rosidaadamunpadbab42
-
Upload
norsyekii-chea-qirra -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of rosidaadamunpadbab42
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
1/90
167
bukan hanya mengenai standar mutu, tatapi produk juga harus
dikembangkan terus menerus (product differentiation) pada pasar yang
berbeda Misalnya, PT. Nutrifood Indonesia mengembangkan instant powder
tea drink dengan merek Nutri Tea rasa jeruk, dengan target pasarnya adalah
anak-anak dan remaja.
Selain itu, pendapat Nana Subarna dan Dadang Surjadi (1999:2),
menyatakan bahwa salah satu kelemahan penyajian teh di pasar konsumen
akhir, disebabkan karena teh yang beredar di pasar dalam negeri mutu core
product (kualitas air seduhan) masih tergolong rendah dan sedang. Selain itu,
menurut Spillane (1992:128-129) kualitas teh (rasa, aroma, warna air
seduhan) yang diproduksi oleh suatu pabrik tertentu dipengaruhi oleh faktor
eksogen dan endogen.
Faktor eksogen yang di luar control produsen misalnya iklim,
kesuburan tanah, kemiringan dan ketinggian tanah di atas permukaan laut,
sedangkan faktor endogen meliputi pilihan awal jenis biji teh atau bibit (clone)
jenis pupuk, pengawasan terhadap penyakit, prosedur pemetikan, cara
pengangkutan, dan pengolahannya.
Selanjutnya, Suryatmo (2003:2), menjelaskan mutu teh juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukungnya seperti kandungan
kimia dalam teh dan hasil uji organoleptik teh keringnya. Di antara senyawa
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
2/90
168
kimia yang paling besar peranannya dalam pembentukan cita rasa dan
berbagai khasiat istimewa teh adalah katekin dari golongan polifenol.
Semakin tinggi kandungan katekin dalam produk teh yang
dikonsumsi, semakain maksimal cita rasa, penampilan dan sifat-sifat serta
khasiat khususnya dari segi kesehatan, pengobatan, anti kuman, dan
sebagainya.
Syarat-syarat mutu teh ditetapkan dengan mengutamakan
ketampakan warna teh, aroma, rasa, warna dan aroma ampas teh, sebagai
berikut:
a). Mutu Khusus
Ketampakan teh dengan bentuk besar, kurang besar atau kecil menurut
jenisnya dan mengandung tip (pucuk daun), warna kehitam-hitaman, air
seduhan berwarna merah kekuning-kuningan, aroma harum dan rasa
kuat, serta ampas seduhan berwarna tembaga kehijauan dengan aroma
harum
b). Mutu I
Ketampakan dengan bentuk besar, kurang besar, atau kecil menurut
jenisnya dan persentase daun lebih banyak, warna teh kehitaman dan
rata, air seduhan berwarna merah kekuning-kuningan, aroma harum dan
rasa kuat, ampas seduhan berwarna merah tembaga, kekuningan dan
kehijauan dengan aroma harum
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
3/90
169
c). Mutu II
Ketampakan dengan bentuk besar, kurang besar, kecil menurut jenis
dengan persentase daun lebih sedikit, warna teh kemerah-merahan dan
kurang rata, air seduhan berwarna kurang merah, aroma kurang harum,
rasa kurang kuat, dan ampas kehitaman serta aromanya kurang harum
(Spillane (1992:75)
Untuk melihat pilihan kualitas berdasarkan warna air seduhan, aroma,
dan kekuatan rasa di enam wilayah penelitian dapat disajikan pada Tabel
4.25.
Tabel 4.25. Pilihan Responden Tentang Kualitas Teh Berdasarkan Warna AirSeduhan, Aroma, dan Kekuatan Rasa.
No Kriteria KotaBandung(persen)
KotaDepok
(%)
KotaCirebon
(%)
KabupatenBekasi
(%)
KabupatenCirebon
(%)
KabupatenPurwakarta
(%)1 Warna Air Seduhan:
Merah Kehitaman
Merah Kekuningan Merah Kemerahan
Hijau Kekuningan
Suram
10,34
55,1725,868,620,00
6,90
31,0351,7210,340,00
14,29
28,5757,1414,29
0,00
9,09
34,0947,739,090,00
4,17
47,928,3335,42
4,17
5,26
42,1131,5821,05
0,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,002 Aroma :
Sangat Wangi
Wangi
Sedang
Biasa
Tidak Wangi
12,0722,4158,626,90
0
10,3431,0351,726,900,00
28,5742,8614,2914,29
0,00
4,5525,0056,8213,640,00
29,1756,2510,42
4,170,00
15,7947,3736,84
0,000,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3 Kekuatan Rasa: Sangat Sepet
Sepet
Sedang
Biasa Tidak Pahit
8,6227,5951,72
12,070,00
13,7917,2448,28
20,680,00
14,2942,8628,57
14,290,00
6,8222,7361,35
9,090,00
27,0854,1712,50
6,250,00
10,5342,1147,37
0,000,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 4.25 menunjukkan, preferensi responden yang berbeda antar
wilayah penelitian. Di Kota Bandung, responden lebih dominan pada pilihan
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
4/90
170
warna air seduhan merah kekuningan dan merah kemerah-merahan,
sedangkan pilihan warna air seduhan lainnya relatif kecil.
Responden di Kota Depok, Kota Cirebon, dan Kabupaten Bekasi
memiliki preferensi yang relatif sama yaitu lebih dominan pada pilihan warna
air seduhan merah kemerah-merahan dan merah kekuning-kuningan,
sedangkan lainya relatif kecil.
Responden di Kabupaten Purwakarta, pilihan warna air seduhannya
lebih berimbang pada tiga pilihan, yang menonjol merah kemerah-merahan,
merah kekuning-kuningan. Namun, di daerah Kabupaten Cirebon sedikit
berbeda, di mana responden lebih dominan pada pilihan rasa air seduhan
merah kekuning-kuningan dan hijau kekuning-kuningan.
Pilihan responden pada aroma teh di Kota (Bandung dan Depok) serta
Kabupaten Bekasi lebih dominan pada pilihan yang beraroma sedang dan
beraroma wangi. Namun, di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon
mempunyai karakteristik yang sama yaitu lebih memilih teh beraroma wangi
dan sangat wangi, sedangkan di Kabupaten Purwakarta pilihannya lebih
berimbang antara beraroma sedang, wangi, dan sangat wangi.
Selain pilihan rasa air seduhan dan aroma, tidak kalah pentingnya
preferensi responden pada kekuatan rasa air seduhannya. Pilihan pada
kekuatan rasa, di Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten
Purwakarta mempunyai karakteristik yang relatif sama, yaitu lebih banyak
memilih rasa sedang dan sepet.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
5/90
171
Kota Depok dan Kota Cirebon, pilihannya lebih merata pada empat
pilihan, yaitu rasa sedang, biasa, sepet, dan sangat sepet, sedangkan, di
Kabupaten Cirebon agak berbeda dengan responden di kota lainnya, di mana
lebih dominan pada pilihan rasa sepet dan sangat sepet.
Kebutuhan dan keinginan pembeli yang bervariasi menjadi pedoman
bagi rancangan strategi pemasaran. Pembeli biasanya memperlihatkan
preferensi dan prioritas produk yang berbeda-beda. Konsumen pada
umumnya menginginkan produk atau jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan dengan harga yang bersaing. Perbedaan-perbedaan inilah yang
menciptakan segmentasi pasar (membagi-bagi pasar).
Lamb et al., (2001:281) mengemukakan bahwa segmentasi pasar
adalah proses menempatkan konsumen dalam sub-kelompok di pasar
produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama
dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.
Segmentasi memberikan peluang bagi perusahaan teh untuk
menyesuaikan produk atau jasanya dengan permintaan yang efektif.
Selanjutnya Cravens (2000:128), menjelaskan bahwa variabel segmentasi
pasar dilihat dari karakteristik pasar konsumen terbagi atas dua kategori: (1)
geografis (jarak, iklim) dan demografis (usia, pendapatan, pendidikan,
pekerjaan), serta (2) psikografi yaitu, gaya hidup dan kepribadian.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
6/90
172
Selain pertimbangan kualitas, responden juga mempertimbangkan
merek teh pada saat melakukan pembelian. Hal ini mencerminkan bahwa
merek produk teh merupakan faktor yang sangat penting bagi konsumen
dalam pengambilan keputusan pembelian.
Stanton et al., (1993:269), menjelaskan bahwa pemberian merek
pada suatu produk sangatlah penting untuk mempermudah konsumen
mengidentifikasikan produk atau jasa. Di samping itu, merek merupakan alat
utama yang digunakan oleh pemasar untuk membedakan produk mereka dari
produk pesaing.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa indentitas
merek bukan hanya berupa logo atau nama produk, tetapi merupakan suatu
campuran yang terpadu dari informasi verbal dan visual. Identitas ini pada
umumnya harus mempunyai cakupan rasa, nilai-nilai, dan gaya hidup sesuai
dengan konsumen sasaran agar memperoleh kredibilitas dan kepercayaan
konsumen. Artinya sebagai suatu tugas yang memerlukan suatu pemaha-
haman tentang apa yang khas dari produk yang relevan dengan selera
konsumen.
Strategi merek akan berpengaruh terhadap citra merek (brand image)
dari perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, beberapa merek yang
paling berhasil di Amerika sudah menjadi sinonim dengan kategori produk.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
7/90
173
Konsumen sering menanyakan ketersediaan Coke dan bukan Cola; serta
menanyakan Kleenex bukan tisu. Di dalam negeri, beberapa merek teh yang
telah terkenal seperti Sariwangi dan Teh Sosro. Di mana, brand image
kedua merek tersebut telah sinonim dengan minuman keluarga.
Citra merek yang diciptakan oleh produsen melalui ekuitas merek
sangatlah penting. Sesuai dengan pendapat Gregorius Chandra (2002:137)
menyatakan akseptansi konsumen terhadap produk baru dipengaruhi oleh
citra merek. Apabila perusahaan memiliki ekuitas merek yang tinggi biaya
peluncuran produk barunya cenderung lebih rendah.
Citra merek dapat menekan persepsi konsumen terhadap risiko
mencoba produk. Sebagai contoh, teh Sosro mempunyai strategi line
extension, artinya menggunakan nama merek yang sudah mapan untuk
diversifikasi produk barunya dalam kategori atau lini produk yang sama (teh
botol Sosro, teh kotak Sosro).
