rtikel pemakalah seminar_AtEpensa-10030654012.docx

5
RESPON SISWA SMP NEGERI 21 SURABAYA TERHADAP PELATIHAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI DAMPAK PENCEMARAN BAGI KEHIDUPAN Lilis Subiyanti 1) , Endang Susantini 2) , Laily Rosdiana 3) 1) Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 2) Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap keterampilan proses sains dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil penelitan menunjukkan bahwa presentase respon siswa 91% siswa tertarik pada komponen materi atau isi pelajaran, LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar; 76% siswa merasa baru dengan metode pembelajaran yang melatihkan keterampilan proses sains; 100% siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan praktikum; 77% siswa merasa mudah memahami keterampilan proses sains yang dilatihkan; 97% siswa berminat jika pembelajaran IPA menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pelatihan keterampialan proses sains dan 97% siswa mengaku penjelasan guru terhadap LKS selama kegiatan belajar mengajar sudah jelas. Dari angket respon yang telah diberikan pada siswa SMP Negeri 21 Surabaya, menunjukkan hasil positif. Secara keseluruhan, persentase rata-rata respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung sebesar 90% dan tergolong dalam kategori sangat baik Kata kunci : Respon siswa, Keterampilan proses, Inkuiri terbimbing Abstract This research aims to identify the students response to the science process skills in guided inquiry learning. The results show the students response that the that 91% of students interested in the material components or the contents of the lessons , lks , the atmosphere of learning and how teachers teach; 76% of students felt new with a method of learning the skill of the process of melatihkan science; 100 percent of students felt happy to follow with learning lab work; 77% of students feel easier to understand the skills of the process of the science which dilatihkan; 97 % of students interested in science lessons if use of learning inkuiri terbimbing keterampialan training with the process of science and 97 percent of students admitted explanation teachers against lks for learning activities is clear .Poll of the response that has been given in junior high school students 21 surabaya , show positive results. As a whole, the percentage of the average response to student learning has been established as much as 90% and are in the category very well. Keywords : guided inquiry learning, enforceability of learning, science process skills, students response. PENDAHULUAN Dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan agar pendidikan dapat mengikuti perkembangan jaman. Kebijakan pemerintah untuk menerapkan kurikulum 2013 secara resmi diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 yang dimulai bulan Juli 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud No.68, tentang Kurikulum SMP/MTs, 2013). Kurikulum 2013 menekankan pendekatan saintifik yang berbasis pada kreativitas siswa, memenuhi tiga komponen utama Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang terintegrasi yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum ini bertujuan untuk mendorong peserta didik agar lebih mampu melaksanakan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan serta mempresentasikan apa yang diperoleh atau diketahui setelah menerima materi pelajaran. Aspek-aspek pada pendekatan saintifik yang berbasis kreativitas siswa terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Pendekatan yang berbasis kreativitas siswa sejalan dengan pembelajaran IPA dimana proses belajarnya banyak melibatkan aktivitas siswa yang dilakukan melalui tahap eksplorasi 1

Transcript of rtikel pemakalah seminar_AtEpensa-10030654012.docx

RESPON SISWA SMP NEGERI 21 SURABAYA TERHADAP PELATIHAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI DAMPAK PENCEMARAN BAGI KEHIDUPANLilis Subiyanti 1), Endang Susantini 2), Laily Rosdiana 3)1) Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 2) Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap keterampilan proses sains dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil penelitan menunjukkan bahwa presentase respon siswa 91% siswa tertarik pada komponen materi atau isi pelajaran, LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar; 76% siswa merasa baru dengan metode pembelajaran yang melatihkan keterampilan proses sains; 100% siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan praktikum; 77% siswa merasa mudah memahami keterampilan proses sains yang dilatihkan; 97% siswa berminat jika pembelajaran IPA menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pelatihan keterampialan proses sains dan 97% siswa mengaku penjelasan guru terhadap LKS selama kegiatan belajar mengajar sudah jelas. Dari angket respon yang telah diberikan pada siswa SMP Negeri 21 Surabaya, menunjukkan hasil positif. Secara keseluruhan, persentase rata-rata respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung sebesar 90% dan tergolong dalam kategori sangat baik

