Rpp ppkn x bab 5 1516 8 kali jp
-
Upload
eli-priyatna-spd -
Category
Education
-
view
50 -
download
2
Transcript of Rpp ppkn x bab 5 1516 8 kali jp
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 2
Pokok Materi : Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Sub Pokok Materi : Bagaimana Hukum, Keadilan, dan Ketertiban
Pertemuan ke : 1
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam
kehidupan bermasyarakat (KD 1.1).
2. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (2.5).
3. Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI
(KD 3.5).
4. Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan nasional dalam
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 1
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpplingkup NKRI (KD 4.5)
C. Indikator
1. Menjelaskan hubungan hukum, keadilan dan ketertiban.2. Mendeskripsikan sistem hukum nasional.3. Mendeskripsikan sistem peradilan Indonesia.4. Mendeskripsikan Peranan Lembaga Peradilan dalam lingkup NKRI.5. Mengkomunikasikan hasil telaah sistem hukum dan peradilan
nasional dalam lingkup NKRI.
PERTEMUAN I
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab V, Sub-bab A. “Bagaimana Hukum, Keadilan, dan Ketertiban?” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Bagaimana Hukum, Keadilan, dan Ketertiban?
1. Makna Hukum
Mungkin kalian pernah mendengar sebuah ungkapan, ”tegakkanlah hukum walaupun besok akan
kiamat”. Adagium ini mengisyaratkan begitu pentingnya hukum ditegakkan dalam kondisi apapun.
Penegakan hukum di Indonesia saat ini dibutuhkan tidak hanya untuk membuktikan bahwa pemerintah
peduli terhadap penegakan hukum, tetapi yang lebih penting adalah untuk menciptakan kepastian hukum
di segala bidang. Berbagai masalah kehidupan berbangsa dan bernegara kerapkali dimulai dari lemahnya
kesadaran seluruh komponen bangsa untuk menaati dan menegakkan hukum.
Selain itu, beberapa definisi hukum telah dibuat oleh para ahli hukum, di antaranya sebagai berikut.
1) Immanuel Kant
Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari
orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang
lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.
2) Leon Duguit
Hukum ialah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai
jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi
bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
3) E.M. Meyers
Hukum ialah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 2
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi
pedoman bagi penguasa-penguasa negara dalam melakukan tugasnya.
4) S.M. Amin
Kumpulan-kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu
disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam
pergaulan manusia sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.
5) J.C.T. SimorangkirHukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan- badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu.
6) M.H. Tirtaatmidjaja
Hukum ialah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan
dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian, jika melanggar aturan-aturan
itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan
kemerdekaannya, didenda, dan sebagainya.
Makna Keadilan dan Ketertiban
Kalian pernah mendengar kata “adil” ? Akhir-akhir ini di Indonesia banyak kasus yang berkaitan dengan
keadilan. Coba kalian perhatikan kasus berikut ini. Kemudian, diskusikan dengan teman kalian dan jawab
pertanyaanya menurut pendapat kalian.
Masyarakat tidak menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari sudah merasakan keadilan. Keadilan
bukan hanya ada di ruang sidang tetapi dalam kehidupan masyarakat pun ada. Konsep keadilan sudah ada
sejak dahulu. Dahulu ada tiga orang filsuf terkenal yang mengemukakan teori mengenai keadilan
tersebut, yaitu Aristoteles, Plato, dan Thomas Hobbes.
1) Teori Keadilan Menurut Aristoteles
Dalam teorinya, Aristoteles mengemukakan lima jenis perbuatan yang dapat digolongkan adil.
Kelima jenis keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles itu adalah sebagai berikut.
a) Keadilan Komutatif
Keadilan komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat
jasa-jasa yang telah diberikannya.
b) Keadilan Distributif
Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang
telah diberikannya.
c) Keadilan Kodrat Alam
Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan oleh
orang lain kepada kita.
d) Keadilan Konvensional
Keadilan Konvensional adalah kondisi jika seorang warga negara telah menaati segala
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 3
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppperaturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan.
e) Keadilan Perbaikan
Perbuatan adil menurut perbaikan adalah jika seseorang telah berusaha memulihkan
nama baik orang lain yang telah tercemar. Misalnya, orang yang tidak bersalah maka
nama baiknya harus direhabilitasi.
2) Teori Keadilan Menurut Plato
Ada dua teori keadilan yang dikemukakan oleh Plato, yaitu sebagai berikut.
a) Keadilan Moral
Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu memberikan
perlakuan yang seimbang (selaras) antara hak dan kewajibannya.
b) Keadilan ProseduralSuatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural jika seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan
3) Teori Keadilan Menurut Thomas Hobbes
Menurut Thomas Hobbes, suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian-perjanjian tertentu. Artinya, seseorang yang berbuat berdasarkan perjanjian yang disepakatinya bisa dikatakan adil. Teori keadilan ini oleh Prof. Dr. Notonegoro, S.H. ditambahkan dengan adanya keadilan legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
Keadilan sosial sebagai cita-cita dan tujuan yang ingin diraih oleh bangsa dan negara
Indonesia, pencapaiannya harus diupayakan oleh seluruh warga bangsa dan negara sesuai dengan
profesi dan kemampuan masing-masing karena merupakan tanggung jawab kita semua. Upaya
pencapaian cita-cita dan tujuan bukan merupakan hal yang mudah. Upaya ini memerlukan tekad
yang kuat, komitmen, usaha yang keras, produktif, gigih, rajin, tekun, ulet, dan efisien, juga
didukung oleh sikap adil yang tercermin pada nilai-nilai dan sikap penuh pengabdian,
pengendalian diri, dan sabar. Tidak kalah penting lagi adalah sikap jujur, baik terhadap diri
sendiri, keluarga, masyarakat maupun bangsa, dan negara. Hal ini tercermin dari keberanian
untuk melakukan introspeksi (mawas diri) dan memelihara amanah.
Hanya dengan nilai-nilai dan sikap tersebut, prinsip keadilan dapat tumbuh dan berkembang dalam kehidupan, baik kehidupan masyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Sebaliknya, tanpa nilai-nilai dan sikap tersebut maka keadilan hanya akan menjadi slogan belaka, kosong tanpa makna.
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 4
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppStrategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 5
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppefektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 6
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsituasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Bagaimana Hukum,
Keadilan, dan Ketertiban Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Inti Menyampaikan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Bagaimana Hukum, Keadilan, dan Ketertiban melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali
60 menit
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 7
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmateri yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya
Siswa yang lain menanggapiPenutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi Bagaimana Hukum, Keadilan, dan Ketertiban
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas laporan mengenai Bagaimana Hukum, Keadilan, dan Ketertiban dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 menit
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
Peta Konsep mengenai Bagaimana Hukum, Keadilan, dan Ketertiban
H. Penilaian [terlampir]
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 8
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 2
Pokok Materi : Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Sub Pokok Materi : Bagaimana Sistem Hukum Nasional
Pertemuan ke : 2
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam
kehidupan bermasyarakat (KD 1.1).
2. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (2.5).
3. Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI
(KD 3.5).
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 9
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp4. Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan nasional dalam
lingkup NKRI (KD 4.5)
C. Indikator
1. Menjelaskan hubungan hukum, keadilan dan ketertiban.2. Mendeskripsikan sistem hukum nasional.3. Mendeskripsikan sistem peradilan Indonesia.4. Mendeskripsikan Peranan Lembaga Peradilan dalam lingkup NKRI.5. Mengkomunikasikan hasil telaah sistem hukum dan peradilan
nasional dalam lingkup NKRI.
PERTEMUAN 2
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab V, Sub-bab A. “Bagaimana Sistem Hukum Nasional?” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Bagaimana Sistem Hukum Nasional?
Berikut penggolongan atau pengklasifikasian hukum berdasarkan kepustakaan ilmu hukum. Hukum dapat digolongkan sebagai berikut
1) Berdasarkan sumbernya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.
a. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan.
b. Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam
peraturan-peraturan kebiasaan.
c. Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-
negara di dalam suatu perjanjian antarnegara.
d. Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena
keputusan hakim.
2) Berdasarkan bentuknya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.
a. Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam sebagai berikut.
