RTI FITRIYANI 310111011798

75
APLIKASI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARTU PRA-BAYAR UNTUK MODEM MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) OLEH FITRIYANI 3101 1101 1798 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

Transcript of RTI FITRIYANI 310111011798

Page 1: RTI FITRIYANI 310111011798

APLIKASI PENUNJANG KEPUTUSAN

PEMILIHAN KARTU PRA-BAYAR UNTUK MODEM MENGGUNAKAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

OLEH

FITRIYANI

3101 1101 1798

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STMIK) BANJARBARU

2012

Page 2: RTI FITRIYANI 310111011798

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat dan

Hidayah-Nya, serta shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad

SAW beserta para sahabat dan pengikut beliau, penulis merasa bersyukur atasa

tersusunnya laporan penelitian yang berjudul “APLIKASI PENUNJANG

KEPUTUSAN PEMILIHAN KARTU PRA-BAYAR UNTUK MODEM

MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS

(AHP)” untuk memenuhu tugas Riset Teknologi Informasi.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dosen

pembimbing yang telah bersedia memberikan penulis waktu untuk menyelesaikan

laporan penelitian ini. Makalah ini terlepas dari kesempurnaan, akan tetapi

semoga laporan penelitian ini bermanfaat.

Penulis

I

Page 3: RTI FITRIYANI 310111011798

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR..............................................................................................I

DAFTAR ISI...........................................................................................................II

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................2

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2

1.4 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.5 Tujuan Penelitian............................................................................................2

1.6 Manfaat Penelitian..........................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN.......................................4

2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................................4

2.2 Landasan Teori...............................................................................................5

2.2.1 Sistem Penunjang Keputusan..................................................................5

2.2.2 Definisi Sistem Penunjang Keputusan.....................................................7

2.2.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan...........................................7

2.2.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan...............................................8

2.2.5 Kartu Pra-bayar......................................................................................10

2.2.6 Pemilihan Kartu Pra-bayar....................................................................10

2.2.7 Metode AHP..........................................................................................10

2.2.8 Kelebihan dan Kelemahan AHP............................................................19

2.2.9 Listing Program.....................................................................................25

2.3 Kerangka Pemikiran.....................................................................................29

BAB III..................................................................................................................30

METODE PENELITIAN.......................................................................................30

3.1 Analisa Kebutuhan.......................................................................................30

3.1.1 Metode Pengumpulan Data....................................................................31

3.1.2 Jenis Data...............................................................................................32

II

Page 4: RTI FITRIYANI 310111011798

3.2 Perancangan Penelitian.................................................................................35

3.2.1 Konteks Diagram...................................................................................36

3.2.2 Use Case Diagram.................................................................................37

3.2.3 Sequence Diagram.................................................................................38

3.2.4 Activity Diagram...................................................................................40

3.3 Teknik Analisa Data.....................................................................................42

3.3.1 Penerapan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)......................43

3.4 Jadwal Penelitian..........................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................49

III

Page 5: RTI FITRIYANI 310111011798

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTeknologi tentunya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama

peradaban manusia masih ada, teknologi akan terus menjadi hal yang penting

dalam kehidupan. Di Indonesia pun teknologi informasi telah melesat sangat cepat

sejak beberapa tahun terakhir, hal ini terbukti telah banyaknya sarana dan

prasarana yang tersedia dan juga semakin murahnya harga perangkat elektronik

guna menunjang kegiatan sehari-hari seperti laptop, PC, komputer tablet,

smartphone dan lain-lain.

Hampir semua perangkat komputerisasi saat ini tidak hanya digunakan

untuk bekerja semata dengan berbagai aplikasi yang telah terinstal pada perangkat

tersebut, melainkan mengkombinasikannya dengan mengkoneksikan ke jaringan

internet dan juga sharing pada social network untuk membantu tugas sehari-hari

serta memperoleh informasi yang cepat dalam waktu singkat.

Untuk dapat terkoneksi ke internet maka laptop/PC harus menggunakan

modem. Ketika menggunakan modem maka harus memiliki kartu prabayar yang

dipasang pada modem agar dapat terkoneksi ke internet. Banyak pilihan kartu

prabayar yang bisa gunakan dengan tawaran tarif, kuota, dan kecepatan koneksi

yang bermacam-macam. Karena banyaknya pilihan inilah maka tidak sedikit

konsumen yang merasa kecewa dan kurang puas pada kartu prabayar yang

dipakainya karena layanan yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan konsumen.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini, salah satunya

adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi berbasis web, sehingga ketika

ingin memilih kartu prabayar yang sesuai dengan kebutuhan, maka dapat

mengaksesnya kapan saja dan dimana saja. Salah satu cara yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah diatas yaitu dengan menggunakan metode analytic

1

Page 6: RTI FITRIYANI 310111011798

hierarchy process (AHP). Sehingga dapat membantu konsumen dalam pemilihan

kartu prabayar dan memberikan rekomendasi kartu prabayar sesuai kebutuhan.

1.2 Identifikasi MasalahBanyaknya pilihan kartu prabayar yang bisa digunakan pada modem maka

tidak sedikit konsumen yang merasa kecewa dan kurang puas pada kartu prabayar

yang dipakainya karena tarif, kuota data, maupun kecepatan koneksi internet yang

diberikan tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

1.3 Batasan MasalahAdapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kartu prabayar yang merupakan hasil dari keputusan sistem setelah

konsumen menginputkan kriteria-kriterianya tidak termasuk dengan

keadaan atau kekuatan jaringan yang ada di daerah pemakai aplikasi ini.

2. Aplikasi ini tidak mempertimbangkan kecepatan koneksi dan teknologi

lain yang didukung oleh modem pengguna.

3. Hanya pengguna kartu prabayar GSM.

1.4 Rumusan Masalah1. Bagaimana cara membuat suatu sistem berbasis web agar dapat membantu

konsumen dalam pemilihan kartu prabayar ?

2. Bagaimana cara membuat aplikasi yang dapat memberikan rekomendasi

kartu prabayar yang sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen dengan

menggunakan metode AHP ?

3. Apa saja kriteria yang diinginkan konsumen untuk kartu prabayar yang

digunakannya ?

1.5 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi berbasis web untuk

merekomendasikan kartu prabayar yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP).

2

Page 7: RTI FITRIYANI 310111011798

1.6 Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah akan mempermudah konsumen untuk

memilih kartu prabayar yang sesuai dengan kebutuhannya.

3

Page 8: RTI FITRIYANI 310111011798

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan PustakaMetode AHP dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan

peserta pelatihan pengolahan pepaya di desa Padaasih kecamatan Cibogo

kabupaten Subang. Penelitian dengan AHP hanya membutuhkan cukup orang-

orang kunci yang mempunyai peranan dan mengetahui dengan baik tentang

bidang yang jadi objek penelitian. Penelitian ini diharapkan bisa agar kegiatan-

kegiatan yang melibatkan masyarakat desa menjadi lebih bernilai dan dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat. (Pardian, 2010)

AHP juga sangat cocok dan fleksibel digunakan untuk menentukan

keputusan yang menolong seorang decision maker untuk mengambil keputusan

yang kualitatif dan kuantitatif memilih supplier secara objektif berdasarkan multi

kriteria yang ditetapkan. Aplikasi ini telah mampu untuk menghasilkan suatu

keputusan yang tepat dalam bidang pemilihan supplier pada divisi pembelian.

