RPJP Sangihe

78
RENCANAPEMBANGUNANJANGKAPANJANGDAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE TAHUN 2005-2025 BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam peta teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan salah satu dari dua kabupaten (Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud) yang menempati posisi paling utara dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Philipina serta berada di bibir Samudera Pasifik. Oleh sebab itu, Kabupaten Kepulauan Sangihe termasuk dalam kelompok Kabupaten/Wilayah PERBATASAN ANTAR NEGARA. Kecuali itu, kabupaten ini juga masuk dalam kelompok 199 daerah tertinggal di 32 provinsi seluruh Indonesia. Letak geografis sebagai Daerah perbatasan memiliki nilai strategis bagi kepentingan pengembangan aktivitas perekonomian di kawasan ini, mengingat besarnya peluang menjalin kerja sama INTERREGIONAL-INTERNASIONAL yang tentunya akan berdampak pula terhadap kemudahan pemanfaatan akses pasar global. Pada sisi yang lain juga mengandung kerawanan-kerawanan tertentu antara lain; infiltrasi ideologi asing, terorisme internasional, penyelundupan, pencurian ikan/sumber daya laut dan berbagai kegiatan ilegal lainnya. Daerah otonom ini merupakan himpunan 112 pulau (besar/kecil) dimana 30 pulau berpenghuni sementara 82 pulau tidak berpenghuni. Letak pulau-pulau tersebut terbentang berjejer dari Selatan yaitu Pulau Biaro yang paling dekat dengan Kota Manado sampai dengan pulau Marore dibagian Utara yang berdekatan dengan Pulau Balut dan Sarangani Wilayah Republik Philipina (Mindanao Selatan). Itulah sebabnya Daerah ini disebut Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sesuai pasal 5 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan pasal 150 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah memuat VISI, MISI, dan ARAH PEMBANGUNAN DAERAH yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Dalam rumusan VISI digunakan beberapa peristilahan: Kawasan Perbatasan adalah kawasan perbatasan Negara (Indonesia-Philipina) yang terdiri dari wilayah-wilayah kecamatan dan atau wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang secara geografis maupun secara yuridis berbatasan langsung dengan Negara Philipina. Beranda Depan NKRI adalah kawasan yang secara geografis berbatasan dengan Negara tetangga Philipina, dalam hal ini mencakup Kabupaten Kepulauan Sangihe yang menunjukkan gambaran tentang kondisi wilayah serta Jatidiri Bangsa Indonesia yang bermartabat.

description

Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005 - 2025 Sangihe

Transcript of RPJP Sangihe

Page 1: RPJP Sangihe

RENCANAPEMBANGUNANJANGKAPANJANGDAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

TAHUN 2005-2025

BABIPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam peta teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kabupaten Kepulauan Sangihemerupakan salah satu dari dua kabupaten (Kabupaten Kepulauan Sangihe dan KabupatenKepulauan Talaud) yang menempati posisi paling utara dan berbatasan langsung dengan negaratetangga Philipina serta berada di bibir Samudera Pasifik. Oleh sebab itu, Kabupaten KepulauanSangihe termasuk dalam kelompok Kabupaten/Wilayah PERBATASAN ANTAR NEGARA. Kecuali itu,kabupaten ini juga masuk dalam kelompok 199 daerah tertinggal di 32 provinsi seluruh Indonesia.

Letak geografis sebagai Daerah perbatasan memiliki nilai strategis bagi kepentinganpengembangan aktivitas perekonomian di kawasan ini, mengingat besarnya peluang menjalin kerjasama INTERREGIONAL-INTERNASIONAL yang tentunya akan berdampak pula terhadap kemudahanpemanfaatan akses pasar global. Pada sisi yang lain juga mengandung kerawanan-kerawanan tertentuantara lain; infiltrasi ideologi asing, terorisme internasional, penyelundupan, pencurian ikan/sumber dayalaut dan berbagai kegiatan ilegal lainnya.

Daerah otonom ini merupakan himpunan 112 pulau (besar/kecil) dimana 30 pulauberpenghuni sementara 82 pulau tidak berpenghuni. Letak pulau-pulau tersebut terbentangberjejer dari Selatan yaitu Pulau Biaro yang paling dekat dengan Kota Manado sampai dengan pulauMarore dibagian Utara yang berdekatan dengan Pulau Balut dan Sarangani Wilayah Republik Philipina(Mindanao Selatan). Itulah sebabnya Daerah ini disebut Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Sesuai pasal 5 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional dan pasal 150 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah, bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah memuat VISI, MISI, danARAH PEMBANGUNAN DAERAH yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional.

Dalam rumusan VISI digunakan beberapa peristilahan: Kawasan Perbatasan adalah kawasan perbatasan Negara (Indonesia-Philipina) yang terdiri

dari wilayah-wilayah kecamatan dan atau wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe yangsecara geografis maupun secara yuridis berbatasan langsung dengan Negara Philipina.

Beranda Depan NKRI adalah kawasan yang secara geografis berbatasan dengan Negaratetangga Philipina, dalam hal ini mencakup Kabupaten Kepulauan Sangihe yangmenunjukkan gambaran tentang kondisi wilayah serta Jatidiri Bangsa Indonesia yangbermartabat.

Page 2: RPJP Sangihe

2

Sejahtera ialah suatu kondisi atau keadaan sentosa dan makmur yang diartikan sebagaikeadaan yang berkecukupan atau tidak kekurangan yang tidak saja memiliki dimensi fisik ataumateri seperti ketercukupan kebutuhan dasar seperti PANGAN, PAPAN, SANDANG,KESEHATAN, PENDIDIKAN tetapi juga dimensi rohani yang mencakup keamanan,ketenteraman serta kedamaian dalam kehidupan lahir batin.

Pengertian:Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe

merupakan suatu Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun,yang selanjutnya digunakan sebagai ACUAN dalam penyusunan Rencana Pembangunan JangkaMenengah (RPJM) Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk setiap 5 (lima)tahunan. Dokuman RPJP bersifat makro yang memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan JangkaPanjang Daerah untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakup kurun waktu 2005-2025.

Proses Penyusunan:Pertama : Penyiapan rancangan RPJP Daerah untuk mendapatkan gambaran awal Visi, Misi dan

Arah Pembangunan Daerah;Kedua : Melakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (M USRENBANG) Jangka

Panjang Daerah yang bertujuan untuk mendapatkan masukan dan komitmen dariseluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap rancangan akhir RPJPDaerah;

Ketiga : Penyusunan rancangan akhir RPJP Daerah yang memuat masukan dan komitmen hasilMusrenbang Jangka Panjang Daerah dan tinjauan ilmiah dari dewan pakar sebagaimasukan utama penyempurnaan rancangan RPJP daerah;

Keempat : Melakukan Koordinasi Rancangan RPJP Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe denganGubernur Provinsi Sulawesi Utara c.q. BAPPEDA Provinsi sebelum ditetapkan DokumenRPJP Daerah periode 2005-2025;

Kelima : Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah, dibawah koordinasi KepalaSatuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaantugas dan fungsi hukum. Rancangan Akhir RPJP Daerah beserta Lampirannyadisampaikan kepada DPRD sebagai inisiatif pemerintah daerah untuk diproses lebihlanjut menjadi Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagaiDokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk waktu 20 tahun ke depan ditetapkan untukmemberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen daerah (Pemerintah, Masyarakatdan Dunia Usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arahpembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masingpelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif dan melengkapi satu dengan yang lainnya di dalamsatu pola sikap dan pola tindak.

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe 2005- 2025merupakan kelanjutan dan pembaharuan dari tahap pembangunan sebelumnya, guna mencapaitujuan pembangunan Nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar1945 dengan penyesuaianpenyesuaian menurut kondisi Daerah dan kebutuhan serta aspirasimasyarakat di Daerah.

Page 3: RPJP Sangihe

3

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe diarahkandi samping untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan secara Nasional, juga untuk memberikanfokus yang semakin tajam dan tepat guna menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembangunanspesifik Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai Daerah Perbatasan, Daerah Kepulauan, DaerahRawan Bencana dan Daerah Tertinggal, dalam dimensi waktu 20 tahun ke depan.

Dengan adanya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, diharapkan akan terwujudkoordinasi yang semakin baik, terciptanya Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergi antarpelakupembangunan (stakeholders) antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintahan maupun antaraKabupaten dengan Provinsi dan Pusat.

Dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah diharapkan pula akan terbangunketerkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Padasisi yang lain mampu mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin terkendalinya sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Melalui pelaksanaan yang baik, arif,bijaksana dan bertanggung jawab dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, semogapada tahun 2025 Kabupaten Kepulauan Sangihe akan berada pada kondisi di mana masyarakatnyaboleh memiliki aksesibilitas yang kuat sehingga dapat menikmati kehidupan yang sejahtera.

1.3. LANDASAN HUKUM

Landasan Idiil RPJP ini adalah Pancasila dan landasan konstitusional adalah UUD 1945,sedangkan landasan operasional meliputi seluruh ketentuan perundangundangan yang berkait langsungdengan pembangunan nasional sebagai berikut: Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RepublikIndonesia Nomor II/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan Kepres No. 7 Tahun 2004 tentang KawasanTertinggal dan Perbatasan

1.4. HUBUNGAN RPJP DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

Pemerintah Daerah dalam membuat perencanaan pembangunan mengeluarkan 5(lima) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu : Rencana Pembangunan JangkaPanjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, RencanaStrategis (Renstra), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)dan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD).

Dari segi waktu, dokumen-dokumen tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu Dokumenperencanaan jangka panjang (20 tahun) yaitu RPJP Daerah, jangka menengah (5 tahun) yaituRPJM Daerah dan Renstra SKPD serta jangka pendek (1 tahun) yaitu RKPD dan Renja SKPD.

RPJP Daerah merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20(dua puluh) tahun, yang penyusunannya berpedoman pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RINomor : 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah denganmemperhatikan RPJP Nasional dan RPJP Daerah. RPJP Daerah dijabarkan dalam RPJM Daerah yangselanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan menjadi pedomanSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, RencanaKerja SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD, dari RKP Daerah dan RKA SKPD yangselanjutnya disusun Rencana APBD.

Page 4: RPJP Sangihe

4

Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hirarkis, artinya dokumen yang jangkawaktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek dandokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yangdikeluarkan oleh pemerintah dibawahnya.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Landasan Hukum

1.4. Hubungan RPJP dengan Dokumen Perencanaan lainnya 1.5.Sistimatika Penulisan.

BAB II : KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH2.1. Kondisi dan Analisis

2.1.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

2.1.2. Demografi2.1.3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam

2.1.4. Sosial Budaya dan Politik

2.1.5. Prasarana dan Sarana

2.1.6. Pemerintahan

2.1.7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

2.2. Prediksi Kondisi Umum Daerah.

BAB III : VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAHVisiMisi

Arah Pembangunan Daerah.

BAB IV : PENUTUP

Page 5: RPJP Sangihe

5

BAB IIKONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH

2.1. KONDISI DAN ANALISIS2.1.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup di Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam 10 tahunterakhir terus mengalami perubahan. Tingginya frekwensi bencana alam seperti gempa bumi dan tanahlongsor telah banyak mengubah kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup di kabupaten ini. Selain olehalam, perubahan kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup juga turut dipicu oleh pemanfaatan sumberdaya tanpa mengindahkan kaidah-kaidah konservasi yang telah menyebabkan penurunan kualitas dandaya dukung lingkungan. Kondisi ini antara lain terlihat dari terus berkurangnya luas areal hutan danbertambahnya luas lahan kritis serta berbagai kerusakan pada ekosistim pesisir dan laut. Sebagai salahsatu contoh, pada tahun 90-an kawasan hutan lindung Sahandaruman tercatat seluas + 800 ha, namunmenurut hasil pengukuran terakhir pada tahun 2003, luas hutan lindung ini tinggal + 550 ha. Degradasilingkungan serius juga terjadi di kawasan pesisir akibat penambangan karang/pasir, penebangan hutanmangrove dan penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan yang mengakibatkan +35% ekosistimterumbu karang dan +20% hutan mangrove mengalami kerusakan. Kerusakan ekosistim-ekosistim ini jugatelah turut memicu abrasi dengan tingkat keruskan cukup tinggi di berbagai kawasan pesisir.

Berbagai upaya untuk menekan laju kerusakan lingkungan telah ditempuh oleh pemerintahdaerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Beberapa program strategis adalah: (i) rehabilitasi kawasan hutanSahandaruman (kerjasama dengan Yayasan Bird Life), (ii) pengelolaan dan pelestarian terumbu karangmelalui kegiatan Coral Rehabilitation and Management Project (tahun 1999/2000), (iii) konservasisumber daya (Instruksi Bupati Nomor 1 tahun 2003 tentang Pelarangan Penggunaan dan alat berbahayadalam kegiatan pemanfaatan SDA Perikanan dan Kelautan), (iv) penanaman mangrove di beberapawilayah rawan abrasi tahun 2003 dan pembangunan talud pengaman pantai, (v) peninjauan ulang terhadaprencana tata ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan (vi) pencegahan bencana lewatpenertiban/sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana terutama dikawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan di sejumlah daerah berbukit dengan kemiringan curam sertapesisir pantai. Akan tetapi, sejauh ini upaya-upaya ini belum cukup efektif untuk menekan laju kerusakanlingkungan dan mengurangi dampak bencana alam sehingga berbagai terobosan masih sangatdiperlukan dalam pembangunan 20 tahun ke depan.

Proyeksi Peluang.

Isu Lingkungan Global. Tumbuhnya kesadaran global tentang kondisi lingkungan yang semakinmemburuk telah memaksa seluruh negara mengubah paradigma pembangunan dari pendekatanpembangunan ekonomi konvensional menjadi ekonomi ekologis. Tercatat sekitar 154 perjanjianinternasional dan kesepakatan multilateral terkait secara langsung maupun tidak dengan isulingkungan global dan Indonesia telah menandatangani 14 perjanjian di antaranya.

Pengembangan Sistim Mitigasi Bencana. Pengembangan sistim mitigasi

bencana alam melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketersediaan peta rawanbencana geologi yang baik dan tata ruang yang memperhitungkan kawasan rawan bencana geologi secaracermat diperkirakan berpeluang mengurangi dampak bencana.

Proyeksi Ancaman

Kawasan Kepulauan Sangihe merupakan gugusan pulau-pulau yang terletak pada rangkaian alurgunung api dan hampir di seluruh wilayah struktur tanahnya labil. Frekwensi gempa bumi dan curahhujan yang relatif tinggi, angin puting beliung serta gelombang pasang yang pada Musim Angin Barat, Utaradan Selatan mengakibatkan setiap saat bisa terjadi bahaya banjir, erosi, tanah longsor, yang dapatmengancam keselamatan masyarakat serta merusak fasilitas umum. Kawasan ini juga berada pada petarawan Tsunami.

Page 6: RPJP Sangihe

6

Ancaman terhadap kerusakan lingkungan di wilayah pesisir dan laut umumnya terkaitdengan masalah kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat di wilayah pesisir. Banyak hasil kajianmenunjukan bahwa kerusakan lingkungan pesisir dan laut seperti perambahan pada kawasan hutanmangrove dan kerusakan terumbu karang sebagai akibat penambangan karang dan penggunaan alattangkap yang tidak ramah lingkungan semuanya bertalian erat dengan kondisi kehidupan masyarakatpesisir.

Proyeksi Permasalahan

Ada berbagai permasalahan yang muncul dan memicu kerusakan lingkungan hidup KabupatenKepulauan Sangihe. Bebarapa dari masalah itu adalah:

Karakteristik Wilayah. Fenomena alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, gelombangpasang, angin puting beliung, banjir yang mengakibatkan longsor, abrasi dan erosi merupakan masalahserius yang semakin mempersulit keadaan karena hampir setiap tahun, daerah ini dilanda bencana alamyang memporak-porandakan permukiman penduduk, lahan pertanian serta merusak berbagai fasilitasumum, mengancam keselamatan pelayaran yang pada akhirnya bermuara kepada kerugian material dankorban jiwa. Berbagai keluhan dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, mempunyai korelasiyang sangat kuat dengan tingkat kesulitan manajemen pemerintahan mengingat Kabupaten KepulauanSangihe memiliki empat karakteristik utama yang secara signifikan mempengaruhi perumusan danimplementasi berbagai kebijakan percepatan pembangunan yaitu sebagai Daerah Perbatasan, DaerahKepulauan, Daerah Rawan Bencana dan Daerah Tertinggal dan Miskin.

Daerah Perbatasan

Karena letak geografis Kepulauan Sangihe berada pada bagian paling Utara Nusantara danberbatasan langsung dengan Negara tetangga Philipina dan Lautan Pasifik, fakta membuktikan bahwahingga kini Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai daerah perbatasan masih menyandang predikatdaerah tertinggal, terpencil serta bernuansa kumuh karena tidak terurus sehingga belum mampumenampilkan sisi luar NKRI yang kompetitif bagi pandangan Negara tetangga. Kondisi yang kurangmenguntungkan ini berimplikasi negatif antara lain yang paling mengedepan adalah "isu wilayah transitteroris, aktivitas penyelundupan/perdagangan barang terlarang, uang palsu dan kegiatan-kegiatan ilegallainnya", termasuk eksploitasi sumber daya kelautan dan perikanan secara tidak terkendali (merugikandevisa negara) yang dilakukan oleh oknum nelayan asing yang tidak berhak.

Daerah Kepulauan

Terdiri dari 112 buah pulau, dengan rincian 30 buah berpenghuni dan 82 buah belumberpenghuni, yang letaknya menyebar dengan jarak relatif berjauhan di mana secara praktis membentukenam klaster kepulauan: (1) Klaster Pulau-pulau Perbatasan, (2) Klaster Sangihe, (3) Klaster PulauKahakitang, (4) Klaster Siau, (5) Klaster Tagulandang dan (6) Klaster Biaro. Keenam Klaster kepulauan inibelum mampu bersinergi dalam kaitan penciptaan hubungan fungsional di berbagai bidang strategis.

Daerah Rawan Bencana Alam

Kawasan Kepulauan Sangihe merupakan gugusan pulau-pulau yang terletak pada rangkaian alurgunung api dan hampir di seluruh wilayah struktur tanahnya labil. Frekuensi gempa bumi dan curahhujan yang relatif tinggi, angin puting beliung serta gelombang pasang yang pada Musim Angin Barat, Utaradan Selatan mengakibatkan setiap saat bisa terjadi bahaya banjir, erosi, tanah longsor, yang dapatmengancam keselamatan masyarakat serta merusak fasilitas umum. Kawasan ini juga berada pada petarawan Tsunami.

Daerah Tertinggal dan Miskin

Karakteristik Kepulauan Sangihe sebagai Daerah Perbatasan, Daerah Kepulauan danDaerah Bencana Alam ditambah dengan kondisi prasarana dan sarana transportasi, telekomunikasi,lembaga perekonomian serta fasilitas pelayanan masyarakat yang sangat tidak memadai, mengakibatkan

Page 7: RPJP Sangihe

7

rendahnya peluangpeluang produksi yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan. Kecuali itu,masyarakat Daerah ini selalu terjebak dengan tingginya biaya hidup (high cost economy), karena faktorgeografi dan lemahnya aksesibilitas di berbagai aspek kehidupan.

Kerusakan Ekosistim Pesisir dan Laut terus meningkat. Kerusakan

ekosistim umumnya dipicu oleh penebangan hutan mangrove, kerusakan terumbu karang dan padanglamun yang telah menyebabkan erosi pantai dan berkurangnya keanekaragaman hayati. Kondisi inisemakin diperparah oleh praktek-praktek penangkapan ikan destruktif dan ilegal, penambangan batukarang serta perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah kurang tepat.

Penegakan Hukum yang Belum Efektif. Luasnya cakupan wilayah

pengelolaan, lemahnya pengawasan dan penegakan hukum mengakibatkan pengentasanpermasalah penangkapan ikan yang merusak dan ilegal tidak efektif.

Belum Diterapkannya Sistim Mitigasi Bencana. Kabupaten Kepulauan

Sangihe sangat rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor dan tsunami karenaterletak pada lintas gunung berapi dan didominasi oleh wilayah dengan kemiringan di atas 40%. Salah satugunung berapi di wilayah ini, Gunung Bawah Laut Mahengetang dilaporkan memiliki karakteristikevolusi yang sangat mirip dengan karakteristik Gunung Krakatau. Untuk itu, dalam pembangunan jangkapanjang ini, pengembangan kebijakan sistim mitigasi bencana alam dianggap sangat mendesak.

Isu Lingkungan Global Belum Dipahami dan Diterapkan dalam

Pembangunan Daerah. Indonesia telah meratifikasi 14 perjanjian internasional di bidang lingkungan sebagairespon terhadap kesadaran global tentang kondisi lingkungan dan sumber daya alam yang semakin buruk.Akan tetapi, sosialiasi, pelaksanaan dan penataan terkait dengan perjanjian-perjanjian ini masih kurangmendapat perhatian.

Rendahnya Kesadaran Masyarakat dalam Memelihara Lingkungan

Hidup. Masyarakat umumnya menganggap bahwa lingkungan hidup akan selalu mampu memulihkan dayadukung dan kelestarian fungsinya. Pandangan ini telah mengakibatkan masyarakat tidak ikut sertamemelihara lingkungan hidup yang makin diperparah dengan berbagai permasalahan mendasar sepertikemiskinan dan keterbelakangan.

Peraturan Perundangan Lingkungan Belum Harmonis. Hukum di

bidang lingkungan masih kurang bersinergi dengan paraturan di sektor lain. Hal ini menyebabkan inkonsistensi,tumpang tindih bahkan pertentangan peraturan perundangan di bidang lingkungan.

Proyeksi Keberhasilan

Perubahan kondisi geomorfologi dan penurunan kualitas lingkungan hidup di Kabupaten KepulauanSangihe diperkirakan akan semakin meningkat di masa yang akan datang. Karakteristik wilayah dankondisi masyarakat diduga akan sangat menentukan kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup dikabupaten ini . Beberapa isu krusial terkait dengan kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup di KabupatenKepulauan Sangihe adalah ancaman krisis air, pengembangan sistim kewaspadaan dini, perambahan kewilayah hutan lindung dan berbagai ekosistim di wilayah pesisir serta lemahnya penerapan hukum dankesadaran masyarakat tentang fungsi lingkungan hidup.

Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu mengantisipasi ancaman krisis air. Hal ini berkorelasi dengansemakin memburuknya kondisi hutan (Sahendaruman, Siau dan Tagulandang) akibat DEFORESTASI sertaketidakseimbangan pemanfaatan lahan dan cadangan hutan kayu yang tersedia. Berkurangnyakawasan hutan menyebabkan terganggunya kondisi tata air yang berimplikasi tidak saja untukpemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari tetapi juga mempengaruhi pasokan untuk pembangkit

Page 8: RPJP Sangihe

8

tenaga listrik (Ulung Peliang Tamako). Kecuali itu, membesarnya aliran permukaan mengakibatkanmeningkatnya ancaman bencana banjir pada musim penghujan. Berkurangnya luas hutan jugaberdampak terhadap ekosistem keanekaragaman hayat i d i dalamnya yang mempunyai potens iuntuk pengembangan jasa-jasa lingkungan dan diversifikasi pangan.

Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak pada piringan tektonik Sangihe.

Menurut sejumlah laporan di bidang geologi dan astrofisika, piringan tektonik kecil ini sedang bergerakke arah Timur sedangkan piringan Halmahera di bagian berlawanan sementara bergerak ke arahBarat sehingga diperkirakan pada suatu saat akan bertabrakan dan menekan Laut Maluku; suatu prosesyang akan memicu munculnya gunung-gunung berapi aktif. Jika tidak disikapi dengan pengembangansistim kewaspadaan dini, potensi bencana diperkirakan mengancam kehidupan manusia, flora, faunadan infrastruktur yang telah dibangun seperti yang terjadi diNAD, Sumatra Utara, Papua dan Nusa Tenggara Timur. Untuk itu, dalam programpem bangunan jangka panjang Kabupaten Kepulauan Sangihe pengembangan sistimmitigasi bencana alam sangat krusial. Sehubungan dengan pengembangan sistimini, penguasaan teknologi yang mampu mengurangi dampak bencana amat strategisdi samping pengembangan badan khusus yang akan menangani masalah bencanaalam, ketersediaan informasi kawasan rawan bencana geologi yang dipetakandengan saksama dan rencana tata ruang yang disusun dengan memperhitungkansecara telit i kawasan rawan bencana geologi, lokasi kegiatan ekonomi danpembangunan wilayah yang disesuaikan dengan daya dukung lingkungan setempat.

Dari segi kemiringan, lahan potensial untuk usaha perkebunan adalah lahan dengan kelas kemiringan(15-40)%. Di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, luas lahan dengan kelas kemiringan ini hanyaberkisar 40% dan sisanya adalah lahan dengan kemiringan >40% yang seharusnya menjadi kawasankonservasi menurut Kepres No. 32 tahun 1990. Akan tetapi, laporan Badan Pusat Statistik KabupatenKepulauan Sangihe dan Talaud menunjukan bahwa penggunaan lahan perkebunanpada tahun 2003 saja telah mencapai 72.798,4 ha atau 67,59% dari luas wilayah,tidak termasuk pemanfaatan untuk ladang/huma/tegal yang dilaporkan telah mencapai 14.93%.mni berarti bahwa selain telah terjadi tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan sepert i antarakawasan tanaman lahan kering dengan perkebunan dan lahan perkebunan dengan lahanpertambangan juga telah terjadi perambahan ke wilayah hutan lindung. Jika tidak segera diantisipasi,perambahan ke wilayah hutan lindung diperkirakan akan semakin meluas dan membawa dampak sangatserius bagi Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dengan laju tingkat kerusakan seperti saat ini, maka padatahun 2015 luas kawasan hutan yang sekarang ini dilaporkan sekitar 550 ha diperkirakan hanya akantersisa sekitar 50 ha. Menurut kajian LSM Bird Life pada tahun 2004, fungsi ekologis utama dari KawasanHutan Sahenderuman terdapat pada fungsi hidrologisnya. Secara umum, fungsi ini masih berkerja denganbaik dan normal sehingga masih mampu berperan sebagai penyedia air untuk berbagai keperluanpenduduk, namun jasa ekologis untuk keperluan PLTM dan pengendalian banjir makin berkurang. Hasilkajian yang sama juga menunjukan bahwa apabila terjadi banjir satu kali pada skenario tinggi, makaKabupaten Kepulauan Sangihe akan mengalami kerugian sebesar Rp. 14,4 milyar sedangkan pada skalasedang dan rendah diperkirakan berturut-turut sebesar Rp. 7,2 dan Rp. 2,5 milyar. Dengan demikian,dukungan terhadap berbagai upaya pelestarian hutan lindung ini dan kawasan lindung lainnya sudah saatnyadiberikan secara maksimal dan konsisten dalam pembangunan jangka panjang Kabupaten KepulauanSangihe.

Peraturan perundangan lingkungan hidup yang masih kurang bersinergi dengan peraturansektor lainnya di tingkat nasional maupun daerah diperkirakan masih akan menjadi kendala bagi upayapeningkatan kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, keterbelakangan dan kebodohan yangmenyebabkan rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya fungsi lingkungan hidup termasukdi wilayah pesisir dan laut juga diduga akan menentukan kondisi lingkungan hidup di masa mendatang.Sehubungan dengan hal ini, pengembangan hukum lingkungan di daerah termasuk upaya memadukannyadengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat lebih tinggi dan peningkatan kesadaranmasyarakat mengenai pentingnya fungsi lingkungan perlu terus diupayakan di samping penyempurnaan

Page 9: RPJP Sangihe

9

upaya-upaya pemberdayaan masyarakat sebab tanpa harmonisasi hukum, kesadaran masyarakat danketersediaan kegiatan-kegiatan alternatif yang menguntungkan bagi masyarakat, maka upaya untukmempertahankan kelestarian lingkungan hidup akan sulit dicapai.

2.1.2. Demografi

Secara demografis, dinamika kependudukan merupakan hasil interaksi fungsional dari kelahiranatau fertilitas, kematian atau mortalitas dan mobilitas atau migrasi penduduk. Pembangunan kependudukandan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Jumlah penduduk yang terus meningkat memerlukan sumber daya yang tidak sedikit untukmenunjang kehidupannya dan akan menjadi beban daerah dalam pelaksanaan pembangunan. Dalamhubungannya dengan penyelenggaraan pembangunan, kondisi penduduk seperti kuantitas penduduk,kualitas penduduk, distribusi/persebaran penduduk dan angka kemiskinan merupakan faktor yangmempengaruhi. Kaitannya dengan kualitas penduduk, kekuatan Sumber Daya Manusia menempatkanfaktor ketenagakerjaan sebagai salah satu dimensi yang fital dilihat dari angkatan kerja.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sejak tahun 1995-2004, jumlah penduduk kabupatenkepulauan Sangihe menunjukkan peningkatan. Dari hasil sensus penduduk dan catatan atau registrasipenduduk, jumlah penduduk kabupaten kepulauan Sangihe terus bertambah. Tahun 1995, jumlahpenduduk sebanyak 191.108 jiwa pada tahun 2004 meningkat menjadi 192.363 jiwa. Meskipun jumlahpenduduk bertambah, tapi Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) menunjukan kecenderungan menurun yaitu dari0,65% tahun 1990 menjadi -0,25% tahun 2001. Pertumbuhan ini terjadi secara alamiah sebagai konsekuensilogis dari perubahan proporsi penduduk menurut umur yang berdampak pada angka bebanketergantungan. Kecenderungan ini juga secara demografis berkaitan dengan adanya tingkat fertilitasyang menunjukan replacement level mendekati 2 anak dalam setiap keluarga. Juga disebabkan karenatingginya migrasi keluar daerah bagi penduduk usia sekolah yang melanjutkan studi dan penduduk angkatankerja.

Tingkat fertilitas di kabupaten kepulauan Sangihe pada tahun 2000 sebesar 2,27 hasil Susenastahun 2001 mengalami penurunan sebesar 0,1 menjadi 2,26 yang pendekatannya adalah rata-rata anaklahir hidup perwanita kawin. Penurunan pertumbuhan penduduk terjadi karena menurunnya angka kelahiran,namun secara absolute pertambahan penduduk masih akan terus meningkat rata-rata 0,56% pertah u n.

Persebaran penduduk secara demografis di kabupaten kepulauan Sangihe tahun 2004 mengalamipeningkatan sebesar 1,46 jiwa per km2, dengan kepadatan penduduk sebesar 184,91 km2 dan yangtertinggi berada di klaster Sangihe Besar. Rasio jenis kelamin penduduk laki-laki terhadap perempuanpada tahun 2004 sebesar 101,86 dimana prosentase jumlah penduduk laki-laki sebesar 50,46% danperempuan sebesar 49,54%.

Kondisi kependudukan saat ini kaitannya dengan kuantitas penduduk; memperlihatkan perubahanstruktur penduduk dimana komposisi penduduk berdasarkan umur adalah jumlah penduduk usia produktiflebih besar dari jumlah penduduk yang non produktif. Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk jugameningkat dari 60 tahun pada tahun 1995 menjadi 70 tahun pada tahun 2001

Penduduk usia 10 tahun keatas yang masuk dalam kelompok angkatan kerja 10-14 tahun sebesar21,66%, Usia 15-49 tahun sebesar 56,54% dan usia 50-64 sebesar 21,80%. Angkatan kerja tersebutlebih banyak terserap pada sektor pertanian sebesar 73,51% diikuti sektor jasa-jasa 9,75%. Jumlah dankomposisi tenaga kerja akan terus bertambah seiring berlangsungnya proses demografi.

Permasalahan yang ada saat ini adalah:

1. Rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja yang bekerja pada sektor pertanian;

2. Jumlah persebaran penduduk yang belum seimbang dengan daya dukung dan daya tampunglingkungan sesuai dengan wilayah;

3. Lebih dari 70% penduduk yang bekerja pada sektor informal berada pada sektor pertanian;

Page 10: RPJP Sangihe

10

4. Tingginya angka kemiskinan penduduk yang secara proporsional meningkat setiap tahun hinggatahun 2004 mencapai 40,56% atau naik sebesar 4,77% dari tahun 2003;

5. Rendahnya tingkat elastisitas kesempatan kerja (pertumbuhan angkatan kerja melebihipertumbuhan kesempatan kerja). Situasi ini menuntut terjadinya mobilisasi penduduk/migrasikeluar penduduk ke wilayah perkotaan karena kota merupakan daya tarik tersendiri bagi angkatankerja untuk mencari pekerjaan, tingkat urbanisasi penduduk ke wilayah perkotaan karena kegiatanekonomi dan pendidi kan;

6. Kecenderungan yang terjadi di wilayah pedesaan, umumnya lapangan kerja informal yangtersedia pada sektor pertanian karena berkaitan erat dengan rendahnya kualitas pendidikanangkatan kerja itu sendiri sehingga daya serap dan adaptasi masyarakat terhadap teknologirendah; dan

7. Kebijakan dan strategi pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitaspenduduk yang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi wilayah belum mendukung pembangunanberkelanjutan.

Hal ini yang menjadi beban pembangunan terutama kaitannya dengan kualitas sumberdayamanusia. Dari gambaran mengenai kondisi kependudukan kabupaten kepulauan Sangihe dalam kurunwaktu 1990-2004 diatas, secara umum u paya-upaya pembangunan kependudukan secara kuantitatifdemografis telah mencapai angka-angka yang cukup berarti menuju pada kondisi demografi yangdiinginkan. Meskipun dalam aspek pembangunan secara umum masih perlu dilakukan kebijakanpengendalian kependudukan. Integrasinya adalah manfaat mendasar yang diperoleh bahwa penduduk adayang menjadi pelaku pembangunan dan penikmat hasil pembangunan yang perlu terus ditingkatkankualitasnya.

Proyeksi Peluang

Dalam jangka pendek investasi sumber daya manusia memang tidak berpengaruh nyataterhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam jangka panjang investasi tersebut memberikankontribuasi yang sangat berarti terhadap pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Integrasi dimensi kependudukan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah manfaatmendasar yang diperoleh bahwa penduduk yang ada menjadi pelaku pembangunan dan penikmat hasilpembangunan. Implementasi dari konsep penduduk sebagai modal pembangunan berbeda denganmodal lainnya seperti sumberdaya alam, sebab manusia sangat dinamis sebagai pelaku dan sasaranpembangunan.

Sebagai pelaku pembangunan, penduduk memberi peluang bagi banyak hal yang dapatdikerjakan. Dalam skala kecil, keluarga/penduduk sebagai modal akan bermakna dengan adanya tenagayang dapat melakukan sesuatu yang menghasilkan, bernilai banding terhadap penduduk yang lain.Dalam skala besar, penduduk dalam satu daerah menjadi modal pemberi peluang sebagai sumberpemimpin, perencana, pelaksana dan tenaga kerja, dengan pertimbangan penduduk memiliki kualitas untukterus dikembangkan.

Proyeksi Ancaman

Aspek lain yang diperhitungkan dari keadaan demografis penduduk adalah selain sebagaimodal yang memberi peluang, juga penduduk menjadi ancaman terhadap upaya meningkatkankesejahteraan masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hanya penduduk yangberkualitas yang menjadi modal pem bangunan. Secara demografis, ancaman dalam meningkatkankesejahteraan manusia, antara lain: Jumlah Penduduk dan Daya Dukung Lingkungan. Secara alamiah,jumlah penduduk kabupaten kepulauan Sangihe akan terus bertambah, sementara luas wilayah relatiftetap. Meskipun pengendalian jumlah penduduk secara mutlak akan menjadi besar dari tahun ketahun dan tidak lagi dapat didukung oleh lingkungan.

Page 11: RPJP Sangihe

11

Penduduk dan Ketersediaan Fasilitasi Sosial. Jumlah penduduk yang meningkat dihadapkan padaketerbatasan penyediaan fasilitas sosial, menjadi sumber konflik dan dapat menghambat capaianpembangunan.

Kecenderungan meningkatnya jumlah penduduk pada periode 2005-2025. Kecenderungan naiknyajumlah penduduk dan tidak meningkatnya intervensi terhadap variabel-variabel penyumbangpertumbuhan yang cenderung naik, maka semakin terbuka ancaman-ancaman yang diakibatkan olehpertumbuhan pendud u k.

Perubahan Struktur Penduduk. Perubahan pada struktur penduduk membawa kesulitan tersendiribagi pelayanan pendidikan dan kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan pelayanan sosial lainnya.Jika hal ini tidak cukup memadai maka akan menghadirkan kerawanan-kerawanan sosial yang dapatdigiring ke kerawanan politik.

Migrasi Masuk. Dalam era globalisasi ini, tidak ada satu daerah pun yang dapat mengembangkankebijaksanaan daerah tertutup. Nilai-nilai sosial akan mengalami perubahan ke arah yang terbuka danmengancam pembangunan.

Proyeksi Permasalahan

Kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan jumlah penduduk. Data statistik kependudukanmenggambarkan bahwa Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dikatakanrendah yaitu 0,56% pertahun namun demikian apabila dikaji secara mendalam pertumbuhan pendudukyang rendah bukan saja dipengaruhi suskesnya program keluarga berencana di daerah ini melainkan ikutpula dipengaruhi oleh arus masyarakat (penduduk) yang keluar daerah karena alasan ekonomi/lapangankerja yang rendah. Juga karena faktor pendidikan lanjutan bagi anak-anak didik di perguruan tinggi.

Permasalahan yang timbul sebagai akibat dari besarnya jumlah danpertumbuhan angkatan kerjamenuntut tersedianya kesempatan kerja yang besar. Dipihak lain menuntut pembinaan angkatan kerja itusendiri untuk mampu menghasilkan keluaran (output) yang lebih tinggi. Lapangan kerja datang daripertumbuhan ekonomi namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu memberikan lapangan kerjayang besar.

Sempitnya lapangan kerja lokal menyebabkan banyak penduduk melakukan migrasi ke tempat lainmeskipun lapangan kerja bagi mereka relatif terbatas karena rendahnya kualitas yang dimiliki. Dalam aspekkuantitas penduduk, berhasil dikendalikan sedangkan dari aspek kualitas penduduk, menunjukkankecenderungan rendah.

Persebaran dan mobilisasi penduduk berkaitan secara timbal balik dengan proses pembangunanyang terjadi di daerah apabila konsentrasi penduduk menurut sebaran tidak terkendali. Akan timbul berbagaipersoalan lingkungan sosial seperti lingkungan kumuh, masalah kriminalitas, kemiskinan dan lainsebagainya yang dalam kurun waktu 20 tahun kedepan diharapkan dapat diatasi melalui upayapenanggulangan kemiskinan dan dilaksanakan dengan strategi pembangunan yang bertumpuh padapertumbuhan ekonomi.

Proyeksi Keberhasilan

Penduduk Indonesia yang besar jumlahnya dan menempati urutan ke-4 terbesar di duniamerupakan Sumber Daya Manusia yang potensial bagi Pembangunan secara nasional (dan akanberpengaruh terhadap daerah). Dalam tahun 2005-2025 jumlah penduduk usia produktif diperkirakan akanmeningkat, juga akan menjadi pangsa pasar yang efektif.

Dari berbagai data yang ada menunjukkan bahwa selama periode tahun 1995-2004 jumlahpenduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe meningkat, meskipun Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)cenderung turun. Selama periode 1995-2004 dengan pendekatan yang terencana, persepsi pembangunanyang berwawasan kependudukan telah terbentuk dan telah melahirkan usaha-usahamengimplementasikan bentuk menuju keadaan Penduduk Tumbuh Seimbang demi terwujudnya pelembagaan

Page 12: RPJP Sangihe

12

dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Dengan asumsi LPP 0,56% pertahunmaka pada tahun 2010 penduduk kabupaten kepulauan Sangihe diperkirakan akan bertambah sekitar2.157 jiwa atau 1,11%.

Estimasi kependudukan, melihat bahwa kecenderungan pertumbuhan penduduk antara tahun1990-2000 rendah dan pada tahun 2005-2025 juga rendah, trend ini tidak menutup kemungkinan kedepanmencapai angka nol (zero growth).

2.1.3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Perkembangan perekonomian suatu daerah biasanya diukur dari ketersediaan sumber dayaalam. Pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk peningkatan jumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkanoleh suatu daerah guna memenu hi kebutuhan penduduknya. Kondisi perkonomian Kabupaten KepulauanSangihe sampai pada tahun 2004 belum sepenuhnya menjanjikan meskipun beberapa variabelindikator pembangunan daerah secara gradual nampak mengalami peningkatan seiring denganterjadinya perubahan atau perkembangan terutama akibat proses desentralisasi, demokratisasi, globalisasidan kemajuan teknologi.

Sumber daya alam memiliki peran ganda yaitu sebagai modal pembangunan dan sekaligus sebagaipenopang sistim kehidupan. Peran sumber daya alam di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihatmelalui sumbangannya terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK) yang pada tahun 2004 mencapai Rp.284.576 juta dengan penyerapan tenaga kerja sebesar55,95%. Dalam kaitan ini, sumber daya alam di Kabupaten Kepulauan Sangihe dibagi menjadi duabagian besar yaitu SUMBER DAYA ALAM LAUT dan SUMBER DAYA ALAM DARAT. Khusus sumberdaya alam darat yang hanya terdapat di kawasan kepulauan dengan luas 1.012,93 km2 dari luas total wilayahKabupaten Kepulauan Sangihe 20.258,60 km2, keadaannya cenderung semakin kritis karenakelestariannya diabaikan. Sementara sumber daya alam laut yang mencakup 95% dari total luas wilayahbelum dapat dikelola secara optimal (modern) karena berbagai keterbatasan sehingga belum mampuberproduksi secara maksimal.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

(adhk) dan berlaku (adhb) yang merupakan jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dariseluruh sektor perekonomian/lapangan usaha berturut-turut tercatat tumbuh rata-rata 1,89% dan 10,44%tiap tahunnya dengan capaian nilai rata-rata berturut-turut Rp. 284.540 juta dan Rp. 852,011 juta.Perbedaan nilai kedua komponen PDRB ini mencerminkan tingkat inflasi yang kian bertambah dari tahun ketahun. Dalam kurun waktu lima tahun setelah krisis ekonomi, inflasi di daerah ini bertumbuh rata-rata17,96% per tahun.

Meskipun pertumbuhan ekonomi nasional secara nyata mengalami penurunan akibat krisis, hal initidak begitu berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pada lima tahunterakhir, pertumbuhan ekonomi tercatat meningkat rata-rata sebesar 2,25% per tahun, pendapatanperkapita mencapai Rp.4.077.018 dan jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi sebanyak 71.764 orang.

Struktur perekonomian Kabupaten Kepulauan Sangihe tidak mengalami pergeseran berarti daritahun ke tahun. Kontribusi sektor primer terutama sektor pertanian tetap mendominasi dengan presentasisebesar 45,1% diikuti sektor tersier dengan kontribusi rata-rata 42,8% dan sektor sekunder rata-rata sebesar12,1% per tahun. Subsektor yang memberikan sumbangan terbesar pada sektor pertanian adalahsubsektor perkebunan dengan kontribusi rata-rata sebesar 26,25%. Beberapa subsektor lainpenyumbang PDRB di sektor pertanian adalah perikanan 8,82%, tanaman bahan makanan 3,43%,peternakan 2,06% dan kehutanan 0,02%. Di sektor perbankan, sampai akhir tahun 2004 jumlah kredit yangtelah tersalurkan kepada masyarakat tercatat sebesar Rp.53,7 miliar. Dilihat dari segi penggunaansampai posisi akhir tahun 2004, ternyata jumlah penyaluran kredit tersebut sebagian besar (53,2%) digunakanuntuk modal kerja, 41,1% untuk konsumsi dan sisanya 5,7% untuk investasi. Seiring dengan makinmeningkatnya jumlah penyaluran kredit perbankan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, posisi dana penyimpananmasyarakat cenderung menunjukan trend meningkat yang pada akhir tahun 2004 tercatat sebesar

Page 13: RPJP Sangihe

13

Rp.95,0 miliar. Jika dibandingkan dengan penyaluran kredit, maka jumlah dana simpanan masyarakatmasih lebih besar. Selanjutnya pada sektor tersier, jumlah wisatawan yang berkunjung ke KabupatenKepulauan Sangihe mencapai 54.325 orang, namun kunjungan wisatawan asing maupun domestikmasih tergolong rendah dan bervariasi setiap tahun.

Proyeksi Permasalahan

Lambannya perkembangan perputaran roda perekonomian disebabkan oleh berbagai faktorberikut:

1. Walaupun berperan sebagai sektor basis dalam pembentukan struktur perekonomian daerah,kinerja sektor pertanian pada umumnya masih dilakukan secara tradisional untuk kepentingankonsumsi dan bukan untuk kepentingan produksi dalam rangka pembentukan modal. Hal inidikarenakan sektor pertanian di daerah ini belum memiliki keunggulan komparatif(comparative advantage) yang secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan nilai tambahsektorsektor lain;

2. Kegiatan perikanan (pembinaan ekonomi masyarakat/pem berdayaan masyarakat nelayan) yangseharusnya menjadi andalan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe ternyata belummemberikan kontribusi yang signifikan. Hal ini antara lain dikarenakan oleh kualitas SDM danperalatan pendukung usaha perikanan belum memadai, ketidakmampuan mengakses pasarekspor dan berbagai faktor lain yang menyebabkan nelayan berada pada posisi lemah;

3. Peran dan fungsi pelayanan lembaga-lembaga keuangan (perbankan) belum sepenuhnyamenjabarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada pelaku ekonomi kerakyatan (UKM danKoperasi) disebabkan beragam permasalahan yang menjadi kendala dalam teknis operasional dilapangan yang serba kompleks dan dimensional dihubungkan dengan kondisi alam sertafasilitas pendukung yang berada di luar kapasitas dan kompetensi institusi yang bersangkutan;

4. Industri dan perdagangan, dua sektor penyedia lapangan kerja yang diharapkan mampumendongkrak pertumbuhan ekonomi belum menampakkan keadaan yang menggembirakan.Masalah yang dihadapi dalam pembinaan industri kecil dan menengah adalah lemahnyapermodalan (mesin/peralatan industri), keterampilan tenaga kerja belum berkembang,kurangnya kemampuan penyerapan teknologi (tidak didukung latar belakang pendidikan yangsesuai) dan spesialisasi bidang industri belum dikuasai secara baik;

5. Di sektor pedagangan, permasalahannya meliputi kurangnya infrastruktur perdagangan(pasar/desa), belum adanya border gate sebagai entry point bagi para pedagang melakukanaktivitasnya;

6. Belum berkembangnya sektor pariwisata yang ditandai dengan rendahnya arus kunjunganwisatawan antara lain karena seluruh objek wisata belum dapat dikelola dengan baik danprofesional, terbatasnya infrastruktur dan sarana penunjang objek-objek wisata dan kemampuaninstitusi terkait dalam mengelola dan mempromosikan objek-objek wisata, menciptakan insentif-insentif bagi investor pariwisata, serta regulasi-regulasi pendukung untuk pengembangansektor pariwisata;

7. Sumber daya alam di wilayah daratan sangat terbatas dan keadaannya semakin kritis sementarasumber daya alam laut belum dapat dikelola secara optimal karena faktor modal, peralatan,SDM serta keterbatasan dalam mengakses pasar; dan

8. Belum efektifnya pelayanan Imigrasi dan Kepabeanan (Bea Cukai) dalam kaitan dengan posisiKabupaten Kepulauan Sangihe sebagai daerah perbatasan antara lain karena lemahnya perandan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan Border Crossing Agreement, kondisikelembagaan, aturan pelaksanaan serta minat masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluangekonomi.

Page 14: RPJP Sangihe

14

Penerimaan Daerah Belum Dapat Diandalkan. Struktur penerimaan

daerah menunjukkan bahwa penerimaan daerah yang diharapkan dapat menunjang pembiayaanpemerintah dan pembangunan di daerah masih belum dapat diandalkan, terlebih apabila danatersebut murni diharapkan dari PAD yang peranannya selama ini hanya mampu menunjang APBD setiaptahunnya rata-rata sebesar 5,6% sehingga penerimaan sumbangan dan bantuan selama ini masihmendominasi pendanaan untuk penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Belum ada PMA dan PMDN yang melakukan investasi secara langsung ke Kabupaten KepulauanSangihe diduga karena belum terciptanya lingkungan usaha yang kondusif, belum dilakukanpenyederhanaan berbagai perangkat peraturan dan formulasi sistim insentif, rendahnya kepastian hukum,terbatasnya kualitas tenaga kerja dan ketersediaan infrastruktur dasar serta prosedur perijinaninvestasi terlalu berbelit-belit yang tidak saja mengakibatkan ekonomi biaya tingi tetapi juga menghilangkanpeluang usaha.

Belum Berkembangnya Industri Berbasis Sumber Daya Lokal.

Industri berbasis sumber daya lokal seperti agroindustri dan pariwisata serta produk-produknya amatpotensial untuk dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, tetapi hingga saat ini belum adaperkembangan berarti dari industri karena: (i) tidak kondusifnya kondisi-kondisi utama ekonomi makro, (ii)buruknya kelembagaan publik dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dan pusat pelayanan, (iii)lemahnya kebijakan pengembangan teknologi, (iv) fasilitas pengembangan industri dan (v) terbatasnyainsentif-insentif yang mampu menarik investor.

Ketersediaan Pangan semakin terbatas akibat meningkatnya konversi lahan pertanian produktifdan rendahnya produktifitas pertanian yang menyebabkan ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luardaerah sangat besar.

Belum Berkembangnya Pemanfaatan Hasil Hutan Non-Kayu Dan Jasa-Jasa Lingkungan. Hasil hutannon-kayu dan jasa lingkungan ekosistim hutan seperti nilai hutan sebagai sumber air, keanekaragaman hayati,keindahan alam dan kapasitas asimilasi lingkungan yang memiliki manfaat besar sebagai penyanggasistem kehidupan dan potensi ekonomi belum berkembang seperti yang diharapkan. Padahal, dewasa inipermintaan terhadap jasa lingkungan mulai meningkat khususnya untuk air minum kemasan, objekpenelitian, wisata alam dan lain sebagainya.

Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Belum Optimal. Kabupaten Kepulauan

Sangihe terdiri dari 112 pulau kecil yang hingga saat ini kurang mendapat perhatian dan tersentuh olehpembangunan. Pulau-pulau kecil sangat rentan terhadap perubahan alam karena daya dukunglingkungan terbatas dan cenderung memiliki spesis endemik tinggi. Bird Life misalnya melaporkansetidaknya ada 6 spesis burung endemik. Hal penting lainnya khususnya di pulau-pulau perbatasanadalah konflik dengan pihak asing. Untuk itu, perhatian khusus harus diberikan untuk pembangunan pulau-pulau kecil di wilayah perbatasan dengan menggunakan pendekatan pengelolaan pula-pulau kecil secaraintegratif sebagai dasar pengembangannya dan bukan semata-mata pendekatan kontinental seperti yangditerapkan selama ini.

Proyeksi Peluang

Kontribusi sektor pertanian lebih besar dibandingkan dengan sektor-sektor lain yangmenunjukkan bahwa kegiatan ekonomi di sektor ini cukup dominan. Hal ini antara lain terlihat pada saatterjadi tekanan ekonomi pada tahun 1997 sampai dengan awal tahun 2000. Pada saat itu, perekonomiandaerah ini tidak banyak terpengaruh oleh kontraksi ekonomi nasional yang berarti bahwa sektor pertanianmasih lebih dapat bertahan dalam siklus ekonomi pada saat terjadi tekanan ekonomi dibandingkan sektorlainnya. Akan tetapi, masih diperlukan berbagai upaya pembenahan guna mengarahkan ataumengalihkan pola tradisional ke arah yang lebih modern dan produktif untuk dapat memanfaatkan peluangpasar nasional dan internasional yang cukup terbuka bagi Kabupaten Kepulauan Sangihe sehingga efekganda (multiplier effects) terhadap pertumbuhan sektor lain yang pada gilirannya akan membentuk

Page 15: RPJP Sangihe

15

pondasi ekonomi yang kokoh dapat dicapai.

Dalam kaitan upaya pengembangan nilai tambah sumber daya alam dan penggalian sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru agar memiliki daya saing global jangka panjang dan mampunyaipeluang untuk dikembangkan adalah SUMBER DAYA KELAUTAN. Berbeda dengan sumber daya alamlain yang dibatasi oleh wilayah kedaulatan Negara, SUMBER DAYA KELAUTAN dan PERIKANANdimungkinkan pengelolaannya di wilayah ZONA TAMBAHAN yaitu ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA(ZEEI) yang jaraknya sampai 200 mil. Pada sisi lain, bidang kelautan (matra laut) yang mencakupperhubungan laut, kelautan dan perikanan, pariwisata, pertambangan, industri maritim, bangunan laut,dan jasa kelautan lainnya sangat penting untuk terus dibenahi dan dimantapkan fasilitasnya untukmenjadi tumpuan masa depan Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Sehubungan dengan posisi Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai daerah perbatasan, meskipunhubungan kerja sama subregional di bawah payung Border Crossing Agreement (BCA) telah berkembangsecara negatif karena aturan-aturan yang disepakati dalam Perjanjian Lintas Batas tidak lagi dapatmenampung kebutuhan-kabutuhan riil kedua belah pihak, namun dari segi ekonomi praktek perdaganganbebas ilegal itu telah memberi manfaat bagi penduduk di wilayah BCA dan sebagian pulau di Sangihebesar. Posisi strategis daerah perbatasan sebagai pintu gerbang di bagian utara Nusantara bagi lalu lintasmanusia, barang dan modal sangat memungkinkan diberdayakan/ditingkatkan menjadi hubungankerjasama saling menguntungkan bagi kedua negara bertetangga dalam rangka memasuki pelaksanaankerjasama interregional di kawasan Asia dan Pasifik (BIMP-EAGA, ASEAN dan APEC) yang diyakiniakan memiliki dampak signifikan terhadap pengembangan sektor-sektor ekonomi daerah.

Proyeksi Ancaman

Kondisi Sektor Riil Belum Menunjang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat menjagakesinambungan pembangunan secara berkelanjutan. Hingga sekarang, sektor riil belum mampumendongkrak pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan lemahnya investasi, rendahnya daya saingdan tingkat inflasi tinggi terutama karena faktor aksesibilitas rendah yang mengakibatkan daerah ini selaluterjebak pada masalah ekonomi biaya tinggi. Tanpa pembenahan, kondisi ini diduga akan menjadiancaman serius bagi Kabupaten Kepulauan Sangihe karena akan berdampak pada terbatasnyapenciptaan peluang kerja, tingginya jumlah pengangguran dan jumlah penduduk miskin serta migrasi keluarpenduduk.

Faktor Eksternal seperti Globalisasi yang berpeluang menimbulkan

gejolak ekonomi merupakan salah satu ancaman yang perlu diwaspadai oleh Kabupaten KepulauanSangihe. Globalisasi perdagangan dunia diduga akan menyebabkan perekonomian KabupatenKepulauan Sangihe semakin terbuka sehingga akan mempengaruhi tingkat inflasi di daerah ini. Untuk itu,kesiapan menghadapi globalisasi perekonomian guna mendapatkan keuntungan maksimal danmengurangi kerugian akibat persaingan global melalui pengelolaan sumber daya alam secara efisien danefektif merupakan suatu keharusan.

Pencurian Ikan dan Pola Penangkapan Ikan Destruktif Makin Marak.

Pencurian ikan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) diperkirakan menyebabkan kerugian yang tidakkecil setiap tahunnya. Hal ini semakin diperburuk oleh upaya pengendalian dan pengawasan yang belumoptimal akibat kurangnya sarana dan alat penegakan hukum di laut. Selain itu, jumlah dan kapasitaspetugas pengawasan, sistim pengawasan, partisipasi masyarakat serta koordinasi antar instansi terkaitmasih lemah. Sementara itu, penangkapan destruktif seperti penggunaan bahan beracun masih terusberlangsung.

Pemanfaatan Lahan. Meskipun pemanfaatan lahan seperti sawah dilaporkan baru mencapai30% dari luas total 302 ha sehingga upaya ekstensifikasi masih berpeluang dikembangkan, tetapi luas lahansedemikian hanya terdapat di kecamatan tertentu saja dan pemanfaatan lahan lainnya (perkebunan, hutanrakyat, bangunan, dll.) dilaporkan telah mencapai 95% dari luas keseluruhan lahan 107.397,3 ha,bahkan sudah ada indikasi tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan. Jika tidak segera diantisipasi dengan

Page 16: RPJP Sangihe

16

penetapan batas wilayah secara tegas dan cermat, konflik pemanfaatan bukan tidak mungkin terjadi dimasa mendatang mengingat ketersediaan lahan yang sangat terbatas dan berbagai sumber daya potensialtermasu k pertambangan belum terpetakan.

Proyeksi Keberhasilan

Memperhatikan kondisi perekonomian dan sumber daya alam Kabupaten Kepulauan Sangihe,prediksi ekonomi dan sumber daya alam tahun 2005-2025 sebagai berikut:

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi daerah diperkirakan meningkat 8,0%pada tahun 2015 dan akan tumbuh menjadi 11% pada tahun 2025. Prioritas pembangunan adalahmembuka lapangan kerja pada tiap sektor ekonomi sehingga terjadi pengurangan penduduk miskin, jumlahpenduduk miskin tidak lebih dari 5% dari jumlah penduduk di daerah. Dengan meningkatnya trend lajupertumbuhan ekonomi daerah, maka pada tahun 2025 akan tercipta kesempatan kerja yang cukup besar disektor pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan, dan kehutanan), sektor tersier dan sektormanufaktur. Dengan pertumbuhan penduduk rata-rata 0,56% per tahun, maka pendapatan perkapita padatahun 2015 diperkirakan mencapai Rp 8.400.193 dan menjadi Rp 12.167.779 pada tahun 2025. Untukmencapai sasaran pertumbuhan ekonomi di atas, sektor yang dikembangkan adalah sektor yang berbasisperikanan, pariwisata dan UKM dengan memberdayakan ekonomi kerakyatan.

Tetap Terjaganya Stabilitas Ekonomi. Berbagai kebijakan ekonomi akan diarahkan padapencapaian pertumbuhan ekonomi yang t inggi dan berkesinambungan. Kondisi ini akan terusdijaga dan harga komoditi unggulan Daerah perlu distabilkan/ditingkatkan guna menjaga supply-demandyang seimbang. Laju inflasi pada tahun 2015 dan pada tahun 2025 diperkirakan berada di bawah 2 digitangka. Perkiraan tersebut didasarkan dengan sasaran tingkat inflasi yang rendah dan stabil dengantetap memperhatikan pertumbuhan ekonomi daerah. Keuangan Daerah. Upaya untuk mewujudkankesinambungan penerimaan fiskal daerah terus digalakan dengan tetap menjaga momentum pertumbuhanekonomi. Di sisi penerimaan daerah, berbagai upaya untuk peningkatan penerimaan pajak terus dilanjutkan.Penerimaan pajak akan meningkat tahun 2025 terutama akibat peningkatan harga BBM. Sejalan dengankebutuhan pembangunan Daerah maka dana dari PAD, DAU, DAK, dana dekonsentrasi dari pemerintahmeningkat, dana dari masyarakat swasta diharapkan meningkat hingga tahun 2025.

Pengelolaan Sumber Daya Alam. Efektivitas pemanfaatan sumber daya alam sebagai modalpertumbuhan ekonomi, dengan berbagai kebijakan penerapan pola pembangunan berkelanjutan(sustainable development) pada tahun 2025 terus diupayakan titik keseimbangan antara eksploitasi SDAdan pertumbuhan ekonomi agar tingkat pengurasan SDA tidak sampai pada tingkat yangmengancam kehidupan masyarakat di daerah.

2.1.4. Sosial Budaya dan Politik.

Pembangunan bidang sosial budaya dan politik terkait erat dengan kualitas kehidupan manusia danmasyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kondisi kehidupan masyarakat tercermin dari jumlah dankomposisi penduduk serta kualitas seperti pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Secara umum, kondisisosial budaya dan politik daerah ini dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir telah menunjukanperkembangan yang cukup berarti. Dari aspek kehidupan beragama, kesadaran melakukan ibadahkeagamaan telah berkembang dengan baik. Hal ini antara lain didukung oleh menguatnya kesadaran dikalangan pemuka agama untuk membangun harmonisasi sosial dan hubungan intern dan antar umatberagama guna menciptakan rasa aman, damai dan saling menghargai di antara umat beragama melaluiwadah seperti BKSUA yang telah memberikan kontribusi cukup besar dalam menjamin kerukunan hidupumat beragama. Selain pertumbuhan secara spiritual, pertumbuhan fisik berupa sarana dan prasaranaperibadatan yang dibangun atas swadaya masyarakat maupun melalui dukungan dari pemerintah daerahjuga tercatat meningkat seiring dengan peningkatan jumlah umat beragama. Dari 472 buah gedung gerejadan 143.940 pemeluk agama Kristen Protestan pada tahun 1995 telah bertambah menjadi 541 gedunggereja dan 180.326 orang pemeluk pada tahun 2005. Peningkatan serupa dalam 1 dekade terakhir jugaterjadi pada agama Kristen Katolik dan Islam.

Page 17: RPJP Sangihe

17

Pada tahun 1995, tercatat sebanyak 8 buah gedung gereja dan 1.798 orang pemeluk agama KristenKatolik, namun pada tahun 2005 telah berkembang menjadi 12 gereja dan 1.848 pemeluk agama ini.Sementara untuk agama Islam, pada periode yang sama jumlah mesjid dan umat bertambah dari 84 buahdan 26.025 jemaah menjadi 92 buah mesjid dan 26.025 jemaah. Meskipun demikian, sejumlah keberhasilan inibelum mampu menjamin kualitas keimanan dan ketaqwaan per individu Kepada Tuhan Yang Maha Esa.Perilaku asusila, pemabukan, penyalahgunaan kekuasaan, perjudian, perceraian, pengrusakan lingkungandan perbuatan tercela lainnya serta pelanggaran hukum yang tetap berlangsung hingga sekarang menunjukanbahwa masih ada kesenjangan antara ajaran agama dengan pelaksanaan pengamalannya. Hal ini juga dapatdilihat dari rendahnya perwujudan ajaran-ajaran agama mengenai etos kerja, penghargaan padaprestasi dan dorongan untuk mencapai kemajuan bersama sebagai inspirasi yang mampu menggerakanmasyarakat untuk membangun serta rendahnya perwujudan pesanpesan moral agama dalam kehidupansehari-hari.

Dari aspek budaya, Kab. Kepl. Sangihe memiliki aneka ragam budaya dan nilai tradisi yangpotensial dikembangkan. Aneka budaya dan tradisi itu masih terpelihara di tengah kehidupan masyarakat.Sejumlah upacara tradisional antara lain Upacara Adat Tulude dan kesenian daerah lainnya sangatmenunjang tumbuhnya rasa nasionalisme dan pembangunan ekonomi daerah. Ragam budaya masyarakatdi daerah ini termasuk spesifik dan unik dibandingkan dengan budaya masyarakat di daerah lain. Namundemikian, potensi budaya yang cukup besar ini belum mampu dikelola dengan baik sehingga belumdapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan di daerah ini. Di sisi lain, upayapembangunan jati diri seperti penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial,kekeluargaan dan rasa cinta tanah air semakin memudar. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh belumoptimalnya upaya pembentukan karakter, kurangnya keteladanan para pemimpin, lemahnya budaya taathukum, cepatnya penyerapan budaya global yang bersifat negatif, serta belum meratanya kondisi sosial danekonomi masyarakat.

Taraf pendidikan penduduk tercatat mengalami peningkatan yang antara lain dapat diukur melaluiangka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas pada 3 tahun terakhir. Pada tahun 1995, angka initercatat sebesar 85,5% namun telah meningkat menjadi 89,5%. Demikian pula angka penduduk usia 15tahun ke atas yang tamat pendidikan SMPA/MTs ke atas, pada tahun 1995 angka yang terdokumentasisebesar 27,5% namun pada tahun 2000 naik menjadi 42,800 dan awal tahun 2005 telah mencapai 45,8%.Perbaikan taraf pendidikan tersebut didorong oleh peningkatan Angka Partisipasi Sekolah (APS) ataupresentase penduduk yang bersekolah pada kelompok usia dan angka melanjutkan yang pada awal tahun2005, Angka Partisipasi Sekolah penduduk 7-12 tahun sebesar 86,38% dan usia 13-15 tahun sebesar74,01% serta penduduk usia 16-18 tahun mencapai 31,51%. Sementara angka melanjutkan untuk lulusanSD, SDLM/MI ke jenjang SMP/MTS/Paket B adalah 88,04% dan angka melanjutkan SMP/MTs/Paket B kejenjang pendidikan menengah tercatat sebesar 64,65 persen. Akan tetapi, kondisi kualitas pendidikansedemikian belum dapat diandalkan untuk menghadapi persaingan global sehingga berbagaiterobosan dalam pembangunan pendidikan masih diperlukan terutama untuk meningkatkan proporsipenduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan menurunkanjumlah penduduk buta aksara melalui penyelenggaraan pendidikan yang makin berkualitas sesuai dengankebutuhan dan karakteristik daerah.

Dari aspek kualitas kesehatan, peningkatan status kesehatan tercermin dari usia Harapan Hidupdan menurunnya angka kurang gizi pada balita. Data menunjukkan usia Angka Harapan Hidup selangtahun 1990-2002 adalah 61,5 tahun dan pada tahun 1990 menjadi 62,2 tahun pada tahun 2002. Sementaraangka kematian bayi (AKB/IMR), pada tahun 1990 sebesar 61,8 per 1000 lahir hidup (KabupatenKepulauan Sangihe dan Talaud) menjadi 35 per 1000 lahir hidup (Kabupaten Kepulauan Sangihe) padatahun 2002. Kecenderungan angka kematian bayi yang demikian menyatakan bahwa kesehatanpenduduk cukup baik yang ditandai dengan perbaikan gizi dan perubahan perilaku penduduk.Selanjutnya, angka kematian ibu melahirkan tahun 1999 sebanyak 390 per 100.000 kelahiran hiduppada tahun 2000 menurun 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kurang gizi pada balitapada tahun 1990 sebesar 37,5% menurun pada 2000 sebesar 24,6%. Namun demikian, disparitas statuskesehatan antar wilayah, tingkat sosial ekonomi dan gender masih cukup lebar. Selain itu, masalahkesehatan masyarakat menghadapi beban ganda penyakit, yaitu di satu pihak masih banyaknya

Page 18: RPJP Sangihe

18

penyakit infeksi menular yang harus ditangani, di pihak lain mulai meningkatnya penyakit tidak menular. Disamping itu, status kesehatan masyarakat masih jauh tertinggal dibandingkan dengan kemajuan yangdicapai oleh daerah lain di tingkat provinsi maupun secara nasional.

Dari aspek politik, perkembangan proses demokratisasi sejak tahun 1997 hingga selesainyaproses Pemilu tahun 2004 yang lalu telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masatransisi demokrasi menuju arah konsolidasi demokrasi. Salah satu kebijakan strategis adalah kebijakandesentralisasi dan otonomi daerah yang berimplikasi kepada pemekaran provinsi, kabupaten dan kotamemberikan ruang yang lebih leluasa kepada masyarakat guna mempercepat pembangunan daerah.Proses demokratisasi yang dijalankkan telah membuat masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe semakinsadar akan hak dan tanggung jawabnya. Dalam hubungan ini, partisipasi masyarakat diberi ruang yangcukup dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan/pembangunan. Namun demikian, dinamikapembentukan, perubahan dan jalannya sistim politik sejak proklamasi kemerdekaan sampai dengan masaOrde Baru belum mampu membangun fondasi yang kokoh bagi berkembangnya demokrasi dalamkehidupan sosial masyarakat. Dalam kurun waktu sampai dengan Era Orde Baru tersebut, kehidupan sosialpolitik didominasi oleh kekuatan eksekutif yang bersifat sentralistik didukung oleh kekuatan militer. Birokrattidak netral dan menjadi pendukung utama kekuasaan penguasa. Sistim kepartaian didominasi oleh partaitertentu, tidak terjadinya hak politik rakyat, budaya paternalistik yang sempit, penyelenggaraan Pemilu belumdilakukan dengan jujur dan bersih, serta kurangnya kebebasan dan media masa pada umumnya. Dari aspekpemberdayaan perempuan dan anak serta pemuda telah pula menunjukan peningkatan ditandai darisemakin baiknya kualitas hidup perempuan dan anak serta partisipasi pemuda dalam pembangunan jugasemakin membaik seiring dengan budaya olahraga yang makin meluas di kalangan masyarakat.

Taraf kesejahteraan sosial masyarakat telah cukup memadai sejalan dengan berbagai upayapemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan termasuk bagipenyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Meskipun demikian kualitas hidup dan peran perempuanterutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik masih rendah. Itulah sebabnuya,pembangunan kualitas manusia tetap menjadi perhatian penting. Sumber daya manusia (SDM) merupakansubjek dan sekaligus objek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak kandunganhingga akhir hayat. Kualitas SDM menjadi semakin baik antara lain ditandai dengan meningkatnyaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) yang secara rinci nilai indeks tersebut merupakan komposit dariAngka Harapan Hidup saat lahir, Angka Melek Aksara penduduk usia 15 tahun ke atas (gabungan angkapartisipasi kasarjumlah pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi) serta Pendapatan DomestikBruto Per-Kapita yang dihitung berdasarkan prioritas daya beli (purchasing power parity). Akantetapi, nilai-nilai ini relatif rendah jika dibandingkan dengan banyak daerah di Indonesia terutama kawasanbarat. Selanjutnya, gambaran kondisi sosial budaya dan politik akan dilengkapi dengan analisis proyeksipeluang, ancaman, permasalahan dan keberhasilan yang sifatnya mendorong atau sebaliknyamenghambat perwujudan Visi dan Misi Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam periode 20 (dua puluh) tahun kedepan sebagai berikut:

Proyeksi Peluang

Komunitas Kepulauan Sangihe sebagai masyarakat religius diyakini sebagai umat yang senantiasadiberkati Tuhan. Demikian pula kehidupan sosial kemasyarakatan yang dilandasi rasa kekeluargaan yangterus terpelihara. Realitas ini akan semakin menjamin dan terbinanya toleransi dan kerukunan antar umatberagama terutama kebebasan dalam menjalankan ibadah keagamaannya sekaligus akan mendorong danmemberikan peluang terciptanya iklim yang kondusif bagi upaya-upaya perlindungan dan penghormatanterhadap hak-hak asasi manusia.

Implementasi otonomi daerah dengan kebijakan desentralisasi yang terus bergulir dewasa ini,memberikan kesempatan yang luas bagi pemerintah daerah dalam merancang akselerasi pembangunandi bidang sosial budaya dan politik yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat melalui pendekatanenam klaster pengembangan.

Khusus pengembangan pendidikan, kebijakan Pemerintah Pusat yang tertuang dalamAmandemen UUD 1945 secara tegas telah mengatur bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan,

Page 19: RPJP Sangihe

19

pemerintah wajib menyediakan alokasi dana minimal 20% dari Anggaran Pembangunan untuk bidangpendidikan. Kebijakan ini memberikan peluang kepada Pemerintah Daerah untuk mengimplementasikansejumlah program kegiatan yang belum mampu dibiayai melalui kemampuan anggaran daerah.Disamping itu, keberpihakan pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentangRencana Pembangunan Jangka Penjang Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 berkorelasi positif denganpeningkatan kualitas pendidikan bagi daerah perbatasan dan daerah tertinggal terutama dalammengurangi kesenjangan dalam pelayanan pendidikan.

Di bidang politik, perkembangan proses demokrasi sejak tahun 1997 hingga selesainya prosesPemilu tahun 2004 lalu telah memberikan peluang untuk mengakhiri masa transisi demokrasi menuju kearah proses konsolidasi demokrasi. Dengan adanya penataan kembali kewenangan eksekutif, legislatif danyudikatif termasuk di dalamnya kekuasaan dari lembaga-lembaga yang baru seperti MahkamahKonstitusi, Komisi Yudisial, dan Dewan Perwakilan Daerah sebagai wujud pelaksanaan Amandemen UUD1945 yang telah mengubah dasar-dasar konsensus dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa danbernegara baik pada tatanan suprastruktur maupun infrastruktur politik telah memberikan peluang kearahterwujudnya keseimbangan kekuasaan.

Di bidang kesehatan, pengembangan daya saing SDM untuk mendukung komitmen Pemerintahyang memprioritaskan pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan (sustainable) dan mandiri sangatmungkin dikembangkan karena berbagai peluang berikut: (i) Adanya komitmen Pemerintah Pusat dalammengembangkan daerah perbatasan; (ii) Kawasan perbatasan memiliki peluang peluang kerjasamaantar kawasan dan kerjasama dengan negara tetangga, (iii) Berkembangnya ilmu pengetahuan danteknologi di bidang kesehatan, (iv) Adanya insentif bagi tenaga kesehatan di wilayah terpencil/pulau-pulau,(v) Tersedianya sarana pendidikan kesehatan seperti Akademi Perawat yang merupakan aset daerah untukpemenuhan kebutuhan kesehatan di daerah, (vi) Banyaknya kegiatan magang dan simposium bersertifikasiyang dilaksanakan untuk peningkatan kualitas SDM kesehatan; dan (v) Terbukanya berbagai kesempatanuntuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan lebih tinggi melalui berbagai tawaran beasiswa untuk studi didalam maupun luar negeri.

Proyeksi Ancaman

Dalam kaitannya dengan pembangunan bidang sosial budaya dan politik, kualitas kehidupanmanusia dan masyarakat kabupaten kepulauan Sangihe terkait erat dengan kondisi kehidupanmasyarakatnya. Sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia, masyarakat di kabupaten kepulauanSangihe adalah masyarakat yang majemuk (plural society) baik dari segi agama maupun kehidupansosial lain nya.

Seiring dengan tuntutan global, kehidupan sosial budaya masyarakat turut mengalami dampakglobalisasi dan modernisasi yang secara perlahan menyebabkan pergeseran nilai-nilai sosial budayamasyarakat dan kehidupan politik. Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitaspelayanan dan pemahaman kehidupan beragama yang mencakup dimensi peningkatan kerukunan hidupumat beragama menghadapi berbagai ancaman yang mengatasnamakan agama, simbol-simbolkeagamaan yang bersifat memecahkan kerukuan umat beragama dan tidak dilandasi nilai-nilai luhuragama.

Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yang belum merata di wilayah kabupaten kepulauanSangihe terutama untuk daerah perdesaan, wilayah terpencil dan kepulauan dengan penyediaan tenagapengajar/guru terbatas sangat mempengaruhi peningkatan kualitas sumber daya manusia disampingitupula pemerintah daerah belum mampu menyediakan pelayanan dasar secara cuma-cuma bagi anak didikyang tidak mampu.

Dalam bidang kesehatan kabupaten kepulauan Sangihe menunjukan peningkatan, meskipundemikian dalam upaya untuk terus meningkatkan derajat kesehatan dan memperoleh pelayanan yangberkualitas berbagai ancaman sosial ekonomi serta perubahan lingkungan strategis global dan nasionalseperti Millennium Development Goals (MDGs) dan desentralisasi bidang kesehatan.

Page 20: RPJP Sangihe

20

Perkembangan pembangunan politik khususnya politik perempuan serta partisipasi anak dalampembangunan membentuk diskriminasi terhadap perempuan dan anak yang bersumber dari ketimpanganstruktur sosio-kultur masyarakat yang bias gender. Dalam konteks sosial ini ancaman yang dihadapiadalah masih terbatasnya akses sebagian besar perempuan terhadap layanan kesehatan, keterlibatandalam pendidikan yang lebih tinggi dan keterlibatan dalam kegiatan publik yang lebih luas sepertikesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki. Juga masih adanya hukum danperaturan perundangundangan yang bias gender, diskriminatif terhadap perempuan dan belum pedulianak.

Proyeksi Permasalahan.

Di masa yang akan datang, tatanan kehidupan sosial budaya dan politik dalam masyarakatakan menghadapi banyak perubahan sebagai akibat dari kemajuan pembangunan. Kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi serta pengaruh globalisasi tidak mungkin dihindari. Oleh karena itu, permasalahansosial, dan politik dalam bingkai kehidupan sosial budaya dan politik diperkirakan semakin sukar.Apabila ciri-ciri kehidupan sosial masyarakat, politik maupun budaya mengikuti sistem global, maka iniberarti bahwa pertumbuhan sosial budaya dan politik masyarakat bersentuhan langsung dengan sumberdaya manusia dan ukuran kualitas ini adalah derajat pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat.

Dari aspek kehidupan beragama, kesadaran masyarakat dalam kehidupan beragama belum mampusepenuhnya menjamin kualitas kehidupan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kemampuan sistem pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu masihmemerlukan berbagai upaya sistematik, terarah dan berkelanjutan guna meningkatkan relevansinyadengan kebutuhan-kebutuhan yang semakin bervariasi. Dari aspek budaya, upaya pembentukan karakter,kurangnya keteladanan, lemahnya budaya taat hukum, cepatnya penyerapan budaya global yang bersifatnegatif serta tidak meratanya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat masih merupakan permasalahanyang akan dihadapi. Dari aspek kesehatan, disparitas status kesehatan antar wilayah, tingkat sosial ekonomidan gender masih cukup lebar. Pemberdayaan perempuan terutama pada bidang pendidikan, kesehatan,ekonomi dan politik masih rendah. Selain itu, dinamika politik masih belum mampu membangun fondasiyang kokoh dalam perkembangan demokrasi dalam kehidupan sosial masyarakat. Adapun berbagaipermasalahan terkait dengan pembangunan sosial budaya dan politik di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalahsebagai berikut:

1. Pemerataan pendidikan dan tingkat pendidikan masih relatif rendah;

2. Terbatasnya jumlah tenaga guru/pengajar terutama diwilayah pulau-pulau;

3. Tenaga dokter, tenaga paramedis belum tersebar secara merata didaerah terpencil, karenawilayah perkotaan masih menjadi pilihan dalam bekerja;

4. Terbatasnya sarana dan peralatan puskesmas;

5. Tuntutan demokratisasi dalam kehidupan politik yang belum menjamin tatanan kehidupan demokrasi;

6. Potensi budaya yang cukup besar belum sepenuhnya mampu dikelolah dengan baik;

7. Kehidupan sosial politik didominasi oleh kekuasaan eksekutif yang bersifat sentralistik yangdidukung oleh kekuatan militer;

8. Sistim kepartaian didominasi oleh partai tertentu, tidak terjadinya hak politik rakyat, budayapaternalistik yang sempit;

9. Potensi wilayah perbatasan dibawah payung BCA, untuk memfasilitasi kunjungan antara masyarakatpulau-pulau perbatasan di wilayah Republik Indonesia berkembang secara negatif karena aturantidak lagi mampu menampung kebutuhan-kebutuhan rill masyarakat kedua belah pihak (RI-Philipina);

10. Perilaku pemabukan, penyalagunaan kekuasaan, perjudian, perceraian, pengrusakanlingkungan masih akan berlangsung;

Page 21: RPJP Sangihe

21

11. Pesan-pesan moral agama belum sepenuhnya dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari;

12. Dari aspek budaya, potensi budaya yang cukup besar belum mampu dikelolah dengan baik sehinggabelum sepenuhnya memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan daerah; dan

13. Kurangnya penghargaan terhadap nilai-nilai budaya, bahasa dan solidaritas, rendahnya keteladananpara pemimpin, lemahnya budaya taat hukum, cepatnya penyerapan budaya global yang bersifatnegatif dan tidak meratanya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

Proyeksi Keberhasilan

Dari berbagai dinamika kehidupan sosial budaya dan politik masyarakat daerah KabupatenKepulauan Sangihe, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam dimensi 20 tahun ke depanakan terjadi prioritas pembangunan terutama dalam upaya mengatasi rendahnya tingkat pendidikanmasyarakat khususnya perempuan serta tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan.

Sikap budaya dan perilaku politik yang dikembangkan dititikberatkan pada proses penanaman nilai-nilai demokrasi terutama penghormatan terhadap hak-hak azasi manusia, nilai-nilai persamaan serta nilai-nilaitoleransi politik, melalui berbagai wacana dan media dalam bidang kesehatan, peningkatan derajatkesehatan lebih diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan melalui pemberdayaan kesehatan denganmemperhatikan karakteristik Daerah dan Klaster Kepulaun terutama pada pelayanan kesehatan bagipenduduk miskin, dan yang berada di daerah bencana.

Peningkatan kualitas pendidikan lebih diarahkan pada harkat, martabat dan kualitas SMD, sehinggaperlu penyediaan sarana dan pendukung pembelajaran yang memadai dan meningkatkan pemberdayaanmasyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan terjangkau semua jenjang pendidikanyang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan sosial ekonomi daerah.

Sistim jaminan sosial dikembangkan bagi seluruh rakyat sebagai wacana pengembangan yagnsesuai dengan martabat kemanusiaan dan diupayakan tidak merusak budaya yang telah berakar dimasyarakat.

Keberadaan kehidupan umat beragama, adat budaya dan tradisi-tradisi sangat menunjangpelaksanaan pembangunan disamping iklim bersifat kondusif dalam pengembangan demokrasi di berbagaibidang aspek kehidupan serta adanya wadah BKSUA, kerukunan antar umat beragama yang didukungoleh saran peribadatan.

2.1.5. Prasarana dan Sarana.

Bidang Sarana dan Prasarana yang meliputi sumberdaya air, transportasi, telekomunikasi dankelistrikan serta perumahan dan permukiman sampai saat ini kondisi pelayanan dan penyediaan umumnyabelum berperan secara optimal, baik kualitas dan kuantitas.

Sebaran dan ketersediaan sumberdaya air di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe sangatbervariasi; pada wilayah pulau-pulau kecil ketersediaan sumberdaya air merupakan masalah yangdijumpai hampir setiap tahun. Untuk pulau besar, masalah yang timbul lebih banyak disebabkan olehkondisi lingkungan yang makin tidak kondusif sehingga makin mempercepat kelangkaan air. Kerusakanlingkungan antara lain disebabkan oleh terjadinya degradasi daya dukung daerah aliran sungai yangdiakibatkan oleh kerusakan hutan dengan ditandai meluasnya lahan kritis.

Pengembangan dan pengelolaan infrastruktur sumberdaya air untuk pengendalian daya rusakair terutama untuk pengendalian banjir dan pengairan, sampai saat ini masih belum memadai. Hal ini terlihatdengan lemahnya koordinasi kelembagaan dan ketatalaksanaan sumberdaya air yang antara lain berdampakkegiatan pertambangan bahan bangunan yang tidak terkontrol yang dilakukan oleh kontraktor proyek maupunmasyarakat serta adanya perambahan hutan dan pembukaan lahan perkebunan baru. Walaupun demikiantelah diupayakan sejumlah program dan kegiatan untuk mendukung pengembangan dan pengelolaaninfrastruktur sumberdaya air di daerah ini antara lain program kegiatan Survei Identifikasi Sungai yang ada

Page 22: RPJP Sangihe

22

di wilayah Sangihe, pembangunan saluran irigasi, normalisasi/penataan rawa pasang surut,pemeliharaan/perbai kan alur sungai maupun survey geolistrik air tanah.

Keberadaan geografis wilayah dengan karakteristik kepulauan yang tidak didukung oleh fasilitastransportasi yang memadai telah melahirkan masalah tersendiri terhadap Manajemen Pemerintahan diKabupaten ini, yang terindikasi antar lain melalui LAMBANNYA PELAYANAN PUBLIK dan doronganterhadap KINERJA PEREKONOMIAN, karena belum terciptanya kesetaraan dan keseimbangan penguatanakses antarpulau dan klaster-klaster yang ada.

Selama sepuluh tahun terakhir, pembangunan prasarana jalan diperhadapkan dengan beberapapermasalahan seperti aspek kapasitas, kondisi/jumlah dan kualitas prasarana dan sarana fisik, kelembagaandan peraturan, sumber daya manusia, teknologi pendanaan dan investasi, manajemen, operasi danpemeliharaan. Disamping itu kondisi jalan provinsi dan kabupaten cenderung mengalami penurunandisebabkan kualitas kontruksi jalan yang belum optimal, pembebanan berlebihan, bencana alam sepertilongsor, banjir dan gempa bumi serta menurunnya kemampuan pembiayaan pemeliharaan jalan olehpemerintah.

Ruas-ruas jalan/jembatan terutama di pulau-pulau besar seperti Sangihe, Siau danTagulandang belum secara optimal mendukung kelancaran arus distribusi barang-barang konsumsi kepelosok pedesaan. Demikian pula mobilitas barangbarang dari sentra-sentra produksi di pelosokpedesaan ke pusat-pusat pemasaran di tiap pulau maupun wilayah pulau, disamping itu dalampelaksanaan pembangunan prasarana jalan juga diperhadapkan pada rendahnya kesadaran dan kepedulianmasyarakat, misalnya dalam hal tuntutan ganti rugi dan harga sewa tanah yang terlalu berlebihanmengakibatkan berpengaruh terhadap pembukaan jalur jalan baru.

Keberadaan sebagai daerah kepulauan diperhadapkan dengan terbatasnya jumlah prasaranadan sarana penyeberangan serta pelayanan angkutan penyeberangan untuk menjangkau danmelayani kebutuhan angkutan antar pulau dan wilayah terpencil.

Walaupun diperhadapkan pada sejumlah permasalahan, pembangunan sektor perhubungan darat didaerah ini dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan dan kemajuan, baik dalam penyediaansarana maupun prasarana penunjang kegiatan seperti pembangunan/peningkatan atau rehabilitasi jalan danjembatan, pembangunan terminal/halte penumpang, Penambahan sarana dan prasarana keselamatanjalan, Terbangunnya 2 (dua) dermaga penyeberangan fery.

Pembangunan/peningkatan atau rehabilitasi jalan dan jembatan berdampak langsung padapeningkatan kualitas dan kuantitas jalan di daerah ini. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya panjangjalan, pada tahun 1995 panjang jalan provinsi sepanjang 180, 13 km dan jalan kabupaten 361,65 km,dan pada akhir tahun 2004 panjang Jalan Kabupaten mencapai 479,80 km, sedangkan untuk jalanprovinsi, sesuai dengan Surat Dirjen Prasarana Wilayah Nomor: UM.0103-Dp/336.1 tanggal 8 Agustus 2002dan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:375/KPTS/M/2004 dan Nomor: 376/KPTS/M/2004 telah terjadi perubahan status jalan yaitu menjadi jalan;Jalan Nasional sepanjang 87,45 km, Jalan Provinsi 92,68 km. Selain itu juga telah terbangun beberapaterminal penumpang di beberapa ibukota kecamatan, 2 buah dermaga fery di Pananaru dan Sawang BandilSiau Timur Selatan serta. Terealisasinya bantuan Pemerintah Pusat berupa armada angkutan darat perintis(Bus Damri 2 Buah) serta subsidi untuk pengoperasiannya yang berada di pulau Sangihe.

Fasilitas transportasi laut yang diharapkan dapat berfungsi sebagai jembatan maritim gunamerangkai seluruh klaster kepulauan di Kabupaten Sangihe agar boleh berintegrasi dan bersinergi secarakompak ke dalam dinamika sistem mata rantai pembangunan di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara maupundalam konsep pengembangan secara Nasional dalam kaitan pembinaan kesatuan ekonomi, politik, sosialbudaya dan pertahanan keamanan, hingga kini dirasakan sangat sulit untuk mewujudkannya, mengingatminimnya pembiayaan, serta faktor-faktor lain yang bertalian dengan kebijakan secara Nasional yangperlu penyesuaian dengan kebutuhan riil di Daerah ini. Saat ini kebutuhan akan sarana angkutan laut lebihtergantung pada peran swasta, ketersediaan akan sarana transportasi laut untuk merangkai keseluruhanpulau belum memadai. Hal yang sama juga dirasakan pada pengembangan transportasi udara, minimya

Page 23: RPJP Sangihe

23

pembiayaan untuk pen ingkatan fasilitas di Bandara Naha turut berpengaruh terhadap upaya Pemerintahguna menjadikan bandara ini mempunyai PERAN YANG STRATEGIS untuk:

1) Membuka isolasi sebagai penyebab keterpencilan/ketertinggalan Kabupaten KepulauanSangihe (outward looking/inward looking);

2) Memposisikan kawasan perbatasan Kepulauan Sangihe yang selama ini sebagai daerah pinggirandan terkebelakang, menjadi "Beranda Depan Negara Kesatuan Republik Indonesia";

3) Memperkuat aksesibilitas Masyarakat dan Pemerintah Daerah guna mengantisipasi peluang-peluang kerja sama Bidang Ekonomi baik Nasional, Regional maupun Internasionalmemasuki era pasar bebas, dan berbagai aspek

4) yang bertalian dengan dinamika globalisasi;

5) Merangkai dinamika Kepulauan Sangihe agar boleh terintegrasi dan bersinergi ke dalamdinamika sistem mata rantai pembangunan wilayah Provinsi Sulawesi Utara maupun dalamkonsep Pembangunan secara Nasional;

6) Meningkatkan mobilitas orang, barang dan jasa masuk dan keluar Daerah;

7) Mendukung dan mempermudah penyelenggaraan tugas-tugas TNI/POLRI dalam rangka pengendaliankeamanan dan ketertiban daerah perbatasan yang pada gilirannya menjaga stabilitas keamanannasional; dan

8) Membantu memperlancar pelaksanaan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan PelayananMasyarakat.

Ketersediaan pelayanan jaringan telekomunikasi di daerah ini masih belum memadai. Saranatelekomunikasi sebagian besar masih terfokus pada pulau yang daratannya sangat luas, seperti PulauSangihe, Pulau Siau dan Pulau Tagulandang. Untuk kecamatan dan pulau-pulau kecil lainnya yang sulitdijangkau dengan jaringan telepon, saat ini sedang diusahakan pembangunannya walaupun terbatashanya pada sistim Satelit atau VSAT. Piranti telekomunikasi yang dominan dipakai oleh kawasan atauwilayah yang sulit dijangkau saat ini masih mengandalkan piranti komunikasi yang dimiliki olehPemerintah daerah yang digunakan di kantor kecamatan, PLN atau Radio HandyTalky para Amatir Radio.

Peran Pihak Swasta juga turut membantu keberadaan akan kebutuhan sarana Telekomunikasi didaerah ini, yakni pada Tahun 2003 sampai Akhir Tahun 2005 sudah dibangun beberapa Unit StasiunTransmisi Telepon Seluler SATELINDO (Mentari) dan TELKOMSEL (Sempati) di Pulau Sangihe (4 stasiun)Siau (2 Stasiun), Tagulandang (2 Stasiun), dan Tamako (2 Stasiun). Guna memenuhi kebutuhan masyarakatakan kebutuhan sarana telekomunikasi ini, saat ini Pihak Satelindo dan Telkomsel akan mengembangkanstasiun pada wilayah atau pulau-pulau yang belum terjangkau dengan sarana telekomunikasi tersebut.

Penyediaan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman di Kabupaten Kepulauan Sangihe lebihdifokuskan pada pemenuhan rumah sederhana sehat bagi masyarakat berpendapatan rendah. Namunkedepan dengan adanya perkembangan kota yang diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk makapengembangan kawasan perumahan dan permukiman melalui penciptaan lokasi-lokasi permukiman khususnyadi daerah perkotaan. Disamping itu kendala lain yang dihadapi adalah terjadinya kesenjangan (mismatch)dalam pembiayaan perumahan disebabkan belum adanya sumber pembiayaan perumahan jangkapanjang. Saat ini pembiayaan penyediaan perumahan dan permukiman di daerah ini masih tergantung padaperan pemerintah.

Di sektor ketenagalistrikan, Pemerintah Daerah juga menghadapi kendala yang sampai saat inimasih terus mengemuka karena konfigurasi geografis yang terdiri dari 112 pulau besar/kecil denganpersebaran penduduk yang timpang (terjadi penumpukan jumlah penduduk terutama di Pulau Sangihe,Siau dan Tagulandang). Walaupun potensi cadangan energi pr imer cukup besar,pengembangan sistem kelistrikan yang optimal masih mengalami kesulitan karena lokasi-lokasi distribusijauh/terpisah dari pusat beban (wilayah kepulauan). Di samping itu infrastruktur pendukung yang

Page 24: RPJP Sangihe

24

lemah serta kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan danteknologi masih sangat minim. Sementara itu budaya usaha di bidang kelistrikan belum berkembang.Pertumbuhan kebutuhan masyarakat terhadap tenaga listrik cenderung meningkat secara signifikan setiaptahun tetapi pada sisi yang lain daya beli masyarakat masih rendah dan tidak merata. Regulasi investasiyang belum tertata dengan baik, citra politis, instabilitas ekonomi dan moneter sangat mempengaruhi minatswasta untuk berinvestasi di bidang kelistrikan.

Proyeksi Peluang.

Secara umum terbukanya peluang pengembangan di bidang infrastruktur dimungkinkan karenaadanya komitmen yang kuat dari Pemerintah Indonesia untuk memacu Perkembangan Kawasan Perbatasanguna memperkecil kesenjangan antar wilayah sekaligus memberikan jaminan keamanan demi tegaknyakedaulatan NKRI serta kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam halperencanaan dan penataan ruang kawasan Perbatasan.

Sebagai kawasan pintu gerbang bagian utara di wilayah Indonesia maka pengembangantransportasi perhubungan laut merupakan bagian yang perlu diperhitungkan dalam pengembangannya. Halini dikaitkan dengan peluang pengembangan kerja sama antara kawasan di Asia Pasifik di masamendatang, yakni dengan mempersiapkan dan meningkatkan sarana dan prasarana tranportasi laut.

Pada sub bidang transportasi udara pengembangan bandar udara Naha sebagai OutwardLooking (pelabuhan transit bagi penumpang dan barang yang masuk dan keluar negeri), denganstrategisnya posisi daerah ini sebagai perbatasan tentunya menjadi pintu gerbang lalu lintas manusia danbarang yang masuk dan keluar negeri.

Peluang pengembangan pada sektor Perumahan dan Permukiman lebih banyak dimungkinkandengan kebijakan pemerintah untuk memajukan daerah perbatasan dengan pemberian bantuan programperumahan daerah perbatasan.

Pada sektor kelistrikan, peluang pengembangan teknologi sumber daya alternatif berupapembangkit listrik tenaga angin, solar cell memungkinkan untuk dikembangkan di daerah ini karena ditunjangdengan kondisi cuaca dan iklim serta topografi wilayah kepulauan dan berbukit.

Proyeksi Ancaman.

Adanya kerjasama regional dan interregional diberbagai aspek menuntut ketersediaan akaninfrastruktur yang lengkap dan modern seperti jaringan jalan yang menjangkau keseluruhan wilayah,dermaga peti kemas, fasilitas bandara dan jaringan telekomunikasi yang modern serta ketersediaan akansumberdaya energi kelistrikan.

Adanya ancaman akibat minimnya aksesibilitas dari dan keluar kawasan perbatasan wilayahmerupakan salah satu faktor yang turut mendorong orientasi masyarakat yang cenderung berkiblat aktifitassosial ekonominya kenegara tetangga yang secara jangka panjang dikhawatirkan akan memunculkandegradasi nasionalisme masyarakat yang tinggal diperbatasan.

Dalam hal pemenuhan akan ketersediaan air, ancaman yang dihadapi adalah menurunnyakesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam penggunaan sumber alam yang ada seperti;kegiatan pertambangan galian bahan bangunan yang tidak terkontrol, pengelolaan dan pemanfaatansumber air baku yang berleb ihan, dl l . Dalam bidang kel ist r ikan ancaman yang dihadapiyaitu ketergantungan akan sumber daya energi diesel, yang diperkirakan untuk beberapa tahun kedepantidak lagi ekonomis akibat adanya kecenderungan kenaikan harga BBM yang secara langsungmempengaruhi biaya operasionalnya.

Proyeksi Permasalahan

Masalah pokok yang akan menghambat peningkatan infrastruktur di daerah ini adalahketersediaan dukungan dana.

Page 25: RPJP Sangihe

25

Khusus untuk pengembangan infrastruktur sumberdaya air, masalah yang dihadapi adalahkerusakan lingkungan (hutan) yang semakin meluas dan berdampak pada keberlangsungan dayadukung sumber daya air. Masalah lain yang mungkin akan muncul adalah permintaan kebutuhan pelayanan(barang, jasa, manusia) yang tidak diimbangi dengan pengembangan/peningkatan infrastruktur perhubungan,perumahan, kelistrikan dan telekomunikasi.

Proyeksi Keberhasilan

Bertolak dari peluang, ancaman dan permasalahan di atas maka pada 20 tahun kedepandiharapkan gambaran peningkatan infrastruktur sumberdaya air dapat diwujudkan dengan berkurangnyajaringan irigasi yang tidak berfungsi, bertambahnya tanggul pengaman pantai, berkurangnya wilayah rawanbanjir dan longsor, berfungsinya institusi Sumber Daya Air secara professional, tersedianya air Baku/Air Bersihdi pulau-pulau kecil terpencil, terealisasinya pengelolaan dan konservasi sungai danau dan sumber airlainnya, terealisasinya jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya serta terealisasinyapengendalian banjir dan pengaman pantai. Demikian juga untuk infrastruktur transportasi dan telekomunikasidiharapkan mengalami kemajuan, yaitu untuk Transportasi darat: bertambahnya ruas panjang jalan yangberaspal dan jembatan Nasional, sarana prasarana keselamatan pengguna jalan yang semakin memadaiyang disesuaikan dengan kondisi dan keberadaan wilayah, rampungnya jalan lingkar pulau (Sangihe, Siaudan Pulau Tagulandang), meningkatnya pembangunan jalan dan jembatan arteri primer untukmenanggulangi kemacetan, peningkatan pembangunan jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupatenserta penanganan jalan pada wilayah pedesaan, wilayah terisolasi dan pulau-pulau kecil sertameningkatnya jumlah pelabuhan penyebrangan fery. Transportasi laut: meningkatnya jasa transportasi lautpulau kecil dan pusatpusat pemasaran, meningkatnya kinerja dan efisiensi pelabuhan, meningkatnyajumlah dermaga pada beberapa pulau atau Ibukota kecamatan lainnya, bertambahnya fasilitaspendukung pelabuhan (Lahan Parkir, Ruang Tunggu, Panjang Dermaga, Gudang, Karantina dll) yangdilengkapi dengan sarana bantu navigasi pelayaran, tersedianya angkutan pelayaran yang dikelola olehpihak Pemerintah Daerah. Transportasi udara: meningkatnya/bertambahnya fasilitas bandara yangdidukung dengan kualitas pelayanan yang professional (ketertiban, keamanan, kelayakan dankeselamatan).

Perumahan dan permukiman : terpenuhinya kebutuhan hunian bagi masyarakat melalui terciptanya pasarprimer yang sehat, efisien, akuntabel, tidak diskriminatif, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakatyang didukung oleh sistim pembiayaan perumahan jangka panjang yang market friendly,efisien, dan akuntabel. Telekomunikasi dan Kelistrikan: diharapkan semua wilayah di daerah ini sudahterjangkau dengan jaringan telekomunikasi dan fasilitas kelistrikan.

2.1.6. Pemerintahan

Salah satu agenda penting dalam pembangunan pemerintahan adalah menciptakan pemerintahanyang bersih dan berwibawa. Aspek-aspek penting yang berkaitan dengan upaya mewujudkan tatapemerintahan yang baik adalah keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas, efisiensi, penegakan supremasi hukumdan peningkatan peluang partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian danketerpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, berbagai langkah kebijakan terarah pada perubahan kelembagaan dan sistim pengawasanserta pemeriksaan yang efektif sangat diperlukan.

Otonomi daerah, sebagai salah satu dari sejumlah kebijakan strategis Pemerintah untukmenjawab berbagai tuntutan reformasi, telah mengubah penyelenggaraan pemerintahan dari polapemerintahan bersifat sentralistik menjadi pola terdesentralisasi. Melalui kebijakan ini, pengambilankeputusan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik diharapkan menjadi lebihsederhana dan cepat karena dapat dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan yang telahditetapkan. Kebijakan ini sangat dibutuhkan tidak saja untuk menghadapi berbagai tuntutanperkembangan di era yang semakin kompetitif ini, tetapi juga untuk mengentaskan sisa-sisapermasalahan yang terjadi pada waktu-waktu lalu yang hingga kini masih terus diupayakanpenanggulangannya. Berbagai permasalahan warisan masa-masa sebelumnya berkembang danmeningkat derajat kompleksitasnya disebabkan telah terjadi perubahan-perubahan besar terutama yang

Page 26: RPJP Sangihe

26

terkait dengan DESENTRALISASI, DEMOKRATISASI, GLOBALISASI dan REVOLUSI TEKNOLOGIINFORMASI.

Proyeksi permasalaan

Sejak diterapkannya kebijakan ini dalam pembangunan pemerintahan di Kabupaten KepulauanSangihe, berbagai penataan kelembagaan secara intensif telah diterapkan dalam beberapa tahun terakhiroleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai tanggapan terhadap pembentukan daerahotonom baru dan tuntutan perkembangan perundang-undangan yang berlaku. Walaupun demikian,birokrasi belum mengalami perubahan mendasar dan masih banyak permasalahan yang belumterselesaikan. Permasalahan-permasalahan yang sedemikian kompleks makin menuntut kesiapanaparatur untuk menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat dan pelayanan yang berkualitas. Beberapadari sejumlah permasalaan itu antara lain; (i) reformasi birokrasi belum sepenuhnya menjawab tuntutanmasyarakat, (ii ) masih ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah yang belumjelas, (iii) kerjasama antar pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah dengan negara tetangga masihrendah, (iv) penyelenggaraan kelembagaan pemerintah daerah belum efektif dan efisien, (v) kapasitasaparatur pemerintah daerah masih terbatas dan tergolong rendah, (vi) kapasitas keuangan pemerintahdaerah masih terbatas, (vii) pemekaran wilayah belum sepenuhnya menjawab berbagai permasalahanmendasar (viii) konsep pembangunan wilayah kepulauan masih bersifat kontinental dan cenderung inwardlooking. Berbagai upaya akan diarahkan pada pemecahan permasalahanpermasalahan ini dalamkurun waktu 20 tahun ke depan.

Reformasi birokrasi yang belum berjalan sebagaimana diharapkan

diduga terkait erat dengan kompleksitas permasalahan yang sedang dihadapi seperti tingkat penyalahgunaanwewenang dan praktek KKN yang masih tetap berlangsung dan pengawasan terhadap kinerja birokrasiyang masih lemah. Permasalahanpermasalah ini belum sepenuhnya dapat diatasi baik secara internalmaupun eksternal. Secara internal, berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi dan internalbirokrasi itu sendiri masih merupakan masalah kompleks yang membutuhkan upayapemecahan secara bertahap dan terarah dalam kurun waktu 20 tahun ke depan. Faktor demokratisasi dandesentralisasi telah membawa dampak terhadap proses pengambilan keputusan kebijakan publik.Dampak ini terkait dengan meningkatnya tuntutan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik,penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik seperti transparansi, akuntabilitas dan kualitaskinerja publik, ketaatan hukum dan pelimpahan tanggung jawab, serta tingginya tuntutan pelimpahankewenangan dan pengambilan keputusan. Secara internal, berbagai permasalah yang sedang dihadapiadalah pelanggaran disiplin, penyalahgunaan kewenangan, praktek KKN, rendahnya kinerja SDM dankelembagaan aparatur, sistim kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan belum memadai,efisiensi dan efektifitas kerja yang masih rendah, kualitas pelayanan umum belum optimal dan banyakperaturan yang tidak lagi relevan dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.Sementara faktor eksternal seperti globalisasi dan revolusi teknologi informasi juga turut memberikandampak signifikan terhadap upaya-upaya pencarian kebijakankebijakan alternatif untuk pemecahanberbagai masalah ini.

Cakupan wilayah pemerintahan yang luas apalagi di Kabupaten

Kepulauan Sangihe yang terdiri dari ratusan pulau menyebabkan penyelenggaran pemerintahan danpembangunan tidak efektif yang berakibat pada ketertinggalan wilayah ini dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Provinsi Sulawesi Utara.

Masih banyak kewenangan daerah yang belum didesentralisasikan

karena peraturan dan perundangan sektoral yang belum disesuaikan dengan Undang-undang tentangPemerintahan Daerah. Hal ini memicu berbagai permasalah seperti dalam hal kewenangan, pengelolaanAPBD, pengelolaan suatu kawasan atau pelayanan tertentu, pengaturan pembagian hasil sumber daya alamdan pajak dll. Selain itu adalah tumpang tindih kewenangan antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota yangmengakibatkan berbagai konflik antara berbagai pihak dalam penerapan berbagai aturan.

Page 27: RPJP Sangihe

27

Kerjasama antar pemerintah daerah maupun kerjasama pemerintah

daerah dengan negara tetangga masih tergolong rendah terutama dalam penyediaan pelayananmasyarakat di wilayah terpencil, perbatasan daerah, pemanfaatan sumber daya secara bersama,kerjasama di bidang pendidikan, kesehatan, perikanan, perkebunan dan perikanan termasuk dalampengelolaan pasca panen dll.

Umumnya struktur organisasi pemerintah daerah masih besar dan

tumpang tindih. Di samping itu, prasarana dan sarana pemerintahan masih minim dan belum ada standarpelayanan minimum. Hubungan kerja antar lembaga seperti pemerintah daerah, DPR, masyarakat danorganisasi non pemerintah belum optimal.

Sumber daya dan kapasitas aparatur pemerintah daerah masih

terbatas. Hal ini dapat dilihat dari ketersedian aparatur pemerintah daerah dari segi jumlah maupunprofesionalisme, terbatasnya kesejahteraan aparat pemerintah daerah serta tidak proporsionalnyadistribusi yang menyebabkan tingkat pelayanan publik tidak optimal yang ditandai dengan lambatnyakinerja pelayanan, tidak ada kepastian waktu, tidak transparan dan kurang responsif terhadap permasalahpembangunan di daerah. Di samping itu sistim dan regulasi yang memadai dalam perekrutan dan pola kariraparatur pemerintah daerah.

Kapasitas keuangan daerah masih terbatas yang ditandai dengan

terbatasnya efektivitas, efisiensi dan optimal isasi pemanfaatan sum ber-su m ber penerimaan daerah,belum efisiensinya prioritas alokasi belanja daerah secara proposional serta terbatasnya kemampuanpengelolaan termasuk dalam melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas sertaprofesionalisme.

Proyeksi Peluang

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa perubahanmendasar pola manajemen pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan di berbagai aspekkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terutama terkait dengan desentralisasi,demokratisasi, globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Landasan legal formal ini merupakanmanifestasi semangat reformasi yang telah menjadi konsensus dan komitmen nasional untukdiimplementasikan baik oleh suprastruktur maupun infrastruktur politik dalam satu kesatuan visi, intepretasidan presepsi.

Kebijakan Nasional berupa desentralisasi dan otonomi daerah yang berimplikasi kepadapemekaran provinsi, kabupaten dan kota telah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat diDaerah guna mempercepat Pembangunan Daerah. Di samping itu kondisi sosial dan ekonomi di seluruhwilayah Indonesia mempunyai kecenderungan akan bergerak ke arah yang lebih baik/maju. Indikator initercermin antara lain melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), relatif terkendalinyapengangguran, meningkatnya akses infrastruktur terutama transportasi dan telekomunikasi, pendidikan dankesehatan. Namun demikian, peningkatan kondisi sosial dan ekonomi tersebut relatif tidak merata serta sangatbervariasi antara satu Daerah dengan Daerah yang lain termasuk Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dalamhubungan ini ke depan perlu pula dipertimbangkan kemungkinan pemekaran Kabupaten Tagulandang-Biarodan kota Tahuna. Strategi dan kebijakan ini tak lain bertujuan mempermudah/menyederhanakan ManajemenPemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan kepada masyarakat umum sampai ke pelosok dankepulauan/pesisir yang terpencil.

Proyeksi Ancaman

Pemekaran wilayah di satu sisi memang menghasilkan layanan sosial yang lebih efisien, tetapidi sisi lain membuka peluang menguatnya semangat primordialisme. Hal ini antara lain terlihat darireaksi-reaksi penolakan dari satu kelompok terhadap kelompok etnis lainnya dalam berbagai wacana publikdengan alasan yang mengarah pada proses penguatan semangat sedemikian. Selain itu, batas wilayah

Page 28: RPJP Sangihe

28

menjadi salah satu potensi konflik disamping berkurangnya luas wilayah juga berarti penguranganpotensi sumber daya alam secara signifikan.

Proyeksi Keberhasilan

Adanya ketidakjelasan dalam pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat yang tergolong rendah, kelembagaan pemerintah daerahyang belum tertata baik, ketersediaan dan kualitas aparatur pemerintah daerah yang amat terbatas, kapasitasmaupun pengelolaan keuangan daerah yang tergolong rendah dan daerah otonom yang belumtertatabaikdiperkirakan akan terus menuntut upaya-upaya revitalisasi proses desentralisasi/otonomi daerah dan penciptaan tatapemerintahan yang bersih dan berwibawa dalam pembangunan pemerintahan Kabupaten KepulauanSangihe 20 tahun ke depan.

Pemekaran wilayah dengan segala konsekwensinya merupakan salah satu masalah mendasaryang akan dihadapi. Di samping dampak strategis seperti jangkauan dan kualitas pelayan publik yangdiperkirakan akan membaik dengan adanya pemekaran wilayah, berbagai hal berdampak tidakmenguntungkan bagi wilayah induk maupun wilayah yang dimekarkan seperti batas wilayah danpemahaman primordialisme semu diperkirakan akan menjadi tantangan serius bagi pencapaian tujuan-tujuanyang telah ditetapkan. Selain itu, upaya pemekaran wilayah diperkirakan tidak akan efektif jika semata-mata hanya didasarkan pada aspek politik. Itulah sebabnya, terkait dengan pemekaran wilayah upayayang lebih konkrit dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Kepulauan Sangihe harus lebihdiutamakan dari aspek-aspek lainnya.

Globalisasi dan revolusi teknologi (e-government) merupakan tantangan tersendiri dalamupaya menciptakan pemerintahan yang bersih, baik dan berwibawa. Hal ini terkait denganmeningkatnya ketidakpastian akibat perubahan faktor politik, ekonomi dan sosial, arus informasi yang makinderas yang berpeluang menimbulkan infiltrasi budaya dan terjadinya kesenjangan informasi dalammasyarakat. Perubahan-perubahan ini membutuhkan aparatur yang memiliki pengetahuan dan ketrampilanhandal untuk melakukan antisipasi, menggali potensi dan terobosan dalam menghadapi berbagai tuntutanperubahan.

2.1.7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan upaya strategis untukpembentukan iklim inovasi yang dapat menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumber daya manusiayang pada gilirannya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Di samping itu,peningkatan kemampuan iptek juga sangat diperlukan untuk meningkatkan standar kehidupan dankemandirian serta daya saing karena untuk tumbuh dan berkembang di era globalisasi, penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi (Iptek) guna menunjang terciptanya landasan yang kuat bagi terwujudnyakemajuan di berbagai aspek kehidupan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, merupakan salah satusyarat mutlak. Hingga saat ini penguasaan Iptek masih tergolong sangat rendah. Itulah sebabnya,pembangunan Iptek masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak sehingga penguasaan berbagaiaspek terkait dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini benar-benar dapatdimanfaatkan untuk mendukung perum usan kebijakan dan langkah-langkah pembangunan yang menjadiprioritas pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Proyeksi Permasalahan

Kemampuan Iptek Daerah Masih Rendah. Kemampuan menyerap ilmu

pengetahuan dan Teknologi (Iptek) belum dapat diandalkan. Faktor kualitas SDM serta faktor-faktorpendukung lainnya seperti ketidaktersediaan sarana dan prasarana pendidikan seperti perguruan tingginegeri dan lembaga penelitian dan pengembangan sangat mempengaruhi pengembangan IPTEK diKabupaten Kepulauan Sangihe.

Kontribusi Iptek Daerah Masih Sangat Rendah. Sejumlah penelitian

Page 29: RPJP Sangihe

29

yang telah dilakukan selang 2001-2003 sebagai hasil kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten KepulauanSangihe dengan lembaga-lembaga penelitian di tingkat provinsi masih terfragmentasi dan belumdisertai dengan kajian pasar secara matang sehingga sangat sulit ditindaklanjuti dalam bentukpengembangan produk atau jasa yang berdaya saing. Sinergi Kebijakan Iptek Masih Lemah sehinggakegiatan Iptek belum sanggup memberikan hasil signifikan. Kebijakan-kebijakan pendidikan dan Iptekbelum terintegrasi sehingga kapasitas

Kemampuan Iptek Belum Dapat Diandalkan untuk mengantisipasi dan

menanggulangi bencana, degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam Secara Berkelanjutan.Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan wilayah yang rawan bencana, namun belum ada kontribusiiptek daerah belum optimal dalam memberikan antisipasi dan solusi strategis terhadap berbagaipermasalahan terkait bencana alam seperti pemanasan global, banjir, longsor, gempa bumi dan tsunami.Hal ini juga berlaku pada upaya antisipasi dan penanggulangan degradasi lingkungan, pemecahanmasalah terkait dengan penguasaan informasi, kesehatan maupun eksplorasi serta pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan.

Proyeksi Ancaman

Derasnya arus globalisasi membawa perubahan paradigma yang mendasar pada sistem danmekanisme pemerintahan. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya REVOLUSI TEKNOLOGI danINFORMASI yang akan mempengaruhi aktivitas dan perilaku di bidang aparatur negara. Selain itu,kemajuan Iptek juga dapat mengakibatkan munculnya permasalahan lingkungan. Hal ini dikarenakan olehsistim manajemen dan teknologi pelestarian lingkungan belum berkembang.

Proyeksi Peluang

Revolusi teknologi dan informasi akan mempengaruhi manajemen penyelenggaraan negara danpemerintahan. Pemantapan teknologi informasi dalam bentuk E-Government, E-Business, dan Cyber Law selainakan menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah, juga akanmeningkatkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik. Itulah sebabnya, pemanfaatan TeknologiInformasi (TI) untuk menciptakan jaringan informasi yang interaktif antara pemerintah dengan pemerintah,pemerintah dengan dunia usaha dan pemerintah dengan masyarakat dalam bentuk E-government, E-learning, E-Procurement, E-Businessdan CyberLawuntuk menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat,lebih baik dan lebih murah akan diprioritaskan penataannya dalam kurun waktu 20 tahun ke depan.

Pengembangan Iptek memiliki peran penting antara lain dalam; (a) mendorongpengembangan manusia berkualifikasi tinggi, berakhlak mulai, penuh pengabdian kepada bangsa dannegara, (b) mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan (c) melestarikanlingkungan, sumber daya dan budaya daerah, (d) mendukung upaya pemecahan berbagai permasalahanterkait dengan pengembangan dan pembangunan daerah.

Proyeksi Keberhasilan

Dalam dimensi 20 tahun ke depan upaya penyerapan, penguasaan dan pemanfaatan IPTEK harusmenjadi prioritas dalam perencanaan dan implementasi program-program pembangunan di KabupatenKepulauan Sangihe karena untuk dapat menghasilkan produk-produk (barang dan jasa) yang mempunyaidaya saing tinggi, kemampuan dan kemandirian di era globalisasi merupakan kebutuhan m utlak.

Daya saing tinggi antara lain sangat dipengaruhi oleh tingkat produktifitas yang tinggi dan salah satufaktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas adalah penerapan teknologi tepat guna, sumber dayamanusia profesional, infrastruktur yang memadai dan iklim usaha yang kondusif. Itulah sebabnya, dalampenerapan Iptek di Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu diarahkan pada upaya peningkatan produktifitastinggi yang dapat dilakukan melalui peningkatan pendidikan guna mendorong kreatifitas, dan kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi dalam rangka percepatan pembangunan daerah yang didukung oleh prasaranadan sarana yang memadai. Selain itu, penguasaan dan penerapan teknologi informasi dan penerapan sistimMSTQ sudah harus diupayakan semaksimal mungkin. Kerjasama dengan perguruan tinggi, institusi lokal,

Page 30: RPJP Sangihe

30

nasional dan internasional akan mulai diintensifkan. Penguasaan Iptek akan diarahkan pada peningkatan usaha-usaha pemberdayaan masyarakat dalam penguasaan teknologi dengan prioritas pada teknologi tepat gunabagi pedesaan, rumah tangga dan agroindustri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

2.2. PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH

2.2.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

Mengacu pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan di bidang geomorfologi danlingkungan hidup, pencapaian keberhasilan pembangunan akan ditempuh melalui sejumlah tahapankebijakan berikut:

Tahun 2005-2010

1. Menerapkan sistim pengelolaan hutan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat secaralangsung dalam pengelolaan hutan, koordinasi dan penguatan kelembagaan sertapeningkatan pengawasan dan penegakan hukum;

2. Membangun sistim pengendalian dan pengawasan pengelolaan sumber daya laut;

3. Meningkatkan upaya konservasi laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta merehabilitasiekosistim pesisir dan laut yang rusak;

4. Memperkuat kapasitas instrumen pendukung pembangunan kelautan seperti iptek, SDM,Kelembagaan dan peraturan perundang-undangan;

5. Mengembangkan upaya mitigasi lingkungan laut dan pesisir serta mengurangi resiko terhadapbencana alam;

6. Merehabilitasi kawasan bekas pertambangan;

7. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pertambangan;

8. Meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat kabupaten;

9. Meningkatkan upaya harmonisasi pengembangan hukum lingkungan dan penegakannya secarakonsisten;

10. Meningkatkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan;

11. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup;

12. Meningkatkan penyebaran data dan informasi lingkungan termasuk informasi wilayah-wilayahrentan dan rawan bencana serta informasi kewaspadaan dini; dan

13. Mengupayakan pembentukan badan khusus yang akan menangani masalah bencana alam.

Tahun 2010-2015

1. Melanjutkan upaya pengelolaan hutan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat secaralangsung dalam pengelolaan hutan, meningkatkan koordinasi dan penguatan kelembagaan sertameningkatkan pengawasan dan penegakan hukum;

2. Melanjutkan penerapan sistim pengendalian dan pengawasan pengelolaan sumber daya lautdisertai dengan penegakan hukum;

3. Melanjutkan upaya konservasi laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta merehabilitasi ekosistimyang rusak seperti terumbu karang, mangrove, padang lamun dan estuari;

Page 31: RPJP Sangihe

31

4. Menyempurnakan upaya penguatan kapasitas instrumen pendukung pembangunankelautan yang meliputi iptek, SDM, Kelembagaan dan peraturan perundang-undangan;

5. Memantapkan upaya penerapan mitigasi lingkungan laut dan pesisir serta mengurangi resikoterhadap bencana alam;

6. Menuntaskan upaya pembinaan dan pengawasan pengelolaan pertambangan;

7. Memantapkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat kabupaten;

8. Menyempurnakan upaya harmonisasi pengembangan hukum lingkungan dan penegakan hukumsecara konsisten;

9. Melanjutkan upaya pengendal ian dampak l ingkungan akibat kegiatan pembangunan;

10. Memperkuat kesadaran masyarakat agar peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup terutamadalam menangani permasalahan yang bersifat akumulatif, terkait fenomena alam yang bersifatmusiman dan bencana;

11. Memantapkan penyebaran data dan informasi lingkungan termasuk informasi wilayah-wilayahrentan dan rawan bencana dan informasi kewaspadaan dini; dan

12. Memantapkan upaya pembentukan badan khusus yang akan menangani masalah bencana.

Tahun 2015-2020

1. Memantapkan upaya pengelolaan hutan, koordinasi dan penguatan kelembagaan sertapengawasan dan penegakan hukum;

2. Menyempurnakan penerapan sistim pengendalian dan pengawasan pengelolaan sumber dayalaut;

3. Memantapkan upaya konservasi laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta merehabilitasiekosistim;

4. Menyempurnakan upaya penguatan kapasitas instrumen pendukung pembangunankelautan seperti meliputi iptek, SDM, kelembagaan dan peraturan perundang-undangan;

5. Menyempurnakan upaya penerapan mitigasi lingkungan laut dan pesisir;

6. Memantapkan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pertambangan;

7. Memantapkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat kabupaten;

8. Menuntaskan upaya harmonisasi pengembangan hukum lingkungan dan penegakanhukum secara konsisten;

9. Memantapkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatanpembangunan;

10. 1O. Memantapkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup;

11. Menuntaskan penyebaran data dan informasi lingkungan termasuk informasi wilayah-wilayahrentan dan rawan bencana dan informasi kewaspadaan dini; dan

12. Menuntaskan upaya pembentukan badan khusus yang menangani masalah bencana.

Tahun 2020-2025

1. Menyempurnakan upaya pengelolaan hutan, koordinasi dan penguatan kelembagaanserta meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum;

Page 32: RPJP Sangihe

32

2. Menyempurnakan penerapan sistim pengendalian dan pengawasan pengelolaan sumber daya laut;

3. Menyempurnakan upaya konservasi laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta merehabilitasiekosistim yang rusak;

4. Menuntaskan upaya penguatan kapasitas instrumen pendukung pembangunan kelautan sepertiiptek, SDM, kelembagaan dan peraturan perundang-undangan;

5. Memantapkan pembinaan dan pengawasan pengelolaan pertambangan;

6. Memantapkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat kabupaten;

7. Menuntaskan upaya harmonisasi pengembangan hukum lingkungan dan penegakanhukum secara konsisten;

8. Memantapkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan;

9. Memantapkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup; dan

10. Menuntaskan penyebaran data dan informasi lingkungan termasuk informasi wilayah-wilayahrentan dan rawan bencana dan informasi kewaspadaan dini.

2.2.2 Demografi

Dalam 20 tahun ke depan pengendalian kualitas dan laju pertumbuhan penduduk tetap harusdikendalikan agar terjadi keseimbangan sehingga Bonus Demografi yang ditandai dengan penduduk usiaproduktif lebih besar jumlahnya dari pada penduduk non produktif, disamping itu masih tingginya kasuskematian bayi, balita dan ibu melahirkan, serta tingginya proporsi balita kurang gizi. Oleh karena itu bidangpendidikan, kesehatan dan pembukaan lapangan kerja serta pemberdayaan perempuan harus menjadiprioritas.

Jumlah penduduk yang terus meningkat memerlukan sumberdaya yang tidak sedikit untukmenunjang kehidupannya dan akan menjadi beban daerah dalam pelaksanaan pembangunan. Dalamhubungannya dengan penyelenggaraan pembangunan kondisi penduduk seperti kuantitas penduduk,kualitas penduduk, distribusi/persebaran penduduk dan angka kemiskinan merupakan faktor yangmempengaruhi.

Keadaan demografi kabupaten kepulauan Sangihe pada kurun waktu 20 tahun (2005-2025)ke depan adalah:

1. Pendidikan yang Meningkat. Penduduk yang berpendidikan tinggi dan sehat akan membentuksumberdaya manusia yang makin produktif. Tantangannya adalah menciptakan lapangan kerjayang memadai, sebab jika angka pengangguran tinggi akan terjadi implikasi sosial.

2. Peningkatan Derajat Kesehatan. Usia Harapan Hidup (AHH) meningkat dan jumlah penduduk usia lanjutbesar, menuntut kebijakan-kebijakan yang serasi dan sesuai dengan perubahan. MeningkatkanIndeks Pembangunan Manusia (IMP) dan tercapainya Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dimanaTotal Fertility Rate (TFR) sama dengan 2,1 per-Wanita Usia Subur (WUS). Tantangannya adalahbagaimana Mencapai PTS yang ditandai dengan TFR yang ideal, bagaimana memanfaatkanpenduduk lanjut usia yang potensial dengan pengetahuan tinggi dan berpengalaman.

3. Pergeseran Usia. Transisi umur dari penduduk muda ke penduduk tua (ageing proses) akan membawakonsekuensi peningkatan pelayanan pendidikan dan kesempatan kerja sehingga akan terjadi apa yangdisebut beban ketergantungan karena penyantunan terhadap usia lanjut, juga akan berpengaruhpada perubahan sosial ekonomi.

4. Jumlah Penduduk Perkotaan Semakin Meningkat. Penataan dan persebaran penduduk secaraseimbang sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan pemerataan pembangunan.Peningkatan status sosial ekonomi masyarakat telah menyebabkan persentase penduduk yang

Page 33: RPJP Sangihe

33

tinggal diperkotaan meningkat. Pertumbuhan perkotaan akan sejalan dengan pertumbuhanpenduduk, sehingga tuntutan fasilitas perkotaan akan bertambah. Bertambahnya penduduk perkotaan akanjuga berpengaruh terhadap keadaan perkembangan fisik kota, peningkatan sarana perhubungan dankomunitas termasuk di pedesaan.

5. Perubahan angka kelahiran dan kematian yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Peningkatanpelayanan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana yang bermutu dan efektif, merata danterjangkau dalam konteks pemberdayaan keluarga menuju terbentuknya keluarga kecil berkualitas.

6. Peningkatan intensitas mobilitas. Mobilitas penduduk yang relatif tinggi membutuhkan jaringan saranadan prasarana yang makin baik dan luas serta memberikan dampak pada pergeseran norma-normamasyarakat.

7. Tingginya pertumbuhan angkatan kerja. Pertumbuhan angkatan kerja yang relatif tinggi disatu pihakmenuntut pembinaan angkatan kerja agar mampu menghasilkan keluaran yang lebih tinggi sebagaiprasyarat global.

8. Perubahan Lapangan Kerja. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pembangunan pada umumnya,lapangan pekerjaan penduduk berubah.

Dalam perkembangan kedepan perhatian terhadap kependudukan semakin luas dan terkaitdengan berbagai dimensi kehidupan penduduk dalam kawasan dan antarkawasan. Salah satunya adalahkualitas penduduk yang berkaitan dengan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bukan hanya demografistetapi semakin komprehensif.

Dengan kondisi demografi kabupaten kepulauan Sangihe prediksi kondisi daerah pada 20 tahun(2005-2025) mendatang adalah:

Tahun 2005-2010

1. Peningkatan pendidikan penduduk kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia denganmenciptakan satuan-satuan pendidikan non-formal terutama berkaitan dengan pendidikan pendudukyang berkualitas rendah;

2. Penataan persebaran penduduk yang seimbang di tiap wilayah berdasarkan klaster;

3. Terciptanya lapangan pekerjaan formal dan non formal yang seluas-luasnya, terutama menujukearah industri padat karya, menengah dan berorientasi eksport;

4. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melalui peningkatan pelayanan kesehatan reproduksitermasuk kesehatan reproduksi remaja dan pelayanan Keluarga Berencana;

5. Menurunnya jumlah penduduk miskin rata-rata 8,10 % per-tahun.

6. Penyempurnaan berbagai program yang berkaitan dengan migrasi internal penduduk karenakurangnya kesempatan kerja dalam daerah; dan

7. Terciptanya fleksibilitas pasar kerja yang berkaitan dengan rekruitmen dan pengupahan.

Tahun 2010-2015.

1. Terwujudnya penduduk yang sehat 2010 sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang serasi dansesuai dengan perubahan.

2. Tercapainya pengendalian mobilitas penduduk yang berkaitan dengan tenaga kerja.

3. Tersedianya infrastruktur untuk pelayaan pendidikan dan kesempatan kerja tiap klaster.

4. Men ing katnya status sosial masyarakat/kesejahteraan masyarakat.

Page 34: RPJP Sangihe

34

5. Bergesernya norma-norma kehidupan masyarakat ke arah yang berkualitas.

Tahun 2015-2020

1. Terwujudnya penduduk dan keluarga kecil berkualitas.

2. Meningkatnya kualitas masyarakat (kualitas kesehatan, gizi, penurunan angka kematian bayi danibu melahirkan).

3. Terciptanya keseimbangan antara pertumbuhan perkotaan dengan pertumbuhan penduduk.

4. Terciptanya keseimbangan jumlah penduduk dan lapangan kerja.

5. Meningkatnya pelayanan reproduksi/keluarga berencana yang bermutu dan efektif.

Tahun 2020-2025

1. Meningkatnya Angka Harapan Hidup dan penduduk usia lanjut.

2. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia.

3. Tercapainya Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS).

4. Terwujudnya persebaran penduduk yang merata disetiap wilayah klaster.

5. Meningkatnya pembinaan angkatan kerja dan pemberdayaan masyarakat

6. Terbukanya lapangan kerja bagi penduduk usia kerja

2.1.3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Berdasarkan permasalahan, peluang dan ancaman, keberhasi lan pembangunanekonomi dan sumber daya alam di Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam 20 tahun ke depan diproyeksikandapat dicapai melalui penerapan sejumlah kebijakan berikut ini:

Tahun 2005-2010

1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 6,67% dan produk domestik regional bruto(PDRB) perkapita sebesar Rp. 6.516.399;

2. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah;

3. Pengembangan UKM dan Koperasi;

4. Peningkatan pengelolaan sumber keuangan daerah;

5. Perbaikan pengelolaan sumber keuangan daerah;

6. Pengembangan kelembagaan ekonomi sesuai dinamika kemajuan ekonomi dalam menyusunkerangka regulasi dan perizinan yang efisien dan efektif serta non diskriminatif;

7. Mengarahkan kebijakan dan strategi pengembangan industri daerah yang lebih terfokus dan rincidengan memperhatikan strategi pengembangan subsektor industri terkait dan subsektorindustri penunjang pada industri-industri unggulan daerah yang berdimensi jangka menengahdan panjang dengan melibatkan seluruh pihak terkait untuk berpartisipasi dalam perumusannya;

8. Pengembangan perdagangan dan industri dengan mengutamakan

9. pengembangan industri daerah berbasis sumber daya lokal yang dapat menyerap tenaga kerja

Page 35: RPJP Sangihe

35

dalam jumlah relatif besar seperti pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata dan sumber dayaalam lainnya yang memiliki potensi pengembangan ekspor;

10. Mengarahkan pengembangan industri daerah berorientasi nilai tambah seperti industri produk turunankelapa, industri produk turunan ikan tuna dan cakalang, industri produk turunan rumput laut dan industrikerajinan rakyat;

11. Mengembangkan praktek-praktek budidaya pertanian dengan menggunakan teknik seperti polaterasering dan usaha non pertanian yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip-prinsippembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya mempertahankan daya dukung lingkungan;

12. Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadudengan konsep pengembangan agribisnis (agropolitan);

13. Penyusunan langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing produk pertanian dalam bentukdorongan dan insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, peningkatanstandar mutu komoditas pertanian dan melindungi petani dari persaingan yang tidak sehat;

14. Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengelola resiko usaha pertaniantermasuk mela lu i penyuluhan untuk mendukung pengembangan agroindustri;

15. Memperbaiki sistem pengelolaan hutan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat secaralangsung dalam pengelolaan hutan, meningkatkan koordinasi dan penguatan kelembagaandalam wilayah DAS;

16. Memanfaatkan hasil hutan non-kayu dan dan jasa lingkungannya secara optimal;

17. Pengembangan sertifikasi pengelolaan hutan lestari dan tanah;

18. Peningkatan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat pesisirlainnya;

19. Pengembangan usaha perikanan tangkap secara efisien, lestari dan berbasis kerakyatankhususnya di wilayah pesisir hingga wilayah perairan sejauh 12 mil;

20. Percepatan pengembangan usaha perikanan budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkunganmelalui pembangunan dan pengembangan Iptek, prasarana dan sarana yang memadai;

21. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola sumberdaya perikanan dan kelautan sertapengembangan ekonomi berbasis perikanan dan kelautan melalui pengembangan usaha, investasi danpemasaran hasil laut dan ikan;

22. Peningkatan mutu dan nilai tambah hasil perikanan baik melalui pengembangan industri pengolahanskala industri rumah tangga dalam bentuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM)dalam rangka memperkuat industri perikanan dan kelautan;

23. Perumusan kebijakan dan penyusunan peraturan dalam pengelolaan sumber daya laut, pesisirdan pulau-pulau kecil secara terintegrasi;

24. Menggiatkan kemitraan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaansumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil;

25. Meningkatkan ekplorasi dalam upaya menemukan sumber daya alternatif;

26. Peningkatan pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan danberbasis masyarakat berdasarkan daya dukung lingkungannya;

27. Pengembangan sektor pariwisata yang meliputi pengembangan dan pengelolaan objek-objekwisata secara lebih profesional dengan menerapkan pem bangunan pariwisata berkelanjutan,

Page 36: RPJP Sangihe

36

bersinergi, dan terintegrasi sebagai salah satu penggerak utama ekonomi daerah;

28. Pembenahan dan penguatan institusi-institusi pemerintah yang terkait langsung dengan pariwisata,penguatan sektor swasta yang berhubungan langsung dengan kegiatan-kegiatan pariwisata sertapenyusunan regulasi-regulasi yang mendukung pembangunan pariwisata;

29. Meningkatkan peluang usaha pertambangan skala kecil di wilayah terpencil denganmemperhatikan aspek sosial dan lingkungan hidup;

30. Meningkatkan manfaat pertambangan dan nilai tambah;

31. Menciptakan kondisi daerah yang berdaya saing, memiliki nuansa yang proinvestasi dan bisnis,pro-lingkungan melalui penataan institusi, sistem dan prosedur yang transparan serta regulasi-regulasi investasi di daerah;

32. Menyusun dan menetapkan strategi pengembangan investasi daerah dan bentuk-bentukkerjasama peningkatan investasi dalam jangka menengah dan jangka panjang;

33. Mendorong dan melibatkan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk secara langsung membantudalam bentuk asset dan/atau modal serta mendukung pihak swasta dalam mengelola kegiatan-kegiatan investasi strategis bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe;

34. Mendorong pemerintah Pusat dan Provinsi untuk menfasilitasi dan membantu bisnis yang masihdiperhadapkan dengan kendala-kendala internal dan eksternal seperti manajemen, teknologi,modal kerja, informasi, pemasaran, dan ketenagakerjaan;

Tahun 2010-2015

1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 8,0% dan produk domestik regional bruto (pdrb)perkapita sebesar Rp. 8.400.193;

2. Pengembangan perekonomian berbasis keunggulan komparatif;

3. Mengembangkan pola jaringan rumpun industri (industrial cluster) pada sektor industri kecil;

4. Mendorong terciptanya lapangan kerja berkualitas dengan merangsang pertumbuhan aktifitas ekonomilokal dalam bentuk diversifikasi usaha pertanian kearah komoditas pertanian bernilai ekonomis tinggi;

5. Meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk pertanian unggulan untuk meningkatkankontinuitas pasokan khususnya ke pasar nasional dan internasional serta industri olahan berbasissumberdaya lokal;

6. Melanjutkan pengembangan perdagangan dan industri dengan mengutamakan pengembangan industridaerah berbasis sumber daya lokal yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah relatif besarseperti pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata dan sumber daya alam lainnya yang memilikipotensi pengembangan ekspor;

7. Melanjutkan upaya pengembangan industri daerah berorientasi nilai tambah seperti industri produkturunan kelapa, industri produk turunan ikan tuna dan cakalang, industri produk turunan rumput lautdan industri kerajinan rakyat;

8. Melanjutkan praktek-praktek budidaya pertanian dan usaha non pertanian yang ramah lingkungandan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari upayamempertahankan daya dukung li ngku ngan;

9. Melanjutkan upaya pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadudengan konsep pengembangan agribisnis (agropolitan);

10. Penerapan langkah-langkah peningkatan daya saing produk pertanian dalam bentuk dorongan dan

Page 37: RPJP Sangihe

37

insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, peningkatan standar mutukomoditas pertanian dan melindungi petani dari persaingan yang tidak sehat;

11. Pemantapan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengelola resiko usaha pertanian danmendukung pengembangan agroindustri;

12. Memantapkan pengelolaan hutan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat secaralangsung dalam pengelolaan hutan, meningkatkan koordinasi dan penguatan kelembagaan dalamwilayah DAS;

13. Memantapkan hasil hutan non-kayu dan dan jasa lingkungannya secara optimal;

14. Memantapkan sertifikasi pengelolaan hutan lestari dan tanah;

15. Pemantapan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat pesisirlainnya;

16. Pengembangan usaha perikanan tangkap secara efisien, lestari dan berbasis kerakyatan khususnyadi wilayah pesisir hingga wilayah perairan sejauh 12-200 mil;

17. Melanjutkan pengembangan usaha perikanan budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkunganmelalui pembangunan dan pengembangan Iptek, prasarana dan sarana yang memadai;

18. Pemantapan kapasitas kelembagaan pengelola sumberdaya perikanan dan kelautan sertapengembangan ekonomi berbasis perikanan dan kelautan melalui pengembangan usaha, investasi danpemasaran hasil laut dan ikan;

19. Penyempurnaan mutu dan ni la i tambah hasi l per ikanan baik mela lu i pengembanganindustri pengolahan skala industri rumah tangga dalam bentuk usaha mikro, kecil, menengah dankoperasi (UMKM) dalam rangka memperkuat industri perikanan dan kelautan;

20. Penerapan kebijakan dan penyusunan peraturan dalam pengelolaan sumber daya laut, pesisir danpulau-pulau kecil secara terintegrasi;

21. Memantapkan kemitraan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalampengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil;

22. Menerapkan hasil ekplorasi dalam upaya menemukan sumber daya alternatif;

23. Pemantapan pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang berkelan jutan danberbasis masyarakat berdasarkan daya dukung lingkungannya;

24. Memantapkan sektor pariwisata yang meliputi pengembangan dan pengelolaan objek-objek wisatasecara lebih profesional dengan menerapkan pembangunan pariwisata berkelanjutan, bersinergi, danterintegrasi sebagai salah satu penggerak utama ekonomi daerah;

25. Pemantapan institusi-institusi pemerintah yang terkait langsung dengan pariwisata, penguatansektor swasta yang berhubungan langsung dengan kegiatan-kegiatan pariwisata serta penyusunanregulasi-regulasi yang mendukung pembangunan pariwisata;

26. Menciptakan dan memantapkan kondisi daerah yang berdaya saing, memiliki nuansa yang pro-investasi dan bisnis, pro-lingkungan melalui penataan institusi, sistem dan prosedur yang transparan sertaregulasi-regulasi investasi di daerah;

27. 27. Mendorong dan melibatkan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk secara langsung membantudalam bentuk asset dan/atau modal serta mendukung pihak swasta dalam mengelola kegiatan-kegiatan investasi strategis bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe;

28. Mendorong pemerintah Pusat dan Provinsi untuk menfasilitasi dan membantu bisnis yang masih

Page 38: RPJP Sangihe

38

diperhadapkan dengan kendala-kendala internal dan eksternal seperti manajemen, teknologi,modal kerja, informasi, pemasaran, dan ketenagakerjaan;

29. Memantapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan;

30. Melanjutkan ekplorasi sumber daya alternatif;

31. Penerapan kebijakan dan peraturan pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecilsecara terintegrasi;

32. Memantapkan kemitraan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalampengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil;

33. Menerapkan strategi pengembangan investasi daerah dan bentuk-bentuk kerjasamapeningkatan investasi dalam jangka menengah dan jangka panjang;

34. Memaksimalkan bantuan dan keterlibatan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam memberikan bantuandalam bentuk asset dan/atau modal serta mendukung pihak swasta dalam mengelolah kegiatan-kegiatan investasi strategis bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe;

35. Memaksimalkan bantuan pemerintah Pusat dan Provinsi dalam menfasilitasi dan membantu bisnis yangmasih diperhadapkan dengan kendala-kendala internal dan eksternal seperti manajemen,teknologi, modal kerja, informasi, pemasaran, dan ketenagakerjaan;

36. Memperkokoh struktur industri agro yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, sertamemprioritaskan pengembangan industri pada aspek pendalaman (deepening) denganmemperluas pemanfaatan teknologi, peningkatan nilai pengganda (multiplier) pada masing-masing sub-sektor industri, pengamanan pasar dalam negeri/daerah dari produk-produk imporilegal, menggalakan penggunaan bahan baku dan antara dari dalam negeri khususnya dari daerah, danmemantau dan mempelajari hambatan-hambatan non-tariff barrier (NTB) pada komoditi-komoditiunggulan ekspor daerah;

37. Mengarahkan intervensi pemerintah secara langsung dalam bentuk investasi dan pelayanan publikkhususnya pada mekanisme pasar yang tidak dapat berfungsi seperti pengembangan penelitian danpengembangan untuk pembaharuan dan inovasi teknologi produksi, pengembangan manajemenproduksi memperhatikan kesinambungan lingkungan dan teknik produksi yang ramah lingkungan,peningkatan kompetensi dan ketrampilan tenaga kerja, layanan informasi pasar produk dan faktorproduksi, pengembangan fasilitas untuk memanfaatkan aliran masuk sumber alih teknologi danperluasan pasar ekspor, prasarana dan sarana pengendalian mutu dan pengembangan produk, danprasarana pengembangan klaster.

Tahun 2015-2020

1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 9,35% dan pendapatan perkapita sebesar Rp.10.283.986;

2. Membuka Iapangan kerja pada sektor ekonomi (khususnya industri keciI);

3. Menciptakan stabiIitas ekonomi;

4. Pengembangan keIembagaan ekonomi sesuai dinamika kemajuan ekonomi daIam menyusunkerangka reguIasi dan perizinan yang efisien dan efektif dan non diskriminatif;

5. Pengembangan sistim perekonomian dengan sektor industri berbasis sumber daya IokaI sebagaimotor penggerak utama;

6. Pemantapan pengeIoIaan sumber keuangan daerah;

7. Memantapkan pengembangan perdagangan dan industr i dengan mengutamakan

Page 39: RPJP Sangihe

39

pengembangan industri daerah berbasis sumber daya IokaI yang dapat menyerap tenaga kerjadaIam jumIah reIatif besar seperti pertanian, perikanan dan keIautan, pariwisata dan sumber dayaaIam Iainnya yang memiIiki potensi pengembangan ekspor;

8. Memantapkan upaya pengembangan industri daerah berorientasi niIai tambah seperti industri produkturunan keIapa, industri produk turunan ikan tuna dan cakaIang, industri produk turunan rumput Iautdan industri kerajinan rakyat;

9. Memantapkan5 praktek-praktek budidaya pertanian dan usaha non pertanian yang ramahIingkungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkeIanjutan sebagai bagian dari upayamempertahankan daya dukung Iingkungan;

10. Memantapkan upaya pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewiIayahanterpadu dengan konsep pengembangan agribisnis (agropoIitan);

11. Penerapan Iangkah-Iangkah peningkatan daya saing produk pertanian daIam bentuk dorongan daninsentif untuk peningkatan pasca panen dan pengoIahan hasiI pertanian, peningkatan standar mutukomoditas pertanian dan meIindungi petani dari persaingan yang tidak sehat;

12. Menyempurnakan sistem pengeIoIaan hutan dengan meningkatkan keterIibatan masyarakat secaraIangsung daIam pengeIoIaan hutan, meningkatkan koordinasi dan penguatan keIembagaandaIam wiIayah DAS;

13. Menyempurnakan penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkeIanjutan ke seIuruh bidangpembangunan;

14. Memantapkan penerapan kebijakan dan peraturan pengeIoIaan sumber daya Iaut, pesisir danpuIau-puIau keciI secara terintegrasi;

15. Memantapkan kemitraan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta daIampengeIoIaan sumber daya Iaut, pesisir dan puIau-puIau keciI;

16. Memantapkan kondisi daerah yang berdaya saing, memiIiki nuansa yang proinvestasi dan bisnis, pro-Iingkungan meIaIui penataan institusi, sistem dan prosedur yang transparan serta reguIasi-reguIasiinvestasi di daerah;

17. Memantapkan keterlibatan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk secara langsung membantudalam bentuk asset dan/atau modal serta mendukung pihak swasta dalam mengelola kegiatan-kegiatan investasi strategis bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe;

18. Memaksimalkan bantuan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam menangani bisnis yang masihdiperhadapkan dengan kendala-kendala internal dan eksternal seperti manajemen, teknologi,modal kerja, informasi, pemasaran dan ketenagakerjaan;

19. Mengembangkan lokasi-lokasi yang layak secara ekonomi, lingkungan, dukunganinfrastruktur, untuk dikembangkan menjadi industrial estate;

20. Menerapkan strategi pengembangan investasi daerah dan bentuk-bentuk kerjasamapeningkatan investasi dalam jangka menengah dan jangka panjang;

21. Meningkatkan intervensi pemerintah secara langsung dalam bentuk investasi dan pelayananpublik khususnya pada mekanisme pasar yang tidak dapat berfungsi seperti pengembanganpenelitian dan pengembangan untuk pembaharuan dan inovasi teknologi produksi, pengembanganmanajemen produksi memperhatikan kesinambungan lingkungan dan teknik produksi yang ramahlingkungan, peningkatan kompetensi dan ketrampilan tenaga kerja, layanan informasi pasarproduk dan faktor produksi, pengembangan fasilitas untuk memanfaatkan aliran masuk sumber alihteknologi dan perluasan pasar ekspor, prasarana dan sarana pengendalian mutu danpengembangan produk, dan prasarana pengembangan klaster.

Page 40: RPJP Sangihe

40

22. Pengembangan nilai tambah industri berbasis sumber daya alam. Sehubungan dengan peningkatanbasis produksi, berbagai upaya perlu dilaksanakan untuk meningkatkan nilai tambah sub-sub sektorindustri berbasis sumber daya alam, pengembangan berbagai kegiatan produksi perikanan, danperkebunan, dan tanaman pangan, mengembangkan basis produksi kegiatan non-pertanian moderndi wilayah-wilayah pedesaan.

Tahun 2020-2025

1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 11,0% dan pendapatan perkapita sebesarRp. 12.167.779;

2. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berbasis perikanan, pertanian,pertambangan, perdagangan dan industri serta pariwisata;

3. Terciptanya kesempatan kerja yang cukup besar di sektor pertanian, perikanan, pariwisata dan sektorunggulan lainnya;

4. Menurunnya laju angka inflasi sampai di bawah 2 digit angka;

5. Mantapnya kelembagaan ekonomi sesuai dinamika kemajuan ekonomi dalam menyusun kerangkaregulasi dan perizinan yang efisien dan efektif dan non diskriminatif;

6. Terwujudnya perekonomian dengan sektor industri sebagai motor penggerak utama;

7. Mantapnya pengelolaan sumber keuangan daerah;

8. Menyempurnakan pengelolaan dan pendayagunaan potensi sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, sumber daya di daratan yang terbarukan maupun tak terbarukan secara lestari berbasismasyarakat;

9. Mantapnya kemitraan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaansumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil;

10. Mantapnya daya saing produk pertanian dalam bentuk dorongan dan insentif untuk peningkatanpasca panen dan pengolahan hasil pertanian, peningkatan standar mutu komoditas pertanian danmelindungi petani dari persaingan yang tidak sehat;

11. Menyempurnakan sistem pengelolaan hutan dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat secaralangsung dalam pengelolaan hutan, meningkatkan koordinasi dan penguatan kelembagaandalam wilayah DAS;

12. Terwujudnya penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidangpembangunan;

13. Mengembangkan industrial estate menjadi kawasan berikat;

14. Terwujudnya kondisi daerah yang berdaya saing, bernuansa pro-investasi dan bisnis, pro-lingkunganmelalui penataan institusi, sistem dan prosedur dan regulasi-regulasi investasi yang transparan didaerah;

15. Terwujudnya strategi pengembangan investasi daerah dan bentuk-bentuk kerjasamapeningkatan investasi;

16. Mewujudkan kinerja daya saing daerah dan industri daerah berkelanjutan dengan memperkokohlandasan dan struktur ekonomi daerah yang kuat dengan menjaga stabilitas ekonomi daerah,mewujudkan kondisi wilayah yang aman, mewujudkan iklim usaha dan investasi yang sehat danberdaya saing serta pengelolaan persaingan usaha yang sehat;

17. Terwujudnya industri berbasis sumber daya alam. Sehubungan dengan peningkatan basis produksi,

Page 41: RPJP Sangihe

41

berbagai upaya perlu dilaksanakan untuk meningkatkan nilai tambah sub-sub sektor industri berbasissumber daya alam, pengembangan berbagai kegiatan produksi perikanan, dan perkebunan, dantanaman pangan, mengembangkan basis produksi kegiatan non-pertanian modern di wilayah-wilayah pedesaan.

2.1.5. Sosial Budaya dan Politik

Sejumlah kebijakan yang akan ditempuh dalam 20 tahun depan adalah sebagai berikut:

Tahun 2005-2010

1. Pengembangan pendidikan dasar dan menengah berbasis budaya, sumber daya lokal dan kebutuhanlokal;

2. Pembangunan dan pengembangan sekolah menengah kejuruan berbasis potensi daerah;

3. Pengembangan fasilitas persekolahan;

4. Pengadaan tenaga guru/pengajar;

5. Revitalisasi institusi pendidikan;

6. Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun untuk mewujudkan pemerataanpendidikan dasar yang bermutu di seluruh klaster Kabupaten Kepulauan Sangihe denganprioritas pada klaster tertinggal seperti Klaster Perbatasan, Klaster Tatoareng dan Klaster Biaro;

7. Meningkatkan perluasan, pemerataan, dan mutu pendidikan melalui jalur formal dan nonformal untukumum maupun kejuruan;

8. Penyediaan tenaga kerja lulusan pendidikan menengah dan kejuruan yang berkualitas denganmeningkatkan relevansinya dengan kebutuhan tenaga kerja;

9. Meningkatkan pemerataan jumlah dan kual i tas pendidik dan tenaga kepend id ikan;

10. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan beragama, agar terwujud sikaphidup yang bermoral, beretika, dan berpengamalan spiritual;

11. Meningkatkan kualitas SDM pendidik agama serta jumlah pendidik agama di segala jenjanglembaga pendidikan;

12. Meningkatnya wadah dan/atau forum dialog antar umat beragama di kalangan masyarakat;

13. Upaya promotif dan prefentif, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin daerah tertinggaldan daerah bencana;

14. Pengembangan kesehatan dan sanitasi lingkungan wilayah pulau-pulau kecil perbatasan.

15. Pengembangan dan pengadaan fasilitas puskesmas;

16. Peningkatan Status Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas

17. Pembangunan Rumah Sakit tipe D di Klaster Siau

18. Peningkatan kualitas dan kuantiItas tenaga kesehatan (dokter, tenaga paramedis)terutama Klaster Biaro, Klaster Tatoareng dan Klaster Perbatasan;

19. Pembangunan sekolah keperawatan di Klaster Siau;

20. Terciptanya iklim politik yang kondusif;

21. Terselenggaranya PILKADA tahun 2006;

Page 42: RPJP Sangihe

42

22. Mengoptimalkan peran BKSUA;

23. Meningkatkan upaya pelastarian berbagai kekayaan budaya;

24. Mengembangkan sistim informasi dan database bidang kebudayaan;

25. Meningkatkan kapasitas SDM pengelola kekayaan budaya;

26. Meningkatnya pengembangan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaankekayaan budaya;

27. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik;

28. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta bidang pembangunanlainnya untuk mempertinggi kualitas hidup perempuan dan anak;

29. Meningkatkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak;

30. Menyempurnakan perangkat hukum pidana untuk melindungi setiap individu dari berbagai tindakkekerasan, eksploitasi dan diskriminasi termasuk kekerasan dalam rumah tangga;

31. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak; dan

32. Memperkuat kelem bagaan, koordinasi dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak dalamperencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi dari berbagai kebijakan, program dankegiatan pembangunan di segala bidang termasuk pemenuhan komitmen internasional,penyediaan data dan statistik gender.

Tahun 2010-2015

1. Penyediaan Sarana Pendidikan, Sekolah Menengah Tingkat Menengah, terutama di Klaster Biaro,Tatoareng dan Perbatasan;

2. Meningkatkan proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar kejenjangpendidikan yang lebih tinggi;

3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat antar klaster;

4. Pengembangan pendidikan dasar dan menengah berbasis budaya, sumber daya lokal dankebutuhan lokal;

5. Pengembangan fasilitas persekolahan;

6. Penerapan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dua Belas Tahun;

7. Melanjutkan upaya pemerataan jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kepend id ikan

8. Memantapkan pembinaan agama pada tingkat keluarga dan sekolah;

9. Peningkatan Status RSU Liunkendaghe menjadi RSU Tipe B;

10. Peningkatan kualitas dan kuantiItas tenaga kesehatan (dokter, tenaga paramedis) disemua Klaster;

11. Pembangunan sekolah keperawatan di Klaster Tagulandang;

12. Terciptanya iklim politik yang kondusif.

13. Terselenggaranya PILKADA tahun 2011;

14. Melanjutkan upaya pelastarian berbagai kekayaan budaya;

Page 43: RPJP Sangihe

43

15. Melanjutkan upaya pengembangan sistim informasi dan database bidang kebudayaan;

16. Memantapkan kapasitas SDM pengelola kekayaan budaya;

17. Melanjutkan upaya pelibatan peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan kekayaan budaya.

Tahun 2015-2020

1. Penyediaan Sarana Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Tinggi terutama di Klaster Biaro,Tatoareng dan Perbatasan;

2. Melanjutkan peningkatan proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar kejenjangpendidikan yang lebih tinggi;

3. Melanjutkan peningkatan status kesehatan masyarakat antar klaster;

4. Memantapkan Pengembangan fasilitas persekolahan;

5. Memantapkan Penerapan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dua Belas Tahun;

6. Pembangunan Rumah Sakit di Klaster Tagulandang dan Klaster Tatoareng.

7. Pembangunan Puskesmas di wilayah pulau kecil dan desa terpencil;

8. Terciptanya iklim politik yang kondusif;

9. Terselenggaranya PILKADA tahun 2016;

10. Memantapkan upaya pelastarian berbagai kekayaan budaya;

11. Menyempurnakan upaya pengembangan sistim informasi dan database bidang kebudayaan; dan

12. Semakin mantapnya peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan kekayaan budaya;

13. Memantapkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik;

14. Melanjutkan upaya peningkatan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta bidang pembangunanlainnya untuk mempertinggi kualitas hidup perempuan dan anak;

15. Menerapkan perangkat hukum pidana untuk melindungi setiap individu dari berbagai tindakkekerasan, eksploitasi dan diskriminasi termasuk kekerasan dalam rumah tangga;

16. Memantapkan kesejahteraan dan perlindungan anak; dan

17. Melanjutkan upaya penguatan kelembagaan, koordinasi dan jaringan pengarusutamaan gender dananak dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi dari berbagai kebijakan,program dan kegiatan pembangunan di segala bidang termasuk pemenuhan komitmen internasional,penyediaan data dan statistik gender.

Tahun 2020-2025

1. Tersedianya semua jenjang pendidikan di semua Klaster

2. Melanjutkan peningkatan proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar kejenjangpendidikan yang lebih tinggi;

3. Membaiknya derajat kesehatan masyarakat di semua klaster;

Page 44: RPJP Sangihe

44

4. Tersedianya fasilitas persekolahan yang memadai di semua klaster;

5. Tercapainya tujuan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dua Belas Tahun di semua klaster;

6. Pembangunan Rumah Sakit di Klaster Biaro dan Klaster Pulau Perbatasan;

7. Terbangunnya Puskesmas di seluruh desa;

8. Terciptanya iklim politik yang kondusif;

9. Terselenggaranya PILKADA tahun 2021;

10. Menyempurnakan upaya pelastarian berbagai kekayaan budaya;

11. Menyempurnakan pengembangan sistim informasi dan database bidang kebudayaan; dan

12. Mentapnya peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan kekayaan budaya;

13. Pemantapan upaya peningkatan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta bidang pembangunanlainnya untuk mempertinggi kualitas hidup perempuan dan anak;

14. Melanjutkan upaya penerapan hukum pidana untuk melindungi setiap individu dari berbagai tindakkekerasan, eksploitasi dan diskriminasi termasuk kekerasan dalam rumah tangga;

15. Memantapkan kesejahteraan dan perlindungan anak; dan

16. Menyempurnakan upaya penguatan kelembagaan, koordinasi dan jaringan pengarusutamaangender dan anak dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi dari berbagaikebijakan, program dan kegiatan pembangunan di segala bidang termasuk pemenuhan komitmeninternasional, penyediaan data dan statistik gender.

2.1.6. Prasarana dan Sarana.

Kebijakan yang akan ditempuh dalam 20 tahun depan bidang prasarana dan sarana adalah sebagaiberikut:

Tahun 2005-2010 Subbidang Sumberdaya Air:

1. Pengelolaan Sumberdaya air sudah tertata dengan baik yang ditunjang dengan penegakkan hukumdan mantapnya lembaga pengelola sumberdaya air;

2. Bertambahnya tanggul pengaman pantai untuk melindungi wilayah-wilayah rawan abrasi dangelombang pasang di wilayah pulau Sangihe, Siau dan Tagu landang;

3. Berkurangnya wilayah rawan banjir dan tanah longsor;

4. Bertambahnya sarana prasarana air bersih di daerah-daerah krisis air bersih

Subbidang Transportasi:

1. Meningkatnya kaulitas jalan; yang saat ini merupakan jalan kerikil menjadi jalan aspal;

2. Rampungnya jalan lingkar pulau Sangihe yang diikuti dengan bertambahnya ruas jalan provinsi danjalan nasional;

3. Meningkatnya kualitas pelayanan angkutan dalam hal ketertiban, keamanan, kenyamanan,keselamatan transportasi jalan angkutan umum dalam kota serta bertambahnya rambu-rambu lalulintas sampai ke jalan-jalan kabupaten dan kota;

Page 45: RPJP Sangihe

45

4. Bertambahnya jumlah armada angkutan penyeberangan perintis dari pihak pemerintah maupunpihak swasta untuk merangkai gugusan pulau-pulau di kabupaten Sangihe;

5. Adanya rintisan pembangunan dermaga fery di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau perbatasan;

6. Meningkatnya pelayanan kepelabuhanan dan menghapus seluruh pungutanpungutan tidak resmidi pelabuhan pada tahun 2006;

7. Meningkatnya fasil i tas pendukung di pelabuhan Tahuna, Ulu Siau dan Tagu landang;

8. Meningkatnya jasa transportasi laut pulau kecil dan pusat-pusat pemasaran; 9. Bertambahnyarunway bandara Naha menjadi 1500 meter yang dibarengi dengan meningkatnya kaulitaspelayanan.

Subbidang Kelistrikan dan sub bidang telekomunikasi :

1. Adanya rintisan pengembangan jaringan pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya diklaster Biaro, Tatoareng dan Pulau Perbatasan;

2. Terbangunnya jaringan telekomunikasi via satelit di desa-desa terpencil dan pulau-pulau kecilmelalui Program UniversalService Obligation (USO).

Sub Bidang Perumahan dan Permukiman :

1. Meningkatnya kualitas rumah dan lingkungan komunitas perumahan yang sehat di Pulau-pulauPerbatasan

2. Penyiapan sarana dan prasarana sanitasi/MCK yang memadai dan memenuhi standar kesehatan.

3. Terbentuknya pola pembiayaan untuk perbaikan dan pembangunan rumah baru yang berbasisswadaya masyarakat, serta peningkatan akses kredit mikro untuk pem bangunan dan perbaikanperumahan berbasis keswadayaan masyarakat.

Infrastruktur lain :

1. Berfungsinya Pelabuhan Perikanan Dagho yang ditunjang dengan peningkatan fasilitas pendukungkepelabuhanan.

2. Rintisan pembangunan pelabuhan TNI AL

Tahun 2010-2015. Subbidang Sumberdaya Air:

1. Bertambahnya tanggul pengaman pantai untuk melindungi wilayah-wilayah rawan abrasi dangelombang pasang.di pulau Biaro;

2. Tertatanya sistem pengairan di wilayah rawan yang banjir sehingga dapat memperkecilterjadinya bencana banjir dan tanah longsor; dan

3. Ketersediaan air bersih di wilayah pulau sudah terpenuhi

4. Terbukanya jalan ke pelosok desa-desa terpencil;

5. Rampungnya jalan lingkar pulau Siau dan Tagulandang;

6. Pelayaran armada perintis sudah menjangkau keseluruhan klaster dengan terbangunnyadermaga fery di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau perbatasan;

7. Adanya tambatan perahu disemua pulau-pulau kecil berpenghuni; dan 5. Terbuka jalurpenerbangan antar provinsi (Indonesia Timur) di Bandara Naha.

Page 46: RPJP Sangihe

46

Subbidang Kelistrikan dan sub bidang telekomunikasi :

1. Terbangunnya jaringan pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya di klaster Biaro,Tatoareng dan Pulau Perbatasan khususnya pada wilayah yang belum ada jaringan listrik;

2. Terbukanya jaringan internet di setiap ibukota kecamatan.

Sub Bidang Perumahan dan Permukiman :

1. Meningkatnya kualitas rumah dan lingkungan komunitas perumahan yang sehat di Pulau-pulau kecil

2. Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi/MCK yang memadai dan memenuhi standarkesehatan

3. Terbentuknya pola pembiayaan untuk perbaikan dan pembangunan rumah baru yang berbasisswadaya masyarakat, serta peningkatan akses kredit mikro untuk pembangunan dan perbaikanperumahan berbasis keswadayaan masyarakat.

4. Rintisan pembangunan rumah susun

5. Penyediaan rumah baru bagi masyarakat yang belum mempunyai rumah.

Infrastruktur lain :

1. Pelabuhan Perikanan Dagho sudah dapat berperan sebagai pusat pemasaran hasil tangkapan ikandi klaster Pulau Perbatasan, Klaster Sangihe dan Klaster Tatoareng.

2. Terbangunnya pelabuhan TNI AL

Tahun 2015-2020

Subbidang Sumberdaya Air:

1. Bertambahnya tanggul pengaman pantai untuk melindungi wilayah-wilayah rawan abrasi dangelombang pasang di pulau —pulau kecil; dan

2. Tertatanya sistem pengelolaan sumberdaya air.

3. Terjadi peningkatan mutu jalan ke pelosok desa-desa terpencil;

4. Rampungnya jalan lingkar pulau Siau dan Tagulandang diikuti dengan bertambahnyaruas jalan provinsi dan jalan nasional;

5. Adanya pelabuhan yang representatif di klaster Pulau Perbatasan dan Biaro; dan

6. Status Bandara Naha menjadi Bandara Kelas III

Sub Bidang Perumahan dan Permukiman :

1. Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi / MCK yang memadai danmemenuhi standar kesehatan

2. Terbangunnya rumah-rumah susun di wilayah padat penduduk

3. Peningkatan pengelo laan bangunan gedung dan rumah negara serta pengembangantata keselamatan bangunan gedung.

Page 47: RPJP Sangihe

47

Subbidang Kelistrikan dan sub bidang telekomunikasi :

1. Meningkatnya kapasitas daya listrik di semua wilayah;

2. Pelabuhan Perikanan Dagho sudah dapat berperan sebagai pusat pemasaran dan pengolahan hasiltangkapan ikan di seluruh Klaster

Tahun 2020-2025 Subbidang Sumberdaya Air:

1. Pengelolaan Sumberdaya air sudah tertata dengan baik yang ditunjang dengan penegakkan hukumdan mantapnya lembaga pengelola sumberdaya air;

2. Terbangunnya tanggul pengaman pantai di semua wilayah rawan abrasi dan gelombang laut;

3. Ketersediaan air bersih di wilayah pulau sudah terpenuhi; dan

4. Tertatanya sistem pengelolaan sumberdaya air sehingga sudah tidak ada wilayah yang rawan banjir.

Subbidang Transportasi:

1. Semua ruas jalan di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe sudah teraspal;

2. Rampungnya semua jalan lingkar di Pulau Sangihe, Siau dan Tagulandang dengan perubahanstatus menjadi Jalan Nasional;

3. Mantapnya pelayanan angkutan dalam hal ketertiban, keamanan, kenyamanan, keselamatantransportasi jalan angkutan umum dalam kota serta bertambahnya rambu-rambu lalu lintas sampaike jalan-jalan kabupaten dan kota;

4. Adanya dermaga fery di semua klaster sekaligus dengan jangkauan pelayaran kapal fery;

5. Mantapnya sistem pelayanan di semua pelabuhan yang didukung dengan lengkapnyafasilitas pendukung kepelabuhanan (di semua klaster);

6. Pelabuhan Tahuna menjadi pelabuhan eksport;

7. Terbangunnya tambatan perahu di pulau-pulau kecil yang berpenghuni; dan 8. Bandara Nahasudah dapat melayani penerbangan domestik dan penerbangan internasional.

Sub Bidang Perumahan dan Permukiman :

1. Terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, layak, aman dengan dukungan fasil itas

2. Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi / MCK yang memadai danmemenuhi standar kesehatan

3. Peningkatan pengelo laan bangunan gedung dan rumah negara serta pengembangantata keselamatan bangunan gedung.

Subbidang Kelistrikan dan sub bidang telekomunikasi:

1. Sistem jaringan telekomunikasi dan kelistrikan sudah menjakau keseluruhan wilayah di KabupatenKepulauan Sangihe.

2.1.6. Pemerintahan

Dalam kurun waktu 20 tahun ke depan (2005-2025) Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu melakukanserangkaian langkah kebijakan strategis guna menunjang pelaksanaan pemerintahan yang efektif, efisien,demokratis, aspiratif, transparan, akuntabel dan secara konsisten mempertahankan momentum manajemenempat karakteristik utama untuk penguatan integrasi negara akan ditempuh sejumlah kebijakan berikut:

Page 48: RPJP Sangihe

48

Tahun 2005-2010

1) Pemantapan/Mempercepat Pemekaran Kabu paten Sitaro;

2) Mempersiapkan rencana Kota Tahuna menjadi Kota Madya dengan wilayah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tahuna dan Kendahe;

3) Memekarkan beberapa kecamatan di wilayah Tabukan, Tahuna, Manganitu, Tamako danKendahe;

4) Memekarkan desa/kelurahan di kecamatan-kecamatan yang memenuhi persyaratan;

5) Menata dan meletakan dasar-dasar Tata Pemerintahan Daerah yang baik (Good LocalGovernance) menjadi Tata Pemerintahan yang bersih dan berwibawa mulai dari tingkatdesa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten;

6) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Pemerintahan;

7) Menerapkan pelayanan publik yang bermutu dan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersihdari unsur-unsur penyalahgunaan kekuasaan;

8) Menegakan supremasi hukum yang dimulai dari lingkungan Pemerintah Daerah (dankeluarganya) dan basis pendidikan serta orang per orang yang memadai dalam rangkapenegakan supremasi hukum;

9) Melibatkann partisipasi masyarakat dalam rangka reformasi dan desentralisasi denganmemberikan ruang yang cukup dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan/pembangunan karenatanpa partisipasi masyarakat akan berakibat aparatur pemerintah tidak akan mampumenghasilkan kebijakan yang tepat/sesuai dengan kebutuhan/aspirasi masyarakat;

10) Menerapkan proses demokratisasi dalam proses PILKADA Bupati/Wakil Bupati pertama secaralangsung di Kabupaten Kepulauan Sangihe maupun kabupaten baru hasil pemekaran;

11) Mendorong fungsi kemitraan pemerintah kabupaten;

12) Mengupayakan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan terutama di Klaster Sangihe,Siau dan Tagulandang;

13) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan di Klaster Sangihe, Siaudan Tagulandang;

14) Meningkatkan keberdayaan masyarakat di K laster Sangihe, Siau dan Tagulandangdalam penyelenggaraan pembangunan;

15) Memperjelas pembagian kewenangan antar tingkat pemerintahan baik kewenanganmengenai tugas dan tanggung jawab maupun mengenai penggalian sumber dana dan pembiayaanpembangunan yang didukung oleh semangat desentralisasi dan otonomi daerah dalam kerangkaNegara Kesatuan Republik Indonesia;

16) Mendorong kerjasama antar pemerintah daerah termasuk mengoptimalkan peran pemerintah provinsidan antara pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan negara tetangga dalam rangkapeningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat;

17) Meningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah termasuk pengelolaan keuangan yangdidasarkan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan profesionalisme sehingga tersediadana dan pembiayaan yang memadai bagi pelayanan masyarakat dan pelaksanaanpembangunan di klaster Sangihe, Siau dan Tagulandang;

18) Mengupayakan revisi kebijakan terhadap berbagai peraturan yang tidak lagi relevan dengan

Page 49: RPJP Sangihe

49

berbagai tuntutan perkembangan dan pembangunan; dan 19. Memperjuangkanpembentukan daerah otonom baru pada wilayah potensial.

Tahun 2010-2015

1) Melanjutkan penataan dan peletakan dasar-dasar Tata Pemerintahan yang baik;

2) Pemantapan/mempercepat Kota Tahuna menjadi Kota Madya;

3) Mempersiapkan pemekaran wilayah di kecamatan-kecamatan Tabukan menuju KabupatenTabukan;

4) Menata calon Ibukota Kabupaten Tabukan;

5) Mempersiapkan pemindahan calon ibukota kabupaten induk dengan wilayah administrasipemerintahan Kecamatan Manganitu, Tamako, Tatoareng setelah diadakan pemekaran terhadapketiga kecamatan tersebut;

6) Mempersiapkan Kota Tamako menjadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Induk dengan wilayahManganitu, Tamako, Manganitu Selatan dan Tatoareng;

7) Memekarkan Kabupaten Sitaro menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Siau dan kabupatenTagulandang - Bitaro;

8) Meningkatkan pelayanan publ ik yang bermutu dan penyelenggaraan pemerintahandaerah yang bersih dari unsur-unsur penyalahgunaan kekuasaan;

9) Memantapkan penegakan supremasi hukun yang dimulai dari lingkungan PemerintahDaerah (dan keluarganya) dan basis pendidikan serta orang perorang yang memadai dalamrangka penegakan supremasi hukum;

10) Melanjutkan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka reformasi dan desentralisasidengan memberikan ruang yang cukup dalam praktek penyelenggaraanpemerintahan/pembangunan karena tanpa partisipasi masyarakat akan berakibat aparaturpemerintah tidak akan mampu menghasilkan kebijakan yang tepat/sesuai dengankebutuhan/aspirasi masyarakat;

11) Melanjutkan upaya penerapan demokratisasi dalam proses PILKADA pada kabupaten indukdan wilayah yang baru dimekarkan;

12) Melanjutkan fungsi kemitraan pemerintah kabupaten;

13) Memantapkan upaya penanggulangan penyalahgunaan kewenangan di Klaster Sangihe, Siau danTagulandang dan menerapkan upaya serupa di Klaster Perbatasan, Tatoareng dan Biaro;

14) Memantapkan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan di Klaster Sangihe, Siau danTagulandang dan menerapkan upaya yang sama di Klaster Perbatasan, Tatoareng dan Biaro;

15) Meningkatkan keberdayaan masyarakat di Klaster Perbatasan, Tatoareng dan Biaro dalampenyelenggaraan pembangunan;

16) Melanjutkan upaya penetapan kewenangan antar tingkat pemerintahan baik kewenangan mengenaitugas dan tanggung jawab maupun mengenai penggalian sumber dana dan pembiayanpembangunan yang didukung oleh semangat desentralisasi dan otonomi daerah dalam kerangkaNegara Kesatuan Republik Indonesia;

17) Memperluas cakupan kerjasama dan kualitas kerjasama antar pemerintah daerah dan antarapemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan negara tetangga;

Page 50: RPJP Sangihe

18) Mengupayakan ketersediaan aparatur pemerintah daerah yang berkualitas secara proporsional diKlaster Sangihe, Siau dan Tagulandang;

19) Meneruskan upaya peningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah termasukpengelolaan keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas danprofesionalisme sehingga tersedia dana dan pembiayaan yang memadai bagi pelayananmasyarakat dan pelaksanaan pembangunan di daerah;

20) Melanjutkan upaya revisi kebijakan terhadap berbagai peraturan yang tidak lagi relevan denganberbagai tuntutan perkembangan dan pembangunan.

Tahun 2015-2020

1. Merealisasikan pemekaran Kota Tahuna dan Kecamatan Kendahe menjadi KotamadyaTahuna Kendahe;

2. Mewujudkan Kabupaten Tamako dan Manganitu sebagai daerah otonom baru;

3. Memantapkan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud menjadi satu wilayah PemerintahanProvinsi;

4. Memantapkan implementasi Tata Pemerintahan yang baik;

5. Menuntaskan pelayanan publik yang bermutu dan penyelenggaraan pemerintahan daerah yangbersih dari unsur-unsur penyalahgunaan kekuasaan;

6. Menuntaskan upaya supremasi hukum yang dimulai dari lingkungan Pemerintah Daerah (dankeluarganya) dan basis pendidikan serta orang per orang yang memadai dalam rangka penegakansupremasi hukum;

7. Menyempurnakan partisipasi masyarakat dalam rangka reformasi dan desentralisasi denganmemberikan ruang yang cukup dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan/pembangunan karenatanpa partisipasi masyarakat akan berakibat aparatur pemerintah tidak akan mampu menghasilkankebijakan yang tepat / sesuai dengan kebutuhan / aspirasi masyarakat;

8. Melanjutkan upaya penerapan demokratisasi dalam proses PILKADA pada kabupaten induk danwilayah yang baru dimekarkan;

9. Memantapkan fungsi kemitraan pemerintah kabupaten;

10. Memantapkan proses demokratisasi pada proses PILKADA periode ini;

11. Menuntaskan upaya penyalahgunaan kewenangan di seluruh klaster;

12. Menuntaskan upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan di semuaklaster;

13. Meningkatkan keberdayaan masyarakat di seluruh klaster dalam penyelenggaraan pembangunan;

14. Menuntaskan upaya pembagian kewenangan antar tingkat pemerintahan baik kewenangan mengenaitugas dan tanggung jawab maupun mengenai penggalian sumber dana dan pembiayaan pembangunanyang didukung oleh semangat desentralisasi dan otonomi daerah dalam kerangka Negara KesatuanRepublik Indonesia;

15. Memantapkan upaya dan cakupun serta kualitas kerjasama antar pemerintah daerah dan anatarapemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan negara tetangga;

16. Memantapkan kualitas aparatur pemerintah daerah di semua klaster;

Page 51: RPJP Sangihe

51

17. Menyempurnakan upaya peningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah termasukpengelolaan keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas danprofesionalisme sehingga tersedia dana dan pembiayaan yang memadai bagi pelayanan masyarakatdan pelaksanaan pembangunan di daerah;

18. Menuntaskan revisi kebijakan terhadap berbagai peraturan yang tidak lagi relevan denganberbagai tuntutan perkembangan dan Pembangunan.

Tahun 2020-2025

1. Tercapainya pelayanan publik yang bermutu dan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersihdari unsur-unsur penyalahgunaan kekuasaan;

2. Terlaksananya supremasi hukun yang dimulai dari lingkungan Pemerintah Daerah (dankeluarganya) dan basis pendidikan serta orang per orang yang memadai dalma rangka penegakansupremasi hukum;

3. Tercapainya partisipasi masyarkat dalam rangka reformasi dan desentralisasi dengan memberikanruang yang cukup dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan/pembangunan karena tanpapartisipasi masyarakat akan berakibat aparatur pemerintah tidak akan mampu menghasilkankebijakan yang tepat/sesuai dengan kebutuhan/aspirasi masyarakat;

4. Memantapkan upaya penerapan demokratisasi dalam proses PILKADA pada kabupaten indukdan wilayah yang baru dimekarkan;

5. Memantapkan fungsi kemitraan pemerintah kabupaten;

6. Menyempurnakan proses demokratisasi pada proses PILKADA periode ini;

7. Menuntaskan upaya peningkatan penyelenggaraan administrasi pemerintahan di seluruh klaster;

8. Melanjutkan upaya pemantapan dan cakupan serta kualitas kerjasama antar pemerintah daerah danantara pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan negara tetangga;

9. Memantapkan kerjasama antar daerah dan negara tetangga di berbagai bidang pembangunan;

10. Melanjutkan upaya pemantapan kualitas aparatur pemerintah di semua klaster; 11. Menuntaskanupaya peningkatan kapasitas keuangan pemerintah daerah termasuk pengelolaankeuangan yang didasarkan pada prinsip-pr insip transparansi, akuntabilitas danprofesionalisme sehingga tersedia dana dan pembiayan yang memadai bagi pelayananmasyarakat dan pelaksanaan pembangunan di daerah;

11. Mengkaji dan menata semua daerah otonom yang telah terbentuk sehingga mencapai tujuan utamayang dicita-citakan dalam pemekaran wilayah, kesejahteraan masyarakat di Kabupaten KepulauanSangihe;

12. Mengantisipasi perubahan-perubahan mendasar dalam rangka penyesuaian seluruh perangkatdokumen perencanaan sebagai konsekwensi peningkatan status administratif pemerintahan.

Dengan kebijakan yang akan diterapkan dalam ruas lima tahunan di atas, kondisi umum pemerintahan diKabupaten Kepulauan Sangihe pada tahun 2025 adalah sebagai berikut:

(1) Penyelenggaraan pemerintahan akan semakin efektif dengan dilakukannya pemekaran padasejumlah wilayah potensial menjadi kelurahan, kecamatan, kodya dan kabupaten baru;

(2) Terciptanya tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, profesional dan bertanggung jawabyang diwujudkan dengan sosok dan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif dalam memberikanpelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat;

Page 52: RPJP Sangihe

52

(3) Kerjasama antar pemerintah daerah maupun pemerintah daerah dengan negara tetanggadalam berbagai bidang pembangunan sudah mampu memberikan kontribusi signifikan terhadappeningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe;

(4) Tercapainya sinkronisasi dan harmonisasi berbagai peraturan perundangundangan pusatdan daerah,

(5) Terbentuknya kelembagaan pemerintah daerah yang efektif, efisien dan akuntabel;

(6) Meningkatnya kapasitas pengelolaan SDM aparatur yang profesional dan kompeten,

(7) Terkelolanya sumber dana dan pembiayaan pembangunan secara transparan, akuntabel danprofesional;

(8) Terlaksananya konsep pola pembangunan kepulauan dan pembangunan berorientasioutward looking.

2.1.8. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bertolak dari proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan-permasalah di atas maka tahapan-tahapan yang akan ditempuh untuk meningkatkan kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalahsebagai berikut: (i) Meningkatnya ketersediaan, hasil guna dan daya guna (SDM, sarana, prasarana dankelembagaan) Iptek dan (ii) Terwujudnya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas dan pengetahuanlokal. Sejumlah kebijakan berikut akan diterapkan untuk pencapaian tujuan-tujuan di atas dalam 20 tahunke depan :

Tahun 2005-2010

1. Menyediakan prasarana dan sarana Iptek terutama perguruan tinggi negeri di Klaster Sangihe danakademi di Klaster Siau dan Tagulandang;

2. Menetapkan prioritas penelitian dan pengembangan Iptek yang berorientasi pada permintaan dankebutuhan masyarakat dan dunia usaha;

3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Iptek dengan memperkuat kelembagaan, sumber daya danjaringan Iptek di daerah;

4. Menanamkan dan menumbuhkembangkan budaya Iptek untuk meningkatkan daya saing daerah;

5. Menciptakan iklim inovasi dalam bentuk pengembangan skema insentif yang tepat;

6. Mengembangkan kemitraan dengan PTS/PTN yang sudah mapan, dunia industri dan pihak-pihaklain terkait dengan pengembangan Iptek lebih lanjut di dalam maupun luar negeri; dan

7. Memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan dan pembangunan daerah.

Tahun 2010-2015

1. Melanjutkan upaya penyediaan prasarana dan sarana Iptek terutama perguruan tinggi negeri danLitbang di Klaster Sangihe dan akademi di Klaster Siau dan Tagu landang;

2. Melakukan pengkajian prioritas penelitian dan pengembangan Iptek yang berorientasi padapermintaan dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha;

3. Melanjutkan upaya peningkatkan kapasitas dan kapabilitas Iptek dengan memperkuatkelembagaan, sumber daya dan jaringan Iptek di daerah;

Page 53: RPJP Sangihe

53

4. Melanjutkan upaya menumbuhkembangkan budaya Iptek untuk meningkatkan daya saing daerah;

5. Membudayakan iklim inovasi dalam bentuk pengembangan skema insentif yang tepat;

6. Memantapkan kemitraan dengan PTS/PTN yang sudah mapan, dunia industri dan pihak-pihak lainterkait dengan pengembangan Iptek lebih lanjut di dalam maupun luar negeri;

7. Melanjutkan upaya pengkajian secara intensif terhadap sumber daya unggulan daerah; dan

8. Memantapkan pemanfaatan teknologi informasi untuk pengembangan dan pembangunandaerah.

Tahun 2015-2020

1. Memantapkan prasarana dan sarana Iptek terutama perguruan tinggi negeri dan Litbang di KlasterSangihe;

2. Melanjutkan pengkajian prioritas penelitian dan pengembangan Iptek yang berorientasi padapermintaan dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha;

3. Memantapkan kapasi tas dan kapabi l i tas Ip tek dengan memperkuat kelembagaan,sumber daya dan jaringan iptek di daerah;

4. Memantapkan upaya menumbuhkembangkan budaya Iptek untuk meningkatkan daya saing daerah;

5. Memantapkan budaya iklim inovasi dalam bentuk pengembangan skema insentif yang tepat untukmendorong perkuatan industri;

6. Memantapkan kemitraan dengan PTS/PTN yang sudah mapan, dunia industri dan pihak-pihak lainterkait dengan pengembangan Iptek lebih lanjut di dalam maupun luar negeri;

7. Melanjutkan upaya pengkajian secara intensif terhadap sumber daya unggulan daerah termasukpengkajian terhadap pengmbangan nilai tambah; dan

8. Memantapkan pemanfaatan teknologi informasi untuk pengembangan dan pembangunandaerah dan menerapkan sistim MSTQ.

Tahun 2020-2025

1. Menuntaskan prasarana dan sarana Iptek yang belum rampung terutama perguruan tingginegeri dan Litbang di Klaster Sangihe;

2. Mengkaji, menata prioritas penelitian dan serta menerapkan hasil penelitian yang berorientasi padapermintaan dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha;

3. Memantapkan kemitraan dengan PTS/PTN yang sudah mapan, dunia industri dan pihak-pihak lainterkait dengan pengembangan Iptek lebih lanjut di dalam maupun luar negeri;

4. Memantapkan dan mengembangkan upaya pengkajian secara intensif terhadap sumber dayaunggulan daerah termasuk pengkajian terhadap pengembangan nilai tambah produk;

5. Memantapkan upaya pengkajian secara intensif terhadap sumber daya unggulan daerah termasukpengkajian terhadap pengembangan nilai tambah; dan

6. Memantapkan teknologi informasi untuk pengembangan dan pembangunan daerah danpenerapan sistim MSTQ.

Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh selama 20 tahun di atas, maka kondisiKabupaten Kepulauan Sangihe pada tahun 2025 diperkirakan sebagai berikut :

Page 54: RPJP Sangihe

54

Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

1. Sistim mitigasi bencana sudah berfungsi maksimal yang didukung oleh penguasaan teknologiterkait dengan sistim peringatan dini, ketersediaan sarana pendukung termasuk sarana untuk detekasibencana terutama di pulau-pulau seperti Sangihe Besar, Siau, Tagulandang dan Tatoareng sertabadan yang telah mapan menangani masalah bencana;

2. Mantapnya pengelolaan lingkungan di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang ditandai dengan(a) tingginya kesadaran semua pihak termasuk masyarakat dalam mengendalikan dampakpembangunan terhadap lingkungan, (b) terciptanya harmonisasi hukum di bidang lingkungan dankonsistennya penegakan hukum, (c) mantapnya penyebaran data dan informasi wilayahwilayahrawan bencana dan (d) diterapkannya upaya konservasi secara profesional dan konsisten diwilayah daratan maupun laut Kabupaten Kepulauan Sangihe;

3. Meningkatnya kualitas air permukaan (sungai dan danau) disertai dengan pengendalian danpemanfaatan terpadu antar sektor;

4. Meningkatnya luas kawasan konservasi laut;

5. Terintegrasinya pembangunan laut, pesisir dan daratan dalam satu kesatuan pengembanganwilayah; dan

6. Mantapnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memelihara lingkungan hidup.

Demografi

1. Administrasi kependudukan telah tertata baik termasuk kualitas dokumen, data dan informasipenduduk dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan penduduk berkelanjutan;

2. Telah terwujud penduduk yang sehat dan keluarga kecil berkualitas di seluruh klaster;

3. Persebaran dan mobilitas penduduk telah tertata secara seimbang sesuai dengan daya dukung dandaya tampung lingkungan;

4. Kualitas hidup masyarakat membaik yang ditandai dengan peningkatan kualitas kesehatan, gizi danpenurunan angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

Ekonomi dan Sumber Daya Alam

1. Telah tercapai tingkat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dengan tingkat pemerataan yangrelatif baik dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5 %;

2. Telah terbangung struktur perekonomian yang kokoh berbasis sumber daya lokal denganperikanan, pertanian, pariwisata dan pertambangan sebagai sektor pendukung untukpengembangan sektor industri yang akan menjadi motor penggerak ekonomi daerah denganpenciptaan lapangan/kesempatan kerja yang cukup tinggi;

3. Telah tercipta efisiensi, modernisasi dan nilai tambah kegiatan sektor primerterutama pertanian dalam arti luas (perikanan, perkebunan, tanaman pangan, peternakan dankehutanan) guna menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing di pasaran lokal maupuninternasional;

4. Kemandirian pangan daerah terjaga karena berkembangnya kelembagaan ketahanan pangan yangmampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga yang cukup, baik dalamjumlah, mutu maupun gizi;

5. Investasi daerah berkembang yang ditandai dengan berperannya sektor penanaman modal asing(PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN), swasta dan masyarakat dengan incremental

Page 55: RPJP Sangihe

55

capital output ratio (ICOR) berada pada kisaran nilai 3—4;

6. Sektor industri sudah mampu menghasilkan produk dengan nilai tambah berdaya saing yangdibangun dalam satu sistem mata rantai industri (tahap produksi- produksi antara—tahap akhirproduksi-tahap konsumsi) dalam keterkaitan sistem wilayah pengembangan ekonomi dengandukungan infrastruktur teknologi, mutu, peningkatan kemampuan tenaga kerja dan infrastruktur fisik;

7. Pola pemanfaatan sumber daya perikanan telah berubah dari pola pemanfaatan bersifattradisional menjadi pemanfaatan modern. Untuk sektor perikanan tangkap, pemanfaatan telahmencapai daerah ZEEI dan didukung oleh industri pengolahan seperti pengalengan dan tepungikan, sedangkan perikanan budidaya diharapkan telah mampu memberikan kontribusi signifikanuntuk mendukung produksi sektor perikanan dan kelautan;

8. Pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan secaraberkelanjutan, berkeadilan dan berkeseimbangan untuk memperoleh nilai tambah yang optimal bagikepentingan daerah;

9. Stabilnya harga di tingkat produsen, inflasi berada di bawah dua digit angka, rendahnya tingkat sukubunga perbankan;

10. Adanya keberpihakan lembaga-lembaga keuangan yang tercermin dalam peningkatan peran danfungsi pelayanan lembaga-lembaga keuangan terhadap pelaku ekonomi kerakyatan (UKM danKoperasi);

11. Produktivitas tenaga kerja yang tinggi sebagai dampak terbukanya lapangan/kesempatan kerja,peningkatan jiwa usaha/wirausaha yang diindikasikan dengan dominannya serapan penggunaankredit modal kerja oleh masyarakat dibandingkan kredit konsumtif;

12. Pembangunan ekonomi telah memampukan daerah membiayai pelaksanaan pembangunan danpemerintahan di daerah atau berkurangnya tingkat ketergantungan daerah terhadap sumbangan dariluar daerah.

Sarana dan Prasarana

1) Transportasi darat sudah menjangkau sentra-sentra produksi di seluruh wilayah kecamatan,desa/kelurahan terutama di Pulau Sangihe, Siau, Tagulandang dan Biaro;

2) Semua jalan lingkar Pulau Sangihe, Siau, Tagulandang dan Biaro sudah menjadi Jalan Nasionaldan ruas-ruas jalan yang menghubungkan wilayah-wilayah kecamatan di pulau-pulau besar(Sangihe, Siau dan Tagulandang) sudah menjadi Jalan Provinsi sedangkan jalan-jalankecamatan dan desa/kelurahan menjadi jalan kabupaten untuk mendukung aktifitas pemerintahandan ekonomi daerah;

3) Transportasi laut telah menjadi penghubung yang efektif/efisien antar wilayah nasional, provinsi,kabupaten serta antar klaster di Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk mendukung aktifitasekonomi dan meningkatnya kelancaran, keamanan dan kenyamanan pelayaran;

4) Pulau-pulau di setiap klaster mampu meng-akses transportasi laut secara leluasa;

5) Transportasi udara sudah menjadi sarana transportasi yang handal untuk mendukung aktivitaspemerintahan dan ekonomi serta mendukung pendekatan inward looking dan outward looking.

Sosial Budaya dan Politik

1. Peran BKSUA sudah mantap dalam menjamin kerukunan hidup antar umat beragama; dan

2. Mantapnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan beragama sehingga terwujud hidupmasyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe yang bermoral, beretika dan berpengamalan sepiritual

Page 56: RPJP Sangihe

56

yang dicirikan antara lain oleh mantapnya penerapan pesan-pesan moral agama dalam kehidupansehari-hari yang didukung oleh pembinaan agama di tingkat keluarga dan sekolah;

3. Tersedianya berbagai sarana kesehatan seperti puskesmas di semua desa, rumah sakit di semuaklaster dengan status yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di setiap klaster;

4. Tersedianya tenaga kesehatan (dokter, tenaga paramedis lainnya) dengan kualitas dankuantitas yang memadai pada semua sarana kesehatan tersedia;

5. Meningkatnya ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau terutama bagimasyarakat miskin;

6. Mantapnya layanan kesehatan serta bidang pembangunan lainnya untuk mempertinggikualitas hidup perempuan dan anak;

7. Semakin berkembangnya penerapan nilai baru yang positif dan produktif dalam rangkamemantapkan budaya daerah yang dalam diwujudkan dalam setiap kebijakan pembangunan;

8. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya;

9. Semakin kokohnya NKRI yang berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan BhinekaTunggal Ika;

10. Tuntasnya berbagai program wajib belajar (Pendidikan Dasar Sembilan dan Dua Belas Tahun) disemua klaster;

11. Meningkat dan meratanya jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di semu klaster;

12. Terciptanya perluasan, pemerataan dan mutu pendidikan melalui jalur formal dan non-formaluntuk umum maupun kejuruan;

13. Meningkatnya proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar ke jenjang yang lebihtinggi;

14. Tersedianya tenaga kerja berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja;

15. Tercapainya tingkat pendidikan yang akan mempertinggi kualitas hidup perempuan dananak;

16. Terciptanya iklim politik yang kondusif yang dapat mendukung optimalisasi pembangunan disemua klaster;

17. Terselenggaranya semua proses PILKADA secara tertib dan aman di kabupaten induk maupun disemua kabupaten/kota hasil pemekaran;

18. Diterapkannya hukum untuk melindungi setiap individu dari tindakan kekerasan, eksploitasi dandiskriminasi termasuk kekerasan dalam rumah tangga;

19. Mantapnya upaya penguatan kelembagaan, koordinasi dan jaringan pengarustamaan gender dananak dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi dari berbagai kebijakan,program dan kegiatan pembangunan di segala bidang termasuk pemenuhan komitmen internasional,penyediaan data dan statistik gender.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Iptek telah mampu menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah sertameningkatkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik;

1. Iptek akan menjadi penopang utama pengembangan industri berbasis sumber daya lokal;

Page 57: RPJP Sangihe

57

2. Iptek dapat berperan maksimal dalam menopang pengembangan daya saing produk dan jasa darisektor-sektor unggulan daerah, pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan danmenekan dampak bencana alam serta meningkatkan jumlah maupun kualitas SDM daerah yangterlatih dengan baik di berbagai bidang pembangunan; dan

3. Penguasaan Iptek akan mampu meningkatkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat melaluipenerapan teknologi tepat guna bagi masyarakat pedesaan, rumah tangga dan agroindustri.

Page 58: RPJP Sangihe

58

BAB III

VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

3.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE TAHUN 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe padahakekatnya adalah merupakan upaya nyata dan sistematis Masyarakat dan Pemerintah di Daerah ini,untuk mendukung dan merealisasikan tujuan pembangunan secara Nasional sebagaimana tercantumdalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 dalam wadah NKRI sesuai dengan kondisi spesifik,aspirasi/kebutuhan masyarakat dan potensi sumber daya yang dimiliki.

Acuan teknis operasional bergantung kepada arahan RPJP Nasional dan RPJP Provinsi SulawesiUtara untuk mana kebijakan pembangunannya adalah sebagai berikut:1. Pembangunan ekonomi diarahkan kepada pemantapan sistem ekonomi Nasional/Daerah untuk

mendorong kemajuan bangsa terutama masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe denganmengacu pada ciri-ciri pembangunan ekonomi nasional sebagai berikut:a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan.b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara/Daerah dan yang

menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.c. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara/Daerah dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.d. Perekonomian Nasional/Daerah diselenggarakan berdasarkan atas asas demokrasi ekonomi

dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanj utan, berwawasan lingkungan,kemandirian serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi Nasional/Daerah.

e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai wujud pengelolaankeuangan Daerah (Negara) dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab sebesar-besarnya demi untuk kemakmuran rakyat.

2. Pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan memperhatikan hak warga negara sertakewajibannya untuk berperan dalam pembangunan.

3. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pembangunan, pelaksanaan Pemerintahan Daerahdidasarkan pada Otonomi yang luas. Pelaksanaan otonomi di Daerah diupayakan untukmendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan demi memperkokoh persatuan dankesatuan.

4. Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe harus memperhatikan/mempertimbangkan EMPAT KARAKTERISTIK WILAYAH sebagai berikut:

Sebagai Daerah Perbatasan

Sebagai Daerah Kepulauan Sebagai Daerah Rawan Bencana Alam Sebagai Daerah Tertinggal.

5. Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe diarahkan padapenyelesaian berbagai permasalahan di setiap KLASTER KEPULAUAN yaitu: Klaster Pulau-pulau Perbatasan (Marore, Matutuang, Mamanu, Kawio dan Kawaluso); Klaster Pulau Sangihe; Klaster Pulau Para, Kahakitang, Mahengetang dan Kalama; Klaster Pulau Siau;

Page 59: RPJP Sangihe

59

Klaster Pulau Tagulandang; dan Klaster Pulau BiaroMasing-masing memiliki ciri dan spesifikasi kebutuhan/aspirasi masing- masing.

6. Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe juga diprioritaskan u ntukmengurangi (menghapuskan) kantong-kantong kemiskinan yang tersebar di seluruh wilayahKecamatan/Kampung/ Kelurahan.

7. Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada hakekatnya adalahmerupakan perjuangan bersama Masyarakat dan Pemerintah untuk memperkuat AKSESIBILITASdi berbagai bidang kehidupan.

8. Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe diarahkan pula u ntukkepentingan menjaga keutuhan/kedaulatan NKRI, mengingat posisinya sebagai wilayahperbatasan antara negara Republik Indonesia dan Philipina.

Mengantisipasi tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang sertadengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten KepulauanSangihe serta faktor-faktor strategis yang muncul, amanat pembangunan sebagaimana tercantumdalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, serta arahan RPJP Nasional dan RPJP Provinsi SulawesiUtara dan aspirasi masyarakat yang berkembang selama ini, maka VISI PEMBANGUNAN DAERAHTAHUN 2005-2025 dirumuskan sebagai berikut:

"KEPULAUAN SANGIHE SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI YANG SEJAHTERA"

Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2005 - 2025 ini mengarahkepada pencapaian tujuan pembangunan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sertamengacu dan diselaraskan dengan Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasionaldan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Sulawesi Utara.

Untuk mewujudkan VISI Pembangunan Daerah Jangka Panjang (RPJP) KabupatenKepulauan Sangihe) tersebut akan ditempuh melalu i MISI Pembangunan Daerah sebagaiberikut: Mewujudkan Kepulauan Sangihe Sebagai Beranda Depan NKRI yang Sejahtera adalahmendorong adanya aktifitas pembangunan yang dapat mencerminkan adanya hasil-hasil yang secarakongkrit menyentuh dan berkaitan dengan upaya-upaya penguatan berbagai fasilitas dan atausarana dan prasarana dasar (utama) yang meliputi:

1. Pemantapan/penyem purnaan dan pengembangan kehidupan umat beragama, adat, budaya,tradisi-tradisi yang menunjang pelaksanaan pembangunan;

2. Penegakan supremasi hukum dengan titik berat pemberantasan KKN;3. Memberi iklim positif yang kondusif terhadap pengembangan demokrasi di berbagai aspek

kehidupan dalam rangka perwujudan tujuan Nasional;4. Memberi citra kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai komunitas Daerah perbatasan yang

menjadi pengawal Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945;

5. Pemantapan Kelembagaan masyarakat dan kapasitas Pemerintah Daerah;6. Membangun rasa percaya diri masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe agar semakin termotivasi

dan mampu memberikan kontribusi terhadap suksesnya pembangunan Nasional melalui partisipasikongkrit dan berkualitas dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang maju danmandiri, adil dan demokratis, serta aman dan bersatu, adalah mengandung pengakuan yang tulusbahwa masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan bagian integral daripada NKRI dan

Page 60: RPJP Sangihe

60

oleh karena itu juga ikut bertanggung jawab di dalam upaya mewujudkan Visi Pembangunan Nasional2005-2025 melalui pelaksanaan serangkaian Misi yang akan dilaksanakan secara sistematis,berjenjang dan sesuai dengan kondisi spesifik Daerah;

7. Pemantapan/penyempurnaan dan pengembangan kegiatan di bidang pelestarian lingkungan dalamrangka pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan;

8. Pemantapan/penyempurnaan dan pengembangan jaringan transportasi darat, laut dan udara;9. Pemantapan/penyem purnaan dan pengembangan jaringan informasi, komunikasi dan telekomunikasi

(Telematika);10.Pemantapan/penyem purnaan dan pengembangan pelayanan di bidang kesehatan yang dapat

menjangkau seluruh masyarakat sampai di pelosok pedesaan, pulau-pulau kecil/terpencil dan pesisirguna membangun/menciptakan kondisi masyarakat yang sehat;

11.Pemantapan/penyem purnaan dan pengembangan pelayanan di bidang pendidikan sehinggamampu diakses oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe mulai dari tingkatpendidikan dasar (wajar 9 tahun), pendidikan menengah (wajar 12 tahun) sampai ke tingkatpendidikan tinggi, dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia;

12.Pemantapan/penyem purnaan dan pengembangan berbagai fasilitas pendukung guna mendorongterciptanya aktifitas di bidang kelautan dan perikanan yang kondusif terhadap upaya-upayapeningkatan produksi masyarakat nelayan setempat, pemasaran dan pelestarian sumber dayakelautan dan perikanan itu sendi ri;

13.Mendorong peningkatan aksesibilitas di bidang pertanian dengan melakukan intensifikasi danekstensifikasi terhadap komoditi-komoditi unggulan spesifik daerah yang memiliki peluang dandaya saing pasar baik lokal, regional, fungsional dan global, dengan mempertimbangkan dayadukung lahan yang tersedia;

14.Mendorong serta memfasilitasi pengembangan sektor Industri, Koperasi dan U KM;15.Mewujudkan komitmen pembangunan kependudukan berkualitas, berdaya saing, dan beretika;16.Merevisi tata ruang kabupaten dengan mengutamakan penataan ruang secara holistic,

mengintegrasikan wilayah lautan dan daratan sebagai satu wilayah kesatuan perencanaanpembangunan daerah;

17.Mewujudkan peran swasta dan BUMD/Perusahaan Daerah lebih nyata dalam pembangunanekonomi daerah;

18.Mewujudkan partnership (masyarakat, swasta, dan pemerintah) dalam membanguninfrastruktur dasar;

19.Mengembangkan sistim ekonomi wilayah berbasis kelautan dan perikanan;20.Penyempurnaan dan pemantapan sektor pariwisata dalam mewujudkan Kepulauan

Sangihe sebagai salah satu tujuan wisata bahari internasional;21.Mewujudkan prinsip-prinsip Dlean Government and Good Governance dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah;22.Mewujudkan kerjasama-kerjasama bidang budaya, pendidikan, dan ekonomi yang lebih konkrit

dengan negara tetangga Philipina;23.Mewujudkan komitmen Pemerintahan Nasional yang dituangkan dalam berbagai kebijakan formal

untuk mendorong percepatan Pembangunan Daerah Perbatasan dan Daerah Tertinggal;24.Mewujudkan komitmen pembangunan berwawasan gender.

3.1. ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005-2025

Dalam mewujudkan VISI Pembangunan Daerah tersebut di atas akan ditempuh ArahPembangunan Daerah sebagai berikut:

Page 61: RPJP Sangihe

61

1. Mendorong pelaksanaan Pembangunan Daerah yang dapat menciptakan pertumbuhan ekonomiyang tinggi sehingga mampu menjamin adanya pemerataan yang seluas-luasnya didukung olehSumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa, infrastruktur yang memadai,penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta wawasan tentang lingkungan yang utuhdengan memperhatikan secara cermat kondisi spesifik Daerah dengan Empat Karakteristiknyasebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan penyusunan setiap program pembangunansecara bertahap dan berkelanjutan.

2. Mendorong pelaksanaan Pembangunan Daerah yang menjamin penerapan clean and goodgovernance, adanya penegakan hukum yang adil, konsekuen, tidak diskr iminat i f sertamengabdi kepada kepent ingan masyarakat umum, meneruskan konsolidasi demokrasisecara bertahap di berbagai aspek kehidupan politik agar demokrasi konstitusional akan menjadikonsensus dan pedoman terhadap perilaku politik dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai bagian integral NKRI yangberdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3. Mendorong pelaksanaan pembangunan yang mampu merangkai Kepulauan Sangihe agarsecara efektif dapat bersinergi dalam dinamika pembangunan baik secara Regional, Nasionaldan antarWilayah/Daerah, serta kesiapan memasuki Era Global (Pasar Bebas).

4. Mendorong pelaksanaan Pembangunan Daerah yang mampu mewujudkan rasa aman, tenteramdan damai, menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, membantu menegakkan kedaulatandan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memberi perlindungan terhadap setiapWarga Negara serta Masyarakat pada umumnya.

A. MEWU)UDKAN KEPULAUAN SANGIHE SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI YANG

SEJAHTERA

Memerlukan proses waktu yang panjang, didukung oleh kemampuan merumuskan konsepsi-konsepsi perencanaan program melalui kajian-kajian cermat, serta kemampuan peramalan yang handal,yang bermuara pada upayaupaya menciptakan Pertumbuhan Ekonomi yang berkembang secarasignifikan (tinggi), disertai pemerataan secara proporsional dan adil.Dalam kaitan ini maka kegiatan pembangunan ekonomi dalam dimensi dua puluh tahun ke depanakan diarahkan pada pencapaian sasaran pokok sebagai berikut: Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh dengan sektor Kelautan dan Perikanan,

Pertanian, Pertambangan dan Pariwisata menjadi basis aktifitas ekonomi yang akanmenghasilkan produk-produk secara efisien dan modern melalui penerapan Iptek danpengembangan Ekonomi Kerakyatan yang berdaya saing global menjad i motorpenggerak (pr ime mover) perekonomian, sementara itu jasa menjadi perekat ketahananekonomi.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 12 % dan pendapatan perkapitasebesar US$ 6.000 dengan tingkat pemerataan yang relatif baik serta jumlah pendudukmiskin tidak lebih dari 5 %.

Kemandirian pangan (lokal) dapat dipertahankan pada tingkat aman dan dalam kualitas giziyang memadai serta tersedianya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga.

1. Perekonomian dikembangkan berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi dan persaingan sehat denganmemperhatikan nilai-nilai keadilan serta kepentingan Daerah/Nasional sehingga terjaminkesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat di Daerah ini . Sementara itupengelolaan kebijakan

Page 62: RPJP Sangihe

62

perekonomian di Daerah perlu memperhatikan secara cermat dinamika Regional, Nasional dan Global.2. Perekonomian dikembangkan dengan berorientasi dan berdaya saing global melalui

transformasi bertahap dari perekonomian berbasis keunggulan komparat i f sumber dayaalam mel impah, menjadi perekonomian yang Berkeunggulan kompetitif dengan prinsip-prinsip dasar:a. Mengelola secara berkelanjutan peningkatan produktifitas daerah melalui penguasaan,

penyebaran, penerapan dan inovasi (penciptaan) ilmu pengetahuan dan teknologi.b. Mengelola secara berkelanjutan kelembagaan ekonomi yang melaksanakan praktek terbaik

dan pemerintahan yang baik.c. Mengelola secara berkelanjutan sumber daya alam sesuai kompetensi dan keunggulan daerah.

3. Struktur perekonomian diperkuat dengan sektor industri sebagai motor penggerak yangdidukung oleh kegiatan kelautan dan perikanan, pertanian, pertambangan dan pariwisata, yangmenghasilkan produk-produk secara efisien,modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, dengan menerapkan praktekterbaik dan ketatakelolaan yang baik untuk mewujudkan ketahanan ekonomi yang tangguh.

4. Peningkatan efisiensi, modernisasi dan nilai tambah kegiatan primer terutama sektor kelautan danperikanan, pertanian, pertambangan dan pariwisata. Sektorsektor tersebut akan didorong agarmampu bersaing di pasar Regional, Nasional dan Global. Kepentingan ini merupakan faktorstrategis karena berkenaan dengan pembangunan PERDESAAN, PENGENTASANKEMISKINAN, Keterbelakangan serta Ketahanan Pangan. Penyelenggaraan yang terencanasecara cermat akan menjamin terwujudnya transformasi seluruh elemen Perekonomian Daerah kearah yang lebih maju dan mampu beradaptasi dengan dinamika Nasional dan Globalisasi.

5. Daya saing global perekonomian Daerah ditingkatkan dengan antara lain mengembangkan polajaringan Rumpun Industri (Industrial Cluster) sebagai fondasinya, berdasarkan tiga prinsip dasar:a. Pengembangan rantai nilai tambah dan inovasi, di mana yang paling diperhatikan adalah

pilihan terhadap arah pola pengembangan yang ditetapkan pada suatu periode tertentu.b. Penguatan (perluasan dan pendalaman) struktur rumpun industri dengan membangun

keterkaitan antara industri dengan setiap aktifitas ekonomi terkait (sektor primer dantersier, UKM maupun Perusahaan Penanaman Modal Asing).

c. Pembangunan fondasi ekonomi mikro (lokal) agar terwujud lingkungan usaha yang kondusifmelalui penyediaan berbagai infrastruktur peningkatan kapasitas kolektif (teknologi, mutu,peningkatan kemampuan tenaga kerja dan infrastruktur fisik) serta penguatan kelembagaanekonomi yang dapat menjamin bahwa peningkatan interaksi, produktivitas dan inovasi yang terjadimelalui persaingan sehat, dapat secara nyata meningkatkan daya saing perekonomiansecara berkelanjutan.

6. Dengan keunggulan komparatif sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam yang cukup besar,wawasan, kemampuan dan daya kreasi yang tinggi, serta bentang alam perairan laut yang luasdisertai jumlah pulau yang banyak, maka basis keunggulan kompetitif industri dalam dua puluh tahunke depan akan dikembangkan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:a. Pengembangan industri yang mengola secara efisien dan rasional sumber daya alam

dengan memperhatikan daya dukungnya.b. Pengembangan industri yang memperkuat kemampuan dan pembangunan jaringan interaksi,

komunikasi dan informasi baik untuk kepentingan domestik maupun kaitan dinamika global.c. Pengembangan industri yang memperkuat integrasi dan struktur keterkaitan antar industri

dengan sektor lainnya ke depan.

Page 63: RPJP Sangihe

63

Dengan prinsip tersebut, maka fokus pengembangan industri dalam dimensi waktu dua puluhtahun ke depan akan diarahkan pada 5 (lima) Pilar Utama yaitu:a. Industri yang berbasis kelautan dan perikanan;b. Industri Pertanian;c. Industri Transportasi;d. Industri Pariwisata;e. Industri Pertambangan.

7. Peningkatan efisiensi, modernisasi dan nilai tambah sektor pertanian dan perikanan dikelola denganpengembangan agribisnis yang dinamis dan efisien, yang mel ibatkan part is ipas i akt i fpetani dan nelayan. Tujuan ini per lu diselenggarakan melalui revitalisasi kelembagaan padatingkat operasional, optimalisasi sumber daya, dan pengembangan SDM pelaku usaha agar mampumeningkatkan produktivitas serta merespon permintaan pasar dan peluang usaha. Selainbermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat perdesaan pada umumnya, upaya inibermanfaat dalam menciptakan diversifikasi perekonomian perdesaan yang pada gilirannyameningkatkan sumbangannya dalam pertumbuhan perekonomian lokal, regional dan nasional.Perhatian perlu diberikan pada peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, pengembanganmasyarakat, upaya pengentasan kemiskinan secara terarah serta perlindungan terhadap sistemperdagangan dan persaingan adil.

8. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong peningkatan daya saing perekonomian Daerah,peningkatan kualitas perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat lokal, serta per luasankesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan secara arif dan berkelanjutankeragaman pesona keindahan alam dan potensi lokal sebagai wilayah yang didominasi perairan lautserta dapat mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya setempat(budaya bangsa).

9. Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) diarahkan untuk penguasaan danpemanfaatan IPTEK bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian dan daya saing Daerahmelalui peningkatan kemampuan dan kapasitas IPTEK yang senantiasa berpedoman pada nilaiagama, nilai budaya, nilai etika, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian fungsilingkungan hidup. Pembangunan IPTEK dalam dua puluh tahun mendatang diarahkan untuk mendukungpenguasaan teknologi tepat guna di sektor Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Pertanian,ketersediaan energi, penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untukmendukung antara lain perekonomian berbasis teknologi, penyediaan teknologi transportasi,kebutuhan teknologi pertahanan, teknologi kesehatan, serta meningkatkan jumlah paten. Dukungantersebut dilakukan melalui peningkatan kuantitas, kualitas dan mobilitas SDM IPTEK,peningkatan anggaran riset, pengembangan sinergi kebijakan IPTEK lintas sektor, perumusanagenda riset Daerah selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan kuantitas dan kualitas saranadan prasarana IPTEK, penguatan sistem inovasi yang mendukung pembangunan ekonomi yangberbasis pengetahuan, peningkatan kerja sama domestik dan internasional antarlembaga LITBANG,Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha, penumbuhan industri baru yang berbasis produk Litbang,peningkatan industri pada standar mutu produk berbasis sistem pengukuran, standardisasi, pengujian danmutu(measurement,standardization, testing and quality/MSTQ).

1O.Budaya Inovatif yang berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi perlu terus dikembangkan agarmasyarakat di Daerah ini dapat menguasai IPTEK sehingga mampu beradaptasi dengan dinamikapersaingan regional, nasional dan global. Pengembangan budaya IPTEK dilakukan denganmeningkatkan penghargaan (apreasiasi) masyarakat terhadap IPTEK melalui pengembangan minatbaca dan menulis, masyarakat pembelajar, masyarakat yang cerdas, kritis, dan kreatif dalamrangka pengembangan tradisi IPTEK secara bersamaan dalam rangka mengarahkan budaya

Page 64: RPJP Sangihe

64

konsumtif menuju budaya produktif.Bentuk-bentuk pengungkapan kreativitas antara lain melalui kesenian tetap didorong untukmewujudkan keseimbangan aspek material, spiritual dan emosional.Pengembangan IPTEK serta kesenian diletakan dalam kerangka peningkatan harkat, martabat,dan peradaban manusia (masyarakat Kepulauan Sangihe).

11.Jasa, termasuk jasa infrastruktur dan keuangan, dikembangkan sesuai dengan kebijakanpengembangan ekonomi nasional agar mampu mendukung secara efektif peningkatan dayasaing global dengan menerapkan sistem dan standar pengelolaan praktek terbaik internasional, yangmampu mendorong peningkatan ketahanan serta nilai tambah perekonomian nasional, dan mampumendukung kepentingan strategis dalam pengembangan SDM di Daerah dan keprofesian,penguasaan dan pemanfaatan teknologi nasional, dan pengembangan keprofesian tertentu,serta mendukung kepentingan nasional dalam pengentasan kemiskinan dan pengembangan kegiatanperekonomian perdesaan.

12.Perdagangan dan Investasi dikembangkan agar mampu mendukung perkuatan daya saing global.Perdagangan diarahkan untuk memperkuat efisiensi sistem perdagangan dalam Daerah dansecara nasional; memperkuat posisi Daerah dalam aktifitas perdagangan serta berbagai kegiatankerja sama perdagangan regional, global dan multilateral; pengembangan citra produk spesifikdaerah yang berkualitas nasional dan internasional dan mampu mendorong integrasi kegiatanekonomi lokal untuk memperkuat ketahanan ekonomi secara Nasional. Sementara itu investasidiarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secaraberkelanjutan dan berkualitas dengan peningkatan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing,serta selaras dengan fokus peningkatan daya saing perekonomian Daerah.

13.Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya sebanyak mungkin lapangan kerja formalserta mengupayakan kesejahteraan pekerja di sektor pekerjaan informal. Pasar kerja yangfleksibel, hubungan industrial yang harmonis dengan perlindungan yang layak, keselamatankerja yang memadai, serta terwujudnya proses penyelesaian hubungan industr ia lyang menguntungkan semua pihak merupakan ciri-ciri pasar kerja yang diinginkan. Selain itu,pekerja diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi sehingga dapat bersaing sertamenghasilkan nilai tambah yang tinggi dengan pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan bagiprogram-program pelatihan yang strategis, efektif dan efisiensi peningkatan kualitas tenaga kerjasebagai bagian integral dari investasi SDM. Pekerja perlu dibekali dengan pengakuan kompetensiprofesi sesuai dinamika kebutuhan industri dan dinamika persaingan global.

14.Sektor Keuangan dikembangkan agar senantiasa memiliki kemampuan dalam menjaga stabilitasekonomi dan membiayai tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Setiap jenis investasi (baikjangka pendek maupun jangka panjang) akan didorong untuk memperoleh sumber pendanaan yangsesuai dengan karakteristik jasa keuangan. Selain itu, semakin beragamnya lembaga keuanganakan memberikan alternatif pendanaan lebih banyak bagi seluruh lapisan masyarakat.

15.Perbaikan pengelolaan keuangan daerah bertumpu pada sistem anggaran yang transparan,bertanggung jawab (akuntabel), dan dapat menjamin efektivitas pemanfaatan. Dalam rangkameningkatkan kemandirian, peran pinjaman luar negeri/dalam negeri dijaga pada tingkat yangaman, sementara sumber utama dalam Daerah yang berasal dari pajak terus ditingkatkanefektivitasnya. Kepentingan utama pembiayaan pemerintah adalah penciptaan pembiayaanpembangunan yang dapat menjamin kemampuan peningkatan pelayanan publik baik dalampenyediaan pelayanan dasar, prasarana dan sarana fisik serta ekonomi, maupun mendukungpeningkatan daya saing ekonomi.

16.Peranan Pemerintah yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai fasilitator, regulator sekaligussebagai katalisator pembangunan di berbagai tingkat (kampung/kelurahan, kecamatan, kabupaten,

Page 65: RPJP Sangihe

65

provinsi dan nasional) guna efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, terciptanya lingkunganusaha yang kondusif dan berdaya saing, dan terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar.

17.Sistem ketahanan pangan dibangun sampai pada kemampuan untuk menjaga kemandirian pangan(lokal) dengan mengembangkan kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhankebutuhan pangan di tingkat rumah tangga yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutu serta gizi-gizinya, aman, merata dan terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yangberagam sesuai dengan keragaman lokal maupun potensi nasional.

18.Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berdayasaing melalui perkuatan kemitrausahaan serta peningkatan produktivitas yang didukung denganupaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapanteknologi. Pengembagan UKM menjadi bagian integral dalam perubahan struktur yang sejalan denganmodernisasi agribisnis dan agroindustri, khususnya yang mendukung ketahanan pangan, sertaperkuatan basis produksi dan daya saing industri melaluipengembangan rumpun industri, percepatan alih teknologi danpeningkatan kualitas SDM. Sementara itu, pengembangan usaha mikro menjadi pilihan strategis untukmengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan. Koperasi berkembang semakin luasmenjadi wahana yang efektif dalam menciptakan efisiensi kolektif para anggota koperasi, baikprodusen maupun konsumen, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mampu mendukung upayapeningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

19.Kelembagaan Ekonomi dikembangkan sesuai dinamika kemajuan ekonomi dengan menerapkanprinsip-prinsip kepemerintahan yang baik dalam menyusun kerangka regulasi dan perizinan yangefisien, efektif, dan non diskriminatif; menjaga persaingan usaha secara sehat danperlindungan konsumen; mendorong pengembangan standarisasi produk dan jasa untukmeningkatkan daya saing; merumuskan strategi dan kebijakan pengembangan teknologi sesuaidengan pengembangan ekonomi daerah/nasional; dan meningkatkan daya saing UKM sehinggamenjadi bagian integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi.

B. "MEWU)UDKAN KEPULAUAN SANGIHE

SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI YANG SEJAHTERA"

Memerlukan ketersediaan infrastruktur yang memadai yang mencakup bidangbidang:a. TRANSPORTASIb. KETENAGALISTRIKANc. ENERGId. TELEMATIKAe. KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR.

Dalam kaitan itu, maka pembangunan Infrastruktur diarahkan pada pencapaian sasaran pokokyaitu:

Tersusunnya jaringan infrastruktur yang terintegrasi satu sama lain, melalui penataan ruang yangmantap, khususnya pelabuhan, lapangan terbang, dan jalan raya dalam sistem jaringan interdan antarmoda, baik antarnegara tetangga maupun antarwilayah NKRI lokal/regional, dengan tingkatkeselamatan, jaminan kelaikan prasarana dan sarana sesuai dengan standar internasional.

Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal sesuai permintaan kebutuhan tenaga listriktermasuk elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi pedesaan dapat terpenuhi; tercapainyatingkat efisiensi yang memuaskan baik sisi pembangkit, transmisi maupun distribusi; terwujudnya

Page 66: RPJP Sangihe

66

sistem ketenagalistrikan yang berbasis pada energi terbarukan, panas bumi, nuklir dan energi fosilnonBBM.

Meningkatnya pelayanan pos dan telematika yang efisien guna meningkatkan kesiapan dankemampuan masyarakat Daerah dalam memanfaatkan informasi sehingga tercipta masyarakatinformasi DAERAH yang berdaya saing dan mampu mengatasi dan memanfaatkan arus globalisasi.

Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumberdaya air; terwujudnya pendayagunaan sumber daya air yang adil untuk berbagai kebutuhanmasyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas; dan terwujudnya pengendalian dayarusak air yang mampu melindungi keselamatan jiwa dan harta benda penduduk.

20. Pembangunan transportasi diarahkan untuk mendorong transaksi perdagangan sebagai sumberlalu lintas orang, barang dan jasa yang menjadi pangsa pasar bisnis transportasi melalui politicaltrading yang saling menguntungkan; menciptakan jaringan pelayanan secara inter dan antar modaangkutan melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi, serta diikuti denganpemanfaatan e-commerce dalam konteks less paper document; menyelaraskan semua peraturanperundang-undangan baik yang mencakup investasi maupun pelayanan jasa transportasi untukmemberikan kepastian hukum bagi semuapihak yang berkenaan; menciptakan sistem perbankan dan mekanisme pendanaan untukmenunjang investasi dan operasi prasarana dan sarana transportasi; mendorong seluruhstakeholders untuk berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan mulai dari tahap perencanaan,pembangunan, dan pengoperasiannya; menghilangkan segala macam bentuk monopoli agar dapatmemberikan alternatif pilihan bagi pengguna jasa; mempertahankan keberpihakanPemerintah sebagai regulator terhadap pelayanan kepada masyarakat.Adapun strategi dan prioritas program-program pembangunan dalam rangka memperkuatAKSESIBILITAS masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe akan diarahkan padapemantapan/penyempurnaan dan pengembangan jaringan TRANSPORTASI, yang meliputi:

a. TRANSPORTASI DARAT

1. Mengupayakan peningkatan status seluruh ruas Jalan Provinsi menjadi Jalan Nasional untukmenciptakan Ring Road terutama di tiga pulau (Sangihe, Siau dan Tagulandang).

2. Mengupayakan peningkatan status seluruh Ruas Jalan Kabupaten menjadi JalanProvinsi.

3. Meningkatkan status seluruh ruas jalan kampung/desa menjadi Jalan Kabupaten.4. Memantapkan/menyempurnakan jalan-jalan poros Desa/Kelurahan yang menjadi sentra-sentra

transportasi antardesa-Kecamatan-Kabu paten dan Provinsi/Nasional.5. Mendorong/mengembangkan partisipasi masyarakat perdesaan dalam hal membantu

memelihara/merawat jalan-jalan yang sudah ada dan mengatasi setiap permasalahan yangberkait dengan aktivitas TRANSPORTASI di Desa masing-masing, sesuai kemampuan sumberdaya yang dimiliki.

6. Memantapkan dan menyempurnakan Rencana TATA RUANG di bidang transportasi denganberbagai implikasinya.

b. TRANSPORTASI LAUT

1. Menunjang pengembangan sistem jaringan pelayanan Nasional dan Provinsi yang efektif danefisien, guna mendukung intensitas mobilitas orang, barang dan jasa dalam kaitan aktivitas

Page 67: RPJP Sangihe

67

ekonomi secara Nasional, Regional serta kebutuhan lokal.2. Membina dan mengembangkan sistem jaringan pelayanan lokal yang efektif dan efisien

dalam mendukung transportasi antar klaster kepulauan dan antarpulau-pulau kecil/terpencildengan Induk Klaster maupun dengan Ibukota Kabupaten dan pusat-pusat Pemerintahan ditingkat kecamatan.

3. Meningkatkan kapasitas dan fasilitas pendukung sistem pelayanan Nasional, Regional,Global dan kepentingan lokal.

4. Mengupayakan pengembangan fasilitas kepelabuhanan di Kabupaten Kepulauan Sangihe agarmampu melayani kepentingan pelayaran berskala internasional menghadapi pasar bebas.

5. Memperkuat kompetensi dan kapasitas pelayanan lembaga-lembaga yang terkait dengankegiatan (pelayaran) baik Regional, Nasional maupun Internasional.

c. TRANSPORTASI UDARA

1. Mengembangkan kapasitas Bandar Udara Naha sehingga mampu memfasilitasi dan mendukungaktifitas penerbangan secara Regional dan Nasional, dan internasional untuk mendukungaktifitas ekonomi di wilayah perbatasan Kepulauan Sangihe dengan Negara tetanggaPhilipina dan lain-lain.

2. Mendorong terjadinya kerja sama lintas udara komersial dengan Negaranegara tetangga gunamenopang kinerja perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

3. Mengembangkan dan menyempurnakan fasilitas pendaratan Helikopter (HELY PAD) yang adadi beberapa pulau/klaster serta membangun fasilitas dimaksud untuk pulau/klaster yang belummemilikinya, guna memperlancar pengendalian tugas-tugas di bidang pertahanan dan keamananserta pelayanan-pelayanan publik yang sifatnya darurat seperti kasus-kasus luar biasa (KLB).

21. Pengembangan energi akan tetap sejalan dengan program nasional bahkan mengamankankebijakan secara nasional jangka panjang, distribusi energi akan tetap diupayakan untukmemenuhi kebutuhan masyarakat sampai ke pelosok pedesaan, termasuk masyarakat dipulau-pulau kecil terpencil dan wilayah pesisir, untuk mendukung aktifitas sesuai potensi sumber dayayang dimiliki. Distribusi energi dilaksanakan juga dengan memperhatikan komposisipenggunaan energi yang optimal bagi setiap jenis energi.

22. Pengembangan ketenagalistrikan akan diupayakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tidaksaja untuk melayani keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk mendukung aktivitas ekonomi(industri).

Distribusi alokasi sumber daya listrik harus diupayakan untuk menjangkau konsumen di pulau-pulaukecil terpencil dan wilayah pesisir yang sampai saat ini belum menikmati pelayanan kelistrikan.Penyempurnaan struktur industri penyediaan listrik akan memberikan peluang lebih luas bagiinvestasi swasta secara lebih terbuka, kompetitif, profesional, dan terarah serta terpisah dari misisosial. Misi sosial ketenagalistrikan akan diperankan oleh pelayanan BUMN dan BUMD. Sementaraitu penyempurnaan tarif diarahkan pada pemerataan tarif regional yang strukturnya disesuaikandengan Harga Pokok Produksi (HPP) bagi setiap kelompok pelanggan. Pemanfaatan tenaga listrikantara lain tenaga surya, tenaga air makro, tenaga angin dalam skala yang memadai sesuaikebutuhan yang berkembang diarahkan kepada peluang-peluang diversifikasi energi untuk pembangkittenaga listrik antara lain TENAGA SURYA dalam skala yang memadai sesuai kebutuhan yangberkembang.

23. Pembangunan Telematika diarahkan pada penetapan platform kompetisi jangka panjang dalam

Page 68: RPJP Sangihe

68

penyelenggaraan telekomunikasi; antisipasi implikasi dan konvergensinya telekomunikasi, TI danpenyiaran baik mengenai kelembagaan maupun peraturannya termasuk yang terkait denganisu keamanan, kerahasiaan, privaci dan integritas informasi; Hak atas kekayaan intelektual;serta legalitas yang nantinya dapat mengakibatkan konvergensi pasar dan industri; optimalisasipembangunan dan pemanfaatan prasarana pos dan telematika dan prasarana non-telekomunikasi dalam penyelenggaraan telematika serta pemanfaatan konsep teknologi netralyang responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri namun tetap menjaga keutuhan sistem yangtelah ada; peningkatan pengetahuan dan awareness masyarakat terhadap potensi pemanfaatantelematika dan pemanfaatan aplikasi berbasis teknologi informasi; serta pengembangan industrikonten dan aplikasi sebagai upaya penciptaan nilai tambah dari informasi.

24.Pembangunan sumber daya air diarahkan untuk menjaga keberlanjutan daya dukung sumber dayaair dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air (catchment area) dan keberadaanair tanah; mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan melalui pendekatan demandmanagement yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dankonsumsi air dan pendekatan supply management yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitasdan rehabilitasi pasokan air; memperkokoh kelembagaan sumber daya air untukmeningkatkan keterpaduan dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Dalam kaitanpembangunan sumber daya air perlu disikapi secara serius dalam mengatasi masalah suplai airbersih untuk wilayah-wilayah yang sangat kesulitan, terutama pulau-pulau kecil terpencil danwilayah pesisir. Oleh karena itu diperlukan penelitian dan pengkajian cermat agar ditemukansolusi yang paling tepat, efektif dan efisien.

C. MEWUJUDKAN KEPULAUAN SANGIHE SEBAGAI

BERANDA DEPAN NKRI YANG SEJAHTERA

Harus tercermin dari pelaksanaan pembangunan yang merata sampai ke pelosok pedesaan,tidak saja di pulau-pulau (daratan) besar tetapi juga menyentuh pulau-pulau kecil terpencil dan pesisir.

Sasaran yang hendak dicapai dalam 20 tahun ke depan adalah terwujudnya peningkatankualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dengandemikian akan terjadi pengurangan kesenjangan antara Kabupaten Kepulauan Sangihe denganKabupaten/Kota lain di Sulawesi Utara yang selama ini relatif lebih berkembang (maju).

25.Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh menurutklaster kepulauan secara proporsional didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayahtertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem

Page 69: RPJP Sangihe

69

wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayahadministrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata rantai aktifitasekonomi/industri dan distribusi. Upaya ini dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulandaerah, serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerja sama antarsektor, antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha daninvestasi di Daerah.

26. Sejalan dengan konsep strategis Pemerintah Nasional untuk mengembangkan wilayah-wilayahperbatasan antarnegara dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderungberorientasi Inward looking menjadi Outward looking, dalam rangka memposisikan dan memanfaatkankawasan perbatasan sebagai pintu gerbang aktifitas ekonomi dengan Negara tetangga, maka dalamkonteks arahan pembangunan 20 tahun mendatang hendaknya dititikberatkan pada upaya-upayapenyiapan masyarakat untuk mampu berproduksi dan berperan sebagai pelaku ekonomi yangprofesional dengan standar global.Untuk menata kawasan perbatasan menjadi beranda depan NKRI ada dua pendekatan yangharus dikembangkan/dilakukan, yaitu pendekatan KEAMANAN (Security Approach) danpendekatan KESE)AHTERAAN (ProsperityApproach).Perhatian khusus perlu diarahkan untuk mengembangkan pulau-pulau kecil terpencil dan wilayahpesisir yang selama ini cenderung terabaikan.

27. Untuk mempercepat pemerataan dan distribusi sumber-sumber kemakmuran dipandang perlumendorong percepatan pembangunan Kota-kota kecil di beberapa klaster Kepulauan yangmemungkinkan dan disesuaikan dengan ciri/spesifikasi masing-masing sehingga diharapkanmampu menjalankan perannya sebagai motor penggerak pembangunan wilayah-wilayahsekitarnya, maupun dalam melayani kebutuhan warga kotanya. Pendekatan pembangunan yangperlu dilakukan antara lain memenuhi kebutuhan pelayanan dasar perkotaan sesuai dengantipologi kota masing-masing.

28. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan kegiatan ekonomi diwilayah pedesaan didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah pedesaan merupakan backwardlinkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu "sistem wilayah pengembanganekonomi". Peningkatan keterkaitan tersebut memerlukan adanya perluasan dandiversifikasi aktivitas ekonomi dan perdagangan (nonpertanian) di pedesaan yang terkait denganpasar di perkotaan.

29. Pembangunan pedesaan didorong melalui: pengembangan agropolitan terutama bagi kawasan yangberbasiskan pertanian; peningkatan kapasitas sumber daya manusia di pedesaan khususnyadalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya; pengembangan jaringan infrastrukturpenunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat dalam upayamenciptakan keterkaitan fisik, sosial ekonomi yang saling komplementer dan salingmenguntungkan; peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga keuangan,kesempatan kerja dan teknologi; pengembangan sosial capital dan human capital yang belumtergali potensinya, sehingga kawasan perdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumberdaya alamnya saja; intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke produkpertanian, terutama terhadap harga dan upah.

30.Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah saat ini masih sering dilakukan tanpamempertimbangkan keberlanjutannya. Keinginan untuk memperoleh keuntungan ekonomi jangkapendek seringkali menimbulkan keinginan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secaraberkelebihan sehingga menurunkan kualitas (degradasi) dan kuantitas (deplesi) sumber alam danlingkungan hidup. Selain itu, sering pula terjadi konflik pemanfaatan ruang antarsektor. Salah satupenyebab terjadinya permasalahan tersebut karena pembangunan yang dilakukan dalam

Page 70: RPJP Sangihe

70

wilayah tersebut belum menggunakan Tata Ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasipembangunan antarsektor dan antarwilayah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memanfaatkanRencana Tata Ruang sebagai landasan atau acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintassektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan.Rencana Tata Ruang wilayah disusun secara hirarkhis dari tingkat Nasional, Provinsi, Kabupatendan Kota.

31. Menerapkan sistem pengelolaan tanah yang efisien, efektif serta melaksanakan penegakan hukumterhadap hak atas tanah dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi dan demokrasi.

Selain itu perlu dilakukan penyempurnaan penguasan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatantanah melalui perumusan berbagai aturan pelaksanaan land reform , serta penciptaaninsentif/disinsentif perpajakan yang sesuai dengan luas, lokasi dan penggunaan tanah agarmasyarakat golongan ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas tanah.Selain itu, menyempurnakan sistem hukum dan produk hukum pertanahan melalui inventarisasidan penyempurnaan peraturan perundang-undangan pertanahan dengan mempertimbangkanaturan masyarakat adat, serta peningkatan upaya penyelesaian sengketa pertanahan baik melaluikewenangan administrasi, peradilan, maupun penyelesaian perselisihan alternatif (alternative disputerresolution).Selain itu akan dilakukan penyempurnaan kelembagaan pertanahan sesuai dengan semangatotonomi daerah dan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, utamanya dalamkaitannya dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang pertanahan di Daerah.

D. MEWU)UDKAN KEPULAUAN SANGIHESEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI YANG SE)AHTERA

Memerlukan kemampuan pengendalian pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidupyang memadai. Dalam kaitan itu sasaran yang hendak dicapai dalam pengelolaan sumber dayaalam dan lingkungan hidup dalam 20 tahun ke depan adalah sebagai berikut: Terwujudnya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan perlindungan fungsi

lingkungan hidup secara berkelanjutan, berkeadilan dan berkesinambungan dengan perolehannilai tambah yang optimal bagi kepentingan negara dan untuk sebesar-besarnya kesejahteraanrakyat Kepulauan Sangihe.

Tercapainya peningkatan kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalampengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

32. Pendayagunaan sumber daya alam yang terbarukan, seperti hutan, pertanian, perikanan danperairan dilakukan secara rasional, optimal dan efisien dengan mendayagunakan seluruhfungsi dan manfaat secara seimbang dan memperhatikan daya dukung dankemampuan pulih alaminya. Pengelolaan sumber daya alam terbarukan, yang saat ini sudahberada dalam kondisi kritis, diarahkan pada upaya untuk merehabilitasi dan memulihkan dayadukungnya, dan selanjutnya diarahkan upaya untuk merehabilitasi dan memulihkan dayadukungnya, dan selanjutnya diarahkan pada pemanfaatan aspek-aspek tak berwujud seperti jasalingkungan sehingga tidak semakin merusak dan menghilangkan kemampuannya sebagai modalbagi pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan. Hasil atau pendapatan yang berasal daripemanfaatan sumber daya alam terbarukan diarahkan untuk diinvestasikan kembali gunamenumbuhkembangkan upaya pemulihan, rehabilitasi, dan pencadangan untuk kepentingan generasisekarang maupun generasi mendatang.

33. Sumber daya alam yang tidak terbarukan, seperti bahan tambang, mineral dan sumber daya energidikelola secara berkelanjutan dengan tidak mengkonsumsi langsung, melainkan memperlakukan

Page 71: RPJP Sangihe

71

sebagai input untuk proses produksi berikutnya yang dapat menghasilkan nilai tambah yangoptimal. Output-nya diarahkan untuk dijadikan sebagai kapital kumulatif. Alternatif lainnya denganpemanfaatan yang diimbangi dengan upaya reklamasi dan pencarian sumber alternatif ataubahan subtitusi yang terbarukan dan yang lebih ramah lingkungan. Hasil atau pedapatanyang diperoleh dari kelompok sumber daya alam ini diarahkan untuk percepatanpertumbuhan ekonomi dengan diinvestasikan pada sektor-sektor lain yang produktif khususnyadalam upaya untuk menghasilkan inovasi dan kreativitas pengelolaan sumber daya alam bagikeberlanjutan ekonomi daerah dan untuk memperkuat pendanaan dalam rangka pencariansumber-sumber energi alternatif.

34. Efektivitas pemanfaatan sumber daya alam diarahkan pada peningkatan nilai tambah produk-produk sumber daya alam. Selain itu, diversifikasi produk dan pengolahan hasil sumber daya alamyang inovatif terus dikembangkan agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang menghasilkannilai tambah yang tinggi, termasuk untuk pengembangan mutu dan harga yang bersaing. mniharus menjadi acuan bagi pengembangan industri yang berbasis sumber daya alam, di sampingtetap menekankan pada pemeliharaan sumber daya alam yang ada sekaligus meningkatkankualitas dan kuantitasnya. Selain itu juga diarahkan untuk membangun keberlanjutan bagi seluruhbidang pembangunan secara adil dan merata, sehingga tidak hanya berlandaskan pada peningkatanpertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga keberpihakan kepada aspek sosial dan lingkungandemi keberlanjutan pembangunan. Perhatian khusus ditujukan bagi kesejahteraan masyarakatpedesaan agar masyarakat dapat memperoleh akses yang memadai dan menikmati hasil daripemanfaatan sumber daya alam yang ada di wilayahnya.

35. Perhatian khusus diberikan pada pemanfaatan sumber daya alam yang masih mempunyai potensibesar untuk dikembangkan, seperti sumber daya laut, sehingga terjadi keseimbangan dalampemanfaatan sumber daya alam yang ada antara daratan dan lautan. Mengingat cakupan danprospek sumber daya kelautan yang sangat luas, maka arah pemanfaatannya dilakukan melaluipendekatan multisektor agar dapat meminimalisasi terjadinya konflik dan keberlanjutan sumberdaya tersebut tetap terjaga kelestariannya. Di samping itu, mengingat kompleksnyapermasalahan dalam pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil makapendekatan keterpaduan dalam kebijakan dan perencanaan menjadi syarat utama dalammenjamin keberlanjutan proses ekonomi, sosial dan lingkungan yang terjadi.

36. Sumber daya alam dikembangkan dan dimanfaatkan dengan memperhatikan keragaman jenissumber daya alam yang ada di Daerah ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatpedesaan, mengembangkan wilayah strategis dan cepat tumbuh, serta memperkuatkapasitas dan komitmen Daerah untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.Peningkatan partisipasi masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sumber daya alam danlingkungan hidup dilakukan melalui pemberdayaan terhadap berbagai institusi sosial dan ekonomidi tingkat lokal, serta pengakuan terhadap hak-hak adat dan ulayat atas sumber daya alamtermasuk bagi Pemerintah Daerah.

37. Selain menghasilkan sumber daya, alam juga dapat menimbulkan bencana. Pembangunanberwawasan lingkungan dapat dilakukan dengan memberikan diseminasi dan sosialisasiinformasi peringatan dini terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada masyarakat,mengingat kondisi geologi Kepulauan Sangihe yang secara geografis berada di kawasanpertemuan dua lempeng tektonik. Untuk itu tantangan pembangunan ke depan, adalah perlunyaditingkatkan kegiatan pemetaan daerah bencana untuk mengurangi resiko terhadap investasi yangtelah ditanamkan. Hal ini dapat memberikan

Page 72: RPJP Sangihe

72

manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dengan memberi perlindungan terhadap manusia danharta benda dengan perencanaan wilayah yang peduli terhadap bencana geologi.

38. Pembangunan diarahkan pada kegiatan yang ramah lingkungan sehingga pencemaran danpenurunan kualitas lingkungan dapat dikendalikan, serta diarahkan pula pada pengembanganekonomi yang lebih memanfaatkan jasa lingkungan. Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkunganhidup diprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan daya dukung lingkungan dalam menunjangpembangunan berkelanjutan.

39. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan ditingkatkankualitasnya dengan dukungan peningkatan kelembagaan pengelola sumber daya alam danlingkungan hidup; penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas; sistem politik yangkredibel dalam mengendalikan konflik; sumber daya manusia yang berkualitas; perluasanpenerapan etika lingkungan; serta asimilasi sosial budaya yang semakin mantap. Selanjutnyacara pandang terhadap lingkungan hidup yang berwawasan etika lingkungan perlu didorongmelalui internalisasi ke dalam kegiatan produksi dan konsumsi, dan penanaman nilai dan etikalingkungan dalam kehidupan sehari-hari termasuk proses pembelajaran sosial, serta pendidikanformal pada semua tingkatan.

40. Pendidikan dan kampaye penyadaran serta kecintaan terhadap sumber daya alam danlingkungan hidup ditingkatkan, terutama bagi generasi muda, sehingga tercipta sumber dayamanusia yang berkualitas yang peduli terhadap isu sumber daya alam dan lingkungan hidup.Dengan demikian ke depan mereka mampu berperan sebagai penggerak bagipenerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

E. "MEWU)UDKAN KEPULAUAN SANGIHE

SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI YANG SE)AHTERA"

Juga tercermin dari kualitas sumber daya manusia yang makin meningkat, termasuk peranperempuan dalam pembangunan. Pembangunan Sumber Daya Manusia diarahkan pada pencapaiansasaran secara umum berupa peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang ditandaidengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (1PM) dan tercapainya penduduk tumbuhseimbang yang ditandai dengan Angka Reproduksi Netto (NRR) sama dengan 1 atau ekuivalendengan Angka Fertilitas Total (TFR) sama dengan 2,1 per wanita usia produktif.

41. Dalam rangka memenuhi hak dasar warga negara untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuaidengan UUD 1945, pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untukpeningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan secara menyeluruhdengan mengacu pada paradigma sehat. Pembangunan kesehatan diarahkan untukmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan,pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaanmasyarakat dan manajemen kesehatan dengan memperhatikan karakteristik Daerah dan KlasterKepulauan, dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan globalisasi dengan semangat kemitraan dankerja sama lintas sektor. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirianmasyarakat, pada upaya promotif dan preventif, dan pada pelayanan kesehatan bagi pendudukmiskin, daerah tertinggal dan daerah bencana.

42. Pembangunan Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat, martabat dan kualitas SDMIndonesia sehingga dapat bersaing dalam era global dengan tetap berlandaskan pada normakehidupan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia secara luas dan tanpa diskriminasi. Olehkarena itu perlu penyediaan sarana pendukung pembelajaran yang memadai serta

Page 73: RPJP Sangihe

73

meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu danterjangkau untuk semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan serta pembebasan biaya pendidikanbagi peserta didik jenjang pendidikan dasar yang berasal dari keluarga miskin. Penyediaanpelayanan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan sosia lekonomi Nasional/Daerah di masa depan termasuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yangberkelanjutan melalui pendalaman penguasaan teknologi dan pemberian perhatian yang lebihbesar pada masyarakat miskin, dan yang tinggal wilayah terpencil, tertinggal dan kepulauan.Pembangunan pendidikan diarahkan pula untuk menumbuhkan kebanggaan kebangsaan, akhlakmulia serta kemampuan peserta didik untuk hidup bersama dalam masyarakat yang multikulturyang dilandasi oleh penghormatan pada hak asasi manusia. Pendidikan sepanjang hayatdidorong sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitashidup dan produktivitas penduduk Indonesia terutama penduduk usia dewasa. Di samping itupengelolaan pendidikan dimantapkan agar efisien dan efektif dengan menerapkan prinsipprinsipgood governance, serta untuk menghadapi persaingan dengan institusi pendidikan luar negeri yangakan semakin banyak di masa depan.

43. Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak diberbagai bidang pembangunan; penurunan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anakserta penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender di tingkat Daerah.

44. Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagaibidang pembangunan antara lain melalui penyelenggaraan kelompok pemuda produktif, sedangkanpembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya dan prestasi olah raga.

45. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan, rehabilitasidan pemberdayaan sosial masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dengandidukung oleh sistem hukum dan perlindungan sosial, termasuk penyediaan sarana dan prasaranapelayanan sosial yang memadai termasuk pengembangan badan/bidang yang akan menanganimasalah terkait dengan penanganan bencana.

46. Sistem jaminan sosial dikembangkan bagi seluruh rakyat sebagai wahana yang luas untukpengembangan mekanisme pemberdayaan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuaidengan martabat kemanusiaan dan diupayakan tidak merusak budaya tolong menolong yang telahberakar di masyarakat.

47. Dalam rangka menciptakan Kabupaten Sangihe yang maju, pembangunan agama diarahkanuntuk memantapkan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi danmenjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan.

48. Mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk melalui peningkatan pelayanan kesehatanreproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja dan keluarga berencana (KB) yang bermutu,efektif, merata dan terjangkau serta pemberdayaan keluarga menuju terbentuknya keluarga kecil yangberkualitas.

49. Penataan persebaran dan mobilitas penduduk secara lebih seimbang sesuai dengan daya dukungdan daya tampung lingkungan , melalui pemerataan pembangunan ekonomi dan wilayah, danpembukaan kawasan-kawasan industrial terpadu yang lebih banyak lagi menampung tenaga kerja.Penataan administrasi kependudukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunanyang berkelanjutan dan mendorong terakomodasinya hak-hak penduduk dan perlindungan sosial.

50. Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pembangunan sumber daya manusia yang didukung olehpartisipasi aktif masyarakat, kerangka peraturan untuk mendorong pengelolaanpembangunan sumber daya manusia yang menerapkan prinsip-prinsip good governancedengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi, melibatkan partisipasi aktif masyarakatdalam pelaksanaan dan pengawasannya, serta dengan menerapkan sistem pembiayaan yangberprinsip pada pemerataan dan keadilan.

Page 74: RPJP Sangihe

74

51. Peningkatan pengelolaan data dan informasi, penerapan dan pengembangan Iptek, pengaturanhukum, serta administrasi pembangunan sumber daya manusia secara terpadu dan salingmendukung, guna mencapai kualitas sumber daya manusia yang setinggi-tingginya.

52. Pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya ditingkatkan sehinggadalam 20 tahun mendatang terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dansarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat dengan sistem pembiayaan perumahan jangkapanjang yang market friendly, efisien, dan akuntabel serta terwujud kota tanpa permukiman ku muh (cities without slum) sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGs). Sejalan denganpemenuhan hunian yang layak, pembangunan prasarana dan sarana diarahkan padapeningkatan cakupan pelayanan air minum perpipaan secara nasional hingga mencapai 100persen; peningkatan proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar yanglayak hingga mencapai 100 persen dan pengembangan sistem sanitasi terpusat.

53. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukung diarahkan pada Penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak dan

terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan saranapermukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, credible,mandiri dan efisien.

Penyelengaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yangmandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat danpasar modal, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaranpembangunan.

Pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yangmemperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.

F. "MEWU)UDKAN KEPULAUAN SANGIHE

SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI YANG SE)AHTERA"

Juga perlu diarahkan pada penciptaan sasaran pokok sebagai berikut: Terciptanya supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia yang bersumber pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta mendukung tertatanya sistem hukumnasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif dan aspiratif.

Meningkatnya profesionalisme aparatur negara di Daerah ini untuk mewujudkan tatapemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, yang mampumendukung pembangunan Nasional/Daerah.

Terwujudnya demokrasi, melalui konsolidasi demokrasi yang bertahap pada berbagai aspekkehidupan politik sehingga demokrasi konstitusional dapat diterima sebagai konsensus danpedoman politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

54. Pembangunan hukum secara nasional harus didukung oleh Daerah dan diarahkan padamakin terwujudnya sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasi la dan Undang-Undang Dasar 1945, yang mencakup pembangunan materi hukum, struktur hukumtermasuk aparat hukum dan sarana dan prasarana hukum serta perwujudan masyarakat yangmempunyai kesadaran dan budaya hukum yang tinggi dalam rangka mewujudkan negara hukum,menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis. Pembangunan hukum dilaksanakanmelalui pembaruan hukum dengan tetap

Page 75: RPJP Sangihe

75

memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagaiupaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum yang berintikan keadilan dankebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan negara yang makintertib dan teratur, serta penyelenggaraan pembangunan Nasional yang makin lancar.

55. Pembangunan materi hukum perlu ditunjang oleh Daerah dan diarahkan untuk melanjutkanpembaruan produk hukum untuk menggantikan peraturan perundang-undangan warisan kolonialyang mencerminkan nilai-nilai sosial dan kepentingan masyarakat Indonesia serta mampumendorong tumbuhnya kreativitas dan pelibatan masyarakat yang sangat dibutuhkanuntuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasionalyang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang mencakupperencanaan hukum, pembentukan hukum, penelitian dan pengembangan hukum.

56. Daerah mendukung upaya perbaikan kesejahteraan aparatur hukum serta sarana danprasarana hukum yang memadai agar pelaksanaan tugas dan kewajiban aparatur hukum dapatberjalan dengan baik dan terhindar dari pengaruh dan intervensi pihak-pihak dalam bentukkorupsi, kolusi dan nepotisme.

57. Peningkatan kesadaran hukum masyakarat terus diupayakan dan diwujudkan dengan memberikanakses informasi hukum yang lebih luas kepada masyarakat dan melibatkan masyarakat dalamberbagai proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan nasional sehingga setiapanggota masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara sertaterbentuk perilaku warga negara Indonesia yang mempunyai rasa memiliki dan taat hukum yangdidukung oleh pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat dengan biaya terjangkau,proses tidak berbelit dan penetapan putusan yang mencerminkan rasa keadilan masyarakat.

58. Penerapan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia dilaksanakan secara tegas, lugas danprofesional dengan tetap berdasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia, keadilandan kebenaran, terutama dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan persidangan yang transparandan terbuka dalam rangka mewujudkan tertib sosial dan disiplin sosial, sehingga mendukungpembangunan serta memantapkan stabilitas nasional yang mantap dan dinamis.

59. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dilakukan melalui penuntasan penanggulanganpenyalahgunaan kewenangan, termasuk KKN, peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasinegara, dan peningkatan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan.

60. Penu ntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dicapai dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan pada semuakegiatan; pemberian sanksi yang seberatberatnya kepada pelaku penyalahgunaan kewenangansesuai dengan ketentuan yang berlaku; peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasanaparatur negara melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional dan pengawasanmasyarakat; peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja pengetahuan dan pemahaman parapenyelenggara negara terhadap prinsipprinsip ketatapemerintahan yang baik.

61. Peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi negara dicapai dengan penataan kembalifungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan di Daerah agar lebih memadai, ramping, luwes danresponsif; peningkatan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur administrasinegara pada semua tingkat dan antartingkat pemerintahan; penataan peningkatan kapasitassumber daya manusia aparatur agar sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas danfungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat; peningkatankesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem karier berdasarkan prestasi.

62. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan dicapai denganpeningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat, serta peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat mandiri, berpartisipasi dalam

Page 76: RPJP Sangihe

76

proses pembangunan dan mengawasi jalannya pemerintahan.63. Pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah terus ditingkatkan melalui peningkatan otonomi

daerah dan aparat pemerintah daerah, kapasitas aparat pemerintahan kampu ng, peningkatankapasitas kelembagaan pemerintah daerah, peningkatan kapasitas keuangan Pemerintah Daerahtermasuk upaya peningkatan kemitraan dengan masyarakat dan swasta dalam pembiayaanpembangunan Daerah ditingkatkan; penguatan lembaga legislatif. Selain itu, pemberdayaanmasyarakat akan terus menerus ditingkatkan melalui: peningkatan pengetahuan danketerampilan; peningkatan akses pada modal usaha dan sumber daya alam; pember iankesempatan luas untuk menyampaikan aspirasi terhadap kebijakan dan peraturan yangmenyangkut kehidupan mereka; peningkatan kesempatan dan kemampuan untukmengelola usaha ekonomi produktif yang mendatangkan kemakmuran dan mengatasi kemiskinan

64. Pembinaan bidang Politik disempurnakan dengan titik berat pada proses pelembagaan demokrasidengan mempromosikan dan mensosialisasikan pentingnya keberadaan sebuah konstruksi yanglebih kuat dan memiliki kredibilitas tinggi sebagai pedoman dasar bagi sebuah prosesdemokratisasi berkelanjutan; menata hubungan antara kelembagaan politik dengankelembagaan pertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara; meningkatkankinerja lembaga-lembaga penyelenggara negara dalam menjalankan kewenangan dan fungsi-fungsi yang diberikan oleh Konstitusi dan peraturan perundangan; memantapkan pelaksanaandesentralisasi dan otonomi daerah, serta mencegah gejala-gejala yang mengarah kepadadisintegrasi wilayah dan perpecahan bangsa; menindaklanjuti upaya mewujudkanrekonsiliasi nasional secara berkelanjutan; serta menciptakan pelembagaan lebih lanjut untukmendukung berlangsungnya konsolidasi demokrasi secara berkelanj utan.

65. Peran Pemerintah Daerah dan masyarakat ditata dengan baik dengan titik berat padapembentukan kemandirian dan kedewasaan masyarakat, dan pembentukan pelaku-pelakuekonomi daerah yang kuat. Di samping itu, penataan peran negara dan masyarakatdiarahkan pada penataan fungsifungsi tradisional yang positif dari pranata-pranata sosialkemasyarakatan, lembaga hukum dan lembaga politik untuk membangun kemandirianmasyarakat dalam mengelola berbagai potensi konflik sosial yang merusak.

66. Budaya dan perilaku politik dikembangkan dengan titik berat pada proses penanaman nilai-nilaidemokratis diupayakan melalui penciptaan kesadaran budaya dan penanaman nilai-nilai politikdemokratis terutama penghormatan nilai-nilai hak asasi manusia, nilai-nilai persamaan, antikekerasan, serta nilainilai toleransi politik, melalui berbagai wacana dan media; serta perwujudanberbagai wacana dialog bagi peningkatan kesadaran mengenai pentingnya memelihara persatuanbangsa dimulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

67. Proses politik ditata dengan titik berat pada proses pengalokasian/representasi kekuasaan melaluipeningkatan secara terus menerus proses dan mekanisme seleksi publik yang lebih terbukabagi para pejabat politik dan publik, serta calon pemimpin Daerah; perwujudan komitmen politikyang tegas terhadap pentingnya kebebasan media massa, keleluasan berserikat, berkumpul, danmenyatakan pendapat setiap warga negara berdasarkan aspirasi politiknya masing-masing.

68. Peranan komunikasi dan informasi ditingkatkan dengan penekanan pada proses pencerdasanmasyarakat dalam kehidupan politik dan dilakukan dengan mewujudkan kebebasan pers yanglebih mapan dan terlembaga serta menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat danmengontrol jalannya penyelenggaraan Pemerintah Daerah/Nasional secara cerdas dan demokratis;mewujudkan pemerataan informasi yang lebih besar dengan mendorong dan melindungimunculnya media-media massa daerah yang bebas; mendukung terwujudnya deregulasi yanglebih besar dalam bidang penyiaran sehingga dapat lebih menjamin pemerataan informasisecara nasional dan mencegah monopoli informasi; menciptakan jaringan informasi yanglebih bersifat interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik untuk

Page 77: RPJP Sangihe

77

menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat luas; menciptakan jaringanteknologi informasi dan komunikasi yang mampu menghubungkan seluruh link informasi yang adadi pelosok/daerah Nusantara sebagai suatu kesatuan yang mampu mengikat dan memperluasintegritas bangsa; memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi secara integritasbangsa; memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif agar mampumemberikan informasi yang lebih komprehensif kepada masyarakat supaya tidak terjadikesalahpahaman yang dapat meretakkan jalannya penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah.

69. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasanmoral dalam pembangunan Daerah/Nasional serta basis etika sosial dalam penyelenggaraannegara guna mewujudkan pemerintahan bersih.

G. "MEWUJUDKAN KEPULAUAN SANGIHE SEBAGAI BERANDA

DEPAN NKRI YANG SEJAHTERA"

Harus tercermin dari meningkatnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta terjaganya keutuhanwilayah NKRI dan kedaulatan negara dari ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri denganpencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut:

Terwujudnya karakter bangsa/masyarakat di Daerah ini yang tangguh, kompetitif dan bermoraltinggi yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat KepulauanSangihe yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleransi,bergotong royong, patriotik, dinamis dan berorientasi Iptek.

Makin mantapnya budaya bangsa/masyarakat di Daerah ini yang tercermin dalam meningkatnyaperadaban, harkat dan martabat manusia Kepulauan Sangihe, dan memperkuat jati diri dankepribadian bangsa.

70. Mengusulkan perlindungan wilayah yuridiksi laut Indonesia khususnya perairan Kepulauan Sangihesupaya ditingkatkan dalam upaya melindungi sumber daya laut bagi sebesar-besarnyakemakmuran rakyat. Perlindungan terhadap wilayah yurisdiksi laut Indonesia (KepulauanSangihe) dilakukan dengan mengusulkan peningkatan kekuatan-kekuatan dan kemampuanpertahanan untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum internasional (UNCLOS) sertadengan meningkatkan kemampuan deteksi dan penangkalan di laut.Mengusulkan perlindungan wilayah yurisdiksi udara Indonesia ditingkatkan sebagai upaya untukmenjaga kedaulatan nasional secara menyeluruh dengan membangun sistem pemantauan dandeteksi nasional di wilayah udara serta meningkatkan kemampuan menangkal penerbangan ilegal.

71. Kebijakan pembangunan keamanan diarahkan untuk mendorong meningkatkan profesionalismePOLRI beserta institusi terkait dengan masalah keamanan dan meningkatkan peran serta masyarakatdalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknyahukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepadamasyarakat.

72. Peran serta masyarakat dalam penciptaan keamanan masyarakat akan dibangun melaluimekanisme pemolisian masyarakat. Pemolisian masyarakat berarti masyarakat turutbertanggung jawab dan berperan aktif dalam penciptaan keamanan dan ketertiban dalam bentukkerja sama dan kemitraan dengan polisi dalam menjaga keamanan dan ketertiban.

Page 78: RPJP Sangihe

78

BAB IV

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun2005-2025 yang berisi visi, misi dan arah pembangunan merupakan pedoman bagi Pemerintah danmasyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam penyelenggaraan pembangunan di KabupatenKepulauan Sangihe 20 tahun ke depan.

RPJP ini juga akan menjadi arah dan pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan JangkaMenengah (RPJM) Daerah, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah.

Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam mewujudkanVisi "KEPULAUAN SANGIHE SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI YANG SEJAHTERA" perlu didukungoleh:

1) Komitmen dan Kepemimpinan yang kuat dan demokratis;

2) Konsistensi kebijakan pemerintah;3) Keberpihakan kepada rakyat;

4) Peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif.

Tahuna, Juni 2006

BUPATI KEPULAUAN SANGIHE,

Drs. WINSULANGI SALINDEHO