Rosita (164-174)

11
EnviroScienteae 8 (2012) 164-174 ISSN 1978-8096 IDENTIFIKASI DAN POTENSI PARASIT PADA SUMBER DAYA IKAN HIAS DI DANAU LAIS KALIMANTAN TENGAH Rosita 1) , A. Mangalik 2) , M. Adriani, 2) M. Mahbub 3) 1) Progam Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. 2) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat. 3) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Keywords : identifikation, domestikation, ornamental fish, parasite Abstract This study aims to identify and inventory of potentially pathogenic species of parasites cause disease in ornamental fish, both caught in the Lais lake and the domestication activities. Beside is to know The relationship between water quality with a prevalence, intensity and dominance of parasites that attack ornamental fish in domestication. The reseach activities were conducted since January 20, 2010 until March 16, 2010. The fish samples collected from the fishermen were identificated and inventoried by means of recording of parasite type, amount and organs attack the fish using the identification book (Kabata, 1985) and the identification key of parasite by Bykhovskaya, et al. (1964) and calculated the value of prevalence, intensity and domination. The results showed four parasitic protozoan species were Myxobolus sp, Glossatella sp, Vorticella sp., Chilodonella sp. and one species of non- protozoan (worms) was Dactylogyrus sp. in Lais lakes and in the domestication. The parameter of water quality such as temperature, DO, pH and NH 3 have relationship to total of parasites, parasite prevalence and intensity of attacks. The value range of water quality parameters of Lais lake where temperature 27.68 0 C-28 73 0 C, DO 3.00-5.98 mg/L, pH 5.19- 5.84 and NH 3 0.01-0.02 mg/L. The value range of water quality of domestication activities were temperature 27.83 0 C-28.51 0 C, DO 5.38-6.38 mg/L, pH range on average from 5.60- 6.41 and ammonia (NH 3 ) average ranged from 0.02-0.01 mg/L. The above range values showed the optimum range of water quality for fish and they support for the health of fish. Pendahuluan Danau Lais di desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Kabupaten Pulang Pisau Tengah Kalimantan Tengah dengan luas 5,4 ha dan berjarak ±10 km merupakan salah satu perairan umum yang memiliki potensi plasma nutfah perikanan berupa sumberdaya perikanan khususnya ikan hias. Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang dilakukan sebagian besar masyarakat melalui usaha penangkapan masih bersifat ekstraktif dan tidak ramah lingkungan seperti penangkapan dengan menggunakan listrik, racun dan menggunakan alat tangkap yang dapat menjurus kepada kepunahan, sehingga rentan terhadap perubahan ekosistem perairan dan dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan ikan hias di dalamnya, sehingga dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif terhadap kelestariaannya. Sumber daya Ikan hias di danau Lais memiliki nilai ekonomis penting sehingga perlu dilakukan pengembangan dan pengelolaan agar tetap dapat berkelanjutan dan lestari. Salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan usaha budidaya ikan konsumsi dan ikan hias alam adalah domestikasi. Masalah yang dihadapi adalah tingkat mortalitas yang tinggi saat

description

Identifikasi

Transcript of Rosita (164-174)

Page 1: Rosita (164-174)

EnviroScienteae 8 (2012) 164-174 ISSN 1978-8096

IDENTIFIKASI DAN POTENSI PARASIT PADA SUMBER DAYA IKAN HIAS DIDANAU LAIS KALIMANTAN TENGAH

Rosita1), A. Mangalik2), M. Adriani,2) M. Mahbub3)

1)Progam Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program PascasarjanaUniversitas Lambung Mangkurat.

2) Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat.3) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Keywords : identifikation, domestikation, ornamental fish, parasite

Abstract

This study aims to identify and inventory of potentially pathogenic species of parasites causedisease in ornamental fish, both caught in the Lais lake and the domestication activities.Beside is to know The relationship between water quality with a prevalence, intensity anddominance of parasites that attack ornamental fish in domestication. The reseach activitieswere conducted since January 20, 2010 until March 16, 2010. The fish samples collectedfrom the fishermen were identificated and inventoried by means of recording of parasitetype, amount and organs attack the fish using the identification book (Kabata, 1985) and theidentification key of parasite by Bykhovskaya, et al. (1964) and calculated the value ofprevalence, intensity and domination. The results showed four parasitic protozoan specieswere Myxobolus sp, Glossatella sp, Vorticella sp., Chilodonella sp. and one species of non-protozoan (worms) was Dactylogyrus sp. in Lais lakes and in the domestication. Theparameter of water quality such as temperature, DO, pH and NH3 have relationship to totalof parasites, parasite prevalence and intensity of attacks. The value range of water qualityparameters of Lais lake where temperature 27.68 0C-28 730C, DO 3.00-5.98 mg/L, pH 5.19-5.84 and NH3 0.01-0.02 mg/L. The value range of water quality of domestication activitieswere temperature 27.83 0C-28.51 0C, DO 5.38-6.38 mg/L, pH range on average from 5.60-6.41 and ammonia (NH3) average ranged from 0.02-0.01 mg/L. The above range valuesshowed the optimum range of water quality for fish and they support for the health of fish.

Pendahuluan

Danau Lais di desa TanjungSangalang Kecamatan Kahayan KabupatenPulang Pisau Tengah Kalimantan Tengahdengan luas 5,4 ha dan berjarak ±10 kmmerupakan salah satu perairan umum yangmemiliki potensi plasma nutfah perikananberupa sumberdaya perikanan khususnyaikan hias.

Pemanfaatan sumberdaya perikananyang dilakukan sebagian besar masyarakatmelalui usaha penangkapan masih bersifatekstraktif dan tidak ramah lingkunganseperti penangkapan dengan menggunakanlistrik, racun dan menggunakan alattangkap yang dapat menjurus kepada

kepunahan, sehingga rentan terhadapperubahan ekosistem perairan dan dapatberpengaruh secara langsung maupun tidaklangsung terhadap kehidupan ikan hias didalamnya, sehingga dikhawatirkan akanmemberikan dampak negatif terhadapkelestariaannya.