Merek yang baik memiliki karakteristik-karakteristik antara lain:(1)
mengingatkan pada kegunaannya, (2) mudah dieja, dibaca, diingat,
sederhana/pendek, dan memiliki ciri khas tersendiri (Stanton, 1993: 271;
Lamb et al., 2001:421). Merek yang biasanya dibeli konsumen rumah tangga
di enam daerah penelitian dapat disajikan pada Tabel 4.26.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
8/90
174
Tabel 4.26. Pilihan Merek Teh oleh Responden Rumah Tangga
No Merek KotaBandung
(%)
KotaDepok
(%)
KotaCirebon
(%)
KabupatenBekasi
(%)
KabupatenCirebon
(%)
KabupatenPurwakarta
(%)
1 Sariwangi 20,69 24,14 28,57 25,00 6,25 26,32
2 Sosro 18,97 34,48 14,29 11,36 8,33 15,79
3 2 Tang 15,52 13,79 14,29 13,64 6,25 10,534 Cap Poci 13,79 10,34 - 11,36 6,25 5,26
5 Upet 8,62 3,45 42,86 6,82 31,25 15,79
6 Tongji 6,90 3,45 - 4,55 4,17 10,537 Botol 1,72 - - 4,55 12,50 5,26
8 Kerbau - - - 2,27 6,25 -9 Kepala
Jenggot- - - 4,55 4,17 -
10 Bendera - - - 2,27 4,17 -11 Sayang Anak - - - - 4,17 -
12 Nutr tea 3,45 6,90 - 4,55 - -13 Gopek - - - 2,27 6,25 -
14 Walini 10,34 3,45 - 6,82 - 10,53
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 4.26 menunjukkan, preferensi responden di Kota Bandung, Kota
Depok, Kota Cirebon, dan Kabupaten Bekasi lebih banyak memilih merek teh
Sariwangi, Sosro, 2 Tang, Cap Poci, Upet dan Walini. Namun, di Kabupaten
Cirebon lebih banyak memilih merek Upet dan cap Botol, sedangkan di
Kabupaten Purwakarta ada tiga merek yang paling disukai yaitu Sariwangi,
Sosro, dan Upet
Beberapa alasan utama mengapa responden memilih merek tersebut
antara lain, kemasannya, harga, mudah diperoleh, dan promosi.
Pertimbangan lainnya dari responden adalah daya tarik kemasan.
Pendapat responden tersebut, mencerminkan pada umumnya
kemasan yang dibuat oleh produsen sudah baik dan menarik, khususnya
pada teh celup dilihat dari segi desain warna kemasannya, misalnya teh
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
9/90
175
merek Sosro memiliki keunikan dari segi budaya dengan desain kemasan
bermotif batik Di samping itu setiap isi di dalamnya diberikan kemasan
khusus, Merek Tong Tji lebih memilih desain warna merah yang
menggambarkan warna air teh (black tea), di sisi depan terdapat gambar
cangkir dan poci.
Merek Sariwangi lebih menonjolkan warna biru merah, di sisi depan
terdapat gambar cangkir dan poci dengan latar belakang perkebunan teh,
Cap Poci lebih memilih warna kombinasi desain warna orange-merah-
kuning, dengan gambar sebuah poci, cangkir dan pisau.
Merek Walini sebagai pendatang baru (produk baru) di pasar memiliki
keunikan yang didominasi desain warna merah, kuning dan hijau sebagai
daun teh serta di dalam kemasan dilapisi oleh almunium foil. Namun, pada
teh curah masih banyak produk yang dipasarkan belum mempertimbangkan
daya tarik kemasan, misalnya teh Cap Botol dan teh Upet dalam bentuk
curah, produsen belum mempertimbangkan daya tarik kemasannya sebagai
suatu daya tarik bagi konsumen.
Fungsi pengemasan yang paling penting adalah untuk memuat dan
melindungi produk, mempromosikan produk, memudahkan penyimpanan dan
kemudahan penggunaan produk. Sejalan dengan pendapat Stanton (1993:
278), peranan kemasan dalam pemasaran semakin meningkat dan mulai
diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
10/90
176
Fungsi kemasan dalam pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain, makin meningkatnya standar kesehatan dan sanitasi yang
dituntut oleh masyarakat. Oleh karena itu, memaksa pihak manajemen untuk
terus memperhatikan pembaharuan dalam desain kemasan.
Menurut Portland, dikutip oleh Martini Pambayun (2003:32) dari Anstey
Healy Design, yang bermarkas di Oregon, para pabrikan teh sedang
mengubah pendekatan dalam hal kemasan. Kemasan teh dibuat dari hiasan
dengan tujuan untuk keindahan yang dapat mengungkapkan kepribadian
tertentu yang berbeda beda untuk masing-masing produk.
Pesan melalui kata-kata, gambar, dan warna, bercerita banyak kepada
konsumen tentang nilai-nilai inti yang terkandung di balik produk dan
manifestasi para pembeli untuk membuat suatu hubungan emosional.
Harapan konsumen terhadap tampilan kemasan adalah apa yang kami lihat
adalah apa yang kamu dapatkan , citra kemasan harus mencerminkan apa
yang ada di dalamnya, sedangkan pertimbangan lainnya adalah label produk.
Setiap label produk makanan dan minuman sangat penting menekankan
pada etiket dalam memberikan informasi (informational labeling).
Selanjutnya, Lamb et al., (2001:434) mengemukakan informasi dalam
kemasan perlu mempertimbangkan, pertama; etiket yang membujuk
(persuasive labeling) yakni memfokuskan pada tema promosi atau logo, ke
dua : etiket yang memberi informasi (informational labeling) yangdidesain
untuk membantu konsumen membuat pilihan atas suatu produk yang tepat
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
11/90
177
dan mengurangi ketidaksesuaian terhadap harapan konsumen setelah
membeli.
Stanton (1993: 284), memberikan contoh di Amerika Badan
Pengawasan Obat dan Makanan yang dipasarkan (Food and Drug
Administration) mengeluarkan standar label untuk makanan dan minuman
yang diproses pabrik yaitu label produk harus mencantumkan secara lengkap
kandungan nutrisi di dalamnya. Namun, di Indonesia pada umumnya
perusahaan teh hanya mencantumkan cara penyajian, batas akhir
penggunaan, nama perusahaan, tetapi belum mencantumkan jenis teh atau
kualitas teh yang digunakan dan manfaat yang dikandungnya.
Konsumen seringkali berpikir mengenai manfaat yang ia akan
rasakan jika mengkonsumsi atau membeli suatui produk, bukan mengenai
atributnya. Konsumen mungkin tidak tertarik untuk mengetahui berbagai
kandungan zat gizi (atribut) dari buah mengkudu, tetapi konsumen lebih
tertarik untuk mengetahui apa manfaat buah mengkudu tersebut dan
untuk mengobati penyakit apa.
Konsumen akan merasakan dua jenis manfaat setelah mengkonsumsi
suatu produk, yaitu manfaat fungsional (functional consequences) dan
manfaat psikososial (psycosocial consequences). Manfaat fungsional
(functional consequence)adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara
fisiologis, misalnya salah satu iklan teh Sosro berbunyi minum teh Sosro
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
12/90
178
akan menghilangkan rasa letih dan dahaga, atau iklan susu Tropicana Slim
yang berusaha mempengaruhi pengetahuan konsumen dengan
menginformasikan manfaat fungsional dengan ungkapannya untuk terus
mendapatkan manfaat susu, nggak perlu jadi gemuk, kan ?.
Iklan ini menekankan informasi bahwa konsumen akan memperoleh
manfaat dari minum susu Tropicana Slim tanpa harus gemuk. Manfaat
psikososial adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, mood) dan aspek
sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan orang lain
terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu
produk. Contoh Slimming Tea Mustika Ratu tubuh langsing menjadikan
penampilan lebih percaya diri .
4.3.2 Harga
Penetapan harga yang tepat menunjang keberhasilan perusahaan,
karena harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pendapatan bagi perusahaan, akan tetapi, keputusan mengenai
harga sangat sulit ditetapkan.
Harga yang terlalu mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek,
tetapi di sisi lain akan sulit dijangkau oleh konsumen dan dalam jangka
panjang harga yang tinggi dapat menjadikan konsumen berpindah pada
produk pesaing yang menetapkan harga yang lebih murah. Untuk
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
13/90
179
mengetahui tingkat persepsi responden terhadap harga komoditi teh dapat
disajikan pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27 Persepsi Responden Rumah TanggaTerhadap Harga Teh
PersepsiKota
Bandung Kota DepokKota
Cirebon Kab. Bekasi Kab. CirebonKab.
Purwakarta TotalF % F % F % F % F % F % F %
Murah 34 58.62 12 41.38 2 28.57 18 40.91 7 14.58 5 26.32 78 38.05
Sedang 22 37.93 14 48.28 4 57.14 22 50.00 23 47.92 9 47.37 94 45.85
Mahal 2 3.45 3 10.34 1 14.29 4 9.09 18 37.50 5 26.32 33 16.10
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Tabel 4.27 menunjukkan, pada umumnya responden menyatakan teh
yang dijual di pasar harganya relatif tidak terlalu mahal (sedang) dan murah.
Namun, yang menyatakan harga teh mahal relatif kecil Hal ini mencerminkan
bahwa produsen teh memperhatikan harga sebagai indikator daya tarik bagi
konsumen. Menurut Cravens (2000:344), beberapa faktor mempengaruhi
keputusan manajemen mengenai bagaimana strategi harga dalam
pemasaran.
Salah satu hal yang penting adalah mengestimasi bagaimana para
pembeli akan menanggapi harga-harga alternatif untuk suatu produk atau
jasa. Banyaknya permintaan, biaya produksi, dan distribusi dapat
mempengaruhi keputusan penetapan harga.
Konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas
sebuah produk, terutama jika konsumen harus membuat keputusan untuk
membeli, sedangkan informasi yang diperoleh tidak lengkap.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
14/90
180
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa persepsi konsumen
terhadap kualitas produk berubah-ubah seiring dengan perubahan yang
terjadi pada harga. Jadi, semakin tinggi harga suatu produk makin tinggi pula
kualitas produk yang dipersepsi oleh konsumen. Konsumen mempunyai
persepsi seperti ini pada waktu mereka tidak memiliki petunjuk lain dari
kualitas produk selain harga. Padahal persepsi kualitas dapat dipengaruhi
pula oleh reputasi perusahaan, toko, periklanan, dan variabel lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga adalah
atribut yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk
mengevaluasi produk, terutama masyarakat yang berpendapatan rendah.
Diskon harga atau potongan harga dapat dijadikan suatu strategi
untuk mempengaruhi konsumen dengan tujuan untuk memperbesar volume
penjualan. Menurut Fandy Tjiptono (1999:166), potongan harga diberikan
oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari
pembeli yang menyenangkan bagi penjual. Senada dengan pendapat
Stanton et al., (1993:366), setiap perusahaan pada dasarnya harus selalu
waspada terhadap perubahan harga yang mungkin dilakukan oleh pesaing.
Beberapa harga komoditi teh yang beredar di pasar dapat disajikan
pada Tabel 4.28.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
15/90
181
Tabel 4.28. Harga Beberapa Jenis Teh
No Merek Isi Kemasaan Harga
(Rp)
1. Sariwangi (hitam) 25 kantong = 50 gram
50 kantong = 100 gram
3.250
5.750
2. Teh Sosro (wangi) 25 kantong = 50 gram 4.450
3 2 Tang (hitam) 30 kantong 2.900
4. Teh Poci (hitam) 25 kantong = 50 gram 2.250
5 Walini (hitam) 25 kantong = 50 gram 2.750
6 Tong Tji (hitam) 25 kantong = 50 gram 3.250
7 Teh Upet (wangi) 25 kantong = 50 gram 2.750
8 Teh Upet Curah (wangi) 100 gram 3.000
9 Cap Botol Curah (wangi) 100 gram 3.250
Setiap perusahaan harus selalu siap dengan pedoman kebijakan
tentang bagaimana reaksi perusahaan apabila pesaing memulai menurunkan
harga dan memberikan diskon. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan
di antara produsen teh, beberapa perusahaan telah menerapkan strategi
penjualan.
