang serupa. Proteinuria : Adanya protein dalam urin. Resistensi : Perlawanan atau gaya yang kerjanya berlawanan. Sekresi : Proses penguraian suatu produk spesifik karena
aktivitas kelenjar. Sistolik : Kuncupan jantung akibat kontraksi otot jantung. Trofoblast : Lapisan jaringan ektodermal ekstraembrional di luar
blastokista (lapisan ini menempelkan ovum ke dinding uterus dan mensuplai makanan ke embrio).
Vaskuler : Berhubungan dengan pembuluh darah atau menunjukkan suatu pasok darah yang kaya.
Vasokontriksi : Pengecilan kapiler pembuluh darah, khususnya kontriksi arteriol-arteriol yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke suatu bagian tubuh.
Vasopresor : Yang merangsang kontraksi jaringan otot kapiler dan arteri atau agen yang merangsang kontraksi jaringan otot kapiler dan arteri.
Vili chorialis : Tiap tonjolan seperti benang yang tumbuh menjadi berkas pada permukaan luar korion.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu target yang telah ditentukan
dalam tujuan pembangunan millenium (millennium development goals)adalah
meningkatkan kesehatan ibu. Target tersebut dijalankan sampai tahun 2015 antara
lain mengurangi risikosampai ¾ dari jumlah kematian Ibu. Angka Kematian Ibu
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidupyaitu kematian yang terjadi pada ibu
karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) (SDKI, 2007). Meski demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia
dan masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN, 2014) sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target yang ingin
dicapai pemerintah Indonesia pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup.
Preeklampsia merupakan kelainan multisistem meliputi antara lain sistem
imunitas humoral, plasentasi dan genetik. Sampai saat ini etiologi dan
patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Gejala preeklampsia adalah
timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria dan atau edema pada umur
kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Kejadian ini
sering muncul pada tahap kehamilan trimester II dan III. Pada tahap-tahap ini
janin mulai tumbuh dengan pesat terutama pembentukan tulang dan giginya, dan
disamping itu ia juga mengalami pematangan fungsi dan perkembangan organ.
Pada saat itu, untuk keperluan janin tersebut, maka ibu harus mengonsumsi
makanan bergizi seimbang bila perlu mengonsumsi suplemen kalsium sesuai
anjuran dokter yang dikonsumsi selama kehamilan. Diperkirakan janin menimbun
kalsium hampir 25-30 gram sampai dengan saat mendekati usia kehamilan aterm.
Selain itu ekskresi kalsium dalam urin pada akhir usia kehamilan meningkat 2 kali
lipat dibandingkan wanita yang tidak hamil. Penyesuaian metabolisme kalsium
dalam tubuh ibu merupakan kompensasi terhadap kebutuhan janin dan
peningkatan ekskresi kalsium.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
2
Universitas Indonesia
Ibu hamil membutuhkan sekitar 1200 mg kalsium per hari jauh lebih banyak
dibandingkan kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1000 mg per
hari. Namun, berbagai survei dan penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil
biasanya hanya mengonsumsi 600-700 mg kalsium per hari, bahkan banyak yang
jauh dibawah jumlah itu (Widya Karya Pangan dan Gizi, 2004). Ibu hamil
biasanya mempunyai masalah kekurangan kalsium yaitu kurang dari 50% dari
keseluruhan yang diperlukan. Kekurangan kalsium dalam diri wanita hamil dapat
mengakibatkan selama kehamilan sering mengalami kekakuan pada tangan dan
kaki, bengkak pada kaki, kram otot kaki, nyeri persendian dan sakit pinggang.
Gejala-gejala tersebut sebagian juga merupakan tanda dan gejala preeklampsia
yaitu edema atau pembengkakan kaki, tangan dan wajah.
Pada tahun 1930-an Theobald menyatakan bahwa insiden preeklampsia
berbanding terbalik dengan intake kalsium artinya semakin banyak asupan
kalsium semakin rendah insiden preeklampsia. Penelitian epidemiologis di
Ethiopia pada tahun 1962 menunjukkan angka insiden preeklampsia hanya 0,75%.
Penelitian epidemiologis lain pada masyarakat Indian di Guatemala pada tahun
1980 menunjukkan kejadian preeklampsia dinegara tersebut sangat rendah (0,6%)
dan tidak didapatkan eklampsia. Ternyata diet masyarakat di kedua negara
tersebut mengandung kadar kalsium tinggi, dan diduga rendahnya kejadian
tersebut dipengaruhi oleh diet kalsium yang tinggi (Hofmeyr, 2007). Selain itu
pada tahun 1991 Repke menunjukkan hasil dari empat studi suplementasi kalsium
yang ada pada saat itu, dia menyimpulkan bahwa suplementasi kalsium
menghasilkan penurunan tekanan darah dan insiden preeklampsia yang bermakna,
pada tahun yang sama Belizan melaporkan angka insiden preeklampsia lebih
rendah pada wanita hamil yang diberikan 2 gram per hari suplemen kalsium
selama kehamilannya. Suatu meta-analisis dari berbagai penelitian randomized
control trial yang meneliti hubungan antara pemberian asupan kalsium selama
kehamilan menunjukkan bahwa dengan pemberian suplemen kalsium selama
kehamilan dapat mencegah insiden preeklampsia.Para ahli mengajukan hipotesis
yang menyatakan bahwa kekurangan kalsium merupakan penyebab terjadinya
preeklampsia. Kadar kalsium penderita preeklampsia diduga rendah sehingga
berakibat kadar kalsium intraseluler meningkat. Dengan meningkatnya kalsium
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
3
Universitas Indonesia
intraseluler maka pembuluh darah mudah mengalami vasokontriksi yang akhirnya
berakibat meningkatnya tekanan darah.
Di dunia, preeklampsia dan eklampsia merupakan risiko yang membahayakan
ibu, setiap tahun sekitar 50.000 meninggal karena eklampsia. Sudhaberata (2001)
melaporkan angka insiden preeklampsia di dunia sebesar 1-13% dan di Singapura
0,13-6,6%. Di Indonesia, preeklampsia menempati presentasi tertinggi kedua
penyebab kematian Ibu (24%). Namun jika dilihat dari nilai case fatality
rate(CFR) penyebab kematian ibu terbesar adalah eklampsia dan preeklampsia
adalah 5,1% walaupun presentasi kasusnya hanya 4,91% dari keseluruhan kasus
obstetri(Profil Kesehatan Indonesia, 2007).
Di Indonesia, di Propinsi Jawa Timur, preeklampsia dan eklampsia menjadi
penyebab terbesar (26,96%) kematian ibu, AKI sebesar 101,4 per 100.000
kelahiran hidup atau sebanyak 598 kasus kematian (Profil Kesehatan Propinsi
Jawa Timur, 2010). Begitu pula di Kota Pasuruan. 2 kematian, 1 karena
preeklampsia dan 2 kematian, 1 karena eklampsia masing-masing berturut-turut di
tahun 2010 dan 2011 (Bidang Kesga Dinkes Kota Pasuruan 2010 dan 2011).Data
penderita preeklampsia/eklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan
mengalami peningkatan. Tahun 2009 sebanyak 104 orang, tahun 2010 sebanyak
112 orang dan tahun 2011 meningkat menjadi140 orang (Data RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan 2009-2011).
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi
kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012. Peneliti memilih RSUD
Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan sebagai tempat penelitian karena rumah sakit
tersebut merupakan rumah sakit rujukan yang melayani pasien dari segala lapisan
masyarakat dengan demikian diharapkan responden yang diambil dapat mewakili
untuk tujuan penelitian.
Rumusan masalah
Preeklampsia sering muncul pada trimester II dan III kehamilan dimana pada
tahapan ini janin mulai tumbuh dengan pesat terutama pembentukan tulang dan
giginya, janinmengalami pematangan fungsi dan perkembangan organ. Oleh
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
4
Universitas Indonesia
karena itu ibu harus mencukupi kebutuhan janinnya lewat konsumsi makanan
bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.
Untuk mencegah terjadinya penyakit preeklampsia telah dilakukan berbagai
upaya namun belum ada satupun yang memuaskan hasilnya oleh karena
terbatasnya pengetahuan tentang penyebab penyakit tersebut. Banyak penelitian
telah dilakukan untuk mengetahui etiologi dan patogenesisnya dan berbagai upaya
telah dilakukan untuk mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil seperti
pemberian obat-obat anti hipertensi, suplemen mineral, magnesium, seng, aspirin
dosis rendah, minyak ikan dan kalsium. Pemberian suplemen kalsium telah
diberikan kepada setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal namun
penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa rata-rata ibu hamil mengonsumsi
kalsium kurang dari jumlah yang direkomendasikan yaitu 1200 mg/hari.
Kekurangan asupan kalsium pada ibu hamil akan menyebabkan peningkatan
hormon paratiroid (PTH) danpeningkatan kalsium intraseluler, akibatnya otot
polos pembuluh darah akan mudah terangsang untuk vasokonstriksi yang
akhirnya terjadi hipertensi (tekanan darah meningkat). Tekanan darah yang terus
meningkat menyebabkan preeklampsia berat/eklampsia yang bahkan dapat
mengakibatkan kematian ibu.
Berdasarkan hasil analisis situasi di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono
Kota Pasuruan, dari tahun 2009-2011 penderita preeklampsia terus meningkat.
Berdasarkan masalah di atas peneliti memandang perlunya dilakukan penelitian
tentang kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor
terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota
Pasuruan tahun 2012.
Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana gambaran kejadian preeklampsia pada ibu hamil trimester II dan
III?
2. Apakah faktor status reproduksi ibu hamil trimester II dan III (umur,
paritas) berhubungan dengan kejadian preeklampsia?
3. Apakah faktor status kesehatan ibu hamil trimester II dan III (konsumsi
kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
5
Universitas Indonesia
diabetes melitus dan riwayat penyakit preeklampsia) berhubungan dengan
kejadian preeklampsia?
4. Apakah faktor pendidikan ibu hamil trimester II dan III berhubungan
dengan kejadian preeklampsia?
5. Apakah faktor pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang zat gizi
kalsium berhubungan dengan kejadian preeklampsia?
Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi
kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran kejadian preeklampsia pada ibu hamil trimester II
dan III.
b. Diketahuinya hubungan antara faktor status reproduksi ibu hamil trimester
II dan III (umur, paritas) dengan kejadian preeklampsia?
c. Diketahuinya hubungan antara faktor status kesehatan ibu hamil trimester II
dan III (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi,
riwayat penyakit diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan
preeklampsia) dengan kejadian preeklampsia?
d. Diketahuinya hubungan faktor pendidikan ibu hamil trimester II dan III
dengan kejadian preeklampsia?
e. Diketahuinya hubungan faktor pengetahuan ibu hamil trimester II dan III
tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia?
Manfaat penelitian
1. Bagi Pemerintah Kota Pasuruan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui permasalahan kesehatan
di Kota Pasuruan dan mendapatkan masukan alternatif penyelesaian
permasalahan tersebut.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
melakukan pencegahan dan penurunan kejadian preeklampsia di seluruh
Kota Pasuruan melalui kegiatan media KIE dan suplementasi kalsium.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
6
Universitas Indonesia
3. Bagi Rumah sakit
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal terutama dalam pengembangan
program penyuluhan dan sosialisasi bahan makanan sumber kalsium kepada
ibu hamil sejak trimester pertama sebagai upaya pencegahan preeklampsia.
4. Bagi ibu hamil
Sebagai masukan agar lebih memahami upaya pencegahan preeklampsia
sedini mungkin.
5. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian berikutnya.
Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional).
Dilakukan di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan pada bulan Maret 2012.
Data yang didapatkan adalah data primer dari wawancara dan pengisian food
frequency questionnare. Sedangkan data sekunder didapatkan dari medical record
dan riwayat penyakit terdahulu.
Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui kejadian
preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu
hamil trimester II dan III di RSUDDr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Ibu hamil
yang menjadi responden pada penelitian ini adalahsemua ibu hamil dengan usia
kehamilan diatas 20 minggu karena kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat pada
trimester II dan III.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
7
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Preeklampsia
1. Definisi
Kata “pre” artinya sebelum, kata “eklampsia” berasal dari Yunani yang
berarti “halilintar” karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan
menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan (Manuaba, 1998).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria dan
atau edema pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu dan terkadang timbul lebih
dini jika terdapat perubahan-perubahan hydatidiform yang ekstensif pada vili
chorialis (Pritchard, 1991).Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah
sistolik>140 mmHg atau tekanan darah diastolik>90 mmHg atau kenaikan
tekanan darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik > 15
mmHg. Pengukuran tekanan darah tersebut dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali
dengan selang waktu 6 jam atau lebih.
Proteinuria yaitu bila terdapat protein dalam urin dengan kadar > 300 mg
dalam 24 jam atau > 1 gram/liter dalam 2 kali pengambilan urin selang 6 jam
secara acak atau dengan pemeriksaan kualitatif 2+ pada pengambilan urin secara
acak.
Beberapa wanita hamil yang normal dapat mengalami edema pada kaki dan
tangan. Namun edema pada preeklampsia adalah patologis, timbul pada wajah dan
tangan yang sering kali menetap.
2. Faktor Predisposisi
Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami preeklampsia bila
mempunyai faktor predisposisi sebagai berikut :
a. Nullipara
b. Kehamilan ganda
c. Usia < 20 tahun atau > 35 tahun
d. Riwayat preeklampsia/eklampsia pada kehamilan sebelumnya
e. Riwayat dalam keluarga pernah menderita preeklampsia/eklampsia
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
8
Universitas Indonesia
f. Penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum
kehamilan
g. Obesitas
3. Etiologi dan Patofisiologi
Preeklampsia disebut sebagai the disease of theory sebab sampai saat ini
etiologinya belum diketahui secara pasti. Secara umum dasar patofisiologi
preeklampsia adalah vasokontriksi pembuluh darah arteriole dan peningkatan
sensitivitas vaskuler terhadap vasopresor. Teori-teori yang diajukan untuk
mengetahui etiologi dari preeklampsia adalah sebagai berikut :
a. Iskemik Plasenta
Pada kehamilan normal, proliferasi trofoblast menginvasi desidua dan
miometrium dalam 2 tahap. Pertama, sel-sel trofoblas endovaskuler menginvasi
arteri spiralis yaitu dengan mengganti endotel, merusak jaringan muskolo-elastik
dinding arteri dan mengganti dinding arteri dengan material fibrinoid. Proses ini
selesai pada akhir trimester I dan pada masa ini perluasan proses tersebut sampai
mengenai deciduomyometrial junction. Pada usia kehamilan 14-16 minggu terjadi
invasi tahap kedua yaitu sel-sel trofoblas masuk kedalam lumen arteri spiralis
sampai asal arteri tersebut dalam miometrium. Selanjutnya proses seperti tahap
pertama kemudian terjadi lagi penggantian endotel, perusakan jaringan muskulo-
elastik dan perubahan fibrinoid dinding arteri. Akhir dari proses ini adalah
pembuluh darah yang berdinding tipis, lemas dan berbentuk seperti kantong yang
memungkinkan terjadinya dilatasi secara pasif untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan aliran darah yang meningkat.
Pada preeklampsia proses plasentasi tersebut tidak berjalan sebagaimana
mestinya oleh karena disebabkan 2 hal yaitu pertama, tidak semua arteri spiralis
mengalami invasi oleh sel-sel trofoblas. Kedua, pada arteri spiralis yang
mengalami invasi, terjadi tahap pertama invasi sel trofoblas secara normal tetapi
invasi tahap ke dua tidak berlangsung sehingga bagian arteri spiralis yang berada
dalam miometrium tetap mempunyai dinding muskulo-elastik yang reaktif yang
berarti masih terdapat resistensi vaskuler. Disamping itu juga terjadi arterosis akut
pada arteri spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri bertambah kecil atau
bahkan mengalami obliterasi. Teori tentang bagaimana sel-sel trofoblas gagal
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
9
Universitas Indonesia
mengadakan invasi arteri spiralis sampai saat ini belum diketahui dengan jelas
(Cunningham, 1995).
b. Peran genetik
Faktor genetik telah diakui dalam patogenesis preeklampsia pada beberapa
tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian dilaporkan terdapat peningkatan angka
kejadian preeklampsia pada wanita yang dilahirkan pada ibu yang menderita
preeklampsia.
Bukti yang mendukung berperannya faktor genetik pada kejadian
preeklampsia adalah peningkatan human leukocyte antigene (HLA) pada wanita.