(Setiawan, 2008)

Sistem pendukung keputusan metode AHP juga digunakan untuk

pemilihan siswa dalam mengikuti olimpiade sains. Sistem yang telah di

kembangkan dengan metode AHP ini menggunakan 4 faktor kriteria dalam

melakukan pemilihan siswa yaitu kriteria pengalaman olimpiade, kemampuan

akademik, intellegensi, dan kemampuan olimpiade sesuai dengan yang disediakan

oleh sistem. Sistem ini dapat digunakan untuk membantu kepala sekolah atau guru

untuk melakukan pemilihan siswa dalam mengikuti olimpiade sains tingkat

kabupaten di Sekolah Menengah Atas. (Sutikno, 2007)

AHP dapat menentukan lokasi yang terbaik pada sebuah proyek

perumahan. Dengan berbagai pemunculan kriteria yang terasa penting /

dipentingkan bagi konsumen sehingga dapat dimunculkan beberapa lokasi

alternative. Selanjutnya diperoleh ranking dan bobot prioritas, serta mendapatkan

hasil pengambilan keputusan yang tepat. (RUSMAN, 2008)

faktor-faktor pemilihan moda dapat ditentukan berdasarkan metoda AHP.

4

Page 9: RTI FITRIYANI 310111011798

Dilakukan dengan wawancara berkuisioner kepada mahasiswa Universitas Kristen

Petra yang mempunyai kemungkinan untuk melakukan pilihan terhadap alternatif-

alternatif moda yang ada. Hasil analisa menunjukkan bahwa faktor utama yang

mempengaruhi pemilihan moda untuk berangkat kuliah adalah faktor keamanan

(49,3%) dan faktor waktu (27,3%). (Teknomo, 1999)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Penunjang KeputusanPengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan

penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui

beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan

dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat

keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama,

menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan

keputusan yang terbaik. (Alam, 2011).

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh

banyak ahli, diantaranya adalah :

G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah

sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih

alternatif yang mungkin.

Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu

dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan

pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara

sejumlah alternatif.

Horold dan Cyril O’Donnell : pengambilan keputusan adalah pemilihan

diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari

perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada

keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi

yang telah dibuat.

P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis

terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang

matang atas alternatif dan tindakan.

5

Page 10: RTI FITRIYANI 310111011798

Drs. H. Malayu S.P Hasibuan : Pengambilan keputusan adalah suatu

proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk

melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.

Chester I. Barnard : Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari

perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara

relatif dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi

lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

Tahap – tahap Pengambilan Keputusan :

Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2011), tahap – tahap yang harus

dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut : 

1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari

lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan

diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan

masalah.

2. Tahap Perancangan ( Design Phace )

Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian

alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan

representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan

proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model

dalam meneliti masalah yang ada.

3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )

Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai

alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar

ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan

tujuan yang akan dicapai.

4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )

Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem

yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif

tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

6

Page 11: RTI FITRIYANI 310111011798

2.2.2 Definisi Sistem Penunjang KeputusanMenurut Keen dan Scoot Morton : “ Sistem Pendukung Keputusan

merupakan penggabungan sumber – sumber kecerdasan individu dengan

kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung

Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen

pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi struktur “

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung

keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan

sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan

informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk

membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat.

Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan

keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

Sistem pendukung keputusan (SPK) atau dikenal dengan Decision Support

Sistem (DSS), pada tahun 1970-an sebagai pengganti istilah Management

Information Sistem (MIS). Tetapi pada dasarnya SPK merupakan pengembangan

lebih lanjut dari MIS yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif

dengan pemakainya. Maksud dan tujuan dari adanya SPK, yaitu untuk

mendukung pengambil keputusan memilih alternatif keputusan yang merupakan

hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh/ tersedia dengan

menggunakan model-model pengambil keputusan serta untuk menyelesaikan

masalah-masalah bersifat terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur

(Mulyono, 2010).

Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah himpunan/ kumpulan prosedur

berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu

manajemen dalam pembuatan keputusannya. Suatu sistem yang menyediakan

sarana bagi para manajer untuk mengembangkan informasi sesuai dengan

keputusan yang akan dibuat. Tujuan: menunjang keputusan-keputusan yang relatif

tidak terstruktur (unstructured).

2.2.3 Karakteristik Sistem Pendukung KeputusanKarakteristik sistem pendukung keputusan adalah (Haniif, 2007) :

7

Page 12: RTI FITRIYANI 310111011798

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil

keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur

ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia

dan informasi komputerisasi.

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan

mengkombinasikan penggunaan model - model analisis dengan teknik

pemasukan data konvensional serta fungsi - fungsi pencari / interogasi

informasi.

3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

digunakan / dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek

fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

2.2.4 Komponen Sistem Pendukung KeputusanSistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu :

1. Subsistem pengelolaan data (database).

2. Subsistem pengelolaan model (modelbase).

3. Subsistem pengelolaan dialog (userinterface).

Hubungan antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah :

8

Page 13: RTI FITRIYANI 310111011798

Gambar 2. 1 Hubungan Antara Ketiga Komponen

Sumber : (Haniif, 2007)

Sub sistem pengelolaan data (database)

Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen

SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut

disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang

diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem

manajemen basis data (Database Management Sistem).

Sub sistem pengelolaan model (model base)

Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam

mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah

suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam

merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak

mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan

yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam

menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga

fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap

model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan

penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.

Subsistem pengelolaan dialog (user interface)

Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu

mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara

interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem

dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat

berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.

Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga

komponen:

9

Page 14: RTI FITRIYANI 310111011798

1. Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang

dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang

dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick

dan keyfunction yang lainnya.

2. Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu

perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan

sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini

diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.

3. Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak

diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat

berfungsi secara interaktif.

2.2.5 Kartu Pra-bayarKartu pra-bayar adalah dimana konsumen membayar biaya layanan

terlebih dahulu, dengan membeli pulsa baik secara elektronik ataupun fisik (dalam

bentuk voucher) dengan jumlah tertentu. Setelah itu konsumen dapat

memanfaatkan jasa layanan yang diberikan penyedia layanan telepon tersebut.

2.2.6 Pemilihan Kartu Pra-bayarSalah satu pertimbangan pemilihan kartu pra-bayar adalah faktor

kelebihan dari tiap kartu pra-bayar. Kelebihan-kelebihan tersebut ada pada tarif,

kuota data maupun kecepatan koneksinya. Konsumen biasanya lebih

menginginkan tarif yang seminimum mungkin tetapi dengan kuota data yang

cukup dan kecepatan koneksi yang cepat. Tetapi hal ini berbanding terbalik

dengan layanan dari provider-provider kartu pra-bayar yang sebenarnya

diberlakukan. Layanan yang diberikan para provider kebanyakan hanya

mengungggulkan salah satu dari kriteria-kriteria yang diinginkan konsumen

tersebut.

2.2.7 Metode AHPMetode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas

L. Saaty dan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor — faktor persepsi,

preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP menggabungkan penilaian—penilaian

dan nilai—nilai pribadi ke dalam satu cara yang logis.

10

Page 15: RTI FITRIYANI 310111011798

Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam menyederhanakan

masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi

bagian-bagian, serta menjadikan variabel dalam suatu tingkatan hirarki. Masalah

yang kompleks terdiri dari lebih dari satu (multikriteria) masalah, struktur

masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan,

serta ketidak akuratan data yang tersedia.

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan

efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-

bagian, menata bagian atau variable ini dalam suatu susunan hirarki, memberi

nilai numerik dengan pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan

mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk 8 menetapkan variabel mana yang

memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada

situasi tersebut. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan

logika pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang

beragam menjadi basil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif

sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Pandi

Pardian, 2010)

Tahapan-tahapan metode AHP

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah

Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam

tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan

secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba

tentukan solusi yang mungkin bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah

mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita

kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah

menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki

11

Page 16: RTI FITRIYANI 310111011798

yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk

mempertimbangkan atau menilai alternatif yang kita berikan dan

menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang

berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin

diperlukan).

