Rumah Sakit Adalah Institusi Pelayanan Kesehatan Yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan...

7
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Tujuan dari penyelenggaraan rumah sakit adalah memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan sumber daya rumah sakit. Selain itu, rumah sakit juga bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Salah satu produk pelayanan kesehatan adalah obat. Menurut Ansel (1985), obat merupakan zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah dari penyakit . Harga obat di Indonesia mencapai 10 kali lipat dibanding harga obat di India. Hal ini dikarenakan mayoritas bahan baku obat berasal dari impor, sehingga masyarakat di pulau terpencil dikhawatirkan tidak dapat menikmati harga obat yang relatif murah. Hal tersebut merupakan satu dari banyak kasus yang membuat masyarakat merasa harga produk pelayanan kesehatan semakin tidak terjangkau. Terlebih lagi pembayaran pelayanan di rumah sakit

description

comot

Transcript of Rumah Sakit Adalah Institusi Pelayanan Kesehatan Yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan...

Page 1: Rumah Sakit Adalah Institusi Pelayanan Kesehatan Yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perorangan Secara Paripurna Yang Menyediakan Pelayanan Rawat Inap

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

gawat darurat. Tujuan dari penyelenggaraan rumah sakit adalah memberikan perlindungan

terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan sumber daya rumah sakit.

Selain itu, rumah sakit juga bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Salah satu produk pelayanan kesehatan adalah obat. Menurut Ansel (1985), obat

merupakan zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau

mencegah dari penyakit. Harga obat di Indonesia mencapai 10 kali lipat dibanding harga obat di

India. Hal ini dikarenakan mayoritas bahan baku obat berasal dari impor, sehingga masyarakat di

pulau terpencil dikhawatirkan tidak dapat menikmati harga obat yang relatif murah.

Hal tersebut merupakan satu dari banyak kasus yang membuat masyarakat merasa harga

produk pelayanan kesehatan semakin tidak terjangkau. Terlebih lagi pembayaran pelayanan di

rumah sakit yang sangat bervariasi antara rumah sakit yang satu dengan yang lainnya karena

adanya standar pelayanan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, saat ini telah dikembangkan

sistem pembayaran tarif paket di Indonesia yang dikenal dengan nama INA-DRG (Indonesia

Diagnostic Related Group). INA-DRG merupakan sistem pembayaran pelayanan kesehatan yang

berbasis aktifitas dengan tujuan meningkatkan mutu dan efektifitas pelayanan.

Lisensi INA-DRG yang merupakan software grouper dari PT. 3M Indonesia berakhir

pada tanggal 1 Oktober 2010 (expired). Selanjutnya, Indonesia menggunakana INA-CBGs

dengan system yang sama seperti INA-DRG dengan beberapa peningkatan. INA-CBGs

merupakan suatu system klasifikasi kombinasi dari beberapa jenis penyakit/ diagnosa dan

Page 2: Rumah Sakit Adalah Institusi Pelayanan Kesehatan Yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perorangan Secara Paripurna Yang Menyediakan Pelayanan Rawat Inap

prosedur/ tindakan pelayanan di rumah sakit yang dikaitkan dengan pembiayaan dengan tujuan

yang tidak berbeda dengan INA-DRG yaitu untuk mengontrol mutu dan biaya pelayanan.

Ruang lingkup INA-DRG yang sekarang dikenal dengan INA-CBGs ini mencakup semua

sektor yang terkait dengan industri layanan kesehatan di Indonesia, seperti aspek manajemen

keuangan rumah sakit, profesi, asuransi kesehatan baik PT Askes maupun perusahaan asuransi

kesehatan swasta lainnya, serta Departemen Kesehatan. Dasar pemikirannya adalah konfirmasi

dan perhitungan secara umum yang terlihat dari dua pola pikir. Pertama, sistem ini merupakan

konsep perhitungan biaya yang dikeluarkan dengan Unit Cost Actual pengobatan di rumah sakit

yang berbasis clinical pathway. Unit cost dihitung dengan metode Activity Based Costing dan

Simple Distribution Method, dimana biaya perawatan di rumah sakit merupakan fungsi utilisasi

dan unit cost. Kedua, sistem ini bertujuan untuk mendapatkan biaya nyata berbagai tindakan,

obat, dan bahan medis berbasis clinical pathway yang diberikan untuk pengobatan pasien sampai

sembuh.

Clinical pathway adalah konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap

langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan

keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti dengan hasil

yang dapat diukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.6 Menurut Depkes,

kasus yang diprioritaskan untuk dibuatkan clinical pathway adalah kasus yang sering ditemui,

kasus yang banyak terjadi, perjalanan penyakit dapat diperkirakan, tersedia Standar Pelayanan

Medis (SPM) dan Standard Operating Procedure (SOP), serta memerlukan biaya yang tinggi.