Penelitian yang terakhir menghubungkan antara kejadian preeklampsia dengan
trisomi 3. Walaupun faktor genetik nampaknya berperan pada preeklampsia tetapi
belum dapat diterangkan secara jelas manifestasinya pada penyakit ini.
c. Peran imunologi
Muncul dugaan bahwa terdapat hubungan antara lekosit desidua dan invasi
sel sitotrofoblas penting untuk invasi dan berkembangnya trofoblast. Maladaptasi
imun diduga sebagai penyebab gagalnya invasi arteri spiralis sehingga
menyebabkan dilepaskannya sitokin, enzim-enzim proteolitik dan radikal bebas
(Mose, 2001).
Akan tetapi ada pendapat lain yang menyatakan bahwa dugaan sistem
imunitas humoral dan aktivasi komplemen termasuk dalam proses terjadinya
preeklampsia, namun tidak didapatkan bukti bahwa faktor imunologi sebagai
penyebab terjadinya preeklampsia.
d. Peran Prostasiklin-Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler sehingga sekresi vasodilalator prostaksiklin oleh sel-sel endotelial
plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal prostaksiklin meningkat.
Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokontriksi
generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan
pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume
plasma.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
10
Universitas Indonesia
e. Defisiensi mineral dalam diet
Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia, melalui tahapan sebagai berikut
seperti yang digambarkan di bawah ini (gambar 1). Apabila wanita hamil
kekurangan asupan kalsium akan menyebabkan peningkatan hormon paratiroid
(PTH). Peningkatan hormon paratiroid ini akan menyebabkan kalsium intraseluler
meningkat melalui peningkatan permiabilitas membran sel terhadap kalsium,
aktivasi adenilsiklase dan peningkatan cAMP (cyclic adenosine monophosphate),
akibatnya kalsium dari mitokondria lepas ke dalam sitosol. Peningkatan kadar
kalsium intraseluler otot polos pembuluh darah akan menyebabkan mudah
terangsang untuk vasokonstriksi yang akhirnya tekanan darah meningkat (Belizan
JM, 1988).
Gambar 1. Tahapan hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia.
Dikutip dari : Belizan JM, Villar J, Repke J. The relationship between calcium intake and pregnancy induced hypertention : up to date Am J Obstet Gynecol 1988: 158 : 898-902 Keterangan : Ca = kalsium ; PTH = hormon paratiroid ; BP = tekanan darah.
4. Mekanisme terjadinya preeklampsia
Mekanisme terjadinya preeklampsia dihubungkan dengan peranan ion
kalsium sitosol. Hipokalsemia yang terjadi pada cairan ekstrasel menyebabkan
depolarisasi dari membran plasma preganglionik sel-sel saraf pembuluh darah.
Pada saat terjadi aksi potensial, ion kalsium masuk ke dalam sitosol melewati
mekanisme aksi potensial. Jumlah ion kalsium yang masuk ke dalam sitosol
mencerminkan besarnya asetilkolin yang dilepaskannya. Masuknya kalsium ini
menyebabkan vasokontriksi. Bila hal ini terjadi maka terjadi hipertensi. Selain itu
hipokalsemia juga menyebabkan masuknya kalsium ke dalam sitosol otot lurik.
? Ca (diet) à PTH ? à Ca++? à muscular reactivity ? à BP ?
(vascular smooth muscle)
? Ca (diet) à PTH ? à Ca++ ? à muscular reactivity ? à BP ?
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Hal ini akan menyebabkan terjadinya kontraksi otot lurik dan bila terjadi terus
menerus akan timbul kejang atau eklampsia.
Hipotesis tersebut di atas dibuktikan dengan beberapa penelitian mengenai
hubungan antara tambahan asupan kalsium selama kehamilan dengan kejadian
preeklampsia. Hasil meta analisis dari berbagai penelitian randomized control
trial mengenai hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia,
menunjukkan bahwa dengan suplemen kalsium 1500-2000 mg per hari selama
kehamilan dapat mencegah terjadinya preeklampsia (OR 0,38 (95% CI, 0,22-
0,65). Dari meta analisis disimpulkan bahwa secara statistik suplemen kalsium
1000-1500 mg per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 1,27
mmHg (CI 95% -2,25- -0,29 mmHg; p=0,01), sedang untuk diastolik 0,24 mmHg
(CI 95% -0,92- -0,44 mmHg; p=0,49), akan tetapi penurunan tekanan darah
tersebut secara klinis tidak bermakna (Bucher, 1996). Namun sampai saat ini
belum jelas patofisiologi hubungan antara kadar kalsium dengan kejadian
preeklampsia.
5. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia
Kejadian preeklampsia dan eklampsia dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya menurut Manuaba (2002) yaitu primigravida, distensi rahim yang
berlebihan seperti hidramnion (cairan ketuban lebih dari normal), kehamilan
ganda, molahidatidosa, umur ibu > 35 tahun, penyakit yang menyertai kehamilan
seperti diabetes melitus dan lain- lain.
Menurut Wong, faktor risiko tinggi yang berhubungan dengan
perkembangan penyakit preeklampsia diantaranya adalah primigravida,
grandemultigravida, bayi besar, kehamilan ganda, dan obesitas (Wong, 1997).
Sedangkan menurut Girling (1999) yang dikutip oleh Pertiwi (2008) faktor risiko
yang berkaitan dengan terjadinya preeklampsia yaitu : reaksi yang diantarai oleh
sistem imun, kehamilan yang pertama, inkompatibilitas rhesus, penyakit ginjal,
penyakit jaringan ikat, berkaitan dengan predisposisi genetik, riwayat keluarga,
ras berwarna, usia < 16 tahun atau > 40 tahun, pernah mengalami preeklampsia,
berkaitan dengan plasenta yang besar, kehamilan ganda, diabetes melitus,
molahidatidosa, profil lemak yang merugikan, hipertensi esensial, obesitas,
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
12
Universitas Indonesia
resistensi insulin dan kenaikan konsentrasi hemosistein (yang menyertai diet
rendah folat).
a. Umur ibu
Umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, umur yang dianggap
optimal untuk kehamilan adalah antara 20-34 tahun, sedangkan umur < 20 tahun
dan > 35 tahun merupakan umur risiko tinggi untuk hamil dan melahirkan (WHO,
1999).
Uenhoelter dkk (1975) dalam Cunningham (1995), mengamati bahwa setiap
remaja nullipara yang masih sangat muda mempunyai risiko yang lebih besar
untuk mengalami preeklampsia/eklampsia. Dan menurut Cunningham (1995),
hipertensi karena kehamilan lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua, yang
dengan bertambahnya usia akan menunjukkan peningkatan insiden hipertensi
kronis, menghadapi risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi dalam
kehamilan atau superiomposed preeklampsia. Jadi wanita yang berada pada awal
atau akhir usia reproduksi, dianggap lebih rentan. Spellacy dkk (1986) dalam
Cunningham (1995) meninjau beberapa penelitian dan melaporkan peningkatan
insiden preeklampsia sebesar 2-3 kali lipat pada nullipara yang berusia diatas 40
tahun bila dibandingkan dengan yang berusia 25-29 tahun. Tidak jauh berbeda
dengan apa yang disampaikan Royston (1989), bahwa wanita yang hamil pertama
kali dengan usia yang sangat muda dan > 35 tahun, sangat rentan terjadi
preeklampsia/eklampsia.
Ernawati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan
bermakna antara faktor sosio demografi (umur, pendidikan) dengan kejadian
preeklampsia/eklampsia. Namun pernyataan ini berbeda dengan hasil penelitian
Pertiwi (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubunganbermakna antara umur
dengan kejadian preeklampsia/eklampsia.
b. Paritas
Selain faktor umur dan pendidikan, menurut Cunningham (1995) faktor
predisposisi lain yang mempengaruhi kejadian preeklampsia adalah faktor paritas.
Di negara berkembang hipertensi ibu hamil lebih sering terjadi pada primigravida
dibandingkan dengan kehamilan kedua atau lebih. Insiden hipertensi ibu hamil
menurut gravida mengikuti huruf “U” yakni tinggi pada gravida pertama,
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
13
Universitas Indonesia
menurun pada gravida 2-4 dan meningkat lagi pada gravida 5 keatas
(Cunningham, 1995).
Kejadian preeklampsia sepuluh kali lebih sering terjadi pada kehamilan
pertama, keguguran, dan penghentian kehamilan berikutnya(Strickland et al.,
1986, dalam Briley, 2006). Bukti ini didukung oleh hasil penelitian Ernawati
(2005) bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian
preeklampsia.
c. Pendidikan ibu
Cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang
lebih tinggi berperan penting dalam mempromosikan kesehatan. Meningkatnya
tingkat pendidikan ibu merupakan peluang meningkatnya pengetahuan dan
kesadaran ibu terhadap kesehatan. Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan
usia perempuan saat menikah. Anak perempuan dengan pendidikan yang kurang
dari tujuh tahun lebih banyak kemungkinan akan menikah pada usia lebih muda
dari 18 tahun dibanding mereka yang tingkat pendidikannya lebih tinggi (Ilyas,
1999). Dengan demikian lebih banyak peluang untuk terjadinya
preeklampsia/eklampsia.
Hasil penelitian Ernawati (2005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian preeklampsia, Pendapat yang
sama disampaikan oleh Royston dan Amstrong (1989) bahwa seorang ibu yang
tidak berpendidikan akan rentan terhadap penjelasan yang tidak rasional dan
gangguan komplikasi maternal yang berbahaya.
Data juga menunjukkan bahwa perempuan dengan pendidikan tidak tamat
sekolah dasar cenderung menikah lebih awal, hamil lebih awal dan mempunyai
anak lebih banyak dibandingkan perempuan yang menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar. Penelitian di beberapa negara menegaskan bahwa anak perempuan
yang droupout dari sekolah dan menikah pada awal belasan tahun, akan mulai
hamil sebelum organ reproduksinya matang dan berlanjut dengan kelahiran-
kelahiran bayi dengan jarak yang sangat dekat. Akibatnya terjadi tingkat kematian
yang tinggi diantara anak-anak yang dilahirkan maupun ibunya(WHO, 2006).
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
14
Universitas Indonesia
d. Riwayat ANC
Dengan antenatal care (ANC) yang baik preeklampsia dapat dideteksi
sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang
lebih berat berupa preeklampsia berat, eklampsia sampai kematian ibu dan anak
(Sastrawinata, 2005).
Untuk mendeteksi dini adanya masalah selama kehamilan dan mencegah
berlanjutnya hipertensi menjadi preeklampsia/eklampsia perlu adanya
pemeriksaan ibu hamil yang dapat mendeteksi adanya gejala dini dari kasus
tersebut . Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak
4 kali, yaitu pada tiap semester, sedangkan trimester akhir sebanyak 2 kali
(Manuaba, 1998).
e. Riwayat penyakit hipertensi
Riwayat penyakit hipertensi merupakan faktor yang banyak di tulis sebagai
salah satu faktor predisposisi terjadinya preeklampsia berat seperti yang
dikemukakan oleh Briley (2006) bahwa kondisi maternal yang meningkatkan
risiko preeklampsia adalah hipertensi kronis (Kyle et al.,1995 dalam Briley,
2006). Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis, hipertensi dapat
memburuk, terutama pada kehamilan berikutnya.
f. Riwayat penyakit diabetes melitus
Riwayat penyakit diabetes melitus merupakan faktor predisposisi terjadinya
preeklampsia berat, seperti yang dikemukakan Briley (2006) bahwa kondisi dasar
maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah diantaranya intoleransi
glukosa termasuk diabetes gestasional (Duley et al., 2001 dalam Briley 2006).
Pengaruh diabetes melitus pada kehamilan adalah dapat menyebabkan
kemungkinan terjadinya gestosis (penyakit yang khas pada kehamilan) 4 kali lebih
besar (Sastrawinata, 2005).
g. Riwayat penyakit keturunan preeklampsia
Lie et. al dalam Briley (2006) mengemukakan bahwa adanya hubungan
genetik yang telah ditegakkan, riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan
meningkatkan risiko empat sampai delapan kali. Pernyataan serupa dikemukakan
oleh Brown et al (1998) dalam Pertiwi 2008 bahwa ibu hamil yang mempunyai
riwayat preeklampsia sebelumnya maka dia berisiko untuk kambuh lagi pada
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
15
Universitas Indonesia
kehamilan berikutnya sebanyak 20%. Chesley dan Cooper (1986) dalam
Cunningham (1995) menyimpulkan bahwa preeklampsia dan eklampsia bersifat
sangat diturunkan.
Kalsium
Kalsium merupakan zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dan mineral
yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang
dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Almatsier, 2002). Hampir semua (99%)
kalsium terdapat dalam tulang dan gigi, selebihnya berada dalam darah dan
jaringan tubuh seperti otot, hati dan jantung (Guthrie & Picciano, 1995).
1. Fungsi kalsium
Kalsium memiliki peran penting terhadap tulang dan gigi, berperan dalam
pertumbuhan dan sebagai faktor pembantu dan pengatur reaksi biokimia dalam
tubuh. Pada tulang, kalsium dalam bentuk garam (hydroxpatite) membentuk
matrik pada kolagen rotein pada struktur tulang membentuk rangka yang mampu
menyangga tubuh serta tempat bersandarnya otot yang menyebabkan
memungkinkan terjadinya gerakan (Goulding, 2000). Kalsium menjaga tulang
tetap kuat, mengurangi risiko kerapuhan tulang, mencegah kram otot dan
mencegah tekanan darah tinggi (Nancy clark, 1996).
2. Sumber kalsium
Sumber utama kalsium dalam makanan terdapat pada susu dan hasil
olahannya, seperti keju atau yoghurt. Sumber kalsium selain susu juga penting
untuk memenuhi kebutuhan kalsium, baik yang berasal dari hewani atau nabati.
Sumber kalsium yang berasal dari hewani, seperti sarden, ikan yang dimakan
dengan tulang,termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik.
Sumber kalsium yang berasal dari nabati, sepeti serealia, kacang-kacangan dan
hasil olahan kacang-kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan
sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat
yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier,
2002).
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
16
Universitas Indonesia
Tabel 1. Bahan makanan sumber kalsium, Depkes 1992
No Bahan makanan sumber hewani
mg (dalam takaran 100 gram)
No Bahan makanan sumber nabati
mg (dalam takaran 100 gram)
1. Ikan bandeng presto 1422 1 Kacang tanah 316 2 Udang kering 1209 2 Bayam 267 3 Ikan teri kering 1200 3 Sawi 220 4 Keju 777 4 Selada air 182 5 Tepung susu 770 5 Daun singkong 165 6 Sarden kaleng 354 6 Tempe 129 7 Susu kental manis 300 7 Tahu 124 8 Kuning telur bebek 150 8 Oncom 96 9 Kuning telur ayam 147 9 Kacang merah 84 10 Susu sapi 143 10 Singkong 77 11 Udang segar 136 11 Biskuit 62 12 Es krim 123 12 Susu kedelai 50 13 Yoghurt 120 13 Jeruk 33 14 Belut 48 14 Taoge 29 15 Ikan rebon segar 31 15 Jambu biji 28 16 Daging ayam 13 16 Pepaya 12 17 Daging sapi 3 17 Roti 10
Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, dalam Atmarita 2005, Direktorat Gizi Depkes RI,
1992.