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria

yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana,

memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan

informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan

yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara

keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks

mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan

didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil

keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan

elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih

sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari

level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya

E1,E2,E3,E4,E5

4. Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh

jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah

banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-

masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan

perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen

dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil

perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa

membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan

pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala

perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang

diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan 1 =

Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang

sama besar 3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen

12

Page 17: RTI FITRIYANI 310111011798

yanga lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen

dibandingkan elemen yang lainnya 5 = Elemen yang satu lebih penting

daripada yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong

satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya 7 = Satu elemen jelas lebih

mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong

dan dominan terlihat dalam praktek 9 = Satu elemen mutlak penting

daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu

terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin

menguatkan. 2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-

pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi

di antara 2 pilihan Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka

dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya

dibanding dengan i

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten

maka pengambilan data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan

yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-

elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan.

Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari

matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang

bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan

nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk

mendapatkan rata-rata.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio

konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan

adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang

mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio

konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %.

13

Page 18: RTI FITRIYANI 310111011798

Prinsip Dasar dan aksioma AnalyticHierarchy Process (AHP)

Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar

yang harus dipahami antara lain.

1. Decomposition

Decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi

unsur —unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap

unsur atau elemen saling berhubungan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat

dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut

complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap

semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan

incomplete kebalikan dari hirarki yang complete. Bentuk struktur dekomposisi

yakni

Tingkat pertama : Tujuan keputusan (Goal)

Tingkata kedua : Kriteria—kriteria

Tingkat ketiga : Alternatif—alternative

Gambar 2.1 StrukturHirarki

Hirarki masalah disusun digunakan untuk membantu proses pengambilan

keputusan dalam sebuah system dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan

yang terlibat.

2. Comparative Judgement

14

Tujuan

Kriteria nKriteria 1 Kriteria 2

Alternatif nAlternatif 1 Alternatif 2

Page 19: RTI FITRIYANI 310111011798

Comparative Judgement adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan

kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya

dengan tingkatan di atasnya. Comparative Judgement merupakan inti dari

penggunaan AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen

— elemennya. Hasil dari penilaian tersebut akan diperlihatkan dalam bentuk

matriks pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat

tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi

yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkkan tingkat yang paling rendah

(equal importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang

paling tinggi (extreme importance).

3. Synthesis of Priority

Synthesis of Priority dilakukan denganmenggunakan eigen vektor method untuk

mendapatkan bobot relatif bagi unsur—unsur pengambilan keputusan.

4. Logical Consistency

Logical Consistency dilakukan dengan mengagresikan seluruh eigen vektor yang

diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor

composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan. (Pandi

Pardian, 2010)

AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :

1. Aksioma Resiprokal

Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan

berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai

elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki

elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali

lebih besar daripada B, maka B=1/5 A.

2. Aksioma Homogenitas

Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu

jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai

kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur

15

Page 20: RTI FITRIYANI 310111011798

elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi

rendah dan inkonsistensi tinggi.

3. Aksioma Ketergantungan

Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung

pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan

prinsip komposisi hirarki.

1. Penyusunan Prioritas

Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan

berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen

untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk

matriks. Contoh, terdapat n objek yang dinotasikan dengan (A1, A2, …, An) yang

akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj

dipresentasikan dalam matriks Pair-wise Comparison.

Tabel 2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan

A1 A2 … An

A1 a11 a12 … a1n

A2 a21 a22 … a2n

… … … … …

An am1 am2 … amn

Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1 (baris) terhadap A1 (kolom)

yang menyatakan hubungan :

a) Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C dibandingkan

dengan A1 (kolom) atau

b) Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau

c) Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingkan dengan A1

(kolom).

Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1

sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen.

16

Page 21: RTI FITRIYANI 310111011798

Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka

hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa

membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada

sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan

perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty (1980)

bisa dilihat di bawah, seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Tingkat

KepentinganDefinisi Keterangan

1Equel importance (sama

penting)

Kedua elemen mempunyai pengaruh

yang sama

3Weak importance of one over

another (sedikit lebih penting)

Pengalaman dan penilaian sangat

memihak satu elemen dibandingkan

dengan pasangannya

5Essential or strongimportance

(lebih penting)

Satu elemen sangat disukai dan

secara praktis dominasinya sangat

nyata, dibandingkan dengan elemen

pasangannya

7Demonstrated importance

(sangat penting)

Satu elemen terbukti sangat disukai

dan secara praktis dominasinya

sangat, dibandingkan dengan

elemen pasangannya

9Extreme importance

(mutlak lebih penting)

Satu elemen mut lak lebih disukai

dibandingkan dengan pasangannya,

pada tingkat keyakinan tertinggi

2, 4, 6, 8Intermediate values between

the two adjacent judgments

Nilai diantara dua pilihan yang

berdekatan

Resiprokal Kebalikan Jika elemen i memiliki salah satu

17

Page 22: RTI FITRIYANI 310111011798

angka diatas ketika dibandingkan

elemen j, maka j memiliki

kebalikannya ketika dibanding

elemen i

Skala nilai diatas digunakan untuk mengisi nilai matrik perbandingan

berpasangan yang akan menghasilkan prioritas (bobot/nilai kepentingan) masing-

masing kriteria dan subkriteria.

Model AHP didasarkan pada pair-wise comparison matrix, dimana

elemen-elemen pada matriks tersebut merupakan judgement dari decision

maker. Seorang decision maker akan memberikan penilaian, mempersepsikan,

ataupun memperkirakan kemungkinan dari suatu hal/peristiwa yang dihadapi.

Matriks tersebut terdapat pada setiap level of hierarchy dari suatu struktur model

AHP yang membagi habis suatu persoalan.

Berikut ini contoh suatu Pair-Wise Comparison Matrix pada suatu level

of hierarchy, yaitu:

E F G H

A=

EFGH

[ 11/51/61/7

5156

61/51

1/4

71/6

41

]Baris 1 kolom 2: jika E dibandingkan dengan F, maka E lebih

penting/disukai/ dimungkinkan daripada F yaitu sebesar 5, artinya: E essential

atau strong importance daripada F, dan seterusnya.

Angka 5 bukan berarti bahwa E lima kali lebih besar dari F, tetapi E strong

importance dibandingkan dengan F. Sebagai ilustrasi perhatikan matriks

resiprokal berikut:

E F G

A=EFG [ 1

71/9

1/71

1/3

931]

Membacanya/membandingkannya, dari kiri ke kanan.

18

Page 23: RTI FITRIYANI 310111011798

Jika E dibandingkan dengan F, maka F very strong importance daripada

E dengan nilai judgement sebesar 7. Dengan demikan pada baris 1 kolom 2 diisi

dengan kebalikan dari 7 yakni 1/7. Artinya,

E dibanding F ⇨ F lebih kuat dari E

Jika E dibandingkan dengan G, maka E extreme importance daripada G

dengan nilai judgement sebesar 9. Jadi baris 1 kolom 3 diisi dengan nilai 9, dan

seterusnya. (Adhariyani, 2012)

2.2.8 Kelebihan dan Kelemahan AHP Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan

kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :

Kesatuan (Unity)

AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu

model yang fleksibel dan mudah dipahami.

Kompleksitas (Complexity)

AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan

sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

Saling ketergantungan (Inter Dependence)

AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan

tidak memerlukan hubungan linier.

Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)

AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan

elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi

elemen yang serupa.

Pengukuran (Measurement)

AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan

prioritas.

Konsistensi (Consistency)

AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang

digunakan untuk menentukan prioritas.

Sintesis (Synthesis)

19

Page 24: RTI FITRIYANI 310111011798

AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa

diinginkannya masing-masing alternatif.

Trade Off

AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem

sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan

mereka.

Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)

AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan

hasil penilaian yang berbeda.

Pengulangan Proses (Process Repetition)

AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan

dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses

pengulangan.

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:

Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa

persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang

ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut

memberikan penilaian yang keliru.

Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara

statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang

terbentuk. (Syaifullah, 2010)

Ranking Prioritas dengan Vektor Eigen

Gambar 1 : Contoh Pairwise Matrix

20

VEi= (N i1 X N i2 X N i3 . . .. .. . X N in )1/n

i = 1, . .. .. . .. .. . ., n

VEi= (N i1 X Ni2 X N i3 . . .. .. . X Nin )1/n

i = 1, . .. .. . .. .. . ., n

Page 25: RTI FITRIYANI 310111011798

Memilih

BarangA B C Vektor eigen

Vektor

Prioritas

A 1 5 4 0.2174 0.674

B 1/5 1 1/3 0.405 0.101

C 1/4 3 1 0.908 0.226

Jumlah1.4

59

5.3

34.028 1.000

VP baris 1 = 0,2174 / 3,487 = 0,674

VP baris 2 = 0,405 / 3,487 = 0,101

VP baris 3 = 0,908 / 3,487 = 0,226

I

Indeks Inkonsistensi (diupayakan kurang dari 10%)

IK = ( I maks - n)/(n-1)

Perhitungan Berdasarkan nilai sebelumnya:

1,45 X 0,674 = 0,977

9,00 X 0,101 = 0,906

5,33 X 0,226 = 1,203

Sum = 3,086

Maks = 3,086

IK = (3,086 - 3)/(3-1) = 0,043 (Seniwati, Perhitungan Manual AHP, 2006)

Contoh Kasus :

Adi berulang tahun yang ke-17, Kedua orang tuanya janji untuk membelikan

sepeda motor sesuai yang di inginkan Adi. Adi memiliki pilihan yaitu motor

Ninja, Tiger dan Vixsion . Adi memiliki criteria dalam pemilihan sepeda motor

yang nantinya akan dia beli yaitu : sepeda motornya memiliki desain yang bagus,

berkualitas serta irit dalam bahan bakar. Penyelesaian :

21

VE baris 1= ((1 X 5 X 4 ) ])1/3=0 , 2174

VE baris 2= (1/5 X 1 X 1/3 )1/3=0 ,405

VE baris 3=(1/4 X 3 X 1)1/3=0 ,908

Page 26: RTI FITRIYANI 310111011798

Tahap pertama

Menentukan botot dari masing – masing kriteria:

Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit

Pair Comparation Matrix

Kriteria Desain Irit Kualitas Priority

Vector

Desain 1 2 3 0,5455

Irit 0,5 1 1,5 0,2727

Kualitas 0,333 0,667 1 0,1818

Jumlah 1,833 3,667 5,5 1,0000

Pricipal Eigen Value (max) 3,00

Consistency Index (CI) 0

Consistency Ratio (CR) 0,0%

Dari gambar diatas, Prioity Vector (kolom paling kanan) menunjukan bobot dari

masing-masing kriteria, jadi dalam hal ini Desain merupakan bobot

tertinggi/terpenting menurut Adi, disusul Irit dan yang terakhir adalah Kualitas.

Cara membuat table seperti di atas :

a. Untuk perbandingan antara masing – masing kriteria berasal dari bobot yang

telah di berikan ADI pertama kali.

b. Sedangkan untuk Baris jumlah, merupakan hasil penjumalahan vertikal dari

masing – masing kriteria.

c. Untuk Priority Vector di dapat dari hasil penjumlahan dari semua sel disebelah

Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan Jumlah

yang ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan angka

tiga.

d. Untuk mencari Principal Eigen Value (max)

22

Desain lebih penting 3 kali dari pada kualitas

Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas

Page 27: RTI FITRIYANI 310111011798

e. Rumusnya adalah menjumlahkan hasil perkalian antara sel pada baris jumlah

dan sel pada kolom Priority Vector

1) Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus CI = (max-n)/(n-1)

2) Sedangkan untuk menghitung nilai CR Menggunakan rumuas CR = CI/RI ,

nilai RI didapat dari

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 5,8 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Jadi untuk n=3, RI=0.58. Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan

10% , ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari

10%, tidak bisa diterima.

Tahap Kedua :

Kebetulan teman ADI memiliki teman yang memiliki motor yang sesuai dengan pilihan ADI. Setelah Adi mencoba motor

temannya tersebut adi memberikan penilaian ( disebut sebagai pair-wire compara-

tion)

Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit

Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas

Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas

Ninja 4 kali desainnya lebih baik daripada tiger

Ninja 3 kali desainnya lebih baik dari pada vixsion

tiger 1/2 kali desainnya lebih baik dari pada Vixsion

Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat di buat table (disebut Pair-wire

comparation matrix)

23

Ninja 1/3 kali lebih irit daripada tiger

Ninja 1/4 kali lebih irit dari pada vixsion

tiger 1/2 kali lebih irit dari pada Vixsion

Page 28: RTI FITRIYANI 310111011798

Desain Ninja Tiger Vixsion Priority

Vector

Ninja 1 4 3 0,6233

Tiger 0,25 1 0,5 0,1373

Vixsion 0,333 2 1 0,2394

Jumlah 1,583 7 4,5 1,0000

Pricipal Eigen Value (max) 3,025

Consistency Index (CI) 0,01

Consistency Ratio (CR) 2,2%

Irit Ninja Tiger Vixsion Priority

Vector

Ninja 1 0,333 0,25 0,1226

Tiger 3 1 0,5 0,3202

Vixsion 4 2 1 0,5572

Jumlah 8 3,333 1,75 1,0000

Pricipal Eigen Value (max) 3,023

Consistency Index (CI) 0,01

Irit Ninja Tiger Vixsion Priority

Vector

Ninja 1,00 0,010 0,10 0,0090

Tiger 100,00 1,00 10,0 0,9009

Vixsion 10,00 0,100 1,0 0,0901

Jumlah 111,00 1,11 11,10 1,0000

Pricipal Eigen Value (max) 3

Consistency Index (CI) 0

Consistency Ratio (CR) 0,0%

Tahap ketiga

24

Page 29: RTI FITRIYANI 310111011798

Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-masing

kriteria bagi ketiga motor pilihannya, maka langkah terakhir adalah menghitung

total skor untuk ketiga motor tersebut. Untuk itu ADI akan merangkum semua

hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite

weight, seperti berikut.

Overall

composit

weight

weight Ninja Tiger Vixsion

Desain 0,5455 0,6233 0,1373 0,2394

Irit 0,2727 0,1226 0,3202 0,5572

Kualitas 0,1818 0,0090 0,9009 0,0901

Composit Weight 0,3751 0,3260 0,2989

Cara membuat Overall Composit weight adalah

Kolom Weight diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix

Kriteria.

Ketiga kolom lainnya (Ninja, Tiger dan Vixsion) diambil dari kolom

Priority Vector ketiga matrix Desain, Irit dan Kualitas.

Baris Composite Weight diperoleh dari jumlah hasil perkalian sel

diatasnya dengan weight.

Berdasarkan table di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa yang memiliki

skor paling tinggi adalah Ninja yaitu 0,3751 , sedangkan disusul tiger dengan skor

0,3260 dan yang terakhir adalah Vixsion dengan skor 0,2989. Akhirnya Adi akan

membeli motor Ninja

2.2.9 Listing Program

AHP MAIN CODE

Array preparation and function call (user_survey_last.php)

$ncomparisons=($nelements*($nelements-1))/2;

for($i=0;$i<$ncomparisons;$i++){

25

Page 30: RTI FITRIYANI 310111011798

/* building of names to recover data from Session and Request */

$firstname= "firsthidden".$i;

$secondname="secondhidden".$i;

$valuename="value".$i;

$par['id_survey_data']=$_SESSION['id_user'];

$par['firstelement']= $_REQUEST[$firstname];

$par['secondelement']= $_REQUEST[$secondname]; $par['value']=

$_REQUEST[$valuename]; /*

query which inserts user values into user_values table

selects and increments the number of user that filled the survey */

insertValues($par);

/* setting diagonal values */ $table[$_REQUEST["firsthidden".$i]]

[$_REQUEST["firsthidden".$i]]='1'; $table[$_REQUEST["secondhidden".$i]]

[$_REQUEST["secondhidden".$i]]='1';

/* setting upon side of matrix */ $table[$_REQUEST["firsthidden".$i]]

[$_REQUEST["secondhidden".$i]]= $_REQUEST["value".$i];

/* setting bottom side of matrix */ $table[$_REQUEST["secondhidden".$i]]

[$_REQUEST["firsthidden".$i]]= opposite($_REQUEST["value".$i]);

}

/*call the ahp main function */

$result = calculateValuesAHP($table);

/* query to insert the results into user_results table*/

foreach($result[1] as $i){

insertUserResultsAHP($result,$i,$_SESSION);

}

26

Page 31: RTI FITRIYANI 310111011798

Function to calculate AHP results (ahp_core.php)

function calculateValuesAHP($table){

$num_rows= sizeof($table);

$ncomparisons=($num_rows*($num_rows-1))/2;

/* id of the elements */

for($i=0;$i<$ncomparisons;$i++){ $array[$_REQUEST["firsthidden".

$i]]=$_REQUEST["firsthidden".$i]; $array[$_REQUEST["secondhidden".

$i]]=$_REQUEST["secondhidden".$i];

}

/* calculates sums of values */

foreach($array as $i){

foreach($array as $j){

$sum[$i]=$sum[$i]+$table[$i][$j]."";

}

$sumvar=$sumvar+$sum[$i];

}

/* division by sum*/

foreach($array as $i){

$result[0][$i]=$sum[$i]/$sumvar."";

$result[1][$i]=$i;

}

return $result;

}

Function to calculate the opposite values (ahp_core.php)

function opposite($par){

/* calculates the opposite of the value, to obtain the other half matrix*/

27

Page 32: RTI FITRIYANI 310111011798

if($par=="0.111111111111") return '9';

if($par=="0.125") return '8';

if($par=="0.142857142857") return '7';

if($par=="0.166666666667") return '6';

if($par=="0.2") return '5';

if($par=="0.25") return '4';

if($par=="0.333333333333") return '3';

if($par=="0.5") return '2';

if($par=="9") return '0.111111111111';

if($par=="8") return '0.125';

if($par=="7") return '0.142857142857';

if($par=="6") return '0.166666666667';

if($par=="5") return '0.2';

if($par=="4") return '0.25';

if($par=="3") return '0.333333333333';

if($par=="2") return '0.5';

if($par=="1") return '1';

}

28

Page 33: RTI FITRIYANI 310111011798

2.3 Kerangka Pemikiran

29

HASIL

Aplikasi berbasis web untuk merekomendasikan kartu pra-bayar yang digunakan pada modem dengan metode Analytical Hirarchy Process (AHP)

PENGUJIANUser acceptance

IMPLEMENTASIKartu pra-bayar

PENGEMBANGANDesainUML

ToolsPHP

Testing Whitebox dan Blackbox

PENDEKATAN

Metode Analytical Hirarchy Process (AHP)

MASALAH

Pemilihan kartu pra-bayar

Page 34: RTI FITRIYANI 310111011798

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Analisa KebutuhanPemilihan kartu pra-bayar merupakan hal yang sangat membingungkan

bagi konsumen, dimana konsumen harus menentukan kartu pra-bayar apa yang

harus dipakai agar merasa nyaman dan sesuai dengan kebutuhan. Memang

banyak pilihan kartu pra-bayar yang ada, dengan segala kelebihan dan kekurangan

nya. Namun walaupun banyak kartu pra-bayar yang ada ,hal ini malah menambah

bingung konsumen karena dihadapkan dengan banyaknya pilihan kartu pra-bayar

karena konsumen tidak mengetahui lebih rinci tentang penawaran-penawaran dari

provider kartu pra-bayar tersebut.

Secara umum, sistem penunjang keputusan ini bertugas membantu para

konsumen dalam menentukan kartu prabayar yang akan dipilih, agar dapat

terkoneksi ke internet sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Suatu

keputusan yang diambil, khususnya dalam pengambilan keputusan pemilihan

kartu pra-bayar berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditentukan. Keputusan

yang diberikan berupa daftar kartu pra-bayar sebagai bahan pertimbangan / saran

kepada konsumen berdasarkan kriteria tersebut.

Dalam prosesnya, sistem ini menerapkan konsep pengambilan keputusan

menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP).sehingga keputusan

yang dihasilkan dapat membantu user menemukan solusi yang optimal dan akurat.

Sebagai tahap awal dalam pengembangan sistem, diperlukan adanya

identifikasi dan analisis kebutuhan sistem oleh pemakai. Hal ini sangat diperlukan

agar sistem yang akan dibuat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakai

yaitu konsumen kartu pra-bayar. Adapun kegiatan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan pemakai adalah sebagai berikut:

1. Melakukan wawancara terhadap konsumen kartu pra-bayar yang akan

digunakan untuk modem. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui kartu

pra-bayar apa yang paling banyak digunakan para konsumen. Selain itu juga

untuk mengetahui hal apakah yang membuat kartu pra-bayar tersebut menjadi

30

Page 35: RTI FITRIYANI 310111011798

pilihan para konsumen, apakah dari tarifnya, kuota yang ditawarkan, atau karna

kecepatan koneksinya, dan bagaimana konsumen mendapatkan informasi

mengenai hal tersebut. Hasilnya mendapatkan data tentang metode yang sering

digunakan oleh konsumen masih berdasarkan karena iklan ditelevisi yang

mereka liat dan dengar,juga berdasarkan kabar burung / gosip dari teman atau

koleganya. Sehingga dengan cara seperti itu pemilihan kartu pra-bayar hasilnya

akan kurang memuaskan.

2. Melakukan analisis dari data yang ada. Data yang dianalisis adalah dari

pencarian diinternet mengenai daftar semua kartu pra-bayar yang digunakan

pada modem untuk berinternet. penyebaran kuisioner di MA Se-Banjarbaru.

Dari hasil analisis tersebut diperoleh 8 kartu pra-bayar yang dapat digunakan

pada modem untuk koneksi ke internet.

Hasil dari analisa tentang pemilihan kartu pra-bayar ini di dapatkan

faktor-faktor yang mempengaruhi siswa atau orang tua dalam memilih sekolah.

Faktor-faktor nya adalah : tarif, kuota, dan kecepatan koneksi yang ditawarkan

oleh kartu pra-bayar tersebut.

3.1.1 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap data kartu pra-

bayar yang berkaitan dengan obyek penelitian. Pengamatan dilakukan langsung

secara observasi pada teman-teman satu kos di jl.Priangan.

b. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan membaca serta mempelajari dokumen-dokumen,

literatur, jurnal, dan buku-buku yang berhubungan dengan obyek penelitian. Guna

mendapatkan teori/konsep/generalisasi yang dapat digunakan sebagai landasan

teori dan kerangka pemikiran dalam penelitian, dan untuk mencari metodologi

yang sesuai serta membandingkan antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi

di lapangan.

c. Kuisioner.

31

Page 36: RTI FITRIYANI 310111011798

Pengumpulan data dengan memberikan kuisioner kepada responden. Responden

adalah teman-teman yang ada di kos jl.Priangan untuk data kartu prabayar yang

digunakan.

