rumusan makalah

13
Pendidikan di pedalaman dan perbatasan di Indonesia Keberhasilan suatu Negara tidak hanya ditentukan oleh perkembangan politiknya maupun perkembangan ekonominya. Tetapi, keberhasilan suatu Negara dapat ditentukan juga oleh tingkat perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam hal ini, perkembangan dunia pendidikannya. Dimana Negara Indonesia ini, merupakan Negara yang masih dalam tahap atau termasuk dalam Negara berkembang. Jadi, jika Negara ini ingin dapat berkembang menuju Negara yang dapat berkembang sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai. seharusnya Negara ini, tidak hanya memperhatikan serta meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan yang berada di ibu kota saja serta di kota-kota besar lainnya. Tetapi seharusnya pemerintahan atau Negara ini juga harus memperhatikan serta meningkatan kemajuan pendidikan di wilayah-wilayah terpencil atau pendalaman, serta di daerah- daerah perbatasan antara Indonesia dengan Negara-negara perbatasan lainnya, yang masih jauh dari perhatian pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintahan pusat maupun daerah, itu antara lain dari segi aspek transportasi, kesenjangan ekonomi masyarakat setempat, serta infrastruktur sekolah yang tidak memadai. Miris memang melihat pendidikan di Negara kita ini, begitu banyak hasil alam yang ada dinegara ini. Tapi melihat lebih dekat dengan daerah yang kaya akan hasil alam tersebut

description

makalah

Transcript of rumusan makalah

Page 1: rumusan makalah

Pendidikan di pedalaman dan perbatasan di Indonesia

Keberhasilan suatu Negara tidak hanya ditentukan oleh perkembangan politiknya maupun

perkembangan ekonominya. Tetapi, keberhasilan suatu Negara dapat ditentukan juga oleh

tingkat perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam hal ini, perkembangan dunia

pendidikannya. Dimana Negara Indonesia ini, merupakan Negara yang masih dalam tahap

atau termasuk dalam Negara berkembang. Jadi, jika Negara ini ingin dapat berkembang

menuju Negara yang dapat berkembang sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.

seharusnya Negara ini, tidak hanya memperhatikan serta meningkatkan mutu atau kualitas

pendidikan yang berada di ibu kota saja serta di kota-kota besar lainnya. Tetapi seharusnya

pemerintahan atau Negara ini juga harus memperhatikan serta meningkatan kemajuan

pendidikan di wilayah-wilayah terpencil atau pendalaman, serta di daerah-daerah perbatasan

antara Indonesia dengan Negara-negara perbatasan lainnya, yang masih jauh dari perhatian

pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian

dari pemerintahan pusat maupun daerah, itu antara lain dari segi aspek transportasi,

kesenjangan ekonomi masyarakat setempat, serta infrastruktur sekolah yang tidak memadai.

Miris memang melihat pendidikan di Negara kita ini, begitu banyak hasil alam yang ada

dinegara ini. Tapi melihat lebih dekat dengan daerah yang kaya akan hasil alam tersebut

berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat yang berada disana. Minimnya pelayanan

kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan masyarakatnya. Seperti daerah perbatasan dan

pedalaman kurang diperhatikan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat khususnya

bidang pendidikan. Pendidikan dipedalaman dan perbatasan sungguh sangat ironi dibanding

pendidikan di kota, kurangnya guru pengajar, sulitnya akses ke sekolah, tidak layaknya

sarana dan prasarana sekolah, dan pola pikir masyarakat yang rendah terhadap pentingnya

pendidikan. Masalah tersebut mungkin sudah dari waktu kewaktu, tapi pemerintah belum

bisa memberantas sepenuhnya walaupun dengan penambahan anggaran pendidikan. Seperti

contoh anggaran pendidikan Kaltim sebesar Rp407,325 miliar dengan efektivitas serapan

mencapai 87,64 persen bukanlah hal yang positif. Faktanya, kurang lebih 2.000 ribu anak

usia aktif di perbatasan dan pedalaman tidak sekolah, adalah kondisi yang berbanding

terbalik dengan program pemerintah dalam pengentasan kebodohan dan program wajib

belajar. Di daerah Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Berau ketika sudah jam 08.00

pagi waktu setempat di SD daerah tersebut tak ada satu gurupun yang hadir ditengah murid-

muridnya. Ada seorang penjaga sekolah yang berumur 14 tahun lulusan 2 tahun dari SD

