Rumusan Masalah
-
Upload
hesti-a-priejanto -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Rumusan Masalah
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan
sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang
pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus
bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri. Beberapa tahun belakangan
pendidikan menjadi prioritas utama yang dikembangkan pemerintah. Berbagai progam
disiapkan guna membenahi dan menyelesaikan masalah pendidikan yang ada di indonesia.
Salah satunya adalah perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan hal yang biasa
dan bukanlah sesuatu yang dilarang. Apabila dirasa kurikulum nasional tidak lagi dapat
memenuhi kompetensi yang diinginkan untuk dicapai maka perubahan kurikulum
dimungkinkan untuk dilaksanakan. Pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan
kurikulum untuk menyesuaikan dengan tekhnologi dan pengetahuan yang semakin lama
mengalami perkembangan. Seperti yang terjadi saat ini Indonesia mengalami perubahan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 kini sedang menjadi pusat perhatian karena pada awal tahun 2014 ini
resmi menjadi kurikulum nasional yang baru. Dalam kutipan wawancara menteri pendidikan
(Moh. Nuh) menyatakan hadirnya kurikulum baru bukan berarti kurikulum lama tidak bagus.
Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa
depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di
dalam pengembangan kurikulum 2013.
Dari masa dicanangkan hingga kini, kurikulum 2013 sendiri banyak mengalami
perubahan karena dirasa ada banyak hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Berbagai masalah baru banyak bermunculan dalam proses belajar mengajar. Hal ini sudah
seharusnya menjadi perhatian utama insan akademisi untuk mengawasi proses penerepan
kurikulum 2013 dan membenahi kekurangannya. Oleh karena itu, sebagai bagian dari insan
akademisi, Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan agar dapat meninjau keadaan dan
masalah yang muncul setelah pergantian kurikulum serta diharapkan dengan PKL ini
mahasiswa dapat memantapkan pemahamannya mengenai seluk beluk dunia guru. Lokasi
yang dipilih untuk PKL kali ini adalah SMPN 8 Yogyakarta.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 8 Yogyakarta?
1.2.2 Bagaimana proses belajar yang berlangsung selama ini?
1.2.3 Bagaimana dinamika siswa dalam belajar matematika disekolah?
1.2.4 Bagaimana strategi sekolah menghadapi perkembangan Pendidikan Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui penerapan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 8 Yogyakarta.
1.3.2 Mengetahui proses belajar yang berlangsung selama ini.
1.3.3 Mengetahui dinamika siswa atas penerapan kurikulum 2013 di sekolah.
1.3.4 Mengetahui strategi sekolah menghadapi perkembangan Pendidikan Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat dari PKL untuk mahasiswa adalah :
1.4.1 Dapat memahami tentang penerapan Kurikulum 2013 di lingkungan sekolah.
1.4.2 Untuk memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai dunia pendidikan.
Manfaat dari PKL untuk SMP Negeri 8 Yogyakarta adalah :
1.4.3 Berbagi ilmu seputar dunia Pendidikan.
Manfaat dari PKL untuk dosen adalah :
1.4.4 Untuk memperoleh informasi tentang perkembangan penerapan Kurikulum 2013 di
sekolah.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Tempat dan Waktu
Tempat Pelaksanaan :
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di SMP Negeri 8 Yogyakarta yang
berlokasi Jalan Prof. Dr. Kahar Muzakir 2 Yogyakarta Telepon 516013, 541483.
Waktu Pelaksanaan :
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama 4 hari dimulai tanggal 17-21
November 2014, dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu tepatnya untuk
berkunjung ke sekolah pada 19 November 2014 pada pukul 08.30-11.30 WIB.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Penerapan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 8 Yogyakarta
Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang diterapkan pemerintah untuk menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku kurang lebih selama 6 tahun.
Kurikulum 2013 ini memiliki tiga aspek penting, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan dan aspek sikap dan perilaku. Selain itu, dalam penerapannya Kurikulum2013
lebih menekankan untuk menjadikan siswanya berperan lebih aktif (student center) dari pada
gurunya yang lebih aktif (teacher center).