Produsen teh merek Sariwangi melakukan strategi diskon kuantitas
(quantity discounts), jika membeli dua kemasan yang berukuran 50 kantong
atau 50 gram dengan harga Rp.5.750.- ditambah bonus sebuah buku resep
Sariwangi yang memuat hasil kreasi para pemenang lomba racik teh
Sariwangi, seperti teh lidah buaya shake, berinas (stroberi dan nanas) di
lautan Sariwangi, es teh buah bersoda, es campur Sariwangi, dan teh
tiramisu berlapis biskuit coklat. Di samping itu, produsen Sariwangi juga
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
16/90
182
memberikan bonus sebuah cangkir cantik untuk pembelian kemasan 100
gram.
4.3.3 Saluran Distribusi
Strategi distribusi berkenaan dengan penentuan dan manajemen
saluran distribusi yang dipergunakan oleh perusahaan untuk memasarkan
barang dan jasanya sehingga produk tersebut dengan mudah sampai di
tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan. Untuk
mengetahui lebih jelas tempat responden melakukan pembelian teh, dapat
dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29. Pilihan Tempat Pembelian Komoditas Teh oleh Responden
KotaBandung
KotaDepok
KotaCirebon
Kab.Bekasi
Kab.Cirebon
Kab.Purwakarta Total
Pilihan F % F % F % F % F % F % F %
Pasar .Modern 53 91.38 18 62.07 6 85.71 30 68.18 0 0.00 3 15.79 110 53.66
P.Tradisional 5 8.62 1 3.45 1 14.29 4 9.09 30 62.50 3 15.79 44 21.46
Toko 0 0.00 1 3.45 0 0.00 10 22.73 9 18.75 4 21.05 24 11.71
Warung/Kios 0 0.00 9 31.03 0 0.00 0 0.00 9 18.75 7 36.84 25 12.20
Teman/Kerabat 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 10.53 2 0.98
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Tabel 4.29 menunjukkan, responden pada masing-masing daerah
penelitian membeli teh di tempat yang berbeda, seperti di Kota Bandung,
Kota Cirebon, Kota Depok, dan Kabupaten Bekasi, lebih dari separuh
responden membeli teh di pasar modern serta sebagian kecil saja yang
melakukan pembelian di pasar tradisional.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
17/90
183
Kabupaten Cirebon, lebih dari separuh responden memilih pasar
tradisonal dan sebagian kecil yang membeli di toko atau warung. Akan tetapi
di Kabupaten Purwakarta, responden lebih banyak membeli di warung atau
kios yang terdekat, sebagiannya lagi membeli di toko, dan responden yang
membeli di pasar modern serta pasar tradisional sama banyaknya. Di
samping itu, ada juga responden yang membeli teh dari teman/keluarga,
misalnya teh merek Arganaga.
Kondisi ini mencerminkan bahwa ketersediaan produk teh di berbagai
tempat bukan lagi suatu kendala bagi konsumen untuk memperoleh sesuai
dengan keinginan atau sesuai dengan merek yang diinginkan. Namun
demikian, tidak semua merek teh mempunyai saluran distribusi yang sama,
seperti pada pasar modern beberapa merek yang dijual tidak terdapat pada
pasar tradisional atau toko. Demikian sebaliknya, merek yang beredar di
pasar tradisional tidak terdapat pada pasar moderen
Cravens (2000:317), mengemukakan strategi distribusi yang baik
mensyaratkan analisis penetrasi dari alternatif yang ada untuk memilih
jaringan saluran yang paling sesuai dengan karakteristik produk, sedangkan
Gregorius Chandra (2002:225), menjelaskan pilihan saluran distribusi
berkaitan dengan tujuan penjualan. Oleh karena itu, tujuan penjualan dan
distribusi dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu :
(1) Account development, yaitu tujuan yang dirancang untuk menekankan
penambahan distributor atau pelanggan baru.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
18/90
184
(2) Distributor support, yaitu tujuan yang mengarah pada upaya menjalin
kerjasama dengan para distributor grosir maupun eceran dalam rangka
menerapkan strategi pemasaran.
(3) Account maintenance, yaitu tujuan yang dirancang untuk
mempertahankan posisi penjualan yang efektif melalui kunjungan
penjualan reguler dalam rangka menyediakan informasi mengenai
produk baru, mendapatkan informasi mengenai perubahan kebutuhan
pelanggan atau distributor, dan melaksanakan aktivitas-aktivitas layanan
pelanggan.
(4) Acount penetration, yaitu dirancang untuk meningkatkan volume
penjualan total atau meningkatkan penjualan produk yang lebih
menguntungkan dan produk komplementer lainnya kepada distributor
atau pembeli saat ini.
Pertimbangan konsumen rumah tangga untuk melakukan pembelian
pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya;
ketersediaan banyaknya pilihan merek dan rasa, belanja bulanan,
kenyamanan dan keamanan, rekreasi, kebersihan, dekat dengan lokasi
rumah, harga relatif murah, mutu yang terjamin, serta alasan karena di
pasar tersebut tempat responden berdagang. Alasan responden rumah
tangga dalam memilih tempat pembelian teh dapat disajikan pada Tabel
4.30.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
19/90
185
Tabel 4.30. Alasan Responden Rumah Tangga dalam Memilih TempatPembelian
KotaBandung
KotaDepok
KotaCirebon
Kab.Bekasi
Kab.Cirebon
Kab.Purwakarta Total
Alasan F % F % F % F % F % F % F %Kenyaman/keamanan 12 20.69 4 13.79 3 42.86 2 4.55 0 0.00 2 10.53 23 11.22
Rekreasi 10 17.24 3 10.34 2 28.57 2 4.55 0 0.00 2 10.53 19 9.27
Kebersihan 2 3.45 4 13.79 2 28.57 2 4.55 2 4.17 6 31.58 18 8.78
B.Pilihan 15 25.86 12 41.38 0 0.00 13 29.55 6 12.50 0 0.00 46 22.44
B.Bulanan 9 15.52 3 10.34 0 0.00 19 43.18 9 18.75 5 26.32 45 21.95
Dekat 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3 6.82 14 29.17 4 21.05 21 10.24
Harga 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 15 31.25 0 0.00 15 7.32
Mutu 10 17.24 3 10.34 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 13 6.34
Berdagang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3 6.82 2 4.17 0 0.00 5 2.44
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Tabel 4.30 menunjukkan, pada umumnya responden di wilayah Kota
(Bandung, Depok, Cirebon) mengungkapkan alasan mereka membeli di
pasar moderen, karena kenyamanan / kenyamanan, banyak pilihan
merek/rasa/mutu terjamin, kebersihan, dan di samping membeli teh juga
belanja bulanan atau sambil rekreasi.
Responden di tiga wilayah Kabupaten (Bekasi, Purwakarta, Cirebon),
pada umunya memberikan alasan karena kedekatan dengan tempat tinggal,
harga yang relatif murah, dan banyak pilihan. Akan tetapi, ada lima
responden di wilayah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Cirebon,
memberikan alasan membeli teh di tempat tersebut (pasar tertentu) karena
memang kesehariannya berdagang di tempat itu.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
20/90
186
Seiring tumbuhnya perekonomian ke arah yang lebih baik, maka
munculnya pasar swalayan di kota-kota besar maupun di daerah-daerah
tidak dapat dielakkan lagi akibat kecenderungan masyarakat pada umumnya
lebih senang berbelanja di pasar swalayan tersebut. Besarnya minat
konsumen memilih pasar swalayan sebagai tujuan berbelanja, karena cukup
tersedia jaminan kualitas barang yang dibeli, ruangan nyaman ber AC serta
barang yang akan dibeli lebih lengkap.
Penelitian Taufiq Amir (2004:16), di PD Pasar Jaya Jakarta alasan
konsumen berbelanja di pasar swalayan tersebut, disebabkan adanya mutu
barang yang terjamin, kepastian harga, dapat berbelanja sambil rekreasi,
menghemat waktu, dapat memakai kartu kredit, lebih nyaman, dan penataan
barang yang menarik.
Hasil penelitiannya di AC Neelson Indonesia mencatat berbagai trend
menarik tentang industri ritel, menyatakan bahwa jumlah konsumen yang
berbelanja di pasar swalayan cenderung meningkat terutama untuk
konsumen yang hidup di perkotaan.
Cakupan luas wilayah pemasaran menjadi strategi yang penting untuk
memperkenalkan produk dan meningkatkan penjualan. Senada dengan
pendapat Fandy Tjiptono (1999:208), menjelaskan bahwa ada tiga strategi
yang dapat dilakukan:
(1) Distribusi eksklusif, yaitu produsen hanya menunjuk satu orang perantara
khusus untuk menyalurkan barang ke daerah atau wilayah tertentu,
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
21/90
187
dengan syarat perantara tersebut tidak boleh menjual produk produsen
lain.
Strategi ini membutuhkan adanya kemitraan yang kuat antara produsen
dan perantara, keuntungan strategi ini loyalitas perantara yang tinggi,
meningkatkan citra produk, dan tingkat pengendalian yang tinggi atas
harga yang diberikan perantara, sedangkan kelemahannya antara lain
volume penjualan rendah dan opportunity costprodusen di suatu daerah
menjadi besar.
Strategi distribusi eksklusif digunakan oleh produsen teh merek Arganaga,
yang hanya ada satu distributor di Kota Bandung yaitu: di perumahan
Arcamanik yang langsung menjual ke konsumen akhir
(2) Distribusi intensif, yaitu produsen berusaha menyediakan produknya di
semua retail outlet yang mungkin memasarkannya. Keuntungan strategi
ini adalah produk perusahaan tersedia secara luas.
Kelemahan strategi ini adalah sulit mengendalikan outlet yang terlalu
banyak dan komitmen retailer untuk melakukan promosi produk rendah.
Strategi distribusi intensif digunakan anatara lain oleh produsen teh merek
Sariwangi.
(3) Distribusi selektif, yaitu strategi yang menempatkan produk perusahaan
di beberapa retail outlet saja dalam satu daerah tertentu. Keuntungan
dari strategi ini adalah mampu mendapatkan cakupan pasar yang cukup
luas dengan tingkat pengendalian yang besar tanpa biaya tinggi, dan
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
22/90
188
memberikan laba yang cukup besar bagi produsen serta perantara,
sedangkan kelemahannya adalah risiko kegagalan cukup tinggi, jika
gagal memperoleh cakupan pasar bagi produk tersebut.
Strategi distribusi selektif digunakan oleh produsen teh merek Walini,
yang hanya memilih beberapa supermarket misalnya Supermarket Yogya
dan Supermarket Griya.
Di samping strategi cakupan distribusi di atas, perusahaan hendaknya
melakukan saluran distribusi berganda (multiple channel strategy) dengan
tujuan untuk mencapai segmen pasar yang berbeda dalam pasar yang luas
dan untuk memperoleh akses yang optimal pada setiap segmen.
Penggunaan saluran distribusi ganda ini ada dua jenis yaitu:
(1) Saluran komplementer, yaitu jika masing-masing saluran menjual produk
yang tidak saling berhubungan atau melayani segmen pasar yang tidak
saling berhubungan.
Tujuan dari penggunaan saluran komplementer adalah untuk mencapai
segmen pasar yang tidak dapat dicapai oleh saluran distribusi perusahaan
yang ada sekarang
(2) Saluran kompetitif, yaitu jika produk yang sama dijual melalui dua saluran
yang berbeda tapi bersaing satu sama lain. Tujuan strategi ini untuk
meningkatkan penjualan.