Kata kunci : Respon siswa, Keterampilan proses, Inkuiri terbimbingAbstractThis research aims to identify the students response to the science process skills in guided inquiry learning. The results show the students response that the that 91% of students interested in the material components or the contents of the lessons , lks , the atmosphere of learning and how teachers teach; 76% of students felt new with a method of learning the skill of the process of melatihkan science; 100 percent of students felt happy to follow with learning lab work; 77% of students feel easier to understand the skills of the process of the science which dilatihkan; 97 % of students interested in science lessons if use of learning inkuiri terbimbing keterampialan training with the process of science and 97 percent of students admitted explanation teachers against lks for learning activities is clear .Poll of the response that has been given in junior high school students 21 surabaya , show positive results. As a whole, the percentage of the average response to student learning has been established as much as 90% and are in the category very well.

Keywords : guided inquiry learning, enforceability of learning, science process skills, students response.

1PENDAHULUANDalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan agar pendidikan dapat mengikuti perkembangan jaman. Kebijakan pemerintah untuk menerapkan kurikulum 2013 secara resmi diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 yang dimulai bulan Juli 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud No.68, tentang Kurikulum SMP/MTs, 2013).

Kurikulum 2013 menekankan pendekatan saintifik yang berbasis pada kreativitas siswa, memenuhi tiga komponen utama Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang terintegrasi yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum ini bertujuan untuk mendorong peserta didik agar lebih mampu melaksanakan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan serta mempresentasikan apa yang diperoleh atau diketahui setelah menerima materi pelajaran.Aspek-aspek pada pendekatan saintifik yang berbasis kreativitas siswa terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Pendekatan yang berbasis kreativitas siswa sejalan dengan pembelajaran IPA dimana proses belajarnya banyak melibatkan aktivitas siswa yang dilakukan melalui tahap eksplorasi dari pengalaman yang dimilikinya melalui kegiatan ilmiah yang dimulai dengan observasi data sampai dengan memperoleh kesimpulan yang menjadi pengetahuan baru.Dyers (2011) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis kreativitas akan memberikan hasil signifikan (sampai 200%) dibandingkan dengan pembelajaran berbasis intelejensia yang hanya mengalami peningkatan sebesar 50% saja. Kemampuan kreativitas dapat diperoleh melalui lima hal yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring. Hal tersebut berbeda dengan kenyataan pada saat pelaksanaan program pengalaman lapangan pada mata pelajaran IPA. Diketahui saat proses belajar mengajar siswa belum menjadi pebelajar mandiri. Mereka cenderung kurang berinteraksi, kurang berpartisipasi sehingga jarang bertanya dan masih banyak bergantung pada guru.Berdasarkan hasil angket yang sudah disebarkan kepada 38 siswa diperoleh bahwa 65,80% siswa merasa bosan saat kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru jarang menerapkan kegiatan praktik, sehingga siswa kurang terampil menggunakan alat-alat dan kurang paham terhadap teori. Hal ini juga di dukung dengan hasil yang menunjukkan bahwa 21,06% siswa yang dapat membuat rumusan masalah, 34,25% siswa dapat membuat hipotesis sesuai dengan rumusan masalah, 15,80% siswa yang dapat mengidentifikasi variabel-variabel penelitian, 13,20% siswa dapat membuat definisi operasional variabel, 29,00% siswa dapat menganalisis data dan 44,75% siswa dapat membuat simpulan yang sesuai. Data tersebut mengindikasikan masih rendahnya keterampilan proses yang dimiliki siswa. Maka dari itu sangatlah penting melatihkan keterampilan proses IPA pada peserta didik karena IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.Pada materi IPA kelas VII terdapat kompetensi dasar 3.9 yaitu Mendiskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi mahkluk hidup. Pada kompetensi dasar tersebut materinya berisi tentang peristiwa pencemaran lingkungan (udara dan air), zat yang mencemari serta efek samping zat pencemar bagi lingkungan. Dampak