Page 2: rumusan makalah

tersebut, dia menjemput seorang guru honorer dari rumah dan guru satu-satunya yang masih

mau aktif mengajar. Sebenarnya ada guru lain disana tapi sering tidak hadir dengan alasan-

alasan yang tidak jelas seperti rapat dinas, cuaca buruk sehingga akses ke sekolah dari kota

menjadi sulit dan macam-macam. Padahal mereka adalah guru PNS yang seharusnya

mengabdi untuk negeri ini. Lain lagi di SDN 12 Guna Baner, Desa Sungai Tekam,

Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau. Sekolah ini berada pada kawasan perbatasan

dengan Sarawak, Malaysia Timur. Fasilitas sekolah sangat minim ditambah lagi tidak ada

penerangan listrik. Rumah dinas tempat tinggal guru juga tidak ada. Guru-guru yang bertugas

di daerah terpencil kebanyakan menumpang di rumah warga. Atas inisiatif warga setempat,

dibangun rumah singgah secara swadaya. SDN 12 terdiri dari enam lokal kelas, dengan

jumlah murid 154 orang. Murid kebanyakan warga sekitar dusun. Dusun terjauh dari SDN itu

berjarak 5 Km. Tenaga pendidik di SDN 12 Guna Baner masih sangat kurang. Saat ini baru

ada empat guru PNS dan dua tenaga honorer yang membantu kelancaran proses belajar dan

mengajar. Sedangkan murid-murid yang sekolah di SDN 12 kebanyakan berjalan tanpa alas

kaki. untuk mencapai sekolah para murid pun harus berangkat jam 05.00 pagi dari rumah

karena akses jalan yang sulit serta jauh. Karena kekurangan guru, Satgas Pengamanan

Perbatasan (Pamtas) Yonif 143/TWEJ bersedia menjadi guru bantu untuk mengajar PPKN

dan olahraga di SDN 12 Guna Baner. Dengan adanya tenaga bantuan pendidik dari Pamtas

tentu membantu tugas guru.

Hal yang serupa terjadi juga di papua Jayapura, Satuan Tugas (Satgas) TNI-AD dari berbagai

kesatuan yang ditugaskan di pos-pos keamanan daerah perbatasan antarnegara dan daerah

terpencil di pedalaman Provinsi Papua, ternyata mempunyai andil besar dalam proses

pencerdasan bangsa melalui pendidikan. Disela-sela tugasnya menjaga keamanan negara,

para prajurit TNI itu juga menjadi guru, dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah

Menengah Pertama (SMP) secara sukarela tanpa upah. kondisi SD dan SMP di pedalaman

pada umumnya masih sangat memrihatinkan, sehingga dapat mempengaruhi mutu lulusan

murid. Kondisi itu adalah kekurangan guru, karena ada SD Kelas I hingga Kelas VI hanya

diajari satu atau dua orang guru, bahkan ada yang kosong, sehingga banyak murid SD yang

lulus masuk SMP, namun kurang bisa membaca, menulis dan berhitung. Di sisi lain, ada

oknum guru yang kabur ke kota-kota besar berbulan-bulan lamanya tanpa alasan yang jelas,

padahal mereka menerima gaji setiap bulannya dengan lancar tanpa menyadari bila

tindakannya itu membohongi masyarakat, terutama murid.

Page 3: rumusan makalah

Seperti yang terjadi di kabupaten Yahukimo-papua, disini terdapat 66 sekolah akan tetapi

hanya terdapat 117 orang guru. Itu artinya setiap sekolah hanya mempunyai kurang dari dua

orang guru (suara pembaharuan). Umumnya para guru enggan untuk di tempatkan di daerah

pedalaman karena medan yang berat dan gaji yang sering terlambat. kehidupan yang sulit dan

suhu politik di daerah Pegunungan Tengah Papua yang dinamis membuat banyak guru yang

terlibat dalam kegiatan politik. Mereka tidak mengabdi sebagai guru dengan baik, sehingga

siswa-siswi di daerah pedalaman tidak mendapatkan pendidikan yang baik, ada beberapa

guru yang bahkan ikut kegiatan politik. Sehingga tugas guru sebagai pengajar jadi terabaikan.