Hal ini didasarkan atas pandangan bahwa jika para distributor harus
saling bersaing, baik dalam menjual produk perusahaan maupun produk
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
23/90
189
perusahaan lainnya, maka masing-masing distributor akan bekerja dan
berusaha secara gigih.
Meskipun demikian strategi ini memerlukan penanganan yang cermat,
karena mengandung risiko yang cukup besar berupa beralihnya
distributor sehingga lebih suka menjual produk perusahaan lain. Strategi
ini digunakan untuk merespons perubahan lingkungan (Fandy Tjiptono,
1999:210).
4.3.4 Promosi
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan
pesan kepada publik terutama konsumen sasaran atas keberadaan suatu
produk. Untuk menyampaikan komunikasi pemasaran tersebut pilihan
medianya harus tepat, isi pesan promosi hendaknya menarik, informasi
yang disampaikan jelas, dan personalitynya punya daya tarik.
(a) Media Promosi
Media penyampaian pesan memegang peranan yang sangat penting
dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai
kepada kelompok audiens yang diinginkan.
Memilih media yang tepat akan sangat menentukan apakah pesan yang
ingin disampaikan kepada kelompok sasaran sampai atau tidak. Konsumen
rumah tangga memperoleh informasi tentang produk atau merek teh
melalui beberapa media, seperti tampak pada Tabel 4.31.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
24/90
190
Tabel 4.31. Sumber Informasi Responden tentang Merek Produk Teh
Kota
Bandung
Kota
Depok
Kota
Cirebon
Kab.
Bekasi
Kab.
Cirebon
Kab.
Purwakarta Total
Sumber F % F % F % F % F % F % F %
TV 40 68.97 17 58.62 4 57.14 23 52.27 21 43.75 7 36.84 112 54.63
Radio 7 12.07 3 10.34 3 42.86 15 34.09 21 43.75 5 26.32 54 26.34
Koran 6 10.34 4 13.79 0 0.00 2 4.55 2 4.17 2 10.53 16 7.80Majalah/Bilboard 4 6.90 3 10.34 0 0.00 2 4.55 2 4.17 2 10.53 13 6.34Teman/Keluarga
1 1.72 2 6.90 0 0.00 2 4.55 2 4.17 3 15.79 10 4.88
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Tabel 4.31 menunjukkan, di tiga kota (Bandung, Depok, Cirebon) dan
Kabupaten Bekasi lebih dari lima puluh persen responden mengetahui merek
teh dari media televisi, sedangkan di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten
Purwakarta, responden mengetahui merek teh melalui media televisi dan
radio hampir sama banyaknya, namun sebagian kecil responden
mengetahuinya dari koran atau majalah/bilboard. Hal ini mencerminkan,
bahwa iklan atau informasi melalui media televisi dianggap cukup efektif
menggugah konsumen untuk melakukan pembelian.
Temuan ini memperkuat hasil penelitian Dadang Suryadi
dkk.,(2002:105), yang menyimpulkan bahwa televisi merupakan media yang
efektif sebagai alat promosi iklan untuk menyampaikan informasi teh.
Seiring dengan perkembangan pembangunan sarana dan prasarana
sampai di pedasaan, yang berdampak pada perkembangan teknologi
informasi hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat menangkap stasiun
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
25/90
191
televisi swasta dan hampir seluruhnya responden memiliki televisi, sehingga
mereka dapat menangkap iklan teh melalui media tersebut.
Lebih lanjut, Peter dan Olson (2000:101), menjelaskan hasil penelitian
di Amerika dalam kurun waktu tahun 1967, 1982, dan 1997, total jumlah
iklan meningkat dua kali lipat dengan menggunakan media iklan produk
terutama televisi, majalah, koran, radio, dinding-dinding bus atau halte, dan
papan Bilboard ditemukan hampir di semua jalan besar.
Beberapa merek teh yang terkenal seperti Sariwangi, Sosro, dan teh
cap Botol telah melakukan periklanan melalui media televisi, radio, juga
dapat dilihat hampir di setiap persimpangan jalan utama mencantumkan
papan Bilboard.
(a) Daya Tarik Promosi Teh
Promosi yang disampaikan melalui media yang telah diuraikan di atas,
memunculkan berbagai tanggapan dari responden, seperti tampak pada
Tabel 4.32.
Tabel 4.32 Tanggapan Responden tentang Daya Tarik Promosi Teh
Kota
Bandung
Kota
Depok
Kota
Cirebon
Kab.
Bekasi
Kab.
Cirebon
Kab.
Purwakarta Total
Tanggapan F % F % F % F % F % F % F %
Tidak
Menarik 23 39.66 11 37.93 3 42.86 15 34.09 20 41.67 7 36.84 79 38.54
Jelas 10 17.24 5 17.24 2 28.57 7 15.91 8 16.67 4 21.05 36 17.56
Mdh di
ingat 19 32.76 9 31.03 2 28.57 19 43.18 18 37.50 7 36.84 74 36.10
Personalty 6 10.34 4 13.79 0 0.00 3 6.82 2 4.17 1 5.26 16 7.80
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
26/90
192
Tabel 4.32 menunjukkan, hasil penelitian di enam wilayah penelitian,
mengungkapkan sebagian besar responden menyatakan daya tarik promosi
melalui iklan teh di media televisi tidak menarik, dibandingkan dengan iklan
non-teh (susu, soft drink) yang menurut responden lebih menarik serta
bervariasi. Namun demikian, sebagian besar responden menyatakan iklan
teh mudah diingat. Walaupun, sebagian kecil responden menyatakan iklan
teh jelas dan daya tarik personality cukup menarik.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa pesan yang disampaikan oleh
produsen melalui berbagai media terutama televisi perlu dievaluasi kembali
agar pemirsa menjadi lebih tertarik. Sejalan dengan meningkatnya jumlah
informasi pemasaran dalam lingkungan konsumen, maka konsumen menjadi
semakin selektif terhadap informasi pemasaran.
Meningkatnya teknologi, memungkinkan konsumen memilih iklan televisi
yang ingin mereka tonton dengan lebih mudah, berkat remote control,
pemirsa dapat berpindah dari satu stasiun ke stasiun lain selama jeda iklan.
Salah satu strategi untuk menghindari pemirsa memindahkan saluran
TV, maka produsen perlu mengembangkan iklan yang sangat menarik
dengan mendemonstrasikan tata cara penyeduhan dan manfaat yang
dikandung dalam produk teh, yang baik agar mendapatkan khasiat teh yang
optimal, sehingga mereka tidak tertarik pindah ke saluran TV yang lain (Peter
dan Olson; 2000:101).
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
27/90
193
Produsen dalam kegiatan promosi hendaknya memperhatikan dari
aspek isi pesan yang menyangkut product advertisingyaitu iklan yang berisi
informasi produk suatu perusahaan dan institutional advertiising yaitu iklan
didesain untuk memberikan informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan
membangun goodwill serta image positif bagi perusahaan. Seperti yang
dikemukakan oleh Gregorius Chandra (2002:170) dalam perancang pesan
berkaitan erat dengan empat isu utama, yaitu:
(1). Apa yang ingin disampaikan (isi pesan atau message content), yaitu
menyangkut tiga macam daya tarik (a) daya tarik rasional (rational
appeals) yaitu menekankan manfaat produk, kualitas produk, dan harga;
(b) daya tarik emosional (emotional appeals) yaitu berusaha
memanfaatkan emosi positif seperti, humor, cinta, rasa bangga, rasa
senang atau emosi negatif seperti, rasa takut, rasa bersalah, malu; dan
(c) daya tarik moral (moral appeals) yaitu berfokus pada upaya
mendorong konsumen agar mendukung dan berpartisipasi dalam
berbagai aktivitas sosial.
Strategi isi pesan yang pada umumnya dilakukan oleh produsen teh,
mengacu pada daya tarik rasional dengan menawarkan harga yang relatif
sama antar merek produk teh dan daya tarik emosional yang positif
seperti salah satu iklan yang berbunyi kebersamaan dalam keluarga
tidaklah lengkap tanpa secangkir teh.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
28/90
194
(2) Bagaimana menyampaikan secara logis struktur pesan (message
structure), yaitu berkaitan dengan penarikan kesimpulan (conclusion
drawing one sided arguments) artinya bentuk presentasi pesan yang
semata-mata hanya menegaskan keunggulan produk, sedangkan two
sided arguments artinyadi samping menyebutkan keunggulan produk
sekaligus kelemahan produk.
(3). Bagaimana cara menyampaikan secara simbolis tentang format pesan
(message format) yaitu menyangkut ilustrasi dan warna yang biasanya
digunakan dalam periklanan di media cetak. Kualitas suara dan
vokalisasi yang biasanya untuk iklan di radio. Kata-kata, warna, ilustrasi,
kualitas suara, dan body language yang biasanya untuk iklan di televisi
(TV), serta pertimbangan warna, tekstur, ukuran, bentuk, dan aroma
untuk strategi kemasan produk.
(4). Siapa yang harus menyampaikan atau sumber pesan (message
source) terutama menyangkut kredibilitas penyampaian pesan. Sumber
pesan yang atraktif atau populer cenderung dapat meraih perhatian dan
ingatan yang lebih besar dibandingkan dengan orang awam. Itulah
sebabnya kalangan selebriti banyak dimanfaatkan dalam iklan.
Ketidakjelasan informasi yang disampaikan melalui promosi akan
berakibat pada ketidaktahuan konsumen betapa besar manfaat yang
dikandung oleh produk teh. Jika diamati pada setiap kemasan teh hanya
mencantumkan cara penyeduhan saja belum mencantumkan komponen
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
29/90
195
komponen yang dikandungnya, seperti produk susu pada kemasannya telah
mencantumkan semua nutrisi yang dikandung, atau produk minuman
kesehatan merek Lemon, pada kemasannya telah mencantumkan komponen
dan komposisi kandungan vitamin, energi, protein, lemak, serta karbohidrat
yang dipromosikan mempunyai kegunaan sebagai antioksidan.
Strategi ini dilakukan dilakukan agar konsumen dapat mengetahui
dan menjadi pertimbangan dalam pembelian. Menurut Anthor Junzhi (1993),
menjelaskan bahwa setiap 100 gram teh kering jumlah kadar vitamin utama
seperti pada Tabel 4.33.
Tabel 4.33. Jumlah Kadar Vitamin Utama pada 100 Gram Teh Kering
Jenis Vitamin Kandungan Setiap 100 Gram Teh Kering (mg)
Vitamin C
Vitamin P
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B5
Vitamin B6
Vitamin B3
Vitamin H
Vitamin E
Vitamin K
Vitamin B12
Inositol
100 150
340
150 600
1,3 1,7
5,0 7,5
50 76
1,0 2,0
50 80
30 80
40 80
15 25
1,0
Sumber : Anthor Junzhi, Tahun 1993.
Di samping menjelaskan informasi pada Tabel 4.33, juga sangat
penting dicantumkan kandungan kimia dalam teh, seperti dijelaskan oleh
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
30/90
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
31/90
197
pelanggan, melainkan juga bagaimana pelanggan bisa mencapai
perusahaan. Adanya terobosan teknologi, konsumen dapat
berkomunikasi melalui media tradisional ( surat kabar, radio, TV) dan juga
melalui media komunikasi yang lebih canggih (komputer, faks, ponsel,
internet).