Tabel 2. Bahan makanan sumber kalsium, Nio Oey Kam 1992
No Bahan makanan sumber hewani
mg (dalamtakaran 100 gram)
No Bahan makanan sumber nabati
mg (dalamtakaran 100 gram)
1 Tepung susu 895 1 Kacang kedelai kering
227
2 Susu sapi segar
143 2 Tempe kedelai murni
129
3 Keju 777 3 Tahu 124 4 Yoghurt 120 4 Bayam 267 5 Susu kental
manis 275 5 Tepung kacang
kedelai 195
6 Udang kering 1209 6 Sawi 220 7 Teri kering 1200 7 Daun melinjo 219 8 Teri nasi
kering 1000 8 Daun katuk 204
9 Teri segar 500 9 Selada air 182 10 Sardine 354 10 Daun singkong 165 11 Telur bebek
asin 120 11 Kentang 11
Sumber : Daftar analisis bahan makanan, Nio Oey Kam 1992
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
17
Universitas Indonesia
3. Akibat kekurangan kalsium
Kurang asupan kalsium dapat berakibat buruk terhadap tubuh. Akibat
defisiensi kalsium adalah sebagai berikut :
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi kurang kuat, mudah
bengkok dan rapuh sehingga mudah mengalami fraktur. Osteoporosis dapat
dipercepat oleh keadaan stress sehari-hari. Osteoporosis lebih banyak pada wanita
daripada laki- laki dan lebih banyak pada orang kulit putih dari pada kulit
berwarna (Almatsier, 2002). Cara paling efektif untuk mencegah atau setidaknya
meminimalkan terjadinya osteoporosis adalah dengan mencukupi kebutuhan
kalsium sepanjang hidup, berolah raga, tidak merokok, dan kecukupan hormonal
(Guthrie & Picciano, 1995).
b. Hipertensi
Beberapa studi membuktikan peranan bahan makanan sumber kalsium
dalam mengatur tekanan darah. Dietary approaches to stop hypertention (DASH)
dalam Appel et al (1997) dan Obarzanek & Moore (1999) mengungkapkan bahwa
asupan produk atau rendah lemak dan buah serta sayuran secara signifikan dan
cepat (dalam waktu 2 minggu) mengurangi tekanan darah tinggi sebanyak 5,5
mmHg pada sistolik dan 3,0 mmHg pada diastolik (Miller et al, 2001).
c. Kanker kolon
Meningkatkan konsumsi kalsium dapat mengurangi risiko terkena kanker
kolon yaitu dengan mengurangi konsentrasi asam empedu bebas fekal dan asam
lemak bebas, sehingga mengurangi sitotoksisitas. Selain itu suplemen kalsium dan
vitamin D dapat mengurangi risiko kanker kolon dengan mengurangi proliferasi
sel epitel kolon (Guthrie & Picciano, 1995).
d. Batu Ginjal
Asupan tinggi kalsium, terutama dari susu dan produk susu dapat
mengurangi risiko batu ginjal pada pria dan wanita, dengan membentuk ikatan
kalsium oksalat yang tidak dapat larut, sehingga menurunkan absorbsi dan
ekskresi oksalat yang terdapat pada sayuran. Studi juga menemukan bahwa
suplemen kalsium yang tinggi justru dapat meningkatkan risiko batu ginjal karena
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
18
Universitas Indonesia
suplemen diminum antara waktu makan ketika tidak ada atau sedikit kesempatan
bagi kalsium untuk berikatan dengan oksalat dalam usus (Miller et al, 2001).
4. Akibat kelebihan kalsium
Kelebihan konsumsi kalsium dapat menyebabkan gangguan ginjal.
Disamping itu juga dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar).
Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan kalsium berupa tablet atau
bentuk lain (Almatsier, 2002).
5. Pembantu absorbsi kalsium
Absorbsi kalsium dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kalsium
hanya bisa di absorbsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap
karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorbsi
dikeluarkan melalui feces. Jumlah kalsium yang dieksresi melalui urin
mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorbsi.
Krummel (1996), mengatakan bahwa absorbsi kalsium akan meningkat dan
efisien pada orang yang minum supplemen < 400-500 mg/kali konsumsi. Semakin
tinggi kebutuhan dan semakin rendah cadangan kalsium dalam tubuh, maka
semakin efisien absorbsi kalsium. Dengan demikian jumlah kalsium yang
dikonsumsi mempengaruhi absorbsi kalsium (Almatsier, 2002).
Laktosa dalam makanan dapat membantu meningkatkan absorbsi kalsium
(Guthrie & Picciano, 1995). Selain itu, vitamin D dalam bentuk aktif juga
menyebabkan absorbsi kalsium meningkat.
6. Penghambat absorbsi kalsium
Asam oksalat yang terdapat dalam bayam dan sayuran lain serta cokelat
dapat membentuk garam oksalat yang tidak larut sehingga menghambat absorbsi
kalsium. Alkohol menghambat enzim yang dapat mengaktifkan vitamin D,
sehingga penyerapan kalsium terganggu. Faktor lainnya adalah ketidakstabilan
emosi yang dapat mempengaruhi efisiensi absorbsi kalsium seperti stress, tekanan
dan kecemasan. Suatu penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok wanita
muda yang mengalami stess emosional, kebutuhan intake kalsium lebih tinggi
untuk mempertahankan keseimbangan kalsium dari pada kelompok yang lebih
bahagia dan santai. Selain itu Obat jenis kortikosteroid, fosfor yang terkandung
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
19
Universitas Indonesia
dalam minuman bersoda dan makanan olahan, konsumsi tinggi serat juga dapat
menurunkan absorbsi kalsium.
7. Interaksi kalsium
a. Kalsium dengan vitamin D
Metabolisme kalsium dipengaruhi oleh vitamin D aktif (1,25-(OH2)-D3).
Vitamin D disintesis didalam kulit dibawah pengaruh sinar ultraviolet karena sinar
ultraviolet dapat merangsang produksi vitamin D dan hanya jika seseorang
terekspose sinar ultraviolet, kulit akan mengubah vitamin D menjadi zat gizi
essensial. Vitamin D ini berfungsisebagai pembuka kalsium masuk ke dalam
aliran darah sampai akhirnya bersatu dengan tulang, membantu penyerapan
kalsium dan fosfor di dalam pencernaan, mengatur metabolisme kalsium dan
fosfor serta mengatur mineralisasi dan demineralisasi tulang untuk pemeliharaan
dan pembentukan tulang.
b. Kalsium dengan fosfor
Metabolisme kalsium dan fosfor sangat erat saling berhubungan. Sebagian
besar kedua unsur ini terdapat sebagai garam kalsium-fosfat di dalam jaringan
keras tubuh, ialah tulang dan gigi geligi, memberikan sifat keras kepada kedua
jenis jaringan tersebut.
Dalam proses absorbsi, kalsium dan fosfor saling berpengaruh erat sekali.
Untuk absorbsi kalsium yang baik diperlukan perbandingan kalsium : fosfor di
dalam rongga usus 1 : 1 sampai 1 : 3. Perbandingan yang lebih besar dari 1 : 3
akan menghambat penyerapan kalsium dan akan menimbulkan kekurangan
kalsium.
8. Metabolisme kalsium
Kalsium memegang peranan pent ing dalam berbagai proses fungsi fisiologis
di dalam tubuh yaitu proses pembekuan darah, bersama dengan natrium dan
kalium mempertahankan potensial membran sel, tranduksi sinyal antara reseptor
hormon, eksitabilitas neuromuskuler, integritas membran sel, reaksi- reaksi
enzimatik, proses neurotransmisi, membentuk struktur tulang dan sebagai
cadangan kalsium tubuh.
Kadar kalsium dalam plasma ditentukan oleh absorbsi kalsium pada saluran
cerna, resorbsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui feces, urin,
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
20
Universitas Indonesia
dan keringat. Pengaturan keseimbangan kalsium dipengaruhi terutama oleh
hormon paratiroid, kalsitonin dan vitamin D.
Untuk mempertahankan kadar kalsium plasma dalam kadar yang tetap
diperlukan interaksi beberapa proses yaitu :
a. Absorbsi
Asupan kalsium yang berasal dari makanan akan diabsorbsi sebagian besar
pada bagian proksimal usus halus. Apabila dalam makanan mengandung 1000 mg
kalsium (sesuai dengan kebutuhan sehari), 300 mg akan diabsorbsi oleh saluran
cerna dan 700 mg sisanya tidak diabsorbsi yang selanjutnya akan di eksresi
melalui feces.
Absorbsi akan meningkat pada masa pertumbuhan, ibu hamil dan menyusui.
Absorbsi pada saluran cerna dipengaruhi oleh metabolit aktif vitamin D (1,25 D3)
dan hormon paratiroid.
Sediaan obat yang mengandung besi dan kalsium dalam obat “multivitamin”
justru menghambat absorbsi besi. Suatu cara efektif dan tidak mahal untuk
menghindari gangguan absorbsi besi adalah memisahkan kedua sediaan tersebut.
b. Ekskresi
Ekskresi kalsium melalui urin rata-rata 100-400 mg/hari. Kalsium yang
difiltrasi glomerulus sebagian besar diabsorbsi kembali pada bagian proksimal
tubulus renalis, loop henle dan sedikit pada bagian distal tubulus renalis.
c. Keseimbangan pembentukan dan resorbsi tulang
d. Regulasi hormonal
• Hormon Paratiroid
Hormon paratiroid berfungsi untuk mempertahankan kadar kalsium
dalam cairan ekstraseluler dengan mekanisme umpan balik.
• Vitamin D
Bentuk aktif vitamin D disebut dengan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol
(1,25-(OH2)-D3) secara langsung mempengaruhi absorbsi kalsium di
usus. Bersama dengan hormon paratiroid bekerja secara sinergis
meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
21
Universitas Indonesia
• Kalsitonin
Kalsitonin merupakan hormon polipedtida, yang mempunyai sifat yang
berlawanan dengan hormon paratiroid, yaitu menyebabkan efek
hipokalsemia. Sekresi kalsitonin berbanding lurus dengan kadar kalsium
plasma. Peningkatan kadar kalsium plasma secara langsung dapat
meningkatkan kadar kalsitonin.
9. Metabolisme kalsium dalam kehamilan
National Institutes of Health (1994), menetapkan asupan optimal kalsium
perhari adalah sebagai berikut (Tabel 3) :
Tabel 3. Kebutuhan asupan optimal kalsium per hari
Umur Asupan Optimal kalsium per hari (mg) Bayi Bayi-6 bulan 6 bulan-1 tahun
400 600
Anak-anak 1-5 tahun 6-10 tahun
800 800-1200
Remaja 11-24 tahun
1200-1500
Laki- laki 25-65 tahun >65 tahun
1000 1500
Wanita 25-50 tahun >50 tahun (postmenopause) Dengan terapi estrogen Tanpa terapi estrogen >65 tahun Hamil dan menyusui
1000 1000 1500 1500 1200-1500
Dikutip dari : NIH Consensus Conference. Optimal calcium intake. JAMA; 1994. 272: 1942-8
Perkembangan janin membutuhkan keseimbangan kalsium ibu selama
kehamilan khususnya pada akhir umur kehamilan. Kurang lebih 200 mg/hari
kalsium tersimpan dalam tulang janin pada trimester 3, dengan jumlah
keseluruhan mencapai 30 gram. Dengan demikian dibutuhkan penyesuaian
metabolisme kalsium ibu selama kehamilan untuk mengadakan kompensasi
terhadap kebutuhan kalsium oleh janin.
Selama kehamilan kadar kalsium total dalam serum turun akibat kadar
albumin yang turun selama kehamilan, akan tetapi kadar kalsium yang terionisasi
tidak mengalami perubahan. Rerata kadar kalsium total darah pada wanita hamil
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
22
Universitas Indonesia
akan menurun sesuai bertambahnya umur kehamilan yaitu : trimester I 9,6 + 0,26
mg/dL; trimester II 9,12 + 0,28 mg/dL; dan pada trimester III 8,92 + 0,32 mg/dL
(Pitkin, 1975).
Ekskresi kalsium dalam urin pada akhir usia kehamilan meningkat 2 kali
lipat dibanding wanita yang tidak hamil. Hiperkalsiuria dalam kehamilan
disebabkan oleh karena meningkatnya absorbsi kalsium oleh saluran pencernaan
dan peningkatan laju filtrasi glomerulus.
Dalam keadaan hamil secara fisiologis terjadi penurunan kadar kalsium total
dalam serum, walaupun demikian kadar kalsium yang terionisasi tidak mengalami
perubahan. Guna memenuhi kebutuhan kalsium selama kehamilan maka tubuh
mengadakan penyesuaian yaitu dengan meningkatkan absorbsi kalsium di usus.
Peningkatan absorbsi kalsium disebabkan oleh karena terjadi peningkatan 1,25-
dihidroksi vitamin D (1,25 D3) sampai 2-3 kali lipat dibanding wanita tidak hamil.
Dengan meningkatnya (1,25 D3) menyebabkan absorbsi kalsium oleh usus
meningkat sampai 0,8-1,5 gram per hari.
10. Distribusi kalsium dalam tubuh
Kalsium plasma terdapat dalam 3 bentuk yaitu kalsium yang terionisasi
(50%), kalsium yang terikat protein (40%) dan kalsium yang berikatan dengan ion
organik atau kompleks (10%).
Kalsium yang terionisasi (Ca2+) merupakan bentuk aktif. Kalsium terikat
yang terikat protein (albumin) merupakan sumber penting untuk penyediaan Ca2+
siap pakai. Sehingga kadar albumin dalam plasma mempengaruhi kadar kalsium
total dalam plasma. Setiap penurunan 1 mg/dL albumin akan mengakibatkan
penurunan kalsium total sebesar 0,8 mg/dL. Kalsium yang diperlukan untuk
proses biologis adalah kalsium dalam bentuk ion bebas (Arnaud, 2000).
11. Nilai kadar kalsium
Nilai normal kadar kalsium adalah sebagai berikut : kalsium total 8,9 -10,1
mg/dL (2,2-2,5 mmol/L); Kalsium yang terikat protein 4,1-4,7 mg/dL (1,0-1,2
mmol/L); kalsium yang terionisasi 4,1-4,7 mg/dL (1,0-1,2 mmol/L): kalsium
kompleks 0,7-0,8 mg/dL (0,18-0,2 mmol/L). Nilai untuk kalsium total dibawah
8,9 mg/dL (2,2 mmol/L) menunjukkan hipokalsemia dan nilai diatas 10,1 mg/dL
(2,5 mmol/L) menunjukkan hiperkalsemia.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Metode penilaian konsumsi makan
Penilaian konsumsi makan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asupan
masa kini (current intake)dan asupan masa lalu(past intake). Penilaian asupan saat
ini terdiri dari dua metode, yaitu metode penimbangan (food weight) dan
pencatatan perkiraan jumlah makanan yang dikonsumsi (estimated record),
sedangkan intake masa lalu terdiri dari tiga metode, yaitu 24 hour recall, diet
history dan food frequency and amount questionnare (Barrie&Nelson, 1991).
Data konsumsi makanan ini dikumpulkan untuk memperkirakan kecukupan
intake makanan pada kelompok populasi, meneliti hubungan antara diet dan
kesehatan serta status gizi dan untuk mengevaluasi pendidikan dan intervensi gizi
serta program fortifikasi makanan.
Food frequency questionnare (FFQ)
Metode Food frequency questionnare (FFQ) dibuat secara kualitatif, untuk
memperoleh gambaran informasi kebiasaan pola konsumsi makanan selama
periode waktu tertentu. (Gibson, 2005). FFQ bertujuan untuk menilai frekuensi
jenis atau kelompok bahan makanan tertentu yang dikonsumsi pada periode waktu
tertentu (per hari, per minggu, per bulan, per tahun). Kerugian metode ini adalah
tidak dapat menghitung asupan zat gizi per hari, serta responden harus jujur dan
mempunyai motivasi tinggi (Supariasa, 2002).
FFQ kualitatif terdiri dari dua komponen yaitu daftar bahan makanan dan
frekuensi bahan makanan. Daftar bahan makanan dapat difokuskan pada bahan
makanan tertentu dengan melihat pada daftar komposisi bahan makanan apa saja
yang memiliki kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan penelitian, dalam
penelitian ini adalah kalsium.
Kerangka teori
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2002), Wong (1997),
dan Girling (1999) dalam Pertiwi (2008) mengenai faktor predisposisi terjadinya
preeklampsia/eklampsia, dijabarkan sebagai berikut :
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
24
Universitas Indonesia
Bagan 1 : Kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia/eklampsia
Sumber : Mc Carthy dan Maine (1992) dalam Pertiwi (2008).
Penatalaksaan di tempat rujukan
Pendidikan ibu
ANC
Rujukan bidan
Transportasi
Status kesehatan dan reproduksi :
• Riwayat hipertensi • Riwayat diabetes melitus • Riwayat ginjal • Riwayat penyakit
keturunan preeklampsia • Nutrisi • Paritas • Umur • Penyakit jaringan ikat • Genetik • Obesitas • Mola hidatidosa • Gemelli • Imunologis • Bayi besar • Inconpatibilitas rhesus
Kehamilan dengan
Preeklampsia
Komplikasi PEB • Pendapatan
keluarga • Status sosial
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
25
Universitas Indonesia
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka konsep
Berdasarkan telaah kepustakaan yang ada dan kerangka teori pada bab
sebelumnya serta memperhatikan ketersediaan data maka penulis ingin
menekankan pada variabel independen yaitu status reproduksi ibu hamil (umur,
paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat
penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan
preeklampsia) pendidikan dan pengetahuan tentang zat gizi kalsium, yang baik
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi variabel dependen yaitu
kejadian preeklampsia.