Padahal saat melamar menjadi PNS, para guru tersebut dengan semangat sanggup untuk

ditempatkan di daerah terpencil. Setelah mereka diangkat sebagai PNS maka mereka akan

bermain sulap sehingga bisa pindah ke daerah kota. Akibatnya di pedalaman kekurangan

guru lagi, dan tahun berikutnya ada alokasi penerimaan PNS untuk guru (lagi), diterima dan

sulapan (lagi), sehingga guru-guru menumpuk di kota dan di pedalaman tetap saja merana,

sehingga dunia pendidikan di pedalaman harus rajin-rajin bermain sulap.

Faktor lain adalah sarana dan prasarana belajar yang tidak layak serta sedikitnya sekolahan.

Misalnya pada waktu hujan tidak bada proses belajar mengajar karena atap yang bocor

bahkan ada yang hampir roboh karena tertiup angin dan tidak ada buku paket pelajaran untuk

siswa dan yang punya hanya gurunya saja. Sehingga para guru sulit untuk mengajarkan

secara cepat. Di Kalimantan selatan saja, terdapat 2.952 sekolah yang mulai lapuk karena

sejak pertama dibangun belum pernah diperbaiki. Bangunan tersebut rawan terbakar bila

musim panas dan rawan ambruk bila diterpa hujan angin. Dari jumlah sekolah itu terdapat

10.442 ruang kelas yang harus direnovasi, dengan rincian 4.403 rusak berat dan 6.039 rusak

ringan(kompas,27agustus2009).

Keadaan siswa di sekolah pedalaman sangat jauh berbeda dengan siswa di perkotaan. Potret

umum siswa di pedalaman memang sangat memprihatinkan. Umunya mereka hanya

mempunyai satu atau dua buku tulis dengan satu pensil atau pulpen yang disimpan dalam tas

kresek, mereka tidak memaki sepatu tetapi bersandal jepit atau malah kadang bertelanjang

kaki. Seragam pun tidak setiap hari dipakai oleh semua siswa yang datang ke sekolah.

Kadang orang tua memilih menyekolahkan anaknya ke Negara tetangga karena lebih lengkap

fasilitasnya dan akses yang lebih mudah, itupun kalau orang tuanya mampu dan mengerti

akan pentingnya pendidikan untuk masa depan. Adapula orang tua yang tak begitu peduli

dengan pendidikan karena dianggap tidak penting. Faktor-faktor yang menyebabkan

Page 4: rumusan makalah

masyarakat pedalaman tak berminat untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi adalah dana

yang dibutuhkan sangatlah besar. Mungkin banyak lagi faktor yang tidak ketahui, yang

memang menjadi masalah adalah pemerintah daerahnya sendiri tidak memberi program yang

baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan penduduk daerahnya. Hal ini bisa dilihat dari

kucuran anggaran dana daerah untuk program beasiswa sangatlah sedikit, sehingga

masyarakat yang berprestasi tetapi kurang mampu akhirnya terputus sekolahnya.

Kejadian ini pun selalu terulang dari waktu ke waktu, sehingga perkembangan pendidikan di

daerah sangatlah lambat dan memprihatinkan. Situasi ini di salah artikan oleh masyarakat

daerah, mereka menyimpulkan bersekolah itu tidak ada gunanya tidak akan dapat merubah

nasib, yang ada tamat SMA akan kerja juga di hutan mencari makan dari hasil hutan. Maka

dari itu hanya sedikit orang tua yang mau dan peduli dengan pendidikan anaknya. Banyak

dari mereka malah memotifasi anaknya untuk ikut bekerja di hutan untuk mencari uang.

Setelah anaknya tadi bisa mencari uang dan bekerja sendiri, anak itupun di perbolehkan

mencari pasangan hidupnya. Dan terjadi pernikahan dini, hal itu pun menjadi sebuah pola

hidup masyarakat.