Daya tarik personality sangat penting untuk menyampaikan pesan
dalam promosi. Menurut Gregorius Chandra (2002:170), penggunaan
sumber pesan yang kredibel biasanya akan memiliki daya persuasif yang
besar.
Kredibilitas sumber pesan dipengaruhi oleh tiga faktor (1) expertise,
yaitu pengetahuan khusus yang dimiliki oleh komunikator. Contoh dokter
memiliki kredibilitas tinggi dalam memberikan resep obat bagi para
pasiennya, sehingga jarang ditemukan pasien memprotes obat yang
diresepkan, (2) trustworthiness, berkenaan dengan persepsi audiens
terhadap objektivitas dan kejujuran sumber pesan, dan (3) likeability yaitu
daya tarik sumber pesan, misalnya populer, cantik, ganteng, dan humoris.
Fandy Tjiptono (1999:227), menjelaskan tujuan periklanan dapat
dibagi atas tiga aspek: (1) pioneering advertising yaitu iklan yang
berupaya menciptakan permintaan awal, (2) competitive advertising yaitu
iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu, dan (3)
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
32/90
198
reminder advertisingyaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek
produk tertentu di benak khalayak.
Selain itu, Gregorius Chandra (2002:170), menjelaskan tujuan
komunikasi dapat diarahkan pada pengembangan respons yang diharapkan
pada tiga tahap yaitu: tahap kognitif, afektifdantahap konatif. Ketiga tahapan
ini dikenal dengan Learn-Fee-Do, yang dijadikan dasar dalam
pengembangan model hirarki respons dengan model AIDA (attention,
interest, desire, action).
4.4 Keputusan Pembelian Komoditas Teh oleh Konsumen RumahTangga
Keputusan merupakan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan
alternatif. Menurut Ujang Sumarwan (2004:307), menjelaskan apabila
seorang konsumen hendak melakukan pilihan, maka ia harus memiliki
alternatif.
Ada empat macam perspektif dari model tingkah laku keputusan dari
individu, yaitu: (1) manusia ekonomi (economic man) adalah manusia
dipandang sebagai individu yang melakukan keputusan secara rasional, (2)
manusia pasif (passive man) adalah manusia sebagai individu yang
digambarkan sebagai pembeli yang irasional, (3) manusia kognitif (cognitive
man) adalah manusia sebagai individu yang berpikir untuk memecahkan
masalah dalam mencari alternatif produk yang dapat memenuhi kebutuhan
dan kepuasannya, dan (4) manusia emosional (emotional man) adalah
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
33/90
199
manusia sebagai individu yang memiliki perasaan mendalam dan emosi yang
mempengaruhi pembelian.
Keputusan pembelian komoditas teh yang dilakukan oleh konsumen
rumah tangga mengenai jumlah (gram), jenis yang disukai, kepuasan atau
ketidakpuasan yang dirasakan, dan loyalitas mereka terhadap merek tertentu
akan diukur secara empirik sebagai berikut.
(a) Jumlah Pembelian Per Bulan (gram)
Jumlah anggota keluarga pada masing-masing rumah tangga
responden, akan mempengaruhi jumlah konsumsi teh per bulan. Diperoleh
informasi bahwa tingkat konsumsi teh responden rumah tangga
sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 4.35.
Tabel 4.35. Jumlah Teh yang Dibeli Per Bulan (gram)
Jumlah
KotaBandung
KotaDepok
KotaCirebon Kab. Bekasi
Kab.Cirebon
Kab.Purwakarta Total
(Gram) F % F % F % F % F % F % F %
50-100 33 56.90 13 44.83 3 42.86 27 61.36 28 58.33 12 63.16 116 56.59
150-200 22 37.93 12 41.38 4 57.14 15 34.09 20 41.67 6 31.58 79 38.54
250-300 3 5.17 4 13.79 0 0.00 2 4.55 0 0.00 1 5.26 10 4.88
350-400 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Tabel 4.35 memperlihatkan, di Kota Bandung lebih dari separuh
(56,90 persen) responden mengkonsumsi antara 50 100 gram per bulan
per rumah tangga, kemudian 37,93 persen mengkonsumsi rata-rata antara
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
34/90
200
150-200 gram, dan hanya 5,17 persen yang mengkonsumsi 250-300 gram
per bulan per rumah tangga.
Kota Depok hampir sama banyaknya yang mengkonsumsi antara 50-
100 gram dan 150-200 gram masing-masing 44,83 persen dan 41,38 persen,
sisanya 13,79 persen mengkonsumsi rata-rata antara 250-300 gram dan
hanya 5,17 persen yang mengkonsumsi 250-300 gram per bulan per rumah
tangga.
Kota Cirebon lebih dari separuhnya (57,14 persen) mengkonsumsi
antara 150-200 gram dan sisanya 42,86 persen mengkonsumsi rata-rata
antara 50-100 gram, sedangkan di tiga Kabupaten (Bekasi, Cirebon, dan
Purwakarta) lebih dari separuh mengkonsumsi antara 50 100 gram per
bulan per rumah tangga, dan sisanya mengkonsumsi di atas 150 200 gram.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah
konsumsi per kapita adalah 295,928 gram (dengan asumsi jumlah keluarga
rata-rata 5 orang), hampir sama banyaknya dengan konsumsi rata-rata
nasional yang mencapai 350 gram per kapita per tahun. Akan tetapi,
perbedaannya cukup besar jika dibandingkan dengan konsumsi teh rata-rata
dunia yang mencapai 933 gram per kapita, seperti tampak pada Gambar
4.10.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
35/90
201
295.92 350
933
0.00
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
Jawa Barat Nasional DuniaKonsumsitehperkapita
Gambar 4.10. Grafik Jumlah Konsumsi Teh Rata-rata Per Kapita/Tahun,Jawa Barat, Nasional, dan Dunia.
Rendahnya tingkat konsumsi tersebut berkaitan erat dengan
rendahnya penghargaan konsumen terhadap teh dan masih beranggapan
bahwa minuman teh adalah hanya sekedar penawar rasa haus. Selain itu,
rendahnya tingkat konsumsi teh disebabkan cara penyeduhan yang
dilakukan belum sesuai yang diajurkan pada label kemasan (tepat jumlah)
artinya setiap satu kantung teh celup disarankan hanya untuk satu cangkir,
tetapi konsumen rumah tangga memanfaatkan untuk beberapa cangkir.
Pada takaran teh curah, disarankan setiap satu sendok teh gula hanya
untuk satu cangkir dan kemudian ampas teh tidak dimanfaatkan lagi agar
memperoleh khasiatnya. Walaupun, terungkap bahwa konsumen rumah
tangga memiliki persepsi bahwa dengan minum teh akan memperoleh
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
36/90
202
manfaat kesehatan, namun hal ini masih bersifat kognitif (pengetahuan),
affektif(kepercayaan) konsumen belum pada tingkatan tindakan (konatif).
Nana Subarna12)menjelaskan masih rendahnya apresiasimasyarakat
terhadap teh, karena sebagian besar orang Indonesia belum mengetahui
setiap teh yang dihasilkan dari berbagai perkebunan, memiliki aroma dan cita
rasa yang berbeda-beda.
Apresiasi yang rendah tersebut menyebabkan konsumsi teh Indonesia
hanya mencapai 350 gram per kapita per tahun. Padahal konsumsi
dikatakan tinggi jika angkanya mencapai 500 gram per kapita per tahun.
Keberdaan tanaman teh di Indonesia khususnya Jawa Barat telah lebih dari
tiga abad. Namun, konsumsi masyarakat Jawa Barat masih relatif rendah
dibandingkan dengan negara-negara lain yang bukan penghasil teh.
(b) Jenis Teh yang dibeli
Di pasar domestik dikenal tiga jenis teh yaitu teh hitam, hijau, dan teh
wangi. Ke tiga jenis teh tersebut dibedakan dari cara pengolahannya. Teh
hitam dalam proses pengolahannya terjadi fermentasi yang merupakan
proses oksidasi ereinatis.
Proses pengolahan teh hijau fermentasi enzim dalam daun teh
dihilangkan dengan cara pengeringan, sedangkan teh wangi adalah teh yang
berasal dari teh hijau yang dicampur dengan bunga melati sebagai
12). Kompas, 2004.Minum Teh Belum Dianggap Bergengsi., 20 Desember: Jakarta.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
37/90
203
penambah aroma. Untuk mengetahui jenis teh yang dibeli oleh responden
rumah tangga di enam wilayah penelitian dapat disajikan pada Tabel 4.36.
Tabel 4.36. Jenis Teh yang Dibeli oleh Konsumen Rumah Tangga
KotaBandung
KotaDepok
KotaCirebon
Kab.Bekasi
Kab.Cirebon
Kab.Purwakarta Total
Jenis TehF % F % F % F % F % F % F %
HitamCurah
5 8.62 5 17.24 2 28.57 4 9.09 3 6.25 4 21.05 23 11.22
HitamCelup
17 29.31 12 41.38 3 42.86 4 9.09 4 8.33 4 21.05 44 21.46
Hijau Curah 14 24.14 4 13.79 0 0.00 14 31.82 10 20.83 4 21.05 46 22.44
Hijau Celup 8 13.79 5 17.24 0 0.00 15 34.09 7 14.58 3 15.79 38 18.54
WangiCurah
9 15.52 3 10.34 2 28.57 0 0.00 19 39.58 0 0.00 33 16.10
WangiCelup
5 8.62 0 0.00 0 0.00 7 15.91 5 10.42 4 21.05 21 10.24
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Tabel 4.36 menunjukkan, jenis teh yang dibeli oleh konsumen rumah
tangga di tiga Kota (Bandung, Depok, dan Cirebon) relatif sama dan merata
pada beberapa jenis teh, sedangkan di tiga Kabupaten (Bekasi, Cirebon, dan
Purwakarta) lebih menyukai teh hijau curah dan celup, serta teh wangi
celup, terutama di daerah Kabupaten Cirebon lebih banyak menyukai teh
wangi curah, karena salah salah satu pabrik teh wangi merek Upet berlokasi
di Kabupaten Cirebon yang menguasai pasar setempat.
Pilihan tersebut mencerminkan konsumen rumah tangga memilih jenis
teh, terutama teh hitam untuk memperoleh warna dan mutu rasa air seduhan
yang lebih sepet, sedangkan alasan memilih kemasan celup hanya semata-
mata karena kepraktisan dalam penyajian. Konsumen mengkonsumsi teh
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
38/90
204
hijau mempunyai alasan untuk memperoleh manfaat kesehatan. Namun,
yang mengkonsumsi teh wangi melati hanya untuk memperoleh aroma yang
wangi dan memiliki rasa khas.
Hasil temuan ini melengkapi hasil penelitian Nana Subarna et al.,
(1997:93), menyatakan mutu rasa air seduhan (core product quality)menjadi
tolok ukur konsumen dalam memilih teh di pasaran dibanding unsur lainya,
seperti warna air seduhan dan bentuk partikelnya. Dalam temuan penelitian
ini, ternyata konsumen rumah tangga tidak hanya berpatokan pada mutu
rasa air seduhan, tetapi juga mempertimbangkan aroma dan warna air.