Bagan 2 Kerangka konsep
Pendidikan
ANC
Penatalaksaan di tempat rujukan
Rujukan bidan
Transportasi
Kehamilan dengan
Preeklampsia
Komplikasi PEB • Pendapatan
keluarga • Status sosial
• Riwayat Ginjal • Penyakit jaringan ikat • Genetik • Obesitas • Mola hidatidosa • Gemelli • Imunologis • Bayi besar • Inconpatibilitas rhesus
Status kesehatan dan reproduksi :
• Riwayat hipertensi • Riwayat diabetes melitus • Riwayat penyakit keturunan
preeklampsia • Konsumsi kalsium • Paritas • Umur
Keterangan : Diteliti Tidak diteliti
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep penelitian yang telah disusun, diajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. Ada hubungan faktor status reproduksi ibu hamil trimester II dan III (umur,
paritas) dengan kejadian preeklampsia.
2. Ada hubungan faktor status kesehatan ibu hamil trimester II dan III
(konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat
penyakit diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan
preeklampsia)dengan kejadian preeklampsia.
3. Ada hubungan pendidikan ibu hamil trimester II dan III dengan kejadian
preeklampsia.
4. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang zat gizi
kalsium dengan kejadian preeklampsia.
Definisi operasional
Variabel DefinisiOperasional Cara ukur
Alatukur
Hasilukur Skalaukur
Preeklampsia Ibu hamil dengan tekanan darah > 140/90 mmHg, proteinuria positif 1 atau lebih dan tanpa kejang.
Pemeriksaanfisik, teslaboratorium
Tesurin,pemeriksaantekanandarah
1. Preeklampsia = Tekanan darah> 140/90mmHgatau Proteinuria positif
2. Tidak Preeklampsia = kehamilan normal
Ordinal
Umur Selisihantaratanggalpenelitiandengantanggallahiribu hamil yang dihitungdalamtahun
Wawancara
Kuesioner
1. Umur berisiko = < 20 tahun dan > 35 tahun
2. Umur tidak berisiko = 20-34tahun
Ordinal
Paritas Jumlah anak yang dilahirkan ibu, dalam keadaan hidup atau mati termasuk kehamilan sekarang
Wawancara
Kuesioner
1. Paritas berisiko = (1 dan > 4x)
2. Paritas tidak berisiko = Kehamilan ke 2-3
Ordinal
Konsumsikalsium
Jumlah kalsium yang dikonsumsi dalam sehari dibandingkan dengan AKG 2004 untuk ibu hamil yaitu 1200 mg/hari
Wawancara
Kuesioner (FFQ)
1. Kurang = < 75% AKG
2. Baik = > 75% AKG
Ordinal
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Riwayat ANC
Frekuensi ANC ke tenaga kesehatan pada kehamilan ini
Wawancara
Kuesioner
1. Tidak Sesuai standar = (< 4x)
2. Sesuai standar (> 4x selama kehamilan)
Ordinal
Riwayat penyakit hipertensi
Ada tidaknya riwayat penyakit hipertensi pada ibu
Wawancara
Kuesioner
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
Riwayat penyakit diabetes melitus
Ada tidaknya riwayat penyakit diabetes melitus pada ibu
Wawancara
Kuesioner
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
Riwayat penyakit keturunan preeklampsia
Ada tidaknya riwayat penyakit keturunan preeklampsia yang dialami ibu atau keluarga sedarah ibu
Wawancara
Kuesioner
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
Pendidikan Tingkat sekolah formal yang pernahditempuholehibu hamil
Wawancara
Kuesioner
1. Rendah = < SLTP 2. Tinggi = > SLTP
Ordinal
Pengetahuanibuhamiltentangzat gizi kalsium
Kemampuanibuhamil dalammenjawabpertanyaantentangkalsium
Angket Kuesioner
Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0, sehingga jika seluruh pertanyaan benar maka nilai seluruhnya adalah 20. 1. Skorjawabanbenar
< median = kurang 2. Skorjawabanbenar
> median = cukup
Ordinal
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
28
Universitas Indonesia
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kuantitatif analitik observatif
dengan desain potong lintang (cross sectional).
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD.Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan pada
Unit Rawat Jalan Ibu Hamil (Poli KIA) dan kamar bersalin dilaksanakan pada
bulan Maret 2012.
Populasi dan responden
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II
dan III yang datang ke Poli KIA dan dirawat di kamar bersalin RSUD
Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan pada bulan Maret 2012.
2. Responden
Dalam penelitian ini, sebagai responden dipilih secara purposive sampling
artinya semua ibu hamil trimester II dan III yang menderita preeklampsia (tekanan
darah > 140/90 mmHg atau telah dibuktikan dengan hasil laboratorium berupa
proteinuria positif) dan ibu hamil trimester II dan III yang kehamilannya normal
yang datang ke Poli KIA dan dirawat di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono
Kota Pasuruan selama bulan Maret 2012 berjumlah 148 ibu hamil.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
• Primigravida atau multigravida
• Umur kehamilan diatas 20 minggu
• Kehamilan tunggal atau ganda
• Preeklampsia ringan dan berat
• Kehamilan normal
• Bersedia menjadi responden, yang ditandai dengan ditanda tanganinya
informed concent oleh calon responden
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
29
Universitas Indonesia
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan Eklampsia
dan ibu hamil yang tidak bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam
penelitian ini.
Prosedur pemeriksaan proteinuria
1. Langkah-langkah pemeriksaan
a. Masukkan urin jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh.
b. Pegang ujung bawah tabung, panasi lapisan atas urin sampai mendidih
selama 30 detik.
c. Bandingkan kekeruhan lapisan atas dengan lapisan bawah urin, jika keruh
mungkin disebabkan protein.
d. Tetesi urin dengan asam asetat 6% (3-5 tetes), jika tetap keruh maka tes
proteinuria positif. Jika kekeruhan hilang, penyebab kekeruhan pertama
adalah kalsium fosfat/kalsium karbonat.
2. Hasil pemeriksaan dan penilaian
a. Tidak ada kekeruhan : Negatif
b. Ada keruhan ringan hanya butir-butir : + (protein 0,01-0,05%)
c. Keruhan mudah terlihat dengan butir-butir : + + (protein 0,05-0,2%)
d. Keruhan jelas dan berkeping-keping : + + + (protein 0,2-0,5%)
e. Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal : + + + + (protein > 0,5%)
3. Keputusan dokter
a. Preeklampsia ringan : proteinuria 1+ dan 2+
b. Preeklampsia berat : proteinuria 3+ dan 4+
Pengumpulan data
1. Sumber data
Menggunakan data primer dan sekunder, data primer berasal dari hasil
wawancara dengan pasien yang datang ke Poli KIA atau dirawat di kamar bersalin
RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Kemudian ibu hamil yang usia
kehamilannya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diperiksa tekanan darah dan
proteinuria-nya untuk menentukan ibu hamil tersebut preeklampsia atau tidak.
Data sekunder diperoleh melalui hasil pencatatan yang telah ada di medical
record.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
30
Universitas Indonesia
2. Alat
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis,
yang pertama yaitu untuk mengukur konsumsi kalsium dengan menggunakan
Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan yang kedua kuesioner berupa
pertanyaan-pertanyaan yang merupakan hasil pengembangan dari variabel faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya preeklampsia.
3. Cara pengumpulan data
a. Data primer didapatkan dengan cara wawancara terhadap ibu hamil yang
telah memenuhi kriteria inklusi secara langsung dengan menggunakan
instrumen kuesioner. Wawancara tersebut dilakukan sendiri oleh peneliti
yang latar belakang pekerjaannya adalah bidan. Hasil wawancara dicatat ke
dalam isian kuesioner oleh peneliti sesuai dengan jawaban ibu hamil.
b. Frekuensi konsumsi makan (FFQ) diperoleh dengan wawancara kepada ibu
hamil yang dilakukan sendiri oleh peneliti yang mempunyai latar belakang
pekerjaan sebagai bidan.
c. Proteinuria dengan melakukan pemeriksaan urin dilakukan di laboratorium
oleh petugas laboratorium yang latar belakang pendidikannya analis
kesehatan.
d. Data sekunder dengan melihat catatan medik (medical record), cara ini
untuk mengurangi pengaruh dari recall bias yang sering terjadi dengan
menggunakan metode kuesioner.
Prosedur/jalan penelitian
1. Prosedur administratif
Penulis mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang ditujukan kepada
Kepala Kesbangpol dan linmas Kota Pasuruan dan kepada Direktur RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan.
2. Prosedur teknis
a. Dilakukan pemeriksaan fisik terhadap setiap ibu hamil trimester II dan III
yang datang ke Poli KIA atau dirawat di kamar bersalin RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
31
Universitas Indonesia
b. Semua ibu hamil trimester II dan III yang memenuhi kriteria inklusi diberi
penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan dan diminta
menandatangani surat persetujuan jika bersedia.
c. Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu hamil
yang terpilih.
d. Data-data mengenai ibu hamil diambil dari medical record sesuai dengan
variabel yang diperlukan.
Pengolahan data
Kuesioner yang telah berisi jawaban ibu hamil, kemudian dikumpulkan.
Selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan data sehingga
dihasilkan informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian. Proses pengolahan data tersebut meliputi editing, coding, entry data,
cleaning data dan tabulasi data. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian di
analisis dengan perangkat lunak.
Cara pengolahan data sesuai dengan datanya adalah sebagai berikut :
a. Umur, data umur dibagi menjadi kategori umur berisiko (< 20 tahun dan >
35 tahun) dan umur tidak berisiko (20-34 tahun) berdasarkan pada
pertanyaan kuesioner no 2.
b. Paritas, data paritas dibagi menjadi kategori paritas berisiko ( pertama dan >
4 kali) dan paritas tidak berisiko (2-3 kali), berdasarkan pada pertanyaan
kuesioner no 6, 7 dan 8.
c. Frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium. Hasil wawancara
dengan ibu hamil diisikan pada salah satu kolom frekuensi saja pada setiap
bahan makanan, apakah 1 kali per hari, 2 kali per hari, 3 kali per hari, 4-6
kali per minggu, 1-3 kali per minggu, 1-3 kali per bulan atau tidak pernah.
Data FFQ kemudian diolah dengan komputer menggunakan program
nutrisurvey untuk mengetahui jumlah kalsium yang dikonsumsi tiap hari
oleh ibu hamil, langkah- langkah yang dilakukan adalah : memasukkan nama
bahan makanan yang dikonsumsi ibu hamil dan beratnya satu persatu, berat
bahan makanan yang dikonsumsi dihitung per hari misalnya ibu hamil
mengkonsumsi susu 1 kali per minggu sebanyak 1 gelas maka menurut
standart 1 gelas susu menggunakan susu bubuk sebanyak 25 gram jadi berat
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
32
Universitas Indonesia
susu yang dikonsumsi responden dalam 1 hari adalah 25 gram dibagi 7 yaitu
3,57 gram. Penukar bahan makanan menggunakan standar dari daftar bahan
makanan Depkes 1992. Hasil olah konsumsi bahan makanan sumber
kalsium tersebut dicatat di kertas dan dimasukkan dalam program komputer
untuk dianalisis lebih lanjut.
d. Riwayat ANC, dibagi menjadi 2 kategori yaitu ANC tidak sesuai standart (<
4 kali) dan ANC sesuai standart (> 4 kali), berdasarkan pertanyaan
kuesioner no 12.
e. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus dan penyakit keturunan
preeklampsia, dibagi menjadi 2 kategori yaitu ada riwayat dan tidak ada
riwayat berdasarkan pertanyaan kuesioner no 13-16.
f. Pendidikan, Pertanyaan mengenai pendidikan ibu hamil ada pada kuesioner
no 11, terdapat 6 pilihan jawaban yang kemudian dibagi menjadi 2 kategori
tingkat pendidikan, yaitu rendah (< SLTP) dan tinggi ( > SLTP).
g. Pengetahuan tentang zat gizi kalsium, Pertanyaan mengenai pengetahuan
kalsium ada pada bagian III, berjumlah 9 pertanyaan .
• Pada pertanyaan ini setiap jawaban benar diberi bobot nilai 1, maka
total nilai keseluruhan adalah 20.
• Untuk jawaban “tidak tahu” diberi bobot nilai 0.
Selanjutnya skor pengetahuan masing-masing ibu hamil dibagi menjadi 2
berdasarkan nilai median, yaitu “cukup” jika nilai keseluruhan lebih dari
sama dengan nilai median dan “kurang” jika nilai keseluruhan kurang dari
nilai median.
Analisis data
1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat tampilan distribusi frekuensi
dari status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil
(konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit
diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu
hamil, pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dan kejadian preeklampsia.
Di analisis secara diskriptif dan disajikan dalam bentuk gambaran karakteristik.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
33
Universitas Indonesia
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen yaitu hubungan konsumsi kalsium dan
faktor- faktor terkait dengan kejadian preeklampsia. Uji statistik yang digunakan
adalah Chi Square (Kai Kuadrat) dengan a=0,05. Pembuktian dengan uji Chi
Square dengan menggunakan formula sebagai berikut : (Sabri dan Sutanto, 2008).
Keterangan :
X2 : Chi Square
Σ : Jumlah
O : Frekuensi yang teramati
E : Frekuensi yang diharapkan
Keputusan uji statistik dalam uji Chi Square adalah bila p <0,05 maka
keputusan uji statistik signifikan, yaitu adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, sedangkan bila p>0,05 berarti tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Etika penelitian
1. Semua ibu hamil dalam penelitian ini memberikan persetujuan tertulis
(informed consent) yang menyatakan kesediaannya untuk mengikuti
penelitian, disaksikan oleh suami atau keluarga dan peneliti.
2. Semua ibu hamil dalam penelitian ini dirahasiakan identitasnya.
3. Penelitian ini tidak merugikan dan membahayakan jiwa ibu hamil maupun
janin yang dikandungnya.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
34
Universitas Indonesia
BAB V
HASIL PENELITIAN
Gambaran umum Kota Pasuruan
1. Sejarah Kota Pasuruan
a. Tahun 1671-1686
Pasuruan dibawah pemerintahan Bupati Onggo Djojo yang berasal dari
keturunan Kyai Brondong, yang kemudian mendapatkan perlawanan dari Untung
Suropati, sehingga melarikan diri ke Kota Surabaya.
b. Tahun 1686-1706
Pasuruan dibawah pemerintahan Djoko Untung Suropati dengan gelar
Adipati Wironegoro. Tahun 1706 akhir kekuasaannya menghadapi perang
melawan VOC di Baging dan beliau mengalami luka berat hingga meninggal.
c. Tahun 1706-1743
Putera Djoko Untung Suropati yang bernama Rahmat menggantikan
kedudukan ayahnya dan meneruskan perjuangannya sampai gugur dalam
pertempuran melawan VOC .
d. Tahun 1743-sekarang
Darmoyudo IV bernama Wongso Negoro Niti Negoro sebagai pengganti
Rahmat, sejak itu VOC dapat menguasai pantai utara pulau Jawa termasuk
Pasuruan. VOC menganggap Kota Pasuruan sebagai Kota Bandar karena
keberadaan yang disepanjang selat Madura dan pelabuhannya sangat besar. Untuk
sarana transportasi perdagangan, akhirnya Be landa mengadakan kegiatan
perekomonian dengan mendirikan pabrik gula disekitar Pasuruan. Bukti lain
menyebutkan bahwa sejarah Kota Pasuruan dianggap penting oleh Ahli Belanda
dengan dibentuknya Staatgementee Van Pasuruan pada Juli 1916 dan
ditetapkannya sebagai Pelabuhan Pasuruan sejak tahun 1926.
Tanggal 14 Agustus 1950 menjadi daerah Otonom yang terdiri dari 19 Desa
dalam 1 Kecamatan. Tanggal 21 Desember 1982 Kota Pasuruan diperluas menjadi
3 Kecamatan dengan 19 Kelurahan dan saat ini Kota Pasuruan mempunyai 3
Kecamatan dengan 34 Kelurahan.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
35
Universitas Indonesia
2. Kondisi geografis dan demografi
Kota Pasuruan terletak antara 112o 45’-112o 55’ BT dan 7o 35’-7o 45’ LS dan
tergolong dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 meter dari permukaan laut,
berjarak ± 40 km dari Kota Surabaya. Secara administratif, Kota Pasuruan terbagi
atas 3 Kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo dengan luas 10,53 km2,
Kecamatan Purworejo dengan luas 8,39 km2, dan Kecamatan Bugul kidul dengan
luas 17,66 km2.