Daerah-daerah perbatasan yang pada hakikatnya merupakan daerah terdepan sebagai

pintu gerbang untuk memasuki Indonesia menjadi daerah yang paling terbelakang dalam hal

pendidikan dan kesejahteraan guru begitu pula diaerah-daerah pedalaman. Kenyataan tersebut

tentu saja sangat bertentangan dengan konstitusi karena sesuai dengan pasal 34 UUD 1945,

setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Artinya, baik anak-

anak di daerah perkotaan maupun anak-anak di daerah perbatasan dan pedalaman mempunyai

hak yang sama, yaitu sama-sama mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Untuk menjalankan tanggung jawabnya, pemerintah telah mengaturnya ke dalam undang –

undang. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional memberikan definisi tentang pendidikan. Menurut UU ini, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Page 5: rumusan makalah

Jika kita lihat masalah-masalah pendidikan di perbatasan dan di pedalaman meliputi

1. Minimnya guru pengajar

2. Minimnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran seperti listrik, perpustakaan, dan

rumah dinas guru

3. Rendahnya kualitas pendidik

4. Mahalnya pendidikan dan rendahnya prestasi siswa

5. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

6. Minimnya tempat sekolah terutama tingkat SMP dan SMA

7. Jarak rumah kesekolah yang jauh

8. Peralatan mengajar yang sederhana

9. Terbatasnya akses sosial, ekonomi, dan politik

Sebagai kesimpulan, untuk mengatasi kondisi tersebut solusi yang dapat dilakukan adalah

dengan

1. Memberikan seluas-luasnya kepada masyarakat kesempatan pendidikan dengan

membangun gedung-gedung sekolah, penambahan dan pemerataan tenaga pengajar, serta

meningkatkan penambahan gaji guru dipedalaman. Selain itu, pemerintah harus membangun

jalan dan menyediakan listrik untuk mendukung proses berjalannya pendidikan.

2. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang arti pentingnya peran pendidikan.

3. Tidak lupa juga untuk membangun kesehatan di diri masing-masing individu, karena

kesehatan hubungannya sangat erat dalam mewujudkan pendidikan yang tidak bisa

dilepaskan.

4. Memberikan penyuluhan kepada para pendidik terhadap pengembangan kurikulum untuk

meningkatkan kualitas guru.

5. Peran pemrintah sangat penting dalam pengadaan beasiswa bagi siswa kurang mampu

agar bisa terwujudnya pendidikan yang merata disemua kalangan.

6. perlunya pembangunan seperti toko alat tulis, buku, serta seragam dan perpustakaan di

sekitar sekolah agar siswa dapat menambah pengetahuan dengan baca buku dan kebutuhan

siswa untuk sekolah terpenuhi tanpa harus pergi ke kota hanya demi beli pulpen atau alat tulis

lainya yang jauh dari tempat tinggalnya sehingga proses pembelajaranya bisa lancar.

Page 6: rumusan makalah

7. mengatasi rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas

dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan.

8. Perlu lebih banyak pembangunan taman kanak-kanak atau PAUD didaerah pedalaman dan

perbatasan serta penambahan pendidik agar siswa yang baru masuk SD sudah bisa mengenal

huruf atau angka sehingga siswa nanti tidak mengalami kesulitan dalam baca tulis. Dengan

seperti itu tidak ada lagi yang namanya siswa di SMP belum bisa baca tulis.

9. pengadaan sistem pembelajaran e-learning yaitu proses pembelajaran dengan sisitem IT

yang dapat berupa pendidikan jarak jauh yang menyelenggarakan layanan pendidikan tertulis,

radio, audio, video, TV. Tentu sistem ini tidak akan berjalan jika infrastruktur yang

mendukung belum ada seperti listrik dan sebagainya.

Kesimpulan

Pendidikan sangat penting karena kemajuan negara itu di ukur dari pendidikan warga

negaranya. Untuk itu pemerintah harus bisa adil terhadap pendidikan bujan hanya di kota saja

tapi daerah pedalaman dan perbatasan harus juga di utamakan. Kebanyakan masalah masalah

pendidikan di pedalaman dan perbatasan adalah masalah lama yaitu kurangnya tenaga

pendidik, rendahnya kualitas tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang tidak memadai,

mahalnya pendidikan,kesadaran masyarakat akan pendidikan, dan akses sosial, ekonomi,

politik yang sulit.