(c) Kepuasan dan ketidakpuasan
Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen terbentuk adalah the expectancy disconfirmation model, yang
mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan
dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian
dengan sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk teh yang dibeli
tersebut. Tingkat kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dapat disajikan
pada Tabel 4.37.
Tabel 4.37 menunjukkan, responden di enam wilayah penelitian
relatif sama yaitu sebagian besar responden menjawab puas dan sangat
puas. Sebagian lagi menjawab cukup puas dan hanya sebagian kecil
menjawab tidak puas. Hal ini mengcerminkan bahwa faktor kepuasan atau
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
39/90
205
ketidakpuasan konsumen sangat penting, karena konsumen tidak akan
berhenti hanya sampai pada proses konsumsi.
Tabel 4.37. Tingkat Kepuasan dan Ketidakpuasan
KotaBandung
KotaDepok
KotaCirebon
Kab.Bekasi
Kab.Cirebon
Kab.Purwakarta Total
Pilihan F % F % F % F % F % F % F %Sangat Puas 8 13.79 9 31.03 3 42.86 17 38.64 17 35.42 5 26.32 59 28.78
Puas 25 43.10 12 41.38 2 28.57 19 43.18 14 29.17 9 47.37 81 39.51
Cukup Puas 20 34.48 8 27.59 2 28.57 1 2.27 17 35.42 2 10.53 50 24.39
Tidak Puas 3 5.17 0 0.00 0 0.00 7 15.91 0 0.00 3 15.79 13 6.34
S.TidakPuas
2 3.45 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 0.98
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap produk teh
yang telah di konsumsinya. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi
adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap merek produk teh
tersebut. Ketika konsumen membeli suatu produk teh, maka ia memiliki
harapan tentang bagaimana produk tersebut berfungsi (product
performance):
(1) Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, iniah yang disebut
sebagai diskonfirmasi positif (positive discorfirmation). Jika ini terjadi,
maka konsumen akan merasa puas.
(2) Produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai
konfirmasi sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
40/90
206
memberikan rasa puas, dan produk tersebut tidak mengecewakan
konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral.
(3) Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, maka inilah yang
disebut sebagai diskonfirmasi negatif (negative discorfirmation). Produk
yang berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen akan
menyebabkan kekecewaan, sehingga konsumen tidak puas (Arnould et
al.,2003;625-626).
(d) Loyalitas
Kunci sukses suatu perusahaan agar tetap eksis terletak pada
kemampuannya untuk mempertahankan pelanggannya (retensi),oleh karena
itu perusahaan perlu mendeteksi sikap pelanggan terhadap perusahaan yang
dibentuk melalui kontak langsung dengan obyek sikap yang mampu
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, sehingga terjalin hubungan
pelanggan dengan perusahaan menjadi kuat.
Kondisi ini tercermin dari perilaku pelanggan seperti, menceritakan hal-
hal yang positif tentang produk perusahaan, merekomendasikan produk
perusahaan kepada orang lain, loyal, atau tidak keberatan untuk membayar
produk yang dihasilkan dengan harga yang lebih mahal (pay more).
Sebaliknya, produk yang gagal memenuhi fungsinya akan menimbulkan
sikap negatif yang menyebabkan pelanggan akan pindah ke produk lain yang
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
41/90
207
merupakan pesaing. Untuk melihat loyalitas konsumen rumah tangga
terhadap merek produk teh disajikan pada Tabel 4.38.
Tabel 4.38 Loyalitas Terhadap Merek Produk Teh
KotaBandung Kota Depok
KotaCirebon Kab. Bekasi
Kab.Cirebon
Kab.Purwakarta Total
Bila merek yangdikonsumsi tidakada, maka : F % F % F % F % F % F % F %Menunda pembelian 4 6.90 3 10.34 1 14.29 3 6.82 8 16.67 2 10.53 21 10.24
Beli merek lain 49 84.48 18 62.07 4 57.14 18 40.91 17 35.42 10 52.63 116 56.59
Mencari di tempat lain 5 8.62 8 27.59 2 28.57 23 52.27 23 47.92 7 36.84 68 33.17
Jumlah 58 100.00 29 100.00 7 100.00 44 100.00 48 100.00 19 100.00 205 100.00
Tabel 4.38 menunjukkan, responden di enam wilayah penelitian, lebih
dari separuh responden menyatakan bila merek yang biasanya dikonsumsi
tidak ada maka mereka mengambil keputusan untuk membeli merek lain,
dengan jenis yang sama dengan yang biasanya dikonsumsi sehari-hari.
Kondisi ini terjadi terutama di tiga wilayah kota, persentasenya rata-
rata di atas 57 %, bahkan di wilayah Kota Bandung mencapai 84,48 %. Hal
ini karena responden pada wilayah kota, umumnya berbelanja di
Supermarket yang banyak menawarkan berbagai merek teh dan juga mereka
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mencari lagi di tempat yang lain.
Kelompok responden tersebut dapat dikategorikan belum loyal
terhadap satu merek teh, karena masih mau berpindah merek hanya karena
alasan merek yang biasanya dikonsumsi tidak tersedia.
Responden yang menyatakan menunda pembelian relatif kecil rata-
rata hanya 10,24 %. Namun, di wilayah Kabupaten Cirebon masih relatif
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
42/90
208
tinggi yaitu 16,67 %, sedangkan responden yang menyatakan mau mencari
di tempat lain persentasenya cukup tinggi yaitu 36 47,92 %, terutama di tiga
wilayah Kabupaten (Bekasi, Cirebon, Purwakarta). Kelompok responden
tersebut dapat dikatakan sebagai konsumen yang loyal terhadap merek
yang dikonsumsinya.
Hasil penelitian di atas, berbeda dengan hasil penelitian produk
makanan sereal sarapan oleh Nurjanah (2000:30) terhadap 100 responden di
wilayah Kota Bogor, mengatakan bahwa sebanyak 26 persen responden
membeli merek lain, 42 persen menunda pembelian, dan 30 persen mencari
di tempat lain. Ini mengindikasikan bahwa konsumen makanan sereal lebih
loyal terhadap satu merek dibandingkan dengan konsumen teh.
Penelitian Hamdi (1999:60), mengukur loyalitas konsumen
terhadap merek susu Ultra di Kota Bandung, dalam kesimpulannya
mengungkapkan bahwa ternyata 53,52 persen konsumen tidak loyal
terhadap satu merek Namun, penelitian Murti (2001:33), yang mengukur
loyalitas konsumen terhadap merek produk rokok, dalam kesimpulannya
mengungkapkan bahwa 71,17 persen responden sangat loyal terhadap satu
merek.
Lovelock dan Wright (2005:103) dan Engel et al., (1994:37),
menyatakan pelanggan yang sedikit puas atau netral dapat direbut oleh
pesaing, sedangkan pelanggan yang benar-benar puas hampir 42 persen
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
43/90
209
lebih loyal walaupun ada tawaran yang menarik dari pesaing dibandingkan
dengan pelanggan yang sekedar puas.
Sejalan dengan pendapat Dyah Hasto Palupi (2005:33-34), konsumen
semakin lama semakin rasional, karena pendorong utama konsumen
membeli produk adalah karena kualitas riil barang dan harga. Akibatnya
mudah bagi konsumen beralih ke merek lain atau loyalitas merek cenderung
lemah.
Kepuasan pelanggan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan
dan tingkat kepuasan pelanggan yang makin tinggi akan menghasilkan
loyalitas pelanggan yang lebih besar. Dalam jangka panjang, akan lebih
menguntungkan mempertahankan pelanggan yang baik daripada terus
menerus menarik dan membina pelanggan baru untuk menggantikan
pelanggan yang pergi. Pelanggan yang sangat puas akan menyebabkan
cerita positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi iklan berjalan yang
efektif.
Lovelock dan Wright (2005:104), menjelaskan hanya pelanggan yang
benar-benar puas atau benar-benar senang (delight) yang akan loyal kepada
satu merek atau perusahaan. Demikian halnya, pendapat Sudarmadi
(2005:50), bahwa kepuasan dan loyalitas itu berbeda, kepuasan lebih pada
functional performance dari produk atau berbicara tentang pertimbangan
rasional (rational appeal), sedangkan loyalitaspada beyond emotional atau
lebih banyak berbicara tentang pertimbangan emosional (emotional appeal).
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
44/90
210
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persaingan
merek teh yang semakin terbuka, menyebabkan konsumen semakin banyak
mendapatkan pilihan. Dengan demikian, otomatis mereka semakin mudah
berpindah apalagi didukung oleh tingkat pendidikan yang lebih baik, sebagai
contoh perusahaan teh Sariwangi begitu gencar melakukan pendekatan
dengan konsumen dan mengumpulkan masayarakat di berbagai kota
dengan acara-acara yang menarik perhatian pelanggan, menawarkan
program pemberian penghargaan bagi kesetiaan mereka dengan membagi-
bagi hadiah serta mengadakan lomba yang diberi tema Lomba Racik Teh
Sariwangi.
4.5 Pengukuran Kuat/Lemah Faktor Internal dan Kinerja BauranPemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Komoditas Teh olehKonsumen Rumah Tangga di Provinsi Jawa Barat
Untuk mengukur kuat/lemah faktor internal konsumen dan kinerja
bauran pemasaran perlu dilakukan dengan analisis variabel, secara
kualitatif dengan menggunakan interval score, di mana jumlah skor :
1. Pernyataan responden berada di antara minimum dengan kuartil 1,
berarti faktor internal dan kinerja bauran pemasaran tersebut sangat
lemah
2. Berada di antara kuartil 1 dengan kuartil 2 (median) berarti faktor
internal dan kinerja bauran pemasaran tersebut lemah
3. Berada di antara kuartil 2 (median) dengan kuartil 3 berarti faktor internal
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
45/90
211
dan kinerja bauran pemasaran tersebut kuat
4. Berada di antara kuartil 3 dengan maksimum berarti faktor internal dan
kinerja bauran pemasaran tersebut sangat kuat
Faktor internal konsumen dan kinerja bauran pemasaran telah diukur
dengan memperhatikan indikator hasil tabulasi data. Berdasarkan hal
tersebut, diperoleh rekapitulasi hasil pengukuran, seperti disajikan pada
Tabel 4.39.
Tabel 4.39. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Faktor Internal dan KinerjaBauran Pemasaran menggunakan Interval Score denganPembagian Median.
Variabel Minimal Kuartil 1 Kuartil 2(Median)
Kuartil 3 Maksimal Skoryang
dicapai
Kesim-pulan
Faktor InternalKonsumen :
Budaya konsumen 615 1.230 1.845 2.460 3.075 2.480 Sangat
kuat
Kelas Sosial 1.025 2.050 3.075 4.100 5.125 2.533 Lemah
Karakteristik Individu 820 1.640 2.460 3.280 4.100 2.977 Kuat
Faktor Psikologis 1.845 3.690 5.535 7.380 9.225 7.488 Sangatkuat
Kinerja BauranPemasaran :
Produk 1.845 3.690 5.535 7.380 9.225 7.009 Kuat
Harga 410 820 1.230 1.640 2.050 1.392 Kuat
Sal.Distribusi 615 1.230 1.845 2.460 3.075 2.341 Kuat
Promosi 820 1.640 2.460 3.280 4.100 2.871 Kuat
Tabel 4.39 menunjukkan, jumlah skor yang dicapai responden untuk
budaya konsumen 2.480. Skor terebut berada di antara kuartil 3 dan mak-
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
46/90
212
simum, yang berarti bahwa budaya konsumen sangat kuat pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian komoditas teh, yang mencakup kebiasaan-
kebiasaan, jumlah yang diminum, dan waktu minum teh.