pencemaran bagi kehidupan merupakan materi yang tidak cukup dihafal saja namun terdapat konsep yang perlu diobservasi melalui kegiatan ilmiah berupa pengamatan maupun percobaan, kegiatan ini sangat penting untuk membuktikan konsep-konsep yang telah ada. Siswa diberi pengalaman langsung untuk menggabungkan interaksi siswa dengan objek belajar sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan. Perilaku siswa yang dilakukan pada saat melakukan percobaan adalah: merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengidentifikasi variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, menganalisis data percobaan dan menyimpulkan hasil percobaan. Melalui model pembelajaran yang tepat diharapkan topik ini dapat dengan mudah dipahami oleh siswa dan masuk memori jangka panjang.Berdasarkan permasalahan di atas, maka guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan proses siswa yang dapat melibatkan siswa secara aktif, baik aktif dalam melibatkan olah pikir dan aktif melibatkan olah tangan, khususnya dalam mata pelajaran IPA sehingga nantinya akan memunculkan sikap imiah, proses ilmiah dan produk ilmiah. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan fakta diatas adalah adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang membantu siswa untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan sendiri. Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna, organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian guna mencapai tujuan pembelajaran.Keefektifan model-model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan proses siswa telah diteliti dan ditemukan hasil yang memadai. Penelitian Nurhayati (2011:75) dengan sasaran beberapa siswa yang berasal dari beberapa sekolah di Surabaya, menemukan bahwa keterampilan proses siswa rata-rata pada uji awal adalah rendah yairu sebesar 0,03. Komponen keterampilan proses yang dilatihkan adalah keterampilan dasar meliputi: mengukur, membuat grafik, dan pengamatan. Setelah siswa dilatihkan keterampilan proses sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi peningkatan sebesar 0,94. Rata-rata hasil uji akhir yang diperoleh siswa adalah 0,97. Hal ini berarti dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu (1) Bagaimana respon siswa kelas VII SMP Negeri 21 Surabaya terhadap pelatihan keterampilan proses sains dengan pembelajran inkuiri terbimbing pada materi dampak pencemaran bagi kehidupan?. Dengan demikian, tujuan penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan respon siswa kelas VII SMP Negeri 21 Surabaya terhadap pelatihan keterampilan proses sains dengan pembelajran inkuiri terbimbing pada materi dampak pencemaran bagi kehidupan.METODEPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif penelitian yang hanya memberikan kuesioner pada siswa SMP untuk respon siswa terhadap pelatihan keterampilan proses sains dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, melalui kuesioner yang dibagikan dengan persentase yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, subyek penelitian yaitu kelas VII A SMP Negeri 21 Surabaya. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 21 Surabaya. Adapun jumlah siswa VII A sejumlah 38 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada Senin, 28 Mei 2014.Prosedur yang dilakukan peneliti, yaitu : (1) Membagikan kuisioner pada dua kelas yakni kelas VII A 38 siswa; (2) Memberi pengarahan dalam pengerjaan angket (kuesioner) mengenai kejelasan dan kata-kata asing menurut siswa SMP selama proses pengerjaan angket (kuesioner) dalam ruang kelas; (3) Menganalisis hasil angket (kuesioner) dengan melakukan perhitungan melalui persentase. Dengan demikian, tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu dengan menggunakan persentase. Dan perhitungan persentase tersebut dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2013.

Hasil dan PembahasanHasil penelitian yang akan diuraikan disini, sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu Mendeskripsikan respon siswa kelas VII-A SMP Negeri 21 Surabaya terhadap pelatihan keterampilan proses sains dengan pembelajran inkuiri terbimbing pada materi dampak pencemaran bagi kehidupan.Adapun hasil respon siswa terhadap pelatihan keterampilan proses sains dengan pembelajran inkuiri terbimbing pada materi dampak pencemaran bagi kehidupan terangkum dalam tabel berikut ini.Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Angket Respon siswaNoUraianRespon