3.1.2 Jenis DataJenis data yang dipergunakan dalam pengumpulan data untuk pembuatan laporan

penelitian ini antara lain :

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari dokumentasi,

literatur, buku, jurnal dan informasi lainnya yang ada hubungannya dengan

masalah yang sedang diteliti

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber yaitu dari website-

website resmi dari provider kartu pra-bayar.

Data paket internet kartu pra-bayar yang dapat digunakan untuk modem

dapat dilihat pada data yang diperoleh dibawah ini :

Paket Internet Unlimited

Provider Paket UnlimitedHarga

(Rp)

FUP

(MB)

Aktif

(hari)

Speed

up to

(kbps)

Axis Harian 3,500 1

Axis Mingguan 25,000 250 7

Axis Bulanan Basic 50,000 500 30

Axis Bulanan Premium 80,000 1,000 30

Axis Bulanan Ultimated 150,000 2,000 30

Indosat M2 Broom 100 2,000 30 384

Indosat M2 Broom Asik 50,000 100 30 256

32

Page 37: RTI FITRIYANI 310111011798

Indosat M2 Broom Bastis 3,000 30 256

Indosat M2 Broom Kalong 30 1,000

Indosat M2 Broom Merdeka 50,000 150 30 256

Indosat M2 Broom Xtra2 600 30 256

Telkomsel Flash Unlimited 5,000 30 1 384

Telkomsel Flash Unlimited 10,000 60 1 1,000

Telkomsel Flash Unlimited 50,000 300 14 512

Telkomsel Flash Unlimited 100,000 1,000 30 1,000

Telkomsel Flash Unlimited 200,000 2,500 30 2,000

Telkomsel Halo Basic 125,000 1,500 30 7,000

Telkomsel Halo Advance 225,000 3,000 30 7,000

Telkomsel Halo Pro 400,000 6,000 30 7,000

Smartfren Harian 5,000 1 384

Smartfren Mingguan 30,000 7 384

Smartfren Bulanan 90,000 30 384

XL Harian 2,500 25 1

XL Harian 5,000 50 1

XL Mingguan 20,000 150 7

XL Bulanan 50,000 500 30

XL Bulanan 100,000 1,000 30

XL Bulanan 150,000 2,000 30

XL Bulanan 200,000 4,000 30

33

Page 38: RTI FITRIYANI 310111011798

 

Paket Internet Volume Based

Provider Paket QuotaHarga

(Rp)

Quota

(MB)

Aktif

(hari)

Speed

up to

(kbps)

Axis Harian 1,000 10 1

Axis Mingguan 6,500 100 7

Axis Bulanan 35,000 1,000 30

Indosat M2 Broom 100 150,000 200 60 3,600

Indosat M2 Broom Asik 100 60 3,600

Indosat M2 Broom Bastis 400 60 3,600

Indosat M2 Broom Kalong 200 60 3,600

Indosat M2 Broom Merdeka 100 30 3,600

Indosat M2 Broom Xtra2 300 60 3,600

Telkomsel Harian 1,000 1 1

Telkomsel Harian 2,000 2 2

Telkomsel Mingguan 5,000 5 7

Telkomsel Mingguan 10,000 15 7

Telkomsel Bulanan 20,000 35 30

Telkomsel Bulanan 50,000 125 30

Telkomsel Bulanan 100,000 300 30 7,200

Telkomsel Bulanan 125,000 500 30 7,200

34

Page 39: RTI FITRIYANI 310111011798

Telkomsel Bulanan 225,000 1,200 30 7,200

Telkomsel Bulanan 400,000 3,000 30 7,200

XL Harian 2,000 5 1 3,600

XL Mingguan 10,000 50 7 3,600

XL Bulanan 25,000 500 30 3,600

XL Bulanan 100,000 2,500 30 3,600

XL Bulanan 200,000 6,000 30 3,600

Three Bulanan 35,000 500 30 3,600

Three Bulanan 50,000 1,000 30 3,600

Three Bulanan 75,000 2,000 30 3,600

Three Bulanan 125,000 5,000 30 3,600

3.2 Perancangan Penelitian1. Tahapan Masalah ( Problem )

Pada tahapan ini akan membahas tentang permasalahan yang ada pada

penelitian, permasalahan yang ada adalah bagaimana membuat Aplikasi Sistem

Penunjang Keputusan Kartu Pra-bayar untuk mempermudah konsumen dalam

menentukan pilihan nya.

2. Tahapan Pendekatan ( Approach )

Pada tahapan ini akan membahas tentang pendekatan yang digunakan dalam

pembuatan aplikasi, yaitu dengan menggunakan sebuah metode Analytic

Hierarchy Process (AHP). Selain itu sistem penunjang keputusan juga

digunakan dalam pembuatan aplikasi sistem penunjang keputusan pemilihan

kartu pra-bayar yang diputuskan berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ada.

3. Tahapan Pengembangan ( Software Development )

Pada tahapan ini akan membahas tentang pengembangan aplikasi, yaitu

meliputi proses perancangan Storyboard dan Unified Modeling Language

( UML ). Setelah proses perancangan selesai, maka dilanjutkan dengan proses

coding untuk pembuatan game, proses coding yang ada dalam membuat

aplikasi game ini yaitu dengan menggunakan PHP. Dan setelah itu dilanjutkan

dengan proses pengujian atau proses testing pada aplikasi game tersebut

35

Page 40: RTI FITRIYANI 310111011798

dengan menggunakan Whitebox dan Blackbox. Dengan menggunakan metode

pengujian Whitebox, perekayasa sistem dapat melakukan test case yang dapat

memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah

digunakan paling tidak satu kali. Dan pengujian Blackbox merupakan

pengujian interface oleh pengguna setelah sistem selesai dibuat dan diujicoba

kepada pengguna. Metode pengujian ini didasarkan pada spesifikasi sistem ,

dalam sistem ini pengujian dilakukan dengan mengujikan semua navigasi yang

ada, pengujian ini memastikan apakah proses-proses yang dilakukan

menghasilkan output yang sesuai dengan rancangan yang dibuat.

4. Tahapan Penerapan ( Software Implementasi )

Pada tahapan ini akan membahas tentang implementasi, sistem penunjang

keputusan ini akan diterapkan pada penggunaan kartu pra-bayar. Aplikasi

diimplementasikan untuk mendapatkan data Precission Recall & F1 yang

mana data tersebut adalah data tentang kecocokan (antara permintaan informasi

dengan jawaban terhadap permintaan itu), sedangkan untuk data User

Acceptance diperoleh sesudah implementasi, yaitu data uji kelayakan yang

dilakukan user yang melakukan pemilihan kartu pra-bayar menggunakan

aplikasi sistem penunjang keputusan.

5. Tahapan Hasil ( Result )

Pada tahapan ini akan membahas tentang hasil yang merupakan tujuan akhir

yang ingin dicapai, yaitu terciptanya Aplkasi Sistem penunjang keputusan

dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang terbukti

dapat meningkatkan keakuratan pemilihan kartu pra-bayar dan meminimalkan

kesalahan dalam pemilihan kartu pra-bayar yang digunakan untuk modem.

3.2.1 Konteks DiagramDiagram Diagram konteks adalah diagram yang menyajikan aliran data

dalam sistem yang akan dibuat. Dengan diagram ini diharapkan akan

mempermudah pemahaman terhadap hasil analisa, sehingga apabila terjadi

kesalahan dapat diketahui sedini mungkin.

Pada diagram konteks digambarkan proses umum yang terjadi di dalam

sistem. Terdapat dua komponen utama yaitu user dan sistem penunjang

keputusan. User dapat meminta kepada sistem untuk memberikan penentuan

36

Page 41: RTI FITRIYANI 310111011798

keputusan mengenai pemilihan kartu pra-bayar dari kriteria-kriteria kartu pra-

bayar yang di inputkan. Setelah melakukan proses, sistem akan menghasilkan

output berupa hasil keputusan dalam menentukan kartu pra-bayar apa yang akan

dipilih yang ditujukan bagi user. Berikut gambaran diagram konteks dari sistem

pengambilan keputusan pemilihan kartu pra-bayar.