Dalam hal ini, berdasarkan hasil tanya jawab yang berlangsung dalam kegiatan PKL yang
dilaksanakan di SMP Negeri 8 Yogyakarta, mereka telah memakai Kurikulum 2013 di dalam
semua mata pelajaran. SMP Negeri 8 Yogyakarta menjadi satu-satunya SMP yang mendapat
tinjauan langsung dari Medikbud terkait kesiapan implementasi kurikulum 2013. Dalam
praktik pembelajaran sehari-harinya sudah seperti Kurikulum 2013, khususnya pada
pembelajaran matematika. Guru tidak lagi hanya ceramah dan menerangkan rumus-rumus
yang ada kepada siswanya, tetapi siswa mencoba untuk menemukan sendiri rumus yang ada
dengan dibantu oleh gurunya. Sementara itu murid juga berperan aktif dengan cara membaca
buku yang ada di perpustakaan dengan berpedoman Kurikulum 2013 yang didapat dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ketika meninjau langsung di SMP
Negeri 8 Yogyakarta.
Contohnya, pelajaran volume dan luas tabung. Guru tidak langsung memberi tahu siswanya
volume tabung atau luasannya itu apa, tetapi siswa dibimbing untuk mencari sendiri rumus
tersebut. Atau ketika pelajaran statistika siswa di minta untuk melakukan penelitian kecil-
kecilan di lingkungan rumahnya mengenai jumlah penduduk dan lain sebagainya. Sehingga
dengan penerapan pembelajaran seperti itu, siswa akan banyak berperan aktif dan dapat
menjadikan siswa lebih berani untuk bicara atau mengungkapkan pendapat mereka. Selain itu
siswa juga berperan aktif dalam pengaplikasian pelajaran matematika dengan menggunakan
alat peraga yang ada sehingga murid lebih mudah memahami materi yang mereka pelajari.
Jadi, SMP Negeri 8 Yogyakarta telah memakai kurikulum 2013 yang ada, dalam penerapan
pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajarnya telah sesuai seperti
kurikulum 2013.
2.2.2 Proses Belajar yang berlangsung di SMP Negeri 8 Yogyakarta
Proses pembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri 8 Yogyakarta dapat dikatakan
berlangsung dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa hal di bawah ini.
Dalam proses pembelajarannya sekolah memberikan pembiasaaan yang baik, seperti, setiap
pagi sebelum dimulainya pelajaran semua siswa di haruskan untuk tadarus bersama, lalu
menyanyikan lagu kebangsaaan. Setelah itu, untuk kelas 7 dan 8 dibiasakan untuk membaca
buku dan meringkasnya. Sedangkan untuk kelas 9, mereka dibiasakan untuk mengerjakan 5-
10 soal latihan Ujian Nasional.
Sekolah juga membiasakan taat dan tertib peraturan bagi siswanya, seperti pemberian
hukuman bagi anak yang telambat datang atau pemberian denda pada anak yang membuang
sampah sembarangan. Komitmen guru di SMP Negeri Yogyakarta untuk tidak terlambat
masuk jam mengajar ataupun tidak terlambat untuk masuk sekolah. Juga memberikan contoh
yang baik bagi siswanya.
Sekolah juga membuat peraturan siswa-siswinya untuk sholat dzuhur berjamaah dan sholat
jumat berjamaah di masjid SMP Negeri 8 Yogyakarta bagi yang beragama muslim sedangkan
bagi yang beragama non muslim akan sembahyang dengan masing-masing pengajar. Siswa-
siswi yang dengan sengaja tidak melaksanakan aturan tersebut maka akan diberi sanksi oleh
sekolah.
Sekolah juga memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan potensi, bakat dan
juga dapat meningkatkan prestasi mereka dengan adanya ekstrakulikuler yang dapat dipilih
oleh siswa, seperti OSN dan kejuaraan lomba lainnya.
Dalam proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di kelas tetapi kadang-kadang di luar
kelas, seperti aula, dan sebagainya. Sehingga siswa tidak merasa jenuh dan akan merasa lebih
nyaman.
2.2.3 Beberapa dinamika dan solusi dari hambatan selama menjadi guru
Acara-acara pembelajaran yang berpengaruh pada proses belajar dapat ditentukan
oleh guru. Kondisi ekternal yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah bahan
belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, dan subjek pembelajar itu sendiri.
1. Perkenalan oleh guru agar tidak terkesan menakutkan sebelum dimulai mata pelajaran.
Sebelum pelaksanaan mata pelajaran berlangsung, diharapkan para guru dapat mendekat
kepada siswa. Sehingga pada saat mata pelajaran berlangsung siswa tidak merasa tegang
dengan mata pelajaran matematika. Pada tahap ini peran oleh seorang guru jadi sangat
penting dan berpengaruh dalam kegiatan siswa selanjutnya.