(1) Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara
lengkap sistematis, teratur, dan dibukukan sehingga tidak perlu
lagi peraturan p e l a k s a n a a n . Misalnya UU Perkawinan, UU
Dagang, KUHP, UU Perlindungan Anak, UU Agraria, UU HAM,
dan sebagainya.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 10
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp(2) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan, yaitu hukum yang meskipun
tertulis, tetapi tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih
terpisah-pisah sehingga masih sering memerlukan peraturan pelaksanaan dalam
penerapannya. Misalnya, Traktat, Konvenan, Perjanjian Bilateral, dan sebagainya.
b. Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga masyarakat
serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal, tetapi lahir dan tumbuh
dikalangan masyarakat itu sendiri, misalnya Hukum Adat.
3) Berdasarkan tempat berlakunya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.
a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara tertentu.
b. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antarnegara
dalam dunia internasional. Hukum internasional berlaku universal.
c. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.
d. Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja untuk
para anggotanya.
4) Berdasarkan waktu berlakunya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.
a. Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Contohnya Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Ius Constituendum (hukum negatif/prospektif), yaitu hukum yang diharapkan berlaku
pada waktu yang akan datang. Contohnya, Rancangan Undang-Undang (RUU).
c. Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu,
melainkan berlaku untuk selama-lamanya terhadap siapapun dan diseluruh tempat.
5) Berdasarkan cara mempertahankanya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.a. Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat yang berlaku umum tentang hal-hal yang dilarang dan dibolehkan untuk dilakukan. Misalnya, hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang dan sebagainyab. Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan dan
melaksanakan hukum material. Misalnya, Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum
Acara Perdata, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Hukum Acara, dan
sebagainya.
6) Berdasarkan sifatnya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.
a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan
mempunyai paksaan mutlak. Misalnya, jika melakukan pembunuhan maka sanksinya
secara paksa wajib dilaksanakan hukuman.
b. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian. Dengan kata
lain, hukum yang mengatur hubungan antarindividu yang baru berlaku apabila yang
bersangkutan tidak menggunakan alternatif lain yang dimungkinkan oleh hukum
(undang- undang). Contohnya, ketentuan dalam pewarisan ab-intesto (pewarisan
berdasarkan undang-undang), baru memungkinkan untuk dilaksanakan jika tidak ada
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 11
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsurat wasiat (testamen).
7) Berdasarkan wujudnya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.
a. Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau lebih
yang berlaku umum. Dengan pengertian, hukum dalam suatu negara yang berlaku
umum dan tidak mengenal orang atau golongan tertentu.
b. Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap
seorang atau lebih. Hukum subjektif sering juga disebut hak.
8) Berdasarkan isinya, hukum dapat dibagi sebagai berikut.
a. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang
yang satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan
perseorangan.
b. Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapannya atau hubungan negara dengan perseorangan (warga negara)
Adapun sumber hukum formal merupakan perwujudan bentuk dari isi hukum material yang menentukan
berlakunya hukum itu sendiri. Nah, kalian cermati sumber-sumber hukum formal berikut ini.
1) Undang-Undang
Undang-undang mempunyai dua arti, yaitu arti material dan formal. Undang- undang
dalam arti material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya
mengikat secara umum. Misalnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah. Adapun, undang-undang
dalam arti formal adalah setiap peraturan yang karena bentuknya dapat disebut undang-
undang.2) Kebiasaan (custom)
Supaya kebiasaan itu mempunyai kekuatan dan dapat dijadikan sebagai sumber hukum maka harus memenuhi dua faktor berikut:
a. Adanya perbutan yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama serta
selalu diikuti dan diterima oleh yang lainnya.
b. Adanya keyakinan hukum dari orang-orang atau golongan-golongan yang
berkepentingan. Artinya, adanya keyakinan bahwa kebiasaan itu memuat hal-hal
yang baik dan pantas ditaati serta mempunyai kekuatan mengikat.
3) YurisprudensiYurisprudensi lahir karena adanya peraturan perundang-undangan yang kurang atau tidak jelas pengertiannya sehingga menyulitkan hakim dalam memutuskan perkara. Untuk mengatasi hal tersebut, hakim membentuk hukum baru dengan cara mempelajari putusan-putusan hakim terdahulu, khususnya tentang perkara- perkara yang dihadapinya
Dalam membuat yurisprudensi, biasanya seorang hakim akan melaksanakan berbagai penafsiran di antara sebagai berikut :a. Penafsiran garamatikal (tata bahasa), yaitu penafsiran berdasarkan arti kata.
b. Penafsiran historis, yaitu penafsiran berdasarkan sejarah terbentuknya undang-
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 12
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppundang.
c. Penafsiran sistematis, yaitu penafsiran dengan cara menghubungkan pasal- pasal yang
terdapat dalam undang-undang.
d. Penafsiran teleologis, yaitu penafsiran dengan jalan mempelajari hakikat
tujuan undang-undang yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
e. Penafsiran otentik, yaitu penafsiran yang dilakukan oleh si pembentuk
undang-undang itu sendiri.
Adapun contoh yurisprudensi adalah tentang pembayaran uang asuransi. Putusan Nomor 2831
K/pdt/1996, tanggal 7 Juli 1999 menyebutkan Mahkamah Agung berpendapat bahwa hakim tidak
boleh menjatuhkan putusan melebihi yang dituntut dan pemberian uang asuransi harus diberikan kepada
tertanggung yang namanya tercantum dalam polis sesuai dengan adagium setiap pembayaran asuransi
harus selalu melihat polis secara transparan akan menunjuk siapa yang berhak menerima uang klaim.
Pembayaran asuransi yang menyimpang dari ketentuan polis merupakan perbuatan hukum.
4) Traktat
Traktat adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan
tertentu yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan dalam pelaksanaannya. Traktat
dapat dibedakan menjadi dua.
a. Traktat bilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara. Traktat ini sifatnya
tertutup karena hanya melibatkan dua negara yang berkepentingan. Misalnya,
perjanjian Dwi-Kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC.
b. Traktat multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau dibentuk oleh lebih dari dua negara. Traktat ini bersifat terbuka bagi negara-negara lainnya untuk mengikatkan diri. Misalnya, PBB, NATO, dan sebagainya.
5) Doktrin
Doktrin adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas
penting dalam hukum dan penerapannya. Misalnya dalam hukum tata negara, kita mengenal
doktrin Trias Politica dari Montesquieu. Doktrin sebagai sumber hukum formal banyak
digunakan para hakim dalam memutuskan perkara melalui yurisprudensi, bahkan punya pengaruh
sangat besar dalam hubungan internasional.
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 13
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppStrategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(6) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
(7) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 14
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppefektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(8) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(9) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 15
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsituasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(10) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Bagaimana Sistem
Hukum Nasional Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Inti Menyampaikan mengenai Bagaimana Sistem Hukum Nasional melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan
kembali materi yang telah disampaikan guru,
60 menit
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 16
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya
Siswa yang lain menanggapiPenutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi Bagaimana Sistem Hukum Nasional
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas laporan mengenai Bagaimana Bagaimana Sistem Hukum Nasional dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 enit
H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
Peta Konsep mengenai Bagaimana Sistem Hukum Nasional
I. Penilaian [terlampir]
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 17
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Materi : Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Sub Pokok Materi : Bagaimana Sistem Peradilan Indonesia
Pertemuan ke : 3
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam
kehidupan bermasyarakat (KD 1.1).
2. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (2.5).
3. Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI
(KD 3.5).
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 18
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp4. Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan nasional dalam
lingkup NKRI (KD 4.5)
C. Indikator
1. Menjelaskan hubungan hukum, keadilan dan ketertiban.2. Mendeskripsikan sistem hukum nasional.3. Mendeskripsikan sistem peradilan Indonesia.4. Mendeskripsikan Peranan Lembaga Peradilan dalam lingkup NKRI.5. Mengkomunikasikan hasil telaah sistem hukum dan peradilan
nasional dalam lingkup NKRI.