Batas-batas Kota Pasuruan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan
Sebelah Selatan :Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan
Sebelah Barat : Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan
Gambar 2. Wilayah Kota Pasuruan dan batas-batasnya
Kota Pasuruan mempunyai luas ± 36,58 km2atau hanya 0,08 persen dari
total luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Selayaknya wilayah perkotaan, lebih dari
sebagian besar luas lahan digunakan untuk permukiman yaitu sebesar 52,21
persen atau seluas 1.909,93 Ha dan dihuni oleh penduduk sebanyak 192.212 jiwa
(dengan 45.152 rumah tangga/KK) yang terdiri dari 95.134 penduduk laki- laki
dan 97.078 penduduk perempuan sehingga kepadatan penduduk rata-rata 5.255
jiwa/km2.Kota Pasuruan memiliki 3 Kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo
SELAT MADURA
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
36
Universitas Indonesia
dengan 64.394 jiwa (15.852 KK), Kecamatan Purworejo dengan 68.776 jiwa
(15.749 KK) dan Kecamatan Bugulkidul dengan 59.042 jiwa (13.551 KK).
Kecamatan Purworejo terdiri dari 11 kelurahan dan mempunyai tingkat kepadatan
penduduk yang paling tinggi yakni sebesar 8.197 jiwa/km2. Disusul Kecamatan
Gadingrejo yang terdiri dari 13 kelurahan dan mempunyai kepadatan penduduk
6.115 jiwa/km2, dan Kecamatan Bugul kidul yang memiliki 10 kelurahan dan
memiliki kepadatan penduduk 3.343 jiwa/km2. Dari kelurahan yang ada tersebut
Kota Pasuruan memiliki 932 RT (Rukun Tetangga) dan 212 RW (Rukun Warga).
Berdasarkan kriterianya, kelurahan di Kota Pasuruan terbagi menjadi dua kriteria
yaitu kelurahan pesisir dan kelurahan bukan pesisir. 26 dari 34 Kelurahan atau
sebanyak 76,47% merupakan wilayah pesisir.
Kecamatan Gadingrejo dengan jumlah penduduk terbanyak kedua
merupakan kecamatan paling utara dari Kota Pasuruan yang merupakan daerah
pesisir karena berbatasan dengan selat Madura, mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan. Berbagai macam hasil laut seperti udang, ikan teri,
kerang, kepiting, dan lain- lain mudah ditemui. Berdasarkan wawancara yang
peneliti lakukan pada saat penelitian ini didapatkan informasi bahwa sekalipun
merupakan daerah yang kaya akan hasil laut namun konsumsi masyarakatnya
rendah terhadap hasil laut tersebut, hal ini dikarenakan sosial ekonomi mereka
yang juga rendah sehingga hasil laut yang didapatkan selanjutnya dijual untuk
memenuhi kebutuhan hidup atau ditukarkan dengan bahan makanan lainnya.
Gambaran umum RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan
Berdasarkan dokumen yang berhasil ditemukan, pendirian rumah sakit
diawali tahun 1917 dengan membentuk panitia pendiri rumah sakit “Gemeente
Pasuruan”. Rumah sakit selesai dibangun pada tahun 1921. Dr.R.Soedarsono
adalah nama seorang dokter Indonesia (Jawa) yang pertama kali menjadi direktur
di rumah sakit ini pada tahun 1930 yang kemudian namanya diabadikan sebagai
nama rumah sakit yaitu RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Rumah sakit ini
juga dikenal masyarakat dengan sebutan rumah sakit Purut karena kebetulan
berlokasi di kelurahan Purutrejo tepatnya di Jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo
nomor 1-4 kelurahan Purutrejo kecamatan Purworejo Kota Pasuruan.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
37
Universitas Indonesia
RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan merupakan rumah sakit tipe C
dengan SK Menkes nomor : 233/Menkes/SK.VI/1983, diperkuat dengan Instruksi
Gubernur Jawa Timur nomor : 16 Th.1983 Jo.26 Th.1983 dan Peraturan Daerah
nomor : 3/1983 tanggal 30 Maret 1985 yang dibangun diatas tanah seluas 3,1 Ha
dengan luas bangunan 12.383,75 m2.
Jenis pelayanan yang ada di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan
diantaranya Unit Gawat Darurat/UGD, pelayanan rawat jalan (Poliklinik),
pelayanan rawat inap, Pelayanan penunjang yang terbagi menjadi 2 yaitu
penunjang medis dan non medis antara lain meliputi instalasi radiologi,
laboratorium rehabilitasi medik, instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi
pemeliharaan sarana, medical record, promosi kesehatan rumah sakit/PKRS dan
Unit pemulasaran jenazah.
Sumber daya manusia yang menunjang pelaksanaan tugas di RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan terdiri dari jabatan struktural dan jabatan
fungsional yaitu dokter umum 15 orang, dokter spesialis 16 orang, dokter gigi 4
orang, apoteker 3 orang, paramedis perawatan (perawat, bidan, perawat gigi,
anastesi, psioterapi) 161 orang, paramedis non perawatan 36 orang dan tenaga non
medis sebanyak 139 orang.
Adapun sarana prasarana, RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan memiliki
223 buah tempat tidur yang terbagi di ruang bersalin, ruang bedah, ruang interne,
ruang anak, ruang perinatologi, dan ICU dengan klasifikasi kelas I, II, III dan
paviliun.
RSUD Dr.R.Soedarsono merupakan rumah sakit rujukan tidak hanya 8
puskesmas (Gadingrejo, Karang ketug, Purworejo, Kebonsari, Kandang sapi,
Bugul kidul, Bukir, Sekarsono) yang berada di Kota Pasuruan, Puluhan
Bidan/Dokter praktek swasta dan rumah bersalin se Kota Pasuruan saja tetapi juga
Puskesmas dari Kabupaten Pasuruan seperti Puskesmas Gondang wetan, Grati,
Puspo, Winongan, Ngempit, Kejayan, Kedawung, Wonorejo, Lumbang, Rejoso,
Kraton, Pohjentrek, Lekok, Nguling dan Pasrepan.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Hasil analisis penelitian
Analisis univariat
Analisis univariat adalah untuk melihat gambaran frekuensi dan distribusi
dari masing-masing variabel. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen
adalah kejadian preeklampsia. Sedangkan yang menjadi variabel independen
adalah status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil
(konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit
diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu
hamil dan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium. Analisis tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
1. Gambaran karakteristik ibu hamil
Tabel 5. Gambaran karakteristik ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
No Karakteristik ibu hamil Min-Max Rata-rata + SD
1 Umur (tahun) 16-44 28,46 + 5,79
2 Paritas (kali) 1-5 2,41 + 0,91
3 Pendidikan SD-S1 SD (44,6%) a
4 Pengetahuan (skor jawaban benar) 4-16 8,85 + 3,57 8 b
5 Konsumsi kalsium (mg/hari) 376,3-1353,2 858,5+229,1
6 Riwayat ANC (kali) 1-8 4,78 + 1,57 a Nilai modus b Nilai median
Umur ibu hamil yang dijadikan responden dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi 2 yaitu ibu hamil berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun)
dan ibu hamil tidak berisiko (20-34 tahun). Dari hasil penelitian didapatkan umur
ibu hamil termuda adalah 16 tahun dan yang tertua adalah 44 tahun. Dengan rata-
rata umur ibu hamil adalah 28,46 + 5,79 tahun.
Paritas ibu dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu
paritas yang berisiko preeklampsia yaitu paritas yang pertama dan > 4 kali dan
paritas yang tidak berisiko preeklampsia yaitu paritas antara 2-3. Penelitian ini
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
39
Universitas Indonesia
menunjukkan paritas terbanyak adalah 5 kali dan paling sedikit adalah paritas
pertama dengan rata-rata paritas 2,41 + 0,91 kali.
Pendidikan ibu hamil dikelompokkan atas pendidikan rendah yaitu kurang
dari wajib belajar 9 tahun dan pendidikan tinggi yaitu lebih atau sama dengan
wajib belajar 9 tahun.Pendidikan ibu hamilterbanyak adalah SD 44,6%,
sedangkan SLTP 25,7%, SLTA 13,5%, 2% D3 dan S1 sebanyak 14,2%.
Penilaian terhadap pengetahuan tentang zat gizi kalsium didasarkan pada
jumlah jawaban benar dari ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil dinilai dengan 9
pertanyaan yang mempunyai 20 skor jawaban benar. Pengetahuan ibu hamil
tentang zat gizi kalsium kemudian dikategorikan menjadi pengetahuan kurang bila
skor jawaban benar < median dan pengetahuan cukup bila skor jawaban benar >
median. Skor jawaban tertinggi yang didapatkan pada penelitian ini adalah 16
jawaban benar dan skor terendah adalah 4 jawaban benar dengan rata-rata 8,85 +
3,57 dan median adalah 8.
Pada tabel 5 dapat dilihat konsumsi makanan sumber kalsium ibu hamil
berdasarkan hasil FFQ.Kalsium yang dikonsumsi ibu hamil dalam penelitian ini di
kategorikan menjadi 2 yaitu konsumsi kalsium yang kurang jika konsumsi
kalsium ibu hamil dalam sehari kurang dari 75% AKG dan konsumsi kalsium
yang bail, jika kalsium dikonsumsi ibu hamil dalam sehari lebih atau sama dengan
75% AKG.Dari hasil penelitian didapatkan konsumsi kalsium tertinggi adalah
1353,2 mg/hari dan konsumsi kalsium terendah adalah 376,3 mg/hari dengan rata-
rata 858,5+229,1 mg/hari.
Tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kunjungan ibu hamil
ke pelayanan kesehatan yang dikategorikan menjadi dua yaitu riwayat ANC tidak
sesuai standart yaitu jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan kurang
dari 4 kali selama kehamilan dan riwayat ANC sesuai standart yaitu jumlah
kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan lebih atau sama dengan 4 kali. ANC
terbanyak adalah 8 kali kunjungan dan yang paling sedikit ANC adalah 1 kali
kunjungan dengan rata-rata kunjungan 4,78 + 1,57 kali kunjungan.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
40
Universitas Indonesia
2. Gambaran kejadian preeklampsia
Tabel 6.Gambaranibu hamilmenurutkejadian preeklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Kejadian preeklampsia Frekuensi (n) Persentase (%) Preeklampsia 14 9,5 Tidak preeklampsia 134 90,5 Total 148 100,0
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa9,5% dari 148 ibu hamil trimester II dan III
menderita preeklampsia.
Kejadian preeklampsia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
tekanan darah dan atau proteinuria. Ibu hamil dikatakan menderita preeklampsia
jika tekanan darah > 140/90 mmHg atau proteinuria positif. Penelitian ini
menunjukkan tekanan darah ibu hamil bervariasi dengan tekanan darah tertinggi
160/110 mmHg dan tekanan darah terendah adalah 90/60 mmHg dengan rata-rata
tekanan darah sistolik 115 + 12,75 mmHg dan diastolik 70 + 9,47 mmHg.
3 Gambaran status reproduksi ibu hamil
a. Umur
Tabel 7 Distribusi ibu hamil menurut umur di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Umur Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < 20 tahun dan > 35 tahun Berisiko 32 21,6 20-34 tahun Tidak berisiko 116 78,4 Total 148 100,0
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil terbanyak ada pada
kelompok umur tidak berisiko (20-34 tahun) yang berjumlah 78,4 %.
b. Paritas
Tabel 8 Distribusi ibu hamil menurut paritas di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Paritas Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) 1 dan > 4 Berisiko 37 25 2-3 Tidak berisiko 111 75 Total 148 100,0
Tabel 8 menunjukkan 75% ibu hamil adalah dengan paritas tidak berisiko.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
41
Universitas Indonesia
4. Gambaran status kesehatan ibu hamil
a. Konsumsi kalsium
Dari tabel dibawah ini dapat diketahui distribusi konsumsi bahan makanan
sumber kalsium. Didapatkan bahan makanan sumber kalsium yang paling banyak
dikonsumsi setiap harinya adalah tempe (64,2%) dan yang paling banyak tidak
pernah dikonsumsi adalah yoghurt (98,6%).
Tabel 9 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi bahan makanan sumber kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Nama bahan makanan
3x/hari 2x/hari 1x/hari 4-6x/mgg 1-3x/mgg 1-3x/bln Tidak pernah n % n % n % N % n % N % n %
Susu bubuk 0 0 45 30,4 67 45,3 13 8,8 0 0 0 0 23 15,5 Susu cair 0 0 3 2 15 10,1 10 6,8 13 8,8 15 10,1 92 62,2 Susu kental manis
0 0 0 0 12 8,1 5 3,4 0 0 8 5,4 123 83,1
Keju 0 0 0 0 0 0 1 0,7 8 5,4 53 35,8 86 58,1 Yoghurt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1,4 146 98,6 Es krim 0 0 0 0 0 0 1 0,7 17 11,5 29 19,6 101 68,2 Susu kedelai 0 0 0 0 0 0 35 23,7 44 29,7 19 12,8 50 33,8 Ikan teri kering
0 0 0 0 0 0 5 3,4 12 8,1 60 40,5 71 48
Ikan bandeng presto
0 0 0 0 0 0 1 0,7 9 6,1 72 48,6 66 44,6
Ikan teri segar 0 0 0 0 0 0 4 2,7 36 24,3 44 29,7 64 43,3 Sarden (kaleng)
0 0 0 0 0 0 0 0 24 16,3 78 52,7 46 31
Rebon segar 0 0 0 0 0 0 2 1,3 13 8,8 55 37,2 78 52,7 Rebon kering 0 0 0 0 0 0 1 0,7 20 13,5 49 33,1 78 52,7 Udang segar 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1,4 56 37,8 90 60,8 Udang kering 0 0 0 0 0 0 5 3,4 13 8,8 60 40,5 70 47,3 Tahu 0 0 2 1,3 57 38,5 9 6 53 35,8 27 18,2 0 0 Tempe 2 1,3 10 6,8 95 64,2 18 12,2 23 15,5 0 0 0 0 Bayam 0 0 0 0 3 2,02 23 15,5 36 24,3 86 58,1 0 0 Sawi 0 0 0 0 1 0,7 15 10,1 55 37,2 77 52 0 0 Selada air 0 0 0 0 1 0,7 26 17,6 49 33,1 72 48,6 0 0 Daun singkong
0 0 0 0 0 0 12 8,1 72 48,6 64 43,2 0 0
Konsumsi bahan makanan sumber kalsium kemudian selanjutnya
dikategorikan menjadi baik dan kurang. Pada tabel berikut ini :
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Tabel 10 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Konsumsi kalsium Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < 75% AKG Kurang 30 20,3 > 75% AKG Baik 118 79,7 Total 148 100,0
Dari tabel 10 menunjukkan bahwa 79,7% ibu hamil mengonsumsi bahan
makanan sumber kalsium dengan baik dan 20,3% ibu hamilkurang mengonsumsi
bahan makanan sumber kalsium.
b. Riwayat ANC
Tabel 11 Distribusi ibu hamilmenurut riwayat ANC di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Riwayat ANC Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < 4 kali Tidak sesuai standart 27 18,2 > 4 kali Sesuai standart 121 81,8 Total 148 100,0
Tabel 11 menunjukkan bahwa sebanyak 81,8% ibu hamil melakukan
kunjungan ke tenaga kesehatan lebih dari 4 kali (ANC sesuai standart) dan sisanya
yaitu 18,2% ibu hamil tidak melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan sesuai
standart (ANC tidak sesuai standart). Dengan demikian ibu hamil yang riwayat
ANC sesuai standart lebih banyak dari pada ibu hamil yang riwayat ANC tidak
sesuai standart.
c. Riwayat penyakit hipertensi
Tabel 12 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit hipertensi di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Riwayat penyakit hipertensi Frekuensi (n) Persentase (%) Ada 38 25,7 Tidak ada 110 74,3 Total 148 100,0
Dari tabel 12 menunjukkan bahwa dari 148 ibu hamil, 74,3% tidak memiliki
riwayat penyakit hipertensi sedangkan ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit
hipertensi persentasenya lebih sedikit yaitu 25,7%.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
43
Universitas Indonesia
d. Riwayat penyakit diabetes melitus
Tabel 13 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit diabetes melitus di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Riwayat penyakit diabetes melitus Frekuensi (n) Persentase (%) Ada 56 37,8 Tidak ada 92 62,2 Total 148 100,0
Dari tabel 13 diketahui bahwa sebagian besar (62,2%) ibu hamil tidak
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, dan sisanya (37,8%)ibu hamil
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
e. Riwayat penyakit keturunan preeklampsia
Tabel 14 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit keturunan preeklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Riwayat penyakit keturunan preeklampsia Frekuensi (n) Persentase (%) Ada 24 16,2 Tidak ada 124 83,8 Total 148 100,0
Dari tabel 14 menunjukkan bahwa dari 148 ibu hamil, 83,8% ibu hamil
tidak memiliki riwayat penyakit keturunan preeklampsia dan 16,2% ibu hamil
memiliki riwayat penyakit keturunan preeklampsia.