1Bagaimana pendapat kamu tentang komponen berikut ini?TertarikTidak Tertarik

F%F%

1. Materi/ isi pelajaran379713

2. Lembar kegiatan siswa (LKS)3284616

3. Suasana belajar3387513

4. Cara mengajar guru369525

Rata-rata / Kriteria91% (Sangat baik)

2Apakah kamu merasa baru terhadap komponen-komponen keterampilan proses IPA yang dilatihkan?BaruTidak Baru

F%F%

1. Mengamati18472053

2. Membuat rumusan masalah3182718

3. Membuat hipotesis3284616

4. Menentukan variabel kontrol369525

5. Menentukan variabel manipulasi369525

6. Menentukan variabel respon359238

7. Menganalisis data24631437

8. Menyimpulkan hasil20531847

Rata-rata / Kriteria76% (Baik)

3Apakah kamu senang jika dalam pembelajaran IPA dilakukan praktikum?SenangTidak senang

F%F%

3810000

Rata-rata / Kriteria100% (Sangat Baik)

4

Setelah mendapatkan bimbingan apakah kamu merasa mudah memahami keterampilan proses IPA yang dilatihkan?MudahSulit

F%F%

1. Mengamati379713

2. Membuat rumusan masalah3079821

3. Membuat hipotesis 3387513

4. Menentukan variabel kontrol 3387513

5. Menentukan variabel manipulasi3284616

6. Menentukan variabel respon30791129

7. Menganalisis data27711129

8. Menyimpulkan hasil13342566

Rata-rata / Kriteria77% (Baik)

5Bagaimana minat kamu, jika pembelajaran berikutnya/konsep IPA yang lain menggunakanpembelajaran seperti ini?BerminatTidak Berminat

F%F%

379713

Rata-rata / Kriteria97% (Sangat Baik)

6Bagaimana bimbingan guru pada saat mengerjakan LKS selama kegiatan belajar mengajar berlangsung?JelasTidak Jelas

F%F%

379713

Rata-rata / Kriteria97% (Sangat Baik)

Jumlah Keseluruhan Rata-rata / Kriteria90% (Sangat Baik)

Keterangan : F = Frekuensi siswa yang menjawab

Gambar 1.1 Grafik Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Respons SiswaBerdasarkan Tabel 1.1 dan grafik pada gambar 1.1, menunjukkan bahwa hasil respon siswa terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan respon dengan kriteria baik sekali. Hal ini terlihat bahwa 91% siswa tertarik pada komponen materi atau isi pelajaran, LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar. Selain itu terlihat bahwa 76% siswa merasa baru dengan metode pembelajaran yang melatihkan keterampilan proses IPA. Dalam pembelajaran IPA ini seluruh siswa menyatakan senang dengan pembelajaran yang melibatkan kegiatan praktikum didalamnya. Terkait dengan tingkat kesulitan dalam memahami keterampilan proses IPA, terlihat bahwa 77% siswa menyatakan mudah memahami keterampilan proses IPA setelah mendapatkan bimbingan dari guru. Selanjutnya dapat digambarkan bahwa bimbingan guru yang diberikan saat mengerjakan LKS terbilang jelas dengan hasil persentase sebesar 97%. Kemudian dari hasil angket dapat diamati bahwa seluruh siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing jika diajarkan pada kompetensi yang lain.