Menurut Ujang Sumarwan (2004:173), bahwa kebiasaan adalah
berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya, seperti
halnya minum teh pekat pada saat sakit diare diturunkan dari generasi ke
generasi secara turun temurun.
Jumlah skor yang dicapai responden untuk kelas sosial 2.533. Skor
tersebut berada di antara kuartil 1 dan kuartil 2 (median), yang berarti bahwa
faktor kelas sosial lemah pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
komoditas teh, yang mencakup pendapatan keluarga, pendidikan,
pekerjaan dan lokasi tempat tinggal.
Menurut Kotler (2000:167), pekerjaan seseorang juga mempengaruhi
pola konsumsinya, pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi
tertentu dan pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
seseorang dan besarnya penghasilan yang dapat dibelanjakan.
Jumlah skor yang dicapai responden untuk karakteristik individu
2.977. Skor tersebut berada di antara kuartil 2 (median) dan kuartil 3 yang
berarti bahwa karakteristik individu kuat pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian komoditas teh, yang mencakup umur, jumlah anggota keluarga,
keinginan dan selera keluarga, pergaulan, serta sikap.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
47/90
213
Menurut Kotler (2000:199), setiap pembelii memiliki motivasi, persepsi,
dan preferensi pribadi atau individu yang dipengaruhi oleh umur,
penghasilan, jabatan, kepribadian, sikap terhadap risiko, dan budaya
pembeli yang tidak mau ambil pusing, pembeli yang ahli, pembeli yang ingin
terbaik, dan pembeli yang ingin semuanya beres.
Jumlah skor yang dicapai responden untuk faktor psikologis 7.488.
Skor tersebut berada di antara kuartil 3 dan maksimum, yang berarti bahwa
faktor psikologis sangat kuat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
komoditas teh, yang mencakup manfaat minum teh, minuman murah,
memberikan kenikmatan, sebagai pelepas dahaga, minuman utama, mudah
diperoleh, pergaulan, pengahargaan, dan memberikan rasa aman
Nugroho J. Setiadi (2003:14 -15) menjelaskan, faktor psikologis sangat
erat kaitannya dengan kebutuhan yang bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, tidak nyaman.
Kebutuhan lain yang bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui,
dihargai, dan diterima oleh lingkungan. Lebih lanjut, dikatakan keputusan
membeli merupakan hasil suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara
faktor budaya, kelas sosial, karakteristik pribadi, dan faktor psikologis.
Jumlah skor yang dicapai responden untuk produk sebesar 7.009.
Skor tersebut berada di antara kuartil 2 (median) dan kuartil 3, yang berarti
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
48/90
214
bahwa faktor produk kuat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
komoditas teh, yang mencakup kualitas, merek, kemasan, label, citra merek,
warna air seduhan, aroma, dan kekuatan rasa.
Menurut Fandy Tjiptono (1999:103-105), atribut produk yang meliputi
merek, kemasan, label, jaminan, dan pelayanan adalah unsur-unsur produk
yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan. Di antara atribut tersebut mereklah yang sangat berperan dalam
pemasaran, karena merek akan membentuk ekuitas merek (brand equity).
Inti konsep ini adalah bahwa sebuah merek dapat memiliki posisi yang
sangat kuat dan menjadi modal (ekuitas), apabila merek tersebut memenuhi
empat faktor utama yaitu brand awareness (telah dikenal oleh konsumen),
strong brand association (memiliki asosiasi merek yang baik), perceived
quality (dipersepsikan konsumen sebagai produk berkualitas), dan brand
loyalty (memiliki pelanggan yang setia), contoh merek teh yang memenuhi
kriteria di atas, yaitu merek Sariwangi dan merek Teh Sosro.
Jumlah skor yang dicapai responden untuk harga sebesar 1.392. Skor
tersebut berada di antara kuartil 2 (median) dan kuartil 3, yang berarti bahwa
faktor harga kuat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian komoditas
teh, yang mencakup harga produk dan potongan harga.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
49/90
215
Hermawan Kartajaya (2000:210) menjelaskan, brand tetap punya
pengaruh terhadap persepsi konsumen pada kualitas produk yang
akhirnya juga berpengaruh pada besarnya pengorbanan yang mau dilakukan
konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, kalau
perusahaan memandang brand sebagai valueutama yang harus dipegang
teguh, maka penerapan dan penyempurnaan kualitas produk sesuai dengan
harga harus dipertimbangkan baik - baik, agar makin memperkuat brand
equity yang sudah dimiliki.
Jumlah skor yang dicapai responden untuk variabel saluran distribusi
sebesar 2.341. Skor tersebut berada di antara kuartil 2 (median) dan kuartil 3,
yang berarti bahwa faktor saluran distribusi kuat pengaruhnya
terhadapkeputusan pembelian komoditas teh, yang mencakup jarak/tempat
pembelian, cakupan distribusi, dan daya tarik tempat penjualan.
Titik awal dalam memilih saluran distribusi yang efektif adalah
menentukan sasaran pasar yang jelas untuk usaha pemasaran dan
menentukan kebutuhan serta pilihan pasar sasaran, terutama menyangkut
lokasi (tempat) dan biaya distribusi, menentukan siapa konsumennya,
bagaimana preferensi konsumen, dan seberapa peka mereka terhadap
perubahan harga. Menurut Keegan (1997:124), jika perusahaan ingin
memasuki pasar yang kompetitif, pilihan yang mendasar adalah
menyediakan insentif bagi agen independen yang akan merangsang
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
50/90
216
mereka untuk mempromosikan produk perusahaan
Jumlah skor yang dicapai responden untuk promosi 2.871. Skor
tersebut berada di antara kuartil 2 (median) dan kuartil 3, yang berarti bahwa
faktor promosi kuat pengaruhnya terhadap keputusan pembelian komoditas
teh, yang mencakup isi pesan dalam promosi, kejelasan informasi, daya tarik
personality, dan media yang digunakan.
Hasil penelitian Dadang Surjadi dkk.,( 2002:105) yang menyimpulkan,
televisi merupakan media yang efektif sebagai alat promosi untuk
menyampaikan informasi tentang teh dan proporsi jumlah konsumen
yang menyatakan berminat sama atau tidak berbeda dengan jumlah
konsumen yang merespon produk sesuai iklan.
Pemasaran moderen memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan
produk yang berkualitas, harga yang menarik, dan mudah dijangkau. Namun,
perusahaan harus mengkomunikasikannya dengan para stakeholder yang
ada sekarang dan potensial, serta masyarakat umum. (Kotler, 2000:550;
Best, 2000:216). Demikian halnya pendapat Hermawan Kartajaya
(2000:260), iklan memang penting bagi suatu produk, dan iklan itu sendiri
merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran.
Iklan dapat efektif asalkan pesan yang disampaikan tidak memberikan
ekspektasi, atau menyesatkan dengan memberikan janji-janji yang muluk.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
51/90
217
Brand yang akan diiklankan harus mempunyai dua tujuan: (1) cognitive
objective artinya membentuk kesan di benak konsumen, dan (2) behavior
objective artinya usaha untuk menggiring konsumen supaya bertindak
untuk membeli.
4.6 Pengaruh Faktor Internal Konsumen dan Kinerja BauranPemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Komoditas Teh olehKonsumen Rumah Tangga
4.6.1 Pengaruh Secara Simultan
Berdasarkan uji keberartian koefisien jalur secara keseluruhan
(simultan), disimpulkan bahwa variabel internal konsumen yang meliputi
budaya konsumen (X1.1), kelas sosial (X1.2), karakteristik individu(X1.3), faktor
psikologis (X1.4) dan kinerja bauran pemasaran yang meliputi produk (X2.1),
harga (X2.2), saluran distribusi (X2.3), serta promosi (X2.4), secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh
konsumen rumah tangga (Y), seperti tampak pada Tabel 4.40.
Tabel 4.40. Uji Analisis Jalur Secara Simultan
Hipotesis F hitung F tabel Kesimpulan
Faktor internal konsumen dan kinerjabauran pemasaran berpengaruh
terhadap keputusan pembeliankomoditas teh oleh konsumen rumahtangga di Provinsi Jawa Barat
68,226 1,9859
F- hitung > F-tabel, maka
Ho ditolak(Signifikan)
Tabel 4.40 menunjukkan, hasil pengujian tersebut mengindikasikan
bahwa faktor internal konsumen dan kinerja bauran pemasaran hendaknya
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
52/90
218
dirancang secara terintegrasi dan sinergis dengan mempertimbangkan
pengaruh antarvariabel dalam rangka mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen rumah tangga, seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2000:176)
dan Engel et al.,(1994:198), pemasar harus berhati-hati dalam menetapkan
keputusan mengenai target pasar, karena peran pembelian selalu berubah.
Ada lima peran yang dimainkan konsumen dalam keputusan
pembelian: (1) initiator yaitu, seseorang yang pertama kali mengusulkan
gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa, (2) influencer yaitu,
seseorang yang dipandang dapat mempengaruhi keputusan, (3) decider
yaitu, seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen
keputusan pembelian apakah membeli atau tidak membeli, bagaimana
membeli, dan di mana akan membeli, (4) buyer yaitu, orang yang
melakukan pembelian yang sesungguhnya, dan (5) user yaitu, seseorang
yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang
bersangkutan.
Gregorius Chandra (2002:92) mengemukakan, program pemasaran
(bauran pemasaran) meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang dapat
mempengaruhi permintaan terhadap produk, di antaranya mengubah harga,
memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus, menentukan
pilihan saluran distribusi, dan sebagainya. Dalam penerapannya, kerapkali
berbagai program pemasaran dipadukan atau dilaksanakan secara bersama-
sama (terintegrasi dan sinergistik) untuk mengoptimalkan penjualan.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
53/90
219
4.6.2 Pengaruh Secara Individu (Parsial)
Berdasarkan uji pengaruh secara individual (parsial) diperoleh hasil
dari ke delapan variabel tersebut budaya (X1.1), kelas sosial (X1.2), karaktristik
individu (X1.3), faktor psikologis (X1.4) produk (X2.1), harga (X2.2), saluran
distribusi (X2.3), dan promosi (X2.4), kesemuanya berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga
pada tingkat kepercayaan 95 persen. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel
4.41.
Tabel 4.41. Pengujian Hipotesis Secara Individu (Parsial)
Koef Jalur T_hitung T_Tabel Kesimpulan
PYX1.1 0.283 6.507 1.653 Signifikan
PYX1.2 0.100 2.530 1.653 Signifikan
PYX1.3 0.095 2.338 1.653 Signifikan
PYX1.4 0.182 4.182 1.653 Signifikan
PYX2.1 0.186 4.316 1.653 Signifikan
PYX2.2 0.159 3.740 1.653 Signifikan
PYX2.3 0.140 3.387 1.653 Signifikan
PYX2.4 0.242 5.605 1.653 Signifikan
Tabel 4.41 mengindikasikan, bahwa manajer pemasaran dapat
menggunakan dua atau lebih variabel di atas, untuk merancang strategi
yang dianggap lebih berpengaruh pada pengambilan keputusan konsumen
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
54/90
220
dalam rangka meningkatkan volume penjualan. Hal ini senada dengan
pendapat Gregorius Chandra (2002:93), bahwa strategi pemasaran
merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak
dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk
atau lini produk di pasar sasaran tertentu dengan mempertimbangkan
berbagai faktor internal konsumen. Berdasarkan struktur diagram jalur dapat
disajikan pada Gambar 4.11.