Gambar 3. 1 Konteks Diagram

3.2.2 Use Case DiagramDiagram use case digunakan untuk memodelkan bisnis proses

berdasarkan perspektif pengguna sistem. Berikut diagram use case untuk software

yang dibuat:

37

Tampilan Hasil Keputusan pemilihan kartu pra-bayar

- Input Kriteria kartu pra-bayar

- Data Kriteria kartu pra-bayar

- Data Untuk Login Sebagai Administrator

- Data Untuk Login Sebagai konsumenPengguna(konsumen)

Pengguna(Administrator)

Sistem Penunjang Keputusan pemilihan kartu pra-bayar untuk

modem

Page 42: RTI FITRIYANI 310111011798

uc Primary Use Cases

Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan KartuPrabayar

melihat data kartu prabayar

User

SPK pemilihan kartu prabayar

input data kartu prabayar

Admin

Gambar 3. 2 Use Case Diagram game pembelajaran.

3.2.3 Sequence DiagramSequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di

sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang

digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas waktu dan objek-

objek terkait. Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan scenario

atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event

untuk menghasilkan output tertentu, proses dan perubahan apa saja yang terjadi

secara internal dan output apa yang dihasilkan.

38

Page 43: RTI FITRIYANI 310111011798

sd interaction

Admin form sistem database

login()

login()

query()

result()

validasi id()

konfirmasi()

konfirmasi()

input data kartu prabayar()

input data kartu prabayar()

menyimpan()

Gambar 3. 3 Sequence Diagram Input Data Sekolah

sd interaction

User form sistem database

login()

login()

query()

result()

validasi id()

konfirmasi()

konfirmasi()

pil ih form lihat data kartuprabayar()

memanggil form()

meminta data kartu prabayar()

memberikan data kartu prabayar()menampilkan form()

menampilkan form()

Gambar 3. 4 Sequence Diagram Lihat Data Sekolah

39

Page 44: RTI FITRIYANI 310111011798

sd interaction

user form sistem database

login()

login()

query()

result()

validasi id()

konfirmasi()

konfirmasi()

memasukkan kriteria kartuprabayar()

input data()

proses AHP()

hasil()

menampilkan keputusanpemilihan kartu prabayar()

menampilkan hasil keputusanpemilihan kartu prabayar()

Gambar 3. 5 Sequence Diagram SPK Pemilihan Sekolah

3.2.4 Activity DiagramActivity diagram menggambarkan berbagai alir aktifitas dalam sebuah

sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal,

decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity

diagram juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi

pada beberapa eksekusi.

40

Page 45: RTI FITRIYANI 310111011798

act activ ity

mulai

login

input batasan kriteria kartu prabayar

simpan

selesai

Gambar 3. 6 Activity Diagram Input Data

act lihat

mulai

login

lihat data kartu prabayar

selesai

Gambar 3. 7 Activitiy Diagram Lihat Data

41

Page 46: RTI FITRIYANI 310111011798

act SPK

mulai

login

menentukan kriteria kartu prabayar

proses AHP

hasil keputusan pemilihan kartu prabayar

selesai

Gambar 3. 8 Activity Diagram SPK Pemilihan Sekolah

3.3 Teknik Analisa Data

Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran

yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan

berpasangan yang diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini

dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan

kekuatan perasaan dan preferensi relatif. Metode ini adalah sebuah kerangka

untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan

menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan

memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian

atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada

pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis

berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang sama yang

memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil

pada situasi tersebut (Canndra Kurniawan, 2012).

42

Page 47: RTI FITRIYANI 310111011798

3.3.1 Penerapan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Yang pertama dilakukan adalah menentukan bobot untuk ketiga kriteria, mana

yang paling penting.  Ketiga kriteria tersebut diadu satu lawan satu, yang dalam

terminologi AHP disebut pair-wise comparation.

Tarif lebih penting 2 kali dari kecepatan koneksi.

Tarif lebih penting 3 kali dari kuota data, dan

Kecepatan koneksi lebih penting 1.5 kali dari kuota data.

Selanjutnya hasil pair-wire comparation ini dibuat tabulasinya, yang dalam istilah

AHP disebut sebagai pair comparation matrix, seperti terlihat pada gambar

berikut.

Pair comparation matrix:

kriteria tarif kecepatan koneksi kuota data priority vector

tarif 1 2 3 0.5455kecepatan koneksi 0.50 1 1.5 0.2727kuota data 0.33 0.67 1 0.1818jumlah 1.8333 3.6667 5.5000 1.0000principle eign value 3.000consistency index CI 0.00consistency ratio CR 0.00%

  Dari gambar diatas, Prioity Vector (kolom paling kanan) menunjukan

bobot dari masing-masing kriteria, jadi dalam hal ini tarif merupakan bobot

tertinggi/terpenting, disusul kecepatan koneksi dan yang terakhir adalah kuota

data.  Bagaimana cara membuat matrix ini?:

Hasil pair wise comparation diatas diisi pada sel berwarna putih (bagian

kanan atas matrix), dengan aturan  baris vs kolom. Jadi angka 2 (tarif lebih

penting 2 kali dari kecepatan koneksi) diisi pada sel yang merupakan

perpotongan antara baris tarif dan kolom kecepatan koneksi.

Angka 3 (tarif lebih penting 3 kali dari kuota data) diisi pada sel yang

merupakan perpotongan antara baris tarif dan kolom kuota data.  Begitu

juga dengan angka 1.5 (kecepatan koneksi lebih penting 1.5 kali dari kuota

43

Page 48: RTI FITRIYANI 310111011798

data) diisi pada sel yang merupakan perpotongan antara baris kecepan

koneksi dan kolom kuota data.  Sampai disini semua sel di kanan atas

matrix (sel berlatar belakang Putih) terisi.  Pada sel dengan baris dan

kolom sama (tarif-tarif atau kecepatan koneksi-kecepatan koneksi atau

kuota data-kuaota data), sel berlatar belakang Hijau diisi dengan angka 1.

Kemudian sel pada bagian kiri bawah matrix (berlatar belakang Abu-Abu)

diisi dengan angka kebalikan dari sel disebelah kiri atas. Jadi pada

sel kecepatan koneksi-tarif diisi dengan angka 1/2, yaitu kebalikan dari

angka 2 yang berada pada sel tarif-kecepatan, dan seterusnya.

Baris Jumlah (baris paling bawah) merupakan penjumlahan dari semua

angka yang ada pada baris diatasnya dalam satu kolom.

Kolom Priority Vector, merupakan hasil penjumlahan dari semua sel

disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi

dengan sel Jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan

tersebut dibagi dengan angka 3 (angka 3 karena kriterianya ada 3, yaitu

tarif, kecepatan koneksi, dan kuota data.

Setelah mendapatkan bobot untuk setiap kriteria (yang ada pada kolom

Priority  Vector), maka selanjutnya mengecek apakah bobot yang dibuat konsisten

atau tidak.  Untuk hal ini, yang pertama yang dilakukan adalah

menghitung Pricipal Eigen Value (max) matrix diatas dengan cara menjumlahkan 

hasil perkalian antara sel pada baris jumlah dan sel pada kolom Priority Vector,

sbb: 1.8333×0.5455+3.6667×0.2727+5.5×0.1818=3.  Kemudian menghitung

Consistency Index (CI), dengan rumus CI = (max-n)/(n-1) dengan n adalah

jumlah kriteria (dalam hal ini 3), jadi CI = (3-3)/(3-1)=0/2=0.  CI sama dengan nol

berarti pembobotan yang dilakukan sangat konsisten.  Untuk pembobotan dengan

jumlah kriteria yang cukup banyak (diatas 5 kriteria), pembobotan yang konsisten

(CI=0) seperti ini sangat sulit dicapai.  Oleh karena itu, pada batas tertentu HPS

masih mau menerima ketidak konsistenan ini.  Batas toleransi ketidak konsistenan

ditentukan oleh nilai Random Consistency Index (CR) yang diperoleh dengan

rumus CR=CI/RI, nilai RI bergantung pada jumlah kriteria seperti pada tabel

berikut:

44

Page 49: RTI FITRIYANI 310111011798

 

Jadi untuk n=3, RI=0.58. 