5. Gambaran pendidikan ibu hamil
Tabel 15 Distribusi ibu hamil menurut pendidikan di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Pendidikan Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) < SLTP Rendah 66 44,6 > SLTP Tinggi 82 55,4 Total 148 100,0
Dari tabel 15 menunjukkan bahwa 55,4% ibu hamil berpendidikan tinggi,
angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan
rendah yaitu 44,6%.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
44
Universitas Indonesia
6. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium
Pada Tabel 16 dapat dilihat distribusi ibu hamil menurut pengetahuan
tentang zat gizi kalsium. Terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil(60,8%)
memiliki pengetahuan yang cukup tentang zat gizi kalsium.
Tabel 16 Distribusi ibu hamil menurut pengetahuan tentang zat gizi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Pengetahuan tentang zat gizi kalsium
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)
< median Kurang 58 39,2 > median Cukup 90 60,8 Total 148 100,0
Pada tabel 17 terlihat distribusi ibu hamil berdasarkan jawaban benar dari
setiap soal mengenai pengetahuan kalsium. Sebagian besar ibu hamil (60,1%)
mengatakan bahwa kalsium merupakan golongan zat gizi mineral. Pada topik
tentang fungsi kalsium pada kehamilan, sebagian besar ibu hamil (52,7%)
menjawab benar untuk proses pembentukan tulang dan gigi janin. Pada topik
mengenai simpanan kalsium dalam tubuh, 68,2% ibu hamil menjawab di tulang
dan 38,5% menjawab kalsium disimpan di gigi.Bahan makanan yang paling
banyak diketahui ibu hamil sebagai sumber kalsium yaitu susu (68,2%) dan yang
paling sedikit (25%) adalah ikan teri.Hanya sedikit sekali ibu hamil (32,4%) yang
menjawab benar mengenai kebutuhan kalsium ibu hamil yang direkomendasikan
adalah 1200 mg/hari. Pada topik fungsi vitamin D, sebagian besar ibu hamil
(45,3%) menjawab untuk proses pembentukan dan pemeliharaan tulang dan
paling sedikit (28,4%) menjawab membantu absorpsi kalsium.Pada topik cara
mendapatkan vitamin D, sebagian besar ibu hamil menjawabdengan terpapar sinar
matahari yaitu (45,9%) dan yang paling sedikit (30,4%) menjawab makan kuning
telur. Hanya sedikit ibu hamil (26,4%) yang menjawab benar pada topik tempat
vitamin D itu dibuat di kulit. Dan hanya sebagian kecil ibu hamil juga (37,8%)
yang menjawab benar mengenai lama secukupnya tubuh terpapar sinar matahari
yaitu selama 30 menit dalam sehari.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Tabel 17 Distribusi ibu hamil menurut jawaban benar dari tiap soal pengetahuan tentang zat gizi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota
Pasuruan tahun 2012.
No Topik pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) 1 Kalsium termasuk golongan zat gizi
mineral 89 60,1
2 Fungsi kalsium pada kehamilan untuk pengembangan tulang dan gigi janin
78 52,7
3 Tulang merupakan tempat terbanyak disimpan kalsium
101 68,2
4 Gigi merupakan tempat terbanyak disimpan kalsium
57 38,5
5 Susu merupakan sumber kalsium 101 68,2 6 Kuning telur merupakan sumber kalsium 60 40,5 7 Kacang kedelai merupakan sumber kalsium 63 42,6 8 Udang merupakan sumber kalsium 68 45,9 9 Ikan teri merupakan sumber kalsium 37 25 10 Keju merupakan sumber kalsium 93 62,8 11 Kebutuhan kalsium ibu hamil 1200 mg/hari 48 32,4 12 Fungsi vitamin D adalah untuk proses
pembentukan dan pemeliharaan tulang 67 45,3
13 Fungsi vitamin D adalah untuk membantu absorpsi kalsium
42 28,4
14 Fungsi vitamin D adalah untuk pelarut lemak
45 30,4
15 Minyak ikan adalah sumber vitamin D 53 35,8 16 Sinar matahari adalah sumber vitamin D 68 45,9 17 Hati adalah sumber vitamin D 60 40,5 18 Kuning telur adalah sumber vitamin D 45 30,4 19 Vitamin D itu dibuat di kulit dengan
bantuan sinar matahari 39 26,4
20 30 menit merupakan lama cukupnya tubuh terpapar sinar matahari dalam sehari
56 37,8
Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen dilakukan dengan uji Chi square (Kai
kuadrat), dengan a=0,05. Hasil analisis bivariat tersebut adalah sebagai berikut :
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Tabel 18 Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (kejadian preeklampsia) di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan
tahun 2012.
No
Variabel Preeklampsia Tidak Preeklampsia OR (95% CI) Nilai p
n (%) N (%) 1 Umur
Berisiko 7 (21,9)
25 (78,1) 4,360
(1,402-13,554) 0,013* Tidak berisiko 7 (6) 109 (94)
2 Paritas Berisiko
8 (21,6)
29 (78,4) 4,828
(1,551-15,028) 0,007* Tidak berisiko 6 (5,4) 105 (94,6)
3 Konsumsi kalsium Kurang
8 (26,7)
22 (73,3) 6,788
(2,143-21,501) 0,001* Baik 6 (5,1) 112 (94,9)
4 Riwayat ANC Tidak sesuai standar
7 (25,9)
20 (74,1) 5,700
(1,804-18,008) 0,004*
Sesuai standar 7 (5,8) 114 (94,2) 5 Riwayat penyakit
hipertensi Ada
8 (21,1)
30 (78,9) 4,622
(1,488-14,363) 0,009*
Tidak ada 6 (5,5) 104 (94,5) 6 Riwayat penyakit
diabetes melitus Ada
6 (10,7)
50 (89,3) 1,260
(0,413-3,842) 0,907
Tidak ada 8 (8,7) 84 (91,3) 7 Riwayat penyakit
keturunan preeklampsia Ada
7 (29,2)
17 (70,8)
6,882 (2,148-22,056) 0,002*
Tidak ada 7 (5,6) 117 (94,4) 8 Pendidikan
Rendah 7 (10,6)
59 (89,4) 1,271
(0,422-3,826) 0,885 Tinggi 7 (8,5) 75 (91,5) 9 Pengetahuan
Kurang
6 (10,3)
52 (89,7) 1,183 (0,388-3,603) 0,994
Cukup 8 (8,9) 82 (91,1) * = Hubungan bermakna (signifikan)
1. Hubungan status reproduksiibu hamil dengan kejadian preeklampsia
a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia
Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa
terdapat 7 (21,9%) ibu hamil dengan umur berisiko yang menderita preeklampsia
sedangkan pada ibu hamil dengan kelompok umur tidak berisiko, terdapat 7 (6%)
ibu hamil yang menderita preeklampsia. Berdasarkan hasil uji Chi
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
47
Universitas Indonesia
squaredidapatkan nilai p = 0,013.maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara umur ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.Dari uji
statistikjuga didapatkan nilai OR = 4,360 (CI 95% : 1,402-13,554) yang berarti
umur ibu hamil yang berisiko dapat meningkatkan terjadinya preeklampsia 4,36
kali dibandingkan dengan umur ibu hamil yang tidak berisiko.
b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia
Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa ibu
hamil dengan paritas berisiko lebih banyak yang menderita preeklampsia dengan
persentase 21,6% dibandingkan ibu hamil dengan paritas tidak berisiko sebesar
5,4%, didapatkan nilai p = 0,007 artinya ada hubungan bermakna antara paritas
ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Diperoleh nilai OR = 4,828 (CI 95% :
1,551-15,028) yang berarti ibu hamil dengan paritas berisiko mempunyai risiko
4,828 kali untuk menderita preeklampsia.
2. Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia
a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia
Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa ibu
hamil yang konsumsi kalsiumnya kurang lebih banyak yang menderita
preeklampsia (26,7%) dibanding ibu hamil yang konsumsi kalsiumnya baik
(5,1%).
Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p = 0,001 maka dapat
disimpulkan ada hubungan bermakna antara konsumsi kalsium ibu hamil dengan
kejadian preeklampsia. Dalam uji tersebut juga diperoleh nilai OR = 6,788 (CI
95% : 2,143-21,501) artinya ibu hamil yang kurang mengonsumsi kalsium 6,788
kali lebih berisiko menderita preeklampsia dibandingkan ibu hamil yang
konsumsi kalsiumnya baik.
b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia
Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, dapat dilihat bahwa
proporsi ibu hamil dengan riwayat ANC yang tidak sesuai standar lebih banyak
yang menderita preeklampsia (25,9%) dibandingkan dengan ibu hamil dengan
riwayat ANC yang sesuai standar (5,8%). Dari hasil analisis didapatkan nilai p =
0,004 (< 0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat ANC ibu
hamil dengan kejadian preeklampsia. Dalam uji tersebut diperoleh juga nilai OR =
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
48
Universitas Indonesia
5,700 (CI 95% : 1,804-18,008) artinya ibu hamil yang riwayat ANC-nya tidak
sesuai standar berisiko 5,7 kali untuk menderita preeklampsia di bandingkan ibu
hamil dengan riwayat ANC yang sesuai standar.
c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia
Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat
penyakit hipertensi lebih banyak yang menderita preeklampsia (21,1%)
dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi
(5,5%).
Dari hasil uji Chi square didapatkan nilai p =0,009 (< 0,05) yang artinya ada
hubungan bermakna antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian
preeklampsia. Nilai OR = 4,622 (CI 95% : 1,488-14,363) yang berarti ibu hamil
yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi berisiko 4,622 kali untuk menderita
preeklampsia di bandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit
hipertensi.
d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian
preeklampsia
Untuk hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian
preeklampsia terdapat ibu hamil dengan riwayat penyakit diabetes melitus yang
menderita preeklampsia ada 6 (10,7%), sedikit lebih banyak dibandingkan ibu
hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus yang menderita
preeklampsia ada 8 (8,7%).Dari hasil analisis didapatkan nilai p =0,907 (> 0,05),
menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara
riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia.
e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian
preeklampsia
Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat
penyakit keturunan preeklampsia lebih banyak yang menderita preeklampsia
(29,2%) dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan preeklampsia (5,6%). Dari hasil analisis didapatkan nilai p = 0,002 (<
0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit keturunan
preeklampsia dengan kejadian preeklampsia. Uji statistik juga menghasilkan nilai
OR = 6,882 (CI 95% : 2,148-22,056) yang berarti ibu hamil yang mempunyai
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
49
Universitas Indonesia
riwayat penyakit keturunan preeklampsia mempunyai peluang 6,882 kali untuk
menderita preeklampsia di bandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan preeklampsia.
Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia
Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, Ibu hamil berpendidikan
rendah yang menderita preeklampsia sebanyak 10,6% sedikit lebih tinggi
dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (8,5%).
Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p = 0,885 (> 0,05)
menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian
preeklampsia
Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, bahwa proporsi ibu hamil
dengan pengetahuan kurang yang menderita preeklampsia ada 6 (10,3%),
sedangkan diantara ibu hamil dengan pengetahuan cukup yang menderita
preeklampsia ada 8 (8,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,994, maka
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian preeklampsia antara ibu
hamil yang memiliki pengetahuan kurang dengan ibu hamil yang memiliki
pengetahuan cukup (tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia).
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
50
Universitas Indonesia
BAB VI
PEMBAHASAN
Keterbatasan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian cross
sectional (potong lintang) untuk memperoleh gambaran kejadian preeklampsia
dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, dimana pengambilan data variabel
independen seperti status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan
ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat
penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia) pendidikan
ibu hamil, pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dan variabel dependen
(kejadian preeklampsia) dilakukan secara bersamaan pada saat penelitian
berlangsung.Rancangan cross sectional mempunyai beberapa keterbatasan antara
lain hasil yang dicapai merupakan gambaran sesaat terhadap faktor- faktor yang
diteliti, dan hasilnya tidak mampu menjelaskan hubungan sebab akibat antara
variabel independen dengan variabel dependen. Hubungan yang ada hanya
menunjukkan adanya keterkaitan saja dan bukan hubungan kausalistik. Hal ini
disebabkan hubungan kausalistik pada penelitian ini memerlukan ketersediaan
waktu yang panjang, dan pada penelitian ini tidak dapat dilaksanakan karena
keterbatasan waktu dan biaya.
Pengambilan responden dalam penelitian ini adalah dengan purposive
sampling yaitu pemilihan responden yang didasarkan atas tujuan dan
pertimbangan tertentu dari peneliti. Kekurangannya adalah responden yang
terpilih belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada sehingga tidak ada
jaminan sepenuhnya bahwa sampel tersebut representatif seperti halnya dengan
sampel acak sehingga kurang tepat untuk digeneralisasikan secara tepat dan
akurat. Namun demikian informasi ini penting, karena jenis penelitian seperti ini
belum pernah ada sebelumnya, disamping itu kasus yang terjadi sedikit bila
dibanding kasus komplikasi kehamilan lainnya. Walaupun sedikit tetapi dapat
memberikan dampak kematian pada ibu dan janin.
Secara teoritis banyak variabel yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsia, namun karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian tidak semua
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
51
Universitas Indonesia
variabel diteliti. Maka peneliti hanya meneliti variabel independen yaitu status
reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi
kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes
melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu hamil dan
pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium.
Selain itu karena kemampuan ibu hamil untuk mengingat konsumsi kalsium
dalam makanannya terbatas maka terdapat kecenderungan untuk terjadinya recall
bias berupa pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau kemungkinan
ibu hamil menambah atau mengurangi frekuensi jumlah makanan yang biasa
dikonsumsi karena lupa atau kesalahan dalam menginterpretasikan jumlah porsi
yang akan menyebabkan kesalahan dalam mengestimasi jumlah makanan yang
dikonsumsi, sekalipun wawancara ini dilakukan sendiri oleh peneliti.
Pembahasan hasil penelitian
Gambaran kejadian preeklampsia
Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab utama mortalitas dan
morbiditas ibu dan bayinya. Insidens preeklampsia adalah 7-10% dari kehamilan
dan merupakan penyebab kematian ibu nomer dua (24%) di Indonesia. (Subakir,
2008). Sudhaberata (2001) melaporkan angka insiden preeklampsia di Dunia
sebesar 1-13% dan di Singapura 0,13-6,6%.
Prevalensi preeklampsia pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan adalah 9,5%. Hasil ini lebih tinggi bila
dibandingkan dengan penelitian Soejonoes (1983) di 12 rumah sakit Pendidikan di
Indonesia, yaitu sebesar 5,30% dan hasil penelitian Sudhaberata (1998) yaitu
sebesar 3,26%. Namun angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil
penelitian Wibowo (2001), di RSCM yaitu sebesar 16,3%.
Prevalensi preeklampsia yang diperoleh dari penelitian ini menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang berat karena itu harus menjadi perhatian bagi pihak
rumah sakit maupun dinas kesehatan Kota Pasuruan mengingat dampak yang
ditimbulkan dari preeklampsia tidak hanya menyebabkan kematian ibu melainkan
dapat pula menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan kematian janin dalam
kandungan.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
52
Universitas Indonesia
Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia
a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia
Variabel umur merupakan salah satu faktor sosial yang penting dalam
mempelajari masalah kesehatan, karena umur berpengaruh terhadap proses
reproduksi dan berkaitan dengan kejadian penyakit pada seseorang. Penelitian ini
mengkategorikan umur responden menjadi dua kelompok yaitu umur < 20 tahun
dan > 35 tahun menjadi kelompok berisiko dan umur 20-34 tahun adalah
kelompok tidak berisiko.
Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan bermakna antara umur ibu
hamil dengan kejadian preeklampsia artinya kelompok ibu hamil yang berisiko
(berumur< 20 tahun atau > 35 tahun) berpeluang 4,36 kali untuk mengalami
preeklampsia dibanding kelompok ibu hamil yang tidak berisiko (berumur 20-34
tahun).Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Royston (1989), bahwa
wanita yang hamil pertama kali dengan usia yang sangat muda dan > 35 tahun,
sangat rentan terjadi preeklampsia/eklampsia. Juga penelitian yang dilakukan
Budiarso (1994) yang menunjukkan insiden preeklampsia menurut golongan umur
terlihat agak tinggi pada golongan umur dibawah 20 tahun yakni sebesar 7,0%
dibandingkan golongan umur 20-24 tahun 5,7% dan 25-59 tahun 5,6%.