Cost of DRGs atau cost of treatment adalah keseluruhan biaya mulai dari pasien masuk

melakukan pendaftaran, penegakan diagnosa, terapi, dan pulang yang terangkum dalam suatu

Page 3: Rumah Sakit Adalah Institusi Pelayanan Kesehatan Yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perorangan Secara Paripurna Yang Menyediakan Pelayanan Rawat Inap

alur perawatan atau Integrated Clinical Pathway. Saat ini, cost of treatment dari kasus-kasus

yang ada di rumah sakit belum dibuat berdasarkan unit cost sehingga belum dapat diketahui

berapa biaya perawatan (cost of treatment) yang sebaiknya untuk setiap kasus yang terjadi di

rumah sakit.

Hasil penelitian Ratih (2012) bahwa besar perbedaan biaya antara biaya riil dengan tarif

INA-CBGs pasien diabetes Mellitus pada tingkat keparahan I sebesar Rp. 5.325.126,- untuk 2

episode perawatan. Pada tingkat keparahan II terdapat selisih sebesar Rp. 22.411,- dari 10

episode perawata dan Rp. 3.038.240,- pada tingkat keparahan III dengan 12 episode perawatan.

Sementara itu, hasil penelitian Aditya (2013) bahwa terdapat perbedaan biaya riil dan tarif INA-

CBGs sebesar Rp. 104.498.068 dari 138 episode perawatan.

RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan salah satu rumah sakit umum tipe B pendidikan

yang merupakan pusat rujukan di Sumatera Barat yang telah menggunakan suatu sistem

pembayaran dengan berdasarkan Indonesia Case Based Groups (INA-CBG’s) untuk pasien

rawat inap kelas 3 (tiga) dengan jaminan asuransi Jamkesmas. Pada tahun 2012 sebanyak 7.151

pasien (17,18%) pada Instalasi Rawat Inap dan 34.469 pasien (82,82%) pada Instalasi Rawat

Jalan yang menggunakan Jamkesmas. Sebagai rumah sakit rujukan kendala-kendala dalam

pelaksanaan Jamkesmas mungkin saja terjadi. Terlebih lagi dalam hal klaim pembayaran.

Salah satu kasus yang paling sering terjadi di Instalasi Bedah RSUP Dr. M. Djamil

Padang adalah Apendisitis. Pada tahun 2010 terdapat 347 kasus apendisitis di RSUP Dr. M.

Djamil Padang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan yaitu sebanyak 202 kasus. Akan

tetapi, pada tahun 2012 terjadi lagi peningkatan yaitu sebanyak 231 kasus dimana pasien

apendisitis yang menggunakan Jamkesmas di RSUP Dr. M. Djamil Padang sebanyak 51 orang.

Page 4: Rumah Sakit Adalah Institusi Pelayanan Kesehatan Yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perorangan Secara Paripurna Yang Menyediakan Pelayanan Rawat Inap

Pengklasifikasian apendisitis pada INA-CBGs dibagi menjadi tiga kelompok yaitu

prosedur pada apendik ringan, sedang, dan berat. Hasil survey awal menunjukkan bahwa

sebanyak 46 kasus yang terjadi untuk pasien dengan prosedur apendik ringan, 2 kasus dengan

prosedur apendik sedang, dan 3 kasus untuk prosedur pada apendik berat. Selain itu, dari 10

sampel observasi awal terdapat perbedaan biaya sebesar Rp. 20.583.550,- antara biaya riil RS

berdasarkan fee for service dengan tarif INA-CBGs prosedur pada apendik yang telah ditetapkan

pemerintah.

Tarif pelayanan prosedur pada apendik yang berlaku di RSUP Dr. M. Djamil Padang

adalah berdasarkan peraturan pemerintah propinsi Sumatera Barat dan dalam penetapannya

belumlah disusun menurut perhitungan unit cost (biaya satuan). Jadi tidak dapat diketahui

apakah tarif yang berlaku saat ini sudah menguntungkan rumah sakit atau sebaliknya menjadikan

rumah sakit rugi. Sejauh ini belum diketahui apakah biaya pasien dengan prosedur pada apendik

ringan yang diberikan berdasarkan tarif yang berlaku di RSUP Dr. M. Djamil Padang sudah

sesuai dengan tarif paket INA-CBGs dan belum diketahuinya real cost berdasarkan paket

layanan CBGs yang seharusnya dari prosedur pada apendik tersebut. Oleh karena itu penulis

tertarik mengetahui cost of treatment prosedur pada apendik ringan berdasarkan klasifikasi INA-

CBGs di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2012.

Page 5: Rumah Sakit Adalah Institusi Pelayanan Kesehatan Yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Perorangan Secara Paripurna Yang Menyediakan Pelayanan Rawat Inap