2. Pengimplementasian dari kegiatan sehari-hari.
Dunia matematika yang terkenal dengan rumus yang beragam serta teorema maupun berbagai
definisi membutuhkan kemampuan dari seorang guru agar siswanya dapat mendalami semua
teori itu dengan mudah. Namun tidak semudah dari apa yang dibayangkan, hanya sebagian
siswa saja yang mungkin memilki kemampuan lebih dalam mendalaminya tanpa harus diajar
secara khusus. Oleh sebab itu peran dari seorang guru pada tahap ini sangat penting, dari
seluruh materi matematika guru memang tidak seharusnya hanya memberikan rumus lalu
latihan soal. Namun guru juga harus bisa menyelami dunia siswa dengan mengkombinasikan
matematika ke dalamnya. Seperti halnya masalah di kehidupan sehari-hari yang tidak lepas
dari perhitungan. Dan guru harus banyak memberikan contoh kejadian nyata agar siswa bisa
menerapkan teori yang ada pada matematika.
3. Belajar dari permasalahan masyarakat.
Guru bisa juga memberikan tugas pada siswa dengan cara membentuk kelompok dalam kelas
tersebut. Selanjutnya dari masing-masing kelompok mendapatkan tugas misalnya tentang
statistika yaitu setiap kelompok harus mendata dari masing-masing daerahnya, dan dari
masing-masing data diambil permasalahannya lalu dari permasalahan tersebut siswa bisa
membuat atau menggambarkannya melalu diagram, grafik dan sebagainya. Setelah membuat
pengamatan seperti di atas selanjutnya tiap kelompok harus meminta paraf atau tanda bukti
dari pihak yang bersangkutan misal dengan surat pernyataan yang ditanda tangani oleh
penanggung jawab daerah tersebut. Dan dari tugas tersebut siswa dapat mengambil
kesimpulan dan juga dapat belajar peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal tersebut
selain memahami materinya siswa juga bisa mengimplementasikannya.
4. Memberikan semanga di awal pembelajaran.
Dalam hal belajar dan pembelajaran, terkadang tidak semua siswa memiliki semangat belajar
yang sama. Bahkan masih banyak siswa yang acuh terhadap belajar khususnya matematika.
Selain acuh mereka biasanya tidak memahami betapa pentingnya pelajaran berhitung apabila
digunakan dalam kehidupan nyata. Oleh sebab itu dalam hal ini peran guru dalam
memberikan motivasi kepada siswa sangatlah penting. Selain memberikan materi yang
dibutuhkan siswa, guru juga harus memahami apa yang dibutuhkan siswa seperti semangat
dalam mencapai cita-cita, karir dan kesuksesan. Karena selain menjadi pendidik, guru juga
termasuk orang tua dari siswa ketika di sekolah. Jadi tidak ada salahnya jika guru juga harus
tau permasalahan apa yang dapat menghambat siswanya demi kelancaran pembelajaran ke
depannya.
5. Membuat kesepakatan antar guru dan murid.
Biasanya pada pertemuan dan perkenalan awal dari seorang guru dan para siswanya harus
ada kesepakatan yang dibuat agar tidak ada kesalahpahaman apabila selama mata pelajaran
berlangsung ada beberapa siswa yang membuat masalah. Selain itu guru juga tidak boleh
semena-mena dalam membuat kesepakatan agar siswanya bisa menghormati guru dengan
sebaik-baiknya, begitu pula dengan guru juga harus bisa menghargai seluruh mendapat
siswanya.
6. Dalam proses pembelajaran diutamakan sistem tanya jawab.
Dalam sistem pembelajarannya guru dari SMP Negeri 8 Yogyakarta mengutamakan metode
tanya jawab, dalam hal ini siswa diharuskan bertanya apabila ada kesulitan dalam materi
yang dijelaskan, seorang guru harus pintar memancing siswanya agar bertanya sebab apabila
tidak ada yang ditanyakan bisa jadi siswa belum mengerti dengan apa yang telah dijelaskan
oleh guru. Dan selanjutnya guru pun harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
siswanya.
7. Dalam hal strategi penilaian, SMP Negeri 8 Yogyakarta menggunakan beberapa cara
diantaranya:
1. Mengumpulkan tugas di awal jadwal pengumpulan ditambah 3.
Apabila seorang guru memberikan tugas wajib dan menentukan tanggal pengumpulan
namun ada beberapa siswa yang mengumpulkan di awal sebelum jadwal pengumpulan,
sehingga beberapa siswa yang mengumpulkan di awal tersebut wajib mendapatkan nilai
tambah sebanyak 3. Meski nilai dari tugas tersebut 100 namun penambahan nilai 3 tetap
di lakukan.
2. Pemberian tugas sunnah akan dapat banyak bonus di nilai.
Selain tugas wajib guru juga memberikan tugas tidak wajib sehingga nilai siswa dapat
terangkat, dalam tugas tidak wajib ini semua siswa tidak wajib mengerjakan dan
mengumpulkan sehingga tidak ada paksaan dalam pelaksanaannya.
3. Tugas, tidur, tertawa dan makan dsb di kelas akan dinilai oleh guru.
Selain dari tugas wajib dan tidak wajib, guru SMP Negeri 8 Yogyakarta juga menilai
semua kegiatan yang siswa lakukan di kelas. Baik tidur, makan, bercanda dan semua
yang dilakukan siswa diperhatikan oleh guru. Jadi dalam proses pembelajarannya
siswa diberikan kebebasan berekspresi di kelas. Dan itu sudah menjadi ketentuan
antar siswa dan guru.
4. Guru ideal adalah guru yang bisa menghafal nama siswa dan bisa berteman
dengan siswa.
Selain dapat mengajar dengan baik, seorang pendidik yang baik harus bisa
mengetahui setiap siswanya. Agar dalam proses pembelajaran guru dapat mengetahui
mana siswa yang aktif dan tidak.
2.2.4 Kiat-kiat sekolah dalam menghadapi perkembangan pendidikan di Indonesia
Kiat-kiat SMPN 8 Yogyakarta dalam menghadapi perkembangan pendidikan yang ada di
Indonesia patut unuk dicontoh bagi sekolah-sekolah lain. Kepala sekolah SMPN 8
Yogyakarta mengatakan bahwa perkembangan sekolah bergantung pada siapa yang menjadi
kepala sekolah, karena tipe kepala sekolah sangat mempengaruhi perkembangan sekolah.
Sekolah juga harus menerapkan MBS (Menejemen Berbasis Sekolah) bukan menejemen
berbasis selamat yang sering digunakan oleh kebanyakan kepala sekolah lain. Menejemen
berbasis selamat hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu bukan kepada siswa. Hal
tersebut berdampak pada merosotnya mutu siswa dan sekolah.
Selain itu kepala sekolah harus membuat terobosan-terobosan yang dapat membuat sekolah
menjadi lebih baik. Terobosan disini tidak harus selalu memerlukan biaya. Terobosan-
terobosan yang bisa dilakukan antara lain dengan mengadakan pembiasaan-pembiasaan bagi
siswa. Pembiasaan-pembiasaan disini diharapkan dapat memperbaiki karakter siswa agar
menjadi lebih baik.
Sekolah memberikan fasilitas kepada siswa-siswinya secara gratis karena SMP Negeri 8
Yogyakarta mendapatkan dana bos dari pusat dan daerah Yogyakarta untuk diberikan kepada
siswa-siswinya sehingga para murid bisa mengembangkan semua potensi dan mencukupi
semua kebutuhan tanpa memikirkan dana karena semuanya telah dibebaskan dari dana.
Sekolah juga menyediakan ekstrakulikuler yang dapat menampung dan mengembangkan
potensi yang ada pada siswa. Sekolah berkewajiban untuk mengembangkan dan menyalurkan
potensi-potensi yang ada pada siswa. Memberikan kuisioner bagi siswa saat awal diterima
sekolah agar sekolah dapat mengarahkan siswa mengikuti ekstrakulikuler yang sesuai dengan
potensinya. Jangan sampai ada siswa yang berpotensi tetapi sekolah tidak mengetahui potensi
tersebut.
Aspek yang tidak kalah penting adalah fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah harus memadai
agar siswa dapat lebih mudah dan nyaman dalam proses pembelajaran. Fasilitas harus sebaik-
baiknya dan selengkap-lengkapnya. Kenyamanan siswa berkorespondensi pada prestasi
siswa. Salah satu fasilitas yang sering terlupakan adalah wifi. Wifi sangat membantu siswa
dalam mencari ilmu dari sumber lain, sehingga siswa semakin luas wawasannya.