Uenhoelter dkk (1975) dalam Cunningham (1995) juga memperkuat hasil
penelitian ini dimana dikatakan setiap remaja nullipara yang masih sangat muda
mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami preeklampsia/eklampsia.
b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia
Paritas dapat meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan, semakin sering
seseorang melahirkan maka risiko kejadian preeklampsia semakin besar, angka
paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan responden baik dalam keadaan hidup
atau mati termasuk pada kehamilan terakhir (pada saat pengambilan data
dilakukan). Pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu hamil dengan paritas
berisiko lebih banyak yang menderita preeklampsia dengan persentase 21,6%
dibandingkan ibu hamil dengan paritas tidak berisiko.
Pada hasil analisis hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia
diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara paritas ibu hamil dengan kejadian
preeklampsia dengan nilai p = 0,007 Hal ini sesuai dengan pendapat Winkjosastro
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
53
Universitas Indonesia
(2006) yang menyebutkan bahwa persalinan ke 2 dan ke 3 merupakan paritas
paling aman untuk melahirkan. Ernawati (2005) dalam penelitiannya juga
menyebutkan ada hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian eklampsia.
Hal ini tidak berbeda dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu predisposisi
terjadinya preeklampsia berat adalah faktor paritas,juga dari teori lain maupun
hasil penelitian yang terdahulu telah banyak dibuktikan. Catatan statistik
menunjukkan dari seluruh insiden dunia, dari 5-8% preeklampsia dari semua
kehamilan, terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravida. Persalinan yang
berulang-ulang akan mempunyai banyak risiko terhadap kehamilan, telah terbukti
bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah persalinan yang paling aman.
Pernyataan yang sama dikemukakan Mundlofar (2003) bahwa ada hubungan
antara paritas dengan kejadian eklampsia.
Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia
a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia
Dari hasil analisis didapat bahwa ibu yang menderita preeklampsia lebih
banyak ditemukan pada ibu hamil yang kurang mengonsumsi kalsium (26,7%).
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 artinya ada hubungan bermakna
antara konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia. Hal ini sesuai dengan
penelitian Theobald (1930-an) menyatakan bahwa insiden preeklampsia
berbanding terbalik dengan intake kalsium artinya semakin banyak asupan
kalsium semakin rendah insiden preeklampsia. Sejalan pula dengan hipotesis para
ahli yang menyatakan bahwa kekurangan kalsium merupakan penyebab terjadinya
preeklampsia. Studi telah membuktikan dengan tercukupnya kebutuhan kalsium
dapat mengurangi risiko hipertensi yang terjadi pada masa kehamilan. Sehingga
ada kemungkinan juga mengurangi risiko preeklampsia.
Hasil penelitian ini dimana rata-rata konsumsi kalsium ibu hamil sebesar
858,5 mg/hari atau hanya 71,5% AKG masih kurang dari AKG yang dianjurkan
yaitu 1200 mg/hari, ini berbanding lurus dengan hasil penelitian pada remaja
SMUN Kota Bandung (Fikawati, Syafiq dan Puspasari, 2005) yang menyebutkan
bahwa rata-rata konsumsi kalsium remaja perempuan yaitu sebesar 524,58mg/hari
atau 52,5% AKG yang juga lebih rendah dibandingkan AKG yang dianjurkan
bagi remaja yaitu 1000 mg/hari.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Apabila dibandingkan dengan lingkup yang lebih luas lagi, hasil penelitian
ini ternyata tidak jauh berbeda dengan konsumsi kalsium pada masyarakat miskin
Asia yang mendapatkan kalsium kurang dari AKG yang dianjurkan (Gopalan,
1994). Rendahnya konsumsi kalsium pada sebagian masyarakat Indonesia dapat
dihubungkan dengan tingkat konsumsi susu di Indonesia dengan asumsi bahwa
susu merupakan sumber kalsium penting. Tingkat konsumsi susu di Indonesia
rata-rata hanya sekitar 16 liter per tahun, masih di bawah beberapa negara di
Afrika, hal tersebut menunjukkan konsumsi susu oleh masyarakat Indonesia
secara umum termasuk paling rendah di dunia (Sofyan, 2002). Sebagaimana
diketahui bahwa susu mengandung berbagai zat gizi penting seperti protein,
phospor, vitamin D, zinc dan magnesium. Zat gizi tersebut berhubungan erat
dengan kalsium, selain itu di Kecamatan Kejayan 3 km dari Kota Pasuruan
terdapat pabrik susu besar yaitu PT.Nestle yang seharusnya memudahkan
masyarakat sekitarnya untuk memperoleh sediaan susu namun dimungkinkan
karena daya beli dan kemampuan sosial ekonomi masyarakat Kota Pasuruan maka
konsumsi susu dan hasil olahannya pada ibu hamil dalam penelitian ini masih
kurang dan sebanyak 84,5% ibu hamil mengonsumsi susu hanya saat hamil saja,
sisanya (15,5%) bahkan saat hamil pun tidak mengonsumsi susu.
Selain itu rendahnya konsumsi kalsium pada penelitian ini dimungkinkan
karena adanya beberapa pantangan bagi ibu hamil dalam mengonsumsi bahan
makanan hasil laut padahal Kota Pasuruan merupakan daerah yang kaya akan
hasil laut yang merupakan sumber kalsium yang baik, dari wawancara hasil
pengembangan pertanyaan pada kuesioner diketahui bahwa pada masyarakat
Pasuruan terdapat beberapa mitos yang melarang ibu hamil mengonsumsi ikan-
ikan laut karena takut saat melahirkan darahnya akan berbau amis seperti ikan,
selain itu ibu hamil juga dilarang mengonsumsi gurita atau cumi-cumi karena
dapat membuat plasenta (ari-ari) tidak dapat keluar, ibu hamil juga dilarang
makan udang karena dipercaya bayi akan sulit untuk dilahirkan dengan lancar
(hanya maju mundur saja tidak lahir- lahir saat proses persalinan berlangsung).
Pada masyarakat keturunan Madura yang tinggal di Kota Pasuruan juga terdapat
larangan mengonsumsi ikan mungseng karena nanti kulit bayi akan belang-belang
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
55
Universitas Indonesia
dan ikan sembilang karena sudah banyak kejadian setelah ibu hamil mengonsumsi
ikan tersebut perutnya tiba-tiba kempis dan janinnya menghilang.
b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia
Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki
riwayat ANC tidak sesuai standar lebih banyak yang mengalami preeklampsia
(25,9%) dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki riwayat ANC sesuai
standart (5,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,004 yang berarti ada
hubungan bermakna antara variabel riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2008) bahwa
ada hubungan bermakna antara riwayat ANC dengan kejadian
preeklampsia/eklampsia. Hasil penelitian lain yang mendukung hubungan
antenatal care dengan kejadian preeklampsia adalah dikemukakan oleh
Cunningham (1995) : “eklampsia dapat dicegah dan kini semakin jarang
ditemukan di Amerika Serikat karena sebagian besar wanita telah mendapatkan
perawatan antenatal”. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada tiap semester, sedangkan trimester akhir
sebanyak 2 kali (Manuaba, 1998). Dengan antenatal care (ANC) yang baik
preeklampsia dapat dideteksi dini sehingga dapat mencegah kemungkinan
terjadinya komplikasi yang lebih berat berupa preeklampsia berat, eklampsia
sampai kematian ibu dan anak (Sastrawinata, 2005).
c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia
Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita preeklampsia
banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (21,1%)
dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat hipertensi (5,5%). Hal ini
sejalan dengan pernyataan Zuspan dalam Wong (1997) bahwa wanita yang
mempunyai riwayat hipertensi sebelum kehamilannya maka akan meningkatkan
kejadian preeklampsia/eklampsia sebesar 25% atau bahkan akan lebih tinggi lagi
persentasinya.
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,009 yang artinya ada hubungan
bermakna antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia. Hal
tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Briley (2006) bahwa kondisi
maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah hipertensi kronis (Kyle et
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
56
Universitas Indonesia
al.,1995 dalam Briley, 2006). Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis,
hipertensi dapat memburuk, terutama pada kehamilan berikutnya. Hasil tersebut
juga selaras dengan hasil penelitian Mundlofar bahwa terdapat hubungan
bermakna antara riwayat hipertensi dengan kejadian eklampsia.
d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian
preeklampsia
Analisis hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu hamil yang
mempunyai riwayat diabetes melitus sedikit lebih banyak yang mengalami
preeklampsia (10,7%) dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mempunyai
riwayat diabetes melitus (8,7%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,907
yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes
melitus dengan kejadian preeklampsia. Hal ini sesuai dengan penelitian Pertiwi
(2008) yang juga menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat
penyakit diabetes melitus dengan kejadian komplikasi preeklampsia berat. Namun
hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan Briley (2006) bahwa kondisi
dasar maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah diantaranya
intoleransi glukosa termasuk diabetes gestasional (Duley et al., 2001 dalam Briley
2006). Pengaruh diabetes melitus pada kehamilan adalah dapat menyebabkan
kemungkinan terjadinya gestosis (penyakit yang khas pada kehamilan) 4 kali lebih
besar (Sastrawinata, 2005).
Tidak adanya hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes
melitus dengan kejadian preeklampsia dapat dimungkinkan karena ibu hamil
preeklampsia yang memiliki riwayat diabetes melitus hanya 4% dari 148 ibu
hamil yang diteliti.
e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian
preeklampsia
Analisis hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu hamil yang
mempunyai riwayat keturunan preeklampsia lebih banyak yang kemudian
menderita preeklampsia (29,2%) dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan preeklampsia (5,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai
p = 0,002 yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit keturunan
preeklampsia dengan kejadian preeklampsia.Hal ini bertentangan dengan
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
57
Universitas Indonesia
penelitian Pertiwi (2008) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian
komplikasi preeklampsia berat. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan teori
bahwa ibu hamil yang mengalami preeklampsia terdapat kecenderungan akan
diwariskan. Faktor tersebut dibuktikan oleh beberapa peneliti bahwa preeklampsia
berat adalah penyakit yang bertendensi untuk timbul pada satu keturunan (anak
perempuan atau saudara perempuan), preeklampsia merupakan penyakit yang
diturunkan. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak perempuan dari ibu
preeklampsia atau mempunyai riwayat preeklampsia/eklampsia dalam keluarga.
Chesley dan Cooper (1986) mempelajari saudara, anak, cucu dan menantu perempuan
dari perempuan penderita eklampsia yang melahirkan di Margareth Haque Maternity
Hospital selama jangka waktu 49 tahun (1935-1984) disimpulkan bahwa
preeklampsia bersifat menurun (Cunningham, 1995).
Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia
Variabel pendidikan merupakan salah satu faktor sosial yang penting yang
dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, penelitian ini menemukan
bahwa kelompok ibu hamil berpendidikan rendah yang menderita preeklampsia
sebanyak 10,6% sedikit lebih tinggi dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi
(8,5%).Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,885berarti tidak ada hubungan
yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan preeklampsia. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ernawati
(2005), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan
kejadian preeklampsia.Hal itu juga sejalan dengan pendapat yang disampaikan
oleh Royston dan Amstrong (1989) bahwa seorang ibu yang tidak berpendidikan
akan rentan terhadap penjelasan yang tidak rasional dan gangguan komplikasi
maternal yang berbahaya. Tidak terdapatnya hubungan antara kedua variabel
tersebut dapat disebabkan oleh karena tidak semua ibu yang berpendidikan tinggi
memiliki pengetahuan yang cukup dan minat yang tinggi terhadap kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatannya, selain itu banyak faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang untuk mengalami preeklampsia, diantaranya adalah
status kesehatan ibu sebelum atau pada saat kehamilan berpengaruh besar
terhadap kemampuan ibu dalam menghadapi komplikasi (Depkes, 1999).
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian
preeklampsia
Dari hasil analisis didapat bahwa ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat
gizi kalsium kurang sedikit lebih banyak yang menderita preeklampsia
dibandingkan ibu hamil dengan pengetahuan cukup (10,3%). Hasil uji statistik
menunjukkan nilai p = 0,994 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia. Hal
ini dimungkinkan karena sekalipun ibu hamil tersebut mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang zat gizi kalsium namun dalam pemenuhan kebutuhan
konsumsi bahan makanan sumber kalsium yang dibutuhkan ibu hamil tersebut
tidak menerapkan ilmu yang diketahuinya.
Daya beli keluarga atau kemampuan keluarga untuk membeli bahan
makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga
bahan makanan itu sendiri serta tingkat pengelolaan sumberdaya lahan dan
pekarangan, keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang
dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi dalam tubuhnya (Apriadji, 1986).
Pengetahuan mengenai zat gizi kalsium terutama yang berasal dari makanan
dan sumber-sumbernya merupakan langkah awal untuk meningkatkan konsumsi
kalsium karena ibu hamil yang kurang konsumsi kalsium nya memerlukan
informasi spesifik mengenai sumber-sumber kalsium. Terutama perlu diingatkan
bahwa bahan makanan dari hasil laut merupakan sumber kalsium yang baik. Hasil
penelitian ini menunjukkan hanya 25% dari ibu hamil yang mengetahui bahwa
teri merupakan sumber kalsium dan 45,9% saja yang mengetahui udang sebagai
sumber kalsium. Dengan mengingat bahwa Kota Pasuruan merupakan daerah
yang kaya akan hasil laut maka perlu diketahui bahwa ikan dan bahan makanan
hasil laut mengandung kalsium lebih banyak dibandingkan daging sapi maupun
daging ayam (Kartono dan Soekatri, 2004).
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
59
Universitas Indonesia
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi
kalsium serta faktor faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD
Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa :
1. Prevalensi atau kejadian preeklampsia diperoleh sebesar 9,5% pada ibu
hamil trimester II dan III yang periksa ke Poli KIA dan dirawat di kamar
bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Angka prevalensi tersebut
merupakan masalah kesehatan yang berat.
2. Umur ibu hamil bervariasi dengan rata-rata 28,46 +5,79 tahun. Rata-rata
paritas nya adalah 2 +1 kali. Mayoritas pendidikan ibu hamil adalah SD dan
rata-rata pengetahuan tentang zat gizi kalsium adalah cukup. Rata-rata
konsumsi kalsiumnya adalah 858,5+229,1 mg/hari dan riwayat ANC nya
rata-rata kurang dari 5 dan diatas 5.
3. Faktor umur, paritas, konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit
hipertensi dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia berhubungan
dengan kejadian preeklampsia. Sedangkan pendidikan, pengetahuan tentang
zat gizi kalsium dan riwayat penyakit diabetes melitus tidak berhubungan
dengan kejadian preeklampsia.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyampaikan beberapa saran
diantaranya :
1. Bagi pemerintah Kota Pasuruan
Sebagai daerah yang kaya akan hasil laut diharapkan Pemerintah Kota Pasuruan
ikut serta mensosialisasikan konsumsi bahan makanan sumber kalsium sebagai
salah satu upaya pencegahan preeklampsia dengan menggunakan media poster,
leaflet, surat kabar radar Bromo ataupun radio lokal.
2. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan
Perlunya digalakkan kegiatan konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai
gizi dan preeklampsia oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil, serta sosialisasi
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
60
Universitas Indonesia
pentingnya konsumsi bahan makanan sumber kalsium sebagai salah satu cara
pencegahan preeklampsia.
3. Bagi RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan
Perlunya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penyakit
preeklampsia dan komplikasinya melalui promosi kesehatan yang salah satunya
dengan konsumsi kalsium ibu hamil, sehingga kualitas perilaku ibu hamil dalam
mencegah preeklampsia semakin membaik.
4. Bagi ibu hamil
a. Ibu hamil diharapkan segera melakukan pemeriksaan antenatal sedini
mungkin.
b. Hendaknya ibu hamil mengkonsumsi kalsium sesuai dengan kebutuhan
kalsium dalam kehamilan (1200 mg/hari).
c. Hendaknya ibu merencanakan kehamilan dan persalinannya pada kurun
umur reproduksi sehat (20-34 tahun).
d. Apabila ada riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi dan preeklampsia
lakukan pencegahan secara dini dengan pemeriksaan kehamilan rutin dan
membatasi kehamilan.
5. Bagi peneliti lain
a. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kekurangan
kalsium dengan kejadian preeklampsia melalui pemeriksaan kadar kalsium
total ibu hamil sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
b. Perlunya dilakukan pengamatan konsumsi kalsium ibu hamil dengan
menggunakan metode penimbangan dan pencatatan perkiraan jumlah bahan
makanan sumber kalsium yang dikonsumsinya.
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2002). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Apriadji, WH. (1986). Gizi Keluarga. Seri : Kesejahteraan Keluarga xiii/93/86.
Penerbit Penebar Swadaya. Arnaud CD. (2000). Hormon-hormon kalsiotropik dan penyakit tulang metabolik.
Dalam Greenspan FS, Baxter JD (eds). Endokrinologi dasar dan klinik. Edisi 2 (terjemahan). Jakarta: 290-397
Atmarita. (2005). Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta : Persatuan Ahli Gizi
Indonesia. Badan Pusat Statistik, Indonesia.(2007). Survey demografi kesehatan Indonesia
2007. Jakarta : BPS, BKKBN, Depkes. Baker, Susan S et al. (1999). Calsium requirements of infant, children and
adolescents, American academy of pediatris vol 104 : 55 pp 1152-1157 Barrie & Nelson. (1991). Design concepts in Nutritional Epidemiology. New
York : Oxford University Press. Bucker HC, Guyatt GH, Cook RJ, et all. (1996). Effect of calsium suplementation
on pregnancy induced hypertention and pre-eclampsia : a meta analisis of randomized controlled trials. JAMA ; 275 : 1113-7
_______________________________. (1996). Effect of dietary calcium
suplementation on blood pressure : a meta analisis of randomized controlled trials JAMA ; 275 : 1116-22
Brown, J.E. (2005). Nutrition Trought the Life Cycle. USA : Thomson Wadswort. Belizan JM, Villar J, Repke J. (1988). The relationship between calcium intake
and pregnancy induced hypertention : up to date evidence. Am J Obstet Gynecol ; 158 : 898-902
Belizan JM, Villar J, Gonzales L, et all. (1991). Calcium supplementation to
prevent hypertensive disorders of pregnancy. N Engl J Med; 325: 1399-405
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Budiarso, L.R. et al. (1994). Hipertention among pregnant women, household health survey 1986, Buletin Penelitian kesehatan ; 22 (2)
Briley, Annette, (2006). Asuhan kebidanan pada persalinan : Preeklampsia.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Clark, Nancy MS,RD. (1996). Petunjuk gizi. Jakarta : PT Raja Grafindo persada Cunningham, F.G.et al. (1995), Obstetri William, edisi 18 : EGC Dekker GA, (1999). Risk factor for preeclampsia, Clin Pbstet and Gynaecol. 42
(3) : 422-35 Ernawati, YH. (2005). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
preeklampsia/eklampsia pada ibu hamil yang hipertensi di kamar bersalin Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2005, Depok : FKM UI
Fikawati, S. Ahmad Syafiq, Puri Puspasari. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan asupan kalsium pada remaja di Kota Bandung. Universa Medicina.Jurnal Kedokteran Trisakti Vol.24, No.1. Januari-Maret 2005.
Gibson, R. (1993). Principle of Nutritional Assesment. New York : Oxford
University Press. Gopalan, C. (1990). Nutrition research in Soulth East Asia.Delhi : WHO regional
office for South East Asia Goulding, A.,et al. (2004). Children who avoid dringking cow’s milk are at
increased risk for prepubertal bone fractures. Journal of the American Dietetic Association ; 104 (2) : 250-253.
Guthrie, H.A., dan M.F. Picciano. (1995). Human nutrition. St.Louis : Mosby-
Year Book. Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah An, Duley L. (2007). Dietary calcium
supplementation for prevention of pre-eclampsia and related problems : a systematic review and commentary. International J Obstet Gynecol ; 933-43
Ilyas, Y, (1999), Kinerja ; Teori ; Penilaian dan penelitian . Depok : FKM-UI Jordan, S. (2004). Farmakologi kebidanan, Jakarta : EGC
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Kartono D dan M Soekatri, (2004). Angka kecukupan gizi mineral makro dan mikro, WNPG VIII. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kumar Ashok, Devi SG, et all. (2009). calcium supplementation for the
prevention of pre-eclampsia. International J Obstet Gynecol; 32-36 Kosch M, Hausberg M, louwen F, et all. (2002). Alterations of plasma calcium
and intracellular and membrane calcium in erythrocytes of patients with pre-eclampsia. J of human hypertension ; 14:333-336
Martaadisoebrata, D.dkk. (2005), Bunga Rampai Obstetri dan Gynekologi sosial,
Ed.1.Cet 1, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Manuaba,Prof.dr.Ida Bagus Gde. (1998). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri
dan Ginekologi. Jakarta : EGC __________________________. (2002). Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan
dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan : Jakarta : EGC Mc Carthy J & Maine D. (1992). Aframework for analyzing the determinant of
maternal mortality, studies in family planning, 23, 1 : 23-33 Miller, et al. (2001). The Importance of meeting calcium needs with foods. Journal
of the American college of nutrition, vol 20, pp. 168S-185S. Mose JC. (2001). Prevention of pre-eclampsia. Dalam : Naskah lengkap 2nd
Scientific meeeting on fetomaternal medicine Bandung : bagian Obstertri Ginekologi FK Unpad/RSUP Hasan Sadikin.
Mundlofar, (2003), Gambaran kejadian eklampsia pada ibu hamil penderita
preeklampsia di RSU Jendral A.Yani Metro tahun 2001-2002. Depok : FKM UI
Murray, Robert K. (2003). Biokimia Harper edisi 25. Jakarta : EGC National Institutes of Health, (1994).Consencus Development Panel onOptimal
Calcium Intake. JAMA; 272 : 1942-8. Pitkin RM. (1975). Calcium metabolism is pregnancy : a review. Am J Obstet
Gynecol; 121 : 724-37
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Pertiwi, Rahayu. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi preeklampsia berat pada ibu bersalin di RS wilayah Kabupaten Karawang. Depok : FKM UI
Prasetyawan. (2002). Perbandingan kadar kalsium darah pada preeklampsia
berat dan kehamilan normotensi. Semarang : Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK Undip/RSUP.Dr.Kariyadi.
Pritchard, dkk. (1991). Penyakit hipertensi dalam kehamilan. Surabaya :
Airlangga University Press. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007 Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2010 Profil Kesehatan Kota Pasuruan tahun 2010 Royston, E & Amstrong, S., (1989), Preventing maternal death. Geneva : WHO Sabri, L & Hastono, Sutanto Priyo, (2006)Statistik Kesehatan. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada. Saunders, W.B. et al. (1997). Obstetric and the Newborn, An Illustrated textbook,
chapter 22, edition 3 Sediaoetama, Achmad Djaeni. (1987). Ilmu gizi jilid 1. Jakarta : PT Dian Rakyat Sastrawinata, S, dkk. (2005) Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi,
Fakultas Universitas Padjajaran edisi 2. Bandung : EGC Supariasa, IDN., Bakri.Backyar, Fajar.Ibnu, (2002). Penilaian status gizi. Jakarta :
EGC Utomo B. (1997). Kematian maternal dan berbagai faktor terkait di Indonesia.
Manajeman Kesehatan Masyarakat Indonesia. I : 27-33 WHO. (1999). Modul safe motherhood. Jakarta : Depkes RI Widya karya pangan dan gizi. 2004 Widya karya nasional pangan dan gizi VI. (1998). Jakarta : Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Winkjosastro,H. Dkk., (2006). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Wong, Dona, L, et al. (1997). Maternal child nursing care. America : Mosby
United States. Ayah bunda. (2011). Mengurangi risiko preeklampsia, October 2,2011. Http://babyorchestra.com. Kompas (2011). Penghambat penyerapan kalsium. Februari 15, 2012 Http://health.kompas.com Modul keperawatan. (2011). Komplikasi hipertensi pada ibu hamil, November 14, 2011. Http://wordpress.com Sofyan. (2002). Makanan untuk ibu hamil tiap trimester. October 10, 2011. Http://pikiranrakyat.com Widianto panca. (2011). Preeklampsia dan Eklampsia, November 14, 2011. Http://blogdetik.com
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Asri Deny Rostika
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 9 Agustus 1984
Alamat : Jl. Dr. Cipto VI/01 Lawang-Malang-Jawa Timur
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan
1. TK Almasyitoh II Bedali 1989-1991
2. SD Negeri Bedali 5 1991-1996
3. SMP Negeri 1 Lawang 1996-1999
4. SMA Negeri Lawang 1999-2002
5. D III Kebidanan Poltekkes Depkes Malang 2002-2005
6. D IV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran 2005-2006
7. Program SKM Kebidanan Komunitas UI 2010 s.d
sekarang
Riwayat Pekerjaan
1. Bidan Kelurahan Tamba’an wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo Kota
Pasuruan tahun 2006-2008.
2. Bidan Kelurahan Gadingrejo wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo Kota
Pasuruan tahun 2008-2009.
3. Bidan Koordinator Puskesmas Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2009-2010
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
KUESIONER
KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT PADA IBU
HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN
JAWA TIMUR TAHUN 2012
Tanggal :......................................................
Nomor Kuesioner : ....../....../...... (Diisi oleh peneliti)
Nomor Responden : ....../....../....... (Diisi oleh peneliti)
INFORMED CONSENT
Selamat Pagi/Siang/Sore
Perkenalkan saya Asri Deny Rostika dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia. Saya sedang melakukan penelitian tentang Kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012, akan bertanya mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut diatas. Jawaban ibu akan saya rahasiakan sehingga tidak seorangpun akan mengetahuinya. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan ibu dapat menolak untuk menjawab pertanyaan atau tidak melanjutkan wawancara. Saya sangat berharap ibu dapat berpartisipasi, karena pendapat ibu sangat penting.
Saat ini apakah ibu bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini?
Jika Iya, mohon bubuhkan tanda tangan ibu di bawah ini.
Pasuruan, ......................2012
Responden
(............................................)
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
I. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah titik-titik dibawah ini dan lingkari nomor jawaban yang disetujui
sebagai jawaban yang menurut ibu benar!
1. Nama responden :...............................................................
2. Tempat tanggal lahir :...............................................................
3. Alamat responden :................................................................
No.Telp/HP :................................................................
4. Hamil berapa bulan : ....................bulan
5. Hari pertama mens terakhir :.................................(diisi oleh peneliti)
6. Kehamilan keberapa :................................................................
7. Jumlah anak lahir hidup :.....................orang
8. Jumlah anak lahir mati :.....................orang
9. Tekanan darah :..................mmHg(diisi oleh peneliti)
10. Proteinuria :..................(diisi oleh peneliti)
11. Tingkat Pendidikan formal terakhir yang berhasil diselesaikan
a. Perguruan tinggi b. Akademi
c. SLTA d. SLTP
e. SD f. Tidak sekolah
12. Berapa kali ibu periksa hamil ? (dicocokkan dengan buku KIA)
a. < 4 kali kunjungan
b. > 4 kali kunjungan
II. RIWAYAT KESEHATAN
Lingkarilah jawaban yang ibu pilih
13. Apakah dalam keluarga ibu ada yang mempunyai riwayat keturunan
darah tinggi (hipertensi) ?
a. Ya
b. Tidak
14. Bila ini bukan kehamilan yang pertama, apakah pada kehamilan
sebelumnya ibu mengalami tekanan darah tinggi ?
a. Ya b. Tidak
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
15. Apakah dalam keluarga ibu ada yang pernah saat hamil mengalami
tekanan darah tinggi (preeklampsia)?
a. Ya b. Tidak
16. Apakah ibu atau keluarga ibu mempunyai penyakit kencing manis?
a. Ya b. Tidak
III. PENGETAHUAN TENTANG KALSIUM
Lingkarilah jawaban yang dipilih dan isilah titik-titik bilamana
diperlukan
17. Menurut ibu, kalsium merupakan zat gizi yang termasuk dalam
golongan apa?
18. Menurut ibu pada kehamilan, kalsium berfungsi sebagai apa? (jawaban
boleh lebih dari satu)
a. Pembentukan otak janin b. Melarutkan lemak
c. Pembentukan tulang
dan gigi janin
d. Lainnya,
sebutkan................
e. Memperkuat otot f. Tidak tahu
19. Kalsium dalam tubuh banyak tersimpan dimana ?(jawaban boleh lebih
dari satu)
a. Kulit b. Tulang
c. Otak d. Lainnya, sebutkan.........................
e. Gigi f. Tidak tahu
20. Menurut ibu, bahan makanan apa saja yang termasuk sumber
kalsium?(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Kuning telur b. Ikan teri
c. Susu d. Kacang kedelai
e. Udang f. Lainnya,sebutkan............
g. Keju h. Tidak tahu
a. Protein b. Lainnya, sebutkan...................
c. Vitamin d. Tidak tahu
e. Mineral
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
21. Menurut ibu, berapa kebutuhan kalsium untuk ibu hamil?
a. 1000 mg/hari b. 1200 mg/hari
c. 1100 mg/hari d. Tidak tahu
22. Menurut ibu, apa fungsi vitamin D ? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Pelarut lemak
b. Membantu absorbsi kalsium
c. Membantu proses pembentukan dan pemeliharaan tulang
d. Tidak tahu
23. Menurut ibu, bagaimana cara mendapatkan vitamin D ?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Terpapar sinar matahari b. Makan hati
c. Makan kuning telur d. Tidak tahu
e. Minum minyak ikan
24. Dimanakah vitamin D itu di buat ?
a. Kulit b. Jantung
c. Rahim d. Tidak tahu
25. Menurut ibu, berapa lama kita sebaiknya terpapar sinar
matahari dalam sehari ?
a. 1 jam b. Lainnya, sebutkan...........
c. 30 menit d. Tidak tahu
e. 15 menit
IV. KONSUMSI KALSIUM
Lingkari jawaban yang ibu pilih dan isilah titik-titik bila mana
diperlukan
26. Apakah ibu mengonsumsi susu ?
a. Ya
b. Tidak (langsung ke nomer 29)
27. Apakah ibu mengonsumsi susu hanya saat hamil saja ?
a. Ya
b. Tidak, sejak umur berapa :.......................tahun
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
28. Seberapa sering ibu mengonsumsi susu ?.......kali per hari/
minggu/bulan (lingkari salah satu)
29. Apakah ibu meminum obat “kalk” yang didapatkan saat
Ibu periksa hamil?
a. Ya
b. Tidak
30. Apakah ibu mengonsumsi suplemen selain “kalk” atau kalsium?
a. Ya , sebutkan mereknya.......................................
b. Tidak
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN (Modifikasi DKBM, Depkes, 1992)
Isilah kolom pernyataan dibawah ini dengan tanda (P) sesuai dengan kebiasaan makan ibu. (bila tidak mengonsumsi tanyakan
alasannya)
No Jenis Bahan
makanan
Frekuensi per
URT Berat
(mg/ml) KET Tidak
pernah
3x/
hari
2x
/hari
1x/
hari
4-6x/
minggu
1-3x/
minggu
1-3x/
bulan
Sumber Tinggi kalsium 1. Susu bubuk .....sdm/gelas
2. Susu cair .......gls/kotak
3. Susu kental manis .......gls/kotak
4. Keju .......gls/kotak
5. Yoghurt .............gelas
6. Es krim ..........potong
7. Susu kedelai .............gelas
8. Ikan teri kering ....cone/gelas
9. Ikan bandeng presto .............gelas
10. Ikan teri segar ..............sdm
11. Sarden (kaleng) ..........potong
12. Rebon (udang kecil)
segar
..............sdm
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
13. Rebon (udang kecil)
kering
..............sdm
14. Udang segar ..........potong
15. Udang kering (ebi) ..............sdm
16. Tahu ..........potong
17. Tempe ..........potong
18. Bayam ......mangkuk
19. Sawi ......mangkuk
20. Selada air ......mangkuk
21. Daun singkong ......mangkuk
Sumber Rendah Kalsium 22. Belut .........potong
23. Daging ayam ..........potong
24. Daging sapi ..........potong
25. Daging bebek ..........potong
26. Kuning telur ayam ..............butir
27. Kuning telur bebek .............butir
28. Oncom ..........potong
29. Kacang tanah .............sdm
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
30. Kacang merah ..............sdm
31. Taoge ......mangkok
32. Singkong .........potong
33. Roti ..........lbr/ptg
34. Biskuit ..........keping
35. Jeruk .............buah
36. Pepaya .........potong
37. Jambu biji ............buah
Pembantu Absorpsi Kalsium 38. Pisang ............buah
39. Pear ............buah
40. Apukat ............buah
Penghambat Absorpsi Kalsium 41. Teh ..........gelas
42. Kopi ...........gelas
43. Minuman bersoda .....botol/gls
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::TERIMAKASIH:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012