Sumber daya Ikan hias di danau Laismemiliki nilai ekonomis penting sehinggaperlu dilakukan pengembangan danpengelolaan agar tetap dapat berkelanjutandan lestari. Salah satu metode yangdigunakan dalam pengembangan usahabudidaya ikan konsumsi dan ikan hiasalam adalah domestikasi.

Masalah yang dihadapi adalahtingkat mortalitas yang tinggi saat

Page 2: Rosita (164-174)

Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174 165

berlangsungnya proses domestikasi yangantara lain disebabkan oleh kualitaslingkungan dan intervensi patogen dengankeanekaragaman, prevalensi dan virulensitinggi.

Dampak lanjutan makin rumitdengan ketidakmampuan mengenali agenpenyebab penyakit yang setiap saatberpotensi menginfeksi komoditas ikanhias sehingga sulit mengambil tindakanpenanggulangannya. Penelitian dilakukanuntuk mengumpulkan informasi selengkapmungkin mengenai agen parasit patogenyang menyebabkan kematian pada ikanhias yang didomestikasi, sehingganantinya dapat dijadikan bahan dasardalam menentukan sikap dan langkahberikutnya dalam melakukanpenanggulangan masalah yang dihadapiberupa tingkat mortalitas yang tinggi saatberlangsungnya proses domestikasi.

Penelitian ini bertujuan untuk :1. Mengidentifikasi dan

menginventarisasi jenis parasitpatogen yang berpotensimenimbulkan penyakit pada ikanhias baik yang di tangkap di danauLais maupun pada kegiatandomestikasi.

2. Mengetahui hubungan antara kualitasair dengan prevalensi, intensitas dandominasi parasit yang menyerangikan hias pada kegiatan domestikasi.

Metode Penelitian

Tempat dan Waktu

Penelitian di laksanakan di danauLais, desa Tanjung Sangalang, KecamatanKahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau,Propinsi Kalimantan Tengah danlaboratorium domestikasi Unparsedangkan pemeriksaan parasit dilakukandi danau Lais dan di LaboratoriumJurusan Perikanan dan Fakultas PertanianUniversitas Palangkaraya. Penelitian inidilaksanakan dari tanggal 20 Januari 2010sampai dengan 16 Maret 2010.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakanadalah 12 buah akuarium berukuran 60 x40 x 40 cm, aerator, batu aerasi, alat bedah(disetting set), cover glass, objek glass(slide), nampan, cawan petri, mikroskopdengan perbesaran (40-1000x), timbangan,penggaris, botol preparat untuk parasityang berukuran besar, tissue, baskomplastik, contoh ikan, akuades, formalin,alkohol dan Malachyte green .

Pengambilan Ikan Contoh

Pada pengambilan contoh pertamajumlah ikan contoh yang diambilsebanyak 50 ekor yang digunakan untukpengambilan data di lapangan. Padapengambilan contoh kedua sampai keempat dengan selang waktu pengambilan2 minggu, Ikan contoh yang diambilsebanyak 150 ekor digunakan untukdomestikasi dengan perincian sebagaiberikut 50 ekor untuk pemeriksaanparasit, 50 ekor untuk di domestikasi dansisa 50 ekor digunakan sebagai stokapabila terjadi kematian dalam prosesdomestikasi. Untuk setiap minggupemeriksaan parasit pada prosesdomestikasi jumlah contoh yang diambilsebanyak 10 ekor.

Sampel ikan hias yang tertangkapkemudian dibawa ke laboratoriumdomestikasi dan laboratorium JurusanPerikanan dan Fakultas PertanianUniversitas Palangka Raya untuk diisolasidan diidentifikasi jenis parasitnya.

Pengamatan

Pengamatan parasit di awali denganmengukur panjang dan berat ikan sertamencatat kondisi awal ikan secaramorfologis. Di danau Lais pemeriksaanparasit dilakukan terhadap 50 ekor ikanhias yang tertangkap. Pada prosesdomestikasi pemeriksaan parasit dilakukanpada hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21 dan

Page 3: Rosita (164-174)

166 Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174)

hari ke-28 dengan jumlah contoh ikan yangdiamati pada setiap pemeriksaan 10 ekor.

Pemeriksaan parasit dilakukandengan memeriksa parasit eksternal(ektoparasit) dan internal (endoparasit).

Pengukuran Contoh Kualitas Air

Pengukuran kualitas air yangmeliputi suhu, kecerahan, pH, dan DO dilapangan dilakukan setiap hari selamaseminggu sebelum pengambilan contohdan identifikasi ikan. Sedangkanpengambilan NH3 dilakukan setiap 3 harisekali.

Cara Inventarisasi dan Identifikasi

Inventarisasi dilakukan dengan caramencatat jenis, jumlah dan organ tempatparasit tersebut ditemukan. Identifikasijenis parasit dilakukan dengan caramencocokkan hasil pengamatan dengangambar parasit yang ada pada bukuidentifikasi Kabata (1985) dan kunciidentifikasi parasit menurut Bykhovskaya,et al. (1964).

Proses Domestikasi

Perlakuan awal yang dilakukan padaproses domestikasi adalah denganmengadapta sikan ikan hias yangditangkap dari perairan danau Lais. Padatahap aklimatisasi, ikan hias terlebihdahulu direndam dalam larutanMalachyte green dengan dosis 0,1 – 0,2ppm selama 10 – 15 menit. Pemberianpakan dilakukan setelah ikan contohberadaptasi selama 1 – 2 hari di dalamakuarium dan hanya di beri pakan alamisecara satiasi. Selanjutnya pakandiberikan setiap hari dengan jumlah 10%dari berat badan populasi antara pagi, siangdan malam dan pakan yang tidak dimakandiambil kembali setiap kali pemberianpakan. Pakan yang diberikan selain berupamakanan alami (cacing, serangga dll) jugamakanan buatan

Analisis Data

Prevalensi, intensitas, dan dominasidihitung dengan rumus menurut PusatKarantina Ikan (2005) sebagai berikut :

Dominasi =

∑ total parasit A yangmenginfeksi

X 100%∑ total keseluruhan

parasit menginfeksi

Prevalensi =

∑ ikan terserangparasit

X 100%∑ Jumlah ikan

diperiksa

Intensitas =

∑ total parasit yangmenginfeksi ikan

∑ ikan yang terserangParasit

Penentuan tingkat intensitasserangan parasit pada ikan denganmenggunakan kriteria yang disajikandalam Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria intensitas seranganparasit pada ikan

Intensitasserangan

Tingkat serangan

0,0 -1,0 Sehat> 1 - 25 Ringan> 25 – 50 Sedang> 50 – 75 Berat> 75 Sangat Berat

Sumber : Pusat Karantina Ikan (2005)

Regresi antara prevalensi, intensitasdan dominasi parasit dengan kualitas airdigunakan model regresi sederhana.Menurut Sulaiman (2004) modelnyasebagai berikut:

Yi = a + bX

Untuk mengetahui keeratanhubungan antara kualitas air danprevalensi, intensitas dan dominasiparasitdigunakan uji R2 (Koefisien Determinasi/

Page 4: Rosita (164-174)

R square). Analisis data dilakukan denganbantuan program analisis statistik MinitabVersi 14.

Hasil Dan Pembahasan

Jenis-jenis Parasit

Di danau Lais dandomestikasi ditemukan 4 jenis parasitgolongan protozoa yaituGlossatella sp., Vorticella sp.Chilodonella sp. dan 1 jenis dari golongannon protozoa (cacing) yaitu parasitDactylogyrus sp.

Dominasi Parasit Di Danau Lais

Di danau Lais parasit yangmendominasi paling besar adalah parasitMyxobolus sp. dengan dominasi 94,70%,parasit Chilodonella sp. mendominasi diurutan kedua dengan dominasi 2,87%,diikuti parasit Dactylogyrusdominasi 2,12%, dan dominasi parasitGlossatella sp. dan parasitmendominasi paling kecil dengan dominasimasing-masing 0,23% dan 0,08%.

Dominasi Parasit Pada ProsesDomestikasi

Pada proses domestikasi parasityang mendominasi paling besar adalahparasit Myxobolus sp. dengan ratadominasi berkisar 69,23%parasit yang dominasinya paling keciladalah parasit Vorticelladominasi berkisar 1,63% - 8,86%.

Untuk membandingkan dominasiparasit baik di danau Lais maupunproses domestikasi dapat lihat padaGambar 1.

Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174

Analisis data dilakukan denganprogram analisis statistik Minitab

i danau Lais dan pada proses4 jenis parasit dari

golongan protozoa yaitu Myxobolus sp.,Vorticella sp.,

1 jenis dari golongannon protozoa (cacing) yaitu parasit

Dominasi Parasit Di Danau Lais

Di danau Lais parasit yangmendominasi paling besar adalah parasit

. dengan dominasi 94,70%,mendominasi di

urutan kedua dengan dominasi 2,87%,Dactylogyrus sp. dengan

dominasi 2,12%, dan dominasi parasitdan parasit Vorticella sp.

mendominasi paling kecil dengan dominasimasing 0,23% dan 0,08%.

rasit Pada Proses

Pada proses domestikasi parasityang mendominasi paling besar adalah

dengan rata-ratadominasi berkisar 69,23% - 89,34%, dan

yang dominasinya paling kecilVorticella sp. dengan

8,86%.Untuk membandingkan dominasi

parasit baik di danau Lais maupun padadomestikasi dapat lihat pada

Gambar 1. Perbandingan dominasi (%)parasit didomestikasi.

Dari Gambar 1parasit Myxobolus sp.tinggi dari pada di domestikasi.karena populasi parasitdanau Lais lebih besar.proses domestikasi dominasinya lebih kecildari pada di danau Ladomestikasi sebelum ikan di tebar dalamakuarium diberikan perlakuan pencegahandengan perendaman menggunakan larutanMalachit green.

Dominasi parasitGlossatella sp. VorticellaChilodonella sp. di danau Lais lebih kecildari pada di domestikasi.et al. (2007) dalam kondisi normal dilingkungan perairan bebas jumlah ikanyang terserang jasad patogen tidak besarkarena kualitas air belum mengalamiperubahan-perubahan mendasar dakondisi ikan tidak mengalami kesulitandalam beradaptasi dengan perubahanperubahan alamiah kecuali bila terjadi halhal tertentu yang bisa menimbulkankematian ikan yang sangat besar, misalnyaeutrofikasi. Di perairan danausuhunya tinggi, oksigensedikit, dan hara yang lebih banyakmungkin akan terjadi eutrofikasi yangdapat menyebabkan penurunan keragamankehidupan organisme perairan (tumbuhandan hewan) (MacKinnonDi domestikasi dominasi parasit lebihtinggi

167

Perbandingan dominasi (%)arasit di danau Lais dan di

domestikasi.

terlihat dominasi totalMyxobolus sp. di danau Lais lebih

tinggi dari pada di domestikasi. Didugakarena populasi parasit Myxobolus sp. didanau Lais lebih besar. Sedangkan padaproses domestikasi dominasinya lebih kecildari pada di danau Lais karena pada saatdomestikasi sebelum ikan di tebar dalamakuarium diberikan perlakuan pencegahandengan perendaman menggunakan larutan

ominasi parasit Dactylogyrus sp.,Vorticella sp. dan

di danau Lais lebih kecildari pada di domestikasi. Menurut Gufran

(2007) dalam kondisi normal dilingkungan perairan bebas jumlah ikanyang terserang jasad patogen tidak besarkarena kualitas air belum mengalami

perubahan mendasar dankondisi ikan tidak mengalami kesulitandalam beradaptasi dengan perubahan-perubahan alamiah kecuali bila terjadi hal-hal tertentu yang bisa menimbulkankematian ikan yang sangat besar, misalnya

perairan danau yangoksigen yang lebih

sedikit, dan hara yang lebih banyakmungkin akan terjadi eutrofikasi yang

menyebabkan penurunan keragamankehidupan organisme perairan (tumbuhandan hewan) (MacKinnon et al. 2000).

dominasi parasit lebih

Page 5: Rosita (164-174)

168 Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174)

karena ikan dipelihara dalam satu wadahtertutup dan volume air terbatas sangatmudah terjadi perubahan-perubahan yangdapat menyebabkan ikan menjadi stresssehingga bisa menurunkan ketahanan ikan

Prevalensi dan Intensitas Parasit DiDanau Lais

Di danau Lais prevalensi parasitMyxobolus sp. di insang ikan hias sebesar18,0% dan intensitas 357 paling tinggidibandingkan dengan parasit yang lainnya.Sedangkan parasit Vorticella sp.memilikiprevalensi paling rendah sebesar 2,0%dengan intensitas 98.

Prevalensi dan Intensitas Parasit padaProses Domestik

Prevalensi parasit Myxobolus sp. diinsang paling tinggi dibandingkan denganparasit yang lainnya dengan kisaran36,67% - 46,67% dan intensitas berkisar81,47 - 103,13. Hal ini dapat terjadikarena cara makan ikan tersebut denganmengambil lumpur, dan menghisap bagianyang dapat dimakan dan jasad yang tidakdapat dimakan dikeluarkan lagi sehinggaada kemungkinan organisme perantarapembawa Myxobolos sp. dapat termakan(Helmiati, et al. 2005).

Prevalensi parasit Dactylogyrus sp.di insang berkisar 20,00% - 43,33%.lebih tinggi dibandingkan dengan dipermukaan tubuh berkisar antara 3,33% -10%. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungantempat tinggal yakni insang ikan yangmemberikan lingkungan yang cocok bagiparasit Dactylogyrus sp. Menurut Irianto(2005) parasit Dactylogyrus sp.umumnya ditemukan pada insang karenaparasit ini melekat di insang denganhaptornya.

Rata-rata intensitas parasitDactylogyrus sp. di insang ikan hiasberkisar 6,83 – 18,72 lebih tinggidibandingkan di permukaan tubuh denganrata-rata 5,00-13,00. Insang merupakanorgan penting yang sangat dibutuhkan oleh

organisme perairan sebab insangmerupakan organ primer untuk pertukarangas-gas juga berperan dalam prosesosmoregulasi. Bunkley dan Ernest (1994)dalam Talunga (2007) insang merupakanorgan penting yang sangat dibutuhkan olehorganisme perairan sebab insangmerupakan organ primer untuk pertukarangas-gas juga berperan dalam prosesosmoregulasi.

Pada proses domestikasi prevalensiparasit Glossatella sp. di usus rata-rata13,33% – 23,33% lebih tinggi dari pada dilambung dengan rata-rata berkisar 10,00%– 16,67%. Prevalensi parasit Glossatellasp. ditemukan lebih banyak menyerangusus ikan hias dibandingkan lambung.Sedangkan intensitas lambung berkisarantara 3,00 - 6,33 lebih tinggidibandingkan di usus dengan rata-rataintensitas 2,33 - 4,61.

Prevalensi parasit Vorticella sp. disirip perut dan sirip dada denganprevalensi masing-masing berkisar 3,33% -13,33% lebih tinggi dibandingkan dengandi permukaan tubuh (3,33%-10,00%),insang dan sirip punggung denganmasing-masing rata-rata prevalensiberkisar 0,00% – 3,33%. Didugamikrohabitat dari parasit Vorticella sp.ada di sirip.

Intensitas parasit Vorticella sp. yangditemukan di permukaan tubuh dan siripdada lebih tinggi dengan masing-masingrata-rata tingkat serangannya berkisarantara 1,00 – 3,83 dan 1,33 – 3,83dibandingkan dengan yang. ditemukan diinsang, sirip perut dan sirip punggungdengan masing-masing rata-rata tingkatserangannya berkisar antara 0,00 – 0,67,1,50 – 2,67 dan 0,00% – 1,33.

Pada proses domestikasi prevalensiparasit Chilodonella sp. yang ditemukandi insang pada proses domestikasi rata-rataberkisar 3,33% - 20,00% denganintensitas parasit Chilodonella sp. diinsang rata-rata berkisar antara 26 – 88,53.

Page 6: Rosita (164-174)

Prevalensi dan Intensitas Total Parasitpada Proses Domestikasi

Pada proses domestikasitotal parasit Myxobolus spdibandingkan dengan parasit yang lainnyadengan rata-rata prevalensi total berkisarantara 36,67 – 46,67%. SedanChilodonella sp. rata-rata prevalensitotalnya paling rendah3,33% - 20%.

Perbandingan prevalensi parasit didanau Lais dan di domestikasi dapat dilihatpada Gambar 2.

Gambar 2. Perbandingan prevalensiparasit di danau Lais dan didomestikasiPada

Gambar 2 terlihat persentaseprevalensi parasit di danau Lais lebih kecildari pada di domestikasi. Menurut Gufranet al. (2007) dalam kondisi normal dilingkungan perairan bebas frekwensikejadian jasad patogen menyerang ikankecil karena perairan alami belummengalami perubahanmendasar dan kondisi ikan tidakmengalami kesulitan dalam beradaptasidengan perubahan-perubahan alamiahsehingga daya tahan tubuh ikan terhadappenyakit tidak terpengaruh.domestikasi yang prevalensi parasit lebihtinggi karena ikan dipelihara dalam satuwadah tertutup dan volume air terbatas dansangat mudah terjadi perubahankualitas perairan karena campur tanganmanusia yang dapat menyebabkan ikan

Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174

an Intensitas Total Parasit

Pada proses domestikasi prevalensisp. paling tinggi

dibandingkan dengan parasit yang lainnyarata prevalensi total berkisar

46,67%. Sedangkan parasitrata prevalensiberkisar antara

Perbandingan prevalensi parasit didanau Lais dan di domestikasi dapat dilihat

Perbandingan prevalensidi danau Lais dan di

omestikasiPada

terlihat persentaseprevalensi parasit di danau Lais lebih kecildari pada di domestikasi. Menurut Gufran

(2007) dalam kondisi normal dilingkungan perairan bebas frekwensi

menyerang ikankecil karena perairan alami belummengalami perubahan-perubahanmendasar dan kondisi ikan tidakmengalami kesulitan dalam beradaptasi

perubahan alamiahsehingga daya tahan tubuh ikan terhadappenyakit tidak terpengaruh. Sedangkan didomestikasi yang prevalensi parasit lebihtinggi karena ikan dipelihara dalam satuwadah tertutup dan volume air terbatas dansangat mudah terjadi perubahan-perubahankualitas perairan karena campur tanganmanusia yang dapat menyebabkan ikan

menjadi stress sehingga bisa menurunkanketahanan ikan.

Perbandingan intensitas parasitantara danau Lais dan di domestikasidapat dilihat pada Gambar

Gambar 3. Perbandingan intensitasdi danau Lais dandomestikasi

Pada Gambarintensitas serangan parasitdan Vorticella sp. di danau Lais lebih besardari pada di domestikasi. Hal ini dapat dijelaskan karena lingkungan di dalam airmerupakan habitat yang kompleks.Kualitas air merupakan salah sapenyebab terjadinya serangan penyakit.Gufran et al. (2007) menyatakanperairan alami (danau) apabila ikanterserang parasit tidak ada perlakuan yangdapat diberikan terhadap ikan sepertimisalnya pencegahan, penanggulangan danpemberian pakan yankuantitasnya sehingga parasit akansemakin memperbesar tingkat serangannyayang disebabkan lemahnya pertahanantubuh ikan sehingga mengakibatkankematian pada ikan.

Pada proses domestikasi intensitasserangan parasit lebih kecil karendiberikan perlakuan tertentu sepertipencegahan dimana ikan yang di tangkapsebelum di masukan ke dalam akuarium direndam terlebih dahulu denganmenggunakan larutanikan diberikan pakan yang cukup baikkualitas maupun kuantitasnya, serkondisi parameter kualitas airnya yang

169

menjadi stress sehingga bisa menurunkan

erbandingan intensitas parasitantara danau Lais dan di domestikasidapat dilihat pada Gambar 3.

Perbandingan intensitas parasitdi danau Lais dan diomestikasi

Pada Gambar 3 terlihat bahwaintensitas serangan parasit Myxobolus sp.

sp. di danau Lais lebih besardari pada di domestikasi. Hal ini dapat dijelaskan karena lingkungan di dalam airmerupakan habitat yang kompleks.Kualitas air merupakan salah satupenyebab terjadinya serangan penyakit.

(2007) menyatakan diperairan alami (danau) apabila ikanterserang parasit tidak ada perlakuan yangdapat diberikan terhadap ikan sepertimisalnya pencegahan, penanggulangan danpemberian pakan yang sesuai kualitas dankuantitasnya sehingga parasit akansemakin memperbesar tingkat serangannyayang disebabkan lemahnya pertahanantubuh ikan sehingga mengakibatkan

Pada proses domestikasi intensitasserangan parasit lebih kecil karenadiberikan perlakuan tertentu sepertipencegahan dimana ikan yang di tangkapsebelum di masukan ke dalam akuarium direndam terlebih dahulu denganmenggunakan larutan Malachyte green,ikan diberikan pakan yang cukup baikkualitas maupun kuantitasnya, sertakondisi parameter kualitas airnya yang

Page 7: Rosita (164-174)

170

diusahakan se optimum mungkin.Menurut Gufran et al. (2007) jika kondisilingkungan optimum dan ikandalamnya berada dalam kondisi prima,diberi pakan yang cukup secara kualitasdan kuantitasnya serta diwaktu, maka ketahanan tubuh ikan menjadikuat dan penyakit tidak mampu menyerangikan –ikan yang dipelihara.

Hubungan Kualitas Air dengan Parasit

SuhuBerdasarkan hasil analisis terhadap

suhu diperoleh rata-rata kisaran 27,8328,54oC dengan rata-rata jumlah totalparasit berkisar antara 407,00rata-rata prevalensi serangan parasit (%)berkisar antara 66,67% –rata-rata intensitas serangan parasitberkisar antara 53,65 – 81,29.umum, suhu optipembudidayaan ikan hias adalah 250C. Perubahan suhu yang mendadaksebesar 50C dapat menyebabkan ikanstres (Daelami,2001).perairan pada saat penelitian beradapada kisaran yang optimal untukmendukung kesehatan ikan.

Hasil analisa regresi diperoleh nilaiR2 = 0,343 menunjukkan adanya tingkathubungan yang rendah antara suhu denganjumlah total parasit.

Hubungan antara suhu denganjumlah total parasit dapat dilihat padaGambar 4.

Gambar 4. Hubungan antara suhu denganjumlah total parasit

Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174)

optimum mungkin.(2007) jika kondisi

lingkungan optimum dan ikan-ikan didalamnya berada dalam kondisi prima,diberi pakan yang cukup secara kualitasdan kuantitasnya serta diberikan tepatwaktu, maka ketahanan tubuh ikan menjadikuat dan penyakit tidak mampu menyerang

ikan yang dipelihara.

Hubungan Kualitas Air dengan Parasit

Berdasarkan hasil analisis terhadaprata kisaran 27,83oC -

rata jumlah totalkisar antara 407,00-701,67 ekor,

rata prevalensi serangan parasit (%)– 93,33%, dan

rata intensitas serangan parasit81,29. Secara

umum, suhu optimal untukpembudidayaan ikan hias adalah 25 – 32

erubahan suhu yang mendadakC dapat menyebabkan ikan

stres (Daelami,2001). Kisaran suhuperairan pada saat penelitian beradapada kisaran yang optimal untukmendukung kesehatan ikan.

analisa regresi diperoleh nilaimenunjukkan adanya tingkat

antara suhu dengan

Hubungan antara suhu denganjumlah total parasit dapat dilihat pada

Hubungan antara suhu dengantotal parasit

Gambar 4 memperlihat dengansemakin meningkatnya suhu maka jumlahtotal parasit semakin menurun. Hal inididuga karena kisaran suhu optimal dalammendukung daya tahan tubuh dankesehatan ikan sehingga tiperkembangan parasit yang ditemukansehingga parasit tersebut tidak mampuberadaptasi dan berkembang biak dalammenambah jumlahnya.et al. (2007) bila kondisi kualitas airoptimum untuk keperluan kehidupanikan, ikan akan memiliki ketahananterhadap serangan parasit yang bisamenimbulkan penyakit sehingga parasittidak mampu beradaptasi dan berkembangbiak untuk menambah jumlahnya.

Hasil analismenunjukan adanya tingkat hubunganyang substansial antara suhuprevalensi serangan parasit.antara suhu dengan prevalensi parasitdapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 5. Hubungan antara suhu denganprevalensi parasit

Gambar 5 memperlihatkan apabilasuhu meningkat makamenurun. Di duga kisaran suhu pada saatproses domestikasi tidak cocok bagiperkembangan parasit yang ditemukansehingga parasit tersebut tidak mampuberadaptasi dan berkembang biak, karenaitu prevalensi parasit menurun pula. Hasilpenelitian Dana dan Angka (terhadap prevalensi dari beberapaMyxosporea yang menginfeksi ikan Masyang dipelihara pada suhu 25,328,00C,dan 31,10C menunjukan

memperlihat dengansemakin meningkatnya suhu maka jumlahtotal parasit semakin menurun. Hal inididuga karena kisaran suhu optimal dalammendukung daya tahan tubuh dankesehatan ikan sehingga tidak cocok bagiperkembangan parasit yang ditemukansehingga parasit tersebut tidak mampuberadaptasi dan berkembang biak dalammenambah jumlahnya. Menurut Gufran

) bila kondisi kualitas airoptimum untuk keperluan kehidupanikan, ikan akan memiliki ketahananterhadap serangan parasit yang bisamenimbulkan penyakit sehingga parasittidak mampu beradaptasi dan berkembangbiak untuk menambah jumlahnya.

asil analisa regresi (R2 =0,479)menunjukan adanya tingkat hubunganyang substansial antara suhu terhadapprevalensi serangan parasit. Hubunganantara suhu dengan prevalensi parasitdapat dilihat pada Gambar 7.

Hubungan antara suhu denganprevalensi parasit

memperlihatkan apabilasuhu meningkat maka prevalensi parasit

Di duga kisaran suhu pada saatproses domestikasi tidak cocok bagiperkembangan parasit yang ditemukansehingga parasit tersebut tidak mampu

dan berkembang biak, karenaitu prevalensi parasit menurun pula. Hasilpenelitian Dana dan Angka (1990)terhadap prevalensi dari beberapaMyxosporea yang menginfeksi ikan Masyang dipelihara pada suhu 25,30C,

C menunjukan Myxobolus

Page 8: Rosita (164-174)

sp. mempunyai prevalensi yang rendahpada suhu yang tinggi.

Derajat Keasaman (pH)Berdasarkan hasil analisis

terhadap pH diperoleh rata5,60 – 6,41 dengan rata-rata jumlah totalparasit berkisar antara 407rata prevalensi serangan parasit (%)berkisar antara 66,67% – 93,33% dan ratarata intensitas serangan parasit berkisarantara 53,65 – 81,29.

Tingkat keasaman yang baikuntuk budidaya ikan hias adalah 5,59,0. (Daelami,2001). Berdasarkan halitu kisaran pH selama peneldalam kisaran optimum yangmendukung untuk kesehatan ikan.

Hasil regresi (menunjukkan adanya tingkat hubunganyang rendah antara pH terhadapprevalensi serangan parasit.antara pH dengan prevalensi parasitGambar 6.

Gambar 6. Hubungan antara pH dengaprevalensi parasit

Oksigen Terlarut (DO)

Berdasarkan hasil analisis terhadapDO diperoleh rata-rata kisaran 5,38mg/l dengan rata-rata jumlah total parasberkisar antara 407-702 ekor,prevalensi serangan parasit (%) berkisarantara 66,67% – 93,33% danrata-rata kisaran 5,38 – 6,38 mg/l denganrata-rata intensitas serangan parasitberkisar antara 53,65 – 81,29.

Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174

empunyai prevalensi yang rendah

Berdasarkan hasil analisisterhadap pH diperoleh rata-rata kisaran

rata jumlah totalit berkisar antara 407-702 ekor, rata-

n parasit (%)93,33% dan rata-

rata intensitas serangan parasit berkisar

Tingkat keasaman yang baikuntuk budidaya ikan hias adalah 5,5 –

Berdasarkan halitu kisaran pH selama penelitian beradadalam kisaran optimum yangmendukung untuk kesehatan ikan.

(R2 = 0,375)menunjukkan adanya tingkat hubungan

antara pH terhadapserangan parasit. Hubungan

antara pH dengan prevalensi parasit

Hubungan antara pH denganprevalensi parasit

Berdasarkan hasil analisis terhadaprata kisaran 5,38 – 6,38

rata jumlah total parasit702 ekor, rata-rata

prevalensi serangan parasit (%) berkisar93,33% dan diperoleh

6,38 mg/l denganrata intensitas serangan parasit

81,29.

Munajat dan Budiana (2003),menyatakan idealnya kanddi dalam air adalah 4demikian kisaran DO selama penelitianmendukung untuk kesehatan ikan.

Hasil regresimenunjukkan nilai yang substansial yangmenunjukkan suatu pola korelasi(hubungan) yang cukup erat yang artinyaDO memiliki pengaruh pada prevalensiserangan parasit. Hubungan antara DOdengan prevalensi Parasit dapat dilihatpada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan antara DO denganprevalensi Parasit

Dari Gambardengan semakin meningkatnya DO makaprevalensi seranganDengan kondisi oksigen yang optimumuntuk keperluan kehidupan dankesehatan ikan, maka ikan akanmemiliki ketahanan terhadap kejadianserangan parasit.al. (2007) bila kondisi kualitas airoptimum untuk keperluan kehidupanikan, ikan akan memiliki ketahananterhadap serangan parasit yang bisamenimbulkan penyakit sehinggaintensitas parasit juga akan menurun.

Hasil regresimenunjukkan nilai yang substansial antaraDO dengan intensitas serangan parasit.Hubungan antara DO dengan intensitasserangan parasit dapat dilihat pada Gambar8.

171

Munajat dan Budiana (2003),idealnya kandungan oksigen

di dalam air adalah 4-5 mg/l. Dengandemikian kisaran DO selama penelitianmendukung untuk kesehatan ikan.

Hasil regresi (R2=0,478)menunjukkan nilai yang substansial yangmenunjukkan suatu pola korelasi(hubungan) yang cukup erat yang artinyaDO memiliki pengaruh pada prevalensi

Hubungan antara DOdengan prevalensi Parasit dapat dilihat

Hubungan antara DO denganprevalensi Parasit

Dari Gambar 12 terlihat bahwadengan semakin meningkatnya DO makaprevalensi serangan parasit menurun.Dengan kondisi oksigen yang optimumuntuk keperluan kehidupan dankesehatan ikan, maka ikan akanmemiliki ketahanan terhadap kejadianserangan parasit. Menurut Gufran et

) bila kondisi kualitas airoptimum untuk keperluan kehidupan

kan akan memiliki ketahananterhadap serangan parasit yang bisamenimbulkan penyakit sehingga

juga akan menurun.regresi (R2=0,250)

menunjukkan nilai yang substansial antaraDO dengan intensitas serangan parasit.

ara DO dengan intensitasserangan parasit dapat dilihat pada Gambar

Page 9: Rosita (164-174)

172

Gambar 8. Hubungan antara DO denganintensitas serangan parasit

Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwadengan meningkatnya DO maka intensitasserangan parasit menurun. Ini disebabkankarena DO berada dalam kondisioptimum untuk mendukung kehidupandan kesehatan ikan, maka ikan akanmemiliki ketahanan terhadap intensitasserangan parasit.

Amoniak (NH3)Berdasarkan hasil analisis terhadap

amoniak (NH3) diperoleh rata0,02 -0,01mg/l dengan ratatotal parasit berkisar antara 407rata-rata prevalensi serangan parasit (%)berkisar antara 66,67% – 93,33% dan ratarata intensitas serangan parasit berkisarantara 53,65 – 81,29.

Kadar amoniak pada perairan alamibiasanya kurang dari 0,1 mg/al. 1979 dalam Effendie, Iamoniak bebas yang tidak terionisasi(NH3) pada perairan tawar sebaiknya tidaklebih dari 0,02 mg/l. KisaranNH3) selama penelitian mendukung untukkesehatan ikan.Hasil regresi (R2 = 0,602adanya tingkat hubungan yang substansialantara amoniak (NH3) dengan prevalensiparasit. Hubungan antara amoniak (NHdengan prevalensi parasit dapat dilihatpada Gambar 9.

Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174)

Hubungan antara DO denganintensitas serangan parasit

dapat dilihat bahwadengan meningkatnya DO maka intensitasserangan parasit menurun. Ini disebabkanarena DO berada dalam kondisi

optimum untuk mendukung kehidupandan kesehatan ikan, maka ikan akanmemiliki ketahanan terhadap intensitas

Berdasarkan hasil analisis terhadap) diperoleh rata-rata kisaran

rata-rata jumlahberkisar antara 407 -702 ekor,

rata prevalensi serangan parasit (%)93,33% dan rata-

rata intensitas serangan parasit berkisar

pada perairan alamibiasanya kurang dari 0,1 mg/l (MvNeely et

I 2004). Kadarbebas yang tidak terionisasi

pada perairan tawar sebaiknya tidakisaran amoniak (

) selama penelitian mendukung untuk

= 0,602) menunjukanadanya tingkat hubungan yang substansial

) dengan prevalensiHubungan antara amoniak (NH3)

dengan prevalensi parasit dapat dilihat

Gambar 9. Hubungan antara amoniak(NH3)parasit

Dari Gambarmeningkatnya amoniak (NHjumlah total parasit akan menurun.Menurut Gufran dan Kodri (2004)kandungan NH3 dalam perairansesuai dengan aktivitas ikan dan suhu airsehingga kemampuanikan dalam mengikat oksigen semakinberkurang dengan cepat, akiakan meningkatkan intensitas serangannyakarena pertahanan dan kekebalan tubuhikan akan menurun.

Kesimpulan

kesimpulan dari hasil penelitian inisebagai berikut:1. Di danau Lais maupun pada proses

pelaksanaanteridentifikasi 5 (lima) spesies parasityang menginfeksi ikan yaituMyxobolus sp.Chilodonella sp.Glossatella sp.

2. Parasit Myxobolus spChilodonella spmenimbulkan serangan penyakit baikdi danau Lais maupun dalam prosesdomestikasi.

3. Kisaran Parameter kualitas perairan didanau Lais yaitu suhu 27,68DO 3,00 – 5,98 mg/l, pH 5,19dan amoniak (NHdan pada proses domestikasi yaitu

Hubungan antara amoniakdengan prevalensi

Dari Gambar 9 terlihat denganmeningkatnya amoniak (NH3) makajumlah total parasit akan menurun.Menurut Gufran dan Kodri (2004)

dalam perairan bertambahsesuai dengan aktivitas ikan dan suhu airsehingga kemampuan haemoglobin darahikan dalam mengikat oksigen semakinberkurang dengan cepat, akibatnya parasitakan meningkatkan intensitas serangannyakarena pertahanan dan kekebalan tubuh

dari hasil penelitian ini

Di danau Lais maupun pada prosesdomestikasi

ikasi 5 (lima) spesies parasityang menginfeksi ikan yaituMyxobolus sp., Dactylogyrus sp.,Chilodonella sp., Vorticella sp., dan

Myxobolus sp. danChilodonella sp. berpotensi tinggimenimbulkan serangan penyakit baikdi danau Lais maupun dalam proses

Kisaran Parameter kualitas perairan didanau Lais yaitu suhu 27,68 0C-28,73,

5,98 mg/l, pH 5,19 – 5,84amoniak (NH3) 0,02 -0,01 mg/l

dan pada proses domestikasi yaitu

Page 10: Rosita (164-174)

Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174 173

suhu rata-rata berkisar 27,83oC- 28,510C, DO dengan rata-rata berkisar 5,38-6,38 mg/l, pH rata-rata berkisar 5,60 –6,41 dan amoniak (NH3) rata-rataberkisar 0,02-0,01 mg/l menunjukankisaran yang optimum dan mendukunguntuk kesehatan ikan.

4. Suhu memiliki hubungan yangsubstansial terhadap prevalensi danintensitas serangan parasit dimanasemakin tinggi suhu yang sesuaidengan ketahanan ikan, makin rendahprevalensi dan intensitas seranganpenyakit

5. Derajat keasaman (pH) memilikihubungan yang rendah terhadapjumlah total parasit, prevalensi parasitdan intensitas parasit.

6. Oksigen terlarut (DO) memilikihubungan yang substansial terhadapprevalensi dan intensitas parasitdimana semakin tinggi DO semakintinggi ketahanan ikan sehinggasemakin rendah prevalensi dantingkat intensitas parasit.

7. Amoniak (NH3) memiliki tingkathubungan yang substansial terhadapprevalensi parasit dimana semakintinggi kadar NH3 makin rendahketahanan ikan sehingga makin tinggitingkat serangan penyakit.

Saran

Perlu dilakukan upaya penanganan yanglebih baik untuk mengurangiterjadinya infeksi oleh ektoparasit danendoparasit pada proses domestikasidengan mengintensifikasi pengelolaanakuarium, dan penyucihamaanterhadap ikan, akuarium dan terhadapair yang digunakan sebagai upayamemutuskan siklus hidup parasit itusendiri. Selanjutnya perlu adanyapenelitian lanjutan tentangpenanggulangan parasit pada ikanyang didomestikasi, sehingga ikanhias yang ada bebas dari penyakitparasitik

Daftar Pustaka

Bykhovskaya, I.E., Pavlovskaya, GusovA.V, Dubinina M.N, Izyumova T.S,Sokolovskaya I.L, Shtein G.A,Shullman S.S, Epshtein V.M (1964).Key to Parasites of Freshwater Fishof the U.S.S.R. Israel Program forScientific Translations Jerusalem.Published Pursuant to an Agreementwith: The U.S. Departemen of TheInterior and The National ScienceFoundation.

Daelami, D (2001). Usaha PembenihanIkan Hias Air Tawar. PenerbitPenebar Swadaya. Jakarta.

Dana, D dan S.L. Angka (1990). MakalahPenyakit Parasit dan Bakteri padaIkan Air Tawar serta CaraPenanggulangannya. Dalamprosiding : Seminar Nasional IIPenyakit Ikan dan Udang. Jakarta.16-18 Januari. Pus. Lit. Bang.Perikanan. Jakarta.

Effendie, I (2004). Pengantar Akuakultur.Penebar Swadaya Jakarta.

Gufran, M dan Kordi, H. K (2004).Penanggulangan Hama dan PenyakitIkan. Penerbit Rineka Cipta dan BinaAdiaksara. Jakarta.

Gufran,M., Kordi, H.K., dan Tancung, A.B(2007). Pengelolaan Kualitas AirDalam Budidaya Perairan. PenerbitRineka Cipta. Jakarta.

Helmiati, S,, Triyanto dan Kamiso, H.N(2005). Prevalensi dan DerajatInfeksi yxobolous sp. pada InsangBenih Karper (Cyprinus carpio)di Kabupaten Sleman. JurnalPerikanan. Fakultas Pertanian.Universitas Gadjah MadaYogyakarta. Yogyakarta.

Irianto, A (2005). Patologi Ikan Teleostei.Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Kabata, Z (1985). Parasites and Diseasesof Fish Cultured In The Tropics.Taylor and Francis. London andPhiladelphia.

Page 11: Rosita (164-174)

174 Rosita, et al/EnviroScienteae 8 (2012) 164-174)

Mackinnon K., Gusti Hatta., HakimahHalim dan Arthur Mangalik (2000).Ekologi Kalimantan. Editor seri,S.N. Kartikasari. Alih BahasaTjitrosoepomo G, S.N. Kartikasaridan Wydantoro A. PenerbitPrenhallindo Jakarta.

Munajat, A dan N.S. Budiana (2003).Pestisida Nabati Untuk PenyakitIkan. Penebar Swadaya Jakarta.

Pusat Karantina Ikan, (2005) PetunjukPelaksanaan Pemantauan HamaDan Penyakit Ikan Karantina(HPIK). Pusat Karantina Ikan.Jakarta.

Sulaiman, W (2004). Analisis RegresiMenggunakan SPSS. Penerbit Andi.Yogyakarta.

Talunga, J (2007). Tingkat Infeksi danPatologi Parasit Monogenea(Cleiododiscus sp.) pada InsangBenih Ikan Patin (Pangasiuspangasius). Skripsi. UniversitasHasanuddin.