PERTEMUAN III
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab V, Sub-bab A. “Bagaimana Sistem Peradilan Indonesia?” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Bagaimana Sistem Peradilan Indonesia
Pernahkan kalian melihat jalannya persidangan secara langsung atau melihat siaran langsung dari
televisi? Persidangan kasus apakah yang pernah kalian saksikan? Korupsi atau pembunuhan atau sidang
perceraian? Di Indonesia peradilan terbagi dua, yaitu Peradilan Umum dan Peradilan Khusus. Peradilan
umum adalah peradilan bagi rakyat pada umumnya, baik menyangkut perkara pidana maupun perkara-
perkara perdata. Peradilan khusus terdiri atas peradilan agama, pengadilan militer dan peradilan tata
usaha negara. Ketiga peradilan ini mengadili perkara-perkara tertentu atau mengenai golongan rakyat
tertentu.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Pasal 10 tentang kekuasaan
kehakiman, bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 demi terselenggaranya negara hukum berdasarkan Pancasila.
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di
bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi. Badan Peradilan yang ada di Mahkamah Agung meliputi badan
peradilan dalam lingkup peradilan umum (pidana dan perdata), peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara. Untuk keterangan lebih jelas, berikut akan digambarkan hierarki lembaga
peradilan yang ada di Indonesia.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 19
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Adapun tugas tugas lembaga tersebut yaitu:
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 20
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 21
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpppenyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 22
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppFase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Bagaimana Sistem
Peradilan Indonesia Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Inti Menyampaikan mengenai Bagaimana Sistem Peradilan Indonesia melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan
kembali materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya
Siswa yang lain menanggapi
60 menit
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi Bagaimana Sistem Peradilan Indonesia
20 enit
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 23
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran Siswa membuat tugas laporan mengenai Bagaimana
Sistem Peradilan Indonesia dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
Peta Konsep mengenai Bagaimana Sistem Peradilan Indonesia
I. Penilaian [terlampir]
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 24
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Materi : Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Sub Pokok Materi : Peranan Lembaga Peradilan
Pertemuan ke : 4
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam
kehidupan bermasyarakat (KD 1.1).
2. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (2.5).
3. Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI
(KD 3.5).
4. Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan nasional dalam
lingkup NKRI (KD 4.5)
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 25
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
C. Indikator
1. Menjelaskan hubungan hukum, keadilan dan ketertiban.2. Mendeskripsikan sistem hukum nasional.3. Mendeskripsikan sistem peradilan Indonesia.4. Mendeskripsikan Peranan Lembaga Peradilan dalam lingkup NKRI.5. Mengkomunikasikan hasil telaah sistem hukum dan peradilan
nasional dalam lingkup NKRI.
PERTEMUAN IV
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab V, Sub-bab D. “Peranan Lembaga Peradilan?” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Peranan Lembaga Peradilan?
1. Dasar Hukum
Pernahkah kalian melakukan kunjungan ke pengadilan? Pengadilan apakah yang pernah kalian
kunjungi? Apa dasar hukum adanya lembaga peradilan? Mengapa harus ada lembaga peradilan?
Adapun, yang menjadi dasar hukum terbentuknya lembaga-lembaga peradilan nasional adalah sebagai
berikut.
a. Pancasila terutama sila kelima, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab IX Pasal 24 Ayat (2)
dan (3), yaitu:
(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan
tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman
diatur dalam undang-undang.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 26
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppg. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
Peraturan perundang-undangan di atas menjadi pedoman dasar bagi lembaga- lembaga peradilan dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai lembaga yang melaksanakan kekuasaan kehakiman secara
bebas tanpa ada intervensi dari siapapun.
2. Peranan Lembaga Peradilan
Setelah kalian tahu dasar hukum terbentuknya lembaga-lembaga peradilan, kalian sebagai subjek hukum dapat berpartisipasi mengawasi dan mengontrol kinerja lembaga-lembaga peradilan.Bagaimana peran dari setiap lembaga peradilan berikut ini:
a) Lingkungan Peradilan Umum
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh pengadilan negeri,
pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung. Pengadilan negeri berperan dalam proses
pemeriksaan, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama.
Pengadilan tinggi berperan dalam menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua
atau banding. Di samping itu, pengadilan tinggi juga berwenang mengadili ditingkat pertama dan
terakhir apabila ada sengketa kewenangan mengadili antara pengadilan negeri dalam daerah
hukumnya. Selain itu, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilihan umum
dan pemilihan kepala daerah langsung.
Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan tertinggi dalam lapangan
peradilan di Indonesia. Mahkamah Agung berperan dalam proses
pembinaan lembaga peradilan yang berada di bawahnya. Mahkamah
Agung mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembinaan,
organisasi, administrasi, dan keuangan pengadilan.
b) Lingkungan Peradilan Agama
Peradilan Agama adalah Peradilan Agama Islam. Peradilan agama berperan dalam memeriksa
dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum perdata
tertentu yang harus diputuskan berdasarkan Syariat Islam, misalnya sengketa yang berkaitan
dengan thalaq (perceraian), waris, pernikahan, dan sebagainya.
c) Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata usaha negara.
Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara
orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat
maupun di daerah sebagai akibat dari dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk
sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh kasus
yang ditangani oleh Pengadilan Tata Usaha Negara adalah Surat Keputusan (SK) Pemerintah
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 27
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppKota Bandung dengan pengelola Hotel Planet mengenai izin pendirian bangunan.
d) Lingkungan Peradilan Militer
Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam lapangan hukum
pidana, khususnya bagi:(1) anggota TNI,
(2) seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI,
(3) anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut undang-undang,(4) seseorang yang tidak termasuk ke dalam huruf 1, 2, dan 3 tetapi menurut keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri Hukum dan Perundang- undangan harus diadili oleh pengadilan militer
e) Mahkamah KonstitusiMahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai empat kewenangan dan satu
kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut.
(1) Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(3) Memutus pembubaran partai politik.7Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan
atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga memenuhi tindakan
berikut.
(1) Melakukan pelanggaran hukum berupa:
a. pengkhianatan terhadap negara, b. korupsi,
c. penyuapan, dan
d. tindak pidana berat lainnya.
(2) Melakukan perbuatan tercela.
(3) Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Macam-macam Lembaga Peradilan
Tahukah kalian bahwa lembaga peradilan pun diklasifikasi sesuai dengan perkara yang sedang
disidangkan. Berikut badan peradilan nasional sesuai klasifikasinya.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 28
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPeradilan Sipil terdiri atas Peradilan Umum dan Peradilan Khusus
1) Peradilan Umum, yang meliputi:
a. Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
b. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota propinsi. c. Mahkamah Agung
berkedudukan di ibu kota negara.
2) Peradilan Khusus, yang meliputi:
a. Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
b. Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di ibu kota provinsi.
c. Peradilan Syariah Islam, khusus di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
d. Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
e. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota propinsi.
f. Peradilan Militer.
g. Mahkamah Konstitusi.
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(6) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 29
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppa. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
(7) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 30
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp(8) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(9) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(10) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 31
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppMetode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Peranan Lembaga Peradilan Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Inti Menyampaikan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Peranan Lembaga Peradilan melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali
materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya
Siswa yang lain menanggapi
60 menit
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi Peranan Lembaga Peradilan
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas laporan mengenai Peranan Lembaga Peradilan dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 menit
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 32
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppH. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
Peta Konsep mengenai Peranan Lembaga Peradilan
I. Penilaian [terlampir]
/lampiran:
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 33
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppTugas Mandiri:
Kalian mungkin akan bertanya dalam hati atau mendiskusikannya dengan teman tentang hal-hal sebagai
berikut.
1. Mengapa dalam masyarakat sering terjadi perbuatan main hakim sendiri?2. Bagaimana hukum harus dijalankan agar tercipta keadilan dan ketertiban dalam
masyarakat?3. Apa yang dimaksud dengan sistem hukum nasional?4. Bagaimana hubungan sistem hukum dengan sistem peradilan di Indonesia?5. Bagaimana peranan lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan?
Ada aturan di setiap wilayah atau daerah di Indonesia. Salah satunya aturan di tingkat RT dan RW
di daerah kalian. Di setiap ujung jalan atau pos Siskamling akan terpampang aturan yang berbunyi: 1x24
Jam tamu wajib lapor pada ketua RT/RW setempat. Artinya, seluruh orang yang bukan warga setempat
bila berkunjung ke wilayah tersebut dalam jangka waktu lebih dari 24 jam (1 hari) wajib lapor kepada
ketua atau pengurus RT/RW setempat. Hal ini untuk mencegah terjadinya peristiwa kriminal yang dapat
mengganggu ketentraman dan kedamaian masyarakat setempat. Misalnya, terorisme, narapidana yang
kabur dari lembaga pemasyarakatan, atau pembuatan narkotika.
Setelah membaca peristiwa tersebut, mengapa orang perlu hukum? Tentu kalian dapat menyimpulkan
sendiri arti hukum. Tuliskan pengertian hukum menurut kalian dan mengapa harus ada hukum dalam
kehidupan?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………
Berdasarkan b e b e r a p a definisi h u k u m , cermati definisi mana yang paling lengkap? Kemudian, berikan pendapat/komentar kalian di bawah ini.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………
Banyumas - Nenek Minah (55) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilan. Bahkan untuk perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan.
Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 34
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppLahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.
Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah ranum. Dari
sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tanah garapannya.
Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di bawah pohon
kakao.
Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama saja mencuri.
Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut. Minah berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.
Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu kemudian dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya dia harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.
Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.
Selama persidangan yang dimulai pukul 10.00 WIB, Nenek Minah terlihat tegar. Sejumlah kerabat, tetangga, serta aktivis LSM juga menghadiri sidang itu untuk memberikan dukungan moril.
a. Mengapa kasus tersebut dibawa ke pengadilan dan hakim mengadilinya?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………b. Bagaimana seharusnya keputusan yang dijatuhkan oleh hakim tentang
peristiwa tersebut?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………c. Bagaimana sikap dan pendapat kalian terhadap kasus tersebut?…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 35
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppDiskusikanlah dengan teman kalian dengan memberikan contoh dan manfaatnya untuk jenis keadilan
menurut Aristoteles dengan jujur dan cermat
No. Jenis Keadilan Maknanya Contoh Manfaatnya
1.
Komutatif
Seseorang yang telah melakukan kesalahan/pelanggaran, tanpa memandang kedudukannya, dia tetap dihukum sesuai dengan kesalahan/ pelanggaran yang dibuatnya.
2.
Distributif
3.
Kodrat alam
4.
Konvesional
5.
Perbaikan
Diskusikanlah dengan teman kalian tentang sikap dalam pelaksanaan keadilan di berbagai bidang
kehidupan dan apa manfaatnya. Silakan kalian isikan dalam tabel berikut ini.
No. Bidang Sikap yang Ditonjolkan Manfaat
1. Hukum
2. Politik
3. Sosial budaya
4. Pendidikan
5. Hankam
Perhatikan gambar berikut:
Berdasarkan gambar tersebut, jawablah pertanyaan berikut dengan jelas.
a. Bagaimana menciptakan kesadaran dan ketertiban di masyarakat?…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 36
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp…… …………………………………………………………………………………….. …………………
b. Apa faktor yang menyebabkan ketidaktertiban tersebut?…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………
c. Mengapa pelanggaran ketertiban tersebut terjadi?…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………
d. Apakah ketidaktertiban hanya terjadi di kota besar? Jelaskan alasannya.…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………
e. Buat tanggapan atau pendapat mengenai gambar tersebut.…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. …………………
Coba kalian amati dan pahami Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 Ayat (3) berikut ini. “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”
Membaca bunyi pasal tersebut, mungkin kalian akan bertanya.
1. Mengapa Indonesia disebut Negara hukum?2. Hukum apakah yang berlaku di Indonesia?3. Bagaimana pelaksanaan sistem hukum di Indonesia?4. Adakah penggolongan hukum di Indonesia?
Diskusikan dengan teman kalian dan carilah dari berbagai sumber mengenai undang-undang yang berlaku
di Indonesia saat ini dan sebutkan mengatur apa undang-undang tersebut. Kemudian, kalian tuliskan
dalam tabel berikut
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 37
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppNo. Undang-Undang Mengatur Tentang
1. UU Nomor 8 Tahun 2012 Pemilihan Umum
2. UU Nomor 2 Tahun 2011 Parpol
3. UU Nomor 12 tahun 2011 ……………………………………………………..
4. …………………………… ……………………………………………………..
5. …………………………… ……………………………………………………..
6. …………………………… ……………………………………………………..
7 …………………………… ……………………………………………………..
8 …………………………… ……………………………………………………..
9 …………………………… ……………………………………………………..
10 …………………………… ……………………………………………………..
Pernahkah kalian melihat setiap tanggal 16 Agustus Presiden menyampaikan Pidato Kenegaraan? Pidato
Kenegaraan merupakan salah satu bentuk hukum tidak tertulis atau konvensi. Coba kalian tuliskan
bentuk-bentuk aturan tidak tertulis yang ada dan berlaku di lingkungan kalian.
No. Contoh Aturan Tidak Tertulis
1. .................................................................................................................
2. .................................................................................................................
3. .................................................................................................................
4. .................................................................................................................
5. .................................................................................................................
Carilah oleh kalian di internet atau sumber lain tentang contoh yurisprudensi yang lainnya. Kemudian,
tuliskan dalam kolom berikut.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Diskusikanlah dengan teman kalian dengan mencari di internet atau sumber lain mengenai sepuluh kasus
hukum, nama yang terlibat, sanksinya, dan peradilan yang mengadilinya.
No. Nama KasusNama yang
TerlibatSanksi yang diberikan
TermasukPeradilan
1 Kasus Pembunuhan Riyan Hukuman mati/seumurhidup Peradilan umum
2.3.4.5.6.7.8.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 38
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp9.10.
Tuliskan contoh partisipasi dan komitmen apa yang dapat kalian lakukan dalam mengawasi kinerja
lembaga peradilan.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan umum di Indonesia.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan agama di Indonesia
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan tata usaha Negara di
Indonesia
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan militer di
Indonesia.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 39
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan Mahkamah
Konstitusi di Indonesia
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Carilah di internet atau sumber lain oleh kalian salah satu berita yang berisi perkara hukum yang sedang
atau telah menjadi putusan hakim (vonis). Jawablah pertanyaan berikut dengan cermat dan bertanggung
jawab.
1. Tuliskan perkara atau kasusnya.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan pelaku dalam kasus tersebut.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Peradilan apa yang digunakan?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Bagaimana putusan hakim?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 40
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Apa pendapat kalian tentang kasus tersebut?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Setelah kalian mempelajari materi pada Bab 5 ini, tentunya kalian harus mematuhi setiap hukum dan
mengetahui sistem hukum yang berlaku. Coba kalian renungkan sikap dan perilaku kalian dalam
kehidupan sehari-hari. Apakah kalian pernah atau tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, berikanlah
alasannya
No. Sikap dan Perilaku PernahTidak
PernahAlasan
1 Melanggar peraturan sekolah.
2 Datang ke sekolah tepat waktu.
3
Meniru hasil karya orang lain dan diakui sebagai karya sendiri.
4
Memberikan sejumlah uang kepada temanmu untuk menyontek tugas sekolah.
5
Berperan serta dalam penyelesaian tugas kelompok atau sekolah.
6
Membantu adikmu ketika mengerjakan PR dari sekolah.
7
Tidak menyampaikan surat panggilan kepada orang tuamu yang telah diberikan sekolah.
8
Menabung uang hasil sisa jajan.
9
Memalsukan tanda tangan orang tuamu.
10
Menggunakan perhiasan ke sekolah.
Diskusikan dengan kelompok kalian tentang pelanggaran yang pernah dilakukan di lingkungan sekitar
kalian. Apa akibat pelanggaran tersebut dan apa sanksi/ hukumannya. Deskripsikan kasus tersebut
serta solusi dari kasus tersebut.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 41
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppNo Pelanggaran Akibat Sanksi Peradilan
1 PencurianMerugikan orang
lainDi penjara Peradilan umum
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Untuk mengukur sejauh mana kalian telah berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari, mari berbuat jujur dengan mengisi daftar perilaku di bawah ini dengan
membubuhkan tanda ceklis (√) pada kolom berikut.
a. Sl (selalu), apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
b. Sr (sering), apabila sering melakukan sesuai dengan pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
c. Kd (Kadang-kadang), apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
d. TP (tidak pernah), apabila tidak pernah melakukan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 42
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppNo Sikap Prilaku Sl Sr Kd TP Alasan
Dalam kehidupan di lingkungan keluarga
• Mematuhi perintah orang tua• Pulang sekolah tepat waktu• Menghormati anggota keluarga yang lain• Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga• Membantu orang tua tanpa diperintah
Dalam kehidupan di lingkungan sekolah
• Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya• Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan• Mengikuti upacara bendera setiap hari senin• Menolong teman berbuat curang saat ulangan• Mengerjakan tugas dari guru• Masuk kelas sesuai ketentuan• Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
No Sikap Prilaku Sl Sr Kd TP Alasan
Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat
• Menghormati tetangga tanpa membedakan SARA• Ikut serta dalam kegiatan di masyarakat• Menghormati kegiatan yang dilakukan tetangga di sekitar rumah• Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat
Dalam kehidupan di lingkungan bangsa dan negara
• Membayar pajak• Menjaga dan memelihara fasilitas umum• Membayar retribusi parkir• Membuang sampah pada tempatnya• Mendahulukan kepentingan golongan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 43
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppJawablah soal-soal berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan pengadilan dan peradilan?
2. Apa yang dimaksud dengan hukum pidana dan hukum perdata? Jelaskan perbedaannya jika
ditinjau dari proses hukum?
3. Mengapa peradilan militer dibedakan dengan peradilan lainnya? Berikan contoh kasusnya.
4. Apa yang dimaksud dengan kasasi? Jelaskan fungsi dan wewenang Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
5. Permasalahan mengenai tindak korupsi ditangani oleh pengadilan apa?
6. Bagaimana kaitannya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?
a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas/Program : X/IPA/IPS
Kompetensi : __________________
No Nama Peserta didik
Observasi Kinerja PresentasiJml
SkorNilaiAkt Disl Kerjsm Prnsrt Visual Isi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. AFRISKO ADHA
MACOLA
4 4 3 4 3 3 21
2. AGRY LEOFANNY
3. ANA RANIRI UTARI
4.
5.
6.
Rubrik Penilaian Pengamatan/Observasi
No Aspek yang dinilai Rubrik Skor
1. Aktivitas Menunjukkan aktivitas yang sangat tinggi
dan memberikan makna bagi diri
sendiri/kelompok
4
Menunjukkan aktivitas yang tinggi dan
memberikan makna bagi diri
3
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 44
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsendiri/kelompok
Menunjukkan aktivitas yang cukup tetapi
kurang memberikan makna bagi diri
sendiri/kelompok
2
Tidak menunjukkan aktivitas yang
memberikan makna bagi diri
sendiri/kelompok
1
2. Kerjasama Dapat bekerjasama dalam kelompok, dan
memberikan warna dalam kelompok
tersebut
4
Dapat bekerja sama dalam kelompok, dan
cukup memberikan warna dalam kelompok
3
Dapat bekerja sama dalam kelompok, tetapi
kurang memberikan warna dalam kelompok
2
Tidak menunjukkan aktivitas kerjasama
dalam kelompok.
1
3. Disiplin Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik dan memberikan
warna dalam kegiatan
4
Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik membeirkan
waran dalam kegiatan
3
Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik dan membeirkan
waran dalam kegiatan
2
Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik dan membeirkan
waran dalam kegiatan
1
Rubrik Penilaian Kinerja Presentasi
No Aspek yang dinilai Rubrik Skor
1. Peran serta dalam presentasi Terlibat aktif dalam presentasi dan
memberikan makna dalam presentasi
3
Terlibat aktif dalam presentasi tetapi kurang 2
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 45
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmemberikan makna dalam presentasi
Tidak terlibat aktif dalam presentasi 1
2. Visualisasi dalam presentasi Bersuara jelas dan keras saat melakukan
presentasi
3
Bersuara jelas tetapi kurang keras saat
melakukan presentasi
2
Bersuara kurang jelas dan kurang keras saat
melakukan presentasi
1
3. Isi Presentasi Isi presentasi yang disampaikan lengkap
sesuai dengan materi ajar
3
Isi presentasi yang disampaikan sesuai
dengan materi ajar, tetapi kurang lengkap
2
Isi presentasi yang disampaikan kurang
sesuai materi ajar dan kurang lengkap.
1
Keterangan :
3. Sangat tinggi2. Tinggi1. Kurang
PENILAIAN PRESENTASI
(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)
Tanggal /bulan/tahun : ................................................................
Nama/kelompok : ................................................................
Kelas/Smt : .................................................................
Mata Pelajaran : .................................................................
Judul Presentasi : ……………………………………………..
No
Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai
1 KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN GAGASAN
a. Ide pokok laporan
b. Keruntutan berpikir dari latar belakang, masalah,
tujuan, hasil, dan kesimpulan.
15%
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 46
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppc. Penggunaan Bahasa Indonesia.
2 KEMAMPUAN MENJELASKAN ISI PRESENTASI
a. Kelancaran penyampaian gagasan
b. Kejelasan metode dan prosedur kerja
15%
3 KEMAMPUAN MENUNJUKKAN ORISINALITAS
a. Bukti empirik atas argumen
b. Konsistensi argumentasi
15%
4 KEMAMPUAN MENJELASKAN INOVASI DAN
MANFAAT
a. Sifat kebaruan hasil karya
b. Kesesuaian antara materi penulisan dengan
penugasan dari guru
15%
5 KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KONSEP
DALAM MENJAWAB PERTANYAAN
20%
a. Kemampuan berargumentasi, ketangguhan dan
konsistensi, berkomunikasi lisan
b. Keruntutan dalam penalaran
c. Ketepatan dalam menjawab pertanyaan
d. Akurasi uraian materi dengan kesimpulan
6 KEMAMPUAN MENJELASKAN HASIL 15%
a. Originalitas atas keaslian karya
b. Keefektifan atau pencapaian tujuan/prestasi
c. Dampak atau manfaatnya
7 SIKAP DALAM PRESENTASI 5%
a. Kerapihan
b. Kesopanan
Catatan : Skor 1-5 (1. Sangat Kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik)
Nilai = bobot x skor
PENILAIAN PORTOFOLIO
(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 47
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppTanggal /bulan/tahun : ..............................................................................
Nama peserta didik : ...............................................................................
Kelas/Smt : ...............................................................................
Mata Pelajaran : ...............................................................................
Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar : …………………………………………………
No Komponen Portofolio Bobot Skor Nilai
1 KERUNTUTAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO
a. Runtut dari tugas awal sampai akhir (lengkap)
b. Runtut berdasarkan hari, tanggal, bulan dan tahun
25%
2 KELENGKAPAN PORTOFOLIO
c. a. Lengkap setiap Kompetensi Inti dan Kompentensi
Dasar
d. b. …………………………..
25%
3 KERAPIAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO
c. Rapi dan tidak kotor
d. ………………………
25%
4 KEBERMANFAATAN PORTOFOLIO
c. Bermanfaat untuk perbaikan dimasa depan
d. ………………………..
25%
Catatan : Skor 1-5 (1. Sangat Kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik)
Nilai = bobot x skor
Evaluasi Hasil1. Soal Pilihan Ganda
Evaluasi BAB ___ Buku PPKn halaman _____ no ___ sampai dengan ____
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 48
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppKunci Jawaban1. ..... 6. ....2. ..... 7. ....3. ..... 8. ....4. ..... 9. ....5. ..... 10. .....
2. Soal UraianBuku PPKn halaman _____ sampai dengan ______
Kunci Jawaban1. _____________________________________________________________________
__2. _____________________________________________________________________
__ 3. _____________________________________________________________________
__4. _____________________________________________________________________
__5. _____________________________________________________________________
__
Evaluasi Pembelajaran (Proses) Lembar kegiatan diskusi
No
Nama Siswa
Aspek pengamatanJumlah skor
Nilai
KetKerja sama
Menkomunikasikan pendapat
Toleransi
Keaktifan
Menghargai pendapat teman
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :4 : Baik Sekali3 : Baik2 : Cukup1 : Kurang
Nilai=∑ Skor perolehan
Skor MaksimalX 100
Kriteria Nilai :
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 49
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppA = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = < 60 : Kurang
Rubrik penilaian presentasi
No
Nama Siswa
Aspek pengamatan Jumlah skor
Nilai
Ket
Komunikasi
Sistematika penyampaian
Wawasan
Keberanian
Antusias
Gesture dan penampilan
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :4 : Baik Sekali3 : Baik2 : Cukup1 : Kurang
Nilai=∑ Skor perolehan
Skor MaksimalX 100
Kriteria Nilai :A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = < 60 : Kurang
Format penilaian makalah
Struktur Makalah Indikator Nilai
Pendahuluan
Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang masalah Rumusan masalah Tujuan penulisan
Isi
Orisinalitas makalah Ketepatan memilih kasus Ketepatan penanggulangan atas kasus
yang dipilih Struktur/logika penulisan disusun dengan
jelas sesuai dengan metode yang dipakai Bahasa yang digunakan sesuai dengan
EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggung
jawabkan (ilmiah) Menghindari sumber (akun) yang belum
dikaji secara ilmiah
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 50
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Penutup
Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
Saran relevan dengan kajian dan berisi pesan untuk peningkatan terhadap penegakkan HAM
Jumlah
Kriteria penilaian untuk masing-masing indikator :
Sangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1
Nilai=∑ Skor perolehan
Skor MaksimalX 100
Materi Ajar
A. HAK ASASI MANUSIA
1. Pengertian Hak Asasi Manusia
a. Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan.
b. Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbapranoto, hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.
c. Menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak yang secara kodrati melekat pada setiap manusia.
d. Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
e. Dari pengertian di atas dapat disimpulan :
1. Hak asasi manusia bersifat universal artinya berlaku dimana saja dan kapan saja, untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 51
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp2. Hak asasi dibutuhkan manusia untuk melindungi martabat kemanusiaannya dan
digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul dan komunikasi dengan sesamanya.
3. Konsep hak asasi manusia mencakup seluruh segi kehidupan baik hak hukum, hak sosial budaya, hak ekonomi, maupun dalam pembangunan.
2. Macam-macam Hak Hak Asasi Manusia
Pandangan tentang hak asasi sangat beragam dan kontemporer antara lain dapat kita lihat kembali pada Magna Charta Bill of Right, Declaration of Human Right dan sebagainya.
a. Macam-macam hak asasi manusia menurut John Lock, Aristoteles, Montesquieu dan JJ Roussean dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hak kemerdekaan atas diri sendiri.
2. Hak kemerdekaan beragama.
3. Hak kemerdekaan berkumpul.
4. Hak menyatakan kebebasan warganegara dari pemenjaraan sewenang-wenang.
5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers.
b. Rumusan hak asasi manusia pada declaration des Droits del Homme et du Citoyen antara lain.
1. Manusia dilahirkan merdeka.
2. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak orang lain.
3. Manusia mempunyai hak yang sama.
4. Warga negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan dan pekerjaan umum.
5. Manusia tidak boleh ditangkap dan dituduh, selain menurut Undang-Undang.
6. Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8. Adanya kemerdekaan surat kabar.
9. Adanya kemerdekaan bersatu dan mengadakan rapat.
10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11. Adanya kemerdekaan bekerja, berdagang dan melaksanakan kerajinan.
12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 52
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp13. Adanya kemerdekaan hak milik.
14. Adanya kemerdekaan lalu lintas.
15. Adanya kemerdekaan hak hidup dan mencari nafkah.
c. Rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Right) yang ditetapkan PBB tanggal 10 Desember 1948 antara lain:
1. Hak-hak sipil dan politis antara lain:
a) Hak atas hidup
b) Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya
c) Hak atas kebebasan berpikir dan mempunyai agama
d) Hak atas kebebasan berpikir dan mempunyai agama
e) Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan
f) Hak atas kebebasan berkumpul secara damai
g) Hak untuk berserikat
2. Hak-hak ekonomi sosial dan budaya yang mencakup
a) Hak atas pekerjaan
b) Hak untuk membentuk serikat kerja
c) Hak atas pensiun
d) Hak atas kehidupan yang layak bagi diri serta keluarganya termasuk makanan, minuman, pakaian dan perumahan
e) Hak atas pendidikan
d. Secara umum hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi enam macam yaitu.
1. Hak asasi pribadi (personal rights)
2. Hak asasi politik (political rights)
3. Hak asasi ekonomi (property rights)
4. Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemerintahan (rights of legal equality)
5. Hak sosial budaya (social and cultural rights)
6. Hak mendapatkan prosedur hukum yang benar (procedural rights)
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 53
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppe. Hak asasi manusia dalam UUD 1945 sebelum amandemen hanya tercantum dari pasal
27 sampai dengan 34 saja antara lain:
1. Pasal 27 ayat 1 tentang hak persamaan hukum dan pemerintahan
2. Pasal 27 ayat 2 tentang hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
3. Pasal 28 tentang jaminan kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan.
4. pasal 29 ayat 2 tentang kebebasan memeluk agama dan beribadah menurut kepercayaan masing-masing.
5. Pasal 30 ayat 1, tentang hak untuk membela negara.
6. Pasal 31 ayat 1, tentang hak untuk mendapatkan pengajaran.
7. Pasal 32 ayat 2, tentang hak untuk mengembangkan kebudayaan.
8. Pasal 33 ayat 1, sampai dengan 3 tentang hak berekonomi.
9. Pasal 34 tentang hak sosial bagi fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
Setelah UUD 1945 diamandemen ke 4 tahun 2002 disempurnakan rincian tentang hak asasi manusia menjadi lebih banyak dan lengkap, disamping pasal-pasal terdahulu masih dipertahankan, dimunculkan pula bab baru yang berjudul Bab XA tentang Hak Asasi Manusia beserta pasal pasalnya (Pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J)
B. UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM
Beberapa langkah penegakan dan perjuangan hak asasi manusia bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia adalah sebagai berikut,
1. Sosialisasi Hak Asasi Manusia
Untuk menegakkan hak asasi manusia, langkah pertama adalah memasyarakatkan hak asasi manusia di tengah-tengah masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai dari usaha ini, antara lain sebagai berikut,
a. Agar manusia respek terhadap hak asasi manusia dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai inti hak asasi manusia.
b. Tumbuhnya kesadaran rakyat tentang hak asasi manusia.
c. Mempercepat proses demokratisasi sehingga dapat dicegah munculnya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. Pendidikan HAM
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 54
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppDalam rangka internalisasi nilai-nilai, hak asasi manusia perlu dikembangkan dalam kehidupan manusia sejak dini, pada sekolah, kampus, dan media massa, Sebagai suatu tata nilai, hak asasi manusia untuk bisa dipahami, dihayati, dan diamalkan melalui proses yang panjang. Pembentukan sikap dan kebiasaan memerlukan interaksi dengan lingkungan di bawah pimpinan, guru, atau tokoh masyarakat.
3. Advokasi HAM
Advokasi adalah dukungan, pembelaan atau upaya, dan tindakan yang terorganisir dengan menggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan hukum dan kebijakan yang dapat menciptakan masyarakat yang adil da,n sederajat. Tujuan advokasi terhadap HAM adalah untuk mengubah lembaga-lembaga masyarakat dengan menegakkan keadilan dan kesetaraan untuk memperoleh akses dari tuntutan pengambilan keputusan.
4. Kelembagaan
Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia, pemerintah membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komisi ini dimaksudkan untuk membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia dan meningkatkan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terwujudnya pembangunan nasional.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut,
a. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai HAM, baik kepada masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat internasional. . I
b. Mengkaji berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang HAM dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan meratifikasinya.
c. Memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak asasi manusia serta memberikan pendapat, pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintahan negara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia.
d. Mengadakan kerja sama regional dan internasional dalam rangka mengajukan dan melindungi hak asasi manusia.
5. Pelestarian Budaya (Tradisi Lama)
Keberhasilan penguasaan dan pemberdayaan hak asasi manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh pernantapan budaya hak-hak asasi manusia dan bangsa tersebut melalui usaha-usaha secara sadar kepada seluruh anggota masyarakat. Pelaksanaan hak-hak asasi manusia di Indonesia perlu memperhitungkan nilai-nilai adat istiadat, budaya, agama, dan tradisi bangsa dengan tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan golongan.
6. Pemberdayaan Hukum
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 55
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppUntuk menegakkan hak asasi manusia, harus ada kesiapan struktural dan kultur politik yang lebih demokratis. Hak asasi manusia tidak mungkin dapat ditegakkan oleh pemerintahan yang represif. Eksistensi hak asasi manusia tergantung sejumlah faktor, seperti:
a. Hukum positif dan konstitusi.
b. Tingkat solidaritas politik.
c. Tingkat konsensus atas nilai-nilai tersebut.
d. Tingkat stabilitas politik.
e. Tipe sistem hukum dari pemerintah.
f. Tingkat perkembangan ekonomi.
g. Tingkat kepercayaan terhadap produk hukum badan-badan legislatif dan peradilan.
h. Sifat dari komunikasi internal serta faktor pendidikan dapat mendukung pembangunan hak-liak asasi manusia.
7. Pengesahan Perangkat Nasional
Untuk menegakkan dan menjamin perlindungan hak asasi manusia, perlu pengesahan perangkat-perangkat nasional hak asasi manusia. Pemerintah minimal mengesahkan piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Rights) yang disahkan oleh Majelis Umurn PBB tanggal 10 Desember 1948.
Piagam ini mempunyai fungsi, antara lain:
a. Sebagai standar umum pelaksanaan hakasasi manusia untuk seluruh rakyat dan negara.
b. Sebagai kode perilaku yang dapat menjadi parameter kebijakan sebuah pemerintahan.
8. Rekonsiliasi Nasional
Cara lain yang harus ditempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah dengan membentuk komisi kebenaran dan rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang. Kornisi ini berfungsi sebagai lembaga ekstra yuridis untuk menegakkan kebenaran dengan rnengungkap penyalahgunaan kekerasan dan pelanggaran HAM di masa lampau demi kepentingan bangsa dan negara. Berdasarkan pengalaman negara lain, menurut Kardino Laksono ada tiga langkah penyelesaian pelanggaran HAM masa lampau yaitu sebagai berikut,
a. Memulihkan hak-hak korban dan keluarganya melalui proses reparasi.
b. Pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang dilakukan pelaku kemungkinan amnesti dengan tidak mengabaikan rasa keadilan.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 56
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppc. Perlunya referensi kebijakan dari lembaga peradilan untuk memungkinkan
terciptanya penegakan hukum.
C. TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENEGAKAN
HAK ASASI MANUSIA
1. Hambatan dan tantangan utama yang sering ditemukan dalam penegakan hak asasi manusia di Indonesia antara lain,
a. Masalah ketertiban dan keamanan nasional.
b. Rendahnya kesadaran akan hak-hak asasi manusia yang dimiliki orang lain.
c. Terbatasnya perangkat hukum dan perundang-undangan yang ada.
d. Adanya dikotomi antara individualisme dan kolektivisme.
e. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegakan hukum, seperti polisi, jaksa, dan pengadilan.
f. Pemahaman belum merata, baik kalangan sipil maupun militer.
g. Belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep hak asasi manusia antara aliran universalisme dengan partikularisme.
2. Secara umum, hambatan dan tantangan dalam menegakkan hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut,
a. Kendala Ideologis
Salah satu hambatan dalam menegakkan HAM adalah adanya perbedaan pandangan antara ideologi sosialis dan ideologi liberalis serta pandangan negara berkembang lentang hak asasi manusia.
1) Pandangan liberalis mengenai konsepsi hak asasi manusia lebih mengutamakan penghormatan terhadap hak-hak pribadi, sipil, dan politik.
2) Pandangan sosialis lebih menonjolkan peran negara atau peran rnasyarakat sehingga kepentingan umum harus lebih dikedepankan daripada kepentingan pribadi dan golongan.
b. Kendala Teknis
Kendalateknis berupa belum diratifikasinya berbagai instrumen internasional HAM oleh negara-negara di dunia. Walaupun sudah diratifikasi, pongawasan pelaksanaan ketentuan konvensi masih tertunda-tunda serta banyaknya persyaratan yang dikemukakan negara-negara yang akan meratifikasi suatu konvensi HAM internasional.
c. Kendala Ekonomis
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 57
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppAda hubungan antara. kondisi ekonomi masyarakat suatu negara yang ekonomitiya mapan dan penegakan HAM. Makin maju masyarakat, makin tinggi pula usaha menegakkan hak asasi manusia. Di negara berkembang yang ekonomis masih terbelakang, pada umumnya kurang memerhatikan HAM. Negara berkembang pada umumnya berkonsentrasi pada bagaimana meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat sehingga HAM terabaikan.
D. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DAN
PROSEDUR PENYELESAIANNYA
1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja atau kelalaian yang melawan hukum, mengurangi, menghalangi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaiari hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
2. Macain-Macam Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Menurut Richard Falk, pelanggaran hak asasi manusia meliputi,
a. Pembunuhan besar-besaran (genosida).
b. Rasialisme resmi.
c. Terorisme resmi berskala besar.
d. Pemerintahan totaliter.
e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan-kebutulian dasar mariusia.
f. Perusakan kualitas lingkungan.
g. Kejahatan-kejahatan perang.
Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, pelanggaran HAM meliputi:
a. Pembunuhan massal secara terencana terhadap suatu etnis tertentu (genosida)
b. Pembunuhan sewenang-wenang atau putusan di luar pengadilan (arbytrary extra yudicial killing).
c. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
d. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic discrimination).
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 58
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp3. Pelaku Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelaku yang harus bertanggung jawab terhadap pelanggar hak asasi manusia adalah sebagai berikut,
a. Setiap orang atau orang per orang
Pelaku pelanggar hak asasi manusia bisa orang perorang sehingga penanggungjawabnya adalah orang itu sendiri. Contohnya perbuatan main hakim sendiri.
b. Sekelompok orang
Pelanggaran HAM bisa dilakukan sekelompok orang, yang terdiri dari beberapa orang, atau dilakukan oleh masyarakat.
Contoh:
1) Kasus konflik horizontal yang pernah terjadi di beberapa daerah, seperti di Ambon, Poso, kasus Sanggauledo, Tasikmalaya.
2) Pengeroyokan dan pembakaran terhadap orang yang disangka pencuri hingga tewas.
c. Pemerintah atau aparat keamanan.
Menurut undang-undang, tidak dikenal pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara, badan hukum publik, atau badan hukum perdata. Setiap pelanggaran yang bertanggung jawab adalah pelakunya, bukan institusinya.
Hal ini berarti bahwa:
1) Komandan militer dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh anak buahnya atau pasukan yang berada di bawah komandonya.
2) Seorang atasan dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas pelanggaran HAM yalig dilakukan oleh bawahannya. Hal ini bisa terjadi bilamana atasan mengetahui atau secara sadar mengabaikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahwa bawahannya rnelakukan pelanggaran HAM berat, dan tidak mengambil tindakan apa-apa.
Contoh kasus pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah atau aparat adalah sebagai berikut,
1) Kasus Tri Sakti tanggal 12 Mei 1998 yang menewaskan 4 mahasiswa yang sedang melakukan demo untuk menurunkan Presiden Soeharto.
2) Kasus pasca jajak pendapat di Timor Timur, seperti Kasus Bumi Hangus, pembunuhan massal di Gereja Suai, dan lain-lain.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 59
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp4. Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM Berat
Dalam rangka menegakkan HAM, telah dibentuk pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat pelanggaran HAM berat meliputi,
a. Kejahatan Geniosida, yaitu pernbunuhan secara besar-besaran, terencana terhadap suatu bangsa atau etnis, kelompok agama, dan ras dengan cara:
1) Membunuh anggota kelompok,
2) Mengakinatkam penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok.
3) Menciptakaii kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan fisik, baik sebagian atau seluruhnya. .
4) Melaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok.
5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
b. Kejahatan torhadap kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap penduduk sipil. Kejahatan kemanusiaan dapat herupa:
1) Pembunuhan.