X1.2
X1.3
X1.4
X2.1
X2.2
X1.1
X2.3
X2.4
Y
0.2360.199
0.3400.264
0.395
0.345
0.281
0.180
0.153
0.265
0.197
0.168
0.270 0.368
0.218
0.020
0.195
0.130
0.2900.188
0.302
0.362
0.3470.317
0.3810.186
0.314
0.299
0.514
0.283
0.100
0.095
0.182
0.186
0.159
0.140
0.242
Gambar 4.11. Struktur Diagram Jalur
Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran,
sebab setiap variabel program pemasaran (bauran pemasaran) memiliki
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
55/90
221
pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan. Oleh sebab itu,
dibutuhkan mekanisme yang dapat mengkoordinasi program-program
pemasaran.
Mengacu pada Gambar 4.11 dapat dijelaskan, kontribusi besarnya
pengaruh masing-masing sub-variabel baik secara langsung maupun tidak
langsung, disajikan pada Tabel 4.42.
Tabel 4.42. Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung (X1.1)
Terhadap (Y)
Pengaruh Langsung dan tidak Langsung X1.1 terhadap Y Besarnya Kontribusi (%)
X1.1 langsung PYX1.1.PYX1.1 8,03
X1.1 melalui X1.2 PYX1.1 rX1.1X1.2 PYX1.2 0,67
X1.1 melalui X1.3 PYX1.1 rX1.1X1.3 PYX1.3 0,54
X1.1 melalui X1.4 PYX1.1 rX1.1X1.4 PYX1.4 1,76
X1.1 melalui X2.1 PYX1.1 rX1.1X.2.1 PYX2.1 1,39
X1.1 melalui X2.2 PYX1.1 rX1.1X2.2 PYX2.2 1,78
X1.1 melalui X2.3 PYX1.1 rX1.1X2.3 PYX2.3 1,37
X1.1 melalui X2.4 PYX1.1 rX1.1X2.4 PYX2.4 1,93
Total Pengaruh X1.1 terhadap Y 17,46
Tabel 4.42 memperlihatkan, hasil analisis koefisien jalur berdasarkan
besarnya pengaruh langsung maupun tidak langsung budaya (X1.1) terhadap
keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga di Jawa
Barat (Y) 17,40 persen. Hal ini mengindikasikan, bahwa aspek budaya
dalam rumah tangga merupakan penentu keinginan dan perilaku yang
mendasar untuk mengkonsumsi teh. Kebiasaan minum teh yang dilakukan
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
56/90
222
anggota keluarga dalam rumah tangga mencerminkan suatu budaya yang
turun temurun, sejak teh diperkenalkan di Indonesia pada zaman Belanda.
Perubahan budaya dapat mempengharuhi berbagai makna budaya
dalam masyarakat dalam suatu proses yang berkesinambungan. Perubahan
dalam nilai-nilai yang dianut membawa pada kepercayaan dan sikap baru
terhadap produk yang dapat mengkomunikasikan perbedaan sosial yang
dimilkinya yang berakibat pada perubahan dalam perilaku pembelian (Wilkie,
1994:311 dan Nugroho J. Setiadi, 2003: 331).
Tabel 4.43. Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung(X1.2)Terhadap (Y)
Pengaruh Langsung dan tidak Langsung X1.2 terhadap Y Besarnya Kontribusi (%)
X1.2 langsung PYX1.2.PYX1.2 1,00
X1.2 melalui X1.1 PYX1.2 rX1.2X1.1 PYX1.1 0,67
X1.2 melalui X1.3 PYX1.2 rX1.2X1.3 PYX1.3 0,17
X1.2 melalui X1.4 PYX1.2 rX1.2X1.4 PYX1.4 0,28
X1.2 melalui X2.1 PYX1.2 rX1.2X.2.1 PYX2.1 0,49
X1.2 melalui X2.2 PYX1.2 rX1.2X2.2 PYX2.2 0,31
X1.2 melalui X2.3 PYX1.2 rX1.2X2.3 PYX2.3 0,23
X1.2 melalui X2.4 PYX1.2 rX1.2X2.4 PYX2.4 0,65
Total Pengaruh X1.2 terhadap Y 3,81
Tabel 4.43 menunjukkan, bahwa hasil analisis koefisien jalur
berdasarkan besarnya pengaruh langsung maupun tidak langsung kelas
sosial (X1.2) terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen
rumah tangga di Jawa Barat (Y) 3,81 persen. Hal ini mencerminkan kelas
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
57/90
223
sosial menunjukkan preferensi mereka terhadap produk dan merek, seperti
yang dikemukakan Kotler (2000: 162), beberapa pemasar memusatkan
perhatian kepada pelanggan kelas atas, sementara perusahaan lain
memusatkan perhatian pada kelas bawah sebagai target pasarnya.
Perbedaan target pasar tersebut mempunyai implikasi yang berbeda pula
dalam strategi bauran pemasarnnya.
Konsumen yang berada pada kelas yang sama akan menunjukkan
persamaan dalam nilai-nilai yang dianut, gaya hidup dan perilaku yang sama.
Kelas sosial mengelompokkan keluarga atau rumah tangga, karena semua
anggota keluarga menggambarkan persamaan nilai-nilai yang dianut,
penggunaan pendapatan dan daya beli yang sama.
Pemasar sangat tertarik untuk mengetahui kelas-kelas sosial yang
ada di dalam suatu masyarakat, karena kelas sosial akan mempengaruhi apa
yang dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen atau sebuah keluarga.
Menurut Ujang Sumarwan, (2004:219) dan Nugroho J. Setiadi
(2003:300), menjelaskan bahwa kelas sosial memiliki ciri, antara lain: (1)
orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung bertingkah laku lebih
seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda; dan (2)
orang-orang merasa menempati posisi yang inferior atau superior
sehubungan dengan kelas sosial mereka.
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
58/90
224
Tabel 4.44. Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung(X1.3) Terhadap (Y)
Pengaruh Langsung dan tidak Langsung X1.3terhadap Y
Besarnya Kontribusi(%)
X1.3langsung PYX1.3.PYX1.3 0,90
X1.3 melaluiX1.1 PYX1.3rX1.3X1.1PYX1.1 0,54
X1.3melaluiX1.2 PYX1.3rX1.3X1.2PYX1.2 0,17
X1.3melaluiX1.4 PYX1.3rX1.3X1.4PYX1.4 0,64
X1.3 melaluiX2.1 PYX1.3rX1.3X.2.1PYX2.1 0,38
X1.3melaluiX2.2 PYX1.3rX1.3X2.2PYX2.2 0,03
X1.3melaluiX2.3 PYX1.3rX1.3X2.3PYX2.3 0,26
X1.3melaluiX2.4 PYX1.3rX1.3X2.4PYX2.4 0,30
Total PengaruhX1.3terhadapY 3,21
Tabel 4.44 memperlihatkan, hasil analisis koefisien jalur berdasarkan
besarnya pengaruh langsung maupun tidak langsung karakteristik indivudu
(X1.3) terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah
tangga di Jawa Barat (Y) 3,21 persen. Hal ini mengindikasikan, bahwa
karakteristik individu mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pengambilan keputusan.
Engel et al., (1994: 253) dan Nugroho J. Setadi (2003:129), untuk
merencanakan program pemasaran, yaitu mulai dari merancang produk,
mengkomunikasikannya kepada konsumen dan mendistribusikannya kepada
pemakai akhir, pemasar dapat menggunakan faktor kepribadian dan gaya
hidup (life style),karena sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap
suatu produk (misalnya hanya menyukai merek teh Sosro) mencerminkan
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
59/90
225
gaya hidupnya dan dapat juga dilihat dari pendapatnya tentang sesuatu objek
tertentu.
Tabel 4.45. Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung (X1.4)
Terhadap (Y)
Pengaruh Langsung dan tidak Langsung X1.4terhadap Y
Besarnya Kontribusi(%)
X1.4langsung PYX1.4.PYX1.4 3,32
X1.4 melaluiX1.1 PYX1.4rX1.4X1.1PYX1.1 1,76
X1.4melaluiX1.2 PYX1.4rX1.4X1.2PYX1.2 0,28
X1.4melaluiX1.3 PYX1.4rX1.4X1.3PYX1.3 0,64
X1.4 melaluiX2.1 PYX1.4rX1.4X.2.1PYX2.1 0.98
X1.4melaluiX2.2 PYX1.4rX1.4X2.2PYX2.2 0,54
X1.4melaluiX2.3 PYX1.4rX1.4X2.3PYX2.3 0,77
X1.4melaluiX2.4 PYX1.4rX1.4X2.4PYX2.4 1,60
Total PengaruhX1.4terhadapY 9,89
Tabel 4.45 memperlihatkan, hasil analisis koefisien jalur berdasarkan
besarnya pengaruh langsung maupun tidak langsung faktor psikologis
(X1.4) terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah
tangga di Jawa Barat (Y) 9,89 persen. Hal ini mengindikasikan, bahwa faktor
psikologis mempunyai peranan yang sangat penting yang mendorong
konsumen dalam memutuskan apakah mengkonsumsi minuman teh atau
tidak.
Nugroho J Setiadi (2003:95), menjelaskan bahwa perilaku yang
termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan
kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokkan
-
7/24/2019 rosidaadamunpadbab42
60/90
226
yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan
atau yang disukai. Semakin kuat dorongan tersebut, maka semakin besar
pula urgensi respons yang dirasakan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
yang dirasakan konsumen (felt need) dapat dimunculkan oleh faktor diri
konsumen sendiri. Kebutuhan yang dirasakan dibedakan kepada manfaat
yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk.
Pertama, kebutuhan utilitarian (utilitarian needs), yang mendorong
konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik
objektif dari produk tersebut. Ke dua, kebutuahan exspresive atau hedonik
(hedonic needs) yaitu kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas,
gengsi, emosi, dan perasaan subjektif lainnya (Lamb et al., 2001:228 dan
Ujang Sumarwan, 2004:36).
Tabel 4.46. Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung (X2.1) Terhadap (Y)
Pengaruh Langsung dan tidak Langsung X2.1 terhadap Y Besarnya Kontribusi (%)
X2.1 langsung PYX2.1.PYX2.1 3,46
X2.1 melalui X1.1 PYX2.1 rX2.1X1.1 PYX1.1 1,39
X2.1 melalui X1.2 PYX2.1 rX2.1X1.2 PYX1.2 0,49
X2.1 melalui X1.3 PYX2.1 rX2.1X1.3 PYX1.3 0,38
X2.1 melalui X1.4 PYX2.1 rX2.1X.1.4 PYX2.1 0,98
X2.1 melalui X2.2 PYX2.1 rX2.1X2.2PYX2.2 1,02
X2.1 melalui X2.3 PYX2.1 rX2.1X2.3 PYX2.3 0,83
X2.1 melalui X2.4 PYX2.1 rX2.1X2.4 PYX2.4 1,72
Total Pe