PembahasanRespons SiswaBerdasarkan analisis angket respon siswa yang terdapat pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa siswa baik positif pada penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi dampak pencemaran bagi kehidupan kehidupan di kelas. Hal ini ditunjukkan bahwa 97% siswa tertarik terhadap materi ajar, LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar. Dalam pembelajaran guru menggunakan media gambar dan alat-alat praktikum. Dengan penggunaan media dapat membantu dalam menjelaskan materi kepada siswa sehingga materi dapat diterima dengan jelas oleh siswa.Pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan metode kegiatan praktikum dan diskusi kelompok sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi dan melatihkan kerjasama dalam kelompok. Melalui kegiatan praktikum siswa akan berproses melalui metode ilmiah menghasilkan suatu produk yang mungkin dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa sangat antusias dengan pembelajaran dengan praktikum sesuai dengan respon siswa yang menyatakan senang sebanyak 100%. Melalui kegiatan praktikum, guru memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk membuktikan adanya pengaruh pencemaran udara terhadap perkecambahan kacang hijau. Kegiatan praktikum ini memungkinkan siswa untuk berlatih keterampilan proses.Respon siswa terhadap komponen-komponen untuk melatih keterampilan proses IPA menunjukkan bahwa siswa yang menyatakan baru sebanyak 76% dan merasa mudah setelah mendapat bimbingan sebesar 77%. Tetapi ada sebagian siswa yang merasa sulit dalam mengidentifikasi variabel. Mereka masih bingung dalam membedakan ketiga variabel yang dilatihkan. Siswa sulit dalam memahami komponen keterampilan proses IPA karena komponen tersebut jarang sekali dilatihkan saat proses pembelajaran. Siswa juga merasa senang dengan komponen keterampilan proses IPA yang dilatihkan dan berminat jika pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan proses IPA pada kompetensi lain. Hal ini dapat teramati dari data respon positif siswa sebanyak 97% menyatakan berminat. Respon siswa perlu diamati untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran bisa meningkatkan hasil belajar siswa maupun keterampilan proses IPA siswa. Melatihkan keterampilan proses memerlukan waktu yang lebih lama dari pada aspek ingatan dan pemahaman. Agar menjadi kemampuan yang menetap diperlukan pemantapan yang berulang-ulang dan sering dalam berbagai topik pembahasan. Melatihkan keterampilan proses tidak terbatas pada kegiatan di kelas. Dengan demikian, apabila ingin mengukur keterampilan proses siswa namun penguasaan keterampilan proses awal siswa masih rendah diperlukan latihan yang berulang-ulang yang tidak terbatas pada kegiatan pembelajaran di kelas. Keterampilan proses dapat dilatihkan sebelum dan atau sesudah kegiatan kelas. Dengan latihan yang intensif diharapkan dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses dengan baik oleh siswa.Secara keseluruhan, persentase rata-rata respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung sebesar 90% dan tergolong dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing materi dampak pencemaran bagi kehidupan yang diajarkan pada siswa dapat memberikan respon yang positif bagi siswa dan diterima dengan baik oleh siswa.

PENUTUPSimpulanBerdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Respon siswa sangat positif terhadap kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk melatih keterampilan proses sains. Persentase rata-rata respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung sebesar 90% dan tergolong dalam kategori sangat baik.SaranDari seluruh kegiatan penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan saran untuk penelitian lebih lanjut, antara lain:1. Dalam penelitian ini, keterampilan proses dilatihkan dalam waktu yang singkat. Semakin banyak latihan memungkinkan keterampilan proses siswa lebih baik. Dengan demikian disarankan ada penelitian lanjutan dengan menambahkan waktu untuk berlatih lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard. 2013. Belajar untuk Mengajar. Edisi ke 9, buku 2. Jakarta : Salemba Humanika

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Chrisnawati, Zuliana. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains pada Materi Suhu dan Kalor. Pasca Sarjana UNESA. Tesis : Tidak dipublikasikan

Dimyati. 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka CiptaGulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : GrasindoIbrahim, Muslimin. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Unesa University Pers

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.68 tentang Kurikulum SMP/MTs. 2013. Jakarta: Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Jakarta: Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Mulyasa, Enco. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nur, Muhammad. 2011. Modul Keterampilan-Keterampilan Proses Sains. Edisi ke 1. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya, Pusat Sains dan Matematika Sekolah (PSMS)

Potale, Marwan. 2004. Mengembangkan Inkuiri Siswa untuk Melatihkan Keterampilan Proses Dasar Sains Bahan Kajian Tekanan di SLTP Negeri 21 Surabaya. Pasca Sarjana UNESA. Tesis : Tidak dipublikasikan

Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N.Y. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia. Di FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, tanggal 22-23 juli 2005

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Suyanti, Retno. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka