Ru’yatul Hilal

8
Ru’yatul Hilal Metoda Syar’i Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan Marhaban Ya Ramadhan

description

Marhaban Ya Ramadhan. Ru’yatul Hilal. Metoda Syar’i Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan. Pendahuluan. Umat Islam sering berbeda dalam mengawali dan mengakhiri Ramadhan Menunjukkan ketidak kompakan dalam Ibadah Shaum dan Idul Fitri - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Ru’yatul Hilal

Page 1: Ru’yatul Hilal

Ru’yatul HilalMetoda Syar’i Penetapan

Awal dan Akhir Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan

Page 2: Ru’yatul Hilal

Pendahuluan

• Umat Islam sering berbeda dalam mengawali dan mengakhiri Ramadhan

• Menunjukkan ketidak kompakan dalam Ibadah Shaum dan Idul Fitri

• Menciptakan suasana psikologis yang tidak nyaman dalam kebersamaan beribadah dan ber-hari raya

• Kondisi yang memprihatinkan

Page 3: Ru’yatul Hilal

Faktor Penyebab• Perbedaan metoda penetapan awal dan akhir

Ramadhan:– Rukyah Melihat Bulan Baru– Hisab Perhitungan astronomis– Pasangsurut Pengamatan pasangsurut

• Perbedaan kriteria pada tiap metoda– Rukyah: Rukyah Lokal; Rukyah Global– Hisab: Ijtima’ Qabla Ghurub; Ijtima’ Qabla Fajr; dll

• Egoisme Kelembagaan dan Politik

Page 4: Ru’yatul Hilal

Rukyah Global Metoda Sayar’I Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan

• Rukyatul Hilal: Mengamati munculnya bulan baru (Ramadhan/Syawal)

• Rukyah Global: Satu rukyah untuk seluruh dunia tanpa mempertimbangkan perbedaan mathla’

• Dalil:فإن غمي لرؤيته وأفطروا لرؤيتهصوموا »

عليكم فأكملوا عدة شعبان ثالثين«Berpuasalah kalian jika melihat bulan dan berbukalah kalian jika melihat bulan. Jika (penglihatan kalian) terhalang oleh mendung, maka genapkanlah bilangan sya’ban menjadi 30 hari (HR. Bukhari melalui Abu Hurairah)

Page 5: Ru’yatul Hilal

فإن لرؤيته وأفطروا لرؤيته صوموا»غمي عليكم فعدوا ثالثين«

Berpuasalah kalian jika melihat bulan dan berbukalah kalian jika melihat bulan. Jika (penglihatan kalian) terhalang oleh mendung, maka genapkanlah bilangannya menjadi 30 hari (HR. Muslim melalui Abu Hurairah)

تصوموافال»الشهر تسع وعشرون ليلة فإن غمي عليكم فأكملوا حتي تروه

العدة ثالثين«Satu bulan adalah 29 hari, maka janganlah kalian puasa hingga melihat (hlal). Spabila (penglihatan kalian) terhalang oleh mendung , maka genapkanlah bilangannya 30 hari. (HR. Bukhari dari Ibnu Umar)

Page 6: Ru’yatul Hilal

فإن لرؤيته وأفطروا لرؤيته صوموا»غمي عليكم فعدوا ثالثين«

Berpuasalah kalian jika melihat bulan dan berbukalah kalian jika melihat bulan. Jika (penglihatan kalian) terhalang oleh mendung, maka genapkanlah bilangannya menjadi 30 hari (HR. Muslim melalui Abu Hurairah

حتي تصوموافال»الشهر تسع وعشرون ليلة فإن غمي عليكم فأكملوا العدة ثالثين« تروه

Satu bulan adalah 29 hari, maka janganlah kalian puasa hingga melihat (hlal). Spabila (penglihatan kalian) terhalang oleh mendung , maka genapkanlah bilangannya 30 hari. (HR. Bukhari dari Ibnu Umar)

Page 7: Ru’yatul Hilal

Abdurahman Al-Jaziri, Al Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, Jilid I, hlm.550:

“Apabila ru’yatul hilal telah terbukti (terlihat) di salah satu negeri, maka negeri-negeri yang lain (juga) wajib berpuasa. Dari segi pembuktiannya tidak ada perbedaan lagi antara negeri yang dekat dengan yang jauh, jika (berita) rukyatul hilal itu memang telah sampai kepada mereka dengan cara (terpercaya) yang mewajibkan puasa. Tidak diperhatikan lagi di sini adanya perbedaan mathla’ hilal (tempat terbitnya bulan) secara mutlak. Demikianlah pendapat 3 imam madzhab (Abu Hanifah, Malik, Ahmad). Para pengikut madzhab Syafi’I berpendapat lain. Mereka berpendapat, “Apabila rukyatul hilal di suatu daerah telah terbukti, maka berdasarkan pembuktian ini penduduk yang terdekat di sekitar daerah tersebut wajib berpuasa. Ukuran kedekatan (antar dua daerah) dihitung menurut kesamaan mathla’, yaitu jarak ke duanya kurang dari 24 farsakh (120Km). Adapun penduduk daerah yang jauh, mereka tidak wajib berpuasa dengan rukyah ini, karena terdapat perbedaan mathla’ “

Page 8: Ru’yatul Hilal