Kita tidak juga harus selalu menyalahkan pemerintah, karena ini juga tugas kita sebagai

generasi bangsa untuk ikut mencerdaskan bangsa seperti yang tercantum pada pembukaan

UUD 1945. Ada beberapa solusi yang mungkin bisa diterapkan dari permasalahan tersebut.

Yaitu dengan penambahan guru yang berkualitas serta mau di tugaskan dipedalaman maupun

perbatasan serta mengutakan kesejahteraan bagi guru. Harus ada sarana sekolah seperti

perustakaan untuk menunjang pembelajaran. sekolah-sekolah yang rusak harus di renovasi

serta pembangunan sekolah setiap desa maupun dusun agar para siswa tidak perlu bersekolah

jauh-jauh ke tetangga desa. Pembangunan jalanan yang layak karena jalan adalah faktor

utama penunjang pembangunan daerah. Kemudian mengadakan penyuluhan kepada

masyarakat agar masyarakat sadar bahwa pendidikan itu penting, karena untuk melamar kerja

di jaman sekarang yang dilihat terlebih dahulu adalah pendidikanya.

Page 7: rumusan makalah

Pendidikan memberikan semua orang sebuah kesempatan untuk hidup lebih baik dan

memberikan jalan untuk melakukan perubahan. Investasi dalam hal pendidikan sangat tidak

ternilai, mencari pendidikan adalah mencari ilmu, mencari jalan menuju kehidupan yang

lebih baik, jadi untuk kita semua jangan pernah menyepelkan arti pendidikan, karena itu

sebagaian nilai yang tidak tergantikan dengan nominal seberapapun.

Saran

perlu ditingkatkannya kualitas dari guru. Definisi kualitas adalah kualitas pendidikan guru, kualitas (dan kuantitas) pendapatan guru, dan tentu saja kualitas pengabdian guru. Tanpa sebuah gedung murid tetap dapat dididik oleh seorang guru. Tapi tanpa seorang guru, sebuah gedung yang sangat megah pun tidak bisa menjadi tempat pendidikan.

Page 8: rumusan makalah

Daftar pustaka

http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/02/duka-pendidikan-wilayah-pedalaman-

615813.html

http://www.antarakaltim.com/berita/14439/pendidikan-di-pedalaman-perlu-perhatian-khusus

http://pendakigunung.wordpress.com/2009/08/02/cerita-pendidikan-dari-daerah-pedalaman-

kalimantan/

http://safriatafsirhadits.wordpress.com/2012/12/15/cerita-pendidikan-dari-daerah-pedalaman-

kalimantan/

http://kabarperbatasan.com/patroli/patroli/1096-potret-sekolah-perbatasan-kalbar-empat-guru-

untuk-154-murid-

https://www.causes.com/causes/611836-peduli-pendidikan-nasional-kita/updates/474461-tni-jadi-

guru-di-pedalaman-papua http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/kab-supiori/item/

12660-kurang-guru-pendidikan-di-pedalaman-tidak-berjalan-baik

https://stanislausr.wordpress.com/2014/04/14/sandiwara-pendidikan-di-pedalaman/

http://fitrianiibjasmansev.blogspot.com/2012/01/kondisi-pendidikan-sekolah-di-pedalaman.html

http://wandrionorusmin.wordpress.com/2013/06/21/pandangan-masyarakat-pedalaman-tentang-

pendidikan/

http://www.siperubahan.com/read/884/Mencerdaskan-Anak-Bangsa

http://sciencebooth.com/2013/05/18/faktor-yang-mempengaruhi-proses-pendidikan-di-daerah-

terpencil/

http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/04/pemenuhan-pendidikan-di-daerah-terdepan-terpencil-

dan-tertinggal-644470.html

http://blog.umy.ac.id/eidelweisschy/speeches/pendidikan-di-daerah-terpencil/

http://nobertamebang.blogspot.com/2014/01/melihat-suku-dayak-di-pedalaman.html

Page 9: rumusan makalah