2) Pemusnahan.
3) Perbudakan
4) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.
5) Perampasan kemerdekaan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar hukum internasional.
6) Penyiksaan
7) Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan, sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual yang lain yang setara.
8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan politik, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
9) Penghilangan seseorang secara paksa.
10) Kejahatan apartheid.
E. BEBERAPA KETENTUAN TENTANG PENYELESAIAN
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 60
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPELANGGARAN HAM
1. Ketentuan Pidana
a. Untuk pelanggaran HAM berat seperti genosida atau kejahatan kemanusiaan diberikan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama dua puluh lima tahun dan paling ringan sepuluh tahun.
b. Untuk kejahatan penyiksaan diancam hukuman maksimal 5 tahun penjara.
c. Untuk pelanggaran HAM berupa kekerasan seksual, penganiayaan, SARA, dan penghinaan secara paksa diancam hukuman maksimal 20 tahun penjara dan paling ringan sepuluh tahun penjara.
2. Konsekuensi dari Peradilan HAM
Konsekuensi peradilan HAM bagi masyarakat adalah sebagai berikut,
a. Para hakim, jaksa, dan pengacara mau tidak mau harus memiliki pengetahuan dalam bidang HAM.
b. Para akadernisi di perguruan tinggi, LSM, atau masyarakat pada umumnya dituntut pemahamannya tentang HAM.
c. Setiap orang atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa HAM-nya dilanggar dapat mengajukan pengaduan lisan atau tertulis kepada Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia)
3. Perlindungan Saksi
Menurut UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM, setiap korban dan saksi dalam pelanggaran HAM berat berhak mendapatkan perlindungan fisik atau mental dari segala macam bentuk ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan fisik dari pihak mana pun juga. Perlindungan ini wajib diberikan oleh aparat penegak hukum.
4. Penangkapan dan Penahanan
Setelah mendapat laporan adanya pelanggaran HAM berat, maka dilaktikan penangkapan terhadap tersangka dengan disertai:
a. bukti permulaan cukup,
b. surat tugas,
c. surat penangkapan serta uraian singkat pelanggaran HAM yang disangkakan kepadanya.
5. Tujuan Penahanan
a Agar terdakwa tidak melarikan diri.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 61
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppb. Terdakwa tidak merusak atau menghilangkan barang bukti.
c. Agar tidak mengulangi kembali pelanggaran terhadap HAM.
6. Wewenang Penyidik
a. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan.
b. Menerima laporan dan pengaduan.
c. Melakukan pemanggilan dan meminta keterangan.
d. Memianggil saksi.
e. Meninjau tempat kejadian.
f. Memanggil para pihak yang terkait.
g. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa perneriksaan surat, penggeledahan, dan penyitaan serta pemeriksaan tempat.
7. Peradilan
a Setelah penyidikan selesai, maka berkas dilimpahkan ke pengadilan untuk diadakan penuntutan.
b. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus di lingkungan peradilan umum. Pengadilan HAM di daerah kabupaten wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah Pengadilan Negeri. Pengadilan yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2000, mempunyai wewenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat termasuk yang dilakukan di luar teritorial negara RI.
c. Dalam mengadili pelanggaran HAM berat, hakim yang memeriksa berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 2 hakim pengadilan HAM dan 3 orang hakim Ad hoc.
d. Apabila tidak puas terhadap putusan hakim, maka jaksa atau tersangka boleh melakukan banding, kasasi atau PK (peninjauan kernbali).
e. Selain peradilan nasional, ada juga peradilan internasional yang mengadili pelanggaran HAM berat, yakni:
1) Peradilan Ad hoc, yaitu peradilan yang didirikan khusus untuk mengadili suatu kasus tertentu sehingga setelah selesai mengadili peradilan ini dibubarkan.
2) Peradilan yang bersifat tetap, yaitu peradilan yang didiri kan berdasarkan sebuah perjanjian internasional tahun 1998 yang terkenal dengan Statuta Roma. Peradilan tersebut adalah International Criminal Court (ICC).
f. Tujuan ideal pengadilan HAM adalah untuk memelihara perdamaian dunia, menjamin HAM, serta memberi perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan perorangan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 62
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppataupun masyarakat. Tujuan praktisnya adalah untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yang berat.
8. Beberapa Asas yang Dianut Pengadilan HAM menurut UU No. 26
Tahun 2000
a. Hanya mengadili pelanggaran HAM berat.
Pengadilan HAM hanya mengadili pelanggaran HAM berat, sedang kejahatan terhadap HAM bisa diadili oleh pengadilan pidana biasa.
b. Kejahatan universal.
Pengadilan HAM berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yanq berat, baik dilakukan di daerah teritorial RI maupun di luar.
c Genosida dan kejahatan kemanusiaan.
Menurut UU No. 26 Tahun 2000 pelanggaran HAM berat Meliputi gonosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
d. Jaksa agung sebagai penyidik dan penuntut umum.
Dalam perkara pelanggaran HAM berat, penyidik, dan penuntut umumnya adalah jaksa penuntut umum.
e Pejabat Ad hoc.
Dalam pengadilan HAM dikenal penyidik Ad hoc, penuntut umum Ad hoc, dan hakim Ad hoc.
f. Pemeriksaan banding dan kasasi limitatif
Tenggang waktu pemeriksaan banding dan kasasi dibatasi paling lama hanya dalam waktu 90 hari.
g. Perlindungan korban dan saksi.
Dalam rangka pelanggaran HAM, korban dan saksi mendapat perlindungan dan aparat keamanan.
h. Dikenai kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi korban.
Kepada korban pelanggaran HAM berat dapat diberikan kompensasi, dan rehabilitasi.
i. Ancaman hukuman diperberat.
Ancaman hukum untuk pelanggaran HAM lebih berat bila dibanding pelanggaran terhadap hukurn pidana. Untuk pelanggaran HAM, maksimal 25 dan minimal 10 tahun, sedang menurut pasal 10 KUHP ancaman hukuman paling lama adalah 20 tahun.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 63
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppj . Tanggung jawab atasan dan komandan.
Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh bawahan atau pasukan yang harus bertanggungjawab adalah atasan atau komandan.
k. Retroaktif.
Pelanggaran HAM yang dilakukan sebelum UU No. 26 Tahun 2000 diadili oleh Pengadilan HAM Ad hoc. yang dibentuk oleh presiden atas usulan DPR.
l . Tidak ada kadaluwarsa.
Perkara pelanggaran HAM tidak mengenal tenggang waktu kadaluwarsa, sehingga sewaktu waktu dapat disidik, didakwa, dan diadili.
m. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai penyidik.
Untuk pelanggaran HAM berat, penyidikan dilakukan oleh komisi nasional hak asasi manusia.
n. Kewenangan Ankum (Atasan yang berhak Menghukum) dan perwira penyerah perkara tidak ada.
Untuk kasus pelanggaran HAM, wewenang Ankum seperti diatur dalam UU No. 31 Tahun 1997 tidak berlaku.
F. KONSEKUENSI JIKA SUATU NEGARA TIDAK MENEGAKKAN HAM
Jika suatu negara tidak menegakkan hak asasi manusia akan mendapat tekanan dari dalam atau tekanan dari luar negeri.
1. Dari Dalarn Negeri
a. Demo dari warga negaranya untuk mendapatkan pprlindungan HAM
b. Pemberontakan yang dilakukan rakyat karena merasa tertindas.
c. Kekacauan dan aksi anarkis akan terjadi di mana-mana.
2. Dari Luar Negeri
a. Pemberian predikat sebagai negara yang tidak menegakkan HAM oleh negara di dunia.
b. Pengenaan sanksi ekonomi oleh negara internasional (diembargo)
c. Desakan dari negara lain untuk menegakkan HAM
d. Pemerintahan negara tersebut dapat dikucilkan dari pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
e. Pemerintah (pelakunya) bisa diajukan ke depan Mahkamah Internasional.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 64
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppLembaga – lembaga penegak HAM di Indonesia:
a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
b. Komisi Nasional Anti kekerasan terhadap Perempian.
c. Komisi Orang Hilang.
d. Peradilan HAM.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 65