Jika hasil perhitungan  CR lebih kecil atau sama dengan 10% ,  ketidak

konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa

diterima.

Bobot untuk setiap kriterianya sudah didapatkan.  Selanjutnya menilai kartu

pra-bayar berdasarkan ketiga kriteria tersebut.  Pertama, menilai mana dari ketiga

kartu prabayar tersebut yang paling murah tarifnya. Hasil penilaiannya dalam

bentuk pair-wire comparation berikut:

XL 4 kali lebih murah dari Telkomsel.

XL 3 kali lebih murah dari Im3.

Telkomsel 1/2 kali lebih murah dari Im3.

Pair-wire comparation matrix-nya adalah sbb:

tarif XL Telkomsel Im3 priority vector

XL 1.00 4.00 3.00 0.6232Telkomsel 0.25 1.00 0.50 0.1373Im3 0.33 2.00 1.00 0.2395jumlah 1.5833 7.0000 4.5000 1.0000principle eigen value 3.025consistency index CI 0.01consistency ratio CR 2.20%

  Dari tabel ini, dari ketiga kartu pra-bayar, yang paling murah adalah XL

dengan skor 0.6232 (dalam skala 1), disusul Im3 dengan skor 0.2395 dan

Telkomsel dengan skor 0.1373. Perhatikan, nilai CI adalah 0.01 yang berarti

pembobotan yang dibuat tidak terlalu konsisten, namun karena nilai CR=2.2%

lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan ini masih bisa diterima.

Selanjutnya menilai kecepatan koneksi dari ketiga kartu pra-bayar.  Pemberian

memberi bobot kecepatan untuk ketiga kartu pra-bayar sebagai berikut:

45

Page 50: RTI FITRIYANI 310111011798

Tingkat kecepatan koneksi XL 1/3 Telkomsel.

Tingkat kecepatan koneksi XL 1/4 Im3.

Tingkat kecepatan koneksi Telkomsel 1/2 Im3.

Pair-wire comparation matrix :

kecepatan koneksi XL Telkomsel Im3 priority vector

XL 1.00 0.33 0.25 0.1226Telkomsel 3.00 1.00 0.50 0.3202Im3 4.00 2.00 1.00 0.5571jumlah 8.0000 3.3333 1.7500 1.0000principle eigen value 3.023consistency index CI 0.01consistency ratio CR 2.00%

Dari tabel ini terlihat bahwa Im3 mendapat nilai tertinggi yaitu 0.5571

disusul Telkomsel dengan nilai 0.3202 dan terakhir  XL dengan nilai 0.1226. 

Sekali lagi terlihat bahwa pembobotan ini tidak konsisten, namun masih bisa

diterima karena nilai CR masih dibawah 10%.

Yang terakhir menilai kuota data dari ketiga kartu pra-bayar :

Bobot kuota data XL 1/100 kali bobot kuota data Telkomsel.

Bobot kuota data XL 1/10 kali bobot kuota data Im3.

Bobot kuota data Telkomsel 10 kali bobot kuota data Im3.

Pair-wire comparation matrix:

kuota data XL Telkomsel Im3 priority vector

XL 1.00 0.01 0.10 0.0090Telkomsel 100.00 1.00 10.00 0.9009Im3 10.00 0.10 1.00 0.0901jumlah 111.0000 1.1100 1.7500 1.0000principle eigen value 3.000consistency index CI 0.00consistency ratio CR 0.00%

46

Page 51: RTI FITRIYANI 310111011798

  Jadi Telkomsel yang memiliki kuota data paling banyak dengan skor

0.9009, disusul Im3 dengan skor 0.0901 dan yang terakhir XL dengan skor

0.0090.  Pada pembobotan kali ini sangat konsisten, ini terlihat dari nilai CI=0.

Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-

masing kriteria bagi ketiga kartu pra-bayar, maka langkah terakhir adalah

menghitung total skor untuk ketiga kartu pra-bayar.  Untuk itu rangkum semua

hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite

weight :

Weight XL Telkomsel Im3Tarif 0.5455 0.6232 0.1373 0.2395Kecepatan Koneksi 0.2727 0.1226 0.3202 0.5571Kuota data 0.1818 0.0090 0.9009 0.0901Compose Weight 0.3750 0.3260 0.2990

Cara mengisi table :

Kolom Weight diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix Kriteria.

Ketiga kolom lainnya (XL, telkomse, dan im3) diambil dari kolom Priority

Vector ketiga matrix tariff, lecepatan koneksi dan kuota data.

Baris Composite Weight diperoleh dari jumlah hasil perkalian sel

diatasnya dengan weight. 

Composite weight untuk XL =

0.5455×0.6232+0.2727×0.1226+0.1818×0.0090=0.3750. 

Composite weight untuk Telkomsel =

0.5455×0.1373+0.2727×0.3202+0.1818×0.9009=0.3260. 

Composite weight untuk Im3=

0.5455×0.2395+0.2727×0.5571+0.1818×0.0901=0.2990.

47

Page 52: RTI FITRIYANI 310111011798

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa XL mempunyai skor yang

paling tinggi yaitu 0.3750, disusul Telkomsel dengan skor 0.3260 dan yang

terakhir Im3 dengan skor 0.2990.

3.4 Jadwal PenelitianAgar penelitian ini dilakukan dengan baik, maka rancangan jadwal ke

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1 : Jadwal Penelitian

No KEGIATAN

BULAN KE -

1 2 3 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1Perumusan

Masalah

2 Analisis

3 Desain

4Membuat

Program

5Testing dan

Implementasi

6Pembuatan

Laporan

48

Page 53: RTI FITRIYANI 310111011798

DAFTAR PUSTAKA

Adhariyani, A. (2012). SELEKSI PRIORITAS PEMINJAM PADA KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP).

Alam, N. (2011). Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen. Retrieved Februari 27, 2011, from www.totalinfo.com.

Haniif. (2007). Sistem Pendukung Keputusan.

Iryanto. (2008). Eksposisi AHP dalam riset Operasi : Cara efektif untuk pengambilan keputusan. 4-5.

Kadarsah. (2011). Pengambilan Keputusan. Retrieved maret 10, 2011, from www.wikipedia.com.

Mulyono. (2010). Retrieved from www.totalinfo.com.

Pandi Pardian, S. (2010). Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Prosess (AHP) Untuk Mengetahui Tingkat Kepuasan Peserta Pelatihan Pengolahan Pepaya di Desa Padaasih Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang.

Pardian, P. (2010). PENGGUNAAN METODE AHP UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KEPUASAN PESERTA PELATIHAN PENGOLAHAN PEPAYA DI DESA PADAASIH KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG.

RUSMAN, M. A. (2008). PENENTUAN LOKASI TERBAIK PADA PROYEK PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP.

Seniwati, E. (2006). Perhitungan Manual AHP.

Setiawan, A. (2008). IMPLEMENTASI APLIKASI DECISION SUPPORT SYSTEM DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN JENIS SUPPLIER.

Sutikno. (2007). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI OLIMPIADE SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

Syaifullah. (2010). Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ).

49

Page 54: RTI FITRIYANI 310111011798

Teknomo, K. (1999). PENGGUNAAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM MENGANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA KE.

50